PENGARUH MODAL USAHA DAN PENDAPATAN TERHADAP PENGEMBALIAN MODAL USAHA DALAM UPAYA MENINGKATKAN LABA USAHA (Studi Empiris di KUD Batu) Irwan1), Risnaningsih2), Ahmad Mukoffi3) Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang
[email protected] ABSTRAK Salah satu permasalahan yang sering dihadapi perusahaan dalam mencapai laba yang diinginkan merupakan modal usaha. Modal usaha dalam sebuah perusahaan adalah modal yang dibutuhkan dalam menjalankan operasi suatu perusahaan sehari-hari, seperti membayar gaji pegawai, sebuah perusahaan dituntut untuk meningkatkan efisiensi modal usahanya sehingga perusahaan dapat mencapai laba yang optimal. Tujuan penelitian berdasarkan dari rumusan masalah yaitu untuk mengetahui bagaimana pengaruh modal usaha dan pendapatan terhadap pengembalian modal pinjaman dalam upaya meningkatkan laba usaha di KUD Batu secara parsial dan simultan.Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian dengan menggunakan metode kuantitatif. Sampel penelitian ini menggunakan metode Purposive Sampling, yaitu penentuan sampel dengan tujuan penelitian yang disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu yang diterapkan berdasarkan tujuan penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah dokumentasi dan kuesioner. Metode analisa data yang digunakan adalah regresi linear berganda dengan menggunakan program SPSS.Pengujian hipotesis dengan uji t membuktikan bahwa variabel modal usaha dan pendapatan berpengaruh secara parsial terhadap pengembalian modal usaha dalam upaya meningkatkan laba usaha dengan nilai variabel modal usaha sebesar 6,662 dan nilai variabel pendapatan sebesar 8,368. Hasil uji F membuktikan bahwa terdapat pengaruh secara simultan variabel modal usaha dan pendapatan dengan nilai F sebesar 5,067. Untuk mempercepat proses pengembalian modal usaha maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang dapat memengaruhi modal usaha atau modal kerja, yaitu: jenis perusahaan, syarat kredit, waktu produksi, tingkat perputaran persedian. Dengan demikian dapat berdampak pada upaya untuk meningkatkan laba usaha.
Kata Kunci: Modal Usaha, Pendapatan, Pengembalian Modal Usaha Dalam Upaya Meningkatkan Laba Usaha.
259
THE EFFECT OF BUSINESS CAPITAL AND INCOME TO THE RETURN OF CAPITAL BUSINESS IN EFFORT TO INCREASE BUSINESS PROFIT (Empirical Study in Village Unit Cooperative (KUD) Batu) Irwan1), Risnaningsih2), Ahmad Mukoffi3) Accounting Department Faculty of Economics University of Tribhuwana Tunggadewi Malang
[email protected]
ABSTRACT One of the problems often faced by the company in achieving the desired profit is business capital. Business capital in a company is the capital needed to operate a company everyday, such as paying employee salary, a company is required to improve the efficiency of their business capital so that the company can achieve the optimal profit. The purpose of research is based on the formulation of the problem is to determine how the effect/influence of business capital and income to the return/payback the loan capital in effort to increase business profit in KUD Batu in partial and simultaneous. Research conducted is the research by using quantitative method. Sample of this study used Purposive Sampling method, that is the determination of sample for purpose of the research that customized with the specific criterias that are applied based on objective research. Data collection technique used by researchers is the documentation and questionnaire. Data analysis method used is multiple linear regression by using SPSS program. Testing the hypothesis with the t test proved that the variable of business capital and income have the effect in partial to the return of business capital in effort to increase business profit by the value of the variable of business capital amounted to 6.662 and the value of variable income of 8.368. F-test result prove that there is a simultaneous effect of variable business capital and income with F value of 5.067. To accelerate the returning process of business capital is necessary to give attention to the several factors that can affect to the business capital or working capital, that is: the type of company, credit term, production time, inventory turnover. Therefore, it can have an impact in effort to increase/improve business profit.
