PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN (Studi Eksperimen di Kelas VII SMP Negeri 11Tasikmalaya) (The Influencesof Treffinger Learning Model on AchievementStudents’Learning inthe Environment Pollution Material) Rismawanti, Purwati Kuswarini, dan Romy Faisal Mustofa. Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Jl Siliwangi No 24Tasikmalaya-Jawa Barat. E-mail:
[email protected] ABSTRACT This research aims to knowthe influence of Treffingerlearningmodel on students’learning achievementinthe environment pollution material at 7th grade public junior high school 11 Tasikmalaya. This research was conducted on January to March 2016 at public junior high school 11Tasikmalaya. True experimental is the method used of this research with population the students of 7th grade public junior high school 11 Tasikmalaya,that as many as four classes with the number of students are 138 students. Sample was took using cluster random sampling at the rate of 2 classes, they were as experimental class and control class. The research instrument is used the test result inthe environment pollution material.The written test is the form of multiple choice with four options.Technique of analysing the data is t-test with the significant level (α) = 5%. The results showed that tcount is the rejection region H0. This indicates that there is the influence of Treffingerlearningmodelon achievementstudents’learning in the environment pollution material at 7th grade public junior high school 11 Tasikmalaya. Keywords : Treffingerlearning model, Environment Pollution.
students’
learning
achievement,
ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya pengaruh model pembelajaran Treffingerterhadap hasil belajar pesertajika diterapkan pada proses pembelajaran materi pencemaran lingkungandi kelas VII SMP Negeri 11 Tasikmalaya. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januarisampai dengan bulan Maret 2016 di SMP Negeri 11 Tasikmalaya. Metode penelitian yang digunakan adalah
metode trueeksperimentaldengan populasiseluruh peserta didik kelas VIISMP Negeri 11 Tasikmalaya sebanyak 4 kelas dengan jumlah 138 peserta didik.Sampel diambil denganmenggunakan teknik cluster random samplingsebanyak 2 kelas,yaitu sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol.Instrumen yang digunakan adalah teknik tes hasil belajar peserta didik pada materi pencemaran lingkungan. Tes tertulis ini berupa pilihan ganda dengan empat option. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji t dengantaraf signifikan (α) = 5%. Hasil penelitian menunjukkan thitung berada didaerah penolakan Ho. Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh model pembelajaran Treffinger terhadap hasil belajar peserta didik pada materi pencemaran lingkungan di kelas VIISMP Negeri 11 Tasikmalaya. Kata Kunci : Model Pembelajaran Treffinger, Hasil Belajar Peserta Didik, Pencemaran Lingkungan. Pendahuluan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan suatu mata pelajaran yang senantiasa mengkaji hal-hal yang terjadi di alam semesta.IPA berperan dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga pelajaran IPA sangat penting untuk dipelajari pada setiap jenjang pendidikan, baik pada pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Mata pelajaran IPA dapat membantu peserta didik mengetahui dan memahami berbagai peristiwa alam yang terjadi di lingkungannya dan menarik untuk dipelajari, akan tetapi sebagian peserta didik menganggap peristiwa alam tersebut sangat rumit untuk dipelajari. Dengan anggapan seperti itu mengakibatkan peserta didik tidak dapat memahami materi yang dipelajari. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru mata pelajaran IPA kelas VII SMP Negeri 11 Tasikmalaya pada hari Selasa tanggal 1 Desember 2015, menunjukan bahwa proses pembelajaran pada mata pelajaran IPA selama ini masih belum maksimal. Nilai rata-rata hasil ulangan harian peserta didik pada materi pencemaran lingkungan tahun ajaran 2014/2015 kurang dari KKM yaitu 70, sedangkan KKM yang harus ditempuh peserta didik adalah 75. Salah satu faktor penyebab rendahnya hasil ketuntasan belajar peserta didik tersebut adalah penggunaan model pembelajaran yang dipergunakan kurang bervariasi.Pembelajaran masih berfokus pada guru sebagai sumber utama
