PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGARUH MEWARNAI MANDALA PADA KECEMASAN DEWASA AWAL
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Disusun Oleh: Rosalia Stefani 129114095
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN MOTTO
“Kiranya diberikan-Nya kepadamu apa yang kau kehendaki dan dijadikan-Nya berhasil apa yang telah kau rancangkan.” -Mazmur 20:5“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.” -Filipi 4:13-
Tuhan tidak pernah bimbang, Ia selalu imbang.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan untuk…
Tuhan Yesus Kristus, yang selalu melimpahkan berkat-Nya dan menyertai setiap langkahku.
Kedua orang tua dan adik-adik tercinta, yang senantiasa mendukung dan menjadi penyemangatku. Kalian adalah alasanku untuk tidak menyerah. Thank you for always encouraging me to do my best.
Mereka yang senantiasa menyelipkan namaku dalam doa…
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi yang berjudul “Pengaruh Mewarnai Mandala pada Kecemasan Dewasa Awal” adalah benar-benar karya sendiri dan bukan jiplakan dari karya tulisan orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat atau hasil penelitian orang lain yang tercantum dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Yogyakarta, 18 Juli 2016 Penulis,
Rosalia Stefani 129114095
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGARUH MEWARNAI MANDALA PADA KECEMASAN DEWASA AWAL
Rosalia Stefani
ABSTRAK Penelitian eksperimen ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh mewarnai mandala sebagai teknik relaksasi dalam menurunkan kecemasan. Hipotesis menyatakan bahwa mewarnai mandala menurunkan tingkat kecemasan. Subjek penelitian adalah 35 orang mahasiswa Universitas Sanata Dharma berusia 19 sampai 24 tahun, terdiri dari 18 perempuan dan 17 laki-laki. Pemilihan subjek melalui teknik opportunity sampling Data diperoleh menggunakan skala kecemasan STAI form Y. Analisis data menggunakan uji paired sample ttest. Hasil uji beda secara umum menunjukkan perbedaan tingkat kecemasan secara signifikan sebelum dan sesudah mewarnai mandala (p=0,000≤0,05 dan ttest=5,185). Secara khusus, hasil uji beda untuk kecemasan sesaat dan kecemasan dasar juga menunjukkan perbedaan signifikan, masing-masing sebesar p=0,000≤0,05 ttest=5,408; p=0,009≤0,05 ttest=3,486. Hipotesis penelitian diterima. Kata kunci: mewarnai mandala, tingkat kecemasan, kecemasan dasar, kecemasan sesaat
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
THE INFLUENCE OF MANDALA COLORING ON YOUNG ADULT ANXIETY
Rosalia Stefani
ABSTRACT This research aimed to examine the influence of mandala coloring as relaxation techniques on anxiety. The proposed hypothesis is mandala coloring reduce anxiety levels. The subjects were 35 college students aged nine-teen to twenty-four years old, consisting of eight-teen females and seven-teen males. The sampling techniques used opportunity sampling. The data were collected by STAI form Y scale. The data were analyzed using paired sample t-test. Generally, the result of t-test shows a significant difference in anxiety levels before and after mandala coloring (p=0,000≤0,05 and ttest=5,185). Specifically, the ttest result for state anxiety and trait anxiety shows a significant difference too (p=0,000≤0,05 ttest=5,408;p=0,009≤0,05 ttest=3,486. The research hypothesis proved. Keyword: coloring mandala, anxiety levels, state anxiety, trait anxiety.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Rosalia Stefani NIM
: 129114095
Demi pengenbangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
Pengaruh Mewarnai Mandala pada Kecemasan Dewasa Awal
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 18 Juli 2016 Yang menyatakan,
(Rosalia Ste
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji Syukur dan terima kasih penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala penyertaan dan rahmat-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan skripsi. Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat terselesaikan atas bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. Priyo Widianto, M.Si., Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. 2. Bapak P. Eddy Suhartanto, M.Si., Kepala Program Studi Psikologi Universitas Sanata Dharma. 3. Dr. A. Priyono Marwan, SJ., Dosen Pembimbing Skripsi. Terima kasih atas waktu, bimbingan, motivasi dan kesabaran yang luar biasa kepada penulis. 4. Ibu Ratri Sunar Astuti, M.Si., Dosen Pembimbing Akademik .Terima kasih atas pendampingan, arahan dan saran yang diberikan dari awal semester. 5. Dosen-dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat dan menarik. 6. Seluruh staff Fakultas Psikologi: Mas Gandung, Bu Nanik, Pak Gik, Mas Muji. Terima kasih atas segala bantuan dan pelayanan yang begitu ramah. 7. Kedua orang tua tersayang dan adik-adikku. Terima kasih atas cinta, doa dan dukungan yang tak pernah putus. Terima kasih karena selalu berusaha memberikan yang terbaik untukku.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8. Ayu Lestari, sahabatku yang jauh di mata namun dekat di hati. Terima kasih selalu memberikan telinga untuk setiap cerita. 9. Maria Karina, Regina Giovanny, Devi Putri, Maria Rosaria A.M., Chlara Rekaasta, Arsukma Wiranti dan Hastyamida Silvia, partner in crime yang mewarnai hidupku di Jogja empat tahun belakangan ini. Terima kasih selalu membuatku tetap waras saat keadaan sedang gila-gilanya. See you on top, guys 10. Partner bimbingan skripsi: Olip, Jeje, Indri, Suci, Nitnit, Mbak Winda, Aprek, Asoy, Flo, Risca, Anggie, Bimo, Intan, Romo Yulius, Komang, Esthy, Sonia dan Clara. Terima kasih sudah berjuang bersama dan saling memotivasi. 11. Semua pihak yang membantu proses pengambilan data, terutama Aldion Yonatan, Lindi Oktavia, Tri Yulianti Ardana, Irene Yesi dan Priskila Dayu. Terima kasih banyak telah bersedia direpotkan. Tuhan memberkati kalian semua. 12. Teman-teman di Fakultas Psikologi yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terima kasih telah berproses bersama selama empat tahun ini. Sukses! Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan pihak-pihak terkait. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan. Penulis mengharapkan dan berterimakasih atas kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan karya ini.
Yogyakarta, 18 Juli 2016 Penulis,
Rosalia Stefani M. xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING................................... ii HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii HALAMAN MOTTO .......................................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................ vi ABSTRAK ........................................................................................................... vii ABSTRACT ......................................................................................................... viii HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ..................... ix KATA PENGANTAR ........................................................................................... x DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvi BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 5 C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 5 D. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 6 1. Manfaat Teoritis ...................................................................................... 6 2. Manfaat Praktis ....................................................................................... 6
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II. LANDASAN TEORI .............................................................................. 7 A. Kecemasan .................................................................................................. 7 1. Definisi Kecemasan .............................................................................. 7 2. Proses Kecemasan ................................................................................. 9 3. Jenis-jenis Kecemasan ........................................................................ 10 B. Mewarnai Mandala.................................................................................... 10 1. Mewarnai............................................................................................. 12 2. Teori Warna ........................................................................................ 12 3. Makna Warna ...................................................................................... 13 4. Mandala ............................................................................................... 15 5. Mewarnai Mandala.............................................................................. 17 C. Dewasa Awal ............................................................................................ 18 1. Pengertian ............................................................................................ 18 2. Ciri-ciri ................................................................................................ 18 D. Pengaruh Mewarnai Mandala Pada Kecemasan ....................................... 20 E. Skema Penelitian ....................................................................................... 23 F. Hipotesis.................................................................................................... 23 BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................... 24 A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 24 B. Variabel Penelitian ..................................................................................... 24 C. Definisi Operasional ................................................................................... 24 1. Mewarnai mandala .............................................................................. 24 xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Kecemasan .......................................................................................... 25 D. Subjek Penelitian ........................................................................................ 25 E. Metode dan Alat Pengambilan Data ........................................................... 26 F. Prosedur Penelitian ..................................................................................... 27 G. Validitas dan Reliabilitas ............................................................................ 29 1. Validitas .............................................................................................. 29 2. Seleksi Item ......................................................................................... 30 3. Reliabilitas .......................................................................................... 32 H. Metode Analisis Data ................................................................................. 33 1. Uji Normalitas ..................................................................................... 33 2. Uji Homogenitas ................................................................................. 33 3. Uji Hipotesis ....................................................................................... 34 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 35 A. Pelaksanaan Penelitian ............................................................................... 35 B. Deskripsi Subjek Penelitian ........................................................................ 35 C. Deskripsi Data Penelitian ........................................................................... 36 D. Hasil Penelitian ........................................................................................... 37 1. Uji Normalitas ....................................................................................... 37 2. Uji Homogenitas ................................................................................... 38 3. Uji Hipotesis .......................................................................................... 39 E. Pembahasan ................................................................................................ 43 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 47 xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A. Kesimpulan ................................................................................................. 47 B. Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 47 C. Saran ........................................................................................................... 47 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 48 LAMPIRAN ......................................................................................................... 54
