PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATERI SISTEM PERNAPASAN MANUSIA TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DI SMP NEGERI I SULANG KABUPATEN REMBANG skripsi disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi
Oleh Irma Prihartanti 4401406519
JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2011
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi saya yang berjudul ”Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Tematik Materi Sistem Pernapasan Manusia terhadap Hasil Belajar Biologi di SMP Negeri I Sulang Kabupaten Rembang” disusun berdasarkan hasil penelitian saya dengan arahan dosen pembimbing. Sumber informasi atau kutipan yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Skripsi ini belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar dalam program sejenis di perguruan tinggi manapun.
Semarang, 11 Februari 2011
Irma Prihartanti 4401406519
ii
PENGESAHAN Skripsi yang berjudul : Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Tematik Materi Sistem Pernapasan Manusia terhadap Hasil Belajar Biologi di SMP Negeri I Sulang Kabupaten Rembang disusun oleh nama
: Irma Prihartanti
NIM
: 4401406519
telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FMIPA Unnes pada tanggal 11 Februari 2011. Panitia: Ketua
Sekretaris
Dr. Kasmadi Imam S, M.S.
Dra. Aditya Marianti, M.Si
19511115 197903 1001
19671217 199303 2001
Ketua Penguji
Dr. Andreas Priyono Budi Prasetyo, M.Ed 19581104 198703 1004 Anggota Penguji/
AnggotaPenguji/
Pembimbing Utama
Pembimbing Pendamping
Drs. Kukuh Santosa
Ir. Tuti Widianti, M.Biomed
19490809 197603 1002
19510207 197903 2001
iii
ABSTRAK
Prihartanti, Irma. 2011. Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Tematik Materi Sistem Pernapasan Manusia terhadap Hasil Belajar Biologi di SMP Negeri I Sulang kabupaten Rembang. Skripsi, Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang. Drs. Kukuh Santosa dan Ir. Tuti Widianti, M.Biomed. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru biologi di SMP N I Sulang diperoleh data bahwa interaksi pembelajaran biologi dalam kelas masih relatif rendah, didominasi dengan metode ceramah sehingga kurang menarik perhatian siswa. Siswa kurang termotivasi untuk terlibat aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Hal tersebut berakibat pada hasil belajar yang rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan pendekatan pembelajaran tematik terhadap hasil belajar biologi materi sistem pernapasan manusia. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sulang Rembang pada semester gasal tahun pelajaran 2010/2011. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII sebanyak 8 kelas. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 3 kelas yang diambil dengan teknik purposive sampling. Penelitian ini merupakan penelitian quasi-eksperimen, dengan desain one shot case study. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar ranah kognitif pada kelas VIII A,VIII B dan VIII C adalah 77,84 dengan ketuntasan klasikal sebesar 94,33 % (≥ 85% siswa memperoleh nilai ≥ 70), sedangkan untuk hasil belajar ranah psikomotorik (≥ 70% siswa memperoleh nilai kriteria tinggi dan sangat tinggi) dan ranah afektif (≥ 70% siswa memperoleh nilai kriteria tinggi dan sangat tinggi). Simpulan dari penelitian ini adalah penerapan pendekatan pembelajaran tematik berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar biologi materi sistem pernapasan manusia di SMP Negeri I Sulang kabupaten Rembang. Kata Kunci: pendekatan pembelajaran tematik, hasil belajar biologi
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur bagi Allah SWT yang Maha luas ilmu-Nya, atas limpahan kasih, bimbingan dan tuntunan-Nya kepada penulis yang dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ”Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Tematik Materi Sistem Pernapasan Manusia terhadap Hasil Belajar Biologi di SMP Negeri I Sulang Kabupaten Rembang” dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi di FMIPA UNNES. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada: 1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan studi strata I Jurusan Biologi FMIPA UNNES. 2. Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah memberi ijin untuk melaksanakan penelitian. 3. Ketua Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kemudahan administrasi dalam menyelesaikan skripsi ini. 4. Drs. Kukuh Santosa sebagai dosen pembimbing I yang telah berkenan memberikan bimbingan, pengarahan dan bantuan dalam penyusunan skripsi dengan penuh kesabaran. 5. Ir. Tuti Widianti, M.Biomed sebagai dosen pembimbing II yang telah berkenan memberikan bimbingan, pengarahan dan bantuan dalam penyusunan skripsi dengan penuh kesabaran. 6. Dr. Andreas Priyono Budi Prasetyo, M.Ed sebagai dosen penguji utama yang telah meluangkan waktu untuk memberikan saran dan masukan yang sangat berguna untuk penyempurnaan skripsi ini. 7. Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Sulang yang telah memberikan izin penelitian. 8. Sri Saraswati Candraningrum, S.Pd selaku guru Biologi SMP Negeri 1 Sulang kabupaten Rembang yang telah berkenan membantu dan bekerjasama dengan penulis dalam melaksanakan penelitian. v
9. Bapak/Ibu guru beserta staf karyawan SMP Negeri 1 Sulang kabupaten Rembang yang telah membantu penulis selama penelitian. 10. Siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sulang tahun pelajaran 2010/2011 secara khusus kelas VIII A (36 siswa), VIII B (36 siswa) dan VIII C (32 siswa) atas bantuan dan kerjasama. 11. Kedua orang tua, Mas eko, Mas Mansur, dek Nawang dan seluruh keluarga yang selalu memberikan kasih sayang, dukungan dan semangat dalam suka maupun duka. 12. Sahabat-sahabat “G_NAVALDA” yang selalu memberikan motivasi dan semangat. 13. Teman-teman “Kalimasada Kost” yang telah memberikan motivasi dan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini. 14. Semua teman-teman mahasiswa angkatan 2006 terutama teman-teman “Fourabiota” yang selalu memberi dukungan dan semangat kepada penulis. 15. Semua pihak yang telah berkenan membantu penulis selama penelitian dan penyusunan skripsi ini baik moril maupun materiil yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari sempurna. Namun demikian penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca.
Semarang, 11 Februari 2011 Penulis
vi
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ..................................................................................
i
PERNYATAAN KEASLIAN ......................................................................
ii
PENGESAHAN ...........................................................................................
iii
ABSTRAK ..................................................................................................
iv
KATA PENGANTAR .................................................................................
v
DAFTAR ISI ..............................................................................................
vii
DAFTAR TABEL .......................................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................
xi
BAB I
PENDAHULUAN A. B. C. D. E.
BAB II
Latar Belakang ...................................................................... Rumusan Masalah ................................................................. Penegasan Istilah .................................................................... Tujuan Penelitian ................................................................... Manfaat Penelitian .................................................................
1 3 4 6 6
TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka .................................................................... B. Hipotesis Penelitan .................................................................
8 20
BAB III METODE PENELITIAN A. B. C. D. E. F. G.
Lokasi dan Waktu Penelitian................................................... Populasi dan Sampel Penelitian .............................................. Variabel Penelitian ................................................................. Rancangan Penelitian.............................................................. Prosedur Penelitian ................................................................. Sumber Data dan Metode Pengambilan Data .......................... Metode Analisis Data .............................................................
21 21 21 22 22 30 30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian....................................................................... B. Pembahasan ............................................................................
vii
37 43
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ................................................................................ B. Saran ......................................................................................
54 54
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................
55
LAMPIRAN–LAMPIRAN ..........................................................................
57
viii
DAFTAR TABEL Tabel
Halaman
1. Hasil Uji Validitas Soal Uji Coba ...........................................................
24
2. Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba ...........................................
26
3. Hasil Uji Daya Pembeda Soal Uji Coba ..................................................
28
4. Butir Soal Evaluasi Yang Digunakan dan Tidak Digunakan ...................
28
5. Jenis dan Metode Pengambilan Data ......................................................
30
6. Hasil Uji Normalitas Nilai Ulangan Materi Sistem Gerak Pada Manusia Semester I Kelas VIII SMP N I Sulang Rembang ...................................
32
7. Hasil Uji Homogenitas Nilai Ulangan Materi Sistem Gerak Pada Manusia Semester I Kelas VIII SMP N I Sulang Rembang ................................... 34 8. Hasil Belajar Ranah Kognitif Pada 5 Kelas ............................................
37
9. Hasil Belajar Ranah Psikomotorik Siswa Pada 5 Aspek Kegiatan ...........
38
10. Persentase Hasil Belajar Ranah Psikomotorik Siswa Pada 3 Kelas .........
39
11. Hasil Belajar Ranah Afektif Pada 3 Aspek Kegiatan ..............................
40
12. Persentase Hasil Belajar Ranah afektif Pada 3 Kelas .............................
41
13. Tanggapan Siswa Terhadap Pendekatan Pembelajaran Tematik................. 41
ix
DAFTAR GAMBAR Gambar
Halaman
1. Alur Penyusunan Perencanaan Pembelajaran Tematik .............................
16
2. Kerangka Berpikir......................................................................................
19
x
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
Halaman
1. Silabus Pembelajaran Tematik ...............................................................
57
2. Jaring Tema ...........................................................................................
61
3. Pemetaan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ...........................
62
4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .......................................................
63
5. Modul Sistem Pernapasan dan Zat adiktif dan Psikotropika ....................
83
6. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Sistem Pernapasan .......................
