PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA DAN KERJA ILMIAH SISWA KELAS X SMAN 1 SRENGAT Rendik Dwi Purwowidodo, Muhardjito, Parno Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Negeri Malang Email:
[email protected] ABSTRAK: Model pembelajaran 7E-Learning Cycle merupakan model pembelajaran yang terdiri dari beberapa tahapan, yaitu elicit, engagement, exploration, explanation, elaborate, evaluation, extend. Learning cycle merupakan pembelajaran yang berdasar pada pembelajaran konstruktivis.Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi experimental) dengan desain penelitian posttest only control group. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan observasi dan tes tulis (posttest). Kemudian dilanjutkan dengan analisis data yang menggunakan uji hipotesis anova satu jalan (one way anova). Sesuai dengan hasil analisis terhadap prestasi belajar dan kerja ilmiah siswa yang dilakukan dengan uji anova satu jalan (one way anova) pada taraf signifikansi 0,05, didapatkan hasil thitung > ttabel (2,025), maka H0 ditolak dan H1 diterima. Jadi dapat disimpulkan ada perbedaan prestasi belajar dan kerja ilmiah antara siswa yang belajar dengan mode 7E-Learning Cycle dan model konvensional. Kata kunci: model pembelajaran Learning Cycle 7E, prestasi belajar, kerja ilmiah
PENDAHULUAN Pendidikan adalah usaha secara sadar untuk menyiapkan siswa melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peranannya di masa yang akan daatang (Hamalik, 2011:2). Sesuai fungsinya pendidikan adalah untuk menyiapkan siswa sebagai calon warga negara yang baik agar siap terjun langsung dalam kehidupan bermasyarakat. Strategi pelaksanaan pendidikan dilakukan dalam bentuk kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan. Kegiatan belajar mengajar adalah suatu kondisi atau keadaan yang sengaja diciptakan. Kegiatan belajar sebaiknya dilakukan untuk meciptakan kondisi belajar mengajar yang dapat mengantarkan siswa mencapai suatu tujuan (Djamarah, 2010:37). Dalam belajar fisika ada dua jenis cakupan belajar, yakni belajar konsep dan belajar proses (Yuliati, 2008:3). Dalam balajar konsep lebih menekanakan hasil belajar kepada pemahaman fakta dan prinsip. Sedangkan belajar proses lebih ditekankan pada masalah bagaimana pelajaran itu diajarkan. Berdasarkan hasil observasi proses pembelajaran yang telah dilakukan oleh peneliti, didapatkan bahwa metode pemebelajaran yang dilakukan oleh guru fisika masih menggunakan metode pemebelajaran yang tradisional atau metode pembelajaran langsung yang mana masih berpusat pada guru dikelas. Guru kurang memanfaatkan peralatan yang ada di laboratorium dan media pembelajaran pada saat proses pembelajaran berlangsung. Dengan terlalu terpusat pada guru dan
kurangnya pemanfaatan peralatan laboratorium pada awal pembelajaran siswa masih antusias dengan pembelajaran fisika yang dilakukan, namun setelah pembelajaran berjalan sekitar 40 menit siswa mulai merasa bosan dengan pemebalajaran yang dilakukan oleh guru. Hal ini ditunjukkan dengan sikap siswa pada saat pembelajaran di kelas, seperti berkurangnya keaktifan siswa dikelas. Dan untuk kerja ilmiah siswa dikelas masih rendah, hal ini karena pemebelajaran yang berlangsung di kelas kurang menarik dan membosankan, serta guru kurang memanfaatkan peralatan yang ada di laboratorium. Selain itu skor rata dalam satu kelas