PENGARUH MODAL KERJA TERHADAP SISA HASIL USAHA (SHU) DENGAN PENDAPATAN USAHA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Kasus pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia PRAJA MUKTI Tasikmalaya) REGI SETIABUDI (113403106) Cibeureum Tasikmalaya Email :
[email protected] Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Jalan Siliwangi No. 24 PO.BOX 164 Tasikmalaya 46115 Website : http://unsil.ac.id ABSTRACT The object of this research were to know working capital, operating revenues, and net income at Koperasi Pegawai Republik Indonesia PRAJA MUKTI Tasikmalaya, the influence of working capital to operating revenues, and the influence of operating revenues to net income at Koperasi Pegawai Republik Indonesia PRAJA MUKTI Tasikmalaya. The method which used in this research was an descriptive method with a case study approach. The techniques of collecting the data are done through observation, interviews, and study documentation. The tool of analyzing the data is simple regression analysis. The results showed that : (1) the working capital, operating revenues, and net income at Koperasi Pegawai Republik Indonesia PRAJA MUKTI Tasikmalaya tends to increaseduring the 20052014 period; (2) the working capital has influence significant to operating revenues; (3) operating revenues has influence significant to net income; (4) the working capital has influence to net income through operating revenues at Koperasi Pegawai Republik Indonesia PRAJA MUKTI Tasikmalaya. Key words: working capital, operating revenues, net income. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui modal kerja, pendapatan usaha, sisa hasil usaha pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia PRAJA MUKTI Tasikmalaya, pengaruh modal kerja terhadap pendapatan usaha, serta pengaruh pendapatan usaha terhadap sisa hasil usaha pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia PRAJA MUKTI Tasikmalaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) modal kerja, pendapatan usaha, sisa hasil usaha pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia PRAJA MUKTI Tasikmalaya periode 2005-2014 cenderung meningkat; (2) modal kerja berpengaruh signifikan terhadap pendapatan usaha; (3) pendapatan usaha berpengaruh signifikan terhadap sisa hasil usaha; (4) modal kerja berpengaruh terhadap sisa hasil usaha melalui pendapatan usaha pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia PRAJA MUKTI Tasikmalaya. Kata kunci: modal kerja, pendapatan usaha, sisa hasil usaha. yaitu sektor negara, swasta dan koperasi. Ketiga sektor tersebut diharapkan dapat bekerja sama untuk mencapai kedudukan ekonomi yang kuat dan mencapai
1. Pendahuluan Dalam tata perekonomian nasional terdapat tiga sektor kekuatan penggerak ekonomi yang melaksanakan berbagai usaha, 1
masyarakat yang adil dan makmur. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 khususnya Pasal 33 ayat (1) dinyatakan bahwa perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan. Selanjutnya pada penjelasan pasal tersebut dinyatakan bahwa kemakmuran masyarakat yang diutamakan, bukan kemakmuran orang perorang. Berdasarkan pada penjelasan undang-undang tersebut maka badan usaha yang sesuai adalah koperasi. Koperasi sebagai salah satu dari tiga kekuatan penggerak ekonomi diharapkan menjadi gerakan ekonomi rakyat yang dapat mewujudkan demokrasi ekonomi. Menurut Undang-Undang No. 17 Tahun 2012 tentang perkoperasian Bab 1 Pasal 1 ayat 1 Koperasi adalah “badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum Koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip Koperasi”. Koperasi sebagai sokoguru perekonomian nasional diharapkan menjadi pusat pelayanan kegiatan perekonomian di daerah dan dapat memegang peranan utama dalam kegiatan perekonomian. Berdasarkan penjelasan-penjelasan tersebut maka peranan koperasi sangatlah penting dalam mewujudkan masyarakat yang maju dan sejahtera sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Tujuan Koperasi yang terdapat dalam pasal 4 Undang-Undang No. 17 Tahun 2012 tentang perkoperasian adalah “Koperasi bertujuan meningkatkan kesejahteraan Anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya,sekaligus sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari tatanan perekonomian nasional yang demokratis dan berkeadilan”. Meskipun demikian koperasi sebagai badan usaha harus diusahakan agar tidak menderita kerugian. Sebagai salah satu badan usaha koperasi membutuhkan dana untuk menjalankan kegiatan usahanya. Dana
yang digunakan oleh koperasi dalam kegiatan usahanya tersebut biasa disebut dengan modal kerja. Modal kerja merupakan asset atau kekayaan suatu perusahaan yang digunakan untuk keperluan operasionalisasi perusahaan setiap hari, dengan demikian modal kerja merupakan salah satu komponen penting dalam menjalankan aktivitas usaha. Dalam mengjungjung kegiatannya koperasi harus menyediakan modal kerja yang cukup dalam arti harus mampu membiayai pengeluaran-pengeluaran atau operasi sehari-hari. Modal kerja yang cukup ini sangat penting bagi suatu koperasi agar tidak mengalami kesulitan dalam menghadapi bahaya yang mungkin timbul, karena adanya krisis dan kekacauan keuangan. Modal kerja yang berlebihan menunjukkan adanya dana yang tidak produktif yang akan menimbulkan kerugian bagi koperasi karena telah menghilangkan kesempatan untuk memperoleh laba, sedangkan modal kerja yang tidak cukup akan menjadi sebab utama kegagalan koperasi misalnya untuk koperasi simpan pinjam tidak dapat memenuhi kebutuhan anggota untuk meminjam dana ke koperasi atau menyediakan barang-barang. Penggunaan modal kerja tersebut erat hubungannya dengan kegiatan operasi sehari-hari, oleh karena itu penggunaan modal kerja harus diintergrasikan dengan perencanaan strategis karena mempunyai konsekuensi yang serius terhadap masa depan suatu koperasi. Dari kegiatan operasinya koperasi tentu mengharapkan hasil usaha yang optimal, di mana hasil usaha ini merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan koperasi. Menurut keuangan maupun akuntansi, yang dimaksud dengan modal kerja adalah modal (tidak selalu dalam bentuk kas) yang dipergunakan untuk menjalankan aktivitas pembentukan jasa/ produk yang dijual, di sepanjang siklus, yang waktu perputarannya relatif singkat, biasanya di bawah satu tahun buku. Oleh karena itu koperasi harus melakukan pengelolaan modal kerja yang baik dilihat dari besarnya modal kerja tersebut atau 2
