10
Jurnal Riset Akuntansi dan Manjemen, Vol. 1, No. 1, Desember 2012
Pengaruh Modal, Jumlah Anggota,Dan Volume Usaha Terhadap Perolehan Sisa Hasil Usaha (Shu) Pada Koperasi Gunung Madu Di Lampung Tengah Maulana Ardi Dwi Fil Rianto, Kusnadi, dan Eka Sariningsih Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Malahayati, Bandar Lampung Email;
[email protected] Abstract. Cooperative as a significant pillar of the economy as a pillar or main support of the national economy can still grow in the community that help with pengelolahan capital (equity capital) are both expected to provide benefits that can be profitable (Business Profits) for the cooperative. In the capital for cooperatives is strongly influenced by the number of members, because many members will be affected to the least principal savings and mandatory savings cooperative members as their own capital. Capital also affects the size of the cooperative-run businesses. Honey on the Mountain Cooperative in Central Lampung has a large volume of business because it has substantial capital. This study aims to determine the effect of the Capital, Number of Members, And Acquisition Of Business Volume of Business (SHU). As for the objects in the Cooperative Mountain Honey meticulous in Central Lampung. Analysis tool used is the test for normality, ujiasumsi classical, regression test, the t-test, and test-f by using SPSS version 16. The results showed that the partial number of Members, and Business Volume has no effect on the acquisition of Business , and the only capital that have a significant effect on acquisition of Business . simultaneous testing found that the Capital, Number of Members, Volume Enterprises jointly no significant effect on the dependent variable of Business At Mountain Honey Cooperative in Central Lampung. Cooperative trying to raise their own capital and borrowed capital seeking to increase the volume of business. For similar research to uncover the factors that influence the balance of the . Keywords: Capital, Number of Members, and Business Volume
1. Latar Belakang Perkembangan koperasi diNegara Indonesia tahun 2011 mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya melihat bertambahnya jumlah koperasi diIndonesia dalam data Kementrian Koperasi dan UKM (blogspot.com). Negara Indonesia adalah Negara yang sedang berkembang, dimana sebagian rakyatnya berusaha untuk memperbaiki kehidupan yang lebih baik. Dalam rangka Pembangunan Nasional, maka pemerintah secara tegas menetapkan koperasi harus menjadi tulang punggung dan wadah bagi perekonomian rakyat. Kebijaksanaan pemerintah tersebut sesuai dengan isi UndangUndang Dasar 1945 pasal 33 ayat 1 yang menyatakan bahwa “Perekonomian disusun sebagai usaha berdasarkan azas kekeluargaan”. Di dalam penjelasan UUD 1945 tersebut diungkapkan bahwa bangun usaha yang sesuai adalah koperasi. Oleh karena itu, peran koperasi menjadi penting berkaitan dengan pelaksanaan tujuan di atas. Koperasi harus tampil sebagai organisasi yang dapat mengumpulkan dan membentuk kekuatan ekonomi bersama-sama agar dapat meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Oleh sebab itu tidak heran kalau koperasi sering kali diistilahkan sebagai sokoguru perekonomian yang bermakna sebagai pilar atau penyangga utama perekonomian. Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan (Undang-Undang No. 25 Tahun 1992, BAB I Pasal 1 ayat 1). Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur.
