PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CPS DIPADU KOOPERATIF STAD TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI SISWA KELAS X SMAN 10 MALANG Tsaniyah Nur Kholilah1), Susriyati Mahanal2), Siti Zubaidah3) Universitas Negeri Malang Email:
[email protected] 1)
[email protected])
[email protected])
ABSTRACT: This research aim to determine the effect of Creative Problem Solving (CPS) combined Cooperative Student Team Achievment Division (STAD) learning model toward students cognitive learning outcomes. This research method is quasi experiment design with pre-test post-test non-equivalent control group. Hypothesis testing using analytical techniques of Anacova with a significance value 0.00 less than 0.05, so CPS combined Cooperative STAD learning model effect on the cognitive learning biology class X student at SMAN 10 Malang. Keywords: CPS, students cognitive learning outcomes, STAD ABSTRAK: Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) dipadu Kooperatif Student Team Achievment Division (STAD) terhadap hasil belajar kognitif siswa. Metode penelitian kuasi eksperimen dengan rancangan pre-test postest non-equivalent control group. Uji hipotesis dengan analisis ANAKOVA menunjukkan nilai signifikasi 0,00 kurang dari 0,05, maka model pembelajaran CPS dipadu Kooperatif STAD berpengaruh terhadap hasil belajar kognitif biologi siswa kelas X di SMAN 10 Malang. Keywords: CPS, hasil belajar kognitif, STAD Kata “kognisi” berarti mengetahui, sedangkan kognitif mengacu pada proses mental yang terlibat dalam memperoleh pengetahuan dan pemahaman termasuk berpikir, mengetahui, mengingat, menilai, atau memecahkan masalah (Kuswana, 2013: 79-81). Hasil belajar merupakan suatu proses dimana seorang individu mengalami perubahan perilaku karena adanya pengalaman dan proses belajar telah terjadi jika di dalam diri anak telah terjadi perubahan, perubahan tersebut diperoleh dari pengalaman sebagai interaksi dengan lingkungan. Siswa yang melalui pengalaman belajar yang baik maka memiliki hasil belajar yang baik pula. Berdasarkan hasil UTS Semester Ganjil tahun pembelajaran 2015/2016 Kelas X SMA Negeri 10 Malang di Sawojajar, Malang menunjukkan siswa yang mengikuti pembelajaran remedial sebanyak 50% pada pembelajaran biologi. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru biologi Kelas X SMA Negeri 10 Malang. Siswa kurang terbiasa untuk menghubungkan suatu persoalan dengan konsep atau disiplin
ilmu. Saat diskusi dan presentasi, hanya sedikit siswa yang memberikan komentar dan jarang ada yang mengevaluasi hasil pekerjaan temannya. Setelah proses pembelajaran, siswa kesulitan dalam menyimpulkan hasil belajar. Guru sudah berusaha untuk selalu memotivasi siswa untuk mencapai kesimpulan dengan bahasa sendiri, berani berpendapat, atau menyampaikan perbedaan, namun siswa lambat dalam merespon, dan kurang menunjukkan kemampuan diri. Keterampilan berpikir tingkat tinggi dibutuhkan siswa untuk menghadapi masalah di masa depan yang lebih kompleks dan tidak pernah terbayangkan pada masa sekarang. Keterampilan tersebut dapat meningkatkan nilai akademik, juga dapat mempersiapkan profesionalitas seorang siswa dalam bersiap menghadapi dunia kerja (Allamnakhrah, 2013). Penerapan taksonomi Bloom dapat meningkatkan keterampilan berpikir kognitif (Crowe, 2008). Tujuan kognitif berkaitan perubahan tingkah laku dari berbagai proses mental. Aspek hasil belajar kognitif bertingkatan dari paling rendah ke paling tinggi berdasarkan taksonomi Bloom yang telah direvisi Krathwohl yaitu 1) mengingat/pengetahuan (knowledge) yang berkenaan dengan hafalan dan ingatan, 2) memahami (comperhension) yaitu mengerti suatu konsep, 3) menerapkan (aplication), kemampuan siswa dalam menggunakan apa yang telah diperoleh ke dalam konsep lain, 4) menganalisa (analysis), kemampuan memisahkan, menguraikan informasi dalam bagian-bagiannya, dan hubungannya, 5) mengevaluasi (evaluate), kemampuan menyusun suatu pola atau struktur dari yang sudah ada, 6) mencipta (synthesis), kemampuan membuat atau menyusun suatu yang baru (Krathwohl, 2002: 215). Salah satu model pembelajaran yang dapat menigktakan hasil belajar kognitif siswa adalah CPS dipadu Kooperatif STAD (Robitah, 2014; Hasan, dkk., 2013). Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran model pembelajaran CPS dipadu Kooperatif STAD terhadap hasil belajar kognitif biologi siswa Kelas X di SMAN 1o Malang. METODE Rancangan Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment, desain eksperimen rancangan eksperimen adalah pre-test postest non-equivalent control group, dengan rancangan penelitian pada Tabel 1. Tabel 1. Rancangan Penelitian Subyek Tes Awal Perlakuan Tes Akhir Kelas Eksperimen O1 X1 O2 Kelas Kontrol O3 X2 O4 Keterangan: O1 = keterampilan berpikir kreatif awal pada kelompok eksperimen O3 = keterampilan berpikir kreatif awal pada kelompok kontrol X1 = perlakuan dengan model pembelajaran CPS dipadu Kooperatif STAD X2 = perlakuan dengan pembelajaran saintifik O2 = keterampilan berpikir kreatif akhir pada kelompok eksperimen O4 = keterampilan berpikir kreatif akhir pada kelompok kontrol (Sumber : Diadaptasi dari Tuckman, 1999: 147)
Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 10 Malang Tahun Pelajaran 2015/2016. Kelas X B menjadi kelas eksperimen yang menerapkan pembelajaran menggunakan model pembelajaran CPS dipadu
Kooperatif STAD, dan kelas X C sebagai kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional yang menerapkan pembelajaran saintifik. Kedua kelas tersebut dipilih berdasarkan kemampuan akademik yang setara berdasarkan uji statistik ANOVA nilai rapor semester ganjil tahun pelajaran 2015-2016. dengan taraf signifikasi ANOVA 94,4 % > taraf signifikasi 5%. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian untuk variabel bebas yaitu 1) silabus, 2) Rancangan Pedoman Pembelajaran (RPP) sesuai perpaduan model pembelajaran CPS dan Kooperatif STAD untuk kelas eksperimen dan pembelajaran saintifik untuk kelas kontrol, 3) lembar observasi keterlaksanaan model pembelajaran, 4) catatan lapangan penelitian. Instrumen penelitian untuk variabel terikat menggunakan tes uraian dan rubrik penilaian tes yang disesuaikan untuk mengukur setiap indikatator kompetensi. Soal yang digunakan untuk pretes dan postes sama. Sebelum soal tes digunakan, telah diuji kualitasnya melalui uji validitas dan uji reliabilitas. Prosedur Penelitian Penelitian dilaksanakan pada Semester Genap Tahun Ajaran 2015/2016 mulai bulan September 2015 hingga bulan April 2016. Prosedur penelitian terdiri dari tahp persiapan penelitian, pengambilan data pada terdiri dari pretes, penerapan pembelajaran pada KD 3.9 dan 4.9 materi ekologi dan KD 3.10 dan 4.10 materi perubahan lingkungan, postes, menganalisis data dan pembahasan, dan melaporkan penelitian. Pengumpulan data untuk variabel bebas secara observasi, sedangkan untuk variabel terikat dengan cara tes. Petugas yang terlibat dalam pengambilan data adalah peneliti sendiri dibantu dengan dua orang observer. Tehnik Analisis Data Data yang diperoleh dari kegiatan penelitian selanjutnya disajikan dan dianalisis uji prasyarat yang terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas berdasarkan uji Levene. Apabila telah memenuhi syarat, data diuji hipotesis menggunakan ANAKOVA. Pedoman pengambilan keputusan yaitu jika nilai signifikasi atau probabilitas > 0,05, maka hipotesis nol (H0) diterima dan hipotesis alternatif (Ha) ditolak atau jika nilai signifikasi atau probabilitas < 0,05, maka hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. HASIL PENELITIAN Uji Prasyarat Penelitian Hasil uji normalitas data pretes dan postes dilakukan pada residu data dari keseluruhan variabel terikat nilai postes keterampilan berpikir kreatif adalah sebesar 0,200. Nilai signifikansinya di atas 0.05, sehingga diketahui data tersebut bersifat normal. Hasil uji homogenitas data dilakukan pada data pretes dan postes dari keseluruhan variabel terikat nilai postes kreatif memiliki nilai signifikansi 0,958 > 0,05. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa data tersebut bersifat homogen. Berdasarkan rangkuman hasil uji ANAKOVA untuk mengetahui perbedaan pencapaian hasil belajar kognitif siswa antara kedua kelas yang digunakan pada penelitian ini ditunjukkan pada Tabel 2. Diketahui bahwa nilai F hitung adalah sebesar 29,664 dengan signifikansi 0,000. Nilai signifikansi tersebut kurang dari 0,05, maka hipotesis awal ditolak dan hipotesis penelitian diterima