Keywords: Business Capital, Income, The Return of Business Capital In Effort To Increase Business Profit
260
PENDAHULUAN Koperasi sebagai suatu badan usaha haruslah bekerja dengan prinsip dan hukum ekonomi perusahaan, menjalankan asas bussiness efficiency, yaitu mengupayakan keuntungan finansial untuk menghidupi dirinya.Koperasi harus pula menjalankan asas efisiensi ekonomi (melaksanakan alokasi sumber daya) sebaik mungkin guna menunjang program kesejahteraan anggota dan pembangunan ekonomi untuk golongan ekonomi lemah pada umumnya. Dengan koperasi bekerja efisien baik secara ekonomis maupun bisnis, koperasi akan dapat melayani kepentingan anggotanya, sekaligus koperasi dapat melayani masyarakat sekitar dengan baik. Sehingga pada akhirnya koperasi akan sangat menunjang peningkatan kesejahteraan ekonomi golongan ekonomi lemah di suatu daerah (pedesaan) pada khususnya dan suatu wilayah perekonomian daerah (pedesaan) pada umumnya. Koperasi dan para pelakunya (pengurus, manajer/ pengelola, dan anggotanya) harus mampu bekerja secara efisien, untuk dapat bersaing dengan pelaku ekonomi lainnya (Badan Usaha Milik Swasta dan Badan Usaha Milik Negara) dalam menjalankan kegiatan usaha di segala bidang kehidupan ekonomi, sehingga mampu untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Dalam aktivitasnya sebuah perusahaan selalu berorientasi pada pencapaian laba atau pencapaian tujuan suatu perusahaan secara maksimal, namun demikian agar tujuan tersebut dapat terrealisasi dengan baik maka perusahaan juga harus berusaha secara maksimal dengan menggunakan sumber daya yang dimiliki perusahaan tersebut.Salah satu faktor yang
menentukan tercapainya suatu perusahaan adalah tersedianya modal lebih yang digunakan sehingga aktivitas operasional perusahaan dapat berjalan secara maksimal sesuai dengan tujuan perusahaan. Salah satu permasalahan yang sering dihadapi perusahaan dalam mencapai laba yang diinginkan merupakan modal usaha. Modal usaha dalam sebuah perusahaan adalah modal yang dibutuhkan dalam menjalankan operasi suatu perusahaan sehari-hari, seperti membayar gaji pegawai, sebuah perusahaan dituntut untuk meningkatkan efisiensi modal usahanya sehingga perusahaan dapat mencapai laba yang optimal. Didalam dunia bisnis setiap wirausahawan tidak lepas yang namanya modal baik dari modal pribadi maupun pinjaman. Dalam memulai sebuah usaha sebagian besar pengusaha mendapatkan modal usahanya dari jasa perkreditan baik dari perbankan maupun jasa kredit lainnya. Hal ini dapat dimaksudkan agar usaha dapat tetap berjalan dan bersaing dengan usahausaha lainnya. Pada dasarnya tujuan sebuah usaha adalah untuk memperoleh profit atau keuntungan yang maksimal dan continue. Menurut Sugiarto, dkk, Modal adalah seluruh aktiva perusahaan yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan.Hal ini dikemukakan pengertian modal oleh berbagai ahli yang dikutip oleh Riyanto (2001:18) adalah : 1. Menurut Meij ( 2011 : 115 ) ”Modal adalah sebagai kolektivitas dari barang-barang modal yang terdapat dalam neraca sebelah debet, yang dimaksudkan dengan barang-barang modal adalah semua barang yang ada dalam rumah tangga perusahaan dalam fungsi produktifitasnya untuk membentuk pendapatan”.
261
2. Menurut Polak (2009:154) ”Modal adalah sebagai kekuasaan untuk menggunakan barang-barang modal, dengan demikian modal ialah terdapat di neraca sebelah kredit, adapun yang dimaksud dengan barang modal adalah barang-barang yang ada dalam perusahaan yang belum digunakan, jadi yang terdapat di neraca disebelah debet”. 3. Menurut Bakker (2010:134) ”Modal ialah baik yang berupa barangbarang kongkret yang masih ada dalam rumah tangga perusahaan yang terdapat di neraca sebelah debet, maupun berupa daya beli atau nilai tukar dari barang-barang itu yang tercatat disebelah kredit”. Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa modal merupakan barang-barang yang kongkret yang ada dalam perusahaan atau menunjukkan dana jangka panjang.Pendapatan merupakan tolak ukur berhasil tidaknya suatu perusahaan dalam menigkatkan laba. pendapatan merupakan kunci dan dasar akuntansi dalam melaporkan semua aktivitas sebuah perusahaan oleh karena itu pendapatan adalah kenaikan bersih nilai aset dan modal yang akhirnya akan dihubungkan dengan kas. Pendapatan yang dilaporkan mencerminkan kegiatan operasi perusahaan dimasa lalu dan biasanya digunakan untuk memprediksi kinerja dimasa yang akan datang. Walaupun menetapkan pendapatan merupakan bagian yang sangat penting dalam pengukuran kinerja suatu perusahaan, pengukuran tersebut tidak selalu mudah karena terdapatan perbedaan model bisnis didalam suatu perusahaan tertentu. Menurut Sofyan (1999:39) Pendapatan berasal dari penjualan barang dan pemberian jasa dan diukur dengan jumlah yang dibebankan kepada
