Pengaruh Metode STAD dipadu Inkuiri Terbimbing terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Biologi Siswa Siti Nurhidayati1), Siti Zubaidah2), dan Sri Endah Indriwati2) 1) Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA IKIP Mataram 2) Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA Universitas Negeri Malang E-mail:
[email protected] Abstract: This research aimed to determine the combined effect of guided inquiry STAD method for biological activity and learning outcomes of students. This research method using a quasi-experimental. Population studies all class X SMA Laboratory, State University of Malang semester of academic year 2011/2012. Sampling with random cluster sampling, the sample consists of two classes of each grade 40 and 41 students. X5 STAD method combined guided inquiry, and class X6 conventional methods. Data was collected through observation and tests to obtain data on learning activities and the data rate of cognitive learning outcomes of students. Hypothesis test used analysis of covariance technique (anacova) at significance level = 0.05. Data analysis using SPSS for windows facilities. If the calculated F value indicates significant, it is necessary to continue the different test. Before the test covariance normality test and homogeneity test data. The analysis shows there are significant learning method for students' learning activities are combined STAD method of guided inquiry higher than conventional. The average value of the learning outcomes of students who learned with STAD method combined guided inquiry is higher than the conventional method. Based on these findings it can be concluded that in general; 1) method combined STAD guided inquiry learning can enhance the activity and student learning outcomes. 2) STAD method combined guided inquiry learning can be applied in biology at University Laboratory High School of Malang on monera material and protists. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode STAD dipadu inkuiri terbimbing terhadap aktivitas dan hasil belajar biologi siswa. Metode penelitian ini menggunakan kuasi eksperimen. Populasi penelitian semua siswa kelas X SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang semester genap tahun pelajaran 2011/2012. Penarikan sampel dengan cluster random sampling, sampel terdiri dari dua kelas masingmasing kelas 40, dan 41 siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi dan tes untuk memperoleh data aktivitas belajar dan data nilai hasil belajar kognitif siswa. Uji hipotesis digunakan teknik analisis kovarian (anacova) pada taraf signifikasi = 0,05. Analisis data menggunakan fasilitas SPSS for windows. Jika menunjukkan nilai F hitung signifikan, maka perlu dilanjutkan uji beda. Sebelum uji kovarian dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas data. Hasil analisis menunjukkan terdapat pengaruh metode pembelajaran terhadap aktivitas belajar siswa yaitu metode pembelajaran STAD dipadu inkuiri terbimbing lebih tinggi dibandingkan dengan konvensional. Rata-rata nilai hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan metode STAD dipadu inkuiri terbimbing lebih tinggi dibandingkan dengan metode konvensional. Berdasarkan temuan tersebut maka secara umum dapat disimpulkan bahwa; 1) metode pembelajaran STAD dipadu inkuiri terbimbing dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. 2) metode pembelajaran STAD dipadu inkuiri terbimbing dapat diterapkan dalam pembelajaran biologi di SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang pada materi monera dan protista. Kata kunci: STAD, Inkuiri terbimbing, aktivitas belajar, hasil belajar.
