Antologi PGSD Bumi Siliwangi, Volume 1, Nomor 1, Desember 2013
PENERAPAN METODE MIND MAPPING (PETA PIKIRAN) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA Emay Maelasari Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia
Pupun Nuryani Ade Rohayati1
Abstrak : Penerapan Metode Mind Mapping (peta pikiran) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Matematika. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai peningkatan prestasi belajar siswa pada ranah kognitif sebagai hasil penerapan metode mind mapping (peta pikiran). Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan tiga siklus. Pengumpulan data dilakukan melalui tes, lembar partisipasi siswa dan lembar observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa pada ranah kognitif secara umum mengalami peningkatan. Pada siklus I skor rata-rata siswa mencapai 60,50. Pada siklus II skor rata-rata siswa mencapai 73,31 dan pada siklus III skor ratarata siswa mencapai 81,12. Hal ini menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa pada aspek kognitif mengalami peningkatan setelah diterapkannya mind mapping (peta pikiran). Abstract : The Application of Method Mind Mapping to Improve Student Learning Outcomes in Mathematics Learning. The purpose of this study is to get an idea of the increase in student achievement as a result of the application of cognitive mind mapping method. This study uses a model of Classroom Action Research with three cycles. Data collected through tests, sheet student participation and observation sheets. The results showed that student achievement on general cognitive increased. In the first cycle, the average score of students reached 60.50. In the second cycle the average score of students reached 73.31 and the third cycle the average score of students reached 81.12. This suggests that student achievement on cognitive aspects have increased after the implementation of mind mapping. Kata kunci : Mind Mapping (peta pikiran), Matematika, Hasil Belajar Keywords: Mind Mapping (mind maps), Mathematics, Learning Outcomes
1
Emay Maelsari, Pupun Nuryani, Ade Rohayati.
Antologi PGSD Bumi Siliwangi, Volume 1, Nomor 1, Desember 2013 PENDAHULUAN Pembelajaran matematika di sekolah dasar memiliki arti penting bagi siswa, karena melalui pembelajaran matematika inilah pertama kali diletakkan berbagai ilmu kemampuan dasar mengenai matematika dalam lingkungannya. Pembelajaran matematika di sekolah dasar bertujuan menguasai standar kompetensi yang telah ditetapkan dan anak mampu memecahkan persoalan sederhana secara sistematik, oleh karena itu pembelajaran matematika harus dibuat lebih menarik dan mudah dipahami, karena matematika lebih membutuhkan pemahaman dari pada penghafalan berbagai rumus yang begitu banyak. Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada wali kelas Vb SDN 1 Langensari. Didapat hasil nilai ulangan matematika sebagian besar di bawah KKM yaitu 63. Dari 34 siswa ada sekitar 58% yaitu 19 siswa yang nilainya di bawah KKM. Menurut Bapak Jaenudin, siswa-siswi kelas Vb cenderung kurang fokus, banyak mengobrol dan tidak konsentrasi dalam belajar serta terbiasa bermain ketika pelajaran berlangsung. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti selama mengajar di SDN 1 Langensari, masih banyak guru sekolah dasar yang kurang menggunakan media dan pemberian contoh dalam dalam pembelajaran Matematika di SD. Sehingga pembelajaran matematika terasa jenuh dan siswa kurang memahami bagaimana konsep dan penerapan bangun ruang. Karena pembelajaran yang selama ini dilakukan masih bersifat konvensional, pembelajaran antara guru dan siswa kurang berjalan interaktif. Menurut Buzan (2009: 171) dalam bukunya yang berjudul “Buku Pintar Mind Map” menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode mind map (peta pikiran) ini akan membantu anak: 1. mudah mengingat sesuatu; 2. mengingat fakta, angka, dan rumus dengan mudah;
3. meningkatkan motivasi dan konsentrasi; 4. mengingat dan menghafal menjadi lebih cepat. Penerapan metode pembelajaran mind mapping (peta pikiran) belum pernah dilakukan sebelumnya di kelas tersebut. Oleh karena itu, diharapkan mind mapping (peta pikiran) dapat meningkatkan aktivitas serta hasil belajar siswa kelas V SDN 1 Langensari dalam mata pelajaran matematika. Dryden dan Vos (Sugiyanto, 2010: 104) mengemukakan bahwa “peta pikiran diartikan sebagai teknik pemanfaatan keseluruhan otak dengan menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk kesan”. Mind mapping (peta pikiran) merupakan suatu metode pembelajaran yang sangat baik digunakan oleh guru untuk meningkatkan daya hafal siswa dan pemahaman konsep siswa yang kuat, siswa juga dapat meningkat daya kreativitasnya melalui kebebasan berimajinasi. a. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar Fungsi pembelajaran matematika di sekolah dasar ialah wahana untuk meningkatkan ketajaman penalaran siswa yang dapat membantu memperjelas dan menyelasaikan permasalahan sehari-hari, meningkatkan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bilangan dan simbolsimbol. Pembelajaran matematika seharusnya dilaksanakan secara terpadu dengan mengoptimalkan peran siswa sebagai pembelajar. b. Bangun Ruang dalam Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar Bangun ruang yang dibahas di kelas V ada beberapa macam, yaitu : 1. Prisma, prisma adalah bangun ruang yang dibatasi oleh dua bidang sejajar dan beberapa bidang lain yang berpotongan menurut garis yang sejajar. 2. Tabung, tabung adalah bidang ruang yang dibatasi oleh dua lingkaran yang kongruen sebagai bidang alas dan
