PENGARUH METODE MIND MAPPING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATERI LINGKARAN DI SMP Hasian Nauli, Bistari, Hamdani Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Untan Email:
[email protected] Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh metode mind mapping terhadap hasil belajar siswa materi lingkaran di kelas VIII SMP Kemala Bhayangkari 1 Kubu Raya. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah Posttest-Only Control Design. Sampel dalam penelitian ini adalah 29 siswa kelas VIII B sebagai kelas eksperimen dan 30 siswa kelas VIII D sebagai kelas kontrol. Analisis data dengan uji U Mann-Whitney menunjukkan bahwa Zhitung=-0,88 sedangkan pada taraf signifikansi 0,05 diperoleh Ztabel=1,96 dengan demikian H1 ditolak atau H0 diterima, artinya tidak terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar yang signifikan antara siswa yang diberi pembelajaran dengan metode mind mapping dan siswa yang diberi pembelajaran dengan metode mencatat tradisional pada materi lingkaran. Hal ini sesuai dengan hasil perhitungan effect size -0,1779 artinya metode mind mapping memberikan pengaruh yang rendah terhadap hasil belajar siswa. Kata kunci: Mind Mapping, Hasil Belajar, Lingkaran Abstract: The purpose of this research was to determine the result of mind mapping method of student learning outcomes in the circle materials of eighth grade students in SMP Kemala Bhyangkari 1 Kubu Raya. The research methods used in this research is an experiment with the design of the research programm used is the Posttest-Only Control Design. The sample in this research was 29 students in class VIII B as an experiment class and 30 students in class VIII D as a control class. Data analysis by Mann-Whitney U test show that Zcount =-0.88 while the significance level is obtained Ztable=1.96 thus H1 is rejected or H0 accepted, meaning that there was no difference in average a significant learning outcome among the students who were given the learning mind mapping method and the students who were given traditional methods of learning the material recorded on the circle. This is consistent with the results of the calculation of effect size -0.1779 meaning mind mapping method gives a low influence on student learning outcomes. Keywords: Mind Mapping, Learning Outcomes, Circle
F
enomena kemalasan dalam membaca informasi terkadang bisa terjadi dalam diri seseorang. Tetapi yang perlu diperhatikan adalah bagaimana cara agar informasi-informasi penting mudah dicari dan dibaca kembali ketika dibutuhkan, 1
misalnya membuka ulang kembali pelajaran yang terdahulu. Dalam kaitannya dengan proses pembelajaran, guru perlu memberikan keterampilan kepada siswa untuk mengatur informasi atau materi. Hal ini dikarenakan materi pelajaran sebelumnya berkaitan dengan materi selanjutnya. Salah satu permasalahan yang dihadapi siswa dalam kelas adalah kemalasan membuat catatan. Hal ini dapat dipengaruhi karena metode mencatat yang diterapkan masih kurang efektif yaitu hanya menerapkan metode mencatat tradisional saja. Dengan metode mencatat seperti ini bisa berdampak sedikitnya catatan yang dimiliki siswa. Sehingga akibatnya siswa tidak mempunyai dokumentasi yang lengkap tentang materi ajar yang disampaikan guru dan tidak dapat membaca ulang materi secara sempurna. Selain hal tersebut bagi siswa yang mempunyai catatan yang lengkap dapat mengakibatkan siswa mengalami kesulitan dalam membaca kembali materi. Menurut DePorter dan Hernacki (2010:150), bahwa catatan yang baik dan efektif membantu untuk mengingat detail-detail tentang poin-poin kunci, memahami konsep-konsep utama, dan melihat kaitannya. Sementara DePorter dan Hernacki (2010:148) juga menjelaskan bahwa cara mencatat tradisional mempersulit untuk mendapatkan gambaran dan melihat kaitan-kaitan antara gagasan. Selanjutnya menurut Sugiarto (dalam Rostikawati, 2008), catatan tradisional (biasa) memiliki karakteristik yaitu hanya berupa tulisan-tulisan saja, hanya dalam satu warna, untuk mereview ulang memerlukan waktu yang lama dan statis. Jadi dengan metode mencatat tradisional seperti ini mempersulit siswa