menggunakan modal kerja karena pendapatan yang diperoleh akan bergantung pada efisiensinya penggunaan modal kerja yang digunakan serta pengelolaan terhadap penggunaan modal kerja tersebut. Tingkat penggunaan modal kerja akan menentukan besar kecilnya pendapatan usaha yang kemudian akan menentukan sisa hasil usaha yang diperoleh koperasi. Modal kerja yang digunakan oleh Koperasi Pegawai Republik Indonesia PRAJA MUKTI Tasikmalaya bersumber dari anggota koperasi dan dari luar koperasi. Untuk meningkatkan usahanya pihak Koperasi Pegawai Republik Indonesia PRAJA MUKTI Tasikmalaya menambah jumlah modal kerja. Penambahan modal kerja yang dilakukan oleh Koperasi Pegawai Republik Indonesia PRAJA MUKTI Tasikmalaya diantaranya dengan melakukan pinjaman kepada pihak di luar koperasi. Dengan adanya tambahan modal tersebut maka aktiva lancar yang dimiliki oleh Koperasi Pegawai Republik Indonesia PRAJA MUKTI Tasikmalaya dapat lebih meningkatkan usaha yang sekarang ini dilakukan yaitu jenis usaha simpan pinjam, persewaan gedung dan peralatan serta pengadaan barang. Adanya penambahan modal kerja tersebut dengan pengelolaan yang optimal diharapkan kegiatan usaha koperasi Praja Mukti lebih berkembang dan dapat meningkatkan pendapatan usaha. Besar kecilnya pendapatan usaha yang diperoleh nantinya akan mempengaruhi pula tinggi rendahnya sisa hasil usaha yang dicapai koperasi, dan pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan anggotanya, akan tetapi penambahan modal kerja juga dapat merugikan pihak Koperasi Pegawai Republik Indonesia PRAJA MUKTI Tasikmalaya apabila modal kerja yang ada tidak digunakan seefektif mungkin dan dikelola secara optimal sehingga bunga pinjaman untuk menambah modal kerjanya akan menjadi beban koperasi yang akhirnya dapat menurunkan pendapatan. Selain itu, pemanfaatan modal dan manajemen modal kerja yang kurang baik juga dapat menghambat peningkatan volume usaha
dalam koperasi. Modal kerja merupakan modal yang selalu berputar dalam koperasi dan setiap perputaran akan menghasilkan pendapatan bagi koperasi. Sehingga apabila manajemen modal kerja tidak baik, maka akan berdampak pada pendapatan yang akan diterima koperasi. Adanya penambahan modal kerja tersebut selama ini belum diketahui seberapa besar pengaruhnya terhadap peningkatan pendapatan usaha dan dampaknya pada sisa hasil usaha (SHU) Koperasi Pegawai Republik Indonesia PRAJA MUKTI Tasikmalaya. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengetahui pengaruh modal kerja pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia PRAJA MUKTI Tasikmalaya terhadap sisa hasil usaha dengan pendapatan usaha sebagai variabel intervening yang akan dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul “PENGARUH MODAL KERJA TERHADAP SISA HASIL USAHA (SHU) DENGAN PENDAPATAN USAHA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Kasus pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia PRAJA MUKTI Tasikmalaya)”. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka penulis dapat mengidentifikasi masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana modal kerja, pendapatan usaha, dan sisa hasil usaha yang dicapai oleh KPRI Praja Mukti Tasikmalaya 2. Bagaimana pengaruh modal kerja terhadap pendapatan usaha pada KPRI Praja Mukti Tasikmalaya. 3. Bagaimana pengaruh pendapatan usaha terhadap sisa hasil usaha pada KPRI Praja Mukti Tasikmalaya. 4. Bagaimana pengaruh modal kerja terhadap sisa hasil usaha dengan pendapatan usaha sebagai variabel intervening pada KPRI Praja Mukti Tasikmalaya. 2. Kerangka Pemikiran Tujuan koperasi yaitu bertujuan untuk memajukan kesejahteraan anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya 3
serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar. Dalam mencapai tujuan tersebut maka harus ditunjang oleh berbagai faktor yang salah satunya faktor untuk menjalankan usahanya dan adanya modal kerja. Dengan adanya modal kerja tersebut koperasi dapat membiayai kegiatan sehari-hari misalnya membayar gaji pegawai. Dalam penelitian ini, modal kerja yang digunakan adalah konsep kuantitatif atau modal kerja bruto (gross working capital). Konsep ini berdasarkan kuantitas dari dana yang tertanam dalam unsur-unsur aktiva lancar dimana aktiva ini merupakan aktiva yang sekali berputar kembali dalam bentuk semula atau aktiva. Karena indikatornya : kas, piutang dan persediaan yang merupakan unsur dari aktiva lancar. Konsep ini hanya dikaitkan dengan besarnya jumlah aktiva lancar saja. Menurut Agnes Sawir (2005 : 129) bahwa modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan, atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang harus tersedia untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari. Indikatornya yaitu aktiva lancar terdiri dari kas, piutang dan persediaan. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa modal kerja adalah keseluruhan aktiva yang dapat dijadikan uang untuk keperluan sehari-hari. Modal kerja yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan berbeda-beda sesuai dengan kegiatan operasionalnya. Menurut Bambang Riyanto (2001 : 56) besar kecilnya kebutuhan modal kerja tergantung pada periode perputaran atau periode terikatnya modal kerja, pengeluaran kas rata-rata setiap harinya. Dari pendapat tersebut dengan pengeluaran modal kerja setiap harinya yang tetap, tetapi dengan makin lamanya periode perputarannya, maka jumlah modal kerja yang dibutuhkan adalah makin besar. Demikian pula halnya dengan periode perputaran yang tetap, dengan makin
