PENGARUH METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA
(Artikel)
Oleh YUDI SAPUTRA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2014
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA Yudi Saputra1 , Pramudiyanti2 , Berti Yolida2 Email :
[email protected]. HP : 085768231734 ABSTRAK This research aimed to know the influence of guided inquiry learning methods towards student’s learning activities and student’s learning result. The design of this research was pretest-posttest with non equivalent. The subject of this research was student in the class VIIA and VIIB, chosen by cluster random sampling. This research used qualitative and quantitative data. The qualitative data was the observation sheet of learning activities. The quantitative data was obtained from research of learning and analyzed statistically by t-test. The activities of student’s cooperative in all observed aspects had moderate level that was 77,69 %. The result showed that inquiry learning methods improves student’s achievement in experiment class by average N-Gain about 56,83. Thus, guided inquiry learning methods could increase student’s learning activities and student’s learning result on the subject the characteristic of organisms. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh metode pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa. Desain yang digunakan yaitu pretes-postes tak ekuivalen. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIIA dan VIIB dipilih secara cluster random sampling. Data penelitian berupa data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif berupa lembar observasi aktivitas belajar. Data kuantitatif berupa hasil belajar dan dianalisis secara statistik melalui uji-t. Aktivitas belajar siswa dari semua aspek yang diamati berkeriteria baik yaitu 77,69%. Hasil belajar menunjukkan bahwa penggunaan metode pembelajaran inkuiri terbimbing meningkatkan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dengan rata-rata N-gain 56,83. Dengan demikian, penggunaan metode pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi pokok ciri-ciri makhluk hidup. Kata kunci : aktivitas, hasil belajar, metode inkuiri terbimbing
1 2
Mahasiswa Pendidikan Biologi Staf Pengajar
suatu
PENDAHULUAN
tahap
pendidikan
untuk
membina dan membentuk anak didik Pendidikan
adalah
seseorang
suatu
proses
mengembangkan
kearah
kedewasaan,
pembelajaran
tersebut
proses membentuk
kemampuan sikap dan bentuk-bentuk
suatu pemikiran, perencanaan, dan
tingkah
pelaksanaan
laku
lainnya
dalam
yang
sehingga
masyarakat tempat ia hidup, proses
tujuan
sosial dimana orang dihadapkan pada
maksimal. Pemilihan dan penggunaan
pengaruh lingkungan yang terpilih
metode
dan terkontrol (khususnya datang dari
suatu hal yang sangat penting dalam
sekolah),
dapat
menunjang keberhasilan dalam proses
mengalami
pembelajaran, sehingga guru harus
perkembangan kemampuan sosial dan
dapat mengembangkan kreativitas,
kemampuan individual yang optimum
kecermatan, dan kemampuan dalam
(Fuad, 2008: 4). Menurut UU No 20
memahami keterkaitan (kesamaan)
Tahun 2003 pasal 1 menyatakan
antara materi dengan metode yang
bahwa pendidikan adalah usaha sadar
digunakan. Pembelajaran merupakan
dan terencana untuk mewujudkan
suatu
suasana
berbagai
sehingga
memperoleh
dia
atau
belajar
pembelajaran
dan
agar
proses
tercapai
pembelajaran
sistem,
yang
komponen
secara
merupakan
terdiri yang
atas saling
didik
berhubungan satu dengan yang lain.
secara aktif mengembangkan potensi
Komponen tersebut meliputi tujuan,
dirinya
materi,
untuk
spiritual
peserta
tersebut
baik
memiliki
keagamaan,
kekuatan
pengendalian
metode,
Keempat
dan
komponen
evaluasi.
pembelajaran
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
tersebut harus diperhatikan oleh guru
mulia,
dalam
serta
diperlukan
keterampilan dirinya,
yang
masyarakat,
bangsa, dan negara.
