PENGARUH MODAL SERTA KREDIT BERMASALAH DAN DANA PIHAK KETIGA YANG DIMODERATORI OLEH INFLASI TERHADAP LIKUDITAS PERBANKAN PERIODE 2011 - 2015 Fernandy William1 Abstract : Banking liquidity is one of the important factors that need to be considered, especially in unfavorable economic conditions in recent years. Therefore, this research was conducted to determine the influence of the factors that may affect liquidity, represented LDR, such as the capital factor that represented by CAR, as well as non-performing loans represented NPL ratio and deposits moderated by inflation. The sample in this research using purposive sampling that all banking companies that have audited financial statements and listed on the Indonesia Stock Exchange period 2011 - 2015. The methodology in this research using descriptive statistical analysis, regression model selection consisting of Chow test and Hausmann test, regression analysis and hypothesis testing which includes R2 test, t test and F test. Results of this research showed that CAR is not significant positive influence on LDR, NPL that was moderated by inflation is not significant positive influence on LDR, third party funds that was moderated by the inflation effect significant negative influence on LDR, and CAR, NPL and third party funds that moderated by inflation jointly influence on the LDR. Keywords : liquidity, capital, non performing loan, third-party funds, inflation PENDAHULUAN Sektor perbankan dalam suatu negara memegang peranan penting dalam memajukan perekonomian. Hal tersebut dikarenakan Bank merupakan sebuah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (www.bi.go.id). Selain fungsi utama tersebut, Bank juga memberikan jasa lainnya guna membantu dalam kelancaran lalu lintas pembayaran seperti jasa pembayaran, kliring, transfer, inkaso, Letter of Credit (L/C), Bank Garansi, dan berbagai jenis jasa lainnya. Bank juga dapat digunakan pemerintah dalam membuat kebijakan yang akan berpengaruh terhadap perekonomian negara tersebut seperti kebijakan moneter. Semakin besar kredit yang disalurkan juga sejalan dengan risiko yang harus ditanggung oleh bank. Hal tersebut dikarenakan dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank harus dapat dikembalikan ketika masyarakat memerlukannya atau bahkan sampai menarik semua dana yang disimpan di bank. Disisi lain, dana masyarakat yang disimpan di bank harus dapat dipertanggungjawabkan dengan pemberian kredit kepada pihak yang tepat. Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan rasio perbandingan antara jumlah dana yang disalurkan ke masyarakat (kredit) dengan jumlah dana masyarakat (deposit). Rasio ini menggambarkan kemampuan bank membayar kembali penarikan yang dilakukan nasabah dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi rasio ini semakin rendah pula kemampuan likuiditas bank. Sebagian praktisi perbankan 1
Alumnus Program Studi Magister Manajemen Universitas Tarumanagara (
[email protected])
54
William : Pengaruh Modal Serta Kredit Bermasalah dan ... menyepakati bahwa batas aman dari LDR suatu bank adalah sekitar 85%. Namun batas toleransi berkisar antara 85% - 100% atau menurut Kasmir (2004), batas aman untuk LDR menurut peraturan pemerintah adalah maksimum 110%. LDR yang tinggi menunjukkan bahwa bank tersebut menyalurkan semua dana dalam bentuk kredit sehingga bank tersebut menjadi tidak liquid. Sedangkan LDR yang rendah menunjukkan bahwa bank tersebut kelebihan dana untuk disalurkan dalam bentuk kredit. Sejak tahun 2013, perbankan Indonesia menghadapi kondisi yang kurang bagus. Hal tersebut menyebabkan likuiditas yang semakin ketat dan ditandai dengan kredit bermasalah yang terus bertambah. Walaupun modal pada sektor perbankan dalam kondisi yang baik, namun hal tersebut tidak membuat Bank Indonesia lengah dalam memantau likuiditas perbankan. Bahkan belakangan ini, BI menyatakan bahwa rasio likuiditas tetap terjaga, yang tercermin dari rasio permodalan yang cukup tinggi dibandingkan dengan persyaratan dari BI yakni 8%. Di sisi lain, inflasi pada tahun 2015 merupakan inflasi dengan tingkat yang paling rendah dalam 5 tahun terakhir sehingga memicu masyarakat untuk menyimpan dana mereka di bank. Hal tersebut tentunya menjadi sebuah fenomena dimana likuiditas yang semakin ketat namun tetap terjaga dihubungkan dengan rasio permodalan yang membaik. Selain itu, inflasi yang rendah serta bertambahnya dana masyarakat di perbankan tidak serta merta membuat likuiditas menjadi lebih baik.
