1
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN JARING LABA-LABA (WEBBED) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNISI ANAK USIA DINI DI TAMAN KANAK-KANAK PERTIWI MAKASSAR
RAHMANIAR Widyaiswara LPMP Sulawesi Selatan E-Mail:
[email protected]
Artikel EBuletin LPMP Sulsel . ISSN. 2355-3189. Januari 2015 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id =308:pengaruh-model-pembelajaran-webbed-terhadap-peningkatankemampuan-kognisi-anak-usia-dini-&catid=42:ebuletin&Itemid=215
2 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran jaring labalaba (webbed) terhadap peningkatan kemampuan kognisi anak usia dini di Taman Kanak-kanak Pertiwi Makassar. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan desain preetest-posttest kontrol group design. Data dianalisis dengan analisis deskriptif dan analisis inferensial. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) terhadap peningkatan kemampuan kognisi anak usia dini di Taman Kanak-kanak Pertiwi Makassar. Artinya bahwa kemampuan kognisi anak yang menggunakan model pembelajaran jaring labalaba (webbed) lebih tinggi daripada kemampuan kognisi anak yang tidak menggunakan model pembelajaran jaring laba-laba. ABSTRACT This study aims at :examining the influence of webbed learning model towards cognitive competence of early childhood at pertiwi Kindergarten in Makassar. This study is an experiment research with pretest-posttest control group design. Data were analized with descriptive analysis and inferential analysis. The results reveal that there is positive influence of webbed learning model toward the improvement of cognitive competence of early childhood at Pertiwi Kindergarten in Makassar. It means that the children’s cognition ability who use webbed learning model is higher than those who do not use webbed learning model. Kata Kunci
: Pembelajaran AUDI, Model pembelajaran jaring laba-laba, kemampuan kognisi
Artikel EBuletin LPMP Sulsel . ISSN. 2355-3189. Januari 2015 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id =308:pengaruh-model-pembelajaran-webbed-terhadap-peningkatankemampuan-kognisi-anak-usia-dini-&catid=42:ebuletin&Itemid=215
3 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah hal yang sangat penting untuk diperoleh semua anak karena pendidikan merupakan suatu modal yang harus dimiliki oleh setiap individu untuk meraih kesuksesan dalam hidupnya. Pendidikan anak usia dini (fase prasekolah) merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar kebeberapa arah, di antaranya pertumbuhan dan perkembangan fisik, kecerdasan, sosioemosional, kepribadian, moral dan kesadaran beragama. Hasil survei awal yang dilakukan oleh peneliti melalui Buku Laporan Perkembangan Anak (BLPA) bahwa perkembangan dari segi kognisi anak masih berada pada kategori rata-rata dan hanya beberapa anak saja yang sudah melebihi standar. Dari hasil wawancara dan pengamatan langsung di kelas ditemukan bahwa pada umumnya guru-guru di TK menggunakan media pembelajaran yang disediakan berupa gambar-gambar di kelas, dan belum ada upaya untuk menyiapkan sesuai dengan kebutuhan anak. Taman Kanak-kanak sebagai lembaga PAUD mendapat tantangan yang cukup besar
dalam menghadapi kenyataan ini. Tantangan yang
dihadapi adalah bagaimana menerapkaan model, pendekatan ataupun metode pembelajaran dan merancang kegiatan pembelajaran yang dapat mengembangkan potensi anak secara optimal dan yang memungkinkan optimalisasi seluruh otak sehingga penerimaan, pengolahan, penyimpanan, dan penggunaan informasi terjadi secara efisien. Hal yang paling mendasar yang harus diketahui guru dalam rangka mengembangkan kemampuan kognitif anak adalah tentu saja mengetahui perkembangan kognitif anak. Dengan mengetahui dan memahami tahapan perkembangan anak dalam area kognitifnya, guru akan dapat mengembangkan model, pendekatan,
metode-metode
pembelajaran,
dan
dapat
merancang
kegiatan
pembelajaran yang paling tepat bagi anak. Peran model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) sebagai salah satu inovasi pembelajaran di Taman Kanak-Kanak diharapkan dapat memberikan solusi yang baik bagi kebermaknaan pembelajaran pada anak. Model ini menggunakan pendekatan tematik sebagai pusat pembelajaran yang dijabarkan dalam berbagai Artikel EBuletin LPMP Sulsel . ISSN. 2355-3189. Januari 2015 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id =308:pengaruh-model-pembelajaran-webbed-terhadap-peningkatankemampuan-kognisi-anak-usia-dini-&catid=42:ebuletin&Itemid=215