besarnya jumlahnya pengeluaran kas setiap harinya kebutuhan modal kerja pun makin besar. Kebutuhan modal kerja juga diperlukan oleh suatu koperasi dalam menjalankan operasionalnya membutuhkan modal kerja, dimana uang atau dana yang telah dikeluarkan itu diharapkan akan kembali dalam waktu yang pendek melalui hasil kegiatan usahanya. Oleh karena itu, dengan adanya penambahan modal kerja diharapkan dapat meningkatkan pendapatan usaha. Menurut Ginting (2010: 14) Pendapatan usaha adalah pendapatan yang diperoleh dari kegiatan penyelenggaraan badan usaha koperasi, baik usaha dari anggota maupun dari non anggota. Jadi indikator pendapatan usaha yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendapatan usaha dari anggota dan non anggota. Pendapatan Usaha termasuk salah satu indikator klasifikasi komponen laba. Pendapatan Usaha dapat digunakan dalam membantu memprediksi laba di masa yang akan datang karena komponen laba rugi tersebut merupakan komponen yang pasti akan muncul dalam setiap laporan laba rugi dikarenakan komponen tersebut merupakan hasil dari aktivitas operasi. Pendapatan usaha koperasi yang baik akan mempengaruhi laba usaha atau operasi dalam bentuk Sisa Hasil Usaha (SHU). Menurut Titik Sartika (2009:52), pendapatan koperasi adalah penerimaan koperasi atas kontribusi anggota koperasi bagi pengeluaran biaya-biaya koperasi, maka apabila SHU positif berarti kontribusi anggota koperasi pada pendapatan koperasi melebihi kebutuhan atau biaya riil koperasi. Adapun pengertian sisa hasil usaha menurut Rudianto (2010 : 7) adalah sebagai berikut Sisa Hasil Usaha yaitu selisih antara penghasilan yang diterima koperasi selama periode tertentu dengan pengorbanan (beban) yang dikeluarkan untuk memperoleh penghasilan itu. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa sisa hasil usaha merupakan selisih antara penghasilan yang 4
diterima koperasi dengan pengorbanan (beban) atau pengeluaran-pengeluaran selama periode tertentu. Sedangkan dalam Pedoman Umum Akuntansi Koperasi Kementerian Koperasi Dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia (2012: 33) menyebutkan bahwa “Sisa Hasil Usaha adalah penjualan barang/jasa sebagai pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu periode akuntansi dikurangi dengan biaya operasional, penyusutan dan biaya-biaya lain, termasuk pajak dalam satu periode akuntansi bersangkutan”. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa sisa hasil usaha merupakan pendapatan koperasi yang dikurangi pengeluaran-pengeluaran dalam kegiatan operasinya termasuk pajak dalam tahun buku. Jadi indikator sisa hasil usaha yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sisa hasil usaha = pendapatan (biaya operasional + penyusutan dan biaya-biaya lain + pajak dalam satu periode akuntansi bersangkutan). Setiap perusahaan atau koperasi bertujuan untuk memperoleh pendapatan Modal Kerja
yang optimal atas penggunaan modal kerjanya. Modal kerja koperasi dibutuhkan untuk operasi perusahaan seperti upah buruh, jasa pengurus, gaji pegawai, pajak, pembelian barang dagangan dan sebagainya. Modal ini disebut modal operasi, modal kerja atau modal lancar. Besarnya modal lancar yang dibutuhkan tergantung besarnya aktiva koperasi. Dari kegiatan koperasi hasil usaha dapat terbentuk apabila pembayaran dilakukan koperasi kepada pihak ketiga ditambah biaya-biaya, lebih rendah daripada harga yang dibayarkan kepada anggota. Dari keadaan tersebut akan menghasilkan kelebihan yang disebut Sisa Hasil Usaha (SHU). (Suparmi, 2003 : 9.15 dan 9.17) Dengan demikian disimpulkan bahwa modal kerja yang digunakan untuk kegiatan koperasi sehari-harinya akan menghasilkan pendapatan bagi koperasi, nantinya akan menghasilkan suatu keuntungan yang disebut Sisa Hasil Usaha (SHU) dan tinggi rendahnya modal kerja akan berpengaruh pada sisa hasil usaha. Kerangka pemikiran dapat diuraikan seperti pada gambar 1.
Pendapatan Usaha
Sisa Hasil Usaha (SHU)
Gambar 1 Kerangka Pemikiran 3. Hipotesis Dari penjelasan kerangka pemikiran tersebut dan alur kerangkanya penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut: H1: Terdapat pengaruh antara Modal Kerja terhadap Pendapatan Usaha pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia PRAJA MUKTI Tasikmalaya. H2: Terdapat pengaruh antara Pendapatan Usaha terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia PRAJA MUKTI Tasikmalaya.
4. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah modal kerja, pendapatan usaha dan Sisa Hasil Usaha (SHU). Sedangkan yang menjadi subjek penelitiannya adalah KPRI Praja Mukti Tasikmalaya yang bertempat di Jalan Pemuda no. 2 Tasikmalaya 46113. 5. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan studi kasus. Metode deskriptif analisis adalah suatu metode yang meneliti status kelompok manusia, objek, suatu kondisi, suatu sistem 5
pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang dengan tujuan membuat deskripsi, gambaran atau lukisan sistematis, faktual dan akurat fakta-fakta, sifat, serta hubungan antara fenomena yang diselidiki (Mohammad Nazir : 2000 : 63) . Sedangkan Studi Kasus adalah penelitian ilmiah yang membahas dan menganalisa masalah berdasarkan kondisi yang sebenarnya terjadi pada perusahaan yang diteliti. Penelitian ini merupakan studi kasus pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia PRAJA MUKTI Tasikmalaya dengan mendatangi dan mengadakan penelitian secara langsung guna mendapatkan data-data yang akurat.
pula dimaksudkan sebagai dana yang harus tersedia untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari. Besar kecilnya kebutuhan modal kerja tergantung pada periode perputaran atau periode terikatnya modal kerja, pengeluaran kas rata-rata setiap harinya. Koperasi Pegawai Republik Indonesia PRAJA MUKTI Tasikmalaya dalam menjalankan operasionalnya membutuhkan modal kerja, dimana uang atau dana yang telah dikeluarkan itu diharapkan akan kembali dalam waktu yang pendek melalui hasil kegiatan usahanya. Pada penelitian ini modal kerja diukur menggunakan keseluruhan aktiva lancar atau aktiva yang dapat dijadikan uang untuk keperluan seharihari terdiri dari kas, piutang dan persediaan. Besarnya modal kerja Koperasi Pegawai Republik Indonesia PRAJA MUKTI Tasikmalaya periode 2005-2014 dapat dilihat pada Tabel 1.
