PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR CHECKS TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 9 KABUPATEN TEBO Listiati1, Mukhni2, Yusri Wahyuni1 1 Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas bung Hatta E-mail:
[email protected] 2 Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Negri Padang Abstract The process of learning mathematics in class X of SMAN 9 Tebo still centralized in one direction. Students often have difficulty when create problem is slightly different from the sample questions given by the teacher, and the students reflect on the completion of sample questions for the given question without knowing the basic concepts first. Based on the above problems, the study aims to determine whether the study results apply mathematics student learning cooperative learning model Pair better checks of the learning outcomes of students learning mathematics bkonvensional apply learning in class X of SMAN 9 Tebo. This type of research is experimental. The population in this study were students of class X of SMAN 9 Tebo 2014/2015 school year consisting of three homogeneous classes. The sample in this research is class student X.1 as many as 22 people as experimental class and grade students X.3 many as 19 people as the control class. Based on the hypothesis test can be concluded that students' mathematics learning outcomes learning implement cooperative learning model Pair better checks of the learning outcomes of students learning mathematics applying conventional learning in class X of SMAN 9 Tebo. Key words : Cooperative Learning, Pair Checks, Student’ score in math
Pendahuluan Matematika merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang diajarkan di sekolah
yang
positif
sehingga
siswa
dapat
bekerjasama dalam memahami konsep yang diajarkan disaat pembelajaran.
dasar sampai sekolah menengah. Oleh karena
Berdasarkan observasi yang peneliti
itu, tidak berlebihan jika diharapkan siswa
lakukan pada tanggal 26-27 Januari 2015, di
mampu menguasai matematika dengan baik.
kelas X SMAN 9 Kabupaten Tebo terlihat
Penguasaan terhadap materi matematika
bahwa
dapat dicapai melalui pembelajaran yang
berlangsung satu arah yaitu dari guru ke
dirancang dengan baik menggunakan metode
siswa. Guru belum sepenuhnya melibatkan
dan strategi belajar. Pendekatan belajar yang
siswa dalam menemukan konsep materi yang
mendukung minat belajar siswa adalah
dipelajari karena guru hanya menjelaskan
pendekatan belajar yang harus melibatkan
materi yang ada dalam buku paket. Proses
siswa sepenuhnya dalam lingkungan belajar
pembelajaran diawali dengan menyampaikan
proses
pembelajaran
yang
1
materi, diikuti pemberian contoh soal dan
terlaksana dengan baik. Hanya satu atau dua
siswa diminta mengerjakan soal latihan
orang saja yang bekerja dalam kelompok itu,
secara individu. Kebanyakan siswa hanya
sedangkan siswa lainnya tinggal menyalin
menjadi pendengar pasif, mereka hanya
jawaban
memperhatikan guru menjelaskan. Ketika
sekelompoknya. Hal tersebut menyebabkan
guru meminta siswa untuk bertanya namun
banyak hasil belajar matematika siswa berada
kurangnya tanggapan dari siswa, dan apabila
dibawah KKM yang ditetapkan yaitu 70.
yang
diperoleh
teman
guru meminta siswa untuk mengerjakan soal
Hasil belajar yang diperoleh siswa
kedepan kelas lebih didominasi oleh siswa
adalah sebagai akibat dari proses belajar
yang berkemampuan tinggi. Permasalahan
yang dilakukan oleh siswa, yakni proses
lain yang terlihat adalah jika soal yang
belajar mengajar merupakan penunjang hasil
diberikan tidak mirip dengan contoh soal
belajar yang dicapai siswa. Hasil belajar
sebelumnya akhirnya siswa cenderung tidak
matematika yang dimaksud di sini adalah
bisa menyelesaikan sendiri, maka guru dan
hasil belajar yang diperoleh siswa setelah
siswa bersama-sama menjawab soal tersebut.
mengalami proses pembelajaran matematika.
Berdasarkan wawancara yang peneliti
Belajar
adalah
suatu
proses
yang
lakukan pada tanggal 27 Januari 2015 dengan
dilakukan seseorang untuk dirinya sendiri
guru matematika kelas X di SMAN 9
yang berlangsung secara terus menerus.
