ANALISIS PENGARUH RASIO PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM EMITEN LQ45 YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2005-2008 Indah Nurmalasari Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No.100, Depok 16423 ABSTRAK Harga saham mencerminkan nilai dari suatu perusahaan. Jika perusahaan mencapai prestasi yang baik, maka saham perusahaan tersebut akan banyak diminati oleh para investor. Prestasi baik yang dicapai perusahan dapat dilihat di dalam laporan keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan (emiten). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis terjadinya pengaruh pada harga saham. Informasi laba perusahaan yang meliputi ROA, ROE, NPM, dan EPS adalah variabel yang diduga mempengaruhi harga saham tahun 2005-2008. Unit analisis yang digunakan adalah perusahaan emiten LQ45 diakhir tahun 2005-2008. Pengujian terhadap penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji asumsi klasik, yang terdiri dari 3 asumsi dasar, yaitu autokorelasi, multikoliniearitas, dan heteroskedastisitas. Setelah itu dilakukan uji regresi linier berganda yang dilakukan untuk menentukan persamaan regresi yang menunjukkan hubungan variabel terikat yang ditentukan dengan dua atau lebih variabel bebas. Uji F yang dilakukan untuk mengetahui apakah empat variabel bebas secara bersamasama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat. Dan yang terakhir Uji-t digunakan untuk melihat signifikansi dari pengaruh variabel bebas secara individu terhadap variabel terikat dengan menganggap variabel lain bersifat konstan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Return On Asset (ROA) dan Earning Per Share (EPS) memilki berpengaruh terhadap harga saham secara parsial dengan tingkat sig (0,000 dan 0,004) sedangkan rasio keuangan yang lainnya tidak berpengaruh.Untuk rasio keuangan yang terdiri dari NPM, ROE, ROI dan EPS berpengaruh secara bersama-sama terhadap harga saham pada tahun 2005-2008.
Kata kunci : Rasio Profitabilitas, Harga Saham. PENDAHULUAN Dalam pembangunan perekonomian suatu negara dibutuhkan biaya atau dana yang tidak sedikit. Dana tersebut dapat diperoleh dari pinjaman maupun modal sendiri, yang dalam penggunaannya dana dapat dialokasikan sebagai suatu investasi, di mana investasi di sini dapat diartikan sebagai penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang. Sehubungan dengan investasi pada pasar modal, pemerintah Indonesia beranggapan bahwa pasar modal merupakan sarana yang dapat mendukung percepatan pembangunan ekonomi Indonesia. Hal ini dimungkinkan karena pasar modal menggalang pergerakan dana jangka panjang dari masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan pada sektor-sektor yang produktif
dengan harapan sektor tersebut dapat berkembang dan menghasilkan lapangan perkerjaan yang baru bagi masyarakat. Sebelum melakukan suatu investasi, para investor perlu mengetahui dan memilih sahamsaham mana yang dapat memberikan keuntungan paling optimal bagi dana yang diinvestasikan. Dalam kegiatan analisis dan memilih saham, para investor memerlukan informasi-informasi yang relevan dan memadai melalui laporan keuangan perusahaan. Sehubungan dengan hal itu, Bapepam melalui Keputusan Ketua Bapepam No. Kep. 38/PM/1996 tentang laporan tahunan, telah mewajibkan para emiten untuk menyampaikan laporan tahunan agar terdapat transparansi dalam pengungkapan berbagai informasi yang berhubungan dengan kinerja emiten yang bersangkutan melalui Keputusan Ketua Bapepam No. Kep. 38/PM/1996 tentang laporan tahunan. Informasi yang terdapat pada laporan keuangan sangat berguna bagi pihak-pihak yang mempunyai kepentingan di perusahaan tersebut, contohnya manajemen sebagai pihak intern perusahaan menggunakan laporan keuangan sebagai dasar pengukuran kinerja perusahaan. Bagi pihak ekstern, seperti investor menggunakan laporan keuangan untuk membantu kegiatan investasi di pasar modal. Pasar modal merupakan wahana bagi pihak yang memerlukan dana (borrower) dengan pihak yang kelebihan dana (Lender). Harga saham mencerminkan juga nilai dari suatu perusahaan. Jika perusahaan mencapai prestasi yang baik, maka saham perusahaan tersebut akan banyak diminati oleh para investor. Prestasi baik yang dicapai perusahan dapat dilihat di dalam laporan keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan (emiten). Emiten berkewajiban untuk mempublikasikan laporan keuangan pada periode tertentu. Laporan keuangan ini sangat berguna bagi investor untuk membantu dalam pengambilan keputusan investasi, seperti menjual, membeli, atau menanam saham. Untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, analisis keuangan