4 kegiatan dan/atau bidang pengembangan. Pada model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) ini, tema berfungsi sebagai sarana untuk mengenalkan berbagai konsep pada anak dengan tujuan menyatukan isi kurikulum dan memperkaya perbendaharaan kata anak. Kekuatan pembelajaran dengan pendekatan tema adalah pengalaman dan kegiatan belajar relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak, menyenangkan karena bertolak dari minat dan kebutuhan anak, hasil belajar akan bertahan lebih lama karena lebih berkesan dan bermakna, mengembangkan keterampilan berpikir melalui berbagai latihan pemecahan permasalahan yang dihadapi, serta menumbuhkan keterampilan sosial dalam bekerja sama. Model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) juga lebih menekankan pada keterlibatan anak dan mengerahkan anak untuk aktif (learning by doing). Model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) merupakan suatu pembelajaran yang melibatkan beberapa bidang pengembangan (nilai-nilai agama dan moral, fisik, kognitif, bahasa, sosial dan emosional) untuk memberikan pengalaman yang nyata dan bermakna kepada anak. Model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) dengan pendekatan tematik dianggap sangat cocok diterapkan pada anak usia dini karena pada umumnya mereka masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik). Perkembangan fisiknya tidak pernah dapat dipisahkan dengan perkembangan mental, sosial, dan emosional. Dengan model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) pada pembelajaran anak usia dini di TK dapat membangun pengetahuan pada anak dan mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak. Dalam mengembangkan tema, hal yang penting untuk diperhatikan adalah bagaimana membangun pengetahuan secara sistematis dan holistik. Berdasarkan uraian konsep
pembelajaran dengan
model jaring laba-laba (webbed) dan tinjauan tentang kondisi riil di Taman KanakKanak Pertiwi Makassar, maka penulis tertarik melakukan penelitian tentang efektivitas model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) terhadap peningkatan kemampuan kognisi anak usia dini di Taman Kanak-Kanak Pertiwi Makassar.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang
yang telah dikemukakan di atas, dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut: Apakah ada pengaruh model pembelajaran Artikel EBuletin LPMP Sulsel . ISSN. 2355-3189. Januari 2015 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id =308:pengaruh-model-pembelajaran-webbed-terhadap-peningkatankemampuan-kognisi-anak-usia-dini-&catid=42:ebuletin&Itemid=215
5 jaring laba-laba (webbed) terhadap peningkatan kemampuan kognisi anak usia dini di Taman Kanak-kanak Pertiwi Makassar?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) terhadap peningkatan kemampuan kognisi anak usia dini di Taman Kanakkanak Pertiwi Makassar.
D. Manfaat Penelitian Berdasarkan dari tujuan penelitian yang dikemukakan di atas, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut. 1. Manfaat Teoretis a. Memperkaya khasanah keilmuan pada lembaga pendidikan anak usia dini khususnya pada tingkat Taman Kanak-Kanak (pra sekolah). b. Dengan mengetahui, memahami serta melihat dampaknya secara langsung atas pengaruh dari model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) terhadap kemampuan kognisi anak usia dini di Sekolah Taman Kanak-Kanak, diharapkan dapat digunakan untuk mengembangkan model pembelajaran tersebut di taman kanak-kanak. 2. Manfaat Praktis a. Sebagai bahan masukan atau informasi kepada guru dan kepala sekolah tentang
pentingnya
menerapkan
pembelajaran
yang
sesuai
dengan
karakteristik dan prinsip pengembangan pada anak usia dini pada sekolah taman kanak-kanak. b. Sebagai umpan balik terhadap perbaikan penyelenggaraan pembelajaran anak usia dini maupun sebagai bahan kajian dalam meningkatkan pelayanan pendidikan anak usia dini bagi masyarakat. c. Dengan pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan karakteristik dan perkembangan anak usia dini, diharapkan para guru atau pendidik menyiapkan anak didiknya untuk memasuki jenjang pendidikan dasar. Artikel EBuletin LPMP Sulsel . ISSN. 2355-3189. Januari 2015 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id =308:pengaruh-model-pembelajaran-webbed-terhadap-peningkatankemampuan-kognisi-anak-usia-dini-&catid=42:ebuletin&Itemid=215
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Hakikat Tentang Model Pembelajaran Jaring Laba-laba (Webbed). Menurut Aisyah dkk (2007:4.3) model jaring laba-laba (webbed) merupakan pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik sebagai pusat pembelajaran
yang
dijabarkan
dalam
beberapa
kegiatan
dan/atau
bidang
