PENGARUH METODE PRAKTIKUM DENGAN PENDEKATAN LINGKUNGAN TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI PEMISAHAN CAMPURAN DI SMP Dita Hafsari, Rachmat Sahputra, Rody Putra Sartika Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Untan Email:
[email protected] Abstrak: Penelitian ini bertujuan melihat perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan setelah diajar menggunakan metode praktikum dengan pendekatan lingkungan, melihat peningkatan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan metode praktikum dengan pendekatan lingkungan pada materi pemisahan campuran di SMP Negeri 1 Singkawang. Bentuk penelitian yang digunakan adalah pre-experimental design dengan rancangan penelitian “One-Group PretestPosttest Design”. Populasi yaitu seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Singkawang. Pengambilan sampel yang digunakan yaitu purposive sampling. Sampel penelitian ini adalah 34 siswa. Rata-rata skor pre-test dan post-test kelas eksperimen yaitu 0,62 dan 4,67. Uji statistik, diperoleh Asymp.Sig (2-tailed)= 0,000 < 0,05 sehingga Ha diterima Ho ditolak berarti ada perbedaan hasil belajar sebelum dan setelah diajarkan metode praktikum dengan pendekatan lingkungan. Berdasarkan uji N-Gain ada peningkatan hasil belajar siswa sebelum dan setelah diajarkan metode praktikum dengan pendekatan lingkungan memiliki kategori tinggi 8 siswa (23,53%), kategori sedang 23 siswa (67,65%), dan siswa kategori rendah 3 siswa (8,82%). Kata Kunci: Metode Praktikum, Pendekatan Lingkungan, Pemisahan Campuran. Abstract: The aimed of this study is to see the difference of student result of studies before and after teached using experiment method with environment approach, see the increasing of student result of studies that teached using experiment method with environment approach in explaination mixture separation in SMP Negeri 1 Singkawang. The type of research is using pre-experimental design with planing research “One-Group Pretest-Posttest Design”. Population is all of student VII grade SMP Negeri 1 Singkawang. Sample interpretation is use purposive sampling. Sample of this research is 34 student. Pre-test and post-test score in experiment classes on average are 0,62 and 4,67. From statistic test, found by Asymp.Sig (2-tailed)= 0,000 < 0,05 so Ha accepted and Ho rejected mean that there is the difference of result of studies before and after teached by experiment method with environment approach. Based on N-Gain test, there is increasing of student result of studies before and after teached by experiment method with environment approach that have high category is 8 student (23,53%), medium category is 23 student (67,65%), and low category is 3 student (8,82%). Keywords: Experiment Method, Environment Approach, Mixture Separation.
1
G
uru memerlukan strategi penyampaian materi untuk mendesain Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang dapat merangsang hasil belajar yang efektif dan efisien sesuai dengan situasi dan kondisinya. Pembelajaran yang efektif di kelas diperlukan untuk semua mata pelajaran termasuk di dalamnya mata pelajaran kimia. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa kualitas pembelajaran kimia yang masih rendah di kelas dapat dilihat dari proses dan hasil belajar siswa. Hasil prariset di SMP Negeri 1 Singkawang menunjukkan bahwa ulangan harian siswa kelas VII memiliki rata-rata ketuntasan hasil belajar siswa pada materi pemisahan campuran sebesar 47,25%. Selama ini pengajaran materi pemisahan campuran di SMP Negeri 1 Singkawang, guru lebih sering menggunakan pembelajaran dengan metode ceramah, sehingga siswa lebih banyak menerima apa yang disampaikan guru daripada menemukan sendiri pengetahuan yang mereka butuhkan. Siswa tidak paham materi yang disampaikan oleh guru serta menyebabkan kesulitan belajar siswa dan berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa. Oleh karena itu, untuk membantu siswa memahami materi pemisahan campuran, maka materi tersebut perlu diajarkan dengan menggunakan metode praktikum dengan pendekatan lingkungan. Menurut Suparno P (2007), metode praktikum merupakan metode mengajar yang mengajak siswa melakukan kegiatan percobaan untuk membuktikan atau menguji teori yang telah dipelajari. Proses belajar mengajar dengan praktikum ini berarti siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri, menganalisis, membuktikan, dan menarik kesimpulan sendiri tentang suatu objek, keadaan atau proses sesuatu (Sagala S, 2005). Suatu pembelajaran yang terstruktur akan membuat siswa merasa tertantang secara mental, hal ini akan membuat siswa melanjutkan usahanya sehingga memperoleh hasil belajar yang memuaskan, untuk mendukung pembelajaran dengan metode praktikum, maka digunakanlah suatu pendekatan untuk membantu siswa dalam memahami materi pemisahan campuran yaitu pendekatan lingkungan. Menurut E. Mulyasa (2005), pembelajaran dengan pendekatan lingkungan pada hakekatnya dapat mendekatkan dan memadukan siswa dengan lingkungannya agar mereka memiliki rasa cinta, peduli dan tanggungjawab terhadap lingkungannya. Selain itu, dengan memanfaatkan sumber belajar secara optimal, siswa akan dapat termotivasi untuk berpikir logis dan sistematik sehingga memiliki pola pikir yang nyata dan semakin mudah memahami hubungan materi pelajaran dengan lingkungan sekitar serta kegunaan belajar dalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan metode praktikum dengan pendekatan lingkungan bertujuan untuk mempermudah pemahaman siswa mengenai materi pemisahan campuran. Pada metode praktikum dengan pendekatan lingkungan siswa akan melakukan kegiatan secara langsung tentang metode-metode dalam pemisahan campuran dengan menggunakan alat-alat praktikum sederhana yang terdapat disekitar lingkungan siswa, sehingga siswa akan lebih mudah memahami materi yang akan disampaikan. Pembelajaran pada metode praktikum dengan pendekatan lingkungan memiliki andil yang cukup besar dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil penelitian terdahulu, yaitu Dedi Aryadi (2011) yang mengatakan bahwa hasil belajar siswa yang menggunakan metode praktikum berbasis
2
lingkungan lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang pada proses pembelajaran tidak menggunakan metode praktikum berbasis lingkungan pada materi zat aditif. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan menerapkan metode praktikum dengan pendekatan lingkungan pada materi pemisahan campuran untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pemisahan campuran di kelas VII SMP Negeri 1 Singkawang.
METODE Metode penelitian yang digunakan adalah pre-experimental design dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah One-Group Pretest-Posttest Design dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Desain Penelitian One-Group Pretest-Posttest Design Pretest Treatment Posttest O1 X O2 (Sugiyono, 2010). Populasi penelitian ini berjumlah 207 siswa dengan sampel penelitian adalah 34 siswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik purposive sampling yaitu penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Pengambilan sampel dilihat berdasarkan nilai hasil ulangan harian yang terendah, sehingga kelas yang memiliki hasil ulangan harian yang terendah akan menjadi sampel penelitian. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah teknik pengukuran berupa tes tertulis (pre-test dan post-test) berbentuk uraian. Instrumen penelitian divalidasi oleh satu orang dosen Pendidikan Kimia FKIP Untan dan satu orang guru Kimia SMP Negeri 1 Singkawang dengan hasil validasi bahwa instrumen yang digunakan valid. Berdasarkan hasil uji coba soal diperoleh keterangan bahwa tingkat reliabilitas soal yang disusun tergolong tinggi dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,772. Hasil pre-test dan post-test dianalisis dengan menggunakan SPSS 17 for Windows. Prosedur dalam penelitian ini terdiri dari 3 tahap yaitu: 1) tahap persiapan, 2) tahap pelaksanaan, 3) tahap akhir. 1) Tahap persiapan Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap persiapan, antara lain: (a) Mengurus surat izin untuk mengadakan penelitian dari FKIP Untan; (b) Melakukan observasi di SMP Negeri 1 Singkawang; (c) Perumusan masalah penelitian yang didapat dari hasil observasi; (d) Merancang perangkat pembelajaran berupa Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP); (e) Menyiapkan instrumen penelitian berupa lembar kerja siswa (LKS), kisi-kisi soal, soal pre-test, soal posttest dan aturan penskoran; (f) Melakukan validasi instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran; (g) Merevisi instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran berdasarkan hasil validasi; (h) Melakukan uji coba instrumen penelitian berupa tes hasil belajar kepada sekolah yang setara dengan tempat penelitian; (i) Menentukan reliabilitas tes hasil belajar berdasarkan data hasil uji coba; (j) Menentukan kelas eksperimen dalam penelitian.