TELAAH KEPUSTAKAAN Likuiditas Bank Menurut Sastradipoera (2004), likuiditas bisnis perbankan adalah kemampuan sebuah bank untuk menyediakan alat-alat lancar guna membayar kembali titipan yang jatuh temponya dan memberikan pinjaman kepada nasabah yang membutuhkannya. Likuiditas bisnis perbankan yang baik terjadi bilamana daya beli potensial yang ada pada aktivanya dapat diubah menjadi daya beli efektif tanpa menderita kerugian. Secara umum, syarat likuiditas untuk permodalan menentukan bahwa modal yang diperlukan harus ditarik perusahaan untuk jangka waktu yang sekurang-kurangnya sama dengan waktu modal itu dibutuhkan. Menurut Siamat (2004), pengelolaan likuiditas merupakan masalah yang cukup kompleks dalam kegiatan operasi bank. Sulitnya pengelolaan tersebut disebabkan karena dana yang dikelola bank sebagian besar adalah dana masyarakat yang sifatnya berfluktuasi. Oleh karena itu, bank harus memperhatikan seakurat mungkin kebutuhan likuiditas untuk suatu jangka waktu tertentu. Perkiraan kebutuhan likuiditas tersebut sangat dipengaruhi oleh prilaku penarikan nasabah, sifat dan jenis sumber dana yang dikelola bank.
55
JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN/Volume 52/No.11/November -2016 : 54-67
Loan to Deposit Ratio Menurut Siamat (2004), Loan to Deposit Ratio memberikan indikasi mengenai jumlah dana pihak ketiga yang disalurkan dalam bentuk kredit. Rasio yang tinggi menggambarkan kurang baiknya posisi likuiditas bank. Umumnya rasio sampai dengan 100% memberikan gambaran yang cukup baik atas keadaan likuiditas bank. Sementara Bank Indonesia masih tetap member toleransi bagi bank yang memiliki rasio sampai dengan 115%. Triandaru (2006) mengatakan bahwa rasio kredit terhadap total dana pihak ketiga yang tinggi menunjukkan bahwa bank yang bersangkutan dalam keadaan kurang likuid. Menurut Kasmir, Loan to Deposit Ratio merupakan rasio untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan. Besarnya Loan to Deposit Ratio menurut peraturan pemerintah maksium adalah 110%. H1 : Capital Adequacy Ratio berpengaruh positif signifikan terhadap Loan to Deposit Ratio.
Permodalan Bank Modal merupakan salah satu faktor yang penting bagi bank dalam rangka pengembangan usaha dan menampung risiko kerugian (Siamat, 2004). Oleh karena itu, Bank sentral selaku penguasa moneter menetapkan ketentuan mengenai kewajiban penyediaan modal minimum yang harus selalu dipertahankan oleh setiap bank yaitu sebesar 8% dari total Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) atau yang biasa kita sebut sebagai rasio permodalan atau Capital Adequacy Ratio (CAR). H2 : Non Performing Loan berpengaruh negatif signifikan terhadap Loan to Deposit Ratio dengan dimoderatori oleh inflasi.
Non Performing Loan Salah satu risiko yang dihadapi oleh bank adalah risiko kredit atau sering pula disebut default risk yang merupakan suatu risiko akibat kegagalan atau ketidakmampuan nasabah mengembalikan jumlah pinjaman yang diterima dari bank beserta bunganya sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan atau dijadwalkan. Ketidakmampuan nasabah memenuhi perjanjian kredit yang disepakati kedua pihak, secara teknis keadaan tersebut merupakan default (Siamat, 2004). H3 : Dana pihak ketiga berpengaruh positif signifikan terhadap Loan to Deposit Ratio ketika dimoderatori oleh inflasi.
Dana Pihak Ketiga Menurut Siamat (2004), sumber utama dana bank dalam usahanya menghimpun dana berasal dari simpanan dalam bentuk giro (demand deposit), deposito berjangka (time deposit) dan tabungan (saving deposit). Ketiga jenis dana ini sering disebut sebagai sumber dana tradisional bank. Sumber-sumber dana bank dalam bentuk simpanan tersebut dapat berasal dari masyarakat maupun dari nasabah institusi. Disamping itu, sumber dana bank dapat pula berasal dari modal sendirinya dan sumber lainnya yang tidak termasuk dari kedua sumber tersebut diatas. H4 : Capital Adequacy Ratio serta Non Performing Loan dan Dana Pihak Ketiga yang dimoderatori oleh inflasi bersama-sama berpengaruh terhadap Loan to Deposit Ratio. 56
William : Pengaruh Modal Serta Kredit Bermasalah dan ...