memerlukan beberapa tolak ukur. Tolak ukur yang sering dipakai adalah rasio atau indeks, yang menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya. Analisis dan interprestasi dari macam-macam rasio dapat memberikan informasi yang lebih baik tentang kondisi keuangan dan prestasi keuangan perusahaan bagi para analisis yang lebih ahli dan berpengalaman dibandingkan analisis yang hanya didasarkan atas data keuangan sendiri-sendiri yang tidak berbentuk rasio. Dengan melihat pentingnya informasi rasio-rasio keuangan perusahaan, maka perlu untuk ditelusuri apakah Return On Assets (ROA) Return On Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), dan Earning Per Share (EPS) mempunyai pengaruh terhadap harga saham. Selanjutnya ditetapkan untuk judul penelitian skripsi adalah “ ANALISIS PENGARUH RASIO PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM EMITEN LQ45 YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2005 - 2008” Dari latar belakang yang sudah diuraikan di atas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut:
1. Permasalahan yang akan dianalisis yaitu mengenai Tingkat rasio profitabilitas yang terdiri dari Return On Assets (ROA) Return On Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Earning Per Share (EPS) terhadap harga saham pada perusahaan LQ45 tahun 2005-2008 . 2. Salah satu dari keempat rasio profitabilitas berikut; Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), dan Earning Per Share (EPS), memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham LQ45 tahun 2005 - 2008 Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui tingkat rasio profitabilitas yang terdiri dari Return On Assets (ROA) Return On Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Earning Per Share (EPS), dan harga saham pada perusahaan LQ45. 2. Menguji pengaruh antara rasio profitabilitas yang terdiri dari Return On Assets (ROA) Return On Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), dan Earning Per Share (EPS) terhadap harga saham pada perusahaan LQ45. TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Pengertian Saham Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut (Darmadji dan Fakhruddin, 2001). Menurut Weston dan Copeland (1998) Saham adalah tanda penyertaan modal pada perseroan terbatas seperti yang telah diketahui bahwa tujuan pemodal membeli saham untuk memperoleh penghasilan dari saham tersebut. Masyarakat pemodal itu dikategorikan sebagai investor dan spekulator. Investor di sini adalah masyarakat yang membeli saham untuk memiliki perusahaan dengan harapan mendapatkan dividen dan capital gain dalam jangka panjang, sedangkan spekulator adalah masyarakat yang membeli saham untuk segera dijual kembali bila situasi kurs dianggap paling menguntungkan seperti yang telah diketahui bahwa saham memberikan dua macam penghasilan yaitu dividen dan capital gain. Selembar saham mempunyai nilai atau harga dan dapat dibedakan menjadi 3 (tiga), yaitu : a. Harga Nominal Harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang ditetapkan oleh emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan. Besarnya harga nominal memberikan arti penting saham karena dividen minimal biasanya ditetapkan berdasarkan nilai nominal. b. Harga Perdana Harga ini merupakan pada waktu harga saham tersebut dicatat di bursa efek. Harga saham pada pasar perdana biasanya ditetapkan oleh penjamin emisi (underwriter) dan emiten. Dengan demikian akan diketahui berapa harga saham emiten itu akan dijual kepada masyarakat biasanya untuk menentukan harga perdana. c. Harga pasar Kalau harga perdana merupakan harga jual dari perjanjian emisi kepada investor, maka harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor yang lain. Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatatkan di bursa. Transaksi di sini tidak lagi melibatkan emiten dari penjamin emisi harga ini yang disebut sebagai harga di pasar sekunder dan harga
inilah yang benar–benar mewakili harga perusahaan penerbitnya, karena pada transaksi di pasar sekunder, kecil sekali terjadi negosiasi harga investor dengan perusahaan penerbit. Harga yang setiap hari diumumkan di surat kabar atau media lain adalah harga pasar. Indeks LQ45 Indeks LQ45 merupakan perwakilan lebih dari 70 persen total kapitalisasi Bursa Efek Indonesia dan mencakup 60 saham yang paling banyak diperdagangkan setiap harinya, dalam hitungan nilai, selama periode 12 bulan. Saham perusahaan yang tercatat dalam indeks ini dipilih secara seksama, dengan likuiditas menjadi indikator utama karena dianggap sebagai penunjuk kinerja yang solid dan mencerminkan nilai pasar sebenarnya. Begitu terpilih, saham-saham tersebut dipantau