memahami konsep-konsep utama dengan baik dan melihat keterkaitan konsep-konsep yang saling berhubungan. Dalam pembelajaran matematika siswa dituntut untuk mencatat materi yang disampaikan, dengan tujuan apabila siswa lupa materi yang telah dipelajari siswa dapat mempelajarinya kembali. Salah satu yang dipelajari dalam pembelajaran matematika adalah tentang rumus yang digunakan untuk menyelesaikan masalah matematika. Lingkaran merupakan salah satu materi dalam pembelajaran matematika yang diajarkan di kelas VIII SMP semester genap. Pada materi lingkaran, terdapat beberapa rumus berbeda yang digunakan dalam menyelesaikan masalah matematika yang berkaitan dengan lingkaran. Misalnya dalam menyelesaikan masalah matematika yang berkaitan dengan keliling, luas, panjang busur, dan luas juring suatu lingkaran. Banyaknya rumus yang berbeda yang berkaitan dengan lingkaran menuntut siswa untuk bisa mengingat dan menguasainya. Mengingat berarti siswa harus mempunyai catatan yang dapat dipelajari dan dicari ketika diperlukan. Dan menguasai berarti siswa dapat menggunakan rumus dalam menyelesaikan masalah matematika yang berkaitan dengan lingkaran. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru matematika kelas VIII SMP Kemala Bhayangkari 1 Kubu Raya bahwa masih banyak siswa yang nilainya belum mencapai ketuntasan minimal yang ditetapkan oleh sekolah yaitu ≥70 dan untuk memperbaiki nilai siswa guru memberikan ulangan perbaikan. Selain hal itu beliau juga mengatakan bahwa dalam pembelajaran matematika hanya menggunakan metode mencatat yang umumnya diterapkan yaitu metode mencatat tradisional (biasa) dan belum pernah menggunakan metode mencatat yang lain misalnya membuat catatan dalam bentuk mind map (peta pikiran)
2
DePorter, Reardon, dan Nourie (2002:176), dalam buku mereka yang berjudul “Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di Ruangruang Kelas”, diungkapkan bahwa para ahli pernah menyangka bahwa otak memproses dan menyimpan informasi secara linear seperti metode mencatat tradisional, dan sekarang para ilmuwan mengetahui bahwa otak mengambil informasi campuran gambar, bunyi, aroma, pikiran, perasaan, dan memisahmisahkannya ke dalam bentuk linear. Oleh karena itu, untuk membantu mengatasi permasalahan di atas diperlukan adanya metode mencatat yang lebih baik dan efektif dan upaya yang diperkirakan dapat mengatasi permasalahan tersebut yaitu pembelajaran melalui metode mind mapping. Menurut Buzan (2008:4), Mind map adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harfiah akan memetakan pikiran-pikiran kita. Selain itu Buzan (2008:2) juga mendefinisikan mind map sebagai alternatif pemikiran keseluruhan otak terhadap pemikiran linear. Adapun cara membuat mind map menurut Buzan (2007:10) terdiri dari lima langkah yaitu: (1) Mempergunakan selembar kertas kosong dan beberapa pulpen warna; (2) Membuat sebuah gambar yang merangkum subyek utama; (3) Membuat beberapa garis tebal yang berlekuk-lekuk dan menyambung dari gambar subyek utama; (4) Memberikan nama pada setiap ide di atas dan bila mau buat gambar-gambar kecil mengenai masing-masing ide tersebut; (5) Dari setiap ide yang ada bisa ditambahkan garis penghubung lainnya yang menyebar seperti cabang-cabang pohon. Mind map merupakan cara membuat catatan yang tidak membosankan, karena dalam sebuah mind map (peta pikiran) terdiri dari kata-kata, warna, garis, dan gambar (Buzan, 2007:4). Mind map (peta pikiran) dibuat mengunakan gambar dan teks dengan maksud untuk mengambarkan ide-ide dan konsep-konsep yang dipelajari. Menurut Eric Jensen (dalam Rostikawati, 2008), peta pikiran (mind map) bertujuan membuat materi pelajaran terpola secara visual dan grafis yang akhirnya dapat membantu merekam, memperkuat, dan mengingat kembali informasi yang telah dipelajari. Dengan demikian pemetaan pikiran (mind mapping) merupakan suatu cara mencatat yang mengembangkan gaya belajar visual. Menurut Putra (2008:258) metode pencatatan menggunakan peta pikiran (mind map) memiliki keutamaan yaitu (1) tema utama terdefinisi secara sangat jelas karena dinyatakan di tengah; (2) level keutamaan informasi terindikasi