Pendahuluan Berdasarkan kurikulum biologi (BSNP, 2006), tujuan mata pelajaran biologi Mata pelajaran Biologi adalah agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut: (1) Membentuk sikap positif terhadap biologi dengan menyadari keteraturan dan keindahan alam
© 2015 LPPM IKIP Mataram
serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa, (2) Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, objektif, terbuka, ulet, kritis dan dapat bekerjasama dengan orang lain, (3) Mengembangkan pengalaman untuk dapat mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan, serta mengkomunikasikan hasil
Jurnal Kependidikan 14 (1): 73-81
percobaan secara lisan dan tertulis, (4) Mengembangkan kemampuan berpikir analitis, induktif, dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip biologi, (5) Mengembangkan penguasaan konsep dan prinsip biologi dan saling keterkaitannya dengan IPA lainnya serta mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap percaya diri, (6) Menerapkan konsep dan prinsip biologi untuk menghasilkan karya teknologi sederhana yang berkaitan dengan kebutuhan manusia, (7) Meningkatkan kesadaran dan berperan serta dalam menjaga kelestarian lingkungan. Untuk mencapai tujuan tersebut, guru dapat menggunakan berbagai model dan strategi pembelajaran. Permasalahan yang ditemukan pada pembelajaran di kelas, yakni berkaitan dengan aktivitas dan hasil belajar biologi siswa yang relatif rendah, dan guru sering mengalami kendala dalam merangsang siswa agar berani dalam mengemukakan pendapatnya dalam proses pembelajaran. Munculnya masalah tersebut sebagai akibat dari adanya kecenderungan pola pembelajaran yang terpusat pada guru dimana siswa kurang berkesempatan untuk mengembangkan kreativitas dan belum terlibat secara maksimal dalam proses pembelajaran. Berdasarkan beberapa masalah tersebut di atas, dapat terlihat bagaimana pentingnya usaha dalam meningkatkan konstruksi pengetahuan siswa. Salah satu usaha yang dapat dilakukan guru untuk menciptakan pembelajaran yang konstruktivistik adalah dengan menggunakan beberapa metode pembelajaran yang berorientasi konstruktivistik dan sesuai dengan karakteristik bidang studi yang sedang diampu. Beberapa metode pembelajaran yang ber-
74
dasarkan pembelajaran konstruktivistik antara lain adalah Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dipadu inkuiri terbimbing. Pembelajaran biologi saat ini juga telah bergeser dari pembelajaran behavioristik kepembelajaran yang konstruktivistik, sehingga model pembelajaran yang digunakan oleh guru biologi harus juga berorientasi konstruktivistik. Metode STAD dipadu inkuiri terbimbing adalah metode pembelajaran dengan sintaks: 1) Guru membentuk kelompok kooperatif dengan 4-5 siswa. (STAD). Guru menyajikan materi pelajaran melalui kegiatan diskusi atau ceramah. 2) Guru membimbing siswa menemukan dan merumuskan masalah (inkuiri). Guru membimbing siswa merumuskan hipotesis (inkuiri). Guru memfasilitasi siswa dalam merancang eksperimen untuk mengumpulkan data. (inkuiri). Guru menfasilitasi siswa menganalisa data dan menguji hipotesis (inkuiri). Guru membimbing siswa membuat induksi atau generalisai (penyimpulan) (inkuiri). 3) Guru meminta kelompok untuk mempresentasikan hasil kelompok (kegiatan inkuiri siswa) di depan kelas (inkuiri + STAD). 4) Guru mengadakan tes individu (STAD) 5) Guru memberikan penghargaan kelompok (STAD) (Prayitno, 2011). Beberapa hasil penelitian terkait diantaranya menunjukkan bahwa STAD dibandingkan dengan pembelajaran dengan ceramah, diskusi, dan tanya jawab, memberikan pengaruh yang lebih baik (Lamba, 2005; Harnawita, 2006; Basoeki, 2007; Anisah, 2008; dan Muhfahroyin, 2009). Selain itu, model pembelajaran kooperatif tipe STAD, membantu siswa meningkatkan prestasi belajar, motivasi dan kerjasama
Siti Nurhidayati. dkk, Pengaruh Metode STAD dipadu Inkuiri Terbimbing
