PENGARUH NORMA KELOMPOK TERHADAP PERILAKU MENYIMPANG DI TEMPAT KERJA : EFIKASI DIRI SEBAGAI MODERATOR PADA PT. BANK X, TBK Andi Ainun Rachmayanti Binus University, Jakarta, Indonesia,
[email protected]
Dr. Nugroho Juli Setiadi, SE., MM (Dosen Pembimbing) Binus University, Jakarta, Indonesia
ABSTRACT PT. Bank X, Tbk is an organization that provides service in the banking industry, with its main office being housed in Jakarta. The purpose of this research is to gain information on the influence of group norms on workplace deviant behavior, and the influence of group norms on workplace deviant behavior with self-efficacy as a moderator. The gathering of secondary data is achieved through library research, internet and journals. The methods of analysis used in this research are through simple regression analysis and hierarchical regression with moderator. From 200 questionnaires distributed, respondents returned only numbered 86. However, when analyzing the respondents used in this study only as many as 84 this is due to the presence of outliers and thus required to reduce respondent. Based on the result of this research, it is know that there os a significantly negative influence between the group norms on workplace deviant behavior. However, it is shown that self – efficacy can’t be the moderator or the independent variable on this research. After further analysis to determine the role of self-efficacy in this study, it was found that self-efficacy can serve as the dependent variable in this study to make the norms of the group as the independent variable. Keywords: Workplace Deviant Behavior, Group Norms, Self-efficacy
ABSTRAK PT. Bank X, Tbk merupakan organisasi penyedia jasa yang bergerak dalam bidang industri perbankan yang berkantor pusat di Jakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah pengaruh norma kelompok terhadap perilaku menyimpang dan apakah efikasi diri akan memoderasi hubungan antara norma kelompok dan perilaku menyimpang. Pengumpulan data sekunder dilakukan melalui studi pusttaka, media internet dan jurnal. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi sederhana dan regresi hirarkikal dengan moderasi. Dari 200 kuesioner yang telah disebarkan, responden yang kembali hanya berjumlah 86. Namun, ketika melakukan analisis responden yang digunakan dalam penelitian ini hanya sebanyak 84 hal ini dikarenakan adanya outliers sehingga dengan demikian diharuskan untuk mengurangi responden. Berdasarkan hasil analisis diketahui terdapat pengaruh yang negatif siginifikan antara norma kelompok terhadap perilaku menyimpang di tempat kerja. Serta efikasi diri tidak dapat berperan sebagai variabel moderator ataupun bahkan variabel independen dalam penelitian ini. Setelah dilakukan analisis lagi untuk mengetahui peran efikasi diri dalam penelitian ini, ditemukan bahwa efikasi diri dapat berperan sebagai variabel dependen dalam penelitian ini dengan menjadikan norma kelompok sebagai variabel independen.