98
7. Kunci Jawaban LKPD Sistem Pernapasan................................................
103
8. Praktikum Bahan Kimia Dalam Asap Rokok .......................................... 107 9. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Rokok .......................................... 108 10. Kunci Jawaban LKPD Rokok................................................................. 112 11. Soal Tes Evaluasi ................................................................................... 116 12. Kunci Jawaban Soal Tes Evaluasi .......................................................... 123 13. Rubrik Penskoran Puisi .......................................................................... 124 14. Rubrik Penskoran Artikel ....................................................................... 125 15. Rubrik Penskoran Poster ........................................................................ 126 16. Contoh Artikel Tentang Kelainan Penyakit Pada Sistem Pernapasan ...... 127 17. Contoh Puisi .......................................................................................... 131 18. Contoh Poster......................................................................................... 134 19. Contoh Hasil Belajar .............................................................................. 136 20. Data Antar Kelompok ........................................................................... 149 21. Uji Homogenitas Data Antar Kelompok ................................................. 150 22. Uji Normalitas Data Kelompok .............................................................. 151 23. Analisis Validitas, Daya Pembeda, Tingkat Kesukaran dan Reliabilitas Soal Uji Coba ......................................................................................... 159 24. Perhitungan Validitas Butir Soal ............................................................ 163 25. Perhitungan Reliabilitas Soal.................................................................. 164 26. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal ...................................................... 165 27. Perhitungan Daya Pembeda Soal ........................................................... 166 xi
Lampiran
Halaman
28. Rekapitulasi Hasil Belajar Ranah Kognitif Kelas VIII A, VIII B dan VIII C .............................................................................................. 167 29. Lembar Observasi Psikomotorik ............................................................ 173 30. Rubrik Penilaian Lembar Observasi Psikomotorik.................................. 175 31. Rekapitulasi Hasil Belajar Ranah Psikomotorik Kelas VIII A, VIII B dan VIII C .............................................................................................. 176 32. Lembar Observasi Afektif ...................................................................... 182 33. Rubrik Penilaian Lembar Observasi Afektif ........................................... 186 34. Rekapitulasi Hasil Belajar Ranah Afektif Kelas VIII A, VIII B dan VIII C .............................................................................................. 188 35. Angket Tanggapan Siswa Terhadap Pendekatan Pembelajaran Tematik SMP N I Sulang Rembang ........................................................ 197 36. Rekapitulasi Tanggapan Siswa Kelas VIII A, VIII B dan VIII C ............ 201 37. Usulan Dosen Pembimbing .................................................................... 207 38. Surat Permohonan Ijin Observasi ke SMP N I Sulang ............................ 208 39. Surat Permohonan Ijin Penelitian ke SMP N I Sulang .............................. 209 40. Dokumentasi Penelitian.............................................................................. 210 41. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian........................................... 212
xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan observasi dan wawancara dengan guru biologi yang dilakukan di SMP Negeri I Sulang Rembang, didapatkan informasi
bahwa
pembelajaran biologi masih berpusat pada guru (teacher centered). Pembelajaran yang digunakan masih menggunakan metode ceramah. Paradigma seperti ini yang membuat siswa tidak terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Siswa kurang terlibat dalam kegiatan belajar mengajar membuat suasana kelas membosankan bagi siswa. Siswa lebih cenderung pasif dan semangat belajar rendah sehingga keseriusan belajar siswa juga rendah. Hal tersebut ditunjukkan dengan kurang interaksi siswa dengan guru atau siswa dengan siswa lain, sehingga dapat berdampak pada pencapaian hasil belajar yang tidak sesuai dengan KKM (kriteria ketuntasan minimal) yaitu 70. Hal ini menjadi indikasi bahwa pembelajaran biologi yang dilakukan selama ini belum efektif. Selain pembelajaran biologi masih bersifat teacher centered, pemanfaatan media pembelajaran dan sumber belajar yang digunakan oleh guru dalam membantu menyampaikan materi pelajaran masih kurang bervariasi, yang masih menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan sebuah papan tulis, penggunaan buku pegangan dari pemkab ataupun buku penunjang lain masih belum optimal. Selain itu sarana dan prasarana yang digunakan dalam menunjang proses pembelajaran biologi pada materi sistem pernapasan manusia juga kurang optimal, padahal materi sistem pernapasan manusia ini bersifat abstrak dan tidak dapat dipelajari secara langsung, sehingga siswa merasa kesulitan untuk memahami materi tersebut. Diketahui juga bahwa pada kegiatan pembelajaran dengan diskusi kelompok belum berjalan dengan baik, karena belum adanya kerjasama antar anggota kelompok. Kegiatan diskusi kelompok yang dilaksanakan, sebagian besar anggota kurang bertanggung jawab dan hanya mengandalkan atau menggantungkan 1
2
kegiatan diskusi kelompok pada ketua kelompok atau teman yang dianggap lebih pandai. Hal demikian yang menjadikan siswa pasif dan semangat belajar rendah karena kurang menekankan pada aspek senang dalam belajar (joyful learning). Oleh karena itu, agar dalam pembelajaran dapat tercipta aktivitas dan motivasi siswa, maka dalam pembelajaran perlu adanya perbaikan metode/strategi yang digunakan oleh guru. Dari
permasalahan
yang
muncul
untuk
meningkatkan
kualitas
pembelajaran maka digunakan pendekatan pembelajaran tematik untuk diterapkan pada materi Sistem Pernapasan Manusia yang diintegrasikan dengan materi Zat Adiktif dan Psikotropika.
Pendekatan pembelajaran tematik
merupakan
pembelajaran terpadu yang menggunakan tema dalam mengaitkan beberapa mata pelajaran, sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa (Masnur Muslich 2007). Melalui pendekatan pembelajaran tematik ini siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajari. Melalui pengalaman langsung ini siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari dan menghubungkan dengan konsep lain yang telah dipahami. Dengan demikian melalui pendekatan pembelajaran tematik diharapkan siswa dapat lebih memahami materi Sistem Pernapasan Manusia dan dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dari aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotorik. Dari hasil penelitian Puji Astuti (2008) yang berjudul Pembelajaran Tematik
Berbasis
Lingkungan
Dalam
Upaya
Meningkatkan
Kualitas
Pembelajaran Siswa Kelas VII E Semester Genap SMP Negeri I Matesih Tahun Pelajaran 2007/2008
menunjukkan bahwa penggunaan pembelajaran tematik
berbasis lingkungan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang dapat dilihat dari peningkatan motivasi belajar dan partisipasi siswa yang berdampak pada peningkatan penguasaan konsep. Hal ini terlihat dari peningkatan skor rata-rata hasil belajar, motivasi belajar, dan partisipasi siswa dari sebelum dan sesudah diberi perlakuan pada setiap siklus pembelajaran. Kekuatan dari pendekatan pembelajaran tematik yaitu memberikan pengalaman dan kegiatan belajar mengajar yang relevan dengan tingkat
3
perkembangan dan kebutuhan siswa, menumbuhkan ketrampilan sosial melalui kerja sama, menjadikan siswa lebih bersemangat dalam belajar karena mereka bisa berkomunikasi dalam situasi yang nyata, misalnya bercerita, menulis puisi, membuat poster dalam rangka mengembangkan ketrampilan berbahasa, sekaligus untuk mempelajari mata pelajaran lain. Selain itu melalui pendekatan pembelajaran tematik ini beberapa konsep yang relevan untuk dijadikan tema tidak perlu dibahas berulang kali dalam bidang kajian yang berbeda, sehingga penggunaan waktu untuk pembahasan lebih efisien dan pencapaian tujuan pembelajaran juga diharapkan lebih efektif. Penelitian yang dilakukan di SMP Negeri I Sulang Kabupaten Rembang difokuskan pada pengaruh penerapan pendekatan pembelajaran tematik terhadap hasil belajar siswa. Hasil yang diharapkan adalah untuk meningkatkan pengetahuan siswa terhadap materi Sistem Pernapasan Manusia agar hasil belajar siswa dapat meningkat. Hasil belajar siswa ini dapat dilihat dari hasil penilaian yang berupa aspek kognitif (skor tes) di akhir pembelajaran, aspek psikomotorik (ketrampilan siswa dalam melakukan kegiatan praktikum) dan aspek afektif (sikap siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung). B.
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, permasalahan yang akan dikaji dalam
penelitian ini adalah “Apakah penerapan pendekatan pembelajaran tematik berpengaruh pada hasil belajar biologi materi sistem pernapasan manusia di SMP Negeri I Sulang Kabupaten Rembang?” C.
Penegasan Istilah Untuk menghindari salah pengertian dan penafsiran, maka diperlukan
adanya penegasan istilah untuk membatasi ruang lingkup permasalahan dalam penelitian. 1. Pendekatan Pembelajaran Tematik
4
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang menggunakan tema dalam mengkaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa (Masnur Muslich 2007). Pendekatan tematik merupakan salah satu usaha untuk mengintegrasikan pengetahuan, ketrampilan, nilai, atau sikap pembelajaran, serta pemikiran yang kreatif dengan menggunakan tema (Sutirjo 2005). Pembelajaran tematik merupakan suatu strategi pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Model pembelajaran tematik adalah suatu yang dapat dikatakan sebagai pendekatan
belajar
mengajar
yang
melibatkan
beberapa
bidang
studi
(biologi,fisika dan kimia) untuk memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Bermakna artinya, dalam pembelajaran tematik siswa akan memahami konsepkonsep
yang
mereka
pelajari
itu
melalui
pengalaman
langsung
dan
menghubungkan dengan konsep lain yang sudah mereka pahami (Sutirjo 2005). Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan pendekatan pembelajaran tematik diartikan sebagai pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-tema tertentu. Tema dapat ditinjau dari berbagai mata pelajaran seperti fisika, kimia, biologi, bahasa, dan seni sehingga siswa akan dapat memahami konsep-konsep yang mereka pelajari dan menghubungkan dengan konsep lain yang mereka pahami. Definisi operasional tentang pendekatan pembelajaran tematik adalah tingkat pelaksanaan penerapan pendekatan pembelajaran tematik materi sistem pernapasan manusia terhadap hasil belajar di SMP Negeri I Sulang Kabupaten Rembang. 2. Materi sistem pernapasan pada manusia Materi sistem pernapasan pada manusia dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) termasuk dalam mata pelajaran Sains Biologi kelas VIII semester gasal. Pembelajaran yang digunakan yaitu dengan menggunakan pendekatan pembelajaran tematik yaitu dengan mengaitkan materi pelajaran biologi dan kimia. Adapun
Standar Kompetensi yang ditetapkan adalah
5
2.Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia. Kompetensi Dasar yang harus dicapai adalah 2.3.Mendeskripsikan sistem pernapasan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. Sedangkan untuk materi pelajaran kimia Standar Kompetensi yang ditetapkan adalah 5.Memahami kegunaan bahan kimia dalam kehidupan. Kompetensi Dasar yang harus dicapai adalah 5.5.Menghindarkan diri dari pengaruh zat adiktif dan psikotropika. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan pembelajaran tematik yaitu materi sistem pernapasan manusia yang dikaitkan dengan materi zat adiktif dan psikotropika dengan mengambil tema “rokok dan kesehatan”. Dalam model pembelajaran ini siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok belajar yang kemudian diberi bahan materi sistem pernapasan manusia yang dikaitkan dengan materi zat adiktif dan psikotropika yang akan didiskusikan oleh siswa. Siswa diberikan tanggung jawab dalam bentuk tugas kelompok yaitu mengerjakan soalsoal dengan tema rokok dan kesehatan yang diberikan oleh guru.