secara lebih baik. Informasi yang memiliki kadar kepentingan lebih diletakkan dekat dengan tema utama; (3) hubungan antara masing-masing informasi secara mudah dapat segera dikenali, (4) lebih mudah dipahami dan ingat (sebagai akibat dari poin sebelumnya); (5) informasi baru setelahnya dapat segera digabungkan tanpa merusak keseluruhan peta pikiran, sehingga mempermudah proses revisi informasi; (6) masing-masing peta pikran sangat unik, sehingga mempermudah proses pengingatan; (7) mempercepat proses pencatatan karena hanya meggunakan kata kunci. Sementara kekurangan metode pencatatan menggunakan peta pikiran (dalam Sape, 2012) antara lain adalah sebagai berikut: (1) hanya siswa yang aktif yang terlibat karena pada mind map merupakan catatan masing-masing siswa dan pembuatan atau penulisannya tidak dipatokkan bagaimana bentuknya oleh guru
3
sehingga ada sebagian siswa yang ya tidak membuat mind map dengan serius dan mereka akan membuatnya pada saat akan dikumpulkan saja sehingga materi yang dimindmappingkan kan tidak optimal; (2) tidak sepenuhnya murid yang belajar, sama seperti poin yang pertama karena pembuatan mind map tidak dikontrol sehingga ada sebagian siswa yang enggan untuk belajar dan membuat mind map ini; (3) guru akan kewalahan memeriksa mind map siswa karena jumlah siswa dalam kelas lumayan banyak, maka akan ada banyak mind map dari satu materi yang diajarkan. Adapun tujuan penerapan metode mind mapping dalam penelitian ini yaitu: (1) untuk mengetahui perbedaan rata-rata rata rata hasil belajar antara siswa yang diberi pembelajaran dengan metode mind mapping dan siswa yang diberi pembelajaran dengan metode mencatat tradisional tradisional (biasa); (2) untuk mengetahui pengaruh metode mind mapping terhadap hasil belajar siswa; dan (3) untuk mengetahui respon siswa terhadap penerapan metode mind mapping. Catatan bentuk mind map pada materi lingkaran dapat disajikan seperti gambar di bawah ini
Gambar Mind Map Lingkaran Hasil penelitian terdahulu yang mendukung terhadap penerapan mind map yaitu penelitian Sutarni (2011) yang berjudul “Penerapan Metode Mind Mapping dalam Meningkatkan Kemampuan Mengerjakan Soal Cerita Bilangan Pecahan”. Dalam penelitian ini pada siklus 1 mengalami peningkatan 10.5% dari 52% menjadi 62,5% dan pada siklus 2 mengalami peningkatan 35,5% dari 52% menjadi 87,5% dan penelitian enelitian Tapantoko (2011) yang berjudul “P “Pengunaan Metode Mind Map (Peta Pikiran) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Depok”. Dalam penelitian ini diperoleh bahwa rata-rata rata rata nilai pada siklus 1 yaitu 75,18 dan rata ratarata nilai pada siklus klus 11 yaitu 90,18. Jadi berdasarkan uraian di atas, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang bagaimana pengaruh metode mind mapping
4
terhadap hasil belajar siswa materi lingkaran di kelas VIII SMP Kemala Bhayangkari I Kubu Raya METODE Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen. Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi eksperiment). Jenis rancangan yang digunakan Posttest-Only Control Design. Dalam rancangan ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random (Sugiyono, 2011:12). Rancangan tersebut digambarkan sebagai berikut Tabel 1. Rancangan penelitian Kelas Eksperimen X O1 Kelas Kontrol O1 (Sugiyono, 2011:112) Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Kemala Bhayangkari 1 Kubu Raya yang berjumlah 117 siswa dan terbagi dalam empat kelas yaitu VIIIA, VIIIB, VIIIC, dan VIIID. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik cluster random sampling yang dipilih secara random. Setelah dirandom diperoleh kelas VIII B sebagai kelas eksperimen dengan jumlah 29 siswa dan kelas VIII D sebagai kelas kontrol dengan jumlah 30 siswa. Kelas ekperimen diberi pembelajaran dengan metode mind mapping dan kelas kontrol diberi pembelajaran dengan metode mencatat tradisional (biasa). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pengukuran. Pengukuran yang dimaksud dalam penelitian ini berupa tes tertulis berbentuk essay yang berkaitan dengan materi lingkaran yang terdiri dari 4 soal dan angket respon yang berupa daftar isian yang terdiri dari 5 pernyataan favorabel dan 5 pernyataan unfavorabel yang diukur dengan aturan skala Likert. Instrumen penelitian divalidasi oleh satu dosen Pendidikan Matematika FKIP Untan dan dua guru SMP Kemala Bhayangkari 1 Kubu Raya. Dari hasil uji coba soal diperoleh yaitu (1) berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas soal diketahui bahwa nilai koefisien reliabelitas soal yang disusun sebesar 0,76 sehingga kriteria reliabilitas soal tes termasuk kriteria tinggi; (2) berdasarkan hasil perhitungan tingkat kesukaran diketahui bahwa soal nomor 1 tergolong sulit, soal nomor 2 tergolong mudah, soal nomor 3 tergolong sedang, dan soal nomor 4 tergolong sulit; (3) berdasarkan hasil perhitungan daya pembeda soal diketahui bahwa soal nomor 1 adalah diterima tetapi direvisi dan soal nomor 2 sampai nomor 4 adalah diterima. Pada masing-masing kelas, perlakuan dilakukan sebanyak 3 kali yaitu pada pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga dan pada pertemuan keempat kedua kelas diberikan tes akhir (posttest) serta pemberian angket kepada kelas eksperimen. Untuk mengetahui perbedaan rata-rata hasil belajar antara siswa yang diberi pembelajaran dengan metode mind mapping dan siswa yang diberi pembelajaran dengan metode mencatat tradisional (biasa) dianalisis dari data hasil 5
posttest siswa kelas eksperiman dan kelas kontrol yang selanjutnya dilakukan dengan uji normalitas. Berdasarkan hasil uji normalitas diperoleh data kelas eksperimen tidak berdistribusi normal dan data kelas kontrol berdistribusi normal sehingga dilanjutkan dengan uji statistik non parametris yaitu uji U MannWhitney, dan untuk mengetahui pengaruh metode mind mapping terhadap hasil x x belajar siswa dianalisis dengan menggunakan rumus E s e c , sementara S c untuk mengetahui respon siswa terhadap metode mind mapping dianalisis dengan menggunakan aturan skala Likert yang terdiri dari lima pilihan jawaban yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (RR), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Angket respon ini terdiri lima pernyataan favorabel dan lima pernyataan unfavorabel. Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari 3 tahap yaitu: 1) tahap persiapan, 2) tahap pelaksanaan, 3) tahap akhir Tahap Persiapan Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada tahap persiapan antara lain: (1) melakukan pra riset di SMP Kemala Bhayangkari 1 Kubu Raya; (2) menyiapkan instrumen dan perangkat pembelajaran yang berupa RPP, kisi-kisi soal, soal tes, kunci jawaban, angket respon dan pedoman penskoran; (3) melakukan validasi instrumen dan perangkat pembelajaran; (4) merevisi hasil instrumen dan perangkat pembelajaran berdasarkan hasil validasi; (5) melakukan uji coba soal tes di SMP Boedi Oetomo Kubu Raya; (6) menganalisis data hasil uji coba untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrumen penelitian; (7) merevisi instrumen penelitian berdasarkan hasil uji coba soal tes; (8) menentukan waktu penelitian dengan berkonsultasi pada guru matematika kelas VIII SMP Kemala Bhayangkari 1 Kubu Raya; (9) melakukan pengundian untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol Tahap pelaksanaan Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada tahap pelaksanaan antara lain: (1) memberikan perlakuan yaitu kelas eksperimen diberikan pembelajaran dengan metode mind mapping dan kelas kontrol diberikan pembelajaran dengan metode mencatat biasa. Pada kedua kelas perlakuan dilakukan sebanyak 3 kali yaitu pada pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga; (2) memberikan post-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk melihat hasil belajar siswa setelah diberikan perlakuan yang dilakukan pada pertemuan keempat; (3) memberikan angket respon siswa terhadap penerapan metode mind mapping yang dilakukan pada pertemuan keempat. Tahap Akhir Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada tahap akhir antara lain: (1) mengolah data yang diperoleh dengan uji statistik yang sesuai untuk menjawab hipotesis; (2) mendeskripsikan dan menganalisis hasil pengolahan data; (3) membuat kesimpulan.