pengembangan. Istilah jaring laba-laba digunakan untuk model ini karena bentuk rancangannya memang seperti jala atau jaring yang dibuat oleh laba-laba, dengan tema yang dibicarakan sebagai pusat atau laba-labanya. Berdasarkan tema tersebut, kemudian ditentukan sub-sub tema sehingga akan memperjelas tema utama dengan menggunakan aspek kemampuan dasar yang ingin dikembangkan. Dengan demikian model ini, merupakan model yang menggunakan model tematis lintas bidang pengembangan. Lebih lanjut Fogarty menyatakan bahwa karakteristik model jaring laba-laba (webbed) adalah: (1) adanya pandangan luas secara keseluruhan dalam suatu tema yang dapat membentuk jaringan dari berbagai bidang pengembangan; (2) menggunakan pendekatan tematik yang kemudian dapat dikembangkan lebih lanjut pada masing-masing bidang pengembangan. (Sujiono, 2010:67) Model pembelajaran jaring laba-laba sebagai model pembelajaran termasuk salah satu tipe/jenis daripada model pembelajaran terpadu. Istilah pembelajaran dengan model jaring laba-laba pada dasarnya adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan setiap bidang pengembangan sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada anak. Model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) dengan pendekatan tematik merupakan suatu strategi pembelajaran yang melibatkan beberapa bidang pengembangan untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada anak. Keterpaduan dalam pembelajaran ini dapat dilihat dari aspek proses atau waktu, aspek kurikulum, dan aspek belajar mengajar. Pembelajaran tematik diajarkan pada anak karena pada umumnya mereka masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik), perkembangan fisiknya tidak pernah dapat dipisahkan dengan perkembangan mental, sosial, dan emosional. Artikel EBuletin LPMP Sulsel . ISSN. 2355-3189. Januari 2015 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id =308:pengaruh-model-pembelajaran-webbed-terhadap-peningkatankemampuan-kognisi-anak-usia-dini-&catid=42:ebuletin&Itemid=215
7
B. Hakikat Kemampuan Kognisi Anak Usia Dini Menurut Santrock (1995:228) bahwa dunia kognisi anak-anak prasekolah ialah kreatif, bebas, dan penuh imajinasi. Pada hakikatnya anak adalah individu yang membangun sendiri pengetahuannya, dalam arti bahwa guru dan pendidik anak usia dini lainnya tidaklah dapat menuangkan air begitu saja ke dalam gelas yang seolaholah kosong melompong. Anak lahir dengan membawa sejumlah potensi yang siap untuk ditumbuhkembangkan asalkan lingkungan menyiapkan situasi dan kondisi yang dapat merangsang kemunculan dan potensi yang tersembunyi tersebut. Setiap anak berkembang melalui tahapan perkembangan yang umum, tetapi pada saat yang sama setiap anak juga adalah makhluk individu yang unik. Pembelajaran yang sesuai dengan minat, tingkat perkembangan kognisi serta kematangan sosial dan emosional. Berdasarkan Permendiknas (2009:11) pengembangan kognisi berdasarkan tingkat pencapaian perkembangan anak usia 5 – 6 tahun meliputi: (1) mengklasifikasi benda berdasarkan fungsi, menunjukkan aktivitas yang bersifat eksploratif dan menyelidik, menyusun perencanaan kegiatan yang akan dilakukan, mengenal sebabakibat tentang lingkungannya, menunjukkan inisiatif dalam memilih tema permainan, memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari; (2) konsep bentuk, warna, ukuran dan pola yang meliputi: Mengenal perbedaan berdasarkan ukuran: “lebih dari”; “kurang dari”; dan “paling/ter”, mengklasifikasikan benda berdasarkan warna, bentuk, dan ukuran, mengklasifikasikan benda yang lebih banyak ke dalam kelompok yang sama atau kelompok yang sejenis, atau kelompok berpasangan yang lebih dari dua variasi, mengenal pola ABCD-ABCD, mengurutkan benda berdasarkan ukuran dari paling kecil ke paling besar atau sebaliknya; (3) konsep bilangan, lambang bilangan dan lambang huruf meliputi: menyebutkan lambang bilangan 1-10, mencocokkan bilangan dengan lambang bilangan, mengenal berbagai macam lambang huruf vokal dan konsonan. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pengembangan kognisi anak usia dini adalah pengembangan yang berhubungan dengan pengembangan konsep berhitung permulaan, konsep bentuk dan ukuran dan konsep sains permulaan yang berhubungan dengan kegiatan percobaan-percobaan sederhana Artikel EBuletin LPMP Sulsel . ISSN. 2355-3189. Januari 2015 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id =308:pengaruh-model-pembelajaran-webbed-terhadap-peningkatankemampuan-kognisi-anak-usia-dini-&catid=42:ebuletin&Itemid=215
8 yang menuntut daya berfikir anak, eksplorasi, kolaborasi dan elaborasi dalam setiap kegiatan.