Kata kunci : Perilaku Menyimpang di Tempat Kerja, Workplace Deviant Behavior, Norma Kelompok, Group Norms, Efikasi Diri, Self-Efficacy
1
PENDAHULUAN Banyaknya jumlah karyawan yang ada di dalam suatu organisasi akan menimbulkan beragam perilaku-perilaku yang diperlihatkan oleh tiap-tiap karyawan yang ada. Beragamnya perilaku karyawan di tempat kerja, bisa sesuai dengan norma organisasi bahkan tidak sesuai dengan norma organisasi. Perilaku yang tidak sesuai dengan norma dapat dikatakan sebagai perilaku yang menyimpang atau dikenal dengan workplace deviant behavior (WDB). Ada dua jenis perilaku menyimpang, diantaranya adalah perilaku menyimpang yang positif dan perilaku menyimpang yang negatif. Fokus pada penelitian ini adalah hanya pada perilaku menyimpang yang negatif. Hal ini disebabkan karena perilaku menyimpang yang negatif akan menghasilkan kerugian bagi organisasi dan akan mengurangi kinerja dari tiap-tiap individu ataupun karyawan di organisasi tersebut. Perilaku menyimpang yang dimaksud tidak hanya berupa perilaku kriminal seperti pencurian/perampokan, pembunuhan, sabotase dan seperti perilaku kejahatankejahatan lainnya. Yang dimaksud dengan perilaku menyimpang di tempat kerja adalah perilaku sukarela yang melanggar norma-norma organisasi yang signifikan dan dengan demikian mengancam kesejahteraan atau anggota-anggotanya (Robinson dan Bennet dalam Robbins & Judge 2012:317). Belakangan ini perilaku menyimpang di tempat kerja telah menjadi perhatian penting bagi para peneliti-peneliti, dan juga merupakan pokok perhatian yang harus diperhatikan bagi tiap-tiap organisasi. Beberapa penelitian terdahulu mengenai perilaku menyimpang di tempat kerja menyebutkan bahwa tidak hanya dampak finansial yang akan diakibatkan oleh perilaku menyimpang di tempat kerja, tetapi perilaku menyimpang di tempat kerja juga akan berdampak pada efek sosial dan psikologi bagi tiap-tiap organisasi maupun anggotanya (Hollinger & Clark, 1982; Hollinger & Clark, 1983; Murphy, 1993; Fagbohungbe & Akinbode & Ayodeji, 2012). Salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya perilaku menyimpang di tempat kerja adalah pelanggaran norma-norma yang dilakukan oleh karyawan. Norma merupakan standar perilaku yang dapat diterima dan dibagikan oleh anggotanya yang menyatakan bahwa mereka harus atau harus tidak melakukan dalam situasi tertentu (Robbins & Judge 2012:314). Karyawan yang melanggar norma organisasi cenderung akan memperlihatkan perilaku yang menyimpang. Menyebarkan kabar yang belum tentu benar (rumours), berbohong mengenai jam kerja, berbohong, bisa dikatakan sebagai bentuk dari pelanggaran norma-norma yang akan berakibat pada terjadinya perilaku yang menyimpang. Disamping itu, perilaku menyimpang di tempat kerja dipengaruhi juga oleh kemampuan dari masing-masing karyawan ataupun individu dalam menghadapi suatu situasi. Efikasi diri merupakan keyakinan individu mengenai kemampuannya untuk mengerahkan motivasi, sumber daya kognitif, dan tindakan yang diperlukan untuk berhasil melaksanakan tugas tertentu dalam konteks tertentu (Bandura dalam Malik, 2013). Menurut Bandura (dalam Robbins & Judge 2012:250), individu yang memiliki efikasi diri yang tinggi tampaknya akan menanggapi umpan balik yang negatif dengan meningkatkan usahanya dan motivasinya, sedangkan individu yang memiliki efikasi diri yang rendah akan cenderung mengurangi usaha mereka setelah menanggapi umpan balik yang negatif. Dan dengan
2