Emay Maelasari, Penerapan Metode Mind Mapping(Peta Pikiran) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Matematika bidang atas (tutup) serta selubung gambar dan mudah diingat. Mind mapping tabung sesuai keliling bidang alas dan (peta pikiran) digambarkan dengan atasnya. menggunakan garis lengkung, simbol, kata, 3. Limas, limas adalah bangun ruang dan gambar sederhana, mendasar dan alami yang dibatasi oleh sebuah segi banyak sesuai dengan cara kerja otak. Untuk sebagai alas dan beberapa segi tiga membuat sebuah mind mapping (peta yang mempunyai titik sudut pikiran). persekutuan sebagai bidang tegak. Sugiyanto (2010: 108-109) 4. Kubus, kubus adalah bangun ruang menyebutkan tahap-tahap pembelajaran tiga dimensi yang dibatasi oleh enam matematika dengan menggunakan metode bidang sisi yang berbentuk persegi. mind mapping (peta pikiran) sebagai Kubus memiliki enam sisi, 12 rusuk berikut: dan delapan titik sudut. Kubus juga 1. Guru menyampaikan materi yang akan disebut bidang enam beraturan, selain dipelajari dan tujuan pembelajarannya itu juga merupakan bentuk khusus 2. Guru menyajikan gambar mengenai dalam prisma segiempat. materi. 5. Balok, balok adalah bangun ruang tiga 3. Guru dan siswa melakukan tanya dimensi yang dibentuk oleh tiga jawab tentang materi yang akan pasang persegi atau persegi panjang, disampaikan. dengan paling tidak satu pasang 4. Siswa mempelajari konsep tentang diantaranya berukuran berbeda. Balok materi pelajaran yang dipelajari memiliki 6 sisi, 12 rusuk dan 8 titik dengan bimbingan guru sudut. 5. Siswa dikelompokkan ke dalam 6. Kerucut, kerucut adalah sebuah limas beberapa kelompok sesuai dengan istimewa yang beralas lingkaran. tempat duduk yang berdekatan. Kerucut memiliki dua sisi dan satu Kemudian siswa dihimbau untuk rusuk. Sisi tegak kerucut tidak berupa membuat peta pikiran dari materi yang segitiga tapi berupa bidang lengkung dipelajari dengan waktu pengerjaan yang disebut selimut kerucut. sekitar15-20 menit. 6. Selama siswa menyusun mind map c. Metode Mind Mapping (peta (peta pikiran) guru berkeliling untuk pikiran) Mind mapping (peta pikiran) memberikan penjelasan jika ada merupakan cara mencatat yang kreatif, kelompok yang bertanya. efektif, dan secara harafiah akan 7. Setelah selesai berdiskusi perwakilan memetakan pikiran kita. Dengan mind dari kelompok maju ke depan kelas mapping (peta pikiran) maka akan tercipta untuk mempresentasikan hasil pandangan yang menyeluruh terhadap diskusinya. Sementara itu, kelompok pokok permasalahan. Mendorong lain diberikan kesempatan untuk pemecahan masalah dengan membiarkan memberikan tanggapan dan masukan. kita melihat jalan-jalan terobosan kreatif 8. Dari hasil presentasi yang baru. Menyenangkan untuk dilihat, dibaca, disampaikan, guru bisa memberikan dicerna, dan diingat. penjelasan terhadap materi yang belum Pembelajaran dengan menggunakan dapat dipahami siswa. metode mind mapping (peta pikiran) di 9. Berikan masukan terhadap hasil sekolah dasar dilaksanakan dengan diskusi siswa. pembelajaran yang menyenangkan yang 10. Pada akhir pembelajaran diadakan tes difokuskan terhadap pengembangan untuk mengetahui pemahaman konsep kreativitas siswa. Siswa dibiarkan dan kemampuan akademis siswa. menuangkan ide-idenya dalam bentuk
Antologi PGSD Bumi Siliwangi, Volume 1, Nomor 1, Desember 2013 11. Berikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan masukan terhadap cara pembelajaran yang dilakukan guru sebagai evaluasi untuk pembelajaran pada pertemuan selanjutnya. d. Hasil Belajar Menurut Sudjana (2005: 3), “ hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam bentuk angka-angka atau skor setelah diberi tes hasil belajar pada setiap akhir pelajaran”. Namun untuk mengetahui hasil belajar tersebut diperluksn evaluasi. Dengan evaluasi guru dapat memperhatikan sejauh mana keberhasilan dia mengajar seperti ketepatan memilih metode, memilih alat peraga yang digunakan pada saat proses belajar mengajar, proses pembelajaran di kelas dll. Secara umum penelitian ini bertujuan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran matematika materi bangun ruang dengan metode mind mapping (peta pikiran) di kelas Vb SDN 1 Langensari. 2. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran matematika materi bangun ruang di kelas Vb dengan menggunakan metode mind mapping (peta pikiran). 3. Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas Vb dalam pembelajaran (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran”.