Inflasi Menurut Putong et al (2008), inflasi adalah naiknya harga-harga komoditi secara umum yang disebabkan oleh tidak singkronnya antara program system pengadaan komoditi (produksi, penentuan harga, pencetakan uang dan lain sebagainya) dengan tingkat pendapatan yang dimiliki oleh masyarakat. Sebenarnya, inflasi bukan masalah yang terlalu berarti apabila keadaan tersebut diiringin oleh tersedianya komoditi yang diperlukan secara cukup dan ditimpali dengan naiknya tingkat pendapatan yang lebih besar daripada % tingkat inflasi tersebut (daya beli masyarakat meningkat lebih besar daripada inflasi). Akan tetapi manakala biaya produksi untuk menghasilkan komoditi semakin tinggi yang menyebabkan harga jualnya juga menjadi relative tinggi sementara disisi lain tingkat pendapatan masyarakat relatif tetap maka barulah inflasi ini menjadi sesuatu yang “membahayakan” apalagi bila berlangsung dalam waktu yang relatif lama dengan porsi berbanding terbalik antara tingkat inflasi terhadap tingkat pendapatan (daya beli). Menurut McEachern (2000), inflasi dapat diartikan sebagai kenaikan terus menerus dalam tingkat harga suatu perekonomian akibat adanya kenaikan permintaan agregat atau penurunan penawaran agregat.
Kerangka Pemikiran Capital Adequacy Ratio (CAR) Non Performing Loan (NPL)
Loan to Deposit Ratio (LDR)
Dana Pihak Ketiga (DPK) Inflasi
METODOLOGI PENELITIAN Jenis dan Periode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian kausatif, yaitu penelitian yang menyatakan hubungan sebab akibat (Sugiyono, 2011). Penelitian ini berusaha menjelaskan bagaimana pengaruh modal terhadap likuiditas serta pengaruh kredit bermasalah dan dana pihak ketiga terhadap likuiditas dengan inflasi sebagai variabel moderator. Sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah metode purposive sampling yaitu perusahaan perbankan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2011 – 2015 dan didapat 30 perusahaan perbankan yang memenuhi persyaratan tersebut.
57
JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN/Volume 52/No.11/November -2016 : 54-67
Sumber dan Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu data yang sudah tersedia sehingga kita tinggal mencari dan mengumpulkan data yang diperlukan (Sarwono, 2006). Data yang digunakan adalah data publikasi perusahaan yang diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) dan data mengenai inflasi yang diambil dari website Bank Indonesia (www.bi.go.id). Pengumpulan data dilakukan dengan men-download data-data publikasi perusahaan yang tercatat dari www.idx.co.id periode 2011 – 2015 dan kemudian mengumpulkan data keuangan yang diperlukan sesuai dengan rasio yang digunakan untuk pengujian pada penelitian ini. Untuk data inflasi year-on-year didapat dari www.bi.go.id pada bagian monetary – inflation – data.
Variabel Penelitian dan Operasionalisasi Variabel Variabel Bebas ( Independent Variable ) Variabel bebas merupakan variable stimulus atau variable yang mempengaruhi variable lain. Variable bebas merupakan variable yang diukur, dimanipulasi atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang diobservasi (Sarwono, 2006). Dalam penelitian ini, variable bebas yang digunakan antara lain modal, kredit bermasalah dan dana pihak ketiga. Rasio yang digunakan untuk setiap variable tersebut antara lain sebagai berikut : Modal Untuk mengukur modal, digunakan Capital Adequacy Ratio (CAR) dengan rumus: 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝐶𝐴𝑅 = 𝑥 100% 𝐴𝑠𝑒𝑡 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 𝑀𝑒𝑛𝑢𝑟𝑢𝑡 𝑅𝑒𝑠𝑖𝑘𝑜 Kredit Bermasalah Untuk mengukur kredit bermasalah, digunakan rasio Net Performing Loan (NPL) dengan rumus : 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝐵𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑁𝑃𝐿 = 𝑥 100% 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 Dana Pihak Ketiga Untuk dana pihak ketiga, data didapat dari menjumlahkan semua simpanan dari nasabah pada masing-masing bank yang terdiri dari simpanan berupa giro, tabungan dan deposito. Variabel Moderate ( Moderate Variable ) Variabel moderat merupakan variabel bebas kedua yang sengaja dipilih oleh peneliti untuk menentukan apakah kehadirannya berpengaruh terhadap hubungan antara variabel bebas pertama dan variabel tergantung. Variabel moderat yang digunakan pada penelitian ini adalah inflasi dan diambil langsung dari laporan Bank Indonesia yang dipublikasi.