3. Hasil belajar Hasil belajar menggambarkan kemampuan siswa dalam mempelajari sesuatu. Hal ini sesuai dengan pendapat Anni dkk (2006) yang menyebutkan bahwa hasil belajar adalah perubahan prilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Perubahan prilaku yang dimaksud dapat berbentuk : a. Perubahan ranah kognitif Perubahan prilaku pada ranah kognitif berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan, dan kemahiran intelektual.
b. Perubahan ranah afektif Perubahan prilaku pada ranah afektif berkaitan dengan hasil yang berhubungan dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai. c. Perubahan ranah psikomotorik
6
Perubahan prilaku pada ranah psikomotorik ditunjukan dengan adanya kemampuan fisik seperti ketrampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek, dan koordinasi syaraf. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini meliputi hasil belajar ranah kognitif berupa skor tes materi sistem pernapasan manusia di akhir pembelajaran, ranah psikomotorik berupa ketrampilan siswa dalam melakukan kegiatan praktikum pada setiap pertemuan dengan bantuan dari observer, ranah afektif berupa sikap siswa selama pembelajaran berlangsung pada setiap pertemuan dengan bantuan dari observer. D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan pendekatan pembelajaran tematik berpengaruh pada hasil belajar biologi materi sistem pernapasan manusia di SMP Negeri I Sulang Kabupaten Rembang. E. Manfaat Penelitian 1. Korespondensi Penelitian ini memberikan bukti empiris kebenaran teori pembelajaran bahwa pendekatan pembelajaran tematik berpengaruh pada hasil belajar, yaitu teori pendekatan tematik berencana (planned behavior) oleh Icek Ajzen (1988, 1991 dan 2002) dan oleh Phuangthoung dan Malisawan (2005). 2. Koherensi Bagi pemerhati masalah pendidikan, penelitian ini menyajikan suatu model pendekatan integrasi waktu, kompetensi materi pelajaran bagi efisiensi pengelolaan pembelajaran biologi dan kimia. 3. Pragmatisme a. Universitas Negeri Semarang (UNNES) dapat pendekatan pembelajaran tematik dalam pembelajaran.
mendorong sosialisasi
7
b. Sekolah dapat mereplikasi, menyebarkan dan menggunakan perangkat pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran tematik bagi efisiensi pembelajaran.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang menggunakan tema dalam mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa (http;//ktsp.diknas.go.id diakses tanggal 2 Februari 2010). Pendekatan tematik merupakan salah satu usaha untuk mengintegrasikan pengetahuan, ketrampilan, nilai, atau sikap pembelajaran, serta pemikiran yang kreatif dengan menggunakan tema (Sutirjo 2005). Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan (Poerwadarminta 1983). Pembelajaran tematik menjadi menarik karena tiap tema memberikan variasi kegiatan belajar. Pendekatan Tematik adalah pendekatan holistik untuk belajar. Pendekatan tematik dimulai dengan tema, yang kemudian menjadi media untuk semua displin ilmu untuk berinteraksi (Miller 1997). Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-tema tertentu. Tema dapat ditinjau dari berbagai mata pelajaran seperti fisika, biologi, kimia dan matematika. Lebih luas lagi, tema-tema itu dapat ditinjau dari bidang studi lain, seperti IPS, bahasa dan seni (Asri Budiningsih 2007, diacu dalam Puji Astuti 2008). Dalam menentukan tema yang bermakna perlu memperhatikan beberapa persyaratan sebagai berikut (Trianto 2007). 1.
Tema hendaknya tidak terlalu luas, namun dengan mudah dapat digunakan untuk memadukan banyak mata pelajaran.
2.
Tema harus bermakna, maksudnya ialah tema yang dipilih untuk dikaji harus memberikan bekal bagi siswa untuk belajar selanjutnya.
3.
Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologis anak.
4.
Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan peristiwa-peristiwa otentik yang terjadi di dalam rentang waktu belajar. 8
9
5.
Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan kurikulum yang berlaku.
6.
Tema yang dipilih hendaknya juga mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar.
a.
Landasan Pembelajaran Tematik Menurut Masnur Muslich (2007) landasan pembelajaran tematik
mencakup hal-hal berikut. 1) Landasan Filosofi Landasan filosofi dalam pembelajaran tematik sangat dipengaruhi oleh tiga aliran filsafat yaitu : a)
Progresivisme Proses pembelajaran perlu ditekankan pada pembentukan kreativitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah (natural), dan memperhatikan pengalaman siswa.
b) Konstruktivisme Anak mengkonstruksi pengetahuannya melalui interaksi dengan objek, fenomena, pengalaman dan lingkungannya. c)
Humanisme Melihat siswa dari segi keunikan atau kekhasannya, potensi dan motivasi yang dimilikinya.
2) Landasan Psikologis Landasan psikologis dalam pembelajaran tematik terutama berkaitan dengan psikologi perkembangan siswa dan psikologi belajar. a)
Psikologi perkembangan untuk menentukan isi/materi pembelajaran tematik yang diberikan kepada siswa agar tingkat keluasan dan kedalamannya sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik.
b) Psikologi belajar untuk menentukan bagaimana isi materi pelajaran disampaikan kepada siswa dan bagaimana pula siswa harus mempelajarinya.
10
3) Landasan Yuridis Landasan Yuridis tersebut adalah UU No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. b.
Arti Penting Pembelajaran Tematik Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam
belajar secara aktif dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajari. Melalui pengalaman langsung siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari dan menghubungkan dengan konsep lain yang telah dipahami. Teori pembelajaran ini dimotori para tokoh Psikologi Gestalt, termasuk Piaget yang menekankan bahwa pembelajaran haruslah bermakna dan berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan anak. Pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing). Oleh karena itu, guru perlu mengemas atau merancang pengalaman belajar yang akan mempengaruhi kebermaknaan belajar siswa. Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan unsurunsur konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih efektif. Kaitan konseptual antarmata pelajaran yang dipelajari akan membentuk skema sehingga siswa akan memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Selain itu, dengan penerapan pembelajaran tematik di sekolah akan sangat membantu siswa, karena sesuai dengan tahap perkembangan siswa yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan/holistis (Masnur Muslich 2007). Pendekatan tematik memiliki manfaat bagi siswa karena memiliki kekuatan untuk memanfaatkan pengetahuan dunia nyata siswa, pengalaman dan meningkatkan hasil kognitif dan afektif (Handal & Bois 2004). c.
Karakteristik Pembelajaran Tematik Menurut Tim Pengembang PGSD (2001) Pembelajaran tematik sebagai
suatu proses memiliki beberapa karakteristik yaitu:
11
1) Holistik Suatu gejala atau fenomena yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran tematik diamati dan dikaji dari beberapa bidang kajian sekaligus, tidak
dari
sudut
pandang
yang
terkotak-kotak.
Pembelajaran
tematik
memungkinkan siswa untuk memahami suatu fenomena dari segala sisi, sehingga akan membuat siswa menjadi arif dan bijak dalam menyikapi atau menghadapi kejadian yang ada di depan mereka. 2) Bermakna Pengkajian suatu fenomena dengan banyak membentuk jalinan antar konsep-konsep yang berhubungan menghasilkan skemata. Hal ini akan berdampak pada kebermaknaan dari materi yang dipelajari. Rujukan yang nyata dari segala konsep yang diperoleh, dan kebermaknaan yang dipelajari. Selanjutnya hal ini akan mengakibatkan pembelajaran fungsional. Siswa mampu menerapkan perolehan untuk memecahkan masalah-masalah yang muncul di dalam kehidupan. 3) Otentik Pembelajaran tematik memungkinkan siswa memahami secara langsung prinsip dan konsep yang ingin dipelajari melalui kegiatan belajar secara langsung. Dengan memahami dari hasil belajar sendiri, bukan pemberitahuan guru. Informasi dan pengetahuan yang diperoleh siswa melalui kegiatan eksperimen. Guru lebih banyak bersifat sebagai fasilitator dan katalisator, sedang siswa bertindak sebagai aktor pencari informasi dan pengetahuan. Guru membimbing, mengarahkan, dan memberikan fasilitas seoptimal mungkin untuk mencapai tujuan tersebut. 4) Aktif Pembelajaran tematik dikembangkan dengan berdasar kepada pendekatan diskoveri inkuiri dimana siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga proses evaluasi.
12
d.
Implikasi Pembelajaran Tematik Menurut Masnur Muslich (2007) pembelajaran tematik mempunyai
berbagai implikasi antara lain : 1) Implikasi bagi guru Pembelajaran tematik memerlukan guru yang kreatif baik dalam menyiapkan kegiatan/pengalaman belajar bagi anak, juga dalam memilih kompetensi dari berbagai mata pelajaran dan mengatur agar pembelajaran menjadi lebih bermakna, menarik, menyenangkan dan utuh. 2) Implikasi bagi siswa a)
Siswa
harus
siap
mengikuti
kegiatan
pembelajaran
yang
dalam
pelaksanaannya dimungkinkan untuk bekerja, baik secara individual, pasangan, kelompok kecil, ataupun klasikal. b) Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang bervariasi secara aktif, misal melakukan diskusi kelompok, mengadakan penelitian sederhana, dan pemecahan masalah. 3) Implikasi terhadap sarana, prasarana, sumber belajar, dan media a)
Pembelajaran tematik pada hakikatnya menekankan pada siswa, baik secara individual maupun kelompok untuk aktif mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistis dan autentik.
b) Pembelajaran ini perlu memanfaatkan berbagai sumber belajar, baik yang sifatnya desain secara khusus untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran (by design), maupun sumber belajar yang tersedia di lingkungan yang dapat dimanfaatkan (by utilization). c)
Pembelajaran
ini
juga
perlu
mengoptimalkan
penggunaan
media
pembelajaran yang bervariasi. d) Penerapan pembelajaran tematik di sekolah masih dapat menggunakan buku ajar yang sudah ada saat ini untuk masing-masing mata pelajaran dan dimungkinkan pula untuk menggunakan buku suplemen khusus yang memuat buku ajar yang terintegrasi.