© Riset Akuntansi Manajemen 2012
Jurnal Riset Akuntansi dan Manjemen, Vol. 1, No. 1, Desember 2012
11
Modal adalah uang yang dipakai untuk pokok dalam berdagang. Modal sangat diperlukan dalam mendirikan sebuah usaha. Besar kecilnya modal yang dibutuhkan tergantung dari besar kecilnya usaha yang akan didirikan. Banyak orang bilang bahwa modal tidak hanya uang, modal bisa berupa keahlian, kemauan dan niat yang kuat. Modal sendiri merupakan satu masalah yang penting dalam menjalankan suatu usaha demikian halnya bagi koperasi. Koperasi melakukan usaha dengan modal awal koperasi yang berasal dari dari simpanan pokok para anggotanya” (Revrisornd Baswir, 2000). Tersedianya modal yang cukup akan sangat menentukan kelancaran kegiatan usaha koperasi dan sebaliknya kurangnya modal bisa menghambat kelancaran kegiatan usaha. Menjaga kelancaran kegiatan usaha, maka diharapkan kegiatan usaha tersebut akan terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang menguntungkan yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan SHU. Sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam UU No. 25 tahun 1992, salah satu syarat pendirian koperasi di Indonesia adalah tersedianya 20 orang anggota. Meskipun demikian tidak berarti bahwa setiap terdapat 20 orang anggota dapat didirikan koperasi baru dilingkungan yang telah ada koperasi sejenis. Sebaliknya tidak berarti bahwa jumlah anggota sebuah koperasi hanya dibatasi 20 orang saja. Setiap koperasi didirikan dengan tujuan untuk dapat terus menambah anggotanya, yaitu dengan cara memberikan kesempatan kepada masyarakat yang mendukung cita-cita koperasi dan juga harus dapat memenuhi syarat-syarat keanggotaan koperasi. Semakin berkembang sebuah koperasi akan semakin banyak jumlah anggota, maka semakin banyak jalan masyarakat yang dapat dilayani oleh koperasi dan berpengaruh terhadap SHU (Baswir, 2000). Salah satu pelayanan yang diberikan koperasi untuk memajukan kesejahteraan anggota adalah dengan pembagian SHU. SHU dibagikan kepada anggota sebanding dengan besarnya jasa usaha yang dilakukan anggota untuk koperasi. Volume Usaha koperasi yang dijalankan akan sangat berpengaruh terhadap pendapatan, karena usaha yang dikelola koperasi merupakan salah satu kegiatan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi anggota yang diharapkan menjadi sumber keuntungan bagi koperasi. Untuk menciptakan Volume usaha koperasi dapat terlaksana apabila pada koperasi tersebut tersedia modal yang mencukupi, baik yang berasal dari simpanan anggota maupun modal dari luar (hutang). Besarnya modal yang ada pada koperasi juga akan berpengaruh terhadap volume usaha koperasi. Kegiatan usaha ini tentu diharapkan menjadi sumber keuntungan bagi koperasi. Kegiatan ekonomi koperasi pada dasarnya dapat dilihat dari besarnya volume usaha koperasi tersebut. Kegiatan atau usaha yang dilakuka koperasi bisa memberikan manfaat yang besar terutama bagi anggota koperasi pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Kegiatan atau usaha yang dilakukan tersebut dapat dilihat dari besarnya volume usaha yang akan berpengaruh terhadap perolehan laba atau sisa hasil usaha koperasi. Usaha koperasi yang dikelola secara baik akan menghasilkan laju pertumbuhan usaha yang baik pula. Semakin berkembang besar usaha suatu koperasi tentunya akan mengakibatkan volume usahanya juga akan meningkat. Keuntungan didalam koperasi disebut dengan istilah “Sisa Hasil Usaha (SHU)”. Berdasarkan UU No. 25 Tahun 1992 Pasal 45 ayat 1 “Sisa hasil usaha merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam waktu satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan”. Salah satu prinsip koperasi yaitu pembagian sisa hasil usaha (SHU) dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota koperasi. Keuntungan yang diperoleh koperasi disebut sebagai SHU. Pendapatan koperasi diperoleh dari pelayanan anggota dan masyarakat. Setiap anggota yang berpartisipasi aktif dalam koperasi akan mendapatkan bagian SHU yang lebih besar daripada anggota pasif. Sisa hasil usaha yang diperoleh koperasi, selain digunakan untuk peningkatan kesehjateraan anggotanya juga digunakan untuk menjamin kelangsungan