6. Hasil Penelitian dan Pembahasan 6.1 Modal Kerja pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia PRAJA MUKTI Tasikmalaya Modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan, atau dapat
Tabel 1 Modal Kerja Koperasi Pegawai Republik Indonesia PRAJA MUKTI Tasikmalaya periode 2005-2014
Periode
Modal Kerja (Rp)
Pertumbuhan (%)
2005 1.887.903.495,29 (9,38) 2006 1.710.894.091,29 6,29 2007 1.818.461.355,00 2,68 2008 1.867.163.723,00 65,66 2009 3.093.113.220,00 94,22 2010 6.007.465.871,00 27,39 2011 7.652.663.743,00 18,98 2012 9.105.366.175,00 (17,02) 2013 7.555.906.484,00 5,52 2014 7.973.245.869,79 Sumber: Koperasi Pegawai Republik Indonesia PRAJA MUKTI Tasikmalaya Berdasarkan Tabel 1, diketahui bahwa perkembangan modal kerja pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia PRAJA MUKTI Tasikmalaya periode 2005-2014 cenderung meningkat, hal tersebut seiring
dengan peningkatan kas dan piutang. Adapun tingkat modal kerja tertinggi ada pada tahun 2012 yaitu sebesar Rp. 9.105.366.175,-. Sedangkan tingkat pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 6
2010 sebesar 94,22% meningkat dari tahun sebelumnya. Koperasi harus memiliki modal kerja yang cukup dalam arti mampu membiayai pengeluaran dalam operasi koperasi seharihari, karena dengan modal kerja yang cukup ini koperasi tidak akan mengalami kesulitan dalam menghadapi bahaya yang mungkin timbul akibat kekacauan keuangan atau adanya krisis. Dengan modal kerja ini koperasi harus mampu membiayai kegiatan
operasi tanpa mengganggu likuiditasnya, sehingga kelangsungan operasi koperasi di masa yang akan datang akan terjamin. Oleh karena itu modal kerja sangat besar peranannya dalam menjamin kelangsungan hidup koperasi. Untuk lebih jelas melihat perkembangan modal kerja pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia PRAJA MUKTI Tasikmalaya tahun 2005-2014 dapat dilihat pada gambar berikut ini:
10,000,000,000.00 9,000,000,000.00 8,000,000,000.00 7,000,000,000.00 6,000,000,000.00 5,000,000,000.00 4,000,000,000.00 3,000,000,000.00 2,000,000,000.00 1,000,000,000.00 0.00 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Gambar 1. Modal Kerja Koperasi Pegawai Republik Indonesia PRAJA MUKTI Tasikmalaya periode 2005-2014 Pendapatan usaha Koperasi Pegawai Republik Indonesia Praja Mukti Tasikmalaya adalah pendapatan yang diperoleh dari kegiatan penyelenggaraan badan usaha koperasi, baik usaha dari anggota maupun dari non anggota. Pada penelitian ini pendapatan usaha diukur menggunakan jumlah Pendapatan dari anggota dan pendapatan dari non anggota. Besarnya pendapatan usaha Koperasi Pegawai Republik Indonesia PRAJA MUKTI Tasikmalaya periode 2005-2014 dapat dilihat pada Tabel 2.
6.2 Pendapatan Usaha pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia PRAJA MUKTI Tasikmalaya Pendapatan usaha adalah pendapatan yang diperoleh dari kegiatan penyelenggaraan badan usaha koperasi, baik usaha dari anggota maupun dari non anggota. Pendapatan Usaha termasuk salah satu indikator klasifikasi komponen laba. Pendapatan Usaha dapat digunakan dalam membantu memprediksi laba di masa yang akan datang karena komponen laba rugi tersebut merupakan komponen yang pasti akan muncul dalam setiap laporan laba rugi dikarenakan komponen tersebut merupakan hasil dari aktivitas operasi.
7
Tabel 2 Pendapatan Usaha Koperasi Pegawai Republik Indonesia PRAJA MUKTI Tasikmalaya periode 2005-2014 Pendapatan Pertumbuhan Tahun Usaha (%) (Rp) 2005 371.212.262,00 2,55 2006 380.691.505,00 5,09 2007 400.083.956,00 45,78 2008 583.254.272,00 (15,62) 2009 492.145.421,00 82,00 2010 895.715.046,00 37,27 2011 1.229.590.416,00 31,48 2012 1.616.654.092,00 (5,35) 2013 1.530.182.799,00 2,44 2014 1.567.558.434,00 Sumber: Koperasi Pegawai Republik Indonesia PRAJA MUKTI Tasikmalaya Berdasarkan Tabel 2, diketahui bahwa perkembangan pendapatan usaha pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia PRAJA MUKTI Tasikmalaya periode 20052014 cenderung meningkat, hal tersebut seiring dengan perkembangan pendapatan usaha simpan pinjam, provisi, besarnya penjualan barang niaga, dan pendapatan sewa. Adapun tingkat pendapatan usaha
tertinggi ada pada tahun 2012 yaitu sebesar Rp. 1.616.654.092,-. Sedangkan tingkat pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2010 sebesar 82% meningkat dari tahun sebelumnya. Untuk lebih jelas melihat perkembangan pendapatan usaha pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia PRAJA MUKTI Tasikmalaya tahun 20052014 dapat dilihat pada gambar berikut ini:
1,800,000,000.00 1,600,000,000.00 1,400,000,000.00 1,200,000,000.00 1,000,000,000.00 800,000,000.00 600,000,000.00 400,000,000.00 200,000,000.00 0.00 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Gambar 2. Pendapatan Usaha Koperasi Pegawai Republik Indonesia PRAJA MUKTI Tasikmalaya periode 2005-2014 8
penyusutan dan biaya-biaya lain, termasuk pajak dalam satu periode akuntansi bersangkutan. Besarnya sisa hasil usaha Koperasi Pegawai Republik Indonesia PRAJA MUKTI Tasikmalaya periode 2005-2014 dapat dilihat pada Tabel 3.