Matematika di SDN 1 Langensari setelah menggunakan metode mind mapping (peta pikiran). METODE PENELITIAN Peneliti melakukan kegiatan penelitian di SDN 1 Langensari yang berlokasi di Kp. Langensari RT 05/ RW 06 Desa Langensari, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Penelitian dilakukan dalam waktu 3 bulan yaitu terhitung dari mulai Maret sampai Mei 2013. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas Vb Sekolah Dasar Negeri 1 Langensari kecamatan Lembang semester 2 (genap) tahun pelajaran 2012/2013. Kelas ini berisi orang siswa, 16 orang terdiri dari siswa laki-laki dan 18 orang terdiri dari siswa perempuan. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang merupakan salah satu usaha untuk memperbaiki mutu pendidikan secara langsung menyentuh masalah di lapangan, atau masalah yang ada di kelas. Menurut Carr dan Kemmis (Hermawan, 2010) “Penelitan Tindakan Kelas adalah salah satu bentuk refleksi diri yang dilakukan oleh para partisian (guru, siswa atau kepala sekolah) dalam situasi-situasi sosial
Gambar 1. Desain Siklus PTK
Emay Maelasari, Penerapan Metode Mind Mapping(Peta Pikiran) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Matematika c. Membuat lembar observasi. Hal ini dimaksudkan untuk melihat kondisi pembelajaran di kelas ketika menggunakan metode mind map (peta pikiran). d. Membuat alat peraga yang diperlukan untuk mengoptimalkan kemampuan siswa dalam memamhami bangun ruang. 2. Pelaksanaan (acting) Pelaksanaan penelitian disesuaikan dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya. Pelaksanaan tindakan terdiri dari proses atau kegiatan belajar mengajar. 3. Pengamatan (observation) Observasi terhadap dampak tindakan Penelitian ini dilaksanakan untuk dilakukan secara kontinu dan dengan mengetahui hasil belajar siswa kelas V berbagai cara dan dilakukan secara terus terhadap materi bangun ruang dengan menerus. menggunakan model siklus belajar. a. Situasi kegiatan belajar mengajar. Menurut Kemmis dan Mc. Taggart b. Keaktifan siswa. (Ruswandi, Mujono dan Ayi 2010: 139) c. Kemampuan siswa dalam menyerap tahap penelitian tindakan kelas terdiri atas materi. perencanaan, pelaksanaan tindakan, d. Kemampuan siswa dalam diskusi observasi dan refleksi dalam setiap kelompok. tindakan, dengan berpatokan pada refleksi 4. Refleksi (reflecting) awal. Dalam tahap ini hasil yang didapat melalui Tahap tindakan penelitian yang akan kegiatan siswa, lembar observasi, dan dilaksanakan adalah sebagai berikut : catatan lapangan dibahas dan didiskusikan. 1. Tahap pendahuluan (Pra Penelitian) Setelah dibahas dan didiskusikan, a. Permintaan izin dari Kepala kemudian diidentifikasi kelemahan dan Sekolah SDN 1 Langensari. kelebihan selama proses pembelajaran b. Observasi dan wawancara. berlangsung. Penyelesaikan tugas 2. Tahap Penelitian kelompok sesuai dengan waktu yang 1. Perencanaan (planing) disediakan. a. Merumuskan rencana pembelajaran (RPP) pada HASIL PENELITIAN DAN pembelajaran Matematika PEMBAHASAN metode mind map (peta 1. Hasil Tindakan Siklus I pikiran). Dalam tahap perencanaan ini, b. Membuat beberapa soal untuk peneliti membuat rencana pelaksanaan mengukur kemampuan siswa pembelajaran (RPP) dan dilengkapi dengan dalam memahami konsep lembar kerja siswa (LKS) yang bertujuan bangun ruang. untuk membantu siswa pada tahap melakukan kegiatan diskusi. Selain itu,
Antologi PGSD Bumi Siliwangi, Volume 1, Nomor 1, Desember 2013 untuk pengumpulan data maka disusun tes formatif I, pedoman observasi kegiatan partisipasi siswa dan pedoman observasi kegiatan guru dalam pembelajaran menggunakan metode mind mapping (peta pikiran). Pelaksanaan siklus I dilakukan dalam dua kali pertemuan yaitu pada hari senin 29 April 2013 dan selasa 30 April 2013. Materi yang dipelajari adalah sifatsifat bangun ruang. bangun ruang yang dipelajari adalah prisma segitiga, limas segiempat, tabung, kubus, balok dan kerucut. Alokasi waktu yang digunakan adalah 6 jam pelajaran masing-masing 35 menit. Kegiatan awal yang dilaksanakan guru selama sepuluh menit meliputi membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, mengajak siswa untuk berdoa kemudian memeriksa kehadiran siswa satu persatu serta mengkondisikan situasi siswa yang kondusif. Guru memulai pelajaran dengan bertanya jawab mengenai bangun ruang untuk menggali pengetahuan awal siswa. Pada saat apersepsi ini peneliti menemukan banyak siswa yang masih bingung mana yang disebut sisi, rusuk dan titik sudut terutama pada bangun yang bersisi lengkung (tabung dan kerucut) sehingga peneliti menjelaskan kembali konsep sisi, rusuk dan titik sudut. Setelah suasana belajar terasa, peneliti menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dan tujuannya. Pada kegiatan inti dilakukan dengan menggunakan beberapa tahap kegiatan pembelajaran, yaitu : 1. Mengatur siswa ke dalam kelompok-kelompok diskusi. Guru membagi siswa ke dalam 8 kelompok heterogen masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 orang. 2. Melakukan diskusi Pada tahap ini guru memberikan LKS kepada setiap kelompok sebagai pedoman untuk menganalisis materi. Setiap
kelompok diberikan tugas untuk membuat sebuah mind mapping (peta pikiran) dari materi yang telah dipelajari bersama-sama. 3. Mempresentasikan hasil diskusi Setiap kelompok diminta ntuk mempresentasikan hasil diskusinya ke depan kelas. Guru memberikan kesempatan bertanya mengenai hasil diskusi kelompok. Kelompok penyaji dapat menjawab pertanyaan dari kelompok lain dengan bimbingan guru. Masalah yang timbul yaitu sebagian kecil siswa ada yang ribut dan tidak memperhatikan kelompok lainnya yang sedang presentasi. 4. Evaluasi Setelah tiga kegiatan itu dilaksanakan guru memberikan tes formatif 1 untuk menguj pemahaman siswa dari serangkaian kegiatan yang telah dilakukan. Ada beberapa siswa yang masih melihat jawaban temannya ketika menyelesaikan postest. Dari hasil tes siswa setelah pembelajaran, diperolehan rata-rata nilai siswa mencapai 60,50 berada di atas KKM yaitu 63. Tetapi hal ini belum mengindikasikan siklus I berhasil dikarenakan persentase dari nilai postest tersebut hanya 64,71% yang telah mencapai KKM. Sedangkan pencapaian dianggap berhasil apabila siswa telah mencapai 75% yang memiliki nilai di atas KKM dan nilai rata-rata siswa berada di atas nilai KKM. Tetapi jika dibandingkan dengan dari nilai pra siklus dengan nilai postest siklus I mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil dari siklus I dapat dilihat bahwa persentase siswa yang memiliki nilai di atas KKM yaitu meningkat sebanyak 20,59%. Dari data hasil postest didapatkan bahwa hanya sebagian siswa yang dapat membedakan sifat-sifat bangun ruang. Rata-rata nilai siswa sudah mencapai KKM tetapi persentase nilai siswa yang di atas KKM belum mencapai 75%, maka siklus I dinyatakan belum
Emay Maelasari, Penerapan Metode Mind Mapping(Peta Pikiran) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Matematika berhasil. Oleh karena itu, harus ada melebihi dari waktu yang telah tindakan untuk meningkatan hasil belajar ditentukan. siswa dalam pembelajaran selanjutnya. 2. Hasil Tindakan Siklus II Sedangkan dari data yang berasal Perencanaan yang dilaksanakan pada dari pengisian LKS, diperoleh rata-rata siklus II ini yaitu melihat dari hasil refleksi nilai 85,42 jika dilihat dari kategori nilai siklus 1 sebagai acuan untuk pembuatan RPP dapat dinyatakan sangat baik serta siklus II. RPP siklus II masih menggunakan persentase nilai LKS yaitu 100%, artinya sistematika yang sama seperti siklus I, tidak semua siswa mencapai nilai di atas KKM banyak yang diubah, karena pada siklus I RPP dan dinyatakan baik berarti siswa dapat yang dibuat sudah baik. Hal-hal yang diubah mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang dalam RPP siklus II ini adalah dalam langkahsecara berkelompok dalam pengerjaan LKS langkah pembelajaran pada siswa membaca secara berkelompok. materi menjadi guru menjelaskan materi Berdasarkan hasil pengamatan dua terlebih dahulu. Instrumen yang dibuat pada observer kegiatan guru menunjukkan nilai siklus II ini adalah lembar tes formatif 2, persentase 95% hal ini menyatakan