Kabupaten Tebo, diperoleh infomasi bahwa
Sebagai hasil dari belajar itu sendiri adalah
kurangnya minat dan aktivitas siswa dalam
perubahan tingkah laku bagi seseorang
belajar matematika. Ketika guru memberi
karena pengalaman dan latihan dari interaksi
kesempatan kepada siswa untuk tampil ke
individu tersebut dengan lingkungannya.
depan kelas
menyelesaikan soal, mereka
Nikson
dalam
Muliyardi
(2002:3)
tidak terlalu berminat sehingga mereka akan
mengatakan bahwa pembelajaran matematika
tampil kalau sudah disuruh oleh guru. Salah
adalah
satu usaha yang telah dilakukan guru untuk
mengkonstruksikan
melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan
prinsip-prinsip
pembelajaran, yaitu dengan mengadakan
kemampuan
pembelajran diskusi kelompok yang terdiri
internalisasi sehingga konsep atau prinsip itu
dari 4-5 orang siswa. Namun pelaksanaannya
terbangun kembali.
belum sesuai dengan yang diharapkan. Karena
dalam
membantu
siswa
konsep-konsep matematika
pribadi
melalui
untuk atau dengan proses
Agar proses pembelajaran kelompok di
pembelajaran
kelas berjalan secara baik dan hasil belajar
kelompok tersebut, tugas dan peran masing-
matematika siswa lebih baik, maka peneliti
masing
memberikan solusi untuk menerapkan model
siswa
pelaksaan
upaya
yang
dibentuk
belum
2
pembelajaran kooperatif tipe Pair Checks
motivasi, membimbing (bila diperlukan)
dalam proses pembelajaran matematika.
partner A selama mengerjakan soal nomor 1,
Pembelajaran
kooperatif
Pair
5) selanjutnya bertukar peran, partner B
Checks, yaitu siswa terdiri dari dua orang
mengerjakan soal nomor 2, dan partner A
dalam satu kelompok kerja dan pengecekan
mengamati, member motivasi, membimbing
secara
(bila
bergantian.
tipe
Pembelajaran
ini
diperlukan)
partner
B
selama
mengikuti instruksi dimana suatu konsep atau
mengerjakan soal nomor 2, 6) setelah 2 soal
keterampilan telah diajarkan oleh guru.
diselesaikan, pasangan tersebut mengecek
Selain itu, Pair Checks juga memberi siswa
hasil pekerjaan mereka kepada pasangan lain
kesempatan untuk berlatih dengan topik
yang satu kelompok dengan mereka, 7) setiap
tersebut dan memeriksa jawaban mereka.
kelompok yang memperoleh kesepakatan
Kedua siswa disetiap pasangan berhadapan
(kesamaan
dengan
masalah,
jawaban
masalah/menyelesaikan
mereka,
dan
berusaha
merayakan keberhasilan mereka, atau peneliti
apabila
memberikan penghargaan (reward). Peneliti
jawaban-jawaban mereka berbeda. Saat siswa
dapat memberikan pembimbingan bila kedua
bekerja, guru memonitor prosesnya dan
pasangan tidak menemukan kesepakatan, 8)
mendorong
membahas
langkah nomor 4, 5, dan 6 dikerjakan lagi
perbedaan mereka sebelum berkonsultasi
untuk menyelesaikan soal nomor 3 dan 4,
dengan guru.
demikian seterusnya sampai semua soal pada
memecahkan
Pair
memeriksa kemudian
ketidaksepakatan
siswa
Checks
untuk
atau
pengecekan
pendapat/cara
memecahkan soal)
untuk
LKS selesai dikerjakan setiap kelompok.