dan kesinambungan kehidupan koperasi itu sendiri. Dengan sisa hasil usaha yang dihasilkan diharapkan koperasi mampu untuk membiayai operasi usahanya. Begitu juga Koperasi Gunung Madu (KGM) adalah jenis koperasi primer dan merupakan koperasi yang bergerak dibidang Pelayanan Anggota terdiri Usaha Waserba (warung serba ada), Usaha Simpan Pinjam dan Bidang Bisnis, Penjualan atas dasar Pesanan Anggota, Penjualan Gula Pasir yang berlokasi di Gunung Baru Kecamatan Terusan Nunyai Kabupaten Lampung Tengah. Kondisi Koperasi Gunung Madu (KGM) dapat dilihat dalam laporan keuangan, karena laporan keuangan dapat mengambarkan kondisi keuangan Koperasi Gunung Madu (KGM). Dalam laporan keuangan dapat dilihat bagaimana
© Riset Akuntansi Manajemen 2012
12
Jurnal Riset Akuntansi dan Manjemen, Vol. 1, No. 1, Desember 2012
pengunaan modal dan pengunaan dana yang dimiliki dapat digunkan secara efektif. Pendapatan SHU Pelayanan Anggota tiap tahunnya meningkat dan SHU bidang bisnis tiap tahun meningkat dikarenakan tiap tahunnya usaha Koperasi Gunung madu mendirikan usaha yang baru. Choiriah (2005) meneliti tentang Pengaruh Modal Sendiri dan Modal Pinjaman Terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) Pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Se Kabupaten Demak Secara simultan ada pengaruh yang signifikan antara modal sendiri dan modal pinjaman terhadap SHU pada KPRI se Kabupaten Demak dengan kontribusi yang relatif besar yaitu 60,50%. Setiawan (2011) dengan judul Pengaruh Modal Sendiri Dan Jumlah Anggota Terhadap Perolehan Sisa Hasil Usaha Koperasi Serba Usaha (KSU) Di Kabupaten Sidoarjo, Hasil analisis menunjukan berdasarkan uji kesesuaian model di dapat nilai 36,8% dan dengan taraf signifikan < 0,05. Hal ini berarti bahwa terdapat pengaruh antara Modal Sendiri dan Jumlah Anggota terhadap Perolehan SHU pada Koperasi Serba Usaha di Kab. Sidoarjo, terbukti kebenarannya. Sedangkan secara parsial hanya modal sendiri yang berpengaruh signifikan. Sehinga dalam penelitian ini, peneliti melakukan replikasi dari penelitian Setiawan (2011) dengan judul Pengaruh Modal Sendiri Dan Jumlah Anggota Terhadap Perolehan Sisa Hasil Usaha Koperasi Serba Usaha (KSU) Di Kabupaten Sidoarjo dengan menambahkan satu variabel lagi yaitu Volume usaha dan menganti objek penelitian di Koperasi Gunung Madu (KGM) periode tahun 2007 hinga tahun 2011. Pembatasan masalah sangat diperlukan untuk menghindari kemungkinan kesalah pahaman dan agar tidak luas dari judul. Oleh karena itu peneliti membatasi ruang lingkup masalah hanya mengenai tentang Pengaruh Modal, Jumlah Anggota, dan Volume Usaha Terhadap Perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi Gunung Madu. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui : Untuk mengetahui apakah Modal, jumlah anggota, volume usaha bengaruh terhadap sisa hasil usaha (SHU) Koperasi Gunung Madu.
2. Kajian Pustaka Koperasi Menurut Muhammad Hatta dalam bukunya “The Movement in Indonesia” beliau mengemukakan bahwa koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarka tolong menolong. Mereka didorong oleh keinginan memberi jasa pada kawan “ seorang buat semua dan semua buat seorang” inilah yang dinamakan Auto Aktivitas Golongan ialah Solidaritas, Individualitas, Menolong diri sendiri, dan Jujur. Koperasi adalah kumpulan orang, biasanya yang memiliki kemampuan terbatas, yang melalui suatu bentuk organisasi perusahaan yang diawasi secara demokratis, masing-masing memberikan sumbangan yang setara terhadap modal yang diperlukan, dan bersedia menangung resiko serta menerima imbalan yang sesuai dengan usaha yang mereka lakukan (Edilius dan Sudarsono : 2005). Menurut Undang-undang No 25/ 1992 modal koperasi terdiri atas hal-hal berikut : Modal sendiri, Simpanan pokok, Simpanan wajib, Dana cadangan yaitu sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan sisa hasil usaha, yang dimaksudkan untuk menutup modal sendiri dan untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan. Modal Ikatan Akuntan Indonesia (2009) Modal merupakan bagian hak pemilik dalam perusahaan yang merupakan selisih antara aset dan utang, sehingga bukan merupakan nilai jual perusahaan.