memilih
dan
menentukan
model-model pembelajaran apa yang akan
digunakan
dalam
kegiatan
pembelajaran (Rusman, 2012: 1). Pada
kurikulum
pendidikan dinyatakan
tingkat
(KTSP) bahwa
tahun
satuan 2006 proses
pembelajaran di kelas merupakan
Menurut Komalasari (2010: 2) belajar adalah
suatu
proses
perubahan
tingkah laku dalam pengetahuan,
sikap,
dan
yang
keanekaragaman makhluk hidup dan
diperoleh dalam jangka watu yang
kompetensi dasar mengidentifikasi
lama
ciri-ciri makhluk hidup. Materi ini
dan
keterampilan
dengan
syarat
bahwa
yang
terjadi
tidak
perubahan
merupakan
pokok
bahasan
yang
disebabkan oleh adanya kematangan
tergolong cukup sulit dipahami oleh
ataupun perubahan sementara karena
sebagian besar siswa karena siswa
suatu hal. Belajar diartikan sebagai
harus memahami sembilan macam
aktivitas pengembangan diri melalui
ciri-ciri
pengalaman,bertumpu
bernapas,
pada
makhluk bergerak,
hidup,
yaitu
memerlukan
kemampuan diri belajar di bawah
nutrien, iritabilitas, adaptasi, ekskresi,
bimbingan pengajar (Tirtarahardja,
tumbuh
2005: 51).
berkembang biak.
Mata pelajaran bologi berdasarkan
Berdasarkan observasi penelitian di
Standar Isi (SI) masuk dalam rumpun
SMP Negeri
mata pelajaran IPA yang umumnya
didapatkan hasil belajar siswa kelas
memiliki
dalam
VII tahun ajaran 2012/2013 pada
pendidikan,
materi pembelajaran biologi masih
khususnya di dalam menghasilan
rendah. Hal ini dapat dilihat dari
peserta didik yang berkualitas, yaitu
ketuntasan hasil belajar IPA pada
manusia
materi
peran
peningkatan
penting
mutu
Indonesia
yang
mampu
dan
pokok
berkembang,
1
Batu
Ciri-ciri
serta
Ketulis
Makhluk
berpikir kritis, kreatif, logis, dan
Hidup hanya 42,15% dengan rata-rata
berinisiatif dalam menanggapi isu di
nilai ulangan harian 63, sedangkan
masyarakat yang diakibatkan oleh
Standar Kriteria Ketuntasan Minimal
dampak
(KKM) yang ditetapkan oleh SMP
perkembangan
Ilmu
Pengetahuan Alam (BSNP, 2006: 4).
Negeri 1 Batu Ketulis yaitu ≥ 65. Hasil belajar berdasarkan kurikulum,
Materi pokok ciri-ciri makhluk hidup
dimana jumlah siswa yang mendapat
adalah
nilai
salah
satu
konsep
yang
65
minimum
85%
tidak
diberikan kepada siswa SMP Kelas
terpenuhi. Seorang siswa dikatakan
VII semester
standar
berhasil menguasai materi pelajaran
memahami
jika dapat menguasai 65% lebih dari
kompetensi
II dengan
materi yang ada. Salah satu faktor
memecahkan
pendukung rendahnya hasil belajar
2008: 75). Kelebihan dari metode
tersebut
pembelajaran
diduga
belum
kesesuaian
antara
digunakan
di
karakteristik
adanya
metode
sekolah
terbimbing
menurut Roestiyah (2008:76) yaitu (1)
dapat
membentuk
dan
mengembangkan konsep-konsep dan
proses
ide-ide lebih baik pada diri siswa, (2)
sering
membantu dan menguatkan ingatan
ceramah
pada situasi proses belajar yang baru,
sehingga hasil belajar masih rendah
(3) mendorong siswa untuk berpikir
dan aktivitas belajar juga kurang
dan merumuskan hipotesisnya sendiri,
aktif. Hal ini bertentangan dengan
dan (4) memberi kebebasan siswa
karakteristik KTSP dalam mengajar
untuk belajar sendiri.
ini
pembelajaran, menggunakan
guru
harus
dan
dengan
inkuiri
(Roestiyah,
siswa.
