PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KREATIVITAS TERHADAP HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH (Studi Eksperimen Pada Mahasiswa STOK Binaguna Medan)
LILIANA PUSPA SARI Prodi PendidikanJasmani Kesehatan Dan Rekreasi Stok Bina Guna Medan Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran dan kreativitas terhadap hasil belajar lompat jauh. Sampel penelitian ini berjumlah 40 orang yang merupakan Mahasiswa Semester I tahun ajaran 2016/2017 dengan menggunakan rancangan penelitian treatment by level 2 x 2. Data dianalisis menggunakan analisis varians (ANAVA) dan dilanjutkan dengan uji Tukey pada taraf signifikansi α = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan (1) secara umum, terdapat perbedaan yang antara model pembelajaran kooperatif dan model pembelajaran langsung terhadap hasil belajar lompat jauh (Fo 4,61 > 4,11 Ft), dan model pembelajaran kooperatif memberikan hasil belajar lompat jauh yang lebih baik daripada model pembelajaran langsung, (2) terdapat interaksi antara model pembelajaran dan kreativitas terhadap hasil belajar lompat jauh (Fo 26,08 > 4,11 Ft), (3) pada siswa dengan kreativitas tinggi, model pembelajaran kooperatif memberikan hasil belajar lompat jauh yang lebih baik daripada model pembelajaran langsung (Q o 10,75 > 4,33 Qt), dan (4) pada siswa dengan kreativitas rendah, model pembelajaran langsung memberikan hasil belajar lompat jauh yang lebih baik daripada model pembelajaran kooperatif (Qo 4,39 > 4,33 Qt), Kata Kunci : Hasil Belajar Lompat Jauh, Model Pembelajaran, Dan Kreativitas. BAB I PENDAHULUAN Pendidikan
dapat mendukung kecerdasan kehidupan
merupakan
bidang
yang mempunyai kedudukan yang sangat
bangsa dan mampu bersaing pada era globalisasi.
penting diberbagai negara manapun. Hal
Pendidikan jasmani, olahraga dan
ini disebabkan karena pendidikan berperan
kesehatan (Penjasorkes) merupakan bagian
dalam membangun karakter suatu bangsa.
integral dari sistem pendidikan secara
Peran pendidikan sangat penting untuk
keseluruhan yang wajib diajarkan di
menciptakan
cerdas,
sekolah dan memiliki peran yang penting
damai, terbuka, dan demokratis. Mutu
dalam pembentukan manusia Indonesia
pendidikan
dan
seutuhnya.
Seperti
profesional ini akan sangat diperlukan agar
Sukintaka
bahwa
kehidupan
yang
yang
berkualitas
dikemukakan pendidikan
oleh
jasmani
merupakan bagian dari pendidikan, jadi
adalah dengan memberikan materi yang
apa yang dapat dicapai oleh pendidikan
merangsang anak untuk bergerak dan
jasmani
sudah dituangkan dalam Standar Isi yaitu
harus
mengembangkan
dapat pribadi
membantu anak
sesuai
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi
dengan tujuan pendidikan, karena pada
Dasar (KD). SK dan KD pendidikan
hakikatnya pendidikan berusaha untuk
jasmani di sekolah dilakukan melalui
memberikan kesempatan berkembangnya
kegiatan aktivitas jasmani yang dapat
semua aspek pribadi anak atau manusia
meningkatkan dan mengembangkan ranah
sehingga tujuan pendidikan harus berdasar
kognitif, afektif maupun psikomotor yang
pada ranah (domain) pendidikan atau
ada pada diri siswa.
aspek pribadi manusia. Pendidikan
Penyelenggaraan
jasmani
pendidikan
merupakan
jasmani diberbagai jenjang pendidikan
bagian integral dari sistem pendidikan
sangatlah penting. Dengan melakukan
secara
untuk
berbagai bentuk keterampilan gerak, anak
meningkatkan individu secara organik,
akan memiliki dasar-dasar yang sangat
neuromuskuler, intelektual, dan emosional
diperlukan untuk membantu pertumbuhan
melalui aktivitas fisik. Demikian juga yang
dan perkembangan, baik selama mengikuti
dikemukakan
bahwa
pendidikan maupun dalam kehidupannya
suatu
kelak. Mengenal dan menguasai berbagai
keseluruhan
pendidikan
oleh jasmani
bertujuan
Samsudin merupakan
proses pembelajaran melalui jasmani
yang
meningkatkan
aktivitas
didesain kebugaran
untuk
bentuk gerak pada
dan cara-cara berorientasi
lingkungan
merupakan
satu
jasmani,
kebutuhan yang sangat penting di dalam
mengembangkan keterampilan motorik,
hidup. Tanpa adanya kemampuan untuk
pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan
bergerak dan berorientasi pada lingkungan
aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi.