6
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII SMP Kemala Bhayangkari 1 Kubu Raya, yang dimulai dari tanggal 23 Januari sampai dengan 2 Februari 2013. Setelah dirandom kelas yang terpilih adalah kelas VIII B dan kelas VIII D. Kelas VIII B merupakan kelas eksperimen yang diberi perlakuan dengan metode mind mapping dan kelas VIII D merupakan kelas kontrol yang diberi perlakuan dengan metode mencatat biasa. Sampel dalam penelitian ini yaitu kelas eksperimen berjumlah 29 siswa dan kelas kontrol berjumlah 30 siswa. Pada saat diberikan posttest pada kelas eksperimen hanya 25 siswa saja yang hadir sementara 3 siswa sakit dan 1 siswa izin sedangkan pada kelas kontrol hanya 28 siswa saja yang hadir sementara 2 siswa sakit. Dari hasil penelitian diperoleh tiga kelompok data yaitu data posttest kelas eksperimen, data posttest kelas kontrol dan data angket respon siswa terhadap penerapan metode mind mapping pada kelas eksperimen. Data hasil belajar siswa yang pengumpulan datanya menggunakan instrumen berupa tes uraian yang terdiri dari 4 soal dengan skor antara 0 sampai 16. Data hasil posttest disajikan pada tabel 2 di bawah ini Tabel 2. Deskripsi Hasil Analisis Posttest Keterangan Jumlah Skor Rata-rata Skor Jumlah Nilai Rata-rata Nilai Nilai Tertinggi Nilai Terendah Jumlah Siswa Tuntas Persentase Ketuntasan Jumlah siswa Tidak Tuntas Persentase siswa tidak tuntas
Nilai Kelas Eksperimen Kelas Kontrol 97 119 3,88 4,25 606,25 743,75 24,25 26,56 81,25 62,50 0 6,25 1 0 4% 0% 24 28 96% 100%
Dari tabel 2 di atas diketahui bahwa rata-rata skor pada kelas eksperimen lebih rendah dari pada rata-rata skor pada kelas kontrol, dan persentase ketuntasan kelas eksperimen sebesar 4% atau terdapat 1 siswa saja yang tuntas berdasarkan KKM yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 70 dengan nilai tertinggi yaitu 81,25 sementara persentase ketuntasan kelas kontrol sebesar 0% atau tidak ada siswa pada kelas tersebut yang tuntas berdasarkan KKM yang ditetapkan oleh sekolah dan nilai tertinggi pada kelas kontrol adalah 62,50. Setelah dilakukan uji normalitas diperoleh bahwa data posttest kelas eksperimen tidak berdistribusi normal sementara data posttest kelas kontrol berdistribusi normal. Dengan keadaan yang demikian maka dilanjutkan dengan uji U-Mann Whitney. Berdasarkan hasil analisis diperoleh Zhitung=-0,88 dan pada taraf signifikansi (keyakinan) 0,05 ternyata Ztabel=1,96 yang mana Z hitung berada 7
pada 1,96 Z 1,96 dengan demikian H1 ditolak atau Ho diterima, sehingga disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar yang signifikan antara siswa yang diberi pembelajaran dengan metode mind mapping dengan siswa yang diberi pembelajaran dengan metode mencatat biasa pada materi lingkaran. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh perlakuan yaitu metode mind mapping terhadap hasil belajar siswa pada materi lingkaran maka dilakukan perhitungan dengan effect size sebagai berikut: x xC ES E SC 3,88 4,25 0,37 0,1779 2,08 2,08 Berdasarkan hasil perhitungan di atas diperoleh Es = -0,1779 yang mana Es<0,2 sehingga berdasarkan kriteria effect Size dapat disimpulkan bahwa metode mind mapping memberikan pengaruh yang rendah terhadap hasil belajar siswa pada materi lingkaran di kelas VIII SMP Kemala Bhayangkari 1 Kubu Raya. Untuk melihat respon siswa setelah diterapkannya metode mind mapping diperoleh dari hasil perhitungan dengan aturan skala Likert. Dari hasil pengolahan tersebut diketahui bahwa terdapat 19 siswa kelas eksperimen yang menanggapi positif dan 6 siswa lainnya menanggapi ragu-ragu terhadap penerapan metode mind mapping pada materi lingkaran di kelas VIII SMP Kemala Bhayangkari 1 Kubu Raya. Adapun tabel frekuensi dan persentase respon siswa terhadap penerapan metode mind mapping sebagai berikut: Tabel 3. Frekuensi dan Persentase Respon Siswa Kriteria Frekuensi Persentase Sangat Negatif 0 0% Negatif 0 0% Ragu-Ragu 6 24% Positif 19 76% Sangat Positif 0 0% Jumlah 25 100% Dari tabel 3 di atas diketahui bahwa terdapat 76% dari siswa kelas eksperimen yang menanggapi positif dan 24 % siswa lainnya menanggapi raguragu terhadap penerapan metode mind mapping pada materi lingkaran di kelas VIII SMP Kemala Bhayangkari 1 Kubu Raya. Karena lebih banyak siswa yang menanggapi positif terhadap penerapan metode mind mapping pada materi lingkaran maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa memberikan respon yang baik terhadap terhadap penerapan metode mind mapping pada materi lingkaran di kelas VIII Kemala Bhayangkari 1 Kubu Raya. Hasil analisis angket respon siswa terhadap penerapan metode mind mapping dapat disajikan pada tabel 4 berikut ini.
