1
ABSTRAK RAHMANIAR. 2015. Pelaksanaan Pembelajaran Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Jaring Laba-laba di Taman Kanak-kanak Pertiwi Makassar Penelitian ini bertujuan untuk : Memperoleh gambaran pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran jaring labalaba di Taman Kanak-kanak Pertiwi Makassar. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan desain preetest-posttest kontrol group design. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan tes kemampuan kognisi anak. Data dianalisis dengan analisis deskriptif dan analisis inferensial. Hasil analisis menunjukkan bahwa: Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran jaring laba-laba didasarkan pada aspek perkembangan anak dengan menekankan pada tema yang diminati anak, dari tema itu diciptakan aktivitas bermain dan belajar yang mendukung perkembangan anak, Hasil akhir yang diperoleh menunjukkan bahwa terdapat interaksi, persepsi, dan refleksi terhadap konsep yang dipelajari anak. ABSTRACT RAHMANIAR. 2015. Learning Implementation by Using Webbed Learning at Taman Kanak-kanak Pertiwi in Makassar This study aims at obtaining the description of learning implementation using webbed learning model at Pertiwi Kindergarten in Makassar; This study is an experiment research with pretest-posttest control group design. Data were collected using observation and children’s cognitive competence test techniques. Data were analized with descriptive analysis and inferential analysis. The results reveal that the description of learning implementation using webbed learning model is based on the children’s development particularly their interests. This will eventually followed by both playing and learning activities in supporting the children’s development final result shows the interaction, perception, and reflection towards concepts learned by children. Kata Kunci: Pembelajaran AUDI, Model pembelajaran jaring laba-laba, kemampuan kognisi.
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=363:pembelajaran-jaring-labalba&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel E-Buletin Edisi Juli 2015 ISSN. 2355-3189
2
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Taman Kanak-kanak (TK) merupakan lembaga PAUD formal sebelum anak memasuki sekolah dasar, lembaga ini dianggap penting karena bagi anak, usia ini merupakan golden age (usia emas) yang di dalamnya terdapat “masa peka” yang hanya datang sekali. Masa peka adalah suatu masa yang menuntut perkembangan anak dikembangkan secara optimal. Penelitian menunjukkan bahwa 80% perkembangan mental, kecerdasan anak berlangsung pada usia ini. Kenyataan di lapangan bahwa anak yang tinggal kelas, drop out, khususnya pada kelas rendah disebabkan anak yang bersangkutan tidak mendapatkan pengasuhan dan pendidikan yang tepat pada usia dini. Sebagai lembaga pendidikan prasekolah, tugas utama TK adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/perilaku, dan keterampilan agar anak dapat melanjutkan kegiatan belajar yang sesungguhnya di sekolah dasar. Pengemasan pengalaman belajar pada anak sangat berpengaruh terhadap hasil yang diharapkan. Pengalaman belajar yang menunjukkan keterkaitan antar setiap bidang pengembangan akan meningkatkan peluang terjadinya pembelajaran yang lebih efektif dan lebih bermakna. Model pembelajaran yang sesuai dengan pengalaman belajar tersebut adalah model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) yang merupakan salah satu model sistem terpadu yang disajikan berdasarkan tema. Model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) akan membantu menciptakan kesempatan yang luas bagi anak untuk melihat dan membangun konsep-konsep di lingkungannya yang saling berkaitan dan memahami masalah yang kompleks yang ada di lingkungan dengan pandangan yang utuh. Peran model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) sebagai salah satu inovasi pembelajaran di Taman Kanak-Kanak diharapkan dapat memberikan solusi yang baik bagi kebermaknaan pembelajaran pada anak. Model ini menggunakan pendekatan tematik sebagai pusat pembelajaran yang dijabarkan dalam berbagai kegiatan dan/atau bidang pengembangan. Pada model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) ini, tema berfungsi sebagai sarana untuk mengenalkan berbagai konsep pada anak dengan tujuan http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=363:pembelajaran-jaring-labalba&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel E-Buletin Edisi Juli 2015 ISSN. 2355-3189
3
menyatukan isi kurikulum dan memperkaya perbendaharaan kata anak. Kekuatan pembelajaran dengan pendekatan tema adalah pengalaman dan kegiatan belajar relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak, menyenangkan karena bertolak dari minat dan kebutuhan anak, hasil belajar akan bertahan lebih lama karena lebih berkesan dan bermakna, mengembangkan keterampilan berpikir melalui berbagai latihan pemecahan permasalahan yang dihadapi, serta menumbuhkan keterampilan sosial dalam bekerja sama, bertoleransi, berkomunikasi dan tanggap terhadap gagasan orang lain. Model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) juga lebih menekankan pada keterlibatan anak dan mengerahkan anak untuk aktif (learning by doing). Dari beberapa model pembelajaran terpadu, model yang dianggap paling sesuai dengan karakteristik perkembangan anak usia dini adalah model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) sistem terpadu. Model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) merupakan suatu pembelajaran yang melibatkan beberapa bidang pengembangan (nilai-nilai agama dan moral, fisik, kognitif, bahasa, sosial dan emosional) untuk memberikan pengalaman yang nyata dan bermakna kepada anak. Model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) dengan pendekatan tematik dianggap sangat cocok diterapkan pada anak usia dini karena pada umumnya mereka masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik). Perkembangan fisiknya tidak pernah dapat dipisahkan dengan perkembangan mental, sosial, dan emosional. Dengan model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) pada pembelajaran anak usia dini di TK dapat membangun
pengetahuan
pada
anak
dan
mengembangkan
seluruh
aspek
perkembangan anak. Dalam mengembangkan tema, hal yang penting untuk diperhatikan adalah bagaimana membangun pengetahuan secara sistematis dan holistik. Berdasarkan uraian konsep
pembelajaran dengan model jaring laba-laba
(webbed) dan tinjauan tentang kondisi riil di Taman Kanak-Kanak Pertiwi Makassar, maka penulis tertarik melakukan penelitian tentang efektivitas model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) terhadap peningkatan kemampuan kognisi anak usia dini di Taman Kanak-Kanak Pertiwi Makassar. http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=363:pembelajaran-jaring-labalba&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel E-Buletin Edisi Juli 2015 ISSN. 2355-3189
4
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimana gambaran pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran jaring laba-laba di Taman Kanak-kanak Pertiwi Makassar?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) di Taman Kanak-kanak Pertiwi Makassar.