langganan, klaim atas barang dan jasa yang disiapkan untuk mereka. Juga termasuk laba dari penjualan atau pertukaran asset (kecuali dari surat berharga), hak dividen dari investasi dan kenaikan lainnya pada equity pemilik kecuali yang berasal dari modal donasi dan penyesuaian modal. Dari pendapat ini dapat disimpulkan bahwa secara luas pendapatan dianggap termasuk seluruh hasil dari perusahaan dan kegiatan investasi. Dalam hal ini termasuk juga perubahan net asset yang timbul dari kegiatan produksi dan dari laba rugi yang berasal dari penjualan aktiva dan investasi,kecuali kontribusi modal dan penyesuaian modal. Menurut Wijayanti (2010) periode perputaran modal usaha dimulai dari saat dimana kas diinventasikan dalam komponen-komponen modal usaha sampai saat dimana kembali lagi menjadi kas, sedangkan elemen modal usaha adalah semua aktiva atau seluruh aktiva yang diharapkan dapat kembali menjadi bentuk asalnya dalam waktu satu tahun atau siklis kegiatan normal usaha. Yang perlu diperhatikan di sini adalah kas, piutang, dan persedian.Semakin tinggi tingkat perputaran modal usaha maka semakin cepat pula pengembalian modal atas modal usaha yang diinvestasikan. Laba merupakan suatu kata yang sangat popular didalam suatu dunia bisnis, sebagai salah satu alat ukur yang sangat penting didalam menilai kinerja keuangan suatu perusahaan, kata laba menjadi alasan berdirinya sebuah perusahaan, dengan kata lain tujuan berdirinya sebuah perusahaan merupakan demi memperoleh laba yang maksimal. Karena itu setiap perusahaan mempunyai target dalam mencapai laba yang diinginkan agar mendapatkan laba terus-menerus demi kelangsungan suatu perusahaan. Berbagai kebijakan ditetapkan sebuah perusahaan dalam 262
meningkatkan laba usaha, salah satunya meningkatkan modal usaha dan pendapatan perusahaan.
indikator dari variabel pengembalian modal usaha pinjaman dalam penelitian ini yang digunakan adalah:
METODE PENELITIAN
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian dengan menggunakan metode kuantitatif. Sampel penelitian ini menggunakan metode Purposive Sampling, yaitu penentuan sampel dengan tujuan penelitian yang disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu yang diterapkan berdasarkan tujuan penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah dokumentasi dan kuesioner. Metode analisa data yang digunakan adalah regresi linear berganda dengan menggunakan program SPSS. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Regresi Linear Berganda Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel modal usaha (X1) dan pendapatan (X2) terhadap variabel pengembalian modal usaha dalam upaya meningkatkan laba usaha (Y). Hasil uji regresi diketahui pada tabel berikut: Tabel 1 : Uji Regresi Linier Berganda B Variabel Unstandardized Keterangan Coefficients Constant 2,313 Signifikan (X1)
0,691
Signifikan
(X2)
0,605
Signifikan
Square = 0,706 Sumber : Data diolah, 2015 Dari tabel 4.8, dapat dibuat persamaan regresi untuk mengukur tingkat pengaruh dari masing-masing
Y = 2,313 + 0,691 X1 + 0,605 X2 Dari persamaan regresi dapat diartikan bahwa, ketika tidak ada variabel modal usaha (X1) dan pendapatan (X2) maka nilai pengembalian modal usaha pinjaman (Y) sebesar nilai konstanta yaitu 2,313 namun ketika variabel modal usaha (X1) bertambah 1 dan pendapatan (X2) juga bertambah 1 maka nilai pengembalian modal usaha Pinjaman (Y) mengalami peningkatan sebesar 1,296 atau nilai variable Pengembalian Modal Usaha Pinjaman (Y) sebesar 3.609. Y = Variabel terikat yang nilainya akan diprediksi oleh variabel bebas yaitu variabel modal usaha (X1) dan pendapatan (X2) X1 = Koefisien regresi (X1) sebesar 0,691 dengan tanda positif menyatakan bahwa variabel aktivitas kerja (X1) mempunyai hubungan serta pengaruh yang searah positif. X2 = Koefisien regresi (X2) sebesar 0,605 dengan tanda positif menyatakan bahwa variabel penerimaan (X2) mempunyai hubungan serta pengaruh yang searah positif. Dari hasil analisa didapakan nilai R Square sebesar 0,706 artinya variabel modal usaha (X1) dan pendapatan (X2) mempunyai pengaruh terhadap variabel Pengembalian Modal Usaha Pinjaman (Y) sebesar 70,6%. dan sisanya sebesar 0,294 atau 29,4% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti. Pengujian Hipotesis Tujuan pengujian mengetahui apakah Variabel modal usaha (X1) dan 263