13
4) Implikasi terhadap pengaturan ruangan a)
Susunan bangku peserta didik dapat berubah-ubah.
b) Peserta didik tidak selalu duduk di kursi, tetapi dapat duduk di tikar/karpet. c)
Kegiatan hendaknya bervariasi dan dapat dilaksanakan, baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
d) Dinding kelas dapat dimanfaatkan untuk memajang hasil karya peserta didik. e)
Alat, sarana dan sumber belajar hendaknya dikelola sehingga memudahkan peserta didik untuk menggunakan dan menyimpan kembali.
5) Implikasi terhadap pemilihan metode Sesuai
dengan
karakteristik
pembelajaran
tematik,
maka
dalam
pembelajaran yang dilakukan perlu disiapkan berbagai variasi kegiatan dengan menggunakan multi metode. Misalnya, percobaan, bermain peran, tanya jawab, demonstrasi, dan bercakap-cakap. e.
Keuntungan dan kekurangan pembelajaran tematik Pembelajaran tematik memiliki keuntungan antara lain (Asri Budiningsih
2007, diacu dalam Puji Astuti 2008): 1) Bagi guru a)
Tersedia waktu lebih banyak untuk pembelajaran.
b) Hubungan antar mata pelajaran dan topik dapat diajarkan secara logis dan alami c)
Dapat ditunjukkan bahwa belajar merupakan kegiatan yang kontinyu, tidak terbatas pada buku paket, jam pelajaran, atau bahkan empat dinding kelas.
d) Guru bebas membantu siswa melihat masalah, situasi, atau topik dari berbagai sudut pandang. e)
Pengembangan masyarakat belajar terfasilitasi.
2) Bagi siswa a)
Bisa lebih memfokuskan diri pada proses belajar, daripada hasil belajar.
14
b) Menghilangkan batas semu antar bagian-bagian kurikulum dan menyediakan pendekatan proses belajar yang integratif. c)
Menyediakan kurikulum yang berpusat pada siswa yang dikaitkan dengan minat, kebutuhan, dan kecerdasan; mereka didorong untuk membuat keputusan sendiri dan bertanggung jawab pada keberhasilan belajar.
d) Merangsang penemuan dan penyelidikan mandiri di dalam dan diluar kelas. e)
Membantu siswa membangun hubungan antara konsep dan ide, sehingga meningkatkan apresiasi dan pemahaman. Menurut Trianto (2007) pembelajaran tematik memiliki kelemahan atau
kekurangan, antara lain : 1.
Aspek guru Guru harus berwawasan luas, memiliki kreativitas tinggi, ketrampilan
metodologis yang handal, rasa percaya diri yang tinggi dan berani mengemas dan mengembangkan materi, bersedia mengembangkan diri untuk terus menggali informasi ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan dan banyak membaca buku agar penguasaan bahan ajar tidak terfokus pada bidang kajian tertentu. 2.
Aspek siswa Pembelajaran tematik menuntut kemampuan belajar siswa yang relatif
baik, dalam kemampuan akademik maupun kreatifitas karena dalam pembelajaran tematik menekankan pada kemampuan analitik (mengurai), kemampuan asosiatif (menghubung-hubungkan), kemampuan eksploratif, dan elaboratif (menemukan dan menggali). 3.
Aspek sarana dan sumber pembelajaran Pembelajaran tematik memerlukan bahan bacaan atau sumber informasi
yang cukup banyak dan bervariasi, termasuk juga fasilitas internet untuk menunjang, memperkaya, dan mempermudah pengembangan wawasan.
15
4.
Aspek kurikulum Harus luas berorientasi pada pencapaian ketuntasan pemahaman peserta
didik (bukan pada target pencapaian materi). 5.
Aspek penilaian Pembelajaran tematik membutuhkan cara penilaian yang menyeluruh
(komprehensif) dalam menetapkan keberhasilan peserta didik dengan penilaian yang bervariasi serta berkoordinasi dengan guru lain, bila materi pelajaran berasal dari guru yang berbeda. f.
Langkah-langkah menyiapkan pembelajaran tematik Menurut Trianto (2007) langkah-langkah menyiapkan pembelajaran
tematik adalah sebagai berikut. 1) Menetapkan bidang kajian yang akan dipadukan. Pada saat menetapkan beberapa bidang kajian yang akan dipadukan dikaitkan dengan pencapaian Standar Kompetensi. 2) Mempelajari Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dari bidang kajian yang akan dipadukan dan melakukan pemetaan pada semua Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. 3) Menentukan tema pemersatu antar Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Tema yang dipilih harus relevan dengan kompetensi yang telah ditetapkan. 4) Membuat matrik keterhubungan kompetensi dasar dan tema/topik pemersatu. Tujuannya untuk menunjukkan kaitan antara tema/topik dengan kompetensi dasar yang dipadukan. 5) Menjabarkan kompetensi-kompetensi dasar ke dalam indikator pencapaian hasil belajar yang nantinya digunakan untuk penyusunan silabus. 6) Menyusun silabus pembelajaran yang dikembangkan dari berbagai indikator menjadi beberapa kegiatan belajar konsep keterpaduan atau keterkaitan menyatu antar beberapa bidang kajian. 7) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran.
16
Menetapkan bidang kajian yang akan dipadukan
Mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar bidang kajian
Memilih/menetapkan tema/topik pemersatu
Membuat matrik atau hubungan KD dan tema atau topik pemersatu
Merumuskan indikator pembelajaran
Menyusun silabus pembelajaran
Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran Gambar 1 Alur Penyusunan Perencanaan Pembelajaran Tematik (Sumber: Trianto 2007) g.
Penilaian pembelajaran tematik Objek dalam penilaian pembelajaran tematik mencakup penilaian terhadap
proses dan hasil belajar. Dalam penilaian proses belajar upaya pemberian nilai terhadap kegiatan pembelajaran dilakukan guru dan siswa, sedangkan dalam penilaian hasil belajar proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai menggunakan kriteria-kriteria tertentu. Hasil belajar tersebut pada hakikatnya merupakan pencapaian kompetensikompetensi yang mencakup aspek pengetahuan, ketrampilan, sikap, dan nilai-nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kompetensi tersebut dapat dikenali melalui sejumlah hasil belajar dan indikatornya yang dapat dilakukan, diukur dan diamati. Penilaian proses dan hasil belajar itu saling berkaitan satu dengan yang lainnya, hasil belajar merupakan akibat dari suatu proses belajar (Agus Sudrajat 2007).
17
Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini meliputi hasil belajar ranah kognitif berupa skor tes materi sistem pernapasan manusia di akhir pembelajaran, ranah psikomotorik berupa ketrampilan siswa dalam melakukan kegiatan praktikum pada setiap pertemuan dengan bantuan dari observer, ranah afektif berupa sikap siswa selama pembelajaran berlangsung pada setiap pertemuan dengan bantuan dari observer. Pada penelitian yang telah dilakukan sebelumnya mengenai pendekatan pembelajaran tematik, menunjukkan adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hasil penelitian Puji Astuti (2008) yang berjudul Pembelajaran Tematik
Berbasis
Lingkungan
Dalam
Upaya
Meningkatkan
Kualitas
Pembelajaran Siswa Kelas VII E Semester Genap SMP Negeri I Matesih Tahun Pelajaran 2007/2008
menunjukkan bahwa penggunaan pembelajaran tematik
berbasis lingkungan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang dapat dilihat dari peningkatan motivasi belajar dan partisipasi siswa yang berdampak pada peningkatan penguasaan konsep. Hal ini terlihat dari peningkatan skor rata-rata hasil belajar, motivasi belajar, dan partisipasi siswa dari sebelum dan sesudah diberi perlakuan pada setiap siklus pembelajarannya. Penelitian lain dari Indrawati (2009) yang berjudul Penerapan Pendekatan Pembelajaran Tematik Dalam Rangka Peningkatan Kualitas Pembelajaran dan Prestasi Belajar Siswa Kelas II SDIT Nurul Islam Tengaran menunjukkan bahwa penggunaan pendekatan pembelajaran tematik dapat meningkatkan kualitas dan prestasi belajar siswa. Dipertegas lagi oleh penelitian Saleh Haji (2009) yang berjudul Dampak Penerapan Pendekatan Tematik Dalam Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaaan antara hasil belajar matematika yang diajar dengan pendekatan tematik dalam pembelajaran matematika dengan siswa yang diajar melalui pembelajaran konvensional. Ratarata hasil belajar siswa yang diajar dengan pendekatan tematik dalam pembelajaran matematika sebesar 79,19 lebih baik daripada siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional/pembelajaran yang biasa dilakukan guru sebesar 54,615.
18
Jadi bila pendekatan pembelajaran tematik diterapkan di SMP Negeri I Sulang Kabupaten Rembang dapat berpengaruh pada hasil belajar biologi siswa pada materi sistem pernapasan manusia. B. Hipotesis a. Kerangka Berfikir PROSES
INPUT 1. Guru dan siswa 2. guru Sarana dan prasarana
Proses Belajar Mengajar
OUTPUT Hasil belajar biologi
- Proses KBM Berpusat Pada Guru (teacher centered) - Kurang interaksi antara siswa dan guru siswa
- Materi sistem pernapasan manusia bersifat abstrak dan tidak dapat dipelajari secara langsung - Siswa merasa kesulitan terhadap materi yang diberikan Motivasi belajar siswa rendah Penguasaan konsep siswa rendah Pembelajaran tematik Motivasi belajar tinggi Penguasaan konsep tinggi Hasil belajar biologi tinggi Gambar 2 Kerangka Berfikir
tinggi sesuai dengan KKM
19
b. Hipotesis Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah diuraikan diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah tingkat penerapan pendekatan pembelajaran tematik berpengaruh signifikan pada skor tes materi sistem pernapasan manusia, sikap siswa selama proses pembelajaran dan ketrampilan siswa (aspek psikomotorik).
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri I Sulang Kabupaten Rembang semester gasal tahun pelajaran 2010/2011, penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 9 November – 25 November 2010. B. Populasi dan Sampel a.
Populasi Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh siswa kelas VIII SMP
Negeri 1 Sulang Kabupaten Rembang semester gasal tahun pelajaran 2010/2011 yang terdiri dari 8 kelas dengan jumlah 257 siswa. b.