bahwa lembar postest, lembar kerja siswa (LKS), dan keempat tahap tersebut terlaksana dengan lembar observasi siswa dan guru. sangat baik. Artinya guru melaksanakan Pelaksanaan pembelajaran di siklus II hampir setiap tahap kegiatan yang tidak berbeda dengan pelaksanaan tercantum pada lembar observasi kegiatan pembelajaran di siklus I. Hanya pada saat guru sesuai dengan tahapan pembelajaran apersepsi guru menjelaskan materi dan pada metode mind mapping (peta pikiran). menggunakan media gambar agar siswa Temuan-temuan pada refleksi siklus I lebih tertarik. Diskusi pun berjalan dengan antar lain: baik, para siswa sudah mulai tertib dan a) Guru harus memberitahukan mengerjakan tugasnya dengan baik. Saat langkah-langkah pembelajaran persentasi hasil diskusi siswa mulai berani menggunakan metode mind untuk menanggapi dan mengemukakan mapping (peta pikiran) dengan pendapatnya. Pada tahap penutup guru dan jelas agar siswa mendapatkan siswa menyimpulkan kembali mengenai pemahaman secara menyeluruh kegiatan yang telah siswa lakukan dalam tentang apa yang akan dipelajari. pembelajaran serta bertanya jawab b) Menerangkan langkah-langkah mengenai hal yang belum dimengerti oleh pengerjaan LKS secara terperinci siswa. dari kegiatan awal sampai akhir, Berdasarkan hasil pengamatan sehingga siswa tidak kebingungan terhadap data dan temuan yang ada lagi. dilapangan, hasil yang diperoleh dari c) Guru harus menarik perhatian pelaksanaan penelitian tindakan siklus II siswa agar berkonsentrasi saat berdasarkan hasil tes tertulis secara proses pembelajaran. individu diperoleh data nilai rata-rata kelas d) Setiap anggota kelompok harus 73,31. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa menulis tugas anggota adalah 100 dan nilai terendah adalah 20. kelompoknya disetiap laporan hasil Dalam postest siklus II ini persentase diskusinya dan setiap anggota ketuntasan berdasarkan KKM adalah bebas mengemukakan 80,65% atau jumlah siswa yang tuntas pendapatnya. dalam pembelajaran jaring-jaring kubus, e) Setiap tahapan dari kegiatan yang balok, prisma segitiga dan limas segiempat dilakukan guru harus dimatangkan sebanyak 27 orang. perencanaan waktunya agar tidak Pada pelaksanaan siklus II ini, siswa pada umumnya siswa mampu mengerjakan
Antologi PGSD Bumi Siliwangi, Volume 1, Nomor 1, Desember 2013 LKS dengan baik, bisa fokus dengan kegiatan yang dilakukannya sehingga aktifitas belajarnya cukup maksimal, dalam tahap pembagian tugas oleh kelompok, dinilai sudah merata sehingga semua siswa terlihat dalam memberikan pendapat ketika beriskusi atau bertanya jawab dalam kegiatan presentasi hasil diskusi kelompok dan diskusi kelompok berjalan dengan baik dan waktu yang digunakan pun tidak terlalu lama seperti di pelaksanaan siklus I. Kegiatan guru ketika menyampaikan pembelajaran dengan penerapan metode mind mapping (peta pikiran) diobservasi seperti halnya pada siklus I menunjukkan nilai persentase 100% hal ini menyatakan bahwa tahap pembelajaran mind mapping (peta pikiran) tersebut terlaksana dengan sangat baik. Dalam tahap pelaksanaan pembelajaran guru melaksanakan semua tahap yang ada pada lembar observasi. Hasil observasi siswa dalam aspek partisipasi mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus II. Aspek yang paling meningkat yaitu aspek bekerjasama dalam kelompok mencapai 85,3%. Secara keseluruhan semua aspek tersebut meningkat dan dapat dikategorikan sangat baik karena semua aspek yang dilakukan siswa berada di atas 75% dari data tersebut juga dapat diungkap bahwa sebagian besar siswa sudah berani memberikan pendapat dalam kelompok, menerima pendapat teman dalam diskusi kelompok, serta dapat bekerjasama dalam mengerjakan tugas kelompok. Temuan-temuan pada refleksi siklus II dijabarkan sebagai berikut: 1. Umumnya siswa mampu mengerjakan LKS dengan baik tetapi ada sebagian beberapa kelompok menemukan kesulitan menyelesaikan tugas dari kegiatan yang telah dilakukan. 2. Secara keseluruhan, siswa bisa fokus dengan kegiatan yang dilakukannya sehingga aktivitas belajarnya cukup maksimal.
3.