demikian, karyawan yang memiliki efikasi diri yang rendah akan lebih berpotensi untuk berperilaku menyimpang. PT. Bank X, Tbk merupakan sebuah organisasi penyedia jasa yang bergerak dalam bidang industri perbankan. PT. Bank X, Tbk berkantor pusat di Jakarta adalah salah satu bank devisa yang usaha perbankannya fokus pada segmen usaha kecil dan menengah (UKM). Saat ini PT. Bank X, Tbk memiliki jumlah karyawan sebanyak 2487 orang dan sudah memiliki 92 kantor cabang yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai organisasi yang bergerak dalam bidang penyedia jasa, PT. Bank X, Tbk sangatlah membutuhkan sumber daya manusia yang kompeten di dalamnya agar bisa melaksanakan fungsi-fungsi perbankannya sebagaimana mestinya, dan selain itu agar terus bisa mempertahankan citra yang telah dibangun serta penghargaan-penghargaan yang telah diraih selama ini. Meskipun dengan jumlah karyawan yang begitu banyak, namun tidak semua karyawan PT. Bank X, Tbk memiliki perilaku yang sesuai dengan norma-norma yang telah ditetapkan sebelumnya sehingga masih ada karyawan yang berperilaku menyimpang. Hal ini didukung dengan adanya karyawan-karyawan PT. Bank X, Tbk yang pernah menggunakan fotocopy kantor untuk keperluan pribadi, mengambil tambahan waktu istirahat dari yang seharusnya, menyebarkan kabar yang belum tentu benar (rumours/gossips), kehilangan kesabaran di tempat kerja, dimusuhi di tempat kerja, adanya favoritism, mengerjakan tugas yang tidak sesuai dengan jobdesk mereka, sukarnya menerima kritik dari rekan kerja, dan berhayal ketika belum selasai menyelesaikan pekerjaan. Bahkan beberapa hasil kuesioner yang didapatkan dari karyawan PT. Bank X, Tbk pernah mendapatkan perlakuan yang kurang menyenangkan di tempat kerja, sehingga dengan demikian mereka tidak mampu menyelesaikan pekerjaannya pada situasi tersebut. Banyaknya beban kerja yang dihadapi oleh karyawan terutama karyawan pada posisi back office, hal ini menunjukkan bahwa masih rendahnya efikasi diri yang dimiliki oleh karyawan PT. Bank X, Tbk. Efikasi diri yang dimiliki oleh masing-masing karyawan sangatlah berpengaruh pada saat proses bekerja. Karena, tidak semua karyawan memiliki efikasi diri yang sama antara satu dengan yang lainnya maka diperlukan adanya fokus manajemen pada karyawan-karyawan yang memiliki efikasi diri yang rendah. Meningkatkan norma-norma kelompok yang dapat diterapkan pada karyawan tentu akan mengurangi timbulnya perilaku menyimpang di tempat kerja yang dilakukan oleh karyawan.
TINJUAUAN PUSTAKA Penelitian mengenai norma kelompok, efikasi diri dan perilaku menyimpang telah dilakukan oleh Kura, Shamsudin, Chauhan, dan Abdullah (2013) yang dilakukan di Nigeria. Berdasarkan Survey berbasis web yang digunakan untuk mengumpulkan data dari 217 staf pengajar dari berbagai perguruan tinggi di Nigeria, dari hasil penelitian diketahui bahwa norma injuktif dan efikasi diri ditemukan sebagai prediktor signifikan terhadap penyimpangan interpersonal. Namun, sebaliknya norma deskriptif bukan merupakan prediktor signifikan dari penyimpangan organisasi dan penyimpangan interpersonal. Selain itu, penelitian ini juga menemukan adanya dukungan efikasi diri yang berperan sebagai moderator hubungan antara norma injuktif dan penyimpangan organisasi serta
3
penyimpangan interpersonal. Efikasi diri juga menjadi moderator hubungan antara norma deskriptif dan penyimpangan interpersonal. Kemudian dari penelitian yang telah dilakukan oleh Fagbohungbe, Akinbode dan Ayodeji (2011) diketahui dari sebanyak 696 karyawan telah menyelesaikan survey, dari hasil yang didapatkan adalah pertama, peserta laki-laki secara signifikan berbeda dari rekan-rekan perempuan mereka pada masing-masing penyimpangan produksi, agresi pribadi, penyimpangan politik dan penyimpangan properti. Secara khusus, penyimpangan produksi, agresi pribadi dan