Sampel Sampel dalam penelitian ini diambil dengan teknik purposive sampling,
adapun kelas yang dijadikan sebagai sampel yaitu kelas VIII A, VIII B, dan VIII C. Alasan dipilihnya kelas tersebut karena diampu oleh guru yang sama. Besar sampel yaitu 0,2 x 257 x 1,195 = 61,4 dibulatkan menjadi 62 siswa. Namun, dalam pelaksanaan sampel yang dipakai sebanyak 104 siswa. Perhitungan mengacu pada Sugiyono (2009) C. Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian meliputi sebagai berikut. 1. Variabel Bebas adalah variabel yang mempengaruhi. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penerapan pendekatan pembelajaran tematik pada materi sistem pernapasan. 2. Variabel terikat adalah variabel yang tergantung pada variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar (aspek kognitif (hasil skor tes),
20
21
aspek psikomotorik (ketrampilan siswa), aspek afektif (sikap siswa) pada materi sistem pernapasan manusia. D. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen dengan design one shot case study, yang dirancang dengan 3 tahapan yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap pengamatan (pengambilan data) (Arikunto 2006). Adapun pola rancangannya adalah sebagai berikut: X
O
keterangan: X
= treatment atau perlakuan (pembelajaran menggunakan pendekatan pembelajaran tematik)
O
= hasil observasi sesudah treatment (hasil belajar siswa pada kelas perlakuan)
E. Prosedur Penelitian 1. Persiapan a. Melakukan observasi awal untuk identifikasi masalah melalui wawancara dengan guru mata pelajaran biologi. b. Mengambil 3 kelas sebagai kelas perlakuan yaitu kelas VIII A, VIII B, dan VIII C serta 1 kelas untuk kelas uji instrumen tes. Kelas uji instrumen tes diambil dari kelas VIII E. c. Merancang desain pembelajaran ( pendekatan pembelajaran tematik). Dalam hal ini mata pelajaran yang dipadukan yaitu mata pelajaran biologi dan kimia. Adapun Standar Kompetensi yang ditetapkan untuk mata pelajaran biologi adalah 2.Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia, Kompetensi Dasar yang harus dicapai adalah 2.3 Mendeskripsikan sistem pernapasan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. Sedangkan untuk mata pelajaran kimia Standar Kompetensi yang ditetapkan adalah 5.Memahami kegunaan
22
bahan kimia dalam kehidupan. Kompetensi Dasar yang harus dicapai adalah 5.5.Menghindarkan diri dari pengaruh zat adiktif dan psikotropika. Setelah itu menetapkan tema /topik pemersatu yang
ada kaitannya dengan standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan, adapun tema yang dibuat adalah “ROKOK dan KESEHATAN”. d. Menyusun perangkat pembelajaran yang meliputi penyusunan silabus dan RPP, kisi-kisi soal, LKPD, lembar observasi afektif siswa, lembar observasi psikomotor siswa serta angket tanggapan siswa terhadap penerapan pendekatan pembelajaran tematik. e. Penyusunan instrumen Instrumen adalah alat bantu yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian. Instrumen yang digunakan berupa instrumen tes dan instrumen non tes. 1) Instrumen tes Instrumen tes digunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar kognitif siswa pada konsep sistem pernapasan manusia. Instrumen tes yang digunakan adalah tes obyektif sebanyak 30 soal. Langkah-langkah penyusunan instrumen tes dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Menentukan pokok materi 2) Menentukan batas waktu untuk mengerjakan soal 3) Membuat kisi-kisi soal 4) Menentukan tipe soal 5) Menentukan jumlah butir soal yang akan diujikan 6) Uji coba instrumen soal Tujuan uji coba adalah untuk mengetahui apakah instrumen yang telah disusun layak digunakan sebagai alat pengambil data atau tidak. Indikatornya adalah dengan menghitung validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda. Uji coba soal dilaksanakan di kelas VIII E.
23
7) Analisis hasil instrumen soal. Analisis hasil instrumen soal meliputi uji sebagai berikut. a) Validitas butir soal Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi, Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah. Rumus yang digunakan adalah rumus korelasi Product Moment dengan angka kasar (Arikunto 2002).
rxy =
{N ∑ X
N ∑ XY − (∑ X )(∑ Y ) 2
− (∑ X ) 2
}{N ∑ Y 2 − (∑ Y )2 }
Keterangan : rxy
= Koefisien korelasi antara variabel X dan Y
X
= Skor item setiap nomor soal
Y
= Skor total setiap peserta
N
= Banyaknya peserta tes Setelah didapat nilai rxy kemudian disesuaikan dengan nilai rtabel. Apabila
harga rhitung (rxy) > rtabel maka soal dikatakan valid. Hasil uji validitas dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1 Hasil Uji Validitas Soal Uji Coba
Uji Validitas Valid Tidak valid
Nomor Soal 1, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 34, 35, 36, 37, 38, 39 2, 3, 4, 7, 17, 26, 33, 40
(sumber : lampiran 23)
Jumlah 32 8
24
b) Reliabilitas Uji ini dilakukan untuk memperoleh soal yang dapat ajeg memberikan data sesuai kenyataan, artinya soal tersebut dapat dipercaya dan diandalkan sebagai alat pengumpul data. Rumus yang digunakan adalah teknik korelasi K-R. 21 yang dikemukakan oleh Kuder dan Ricardson (Arikunto 2002).
⎡ k ⎤ r11 = ⎢ ⎣ k −1⎥⎦
⎡ M (k − M ) ⎤ ⎥ ⎢1 − k .Vt ⎥⎦ ⎢⎣
Keterangan : r11 = Reliabilitas tes k = Banyaknya butir soal M = Skor rata-rata (Mean) Vt = Varians total Kriteria reliabilitas soal adalah sebagai berikut : r11 = 0.8000 – 1.000 0.6000 – 0.799 0.4000 - 0.599 0.2000 – 0.399 < 0.2000
= Reliabilitas sangat tinggi = Reliabilitas tinggi = Reliabilitas cukup = Reliabilitas rendah = Reliabilitas sangat jelek (Arikunto 2002)
Harga r 11 yang diperoleh dibandingkan r tabel Product Moment dengan ά = 5%. Instrumen dikatakan reliabel jika r 11 hitung > r tabel dan jika sebaliknya r 11 hitung < r tabel maka soal tersebut tidak reliabel (Arikunto 2002). Berdasarkan perhitungan reliabilitas uji coba soal, untuk seluruh item soal termasuk ke dalam kategori reliabilitas sangat tinggi, karena nilai koefisien korelasinya dengan taraf signifikan 5% dan n = 29 adalah r11=0,892 > r tabel = 0.367 pada interval 0,8-1,0. Selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 23.
25
c) tingkat kesukaran Indeks kesukaran merupakan bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal. Menurut Arikunto (2002) besarnya tingkat kesukaran dihitung dengan rumus : P=
B JS
Keterangan : P = Indeks kesukaran B = Jumlah siswa yang menjawab benar JS = Jumlah siswa peserta tes Kriteria indeks kesukaran soal adalah sebagai berikut : P
= 0.00
: sangat sukar
0.00 < P _ 0.30
: sukar
0.31 < P _ 0.70
: sedang
0.71 < P _ 1.00
: mudah
P
: sangat mudah (Arikunto 2002)
= 1.00
Berdasarkan hasil perhitungan tingkat kesukaran soal maka soal yang diuji cobakan ada yang termasuk dalam kategori sukar, sedang, dan mudah. Hasil uji tingkat kesukaran soal dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba Tingkat Kesukaran Sukar
Nomor Soal 7, 8, 10, 11, 13, 17, 18, 26, 30, 33
Sedang
1, 2, 3, 5, 6, 12, 15, 16, 20, 21, 22, 23, 24, 27, 28, 31, 32, 34, 36, 37, 40
22
Mudah
4, 9, 14, 19, 25, 29, 35, 38
8
(sumber : lampiran 23)
Jumlah 10
26
d) Daya Pembeda Soal Daya Pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa berkemampuan rendah (Arikunto
2002). Nilai Daya Pembeda diperoleh dengan menggunakan
rumus Indeks Diskriminasi (D) yaitu :
D=
B A BB − = PA − PB JA JB
Keterangan : D = Daya pembeda (Indeks Diskriminasi) J = Jumlah peserta tes JA = Jumlah peserta kelompok atas JB = Jumlah peserta kelompok bawah BA = Jumlah peserta kelompok atas yang menjawab benar BB = Jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab benar PA =
BB = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar JB
PB =
BA = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar JA
Kriteria daya pembeda soal adalah sebagai berikut : D : 0,00 – 0,20
: jelek
D : 0,20 – 0,40
: cukup
D : 0,40 – 0,70
: baik
D : 0,70 – 1,00
: baik sekali
D = negatif
: sangat jelek (Arikunto 2002)
Berdasarkan hasil perhitungan daya pembeda soal maka soal yang diuji cobakan ada yang termasuk dalam kategori jelek, cukup, baik dan sangat baik.
27
Hasil uji daya pembeda soal dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3 Hasil Uji Daya Pembeda Soal Uji Coba Daya Pembeda Jelek
Nomor Soal
Jumlah 6
Cukup
4, 9, 11, 13, 14, 17, 19, 20, 22, 24, 25, 29, 34, 35, 37, 38
16
Baik
1, 5, 6, 8, 10, 12, 15, 18, 21, 23, 27, 28, 30, 31, 32, 36, 39
17
Sangat baik
6
1
2, 3, 7, 26, 33, 40
(sumber : lampiran 23)
Dari hasil analisis, validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda soal, soal yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah soal yang dinyatakan valid, reliabel, mempunyai daya beda dengan kriteria cukup, baik dan sangat baik. Soal yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4 Butir soal evaluasi yang digunakan & tidak digunakan
No
1
Jenis soal
Pilihan ganda
No butir soal Digunakan
Tidak digunakan
1, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 18*, 19, 20, 21, 22* , 23, 24 ,25 ,27 ,28 ,29 , 30, 31 ,32 ,34 ,35 ,36 ,37 ,38,39
2, 3, 4, 7, 17 ,26 ,33 ,40
32
8
Jumlah
*Soal tidak digunakan sebagai soal evaluasi
Butir soal evaluasi yang digunakan dan tidak digunakan berdasarkan hasil analisis validitas, tingkat kesukaran daya pembeda untuk tes evaluasi adalah sebagai berikut: hasil seleksi soal pilihan ganda yang digunakan berjumlah 32 soal namun yang digunakan untuk tes evaluasi hanya 30 soal.