pendapatan (X2) berpengaruh terhadap variabel pengembalian modal usaha pinjaman (Y), adalah sebagai berikut. Uji t (Parsial) Uji ini di lakukan untuk mengetahui besarnya pengaruh dari masing-masing item variabel bebas terhadap variabel terikat, besarnya nilai masing-masing pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
PEMBAHASAN
Tabel 2 : Hasil Uji t t t Beta Sig t hitung tabel (X1) 6,662 2,160 0,552 0,002 (X2) 8,368 2,160 0,740 0,000 Sumber: Data diolah, 2015 Variabel
Berdasarkan table 2, diketahui bahwa nilai thitung variabel modal usaha (X1) sebesar 6,662 lebih besar dari ttabel sebesar 2,160 artinya variabel modal usaha (X1) berpengaruh secara parsial terhadap variabel pengembalian modal usaha pinjaman (Y) dan nilai thitung pendapatan (X2) sebesar 8,368 lebih besar dari ttabel sebesar 2,160 artinya variabel pendapatan (X2) berpengaruh secara persial terhadap variabel pengembalian modal usaha pinjaman (Y). Uji F (Simultan) Uji F secara simultan yaitu uji statistik untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara bersama/universal, berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan hasil pengujian hipotesis disajikan pada tabel berikut. Tabel 3 : Hasil Uji F F hitung 5,067
F tabel 3,800
Dari Pengujian ini dilakukan dengan cara membandingkan Ftabel dengan Fhitung nilai Fhitung sebesar 5,067 (Sig. F = 0,000). Jadi Fhitung > Ftabel (5,067, > 3,800) yang berarti bahwa secara simultan (bersama-sama) variabel modal usaha (X1) dan pendapata (X2) berpengaruh signifikan terhadap variabel pengembalian modal usaha pinjaman (Y).
Sig. 000a
Berdasarkan hasil analisa yang telah disajikan dalam penelitian ini diketahui bahwa variabel modal usaha (X1) dan vatriabel pendapatan (X2) berpengaruh positif terhadap variabel Pengembalian modal usaha pinjaman (Y) dengan nilai Unstadardized Coefficients (B) untuk variabel modal usaha (X1) sebesar 0,691 dan Likuiditas (X2) sebesar 0,605. Hasil uji t membuktikan bahwa variabel modal usaha (X1) dan pendapatan (X2) berpengaruh secara parsial terhadap variabel pengembalian modal usaha pinjaman (Y) dengan nilai variabel modal usaha (X1) sebesar 6,662 dan pendapatan (X2) sebesar 8,368. Pengujian hipotesis dengan uji F membuktikan bahwa terdapat pengaruh secara simultan variabel modal usaha (X1) dan pendapatan (X2) terhadap variabel Pengembalian Modal Usaha Pinjaman (Y) dengan nilai F sebesar 5,067. Mengingat variabel modal usaha (X1) dan pendapatan (X2) berpengaruh positif terhadap pengembalian modal usaha pinjaman (Y) maka perlu di perhatikan hal-hal yang dapat mempercepat pengembalian modal usaha dalam hal ini seperti menentukan lokasi usaha yang stategis dan mengatur jam kerja yang efisien sehingga 264
frekuensi pembeli semakin banyak yang berdampak terhadap upaya untuk meningkatkan laba usaha pada KUD Batu. Melihat potensi modal usaha sangat penting dalam menjalankan sebuah usaha maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang dapat memengaruhi modal usaha atau modal kerja, yaitu: jenis perusahaan, syarat kredit, waktu produksi, tingkat perputaran persedian. Jenis kegiatan perusahaan dalam praktiknya meliputi dua macam, yaitu: perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa dan non jasa (industri). Kebetuhan modal dalam perusahaan industry lebih besar jika dibandingkan dengan perusahaan jasa.
untuk memproduksi modal usaha, maka sedemikian kecil modal usaha yang dibutuhkan. Pengaruh tingkat perputaran persedian terhadap modal usaha cukup penting bagi perusahaan. Semakin kecil atau rendah tingkat perputaran, kebutuhan modal usaha semakin tinggi, demikian pula sebaliknya. Dengan demikian, dbutuhkan perputaran persedian yang cukup tinggi agar memperkecil rasio kerugian akibat penurunan harga serta mampu menghemat biaya penyimpanan dan pemeliharan persedian. Untuk mengetahui besarnya pendapatan ada 3 pendekatan perhitungan yaitu: 1.