6.3 Sisa Hasil Usaha pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia PRAJA MUKTI Tasikmalaya Sisa hasil usaha adalah penjualan barang/ jasa sebagai pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu periode akuntansi dikurangi dengan biaya operasional,
Tabel 3 Sisa Hasil Usaha Koperasi Pegawai Republik Indonesia PRAJA MUKTI Tasikmalaya periode 2005-2014
Tahun
Sisa Hasil Usaha (Rp)
Pertumbuhan (%)
2005 61.799.998,72 5,70 2006 65.320.584,77 3,36 2007 67.515.087,04 2,34 2008 69.093.487,60 13,96 2009 78.740.705,19 95,63 2010 154.043.105,87 62,84 2011 250.837.847,17 41,97 2012 356.109.883,44 23,11 2013 438.417.317,89 (15,46) 2014 370.648.856,79 Sumber: Koperasi Pegawai Republik Indonesia PRAJA MUKTI Tasikmalaya Berdasarkan Tabel 3, diketahui bahwa perkembangan sisa hasil usaha pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia PRAJA MUKTI Tasikmalaya periode 20052014 cenderung meningkat, hal tersebut seiring dengan perkembangan penjualan barang/ jasa sebagai pendapatan koperasi, biaya operasional, penyusutan dan biayabiaya lain, termasuk pajak. Adapun tingkat sisa hasil usaha tertinggi ada pada tahun 2013 yaitu sebesar Rp. 438.417.317,89,-. Sedangkan tingkat pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2010 sebesar 95,63% meningkat dari tahun sebelumnya. Koperasi Pegawai Republik Indonesia Praja Mukti Tasikmalaya akan memperoleh Sisa hasil usaha tercatat satu tahun buku, sisa hasil usaha telah menjadi keharusan dalam koperasi karena telah tertera pada undangundang perkoperasian. Sisa hasil usaha didapat karena terdapatnya kelebihan uang atau dana dari jasa-jasa yang ada dalam
koperasi. Penggunaan sisa hasil usaha yang dibagikan tersebut diantaranya untuk anggota, cadangan, dana pengurus, dana pegawai, dana pendidikan dan dana sosial. Sisa hasil usaha yang didapat dalam koperasi dibagikan untuk anggotanya dan dimanfaatkan untuk memperbesar atau menambah modal usahanya. Besarnya Sisa hasil usaha yang diterima oleh setiap anggota akan berbeda, tergantung besarnya partisipasi jasa, modal dan transaksi anggota terhadap pembentukan pendapatan koperasi. Dengan demikian, apabila sebuah koperasi memperoleh kemajuan dalam usahanya, modal koperasi akan semakin bertambah karena bagian SHU yang dapat disisihkan pun akan bertambah pula. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa perkembangan sisa hasil usaha pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia PRAJA MUKTI Tasikmalaya periode 2005-2014 cenderung meningkat, hal 9
tersebut seiring dengan perkembangan penjualan barang/ jasa sebagai pendapatan koperasi, biaya operasional, penyusutan dan biaya-biaya lain, termasuk pajak. Adapun tingkat sisa hasil usaha tertinggi ada pada tahun 2013 yaitu sebesar Rp. 438.417.317,89,-. Sedangkan tingkat pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun
2010 sebesar 95,63% meningkat dari tahun sebelumnya. Untuk lebih jelas melihat perkembangan sisa hasil usaha pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia PRAJA MUKTI Tasikmalaya tahun 20052014 dapat dilihat pada gambar berikut ini:
500,000,000.00 450,000,000.00 400,000,000.00 350,000,000.00 300,000,000.00 250,000,000.00 200,000,000.00 150,000,000.00 100,000,000.00 50,000,000.00 0.00 2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Gambar 3.Sisa hasil usaha Koperasi Pegawai Republik Indonesia PRAJA MUKTI Tasikmalaya periode 2005-2014 6.4 Pengaruh Modal Kerja Terhadap Pendapatan Usaha pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia PRAJA MUKTI Tasikmalaya Besarnya pengaruh modal kerja (X) terhadap pendapatan usaha (Y) Koperasi Pegawai Republik Indonesia PRAJA MUKTI Tasikmalaya, dapat dilihat dari indikator yang digunakan masing-masing variabel, kemudian diolah dengan menggunakan Analisis Regresi. Setelah melakukan penelitian dan memperoleh data-data yang diperlukan maka dilakukan pengujian hipotesis yang diajukan. Dari output SPSS mengenai regresi sederhana tersebut dapat dilakukan analisis sebagai berikut:
1. Analisis Regresi Sederhana Untuk menganalisis pengaruh setiap variabel independen terhadap variabel dependen yaitu pengaruh Modal kerja (X) terhadap Pendapatan usaha (Y) Koperasi Pegawai Republik Indonesia PRAJA MUKTI Tasikmalaya, dapat dilihat dari tabel output SPSS pada Tabel Coefficients.
10
Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B
(Constant)
Coefficients
Std. Error
Beta
8.967E7
8.689E7
.168
.015
Modal_Kerja
t
.968
Sig. 1.032
.332
10.947
.000
a. Dependent Variable: Pendapatan_Usaha
Dari Tabel Coefficients maka didapat suatu persamaan regresi, yaitu: Z= 89.670.000+ 0,168X Dimana: Z = Pendapatan usaha X = Modal kerja a = 89.670.000 b = 0,168 Persamaan regresi tersebut menyatakan bahwa variabel X (modal kerja) memberikan pengaruh pada variabel Z (pendapatan usaha), yang berarti bahwa pengaruh dari modal kerja terhadap pendapatan usaha memiliki kriteria positif (karena tanda +) yaitu sebesar 0,168 untuk setiap peningkatan modal kerja. Koefisien Regresi positif tersebut menunjukkan semakin tinggi modal kerja yang dimiliki Koperasi Pegawai Republik Indonesia PRAJA MUKTI Tasikmalaya maka pendapatan usaha yang dihasilkan pun akan
semakin tinggi. Koperasi Pegawai Republik Indonesia PRAJA MUKTI Tasikmalaya memerlukan modal kerja untuk menjalankan operasionalnya dimana uang atau dana yang telah dikeluarkan itu dapat meningkatkan pendapatan usaha.
2. Koefisien Korelasi Untuk mengetahui hubungan modal kerja dengan pendapatan usaha pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia PRAJA MUKTI Tasikmalaya, maka dilakukan uji statistik koefisien korelasi. Koefisien korelasi ini akan menentukan tingkat keeratan hubungan antar variabel modal kerja dengan pendapatan usaha. Hubungan modal kerja dengan pendapatan usaha pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia PRAJA MUKTI Tasikmalaya dapat dilihat pada tabel model summary.
Model Summary Std. Error of the Model 1
R
R Square .968
a
Adjusted R Square
.937
.930
Estimate 1.40696E8
a. Predictors: (Constant), Modal_Kerja
Hasil analisis dengan menggunakan SPSS versi 16.0 tabel model summary menunjukkan bahwa koefisien hubungan variabel modal kerja dengan pendapatan usaha pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia PRAJA MUKTI Tasikmalaya adalah sebesar 0,968 yang mana hubungan antar variabel modal kerja dengan pendapatan usaha termasuk kategori sangat kuat sesuai dengan tingkat keeratan
hubungan. Berdasarkan hal tersebut diketahui bahwa hubungan antara variabel modal kerja dengan pendapatan usaha termasuk kategori sangat kuat sebesar 96,8%. Artinya, modal kerja berhubungan kuat atau erat dengan pendapatan usaha pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia PRAJA MUKTI Tasikmalaya.