3
2) Tahap pelaksanaan Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap pelaksanaan, antara lain: (a) Memberikan pre-test materi pemisahan campuran pada kelas eksperimen; (b) Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen yang diberi pembelajaran menggunakan metode praktikum dengan pendekatan lingkungan. Adapun langkah-langkah dalam kegiatan pembelajaran dengan menerapkan metode praktikum dengan pendekatan lingkungan adalah sebagai berikut: 1. Pendahuluan Guru masuk ke dalam kelas dan memberikan salam Guru mengabsen siswa Guru menyiapkan kondisi siswa dalam menerima pelajaran Guru memberikan apersepsi dan motivasi kepada siswa Guru menginformasikan materi yang akan disampaikan Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai 2. Kegiatan Inti Mengamati: Guru membagi siswa kedalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 6-7 orang Guru memberikan arahan kepada siswa sebelum memulai percobaan Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok Menanya: Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya mengenai percobaan yang dilakukan Mencoba: Siswa melakukan percobaan sesuai dengan perintah guru Guru membimbing masing-masing kelompok dan melakukan penilaian Mengasosiasi: Siswa mendiskusikan jawaban pertanyaan yang terdapat dalam LKS sesuai pengamatan percobaan Mengkomunikasikan: Guru meminta siswa mengumpulkan LKS yang telah dikerjakan bersama kelompok Guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi klompok di depan kelas Guru memberikan penghargaan kepada setiap kelompok yang telah mempresentasikan hasil diskusinya 3. Penutup Guru menutup pembelajaran dengan membimbing siswa untuk membuat kesimpulan terhadap materi yang telah dipelajari Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam (c) Memberikan post-test pada kelas eksperimen untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diberi perlakuan.
4
3) Tahap akhir Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap pelaksanaan, antara lain: (a) Melakukan analisis dan pengelolaan data hasil penelitian pada kelas eksperimen menggunakan uji statistik yang sesuai; (b) Menarik kesimpulan sebagai jawaban dari rumusan masalah; (c) Menyusun laporan penelitian.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada salah satu kelas VII di SMP 1 Singkawang. Melalui teknik pengambilan sampel yang digunakan, maka terpilihlah kelas VII B sebagai kelas eksperimen. Pada kelas eksperimen ini diberi perlakuan berupa penerapan metode praktikum dengan pendekatan lingkungan. Sampel penelitian berjumlah 34 siswa. Hasil penelitian ini diperoleh dua data yaitu data pre-test dan post-test. Data dari hasil penelitian ini yaitu berupa hasil belajar siswa yang pengumpul datanya menggunakan instrument berupa soal essay sebanyak 5 soal. Hasil analisis pre-test dan post-test dapat disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 Hasil Belajar Siswa di Kelas Eksperimen Test Jumlah Siswa Rata-rata Nilai Persentase Ketuntasan 34 7,72 0% Pre-test 34 58,46 23,53% Post-test Jumlah siswa yang mengikuti pre-test sebanyak 34 siswa. Hasil pre-test menunjukkan bahwa semua siswa kelas eksperimen memperoleh nilai kurang dari kriteria ketuntasan minimal (KKM 75). Jumlah siswa yang mengikuti post-test sebanyak 34 siswa. Hasil post-test menunjukkan bahwa 6 siswa di kelas eksperimen memperoleh nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM 75) dan 2 siswa di kelas eksperimen memperoleh nilai lebih dari kriteria ketuntasan minimal (KKM 75), sementara itu sebanyak 