dengan ketat dan kinerja kuartalan mereka dievaluasi. Berdasarkan data yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (2008), untuk dapat masuk dalam pemilihan suatu saham harus memenuhi kriteria tertentu dan melewati seleksi utama sebagai berikut : 1. Telah tercatat di BEI minimal 3 bulan 2. Masuk dalam 60 saham berdasarkan nilai transaksi di pasar reguler 3. Dari 60 saham tersebut, 30 saham dengan nilai transaksi terbesar secara otomatis akan masuk dalam perhitungan indeks LQ45 4. Untuk mendapatkan 45 saham akan dipilih 15 saham lagi dengan menggunakan kriteria Hari Transaksi di Pasar Reguler, Frekuensi Transaksi di Pasar Reguler dan Kapitalisasi Pasar. Metode pemilihan 15 saham tersebut adalah: Dari 30 sisanya, dipilih 25 saham berdasarkan Hari Transaksi di Pasar Reguler. Dari 25 saham tersebut akan dipilih 20 saham berdasarkan Frekuensi Transaksi di Pasar Reguler Dari 20 saham tersebut akan dipilih 15 saham berdasarkan Kapitalisasi Pasar, sehingga akan didapat 45 saham untuk perhitungan indeks LQ45 5. Selain melihat kriteria likuiditas dan kapitalisasi pasar tersebut di atas, akan dilihat juga keadaan keuangan dan prospek pertumbuhan perusahaan tersebut. Bursa Efek Indonesia secara rutin memantau perkembangan kinerja komponen saham yang masuk dalam penghitungan indeks LQ45. Setiap tiga bulan sekali dilakukan evaluasi atas pergerakan urutan saham-saham tersebut. Penggantian saham akan dilakukan setiap enam bulan sekali, yaitu pada awal bulan Februari dan Agustus. Untuk menjamin kewajaran (fairness) pemilihan saham, BEI juga dapat minta pendapat kepada komisi penasehat yang terdiri dari para ahli dari Bapepam, Universitas dan profesional di bidang pasar modal yang independen.
Return On Assets (ROA) Menurut Riyadi (2006), Return on assets adalah perbandingan antara keuntungan sebelum biaya bunga dan pajak (EBIT = Earning before interest and taxes) dengan seluruh aktiva atau kekayaan perusahaan. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dengan seluruh modal yang ada didalamnya untuk menghasilkan keuntungan, dengan menggunakan data yang ada pada Neraca dan Perhitungan Laba Rugi pada perusahaan tersebut.
Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Laba Sebelum Bunga dan Pajak ROA = Total Aktiva
Return On Equity (ROE) Return On Equity (ROE) digunakan untuk mengukur besarnya pengembalian terhadap investasi para pemegang saham. Angka tersebut menunjukkan seberapa baik manajemen memanfaatkan investasi para pemegang saham. Tingkat ROE memiliki hubungan yang positif dengan harga saham, sehingga semakin besar ROE semakin besar pula harga saham karena besarnya ROE memberikan indikasi bahwa pengembalian yang akan diterima investor akan tinggi sehingga investor akan tertarik untuk membeli saham tersebut dan hal itu menyebabkan harga pasar saham cenderung naik (Harahap, 2007). Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Laba Bersih ROE = Modal Sendiri Net Profit Margin (NPM) Net Profit Margin merupakan perbandingan antara laba bersih dengan penjualan. Rasio ini sangat penting bagi manajer operasi karena mencerminkan strategi penetapan harga penjualan yang diterapkan perusahaan dan kemampuannya untuk mengendalikan beban usaha. Semakin besar Net Profit Margin berarti semakin efisien perusahaan tersebut dalam mengeluarkan biayabiaya sehubungan dengan kegiatan operasinya. (Weston dan Copeland, 1998). Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Laba Bersih NPM = Total Penjualan
Earning Per Share (EPS) Rasio Earning Per Share digunakan untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi para pemilik perusahaan. Angka tersebut adalah jumlah yang disediakan bagi para pemegang saham umum setelah dilakukan pembayaran seluruh biaya dan pajak untuk periode akuntansi terkait. Rasio diatas menunjukkan bahwa Rp.1,- dari laba bersih yang dilaporkan menghasilkan pendapatan bagi para pemegang saham biasa beredar sebesar Rp.xxx,- per lembar saham. Jika rasio yang didapat rendah berarti perusahaan tidak menghasilkan kinerja yang baik dengan memperhatikan pendapatan. Pendapatan yang rendah karena penjualan yang tidak lancar atau berbiaya tinggi. Jika rasio yang didapat tinggi berarti perusahaan dapat dikatakan sudah mapan (mature). (Harahap, 2007)
Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Laba Bersih EPS = Jumlah Lembar Saham Biasa