pengetahuan.Selama ini model pembelajaran yang digunakan dan diterapkan di kelas lebih sering menggunakan model pembelajaran langsung. Proses pembelajaran yang terjadi dalam model pembelajaran langsung biasanya peserta didik hanya mendengarkan ceramah, mencatat, menghapal, mengisi latihan melalui kerja individual tanpa memberikan kontribusi dalam pembelajaran. Selain itu, model pembelajaran langsung tidak memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berinteraksi dengan komponen yang ada di lingkungan kelas, sehingga membuat peserta didik menjadi pasif dan kurang dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran.Untuk lebih meningkatkan aktivitas belajar peserta didik agar memiliki dampak positif terhadap peningkatan hasil belajar peserta didik maka guru dituntut untuk mampu mengatasi hal tersebut dengan menerapkan berbagai variasi model pembelajaran. Model pembelajaran yang akan diterapkan pada peserta didik dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Treffinger. Model pembelajaran Treffingermerupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang melibatkan peserta didik secara aktif dan bukan hanya dijadikan sebagai objek. Melalui model pembelajaran Treffingerpeserta didik akan menjadi lebih aktif dan lebih mudah menguasai konsep-konsep mata pelajaran yang diajarkan, serta memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan potensi-potensi kemampuan yang dimilikinya, termasuk kemampuan kreativitas dan kemampuan pemecahan masalah terutama dalam materi pencemaran lingkungan sehingga hasil belajar peserta didik dapat meningkat. Metode Penelitian Penelitian ini menggunkan metode true experimental designdengan adanya kelompok lain yang tidak dikenal eksperimen dan ikut mendapatkan pengamatan, dengan adanya kelompok lain yang disebut kelompok pembanding atau kelompok kontrol. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VIISMP Negeri 11 Tasikmalaya sebanyak 4 kelas dengan jumlah 138 peserta didik. Sampel diambil denganmenggunkan teknik cluster random samplingsebanyak 2 kelas, yaitu kelas VII D dan VII E.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah control group pretest-post test yang dilakukan pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, perbedaan pencapaian dilihat dari pencapaian antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang diambil dari hasil pretest danposttest kelas kontrol dan kelas eksperimen, serta perbandingan nilai gain yang dinormalisasi (N-gain) antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.Tes yang digunakan pada penelitian ini adalah tes tertulis dalam bentuk multiple choicedengan 4 options.Soal yang diberikan telah teruji validitas dan reliabilitasnya. Penelitian ini dilaksanakan di Kelas VIISMP Negeri 11 Tasikmalaya. Setelah data dari penelitian diperoleh maka selanjutnya melakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dengan menggunakan uji Chi-kuadrat (χ2) dan uji homogenitas dengan menggunakan uji Fmaksimum. Karena data yang diperoleh berasal dari data yang berdistribusi normal dan homogen maka pengujiannya dilanjutkan dengan menggunakan uji statistik parametrik (uji t). Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil Penelitian Data yang diperoleh dari penelitian ini meliputi data Pretest, posttest dan N-gain kelas kontrol dan kelas eksperimensebagai berikut: Tabel 1. Data Statistik Pretest, Posttest dan N-Gaindi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Statistik Skor minimum Skor maksimum Rata-rata Varians Standar deviasi
Pretest Posttest Pretest Posttest N-gain N-gain eksperimen Eksperimen Kontrol Kontrol eksperimen kontrol 10
21
11
18
0,80
0,30
21
32
22
29
0,41
0,57
15,68 8,76
26,73 9,42
15,21 3
23,74 8,07
0,60 0,01
0,43 0,006
2,96
3,07
9
2,84
0,1
0,08
Untuk menguji kenormalan data digunakan ujiχ2,Ringkasan perhitungan uji normalitas sebagai berikut: Tabel 2.Ringkasan Hasil Uji Normalitas
Data Pretesteksper imen Posttestekspe rimen Ngaineksperim en pretest kontrol posttest kontrol Ngainkontrol
χ2hitung
2tabel
Hasil Analisis
Kesimpulan
Kesimpulan analisis
2,83
7,81
χ2hitung < χ2tabel
Terima Ho
normal
3,97
7,81
χ2hitung < χ2tabel
Terima Ho
normal
6,13
7,81
χ2hitung < χ2tabel
Terima Ho
normal
3,26
7,81
χ2hitung < χ2tabel
Terima Ho
normal
2,02
7,81
χ2hitung < χ2tabel
Terima Ho
normal
2,79
7,81
χ2hitung < χ2tabel
Terima Ho
normal