yang mencapai nilai KKM sekitar 45% dari 38 siswa. Hal ini menunjukkan bahwa prestasi belajar fisika siswa masih kurang. Rendahya kerja ilmiah dalam mempelajari fisika dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. kerja ilmiah dapat ditingkatkan dengan menggunakan metode pembelajaran yang melibatkan siswa lebih aktif terlibat dalam belajar Fisika. Sesuai dengan pernyaataan Folina (2012) bahwa “Pembelajaran fisika tidak hanya sekedar menghafalkan rumus dan menyelesaikan masalah fisika, tetapi melalui tahap-tahap atau proses berfikir sampai diperoleh hasil pemecahan masalah sehingga tidak hanya menekankan pada nilai fisis hasil pemecahan masalah tanpa mengetahui makna fisisnya”. Peranan pembelajaran fisika melalui kegiatan praktik bagi peserta didik yaitu: (1) memotivasi peserta didik dalam belajar, karena memberi kesempatan untuk berinisitif, berimajinatif, dan bekerja sama juga memberi keterampilan-keterampilan juga untuk bersikap terhadap kegiatan yang dilakukan. (2) Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan keterampilan: pengamatan (observation), pengukuran (measuring), mengintepretasi (interpreting), manipulasi (manipulating), berhipotesis (hypothesis), menyimpulkan (including) dan mengkomunikasikan hasil (communicating). Inti dari pembelajaran fisika di sekolah seharusnya adalah investigasi, karena memberi kesempatan peserta didik bekerja sebagai ilmuwan dalam memecahkan permasalahan. Dengan menggunakan model pembelajaran learning cycle 7E cocok digunakan untuk mengajar sesuai dengan materi alat-alat optik. Yang mana materi alat-alat optik dalam fisika merupakan salah satu materi yang sulit selain perlu pemahaman konsep yang baik siswa juga harus mampu memahami bagaimana bayangan benda dapat terbentuk. Dengan model pembelajaran learning cycle 7E yang dapat meningkatkan pemahaman siswa dan kerja ilmiah siswa, hal ini dapat dilihat dari tahapan-tahapan dalam sintak pembelajarannya (Nurmalasari, 2012). Berdasarkan latar belakang, maka dilakukan penelitian perbandingan kerja ilmiah dan prestasi belajar Fisika siswa antara siswa yang belajar dengan model pembelajaran Learning Cycles 7E dengan siswa yang belajar dengan pembelajaran konvensional. Oleh karena itu penulis mengambil judul penelitian “ Pengaruh Model Pembelajaran 7E-Learning Cycles terhadap Prestasi Belajar Fisika dan Kerja Ilmiah Siswa Kelas X”. Rumusan masalah yang dapat diambil dari penelitian ini adalah.
1. Apakah terdapat perbedaan prestasi belajar Fisika siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran Learning Cycles 7E dan siswa yang belajar dengan pembelajaran konvensional? 2. Apakah terdapat perbedaan kerja ilmiah siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran Learning cycles 7E dan siswa yang belajar dengan pembelajaran konvensional? METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan eksperimen semu (quasi experimental design). Desain yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan posttest only diadaptasi dari Sugiono (2008) Tabel 3.1 Desain Eksperimen Postetst-Only Control Group Kelompok Perlakuan Postest Eksperimen X O1 Kontrol Y O2 (Sugiono, 2008) Keterangan: O1 = Nilai posttest kelas eksperimen O2 = Nilai posttest kelas kontrol X = Perlakuan yang berupa model pembelajaran Learning Cycle 7e Y = Pembelajaran konvensional berupa model pembelajaran konvensional.