dalam kelompok (Nirmalasari, 2005; Anwar, 2006; dan Anisah, 2008). Inkuiri terbimbing yang diintegrasikan dengan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, metakognisi, keterampilan sains, kerjasama dan prestasi belajar (Santoso, 2007), selain itu menurut Prayitno (2011) bahwa integrasi inkuiri terbimbing dan STAD dapat meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi, metakognisi, dan keterampilan siswa. Dengan demikian penerapan metode STAD dipadu inkuiri terbimbing sebagai salah satu solusi dalam peningkatan aktivitas dan hasil belajar biologi siswa. Berdasarkan latar belakang masalah, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: (1) apakah ada pengaruh metode STAD dipadu inkuiri terbimbing terhadap aktivitas belajar biologi siswa pada pembelajaran biologi kelas X SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang? (2) apakah ada pengaruh metode STAD dipadu inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar biologi siswa pada pembelajaran biologi kelas X SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang? Metode Penelitian Rancangan penelitian ini bersifat eksperimental semu atau quasy experiment design (Arikunto, 2003). Rancangan ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh metode STAD dipadu inkuiri terbimbing terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa. Dalam penelitian ini digunakan dua kelompok kelas sebagai sampel penelitian. Kelompok pertama dibelajarkan menggunakan metode STAD dipadu inkuiri terbimbing sebagai kelas eksperimen. Kelompok kedua
dibelajarkan dengan metode konvensional sebagai kelas kontrol. Rancangan penelitian ini digambarkan seperti pada Tabel 1. Tabel 1. Rancangan Penelitian Kelompok Pretes Perlakuan Postes A O1 X1 O2 B O2 X2 O4 Keterangan: A : Kelompok eksperimen B : Kelompok kontrol O1 : Tes awal sebelum dibelajarkan dengan metode STAD dipadu inkuiri terbimbing O2 : Tes akhir setelah dibelajarkan dengan metode STAD dipadu inkuiri terbimbing X1 : Pembelajaran STAD dipadu inkuiri terbimbing X2 : Pembelajaran konvensional O3 : Tes awal sebelum dibelajarkan dengan metode konvensional O4 : Tes akhir setelah dibelajarkan dengan metode konvensional
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang yang terdiri dari enam kelas berjumlah 245 orang siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari dua kelas, kelas X5 berjumlah 39 orang yang dibelajarkan dengan metode STAD dipadu inkuiri terbimbing dan kelas X6 berjumlah 41 orang yang dibelajarkan dengan metode konvensional. Instrumen penelitian yang digunakan dikelompokkan menjadi dua yaitu instrumen yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran (Silabus, RPP, LKS, lembar observasi aktivitas belajar siswa, lembar observasi keterlaksanaan RPP) dan yang kedua instrumen pengukuran hasil (Lembar tes hasil belajar siswa). Pengumpulan data dilakukan dengan cara; 1) melakukan pretes untuk mengumpulkan data hasil belajar siswa sebelum dimulai pembelajaran, 2) melakukan observasi untuk 75
Jurnal Kependidikan 14 (1): 73-81
mengumpulkan data tentang aktivitas belajar siswa pada saat proses pembelajaran, 3) melakukan postes untuk mengumpulkan data hasil belajar siswa setelah pembelajaran berakhir. Analisis data pada penelitian ini dilakukan secara deskriptif dan inferensial. Teknik analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis data observasi aktivitas belajar siswa yang dibelajarkan dengan metode STAD dipadu inkuiri terbimbing dan metode konvensional. Sebagai standar untuk menentukan bagaimana proses pembelajaran misalnya aktivitasnya, dapat digunakan kriteria sebagai berikut: 1) Jika respon ratarata antara 0% sampai dengan 33% = negatif, 2) Jika respon rata-rata antara 34% sampai dengan 66% = netral, 3) Jika respon rata-rata antara 67% sampai dengan 100% = positif (Arikunto, 2003).
Teknik analisis data hasil penelitian dilakukan dengan menggunakan analisis kovarian (Anacova). Sebelum dilakukan analisis kovarian terlebih dahulu dilakukan uji prasarat untuk melihat apakah data yang digunakan dalam penelitian terdistribusi dengan normal dan homogen atau sebaliknya dengan menggunakan uji homogenitas dan uji normalitas varians. Uji lanjut menggunakan uji beda LSD. Hipotesis penelitian (Ha) akan diterima jika Fn>Ft pada taraf kepercayaan 95% (∂=0,05). Penghitungan uji statistik pada penelitian ini dibantu dengan program SPSS 16 for Windows. Hasil Penelitian A. Analisis Aktivitas Belajar Siswa Aktivitas belajar siswa yang dibelajarkan dengan metode STAD dipadu inkuiri terbimbing dan metode konvensional disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Data Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa yang dibelajarkan dengan metode STAD dipadu inkuiri terbimbing dan metode konvensional. No Kelas Metode Aktivitas Belajar Siswa (%) Kategori 1 X5 STAD-inkuiri terbimbing 80,06 Positif 2 X6 Konvensional 60, 19 Netral
Tabel 2 memaparkan bahwa metode pembelajaran mempunyai pengaruh terhadap aktivitas belajar siswa, hal ini terlihat dari persentase aktivitas belajar siswa yaitu pembelajaran dengan metode STAD dipadu inkuiri terbimbing sebesar 80,02%, sedangkan pembelajaran dengan metode konvensional sebesar 60,19%.