Selama
materi
yang
masalah
dalam guru
lebih
metode
mengelola
kegiatan
pembelajaran yang berpusat pada
Berdasarkan penelitian Agung (2010:
siswa.
1) siswa kelas VIII SMPN 1 Gedong Tataan Pesawaran dalam kegiatan
Upaya untuk mencapai ketuntasan
pembelajaran
belajar maka diperlukan suatu inovasi
Pertumbuhan
penggunaan
Tumbuhan,
yang
sesuai
metode dengan
pembelajaran karakteristik
materi dan
pokok
Perkembangan
menyatakan
bahwa
terdapat perbedaan rata-rata hasil
materi dan siswa. Salah satu metode
belajar
pembelajaran yang dapat dijadikan
menggunakan
sebagai
metode
terbimbing, yaitu meningkat sebesar
terbimbing.
32,2%. Hal ini diperkuat oleh hasil
Metode inkuiri terbimbing merupakan
penelitian Marinta (2011: 27) siswa
metode pembelajaran yang berupaya
kelas VIII SMPN 1 Sungkai Utara
menanamkan
dalam kegiatan pembelajaran materi
alternatif
pembelajaran
adalah
inkuiri
dasar-dasar
berpikir
sebelum
ilmiah pada diri siswa sehingga dalam
pokok
proses pembelajaran ini siswa lebih
menyatakan
banyak
perbedaan
belajar
sendiri,
mengembangkan kreativitas dalam
dan
sesudah
metode
inkuiri
tumbuhan
(plantae),
bahwa rata-rata
hasil
terdapat belajar
sebelum dan sesudah menggunakan
metode
inkuiri
terbimbing,
yaitu
meningkat sebesar 83,78%.
Berdasarkan
uraian
yang
telah
dipaparkan, peneliti tertarik untuk melakukan penerapan
penelitian metode
dengan
pembelajaran
Ket: I = Kelas Eksperimen, II = Kelas Kontrol, O1= pretes, O2= postes, X = model pembelajaran kooperatif tipe Example non example, C= Metode diskusi (Sugiyono, 2007: 116). Gambar 1. Desain penelitian pretes-postes tak ekuivalen
inkuiri terbimbing terhadap aktivitas dan
hasil
belajar
pembelajaran
siswa
Ciri-ciri
dalam Makhluk
Hidup kelas VII IPA SMP Negeri 1 Batu Ketulis semester genap tahun
Data pada penelitian ini berupa data kualitatif yang diperoleh dari lembar observasi aktivitas siswa dan angket tanggapan
siswa
terhadap
penggunaan model pembelajaran tipe
ajaran 2014/2015.
Example
Non
Example
yang
dianalisis secara deskriptif, serta data
METODE PENELITIAN
kuantitatif yakni data KBR siswa Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Februari 2014 di SMP Negeri 1 Batu Ketulis, Kabupaten Lampung Barat. Sampel dalam penelitian ini
yang diperoleh dari nilai pretes, postes, dan N-gain yang dianalisis secara statistik dengan uji t dan Mann whitney-U.
adalah siswa kelas VIIA sebagai kelas eskperimen dan siswa kelas VIIB
HASIL PENELITIAN
sebagai kelas kontrol yang dipilih dengan
teknik
cluster
random
sampling. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain pretes-postes non ekuivalen. Struktur desain penelitian ini adalah sebagai berikut
Hasil dari penelitian ini berupa data aktivitas belajar, hasil belajar, dan tanggapan
siswa
pembelajaran
melalui
inkuiri
metode
terbimbing,
yang disajikan sebagai berikut:
Gambar 2. Grafik aktivitas belajar sisiwa kelas eksperimen dan kontrol.
Gambar 3.Rata-rata nilai pretes, postes, dan N-gain siswa kelas eksperimen dan kontrol. (Uji dilakukan pada taraf signifikansi 5%)
Gambar 2 diketahui Persentase pada aspek bekerja sama dalam kelompok mempunyai
kriteria
sangat
baik.