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL Tabel 3.1.Distribusi Item Skala Kecemasan STAI Setelah Uji Coba ................... 31 Tabel 3.2 Distribusi Item Skala Penelitian Kecemasan ........................................ 32 Tabel 3.3 Reliabilitas Skala Uji Coba ................................................................... 33 Tabel 4.1 Uji Normalitas ....................................................................................... 38 Tabel 4.2 Uji Homogenitas ................................................................................... 38 Tabel 4.3 Ringkasan Paired Sample Statistic Pre-Test dan Post-Test ................. 39 Tabel 4.4 Ringkasan Paired Samples Test Uji Beda Pre-test dan Post-test ......... 40 Tabel 4.5 Ringkasan Paired Sample Statistic State Anxiety ................................. 40 Tabel 4.6 Analisis Paired Samples T-Test State Anxiety ...................................... 41 Tabel 4.7 Ringkasan Paired Sample Statistic Trait Anxiety ................................. 41 Tabel 4.8 Analisis Paired Samples T-Test Trait Anxiety ...................................... 42
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Berhadapan dengan situasi kecemasan merupakan pengalaman sehari-hari manusia (Wiramihardja, 2005). Twenge (2000) mengungkapkan bahwa ancaman keamanan, kesejahteraan ekonomi, hubungan dengan orang lain, masalah karir atau prestasi dan kondisi yang menjadi sumber kekhawatiran dapat menimbulkan kecemasan. Menurut Spielberger (1972), kecemasan merupakan reaksi emosional yang tidak menyenangkan terhadap bahaya nyata maupun imajiner yang disertai dengan perubahan sistem syaraf otonom dan pengalaman subjektif sebagai tekanan, ketakutan dan kegelisahan. Kecemasan merupakan respon yang normal terhadap ancaman dan menjadi abnormal bila mulai mengganggu fungsi kehidupan sehari-hari individu (Nevid, Rathus dan Greene, 2005). Hoffman (2010) menemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kecemasan dan perbedaan budaya. Individu yang berasal dari budaya yang berbeda memiliki kecemasan yang berbeda pula (Hoffman, 2010). Individu dalam budaya barat cenderung didorong untuk mengungkapkan perasaan-perasaan negatifnya. Sebaliknya, individu dalam budaya timur terbiasa mengabaikan perasaan mereka dan merasa canggung untuk mengungkapkan perasaan-perasaan
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
negatif. Hal ini membuat individu dalam budaya timur memiliki kecemasan yang lebih tinggi (Kleinman, 1980). Indonesia yang memiliki budaya timur mengalami peningkatan prevalensi kecemasan tiap tahunnya. Data dari WHO (1995) menyebutkan bahwa sekitar 80 dari 100 penduduk Indonesia menderita gangguan non psikotis seperti stress dan kecemasan. Hasil Riset Kesehatan Dasar menyebutkan prevalensi gejala-gejala depresi dan kecemasan di Indonesia pada individu berusia di atas 15 tahun mencapai 6% atau sekitar 14 juta orang (Depkes, 2011). Pada tahun 2013, angka tersebut meningkat menjadi 11,6% atau 17,4 juta jiwa (Depkes, 2013). Kecemasan yang tinggi di Indonesia berdampak pada menurunnya produktivitas individu hingga mengganggu kualitas kerja, hubungan keluarga dan memicu konflik. Prevalensi yang tinggi ini disebabkan oleh tekanan dan beban hidup yang dialami masyarakat Indonesia (health.kompas.com, 2015). Kecemasan di Indonesia sering muncul pada individu berusia 15 tahun keatas (Depkes, 2011). Pada usia tersebut, seseorang mulai memasuki masa dewasa awal, yaitu periode penyesuaian diri pada pola-pola hidup dan harapan-harapan sosial baru (Hurlock, 1980). Menurut Papalia, Olds dan Feldman (2009), pada masa ini individu dituntut untuk lebih mengembangkan disiplin, kemandirian, kepercayaan diri dan kemampuan mengatasi berbagai masalah. Selain itu, individu juga mengembangkan keterampilan mereka untuk mempertahankan kemandirian selama masa remaja dan mengelola tugas-tugas baru serta memelihara hubungan intim (Mahmoud, Straten, Hall dan Lennie, 2012). Apabila
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
tuntutan-tuntutan tersebut tidak dapat dilaksanakan atau diatasi dengan baik maka timbulah kecemasan. Mahasiswa merupakan individu dewasa awal. Mahasiswa sering cemas ketika berhadapan dengan beberapa kewajiban dan masalah waktu (Harun, Rinehart dan Ceballos, 2010). Sumber-sumber kecemasan pada mahasiswa antara lain ketakutan dengan tugas atau materi perkuliahan, kesulitan menemukan motivasi untuk belajar, dan kekhawatiran terhadap kemampuan akademik (Smith dan Renk, 2007). Harun et al. (2010) menyebutkan bahwa kecemasan pada mahasiswa memiliki efek signifikan melemahkan belajar dan prestasi. Kecemasan mendorong individu mencari cara untuk mengatasinya. Teknikteknik sederhana seperti relaksasi, meditasi, dan olahraga merupakan cara-cara mengatasi kecemasan. Relaksasi dikatakan sebagai salah satu teknik mengurangi kecemasan karena mengurangi ketegangan-ketegangan individu dan membuat individu mampu menghindari reaksi berlebihan terhadap sumber kecemasan (Beech, 1982), Salah satu teknik relaksasi sederhana untuk mengurangi kecemasan adalah mewarnai. Mewarnai merupakan kegiatan seni yang dapat dilakukan semua orang, tidak bersifat kompetitif dan multikultural (Belchamber, 1997). Mewarnai merupakan salah satu teknik relaksasi karena gerakan pensil warna secara berulang membuat seseorang berada dalam kondisi here and now (Malchiodi, 2010). Mewarnai juga mengeluarkan imajinasi dan mampu membawa seseorang kembali ke masa kecil yaitu masa dimana kecemasan lebih sedikit (Santos, 2014). Selain itu, proses mewarnai juga terkait dengan kebebasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
berekspresi dan pemikiran kreatif yang mendorong keadaan relaksasi (Sandmire, Garham, Rankin dan Grimm, 2012). Mewarnai lebih efektif dalam mengurangi kecemasan jika mengambil bentuk geometris yang kompleks seperti mandala (Belchamber, 1997). Belchamber (1997) merekomendasikan mandala yang biasa digunakan sebagai objek meditasi di tradisi spiritual. Dalam berbagai tradisi spiritual, mandala digunakan untuk memfasilitasi meditasi dan digunakan dalam ritual sakral sebagai alat transformatif untuk membantu penyembuhan (Mandalas as Spiritual Practice, 2016). Jung merupakan psikoterapis pertama yang menggunakan mandala dalam ranah psikologi (Slegelis dalam Jangha, 2009). Dengan bantuan mandala, Jung (1989) mengamati transformasi psikisnya dari hari ke hari. Ia merasa mandala mengarahkannya ke sebuah titik, yaitu titik pusat. Mewarnai pola simetris dan berulang dalam bentuk melingkar seperti mandala membuat individu akan terfokus dan mengabaikan sementara pikiran-pikiran negatifnya (Dreak, Searight dan Pupek, 2014). Mewarnai mandala juga membuat individu memasuki keadaan meditasi yang mengarah ke penemuan diri. Individu mengendalikan pikiran yang menimbulkan kecemasan dengan mewarnai mandala. Beberapa penelitian menemukan bahwa mewarnai mandala efektif dalam mengurangi kecemasan. Curry dan Kasser (2005) menguji efektivitas mewarnai bentuk mandala selama 20 menit. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mewarnai mandala selama 20 menit lebih efektif daripada mewarnai bentuk freeform dan plaid. Vennet dan Serice (2012) melakukan replikasi terhadap penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Curry dan Kasser (2005) dan menemukan hasil serupa, yaitu mewarnai mandala lebih efektif daripada mewarnai bentuk free-form atau plaid. Garham, Rankin dan Grimm (2012) juga melakukan penelitian mengenai pengaruh art-making pada kecemasan dan menemukan bahwa 30 menit proses art-making seperti mewarnai mandala menurunkan kecemasan. Penelitian Dreak et al. (2014) melihat pengaruh art-making yaitu mewarnai mandala, plaid, atau free-form selama 20 menit terhadap mood negatif (depresi, kecemasan dan ketegangan) dan menunjukkan bahwa mewarnai mandala lebih efektif mengurangi kecemasan. Penelitian-penelitian sebelumnya membuktikan bahwa mewarnai mandala efektif untuk menurunkan kecemasan. Di Indonesia, banyak penelitian-penelitian mengenai berbagai media untuk menurunkan kecemasan. Namun, peneliti belum menemukan penelitian yang menggunakan mewarnai mandala sebagai media menurunkan kecemasan di Indonesia. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui apakah mewarnai mandala memiliki dampak yang signifikan untuk menurunkan tingkat kecemasan pada dewasa awal di Indonesia.
B. Rumusan Masalah Apakah mewarnai mandala mempengaruhi kecemasan individu dewasa awal?
C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh mewarnai mandala dalam menurunkan tingkat kecemasan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
D. Manfaat Penelitian Penelitian ini memiliki manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kajian ilmu psikologi klinis, secara khusus mengenai manfaat mewarnai mandala sebagai treatment lain untuk menurunkan kecemasan. 2. Manfaat Praktis -
Mewarnai mandala sebagai media untuk menurunkan kecemasan.
-
Mewarnai mandala sebagai media mengungkapkan kreativitas individu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORITIS
A. Kecemasan 1. Definisi Kecemasan Kecemasan adalah reaksi emosional tidak menyenangkan terhadap bahaya nyata maupun imajiner yang disertai dengan perubahan sistem syaraf otonom. Kecemasan disertai oleh proses somatik atau proses untuk menyeimbangkan kondisi dari luar lingkungan dalam situasi yang membahayakan (Spielberger, 1972). Spielberger (1972) membedakan kecemasan menjadi dua jenis, yaitu state anxiety dan trait anxiety. Kedua jenis kecemasan ini saling berinteraksi untuk menentukan reaksi-reaksi yang muncul dalam diri individu ketika dihadapkan pada situasi yang menimbulkan kecemasan. Atkinson, Atkinson dan Hilgard (1983) juga menjelaskan kecemasan sebagai emosi tidak menyenangkan yang ditandai dengan gejala kekhawatiran dan perasaan takut. Kecemasan berbeda dengan ketakutan dan kekhawatiran. Kecemasan lebih samar dari ketakutan. Kecemasan tidak datang dari situasi yang langsung dirasakan melainkan dari situasi yang diantisipasi seseorang. Kecemasan juga berbeda dengan kekhawatiran. Kekhawatiran terkait dengan
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
situasi tertentu seperti ujian dan masalah keuangan sedangkan kecemasan merupakan keadaan emosional secara umum (Hurlock, 1988). Sullivan dalam Hall dan Lindzey (1993) mengartikan kecemasan sebagai tegangan akibat ancaman-ancaman nyata terhadap keamanan seseorang. Kecemasan yang hebat mereduksi efisiensi individu dalam memuaskan kebutuhan-kebutuhan, mengganggu hubungan antar pribadi dan mengacaukan pikiran. Freud (dalam Spielberger & Sydeman, 1994) mengemukakan bahwa kecemasan adalah keadaan emosional yang terdiri dari perasaan takut, tegang, gugup, dan khawatir yang disertai dengan reaksi fisiologis tertentu. Selanjutnya, kecemasan didefinisikan Nevid, Rathus dan Greene (2005) sebagai suatu keadaan emosional yang mempunyai ciri keterangsangan fisiologis, perasaan tegang yang tidak menyenangkan dan perasaan khawatir bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi. Durand dan Barlow (2007) mendefinisikan kecemasan sebagai keadaan suasana perasaan yang ditandai dengan afek negatif yang kuat dan gejala-gejala ketegangan dimana seseorang mengantisipasi bahaya atau kemalangan di masa mendatang dengan penuh rasa khawatir. Berdasarkan definisi-definisi tersebut, peneliti memilih menggunakan definisi kecemasan menurut Spielberger (1972), yaitu kecemasan sebagai reaksi emosional yang tidak menyenangkan mencakup tekanan, ketakutan, dan kegelisahan terhadap bahaya nyata maupun imajiner yang disertai dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
perubahan sistem syaraf otonom. Peneliti memilih definisi kecemasan menurut Spielberger (1972) karena definisi tersebut relevan dengan tujuan penelitian yang ingin mengungkap kecemasan sesaat (state anxiety) dan kecemasan dasar (trait anxiety).
2. Proses Kecemasan Spielberger (1972, dalam Apriliani, 2015) menjelaskan proses kecemasan ke dalam lima tahap sebagai berikut: a. Evaluative Situation Mengevaluasi situasi yang dianggap merangsang timbulnya kecemasan. b. Perception of Situation Individu memberi penilaian terhadap situasi mengancam berdasarkan sikap, kemampuan dan pengalaman masa lalu. c. Anxiety State Reaction Jika situasi mengancam dinilai berbahaya, maka kondisi kecemasan individu meningkat dan melibatkan reaksi fisiologis, seperti jantung yang berdegup kencang, sakit perut dan kegelisahan. d. Cognitive Reappraisal Individu berusaha mencari cara untuk mengatasi, mengurangi dan menghilangkan perasaan terancam dengan mekanisme pertahanan psikologis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
e. Psychological Defense Mechanisms Mengembangkan mekanisme pertahanan psikologis yang digunakan untuk mengurangi kondisi kecemasan, seperti sublimasi.