58
William : Pengaruh Modal Serta Kredit Bermasalah dan ... Variabel Terikat ( Dependent Variable ) Variabel terikat adalah variabel yang memberikan reaksi / respon jika dihubungkan dengan variabel bebas. Variabel terikat diamati dan diukur untuk menentukan pengaruh yang disebabkan oleh variabel bebas. Variabel terikat yang digunakan pada penelitian ini adalah likuiditas dengan menggunakan rasio Loan to Deposit Ratio (LDR). Rumus dari LDR tersebut adalah : 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝐿𝐷𝑅 = 𝑥 100% 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑒𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡 ANALISIS DAN BAHASAN TEMUAN Pemilihan Model Regresi Untuk menentukan model regresi yang tepat untuk penelitian ini, akan dilakukan beberapa tes, yakni uji Chow, uji Hausman dan uji Lagrange Multiplier. Uji Chow / Uji Likelihood Ratio Uji Chow ini dilakukan untuk memilih model yang tepat antara Pooled Least Square (PLS) atau Fixed Effect Model (FEM). Hipotesis dari uji ini adalah : H0 : Jika Prob Cross Section Chi-square ≥ 5%, maka pilih Pooled Least Square Ha : Jika Prob Cross Section Chi-square < 5%, maka pilih Fixed Effect Model Tabel 1 Hasil Uji Chow Effects Test Cross-section F Cross-section Chi-square
Statistic 14.134199 228.762998
d.f.
Prob.
(29,114) 29
0.0000 0.0000
Dari hasil diatas dapat dilihat bahwa Prob Section Chi-Square yang diperoleh kurang dari 5% sehingga H0 ditolak dan Ha diterima sehingga berdasarkan uji ini, model yang tepat adalah Fixed Effect Model. Karena H0 ditolak dan Ha diterima, maka selanjutnya akan dilakukan uji Hausman.
Uji Hausman Setelah melakukan uji Chow, kita mendapatkan model yang terbaik adalah Fixed Effect Model. Oleh karena itu, kita harus melakukan uji Hausman selanjutnya. Uji Hausman dilakukan untuk menentukan model yang terbaik antara Fixed Effect Model (FEM) dan Random Effect Model (REM). Hipotesis dari uji ini adalah : H0 : Jika Prob Cross Section Chi-square ≥ 5%, maka pilih Random Effect Model Ha : Jika Prob Cross Section Chi-square < 5%, maka pilih Fixed Effect Model
59
JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN/Volume 52/No.11/November -2016 : 54-67 Tabel 2 Hasil Uji Hausman Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f.
Test Summary Cross-section random
14.660476
6
Prob. 0.0231
Dari hasil diatas dapat dilihat bahwa Prob Section Chi-Square kurang dari 5% sehingga H0 ditolak dan Ha diterima sehingga berdasarkan uji ini, model yang tepat adalah Fixed Effect Model. Karena uji Hausman menguatkan uji Chow yang menyatakan bahwa model yang tepat adalah Fixed Effect Model, maka untuk uji Lagrange Multiplier tidak perlu dilakukan lagi.
Analisis Regresi Pada penelitian ini dilakukan analisis regresi linear moderasi antara variabel CAR serta NPL dan DPK yang dimoderatori oleh inflasi terhadap variabel LDR. Hasil dari pengujian terhadap model analisis regresi linear moderasi diatas adalah Tabel 3 Hasil Analisis Regresi Linear Moderasi Dependent Variable: LDR Method: Panel Least Squares Date: 05/14/16 Time: 22:30 Sample: 2011 2015 Periods included: 5 Cross-sections included: 30 Total panel (balanced) observations: 150
60
William : Pengaruh Modal Serta Kredit Bermasalah dan ...