berpasangan ini melibatkan delapan langkah
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
yang direkomendasikan oleh Spenser Kagan
mengetahui apakah hasil belajar matematika
dalam Shoimin (2014:119) yaitu: 1) siswa di
siswa
bagi dalam kelompok-kelompok kecil yang
pasangansiswa
yang
terdiri dari 2 orang siswa, 2) bagi lagi
menggunakan
model
kelompok-kelompok. Jadi, ada partner A dan
kooperatif tipe Pair Checks lebih baik dari
partner B pada kedua pasangan, 3) berikan
hasil
masing-masing pasangan sebuah LKS untuk
pembelajarannya
dikerjakan. LKS terdiri dari beberapa soal
pembelajaran konvensional pada siswa kelas
atau permasalahan (jumlahnya genap), 4)
X SMAN 9 Kabuaten Tebo.
berikutnya,
berikan
kesempatan
tersebut
belajar
menjadi
berpasang-
pembelajarannya pembelajaran
matematika
yang
menggunakan
kepada
partner A untuk mengerjakan soal nomor 1, sementara partner B mengamati, memberi 3
Jenis data dalam penelitian ini yaitu
Metodologi digunakan
data kuantitatif. Data kuantitatif adalah
adalah eksperimen. Arikunto (2010:9)
data yang berbentuk angka atau bilangan.
mengemukakan
"eksperimen
Adapun pada penelitian ini data kuantitatif
adalah suatu teknik untuk memecahkan
berupa nilai tes akhir hasil belajar
hubungan sebab akibat antara dua faktor
matematika siswa kelas X SMAN 9
yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti
Kabupaten Tebo.
Jenis
penelitian
yang
bahwa
Teknik analisis data yang digunakan
dengan mengeliminasi atau mengurangi faktor-faktor
lain".
Populasi
dari
dalam penelitian adalah analisis perbedaan
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X
rata-rata
dengan
menggunakan
SMAN 9 Kabupaten Tebo tahun pelajaran
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
2014/2015. Dengan melakukan langkah-
a) Menentukan rata-rata
hasil
uji-t,
belajar
langkah pengambilan sampel, yaitu:
masing-masing kelompok, simpangan
a)
baku (s) dan variansi (s2).
b)
Mengumpulkan nilai ulangan harian I semester genap siswa kelas X
b) Uji Normalitas
SMAN 9 Kabupaten Tebo, kemudian
Melakukan
dihitung rata-rata dan simpangan baku.
masing-masing
Melakukan uji normalitas dengan
Melakukan
uji
homogenitas
kelompok
terhadap data
hasil
belajar matematika dengan menggunakan
diuji hipotesis bahwa data hasil belajar matematika siswa kedua kelas sampel
variansi. d)
normalitas
uji Liliefors. Dalam uji normalitas akan
menggunakan uji liliefors. c)
uji
Melakukan uji kesamaan ratarata. Setelah melakukan uji normalitas,
berdistribusi normal. c) Uji Homogenitas Variansi
homogenitas variansi dan uji kesamaan
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah
rata-rata
kedua kelompok data memiliki variansi
didapat
bahwa
popoulasi
berdistribusi normal, homogen, dan
yang
memiliki
pengujian homogenitas ini dilakukan uji
rata-rata
yang
sama,
kemudian untuk menentukan sampel dilakukan
secara
simple
random
homogen
atau
tidak.
Untuk
F. d) Uji Hipotesis
sampling hasilnya didapat X.1 sebagai
Uji
kelas eksperimen dan X.3 sebagai kelas
mengetahui apakah terdapat perbedaan
kontrol.
hasil
hipotesis
belajar
ini
siswa
bertujuan
dari
untuk
kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. 4
dilakukan dulu uji normalitas dan uji
Hasil dan Pembahasan Data hasil belajar matematika siswa diperoleh melalui tes hasil belajar yang
homogenitas. 1. Uji Normalitas Data
dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas
Uji normalitas bertujuan untuk melihat
kontrol setelah dilakukan lima kali proses
apakah data hasil belajar matematika kedua
pembelajaran. Data tes hasil belajar kedua
kelas sampel berdistribusi normal atau tidak.