76
Adapun aktivitas belajar yang diamati yaitu bertanya, menjawab, berpendapat, tanggung jawab individu, dan tanggung jawab sosial pada pembelajaran dengan metode STAD dipadu Inkuiri terbimbing, dan konvensional ditunjukkan pada Tabel 3.
Siti Nurhidayati. dkk, Pengaruh Metode STAD dipadu Inkuiri Terbimbing
Tabel 3. Data Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa yang dibelajarkan dengan metode STAD dipadu inkuiri terbimbing dan metode konvensional. Aktivitas Belajar Siswa No Indikator STAD-inkuiri terbimbing Konvensional 1 Bertanya 75,89 61,78 2 Menjawab 73,33 57,39 3 Berpendapat 73,67 57,72 4 Tanggung jawab individu 88,20 61,48 5 Tanggung jawab sosial 89,23 62,60 Rata-rata 80,06 60,19
Berdasarkan tabel di atas ternyata metode pembelajaran mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Hal ini terlihat dari beberapa indikator aktivitas yang diamati dan rata-rata tingkat aktivitas belajar siswa. Tingkat aktivitas belajar siswa pada pembelajaran yang dilakukan dengan metode yang berbeda, mengakibatkan tingkat aktivitas belajar siswa berbeda.
B. Analisis Hasil Belajar Siswa Data nilai hasil belajar kognitif siswa terdiri atas rata-rata nilai pretes dan rata-rata nilai pasca tes. Data pretes diambil sebelum proses pembelajaran penelitian eksperimen dilakukan, sedangkan rata-rata pos tes diambil setelah pelaksanaan penelitian eksperimen selesai dilakukan. Data rata-rata belajar kognitif terdapat pada Tabel 4
Tabel 4. Data Hasil Belajar Siswa. Metode Pretes Kategori Post Tes STAD-inkuiri terbimbing 47,17 Sedang 80,97 Konvensio-nal 49,02 Sedang 73,80
C. Pengujian Hipotesis Dari data hasil pengukuran analisis statistik anacova, bahwa Fhitung metode pembelajaran sebesar 19,400 dengan signifikasi 0,000. Nilai signifikasi ini masih jauh lebih kecil dari alpha 0,05 yang digunakan untuk pengujian. Dengan demikian Ha yang
Kategori Sangat baik Baik
menyatakan bahwa ada pengaruh metode pembelajaran terhadap hasil belajar kognitif siswa diterima dan Ho ditolak. Untuk mengetahui perbedaan rata-rata dari masing-masing metode dilakukan analisis lanjut dengan teknik analis LSD. Hasil uji LSD dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Ringkasan hasil uji LSD pengaruh metode pembelajaran terhadap hasil belajar siswa Metode Pembelajaran Pretes HBK Postes HBK Selisish Nilai HBK Notasi LSD STAD-inkuiri 47,17 80,97 33,79 80,97 C Konvensional 49,02 24,78 73,87 A 73,87 terbimbing
Pembahasan 1. Pengaruh metode STAD-inkuiri terbimbing terhadap aktivitas belajar siswa
Hasil analisis data memperlihatkan bahwa metode pembelajaran berpengaruh terhadap aktivitas belajar siswa. Aktivitas belajar siswa yang dibelajarkan dengan metode STAD dipadu inkuiri terbimbing
77
Jurnal Kependidikan 14 (1): 73-81