Variable
Coefficient
C CAR DPK NPL INFLASI DPK_INFLASI NPL_INFLASI
-2.144284 0.301010 0.214968 -0.921661 2.580446 -0.163581 7.144725
Std. Error
t-Statistic
0.573129 -3.741362 0.155469 1.936146 0.042300 5.081969 0.788673 -1.168621 4.227001 0.610467 0.306675 -0.533402 10.69447 0.668077
Prob. 0.0003 0.0553 0.0000 0.2450 0.5428 0.5948 0.5054
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.804253 0.744155 0.054997 0.344807 242.8146 13.38239 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
0.814580 0.108729 -2.757528 -2.034975 -2.463978 1.621532
Dari hasil tersebut dapat kita lihat bahwa variabel independen secara bersamasama berpengaruh terhadap variabel dependen LDR dengan nilai Adjusted R-Squared 74.4%. Dari hasil tersebut didapatkan persamaan umum sebagai berikut : 𝑳𝑫𝑹 = −𝟐. 𝟏𝟒 + 𝟎. 𝟑𝑪𝑨𝑹 − 𝟎. 𝟗𝟐𝑵𝑷𝑳 + 𝟎. 𝟐𝟏𝑫𝑷𝑲 + 𝟐. 𝟓𝟖𝑰𝒏𝒇 + 𝟕. 𝟏𝟒𝑵𝑷𝑳 ∗ 𝑰𝒏𝒇 − 𝟎. 𝟏𝟔𝑫𝑷𝑲 ∗ 𝑰𝒏𝒇
Uji Hipotesis Uji hipotesis akan dilakukan dengan menggunakan model regresi linear moderasi yang telah diuji sebelumnya. Pengujian regresi linear moderasi tersebut menggunakan model Fixed Effect Model yang merupakan model terbaik dari hasil uji Chow dan uji Hausman yang telah kita lakukan sebelumnya. Hasil dari pengujian tersebut dapat dilihat pada tabel 4.3. Uji R2 Uji koefisien determinasi (Goodness of Fit) dapat kita lihat pada tabel 4.3 dimana Adjusted R-Squared pada tabel tersebut diperoleh sebesar 74.4% yang menggambarkan bahwa variabel CAR serta variabel DPK dan NPL yang dimoderatori oleh inflasi mampu menjelaskan LDR sebesar 74.4% dan sisanya sebesar 25.6% dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian.
61
JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN/Volume 52/No.11/November -2016 : 54-67 Uji F Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen. Hipotesis dari uji F adalah : H0 : Variabel-variabel independen secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Ha : Variabel-variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variable dependen. Hasil dari uji F tersebut dapat kita lihat pada tabel 4.3 dimana F-statistic yang diperoleh sebesar 0. Hal tersebut berarti H0 ditolak dan Ha diterima yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Uji t Uji t dilakukan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas secara individual dalam menerangkan variabel dependen. Nilai statisik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen secara individual terhadap variabel dependennya. Dengan menggunakan tingkat signifikansi 5% (0.05), maka didapat hasil sebagai berikut : o Pengaruh variabel CAR terhadap LDR Hipotesis yang akan diuji adalah : H01 : β1 = 0 Ha1 : β1 > 0 Dari tabel 4.3, dapat kita lihat bahwa pengujian CAR terhadap LDR menghasilkan t-hitung 1.94 dengan probabilitas 0.0553 dan koefisien 0.03. . Probabilitas tersebut lebih besar daripada 0.05 sehingga H01 diterima. Hal tersebut menunjukkan bahwa CAR berpengaruh positif tidak signifikan terhadap LDR. o Pengaruh variabel NPL terhadap LDR dengan dimoderatori oleh inflasi Hipotesis yang akan diuji adalah : H02 : β2 = 0 Ha2 : β2 > 0 Dari tabel 4.3, dapat kita lihat bahwa pengujian NPL yang dimoderatori oleh inflasi terhadap LDR menghasilkan t-hitung 0.668 dengan probabilitas 0.5054 dan koefisien 7.145. Probabilitas tersebut lebih besar daripada 0.05 sehingga H02 diterima. Hal tersebut menunjukkan bahwa NPL yang dimoderatori terhadap inflasi berpengaruh positif tidak signifikan terhadap LDR. o Pengaruh variabel DPK terhadap LDR dengan dimoderatori oleh inflasi Hipotesis yang akan diuji adalah : H03 : β3 = 0 Ha3 : β3 > 0 Dari tabel 4.3, dapat kita lihat bahwa pengujian DPK dengan dimoderatori oleh inflasi terhadap LDR menghasilkan t-hitung -0.533 dengan probabilitas 0.5948 dan koefisien -0.164. Probabilitas tersebut lebih besar daripada 0.05 sehingga H03 diterima. Hal tersebut menunjukkan bahwa DPK yang dimoderatori terhadap inflasi berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap LDR. 62