akan sulit bagi setiap anak untuk tumbuh
Jadi,
dan berkembang sesuai dengan harapan.
pendidikan
jasmani
adalah
pendidikan melalui aktivitas jasmani yang
Keterampilan lompat jauh (long
bertujuan untuk meningkatkan individu
jump) merupakan salah satu materi dalam
baik
neuromuskuler,
lingkup permainan dan olahraga yang
intelektual, dan emosional yang dilakukan
disajikan di mahasiswa STOK semster I
secara sistematis.
Lompat
secara
organik,
Pelaksanaan pendidikan
jasmani,
pembelajaran olahraga
dan
kesehatan di sekolah tinggi olahraga
jauh
adalah
satu
jenis
keterampilan melompat secara horizontal untuk
mencapai
jauhnya.
jarak
Jauhnya
yang
jarak
sejauhlompatan
tergantung pada kemampuan pelompat
Keempat gerakan ini merupakan satu
melakukan awalan, tolakan kaki, sikap
kesatuan urutan gerak lompat jauh yang
badan di udara, dan mendarat.
tidak terputus-putus.
Pelaksanaan keterampilan lompat
Hasil observasi dan wawancara
jauh terdiri dari 3 (tiga) gaya yang dapat
yang dilakukan pada proses pembelajaran
diajarkan di sekolah, yaitu gaya jongkok
di semester III tahun ajaran 2015//2016
(tuck), gaya menggantung (hang style atau
menunjukkan bahwa masih banyak siswa
sneper), dan gaya jalan di udara (walking
yang hasil belajar lompat jauh gaya
in the air). Secara umum karakteristik
jongkok
pelaksanaan dari ketiga gaya tersebut
Ketuntasan
hampir sama, yaitu awalan, tolakan, sikap
banyak siswa yang masih salah dalam
badan di udara, dan mendarat. Pembeda
melakukan
dari ketiga gaya tersebut terletak pada
jongkok, baik itu dari awalan, tolakan,
sikap badan di udara dimana pada lompat
sikap badan di udara maupun mendarat.
jauh gaya jongkok adalah sikap badan
Padahal,
seperti berjongkok saat di udara. Pada
merupakan
lompat jauh gaya menggantung, sikap
keterampilan gerak dasar (lokomotor, non-
badan
lokomotor dan manipulatif) yang sudah
di
udara
adalah
seolah-olah
menggantung, sedangkan pada lompat jauh gaya jalan di udara, sikap badan di udara seperti sedang berjalan.
belum
memenuhi
Minimal
teknik
(KKM).
lompat
keterampilan gabungan
Kriteria Masih
jauh gaya
lompat dari
jauh
beberapa
siswa pelajari di sekolah dasar. Memperbaiki hasil belajar lompat jauh gaya jongkok dapat dilakukan dengan
Materi lompat jauh yang diajarkan
banyak cara. Salah satu upaya yang dapat
pada siswa mahasiswa semester III tahun
dilakukan oleh guru dalam meningkatkan
ajaran 2015/2016 adalah lompat jauh gaya
hasil belajar adalah dengan menerapkan
jongkok. Lompat jauh gaya jongkok
model pembelajaran yang tepat dan efektif
merupakan salah satu gaya dalam lompat
sesuai dengan karakterisitik siswa. Hal ini
jauh dimana saat di udara sikap badan
dimaksudkan agar siswa dapat mengerti
dalam
dengan
dan memahami materi pembelajaran yang
membulatkan badan dengan kedua lutut
disajikan sesuai dengan tujuan yang
ditekuk, dan kedua tangan ke depan.
diharapkan.
Karakteristik pelaksanaan gaya jongkok
merupakan faktor yang mempengaruhi
diawali dengan fase awalan, fase tolakan,
efektifitas
fase melayang (sikap badan di udara
digunakan oleh guru dalam melaksanakan
seperti jongkok), dan fase mendarat.
suatu proses pembelajaran. Melalui model
keadaan
jongkok,
Model
dari
pembelajaran
pembelajaran
yang
pembelajaran
guru
dapat
membantu
dimaksudkan untuk menemukan jawaban
peserta didik mendapatkan informasi, ide,
pengaruh model pembelajaran terhadap
keterampilan,
dan
hasil belajar lompat jauh gaya jongkok
mengekspresikan ide. Sehubungan dengan
bagi Mahasiswa Semster III Tahun ajaran
itu, maka pemilihan model pembelajaran
2015/2016.
cara
berpikir,
yang tepat akan membantu tercapainya hasil belajar yang diharapkan.
Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh banyak faktor. Selain penerapan
Pendidikan jasmani dalam proses
model pembelajaran yang dilakukan oleh
pembelajaran dapat dilaksanakan dengan
guru dalam proses pembelajaran untuk
menerapkan
model
mencapai hasil belajar yang optimal, hal
pembelajaran, seperti model pembelajaran
lain yang dapat mempengaruhi hasil
langsung
belajar
beberapa
(direct
pembelajaran
instruction),
kooperatif
model
(cooperative
adalah
kreativitas.
Kreativitas
merupakan kemampuan yang dimiliki
learning), model pembelajaran kontekstual
seseorang
(contextual teaching and learning), dan
menciptakan sesuatu hal baru, cara-cara
lain-lain.
baru, model baru yang berguna bagi
Penelitian ini membatasi pada dua model
pembelajaran
yang
untuk
menemukan
dan
dirinya sendiri dan bagi masyarakat. Jadi,
digunakan
kemampuan dalam kreativitas bersifat
dalam proses pembelajaran pendidikan
inovatif. Kreativitas atau perbuatan kreatif
jasmani,
yaitu
model
pembelajaran
banyak berhubungan dengan intelegensia.
dan
model
pembelajaran
Seseorang yang kreatif pada umumnya
langsung. Model pembelajaran kooperatif
memiliki intelegensi yang cukup tinggi.
merupakan suatu model pembelajaran
Seorang
dimana siswa belajar dalam kelompok-
rendah, maka kreativitasnya juga relatif
kelompok kecil yang memiliki tingkat
kurang. Kreativitas juga berkenaan dengan
kemampuan berbeda. Sedangkan, model
kepribadian. Seseorang yang kreatif adalah
pembelajaran
langsung
pembelajaran
yang
kooperatif
yang
tingkat
intelegensinya
adalah
model
orang yang memiliki ciri-ciri kepribadian
dirancang
untuk
tertentu
seperti
mandiri,
bertanggung
mengembangkan belajar siswa tentang
jawab, bekerja keras, motivasi tinggi,
pengetahuan
guru
optimis, punya rasa ingin tahu yang besar,
proses
percaya diri, terbuka, memiliki toleransi,
berperan
prosedural, penting
dimana
dalam
pembelajaran dan diharapkan menjadi model yang menarik bagi siswanya. Kedua pemilihan
model
pembelajaran
ini
kaya akan pemikiran dan lain-lain. Kreativitas
hendaknya
meresap
dalam seluruh kurikulum dan iklim kelas
melalui
faktor-faktor
sikap
melakukan penelitian. Melalui penelitian
menerima keunikan individu, pertanyaan
ini dikaji “Pengaruh model pembelajaran
yang
dan kreativitas
berakhir
seperti
terbuka,
penjajakan
terhadap hasil belajar
(eksplorasi), dan kemungkinan membuat
lompat jauh pada mahasiswa semster III
pilihan. Tinggi rendahnya hasil belajar
Tahun ajaran 2015/2016.
lompat
jauh
salah
satunya
dapat
disebabkan karena kreativitas individu.
A. Identifikasi Masalah
Kreativitas menjadi refleksi perbedaan
Berdasarkan
individu
dalam
memproses
latar
belakang
dan
masalah di atas, maka identifikasi masalah
menampilkan keterampilan lompat jauh
dalam upaya untuk meningkatkan hasil
dan mempelajari tahapan-tahapan gerak
belajar lompat jauh gaya jongkok adalah
lompat jauh secara menarik. Refleksi
sebagai berikut: (1) Apakah kemampuan
perbedaan individu terlihat dalam hal
guru dapat mempengaruhi hasil belajar
perhatian,
lompat jauh gaya jongkok? (2) Faktor-
perasaan,
latar
belakang
lingkungan dalam cara-cara memproses
faktor
informasi yang diterimanya dan kemudian
kemampuan lompat jauh gaya jongkok?
menampilkannya dalam bentuk gerakan.
(3) Apakah model pembelajaran kooperatif
Pemilihan
saja
yang mempengaruhi
pembelajaran
dapat meningkatkan hasil belajar lompat
yang tepat dengan mempertimbangkan
jauh gaya jongkok? (4) Apakah model
potensi
yang
merupakan diperhatikan
model
apa
ada
hal
pada
penting
oleh
diri
siswa
pembelajaran
yang
harus
meningkatkan hasil belajar lompat jauh
guru
pendidikan
gaya
langsung
jongkok?
