e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CONCEPT SENTENCE BERBANTUAN GAMBAR BERSERI TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS SISWA KELAS V SDN 22 DAUH PURI Ni Luh Sumerti1, I Ketut Adnyana Putra2, I Wayan Rinda Suardika3 1,2,3
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan keterampilan menulis pada pelajaran bahasa Indonesia antara siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Concept Sentence berbantuan gambar berseri dengan siswa yang dibelajarkan menggunakan pembelajaran konvensional pada kelas V SDN 22 Dauh Puri Denpasar tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan rancangan penelitian Nonequivalent Control Group Design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SDN 22 Dauh Puri tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 163 siswa. Sampel diambil dengan teknik random sampling. Analisis data dalam penelitian ini dianalisis dengan uji-t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan keterampilan menulis antara siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Concept Sentence berbantuan gambar berseri dengan siswa yang dibelajarkan menggunakan pembelajaran konvensional (thitung = 2,70 > ttabel = 2,000). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Concept Sentence berbantuan gambar berseri berpengaruh terhadap keterampilan menulis pada pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas V SDN 22 Dauh Puri Denpasar. Kata kunci: Concept Sentence, gambar berseri, keterampilan menulis Abstract The objective of this research was to define the significant differences of the students’ writing skills in Indonesian Subject among those who studied through cooperative learning model (type concept sentence assisted by serial pictures) with those who studied through conventional learning on fifth grade students SDN 22 Dauh Puri Denpasar in academic years 2013/2014. This research was a quasi experimental research with non-equivalence control group design. The population of this research were 163 students of fifth grade students SDN 22 Dauh Puri Denpasar in academic years 2013/2014. The determination of group sample was based on random sampling technique. The data were analyzed by t-test. The result indicated that there was significant differences on writing skills of students who studied through cooperative learning model (type concept sentence assisted by serial pictures) with students who studied through conventional learning (tvalue = 2.70 > ttable = 2.000). Academically it defined that cooperative learning model (type concept sentence assisted by serial pictures) affecting the writing skills in Indonesian Subject on students SDN 22 Dauh Puri Denpasar. Keywords: Concept Sentence, Serial Pictures, Writing Skill
e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) PENDAHULUAN Guru memiliki peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Salah satu mata pelajaran yang diajarkan guru di jenjang pendidikan sekolah dasar adalah mata pelajaran bahasa Indonesia. Peran bahasa Indonesia sebagai suatu mata pelajaran sangat strategis, yakni sebagai bahasa pengantar pendidikan dan bahasa nasional. Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, mata pelajaran bahasa Indonesia berfungsi untuk mengembangkan kemampuan bernalar, berkomunikasi, mengungkapkan pikiran dan perasaan, serta membina kesatuan dan persatuan bangsa (Sumardi, 2000:32). Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan bahasa Indonesia baik secara lisan maupun tertulis. Tarigan (2008:1) mengemukakan bahwa keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu (1) keterampilan menyimak (listening skills), (2) keterampilan berbicara (speaking skills), (3) keterampilan membaca (reading skills), dan (4) keterampilan menulis (writing skills). Setiap keterampilan itu sangat erat sekali berhubungan dengan tiga keterampilan lainnya dengan cara yang beraneka ragam. Seperti, dalam proses pembelajaran sebelum membelajarkan keterampilan menulis, siswa menyimak materi yang disajikan guru, kemudian siswa diajak berbicara apabila terdapat hal-hal yang belum dipahami. Siswa juga membaca soal-soal yang disediakan dan hasil dari tugas-tugas yang diberikan di depan kelas. Mereka pun terlibat aktif menulis tugastugas kelompok maupun individu yang telah disediakan, baik pada lembar yang telah disediakan maupun di papan tulis. Dari empat keterampilan yang ada, pada penelitian ini dibahas tentang keterampilan menulis. Seperti yang diungkapkan oleh Nurgiyantoro (2012:422) mengenai keterampilan menulis sebagai berikut. Aktivitas menulis merupakan suatu bentuk manifestasi kompetensi berbahasa paling akhir dikuasai pembelajar bahasa setelah kompetensi mendengarkan, berbicara, dan membaca. Dibanding