Selanjutnya untuk aspek mengajukan pendapat dan mengajukan pertanyaan berkriteria
cukup.
mempresentasikan
hasil
Aspek diskusi
kelompok dan mengajukan pendapat berkriteria keseluruhan
baik.
Hasil
rata-rata
aktivitas
siswa
menyatakan bahwa aktivitas pada kelas eksperimen yang menggunakan metode
pembelajaran
inkuiri
Berdasarkan
gambar
3, diketahui
bahwa nilai pretes, postes, dan NGain pada kedua kelas berdistribusi normal serta memiliki varian yang sama atau homogen, sehingga dapat dilanjutkan dengan uji t. Hasil uji t nilai pretes kedua kelas tidak berbeda signifikan. Sedangkan Hasil uji-t untuk nilai postes dan N-Gain pada kedua kelas berbeda signifikan. NGain kelas eksperimen sebesar 56,83 dan kelas kontrol senesar 14,81.
terbimbing lebih tinggi daripada kelas kontrol.
Gambar
4. Tanggapan siswa penerapan metode terbimbing
terhadap inkuiri
Berlandaskan
pada
Gambar
4,
dan hasil belajar siswa (Gambar 3).
diketahui bahwa sebagian kecil siswa
Hal ini didukung oleh hasil penelitian
(8,33% setuju dan 91,67% tidak
Agung (2010: 1) yang menunjukkan
setuju) merasa sulit memahami materi
bahwa aktivitas belajar siswa pada
ciri-ciri
pembelajaran IPA melalui metode
makhluk
hidup
yang
dipelajari melalui metode inkuiri
inkuiri
terbimbing
peningkatan.
namun
sebagian
kecil
terbimbing Selain
(16,67% setuju dan 83,33% tidak
penelitian
setuju)
merasa
menunjukkan
dengan
teman
sulit
berinteraksi
dengan
metode
pembelajaran inkuiri terbimbing dan
metode
Marinta bahwa
inkuiri
mengalami itu,
hasil
(2011:
27)
penggunaan
terbimbing
dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
(87,5% setuju dan 12,5% tidak setuju) merasa termotivasi untuk mencari
Peningkatan aktivitas belajar dan
data/informasi dari berbagai sumber
hasil belajar siswa terjadi karena
(buku,
rangkaian kegiatan pembelajaran dari
internet,
dan
sebagainya)
untuk menjawab soal dalam LKK
metode
inkuiri
terbimbing
yang
dengan metode pembelajaran inkuiri
menekankan pada proses berpikir
terbimbing. Sebagian besar (95,83%
siswa untuk mencari dan menemukan
setuju dan 4,17% tidak setuju) siswa
sendiri jawaban dari suatu masalah
merasa
memperoleh
yang dipertanyakan. Hal tersebut
wawasan/pengetahuan baru tentang
didukung oleh pernyataan Sudrajat
materi pokok ciri-ciri makhluk hidup
(2008: 29) bahwa metode inkuiri
dengan metode pembelajaran inkuiri
terbimbing menanamkan dasar-dasar
terbimbing.
berpikir ilmiah pada diri siswa, sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri,
PEMBAHASAN
mengembangkan Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
kreativitas
dan
memecahkan masalah.
analisis data dapat diketahui bahwa penggunaan
inkuiri
Setiap siswa memiliki tugas mencari
meningkatkan
data atau informasi dari berbagai
aktivitas belajar siswa (Gambar 2)
sumber seperti buku, internet, dan
terbimbing
metode dapat
lain sebagainya pada saat bekerja
pengetahuanan sendiri. Begitu juga
sama dalam kelompok. Kemudian
dengan mengajukan pertanyaan dan
hasil penemuan masing-masing siswa
menjawab pertanyaan. Senada dengan
didiskusikan
bersama.
pendapat Sardiman (2004: 75) bahwa
Kegiatan ini menjadikan siswa lebih
siswa memiliki motivasi yang tinggi
aktif
akan
secara
dalam
diskusi
kelompok
selalu
bersemangat
untuk
maupun kelas. Hal ini dibuktikan
melakukan kegiatan pembelajaran dan
dengan aktivitas siswa berkeriteria
akan
sangat baik (89,81%) yang dapat
intensitas usaha belajaranya.