kelas sampel dapat dilihat pada tabel 1
Untuk melakukan uji normalitas data hasil
berikut:
belajar matematika siswa digunakan uji
Tabel 1: Data Tes Hasil Belajar Kelas Sampel
liliefors. Dari uji normalitas akan diperoleh harga L0 dan Ltabel dengan taraf nyata 0,05
Jumla h Siswa
xi
Eksperim en
22
85,59
94
65
Kontrol
29
78
94
46
Kelas
Berdasarkan
hasil
tes
x maks
akhir
x min
belajar
matematika siswa maka diperoleh hasil
seperti pada tabel di bawah ini: Tabel 3: Hasil Uji Normalitas Data Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Sampel Kelas N Ltabel L0 Eksperimen 21 0,1814 0,1832 Kontrol 19 0,1314 0,195 Dari perbandingan L0 dan Ltabel diperoleh kesimpulan bahwa
diterima yang artinya
ketuntasan belajar. Tabel 2: Jumlah dan Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Sampel Nilai ≥ 70 Jumlah Persen tase 19 86,36
Kelas
Ekspe rimen Kontr ol
15
78,95
Nilai < 70 Jumlah Persen tase 3 13,64 4
21,05
data hasil belajar matematika siswa kedua kelas sampel berdistribusi normal. 2) Uji Homogenitas Variansi Uji
homogenitas
bertujuan
untuk
membuktikan apakah kedua kelas sampel memiliki variansi yang homogen atau tidak. Dalam hal ini akan di uji H0 : 12 22 . Rumus yang digunakan untuk menguji
Dari
tabel
di
atas
terlihat
bahwa
ketuntasan hasil belajar kelas eksperimen
homogenitas dari kedua sampel ini menurut Sudjana (2005:250) adalah:
lebih baik daripada kelas kontrol. Untuk menyimpulkan data yang diperoleh siswa,
Dari hasil perhitungan diperoleh variansi
dilakukan analisis secara statistik. Sebelum
terbesar adalah 205,6356 sedangkan variansi
melakukan uji hipotesis dengan uji t-test
terkecil adalah 85,3776 sehingga:
dari
hasil
belajar
matematika
5
matematika siswa yang pembelajarannya Kemudian dicari harga F dengan melihat tabel distribusi F dengan taraf nyata α = 0,10 dan dk pembilang: (19 - 1) = 18 serta dk penyebut: (22 - 1) = 21. Sehingga diperoleh: F1 2
( n1 1,n 2 1)
0,4085
2,12
konvensional
pada kelas X SMAN 9 Kabupaten Tebo. Selama penelitian pada kelas eksperimen, pada awal pertemuan terlihat siswa kesulitan
lagi langkah-langkah yang akan dilakukan
maka
H0 : 12 22 dengan taraf nyata
pembelajran
dan kebingungan saat peneliti mengingatkan
F0,05(18, 21) 2,12 .
Dari hasil perhitungan tersebut didapat bahwa
menggunakan
tolak
α = 0,10
siswa dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Pair Checks, tetapi setelah dilaksanakan
secara
langsung
terlihat
antusias siswa belajar dengan menggunakan
sehingga dapat disimpulkan bahwa data hasil belajar matematika kedua kelompok sampel memiliki variansi yang tidak homogen.
kooperatif Pair Checks. Berdasarkan hasil analisis data penelitian yang
3) Uji Hipotesis
telah
dilakukan
Kedua kelas berdistribusi normal dan memiliki variansi yang tidak homogen, maka uji statistik yang digunakan menurut Sudjana (2005:239) adalah:
dilaksanakan,
pembahasan
selanjutnya
terhadap
hasil
penelitian. Dari uji hipotesis yang dilakukan diketahui hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Pair Checks lebih baik dari hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan pembelajaran konvensional. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes akhir belajar
dengan:
matematika siswa kelas eksperimen lebih
Harga
dibandingkan
= 22 dan
dengan
= 19 pada taraf kepercayaan
baik dibandingkan dengan hasil belajar matematika siswa kelas kontrol. Selama proses pembelajaran secara Pair
diperoleh
= 1,72 dan
= 1,97 ternyata t’hitung > t’tabel maka terima H0 : 1 2 dan tolak
:
.