D. Manfaat Penelitian Berdasarkan dari tujuan penelitian yang dikemukakan di atas, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut. 1. Manfaat Teoretis a. Memperkaya khasanah keilmuan pada lembaga pendidikan anak usia dini khususnya pada tingkat Taman Kanak-Kanak (pra sekolah). b. Dengan mengetahui, memahami serta melihat dampaknya secara langsung atas pengaruh dari model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) terhadap kemampuan kognisi anak usia dini di Sekolah Taman Kanak-Kanak, diharapkan dapat digunakan untuk mengembangkan model pembelajaran tersebut di taman kanak-kanak.
2. Manfaat Praktis a. Sebagai bahan masukan atau informasi kepada guru dan kepala sekolah tentang
pentingnya
menerapkan
pembelajaran
yang
sesuai
dengan
karakteristik dan prinsip pengembangan pada anak usia dini pada sekolah taman kanak-kanak. http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=363:pembelajaran-jaring-labalba&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel E-Buletin Edisi Juli 2015 ISSN. 2355-3189
5
b. Sebagai umpan balik terhadap perbaikan penyelenggaraan pembelajaran anak usia dini maupun sebagai bahan kajian dalam meningkatkan pelayanan pendidikan anak usia dini bagi masyarakat.
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Model Pembelajaran Jaring Laba-laba (Webbed) di Taman Kanakkanak. Model jaring laba-laba (webbed) merupakan model pembelajaran terpadu yang bertolak dari pendekatan tematis sebagai pemadu bahan dan kegiatan pembelajaran. Pembelajaran jaring laba-laba adalah model pembelajaran yang dipergunakan untuk mengajarkan tema tertentu yang berkecenderungan dapat disampaikan melalui beberapa bidang pengembangan lain. Dalam hubungan ini tema dapat mengikat kegiatan pembelajaran baik dalam bidang pengembangan tertentu maupun lintas bidang pengembangan. Dengan demikian model ini, merupakan model yang menggunakan model tematis lintas bidang pengembangan. Pada model pembelajaran jaring laba-laba (webbed model) guru menyajikan pembelajaran dengan tema yang menghubungkan antar bidang pengembangan. Model webbed adalah pembelajaran yang mengintegrasikan materi pelajaran dan pengalaman belajar melalui keterpaduan tema. Tema menjadi pengikat keterkaitan antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya (Trianto, 2010:253). Sebagai sebuah model, model jaring laba-laba (webbed) mempunyai beberapa kelebihan. Menurut Aisyah (2007:4.3-4.4) kelebihan model jaring laba-laba adalah sebagai berikut: (1) adanya kekuatan motivasi internal yang berasal dari proses penentuan tema yang diminati anak; (2) relatif mudah digunakan; (3) mempermudah perencanaan kerja tim guru; (4) memberikan kejelasan payung melalui pendekatan tematik; dan (5) memudahkan anak untuk melihat berbagai kegiatan atau gagasan yang berbeda, tetapi saling terkait dalam satu tema. Model pembelajaran jaring laba-laba sebagai model pembelajaran termasuk salah satu tipe/jenis daripada model pembelajaran terpadu. Istilah pembelajaran dengan http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=363:pembelajaran-jaring-labalba&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel E-Buletin Edisi Juli 2015 ISSN. 2355-3189
6
model jaring laba-laba pada dasarnya adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan setiap bidang pengembangan sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada anak. Model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) dengan pendekatan tematik merupakan suatu strategi pembelajaran yang melibatkan beberapa bidang pengembangan untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada anak. Keterpaduan dalam pembelajaran ini dapat dilihat dari aspek proses atau waktu, aspek kurikulum, dan aspek belajar mengajar. Pembelajaran tematik diajarkan pada anak karena pada umumnya mereka masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik), perkembangan fisiknya tidak pernah dapat dipisahkan dengan perkembangan mental, sosial, dan emosional.