William : Pengaruh Modal Serta Kredit Bermasalah dan ... Pembahasan Dari semua hasil yang telah didapat, akan dilakukan pembahasan terkait masing-masing variabel sebagai berikut : Capital Adequacy Ratio (CAR) Hasil dari penelitian ini adalah CAR berpengaruh positif tidak signifikan terhadap LDR. Hasil tersebut mendukung penelitian Alihodžić dan Cho (2015), Kočišová (2015), Vodova (2011) yang menyatakan bahwa CAR berpengaruh positif terhadap LDR. Namun penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Moussa (2015), Buchory (2014) yang menyatakan CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap LDR. Hasil probabilitas CAR terhadap LDR pada penelitian ini mendekati angka alfa, yakni 5.5%. Hal tersebut menunjukkan bahwa CAR sebenarnya mempunyai pengaruh yang hampir sigfinikan terhadap LDR dan dapat memperkuat semua penelitian terdahulu. Tidak signifikannya pengaruh CAR terhadap LDR pada hasil penelitian ini dapat disebabkan karena beratnya kondisi ekonomi pada beberapa tahun yang menjadi periode penelitian pada penelitian ini. Tabel 4 Tabel CAR & LDR Bank Umum Indonesia 2011 - 2015 Variabel 2011 2012 2013 2014 2015 11 12.2 12.5 12.8 12.7 CAR LDR 78.77% 83.58% 89.70% 89.42% 92.11% Sumber : Statistik Perbankan Indonesia Dengan kondisi ekonomi yang melemah dan LDR perusahaan perbankan yang masih rendah di 2011 membuat penyaluran kredit melebihi penambahan dana pihak ketiga sehingga menaikkan LDR. Dengan kondisi tersebut, perusahaan perbankan lebih memilih untuk memperkuat modalnya, menjaga kualitas kredit dan lebih selektif dalam menyalurkan dana pihak ketiga kepada masyarakat sehingga hasil yang didapat dari penelitian ini adalah CAR berpengaruh positif tidak signifikan terhadap LDR.
Non Performing Loan (NPL) Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa NPL yang dimoderatori oleh inflasi berpengaruh positif tidak signifikan terhadap LDR sehingga hipotesis 2 yang mengatakan bahwa NPL berpengaruh negatif signifikan terhadap LDR ditolak. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Cho (2015), Buchory (2014), Fofack (2015) yang mengatakan bahwa NPL yang dipengaruhi inflasi berpengaruh negatif signifikan terhadap LDR.
63
JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN/Volume 52/No.11/November -2016 : 54-67 Tabel 5 Tabel NPL, Kredit, Inflasi dan LDR Bank Umum Indonesia 2011 - 2015 Country name 2011 2012 2013 2014 2015 NPL 4,447 4,675 5,369 7,405 8,979 Kredit 2,118 2,597 3,158 3,526 3,904 Inflasi 3.79 4.30 8.38 8.36 3.35 LDR 78.77% 83.58% 89.70% 89.42% 92.11% Sumber : Statistik Perbankan Indonesia Berdasarkan tabel diatas, pada tahun 2013, inflasi berada pada posisi 8.38%, naik dari 4.3% di 2012. NPL juga naik dalam kondisi tersebut diikuti dengan LDR yang naik karena pemberian kredit yang masih cukup gencar dilakukan walaupun dengan kondisi inflasi yang memburuk. Sedangkan apabila kita lihat di tahun 2015, inflasi membaik dari 8,36% di 2014 menjadi 3.35%. Pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga yang rendah di 2015 membuat LDR naik diikuti dengan kredit bermasalah yang terus meningkat disaat inflasi dalam kondisi terbaik sejak 2011. Hasil penelitian ini dapat disebabkan karena penelitian ini dilakukan terhadap perbankan dalam periode dimana kondisi ekonomi sedang melemah sehingga perbankan cenderung menahan pemberian kredit untuk meningkatkan kualitas kredit yang ada. Oleh karena itu, likuiditas perbankan cenderung naik dengan langkah perbankan menahan pemberian kredit kepada masyarakat tersebut. Namun kondisi tersebut tidak sejalan dengan kondisi ekonomi yang memburuk sehingga debiturdebitur lama terkena pengaruh kondisi makro ekonomi sehingga meningkatkan NPL perbankan. Disisi lain, inflasi yang terjaga oleh pemerintah tidak banyak mempengaruhi NPL yang tetap naik diikuti dengan likuiditas perbankan juga mengetat sehingga didapat hasil bahwa kredit bermasalah berpengaruh positif tidak signifikan terhadap likuiditas.