senantiasa
meningkatkan
bekerja sama dalam kelompok dalam mencari data/informasi dari berbagai
Pengamatan
sumber
diawali
bacaan
untuk
menjawab
hasil
belajar
dengan
mengukur
pertanyaan-pertanyaan dalam LKK,
kemampuan
sehingga metode pembelajaran inkuiri
kelompok eksperimen dan kontrol
terbimbing
melalui pretes. Hasil analisis uji
menjadikan
mereka
awal
siswa
siswa
merasa lebih aktif dalam diskusi
normalitas
kelompok. Sesuai dengan pendapat
bahwa kedua sampel berdistribusi
Sardiman (2004: 95) bahwa dalam
normal, sehingga dilanjutkan dengan
proses
sangat
analisis uji homogenitas diketahui
diperlukan adanya aktivitsa, tanpa
bahwa kedua sampel mempunyai
aktivitas proses belajar tidak mungkin
varians
berlangsung dengan baik.
dilanjutkan dengan analisis uji t1
pembelajaran
(Gambar
yang
diketahui
3)
pada
sama,
bahwa
diketahui
kemudian
rata-rata
Pada data aktivitas belajar siswa
kedua
dalam
pendapat
signifikan, analisis uji t2 rata-rata
memiliki kriteria cukup (59,72%).
pretes pada kelas eksperimen sama
Aktivitas
dengan kelas kontrol, artinya kedua
mengajukan
belajar
sisiwa
dalam
kelompok
tidak
pretes berbeda
mempresentasikan diskusi kelompok
kelompok memiliki
berkeriteria baik (81,48), hal ini
yang sama dengan kriteria rendah.
sesuai
Setelah diberi perlakuan yang berbeda
dengan
pembelajaran
tuntutan inkuiri
metode
terbimbing
bagaimana siswa akan mendapatkan
pada
kedua
kelompok
kemampuan
kemudian
diberi soal postes. Berkenaan dengan
pendapat Hamalik (2001: 12) belajar
sampel mempunyai varians
merupakan suatu proses perubahan
sama
tingkah
analisis uji t. Hasil dari analisis uji t1
laku
individu
melalui
interaksi dengan lingkungannya.
sehingga
kedua
perlu
kelompok
yang
dilakukan
tidak
berbeda
signifikan, analisis uji t2 rata-rata NPostes pada analisis uji normalitas
gain kelas eksperimen lebih tinggi
(Gambar 3) diketahui bahwa kedua
dibanding
sampel berdistribusi normal, sehingga
menunjukkan bahwa menggunakan
dilanjutkan dengan dengan analisis uji
metode inkuiri terbimbing sangat
homogenitas diketahui bahwa kedua
berpengaruh terhadap hasil belajar.
sampel mempunyai varians
yang
Slameto (1995: 88) yaitu agar siswa
dilakukan
berhasil dalam belajarnya maka siswa
sama
sehingga
perlu
kelas
analisis uji t. Hasil dari analisis uji t1
harus
kedua kelompok berbeda signifikan,
sebaik-baiknya.
kontrol,
mengerjakan
tugas
ini
dengan
analisis uji t2 rata-rata postes kelas eksperimen lebih tinggi dibanding
Selanjutnya
adalah
bagaimana
kelas kontrol, ini menunjukan bahwa
tanggapan
siswa
terhadap
metode inkuiri terbimbing mampu
pembelajaran
yang
membantu siswa dalam menjawab
metode inkuiri terbimbing. Hal ini
postes.
pendapat
dapat dilakukan dengan pengisian
Bloom dalam Thoha (1994: 27) Suatu
angket tanggapan siswa. Siswa yang
proses
merasa
Sesuai
dengan
pembelajaran
dikatakan
sulit
menggunakan
berinteraksi
dengan
berhasil apabila hasil pembelajaran
teman ketika berlangsungnya proses
yang
pembelajaran
didapatkan
meningkat
atau
sebagian
kecil
mengalami perubahan yang lebih
(16,67%), hal ini sesuai menurut
baik.