penyimpangan politik lebih tinggi diantara perempuan dibandingkan laki-laki. Kedua, analisis regresi berganda menunjukkan bahwa variabel reaksi organisasi (pengawasan, identifikasi perusahaan, jenis pekerjaan, jumlah pekerjaan, rekan kerja, kondisi kerja fisik dan imbalan finansial) merupakan prediktor signifikan dari aspek yang berbeda dari perilaku menyimpang kerja antara pekerja. Sedangkan penelitian ini dilakukan di Indonesia dengan menjadikan PT. Bank X, Tbk sebagai objek penelitian. Dalam penelitian ini akan diketahui apakah ada pengaruh norma kelompok terhadap perilaku menyimpang di tempat kerja pada PT. Bank X, Tbk dan juga akankan efikasi diri memoderasi hubungan antara norma kelompok terhadap perilaku menyimpang di tempat kerja pada PT. Bank X, Tbk
METODE PENELITIAN Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, disebabkan peneliti ingin mengetahui bagaimana hubungan dan pengaruh norma kelompok terhadap perilaku menyimpang di tempat kerja pada PT. Bank X, Tbk, dan bagaimana hubungan dan pengaruh norma kelompok terhadap perilaku menyimpang di tempat kerja jika dimoderasi oleh efikasi diri pada PT. Bank X, Tbk. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif asosiatif. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel independen (norma kelompok), variabel dependen (perilaku menyimpang di tempat kerja), dan variabel moderator (efikasi diri). Kemudian variabel-variabel tersebut dicari dan ditetapkan indikator-indikatornya, hanya dari indikator yang telah ditetapkan tersebut dibuat kuesioner, pilihan jawaban, dan skor-skornya. Unit analisis yang dituju adalah individu yakni karyawan PT. Bank X, Tbk. Berdasarkan rumus slovin maka didapatkan responden yang dijadikan sampel dalam penelitian ini sebanyak 200 karyawan. Dalam pelaksanaannya metode penelitian yang digunakan adalah dengan melakukan penyebaran kuesioner kepada responden PT. Bank X, Tbk yang dijadikan sampel dalam penelitian ini, namun dikarenakan kurangnya respon dari responden PT. Bank X, Tbk jumlah kuesioner yang kembali hanya berjumlah 86. Setelah melakukan analisis, terjadi outliers dalam penelitian ini sehingga peneliti harus mengurangi jumlah responden, dengan demikian responden dalam penelitian ini hanya berjumlah 84. Informasi yang didapat dari karyawan tersebut dikumpulkan satu kali pada waktu tertentu yakni cross-sectional. Data-data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer berupa kuesioner dan data sekunder yang berasal dari studi kepustakaan, jurnal, media internet, serta wawancara dengan manajer human resource dan direktur operasional PT. Bank X, Tbk. Dan dengan
4
bantuan program SPSS versi 20.0 dilakukan beberapa pengujian yaitu uji validitas, reabilitas, normalitas, uji korelasi pearson dan analisis regresi. Dengan dilakukannya penelitian ini, maka diharapkan dapat menjadi pertimbangan atau evaluasi untuk perusahaan mengenai norma kelompok, dan efikasi diri yang akan berhubungan langsung dengan perilaku yang ada di dalam PT. Bank X, Tbk.
HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukan analisis korelasi pearson dan regresi sederhana dengan menggunakan SPSS versi 20.0 maka didapatkan hasil Sig 0,000 < 0,05 dimana Ho ditolak yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara norma kelompok terhadap perilaku menyimpang di tempat kerja pada PT. Bank X, Tbk. Kemudian, didapatkan hasil nilai koefisien korelasi antara norma kelompok terhadap perilaku menyimpang di tempat kerja pada PT. Bank X, Tbk yang bersifat berlawanan karena nilai korelasinya negatif – 0,500 dan memiliki keeratan yang cukup kuat yang berarti jika nilai dari norma kelompok naik maka nilai