© Riset Akuntansi Manajemen 2012
Jurnal Riset Akuntansi dan Manjemen, Vol. 1, No. 1, Desember 2012
13
Jumlah Anggota Sesuai ketentuan dalam UU No. 25/1992 salah satu syarat pendirian Koperasi di Indonesia adanya 20 orang anggota, maksudnya jumlah minimal anggota pada saat pendirian koperasi adalah 20 orang. Dalam hal seperti ini tidak berarti setiap terdapat 20 orang anggota dapat mendirikan koperasi baru dilingkungan yang telah ada koperasi yang sama atau sejenis. Semakin berkembang koperasi maka akan semakin banyak jumlah anggotanya, dan akan banyak pula jumlah anggota masyarakat yang dapat dilayani oleh koperasi itu. Volume Usaha Volume usaha adalah semua total nilai penjualan atau penerimaan dari barang dan jasa pada suatu periode waktu atau tahun buku yang bersangkutan. Volume usaha adalah total nilai penjualan/pendapatan barang dan jasa pada tahun buku yang bersangkutan. Dapat diartikan volume usaha koperasi adalah akumulasi nilai penerimaan barang dan jasa, sejak awal tahun buku Januari sampai dengan akhir tahun buku Desember atau satu periode tutup buku. Sisa Hasil Usaha (SHU) Sisa Hasil Usaha (SHU) adalah gabungan dari hasil partisipasi neto dan laba atau rugi kotor dengan non anggota, ditambah atau dikurang dengan pendapatan dan beban lain serta beban perkoperasian dan pajak penghasilan badan koperasi (Sugiyarso, Gervasius, 2011). Dilihat dari aspek ekonomi manajerial, Sisa Hasil Usaha (SHU) koperasi adalah selisih dari seluruh pemasukan atau penerimaan total (total revenue) dengan biaya-biaya atau biaya total (total cost) dalam satu tahun buku (Sitio dan Tamba 2001). Penelitian Terdahulu Penelitian Suryaningrum (2007) yang menghasilkan terdapat pengaruh yang signifikan antara modal sendiri dan perolehan SHU pada KPRI di Kota Semarang. Anggara (2010) dalam penelitian ini menghasilkan berdasarkan hasil pengujian dapat diperoleh kesimpulan bahwa jumlah anggota, volume usaha, jumlah simpanan dan jumlah pinjaman berpengaruh signifikan positif terhadap sisa hasil usaha terbukti benar. Dan jumlah anggota, jumlah simpanan dan jumlah pinjaman mempunyai pengaruh yang agak rendah terhadap sisa hasil usaha. Penelitian Nanik Sri Utaminingsih and Retnoningrum Hidayah (2010) menyimpulkan ada pengaruh terhadap permintaan jasa audit, volume usaha koperasi secara parsial tidak berpengaruh terhadap permintaan jasa audit, likuiditas koperasi secara parsial berpengaruh terhadap permintaan jasa audit, jumlah anggota, volume usaha dan likuiditas koperasi secara simultan berpengaruh terhadap permintaan jasa audit. Penelitian Wati (2011) menyimpulkan ada pengaruh yang signifikan antara modal sendiri dan perolehan SHU pada KPRI di Kota Semarang. Kerangka Pemikiran Dalam koperasi tentu memerlukan modal dan untuk meningkatkan perolehan SHU sangat tergantung dari besarnya modal yang berhasil dihimpun oleh koperasi untuk menjalankan usahanya. Pengadaan modal akan selalu menimbulkan suatu permasalahan bagi koperasi, karena didalam penggunaannya harus benar-benar terencana dan efisien. Modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman. Modal sendiri dapat berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan dan hibah. Sedangkan modal pinjaman dapat berasal dari anggota, koperasi lainya, bank dan lembaga keuangan lainnya, penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya, serta sumber lain yang sah (UU No. 25 tahun 1992 Pasal 41 ayat 1 &2). Dalam meningkatan SHU koperasi sangat tergantung pada kegiatan yang dijalankan, sehingga aspek volume usaha yang dijalankan oleh koperasi akan sangat menentukan pendapatannya (Hutagalung, Raja Bongsu. 2010). Pembentukan usaha koperasi dilaksanakan secara bertahap dengan ruang lingkupnya, bermula dari kecil hingga menjadi besar. Volume usaha koperasi bisa terlaksana apabila pada koperasi tersebut tersedia modal, baik yang berasal dari simpanan para anggota maupun modal yang digali dari luar. Maka kegiatan atau usaha dapat didirikan di koperasi jika mempunyai modal sendiri yang berasal dari simpanan anggota, maupun modal pinjaman dari luar. Dan besarnya modal
© Riset Akuntansi Manajemen 2012
14
Jurnal Riset Akuntansi dan Manjemen, Vol. 1, No. 1, Desember 2012
yang ada pada koperasi akan berpengaruh terhadap volume usaha koperasi, dengan peningkatan modal dan volume usaha secara bersama-sama akan berpengaruh terhadap perolehan SHU. Berdasar teori dan penelitian sebelumnya maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut: Ha : Modal, Jumlah Anggota, dan Volume Usaha berpengaruh terhadap Perolehan Sisa Hasil Usaha Koperasi Gunung Madu.