3. Jenis-jenis kecemasan Spielberger (dalam Sandmire, Garham, Rankin, dan Grimm, 2012) membedakan dua jenis kecemasan, yaitu: a. Kecemasan Sesaat (State Anxiety) Keadaan emosional sementara yang mencakup perasaan ketakutan, ketegangan dan aktivitas tinggi dari sistem saraf otonom. Kecemasan ini langsung terjadi saat stimulus yang tidak menyenangkan atau keadaan yang mengancam muncul, baik secara objektif berbahaya maupun tidak. Penghayatan individu terhadap ancaman yang dihadapi menentukan tingginya intensitas reaksi kecemasan sesaat. Apabila individu masih menganggap keadaan tersebut sebagai ancaman atau membahayakan, maka reaksi kecemasan sesaat masih dimunculkan. b. Kecemasan Dasar (Trait Anxiety) Kecemasan dasar mengacu pada perbedaan atau kecenderungan individu dalam merasakan sebuah stimulus yang mengancam dan menanggapi ancaman tersebut. Kecemasan dasar mempengaruhi intensitas kecemasan sesaat, meskipun tidak tampak dalam tingkah laku yang ditampilkan individu secara langsung. Individu dengan kecemasan dasar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
tinggi cenderung lebih sering memunculkan reaksi cemas karena lebih peka dibandingkan dengan individu dengan kecemasan rendah. Kecemasan ini terjadi secara tetap dan merupakan sisa dari pengalaman masa lalu. State anxiety dan trait anxiety diukur menggunakan skala STAI form Y yang terdiri dari 20 item state anxiety dan 20 item trait anxiety yang mecakup empat aspek kecemasan, yaitu, ketakutan, kegugupan, ketegangan dan kekhawatiran.
B. Mewarnai Mandala 1. Mewarnai Jung dan Freud mengemukakan bahwa seni digunakan sebagai alat ekspresi diri (Eisedel dalam Small, 2006). Small (2006) mengungkapkan bahwa seseorang yang merepresikan kecemasannya menggunakan seni untuk mengomunikasikan ketakutan-ketakutannya. Salah satu aktivitas seni yang dilakukan adalah mewarnai. Mewarnai merupakan aktivitas seni dengan memberikan warna pada suatu objek menggunakan media pensil warna, krayon, atau spidol. Santos (2014) mengungkapkan bahwa mewarnai mengaktifkan kedua wilayah otak serta melibatkan logika dan kreativitas. Logika dan kreativitas dilibatkan ketika proses mewarnai serta mencampur dan mencocokkan warna. Mewarnai merupakan salah satu teknik relaksasi karena individu dapat memasuki keadaan yang lebih kreatif dan bebas. Proses relaksasi tersebut dianggap mampu menurunkan aktivitas amygdala, bagian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
dasar otak yang terlibat dalam mengendalikan emosi. Selain itu, gerakan pensil warna secara berulang dianggap mematikan pikiran untuk melarikan diri dari here and now (Malchiodi, 2010). Mewarnai juga mengeluarkan imajinasi dan membawa individu ke masa dimana emosi negatif jauh lebih sedikit (Santos, 2014). Mewarnai lebih efektif dalam mengurangi kecemasan jika mengambil bentuk geometris
yang kompleks seperti mandala
(Belchamber, 1997).
2. Teori Warna Menurut Kouwer (1949), warna merupakan kualitas dari sebuah objek. Secara praktis, warna menjadi penting karena fungsinya dalam menunjukkan dan menandakan suatu hal, misalnya pentingnya “merah” pada “darah” terletak pada kenyataan bahwa “merah” menunjukkan adanya “darah”. Kita tidak melihat warna merah terpisah dari darah, tetapi di dalam “merah” kita melihat “darah”. Warna “abu-abu” dan “awan” juga tidak kita lihat sebagai faktor independen tetapi sebagai petunjuk bahwa akan terjadi badai. Sanyoto (2009) mendefinisikan warna secara fisik dan psikologis. Warna secara fisik adalah sifat cahaya yang dipancarkan, sedangkan secara psikologis warna adalah bagian dari pengalaman indera penglihatan. David dalam Darmapawira (2002) menggolongkan warna menjadi dua, yaitu warna eksternal dan internal. Warna eksternal adalah warna yang bersifat fisika atau faal sedangkan warna internal adalah warna sebagai persepsi manusia ketika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
melihat warna kemudian mengolahnya di otak dan cara mengekspresikannya. Secara umum diketahui bahwa warna mempengaruhi jiwa atau emosi manusia. Warna juga menggambarkan suasana hati seseorang (Darmapawira, 2002).
3. Makna Warna David (1987) dalam Darmapawira (2002) menjelaskan bahwa warna memiliki makna atau nilai perlambangan secara umum, sebagai berikut: a. Merah Warna terkuat dan paling menarik perhatian. Warna ini melambangkan vitalitas, keberanian, bahaya, kekuatan, pengorbanan. b. Ungu Warna ini melambangkan dukacita, melankolis, kesucian dan misteri. Karakteristik warna ini adalah sejuk, negatif, murung, dan menyerah. c. Biru Warna ini memiliki karakteristik sejuk, pasif, tenang dan damai. Biru melambangkan kesetiaan dan keikhlasan. d. Hijau Hijau melambangkan kepercayaan, kelembutan, kesegaran, kehidupan dan harapan, pertumbuhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
e. Kuning Kuning
sering
dilambangkan
sebagai
ketenangan.
Kebahagiaan,
kehangatan, kebijaksanaan. f. Jingga (orange) Warna ini melambangkan keceriaan, kehangatan, semangat muda, menarik. Warna ini memiliki daya tarik yang kuat karena mampu merangsang pandangan mata. g. Putih Warna putih memiliki karakter positif, merangsang, ringan, cemerlang dan sederhana. Warna putih melambangkan kesucian, polos, jujur dan murni h. Abu-abu Warna ini melambangkan ketenangan, kesopanan dan kesederhanaan. i. Hitam Warna ini melambangkan kegelapan, kekuatan yang gelap, kehancuran. Warna ini sering diasosiasikan dengan sifat negatif. j. Coklat Warna ini melambangkan ketenangan, rendah hati, alami, kebersamaan. Penggunaan warna dalam penelitian ini mereplikasi penelitian Curry dan Kesser (2005) serta Vennet dan Serice (2012) yang menggunakan enam warna, yaitu merah, kuning, hijau, jingga, biru dan ungu. Alasan pemilihan warna menurut Curry dan Kasser (2005) adalah keenam warna yang digunakan merupakan warna dasar yang telah dikenal secara umum.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
4. Mandala a. Sejarah Mandala Pada awalnya mandala merupakan alat meditasi dalam agama Buddha Tibet dan Tradisi Navaho (Hendersen, Rosen dan Mascaro, 2007). Dalam berbagai tradisi spiritual, mandala digunakan untuk memfasilitasi meditasi dan digunakan dalam ritual sakral sebagai alat transformatif untuk membantu penyembuhan. Hildegard Von Bingen, seorang biarawan kristen di abad ke-12 menciptakan banyak mandala yang indah untuk mengekspresikan visi dan keyakinannya. Biarawan di Tibet dan suku Indian
di
Amerika
juga
menggunakan
mandala
sebagai
cara
membangkitkan energi spiritual, meditasi, dan penyembuhan (Mandalas as Spiritual Practice, 2016). Jung merupakan psikoterapis pertama yang menggunakan mandala dalam ranah psikologi (Slegelis dalam Jangha, 2009). Pada tahun 1916, Jung menggambar mandala pertamanya. Kemudian pada tahun 1918-1919 ia membuat mandala setiap pagi sesuai dengan situasi batinnya saat itu. Jung (1989) merasa mandala yang dibuatnya merupakan tulisan rahasia (cryptogram) mengenai keadaan diri yang disampaikan setiap hari secara baru. Selain itu, ia merasa melihat self di dalam gambar mandala yang dibuatnya. Dengan bantuan gambar mandala, ia mengamati transformasi psikisnya dari hari ke hari. Ketika menggambar mandala, ia juga merasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
segala jalan yang telah dilaluinya mengarahkannya ke sebuah titik, yaitu titik pusat. Hal ini semakin meyakinkannya bahwa mandala adalah pusat atau lambang dari jalur untuk menuju proses individuasi (menuju pusat). Secara bertahap, Jung (1989) menemukan apa itu mandala sebenarnya, yaitu formasi, transformasi dan rekreasi abadi dari pikiran yang kekal.
b. Definisi Mandala Mandala berasal dari bahasa sansekerta kuno yang berarti lingkaran atau pusat. Dalam bahasa Tibet, mandala disebut sebagai “Khyil-Khor” yang berarti pusat alam semesta (Chaudhary, 2012). Bentuk mandala sering muncul di alam berupa bunga, kepingan salju, matahari atau bulan (Mandalas as Spiritual, Practice, 2016). Sebuah mandala biasanya terdiri dari lingkaran dalam sebuah persegi dan sebuah titik pusat lingkaran yang menjadi tempat berkumpul bentuk-bentuk lain yang ada di dalamnya. Sebagian besar bentuk mandala berupa roda, salib atau sekuntum bunga. Dalam bahasa sansekerta, mandala berarti lingkaran magis (Jung, 1989). Selain sebagai simbol spiritual di Hindu dan Buddha, mandala sering dikaitkan dengan Carl Jung yang melihat simbol-simbol ini mewakili kesatuan dari bagian yang bertentangan dengan kepribadian seseorang (Dreak, Searight, dan Pupek, 2014). Menurut Jung (dalam Vennet dan Serice, 2012), bentuk melingkar pada mandala menunjukkan keutuhan dan kesatuan dari pola diri (archetypal self). Mandala juga merupakan hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
penjelmaan diri dari proses psikis (Jung, 1989). Jung menemukan kegunaan membuat mandala secara teratur ketika ia butuh memusatkan diri dan membungkam dialog batin yang kacau (Bair dalam Vennet dan Serice, 2012).
5. Mewarnai Mandala Mewarnai mengaktifkan kedua wilayah otak serta melibatkan logika dan kreativitas. Logika dan kreativitas dilibatkan saat mencampur dan mecocokkan warna (Santos, 2014). Malchiodi (2010) mengungkapkan bahwa mewarnai merupakan salah satu teknik relaksasi karena gerakan pensil warna secara berulang mencegah pikiran untuk melarikan diri dari here and now. Santos (2014) mengemukakan bahwa relaksasi dianggap mampu menurunkan aktivitas amygdala yang terlibat dalam mengendalikan emosi. Mewarnai dikatakan menekan kecemasan karena mengeluarkan imajinasi dan mampu membawa seseorang kembali ke masa kecil yaitu masa dimana kecemasan lebih sedikit (Santos, 2014). Mewarnai bentuk geometris yang kompleks seperti mandala mengurangi kecemasan karena seseorang terlibat dalam aktivitas yang menghapus pikiran serta emosi negatif yang mendominasi hidup mereka (Belchamber dalam Nancy dan Kasser, 2005). Dengan mewarnai mandala, individu memasuki keadaan meditasi yang mengarah ke penemuan diri dan mengendalikan pikiran yang menimbulkan kecemasan. Maka disimpulkan bahwa mewarnai mandala adalah kegiatan seni yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
melibatkan logika dan kreativitas dengan memberi warna pada bentuk geometris
yang
kompleks
untuk
menghapus
pikiran
negatif
yang
mendominasi.