Untuk mengetahui apakah kedua data hasil tes belajar tersebut variansnya homogen atau tidak, dilakukan uji homogenitas dua varians dengan menggunakan uji Fmaksimum, Ringkasan perhitungan uji homogenitas sebagai berikut: Tabel 3.Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Fmaksimum Data
Ftabel
1,07
1,79
Fhitung< Ftabel
Terima Ho
1,11
1,78
Fhitung< Ftabel
Terima Ho
1,67
1,78
Fhitung< Ftabel
Terima Ho
pre – post test eksperimen pre – posttest kontrol N-gaineksperimen N-gainkontrol
Hasil
Fhitung
analisis
Kesimpulan
Kesimpulan analisis Kedua varians homogen Kedua varians homogen Kedua varians homogen
Setelah data memenuhi persyaratan normalitas dan homogenitas maka dilakukan pengujian hipotesis dengan uji t dependent.Ringkasan perhitungan uji Hipotesis sebagai berikut: Tabel 4. Ringkasan uji hipotesis Data
thitung
ttabel
Pretest – Posttest Eksperimen Pretest – Posttest Kontrol N-gain Eksperimen - N-gain Kontrol
-4,05
2,03
Hasil Analisis thitung < -ttabel
-4,13
2,03
thitung < -ttabel
Tolak Ho
340
1,99
thitung > +ttabel
Tolak Ho
Kesimpulan
Kesimpulan Analisis
Tolak Ho
Hasil pretest tidak sama dengan hasil posttest Hasil pretest tidak sama dengan hasil posttest Adapengaruh model pembelajaran Treffinger terhadap hasil belajar peserta didik pada materi pencemaran lingkungandi kelas VII SMP Negeri 11 Tasikmalaya.
Pembahasan Berdasarkan hasil uji t independent antara skor n-gain eksperimen dan ngain kontrol diperoleh hasil yang menyatakan bahwa thitung = 340 terdapat di daerah penolakan Ho yang artinya “ada pengaruh model pembelajaran Treffingerterhadap hasil belajar peserta didik pada materipencemaran lingkungan di kelas VII SMP Negeri 11 Tasikmalaya”. Sedangkan untuk nilai rata-rata Ngain kelas eksperimen 0,60 dan untuk N-gain kelas kontrol 0,43. Hal ini membuktikan bahwa hasil belajar peserta didik di kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Treffingerjauh lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar di kelas kontrol yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran langsung.
Hal ini disebabkan karena dalam model pembelajaran Treffinger guru mengawali pembelajaran dengan memperlihatkan masalah nyata yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari peserta didik, selain itu peserta didik dituntut melakukan aktivitas berupa diskusi dan presentasi sesuai dengan langkah kerja pada LKPD serta bimbingan dari guru sehingga materi menjadi lebih mudah dipahami, peserta didik lebih aktif dalam pembelajaran, lebih dekat dengan alam, bisa berbagi pengetahuan dan bertukar pendapat dengan teman kelompok, hal tersebut juga diperkuat dikarenakan peserta didik terlibat langsung dalam kegiatan pengamatan permasalahan pencemaran lingkungan sehingga mereka mempunyai kesan yang mendalam terhadap materi yang dipelajari dan akan bertahan lama dalam ingatan peserta didik. Sedangkan proses pembelajaran dalam model pembelajaran langsung guru menyampaikan materi dengan metode ceramah dan tanya jawab saja. Metode ini baik untuk menyampaikan informasi secara menyeluruh kepada peserta didik, akan tetapi ketika belajar di dalam kelas, peserta didik mengetahui apa yang dijelaskan oleh guru namun apabila keluar dari proses belajar mengajar, kurang sekali pengetahuan yang diberikan oleh guru yang membekas di benak peserta didik. Disamping hal tersebut, kondisi yang kurang mendukung pembelajaran sering terjadi, tak jarang peserta didik tidak memperhatikan penjelasan guru dan sering membuat kegaduhan hal ini menyebabkan peserta didik akan sedikit mengingat isi materi yang disampaikan dan hanya menyentuh ingatan peserta didik dalam jangka pendek saja. Oleh karena itu proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran Treffinger
lebih baik dari pada proses
pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran langsung. Adapun kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Treffinger yang disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 5. Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Treffinger Kelebihan a. Dengan adanya kegiatan diskusi, presentasi dan tanya jawab dapat melatih
peserta didik untuk lebih aktif dan kreatif dalam mengemukakan gagasan atau pertanyaan. b. Kegiatan observasi yang ditugaskan dapat menambah pengetahuan peserta didik sehingga peserta didik mampu mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan.