3. Metode Penelitian Populasi Populasi merupakan sekumpulan orang atau objek yang memiliki kesamaan dalam satu atau beberapa hal dan yang membentuk masalah pokok dalam suatu riset khusus dan mempunyai karakteristik tertentu. Populasi yang akan diteliti harus didefinisikan dengan jelas sebelum penelitian dilakukan.” (Santoso & Tjiptono, 2002). Populasi dalam penelitian ini adalah Laporan Keuangan Koperasi Gunung Madu. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti Arikunto (2006). Sedangkan pengertian sampel menurut Umi Narimawati (2008), bahwa Sampel merupakan bagian dari populasi yang menjadi unit pengamatan sebuah penelitian. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Metode Pengumpulan Data Guna mendapatkan data yang diperlukan, maka dilakukan pengumpulan data dengan cara dokumentasi dan kepepustakaan. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dengan mempelajari literatur atau dokumen yang berhubungan dengan laporan keuangan Koperasi Gunung Madu. Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini terdiri dari: Variabel Indepeden yang digunakan adalah: X1 = Modal, X2 = Jumlah Anggota, X3 = Volume Usaha. Variabel Dependen yang digunakan adalah: Y = Perolehan Sisa Hasil Usaha Koperasi Teknik Pengolahan Data Pengolahan data dalam skripsi ini dilakukan dengan mengunakan SPSS 17.0 (Statistical Package For Social Sciences). Data yang diperoses adalah dengan melihat Modal dan Volume usaha koperasi tahun 2008 sampai 2011. Alat Analisis Uji Normalitas Data Sebelum melakukan analisis data regresi dan uji-t dan uji-f simultan, maka terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data untuk dapat mengetahui apakah data tersebut menyebar normal atau tidak, kemudian baru dilakukan uji-t berpasangan uji-f simultan. Uji Normalitas adalah suatu bentuk pengujian tentang kenormalan distribusi data. Uji Normalitas untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal (Bhuono Agung Nugroho, 2005). Uji Asumsi Klasik Proses pengujian asumsi klasik dilakukan bersama dengan proses Uji Regresi Linier Berganda sehingga langkah-langkah yang dilakukan dalam pengujian asumsi klasik menggunakan langkah kerja yang sama dengan uji regresi.
© Riset Akuntansi Manajemen 2012
Jurnal Riset Akuntansi dan Manjemen, Vol. 1, No. 1, Desember 2012
15
Uji Autokoelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya (t-1). Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas bertujuan untuk melihat ada atau tidaknya korelasi yang tinggi antar variabel bebas (independent variable) dalam suatu model regresi linear berganda, apabila ada korelasi yang tinggi diantara variabel bebas maka hubungan antara variabel bebas variabel terhadap variabel terikat menjadi tergangu. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan kepengamatan yang lain. Model regresi yang memenuhi persyaratan adalah dimana terdapat kesamaan variance dari residual satu pengamatan kepengamatan yang lain atau disebut dengan Uji heteroskedastisitas. Analisis Regresi Linier Berganda Dalam penelitian ini menggunakan program SPSS versi 17. Analisis regresi linier berganda memberikan keluasaan kepada peneliti untuk menyusun model hubungan atau pengaruh beberapa variabel bebas terhadap variabel terikat, bahkan digunakan untuk meramal kondisi berikutnya (Bambang Suharjo, 2008). Prediksi Variabel Independen (Y) dengan mengunakan lebih dari satu Variabel dependen (X1,X2,X3). Persamaan regresi linier berganda adalah: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 +…+e Dimana : Y = Sisa Hasil Usaha koperasi a = Konstanta Persamaan regresi b1 b2 b3 = Koefisien Regresi X1 = Modal = Jumlah Anggota X2 = Volume Usaha X3 e = Standar Error Pengujian Hipotesis Uji Parsial Uji t adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas (bebas) secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat dengan cara membandingkan probabilitas tingkat signifikansi hasil output dengan tingkat signifikansi yang ditetapkan, dimana tingkat signifikansi atau tingkat kesalahan yang digunakan adalah 5 persen (Choiriah, Maiylia. 2005). Uji Simultan Uji F adalah pengujian yang dilakukan dengan menggunakan uji distribusui F, yang bertujuan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat dengan cara membandingkan probabilitas tingkat signifikansi hasil output dengan tingkat signifikansi yang ditetapkan, adanya tingkat signifikansi atau tingkat kesalahan yang digunakanan adalah 5 persen (Choiriah, Maiylia. 2005).