memiliki persentase lebih tinggi dari pada pembelajaran dengan metode konvensional. Tingkat aktivitas belajar siswa yang dibelajarkan dengan metode STAD-inkuiri terbimbing prosentasenya sebesar 80,06%, sedangkan tingkat aktivitas belajar siswa yang dibelajarkan dengan metode konvensional prosentasenya sebesar 60, 19%. Hal ini dikarenakan siswa yang dibelajarkan menggunakan metode integrasi STAD-inkuiri terbimbing, siswa memiliki interaksi dengan siswa yang lain akan lebih baik. Pada pembelajaran dengan metode STAD-inkuiri terbimbing siswa dituntut bekerja dalam kelompok, memecahkan permasalahan secara kelompok, melakukan penemuan, dan mempersentasikan di depan kelas. Setelah itu terdapat kuis secara individu, namun nilai individu akan dijumlah sehingga akan diperoleh nilai kelompok. Kenaikan nilai pada tiap kuis akan diberikan skor dan kelompok yang memiliki skor peningkatan yang tertinggi akan diberi penghargaan kelompok, sehingga tiap anggota kelompok memiliki tanggung jawab untuk membantu anggota kelompok yang lain dalam memahami suatu konsep. Oleh sebab itu interaksi dalam kelas yang dibelajarkan dengan metode STADinkuiri terbimbing lebih tinggi daripada kelas yang dibelajarkan dengan metode konvensional. Hal ini juga sesuai dengan Santoso (2007); Prayitno (2011), yang menyatakan bahwa siswa yang dibelajarkan dengan metode inkuiri terbimbing-STAD memberikan interaksi yang lebih baik daripada siswa yang dibelajarkan dengan metode ceramah. Melalui pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing, siswa terlibat dalam kesempatan belajarnya dengan derajat “self direction” yang tinggi. Kerja kelompok dalam
78
inkuiri terbimbing juga akan meningkatkan aktivitas belajar, mendorong siswa belajar lebih aktif, mengembangkan kemampuan memahami konsep dan masalah, kemampuan berpikir kritis, diskusi, inpretasi, dan kemampuan kerjasama. Melalui pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing, juga dapat meningkatkan motivasi instrinsik dan ekstrinsik, sehingga gairah dan kesadaran belajar meningkat. Banyaknya aktivitas yang dilakukan siswa misalnya bertanya, menjawab, berpendapat, tanggung jawab sosial dan tanggung jawab sosial akan mengembangkan sikap baik terhadap belajar, juga dapat menjaga dan menggunakan informasi dalam waktu yang lama. Melalui pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing, siswa terkondisi berpikir kritis melakukan analisis untuk menemukan kesimpulan atas dasar observasi. Melalui pengamatan memungkinkan siswa belajar dari objek belajar secara langsung, akan diperoleh informasi atau pengetahuan yang lebih banyak, akurat, dan dapat bertahan lebih lama dalam memori otak siswa. Pembiasaan bekerja kelompok dalam pembelajaran inkuiri ini pada akhirnya dapat meningkatkan kerja sama siswa. Pada pembelajaran kooperatif, aktifitas siswa dalam pembentukan konsep dapat dilakukan bersamaan dengan proses interaksi sosial di dalam kelompok. Dalam belajar dengan metode STAD, kerjasama yang baik juga didorong oleh tanggung jawab individu, karena setiap individu dalam kelompok mempunyai tanggung jawab untuk memahami hasil kerja kelompoknya. Hal ini sesuai pendapat (Johnson, 2002) bahwa tanggung jawab individual akan membangkitkan kerjasama siswa terutama antar siswa yang berkemampuan tinggi dan kemampuan lemah.