c. Membuat peserta didik dapat menerapkan pengetahuan yang sudah dimilikinya ke dalam situasi baru. d. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memahami konsepkonsep dengan cara menyelesaikan suatu permasalahan. Kekurangan a. Ketidaksiapan peserta didik untuk menghadapi masalah baru yang dijumpai di lapangan. b. Memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang
Daftar Pustaka Arintika, Cindy Novia. (2015). Pengaruh Model Treffinger Dengan Media Benda Konkrit Dalam Kegiatan Pembelajaran Pengaruh Gaya Gravitasi Dari Percobaan Yang Dilakukan Terhadap Pengetahuan Gaya Gravitasi Pada Siswa Kelas Iv Sd Pawyatan Daha. PGSD FKIP UNP KEDIRI Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Creswell, Jhon. (2013). Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed Edisi Ketiga. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Eprilian, Dianty dkk. (2015). Penerapan Model Treffinger Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Ipa. Universitas Lampung. Hamalik, Oemar. (2004). Proses Belajar Mengajar.Jakarta: PT Bumi Aksara. Huda, Miftahul. (2013). Model-model Pengajaran dan Pembelajaran.Yogyakarta: Pustaka Belajar. Kristanto, Philip. (2004). Ekologi Industri.Yogyakarta: Andi.
Meltzer, David E. (2002). “The Relationship Between Mathematics Preparation and Conceptual Learning in Physics: A possible “hidden variable” in diagnostic pretest score.” American Association of Physics Teachers. (Desember,XII). Amerika. Munandar, Utami. (2012). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta. Ngalimun.(2012). Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo. Nurhayati, Nunung. (2013). Pencemaran Lingkungan. Bandung: Yrama Widya. Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 1990 Tentang : Pengendalian Pencemaran Air. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 150 Tahun 2000 Tentang Pengendalian Kerusakan Tanah Untuk Produksi Biomassa. Pomalato, Sarson. (2006). Mengembangkan Kreativitas Matematik Siswa dalam Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan Model Treffinger.No. 1/XXV.Universitas Negeri Gorontalo. Sagala, Syaiful. (2013). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Sastrawijaya. A. Tresna. (2009). Pencemaran Linkungan. Jakarta:Rineka cipta. Shoimin, Aris. (2014). 68 model pembelajaran inovatif dalam kurikulum 2013.Yogyakarta : Arruz Media Suprihatiningrum, Jamil. (2013). Strategi pembelajaran. Jogjakarta: ARR-RUZZ MEDIA. Sudjoko.(2009). Pendidikan Lingkungan Hidup. Jakarta: Universitas Terbuka. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R (simbol dan) D. Bandung: Alfabeta. Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.
Treffinger, Donald J dan Isaksen, Scott G. (2004). “Celebrating 50 Years of Reflective Practice:Versions of Creative Problem Solving”. Journal of Creative Behavior. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
2009
Tentang
Wardhana, Wisnu Arya. (2004). Dampak Pencemaran Lingkungan.Yogyakarta : Andi. Wasis dan Sugeng Y.I. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam SMP dan MTS Kelas VII. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Widaningsih, Dedeh. (2011). Evaluasi Pembelajaran Matematika.Tasikmalaya : Universitas Siliwangi, Tidak diterbitkan. Widodo, Ari. (2005). Taksonomi Tujuan Pembelajaran Didaktis.4(2), 61-69. (September). Bandung Winarsih, Anni. et. al (2008). IPA Terpadu untuk SMP/MTS Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Yamin, Martinis. (2008). Paradigma Pendidikan Konstruktivistik.Jakarta: Gaung Persada Press.