Dalam tahap pembagian tugas oleh kelompok, dinilai sudah merata sehingga semua siswa terlihat dalam memberikan pendapat ketika beriskusi atau bertanya jawab dalam kegiatan presentasi hasil diskusi kelompok. 4. Diskusi kelompok berjalan dengan baik dan waktu yang digunakan tidak terlalu lama seperti di pelaksanaan siklus I. 5. Guru perlu melakukan pendekatan individu terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar untuk memotivasi siswa agar lebih giat belajar 3. Hasil Tindakan Siklus III Perencanaan yang dilaksanakan pada siklus III ini yaitu melihat dari hasil refleksi siklus II sebagai acuan untuk pembuatan RPP siklus III. RPP siklus III masih menggunakan sistematika yang sama seperti siklus II, tidak banyak yang diubah, karena pada siklus II RPP yang dibuat sudah baik. Instrumen yang dibuat pada siklus III ini adalah lembar test, Lembar Kerja Siswa (LKS), dan lembar observasi siswa dan guru. Pelaksanaan tindakan pada siklus III ini dilaksanakan pada hari senin, 20 Mei 2012 yang dihadiri oleh 33 siswa. Pada siklus III ini materi pembelajarannya yaitu jaring-jaring bangun ruang tabung dan kerucut. Dalam penelitian siklus III ini, ada 2 observer yang mengobservasi kegiatan guru dan siswa. 2 observer terdiri dari 1 orang guru dan 1 orang mahasiswa. Kegiatan awal, pada kegiatan ini guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam, kemudian siswa berdoa. Setelah itu guru mengecek kehadiran siswa. Guru melaksanakan apersepsi dengan mengulas materi sebelumnya dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru memberikan permainan untuk memusatkan perhatian siswa. Setelah siswa dalam keadaan siap belajar, guru memulai pembelajaran
Emay Maelasari, Penerapan Metode Mind Mapping(Peta Pikiran) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Matematika dengan mengulang kembali materi yang diperoleh data nilai rata-rata kelas 80,15 telah disampaikan sebelumnya. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah Kegiatan inti yang dilakukan sama 100 dan nilai terendah adalah 35. dengan kegiatan inti yang dilaksanakan Dalam postest siklus III ini pada pembelajaran siklus II. Dimulai persentase ketuntasan berdasarkan KKM dengan mengatur siswa ke dalam adalah 87,88% atau jumlah siswa yang kelompok-kelompok diskusi, melakukan tuntas dalam pembelajaran sebanyak 29 diskusi, mempresentasikan hasil diskusi orang artinya hanya 4 orang siswa yang dan evaluasi. Ketika evaluasi siswa tidak tidak berhasil dalam menentukan jaringlagi kebingungan dan mengerjakan postest jaring bangun ruang tabung dan kerucut. dengan baik dan tepat waktu. Berikut tabel ketuntasan belajar pada siklus Pada tahap penutup guru dan siswa III. menyimpulkan kembali mengenai kegiatan Hasil observasi guru menyatakan yang telah siswa lakukan dalam bahwa kegiatan guru ketika menyampaikan pembelajaran serta bertanya jawab pembelajaran dengan penerapan metode mengenai hal yang belum dimengerti oleh mind mapping (peta pikiran) menunjukkan siswa serta siswa diberikan pekerjaan nilai persentase 100% hal ini menyatakan rumah sebagai tindak lanjut pembelajaran bahwa tahap-tahap pembelajaran mind untuk memancing siswa agar lebih giat mapping (peta pikiran) tersebut terlaksana belajar di rumah. Siswa pun memberikan dengan sangat baik. tanggapannya mengenai pembelajaran Setelah melaksanakan kegiatan metode mind mapping (peta pikiran). pembelajaran pada siklus I sampai siklus Berdasarkan hasil pengamatan III dengan menerapkan metode mind terhadap data dan temuan yang ada mapping (peta pikiran) maka diperoleh dilapangan, hasil yang diperoleh dari peningkatan dari siklus I sampai siklus III pelaksanaan penelitian tindakan siklus III yang dituangkan dalam tabel sebagai berdasarkan hasil postest secara individu berikut Tabel 1 Peningkatan Hasil Belajar Siklus I, Siklus II dan Siklus III Persentase Peningkatan Rata-rata No. Siklus memenuhi Persentase memenuhi Hasil Belajar KKM (%) KKM (%) 1. Siklus I 60,50 64,71 2. Siklus II 73,31 77,42 12,71 3. Siklus III 81,12 87,88 10,46 Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa hasil belajar dari siklus I sampai siklus III mengalami peningkatan baik dalam nilai rata-rata kelas yang mencapai nilai di atas KKM dan persentase siswa yang memenuhi KKM. Pada siklus I nilai rata-rata kelas mencapai 60,50 dan meningkat pada siklus II menjadi 73,31 dan siklus III menjadi 81,12. Sedangkan persentase siswa yang memenuhi KKM meningkat dari siklus I sebanyak 64,71% .