28
2) Instrumen non tes Instrumen non tes meliputi sebagai berikut. a.
Angket tanggapan siswa Angket tanggapan siswa digunakan untuk mengetahui keterlaksanaan pembelajaran tematik dilakukan oleh siswa di kelas.
b.
Lembar observasi afektif siswa Lembar observasi afektif digunakan untuk mengetahui sikap siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
c.
Lembar observasi psikomotor siswa Lembar observasi psikomotor siswa digunakan untuk mengetahui kegiatan siswa dalam melakukan percobaan, pengamatan, diskusi dan presentasi. Untuk lembar observasi dan angket sudah divalidasi ke dosen pembimbing.
2. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sulang Rembang tahun pelajaran 2010/2011 pada semester gasal dari tanggal 9 November
2010
sampai 25 November 2010. Peneliti bertindak sebagai guru, sebab guru yang bersangkutan
menyerahkan
kepada
peneliti
dengan
alasan
metode
pembelajaran yang diterapkan merupakan metode baru. Tahap-tahap pelaksanaan penelitian sebagai berikut. a. Melaksanakan pembelajaran tematik berdasarkan silabus dan RPP yang telah di susun untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sesuai dengan Kompetensi Dasar dan Indikator. b. Menerapkan pembelajaran tematik materi sistem pernapasan pada manusia dengan mengambil tema “Rokok dan Kesehatan”. Penelitian ini dilaksanakan 3 kali pertemuan. Dua pertemuan untuk pelaksanaan pembelajaran tematik dan satu pertemuan untuk pelaksanaan evaluasi. c. Melaksanakan pengamatan yang dilakukan oleh observer. Observer bertugas mengamati dan menilai aktivitas siswa saat proses pembelajaran berlangsung.
29
d. Melaksanakan evaluasi dengan memberikan soal tes pada akhir proses pembelajaran. e. Pengisian angket tanggapan siswa yang dilakukan oleh siswa guna memperoleh data tentang motivasi siswa. 3. Tahap laporan penelitian Setelah selesai penelitian, dilakukan analisis seluruh data dan pembahasan untuk mengambil kesimpulan dan merupakan jawaban dari hipotesis. F. Sumber Data dan Metode Pengambilan Data
1. Sumber data Sumber data penelitian ini adalah siswa. Data yang diambil antara lain hasil belajar siswa (berupa lembar kerja peserta didik (LKPD), nilai tugas dan tes pada akhir pembelajaran), hasil observasi afektif siswa, hasil observasi psikomotor siswa serta angket hasil tanggapan siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran tematik. Metode pengambilan data penelitian ini pada tabel 5. Tabel 5 Jenis dan Metode Pengambilan Data Sumber Data Siswa
Sumber Data Aktivitas siswa Tanggapan siswa Hasil belajar
Metode Pengambilan Data Lembar observasi afektif siswa Lembar observasi psikomotor siswa Angket tanggapan siswa LKPD, nilai tugas dan soal evaluasi pada akhir pembelajaran
G. Metode Analisis Data
1. Analisis Tahap Awal Analisis
data awal dilakukan menggunakan uji normalitas dan
homogenitas yaitu untuk mengetahui keadaan awal populasi sebelum diberi perlakuan dan digunakan dalam teknik pengambilan sampel. Data yang digunakan untuk uji normalitas dan homogenitas adalah nilai ulangan biologi siswa materi sistem gerak pada manusia kelas VIII SMP Negeri 1 Sulang Rembang.
30
a. Uji Normalitas Digunakan untuk mengetahui apakah data nilai dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Hipotesis yang diajukan adalah: Ho : Data berdistribusi normal Ha : Data tidak berdistribusi normal Teknik yang digunakan untuk menguji normalitas data adalah teknik ChiKuadrat dengan rumus (Arikunto 2002): (Oi − Ei) 2 χ hitung = ∑ Ei i =1 k
2
Keterangan: χ2 = chi kuadrat Oi = frekuensi pengamatan Ei = frekuensi yang diharapkan K = banyaknya kelas interval Kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut: 1) Ho diterima jika χ2hitung < χ2(1- α )( k − 1) dengan taraf signifikasi 5% dan db = (k –3) yang berarti bahwa data berdistribusi normal. 2) Ha diterima jika χ2hitung > χ2(1- α )( k − 1) dengan taraf signifikasi 5% dan db = (k –3) yang berarti bahwa data tidak berdistribusi normal. 2
2
Nilai χ hasil perhitungan dikonsultasikan dengan nilai χ pada tabel 2
dengan taraf signifikan 5 %. Jika χ 2
terdistribusi normal, jika χ
2
hitung
lebih kecil dari harga χ 2
hitung
lebih besar χ
terdistribusi normal (Arikunto 2002).
tabel
, data tersebut
tabel
data yang dianalisis tidak
31
Hasil analisis uji normalitas data awal siswa dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 6 Hasil uji normalitas nilai ulangan materi sistem gerak pada manusia semester I kelas VIII SMP Negeri I Sulang Kabupaten Rembang. χ
2
Kelas
Rata-rata nilai
dk
VIII A
73,28
3
6,59
VIII B
69,39
3
6,44
VIII C
73,06
3
6,99
VIII D
71,74
3
3,27
VIII E
69,84
3
1,00
VIII F
73,78
3
2,63
VIII G
69,91
3
4,77
VIII H
72,00
3
5,84
hitung
χ
2
Keterangan
tabel
7,81
Data terdistribusi normal
(sumber : lampiran 22) 2
Berdasarkan tabel 6 dapat dilihat bahwa x
2
hitung
lebih kecil dari pada x
tabel
hal ini menunjukkan bahwa data populasi berdistribusi normal. b. Uji homogenitas populasi Digunakan untuk mengetahui tingkat homogenitas. Uji homogenitas variansi populasi dilakukan dengan menggunakan uji Bartlett. Hipotesis yang digunakan adalah: Ho = populasi mempunyai varians yang tidak berbeda (σ12 = σ22 = ………….. = σn2) Ha = populasi mempunyai varians yang berbeda (σ12 ≠ σ22)
32
Langkah-langkah perhitungan uji homogenitas populasi (Sudjana 2002): 1) Menghitung standar deviasi (S2) dari masing-masing kelas. 2) Menghitung varians gabungan dari semua kelas dengan rumus:
∑ (n − 1) S ∑ (n − 1)
2
i
S =
2 i
i
3) Menghitung harga satuan B dengan rumus: B = (log S2) Σ (ni – 1) 4) Menghitung nilai statistik chi-kuadrat (χ2) dengan rumus: χ2 = (ln 10) {B - Σ (ni – 1) log Si2} Keterangan: 2
B S
= ( log S ) Σ ( n -1 ) 1
2
= { Σ ( n -1 ) S / Σ ( n -1 ) 1
2
χ
S
1
1
= besarnya homogenitas 2
1
= kuadrat simpangan masing-masing kelompok
S
= kuadrat simpangan total
n
= jumlah responden masing-masing kelompok
B
= koefisien Bartlett (Sudjana 2002)
1
Kriteria pengujian hipotesis: 1)
Ho diterima jika χ2hitung < χ2(1-α) (k-a) dengan taraf signifikan 5% db = (k – 1), k merupakan banyaknya kelas. Hal ini berarti populasi mempunyai varians yang sama (homogen).
2) Ha diterima jika χ2hitung > χ2(1-α) (k-a) dengan taraf signifikan 5% db = (k – 1), k merupakan banyaknya kelas. Hal ini berarti populasi mempunyai varians yang berbeda. Populasi dikatakan homogen jika memiliki varians yang sama apabila 2
2
χ hitung < χ tabel (Sudjana 2002).
33
Hasil analisis uji homogenitas data awal siswa dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 7
Kelas
Hasil uji homogenitas nilai ulangan materi sistem gerak pada manusia semester I kelas VIII SMP Negeri I Sulang Kabupaten Rembang Rata-rata nilai
dk
VIII A
73,28
7
VIII B
69,39
7
VIII C
73,06
7
VIII D
71,74
7
VIII E
69,84
7
VIII F
73,78
7
VIII G
69,91
7
VIII H
72,00
7
χ
2 hitung
12,09
χ
2 tabel
14,07
Keterangan
Data bersifat homogen
(sumber : lampiran 21)
Berdasarkan tabel 7 dapat dilihat bahwa x2 2
x
tabel
hitung
lebih kecil dari pada
hal ini menujukan bahwa populasi bersifat homogen.
2. Analisis data hasil belajar Data hasil belajar siswa dianalisis dengan cara deskriptif kuantitatif. a. Menghitung skor evaluasi akhir (tes tertulis)
b. Menghitung nilai LKPD ( Lembar Kerja Peserta Didik)
34
c. Penugasan
d. Menghitung nilai akhir (NA) dengan cara:
Keterangan : P
= nilai penugasan
LKPD
= nilai Lembar Kerja Peserta Didik
T
= nilai tes tertulis
e. Menghitung persentase ketuntasan siswa secara klasikal:
∑ ni
P=
∑n
X 100%
Keterangan : P
: Ketuntasan belajar klasikal
∑ ni
: Jumlah siswa yang tuntas secara individu (nilai ≥ 70)
∑n
: Jumlah total siswa
f. Analisis Data Aspek Psikomotor dan Afektif Data aktivitas siswa diperoleh melaui lembar observasi afektif dan psikomotor siswa. Data aktivitas siswa dapat dihitung menggunakan rumus: ∑ skor yang diperoleh Persentase keaktifan siswa % =
X 100% ∑ skor maksimal
35
Kriteria: 0% – 20%
= jelek
21% - 40%
= kurang
41% - 60%
= cukup
61% - 80%
= tinggi
81% - 100%
= sangat tinggi
3. Analisis data tanggapan siswa Data tanggapan siswa diperoleh dari angket yang harus diisi siswa berupa pendapat terhadap kegiatan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran tematik. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kualitatif berdasarkan jawaban yang telah diperoleh. Dalam penelitian ini angket yang digunakan mempunyai jawaban ya atau tidak. Untuk mendapat data tanggapan siswa digunakan rumus : P=
f × 100 % N
Keterangan: P
= angka persentase
f
= jumlah skor yang menjawab ya
N
= jumlah skor maksimal
Penskoran: Jawaban Ya
: skor 1
Jawaban Tidak
: skor 0
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil analisis data pada penelitian ini, maka hasil penelitian yang dilakukan di SMP Negeri 1 Sulang Kabupaten Rembang berupa data hasil belajar yang meliputi : (1) hasil belajar ranah kognitif, (2) hasil belajar ranah psikomotorik, (3) hasil belajar ranah afektif dan tanggapan siswa terhadap pendekatan pembelajaran tematik materi sistem pernapasan pada manusia. 1.