Dana Pihak Ketiga (DPK) Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa dana pihak ketiga yang dimoderatori oleh inflasi berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap likuiditas sehingga hipotesis 3 yang mengatakan bahwa DPK berpengaruh positif signifikan terhadap LDR ditolak. Seperti pada point 1 dan 2, hal yang membuat hasil penelitian ini cenderung berbeda dengan hasil penelitian terdahulu dikarenakan kondisi ekonomi yang memburuk pada periode penelitian. Kenaikan DPK terus menurun pada periode penelitian. Bahkan pada tahun 2015, kenaikan DPK hanya sebesar 7.47%, menurun 4.55% dari periode 2014. Tabel 6 Dana Pihak Ketiga untuk Bank Umum Konvensional 2011 2012 2013 2014 2015 2,688,364 3,107,385 3,520,616 3,943,697 4,238,349 DPK 15.59% 13.30% 12.02% 7.47% %∆ Sumber : Statistik Perbankan Indonesia
64
William : Pengaruh Modal Serta Kredit Bermasalah dan ... Kenaikan yang kecil tersebut juga disebabkan karena penurunan suku bunga perbankan pada Februari 2015. Walaupun hanya menurunkan 0.25 basis point, namun suku bunga deposito berjangka menurun cukup jauh sehingga hal tersebut menyebabkan menurunnya penyimpanan dana masyarakat dalam bentuk deposito. Gambar 1 Suku Bunga Deposito, LPS dan BI Rate, 2010 – 2015
Sumber : Bank Indonesia, LPS, dan CEIC. Di sisi lain, perbankan yang sedang berusaha menjaga portofolio kreditnya tetap harus memberikan kredit baru kepada nasabah. DPK yang naik cukup tinggi pada 2014 dan pemberian kredit yang lebih selektif oleh perbankan membuat LDR mengalami penurunan. Hal tersebut berbalik lagi di 2015, dimana pemberian kredit yang tetap dijaga, inflasi yang sangat kecil dan kenaikan DPK yang juga kecil menyebabkan kenaikan pada LDR perbankan sehingga menyebabkan DPK yang dimoderatori oleh inflasi berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap LDR.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan pada penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa : Hasil penelitian menunjukkan CAR berpengaruh positif tidak signifikan terhadap LDR. Hasil penelitian menunjukkan NPL yang dimoderatori oleh inflasi berpengaruh positif tidak signifikan terhadap LDR. Inflasi sebagai variabel moderator memperlemah hubungan antara NPL dan LDR. Hasil penelitian menunjukkan DPK yang dimoderatori oleh inflasi berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap LDR. Inflasi sebagai variabel moderator memperlemah hubungan antara DPK dan LDR.
65
JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN/Volume 52/No.11/November -2016 : 54-67
Capital Adequacy Ratio serta Non Performing Loan dan Dana Pihak Ketiga yang dimoderatori oleh inflasi secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Loan to Deposit Ratio. Inflasi memperkuat hubungan dari variabel-variabel independen terhadap variabel dependen. Semua variabel independen tersebut dapat menjelaskan LDR sebesar 74.4% dan sisanya 25.6% dijelaskan oleh variabel lainnya.