B. Rancangan Pembelajaran Jaring Laba-Laba (Webbed) Untuk membuat rancangan pembelajaran terpadu dengan model jaring laba-laba di TK menurut Aisyah(2007:4.12) perlu memperhatikan tahapan langkah yaitu: (1) mempelajari kompetensi dasar, hasil belajar dan indikator setiap bidang pengembangan untuk masing-masing kelompok usia, baik kelompok A maupun kelompok B, (2) mengidentifikasi tema dan subtema dan memetakannya dalam jaringan tema, (3) mengidentifikasi indikator pada setiap kompetensi bidang pengembangan melalui tema dan subtema, (4) menentukan kegiatan pada setiap bidang pengembangan dengan mengacu pada indikator yang akan dicapai dan subtema yang dipilih, (5) menyusun rencana kegiatan mingguan, dan (6) menyusun rencana kegiatan harian. Langkah awal dalam membuat rancangan pembelajaran model apapun adalah terlebih dahulu mempelajari kompetensi dasar, hasil belajar dan indikator pada setiap kelompok di lembaga PAUD. Kompetensi tersebut akan menjadi acuan dalam pembelajaran, dengan pemilihan tema yang sesuai. Tema memegang peranan penting dalam kegiatan pembelajaran di TK yaitu untuk : (1) Memudahkan anak memusatkan perhatian pada satu tema atau topik tertentu; (2) Memudahkan anak mempelajari pengetahuan dan mengembangkan http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=363:pembelajaran-jaring-labalba&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel E-Buletin Edisi Juli 2015 ISSN. 2355-3189
7
berbagai bidang pengembangan dalam tema yang sama; (3) Meningkatkan pemahaman terhadap materi sehingga lebih mendalam dan terkesan aspek pengembangan lain dan pengalaman pribadi anak (4) Anak lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas; (5) Meningkatkan gairah belajar anak karena mereka dapat berkomunikasi dalam situasi yang nyata, misalnya bertanya, bercerita, menulis dll; (6) Efisiensi waktu karena bidang pengembangan yang disajikan secara terpadu dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga kali pertemuan (Aisyah, 2007:4.13). Rambu-rambu dalam pembelajaran berdasarkan tema atau pembelajaran tematis yaitu sebagai berikut: (1) Pembelajaran tematis dimaksudkan agar pelaksanaan kegiatan pembelajaran menjadi lebih bermakna dan utuh; (2) Dalam pelaksanaannya perlu mempertimbangkan alokasi waktu setiap tema dan banyak sedikitnya bahan yang ada di lingkungan sekitar, (3) Tema dipilih mulai dari lingkungan yang terdekat dengan anak; (4) Lebih mengutamakan pengembangan kompetensi dari pada tema. Selain itu, pemilihan tema yang akan digunakan dalam pembelajaran di TK dapat dikembangkan dengan memperhatikan berbagai kriteria, yaitu tema tersebut disesuaikan dengan minat anak, minat guru, kebutuhan anak,hari besar nasional atau hari istimewa, dan kurikulum sekolah. Fungsi dibuatnya jaring tema ini adalah agar kita dapat memperkirakan materi kegiatan pembelajaran sesuai tema secara mendalam dan tuntas, tidak dangkal atau sekedar tempelan saja. Lebih lanjut Carol Seefeldt dan Barbara (2008:207) menyatakan bahwa sebelum memutuskan tentang sebuah tema, para guru melakukan hal berikut: (1) Memeriksa tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran sistem; (2) Merujuk ke dalam standar-standar belajar dalam bidang-bidang isi yang spesifik; (3) Mengamati anakanak diantaranya mengamati tentang minat anak, keterampilan, perkembangan anak, informasi, isi pengetahuan yang sudah dimiliki; (4) Mengamati lingkungan, para guru menentukan apa yang berlangsung di sekolah, masyarakat, dan lingkungan fisik;
(5)
membuat pertimbangan tentang berapa pantasnya usia anak; (6) Menetapkan kaitan budaya dari tema dengan bertanya. http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=363:pembelajaran-jaring-labalba&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel E-Buletin Edisi Juli 2015 ISSN. 2355-3189
8
Setelah menentukan jaring tema maka mengidentifikasi indikator pada berbagai bidang pengembangan yang disesuaikan dengan jaring tema yang telah dibuat. Setiap indikator yang telah ditentukan perlu dipikirkan kegiatan yang sesuai dengan jaring tema yang telah dibuat. Selanjutnya kita perlu membuat rencana kegiatan pembelajaran untuk satu minggu yang bisa disebut dengan Rencana Kegiatan Mingguan (RKM) Model RKM yang bisa digunakan di TK ada dua macam, yaitu dilihat dari sisi bentuk dari sisi pengorganisasian kelasnya, terdapat model pembelajaran kelompok dan model pembelajaran berdasarkan minat. Untuk RKM bentuk webbed dengan pembelajaran berdasarkan minat maka sering yang dibuat disesuaikan dengan area /kelompok/pusat minat. Setelah RKM disusun, selanjutnya kita perlu menjabarkan dalam rencana kegiatan harian, yang biasanya disebut dengan Rencana Kegiatan Harian (RKH). RKH terdiri dari dua model yaitu bentuk webbed dan bentuk matriks. Kelebihan RKH bentuk webbed adalah kita dengan mudah dapat melihat jenis kegiatan dalam satu hari secara keseluruhan.
III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen dengan menggunakan metode true experimental design. Dikatakan true experimental, karena dalam desain ini, peneliti dapat mengontrol semua variabel yang dapat mempengaruhi jalannya eksperimen. Dengan demikian validasi internal dapat menjadi tinggi (Sugiyono, 2008:112), dimana kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diambil secara random setelah dilakukan pree-test untuk mengetahui kemampuan awal anak, (data pree-test dalam penelitian ini dapat dilihat pada lampiran 14). Hasil randomisasi dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen yang menggunakan model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) dan kelompok kontrol dengan menggunakan model konvensional. Penggunaan model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) yang dilaksanakan di kelas eksperimen dan penggunaan model pembelajaran konvensional http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=363:pembelajaran-jaring-labalba&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel E-Buletin Edisi Juli 2015 ISSN. 2355-3189
9
yang dilaksanakan di kelas kontrol merupakan variabel bebas sedangkan kemampuan kognisi anak usia dini merupakan variabel terikat. Keberhasilan model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) yang diujikan dapat dilihat dari nilai tes kelompok eksperimen dan nilai test kelompok kontrol. Penelitian ini menggunakan desain preetest-posttest kontrol group design yang merupakan bentuk desain penelitian dengan metode true experimental design. Desain ini dapat digambarkan seperti berikut:
1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Taman Kanak-kanak Pertiwi yang beralamat di Jalan Bonto Langkasa No. 15 Gunung Sari Baru Kecamatan Rappocini Kota Makassar.