Siti Nurhidayati. dkk, Pengaruh Metode STAD dipadu Inkuiri Terbimbing
Berkaitan dengan kegiatan kolaborasi mengajar, Slavin (2009) berpendapat bahwa pengalaman belajar yang menantang sangat penting terhadap perkembangan berpikir siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat Piaget yang menyatakan bahwa bila menginginkan perkembangan mental siswa lebih cepat masuk pada tahap yang lebih tinggi, maka siswa diperkaya banyak pengalaman (Suprijono, 2010). Pengalaman belajar dapat optimalkan dengan berbagai cara, salah satu diantaranya metode pembelajaran yaitu STAD-inkuiri terbimbing, dimana siswa dapat menemukan sendiri pengetahuannya dan dapat mengkomunikasikannya dalam kelompok belajarnya. 2. Pengaruh metode STAD-inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar kognitif siswa Hasil analisis data memperlihatkan bahwa metode pembelajaran berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Hasil belajar kognitif rata-rata siswa yang dibelajarkan dengan metode integrasi STAD-inkuiri terbimbing lebih tinggi dibanding metode konvensional. Peningkatan hasil belajar kognitif terlihat dari peningkatan rata-rata skor hasil belajar sebelum perlakuan (pretes) dan rata-rata skor hasil belajar setelah perlakuan (pasca tes). Hal ini berarti bahwa strategi yang diimplementasikan mampu meningkatkan hasil belajar kognitif secara nyata dari pretes ke pasca tes. Dengan demikian metode integrasi STAD-inkuiri terbimbing lebih berpotensi meningkatkan hasil belajar kognitif siswa dibandingkan dengan metode konvensional. Metode integrasi STAD-inkuiri terbimbing lebih berpotensi dalam meningkatkan
hasil belajar kognitif siswa dibandingkan dengan metode konvensional. Terdapat perbedaan nyata hasil belajar kognitif dengan metode integrasi STAD-inkuiri terbimbing dengan siswa yang belajar dengan metode konvensional. Pada rata-rata nilai hasil belajar kognitif siswa yang dibelajarkan dengan metode integrasi STAD-inkuiri terbimbing sebesar 80,97 sedangkan rata-rata skor hasil belajar kognitif pada pembelajaran dengan metode konvensional sebesar 73, 80. Hal ini mendukung penelitian Santoso (2007); Prayitno (2011) menyatakan metode integrasi STAD-inkuiri tebimbing lebih dapat meningkatkan hasil belajar kognitif dan kemampuan berpikir siswa dibandingkan dengan metode konvensional. Uji anakova pada menunjukkan bahwa ada pengaruh signifikan metode pembelajaran terhadap hasil belajar kognitif siswa. Uji LSD menunjukkan, siswa yang belajar menggunakan metode integrasi STAD-inkuiri terbimbing secara signifikan memiliki hasil belajar kognitif lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang belajar menggunakan metode konvensional. Hasil analisis lanjut memperlihatkan terdapat perbedaan rata-rata nilai hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan metode integrasi STAD-inkuiri terbimbing lebih tinggi dibandingkan dengan metode konvensional. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar terkoreksi siswa yang dibelajarkan dengan metode integrasi STAD-inkuiri terbimbing mempunyai posisi tertinggi meningkatkan hasil belajar siswa dibandingkan dengan yang dibelajarkan metode STAD, inkuiri terbimbing dan konvensional. Keunggulan metode integrasi STADinkuiri terbimbing dalam meningkatkan hasil
79
Jurnal Kependidikan 14 (1): 73-81
belajar kognitif tidak terlepas dari karakteristik metode integrasi STAD-inkuiri terbimbing. Sintaks metode integrasi STADinkuiri terbimbing yaitu 1) Guru membentuk kelompok kooperatif dengan 4-5 siswa. (STAD). Guru menyajikan materi pelajaran melalui kegiatan diskusi atau ceramah. 2) Guru membimbing siswa menemukan dan merumuskan masalah (inkuiri). Guru membimbing siswa merumuskan hipotesis (inkuiri). Guru memfasilitasi siswa dalam merancang eksperimen untuk mengumpulkan data. (inkuiri). Guru menfasilitasi siswa menganalisa data dan menguji hipotesis (inkuiri). Guru membimbing siswa membuat induksi atau generalisai (penyimpulan) (inkuiri). 3) Guru meminta kelompok untuk memperesntasikan hasil kelompok (kegiatan inkuiri siswa) didepan kelas (inkuiri + STAD). 4) Guru mengadakan tes individu (STAD) 5) Guru memberikan penghargaan kelompok (STAD) (Prayitno, 2011). Integrasi metode STAD-Inkuiri terbimbing, merupakan salah satu alternatif untuk digunakan oleh guru dalam pembelajarannya. Pembelajaran dengan menggunakan metode STAD mampu meningkatkan hasil belajar kognitif siswa, karena materi pelajaran yang tidak/belum dipahami seorang siswa didiskusikan dan dikaji dalam kelompok kooperatifnya, melalui diskusi ini siswa akan memperoleh pemahaman yang lebih baik, sedangkan menggunakan metode inkuiri terbimbing siswa lebih aktif dalam menemukan dan menyelesaikan permasalahan dalam pembelajaran, meningkatkan kemampuan berpikir dan meningkatkan hasil belajar siswa.