Pendekatan hasil produksi (product approach) Dengan pendekatan hasil produksi, besarnya pendapatan dapat diketahui dengan mengumpulkan data tentang hasil akhir barang atau jasa untuk suatu periode tertentu dari suatu unit produksi yang menghasilkan barang atau jasa.
2.
Pendekatan pendapatan Menghitung pendapatan dengan mengumpulkan data tentang pendapatan yang diperoleh seorang pengusaha atau usaha kecil menengah.
3.
Pendekatan pengeluaran Menghitung besarnya pendapatan dengan menjumlahkan seluruh pengeluaran yang dilakukan oleh suatu unit ekonomi (Soediyono, 1992: 21-22). Untuk menghitung besarnya pendapatan yang diperoleh para pedagang, ketiga pendekatan tersebut dapat digunakan salah satu atau juga ketiga-tiganya.
Di perusahaan industri, investasi dalam bidang kas, piutang dan sediaan relatif lebih jika dibandingkan dengan perusahaan jasa. Oleh karena itu, jasa kegiatan perusahaan sangat menentukan kebutuhan akan modal usahanya. Syarat kredit atau penjualan yang pembayarannya dilakukan dengan cara mencicil (angsuran) juga sangat mempengaruhi modal usaha. Untuk meningkatkan penjualan bisa dilakukan dengan berbagai cara dan salah satunya adalah melalui hasil penjualan secara kredit memberikan kelonggaran kepada konsumen untuk pembelian barang dengan cara pembayaran diangsur (dicicil) berapa kali untuk jangka waktu tertentu. Untuk waktu produksi, artinya jangka waktu atau lamanya memproduksi suatu barang. Makin lama waktu yang digunakan untuk memproduksi suatu barang, maka akan semakin besar modal usaha yang dibutuhkan. Demikian sebaliknya semakin pendek waktu yang dibutuhkan
265
KESIMPUAN Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Hasil uji t membuktikan bahwa variabel modal usaha (X1) berpengaruh secara parsial terhadap pengembalian modal usaha pinjaman dalam upaya meningkatkan laba usaha dengan nilai variabel modal usaha (X1) sebesar 6,662. 2. Hasil uji t membuktikan bahwa variabel pendapatan (X2) berpengaruh secara parsial terhadap pengembalian modal usaha pinjaman dalam upaya meningkatkan laba usaha dengan nilai variabel pendapatan (X2) sebesar 8,368. 3. Pengujian hipotesis dengan uji F membuktikan bahwa terdapat pengaruh secara simultan variabel Sosialisasi modal usaha (X1) dan pendapatan (X2) terhadap pengembalian modal usaha pinjaman dalam upaya meningkatkan laba usaha (Y) dengan nilai F sebesar 5,067. DAFTAR PUSTAKA Dr.Kasmir 2008, Analisis Keuangan,Jakarta, RajaGrafindo Persada
Sugiono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D. Alfabeta. Bandung. Vinsensius. 2014. Pengaruh Aktivitas Kerja dan Likuiditas terhadap Pengembalian Modal Usaha Pinjaman. Universitas Tribhuwana Tunggadewi. Malang. Wijayanti, Isnaini. 2010. Pengaruh Efektivitas Modal Kerja dan likuiditas terhadap Return On Assets ( ROA ) pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia ( KPRI ) di Kabupaten Magelang jurnal fakultas keguruan dan ilmu pendidikan dinamika, Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Wild, John J. dkk. 2005. Financial Statement Analysis. (Analisis Laporan Keuangan). Salemba Empat. Jakarta. http://sistemakuntansi1000.blogspot.co m/2012/09/prinsip–pengakuanpendapanaan.html / akses 08 april 2015, 9.41 http://definisipengertian.com / 2012 / pengertian-definisi-pendapatanmenurut-para-ahli/akses 13 april 2015, 07.45
Laporan PT
Ikatan Akuntansi Indonesia. 1996. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat. Penerbit Rineka Cipta. Munawir, S. 2004. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Ke-Empat, Liberty, Yogyakarta Rosidi 1999, teori akuntansi, Jakarta, lembaga penerbit fakultas ekonomi universitas Indonesia 266