2. Waktu Penelitian Penelitian ini berlangsung selama 3 bulan dari 19 Agustus sampai dengan 19 Oktober 2011. Setiap kali pertemuan berlangsung mulai 07.30 sampai dengan 10.15 Wita. Kegiatan penelitian berlangsung masing-masing enam kali pertemuan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi data hasil penelitian dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara umum mengenai gambaran tentang proses pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) pada kelas eksperimen dan gambaran proses pelaksanaan pembelajaran pada kelas kontrol tanpa menggunakan model pembelajaran jaring laba-laba (webbed). 1. Gambaran Pelaksanaan Model Pembelajaran Jaring Laba-laba a. Gambaran pelaksanaan pembelajaran pada kelompok eksperimen Kegiatan pembelajaran berlangsung enam kali pertemuan dengan materi (panca indera, rumahku, sayur-sayuran dan buah-buahan, ikan mas di kolam, bebek dan ayam, dan bagian-bagian tanaman) berlangsung di dalam kelas dan di luar kelas. Sebelum http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=363:pembelajaran-jaring-labalba&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel E-Buletin Edisi Juli 2015 ISSN. 2355-3189
10
proses pembelajaran di kelas, terlebih dahulu membuat rancangan pembelajaran dengan model jaring laba-laba (webbed). Kegiatan diawali dengan menentukan tema dan sub tema yang akan dibahas pada enam kali pertemuan oleh tim guru dan peneliti yang akan terlibat pada proses penelitian dengan memperhatikan minat anak. Tema dan sub tema yang diambil disesuaikan dengan program sekolah dan dituangkan dalam RKM dalam bentuk jaringan tema. berdasarkan tema dan sub tema tersebut, tim guru dan peneliti mengidentifikasi indikator pada setiap kompetensi bidang pengembangan kemudian menentukan kegiatan pada setiap bidang pengembangan dengan mengacu pada indikator yang akan dicapai dan sub tema yang dipilih (lampiran 2). Pada kegiatan inti pembelajaran disusun dengan memperhatikan indicator pengembangan kognitif anak, tanpa mengabaikan bidang pengembangan yang lain tetapi semua bidang yang dikembangkan mengarahkan anak ke pembentukan dan pemahaman konsep yang mengandung unsur berfikir/kognitif (lampiran 7). 1) Pelaksanaan model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) dengan materi panca indera Kegiatan diawali dengan mengucapkan salam dan berdoa bersama kemudian menyanyikan lagu panca indera manusia. Untuk menggiring anak ke materi yang akan disampaikan dan menggali kemampuan kognisi awal anak terlebih dahulu guru melakukan brainstorming melalui kegiatan tanya jawab dengan anak tentang kejadian yang dilihat, didengar, dan dirasakan sebelum berangkat ke sekolah dan menanyakan siapa pencipta panca indera manusia (mata, telinga, hidung, lidah dan kulit). Kegiatan selanjutnya adalah anak melakukan gerakan sederhana dengan menggerakkan kepala, tangan, dan kaki sesuai dengan irama musik. Kegiatan ini untuk melatih dan mengembangkan kemampuan fisik motorik anak. Pada kegiatan inti pembelajaran, guru mengulas kembali tentang materi panca indera dan anak menceritakan kembali kejadian-kejadian yang dilihat, didengar, dan dirasakan di rumah masing-masing. Kegiatan ini bertujuan untuk melatih anak membiasakan diri mengemukakan pikiran dan pendapatnya (kognitif) serta http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=363:pembelajaran-jaring-labalba&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel E-Buletin Edisi Juli 2015 ISSN. 2355-3189
11
mengembangkan
kemampuan
bahasa
anak.
Kegiatan
selanjutnya,
dengan
menggunakan gambar panca indera manusia guru menjelaskan bagian-bagian panca indera dan menjelaskan fungsi masing-masing, kemudian membandingkan gambar dengan panca indera masing masing anak sambil menghitung jumlah telinga, hidung, lubang hidung, dan jumlah panca indera manusia. Pada saat menghitung, secara bersamaan anak mengambil kartu angka yang sesuai dengan jumlah hitungannya dan memperlihatkan kepada guru dan teman-temannya. Kegiatan ini dilakukan untuk menanamkan konsep berhitung dan konsep nilai atau nama angka. Guru membagi anak menjadi empat kelompok dan secara bergantian setiap kelompok berdiri memeragakan (menunjukkan bagian-bagian panca indera masingmasing), saling meraba kulit, menutup dan membuka telinga, menutup dan membuka mata, menutup dan membuka hidung dengan tujuan anak lebih memahami fungsi setiap panca indera manusia. Kegiatan ini dilakukan sambil bernyanyi. Untuk melatih gerakan motorik halus anak sekaligus memberikan kesempatan kepada anak untuk bereksplorasi dan berkreasi serta mengembangkan seni melalui permainan warna kegiatan dilanjutkan dengan mewarnai gambar manusia. Selain itu untuk menanamkan nilai agama kepada anak guru melakukan tanya jawab tentang sang Pencipta panca indera manusia. Semua kegiatan yang dilakukan melalui kegiatan bermain, sehingga setiap sesi kegiatan anak kelihatan senang, tanpa merasa bosan dan terbebani. Pada waktu istirahat/makan guru tetap memandu anak untuk mencuci tangan, berdoa sebelum makan, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan bermain. Kegiatan diakhiri dengan bernyanyi dan diskusi tentang kegiatan satu hari.