III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen dengan menggunakan metode true experimental design. Penelitian ini menggunakan desain preetest-posttest kontrol group design yang merupakan bentuk desain penelitian dengan metode true experimental design. Penelitian ini dilaksanakan di Taman Kanak-kanak Pertiwi yang beralamat di Jalan Bonto Langkasa No. 15 Gunung Sari Baru Kecamatan Rappocini Kota Makassar. Penelitian ini berlangsung selama 3 bulan dari 19 Agustus sampai dengan 19 Oktober 2011. Setiap kali pertemuan berlangsung mulai 07.30 sampai dengan 10.15 Wita. Kegiatan penelitian berlangsung masing-masing enam kali pertemuan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Populasi penelitian ini adalah seluruh anak didik TK Pertiwi Makassar tahun ajaran 2010/2011 sebanyak 97 anak pada kelompok B yang tersebar dalam lima kelas yaitu; kelas B1, B2, B3, B4 dan B5. Pengambilan sampel penelitian ini dilakukan secara multi stage random sampling dengan Melakukan randomisasi untuk menentukan jumlah sampel dengan mengambil setiap bagian dari kelompok masingmasing berjumlah 20 orang. Sampel keseluruhan yang diambil secara random tersebut berjumlah 40 anak. Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) sedangkan variabel terikatnya (Y) adalah kemampuan kognisi anak usia dini.
B. Definisi Operasional Variabel Adapun definisi operasional masing-masing variabel di atas adalah sebagai berikut. 1. Pembelajaran jaring laba-laba (webbed) adalah suatu model pembelajaran yang dimulai dengan menentukan tema dan sub tema, mengidentifikasi sub tema dan Artikel EBuletin LPMP Sulsel . ISSN. 2355-3189. Januari 2015 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id =308:pengaruh-model-pembelajaran-webbed-terhadap-peningkatankemampuan-kognisi-anak-usia-dini-&catid=42:ebuletin&Itemid=215
9 menentukan indikator yang akan dicapai, setiap kegiatan dikembangkan dengan melibatkan semua bidang pengembangan (Bahasa, kognitif, Sosial emosional, fisik motorik dan seni). Selanjutnya, setiap sesi pembelajaran menekankan pada keterlibatan anak, membangun kreatifitas dan membiasakan bereksplorasi dalam bentuk praktek dan pengamatan langsung, berlatih memecahkan masalah, dan membangun pemahaman konsep. Setiap sesi kegiatan pada setiap bidang pengembangan mendukung peningkatan kemampuan kognisi anak. 2. Kemampuan kognisi anak usia dini adalah kemampuan yang dimiliki anak yang meliputi kemampuan bereksplorasi, berkreasi, menyebutkan, mencocokkan benda dan tulisan (huruf dan angka), membedakan bentuk atau benda dan rasa, menciptakan bentuk, mengelompokkan, membandingkan media nyata dan abstrak, membilang, membangun konsep, dan membedakan.