perilaku menyimpang akan turun, begitu juga sebaliknya jika nilai norma kelompok turun maka nilai perilaku menyimpang akan naik. Dari hasil uji analisis regresi didapatkan hasil thitung antara norma kelompok terhadap perilaku menyimpang di tempar kerja pada PT. Bank X, Tbk sebesar – 5,227 dan nilai Sig 0,000 < 0,05 dimana Ho ditolak yang berarti ada pengaruh yang signifikan antara norma kelompok terhadap perilaku menyimpang di tempat kerja pada PT. Bank X, Tbk. Kemudian untuk mengetahui apakah efikasi diri bisa berperan sebagai moderator dalam hubungannya terhadap norma kelompok dan perilaku menyimpang di tempat kerja pada PT. Bank X, Tbk dilakukan uji regresi hirarkikal dengan moderasi. Dari hasil uji interaksi, diketahui nilai koefisien korelasi sebesar 0,511 yang berarti korelasi yang dihasilkan cukup kuat, serta nilai koefisien determinasi sebesar 0,261. Dari uji analisis regresi diketahui bahwa model interaksi memiliki nilai thitung sebesar 0,247 dengan Sig 0,086 > 0,05 dimana Ho diterima yang berarti tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel norma kelompok, efikasi diri dan interaksi antara norma kelompok dan efikasi diri terhadap perilaku menyimpang di tempat kerja pada PT. Bank X, Tbk atau dengan kata lain efikasi diri tidak bisa berperan sebagai variabel moderator dalam penelitian ini. Kemudian untuk mengetahui apakah efikasi diri dapat dijadikan sebagai variabel independen dalam penelitian ini maka dilakukan uji analisis lagi. Dari hasil uji analisis didapatkan nilai thitung sebesar 1,079 dengan nilai Sig 0,284 > 0,05 dimana Ho diterima. Dengan demikian dapat dikatakan efikasi diri juga tidak bisa berperan sebagai variabel independen dalam penelitian ini. Untuk itu, untuk penelitian selanjutnya sebaiknya menjadikan efikasi diri sebagai variabel dependen dalam hubungannya dengan norma kelompok. Karena setalah dilakukan analisis lagi, telah terbukti bahwa efikasi diri dapat dijadikan sebagai variabel dependen dalam penelitian ini.
5
0,250
Norma Kelompok
Perilaku Menyimpang di Tempat Kejra
0,261 Efikasi Diri
Gambar 1. Hubungan dan Pengaruh Tiap Variabel
Hubungan dan pengaruh secara langsung Hubungan dan pengaruh secara moderasi
Dan dari hasil perhitungan Means dari tiap-tiap variabel, berikut adalah nilai hasil uji analisis deskriptif dari tiap-tiap variabel:
Tabel 1. Analisis Statistik Deskriptif
Mean
Standar Dev.
N
PM
1,6901
.35903
84
NK
4,1474
.53230
84
ED
4,0476
.85673
84
Dari tabel analisis deskriptif diatas diketahui bahwa perilaku menyimpang di tempat kerja memiliki nilai rata-rata 1,6901 yang berarti perilaku menyimpang rendah atau perilaku yang diperlihatkan karyawan semakin baik atau dikatakan tidak menyimpang. Kemudia nilai rata-rata norma kelompok sebesar 4,1474 yang berarti tinggi. Dan nilai efikasi diri memiliki rata-rata sebesar 4,0476 yang berarti tinggi. Berikut adalah hasil pengisian kuesioner yang telah diberikan kepada responden PT. Bank X, Tbk yang memiliki nilai yang lebih kecil dari hasil kuesioner lainnya. Untuk variabel perilaku menyimpang di tempat kerja, nilai kuesioner yang dimasukkan adalah nilai kuesioner yang lebih tinggi dari nilai kuesioner lainnya hal ini dikarenakan semakin rendah nilai kuesioner maka perilaku karyawan dikatakan semakin baik atau tidak menyimpang.
6
Tabel 2. Hasil Rata-Rata Kuesioner Perilaku Menyimpang di Tempat Kerja
No.
Perilaku Menyimpang di Tempat Kerja
Means
Kuesioner C11
Berkomunikasi di tempat kerja dengan rekan sesama asal
2,5
C12
Berteman dengan rekan kerja yang sebaya
2,52
C13
Menghabiskan waktu istirahat dengan rekan kerja seagama
2,69
Tabel 3. Hasil Rata-Rata Kuesioner Norma Kelompok
No.