2) Pelaksanaan model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) dengan materi rumahku Kegiatan pembelajaran dengan materi rumahku berlangsung di dalam kelas. Kegiatan diawali dengan menyanyikan lagu rumahku, kemudian dilanjutkan dengan mengucapkan salam dan berdoa bersama. Untuk menggiring anak ke materi yang akan disampaikan dan menggali kemampuan kognisi awal anak terlebih dahulu guru http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=363:pembelajaran-jaring-labalba&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel E-Buletin Edisi Juli 2015 ISSN. 2355-3189
12
melakukan brainstorming dengan menceritakan bagian-bagian rumah dan melakukan tanya jawab dengan anak dengan berbagai hal sehubungan dengan rumah. Contoh: “ada berapa kamar tidur di rumahnya?”, “apa saja yang terdapat di ruang tamu anakanak?”. Kegiatan selanjutnya adalah anak melakukan gerakan sederhana dengan berjalan sambil berjinjit di atas papan titian yang sudah disiapkan guru. Kegiatan ini untuk melatih keseimbangan tubuh dan mengembangkan kemampuan fisik motorik anak. Pada kegiatan inti pembelajaran guru menceritakan kembali tentang bagianbagian rumah dan isinya sesuai dengan gambar yang diperlihatkan. Sesekali guru menunjuk gambar bagian rumah dan anak menyebutkan bagian yang dimaksud. Selanjutnya, secara bergantian anak menceritakan kembali tentang bagian-bagian rumah. Kegiatan ini dilakukan untuk mengembangkan kemampuan kognitif (daya ingat) dan kemampuan bahasa anak. Kegiatan selanjutnya, guru membagi anak menjadi empat kelompok (5 orang satu kelompok) kemudian kelompok satu dan kelompok dua diberi tugas menempel potongan geometri pada rumah-rumahan yang terbuat dari karton. Sebelum kerja kelompok, setiap kelompok menyebutkan bentuk-bentuk geometri yang diberikan dan menghitungnya serta mengelompokkan sesuai dengan bentuk dan warnanya, kegiatan ini dilakukan untuk mengembangkan kemampuan kognitif anak. Selanjutnya, kelompok tiga dan empat diberi tugas membuat rumah-rumahan dari potongan puzzle (potongan geometri) kemudian membuat rumah-rumahan beserta tamannya di lantai. Setiap kelompok pada kelompok 1 dan 2 diberikan kesempatan mengambil potongan geometri sesuai warna yang diinginkan dan anak diberi kesempatan berkreasi dan bereksplorasi dengan memberikan keleluasaan kepada anak untuk menempel potongan geometri pada rumah-rumahan tersebut sesuai kreasi masing-masing. Begitu pula pada kelompok 3 dan 4, anak diberikan keleluasaan membuat rumah dan tamannya sesuai dengan kreasi masing-masing. Kegiatan selanjutnya, guru menukar kegiatan dari setiap kelompok, sehingga semua kelompok diberikan kesempatan yang sama dengan dua macam kegiatan. Kegiatan ini selain mengembangkan kemampuan kognitif anak juga http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=363:pembelajaran-jaring-labalba&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel E-Buletin Edisi Juli 2015 ISSN. 2355-3189
13
mengembangkan seni dan motorik halus anak. Semua kegiatan yang dilakukan oleh anak tetap dalam pengawasan guru. Kegiatan inti diakhiri dengan mengumpulkan kembali potongan geometri yang dipakai di lantai, dan rumah-rumahan yang telah ditempeli potongan geometri disimpan anak sebagai hasil karya di lemari. Selanjutnya, anak berkumpul kembali dan menyanyikan lagu rumahku. Semua kegiatan yang dilakukan dalam bentuk permainan sehingga anak tidak merasa bosan dan terbebani. Pada waktu istirahat/makan guru tetap memandu anak untuk mencuci tangan, berdoa sebelum makan, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan bermain. Kegiatan diakhiri dengan bernyanyi dan diskusi tentang kegiatan satu hari. 3) Pelaksanaan model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) dengan materi sayursayuran dan buah-buahan Kegiatan pembelajaran dengan materi sayur-sayuran dan buah-buahan berlangsung di dalam kelas. Kegiatan diawali dengan menyanyikan lagu kebunku, kemudian dilanjutkan dengan mengucapkan salam dan berdoa bersama. Untuk menggiring anak ke materi yang akan disampaikan dan menggali kemampuan kognisi awal anak terlebih dahulu guru melakukan brainstorming dengan menceritakan tentang macam-macam sayur dan buah-buahan. Untuk menanamkan nilai agama kepada anak guru memancing anak dengan pertanyaan, “siapa menciptakan tumbuh-tumbuhan anak-anak?”, “Siapa yang menurunkan hujan untuk menyirami sayur-sayuran dan buah-buahan?”. Sebelum memasuki inti pembelajaran, guru mengajak anak melakukan gerakan-gerakan sederhana dengan menggerakkan kepala, tangan, dan kaki dengan menirukan gerakan pohon yang sepoi-sepoi dan tertiup angin kencang dari empat arah yakni: utara, selatan, barat, dan timur. Kegiatan ini dilakukan untuk melatih fisik motorik anak dan mengenalkan konsep arah. Pada kegiatan inti, guru menceritakan kembali dan melakukan tanya jawab dengan anak tentang sayur-sayuran dan buah-buahan sambil memperkenalkan macam sayur dan buah asli yang disediakan. Kegiatan ini bertujuan untuk melatih anak membiasakan diri mengemukakan pikiran dan pendapatnya serta mengembangkan http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=363:pembelajaran-jaring-labalba&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel E-Buletin Edisi Juli 2015 ISSN. 2355-3189
14