tiga kompetensi berbahasa yang lain, kompetensi menulis secara umum boleh dikatakan lebih sulit dikuasai bahkan oleh penutur asli bahasa yang bersangkutan sekalipun. Hal itu disebabkan kompetensi menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu sendiri yang akan menjadi isi karangan. Baik unsur bahasa maupun unsur isi pesan harus terjalin sedemikian rupa sehingga menghasilkan karangan yang runtut, padu, dan berisi. Menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan merupakan salah satu kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa kelas V semester satu di SD. Namun, kenyataannya siswa kelas V kurang bersemangat dalam menulis. Dengan kata lain, aktivitas menulis kurang digemari oleh siswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bidang studi bahasa Indonesia di kelas V SDN 22 Dauh Puri yaitu Ibu Ni Ketut Nuriasih, S.Pd, diperoleh informasi bahwa keterampilan menulis karangan siswa belum optimal sehingga siswa juga belum produktif menghasilkan suatu tulisan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: (1) kurang adanya relevansi antara karangan yang dibuat oleh siswa dengan tugas menulis yang diberikan guru, (2) siswa masih kesulitan dalam menuangkan ide atau gagasan ke dalam bentuk karangan, (3) perbendaharaan kata yang dimiliki siswa masih kurang memadai, (4) siswa kurang tepat dalam memilih dan merangkaikan kata-kata, (5) penggunaan tata bahasa yang kurang tepat, dan (6) penggunaan ejaan, tanda baca, serta penggunaan huruf kapital juga kurang tepat. Selain faktor dari siswa, juga terdapat beberapa faktor dari guru, yaitu: (1) guru membelajarkan siswa cenderung menggunakan pembelajaran konvensional dengan metode ceramah sehingga siswa kurang berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran, (2) sumber belajar yang digunakan guru hanya memanfaatkan buku
e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) paket dan LKS yang sudah diterbitkan para penerbit sehingga membosankan bagi siswa, dan (3) penilaian keterampilan menulis siswa hanya bertumpu pada aspek kognitif saja. Untuk dapat membelajarkan siswa agar berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran, sumber belajar menjadi lebih menarik serta penilaian keterampilan menulis tidak hanya bertumpu pada aspek kognitif saja, maka guru dituntut untuk lebih kreatif. Seperti yang diungkapkan oleh Uno dan Nurdin (2011:162) bahwa “Guru dituntut untuk lebih kreatif dalam proses pembelajaran di sekolah, karena di masa mendatang guru tidak lagi menjadi satusatunya orang yang paling pintar di tengahtengah siswanya.” Salah satu bentuk kreativitas guru adalah dengan menerapkan model pembelajaran yang inovatif agar menumbuhkan motivasi siswa untuk belajar, khususnya menulis. Sebagai salah satu keterampilan berbahasa yang berperan penting, guru sangat perlu untuk membuat siswa lebih bersemangat dalam menulis. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru agar siswa bersemangat dalam menulis adalah model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif memang sangat efektif untuk diterapkan bagi siswa dalam belajar karena siswa yang satu dapat bekerja sama dan bersosialisasi dengan siswa yang lain. Hal ini sejalan dengan teori yang dikatakan oleh Uno dan Nurdin (2011:120) sebagai berikut. Hal yang penting dalam model pembelajaran kooperatif adalah bahwa siswa dapat belajar dengan cara bekerja sama dengan teman. Bahwa teman yang lebih mampu dapat menolong teman yang lemah. Setiap anggota kelompok tetap memberi sumbangan pada prestasi kelompok. Para siswa juga mendapat kesempatan untuk bersosialisasi. Ada banyak tipe model pembelajaran kooperatif. Namun, salah satu tipe yang dipilih dan sesuai untuk membelajarkan siswa dalam hal menulis adalah tipe Concept Sentence. Model pembelajaran kooperatif tipe Concept Sentence dapat memanfaatkan siswa yang
lain sebagai sumber belajar sehingga siswa dapat bekerja sama dalam kelompok heterogen yang mana tiap kelompok terdiri dari ± 4 orang. Huda (2013:315) menegaskan sebagai berikut. Dalam praktiknya bahwa Concept Sentence merupakan strategil pembelajaran yang dilakukan dengan memberikan kartu-kartu yang berisi beberapa kata kunci kepada siswa, kemudian kata kuncikata kunci tersebut disusun menjadi beberapa kalimat dan dikembangkan menjadi paragrafparagraf. Model ini dilakukan dengan mengelompokkan siswa secara heterogen dan meminta mereka untuk membuat kalimat dengan minimal 4 kata kunci sesuai materi yang disajikan. Sintak pembelajaran Concept Sentence menurut Huda (2013:316) bisa diterapkan dengan mengikuti langkahlangkah berikut ini. (a) Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai, (b) Guru menyajikan materi terkait dengan pembelajaran secukupnya, (c) Guru membentuk kelompok yang anggotanya kurang lebih 4 orang secara heterogen, (d) Guru menyajikan beberapa kata kunci sesuai dengan materi yang disajikan, (e) Setiap kelompok diminta untuk membuat beberapa kalimat dengan menggunakan minimal 4 kata kunci setiap kalimat, (f) Hasil diskusi kelompok didiskusikan kembali secara pleno yang dipandu oleh guru, (g) Siswa dibantu oleh guru memberikan kesimpulan. Menurut Huda (2013:317), kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe Concept Sentence tersebut meliputi: (1) meningkatkan semangat belajar siswa, (2) membantu terciptanya suasana belajar yang kondusif, (3) memunculkan kegembiraan dalam belajar, (4) mendorong dan mengembangkan proses berpikir kreatif, (5) mendorong siswa untuk memandang sesuatu dalam pandangan yang berbeda, (6) memunculkan kesadaran untuk berubah menjadi lebih baik, (7) memperkuat kesadaran diri, (8) lebih memahami kata kunci dari materi pokok pelajaran, dan (9) siswa yang lebih pandai mengajari siswa yang kurang pandai.