(5)
Apakah
jasmani, begitu juga aspek psikologis
pembelajaran
kooperatif
siswa yaitu kreativitas. Diduga interaksi
pembelajaran
langsung
yang
baik
pembelajaran
antara yang
dapat
model
dan
model
memberikan
penerapan
model
pengaruh yang berbeda terhadap hasil
tepat
dengan
belajar lompat jauh gaya jongkok? (6)
mempertimbangkan kreativitas yang ada
Apakah
pada diri siswa dapat meningkatkan hasil
mempengaruhi hasil belajar lompat jauh
belajar siswa.
gaya jongkok? (7) Faktor-faktor apa saja
Pentingnya model
peranan
pembelajaran
yang
kreativitas
siswa
dapat
penerapan
yang mempengaruhi kreativitas siswa? (8)
digunakan
Apakah
terdapat
perbedaan
pengaruh
dalam pembelajaran pendidikan jasmani
antara model pembelajaran kooperatif dan
dan kreativitas siswa dalam pencapaian
model
hasil belajar mendorong peneliti untuk
dikaitkan dengan tingkat kreativitas siswa
pembelajaran
langsung,
bila
yang berbeda terhadap hasil belajar lompat
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
jauh
berikut:
gaya
jongkok?
(9)
Model
pembelajaran manakah yang memberikan
1. Apakah
terdapat
perbedaan
hasil
hasil belajar yang lebih tinggi bagi siswa
belajar lompat jauh antara siswa yang
yang memiliki tingkat kreativitas tertentu?
diajar dengan model pembelajaran
(10) Apakah sarana dan prasarana yang
kooperatif dan yang diajar dengan
ada telah mendukung proses pembelajaran
model pembelajaran langsung?
lompat jauh gaya jongkok?
2. Apakah terdapat interaksi antara model
B. Batasan Masalah
pembelajaran dan kreativitas terhadap
Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan di atas, begitu banyak
hasil belajar lompat jauh? 3. Apakah
terdapat
perbedaan
hasil
faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
belajar lompat jauh antara siswa yang
belajar lompat jauh yang menghendaki
diajar dengan model pembelajaran
penelitian sendiri-sendiri. Untuk itu, ruang
kooperatif dan yang diajar dengan
lingkup dalam penelitian ini
model pembelajaran langsung pada
perlu
dibatasi. Ruang lingkup dalam penelitian ini
dibatasi
pada
pengaruh
model
siswa dengan kreativitas tinggi? 4. Apakah
terdapat
perbedaan
hasil
pembelajaran dan kreativitas terhadap hasil
belajar lompat jauh antara siswa yang
belajar lompat jauh gaya jongkok.
diajar dengan model pembelajaran
Penelitian ini terdiri dari variabel
kooperatif dan yang diajar dengan
bebas (independent variable), yaitu: model
model pembelajaran langsung pada
pembelajaran yaitu model pembelajaran
siswa dengan kreativitas rendah?
kooperatif
dan
langsung,
dengan
kreativitas
model
sebagai
pembelajaran
mempertimbangkan variabel
bebas
D. Kegunaan Hasil Penelitian Secara teoretis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat pada
moderator yang terbagi menjadi kreativitas
pengembangan
tinggi dan kreativitas rendah, dan hasil
pendidikan
belajar lompat jauh gaya jongkok sebagai
meningkatkan
variabel terikat (dependent variable).
Indonesia
C. Perumusan Masalah
pendidikan jasmani, serta dapat digunakan
Berdasarkan identifikasi
masalah
latar
belakang,
dan
pembatasan
masalah, maka masalah yang diteliti dalam
dan yang
pada
kemajuan nantinya
mutu saat
pendidikan ini
ilmu dapat di
khususnya
sebagai acuan bagi guru untuk dapat mengembangkan
model
pembelajaran
dalam bidang pendidikan jasmani.
Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan
dapat
bermanfaat
bagi
Abdul
Gafur
mendefinisikan
pendidikan jasmani sebagai suatu proses
beberapa pihak antara lain:
pendidikan seseorang sebagai perorangan
1. Bagi siswa, untuk meningkatkan hasil
maupun sebagai anggota masyarakat yang
belajar lompat jauh 2. Bagi
guru,
dilakukan secara sadar dan sistematik
yaitu
menambah
melalui kegiatan jasmani yang intensif
pengetahuan guru pendidikan jasmani
dalam rangka memperoleh peningkatan
dalam memilih dan menerapkan model
kemampuan dan keterampilan jasmani,
pembelajaran yang tepat
pertumbuhan kecerdasan dan pembentukan
sehingga
dapat menumbuhkan kreativitas
dan
meningkatkan hasil belajar siswa
n pendidikan jasmani sebagai bagian dari
3. Bagi sekolah, yaitu memberikan suatu kontribusi
yang
pendidikan, jadi apa yang dapat dicapai
bagi
oleh pendidikan jasmani harus dapat
peningkatan
membantu mengembangkan pribadi anak
kualitas sekolah untuk meningkatan
sesuai dengan tujuan pendidikan, karena
hasil belajar siswa khususnya dalam
pada
pembelajaran pendidikan jasmani.
untuk
perkembangan
positif
watak.Sedangkan,Sukintakamendefinisika
dan
hakikatnya
pendidikan
memberikan
berusaha
kesempatan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
berkembangnya semua aspek pribadi anak
a. Pendidikan Jasmani
atau manusia sehingga tujuan pendidikan
Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan
secara
keseluruhan.
Oleh
karena itu pelaksanaan pendidikan jasmani harus diarahkan pada pencapaian tujuan tersebut. Tujuan pendidikan jasmani bukan hanya mengembangkan ranah jasmani, tetapi
juga
mengembangkan
seluruh
potensi siswa. Pendidikan jasmani sebagai bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan memiliki peran yang penting
dalam
rangka
tercapainya tujuan nasional.
mewujudkan
harus berdasar pada
ranah (domain)
pendidikan atau aspek pribadi manusia. Sedangkan,
Pendidikan
jasmani
merupakan suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Sebagai
bagian
integral
dari
sistem
pendidikan secara keseluruhan pendidikan jasmani bertujuan untuk meningkatkan individu secara organik, neuromuskuler, intelektual, aktivitas fisik.
dan
emosional
melalui
b. Hasil Belajar
yang bertahan lama. Seseorang setelah
Belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan
seseorang
untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku
belajar mampu mengerjakan apa yang sebelumnya tidak bisa ia kerjakan. c. Lompat Jauh
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya
dalam
nomor lompat yang dilombakan pada
lingkungannya.
cabang olahraga atletik. Tujuan dari
Sementara menurut Djamara dan Zain,
lompat jauh adalah melakukan lompatan
belajar
sejauh
interaksi
sendiri
Lompat jauh merupakan salah satu
dengan
merupakan
proses
perubahan
mungkin.
Lompat
jauh
pada
perilaku berkat pengalaman dan latihan.
dasarnya adalah suatu bentuk gerakan
Artinya, tujuan dari kegiatan belajar adalah
melompat mengangkat kaki ke atas ke
perubahan
yang
depan dalam upaya membawa titik berat
menyangkut pengetahuan, keterampilan
badan selama mungkin di udara (melayang
maupun sikap; bahkan meliputi segenap
di udara) yang dilakukan dengan cepat dan
aspek organisme atau pribadi. Perubahan
dengan jalan melakukan tolakan pada satu
tingkah laku terjadi karena adanya usaha
kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-
dari individu yang bersangkutan baik yang
jauhnya. Sementara itu, Ballesteros dalam
dapat mengembangkan kreativitas, sikap
Suherman et al, mengemukakan bahwa
dan perilaku, termasuk cara baru untuk
lompat jauh adalah hasil dari kecepatan
melakukan
horizontal
tingkah
sesuatu
laku,
dan
baik
upaya-upaya
yang dibuat
sewaktu dari
seseorang dalam mengatasi kendala atau
awalan dengan vertikal yang dihasilkan
menyesuaikan diri pada situasi baru.