26 siswa memperoleh nilai di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM 75). Hasil belajar yang diperoleh siswa lalu diolah untuk melihat perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan setelah diajarkan menggunakan metode praktikum dengan pendekatan lingkungan pada materi pemisahan campuran. Pengolahan data hasil belajar menggunakan SPSS 17 for windows. Uji statistik yang dilakukan adalah uji normalitas dan uji U-Mann Whitney. Uji statistik diawali dengan mengolah data pre-test dan post-test. Berdasarkan uji normalitas pre-test diperoleh nilai Sig pada tes ShapiroWilk pada kelas eksperimen sebesar 0,000. Pada kelas eksperimen Sig < 0,05, berarti data pada kelas eksperimen tidak berdistribusi normal. Berdasarkan uji normalitas post-test diperoleh nilai Sig pada tes Shapiro-Wilk pada kelas eksperimen sebesar 0,062. Pada kelas eksperimen Sig > 0,05, berarti data pada
5
kelas eksperimen berdistribusi normal, karena salah satu data dari hasil pretest dan postest tidak berdistribusi normal, maka untuk pengujian hipotesis digunakan uji statistik nonparametrik yaitu uji U-Man Whitney. Pengujian hipotesis digunakan uji statistik non parametik yaitu uji U-Mann Whitney dengan taraf nyata 5%. Berdasarkan hasil uji hipotesis diperoleh nilai Asymp.Sig (2-tailed) sebesar 0,000. Nilai Asymp.Sig (2-tailed) < 0,05, maka Ha diterima atau Ho ditolak, artinya terdapat perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan setelah diajarkan menggunakan metode praktikum dengan pendekatan lingkungan pada materi pemisahan campuran di SMP Negeri 1 Singkawang. Pembahasan Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 27 Mei 2015 sampai 29 Mei 2015 pada kelas VII B di SMP Negeri 1 Singkawang. Kelas VII B ini diberikan perlakuan berupa penerapan metode praktikum dengan pendekatan lingkungan. Kegiatan pembelajaran di kelas eksperimen dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan metode praktikum dengan pendekatan lingkungan. Pada saat penyampaian materi, guru mengajarkan mengenai materi pemisahan campuran. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu 200 menit untuk 2 kali pertemuan. Proses pembelajaran di kelas eksperimen dilakukan melalui 4 tahap yaitu persiapan, pendahuluan, inti dan penutup. Pada tahap persiapan, sebelum dilakukannya metode praktikum dengan pendekatan lingkungan dimulai, peneliti membagi siswa menjadi lima kelompok, masing-masing kelompok beranggotakan enam sampai tujuh dimana pemilihan anggota kelompok berdasarkan nomor urut absen. Peneliti menyiapkan LKS serta menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Kegiatan pendahuluan, guru mengucapkan salam sebagai wujud nilai religius dan memperhatikan kehadiran siswa, serta guru memperhatikan kebersihan kelas dan ketenangan siswa. Setelah semua siswa siap belajar, guru terlebih dahulu menyampaikan apersepsi berupa pertanyaan tentang materi yang berhubungan dengan materi pemisahan campuran yang akan dipelajari. Pertanyaannya yaitu: Bagaimana cara memisahkan pasir yang sudah bercampur dengan air?. Sebagian siswa menjawab dengan cara disaring, untuk menyempurnakan jawaban tersebut, siswa melakukan praktikum dengan menggunakan alat dan bahan sederhana yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya, guru memberikan motivasi kepada siswa dengan memperlihatkan gambar air santan. Guru memberikan motivasi kepada siswa dengan menjelaskan bahwa teknik memeras santan hingga mendapatkan air santan tanpa ampas merupakan salah satu metode pemisahan campuran, dengan demikian akan timbul rasa percaya diri dari siswa bahwa belajar kimia dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Guru menginformasikan materi yang akan disampaikan serta menyampaikan tujuan pembelajaran. Kegiatan inti, guru membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar yang ditelah dibagi sebelumnya, sebelum melakukan praktikum siswa diberikan arahan mengenai jalannya praktikum. Selanjutnya, guru membimbing siswa