menjadi 77,42 % pada siklus II dan meningkat lagi pada siklus III menjadi 87,88%. Dari data tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan menerapkan metode mind mapping (peta pikiran) pada pembelajaran matematika siswa kelas Vb SD Negeri 1 Langensari Kecamatan Lembang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Lebih jelas dapat dilihat pada gambar di bawah ini
Emay Maelasari, Penerapan Metode Mind Mapping(Peta Pikiran) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Matematika 100
Nilai
80 60
Nilai Rata-rata kelas
40
Presentase pencapaian KKM (%)
20 0 Siklus I
Siklus II
Siklus III
Gambar 2. Nilai Rata-rata Kelas dan Persentase Pencapaian KKM Dari siklus I sampai dengan siklus III (peta pikiran) yang tercantum dalam didapat hasil yang baik dan mengalami RPP. peningkatan setiap siklusnya, peningkatan 6. Guru dapat mengendalikan siswa tersebut dapat dideskripsikan sebagai dalam kegiatan pembelajaran. berikut: 1. RPP yang telah dibuat sesuai dengan PEMBAHASAN tahap-tahap pembelajaran dengan Dalam merencakan pembelajaran guru metode mind mapping (peta pikiran) harus benar-benar memahami apa yang yaitu tahap mengatur siswa ke dalam akan diterapkannya dalam pembelajaran kelompok, tahap melaksanakan tugas termasuk pembelajaran dengan metode pembuatan mind mapping (peta mind mapping (peta pikiran) yang pikiran), tahap mempresentasikan hasil disesuaikan dengan materi pokok diskusi, dan tahap yang terakhir yaitu pembelajaran. evaluasi. Berdasarkan hasil penelitian yang telah 2. Guru telah melaksanakan kegiatan diuraikan sebelumnya. Perencanaan siklus pembelajaran dengan memenuhi tahap- meliputi observasi terhadap hasil UTS tahap metode mind mapping (peta siswa dan melakukan wawancara dengan pikiran) yang terdapat pada lembar guru kelas Vb. Selanjutnya, menentukan observasi kegiatan guru, yaitu tahap metode mind mapping (peta pikiran) untuk mengatur siswa ke dalam kelompok, mengatasi masalah yang terjadi di kels Vb. tahap melaksanakan tugas pembuatan Mensosialisasikan pembelajaran mind mind mapping (peta pikiran), tahap mapping (peta pikiran) kepada guru kelas. menyiapkankan laporan akhir, tahap Membuat Rencana Pelaksanaan mempresentasikan laporan akhir, dan Pembelajaran (RPP), menyusun tes tahap yang terakhir yaitu evaluasi. formatif, menyusun postest hasil belajar 3. Meningkatan aktivitas siswa dalam siswa beserta jawabannya, menyusun pembelajaran yaitu pada aspek lembar observasi aktivitas siswa untuk partisipasi. penilaian aspek partisipasi siswa, membuat 4. Hasil tes kognitif sebagian besar siswa lembar observasi aktivitas guru, sudah meningkat dan memenuhi menentukan subjek penelitian dan waktu KKM. penelitian. Peneliti juga melakukan 5. Siswa sudah benar dalam pembentukkan kelompok yang terdiri dari melaksanakan pembelajaran dengan 4-5 orang setiap kelompoknya. tahap-tahap metode mind mapping
Emay Maelasari, Penerapan Metode Mind Mapping(Peta Pikiran) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Matematika RPP yang dibuat ini memiliki 3. Tanpa penjelasan yang jelas dari guru, persamaaan dalam langkah-langkah siswa tidak akan mengerti bagaimana pembelajaran dimulai dari tahap apersepsi, tahapan pembelajaran dengan metode kegiatan inti dan kegiatan penutup. mind mapping (peta pikiran). Berdasarkan hasil penelitian, Kelebihan-kelebihan itulah yang keberhasilan itu didukung oleh penguasaan mendukung proses pembelajaran sehingga materi guru terhadap materi pembelajaran, siswa dapat mengikuti proses pembelajaran perencanaan yang diperbaiki dari satu dengan baik dan mendapatkan nilai hasil siklus ke siklus lainnya dan juga dukungan belajar di setiap siklusnya itu meningkat. fasilitas. Adapun kelebihan-kelebihan yang Sedangkan untuk kelemahan-kelemahan diperoleh dari pembelajaran yang harus dicari solusi agar tidak menjadi menggunakan metode mind mapping (peta hambatan bagi siswa maupun bagi guru. pikiran) adalah : Pembelajaran matematika pada 1. Adanya variasi pembelajaran dalam penelitian ini dilakukan sebanyak tiga belajar di kelas. siklus. Pada siklus I dilaksanakan 2. Siswa sudah sangat aktif dan pembelajaran sesuai dengan RPP yang memperhatikan penjelasan guru. dirancang sesuai dengan tahapan 3. Siswa juga terlihat sangat aktif pembelajaran mind mapping (peta pikiran) menjawab pertanyaan guru. yang dikembangkan oleh Sugiyanto (2010). 4. Rasa ingin tahu dan keberanian siswa Tahap-tahap yang dilaksanakan guru dan sudah muncul. siswa diantaranya guru mengatur siswa ke 5. Kreatifitas dan inisiatif siswa dalam kelompok, siswa melaksanakan meningkat. tugas yang dipelajari, kemudian 6. Keaktifan dan kerjasama dalam melaksanakan diskusi, setelah itu kelompok meningkat. mempresentasikan laporan akhir 7. Siswa mengerjakan tugas yang selanjutnya guru melakukan evaluasi diberikan secara individu maupun dengan pemberian tes pada siswa. Setelah kelompok dengan baik. melaksanakan perencanaan pembelajaran, 8. Keaktifan siswa dalam bertanya pelaksanaan pembelajaran, observasi meningkat, pembelajaran dan melakukan refleksi siklus 9. Siswa berani mengemukakan ide dan I maka dilanjutkan dengan penelitian pada gagasan dengan baik. siklus II yang dilaksanakan dari hasil 10. Siswa dapat membuat kesimpulan refleksi siklus I. Tahap-tahap pada siklus II