Populasi dan Sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMAN 1 Srengat. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas X-E dengan jumlah siswa 38 dan X-B dengan jumlah siswa 38. Kelas X-E sebagai kelas eksperimen dan kelas X-B sebagai kelas kontrol. Instrumen penelitian Dalam penelitian ini digunakan dua macam instrumen, yaitu instrumen perlakuan dan instrumen pengukuran. Instrumen perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini berupa perangkat pembelajaran, yaitu Rencan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Lembar Kerja Siswa (LKS). Dan untuk instrumen pengukuran yang digunakan adalah observasi kerja ilmiah siswa dan posttest. Untuk instrumen pengukuran terlebih dahulu dilakukan uji kelayakan instrumen. Diantaranya uji validitas , uji reliabilitas, uji tingkat kesukaran soal, dan uji daya beda soal. Pengumpulan data Pengumpulan data penlitian yang dilakukan ada dua teknik pengumpulan data, yaitu observasi dan hasil tes tulis posttest. Analisis Data Penelitian Analisis data merupakan proses pengujian hipotesis penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya. Data yang diuji adalah data kerja ilmiah dan prestasi belajar. Fisika siswa. Data kerja ilmiah siswa diperoleh dari lembar observasi kerja ilmiah siswa, sedangkan data prestasi belajar Fisika siswa diperoleh dari
postest. Analisis data penelitian ini mengunakan uji anova satu jalan (one way ANOVA). Sembelum melakukan uji hipotesis terlebih dahulu melakukan uji prasyarat. Uji Prasyarat AnalisiS Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelas sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Data yang diuji adalah semua data yang diperoleh dari hasil postest dan hasil observasi. Data tersebut diuji menggunakan uji Liliefors Uji Hipotesis Uji homogenitas digunakan untuk meyakinkan bahwa dua kelompok yang digunakan sebagai sampel yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari populasi yang sama (homogen). Uji homogenitas dilakukan dengan uji Bartlet HASIL PENELITIAN Data penelitian diperoleh dari hasil observasi keterlasanaan pembelajaran, kerja ilmiah, dan tes tulis, baik pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data observasi keterlaksanaan pembelajaran digunakan untuk mengetahui proses pembelajaran yang berlangsung sesuai dengan sintak model pembelajaran Learning Cycle 7E. Ringkasan data keterlaksanaan pembelajaran dapat dilihat pada Table 4.1 dan Table 4.2 Data prestasi belajar siswa digunakan untuk mengeahui hasil belajar yang dicapai siswa setelelah melakukan serangkaian pembelajaran. Data prestasi belajar diperoleh dari hasil nilai posttest yang dilakukan, baik pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Ringkasan data prestasi belajar dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Ringkasan Keterlaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen Komponen Keterlaksanaan RPP Pertemuan I II III 81,57% 84,21% 86,84% Kegiatan Pembelajaran Tabel 4.2 Ringkasan Keterlaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol Komponen Keterlaksanaan RPP Pertemuan I II III 85,71% 89,20% 92%% Kegiatan Pembelajaran
IV 92,15%
IV 92%
Tabel 4.1 Ringkasan Data Prestasi Belajar Fisika Siswa Statistik Jumlah Siswa Nilai Rata-rata Nilai Tertinggi Nilai Terendah
Data Prestasi Belajar Kelas Eksperimen 38 80,47 93 75
Kelas Kontrol 38 77,05 88 60
Data kerja ilmiah siswa digunakan untuk mengetahui kerja ilmiah siswa pada pembelaran Fisika. Data ini diperoleh dari hasil observasi pengamat. Ringkasan data kerja ilmiah dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Ringakasan Data Kerja Ilmiah Siswa
Statistik
Data Prestasi Belajar Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
Jumlah Siswa Nilai Rata-rata Nilai Tertinggi Nilai Terendah
38 76,16 88 66
38 69,87 84 60
Analisis Statistik Data Penelitian Uji Normalitas Bardasarkan perhitungan ringkasan hasil uji normalitas prestasi belajar dan kerja ilmiah siswa dapat dilihat pada Tabel 4.5. Tabel 4.5 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Pretasi Belajar Dan Kerj Ilmiah Kelas Mean Lhitung Kesimpulan Prestasi Belajar Kerja Ilmiah
Eksperimen
80,47
0,094
Normal
Kontrol
77,05
0,104
Normal
Eksperimen
76,16
0,106
Normal
Kontrol
69,87
0,123
Normal
Uji Homogenitas Berdasarkan hasil ringkasan hasil uji homogenitas data prestasi belajar dan kerja ilmiah siswa dapat dilihat pada Tabel 4.6 Tabel 4.6 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Varian Prestasi Belajar Dan Kerja Ilmiah Siswa Kelas Kesimpulan x 2 hitung Prestasi Belajar
Eksperimen Kontrol
Kerja Ilmiah
2,907
Homogen
0,040
Homogen
Eksperimen Kontrol
Uji Hipotesis Hasil penelitian hipotesis prestasi belajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.7. Tabel 4.7 Hasil Uji Hipotesis Prestasi Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Rata-rata kelas kontrol 77,05 Rata-rata kelas eksperimen dK
80,47 76
tHitung
2,909
ttabel
2,025
Hasil dari uji hipotesis dengan analisis uji anova satu jalan (one way anova) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara prestasi belajar siswa. Ditunjukkan dengan nilai tHitung (2,909) > ttabel(38;.05) (2,025), maka H0 ditolak dan H1 diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar antara siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran 7E-Learning Cycle dan model pembelajaran konvensional..