Saran Berdasarkan analisis serta kesimpulan atas penelitian ini, dapat disampaikan beberapa saran sebagai berikut : Bagi perusahaan perbankan Dari hasil yang didapat, disarankan bagi perusahaan perbankan Indonesia dan untuk lebih memperhatikan faktor lain yang berpotensi mempengaruhi LDR baik secara langsung maupun tidak langsung seperti faktor pertumbuhan ekonomi dan suku bunga perbankan. Terlihat dari penelitian ini dimana variabel independen secara masing-masing menunjukkan pengaruh yang tidak signifikan ketika terhadap LDR walaupun inflasi dalam keadaan membaik. Bagi peneliti selanjutnya Disarankan untuk memperluas penelitian dengan memperpanjang periode penelitian ataupun menambahkan faktor-faktor lain seperti pertumbuhan ekonomi, pendapatan nasional, kurs, ataupun tingkat pengangguran sebagai variabel independen ataupun sebagai variabel moderator. DAFTAR PUSTAKA Alihodzic, A., & Cho, H. (2015). Analysis of Systemic Liquidity Risk For The Banking Sector In Bosnia And Herzegovina (BH). Ekonomski Vjesnik, 28(2), 289-306. Babouček, I. and Jančar, M. (2005). A VAR Analysis of the Effects of Macroeconomic Shocks to the Quality of the Aggregate Loan Portfolio of the Czech Banking Sector. Czech National Bank Working Paper Series. Ben Moussa, M. A. (2015). The Determinants of Bank Liquidity: Case of Tunisia. International Journal of Economics and Financial Issues, 5(1), 249-259. Buchory, H. A. (2014). Analysis of The Effect of Capital, Credit Risk and Profitability to Implementation Banking Intermediation Function (Study On Regional Development Bank All Over Indonesia Year 2012). International Journal of Business, Economics and Law, Vol. 4, Issue 1 (June). Dendawijaya, L. (2003). Manajemen Perbankan. Bogor: Ghalia Indonesia. Diulio, E. A. (1998). Uang dan Bank. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama. Dornbus, R., & Fischer, S. (1997). Ekonomi Makro (diterjemahkan oleh Sahat Simamora). Jakarta: Rineka Cipta. Fofack, H. (2005). Nonperforming Loans In Sub-Saharan Africa : Causal Analysis And Macroeconomic Implications. World Bank Policy Research Working Paper 3769, November 2005. Fontenla, M. (2009). Liquidity Provision and Banking Crises With Heterogeneous Agents. Macroeconomic Dynamics, 13, 118-132. Gujarati, D. N., & Porter, D. C. (2010). Dasar-dasar Ekonometrika. Jakarta: Salemba Empat. 66
William : Pengaruh Modal Serta Kredit Bermasalah dan ... Hasan, M. I. (2008). Pokok-Pokok Materi Statistik 1 (Statistik Deskriptif). Jakarta: Bumi Aksara. Kasmir. (2004). Manajemen Perbankan. Jakarta: RajaGrafindo Persada. Kaufman, G. G. (2004). Depositor Liquidity and Loss Sharing in Bank Failure Resolutions. Contemporary Economic Policy, 22(2), 237-249. Kocisová, K. (2015). Analýza ukazovatel'a loan to deposit v krajinách vysehradskej skupiny 1/Analysis of the loan to deposit ratio in the visegrad group countries. Ekonomicky Casopis, 63(10), 1053-1075. MacDonald, S. S., & Koch, T. W. (2006). Management of Banking (6th ed). United States of America: Thomson South-Western. McEachern, W. A. (2000). Economics : a contemporary introduction. Singapore: Thomson Learning Asia. Nachrowi, N. D., & Usman, H. (2006). Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometrika untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan. Jakarta: LPFE Universitas Indonesia. Putong, I., & Andjaswati, N. (2008). Pengantar Makro Ekonomi. Jakarta: Mitra Wacana Media. Sarwono, J. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sastradipoera, K. (2004). Strategi Menejemen Bisnis Perbankan - Konsep dan Implementasi untuk Bersaing. Bandung: Kappa-Sigma. Siamat, D. (2004). Manajemen Lembaga Keuangan. Jakarta: Lembaga Penerbit FE-UI. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan dan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta. Suyatno, D. T., Marala, D. T., & dkk. (2003). Kelembagaan Perbankan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Triandaru, S., & Budisantoso, T. (2006). Bank dan Lembaga Keuangan Lain ( Edisi 2 ). Jakarta: Salemba Empat. Vodov, P. (2013). Determinants of Commercial Bank Liquidity in Hungary. E-Finanse, 9(3), 64-71. Wajiyo. (2005). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya (edisi kedua). Jakarta: Salemba Empat. Widarjono, A. (2007). Ekonometrika: Teori dan Aplikasi Untuk Ekonomi dan Bisnis (edisi ketiga). Yogyakarta: Ekonisia FE Universitas Islam Indonesia.
67