4. Hasil dan Pembahasan Hasil Berdasarkan hasil pengujian SPSS pada lampiran, Normal Probability Plot yang terbentuk adalah menunjukkan penyebaran titik di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi linier berdistribusi normal dan penelitian dapat dilakukan.
© Riset Akuntansi Manajemen 2012
16
Jurnal Riset Akuntansi dan Manjemen, Vol. 1, No. 1, Desember 2012
Uji Asumsi Klasik menunjukkan bahwa besarnya nilai Durbin-Watson yaitu 2.300. Nilai tersebut berada pada ketentuan 1.55 < DW < 2.46, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi linier dalam penelitian ini bebas dari masalah autokorelasi dan penelitian dapat dilanjutkan. Uji multikolinieritas dengan melihat nilai Batas VIF, Jika nilai VIF lebih besar dari 10 dan nilai Tolerance value lebih kecil dari 0,1 maka terjadi multikolinearitas dan harus dikelompokkan dari model. Hasil perhitungan korelasi menjelaskan mengenai besarnya nilai VIF untuk masing-masing variabel bebas, dan semua variabel bebas memiliki nilai < 10 dan nilai tolerance > 0,1, maka dapat disimpulkan bahwa didalam model regresi linier tersebut tidak terdapat masalah multikolinearitas dan penelitian dapat dilakukan. Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan mengamati sebaran titik pada scatterplot, dengan ketentuan tidak terjadi heteroskedastisitas jika sebaran titik-titik pada scatterplot tidak membentuk pola tertentu atau tersebar secara acak baik diatas maupun diawah angka 0 pada sumbu Y. Analisis Regresi Linier Berganda Hasil uji regresi linier berganda dapat dilihat nilai R Square menunjukan bahwa variabel Modal, Jumlah Anggota, Volume Usaha mampu menjelaskan perubahan sebesar 99,8% terhadap perolehan Sisa Hasil Usaha sebesar (100% - 99,8% = 0.2%) dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain sehingga dengan tingkat siknifikan yang ditetapkan sebelumnya dapat disimpulakan bahwa hasil uji regresi signifikan. Persamaan regresi linier berganda adalah: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 +…+e Persamaan model regresi linier berganda diperoleh dari tabel Coefficients sebagai berikut: Y= 5.003 + 0.548X1 - 2.755X2 + 0.576X3 + 1.347 Persamaan regresi linier berganda tersebut, mengandung arti bahwa setiap kenaikan Rp.1.000,00 pada variabel Modal maka akan menyebabkan kenaikan perolehan Sisa Hasil Usaha sebesar Rp.548.00. Setiap kenaikan Rp.1.000,00 pada variabel Jumlah Anggota maka akan menyebabkan penurunan perolehan Sisa Hasil Usaha sebesar Rp.2755.00. Setiap kenaikan Rp.1.000,00 pada variabel Volume Usaha maka akan menyebabkan kenaikan perolehan Sisa Hasil Usaha sebesar Rp.576.00. Hasil Uji Hipotesis Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel, kriteria pengujian untuk uji parsial adalah:T tabel diperoleh dari melihat tabel t distribution values pada α = 0.05 dan df = n-k, dimana n adalah jumlah data yang digunakan