C. Teknik Pengumpulan Data Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah: 1. Pengamatan langsung terhadap pelaksanaan pembelajaran jaring laba-laba (webbed) yang meliputi: perencanaan, pelaksanaan dan penilaian anak melalui kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran jaring laba-laba (webbed). 2. Dokumentasi. Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa dokumen tentang rekaman proses kegiatan penelitian. 3. Pedoman penilaian, digunakan untuk melihat hasil dari penelitian dengan menggunakan model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) pada kelompok eksperimen dan pembelajaran pada kelompok kontrol.
D. Teknik Analisis Data Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan statistika. Data yang diperoleh dari sampel penelitian berupa skor kemampuan kognisi anak usia dini dianalisis dengan dua macam teknik analisis statistika, yaitu analisis deskriptif dan analisis inferensial. Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana Artikel EBuletin LPMP Sulsel . ISSN. 2355-3189. Januari 2015 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id =308:pengaruh-model-pembelajaran-webbed-terhadap-peningkatankemampuan-kognisi-anak-usia-dini-&catid=42:ebuletin&Itemid=215
10 adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Statistika deskriptif tersebut meliputi distribusi frekuensi, histogram, mean, median, modus, dan simpangan baku. Karena penelitian ini ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi, maka teknik analisis yang digunakan adalah statistika inferensial. Statistik ini akan cocok digunakan bila sampel diambil dari populasi yang jelas, dan teknik pengambilan sampel dari populasi itu dilakukan secara random (Sugiyono,2008:209). Kesimpulan yang diberlakukan untuk populasi berdasarkan data sampel kebenarannya bersifat peluang (probability) yang mempunyai peluang kesalahan dan kebenaran yang dinyatakan dalam bentuk persentase. Pengujian taraf signifikansi dalam penelitian ini menggunakan taraf signifikansi α 0.05 dengan taraf kepercayaan 95%.
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pengaruh Model Pembelajaran Jaring Laba-laba (webbed) terhadap Peningkatan Kemampuan Kognisi Anak Usia Dini di Taman Kanak-kanak Pertiwi Makassar 1. Gain Score Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Berdasarkan deskripsi data kemampuan kognisi anak usia dini pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka hasil tersebut akan dipaparkan lebih lanjut pada pembahasan berikut: Tabel 4.9 Perbandingan gain score kelompok eksperimen dan kelompok kontrol Eksperimen Mean 15,90 Median 15,50 Standar Deviasi 3,386 Range 13,00 Minimum 9,00 Maksimum 22,00 Sum 318,00 Data hasil penelitian 2011
Kontrol 6,80 6,00 4,124 14,00 1,00 15,00 136,00
Artikel EBuletin LPMP Sulsel . ISSN. 2355-3189. Januari 2015 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id =308:pengaruh-model-pembelajaran-webbed-terhadap-peningkatankemampuan-kognisi-anak-usia-dini-&catid=42:ebuletin&Itemid=215
11 Berdasarkan data pada tabel di atas terlihat bahwa untuk kelompok yang mengikuti model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) reratanya 15,90, median 15,50, dengan standar deviasi 3,386. Sedangkan untuk kelompok kontrol reratanya adalah 6,80, median 6,00 dengan standar deviasi 4,124. Dengan demikian rerata kelompok anak yang mengikuti model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) lebih tinggi dibandingkan dengan rerata kelompok anak yang tidak menggunakan model pembelajaran jaring laba-laba. Selanjutnya gain score kelompok eksperimen dan kelompok kontrol ditemukan bahwa terdapat perbedaan kemampuan kognisi anak pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dimana kemampuan kognisi anak yang menggunakan model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) berdasarkan hasil perhitungan statistik deskriptif diperoleh total nilai sebesar 318 dengan nilai minimum 9,00 dan nilai maksimum 22,00. Sedangkan kemampuan kognisi anak pada kelompok kontrol diperoleh total nilai 136 dengan nilai minimum 1,00 dan nilai maksimum 15,00. Dengan demikian terdapat pengaruh positif penggunaan model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) terhadap peningkatan kemampuan kognisi anak usia dini. Artinya rerata kemampuan kognisi kelompok anak yang mengikuti model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) lebih tinggi daripada rerata kemampuan kognisi anak yang tidak menggunakan model pembelajaran jaring labalaba. Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas dari hasil penelitian, baik pada kelompok eksperimen maupun pada kelompok kontrol, ternyata kedua kelompok berdistribusi normal dan memiliki varians yang sama (homogen). Selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis dengan uji-t pada taraf signifikansi α = 0,05, dengan dasar pengambilan keputusan jika nilai probabilitas (sig) > α 0,05 maka H0 diterima dan jika nilai probabilitas (sig) < α 0,05 maka H0 di tolak. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada pengaruh positif penggunaan model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) terhadap peningkatan kemampuan kognisi anak usia dini. Artinya kemampuan kognisi anak yang menggunakan model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) lebih tinggi daripada