Variabel data yang digunakan berupa independent variabel (variabel bebas) yang terdiri dari Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), dan Earning Per Share (EPS) serta dependent variabel (variabel tidak bebas) yaitu harga saham. Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah : Ho : Tidak ada pengaruh secara signifikan antara ROA, ROE, NPM, EPS secara bersama-sama terhadap harga saham H1 : Ada pengaruh secara signifikan antara ROA, ROE, NPM, EPS secara bersama-sama terhadap harga saham METODE PENELITIAN Data yang digunakan yaitu data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan LQ45 yang diperoleh melalui pengunduhan internet dengan alamat situs www.idx.co.id serta informasiinformasi yang terkait dengan penelitian ini yang terdapat di media cetak atau media massa lainnya. Teknik analisis yang digunakan yaitu regresi linier berganda yang terdiri dari satu variabel dependen (Y) dan empat variabel independen (X1- X4). Y = α + β 1 X1 + β2 X2 + β 3 X3+ β 4 X4 + ℮ …………………….. (1) Di mana : Y = Harga saham α = Konstanta X1 = Return On Investment (ROI) X2 = Return On Equity (ROE) X3 = Net Profit Margin (NPM) X4 = Earning Per Share (EPS) e = Kesalahan pengganggu β1-4 = Koefisien Regresi HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengaruh Return On Asset (ROA) Terhadap Harga Saham Return On Asset (ROA) adalah perbandingan antara laba sebelum bunga dan pajak dengan total aktiva. Hasil dari Uji-t diketahui bahwa Return On Asset (ROA) terhadap harga saham mempunyai pengaruh yang signifikan dan hubungan positif. Saat laba sebelum bunga dan pajak naik dan total aktiva turun maka ROA akan naik, semakin besar ROA semakin besar tingkat keuntungan yang dicapai perusahaan. Ini menunjukkan bahwa manajemen dapat menggunakan
total aktiva perusahaan dengan baik (aktiva lancar dan aktiva tetap) dan pada akhirnya akan meningkatkan harga saham perusahaan sehingga menarik banyak investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan LQ45. Pengaruh Return On Equity (ROE) Terhadap Harga Saham Return On Equity (ROE) adalah perbandingan antara laba bersih dengan modal sendiri. Hasil dari Uji-t diketahui bahwa Return On Equity (ROE) terhadap harga saham tidak memiliki pengaruh yang signifikan. Saat laba bersih turun dan modal naik maka ROE akan turun. Hal ini berarti dari total modal yang ada tidak dapat mempengaruhi perubahan harga saham. Dengan jumlah equity yang tinggi maka mengakibatkan banyak dana yang kurang produktif sehingga perlu adanya pengalokasian dana yang dapat menghasilkan keuntungan, seperti memperluas lahan usaha atau menambah peralatan pabrik. Pengaruh Net Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham Net Profit Margin (NPM) adalah perbandingan antara laba bersih perusahaan dengan pendapatan operasional perusahaan. Hasil dari Uji-t diketahui bahwa Net Profit Margin (NPM) terhadap harga saham tidak memiliki pengaruh yang signifikan dan hubungan negatif. Saat laba bersih naik, total penjualan pun akan naik hal ini disebabkan karena tingginya biaya yang dikeluarkan sehingga NPM tidak memiliki pengaruh terhadap harga saham. Hal ini berarti manajemen mengalami kegagalan dalam hal operasional (penjualan) dan ini akan mengakibatkan mengurangnya kepercayaan investor untuk berinvestasi dalam perusahaan LQ45. Pengaruh Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham Earning Per Share (EPS) adalah keuntungan setelah dikurangi pajak pendapatan, dengan cara membagi jumlah keuntungan yang tersedia untuk pemegang saham biasa dengan jumlah lembar saham biasa yang beredar. Saat laba bersih naik dan jumlah lembar biasa turun maka EPS naik.Hasil dari Uji-t diketahui bahwa Earning Per Share (EPS) terhadap harga saham mempunyai pengaruh yang signifikansi dan hubungan positif. Semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk mendistribusikan pendapatan kepada pemegang sahamnya, semakin besar keberhasilan usaha yang dilakukannya. KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil analisis pada bab sebelumnya mengenai pengaruh rasio profitabilitas terhadap harga saham, dapat disimpulkan bahwa : 1. Dapat diketahui bahwa nilai rata-rata rasio profitabilitas secara umum yang terdiri dari Return On Assets (ROA) adalah 22,44%, Return On Equity (ROE) adalah 12,87%, Net Profit Margin (NPM) adalah 8.04%, dan Earning Per Share (EPS) adalah Rp. 470,39,- hal ini menunjukkan bahwa keempat rasio ini memilki dampak yang positif untuk perubahan harga saham, semakin tinggi rasio profitabilitas maka semakin tinggi pula harga saham yang dihasilkan. Sedangkan untuk nilai harga saham secara umum pada tahun 2005-2008 sebesar Rp. 10.036,- ini berarti harga saham pada periode tersebut memiliki tingkat harga yang cukup baik dan hal ini dipengaruhi oleh empat rasio profitabilitas di atas. 2. Hasil uji regresi bersama-sama (Uji F) diketahui bahwa ROA, ROE, NPM, dan EPS memiliki pengaruh yang signifikan yaitu dengan nilai F hitung > F tabel (14,127>2,507),
3.