Suryosubroto (2002: 201) siswa yang mungkin lebih pandai
N-gain pada analisis uji normalitas
jawaban
(Gambar 3) diketahui bahwa kedua
pesimis pada siswa lain yang kurang
sampel berdistribusi normal, sehingga
pandai,
dilanjutkan
keterbatasan penuangan ide/gagasan
dengan
analisis
uji
homogenitas diketahui bahwa kedua
siswa
dan
akan
memonopoli
sehingga
lain
dalam
menimbulkan
menyebabkan
berkontribusi
menjawab pertanyaan. Berikut contoh
Sanjaya (2011: 196) menjelaskan
pertanyaan indikator kognitif tingkat
bahwa metode pembelajaran inkuiri
C2 (memahami) yang diberikan oleh
menekankan kepada proses mencari
salah satu siswa:
dan menemukan. Materi pelajaran
“Mengapa ekskresi juga disebut ciri-
tidak
ciri makhuk hidup?”
karena peran siswa adalah mencari
Komentar: Pertanyaan di atas sesuai dengan materi pembelajaran. yaitu Ciriciri makhluk hidup pada saat diskusi kelas berlangsung. Pertanyaan tersebut sangat baik karena menunjukkan rasa ingin tahu siswa terhadap materi pokok yang sedang dipelajari.
dan
Selain mengajukan suatu pertanyaan
pembelajaran.
berdasarkan fakta, siswa juga aktif
serangkaian kegiatan pembelajaran
dalam
yang
menjawab pertanyaan. Atas
diberikan
secara
menemukan
langsung
sendiri
materi
pelajaran, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar. Siswa memegang peran yang sangat dominan saat Inkuiri
menekankan
merupakan
pada
proses
acuan data aktivitas belajar siswa,
berpikir secara kritis dan analitis
aktivitas menjawab pertanyaan pada
untuk
kelas eksperimen memiliki kriteria
sendiri jawaban dari pertanyaan yang
baik (86,47%), dan kualitas dari
diajukan. Proses berpikir tercipta
jawaban yang diberikan sudah cukup
melalui kegiatan tanya jawab yang
baik. Berikut ini jawaban indikator
dilakukan antara guru dan siswa.
kognitif tingkat C2 (memahami) yang
Seperti halnya dengan pernyataan
diberikan oleh salah satu siswa:
Sudrajat (2008: 29) bahwa tujuan
“Karena proses ekesresi selalu dilakukan
utama
oleh setiap makhluk hidup sehingga
menanamkan
menunjukkan eksresi merupakan ciri-ciri
ilmiah pada diri siswa. Dengan
makhluk hidup!.”
demikian, metode pembelajaran ini
Komentar: Jawaban ini cukup baik, karena siswa mampu menjawab pertanyaan sesuai dengan maksud pertanyaan yang ditujukan saat diskusi kelas berlangsung.
selain belajar
mencari
dan
menemukan
pembelajaran dasar-dasar
berorientasi juga
proses belajar.
berupaya berpikir
kepada
berorientasi
hasil kepada
Berikut jawaban
contoh siswa
pertanyaan yang
dan
memuat
indikator aspek kognitif tingkat C3 (menerapkan) pada LKK gambar 5 sampai dengan 7:
Gambar 5.Contoh jawaban siswa dalam menyimpulkan (LKK kelas eksperimen pertemuan ke-1)
Gambar 7.Contoh jawaban siswa dalam menyimpulkan (LKK kelas eksperimen pertemuan ke-3) Komentar: jawaban tersebut menunjukkan bahwa siswa telah mampu membuat suatu kesimpulan mengenai kegiatan pembelajaran berdasarkan video yang disajikan dengan tepat.