Artikel EBuletin LPMP Sulsel . ISSN. 2355-3189. Januari 2015 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id =308:pengaruh-model-pembelajaran-webbed-terhadap-peningkatankemampuan-kognisi-anak-usia-dini-&catid=42:ebuletin&Itemid=215
12 kemampuan kognisi anak yang tidak menggunakan model pembelajaran jaring labalaba. Berdasarkan hasil perhitungan uji-t, diperoleh data bahwa nilai probabilitas (sig) = 0,000 lebih kecil dari α 0,05 atau nilai sig 0,000 < 0,05 yang berarti bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian, terdapat pengaruh positif model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) terhadap peningkatan kemampuan kognisi anak usia dini di Taman Kanak-kanak Pertiwi Makassar. Dengan kata lain, kemampuan kognisi kelompok anak yang mengikuti model pembelajaran jaring labalaba lebih tinggi daripada kemampuan kognisi anak yang tidak mengikuti model pembelajaran jaring laba-laba.
B. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil perhitungan uji-t, ternyata kemampuan kognisi anak usia dini kelompok eksperimen yang mengikuti model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) lebih tinggi daripada yang tidak mengikuti model pembelajaran jaring labalaba. Dalam hal ini, rerata skor kemampuan kognisi kelompok anak yang menggunakan model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) lebih tinggi dibandingkan dengan rerata skor kemampuan kognisi kelompok anak yang tidak mengikuti model pembelajaran jaring laba-laba. Hal ini disebabkan karena model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) lebih memberi kesempatan kepada anak untuk memahami konsep secara menyeluruh melalui tema-tema yang bertolak dari kebutuhan anak, menyenangkan karena tema yang diangkat disesuaikan dengan minat anak. Karena pembelajaran ini diberikan dengan melibatkan semua bidang pengembangan dalam setiap kali pertemuan sehingga hasil belajar akan bertahan lebih lama karena lebih berkesan dan bermakna. Model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) juga dapat mengembangkan keterampilan berfikir karena pembelajaran dengan model ini lebih mengedepankan berbagai latihan pemecahan permasalahan yang dihadapi. Pola model pembelajaran pada kelas kontrol lebih diinterpretasikan dengan pengenalan subjek materi yang dilakukan oleh guru, memberikan contoh, dan anak didik menjadi penerima pasif terhadap informasi yang diberikan. Sedangkan pola Artikel EBuletin LPMP Sulsel . ISSN. 2355-3189. Januari 2015 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id =308:pengaruh-model-pembelajaran-webbed-terhadap-peningkatankemampuan-kognisi-anak-usia-dini-&catid=42:ebuletin&Itemid=215
13 model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) memberikan kesempatan kepada anak untuk mengembangkan keingintahuannya melalui eksplorasi sehingga memberikan kebermaknaan pengetahuan kepada anak. Anak didik termotivasi untuk melakukan pengamatan, membandingkan benda kongkrit dengan abstrak, membedakan bagianbagian tanaman dan bagian-bagian tubuh dan membedakan rasa serta memecahkan masalah secara
mandiri. Memperoleh pengetahuan baru melalui
kegiatan
pembelajaran yang aktif dan kreatif dengan melakukan berbagai kegiatan secara berkelompok maupun mandiri dan guru bertindak sebagai fasilitator memberikan refleksi diawal dan diakhir pertemuan. Model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) merupakan proses pembelajaran yang bersifat mengkonstruksi pengetahuan melalui penjabaran berbagai bidang pengembangan dalam satu payung tema disetiap pertemuan sehingga sesuai dengan cara berfikir anak yang masih holistik. Kemudahan ini akan membuat anak semakin termotivasi untuk belajar. Selama
proses
penelitian
berlangsung,
pada
kelompok
anak
yang
menggunakan model pembelajaran jaring laba-laba (webbed), anak-anak terlihat sangat antusias mengikuti setiap sesi pembelajaran. Pada kegiatan praktek membuat rumah dari potongan geometri misalnya, ketertarikan anak ketika mereka diberi kesempatan untuk menggunakan potongan geometri dari berbagai warna, sehingga anak dengan senang dapat membuat rumah sesuai dengan warna kesukaannya masing-masing, dan anak diajak bereksplorasi dalam kegiatan ini. Demikian pula pada kegiatan pengamatan ikan mas di toples. Anak dengan sangat antusias mengamati gerak-gerik ikan mas dan bertanya sendiri tentang berbagai hal yang berhubungan dengan ikan yang diamatinya serta secara bergantian menghitung ikan yang ada di toples tersebut. Kegiatan menyenangkan yang lain juga nampak pada saat mengamati bagian-bagian tanaman dan pada tema sayur-sayuran dan buah-buahan, dimana anak pada kegiatan ini diberi kesempatan untuk mencicipi berbagai macam rasa buah-buahan.