e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) Salah satu sintaks model ini adalah guru menyajikan beberapa kata kunci sesuai dengan materi yang disajikan. Begitu pula pada kelebihan dari model ini adalah siswa lebih memahami kata kunci dari materi pokok pembelajaran. Dengan kata lain inti dari model pembelajaran Concept Sentence adalah adanya penyajian beberapa kata kunci dalam membelajarkan siswa sehingga siswa lebih memahami kata kunci dari materi pokok pembelajaran. Pemberian kata kunci tersebut dalam pembelajaran ini dapat mempermudah siswa untuk dapat menuangkan ide atau gagasan mereka ke dalam bentuk tulisan. Keterampilan menulis yang diteliti dalam penelitian ini adalah keterampilan menulis karangan berdasarkan pengalaman. Keterampilan menulis merupakan salah satu ruang lingkup mata pelajaran bahasa Indonesia. Adapun tujuan mata pelajaran bahasa Indonesia menurut BSNP (2011: 56) adalah sebagai berikut. (1) Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun secara tulis, (2) Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara, (3) Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan, (4) Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial, (5) Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa, (6) Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia. Sebagai warga negara Indonesia yang baik, kita harus mampu untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar baik secara lisan maupun tertulis. Untuk dapat mentransfer informasi/ide seseorang ke dalam wacana tulis yang baik maka diperlukan keterampilan menulis yang memadai. Keterampilan menulis sangat dibutuhkan dan mempunyai peran yang semakin besar
apalagi bagi siswa di SD. Seperti yang dipaparkan oleh Sumardi (2000:190) bahwa: Keterampilan menulis sangat bermanfaat bagi anak-anak, baik untuk kepentingan pendidikan maupun untuk keperluan kontak sosial. Secara lebih khusus, pelajaran menulis juga sangat baik untuk melatih penalaran dan pengembangan kreativitas siswa. Menurut Soyomukti (2010:160), menulis adalah kegiatan manusia yang dikenal sebagai makhluk yang berbudaya. Hairuddin, dkk (2007:3-22) menyatakan bahwa “menulis adalah kegiatan menggunakan bahasa tulis sebagai sarana untuk mengungkapkan gagasan.” Tarigan (2008:3) mengungkapkan bahwa menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Aminudin (2009:7) menyatakan bahwa “Menulis merupakan kegiatan yang ekspresif dan produktif. Keterampilan menulis tidak datang dengan sendirinya. Walaupun sebagian orang berbakat dalam menulis, namun menulis tetaplah harus dilatih.” Berdasarkan beberapa pendapat mengenai pengertian menulis tersebut, dapat dinyatakan bahwa menulis adalah suatu keterampilan berbahasa manusia yang ekspresif dan produktif sebagai makhluk yang berbudaya dengan menggunakan bahasa tulis untuk mengungkapkan gagasan agar dapat berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain yang tidak datang dengan sendirinya atau tetap harus dilatih. Melalui keterampilan menulis, seseorang bukan hanya dapat melahirkan pikiran atau perasaan saja, melainkan juga dapat mengungkapkan ide, pengetahuan, ilmu, dan pengalaman hidup seseorang dalam bahasa tulis. Oleh karena itu, menulis itu merupakan kegiatan yang kompleks dan perlu dipelajari, dikuasai, serta dipahami manfaatnya. Menurut Suparno dan Yunus (2007:1.4), kemanfaatan itu di antaranya dalam hal: (1) peningkatan kecerdasan, (2) pengembangan daya inisiatif dan kreativitas, (3) penumbuhan keberanian, dan (4) pendorong kemauan dan
e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) kemampuan mengumpulkan informasi. Selain memiliki manfaat, pembelajaran menulis di SD juga dilakukan melalui tahapan atau proses. Tahapan atau proses dalam menulis harus dipahami agar membantu mempermudah kegiatan menulis yang dilakukan. Seperti yang dipaparkan oleh Hairuddin, dkk (2007:3-27) sebagai berikut. Pembelajaran menulis merupakan suatu kegiatan yang dilakukan melalui proses atau tahapan-tahapan. Proses yang dilakukan dalam pembelajaran menulis di SD disesuaikan dengan tingkat kelas dan tingkat kesulitan, serta jenis atau bentuk tulisan yang dibinakan. Proses menulis menurut Yusuf Munawir, dkk (2003:104) meliputi tiga aspek, yaitu menulis (handwriting), mengeja, dan mengarang. Agar dapat menulis dengan baik, diperlukan beberapa jenis keterampilan, antara lain kemampuan mengorganisasikan pendapat, mengingat, membuat konsep, dan mekanik (tata tulis). Lebih lanjut Suparno dan Yunus (2007:1.14) menegaskan bahwa sebagai proses, menulis merupakan serangkaian aktivitas yang terjadi dan melibatkan beberapa fase yaitu fase prapenulisan (persiapan), penulisan (pengembangan isi karangan), dan pascapenulisan (telaah dan revisi atau penyempurnaan tulisan). Yusuf Munawir, dkk (2003:105) juga memaparkan pengajaran menulis sebagai berikut. Pengajaran menulis mencakup menulis, mengeja, dan mengarang. Di samping itu, ada aspek yang merupakan dasar, yaitu kesiapan menulis. Penekanan pada salah satu aspek sangat bergantung pada tingkat kemampuan anak. Pada kelas-kelas permulaan, pengajaran menulis dipusatkan pada menulis dan mengeja huruf atau kata-kata yang mempunyai frekuensi penggunaan tinggi, seperti nama, alamat, atau kosakata sehari-hari. Pada tingkat yang lebih lanjut, pengajaran menulis dialihkan pada kemampuan mengomunikasikan pendapat dalam bentuk mengarang. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa fase-fase yang dilibatkan dalam tahapan atau proses menulis seperti:
prapenulisan (persiapan), penulisan (pengembangan isi karangan), dan pascapenulisan (telaah dan revisi atau penyempurnaan tulisan). Selain itu, pengajaran menulis pada tingkat yang lebih lanjut adalah kemampuan mengomunikasikan pendapat dalam bentuk mengarang. Siswa kelas V semester I dapat dikatakan berada pada tingkat yang lebih lanjut. Hal ini karena pada salah satu kompetensi dasar yang telah disebutkan sebelumnya bagi siswa kelas V semester satu adalah menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan. Untuk dapat membantu siswa agar keterampilan menulis siswa lebih optimal dan siswa lebih produktif menghasilkan suatu tulisan atau karangan yang baik, maka melalui model pembelajaran kooperatif tipe Concept Sentence, guru juga dapat lebih variatif memanfaatkan kartukartu yang bertuliskan kata kunci yang ingin disampaikan (flash card) dan juga media gambar berseri. Salah satu contoh model pembelajaran dengan Concept Sentence adalah pembelajaran dengan flash card. Flash Card atau Education Card adalah kartu-kartu bergambar yang dilengkapi dengan kata-kata, yang diperkenalkan oleh Glenn Doman (1994), seorang dokter ahli bedah otak dari Philadelphia, Pennsylvania. (Huda, 2013:317) Lebih lanjut dijelaskan bahwa gambar-gambar pada Flash Card dikelompokkan antara lain: seri binatang, buah-buahan, pakaian, warna, bentukbentuk angka, dan sebagainya. Di sini, siswa diminta untuk berdiskusi dengan teman-teman sekelompoknya untuk membuat kerangka karangan berdasarkan flash card yang diperoleh, lalu mendengarkan hasil presentasi kelompok lain sebelum kemudian mengerjakan soal evaluasi dari guru. Dalam tahap awal merangsang perkembangan kognisi dan imajinasi peserta didik, dapat dimanfaatkan tugastugas menulis dengan rangsang tertentu seperti gambar. Nurgiyantoro (2012:429) menegaskan tentang gambar sebagai rangsang tugas menulis sebagai berikut.
e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) Gambar sebagai rangsang tugas menulis baik diberikan kepada murid sekolah dasar, atau pelajar bahasa (target) pada tahap awal, tetapi mereka telah mampu menghasilkan bahasa walau masih sederhana. Gambar berfungsi sebagai pemancing kognisi dan imajinasi serta pemilihan bentuk-bentuk kebahasaan. Kompleksitas gambar dapat bervariasi, tergantung tingkat kompetensi berbahasa pembelajar yang dituju. Namun, gambar yang dipakai untuk tugas tersebut harus jelas sehingga tidak membingungkan peserta uji. Gambar sebagai rangsang yang digunakan adalah gambar seri. Gambar seri itu tentu bergambar dan ceritanya berseri. Gambar seri biasanya terdiri dari 4 seri. Menurut Dhieni, dkk (2006:7.16), gambar seri 1 sampai dengan ke-4 tersebut saling berkaitan dan merupakan rangkaian sebuah cerita atau sebuah informasi. Depdikbud menegaskan ketentuan gambar seri yang dipergunakan harus memenuhi persyaratan antara lain sebagai berikut: (1) Ukuran gambar cukup besar sehingga dapat dilihat oleh semua anak sampai perinciannya, (2) Hubungan antara satu gambar dengan gambar yang berikutnya kelihatan jelas, (3) Tiap gambar dapat menimbulkan rasa ingin tahu anak untuk mengetahui kelanjutannya, hal ini dapat dilihat pada gambar berikutnya, (4) Setiap gambar menunjukkan suatu adegan yang jelas, (5) Gambar hendaknya jangan terlalu banyak “hiasan” (gambar tambahan) sehingga dapat mengaburkan arti dan isi gambar-gambar itu, (6) Gambar-gambar itu sebaiknya diberi warna yang hidup dan menarik serta sesuai dengan aslinya. (Dhieni, dkk (2006:7.17). Lebih lanjut dijelaskan bahwa ukuran gambar apabila dapat digunakan oleh semua anak per kelompok atau individu dapat dibuat dalam ukuran kecil. Dengan mencobakan suatu model pembelajaran inovatif dalam proses pembelajaran, khususnya keterampilan menulis karangan berdasarkan pengalaman pada pelajaran bahasa Indonesia dapat terjadi suatu interaksi multi arah antara guru