C. Dewasa Awal 1. Pengertian Masa dewasa awal dimulai pada umur 18 tahun sampai umur 40 tahun. Masa dewasa awal merupakan periode penyesuaian diri pada pola-pola hidup yang baru dan harapan-harapan sosial baru. Individu dewasa awal diharapkan memainkan peran baru, mengembangkan sikap baru, keinginan-keinginan dan nilai-nilai baru sesuai dengan tugas baru ini. Individu dewasa awal diharapkan melakukan penyesuaian diri secara mandiri dan menyelesaikan kesulitan yang dihadapi sendiri. Masa dewasa awal juga merupakan masa ketegangan emosional karena dihadapkan dengan masalah-masalah terkait penyesuaian diri (Hurlock, 1980).
2. Ciri-ciri Jahja (2011) mengungkapkan beberapa ciri-ciri masa dewasa awal yaitu: a. Pengaturan Pola Hidup Seseorang akan mencoba-coba berbagai pola hidup sebelum menentukan pola hidup yang cocok dan diyakini dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
b. Usia Produktif Masa dewasa awal merupakan masa yang cocok untuk menentukan pasangan hidup, menikah dan menghasilkan keturunan c. Bermasalah Masa dewasa awal merupakan masa yang sulit dan bermasalah karena individu harus melakukan penyesuaian dengan peran barunya. Jika ia tidak dapat mengatasinya, maka masalah akan timbul. d. Ketegangan Emosional Memasuki usia 20-an, kondisi emosional individu menjadi tidak terkendali. Individu menjadi labil, mudah tegang, resah dan mudah memberontak. Individu cenderung khawatir dengan pekerjaannya dan peran barunya. e. Keterasingan Sosial Individu mulai terisolasi dan terasingkan dari kelompok sosial. Kegiatan sosial dibatasi karena tekanan pekerjaan dan keluarga. Hubungan dengan teman-teman sebaya juga menjadi renggang f. Berkomitmen Setiap individu mulai sadar pentingnya sebuah komitmen. Ia mulai membentuk pola hidup, tanggung jawab dan komitmen baru. g. Bergantung Di awal masa ini sampai akhir usia 20-an, seseorang masih memiliki ketergantungan dengan orang tua atau lingkungan sekitarnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
h. Perubahan Nilai Nilai yang dimiliki mulai berubah karena pengalaman dan hubungan sosial yang semakin meluas. i. Penyesuuaian Diri dengan Hidup Baru Seseorang harus lebih bertanggungjawab karena pada masa ini ia memiliki peran baru. j. Kreatif Pada masa dewasa awal, seseorang menjadi lebih kreatif karena bebas untuk melakukan apa yang diinginkan. Kreativitas tergantung pada minat, potensi dan kesempatan Kecemasan muncul dalam kaitannya dengan ciri-ciri masa dewasa awal yang penuh dengan masalah, ketegangan emosional dan keterasingan sosial.
D. Pengaruh Mewarnai Mandala Pada Kecemasan Mewarnai merupakan salah satu seni yang dapat dilakukan untuk mengurangi kecemasan. Mewarnai melibatkan logika dan kreativitas yang mengaktifkan kedua wilayah otak. Saat mewarnai, seseorang mengeluarkan imajinasinya dan seolah-olah kembali ke masa kecil sehingga menekan kecemasan (Santos, 2014). Mewarnai juga merupakan alat ekspresi diri. Seseorang mengalihkan kecemasan dengan mewarnai untuk mengomunikasikan ketakutan-ketakutannya (Eisedel dalam Small, 2006). Gerakan pensil warna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
secara berulang mencegah pikiran untuk melarikan diri dari here and now (Malchiody, 2010). Mewarnai dengan bentuk geometris yang kompleks seperti mandala efektif mengurangi kecemasan. Mewarnai pola simetris dan berulang-ulang membuat individu memusatkan diri dan membungkam dialog batin yang kacau (Vennet dan Serice, 2012). Dengan mewarnai mandala, seseorang menghapus pikiran serta emosi negatif yang mendominasi hidup mereka (Belchamber dalam Nancy dan Kasser, 2005). Saat mewarnai mandala, individu berada dalam keadaan meditatif dan mengendalikan pikiran terkait stimulus yang menimbulkan kecemasan (Chaudhary, 2014). Kecemasan merupakan reaksi emosional yang tidak menyenangkan berupa tekanan, ketakutan dan kegelisahan terhadap bahaya nyata maupun imajiner Spielberger, 1972). Spielberger (dalam Sandmire et al., 2012) mengungkapkan dua jenis kecemasan, yaitu kecemasan sesaat (state anxiety) dan kecemasan dasar (trait anxiety). Kecemasan sesaat adalah kecemasan yang terjadi sementara dan langsung terjadi ketika individu dihadapkan oleh situasi mengancam. Intensitas reaksi kecemasan sesaat dipengaruhi oleh kecemasan dasar. Kecemasan dasar terjadi secara tetap dan merupakan sisa dari pengalaman masa lalu. Kecemasan dasar merupakan kecenderungan individu dalam merasakan dan menanggapi situasi yang mengancam. Kecemasan ditimbulkan oleh situasi yang mengancam. Penilaian individu terhadap ancaman didasarkan pada sikap, kemampuan dan pengalaman masa lalu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Penghayatan individu terhadap situasi tersebut menentukan intensitas reaksi kecemasan sesaat. Reaksi kecemasan sesaat masih dimunculkan apabila individu masih menganggap situasi tersebut sebagai ancaman. Selanjutnya, individu mencari cara mengatasi, mengurangi dan menghilangkan perasaan terancam untuk mengurangi kondisi kecemasan dengan mekanisme pertahanan psikologis. (Spielberger,
1972).
Mekanisme
pertahanan
psikologis
jenis
sublimasi
mengurangi rasa cemas dengan cara mengubah pikiran-pikiran negatif ke dalam bentuk yang bisa diterima secara sosial, seperti melalui kegiatan yang lebih positif. Freud (1963) dalam Feist dan Feist (2012) menjelaskan bahwa kegiatankegiatan sublimatif dapat berupa kegiatan kreatif seperti seni, musik dan sastra. Dreak et al (2014) mengungkapkan bahwa kegiatan kreatif memiliki potensi untuk mengurangi tekanan emosional. Seni juga digunakan sebagai media mengomunikasikan ketakutan negatif yang spesifik (Small, 2006). Mewarnai mandala merupakan salah satu kegiatan kreatif yang dapat dilakukan untuk mengurangi kecemasan. Oleh karena itu, peneliti memiliki asumsi bahwa mewarnai mandala menurunkan kecemasan seseorang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
E. Skema Penelitian
F. Hipotesis Berdasarkan penjelasan, maka hipotesis penelitian ini adalah ada pengaruh mewarnai mandala pada kecemasan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Penelitian ini berjenis pra-eksperimental, yaitu penelitian eksperimen dengan mengamati dan melakukan intervensi pada satu kelompok utama sepanjang penelitian (Creswell, 2014). Desain penelitian menggunakan one-group pre-test post-test. Penelitian ini tidak mempunyai kelompok kontrol untuk dibandingkan dengan kelompok eksperimen.
B. Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas
: Mewarnai Mandala
2. Variabel Terikat
: Kecemasan
C. Definisi Operasional 1. Mewarnai Mandala Mewarnai mandala adalah kegiatan seni yang melibatkan logika dan kreativitas dengan memberi warna pada bentuk geometris yang kompleks untuk menghapus pikiran negatif yang mendominasi. Subjek yang merupakan individu dewasa awal diberi pensil warna merk greebel berjumlah 6 warna (merah, oranye, kuning, hijau, ungu, biru) dan sebuah kertas berukuran A4 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
dengan sebuah desain mandala di dalamnya. Kemudian, subjek diminta untuk mewarnai desain mandala tersebut selama 30 menit. Waktu 30 menit dipilih berdasarkan hasil pilot study. Desain mandala dan pemilihan enam warna mereplikasi penelitian Curry & Kasser (2005) serta Vennet & Serice (2012). Curry & Kasser (2005) memilih desain mandala tersebut dengan pertimbangan pola yang cukup rumit membuat subjek lebih fokus.
2. Kecemasan Kecemasan adalah reaksi emosional yang tidak menyenangkan terhadap bahaya nyata maupun imajiner yang dipengaruhi oleh sisa dari pengalaman masa lalu. Kecemasan memiliki empat aspek, yaitu ketakutan, kegugupan, kekhawatiran dan ketegangan (Spielberger, 1972). Kecemasan diukur pada subjek yang berada pada masa dewasa awal menggunakan 20 item state anxiety dan 20 item trait anxiety dari skala State-Trait Anxiety Inventory (STAI) Form Y yang kemudian dikembangkan oleh peneliti menjadi 80 item berdasarkan aspek-aspek dari state anxiety dan trait anxiety.
D. Subjek Penelitian Subjek adalah mahasiswa dengan rentang usia 19-24 tahun atau yang berada dalam kategori dewasa awal. Pada dewasa awal seseorang mulai terlibat dalam berbagai krisis kehidupan sehingga kecemasan pun meningkat (Papalia, Olds, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Feldman, 2009). Mahasiswa sering cemas ketika berhadapan dengan beberapa kewajiban dan masalah waktu (Harun, Rinehart dan Ceballos, 2010). Subjek penelitian berjumlah 35 orang, yaitu 18 perempuan dan 17 laki-laki. Subjek tersebut diberi treatment mewarnai lalu dilihat perbedaan tingkat kecemasannya sebelum dan sesudah treatment mewarnai diberikan. Subjek merupakan mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pemilihan subjek menggunakan teknik opportunity sampling, yaitu memilih sampel yang tersedia pada waktu pengambilan data dan sesuai dengan kriteria subjek penelitian (Narimawati, 2008). Kriteria subjek penelitian adalah mahasiswa yang berada dalam kategori dewasa awal.