yaitu 5 dan k adalah jumlah seluruh variabel (independen dan dependen) yaitu 4 jadi (5-1) df = 1, sehingga diperoleh angka ttabel sebesar (6.314). Modal menunjukkan thitung = (8.055) dan ttabel = (6.314). Karena thitung (8.055) > ttabel (6.314) maka Ha1 diterima, berarti terdapat pengaruh positif dari Modal terhadap Sisa Hasil Usaha. Nilai koefisien regresi dari variabel Modal sebesar (0.548) artinya setiap ada penambahan sebesar satu untuk Modal maka menyebabkan kenaikan terhadap perolehan Sisa Hasil Usaha sebesar (0.548). Jumlah Anggota menunjukkan thitung = (-5.301) dan ttabel = (-6.314). Karena thitung (-5.301) > ttabel (-6.314), maka Ho1 diterima, berarti tidak terdapat pengaruh dari Jumlah Anggota terhadap perolehan Sisa Hasil Usaha. Volume Usaha menunjukkan thitung = (2.478) dan ttabel = (6.314). Karena thitung (2.478) < ttabel (6.314), maka Ho1 diterima, berarti tidak terdapat pengaruh dari Volume Usaha terhadap perolehan Sisa Hasil Usaha. Uji Simultan Berdasarkan nilai Fhitung = 0.049. Nilai Ftabel = 216 yang diperoleh dengan melihat tabel f dengan probability value α = 0,05, N1 : 4-1 = 3, N2 : 5-4 = 1. Fhitung (0.049) < Ftabel (216), maka Ho2 ditolak dan Ha2 diterima dapat disimpulkan bahwa variabel independen (Modal, Jumlah Anggota, Volume Usaha) secara bersama-sama berpengaruh siknifikan terhadap variabel dependen (Sisa Hasil Usaha).
© Riset Akuntansi Manajemen 2012
Jurnal Riset Akuntansi dan Manjemen, Vol. 1, No. 1, Desember 2012
17
Pembahasan Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menolak Ha1 dan menerima Ho1 diterima yang berarti Jumlah Anggota tidak berpengaruh secara siknifikan terhadap Perolehan Sisa Hasil Usaha di Koperasi Gunung Madu di Lampung Tengah. Pengujian Hipotesis Variabel Volume Usaha yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa Modal, Jumlah Anggota, dan Volume Usaha secara simultan berpengaruh signifikan terhadap perolehan Sisa Hasil Usaha di Koperasi Gunung Madu di Lampung Tengah. Hasil uji R Square sebesar 0.998 atau 99.8% yang berarti bahwa Modal, Jumlah Anggota, dan Volume Usaha hanya mampu menjelaskan perolehan Sisa Hasil Usaha 99.8% yang dimana sisanya (100% 99.8%) = 0.2% dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain sehingga dengan tingkat siknifikan yang ditetapkan sebelumnya dapat disimpulakan bahwa hasil uji regresi signifikan. Berdasarkan Uji-uji yang telah dilakukan oleh peneliti, bahwa Jumlah Anggota dan Volume Usaha tidak mempengaruhi terhadap perolehan Sisa Hasil Usaha, maka dalam koperasi Gunung Madu harus meningkatkan Jumlah Anggota dan unit-unit Usaha guna memperolehan Sisa Hasil Usaha yang besar. Sebaliknya, Modal yang mempunyai pengaruh dalam menciptakan usaha bisnis koperasi dan pada akhirnya perolehan Sisa Hasil Usaha meningkat. Karena koperasi didirikan untuk mensejahterakan anggota pada khususnya masyarakat umumnya.