Berdasarkan uraian di atas terlihat bahwa
penerapan
metode
inkuiri
terbimbing
terhadap
peningkatan
pembelajaran Komentar: jawaban tersebut menunjukkan bahwa siswa telah mampu membuat suatu kesimpulan mengenai kegiatan pembelajaran berdasarkan video yang disajikan dengan tepat.
berpengaruh
aktivitas belajar dan hasil belajar siswa.
Sesuai
Hamalik
dengan
(2001:
pendapat
175-176)
yang
menyatakan bahwa penggunaan asas aktivitas besar nilainya bagi siswa karena siswa mencari pengalaman sendiri Gambar 6.Contoh jawaban siswa dalam menyimpulkan (LKK kelas eksperimen pertemuan ke-2) Komentar: jawaban tersebut menunjukkan bahwa siswa telah mampu membuat suatu kesimpulan mengenai kegiatan pembelajaran berdasarkan video yang disajikan dengan tepat.
dan
sendiri
langsung
mengalami
sehingga
akan
mengembangkan
seluruh
aspek
pribadi siswa secara integral, siswa juga bekerja menurut kemampuan sendiri
sehingga
mengembangkan
pemahaman dan daya pikir. Dengan demikian,
aktivitas
belajar
dan
produk yang dihasilkan dari aktivitas belajar
siswa
penilaian.
juga
mendapatkan
Rata-rata nilai postes siswa (75,00)
berpengaruh
secara
signifikan
juga dapat menjadi acuan bahwa
terhadap hasil belajar siswa pada
siswa kelas eksperimen dinyatakan
materi pokok ciri-ciri makhluk hidup.
tuntas belajar karena telah mencapai nilai > 65 sebagaimana Kriteria
Untuk kepentingan penelitian, maka
Ketuntasan Minimal (KKM) yang
penulis menyarankan sebagai berikut:
telah ditetapkan oleh sekolah untuk
Peneliti lain yang akan menerapkan
mata pelajaran IPA, yakni 65,00.
metode
Sebagaimana
terbimbing hendaknya terlebih dahulu
pendapat
Slameto
pembelajaran
(1995: 51-52) evaluasi sebagai suatu
mengajarkan
alat untuk mendapatkan cara-cara
metode
melaporkan
yang
terbimbing
dicapai serta memberikan laporan
beradaptasi
tentang siswa kepada siswa itu sendiri
pembelajaran ini.
hasil
pelajaran
materi
lain
pembelajaran sehingga dengan
siswa
inkuiri
dengan inkuiri telah metode
dan orang tuanya. Selain itu dapat dipakai mengajar
untuk
menilai
yang
metode
digunakan
dan
mendapatkan gambaran komprehensif tentang siswa, juga dapat membawa siswa pada taraf belajar yang lebih baik.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: Penerapan metode pembelajaran
inkuiri
terbimbing
dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi pokok ciri-ciri makhluk hidup. Penerapan metode pembelajaran
inkuiri
DAFTAR PUSTAKA
terbimbing
Agung, M.T. 2010. Pengaruh Metode Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa SMP.(Skripsi). Bandar Lampung: Universitas Lampung. BSNP. 2006. Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus dan Contoh/Model Silabus SMA/MA. Jakarta: Depertemen Pendidikan Nasional. Fuad,
I. 2008. Dasar-Dasar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik, O. 2001. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.
Komalasari, K. 2010. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung: Refika Aditama. Marinta, D. 2011. Pengaruh Metode Inkuiri Terbimbing dan Metode Eksplorasi Berbasis Lingkungan Terhadap Hasil Belajar Siswa SMP. Bandar Lampung: Universitas Lampung. Roestiyah, N.K. 2008. Belajar Mengajar. Rineka Cipta.
Strategi Jakarta:
Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sanjaya, W. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Penerbit Kencana. Sardiman, dkk. Pendidikan. Rajawali.
2004. Media Jakarta: Cv
Slameto. 1995. Belajar dan Faktorfaktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sudrajat, S. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Suryosubroto, B. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Thoha, M. 1994. Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Grafindo Persada. Tirtarahardja dan La S. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.