dari kekuatan kaki tolak, resultante dari
Belajar
menggambarkan
kedua gaya menentukan gerak parabola
progresif
perilaku
perubahan
seseorang
ketika
bereaksi terhadap tuntutan-tuntutan yang diharapkan pada dirinya. Siregar dan Nara mengungkapkan bahwa belajar adalah suatu
aktivitas
berlangsung
mental
dalam
lingkungannya
(psikis)
interaksi
yang
yang dengan
menghasilkan
perubahan yang bersifat relatif konstan. Ini berarti
seseorang
memperoleh
yang
pengetahuan
telah baru
belajar dan
perubahan perilaku dalam diri mereka
dari titik pusat gravitasi. Definisi lompat jauh juga dikemukakan oleh Zumerchik “the long jump is one of the simplest and most natural event in track and field: the athletes run up and then jump as far as they can”. Menurut definisi tersebut lompat jauh merupakan salah satu nomor yang paling sederhana dan mendasar dalam cabang olahraga atletik, dimana atlet berlari dan melompat sejauh-jauhnya. Untuk mencapai jarak lompatan yang sejauh-jauhnya, siswa harus memiliki kekuatan, kecepatan dan teknik untuk melakukan lompat jauh tersebut. Jauhnya
lompatan tergantung pada kecepatan lari, kekuatan, dan percepatan pada saat take off (memindahkan kecepatan horizontal ke gerakan bersudut). Untuk memperoleh suatu hasil yang maksimal dalam lompat jauh, selain si pelompat harus memiliki kekuatan, daya ledak, kecepatan, ketepatan, kelentukan, dan koordinasi gerakan juga harus memahami dan menguasai teknik untuk melakukan gerakan lompat jauh tersebut serta dapat melakukannya dengan cepat, tepat, luwes, dan lancar. Jarak lompatan secara biomekanika ditentukan oleh tiga parameter, yaitu kecepatan saat bertolak (velocity at take off), sudut tolakan (angle of take off), dan
dengan Nurhadi
Kecepatan bertumpu dan sudut tolakan adalah paling penting. Tinggi titik pusat massa ditentukan oleh tinggi badan atlet meskipun dipengaruhi oleh posisi pada saat bertumpu. Kecepatan bertolak dan sudut tolakan adalah hasil dari gerakan sebelum dan selama bertolak. a. Model
Pembelajaran
(Cooperative Learning)
al
heterogen.
mengatakan kooperatif
bahwa adalah
pembelajaran yang secara sadar dan sengaja menciptakan interaksi yang saling mengasihi antar sesama teman. Sedangkan, Arends
menyatakan
kooperatif
adalah
pembelajaran
pembelajaran
yang
dibentuk dalam suatu kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang, dimana siswa saling bekerja
sama
dan
mengoptimalkan
keterlibatan diri dan anggota kelompoknya dalam belajar. Pembelajaran
kooperatif
merupakan pembelajaran dalam bentuk kelompok-kelompok
kecil
4-5
orang,
dimana siswa saling bekerja sama untuk memecahkan
masahal
dikelompoknya.
Dalam pembelajaran kooperatif, siswa bekerjasama permasalahan dengan
Kooperatif
et
kelompok
pembelajaran
tinggi titik pusat massa saat bertolak (height of the centre of mass at take off).
struktur
memecahkan melalui
teman
interaksi
sebayanya
dan
suatu sosial setiap
anggota kelompok bertanggung jawab atas keberhasilan kelompoknya. Pembelajaran
Pembelajaran kooperatif muncul
kooperatif mengacu pada pembelajaran
dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah
dimana
menemukan
kelompok kecil, saling membantu untuk
apabila berdiskusi
dan
mereka dengan
memahami bekerja
konsep
sama
dan
siswa
bekerjasama
dalam
memahami suatu pelajaran, memeriksa dan
temannya.
Slavin
memperbaiki
bahwa
model
kegiatan lainnya untuk tujuan membantu
pembelajaran kooperatif adalah model
siswa satu dengan yang lainnya agar dapat
pembelajaran dimana siswa belajar dan
mencapai kesuksesan bersama.
mengungkapkan
bekerja dalam kelompok kecil kolaboratif yang anggotanya empat sampai lima orang
jawaban
teman,
serta
b. Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) Model pembelajaran langsung atau banyak orang yang menyebutnya sebagai model
pembelajaran
Pembelajaran
langsung
konvensional. dikenal
pula
dengan sebutan active learning dan wholeclass teaching. Penyebutan ini mengacu pada gaya mengajar dimana guru terlibat aktif dalam mengusung isi pelajaran kepada peserta didik dan mengajarkannya secara langsung kepada seluruh kelas. Model
pembelajaran
langsung
adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berakitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat dibelajarkan dengan pola
siswa secara individu, (b) pembelajaran
kegiatan
umumnya
berbentuk
ceramah, tugas tertulis dan media lain menurut pertimbangan guru, (c) siswa umumnya bersifat pasif karena harus mendengarkan
guru,
(d)
dalam
hal
kecepatan belajar, semua siswa harus belajar menurut kecepatan-kecepatan yang umumnya ditentukan oleh kecepatan guru mengajar,
(e)
umumnya
keberhasilan
dinilai
oleh
guru
belajar secara
subyektif, (f) diharapkan bahwa hanya sebagian kecil saja akan menguasai bahan pelajaran secara tuntas, dan (g) guru berperan
sebagai
pentransfer
ilmu
pengetahuan. c. Perbedaan
Model
Pembelajaran
Kooperatif dan Langsung
kegiatan yang bertahap, selangkah demi
Ciri pokok perbedaan antara model
selangkah. Pengetahuan deklaratif (dapat
pembelajaran
kooperatif
dan
diungkapkan dengan kata-kata) adalah
pembelajaran
langsung
adalah
pengetahuan tentang sesuatu, suatu contoh
pengelolaan
kelas,
pengetahuan deklaratif yaitu bahwa lompat
Pembelajaran kooperatif siswa belajar
jauh adalah salah satu nomor perlombaan
dalam
dalam cabang olahraga atletik. Sedangkan,
heterogen dan pembelajaran langsung
pengetahuan
prosedural
adalah
siswa belajar dalam kelompok besar
pengetahuan
tentang
bagaimana
(klasikal). Hal lain yang membedakannya
kelompok
kecil
peran
yang
model pada guru.