E. Metode dan Alat Pengambilan Data Alat ukur penelitian adalah skala kecemasan yang dikembangkan dari skala State-Trait Anxiety Inventory (STAI) form Y. STAI form Y digunakan untuk orang dewasa yang berada dalam rentang usia 19-69 tahun. Skala ini mengukur ketakutan, kegugupan, ketegangan, serta kekhawatiran. Skala STAI form Y memiliki koefisien reliabilitas sebesar 0,92 (Spielberger, 1983). STAI form Y terdiri dari 40 pernyataan yang terbagi ke dalam dua bagian, yaitu 20 pernyataan mengenai apa yang dirasakan saat ini (state anxiety) dan 20 pernyataan mengenai apa yang biasanya dirasakan (trait anxiety). 40 pernyataan pada STAI form Y dikembangkan menjadi 80 pernyataan berdasarkan aspek-aspek dalam state anxiety dan trait anxiety, yaitu ketakutan, kegugupan, kekhawatiran dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
ketegangan. Pengembangan item pada skala STAI form Y dilakukan untuk mengantisipasi banyaknya item yang gugur setelah uji coba. Skala ini memiliki empat pilihan jawaban dan disajikan dalam bentuk pernyataan favorable dan unfavorable. Masing-masing jawaban dikaitkan dengan angka. Untuk pernyataan-pernyataan dalam state anxiety, yaitu “sama sekali tidak merasakan”=4,
“kurang
merasakan”=3,
“cukup
merasakan”=2,
“sangat
merasakan”=1 untuk item favorable dan “sama sekali tidak merasakan”=1, “kurang merasakan”=2, “cukup merasakan”=3, “sangat merasakan”=4. Untuk pernyataan-pernyataan dalam trait anxiety, yaitu “hampir tidak pernah”=4, “kadang-kadang”=3, “sering”=2, “hampir selalu”=1 untuk item favorable dan “hampir tidak pernah”=1, “kadang-kadang”=2, “sering”=3, “hampir selalu”=4. Semakin tinggi skor seseorang maka semakin tinggi tingkat kecemasannya. Sebaliknya, semakin rendah skor seseorang maka semakin rendah tingkat kecemasannya.
F. Prosedur Penelitian Penelitian diawali dengan melakukan pilot study untuk mencari baseline waktu penelitian. Pilot study dilaksanakan tanggal 3 Juni 2016 di Ruang Meeting Room 1 Kampus 3 Universitas Sanata Dharma. Subjek pilot study adalah 16 orang mahasiswa, yaitu 8 laki-laki dan 8 perempuan. Subjek diminta mewarnai desain mandala dengan waktu yang tidak dibatasi yang bertujuan untuk mencari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
baseline waktu pengerjaan. Secara keseluruhan, waktu yang dibutuhkan subjek untuk menyelesaikan pewarnaan mandala berkisar dari 30 menit hingga 1,5 jam. Subjek juga diminta untuk mengisi pre-test dan post-test berupa skala kecemasan untuk melihat perubahan tingkat kecemasan sebelum dan sesudah diberi treatment mewarnai. Hasil analisis uji beda paired sample t-test secara keseluruhan baik state anxiety maupun trait anxiety, memperoleh nilai t hitung 3,565 dengan signifikansi 0,003. Peneliti juga menganalisis uji beda untuk skala state anxiety dan trait anxiety. Hasil analisis uji beda paired sample t-test pada skala state anxiety menunjukkan signifikansi 0,004 dengan t hitung 3,350. Pada skala trait anxiety nilai t hitung yang diperoleh adalah 2,328 dengan signifikansi 0,034. Hal ini menunjukkan terdapat perbedaan signifikan pada tingkat kecemasan sebelum dan sesudah mewarnai. Langkah-langkah pelaksanaan pilot study dan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Subjek penelitian dipersilakan masuk ke dalam ruangan. 2. Subjek penelitian dipersilakan duduk di tempat yang telah disediakan. 3. Eksperimenter memberikan penjelasan mengenai posedur eksperimen. 4. Subjek penelitian mengisi informed consent. 5. Skala kecemasan STAI form Y diberikan untuk melihat tingkat kecemasan subjek sebelum treatment diberikan (pre-test). 6. Pensil warna (merah, kuning, hjau, orange, biru dan ungu) dan sebuah kerta A4 berisi desain mandala dibagikan pada subjek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
7. Jika semua subjek sudah menerima pensil warna dan kertas A4 berisi desain mandala, subjek diminta mengecek kelengkapan alat. 8. Subjek diminta mewarnai desain mandala dengan instruksi “Ungkapkanlah kreativitas anda dengan mewarnai desain mandala di hadapan anda menggunakan enam pensil warna yang tersedia selama 30 menit”. 9. Setelah 30 menit, subjek diminta menghentikan pekerjaan dan meletakkan hasil pekerjaan di meja subjek agar dapat diambil oleh rekan eksperimenter. 10. Skala kecemasan STAI form Y kembali diberikan kepada subjek untuk melihat perubahan tingkat kecemasan subjek setelah treatment diberikan (post-test). 11. Setelah semua subjek selesai mengisi skala kecemasan, eksperimenter memberi penjelasan mengenai eksperimen yang dilakukan. 12. Eksperimenter mengucapkan terima kasih dan mempersilakan subjek keluar dari ruangan.
G. Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas Validitas penelitian adalah validitas konstruk. Menurut Azwar (2011), validitas konstruk adalah tipe validitas yang menunjukkan sejauh mana sebuah tes mengungkap konstruk teoritik yang diukur. Validasi konstruk dilakukan dengan melihat koefisien korelasi antar item. Validitas konstruk dilakukan dengan uji coba skala kecemasan kepada 160 mahasiswa. Korelasi antar item yang tinggi atau lebih dari 0,3 menunjukkan bahwa tes valid untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
mengukur variabel atau konstruk sedangkan item dengan korelasi antar item yang rendah atau kurang dari 0,3 akan diseleksi.
2. Seleksi Item Seleksi item pada hasil uji coba skala terhadap 160 mahasiswa menggunakan program SPSS 16.00 for windows. Berdasarkan hasil analisis dari 80 item, terdapat 6 item gugur sehingga tersisa 74 item yang dinyatakan valid. Item dibuat dengan supervisi dari professional judgement secara keseluruhan dan saran dari 3 orang mahasiswa dan 3 orang mahasiswi psikologi untuk keterpahaman tiap itemnya. Sebaran item juga mencukupi dan mewakili aspek secara merata.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Tabel 3.1 Distribusi Item Skala Kecemasan STAI Setelah Uji Coba Aspek Koefisien rit Total Nomor Item Kecemasan Item F 7, 9, 26, 28, 30 .308, .630, .585, .487, .455 Ketakutan 10 UF 6, 8, 10, 27, 29 .574, .588, .552, .683, .572 F 1, 3, 5, 22, 24 .496, .462, .416, .629, .555 Kegugupan 10 UF 2, 4, 21, 23, 25 .540, .594, .608, State .583, .559 Anxiety F 11*, 13, 15, .239*, .327, 31*, 33 .616, .069*, .525 10** Kekhawatiran 7 UF 12, 14, 32, 34, .591, .467, .475, .525, .167* 36* F 17, 19, 35, 37, .509, .378, .653, 39 .617, .546 Ketegangan 10 UF 16, 18, 20, 38, .730, .587, .656, 40 .494, .706 37 Total item F 51, 53, 55, 71, .425, .535, .371, 73 .395, .628 10** Ketakutan 9 UF 52, 54*, 72, 74, .473, .295*, 80 .662, .465, .631 F 47, 49, 65, 67, .376, .340, .322, 69 .468, .595 Kegugupan 10 UF 46, 48, 50, 68, .579, .566, .382, 70 .577, .327 Trait Anxiety F 41, 43*, 45, 61, .592, -.369*, 63 .482, .488, .424 10** Kekhawatiran 9 UF 42, 44, 62, 64, .491, .481, .628, 66 .620, .343 F 57, 59, 75, 77*, .503, .533, .450, 79 .299*, .505 10** Ketegangan 9 UF 56, 58, 60, 76, .566, .470, .628, 78 .578, .558 37 Total item Keterangan: item gugur ditandai dengan tanda (*) dan total item sebelum uji coba ditandai dengan (**)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Tabel 3.2 Distribusi Item Skala Penelitian Tingkat Kecemasan Aspek Favorable Unfavorable Kecemasan
Total
Ketakutan
5, 6, 21, 22, 25
13, 14, 32, 34, 35
10
Kegugupan
11, 12, 20, 29, 30
3, 4, 18, 28, 31
10
Kekhawatiran
1, 2, 19
9, 10, 17, 27
7
Ketegangan
15, 16, 26, 33, 37
7, 8, 23, 24, 36
10
Total
18
19
37
Aspek
Favorable
Unfavorable
Total
State Anxiety
Kecemasan Ketakutan
6, 21, 22, 25, 37
8, 14, 34, 35
9
Kegugupan
5, 12, 20, 29, 30
3, 4, 18, 28, 32
10
9, 10, 17, 27, 31
9
7, 13, 23, 24, 36
9
Trait Anxiety Kekhawatiran 1, 2, 11, 19 Ketegangan Total
15, 16, 26, 33 18
19
37
3. Reliabilitas Penelitian ini menggunakan pendekatan konsistensi internal yang bertujuan melihat konsistensi antar item atau antar bagian dalam tes. Teknik yang digunakan adalah Alpha Cronbach. Teknik ini mengestimasi konsistensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
internal dengan menghitung rata-rata dari korelasi antara item. Koefisien reliabilitas berada pada rentang 0 hingga 1.00. Semakin mendekati 1 maka skala tersebut memiliki reliabilitas yang baik (Azwar, 2011). Perhitungan estimasi reliabilitas Alpha (α) menggunakan SPSS 16.00 for Windows. Nilai reliabilitas skala yang diujicobakan adalah 0,967.
Tabel 3.3 Reliabilitas Skala Uji Coba Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .967
74
H. Metode Analisis data Analisis data eksperimen dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi secara normal atau tidak. Uji normalitas menggunakan Saphiro-Wilk test karena jumlah data kurang dari 50. Jika nilai sig. atau p > 0,05 maka data yang diuji memiliki distribusi yang normal. Sebaliknya, jika p < 0,05 maka dapat disimpulkan data yang diuji memiliki distribusi tidak normal. 2. Uji Homogenitas Setelah data terdistribusi normal, dilakukan uji homogenitas varians untuk melihat apakah varians data homogen. Jika nilai sig. atau p > 0,05 maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
varians data homogen. Sebaliknya, jika p < 0,05 maka dapat disimpulkan varians data tidak homogen 3. Uji Hipotesis Uji hipotesis menggunakan paired sample t-test. Analisis statistik ini digunakan untuk menguji perbedaan rata-rata dari sampel yang berpasangan, yaitu nilai pre-test dan post-test. Jika nilai p < 0,05 maka terdapat perbedaan signifikan antara nilai pre-test dan post-test.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilaksanakan pada hari Jumat, 10 Juni 2016 di Ruang 403 Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pukul 16.00-17.30 WIB. Ruang 403 dipilih sebagai tempat pelaksanaan eksperimen karena kondisi ruangan yang mampu dikontrol sehingga setiap subjek mendapat perlakuan yang sama. Pengontrolan berupa variabel cahaya, suhu, dan tingkat kebisingan.
B. Deskripsi Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah mahasiswa Universitas Sanata Dharma dengan rentang usia 19-24 tahun. Subjek penelitian berjumlah 35 orang, yaitu 18 perempuan dan 17 laki-laki.
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
C. Deskripsi Data Penelitian Deskripsi data penelitian berupa rincian total skor pre-test dan post-test subjek adalah sebagai berikut: No.
Nama
Pre-Test
Post-Test
1.
GRVW
121
2.
WM
3.
Pre-Test Post-Test Pre-Test Post-Test State
State
Trait
Trait
127
48
55
73
72
173
162
85
70
88
92
ER
134
112
63
51
71
61
4.
YMY
111
109
55
54
56
55
5.
LN
176
174
76
78
100
96
6.
DRPP
134
120
70
59
64
61
7.
AY
142
141
59
62
83
79
8.
WR
169
160
80
73
89
87
9.