80
Simpulan 1. Ada pengaruh metode STAD dipadu inkuiri terbimbing terhadap aktivitas belajar siswa. Kelompok siswa yang dibelajarkan dengan metode STAD dipadu inkuiri terbimbing menunjukkan prosentase yang sangat tinggi (80,06%) dibandingkan dengan aktivitas belajar kelompok siswa yang dibelajarkan dengan metode konvensional (60, 19%). 2. Ada pengaruh metode STAD dipadu inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar kognitif siswa. Kelompok siswa yang dibelajarkan dengan metode STAD dipadu inkuiri terbimbing menunjukkan rerata hasil belajar kognitif yang sangat tinggi yaitu =80,974 dibandingkan dengan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan metode konvensional (rerata =73,804). Daftar Pustaka Anderson, L. W. And Krathwohl, D. R. 2001. A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objektives. New York: Addison Wesley Longman. Anisah, S. 2008. Kajian Penggunaan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Berbantuan VCD Pembelajaran pada Materi Pokok struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur pada Siswa Kelas X SMAN 7 Malang Tahun Ajaran 2007/2008. Skripsi tidak Diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang. Anwar. 2006. Penggunaan Peta Konsep melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams
Siti Nurhidayati. dkk, Pengaruh Metode STAD dipadu Inkuiri Terbimbing
Achievement Divisions) untuk Meningkatkan Proses, Hasil Belajar dan Respon pada Konsep Ekosistem Siswa Kelas X SMAN 8 Malang. Tesis tidak Diterbitkan. Malang: Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Malang. Arikunto, S. 2003. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta; Rineka Cipta. Basoeki, H.M.S. 2007. Pengaruh Pemberian Tugas Autentik Klasikal dan NonKlasikal dalam Strategi Kooperatif STAD dan GI terhadap pencapaian Kompetensi Biologi Peserta Didik Kelas XI SMA di Kota Malang yang Berkemampuan Akademik Berbeda. Desertasi tidak Diterbitkan. Malang: Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Malang. BSNP. 2006. Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus dan Contoh/Model Silabus SMA/MA. Jakarta: Depdiknas. Johnson, D. W. 2002. Meaningful Assesment A Manageble and Cooperative Process. Boston: Allyn and Bacon Muhfahroyin. 2009. Pengaruh Strategi Pembelajaran Integrasi STAD dan TPS dan Kemampuan Akademik Terhadap Hasil Belajar Kognitif Biologi, Kemampuan Berpikir Kritis, dan Keterampilan Proses Siswa SMA Di Kota Metro. Desertasi, tidak Diterbitkan. Malang: Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Malang. Nirmalasari, M. 2005. Program Pembelajaran Energi dengan Menggunakan Model Cooperative Learning Tipe STAD untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep
dan Kemampuan Bekerjasama Siswa SMP, (Online), (http://sps.upi.edu/v3/? Page=abstrak &option =view&id =039354, diakses 15 Juni 2011). Prayitno, B.A. 2011. Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Biologi SMP Berbasis Inkuiri Terbimbing dipadu Kooperatif STAD Serta Pengaruhnya Terhadap Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi, Metakognisi, dan Keterampilan Proses Sains pada Siswa Berkemampuan Akademik Atas dan Bawah. Desertasi tidak Diterbitkan. Malang: Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Malang. Santoso, H. 2007. Pengaruh Pembelajaran Inkuiri dan Strategi Kooperatif Terhadap Hasil Belajar Kognitif, Kemampuan berpikir Kritis, dan Kemampuan Kerjasama Siswa SMA Berkemampuan Atas dan Bawah di Kota Metro Lampung. Desertasi tidak Diterbitkan. Malang: Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Malang. Slavin, Rober E. 2009. Cooperative Learning. Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media. Sulistina, O. 2009. Keefektifan Penggunaan Metode Pembelajaran Inkuiri Terbuka dan Inkuiri Terbimbing Dalam Meningkatkan Kualitas Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas X SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang. Tesis tidak Diterbitkan. Malang: Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Malang. Suprijono, A. 2010. Cooperative Learning. Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
81