Hasil belajar ranah kognitif Hasil belajar ranah kognitif diperoleh dari rata-rata nilai LKPD 1 dan
LKPD 2 yang diberi bobot 1, rata-rata nilai tugas 1, tugas 2 dan tugas 3 yang diberi bobot 1 serta nilai evaluasi yang diberi bobot 2. Hasil belajar ranah kognitif secara lengkap disajikan pada Tabel 8. Tabel 8 Hasil belajar ranah kognitif pada 3 kelas No 1 2 3 4 5 6 7 8
Hasil Belajar Nilai terendah Nilai tertinggi Nilai rata-rata Jumlah siswa tuntas (≥ 70) Jumlah siswa tidak tuntas (< 70) Ketuntasan klasikal tiap kelas Ketuntasan klasikal ketiga kelas Jumlah siswa
Kelas VIII A 72,64 90,14 79,64 36 0 36(100%) 36
Kelas VIII B 67,08 81,25 74,13 33 3 33(92%) 94,33 % 36
Kelas VIII C 69,72 88,75 79,75 31 1 31(97%) 32
(sumber : lampiran 28)
Berdasarkan Tabel 8 diketahui hasil belajar ranah kognitif di kelas VIII A, VIII B dan VIII C sudah optimal karena rata-rata nilai yang dicapai ≥ 70 dan persentase ketuntasan klasikal ≥ 85%. Nilai rata-rata hasil belajar di kelas VIII C lebih tinggi daripada kelas VIII A dan VIII B. Namun persentase ketuntasan klasikal kelas VIII A lebih tinggi dibandingkan persentase ketuntasan klasikal
36
37
kelas VIII B dan VIII C. Jumlah siswa yang tidak tuntas kelas VIII B lebih tinggi dibandingkan kelas VIII A dan VIII C. Hasil belajar ranah psikomotorik
2.
Hasil belajar ranah psikomotorik diambil melalui data hasil observasi tentang kinerja siswa selama kegiatan praktikum yang meliputi persiapan alat dan bahan, ketrampilan dalam menggunakan alat, pengamatan hasil praktikum. Observasi hanya dilakukan satu kali yaitu pada pertemuan kedua. Data hasil belajar ranah psikomotorik siswa pada 5 aspek kegiatan disajikan pada tabel 9. Tabel 9 Hasil belajar ranah psikomotorik siswa pada 5 aspek kegiatan
No
Aspek yang diamati
Persentase skor siswa per aspek Kelas VIII A Kelas VIII B Kelas VIII C (%) (%) (%) 97,22 100,00 100,00
Rerata (%)
1
Persiapan alat dan bahan
2
Ketrampilan menggunakan alat
97,22
80,56
93,75
90,51
3
Pengamatan hasil praktikum
75,00
75,00
75,00
75,00
Rata-rata
89,81
85,19
89,58
99,07
(sumber : lampiran 31)
Berdasarkan Tabel 9, dapat diketahui rerata hasil belajar ranah psikomotorik siswa kelas VIII A, VIII B dan VIII C. Hasil belajar ranah psikomotorik siswa pada aspek kegiatan persiapan alat dan bahan dan ketrampilan menggunakan alat mencapai kriteria sangat tinggi yang ditunjukkan dengan angka persentase 99,07% dan 90,51%, sedangkan hasil belajar ranah psikomotorik siswa pada aspek kegiatan pengamatan hasil praktikum sudah mencapai kriteria tinggi. Hal ini ditunjukkan dari angka persentase hasil belajar ranah psikomotorik siswa pada aspek-aspek tersebut yang berada pada angka 61% - 80%.
Rata-rata
tertinggi pada kelas VIII A sebesar 89,81%, sedangkan rata-rata terendah pada kelas VIII B sebesar 85,19%.
38
Berdasarkan kriteria hasil belajar ranah psikomotorik siswa dapat diamati pada Tabel 10 berikut ini. Tabel 10 Persentase hasil belajar ranah psikomotorik siswa pada 3 kelas Kriteria (%) No
Kelas
1
VIII A
Sangat tinggi 88,89
2
VIII B
100,00
0
-
-
-
3
VIII C
100,00
0
-
-
-
Tinggi
Cukup
Kurang
Jelek
11,11
-
-
-
(sumber : lampiran 31)
Berdasarkan Tabel 10, dapat diketahui persentase hasil belajar ranah psikomotorik siswa kelas VIII A, VIII B dan VIII C. Untuk kelas VIII A yang memperoleh kriteria sangat tinggi sebesar 88,19%, sedangkan untuk kelas VIII B dan VIII C sebesar 100%. 3.
Hasil belajar ranah afektif Hasil belajar ranah afektif diambil melalui data hasil observasi tentang
sikap siswa selama proses pembelajaran menggunakan pendekatan pembelajaran tematik meliputi perasaan senang di kelas, perhatian mengikuti pelajaran, tanggung jawab dalam kerapian/kebersihan pekerjaan, kerjasama dalam kelompok dan keaktifan bertanya. Observasi dilakukan 2 kali yaitu pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Data hasil hasil belajar ranah afektif siswa disajikan pada Tabel 11.
39
Tabel 11 Hasil belajar ranah afektif siswa pada 5 aspek kegiatan Persentase skor siswa per aspek Kelas VIII A Kelas VIII B Kelas VIII C P ert. I Pert. II Pert. I Pert II Pert. I Pert. II (%) (%) (%) (%) (%) (%) 79,17 92,36 77,08 86,11 78,23 91,13
84,01
Rerata (%)
No
Aspek yang diamati
1
Rasa senang di kelas
2
Perhatian mengikuti pelajaran
73,61
75,00
70,14
76,14
73,39
74,19
73,74
3
Tanggung jawab menunjukkan kerapian/ kebersihan pekerjaan
58,33
73,61
71,53
74,31
76,61
78,23
72,03
65,97
75,69
63,89
73,61
75,81
77,42
72.06
66,67
75,00
44,44
72,22
40,32
75,00
62,27
68,75
78,33
65,42
76,48
68,87
79,19
4 Kerjasama dalam kelompok 5
Keaktifan bertanya Rata-rata
(sumber : lampiran 34)
Berdasarkan Tabel 11, dapat diketahui rerata hasil belajar ranah afektif siswa kelas VIII A, VIII B dan VIII C. Hasil belajar ranah afektif siswa pada aspek kegiatan rasa senang di kelas mencapai kriteria sangat tinggi yang ditunjukkan dengan angka persentase 84,01%, sedangkan hasil belajar ranah afektif siswa pada aspek kegiatan perhatian mengikuti pelajaran, tanggung jawab menunjukkan kerapian/kebersihan pekerjaan, kerjasama dalam kelompok dan keaktifan bertanya sudah mencapai kriteria tinggi. Hal ini ditunjukkan dari angka persentase hasil belajar ranah afektif siswa pada aspek-aspek tersebut yang berada pada angka 61% - 80 %. Hasil belajar ranah afektif siswa baik di kelas VIII A, B maupun C pada pertemuan kedua mengalami peningkatan. Berdasarkan kriteria hasil belajar ranah afektif siswa dapat diamati pada Tabel 12 berikut ini.
40
Tabel 12 Persentase hasil belajar ranah afektif pada 3 kelas Kriteria (%) No
Kelas
1
2
3
Sangat tinggi
Tinggi
VIII A Pert I Pert II
8,33 13,89
77.8 80,56
VIII B Pert I Pert II
2,78 5,56
VIII C Pert I Pert II
3,13 6,25
Cukup
Kurang
Jelek
11,11 5,56
-
-
69,44 86,11
27,78 8,33
-
-
84,38 90,63
12,50 3,13
-
-
(sumber : lampiran 34)
Berdasarkan Tabel 12, dapat diketahui persentase hasil belajar ranah afektif pada kelas VIII A, VIII B dan VIII C. Persentase hasil belajar ranah afektif siswa baik di kelas VIII A, B maupun C pada pertemuan kedua mengalami peningkatan. Tanggapan siswa
4.
Data tanggapan siswa diperoleh dari hasil angket tanggapan siswa dan disajikan pada Tabel 13. Tabel 13 Tanggapan Siswa terhadap pendekatan pembelajaran tematik Kelas VIII A Item
Kelas VIII B
Kelas VIII C
1
Jumlah Ya Tidak 36 0
Persentase Ya Tidak 100 0
Jumlah Ya Tidak 36 0
Persentase Ya Tidak 100 0
Jumlah Ya Tidak 32 0
Persentase Ya Tidak 100 0
2
36
0
100
0
36
0
100
0
32
0
100
0
3
36
0
100
0
36
0
100
0
32
0
100
0
4
0
36
0
100
0
36
0
100
0
32
0
100
5
36
0
100
0
36
0
100
0
32
0
100
0
41
6
34
2
94,44
5,56
33
3
91,67
8,33
31
1
96,88
3,13
7
36
0
100
0
34
2
94,44
5,56
32
0
100
0
8
36
0
100
0
34
2
94,44
5,56
32
0
100
0
9
3
33
8,33
91,67
1
35
2,70
97,22
4
28
10,81
87,50
10
36
0
100
0
36
0
100
0
32
0
100
0
11
36
0
100
0
36
0
100
0
32
0
100
0
12
36
0
100
0
34
2
94,44
5,56
29
3
90,63
9,38
Persentase per kelas
83,33
Persentase per kelas
81,94
Persentase per kelas
Persentase skor ketiga kelas Kriteria
(sumber : lampiran 36) Keterangan : 1. 2.