dengan siswa, siswa dengan siswa, dan siswa dengan sumber belajar lainnya. Sumber belajar dan media yang digunakan guru dalam membelajarkan siswa dapat lebih variatif. Dalam hal penilaian juga dapat melibatkan aspek pengetahuan (kognitif), aspek sikap (afektif) dan juga keterampilan (psikomotor). Dengan demikian, keterampilan menulis karangan siswa menjadi lebih optimal dan siswa lebih produktif menghasilkan suatu tulisan. Berdasarkan uraian tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan yang signifikan keterampilan menulis pada pelajaran bahasa Indonesia antara siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Concept Sentence berbantuan gambar berseri dengan siswa yang dibelajarkan menggunakan pembelajaran konvensional pada kelas V SDN 22 Dauh Puri tahun pelajaran 2013/2014. METODE Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen kuantitatif yaitu rancangan eksperimen semu atau kuasi (quasi-experimental design). Desain eksperimen semu yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nonequivalent Control Group Design. Variabel penelitian terdiri dari variabel bebas yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Concept Sentence berbantuan gambar berseri dan variabel terikat yaitu keterampilan menulis pada pelajaran bahasa Indonesia. Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah seluruh siswa kelas V SDN 22 Dauh Puri tahun pelajaran 2013/2014. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik random sampling. Untuk mendapatkan sampel dilakukan random pada populasi sehingga diperoleh sampel yaitu kelas V A dan kelas V B SDN 22 Dauh Puri. Selanjutnya untuk menentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan random dengan teknik undian. Didapatkan kelas VB yang berjumlah 41 orang siswa sebagai kelompok eksperimen dan kelas V A yang berjumlah
e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) 41 orang siswa sebagai kelompok kontrol. Metode pengumpulan data menggunakan metode tes. Tes yang digunakan untuk menilai keterampilan keterampilan menulis siswa pada aspek psikomotor adalah suatu tes kompetensi menulis, yaitu dengan tugas menulis otentik berdasarkan rangsang gambar dengan bentuk uraian atau essay. Adapun instrumen yang digunakan untuk menilai tugas menulis otentik berdasarkan rangsang gambar adalah rubrik penilaian yang mana komponen yang dinilai mencakup isi, organisasi, kosakata, penggunaan bahasa dan mekanik. Nurgiyantoro (2012:441) Data tentang nilai akhir keterampilan menulis pada pelajaran bahasa Indonesia merupakan nilai post test yang merupakan penggabungan antara nilai dari guru bidang studi dan peneliti. Untuk uji prasyarat analisis menggunakan uji normalitas sebaran data dengan uji Chi-Kuadrat, uji homogenitas varians menggunakan uji F, dan uji hipotesis menggunakan uji-t dengan rumus separated varian. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil setelah perhitungan nilai post test keterampilan siswa baik dari guru bidang studi maupun peneliti yang telah digabungkan diperoleh rata-rata nilai keterampilan menulis siswa pada kelompok eksperimen yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Concept Sentence berbantuan gambar berseri adalah 64,66 dengan varian 329,28 dan standar deviasi 18,15. Sedangkan ratarata nilai keterampilan menulis siswa pada kelompok kontrol yang dibelajarkan dengan menggunakan pembelajaran konvensional setelah perhitungan nilai post test keterampilan siswa baik dari guru bidang studi maupun peneliti yang telah digabungkan adalah 54,93 dengan varian sebesar 201,72 dan standar deviasi 14,20. Skor keterampilan menulis siswa kelas VB SDN 22 Dauh Puri dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Concept Sentence berbantuan gambar berseri menunjukkan bahwa skor tertinggi yang dicapai siswa adalah 96, sedangkan skor terendah yang dicapai siswa adalah 35, rentangan sebesar 61, rata-rata sebesar 64,66, modus sebesar 75 dan 91, dan median sebesar 70. Untuk mendapat gambaran yang jelas mengenai distribusi frekuensi nilai keterampilan menulis pada kelompok eksperimen berikut disajikan pada Gambar 1.
Gambar 1. Histogram distibusi frekuensi kelompok eksperimen Berdasarkan hasil perhitungan menunjukkan bahwa pengelompokkan distribusi frekuensi untuk keterampilan menulis siswa kelas VB SDN 22 Dauh Puri menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Concept Sentence berbantuan gambar berseri yang mendapat nilai di sekitar rata-rata sebanyak 7 orang dengan prosentase 17,07%, di bawah ratarata sebanyak 16 orang dengan prosentase 39,02%, dan di atas rata-rata sebanyak 18 orang dengan prosentase 43,91%. Sedangkan skor keterampilan menulis siswa kelas VA SDN 22 Dauh Puri dengan menggunakan pembelajaran konvensional menunjukkan bahwa skor tertinggi yang dicapai siswa adalah 95, sedangkan skor terendah yang dicapai siswa adalah 34, rentangan sebesar 61, rata-rata sebesar 54,93, modus sebesar 48, dan median sebesar 51. Untuk mendapat gambaran yang jelas mengenai distribusi frekuensi nilai keterampilan menulis pada kelompok kontrol berikut disajikan pada Gambar 2.