yaitu ada perbedaan pencapaian keterampilan berpikir kreatif siswa di kelas CPS dipadu STAD dengan kelas kontrol. Tabel 2. Ringkasan Hasil Uji ANAKOVA Hasil Belajar Kognitif Siswa Tipe III Jumlah Df Rerata Kuadrat Kuadrat a Model Terkoreksi 4561,120 2 2280,560 Intersep 4250,041 1 4250,041 Pretes_Kreatif 511,120 1 511,120 Kelas 3532,465 1 3532,465 Error 3062,800 47 65,166 Total 289174,000 50 Total Tekoreksi 7623,920 49 a. R Kuadrat = ,598 (Disesuaikan R Kuadrat = ,581) Skor
F
Signifikasi
34,996 65,219 7,843 54,207
,000 ,000 ,007 ,000
Hasil uji lanjut BNT perbedaan pencapaian hasil belajar kognitif antara kelas eksperimen dengan kontrol ditunjukkan pada Tabel 3. Berdasarkan Tabel 3, dapat diketahui pencapaian hasil belajar kognitif siswa di kelas eksperimen dengan model pembelajaran CPS Dipadu STAD secara signifikan lebih tinggi daripada kelas kontrol dengan pembelajaran saintifik. Tabel 3. Ringkasan Hasil Uji LSD Motivasi Kelas Kontrol dan Eksperimen Kelas Kontrol Eksperimen
Rerata Terkoreksi 66,535 83,545
Notasi a b
PEMBAHASAN Analisis data hasil belajar kognitif siswa dengan signifikansi 0,000< 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima, yaitu ada pengaruh model pembelajaran CPS dipadu Kooperatif STAD terhadap hasil belajar kognitif siswa. Berdasarkan uji lanjut BNT pencapaian hasil belajar kognitif siswa di kelas eksperimen dengan model pembelajaran CPS dipadu STAD secara signifikan lebih tinggi daripada kelas kontrol dengan pembelajaran saintifik. Berdasarkan rerata terkoreksi, selisih hasil belajar kognitif siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol sebesar 25,57%. Sesuai dengan hasil penelitian Robitah (2014), model pembelajaran CPS memberikan pengaruh signifikan terhadap hasil belajar kognitif siswa. Model pembelajaran Kooperatif STAD juga mendukung hasil belajar kognitif (Afifah dkk., 2013; Hasan dkk., 2013; Tiantong & Teemuangsai, 2013). Tahapan pembelajaran CPS yang berfokus baik pada peningkatan keterampilan berpikir kreatif maupun kritis secara harmonis membuat siswa lebih banyak menggali pengetahuan berdasarkan hasil pemikirannya terhadap masalah yang ada di lingkungan sekitar siswa (Treffinger, 2013). Menurut Allamnakhrah (2013), keterampilan berfikir kritis dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil belajar merupakan suatu proses dimana suatu organisme mengalami perubahan perilaku karena adanya pengalaman dan proses belajar telah terjadi jika di dalam diri siswa telah terjadi perubahan, perubahan tersebut diperoleh dari pengalaman sebagai interaksi dengan lingkungan. Pembelajaran kooperatif meningkatkan secara signifikan hasil belajar (Aydin, 2011). Pembelajaran dalam tim mengarah pada pembelajaran keterampilan tingkat tinggi membantu siswa untuk memperoleh keterampilan berpikir kritis dan meningkatkan hasil belajar (Asherson, 2008). Model
pembelajaran Kooperatif STAD mengelompokkan kemampuan anggota kelompok yang heterogen dan tujuannya agar setiap anggota kelompok belajar dan mengalami peningkatan hasil belajar, sehingga setiap anggota tim harus berupaya untuk memberikan hasil yang terbaik untuk tim (Apriadi dkk., 2013). Tahapan yang berdasarkan model pembelajaran kooperatif STAD yaitu kuis, skor kemajuan individu, dan penghargaan tim, bermanfaat untuk memastikan setiap anggota kelompok benar-benar belajar (Slavin, 2001). Fokus pembelajaran terarah pada proses peningkatan keterampilan sehingga kreativitas dapat lebih terlihat saat guru lebih memperhitungkan proses kognitif siswa dibandingkan hasil akhir dari proses pembelajaran (Sharp, 2004). Penerapan pembelajaran CPS dipadu STAD yang ditujukan untuk melatihkan siswa terampil berpikir kreatif dan kritis selalu mengajak siswa untuk menerapkan taksonomi Bloom C4 hingga C6. Pada awalnya, siswa mengeluh karena kesulitan dalam menalar permasalahan, namun pada akhir siswa mulai terbiasa dan dapat mengerjakan dengan baik. Hal tersebut ditunjukkan dengan peningkatan nilai hasil belajar kognitif yang signifikan bila dibandingkan dengan kelas kontrol. Sesuai dengan pendapat Crowe (2008), tujuan kognitif berkaitan perubahan tingkah laku dari berbagai proses mental. Siswa yang terbiasa berpikir tingkat tinggi lebih mudah dalam menalar suatu permasalahan. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini adalah pembelajaran CPS dipadu Kooperatif STAD berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar kognitif biologi siswa kelas X di SMAN 10 Malang. Saran yang dapat diajukan oleh peneliti adalah sebagai berikut: 1) bagi pendidik, diharapkan menggunakan model pembelajaran CPS dipadu Kooperatif STAD sebagai alternatif variasi pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar kognitif siswa. 2)bagi pendidik yang menerapkan model pembelajaran ini di kelas, dapat memberikan bantuan dengan memberikan pertanyaan dan contoh yang mendorong siswa untuk menyelesaikan investigasi, menyiapkan bagan kemajuan individu yang ditempelkan di kelas agar semua tahapan pembelajaran terlaksana, dan memperoleh hasil pembelajaran yang maksimal, 3)bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan kajian untuk lebih mengetahui pengaruh yang lebih luas terkait model pembelajaran CPS dipadu Kooperatif STAD dan hasil belajar kognitif. DAFTAR RUJUKAN Afifah, R. H., Pramudiyanti, Marpaung, R. R. T. 2013. Efektivitas Penggunaan Media Realia Melalui Model STAD Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa. Jurnal Bioterdidik 1 (3) Allamnakhrah, A. 2013. Learning Critical Thinking in Saudi Arabia: Student Perceptions of Secondary Pre-Service Teacher Education Programs. Journal of Education and Learning 1 (1): 197-210 Apriadi, R., Hendri, W., & Muhar, N. 2013. Pengaruh Pemberian Pre-Test Dalam Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terhadap Hasil Belajar Biologi Kelas X SMAN 1 Jujuhan Kabupaten Bungo. Skripsi diterbitkan. FKIP Universitas Bung Hatta (Online)
(http://ejurnal.bunghatta.ac.id/index.php?journal=JFKIP&page=article& op=viewFile&path[]=1689&path[]=1523). Diakses pada 4 September 2015. Asherson, C. 2008. Cooperative Learning: We Instead of Me. Aydin, S. 2011. Effect of cooperative learning and traditional methods on students' achievements and identifications of laboratory equipments in science-technology laboratory. Educational Research Reviews 6(9):636644 Crowe, A., Dirks, C., Wenderoth, M. P. 2008. Biology in Bloom: Implementing Bloom’s Taxonomy to Enhance Student Learning in Biology. CBE-Life Sciences Education 7 : 368-381 Hasan, S., Tumbel, F. M., Corebima, A. D. 2013. Empowering Critical Thinking Skills in Indonesia Archipelago: Study on Elementary School Students in Ternate. Journal of Modern Education 3 (11) : 852-858 Krathwohl, D. R. 2012. A Revision of Bloom's Taxonomy: An Overview. Theory Into Practice 41 (4) Kuswana, W. S. 2013. Taksonomi Berpikir (Cetakan ke-2). Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Robitah, A. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Biologi Berbasis Inkuiri dan Creative Problem Solving (CPS) Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif, Keterampilan Proses Ilmiah dan Hasil Belajar Kognitif Siswa Kelas X. Tesis tidak diterbitkan. Malang: Program Pasca Sarjana UM Sharp, C. 2004. Developing Young Children’s Creativity. NFER 2 Slavin, R. E. 2010. Co-operative learning: What makes groupwork work? Dalam H. Dumont, D. Istance, & F. Benavides (Ed.), The Nature of Learning: Using Research to Inspire Practice (hlm. 161-178). Paris: OECD. Tiantong, M. & Teemuangsai, S. 2013. Student Team Achievement Divisions (STAD) Technique through the Moodle to Enhance Learning Achievement. International Education Studies 6(4): 85-92 Treffinger, D. J. & Isaksen, S. G. 2013. Teaching and Applying Creative Problem Solving: Implications for At-Risk Students. International Journal for Talent Development and Creativity. 1 (1):87-97 Tuckman, B.W. 1999. Conducting Educational Research. Fifth Edition. Orlando: Earl Mcpeek Publisher