Norma Kelompok
Means
Kuesioner A6
Memberikan pujian kepada anggota kelompok
3,94
A12
Membantu anggota lain ketika diminta/tidak
3,81
A15
Menghabiskan waktu makan siang bersama anggota kelompok
3,23
Tabel 4. Hasil Rata- Rata Kuesioner Efikasi Diri
No.
Efikasi Diri
Means
Kuesioner B1
Mampu mengatasi kesulitan pekerjaan
3,83
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian terhadap hubungan dan pengaruh norma kelompok terhadap perilaku menyimpang di tempat kerja pada PT. Bank X, Tbk serta hubungan dan pengaruh norma kelompok terhadap perilaku menyimpang dengan efikasi diri sebagai moderator pada PT. Bank X, Tbk maka dapat diambil kesimpulan yaiti terdapat pengaruh yang negatif signifikan antara norma kelompok terhadap perilaku menyimpang di tempat kerja pada PT. Bank X, Tbk. Hal ini berarti, untuk mengurangi perilaku menyimpang di tempat kerja pada PT. Bank X, Tbk dibutuhkan meningkatkan norma kelompok yang ada pada karyawan PT. Bank X, Tbk. Dengan demikian setiap karyawan dan orang-orang yang berkepentingan di dalam perusahaan perlu memiliki rasa kesadaran dan kepedulian atas apa yang telah dihasilkan oleh rekan kerja ataupun bawahan. Kemudian untuk mengurangi perilaku menyimpang di tempat kerja yang dilakukan oleh karyawan, perlu adanya campur tangan dari manajemen PT. Bank X, Tbk dengan membuat budaya kerja adil, tepat waktu, dan jujur serta dengan adanya suasana kerja yang lebih terbuka dan beretika karyawan bisa lebih bersosialisai tanpa membeda-bedakan asal, agama maupun kondisi fisik karyawan lainnya. Kemudian berdasarkan hasil analisis hubungan dan pengaruh norma kelompok terhadap perilaku menyimpang di tempat kerja dengan efikasi diri sebagai moderator pada PT. Bank X, Tbk
7
ditemukan bahwa efikasi diri tidak bisa berperan sebagai variabel moderator dalam penelitian ini. Ketika dilakukan uji analisis lagi dengan menjadikan efikasi diri sebagai variabel independen dalam penelitian ini, tidak ditemukan juga peran efikasi diri sebagai variabel independen. Untuk itu, perlu dilakukan analisis lagi dengan menjadikan efikasi diri sebagai variabel dependen, dan perlu mencari faktor-faktor lain yang dapat menjadi variabel bagi norma kelompok terhadap perilaku menyimpang di tempat kerja, karena masih terdapat faktor-faktor lain yang dapat memperkuat atau memperlemah hubungan kedua variabel tersebut di luar penelitian ini.
REFERENSI Fagbohungbe, B. O., Akinbode, G. A., & Ayodeji, F. (2012). Organizational Determinants of Workplace Deviant Behaviors: An Empirical Analysis in Nigeria. International Journal of Business and Management, 7 (5), 207-221. Kura, K. M., Shamsudin, F, M., & Chauhan, A. (2013). Modeling the Influence of Group Norms and Self-rehulatory Efficacy on Workplace Deviant Behavior. Asian Social Science, 9 (4), 113122. Malik, Akshay. (2013) Efficacy, Hope, Optimism and Resilience at Workplace Positive Organizational Behavior. International Journal of Scientific and Research Publications, 3 (10), 1-4. Robbins, Stephen. P., & Judge, Timothy. A. (2012). Organizational Behavior (15th International ed.). Pearson Education.
RIWAYAT PENULIS Andi Ainun Rachmayanti lahir di Padduppa, Sengkang (Sulawesi Selatan), 25 November 1992. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara (Binus University), Jakarta dalam bidang Manajemen, program studi Bisnis dan Organisasi pada tahun 2014.
8