e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
Gambar 2. Histogram distribusi frekuensi kelompok kontrol Berdasarkan hasil perhitungan menunjukkan bahwa pengelompokkan distribusi frekuensi untuk keterampilan menulis siswa kelas VA SDN 22 Dauh Puri dengan menggunakan pembelajaran konvensional yang mendapat nilai di sekitar rata-rata sebanyak 7 orang dengan prosentase 17,07%, di bawah rata-rata sebanyak 23 orang dengan prosentase 56,10%, dan di atas rata-rata sebanyak 11 orang dengan prosentase 26,83%. Dari data tersebut menunjukkan bahwa kelompok eksperimen yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Concept Sentence berbantuan gambar berseri memiliki rata-rata nilai keterampilan menulis lebih tinggi daripada kelompok kontrol yang dibelajarkan menggunakan pembelajaran konvensional. Sebelum melakukan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis. Uji prasyarat analisis meliputi uji normalitas sebaran data dan uji homogenitas varians. Uji normalitas data data dilakukan pada dua kelompok data, meliputi data kelompok eksperimen yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Concept Sentence berbantuan gambar berseri dan data kelompok kontrol yang dibelajarkan dengen menggunakan pembelajaran konvensional. Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui sebaran data skor akhir keterampilan menulis yang digunakan dalam pengujian hipotesis. Uji normalitas sebaran data dilakukan dengan menggunakan Chi-Kuadrat ( χ 2) pada
taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasan db = k-1. Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas kelompok eksperimen untuk χ 2 dengan taraf signifikansi 5% diperoleh (α = 0,05) dan derajat kebebasan (dk) = 5 diperoleh χ 2tabel = χ 2 (0,05:5) = 11,07, sedangkan χ 2hitung = 8,3 karena χ 2tabel > χ 2hitung, ini berarti sebaran data nilai post test keterampilan menulis kelompok eksperimen yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Concept Sentence berbantuan gambar berseri berdistribusi normal. Sedangkan hasil perhitungan uji normalitas kelompok kontrol untuk χ 2 dengan taraf signifikansi 5% diperoleh (α = 0,05) dan derajat kebebasan (dk) = 5 diperoleh χ 2tabel = χ 2 (0,05,5) = 11,07, 2 sedangkan χ hitung = 6,01 karena χ 2tabel > χ 2hitung, ini berarti sebaran data nilai post test keterampilan menulis kelompok kontrol yang dibelajarkan dengan menggunakan pembelajaran konvensional berdistribusi normal. Jumlah masing-masing kelompok baik kelompok eksperimen maupun kontrol adalah 41 siswa. Uji homogenitas varian menggunakan uji F. Kriteria pengujian jika F hitung < F tabel maka sampel homogen. Pengujian dilakukan pada taraf signifikansi 5% dengan derajat kebebasan untuk pembilang n 1-1 (411=40) dan derajat kebebasan untuk penyebut n 2-1 (41-1=40) adalah 1,69 dan hasil analisis Fhitung=1,63, karena Fhitung < Ftabel, maka data nilai post test kelompok eksperimen dan data nilai post test kelompok kontrol adalah homogen. Hipotesis penelitian yang diuji adalah tidak terdapat perbedaan yang signifikan keterampilan menulis pada pelajaran bahasa Indonesia antara siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Concept Sentence berbantuan gambar berseri dengan siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada kelas V SDN 22 Dauh Puri tahun pelajaran 2013/2014. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji beda mean (uji-t). Dengan kriteria
e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) pengujian adalah H0 ditolak jika thit ≥ t(1
α)
,
dimana t (1 ) didapat dari tabel distribusi t pada taraf signifikan ( α ) 5% dengan derajat kebebasan dk = (n1+n2-2). Untuk menguji
hipotesis dalam penelitian ini digunakan ujit separated varians. Hasil Uji Hipotesis disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Tabel Uji Hipotesis Kelas
Varians
N
18,15
41
14,20
41
Eksperimen
dk
t hitung
t tabel
Kesimpulan
80
2,70
2,000
Ha diterima
Kontrol Berdasarkan Tabel 1, nilai t tabel pada taraf signifikansi 5% dengan derajat kebebasan (41+41-2=80) diperoleh batas penolakan hipotesis observasi sebesar 2,000 dan hasil analisis data diperoleh t hitung sebesar 2,70. Berarti t hitung >ttabel maka H 0 yang diajukan berbunyi tidak terdapat perbedaan yang signifikan keterampilan menulis pada pelajaran bahasa Indonesia antara siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Concept Sentence berbantuan gambar berseri dengan siswa yang dibelajarkan menggunakan pembelajaran konvensional pada kelas V SDN 22 Dauh Puri Denpasar tahun pelajaran 2013/2014 ditolak dan menerima H a yang berbunyi terdapat perbedaan yang signifikan keterampilan menulis pada pelajaran bahasa Indonesia antara siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Concept Sentence berbantuan gambar berseri dengan siswa yang dibelajarkan menggunakan pembelajaran konvensional pada kelas V SDN 22 Dauh Puri Denpasar tahun pelajaran 2013/2014. Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa t hitung = 2,70 dan t tabel = 2,000 pada taraf signifikansi 5% dan dk = 80. Karena nilai thitung > ttabel (2,70 > 2,000 ), maka H0 ditolak dan Ha diterima. Sehingga, terdapat perbedaan yang signifikan keterampilan menulis pada pelajaran bahasa Indonesia antara siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Concept Sentence berbantuan gambar berseri dengan siswa yang dibelajarkan menggunakan pembelajaran konvensional pada kelas V SDN 22 Dauh Puri Denpasar tahun pelajaran 2013/2014. Siswa kelompok eksperimen diketahui memiliki skor rata-rata keterampilan menulis pada pelajaran bahasa Indonesia lebih tinggi dibandingkan siswa kelompok kontrol yaitu 64,66 > 54,93. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan keterampilan menulis pada pelajaran bahasa Indonesia antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Terdapatnya perbedaan yang signifikan keterampilan menulis pada pelajaran bahasa Indonesia antara siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Concept Sentence berbantuan gambar berseri dengan siswa yang dibelajarkan menggunakan pembelajaran konvensional pada kelas V SDN 22 Dauh Puri Denpasar tahun pelajaran 2013/2014 dikarenakan adanya perbedaan proses pembelajaran seperti (a) penyajian kata kunci, (b) penggunaan sumber belajar dan media yang lebih variatif, (c) adanya penggunaan kelompok belajar atau diskusi kelompok, (d) adanya presentasi kelompok, dan (e) reinforcement dalam proses pembelajaran. Kata kunci-kata kunci yang disajikan guru dapat mengasah ingatan siswa dan juga membantu siswa untuk lebih mudah dalam menulis karangan. Selain itu, perbendaharaan kata yang dimiliki siswa
e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) menjadi lebih memadai mengingat dengan bantuan kata kunci siswa dapat menemukan kata-kata baru yang bersinonim, atau berantonim dengan katakata tersebut. Melalui model pembelajaran kooperatif tipe Concept Sentence ini, adanya beragam sumber belajar dan media yang digunakan sangat bermanfaat. Hal ini pun dapat membantu sejalannya antara karangan yang dibuat oleh siswa dengan tugas menulis karangan berdasarkan pengalaman yang diberikan. Variasi media ini juga membuat pembelajaran di kelas menjadi menarik dan menyenangkan. Siswa lebih optimal memperoleh kesempatan untuk memanfaatkan media dengan berbagai ukuran yang disediakan oleh guru. Sehingga siswa pun bersemangat untuk beraktivitas menulis. Kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Concept Sentence berbantuan gambar berseri dibelajarkan secara kelompok heterogen yang terdiri dari ± 4 orang. Sehingga mereka lebih dapat berinteraksi sosial dengan teman sebayanya (learning to live together). Dalam proses pembelajaran, siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Concept Sentence berbantuan gambar berseri juga lebih optimal memperoleh kesempatan untuk menyampaikan hasil kerja kelompok di depan kelas. Selain itu, koreksi secara bersama pun dilakukan dengan sangat baik untuk mengecek penggunaan tata bahasa yang kurang tepat dan penggunaan ejaan, tanda baca, serta penggunaan huruf kapital juga kurang tepat ketika siswa menulis karangan. Sehingga, karangan yang dihasilkan siswa pun menjadi lebih optimal. Pada kelompok eksperimen juga terdapat suatu reinforcement yaitu penghargaan bagi kelompok yang memiliki hasil karangan terbaik. Hal ini tentu dapat memotivasi siswa yang lain untuk menulis karangan yang terbaik. Berbeda halnya dengan siswa di kelompok kontrol yang dibelajarkan menggunakan pembelajaran konvensional memperoleh hasil lebih kecil dibandingkan siswa di kelompok eksperimen. Hal ini disebabkan dalam pembelajaran konvensional atau pembelajaran tradisional
cenderung menggunakan metode ceramah. Selain itu, pada pembelajaran konvensional di kelas kontrol kurang memperhatikan gaya belajar siswa yang bervariasi. Siswa pada kelompok kontrol lebih banyak belajar menggunakan indera pendengarannya dibandingkan visual, sehingga siswa menjadi pasif. Meskipun dalam proses pembelajaran konvensional juga disediakan media LKS (Lembar Kegiatan Siswa) gambar berseri akan tetapi siswa tidak dapat berinteraksi dengan siswa yang lain. Kosa kata yang dimiliki siswa pun menjadi kurang memadai karena kata-kata yang digunakan dalam karangan mereka selalu monoton. Kesempatan untuk memanfaatkan media dan belajar bersosialisasi dalam kelompok kontrol sangat kurang dibandingkan dengan siswa di kelompok eksperimen. Karangan siswa di kelas kontrol pun banyak yang penggunaan tata bahasa, ejaan, tanda baca, dan huruf kapitalnya kurang tepat sehingga membuat karangan mereka belum optimal. Sehingga, dari landasan teori dan hasil analisis uji-t, dapat diambil keputusan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Concept Sentence berbantuan gambar berseri memberikan pengaruh yang lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Keputusan tersebut diambil setelah melihat adanya suatu perbedaan pada masing-masing kelompok. Perbedaan tersebut yaitu kelompok eksperimen yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Concept Sentence berbantuan gambar berseri memiliki nilai rata-rata keterampilan menulis pada pelajaran bahasa Indonesia yang lebih dari kelompok kontrol yang dibelajarkan menggunakan pembelajaran konvensional. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dita Damayanti, Fransiska (2013) yang mengemukakan bahwa model kooperatif Concept Sentence lebih efektif dibandingkan model pembelajaran langsung pada pembelajaran menulis karangan narasi bagi siswa kelas IV SD seGugus Diponegoro Kecamatan Magelang Tengah ( nilai tobs > t(0,025;68) yaitu 2.8884 > 1.99547). Selain itu, rata-rata nilai