ST
130
126
59
58
71
68
10.
LP
166
157
80
71
86
86
11.
FSPPS
91
89
40
37
51
52
12.
AD
111
105
58
59
53
46
13.
YAG
205
168
104
80
101
88
14.
AS
156
134
69
54
87
80
15.
KV
184
171
99
81
85
90
16.
RSRG
149
114
70
60
79
54
17.
KRA
133
126
56
55
77
71
18.
ERW
184
177
90
91
94
86
19.
LCS
151
122
91
64
60
58
20.
MSDP
141
137
56
52
85
85
21.
ST
140
132
66
58
74
74
22.
FDIA
138
134
62
59
76
75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
23.
AF
136
144
62
59
74
85
24.
PN
135
124
66
56
69
68
25.
NE
233
163
121
79
112
84
26.
RH
196
197
87
85
109
112
27.
VP
180
160
96
81
84
79
28.
AM
207
191
116
97
91
94
29.
VL
175
167
76
74
99
93
30.
HR
198
189
96
88
102
101
31.
ASR
202
185
96
84
106
101
32.
BCD
131
128
64
55
67
73
33.
DA
162
147
69
61
93
86
34.
JAS
111
97
54
46
57
51
35.
TM
160
136
83
58
77
78
D. Hasil Analisis Data Hasil eksperimen dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Uji Normalitas Uji normalitas data untuk menguji apakah data berdistribusi secara normal, sehingga analisis dengan validitas, reliabilitas, uji t, korelasi, maupun regresi dapat dilaksanakan (Azwar, 2001). Uji normalitas data menggunakan SPSS for Windows version 16.0 dengan Shapiro-Wilk test karena jumlah data kurang dari 50 (Azwar, 2001).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Tabel 4.1 Uji Normalitas Shapiro-Wilk Statistic Totalskor
df
Sig.
Pretest
.978
35
.690
Posttest
.974
35
.578
Uji normalitas menunjukkan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 sesuai dengan syarat uji normalitas data yaitu 0,690 untuk pre-test dan 0,570 untuk post-test. Oleh karena itu, distribusi data adalah normal sehingga mampu dianalisis untuk mengetahui hasil uji hipotesis dengan Paired Sample t-test.
2. Uji Homogenitas Setelah data terdistribusi normal, dilakukan uji homogenitas varians untuk melihat apakah varians data dalam setiap kelompok relatif homogen. Suatu penelitian dikatakan homogen jika nilai p lebih besar dari 0,05 (p>0, 05). Homogenitas varians diuji menggunakan Levene Statistic.
Tabel 4.2 Uji Homogenitas Test of Homogeneity of Variances Levene Statistic .698
df1
df2 1
Sig. 68
.406
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Uji Levene menunjukkan nilai signifikasi 0,406 atau lebih besar dari 0,05. Nilai ini menunjukkan bahwa varians data penelitian memenuhi asumsi homogenitas.
3. Uji Hipotesis Dengan varian yang homogen dan data yang berdistribusi normal, maka uji hipotesis dapat dilakukan menggunakan Paired Sample t-test.
Tabel 4.3 Ringkasan Paired Sample Statistic Pre-Test dan Post-Test Paired Samples Statistics Mean Total Skor Pre Test Post Test
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
156.14
35
32.614
5.513
143.57
35
28.148
4.758
Tabel 4.3 menunjukkan penurunan rata-rata total skor kecemasan sebelum (pre-test) dan sesudah (post-test) mewarnai mandala, yaitu 156,14 menjadi 143,14.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Tabel 4.4 Ringkasan Paired Samples Test Uji Beda Pre-test dan Post-test Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Std. Mean Deviation Pair 1 Pre Test – Post Test
12.571
Difference
Std. Error
14.345
Mean
Lower
2.425
Sig. (2-
Upper
t
df
7.644 17.499 5.185
34
tailed) .000
Tabel 4.4 menunjukkan hasil uji paired sample t-test pada skor pre-test dan post-test. Nilai t yang diperoleh adalah 5,185 dengan nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,000. Hal ini menunjukkan perbedaan signifikan pada tingkat kecemasan sebelum dan sesudah mewarnai.
Tabel 4.5 Ringkasan Paired Sample Statistic State Anxiety Paired Samples Statistics Mean Total Skor Pre-Test State Post-Test State
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
74.91
35
19.237
3.252
65.83
35
14.089
2.381
Tabel 4.5 menunjukkan penurunan rata-rata total skor kecemasan sementara (state anxiety) sebelum (pre-test) dan sesudah (post-test) mewarnai mandala, yaitu 74,91 menjadi 65,93.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Tabel 4.6 Hasil analisis Paired Sample t-test state anxiety Paired Samples Test Paired Differences
95% Confidence Interval of the Difference Std. Mean Deviation Pair 1 Pre-test State – Post-test State
9.086
Std. Error
Sig. (2-
Mean
9.939
Lower
1.680
Upper
t
df tailed)
5.671 12.500 5.408 34
.000
Tabel 4.6 menunjukkan hasil uji paired sample t-test untuk kecemasan sementara (state anxiety). Nilai t yang diperoleh adalah 5,408 dengan nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,000. Hal ini menunjukkan perbedaan signifikan pada tingkat kecemasan sementara (state anxiety) sebelum dan sesudah mewarnai.
Tabel 4.7 Ringkasan Paired Sample Statistic Trait Anxiety T
Paired Samples Statistics Mean
a Total skor Pre-test Trait
b
Post-test Trait
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
81.23
35
16.183
2.735
77.74
35
16.012
2.706
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Tabel 4.7 menunjukkan penurunan rata-rata total skor kecemasan dasar (trait anxiety) sebelum dan sesudah mewarnai mandala, yaitu 81,23 menjadi 77,74
Tabel 4.8 Hasil analisis Paired Sample t-test trait anxiety Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Std. Mean Deviation Pair 1 Pre-test Trait – Post-test Trait
3.486
7.481
Std. Error Mean 1.264
Difference Lower .916
Upper
Sig. (2t
df tailed)
6.055 2.757 34
.009
Tabel 4.8 menunjukkan hasil uji paired sample t-test untuk kecemasan dasar (trait anxiety). Nilai t yang diperoleh adalah 3,486 dengan nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,009. Hal ini menunjukkan perbedaan signifikan pada tingkat kecemasan dasar (trait anxiety) sebelum dan sesudah mewarnai. Sebagai tambahan, peneliti mengamati bahwa jangka waktu 30 menit hanya cukup untuk mewarnai sebagian desain mandala pada 30 subjek dari 35 subjek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
E.
Pembahasan Penelitian menemukan bahwa mewarnai mandala menurunkan tingkat kecemasan seseorang secara signifikan (t=5,185 ; α=0,000≤0,05). Secara spesifik, penurunan state anxiety (t=5,408 ; α=0,000<0,05) lebih besar daripada trait anxiety (t=2,757 ; α=0,009<0,05). Penurunan state anxiety lebih besar daripada trait anxiety karena trait anxiety akan relatif stabil dalam jangka waktu yang panjang, sedangkan tingkat state anxiety akan berfluktuasi sesuai dengan kondisi lingkungan masing-masing individu saat ini (Garham, Rankin dan Grimm, 2012). Hasil ini meneguhkan hasil penelitian Garham et al. (2012) yang melihat pengaruh proses art-making, yaitu mewarnai mandala, mewarnai free-form, membuat kolase, membentuk tanah liat dan menggambar selama 30 menit terhadap kecemasan pada 57 orang mahasiswa seni, yang terdiri dari 12 lakilaki dan 45 perempuan dengan rata-rata usia 18 tahun di Amerika Serikat. Penelitian Garham et al. (2012) membagi subjek ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol secara acak. Subjek dalam kelompok eksperimen diminta memilih salah satu dari kegiatan art-making sedangkan subjek dalam kelompok kontrol diminta untuk duduk di kursi yang nyaman di ruangan lain. Hasil penelitian Garham et al. (2012) menunjukkan bahwa 30 menit proses art making efektif untuk menurunkan tingkat kecemasan sesaat (state anxiety) dan kecemasan dasar (trait anxiety) dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
penurunan tingkat kecemasan yang lebih besar pada state anxiety daripada trait anxiety. Penelitian Garham et al. (2012) memberi berbagai pilihan tugas artmaking yaitu mewarnai mandala, free-form, membuat kolase, membentuk tanah liat dan menggambar sedangkan penelitian ini hanya memberi satu tugas yaitu mewarnai mandala. Subjek penelitian ini juga tidak hanya mahasiswa seni, tetapi mahasiswa dari berbagai fakultas. Selain itu, berbeda dengan penelitian Garham et al. (2012) yang membagi subjek ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, penelitian ini tidak mempunyai kelompok kontrol untuk dibandingkan dengan kelompok eksperimen atau hanya memberi intervensi pada satu kelompok sepanjang penelitian. Penelitian Curry dan Kasser (2005) menguji efektivitas dari berbagai tipe aktivitas seni untuk mengurangi kecemasan, yaitu mewarnai mandala, plaid, dan free-form. Penelitian dilakukan kepada 84 orang mahasiswa seni di Amerika Serikat yang berada dalam rentang usia 18-22 tahun. Sebelum mewarnai, subjek diberi “anxiety induction” yang bertujuan untuk membuat subjek dalam keadaan cemas. Subjek diminta untuk menuliskan kapan mereka merasa paling takut dan menuliskannya di selembar kertas selama 4 menit. Kemudian, subjek diminta mewarnai salah satu dari ketiga bentuk tersebut selama 20 menit dan mengisi State Anxiety Inventory untuk mengukur tingkat kecemasan sebelum dan sesudah treatment. Hasil penelitian menunjukkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
bahwa mewarnai mandala selama 20 menit lebih efektif mengurangi kecemasan daripada mewarnai bentuk plaid dan free-form. Vennet dan Serice (2012) melakukan replikasi terhadap penelitian Curry dan Kasser (2005) kepada 50 orang mahasiswa psikologi dalam rentang usia 21-59 tahun di Amerika Serikat. Penelitian Vennet dan Serice (2012) memperoleh hasil yang serupa, yaitu mewarnai mandala selama 20 menit lebih efektif mengurangi kecemasan daripada mewarnai bentuk plaid dan free-form. Dreak et al. (2014) meneliti pengaruh art-making (mewarnai mandala, plaid dan free-form) pada mood negatif, seperti kecemasan, ketegangan dan depresi pada 44 mahasiswa yaitu 8 laki-laki dan 36 perempuan berusia 18 tahun ke atas di Amerika Serikat. Sebelum proses art-making, tingkat kecemasan, ketegangan dan depresi subjek diukur menggunakan STAI dan Mini-POMS. Kemudian, subjek diminta untuk memilih salah satu dari ketiga kelompok art-making dan mewarnai selama 20 menit. Setelah itu, subjek kembali mengisi STAI dan Mini-POMS untuk mengukur tingkat kecemasan, ketegangan dan depresinya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan dari ketiga aktivitas art-making dalam pengurangan mood negatif. Namun, dalam masing-masing kelompok art-making terdapat penurunan signifikan mood negatif dari pre-test dan post-test. Berbeda dengan hasil penelitian Curry dan Kasser (2005) serta Vennet dan Serice (2012), dalam penelitian Dreak et al. (2014) mewarnai desain plaid menghasilkan penurunan signifikan pada ketiga aspek mood negatif yang diukur, yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
kecemasan, ketegangan dan depresi. Mewarnai di kertas kosong (free-form) dan mandala menghasilkan perbedaan signifikan dalam kecemasan tetapi tidak pada ketegangan dan depresi. Berbeda dengan penelitian Curry dan Kasser (2005), Vennet dan Serice (2012) dan Dreak et al. (2014) yang memberi berbagai tugas, yaitu mewarnai mandala, free-form dan plaid, penelitian ini hanya memberi satu tugas yaitu mewarnai mandala. Penelitian ini juga memberikan jangka waktu yang lebih lama untuk mewarnai mandala, yaitu 30 menit. Selain itu, penelitian ini tidak hanya mengukur state anxiety tetapi juga mengukur state anxiety dan trait anxiety dengan STAI. Penelitian Curry dan Kasser (2005) serta Vennet dan serice (2012) memberikan anxiety induction sebelum mewarnai. Penelitian ini tidak memberikan anxiety induction dengan asumsi setiap subjek memiliki kecemasan. Penelitian Dreak et al. (2014) juga mengukur berbagai mood negatif, yaitu kecemasan, ketegangan dan depresi sedangkan penelitian ini hanya mengukur kecemasan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Penelitian menunjukkan bahwa mewarnai mandala secara signifikan menurunkan kecemasan. Individu mengalami penurunan kecemasan yang lebih besar pada state anxiety daripada trait anxiety.
B. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki berbagai keterbatasan antara lain: 1. Menggunakan desain mandala dari penelitian sebelumnya sehingga tidak ada kebaruan dalam segi alat penelitian. 2. 5 dari 35 subjek mengeluhkan pensil warna yang terlalu pendek, yaitu 8,5 cm. Selain itu, waktu pengambilan data melampaui waktu buka puasa sehingga beberapa subjek gelisah.
C. Saran 1. Bagi Subjek Penelitian Subjek penelitian dapat melanjutkan kegiatan mewarnai mandala secara mandiri sebagai sarana mengungkapkan kreativitas dan mengurangi kecemasan. 47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
2. Bagi Peneliti Selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk memilih desain mandala dengan cara menguji efektivitas berbagai desain mandala pada pilot study. Peneliti selanjutnya juga disarankan untuk menggunakan pensil warna dengan ukuran yang lebih panjang, yaitu 17 cm. Selain itu, untuk penelitian pada bulan puasa disarankan tidak melakukan penelitian pada sore hari menjelang waktu buka puasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
DAFTAR PUSTAKA Andrews, B. & Wilding, J.M. (2004). The relation of depression and anxiety to life stress and achievement in students. British Journal of Psychology, 95, 509521. Anna,
L.K. (2015). Masyarakat Terbelenggu Stres. http://health.kompas.com/read/2015/05/21/151900623/masyarakat.terbelengg u.stres, diunduh tanggal 20 Agustus 2016
Apriliani, R.A. (2015). Pengaruh Yoga Prenatal terhadap Kecemasan Sesaat dalam Menghadapi Persalinan pada Primigravida Trimester III Digalenia Mom and Baby Center Kota Bandung. Skripsi. Bandung: Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung. Atkinson, R.L., Atkinson, R.C., & Hilgard, E.R. (1983). Pengantar Psikologi. Jakarta: Erlangga. Azwar, S. (2007). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, S. (2011). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Bair, D. (2003). Jung: A Biography. Boston, MA: Little, Brown. Belchamber, B. (1997). Why the mandala? Coloring http://coloringtherapy.com, diunduh tanggal 23 Februari 2016.
Therapy.
Bell, C.E. & Robins, S.J., (2007). Effect of Art Production on Negative Mood: A Randomized. Control Trial. Art Therapy: Journal of the American Art Therapy Association, 24, 71-75. Chambala, A. (2008). Anxiety and Art Therapy: Treatment in The Public Eye. Art Therapy: Journal of the American Art Therapy Association, 25, 187-189. Chaudhary, N. (2012). Mandala: A Powerful Tool for Self Discovery. The Scientific Ravi: GC University Lahore, 146-164. Creswell, J.W. (2014). Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Curry, N. & Kasser, T. (2005). Can Mandalas Reduce Anxiety?. Art Therapy: Journal of the American Art Therapy Association, 22, 81-85.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Daradjat, Z. (1996). Kesehatan Mental. Jakarta: Gunung Agung. Darmaprawira, W. A. S. (2002). Warna: Teori dan Kreativitas Penggunaannya Ed. Ke-2. Bandung: Penerbit ITB. David, M.L. (1987). Visual Design in Dress. New Jersey: Prentice Hall. Dreak, C., Searight, H.R. & Pupek, K. (2014). The Influence of Art Making on Negative Mood States in University Students. American Journal of Applied Psychology, 3, 69-72. Durand, V.M. & Barlow, D.H. (2007). Intisari Psikologi Abnormal. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Eisedell, N. (2005). A Conversational Model of Art Therapy. Psychology and Psychotherapy: Theory, Research, and Practice, 78, 1-19. Feist, J. & Feist, G.J. (2012). Teori Kepribadian (ed.Ke-7, buku 1). Jakarta: Salemba Humanika. Hall, C.S. & Lindzey, G.. (1993). Teori-teori Psikodinamik (Klinis). Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Harun, R.E, Rinehart, K.L., Ceballos N.A. (2011). Art Based Intervention to reduce anxiety levels among students. Art and health, 3, 27-38. Henderson, P., David, R., & Mascaro, N. (2007). Empirical Study on the Healing Nature of Mandalas. Psychology of Aesthetic, Creativity, and the Arts, 1, 148154. Hoffman, S.G., Asnaani, A., & Hinton, D.E. (2010). Cultural aspects in social anxiety and social anxiety disorders. Depress Anxiety, 27, 1117-1127. Hurlock, E.B. (1980). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga. Hurlock, E.B. (1988). Personality Development. New York: Mc.Graw Hill. Jahja, Y. (2011). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Prenada Media Group. Jangha, A. (2009). College Students Artistic Exploration of Their Spiritual Experience: A Phenomonological Study. Tesis. Pennsylvania: Master of Arts in Creative Art Therapy Droxel University.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Joyce, A.W., Ross, M.J., V.S., Jillon, & Austin, C.C. (2009). College Students’ Preferences for Psychotherapy Across Depression, Anxiety, Relationship, and Academic Problems. Journal of College Students Psychotherapy, 23, 212226. Jung, C.G. (1989). Memories, Dream and Reflections. New York: Vintage Books. Kleinman, A. (1981). Patients and Healers in the Context of Culture: An Exploration of the Borderland between Athropology, Medicine, and Psychiatry. Los Angeles: University of California Press. Mahmod, J.S.R, Staten, R., Hall, L.A. & Lennie, T.A. (2012). The Relationship Among Young Adult College Students Depression, Anxiety, Stress, Demographies, Life Satisfication and Coping Styles. Informa Healthcare: Issues in Mental Health Care, 33, 149-156. Malchiody, C. 2010. Cool Art Therapy Intervention: Mandala Drawing. https://www.psychologytoday.com/blog/arts-and-health/201003/cool-arttherapy-intervention-6-mandala-drawing, diunduh tanggal 23 Februari 2016. Mandalas as Spiritual Practice. (2016). unh.edu. http://unh.edu/healthservices/ohep/spiritual-wellness/mandalas-spiritual-practice, diunduh tanggal 30 April 2016 Narimawati, U., & Munandar, D. Teknik Sampling: Teori dan Praktik dengan menggunakan SPSS 15. Yogyakarta: Gava Media. Nevid, J.S., Rathus, S.A. & Greene, B. (2005). Psikologi Abnormal Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Papalia, D.E., Olds, S.W., & Feldman, R.D. (2009). Human Development: Perkembangan Manusia (ed.Ke-10, Jilid 2). Jakarta: Salemba Humanika. Petrillo, L.D. & Winner, E. (2011). Does Art Improve Mood? A Test of Key Assumption Underlying Art Therapy. Art Therapy: Journal of the American Art Therapy Association, 22, 205-212. Reynolds, M. W., Nabor L. & Quinland. (2000). The Effectiveness of Art Therapy: Does It Work?. Art Therapy: Journal of the American Art Therapy Association, 17, 207-213. Sandmire, D. A., Garham, S.R., Rankin, N.E., & Grimm, D.R. (2012). The Influence of Art Making on Anxiety: A Pilot Study. Art Therapy: Journal of the American Art Therapy Association, 29, 68-73.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Santos, E. (2014). Coloring Isn’t Just For Kids. It Can Actually Help Adults Combat Stress. http://www.huffingtonpost.com/2014/10/13/coloring-forstress_n_5975832.html, diunduh tanggal 23 Februari 2016. Santrock. (2002). Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup (ed.Ke-5, Jilid 2). Jakarta: Erlangga. Sanyoto, E. S. (2009). Nirmana: Dasar-Dasar Seni dan Desain. Yogyakarta: Jalasutra. Slegelis, M.H. (1987). A Study Of Jung’s Mandala And Its Relationship To Art Psychotherapy. The Arts in Psychotherapy, 14, 301-311. Small, S.R. (2006). Anxiety Reduction: Expanding Previous Research on Mandala Coloring. The Undergraduate Journal of Psychology, 19, 15-21. Smet, B. (1994). Psikologi Kesehatan. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. Smith, T., & Renk, K. (2007). Predictors of Academic-Related Stress in College Students An Examination of Coping, Social Support, Parenting, and Anxiety. NASPA Journal, 44, 405-431. Spielberger, C.D. (1966). Anxiety and Behavior. New York: Academic Press. Spielberger, C.D. (1972). Anxiety: Current Trends in Theory and Research. New York: Academic Press. Supratiknya, A. (2014). Pengukuran Psikologis. Yogyakarta: Penerbit USD Thalis. (1992). Mengatasi Rasa Cemas. Jakarta: Arca. Twenge, J.M. (2000). The Age of Anxiety? Birth Cohort Change in Anxiety and Neuroticism. Journal of Personality and Social Psychology, 79, 1007-1021 Vennet, R. & Serice, S. (2012). Can Mandalas Reduce Anxiety: A Replication Study. Art Therapy: Journal of the American Art Therapy Association, 29, 87-92. Wiramihardja, S.A. (2005). Pengantar Psikologi Abnormal. Aditama.
Bandung: Refika
Zawadzki, M.J., Graham, J.E., & Gerin, W. (2012). Rumination and Anxiety Mediate the Effect of Loneliness on Depressed Mood and Sleep Quality in College Students. Health Psychology, 32, 212-222.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
LAMPIRAN 1 Skala Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
SKALA PENELITIAN
ROSALIA STEFANI 129114095
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
LEMBAR PERSETUJUAN (Informed Consent)
Saya setuju untuk berpartisipasi dalam penelitian sesuai penjelasan yang telah diberikan kepada saya. Saya telah diberi kesempatan untuk bertanya mengenai penelitian ini. Saya mengerti bahwa keterlibatan saya dalam eksperimen ini dijaga kerahasiannya. Saya juga mengerti bahwa keterlibatan saya dipenelitian ini tanpa paksaan.