besifat
melakukan sesuatu, misalnya bagaimana
adalah
cara melakukan lompat jauh gaya jongkok.
pembelajaran kooperatif kelompok yang
Nasution memberikan gambaran
memiliki
pemberian
skor
penghargaan.
belajar
paling
Pada
tinggi
ciri-ciri pembelajaran langsung, yaitu: (a)
mendapat penghargaan berupa sertifikat
bahan pelajaran disajikan kepada kelas
atau
secara keseluruhan tanpa memperhatikan
pembelajaran
hadiah
sedangkan langsung
tidak.
dalam Dalam
pembelajaran
kooperatif
pemantauan
7
Mengembangkan kemampuan berpikir/keterampil an siswa
Kurang dapat mengembangka n kemampuan berpikir dan keterampilan siswa
8
Terdiri dari enam fase/langkah pembelajaran , yaitu a. Fase 1 : menyampaikan tujuan b. Fase 2 : menyajikan informasi c. Fase 3 : mengorganisasi siswa ke dalam kelompok/tim d. Fase 4 : membimbing kelompok bekerja dan belajar e. Fase 5 : Evaluasi f. Fase 6 : memberi penghargaan
Terdiri dari lima fase/langkah pembelajaran, yaitu: a. Fase 1 : menyampaik an tujuan b. Fase 2 : menyajikan informasi c. Fase 3 : membimbin g latihan d. Fase 4 : mengecek pemahaman e. Fase 5 : memberikan latihan lanjutan
melalui observasi dilakukan saat proses pembelajaran sampai selesai, sedangkan pembelajaran langsung hanya pada akhir pembelajaran. Lebih jauh perbedaan model pembelajaran kooperatif dan langsung dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2.6 Perbedaan Model Pembelajaran Kooperatif dan Model Pembelajaran Langsung Model Model Pembelajaran Pembelajaran N Kooperatif Langsung o (Direct (Cooperative Instructional) Learning) 1 Berpusat pada anak Berpusat pada (Student Centered) guru (Teacher Centered) 2
Guru berperan sebagai fasilitator
Guru berperan sebagai sumber pengetahuan
3
Siswa belajar dalam kelompokkelompok kecil yang bersifat heterogen
Siswa belajar dalam kelompok besar (klasikal)
4
Proses pembelajaran menuntut keaktifan siswa
Saat proses pembelajaran siswa bersikap pasif mendengarkan penjelasan guru
METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan
Evaluasi hasil belajar dilihat dari proses belajar
Evaluasi hasil belajar dilihat dari hasil akhir
pembelajaran dan kreativitas terhadap
Materi pembelajaran didasarkan untuk mengembangkan keterampilan belajar lebih lanjut
Pembelajaran distrukturkan untuk menyelesaikan materi selama periode waktu yang ditetapkan
jauh gaya jongkok.
5
6
mengetahui
perbedaan
variabel-variabel
bebas
untuk
pengaruh yaitu
dari model
variable terikat yaitu hasil belajar lompat
B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di STOK BINAGUNA meliputi
Tahapan
pengumpulan
penelitian data
ini
tentang
kreativitas, penerapan perlakukan model
pembelajaran,
dan
pengumpulan
data
jongkok dan variabel bebas yaitu model
tentang hasil belajar lompat jauh gaya
pembelajaran (kooperatif dan langsung)
jongkok. Pelaksanaan perlakuan model
dan
pembelajaran (kooperatif dan langsung)
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil
dilakukan secara bersamaan yang dipimpin
analisis dan pengujian hipotesis penelitian
oleh team teaching.
maka dapat disimpulkan:
Dalam penelitian ini terdapat tiga
1.
kreativitas
(tinggi
dan
rendah).