8
Tabel 4. Deskripsi hasil analisis angket respon siswa Jumlah responden Jumlah Skor Rata-rata Respon 25 375,050 1,50 Positif Pembahasan Setelah perlakuan siswa diberikan tes akhir (posttest), pada kelas kontrol posttest diberikan pada hari jumat yakni dilaksanakan pada tanggal 1 Februari 2013, sementara pada kelas eksperimen posttest diberikan pada hari sabtu yaitu tanggal 2 Februari 2013. Posttest diberikan kepada siswa untuk mengetahui sejauh mana penerapan metode mind mapping memberikan hasil yang diharapkan yaitu meningkatkan hasil belajar siswa setelah diberikan perlakuan. Tes akhir dilaksanakan selama dua jam pelajaran dan diikuti oleh 25 siswa pada kelas eksperimen, sementara pada kelas kontrol diikuti 28 siswa. Berdasarkan hasil tes akhir (posttest) diperoleh bahwa rata-rata skor tes akhir hasil belajar siswa pada materi lingkaran yaitu 3,88 pada kelas eksperimen dan 4,25 pada kelas kontrol dengan rentang skor antara 0 sampai 16. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata skor test akhir (posttest) pada kelas ekpsperimen lebih rendah dari pada rata-rata skor test akhir (posttest) pada kelas kontrol. Lebih rendahnya rata-rata skor posttest hasil belajar kelas eksperimen dari pada kelas kontrol ini dikarenakan ada 5 siswa yang tidak dapat menjawab satu pun pertanyaan yang diberikan. Penelitian ini tidak sesuai yang diharapkan, berbeda dengan hasil penelitian yang terdahulu, yaitu Sutarni (2011) dan Tapantoko (2011), yang mana pada kedua penelitian tersebut terjadi peningkatan rata-rata hasil belajar siswa. Adapun yang diduga menjadi penyebab lebih rendahnya rata-rata hasil belajar kelas eksperimen dari pada kelas kontrol dikarenakan selama pembelajaran dengan menggunakan metode mind mapping peneliti terlalu cepat dalam menjelaskan materi yang diajarkan, hal ini diketahui dari komentar seorang siswa ketika mengawasi siswa dalam mengerjakan soal posttest di kelas kontrol, dan peneliti juga tidak pemberian PR kepada siswa untuk mengasah tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang telah dijelaskan, serta peneliti tidak melakukan peninjauan terlebih dahulu terhadap keaktifan siswa di dalam kelas. Sementara salah satu kelemahan metode pencatatan menggunakan peta pikiran (mind map) yaitu hanya siswa yang aktif yang terlibat (dalam Sape, 2012) Selain hal tersebut yang menjadi penyebab lebih rendahnya rata-rata hasil belajar kelas eksperimen dari pada kelas kontrol yaitu tidak adanya pendekatan yang dilakukan oleh peneliti sebelum melakukan penelitian memperhatikan peneliti merupakan orang baru bagi siswa. Tidak adanya pendekatan ini berdampak kurangnya perhatian siswa terhadap penjelasan yang diberikan oleh peneliti ketika pembelajaran berlangsung, hal ini peneliti perhatikan dari sikap siswa yang dapat berbicara dengan temen sebangkunya. Berdasarkan penelitian sutarni (2011), dijelaskan bahwa dalam pembuatan mind mapping tidak bisa dilakukan sambil bermain-main dan jika tidak dikerjakan dengan serius maka hasil yang diharapkan tidak tercapai, hal ini dibuktikan dari siklus 1 pada penelitiannya. Selain itu dari soal latihan yang diberikan, hanya jawaban soal latihan pada pertemuan pertama saja yang dikumpulkan sementara jawaban soal
9