6
sesuai dengan tahap-tahap pembelajaran menggunakan metode praktikum dengan pendekatan lingkungan yaitu sebagai berikut: a. Membagikan lembar kerja siswa (LKS) Tahap ini, guru meminta perwakilan kelompok untuk mengambil LKS. Pada saat itu suasana kelas sangat antusias karena siswa berlomba-lomba untuk segera mengerjakan LKS. Guru memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk bertanya mengenai percobaan yang akan dilakukan. b. Melakukan praktikum sesuai dengan petunjuk praktikum Tahap ini, guru meminta setiap kelompok yang telah diberi kesempatan untuk melakukan percobaan untuk maju kedepan kelas dengan membawa semua anggota kelompok. Setiap anggota kelompok melakukan percobaan sesuai dengan LKS yang telah disiapkan. c. Melakukan pengamatan Tahap ini, guru meminta semua kelompok untuk mengamati hasil praktikum yang dilakukan di depan kelas kemudian semua kelompok diwajibkan untuk membuat hasil pengamatan yang telah ada di dalam LKS. Siswa yang telah selesai mengerjakan soal LKS, siswa diminta untuk mempresentasikan hasilnya ke depan kelas. d. Mempresentasikan hasil praktikum Tahap ini, guru meminta setiap kelompok yang telah selesai melakukan percobaan diminta untuk mempresentasikan hasil percobaannya dan kelompok lain diminta untuk menanggapi dan bertanya jika ada hal yang tidak jelas. Pada tahap ini, suasana di kelas sangat antusias karena siswa berlomba-lomba mengajukan pertanyaan kepada kelompok yang melakukan praktikum. Setelah semua kelompok mempresentasikan hasil kelompoknya, guru meluruskan dan menguatkan jawaban dari siswa. Pada akhir pembelajaran guru meminta siswa untuk menyimpulkan kembali pemahaman konsep di bantu oleh guru. Pada kegiatan ini, guru menunjuk satu persatu siswa untuk meyimpulkan materi yang telah dipelajari. Pada saat melakukan praktikum suasana di kelas sangat antusias karena terjadi interaksi siswa dengan siswa dan guru dengan siswa. Selama praktikum berlangsung, siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran. Kerjasama siswa dalam kelompok terlihat jelas yaitu siswa saling membantu dalam menyelesaikan masalah yang terdapat di dalam LKS. Jika ada materi yang tidak jelas atau belum paham, maka saat itu siswa langsung bertanya. Setelah setiap kelompok melakukan praktikum, kelompok tersebut mempresentasikan hasil percobaannya di depan kelas, sehingga semua kelompok dapat melihat dan mendengar hasil percobaan yang dilakukan teman kelompok lain. Mengecek pemahaman kelompok lain, guru menunjuk satu persatu siswa untuk menjelaskan kembali proses dan hasil praktikum kelompok temannya yang telah mempresentasikan hasilnya. Begitu seterusnya sampai pada kelompok lima. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan pendapat dan menjawab sesuai dengan kemampuan dan pemahaman masing-masing, jawaban yang disampaikan oleh siswa tidak semuanya sama dengan buku, melainkan siswa dapat menjawab dengan hasil praktikum yang siswa lihat. Tahap ini diakhiri oleh guru dengan membuat rangkuman mengenai materi pemisahan campuran yang telah dipelajari.