Selanjutnya yaitu pengujian hipotesis kerja ilmiah siswa berdasarkan nilai observasi. Perhitungan uji hipotesis menggunakan uji anova satu jalan (one way anova). Hasil uji hipotesis prestasi belajar Fisika siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.8. Tabel 4.8 Hasil Uji Hipotesis Kerja Ilmiah Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Rata-rata kelas kontrol 69,86 Rata-rata kelas eksperimen dK
76,15 76
tHitung
4,385
ttabel
2,025
Hasil analisis data menunjukkan terdapat perbedaan kerja ilmiah siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Nilai taraf signifikasnsi kerja ilmiah 0,000 < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Jadi dapat disimpulkan terdapat perbedaan kerja ilmiah antara siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 7E dengan model pembelajaran konvensional. PEMABAHASAN Keterlaksanaan Pembelajaran dengan Model Learning Cycle 7E Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Learning cycle 7E merupakan pembelajaran yang bersifat konstruktifistik, yaitu membangun pengetahuan dari dalam diri siswa sendiri. Model pembelajaran ini melalui bebrapa tahapan, yaitu elicit, engagement, exploration, explanation, elaboration, extend, dan evaluation. Berdasarkan hasil analisis data dari lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran yang berlangsung diperoleh rata-rata keterlaksanaan pembelajaran yang berlangsung yaitu 87,16%. Hal ini menunjukkan secara umum bahwa penerapan model pembelajaran sudah terlaksana dengan baik Pengaruh Model Pembalajaran Learning Cycle 7E terhadap Prestasi Belajar Pemahaman konsep dalam pembelajaran Fisika khususnya pada materi alat optik tidak hanya dilakukan dengan menggunakn metode pembelajaran yang berpusat pada guru. Pembelajaran Fisika akan lebih bermakna jika siswa diberikan kesempatan untuk terlibat langsung dalam proses pembelajaran, dengan demikian siswa akan lebih aktif dalam proses pembelajaran. Pembelajaran dengan model pembelajaran 7E-Learning Cycle membangun pengetahuan siswa dari dalam diri siswa sendiri. Dengan pembelajaran 7ELearning Cycle siswa akan lebih aktif dalam proses pembelajaran. Siswa akan mendapatkan pemahaman konsep lebih baik karena siswa menemukan sebuah konsep dan fakta berdasarkan pengalamannnya sendiri. Sesuai dengan pernyataan Fajaroh dan Dasna (2008: 23) Learning cycle adalah suatu model pembelajaran
yang berpusat pada siswa (student centere) yang merupakan rangkaian tahaptahap kegiatan yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga siswa dapat menguasai kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan berperan aktif . Seperti pada tahap elaborate pada tahap ini siswa diberi tanggung jawab sepenuhnya untuk menerapkan konsep yang telah dipelajari dengan mengerjakan soal-soal latihan. Pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle 7E terhadap Kerja Ilmiah Siswa Penerapan model pembelajaran 7E-Learning Cycle mendorong siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran untuk menemukan penyelesaian permasalahan dari sutau pengamatan atau percobaan sederhana. Hal tersebut sesuai dengan tahap kerja ilmiah yaitu mengamati, mengklasifikasikan, mengkomunikasikan, mengukur, memprediksi, dan menyimpulkan (Amalia, 2010:25-26). Dengan demikian siswa memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan dapat diimplementasikan lewat percobaan sederhana, serta siswa dapat membangun pengetahuan dalam pikirannya sendiri melalui serangkaian kegiatan ilmiah dalam kegiatan pembelajaran. Pelaksanaan model pembelajaran 7E-Learning Cyle dapat meningkatkan kerja ilmiah ini sesuai dengan pendapat Yuliati (2008, 43) dimana penembelajaran dengan model ini sangat sesuai dengan pembelajaran sains yang aktif dan efektif karena memberikan suatu cara berpikir dan berperilaku yang konsisten dengan cara siswa belajar. Kemudian diperkuat dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Khoir (2013) menunjukan meningkatnya sikap ilmiah siswa setalah pemberian pembelajaran dengan model pembelajaran 7E-Learning Cycle. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang disesuaikan rumusan masalah, maka kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang belajar dengan model pembelajaran Learning Cycle 7E dan siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Ditunjukan dengan prestasi belajar siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran 7ELearning Cycle lebih tinggi daripada siswa yang belajar dengan model pembelajaran konvensional 2. Ada perbedaan kerja ilmiah siswa yang belajar dengan model pembelajaran Learning cycle 7e dan siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Ditunjukkan dengan nilai kerja ilmiah siswa yang belajar dengan model pembelajaran 7E-Learning Cycle lebih tinggi dari pada siswa yang belajar dengan model pembelajaran konvensional
SARAN Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan penelitian, diberikan beberapa saran sebagai berikut. 1. Bagi guru perlu lebih memahami sintak-sintak model pembelajaran terbaru salah satunya yaitu model pembelajaran Learning Cycle 7E 2. Bagi siswa harus lebih aktif dalam proses belajar karena belajar Fisika tidak hanya sekedar mencapai hasil yang baik tapi juga dari proses itu sendiri DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, S. 2013. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi 2 Cetakan 2. Jakarta: Bumi Aksara. Amalia, R. 2010. Penerapan Model Learning Cycle (LC) 5 Fase Berbantuan Peta Konsep Untuk Meningkatkan Kemampuan Kerja Ilmiah dan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPA-2 SMAN 10 Malang Tahun Ajaran 2009/2010. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Negeri Malang. Arends, R. I. 2012. Learning to Teach –ninth edition. United States: The McGraw-Hill Companies. Eisenkraft, A. 2003. Expanding The 5E Model: A proposed 7E model emphasizes “transfer of learning” and the importance of eliciting prior understanding. The Science Teacher. 70 (6): 57-59, (online), (http://sahaka.multiply.com), diakses tanggal 8 oktober 2014. Folina, dkk. 2012. Peningkatan Keterampilan Proses Dan Hasil Belajar Fisika Dengan Model Inkuiri Terimbing Berbasis Authentic Assessment Pada Siswa Kelas X D Man 2 Jember Tahun Ajaran 2012/2013, Jurnal Pembelajaran Fisika FKIP Universitas Jember, (online), Vol. 2, No. 3, (http://repository.unej.ac.id/ ), diakses 12 februari 2015. Koir, B. N. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycles 7E Terhadap Prestasi Belajar Fisika dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas X SMAN 7 Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FMIPA UM. Lorsbach, A.W, (2002), The Learning Cycle as a Tool for Planning ScienceInstruction, (online), (http://www.coe.ilstu.edu/scienced/lorsbach/257lrcy.html), diakses 10 Oktober 2014. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT Rineka Cipta. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Yuliati, L. 2008. Model-Model Pembelajaran Fisika "Teori dan Praktek". Universitas Negeri Malang: Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Pembelajaran.