11
signifikan. Koperasi dalam menjalankan operasionalnya membutuhkan modal kerja, dimana uang atau dana yang telah dikeluarkan itu diharapkan akan kembali dalam waktu yang pendek melalui hasil kegiatan usahanya. Oleh karena itu, dengan adanya penambahan modal kerja diharapkan dapat meningkatkan pendapatan usaha. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Setyaningsih Sri Utami dan Edi Wibowo (2013) dengan judul “Pengaruh Modal Kerja Terhadap Pendapatan Dengan Lama Usaha Sebagai Variabel Moderasi (Survei Pada Pedagang Pasar Klithikan Notoharjo Surakarta)” yang menunjukkan bahwa modal kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan.
3. Koefisien Determinasi Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh modal kerja (X) terhadap pendapatan usaha (Z), dapat menggunakan koefisien determinasi (square/ rd = (r)2) atau menggunakan rumus Kd = r 2 x 100% atau dapat dilihat pada tabel model summary. Dari tabel model summary diperoleh besarnya koefisien determinasi yang menunjukkan pengaruh antara modal kerja (X) terhadap pendapatan usaha (Z) yaitu sebesar 0,937 atau 93,7%. Semakin besar angka R square maka akan semakin besar pula pengaruh antar variabel. Dalam hal ini berarti Modal kerja yang dimiliki Koperasi Pegawai Republik Indonesia PRAJA MUKTI Tasikmalaya memiliki pengaruh terhadap pendapatan usaha sebesar 93,7%. Semakin besar Koperasi Pegawai Republik Indonesia PRAJA MUKTI Tasikmalaya memiliki dan mengeluarkan modal kerja maka pendapatan usaha pun cenderung akan semakin meningkat. Sedangkan sisanya yaitu 100% - 93,7% = 6,3% dipengaruhi oleh faktor lain di luar modal kerja yang tidak penulis teliti.
6.5 Pengaruh Pendapatan Usaha Terhadap Sisa Hasil Usaha pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia PRAJA MUKTI Tasikmalaya Besarnya pengaruh pendapatan usaha (Z) terhadap sisa hasil usaha (Y) Koperasi Pegawai Republik Indonesia PRAJA MUKTI Tasikmalaya, dapat dilihat dari indikator yang digunakan masing-masing variabel, kemudian diolah dengan menggunakan Analisis Regresi. Setelah melakukan penelitian dan memperoleh datadata yang diperlukan maka dilakukan pengujian hipotesis yang diajukan. Dari output SPSS mengenai regresi sederhana tersebut dapat dilakukan analisis sebagai berikut: 1. Analisis Regresi Sederhana Untuk menganalisis pengaruh setiap variabel independen terhadap variabel dependen yaitu pengaruh pendapatan usaha (Z) terhadap sisa hasil usaha (Y) Koperasi Pegawai Republik Indonesia PRAJA MUKTI Tasikmalaya, dapat dilihat dari tabel output SPSS pada Tabel Coefficients.
4. Pengujian Hipotesis Dari Tabel Coefficients diketahui bahwa t hitung adalah sebesar 10,947 sedangkan t tabel sebesar 2,228, nilai t tabel tersebut diperoleh dengan tingkat signifikansi α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = 10 sehingga didapat angka 2,228. Berdasarkan hasil perhitungan ternyata t hitung lebih besar daripada t tabel (t tabel < t hitung), atau 2,228<10,947 maka Ho ditolak. Hal ini berarti koefisien regresi signifikan. Dengan demikian hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Diterimanya hipotesis alternatif menunjukkan bahwa pada tingkat keyakinan 95% terdapat pengaruh signifikan modal kerja terhadap pendapatan usaha pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia PRAJA MUKTI Tasikmalaya. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa modal kerja mempengaruhi pendapatan usaha Koperasi Pegawai Republik Indonesia PRAJA MUKTI Tasikmalaya dengan 12
Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model
B
1
-5.733E7
2.383E7
.274
.023
(Constant) Pendapatan_Usaha
Coefficients
Std. Error
Beta
t
.973
Sig.
-2.405
.043
11.927
.000
a. Dependent Variable: SHU
Dari Tabel Coefficients maka didapat suatu persamaan regresi, yaitu: Y= -57.330.000+ 0,274Z Dimana: Y = Sisa hasil usaha Z = Pendapatan usaha a = -57.330.000 b = 0,274 Persamaan regresi tersebut menyatakan bahwa variabel Z (pendapatan usaha) memberikan pengaruh pada variabel Y (sisa hasil usaha), yang berarti bahwa pengaruh dari pendapatan usaha terhadap sisa hasil usaha memiliki kriteria positif (karena tanda +) yaitu sebesar 0,274 untuk setiap peningkatan pendapatan usaha. Koefisien Regresi positif tersebut menunjukkan semakin tinggi pendapatan usaha yang dihasilkan Koperasi Pegawai Republik Indonesia PRAJA MUKTI Tasikmalaya maka sisa hasil usaha yang dicapai pun akan semakin tinggi. Pendapatan
usaha yang dihasilkan Koperasi Pegawai Republik Indonesia PRAJA MUKTI Tasikmalaya dengan baik akan mempengaruhi laba usaha atau operasi koperasi dalam bentuk Sisa Hasil Usaha (SHU).
2. Koefisien Korelasi Untuk mengetahui hubungan pendapatan usaha dengan sisa hasil usaha pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia PRAJA MUKTI Tasikmalaya, maka dilakukan uji statistik koefisien korelasi. Koefisien korelasi ini akan menentukan tingkat keeratan hubungan antar variabel pendapatan usaha dengan sisa hasil usaha. Hubungan pendapatan usaha dengan sisa hasil usaha pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia PRAJA MUKTI Tasikmalaya dapat dilihat pada tabel model summary.