7
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Pretest 0 2 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 2 0 1 2 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1
Tabel 3 Hasil N-Gain Siswa Postest Gain 7 0,87 5 0,5 4 0,43 5 0,63 6 0,75 5 0,57 4 0,5 5 0,63 3 0,37 6 0,71 4 0,43 4 0,5 5 0,63 5 0,57 5 0,63 4 0,43 6 0,71 3 0,17 6 0,75 5 0,57 4 0,33 5 0,57 4 0,5 4 0,5 2 0,14 4 0,43 3 0,28 6 0,75 5 0,57 6 0,71 4 0,5 3 0,37 7 0,87 5 0,57
Kategori Tinggi Sedang Sedang Sedang Tinggi Sedang Sedang Sedang Sedang Tinggi Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Tinggi Rendah Tinggi Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Rendah Sedang Rendah Tinggi Sedang Tinggi Sedang Sedang Tinggi Sedang
Hasil belajar dapat dianalisis untuk melihat sejauh mana pengaruh metode praktikum dengan pendekatan lingkungan pada materi pemisahan campuran. Peningkatan hasil belajar siswa diperoleh dengan membandingkan hasil pre-test dan hasil post-test menggunakan nilai N-Gain. Berdasarkan tabel di bawah, dapat dilihat bahwa siswa yang termasuk kategori tinggi sebanyak 8 siswa (23,53%), kategori sedang sebanyak 23 siswa (67,65%), dan siswa yang termasuk dalam kategori rendah sebanyak 3 siswa (8,82%). Penggunaan metode praktikum dengan
8
pendekatan lingkungan menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa. Berdasarkan N-Gain 67,65% siswa termasuk kategori sedang, kemudian dari hasil uji U-Mann Whitney menunjukkan adanya perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan setelah diajarkan metode praktikum dengan pendekatan lingkungan pada materi pemisahan campuran. Keberhasilan pembelajaran metode praktikum dengan pendekatan lingkungan untuk meningkatkan hasil belajar siswa tidak terlepas dari beberapa hal yang terkait dengan proses pembelajaran dan kemampuan siswa. Terdapat siswa yang tidak mencapai ketuntasan didasarkan kurangnya pemahaman yang baik dari siswa dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain dalam menanggap pembelajaran yang dijelaskan guru. Kemudian keinginan siswa untuk bertanya kepada guru juga kecil, walaupun ada siswa yang bertanya kepada guru namun mereka adalah siswa yang tergolong kelompok atas dalam tingkat keberhasilan pembelajaran.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 1 Singkawang sebelum dan setelah diajarkan metode praktikum dengan pendekatan lingkungan pada materi pemisahan campuran. Terdapat peningkatan hasil belajar siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Singkawang sebelum dan setelah diajarkan metode praktikum dengan pendekatan lingkungan memiliki kategori tinggi sebanyak 8 siswa (23,53%), kategori sedang sebanyak 23 siswa (67,65%), dan siswa yang termasuk dalam kategori rendah sebanyak 3 siswa (8,82%).
Saran Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dan kelemahan-kelemahan dalam penelitian ini, peneliti memberikan saran sebagai berikut: Penerapan metode praktikum dengan pendekatan lingkungan yang telah dilakukan, perlu penggunaan waktu sebaik mungkin atau penambahan untuk menerapkan metode praktikum dengan pendekatan lingkungan sehingga setiap tahap dalam proses pembelajaran menggunakan metode praktikum dengan pendekatan lingkungan dapat terlaksana dengan maksimal.
DAFTAR RUJUKAN Dedi Aryadi. 2011. Pengaruh Penggunaan Metode Praktikum Berbasis Lingkungan Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Ketapang Pada Materi Zat Aditif. Pontianak: Universitas Tanjungpura.
9
E. Mulyasa. 2005. Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep Strategi dan Implementasi. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Sagala S. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif & RND. Bandung: Alfabeta. Suparno P. 2007. Metodologi Pembelajaran Fisika. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
10