sehingga dapat disimpulkan bahwa harga saham dapat dipengaruhi oleh rasio profitabilitas, semakin tinggi rasio ini maka semakin tinggi pula harga saham yang dihasilkan. Secara parsial dari keempat variabel independen Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), dan Earning Per Share (EPS) yang memiliki pengaruh terhadap variabel dependen (harga saham) adalah ROA dengan hasil pengujian t hitung > t tabel (4,278 > 1,996) dan EPS t hitung > t tabel (2,983 > 1,996) sehingga Ho ditolak, ini berarti ada pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga saham. Oleh karena itu dapat disimpulkan untuk ROA, pada saat laba bersih mengalami peningkatan dan jumlah aktiva yang dihasilkan mengalami penurunan sehingga ROA akan mengalami peningkatan sehingga berpengaruh terhadap perubahan harga saham, semakin tinggi rasio ini maka semakin tinggi pula harga saham yang dihasilkan. Untuk EPS, saat laba bersih naik maka jumlah lembar saham turun maka EPS akan naik hal ini akan berpengaruh terhadap harga saham, semakin tinggi rasio ini maka semakin tinggi pula harga saham yang dihasilkan.
Saran Berdasarkan hasil kesimpulan di atas diberikan saran sebagai berikut: 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi investor dalam melakukan investasi saham pada perusahaan LQ45 dengan melihat kondisi perusahaan melalui rasio profitabilitas. 2. Bagi penelitian berikutnya diharapkan dapat memperpanjang periode pengamatan dan menambahkan variabel untuk diteliti agar hasil penelitian yang diperoleh akan lebih maksimal dan kesalahan lebih sedikit.
DAFTAR PUSTAKA Darmadji, M. dan M. Fakhrudin. 2001, Perangkat dan Model Analisis Investasi di Pasar Modal, Jakarta : PT. Elex Media Komputindo Gujarati, 1995. Ekonometrika Dasar. Jakarta: Erlangga Harahap, Sofyan Syafri. 2007. Analisis Kritis atas Lapoan Keuangan. Jakarta: PT Raja Grasindo Persada. Hasan, Iqbal M. 2002, Pokok – Pokok Materi Statistik 2 (Statistik Inferensif), Jakarta : Bumi Aksara Husnan, Suad dan Enny Pudjiastuti. 2002. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Edisi ketiga. Yogyakarta: YKPN Nugroho, Bhuono Agung. 2005, Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian dengan SPSS, Yogyakarta : Andi Riyadi, Selamet. 2006. Banking Assets and Liability Management. Edisi 3. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi 4, Yogyakarta: BPFE. Sasongko Noer dan Nila Wulandari 2006, Pengaruh EVA dan Profitabilitas terhadap harga saham, Universitas Muhammadiah Surakarta Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : CV. Alfabeta Sutrisno, Budi, dan Retno, 2001, Informasi Laba Perusahaan Hubungannya dengan Dinamika Perubahan Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur Di BEJ Tahun 2001, Jurnal Ekonomi Triyana, Yeni, 2008, Pengaruh Informasi Laba Perusahaan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan LQ45 yang Terdaftar di BEI Tahun 2001 dan 2004, Universitas Gunadarma Weston, J. Fred dan Eugene F Brigham. 2001. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Edisi 9. Jakarta: Erlangga. Weston, J. Fred dan Thomas E. Copeland. 1999. Manajemen Keuangan. Edisi 8, Jakarta: Bina Rupa Aksara. www.idx.co.id