5. Simpulan dan Saran Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan aplikasi SPSS maka dapat di simpulkan sebagai berikut: bahwa yang hanya berpengaruh positif adalah Modal secara siknifikan terhadap Sisa Hasil Usaha yang diperoleh Koperasi Gunung Madu Lampung Tengah. bahwa Jumlah Anggota terdapat pengaruh negatif dan tidak terdapat pengaruh siknifikan dari Jumlah Anggota terhadap Sisa Hasil Usaha yang diperoleh Koperasi Gunung Madu Lampung Tengah. Volume Usaha tidak terdapat pengaruh siknifikan terhadap Sisa Hasil Usaha yang diperoleh Koperasi Gunung Madu Lampung Tengah. bahwa variabel independen (Modal, Jumlah Anggota, Volume Usaha) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen Sisa Hasil Usaha pada Koperasi Gunung Madu Lampung Tengah. Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan hasil penelitian, maka saran dan sumbangan fikiran yang dapat penulis berikan untuk pengembangan usaha pada Koperasi Gunung Madu Lampung Tengah adalah sebagai berikut: Diharapkan pengurus Koperasi berusaha mengajak para anggotanya untuk menaikkan besarnya simpanan pokok dan simpanan wajib dan mencari modal pinjaman dan meningkatkan volume usaha, sehingga dapat meningkatkan modal koperasi. Mengingat hasil penelitian yang menunjukkan bahwa modal berpengaruh relatif besar terhadap SHU. Masih diperlukan adanya penelitian sejenis untuk mengungkap faktor-faktor yang mempengaruhi Sisa Hasil Usaha (SHU) di luar faktor modal, jumlah anggota, volume usaha, dan lain-lain pada Koperasi Gunung Madu Lampung Tengah
Daftar Pustaka Baswir, Revrisond, 2000, Koperasi Indonesia, Yogyakarta: BPFE-UGM. Bhuono Agung Nugroho. 2005. Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Peneliti dengan SPSS.Yogyakarta: Andi. Choiriah, Mailiya.2005.Pengaruh Modal Sendiri dan Modal Pinjaman Terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) Pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Se Kabupaten Demak. Skripsi. Fakultas Ekonomi: Universitas Negeri Semarang. Hutagalung, Raja Bongsu, dkk. 2010, ”Kewirausahaan”. Cetakan Pertama, USU Press: Medan. IAI (Ikatan Akuntan Indonesia). 2004. Standar Akuntansi Keuangan / IAI. Jakarta: Salemba Empat.
© Riset Akuntansi Manajemen 2012
18
Jurnal Riset Akuntansi dan Manjemen, Vol. 1, No. 1, Desember 2012
Novi S, Lubuk. 2007. Pengaruh Modal Sendiri Terhadap Perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU). Skripsi. Fakultas Ekonomi. Semarang.: Universitas Negeri Semarang. Purwanto,U.1986. Cara Mendirikan dan Mengelola Koperasi. Semarang: Aneka Ilmu. Ribut Setiawan, Andri. 2011. Pengaruh Modal Sendiri Dan Jumlah Anggota Terhadap Perolehan Sisa Hasil Usaha Koperasi Serba Usaha (KSU) Di Kabupaten Sidoarjo. Fakultas Ekonomi. Jawa Timur: Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”. Sandhy A, Ferrix. 2010. Pengaruh Jumlah Anggota, Jumlah Simpanan Serta Jumlah Pinjaman Terhadap Besar Kecilnya Perolehan Sisa Hasil Usaha Pada Koperasi Karyawan “SARI MANIS” PT. PG. CANDI BARU – SIDOARJO.. Skripsi. Fakultas Ekonomi. Jawa Timur: Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”. Sulistio W, LILIS.2011. Pengaruh Jumlah Anggota Dan Jumlah Simpanan Terhadap Perolehan Sisa Hasil Usaha Pada Koperasi MINA PUTRA BAHARI DI KABUPATEN ENDE. Skripsi. Fakultas Ekonomi. Jawa Timur: Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”. Sukmalega, Dian 2009. Pengaruh Permodalan dan Volume Usaha terhadap Sisa Hasil Usaha Koperasi Pegawai Negeri di Kabupaten Solok Sumatera Barat. Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara. Sugiyarso, Gervasius. 2011. Akuntansi Koperasi. Yogyakarta.Caps. Suharjo Bambang. 2008. Analisis Regresi Terapan dengan SPSS. Graha Ilmu. Yogyakarta. Sri U, Nanik and Hidayah, Retnoningrum. 2010. Pengaruh Jumlah Anggota, Volume Usaha dan Likuiditas Koperasi Terhadap Permintaan Jasa Audit. Skripsi. Jawa Tengah : Universitas Negeri Semarang. Tim Dosen Fakultas Ekonomi. 2011. Pedoman Penulisan Skripsi. Lampung: Universitas Malahayati. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992: Tentang Perkoperasian Indonesia. http://berandakami.files.wordpress.com Http://manajemen-koperasi.blogspot.com/2008/07/definisi-anggota-koperasi http://www.depkop.go.id/
© Riset Akuntansi Manajemen 2012