kemampuan bahasa anak. Kegiatan selanjutnya,guru membagi anak menjadi dua kelompok (kelompok sayur dan kelompok buah. Guru meletakkan kartu gambar sayur dan buah, buah asli, kartu nama buah dan sayur, dan kartu bilangan di atas meja. Secara berpasangan dan bergantian dari kedua kelompok menyebutkan macam sayur dan buah yang ada di atas meja. Dengan menggunakan buah-buahan (anggur, apel, pear, dan lengkeng) di piring, guru memandu anak untuk mencocokkan kartu lambang bilangan dengan jumlah buah yang ada di piring, selanjutnya secara bergantian setiap anak melakukan pengurangan dan penambahan jumlah buah di piring, dan anak yang lain yang memberikan kartu lambang bilangan yang sesuai. Kegiatan ini dilakukan untuk mengembangkan kemampuan kognitif atau untuk menanamkan konsep pengurangan dan penjumlahan pada anak. Untuk menanamkan konsep nama buah (kemampuan bahasa), guru menyuruh anak memasangkan kartu nama buah dan sayur dengan kartu gambar buah dan sayur yang ada di meja. Untuk menanamkan konsep rasa pada anak, guru mengajak anak untuk mencoba rasa buah yang disediakan. Setiap buah yang dicicipi anak dan menyebutkan rasa buah tersebut. Kegiatan selanjutnya, guru membagikan lembar kerja kepada anak, kemudian anak mencocokkan jumlah gambar buah dan sayur dengan lambang bilangan yang ada di lembar kerja tersebut. Untuk melatih motorik halus sekaligus mengembangkan seni anak, berdasarkan nama kelompok anak mewarnai gambar buah dan sayur. Pada kegiatan ini anak diberikan kesempatan berkreasi memilih warna krayon yang disukai untk mewarnai. Kegiatan inti diakhiri dengan menyanyikan lagu buah anggur. Semua kegiatan yang dilakukan dalam bentuk permainan sehingga anak tidak merasa bosan dan terbebani. Pada waktu istirahat/makan guru tetap memandu anak untuk mencuci tangan, berdoa sebelum makan, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan bermain. Kegiatan diakhiri dengan bernyanyi dan diskusi tentang kegiatan satu hari. 4) Pelaksanaan model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) dengan materi ikan mas di kolam Kegiatan pembelajaran dengan materi ikan mas di kolam berlangsung di dalam kelas, proses pengamatan pun berlangsung di dalam kelas. Kegiatan diawali dengan http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=363:pembelajaran-jaring-labalba&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel E-Buletin Edisi Juli 2015 ISSN. 2355-3189
15
menyanyikan lagu ikan di dalam kolam, kemudian dilanjutkan dengan mengucapkan salam dan berdoa bersama. Untuk menggiring anak ke materi yang akan disampaikan dan menggali kemampuan kognisi awal anak terlebih dahulu guru melakukan brainstorming dengan menceritakan tentang macam-macam ikan. Untuk menanamkan nilai agama kepada anak guru memancing anak dengan pertanyaan, “siapa menciptakan ikan anak-anak?”. Sebelum memasuki inti pembelajaran, guru mengajak anak melakukan gerakan-gerakan sederhana dengan berjalan di atas papan titian (latihan fisik untuk melatih keseimbangan tubuh anak). Pada kegiatan inti pembelajaran guru memulai dengan menceritakan kembali tentang ikan mas dan melakukan tanya jawab dengan anak. Kegiatan ini bertujuan untuk melatih anak membiasakan diri mengemukakan pikiran dan pendapatnya serta mengembangkan kemampuan bahasa anak. Guru meletakkan 2 toples besar yang berisi ikan mas, dan mengajak anak mengamati ikan mas di toples. pada saat pengamatan berlangsung, anak kelihatan sangat antusias, gembira dan santai mengamati gerakgerik ikan dan bertanya sendiri tentang berbagai hal yang berhubungan dengan ikan yang diamatinya. Setiap anak diberikan kesempatan menghitung satu persatu ikan sesuai pengamatannya dan menyebutkan warna ikan mas yang diamati. Pada saat pengamatan berlangsung, guru menjelaskan ciri-ciri ikan secara umum kepada anak, dan anak mengamati secara seksama ciri-ciri yang disebutkan itu. Untuk melatih motorik anak, guru membagikan buku bergambar ikan dan anak mewarnai dengan bebas sesuai kreasinya. Kegiatan inti diakhiri dengan bernyanyi dan berdoa. Semua kegiatan yang dilakukan dalam bentuk permainan sehingga anak tidak merasa bosan dan terbebani. Pada waktu istirahat/makan guru tetap memandu anak untuk mencuci tangan, berdoa sebelum makan, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan bermain. Kegiatan diakhiri dengan bernyanyi dan diskusi tentang kegiatan satu hari. 5) Pelaksanaan model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) dengan materi bebek dan ayam Kegiatan pembelajaran dengan materi bebek dan ayam berlangsung di dalam kelas. Kegiatan diawali dengan menyanyikan lagu potong bebek angsa, kemudian http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=363:pembelajaran-jaring-labalba&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel E-Buletin Edisi Juli 2015 ISSN. 2355-3189
16
dilanjutkan dengan mengucapkan salam dan berdoa bersama. Untuk menggiring anak ke materi yang akan disampaikan dan menggali kemampuan kognisi awal anak terlebih dahulu guru melakukan brainstorming dengan menceritakan tentang bebek dan ayam. Untuk menanamkan nilai agama kepada anak guru memancing anak dengan pertanyaan, “siapa menciptakan binatang anak-anak?”. “siapa yang menciptakan bebek dan ayam?” Sebelum memasuki inti pembelajaran, guru mengajak anak melakukan gerakan-gerakan sederhana dengan menirukan gerakan bebek berjalan dan ayam mengepakkan sayap sambil menirukan suaranya. Kegiatan inti diawali dengan guru menceritakan kembali tentang bebek dan ayam dengan menggunakan buku cerita bergambar bebek dan ayam. Guru memancing pengetahuan anak dengan menyuruh anak menyebutkan sebanyak-banyaknya binatang/hewan yang diketahui. Kegiatan ini bertujuan untuk melatih daya ingat dan melatih anak berfikir serta mengembangkan kemampuan bahasa anak. Pengembangan kemampuan kognitif dilatihkan dengan memperlihatkan gambar bebek dan ayam, anak menghitung sesuai dengan jumlah gambar yang diperlihatkan. Guru melakukan pengurangan dan penambahan kartu gambar bebek dan ayam dan anak menyebutkan hasil pengurangan dan penambahan dengan mengambil kartu bilangan kemudian menyebutkannya. Guru membagi anak menjadi empat kelompok, nama kelompok ditentukan sendiri oleh kesepakatan anak di kelompoknya. Selanjutnya, guru menyiapkan karton segi empat dan sedotan minuman yang berwarna warni. Anak mencipta kandang bebek dan ayam dengan menempelkan sedotan minuman yang telah dipotong-potong pada karton tersebut. Setiap kelompok menghasilkan satu kandang ayam. Hasil kerja kelompok disimpan di lemari hasil kerja anak. Kegiatan inti diakhiri dengan permainan jalan bebek, kelompok yang paling menyerupai bebek berjalan dianggap sebagai juara Semua kegiatan yang dilakukan dalam bentuk permainan sehingga anak tidak merasa bosan dan terbebani. Pada waktu istirahat/makan guru tetap memandu anak untuk mencuci tangan, berdoa sebelum makan, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan bermain. Kegiatan diakhiri dengan bernyanyi dan diskusi tentang kegiatan satu hari. http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=363:pembelajaran-jaring-labalba&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel E-Buletin Edisi Juli 2015 ISSN. 2355-3189