latihan yang diberikan pada pertemuan kedua dan ketiga tidak dikumpulkan siswa dikarenakan belum selesai mengerjakannya sampai batas waktu pelajaran. Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa data hasil posttest pada kelas eksperimen tidak berdistribusi normal maka dilanjutkan dengan menggunakan uji U Mann-Whitney. Dari data posttest kelas kontrol dan data posttest kelas eksperimen setelah diuji dengan uji U Mann-Whitney diperoleh bahwa Zhitung =-0,88 dan Ztabel=1,96 yang mana Z hitung berada pada 1,96 Z 196 , dengan demikian H1 ditolak atau Ho diterima. Keadaan ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar yang signifikan antara siswa yang diberi pembelajaran dengan metode mind mapping dan siswa yang diberi pembelajaran dengan metode mencatat biasa pada materi lingkaran. Atau dengan kata lain pembelajaran dengan metode mind mapping tidak lebih baik dibandingkan dengan mencatat tradisional (biasa). Untuk melihat pengaruh pembelajaran terhadap hasil belajar dilakukan perhitungan effect size (Es). Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh E s 0,1179 yang mana Es<0,2 artinya metode mind mapping memberikan pengaruh yang rendah terhadap hasil belajar siswa pada materi lingkaran di kelas VIII SMP Kemala Bhayangkari 1 Kubu Raya. Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa 76% dari siswa kelas VIII B menanggapi positif dan 24% sisanya masih menanggapi ragu-ragu terhadap penerapan metode mind mapping pada materi lingkaran di kelas VIII SMP Kemala Bhayangkari 1 Kubu Raya. Hal tidak sejalan dengan rata-rata hasil belajar yang diperoleh siswa yang menunjukkan bahwa rata-rata skor posttest kelas ekperimen lebih rendah dari pada kelas kontrol. Seharusnya semakin baik siswa memberikan respon terhadap penerapan metode mind mapping semakin baik pula rata-rata hasil belajar yang diperoleh, ataupun sebaliknya semakin tidak baik siswa memberikan respon terhadap penerapan metode mind mapping semakin rendah pula rata-rata hasil belajar yang diperoleh Adapun aktivitas yang terjadi dari pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga di kelas eksperimen yaitu pada pertemuan pertama peneliti menjelaskan bahwa siswa akan diminta membuat catatan dalam bentuk mind map. Selanjutnya peneliti menunjukkan catatan dalam bentuk mind map yang dibuat oleh peneliti untuk mengenalkan kepada siswa bentuk catatan mind map yang dimaksudkan, dan selama pembelajaran pada pertemuan pertama hanya beberapa siswa saja yang mencatat apa yang dicatat guru di papan tulis. Pada pertemuan kedua peneliti meminta siswa untuk menggabungkan catatan mind map yang dibuat guru pada pertemuan pertama dengan catatan pada pertemuan yang kedua, namun dalam hal ini siswa masih mengalami kebingungan dalam membuat catatan yang diminta oleh peneliti. Sehingga dalam hal ini peneliti membagikan lembaran yang berisi catatan dalam bentuk mind map dimana ada beberapa konsep dalam catatan yang peneliti hilangkan serta membagikan soal latihan. Pada pertemuan ini hanya catatan mind map saja yang selesai dikerjakan siswa sementara untuk soal latihan yang diberikan belum selesai dikerjakan. Kurangnya waktu untuk mengerjakan soal latihan dikarenakan siswa masih mengalami kebingungan dalam membuat mind map. Sehingga salah
10
satu manfaat mind map menurut Buzan (2008:6) yaitu menghemat waktu tidak tercapai. Pada pertemuan ketiga setelah menyampaikan materi peneliti meminta siswa menggabungkan kembali catatan mind map pada pertemuan kedua dengan materi yang dibahas dan setelah selesai guru meminta siswa untuk mengumpulkan catatan dalam bentuk mind map. Pada pertemuan ini juga soal latihan belum selesai dikerjakan siswa sampai batas waktu pelajaran. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan masalah dan analisis data yang dikemukakan secara umum disimpulkan bahwa metode mind mapping memberikan pengaruh rendah terhadap hasil belajar siswa materi lingkaran di kelas VIII SMP Kemala Bhayangkari 1 Kubu Raya. Adapun kesimpulan khusus yang diambil berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yaitu (1) Tidak terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar yang signifikan antara siswa yang diberi pembelajaran dengan metode mind mapping dengan siswa yang diberi pembelajaran dengan metode mencatat biasa pada materi lingkaran di kelas VIII SMP Kemala Bhayangkari 1 Kubu Raya. Hal ini ditunjukkan dari hasil perhitungan U Mann-Whitney diperoleh Zhitung=-0,88 dan pada taraf signifikansi (keyakinan) 0,05 ternyata Ztabel=1,96 yang mana Zhitung berada pada 1,96 Z 196, maka H1 ditolak atau Ho diterima; (2) Dari perhitungan dengan effect size diperoleh bahwa nilai Es yaitu -0,1779 dan menurut kriteria menunjukkan bahwa Es < 0,2 yang berarti penerapan metode mind mapping memberikan pengaruh yang rendah terhadap hasil belajar siswa materi lingkaran di kelas VIII SMP Kemala Bhayangkari 1 Kubu Raya; (3) Dari tabel frekuensi dan persentase respon siswa diketahui 76% siswa kelas eksperimen yang menanggapi positif dan 24% siswa lainnya menanggapi ragu-ragu terhadap penerapan metode mind mapping, hal ini berarti bahwa sebagian besar siswa kelas eksperimen atau kelas VIII B memberikan respon yang baik terhadap penerapan metode mind mapping pada materi lingkaran di kelas VIII SMP Kemala Bhayangkari 1 Kubu Raya. Saran Beberapa saran yang dapat disampaikan berdasarkan hasil penelitian ini antara lain: (1) Sebaiknya lakukan peninjauan terlebih dahulu terhadap keaktifan siswa di dalam kelas yang digunakan untuk penelitian, hal ini menimbang kelemahan dari metode mind mapping itu sendiri; (2) Jika masih baru dikenal oleh siswa sebaiknya lakukan pendekatan terlebih dahulu melalui pembelajaran sebelum melakukan penelitian; (3) Berikan tugas dalam membuat mind map untuk dikerjakan di rumah, supaya siswa dapat menggunakan kreatifitasnya dan ketika pembelajaran di kelas siswa tidak mengalami kebingungan dalam membuat mind map; (4) Berikan PR kepada siswa untuk mengasah tingkat penguasaan siswa
11
terhadap materi yang telah dijelaskan; (5) Metode mind mapping ini juga dapat digunakan untuk meneliti kreatifitas dan daya ingat siswa DAFTAR RUJUKAN Buzan, Tony. 2007. Buku Pintar Mind Map untuk Anak: Agar Anak Pintar di Sekolah. Jakarta: Gramedia. . 2008. Buku Pintar Mind Map. Jakarta:Gramedia DePorter, Bobbi dan Mike Hernacki. 2010. Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa. DePorter, Bobbi, Mark Reardon, dan Sarah Singer-Nourie. 2002. Quantum Teaching, Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-ruang Kelas. Bandung: Kaifa. Putra, Yovan P. 2008. Memori dan Pembelajaran Efektif. Bandung: Yrama Widya. Rostikawati, R. Teti. 2008. Mind Mapping dalam Metode Quantum Learning Pengaruhnya Terhadap Prestasi Belajar dan Kreatifitas Siswa. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan - Universitas Pakuan. (Online). (http://etalaseilmu.wordpress.com/2009/10/02/mind-mapping-metodequantum-learning/. Dikunjungi tanggal 19 Juli 2012). Sape,
Mirfan. 2012. Model Pembelajaran Mind Mapping. (Online). (http://mirfansape.blogspot.com/2012/12/model-pembelajaran-mind mapping.html. Dikunjungi tanggal 19 Desember 2012).
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta. Sutarni, Melania. 2011. Penerapan Metode Mind Mapping dalam Meningkatkan Kemampuan Mengerjakan Soal Cerita Bilangan Pecahan. Jakarta: FKIP UHAMKA. (Online). (http://www.bpkpenabur.or.id/files/Hal.%202633%20Penerapn%20Metode%20Mind%20Mapping.pdf. Dikunjungi tanggal 19 September 2012) Tapantoko, Agung Aji. 2011. Penggunaan Metode Mind Map (Peta Pikiran). Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Depok. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. (Online). (Http://Eprints.Uny. Ac.Id/2371/1/Badan_Skripsi.Pdf. Dikunjungi Tanggal 21 Desember 2012).
12