Artikel EBuletin LPMP Sulsel . ISSN. 2355-3189. Januari 2015 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id =308:pengaruh-model-pembelajaran-webbed-terhadap-peningkatankemampuan-kognisi-anak-usia-dini-&catid=42:ebuletin&Itemid=215
14 V. KESIMPULAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan uji stastistik pada pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Terdapat pengaruh positif model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) terhadap peningkatan kemampuan kognisi anak usia dini di Taman Kanak-kanak Pertiwi Makassar. Artinya bahwa kemampuan kognisi anak yang menggunakan model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) lebih tinggi daripada kemampuan kognisi anak yang tidak menggunakan model pembelajaran jaring laba-laba.
Artikel EBuletin LPMP Sulsel . ISSN. 2355-3189. Januari 2015 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id =308:pengaruh-model-pembelajaran-webbed-terhadap-peningkatankemampuan-kognisi-anak-usia-dini-&catid=42:ebuletin&Itemid=215
15 DAFTAR PUSTAKA Aisyah, S. 2007. Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Universitas Terbuka. Ary, Donald Dkk. 1982. Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Terjemahan oleh Arief Furchan. Surabaya: Usaha Nasional. Depdiknas. 2007a. Kerangka Dasar Kurikulum PAUD. Direktorat PAUD. Direktorat Pembinaan TK dan SD. Universitas Negeri Jakarta (UNJ). . 2007b. Pedoman Pembelajaran Bidang Kognitif
Di Taman Kanak-
Kanak. Jakarta. Direktorat Pembinaan TK dan SD Hendrawati. 2009a. Pembelajaran Tematik dan Implikasinya Dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar. Hurlock, Elizabeth B. 1988. Perkembangan Anak. (Edisi Keenam). Terjemahan oleh Meitasari T & Muslichah Z. Jakarta: Erlangga. Isjoni. 2010. Model Pembelajaran Anak Usia Dini. Alfabeta. Bandung. Kemendiknas. 2010. Kurikulum Taman Kanak-Kanak: (Pedoman Pengembangan Program Pembelajaran di Taman Kanak-Kanak. Dirjen. Jakarta: Direktorat Pembinaan TK dan SD. Papalia, Diane E dkk.2008. Human Development (Psikologi Perkembangan). Edisi Kesembilan:Terjemahan. Jakarta: Kencana. Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. (Cetakan Pertama). Jakarta: Rajawali Pers. Santrock. John W. 2002. Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup. (Edisi Kelima: Terjemahan). Jakarta: Erlangga. Seefedt, Carol & Barbara A. Wasik. 2008. Pendidikan Anak Usia Dini. Terjemahan oleh Pius Nasar. Jakarta: PT Macanan Jaya Cemerlang. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R &D). Bandung: Alfabeta. Sujiono. 2008. Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta: Universitas Terbuka. Sukayati. 2004. Pembelajaran Tematik Di SD Merupakan Terapan Dari Pembelajaran Terpadu. Yogyakarta: Depdiknas. PPPG Matematika. Trianto. 2009. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta: Prestasi Pustaka. Artikel EBuletin LPMP Sulsel . ISSN. 2355-3189. Januari 2015 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id =308:pengaruh-model-pembelajaran-webbed-terhadap-peningkatankemampuan-kognisi-anak-usia-dini-&catid=42:ebuletin&Itemid=215