e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) keterampilan menulis karangan narasi siswa yang diberi perlakuan dengan model kooperatif Concept Sentence sebanyak 75,77 sedangkan pada kelompok kontrol yang menggunakan model pembelajaran langsung rata-rata nilainya hanya 71,70. (http://jurnal.fkip.uns.ac.id). Sehingga, hasil penelitian ini memperkuat hasil penelitian sebelumnya. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka simpulan pada penelitian ini yaitu terdapat perbedaan yang signifikan keterampilan menulis pada pelajaran bahasa Indonesia antara siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Concept Sentence berbantuan gambar berseri dengan siswa yang dibelajarkan menggunakan pembelajaran konvensional pada kelas V SDN 22 Dauh Puri Denpasar tahun pelajaran 2013/2014. Hal ini dibuktikan dari hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji-t yang menunjukkan bahwa nilai t hitung = 2,70 dan t tabel = 2,000 (pada taraf signifikansi 5%). Sehingga, t hitung > ttabe. Nilai rata-rata keterampilan menulis kelompok eksperimen lebih dari siswa kelompok kontrol yaitu 64,66 > 54,93. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Concept Sentence berbantuan gambar berseri berpengaruh terhadap keterampilan menulis pada pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas V SDN 22 Dauh Puri Denpasar tahun pelajaran 2013/2014. Adapun saran yang dapat diajukan adalah sebagai berikut. Bagi siswa, melalui model pembelajaran kooperatif tipe Concept Sentence berbantuan gambar berseri hendaknya siswa terus berlatih menggunakan tulisan tegak bersambung dan mengurangi penggunaan pemutih atau coretan-coretan dalam menulis sehingga dalam hal ini khususnya tulisan yang berupa karangan yang dibuat terlihat lebih rapi dan dapat dibaca. Bagi guru hendaknya menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Concept Sentence berbantuan gambar
berseri pada pelajaran bahasa Indonesia, karena siswa dapat bersosialisasi dengan teman-temannya dalam proses pembelajaran, siswa lebih bersemangat dalam menulis, siswa lebih mudah menuangkan ide atau gagasan mereka ke dalam bentuk tulisan, khususnya menulis karangan berdasarkan pengalaman karena dalam proses pembelajaran sudah disajikan beberapa kata kunci melalui flash card, serta kosa kata siswa menjadi lebih memadai dan pembelajaran menjadi lebih menarik dengan bantuan gambar berseri. Bagi pihak sekolah hendaknya menjadikan hasil penelitian ini sebagai bahan pertimbangan dan referensi untuk meningkatkan mutu proses pembelajaran di sekolah, khususnya dalam keterampilan menulis pada pelajaran bahasa Indonesia. Bagi peneliti lain hendaknya dapat menyikapi lebih kritis penelitian ini dan sebagai bahan bacaan yang bermanfaat sehingga dapat memberikan wawasan, inspirasi dan pengetahuan mengenai model pembelajaran kooperatif tipe Concept Sentence berbantuan gambar berseri. DAFTAR RUJUKAN Aminudin. 2009. Kreatif Membuat Ragam Tulisan. Bandung: Puri Pustaka. BSNP. 2011. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Kelas V. Jakarta: Kemendiknas. Dhieni,
Nurbiana, dkk. 2006. Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta: Universitas Terbuka.
Dita
Damayanti, Fransiska. 2013. “Pengaruh Model Kooperatif Concept Sentence terhadap Keterampilan Menulis Karangan Narasi”. Tersedia pada http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/ pgsdsolo/article/download/2276/166 2. (diakses tanggal 17 Nopember 2013).
e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) Hairuddin, dkk. 2007. Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Hartono, dkk. 2012. PAIKEM Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif dan Menyenangkan. Pekanbaru: Zanafa Publisihing. Huda, Miftahul. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran Isuisu Metodis dan Paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Nurgiyantoro, Burhan. 2012. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi. Yogyakarta: BPFEYogyakarta. Soyomukti, Nurani. 2010. Pendidikan Berperspektif Globalisasi Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Slavin, Robert. 2005. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media. Sumardi. 2000. Panduan Penelitian, Pemilihan, Penggunaan, dan Penyusunan: Buku Pelajaran Bahasa Indonesia SD sebagai Sarana Pengembangan Kepribadian, Penalaran, Kreativitas, dan Keterampilan Berkomunikasi Anak. Jakarta: PT Grasindo.
Suparno dan Mohamad Yunus. 2007. Materi Pokok Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka. Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Learning Teori & Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Uno, Hamzah B. dan Nurdin Mohammad. 2011. Belajar dengan Pendekatan Pailkem: Pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif, Menarik. Jakarta: Bumi Aksara. Yusuf, Munawir. 2003. Pendidikan bagi Anak dengan Problema Belajar. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.