17
6) Pelaksanaan model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) dengan materi bagianbagian tanaman Kegiatan pembelajaran dengan materi bagian-bagian tanaman berlangsung di dalam dan di luar kelas. Kegiatan diawali dengan menyanyikan lagu kebunku, kemudian dilanjutkan dengan mengucapkan salam dan berdoa bersama. Untuk menggiring anak ke materi yang akan disampaikan dan menggali kemampuan kognisi awal anak terlebih dahulu guru melakukan brainstorming dengan menceritakan tentang tanaman dan bagian-bagiannya. Untuk menanamkan nilai agama kepada anak guru memancing anak dengan pertanyaan, “siapa menciptakan tanaman anak-anak?”. “Siapa yang memberikan hidup pada tanaman?” Sebelum memasuki inti pembelajaran, guru mengajak anak melakukan gerakan-gerakan sederhana dengan menirukan gerakan tanaman yang terkena angin (sepoi-sepoi, angin kencang) dengan lincah. Kegiatan ini bertujuan untuk melatik fisik motorik anak. Kegiatan inti diawali dengan guru menyiapkan kartu gambar bagian-bagian tanaman, bagian-bagian tanaman yang terdiri dari daun, batang, akan, buah dan bunga di atas meja. Guru menceritakan kembali tentang bagian-bagian tanaman sambil memperlihatkan gambar bagian-bagian tanaman dan anak menyebutkan bagian tanaman yang diperlihatkan. Kegiatan ini bertujuan untuk melatih daya ingat dan kemampuan berfikir anak. Pada saat anak menyebutkan gambar, guru menggambar kembali di papan tulis dan menuliskan nama gambar bagian tanaman yang digambar. Kegiatan selanjutnya guru menyuruh anak ke depan secara bergantian, dan menyuruh anak memegang bagian-bagian tanaman yang disebutkan guru. Kegiatan ini bertujuan untuk menanamkan konsep nama bagian-bagian tanaman pada anak. Untuk memperdalam konsep pada anak, guru membawa anak ke taman dan mengamati langsung bentuk daun, bunga, batang, dan akar. Setelah pengamatan berlangsung, anak masuk kembali di kelas. Guru membagikan lembar kerja kepada anak dan anak memasangkan gambar bagian-bagian tanaman dan tulisannya, dan selanjutnya anak mewarnai gambar tersebut. Kegiatan ini bertujuan mengembangkan kemampuan kognitif, fisik motorik halus dan seni anak. http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=363:pembelajaran-jaring-labalba&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel E-Buletin Edisi Juli 2015 ISSN. 2355-3189
18
Kegiatan inti diakhiri dengan berpegangan tangan bersama kemudian bernyanyi. Semua kegiatan yang dilakukan dalam bentuk permainan sehingga anak tidak merasa bosan dan terbebani. Pada waktu istirahat/makan guru tetap memandu anak untuk mencuci tangan, berdoa sebelum makan, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan bermain. Kegiatan diakhiri dengan bernyanyi dan diskusi tentang kegiatan satu hari.
b. Gambaran pelaksanaan pada kelompok kontrol Pada proses pembelajaran di kelas kontrol dilaksanakan dengan enam kali pertemuan dengan materi yang diambil mulai dari pertemuan pertama sampai keenam berturut-turut: materi panca indera, rumahku, sayur-sayuran dan buah-buahan, ikan mas di kolam, bebek dan ayam dan materi bagian-bagian tanaman. Proses pembelajaran di kelas kontrol berlangsung seperti hari-hari sebelumnya, dalam arti bahwa tidak ada perbedaan perlakuan dengan model yang selama ini guru berikan dengan model baru saat penelitian berlangsung. Pada proses pembelajaran semua materi yang diberikan menggunakan alat atau media pembelajaran berupa gambar atau foto (abstrak). Pada materi panca indera anak diajak mengenali panca inderanya masing-masing melalui gambar dan guru menjelaskan fungsi masing-masing setiap bagian. Begitu pula pada proses pembelajaran dengan materi rumahku, sayur-sayuran dan buah-buahan, ikan mas di kolam, bebek dan ayam dan materi bagian-bagian tanaman. Guru menjelaskan materi dengan menggunakan gambar, ataupun potongan geometri, dan diakhiri dengan mewarnai gambar. Proses pembelajaran di kelas kontrol, terlihat bahwa anak terlihat antusias hanya pada 5-15 menit pertama, setelah itu sebagian anak sudah mulai mondar-mandir, keluar ruangan, merengek ke gurunya, meliuk-liukkan badan sambil malas-malasan, ada yang berbaring di meja, memilih ngobrol dengan temannya ketimbang memperhatikan materi yang disampaikan gurunya. Anak kelihatan bersemangat lagi pada saat anak disuruh mengambil pensil atau krayon di loker masing-masing, kemudian mewarnai gambar.
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=363:pembelajaran-jaring-labalba&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel E-Buletin Edisi Juli 2015 ISSN. 2355-3189
19
Secara umum proses pembelajaran dengan di kelas kontrol terlaksana sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah disusun sebelumnya (lampiran 4). Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada setiap sesi pembelajaran terlihat bahwa anak mengikuti pembelajaran sesuai dengan instruksi guru. Hal ini disebabkan pada setiap materi yang diberikan belum didukung oleh media pembelajaran yang interaktif dan variatif, sehingga anak cenderung pasif dalam menerima setiap materi. Proses pembelajaran umumnya berlangsung secara klasikal.