dengan baik. tidak berbeda jauh dengan siklus I karena Sedangkan untuk kelemahan-kelemahan tahapan yang dilaksanakan sama dengan yang terjadi dari pembelajran dengan siklus I. Karena masih ada sedikit metode mind mapping (peta pikiran) adalah kekurangan yang dilihat dari refleksi siklus sebagai berikut : II, maka penelitian dilanjutkan ke siklus III 1. Alokasi waktu yang digunakan untuk dengan tahapan yang tidak beda jauh diskusi masih terlalu lama karena siswa dengan siklus II. Hasil penelitian siklus I keasyikan dalam membuat mind sampai siklus III menunjukkan peningkatan mapping (peta pikiran). Mereka hasil belajar siswa. Penelitian ini berhasil menginginkan mind mapping yang pada siklus III karena telah mancapai hasil dibuat itu sempurna dengan banyak yang diharapkan. warna dan gambar. Hasil belajar dengan menggunakan 2. Siswa pintar mendominasi sehingga metode mind mapping (peta pikiran) dalam siswa lain tidak dapat dengan bebas materi bangun ruang berdasarkan penelitian memberikan pendapatnya. yang telah dilakukan menunjukkan adanya peningkatan nilai rata-rata siswa sebelum
Antologi PGSD Bumi Siliwangi, Volume 1, Nomor 1, Desember 2013 penelitian, siklus I, siklus II dan siklus III. Persentase pencapaian hasil belajar siswa berdasarkan nilai siswa yang di atas KKM juga meningkat. Besarnya peningkatan ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa di siklus III. Pembahasan mengenai hasil belajar melalui penerapan metode mind mapping (peta pikiran) dapat dikaitkan dengan teori yang disampaikan Tonny Buzan (2006) “pembelajaran dengan menggunakan metode Mind Map (peta pikiran) di sekolah dasar dilaksanakan dengan pembelajaran yang menyenangkan yang difokuskan terhadap pengembangan kreativitas siswa”. Dalam pembelajaran metode mind mapping (peta pikiran) kelompok dijadikan sebagai sarana sosial dalam proses ini. Karena dengan metode kelompok bisa memaksimalkan kerja siswa. Siswa dibiarkan menuangkan ide-idenya dalam bentuk gambar dan mudah diingat. Metode mind mapping (peta pikiran) merupakan cara menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambilnya keluar otak. Bentuk mind mapping (peta pikiran) seperti peta rute yang hebat bagi ingatan, memungkinkan kita menyusun fakta dan pikiran sedemikian rupa sehingga cara kerja alami otak dilibatkan sejak awal serta menciptakan pandangan yang menyeluruh terhadap pokok permasalahan. Mind mapping (peta pikiran) digambarkan dengan menggunakan garis lengkung, simbol, kata, dan gambar sederhana, mendasar dan alami sesuai dengan cara kerja otak. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa perencanaan penelitian siklus I sampai siklus III tergolong baik ditandai dengan RPP, lembar observasi dan lembar soal yang sesuai dengan materi. Dengan demikian kemampuan guru merencanakan penerapan metode mind mapping (peta pikiran dalam pembelajaran matematika materi bangun ruang termasuk baik.
Pembelajran metode mind mapping (peta pikiran) dengan menggunakan diskusi kelompok dan tanya jawab membuat siswa menjadi senang dan tidak jenuh mengikuti pembelajaran matematika, siswa lebih berani mengungkapkan pendapatnya dan bertanya pada saat pembelajaran. Untuk mengembangkan bakat kreatif siswa yang dimiliki mereka bisa menuangkan kepada metode mind mapping (peta pikiran) yaitu meringkas pembelajaran yang dilakukan dengan bermain warna dan gambar, dengan adanya metode ini dapat mengembangkan potensi yang dimiliki siswa. Dengan melihat hasil observasi dapat dikatakan telah mencapai hasil yang diharapkan, yaitu: a) siswa sudah sangat aktif dan memperhatikan penjelasan guru, b) siswa juga terlihat sangat aktif menjawab pertanyaan guru, c) rasa ingin tahu dan keberanian siswa sudah muncul, d) kreatifitas dan inisiatif siswa meningkat, e) keaktifan dan kerjasama dalam kelompok meningkat, f) Siswa mengerjakan tugas yang diberikan secara individu maupun kelompok dengan baik, g) keaktifan siswa dalam bertanya meningkat, h) siswa berani mengemukakan ide dan gagasan dengan baik, i) siswa dapat membuat kesimpulan dengan baik. Pencapaian hasil penelitian dilihat dari kenaikan rata-rata skor siswa pada tiap siklus yang menandakan suatu proses yang menuju kearah lebih baik. Peningkatan tersebut tidak hanya pada skor akhir siswa mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang saja, tetapi pada proses pembelajaran menentukan jaring-jaring bangun ruang juga. Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran meningkat, peningkatan ini terlihat setelah tidakan siklus pertama hingga siklus ketiga. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Selain keaktifan, terlihat pula peningkatan keberanian siswa dalam bertanya kepada guru maupun keberanian siswa mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.
Emay Maelasari, Penerapan Metode Mind Mapping(Peta Pikiran) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Matematika DAFTAR RUJUKAN Buzan, T. (2009). (Terjemahan: Susi Purwoko). Buku Pintar Mind Map. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Hermawan, R., Mujono dan Suherman , A. (2010). Metode Penelitian Pendidikan SD. Bandung: UPI Press Sudjana, Nana. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Sugiyanto. (2010). Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pustaka.