Checks siswa menyelesaikan LKS yang diberikan
peneliti
secara
berpasangan,
dimana siswa nomor 2 menyelesaikan soal
disimpulkan
nomor 1 terlebih dahulu dan siswa nomor 2
bahwa hasil belajar matematika siswa dengan
menjadi pelatih yang berfungsi mengecek
penerapan model pembelajaran kooperatif
jawaban
tipe Pair Checks lebih baik dari hasil belajar
pasangannya jika mengalami kesulitan dalam
Dengan
demikian
dapat
pasangannyadan
membantu
menjawab soal. Setelah selesai soal nomor 1 6
siswa 2 melanjutkan pada soal berikutnya
mengerjakan soal yang lebih mudah, perintah
secara bergantian sampai soal pada LKS
soal pada LKS 3 dan LKS 4 kurang lengkap.
selesai dikerjakan. Setelah waktu yang
LKS 3 terdapat pada soal nomor 1 dan nomor
diberikan untuk menyelesaikan soal berakhir,
2 sedangkan LKS 4 pada soal nomor 1 dan
siswa diminta untuk mempresentasikan hasil
nomor 2.
diskusinya di depan kelas. Apabila hasil diskusinya benar semua maka pasangan kelompok tersebut melakukan jabat tangan
Kesimpulan Berdasarkan lakukan
hasil maka
penelitian dapat
yang
dan bagi kelompok yang menjawab soal
peneliti
diambil
benar semua akan diberikan reward oleh
kesimpulan bahwa hasil belajar matematika
peneliti berupa pujian dan sepasang pena.
siswa yang pembelajarannya menerapkan
yang
model pembelajaran kooperatif tipe Pair
berlangsung seperti diatas, siswa dapat
Checks pada taraf kepercayaan 95% lebih
memperoleh banyak manfaat diantaranya
baik dari hasil belajar matematika siswa yang
kedekatan antar siswa, belajar menerima
menggunakan pembelajaran konvensional
pendapat orang lain, mengajarkan kepada
pada siswa kelas X SMAN 9 Kabupaten
siswa untuk teliti dengan pekerjaan sendiri,
Tebo.
Dari
proses
pembelajaran
belajar berbagi dengan teman satu kelompok, dan
timbulnya
tanggung
jawab
untuk
Sehubungan dengan hasil penelitian yang
telah
diperoleh
maka
penulis
menyelesaikan tugas yang diberikan peneliti.
memberikan saran dalam menerapkan model
Saat melakukan penelitian ada beberapa
pembelajaran kooperatif tipe Pair Checks
kendala yang dihadapi, yaitu siswa ribut saat
yaitu:
pembagian kelompok dan ada juga siswa
1. Guru matematika khususnya di SMAN
yang tidak mau duduk dengan pasangannya,
9 Kabupaten Tebo dapat menggunakan
hal ini disebabkan karena pada umumnya
model pembelajaran ini.
siswa hanya ingin sekelompok dengan teman
2. Untuk
peneliti-peneliti
yang
akan
dekatnya saja, pada saat siswa mengajukan
menerapkan pembelajaran kooperatif
pertanyaan yang berhubungan dengan materi
tipe Pair Cheks dalam penelitian yang
yang
lebih
akan dilakukan, sebaiknya memilih
cenderung gaduh, karena banyak siswa yang
pokok bahasan yang sesuai dengan
ingin bertanya kepada peneliti mengenai
pembelajaran yang akan ditetapkan dan
materi yang sedang dipelajari, fungsi pelatih
diikuti dengan perencanaan yang lebih
kurang sesuai dengan yang diharapkan,
sempurna dari yang peneliti lakukan.
karena
Agar kendala-kendala yang peneliti
agak
sulit
mereka
suasana
saling
kelas
berebut
untuk
7
alami dalam penelitian ini tidak terjadi lagi dalam penelitian berikutnya. Daftar pustaka Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (edisi revisi). Jakarta: PT Rineka Cipta Hamalik, Oemar. 2011. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara. Muliyardi. 2002. Strategi Pembelajaran Matematika. Padang: FMIPA UNP. Shoimin, Aris. 2014 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: AR-Ruzz Media. Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
8