A. Pembahasan Hasil Penelitian Model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) memungkinkan anak untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan penuh dalam suasana belajar yang menyenangkan karena pembelajaran dengan model ini sesuai dengan minat anak. Anak bukan lagi sebagai objek pembelajaran, namun bisa juga berperan sebagai tutor bagi teman sebayanya. Penggunaan model pembelajaran jaring laba-laba membantu keefektifan
proses
pembelajaran
dan
mengarahkan
perhatian
anak
untuk
berkonsentrasi terhadap materi yang diberikan karena setiap tema yang dibahas melibatkan berbagai bidang pengembangan yang dilakukan dengan berbagai variasi pembelajaran sehingga anak tidak cepat bosan dan lebih mudah memahami dan mengingat informasi. Model pembelajaran inilah yang mampu memberikan pengalaman nyata dan bermakna bagi anak usia dini. Selama proses penelitian berlangsung, pada kelompok anak yang menggunakan model pembelajaran jaring laba-laba (webbed), anak-anak terlihat sangat antusias mengikuti setiap sesi pembelajaran. Pada kegiatan praktek membuat rumah dari potongan geometri misalnya, ketertarikan anak ketika mereka diberi kesempatan untuk menggunakan potongan geometri dari berbagai warna, sehingga anak dengan senang dapat membuat rumah sesuai dengan warna kesukaannya masing-masing, dan anak diajak bereksplorasi dalam kegiatan ini. Demikian pula pada kegiatan pengamatan ikan mas di toples. Anak dengan sangat antusias mengamati gerak-gerik ikan mas dan bertanya sendiri tentang berbagai hal yang berhubungan dengan ikan yang diamatinya http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=363:pembelajaran-jaring-labalba&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel E-Buletin Edisi Juli 2015 ISSN. 2355-3189
20
serta secara bergantian menghitung ikan yang ada di toples tersebut. Kegiatan menyenangkan yang lain juga nampak pada saat mengamati bagian-bagian tanaman dan pada tema sayur-sayuran dan buah-buahan, dimana anak pada kegiatan ini diberi kesempatan untuk mencicipi berbagai macam rasa buah-buahan. Salah satu prinsip yang sesuai untuk pembelajaran anak usia dini adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan secara terpadu, holistik dan integratif artinya kegiatan belajar yang diberikan kepada anak tidak terpisah menjadi bagian-bagian seperti pembidangan dalam pembelajaran, melainkan terpadu dan menyeluruh, terkait antara satu bidang dengan bidang yang lainnya. Selain itu aktifitas belajar yang dilakukan anak perlu melibatkan aktifitas fisik dan mental, sehingga potensi anak dapat dikembangkan secara optimal dan lebih bermakna bagi anak. Dari beberapa model pembelajaran terpadu, model yang dianggap paling sesuai dengan karakteristik perkembangan anak usia dini adalah model pembelajaran jaring laba-laba (webbed). Model ini merupakan suatu model yang melibatkan beberapa bidang pengembangan secara terpadu dan sangat cocok diterapkan pada anak usia dini karena pada umumnya mereka masih melihat segala sesuatu sebagai keutuhan (holistik).
Perkembangan
fisiknya
tidak
pernah
dapat
dipisahkan
dengan
perkembangan mental, sosial, dan emosional. Dengan model pembelajaran jaring labalaba pada anak usia dini di Taman kanak-kanak dapat membangun pengetahuan pada anak dan mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak. Dengan demikian dalam kegiatan mengajar sebaiknya menggunakan model pembelajaran jaring laba-laba (webbed).
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=363:pembelajaran-jaring-labalba&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel E-Buletin Edisi Juli 2015 ISSN. 2355-3189
21
V. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan uji stastistik pada pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Gambaran pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran jaring laba-laba didasarkan pada aspek perkembangan anak dengan menekankan pada tema yang diminati anak, dari tema itu diciptakan aktivitas bermain dan belajar yang mendukung perkembangan anak, Dari hasil penciptaan kondisi pembelajaran yang melibatkan berbagai bidang pengembangan dilakukan dengan berbagai pendekatan pengembangan kognitif anak (konvergen dan divergen). Hasil akhir yang diperoleh menunjukkan bahwa terdapat interaksi, persepsi, dan refleksi terhadap konsep yang dipelajari anak.
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=363:pembelajaran-jaring-labalba&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel E-Buletin Edisi Juli 2015 ISSN. 2355-3189
22
DAFTAR PUSTAKA Aisyah, S. 2006. Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Universitas Terbuka. . 2009. Manajemen Penelitian. Cetakan Kesepuluh. Jakarta:
Rineka
Cipta Charner, Kathy dkk. 2005. Brain Power (Permainan Berbasis sentra Pembelajaran). Terjemahan oleh Dian Pertiwi. Erlangga. Depdiknas. 2007a. Kerangka Dasar Kurikulum PAUD. Direktorat PAUD. Direktorat Pembinaan TK dan SD. Universitas Negeri Jakarta (UNJ). . 2007b. Pedoman Pembelajaran Bidang Kognitif Di Taman Kanak-Kanak. Jakarta. Direktorat Pembinaan TK dan SD Hurlock, Elizabeth B. 1988. Perkembangan Anak. (Edisi Keenam). Terjemahan oleh Meitasari T & Muslichah Z. Jakarta: Erlangga. Isjoni. 2010. Model Pembelajaran Anak Usia Dini. Alfabeta. Bandung. Kemendiknas. 2010. Kurikulum Taman Kanak-Kanak: (Pedoman Pengembangan Program Pembelajaran di Taman Kanak-Kanak. Dirjen. Jakarta: Direktorat Pembinaan TK dan SD. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R &D). Bandung: Alfabeta. Sujiono. 2008. Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta: Universitas Terbuka. . 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. (Cetakan
Pertama)
Jakarta: Macanan Jaya Cemerlang. . 2010. Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak.
Jakarta: Indeks.
Sukayati. 2004. Pembelajaran Tematik Di SD Merupakan Terapan Dari Pembelajaran Terpadu. Yogyakarta: Depdiknas. PPPG Matematika. Syaodih, Ernawulan, dkk. 2009. Bahan Belajar Mandiri Tematik SD Kelas Awal: Bahan Belajar Mandiri BERMUTU. Jakarta: Depdiknas. Dirjen PMPTK. Direktorat Pembinaan Diklat. Trianto. 2009. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta: Prestasi Pustaka. http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=363:pembelajaran-jaring-labalba&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel E-Buletin Edisi Juli 2015 ISSN. 2355-3189