Model Summary Std. Error of the Model 1
R
R Square .973
a
Adjusted R Square
.947
.940
Estimate 3.65647E7
a. Predictors: (Constant), Pendapatan_Usaha
Hasil analisis dengan menggunakan SPSS versi 16.0 tabel model summary menunjukkan bahwa koefisien hubungan variabel pendapatan usaha dengan sisa hasil usaha pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia PRAJA MUKTI Tasikmalaya adalah sebesar 0,973 yang mana hubungan antar variabel pendapatan usaha dengan sisa hasil usaha termasuk kategori sangat kuat
sesuai dengan tingkat keeratan hubungan dalam interpretasi koefisien korelasi. Berdasarkan hal tersebut diketahui bahwa hubungan antara variabel pendapatan usaha dengan sisa hasil usaha termasuk kategori sangat kuat sebesar 97,3%. Artinya, pendapatan usaha berhubungan kuat atau erat dengan sisa hasil usaha pada Koperasi
13
Pegawai Republik Indonesia MUKTI Tasikmalaya.
PRAJA
Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa pendapatan usaha mempengaruhi sisa hasil usaha Koperasi Pegawai Republik Indonesia PRAJA MUKTI Tasikmalaya dengan signifikan. Hal ini sejalan dengan pendapat Suparmi (2003: 9.15 dan 9.17) yang menyebutkan bahwa “Koperasi bertujuan untuk memperoleh pendapatan yang optimal atas penggunaan modal kerjanya. Dari kegiatan koperasi hasil usaha dapat terbentuk apabila pembayaran dilakukan koperasi kepada pihak ketiga ditambah biaya-biaya, lebih rendah daripada harga yang dibayarkan kepada anggota. Dari keadaan tersebut akan menghasilkan kelebihan yang disebut Sisa Hasil Usaha”. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mokhamad Fikri Pramudya Tri Putra (2011) dengan judul “Pengaruh Pendapatan Usaha Dan Beban Pajak Terhadap Prediksi Laba Bersih (Studi Empiris Pada PT Hm Sampoerna Tbk Periode 1999-2010)” dan penelitian yang dilakukan oleh Meiza Efilia (2014) dengan judul penelitian “Pengaruh Pendapatan Usaha Dan Beban Operasional Terhadap Laba Bersih Pada Perusahaan Kimia Dan Keramik,Porselin & Kaca Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012” dimana kedua penelitian tersebut menunjukkan bahwa pendapatan usaha berpengaruh signifikan terhadap laba bersih.
3. Koefisien Determinasi Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pendapatan usaha (Z) terhadap sisa hasil usaha (Y), dapat menggunakan koefisien determinasi (square/ rd = (r)2) atau menggunakan rumus Kd = r 2 x 100% atau dapat dilihat pada tabel model summary. Dari tabel model summary diperoleh besarnya koefisien determinasi yang menunjukkan pengaruh antara pendapatan usaha (Z) terhadap sisa hasil usaha (Y) yaitu sebesar 0,947 atau 94,7%. Semakin besar angka R square maka akan semakin besar pula pengaruh antar variabel. Dalam hal ini berarti Pendapatan usaha yang dihasilkan Koperasi Pegawai Republik Indonesia PRAJA MUKTI Tasikmalaya memiliki pengaruh terhadap sisa hasil usaha sebesar 94,7%. Semakin besar Koperasi Pegawai Republik Indonesia PRAJA MUKTI Tasikmalaya menghasilkan pendapatan usaha maka sisa hasil usaha pun cenderung akan semakin meningkat. Sedangkan sisanya yaitu 100% - 94,7% = 5,3% dipengaruhi oleh faktor lain di luar pendapatan usaha yang tidak penulis teliti. 4. Pengujian Hipotesis Dari Tabel Coefficients diketahui bahwa t hitung adalah sebesar 11,927 sedangkan t tabel sebesar 2,228, nilai t tabel tersebut diperoleh dengan tingkat signifikansi α= 0,05 dan derajat kebebasan (dk) =10 sehingga didapat angka 2,228. Berdasarkan hasil perhitungan ternyata t hitung lebih besar daripada t tabel (t tabel < t hitung), atau 2,228<11,927 maka Ho ditolak. Hal ini berarti koefisien regresi signifikan. Dengan demikian hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Diterimanya hipotesis alternatif menunjukkan bahwa pada tingkat keyakinan 95% terdapat pengaruh signifikan pendapatan usaha terhadap sisa hasil usaha pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia PRAJA MUKTI Tasikmalaya.
6.6 Pengaruh Modal Kerja terhadap Sisa Hasil Usaha dengan Pendapatan Usaha Sebagai Variabel Intervening pada KPRI Praja Mukti Tasikmalaya Untuk mengetahui pengaruh modal kerja terhadap sisa hasil usaha dengan pendapatan usaha sebagai variabel intervening digunakan Sobel Test. Uji Sobel ini dilakukan dengan cara menguji kekuatan pengaruh tidak langsung variable independent (X) kepada variable dependent (Y) melalui variable intervening (Z). Pengaruh tidak langsung X ke Y melalui Z. Untuk menguji signifikansi pengaruh tidak langsung maka menghitung nilai t dari koefisien ab. Nilai t hitung dibandingkan dengan t table dan jika t hitung lebih besar 14
dari nilai t table maka dapat disimpulkan bahwa terjadi pengaruh mediasi. Berikut ini
a b X 0,968 0,973 Sumber: Data Yang Diolah
hasil perhitungan Sobel Test:
Tabel Sobel Test Sa Sb ab 0,015 0,023 0,941864
Untuk pengujian pengaruh mediasi antara modal kerja (X) terhadap sisa hasil usaha (Y) melalui pendapatan usaha (Z) dapat dilihat dari perhitungan Sobel Test. Dengan kriteria penolakan Ho jika thitung> ttabel, maka diperoleh thitung sebesar 35,377 dengan mengambil taraf signifikansi sebesar 5% maka nilai ttabel2,228. Sehingga thitung > ttabel, maka dengan kata lain modal kerja berpengaruh terhadap sisa hasil usaha melalui pendapatan usaha. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa modal kerja berpengaruh terhadap sisa hasil usaha melalui pendapatan usaha. Hal tersebut menunjukkan bahwa modal kerja yang digunakan untuk kegiatan koperasi sehari-harinya akan menghasilkan pendapatan usaha bagi koperasi, nantinya akan menghasilkan suatu keuntungan yang disebut Sisa Hasil Usaha (SHU). Modal kerja sangat penting untuk menjamin kelancaran operasional koperasi dalam mencapai tujuan yang ditargetkan. Optimal atau tidaknya penggunaan modal kerja koperasi akan berdampak pada tingkat pendapatan usaha. Dan jika besar pendapatan usaha hasil kegiatan koperasi lebih tinggi dari jumlah biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan kelebihan yang disebut Sisa Hasil Usaha (SHU).