Yogyakarta, 10 Juni 2016 Menyetujui,
(………………………….)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57 SKALA BAGIAN S
Nama________________________________________ Tanggal______________________ Umur_____________ Jenis kelamin (lingkari) L
P
Petunjuk Pengisian Baca setiap pernyataan dan beri tanda silang (X) pada kolom jawaban pada setiap pernyataan sesuai dengan perasaan anda saat ini. Tidak ada jawaban benar atau salah. Jangan menghabiskan waktu terlalu lama pada setiap pernyataan, berikan jawaban yang paling baik dalam menggambarkan perasaan anda saat ini (sekarang).
No
Pernyataan
1
Saya merasa tidak ada yang perlu dikhawatirkan Saya merasa diri saya akan baik baik saja Saya merasa panik Saya merasa pesimis Saya merasa senang Saya mudah membuat keputusan Saya melakukan sesuatu dengan tergesagesa Saya merasa gelisah Saya merasa takut Saya merasa memiliki banyak kekurangan Saya merasa tenang Saya merasa berkonsentrasi dengan baik Saya merasa putus asa dan ingin menyerah saat ini Saya merasa bingung Saya merasa tentram Saya merasa sejahtera Saya merasa khawatir Saya merasa terganggu Saya merasa puas Saya merasa percaya diri
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Sama sekali tidak merasakan
Sedikit Cukup Sangat merasakan merasakan merasakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58 No
Pernyataan
21 22
Saya merasa aman Saya merasa kuat dalam menghadapi kondisi saya saat ini Saya merasa tertekan Saya merasa tegang Saya merasa yakin Saya merasa santai Saya merasa khawatir akan terjadi hal yang tidak mengenakkan pada diri saya Saya merasa sulit berkonsentrasi Saya merasa terkendali Saya merasa nyaman Saya merasa gugup Saya merasa kesal Saya merasa melakukan sesuatu dengan santai Saya merasa takut Saya merasa sedih tanpa sebab yang jelas Saya merasa berada di bawah tekanan Saya merasa rileks
23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
Sama sekali tidak merasakan
Sedikit Cukup Sangat merasakan merasakan merasakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59 SKALA BAGIAN T Petunjuk Pengisian Baca setiap pernyataan dan beri tanda silang (X) pada kolom jawaban yang menunjukkan bagaimana perasaan yang anda rasakan biasanya atau pada umumnya. Tidak ada jawaban benar atau salah. Jangan menghabiskan waktu terlalu lama pada setiap pernyataan, berikan jawaban yang paling baik dalam menggambarkan perasaan anda biasanya.
No
Pernyataan
1
Saya menerima dan melupakan kekecewaan yang pernah saya alami
2 3
Saya merasa cukup dengan kondisi saya Saya merasa gugup jika mengungkapkan pendapat di depan banyak orang
4 5
Saya merasa gugup dan gelisah Ketika diminta mengungkapkan pendapat, saya dapat berbicara dengan jelas Saya merasa gembira Saya merasa melakukan sesuatu tergesa-gesa Saya merasa kesulitan yang saya miliki menumpuk sehingga saya tidak bisa mengatasinya Saya terlalu khawatir dengan sesuatu yang sebenarnya tidak penting Saya merasa gagal Saya merasa bahagia Saya berpikir dengan tenang Saat menghadapi situasi yang sulit, saya merasa tertekan
6 7 8 9 10 11 12 13
14 15 16 17 18
Saya merasa berada dalam bahaya Saya tetap dapat berpikir mengenai hal yang menyenangkan ketika menghadapi masalah Saya tetap merasa rileks ketika menghadapi situasi sulit Saya tidak bisa berhenti memikirkan kekecewaan yang saya alami Saya menghindar bila berada di lingkungan baru
Hampir Kadang tidak -kadang pernah
Sering
Hampir selalu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60 No
Pernyataan
19 20 21 22 23
Saya merasa puas dengan diri saya sendiri Saya merasa dapat mengendalikan diri Saya kuat dalam menghadapi masalah Saya membuat keputusan dengan mudah Pemikiran-pemikiran yang tidak penting memasuki pikiran saya dan mengganggu saya Saya merasa terbebani dengan beberapa hal Saya merasa aman Saya merasa lega Saya kurang percaya diri Saya memiliki pikiran-pikiran yang menggelisahkan Saya dapat mengungkapkan pendapat di depan banyak orang dengan tenang Saya mudah beradaptasi dalam lingkungan baru Saya berharap saya bisa bahagia seperti orang lain Ketika saya berpendapat, saya merasa orang lain menertawakan saya Ketika dihadapkan dengan masalah, saya memikirkannya dengan tenang Saya merasa kurang mampu Saya merasa sedih tanpa sebab yang jelas Saya tidak mampu menghilangkan pikiran mengenai masalah yang saya hadapi Saya yakin dapat mengatasi kesulitan yang saya miliki
24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
Hampir Kadang tidak -kadang pernah
Sering
Hampir selalu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
LAMPIRAN 2 Alat Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Gambar 1. Pensil Warna
Gambar 2. Desain Mandala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
LAMPIRAN 3 Uji Validitas dan Reliabilitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
Valid
% 159
a
Excluded Total
99.4
1
.6
160
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.964
80
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted item1 item2 item3 item4 item5 item6 item7 item8 item9 item10 item11 item12 item13 item14 item15 item16 item17 item18 item19 item20
175.58 175.80 175.37 175.94 175.60 176.21 175.46 175.69 175.82 175.75 175.48 175.64 175.35 175.73 175.77 175.73 175.60 175.84 175.59 175.66
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted Total Correlation 956.042 951.428 957.463 950.148 957.027 948.229 964.883 945.835 949.099 946.250 965.859 945.461 962.761 951.135 953.214 939.920 954.291 948.095 960.889 937.821
.496 .540 .462 .594 .416 .574 .308 .588 .630 .552 .239 .591 .327 .467 .616 .730 .509 .587 .378 .656
Cronbach's Alpha if Item Deleted .964 .964 .964 .963 .964 .964 .964 .963 .963 .964 .964 .963 .964 .964 .963 .963 .964 .964 .964 .963
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65 item21 item22 item23 item24 item25 item26 item27 item28 item29 item30 item31 item32 item33 item34 item35 item36 item37 item38 item39 item40 item41 item42 item43 item44 item45 item46 item47 item48 item49 item50 item51 item52 item53 item54 item55 item56 item57 item58 item59 item60 item61 item62 item63 item64 item65 item66 item67 item68
175.88 175.65 175.86 175.51 175.70 175.71 175.78 175.68 175.87 175.69 175.04 175.62 175.08 175.19 175.47 174.55 175.47 175.65 175.53 175.79 175.72 175.69 175.17 175.91 175.49 175.82 175.82 175.90 175.33 176.01 175.72 176.21 175.87 175.78 175.81 175.60 175.52 175.64 175.65 175.61 175.57 175.86 175.57 175.66 175.48 175.11 175.76 175.81
949.460 949.481 945.808 955.239 949.820 952.422 944.350 957.624 950.098 957.101 974.024 952.717 950.070 950.057 947.314 969.895 949.592 949.139 953.326 936.119 955.432 963.392 992.825 959.352 955.138 951.150 963.766 954.458 964.325 958.842 959.138 960.241 956.837 966.287 962.597 951.255 955.719 956.535 958.154 949.885 956.235 948.057 960.057 948.061 964.340 958.653 956.778 952.500
.608 .629 .583 .555 .559 .585 .683 .487 .572 .455 .069 .475 .525 .525 .653 .167 .617 .494 .546 .706 .592 .491 -.369 .481 .482 .579 .376 .566 .340 .382 .425 .473 .535 .295 .371 .566 .503 .470 .533 .628 .488 .628 .424 .620 .322 .343 .468 .577
.963 .963 .964 .964 .964 .964 .963 .964 .964 .964 .965 .964 .964 .964 .963 .965 .963 .964 .964 .963 .964 .964 .965 .964 .964 .964 .964 .964 .964 .964 .964 .964 .964 .964 .964 .964 .964 .964 .964 .963 .964 .963 .964 .963 .964 .964 .964 .964
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66 item69 item70 item71 item72 item73 item74 item75 item76 item77 item78 item79 item80
175.72 175.62 175.24 175.86 175.68 175.84 175.19 175.67 174.99 175.62 175.37 175.87
954.571 964.236 962.563 947.656 949.295 953.133 958.255 950.755 966.456 949.884 956.374 949.566
.595 .327 .395 .662 .628 .465 .450 .578 .299 .558 .505 .631
.964 .964 .964 .963 .963 .964 .964 .964 .964 .964 .964 .963
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
LAMPIRAN 4 Skor Subjek Pre-Test dan Post-Test
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
No.
Nama
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35.
GRVW WM ER YMY LN DRPP AY WR ST LP FSPPS AD YAG AS KV RSRG KRA ERW LCS MSDP ST FDIA AF PN NE RH VP AM VL HR ASR BCD DA JAS TM
Pre-Test
Post-Test
121 173 134 111 176 134 142 169 130 166 91 111 205 156 184 149 133 184 151 141 140 138 136 135 233 196 180 207 175 198 202 131 162 111 160
127 162 112 109 174 120 141 160 126 157 89 105 168 134 171 114 126 177 122 137 132 134 144 124 163 197 160 191 167 189 185 128 147 97 136
Pre-Test State 48 85 63 55 76 70 59 80 59 80 40 58 104 69 99 70 56 90 91 56 66 62 62 66 121 87 96 116 76 96 96 64 69 54 83
Post-Test State 55 70 51 54 78 59 62 73 58 71 37 59 80 54 81 60 55 91 64 52 58 59 59 56 79 85 81 97 74 88 84 55 61 46 58
Pre-Test Trait 73 88 71 56 100 64 83 89 71 86 51 53 101 87 85 79 77 94 60 85 74 76 74 69 112 109 84 91 99 102 106 67 93 57 77
Post-Test Trait 72 92 61 55 96 61 79 87 68 86 52 46 88 80 90 54 71 86 58 85 74 75 85 68 84 112 79 94 93 101 101 73 86 51 78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
LAMPIRAN 5 Prosedur Eksperimen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70 Penjelasan prosedur eksperimen.
Selamat sore teman-teman, nama saya Rosalia Stefani mahasiswa psikologi angkatan 2012. Pada sore hari ini, saya akan melaksanakan eksperimen mewarnai dalam rangka pengambilan data untuk tugas akhir. Tujuan dari eksperimen ini adalah melihat pengaruh mewarnai terhadap dinamika psikologis teman-teman . Teman-teman akan diminta untuk mengisi kuesioner dan mewarnai desain mandala yang diberikan selama 30 menit menggunakan pensil warna yang telah disediakan. Penelitian ini bersifat sukarela dan tidak ada efek samping maupun efek jangka panjang dari eksperimen ini. Segala bentuk data pribadi dan privasi partisipan sangat dijaga kerahasiaannya dan dapat dipertanggungjawabkan. Jika teman-teman sudah merasa jelas dengan prosedur eksperimen dan ingin ikut berpartisipasi dalam eksperimen ini, silahkan memberi tanda persetujuan sebagai partisipan pada lembar informed consent.