Siswa yang diajar dengan model
variabel yaitu variabel terikat adalah hasil
pembelajaran
belajar lompat jauh, variabel bebas adalah
hasil belajar lompat jauh yang lebih
model
baik daripada siswa
pembelajaran
(kooperatif
dan
langsung), dan variabel moderator yaitu kreativitas (tinggi dan rendah). Setelah
mengikuti
kooperatif
yang diajar
dengan model pembelajaran langsung. 2.
serangkaian
Terdapat interaksi yang signifikan antara
model
pembelajaran
proses pembelajaran yang telah terprogram
kreativitas
dengan membagi siswa ke dalam dua
lompat jauh gaya jongkok.
kelompok yaitu kelompok siswa yang diajar
dengan
model
memiliki
3.
pembelajaran
terhadap
hasil
dan
belajar
Pada siswa dengan kreativitas tinggi, siswa yang diajar dengan model
kooperatif dan kelompok siswa yang diajar
pembelajaran
dengan model pembelajaran langsung
hasil belajar lompat jauh yang lebih
maka diperoleh data hasil belajar lompat
baik daripada siswa
jauh yang berupa skor
dengan model pembelajaran langsung.
yang digunakan
untuk digunakan dan dianalisis dari rata-
4.
kooperatif
memiliki
yang diajar
Pada siswa dengan kreativitas rendah,
rata hasil penilaian dari ketiga evaluator.
siswa yang diajar dengan model
Dalam masing-masing kelompok terdapat
pembelajaran langsung memiliki hasil
siswa yang memiliki kreativitas tinggi dan
belajar lompat jauh yang lebih baik
siswa yang memiliki kreativitas rendah.
daripada siswa yang diajar dengan
Tinggi rendahnya kreativitas yang dimiliki
model pembelajaran kooperatif.
siswa diukur dengan cara memberikan tes kreativitas yang berupa tugas gerak kepada siswa. Kesimpulan Penelitian menggunakan metode eksperimen yang terdiri dari variabel terikat yaitu hasil belajar lompat jauh gaya
DAFTAR PUSTAKA Abdullah, Arma dan Manadji, Agus. Dasar-Dasar Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti, 1994. Ali, Mohammad dan Asrori Mohammad. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009.
Abdulkadir. Asas dan Landasan Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdikbud Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Pendidikan, 1992. Bloom, Benjamin S. Taxonomy of Educational Objectives Handbook I: Cognitive Domain. New York: Longman, 1979.
Jarver, Jess. Belajar dan Berlatih Atletik. Bandung: Pionir Jaya, 2008. Jihad, Asep dan Haris, Abdul. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo, 2009. Joyce, Bruce, Weil, Marsha and Calhoun Emily. Models of Teaching. USA: Pearson Education Inc, 2009.
Brancazio, Peter J. Sport Science. New York: Simon & Schuster, 1983. Coker, Cheryl A. Motor Learning and Control for Practitioners. New York: McGraw-Hill, 2004.
Ibrahim, Muslim et al. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University Press, 2000.
Danim, Sudarwan. Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Alfabeta, 2010.
Lie, Anita. Cooperative Learning Mempratikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: PT Grasindo, 2005.
Desmita. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010. Djaali dan Muljono, Pudji. Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. (Jakarta: Grasindo, 2008. Djamara, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2006. Gallahue, David. L and Ozmun, John C. Understanding Motor Development: Infants, Children, Adolescents, Adults. New York: McGraw-Hill, 2006. Harsuki (ed.), Perkembangan Olahraga Terkini Kajian Para Pakar. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2003. Husdarta, JS dan Kusmaedi, Nurlan. Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik Olahraga dan Kesehatan. Bandung: Alfabeta, 2010. Jamaris, Martini. Orientasi Baru dalam Psikologi Pendidikan. Jakarta: Yayasan Penamas Murni, 2010.
Magill, Richard A. Motor Learning and Control: Concepts and Applecations. New York: McGraw-Hill, 2011. Metzler, Michael W. Instructional Models for Physical Education. Arizona: Holcomb Hathaway, Inc, 2005. Munandar, Utami. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009. Murwani, Santosa. Statistika Terapan (Teknik Analisis Data). Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta, 2009. Nasution. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara, 1999. Nur (ed.), Model Pengajaran Langsung. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya Pusat Sains dan Matematika Sekolah, 2011.