Sab 0,027
t 35,377
tertinggi terjadi pada tahun 2010; Pendapatan usaha pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia PRAJA MUKTI Tasikmalaya periode 20052014 cenderung meningkat dengan tingkat pendapatan usaha tertinggi ada pada tahun 2012, sedangkan tingkat pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2010; Sisa hasil usaha pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia PRAJA MUKTI Tasikmalaya periode 20052014 cenderung meningkat dengan tingkat sisa hasil usaha tertinggi ada pada tahun 2013, sedangkan tingkat pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2010. 2. Terdapat pengaruh signifikan modal kerja terhadap pendapatan usaha pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia PRAJA MUKTI Tasikmalaya. 3. Terdapat pengaruh signifikan pendapatan usaha terhadap sisa hasil usaha pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia PRAJA MUKTI Tasikmalaya. 4. Modal kerja berpengaruh terhadap sisa hasil usaha melalui pendapatan usaha. 8. Saran Berdasarkan simpulan yang dikemukan di atas, penulis mencoba memberikan saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat kepada Koperasi Pegawai Republik Indonesia PRAJA MUKTI Tasikmalaya disarankan untuk mengoptimalkan modal kerja dikarenakan meskipun modal kerja cenderung meningkat akan tetapi tidak terlepas dari permasalahan, oleh karena itu diharapkan dapat melakukan manajemen modal kerja dengan baik dengan selalu mengevaluasi dengan cara memeriksa atau mengkaji dan mengadakan pengawasan
7. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada penelitian ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Modal kerja pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia PRAJA MUKTI Tasikmalaya periode 2005-2014 cenderung meningkat dengan tingkat modal kerja tertinggi ada pada tahun 2012, sedangkan tingkat pertumbuhan 15
terhadap laporan sumber modal, dan melakukan analisis modal kerja untuk mengetahui situasi modal kerja koperasi sehingga pendapatan usaha akan dicapai dengan lebih tinggi begitu pula dengan sisa hasil usaha. Untuk memperkecil jumlah modal kerja yang banyak diinvestasikan dalam piutang, sebaiknya pihak koperasi memberikan potongan tunai kepada pembeli atau para kreditur yang ingin segera melunasi hutang jangka pendeknya, sehingga pembeli atau para kreditur tersebut akan lebih tertarik untuk membayar hutang jangka pendeknya lebih cepat dari jatuh tempo, dengan demikian pihak koperasi dapat lebih mengoptimalkan penggunaan modal kerja dimasa yang akan datang. Bagi penelitian selanjutnya, disarankan untuk meneliti faktor lain selain modal kerja yang dapat mempengaruhi pendapatan usaha. Dan menambah periode data penelitian lebih dari 10 periode.
IkatanAkuntan Indonesia. 2007. StandarAkuntansiKeuangan. Jakarta :SalembaEmpat. _______. 2009. StandarAkuntansiKeuangan: Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik. Jakarta :SalembaEmpat. Kartasapoetra. 2001. Koperasi Indonesia. Jakarta :RinekaCiptadanBinekaAksara. Munawir. 2001. AnalisisLaporanKeuangan. Yogyakarta : Liberty. Nazir, Mohammad. 2000. MetodePenelitian. Jakarta :Ghalia Indonesia. Partomo, Titik Sartika. 2009. Ekonomi Koperasi. Jakarta: Ghalia Indonesia. Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 04/Per/M.KUKM/VII/2012. Pedoman Umum Akuntansi Koperasi Kementerian Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia. Riyanto, Bambang. 2001. DasarDasarPembelanjaan Perusahaan. EdisiKeempat. CetakanKetujuh. Yogyakarta : BPFE. Rudianto. 2010. AkuntansiKoperasi, EdisiKedua. Jakarta :Erlangga Sarwoko, Abdul Halim. 2001. ManajemenKeuangan (DasarDasarPembelanjaan Perusahaan), EdisiKetiga.Yogyakarta : BPFE. Sawir, Agnes. 2005. AnalisisKinerjaKeuangandanPerencan aanKeuanganPerusahaan .Jakarta :GramediaPustakaUtama. Setyaningsih Sri Utami dan Edi Wibowo. 2013. Pengaruh Modal Kerja Terhadap Pendapatan Dengan Lama Usaha Sebagai Variabel Moderasi (Survei Pada Pedagang Pasar Klithikan Notoharjo Surakarta). Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan Vol. 13, No. 2, Oktober 2013: 171 – 180 Soemarso, SR. 2005.AkuntansiSuatuPengantar. Buku II. Jakarta :Salemba IV. SudarsonodanEdilius.2004. ManajemenKoperasi Indonesia.Jakarta : PT. RinekaCipta.
DAFTAR PUSTAKA Arifin Sitio dan Halomoan Tamba. 2001. Koperasi :TeoridanPraktek.Jakarta : Erlangga. Baron, R.M., & D.A. Kenny. 2000. The Moderator-mediatorvariabledistinction in social research: conceptual, strategic and statistical considerations. Journal of Personality and Social Psychology, pp 1173-1182. Fikri Pramudya Tri Putra. 2011. Pengaruh Pendapatan Usaha Dan Beban Pajak Terhadap Prediksi Laba Bersih (Studi Empiris Pada PT Hm Sampoerna Tbk Periode 1999-2010). UNIKOM Journal of Accounting. Ginting, Rani Arni. 2010. Tinjauan Atas Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Koperasi Berdasarkan PSAK No. 27 Pada Koperasi Kredit Union (CU) Merdeka Desa Merdeka Kabupaten Karo. Jurnal Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Husnan, Suad. 2005. ManajemenKeuangan, EdisiKetujuh. Yogyakarta : BPFE
16
Sugiyono. 2014. StatistikaUntukPenelitian. Bandung :Alfabeta. _______. 2013. MetodePenelitianBisnis. Bandung :Alfabeta. Sumarsono, Sonny. 2003. Manajemen Koperasi :Teori dan Praktek. Yogyakarta :GrahaIlmu. Suparmi, CH. 2003. ManajemenKoperasi. Jakarta :Universitas Terbuka Undang-Undang Republik IndonesiaNomor 17 Tahun 2012TentangPerkoperasian. Weston, J. Fred dan Eugene, F. Brigham. 2002. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, AlihBahasa Khalid, Jilid I EdisiKetujuh. Jakarta :Erlangga.
17