Siswa merasa tertarik mengikuti pelajaran materi sistem pernapasan pada manusia Siswa belajar konsep-konsep biologi dan kimia secara bersamaan (pada waktu relatif bersamaan) pada materi sistem pernapasan pada manusia 3. Siswa melakukan percobaan kimia (kandungan zat kimia pada rokok) pada materi sistem pernapasan pada manusia secara berkelompok 4. Siswa melakukan percobaan kimia (kandungan zat kimia pada rokok) pada materi sistem pernapasan pada manusia secara sendirian 5. Siswa melakuka kerja kelompok/diskusi pada materi sistem pernapasan pada manusia 6. Siswa melakukan tugas presentasi pada materi sistem pernapasan pada manusia 7. Siswa melaporkan hasil percobaan tentang kandungan zat kimia pada rokok 8. Siswa mengumpulkan informasi/artikel tentang penyakit/kelainan pada materi sistem pernapasan dari sumber internet 9. Siswa mengumpulkan informasi/artikel tentang penyakit/kelainan pada materi sistem pernapasan dari sumber media massa 10. Siswa membuat poster tentang bahaya rokok pada materi sistem pernapasan pada manusia 11. Siswa membuat puisi sebagai bentuk kampanye anti rokok pada materi sistem pernapasan pada manusia 12. Guru merasakan situasi yang menyenangkan selam pembelajaran materi sistem pernapasan pada manusia
Berdasarkan Tabel 13 diketahui bahwa siswa memberikan tanggapan sangat baik terhadap pembelajaran sistem pernapasan manusia dengan pendekatan pembelajaran tematik. Hal ini ditunjukkan dengan persentase skor yang diperoleh dari hasil perhitungan angket tanggapan siswa sebesar 82,87%.
83,33 82,87 Sangat baik
42
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian ada peningkatan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri I Sulang Kabupaten Rembang pada materi sistem pernapasan pada manusia setelah diadakan pembelajaran melalui penggunaan pendekatan pembelajaran tematik. Deskrispsi ini didasarkan pada evaluasi yang dilakukan dalam proses pembelajaran. Hasil belajar menggambarkan kemampuan siswa dalam mempelajari sesuatu. Hal ini sesuai dengan pendapat Anni dkk (2006) yang menyebutkan bahwa hasil belajar adalah perubahan prilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Hasil belajar dalam penelitian ini meliputi hasil belajar ranah kognitif, hasil belajar ranah psikomotorik dan hasil belajar ranah afektif. 1.
Hasil belajar ranah kognitif Hasil belajar ranah kognitif dengan penerapan pendekatan pembelajaran
tematik pada materi sistem pernapasan pada manusia diperoleh dari rata-rata nilai LKPD 1 dan LKPD 2 yang diberi bobot 1, rata-rata nilai tugas 1, tugas 2 dan tugas 3 yang diberi bobot 1 serta nilai evaluasi yang diberi bobot 2. Hasil belajar dalam penelitian ini adalah perubahan prilaku kognitif. Hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan pendekatan tematik berpengaruh positif terhadap hasil belajar yang dicapai. Hal ini tampak dari ketuntasan hasil belajar. Seorang siswa dinyatakan tuntas belajar apabila telah mencapai nilai ≥ 70. Berdasarkan analisis data hasil belajar ranah kognitif pada Tabel 8, tampak
bahwa
pembelajaran
dengan
pendekatan
pembelajaran
tematik
menunjukkan hasil yang baik, baik dilihat dari rata-rata hasil belajar siswa secara klasikal maupun ketuntasan belajar klasikal. Berdasarkan Tabel 8 diketahui bahwa hasil belajar yang diperoleh siswa di kelas VIII A, VIII B dan VIII C sudah optimal dalam penelitian ini karena rata-rata hasil belajar secara klasikal mencapai ≥70 dan ketuntasan belajar secara klasikal ≥85%.
43
Tercapainya ketuntasan belajar siswa secara klasikal yang sangat tinggi diduga sebagai akibat penerapan pendekatan pembelajaran tematik. Hal ini tidak jauh beda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Saleh Haji (2009) yang berjudul
Dampak
Penerapan
Pendekatan
Pembelajaran
Tematik
dalam
Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar menunjukkan bahwa penggunaan pendekatan pembelajaran tematik dapat meningkatkan hasil belajar. Penelitian serupa oleh Puji Astuti (2008) yang berjudul Pembelajaran Tematik Berbasis Lingkungan Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII E Semester Genap SMP Negeri I Matesih Tahun Pelajaran 2007/2008 juga menunjukkan penggunaan pembelajaran tematik berbasis lingkungan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilihat dari peningkatan motivasi belajar dan partisispasi siswa yang berdampak pada peningkatan penguasaan konsep. Pendekatan pembelajaran tematik merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang mampu menciptakan suasana yang menyenangkan dalam proses pembelajaran (joyful learning) karena melalui pendekatan pembelajaran tematik siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajari. Melalui pengalaman langsung
ini
siswa
memahami
konsep-konsep
yang
dipelajari
dan
menghubungkan dengan konsep lain yang telah dipahami. Hal ini menyebabkan siswa tertarik mengikuti pembelajaran yang diselenggarakan serta memiliki motivasi dan semangat belajar yang tinggi. Ketertarikan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran diketahui dari hasil
tanggapan
minat/ketertarikan
siswa
yang
terhadap
menunjukkan
pembelajaran
bahwa
yang
siswa
mempunyai
diselenggarakan
dengan
persentase skor sebesar 100% (Tabel 13). Hal ini sesuai dengan pendapat Sardiman (2007) bahwa ketertarikan, motivasi, dan semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran tematik dapat mengoptimalkan pikiran siswa
dalam hubungan dengan pemahaman bahan
pelajaran sehingga penguasaan konsep terhadap materi sistem pernapasan pada manusia yang disajikan lebih mudah dan efektif. Dengan demikian meningkatnya
44
ketertarikan, motivasi, dan semangat siswa dalam belajar sangat menentukan ketercapaian hasil belajar siswa yang optimal. Adanya strategi penemuan konsep menjadikan pembelajaran lebih bermakna bagi siswa, dengan kata lain pemahaman dan penguasaan yang diperoleh siswa jika siswa menemukan sendiri konsep yang dipelajarinya relatif tinggi dan berpengaruh baik terhadap perolehan hasil belajar. Penggunaan LKPD dalam proses pembelajaran juga berpengaruh baik terhadap pencapaian hasil belajar karena dinilai dapat membantu meningkatkan pemahaman siswa. Berdasarkan uraian di atas, hasil belajar yang diperoleh siswa di kelas VIII A, VIII B dan VIII C sudah optimal, namun masih ada beberapa siswa yang belum tuntas. Belum tuntasnya mereka disebabkan oleh beberapa kemungkinan. Berdasarkan hasil analisis data sikap siswa terhadap pendekatan pembelajaran tematik, menunjukkan 84,01% siswa merasa senang di kelas dan 73,74% siswa perhatian dalam mengikuti pelajaran sehingga guru perlu lebih banyak memberikan motivasi kepada siswa (Tabel 11). Motivasi tersebut diberikan dengan lebih banyak membimbing dan mengarahkan serta menyediakan kesempatan bagi siswa-siswa yang terlihat pasif untuk melibatkan diri secara aktif dalam proses pembelajaran sehingga diharapkan dapat meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi diri mereka. Selain faktor perasaan senang di kelas dan perhatian dalam mengikuti pelajaran, pendekatan pembelajaran yang digunakan diduga menyebabkan hasil belajar beberapa siswa belum tuntas. Hal ini karena mereka belum bisa beradaptasi dengan pola pembelajaran yang menuntut mereka untuk aktif dan membangun pengetahuannya sendiri sehingga pemahaman terhadap materi yang disampaikan juga rendah. Senada dengan hal tersebut, maka perlu adanya pelaksanaan pembelajaran yang berulang-ulang tidak hanya dua kali seperti pada penelitian ini sehingga nanti siswa akan terbiasa dan mampu melaksanakan pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan, yaitu mampu memahami konsep-konsep yang mereka pelajari untuk dapat membangun pengetahuan sendiri.
45
Selain itu, siswa yang belum tuntas sebagian besar memiliki ketrampilan psikomotorik dan sikap siswa di kelas dengan kriteria cukup (Lampiran 31 dan Lampiran 34). Hal ini sesuai dengan pendapat Darsono et al. (2000) bahwa aktivitas siswa merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, semakin tinggi aktivitas siswa pada saat pembelajaran mengakibatkan semakin tinggi hasil belajar yang akan dicapai siswa. Pada kegiatan pembelajaran di kelas, mereka memiliki kecenderungan belum berani, malu dan kurang percaya diri dalam menyampaikan gagasan, menjawab pertanyaan maupun bertanya tentang materi yang belum mereka pahami sehingga berakibat pada hasil belajar yang rendah. Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukan kerjasama yang baik dari guru serta sesama anggota kelompok untuk membantu mereka melibatkan diri secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. Bagi siswa dengan aktivitas yang tinggi tetapi belum tuntas belajar bisa dikarenakan oleh kurang adanya penguatan pribadi terhadap materi sehingga saat dilakukan evaluasi hasil belajar mereka rendah. Berkaitan dengan ini, siswa perlu melakukan pengulangan-pengulangan terhadap materi yang telah dipelajari di sekolah sehingga daya ingat dan pemahaman siswa terhadap materi lebih tinggi dan ini akan mempengaruhi hasil belajar siswa yang optimal. Ada beberapa siswa dengan nilai LKPD (nilai bersama dalam satu kelompok) tinggi tetapi nilai tugas maupun tes akhir rendah (Lampiran 28), ini mengindikasikan bahwa selama kegiatan diskusi untuk mengerjakan LKPD terjadi pembagian tugas yang tidak merata sehingga ada anggota yang memonopoli pekerjaan dan ada anggota yang hanya menurut saja tanpa mau berpikir, sebagian siswa hanya menyerahkan segala keputusan kepada anggota lain dan segan untuk memberikan kontribusinya karena merasa tidak mampu dan tidak menyadari bahwa sikap tersebut akan berakibat juga pada hasil belajar mereka secara individu.
46
Kondisi yang tidak seimbang tersebut menghambat masing-masing individu untuk dapat mencapai pemahaman yang tinggi terhadap materi pelajaran. Hal ini karena dalam diri siswa tidak ada motivasi untuk berkembang lebih maju sehingga guru perlu membangkitkan motivasi siswa dan memberikan perhatian lebih maksimal lagi kepada siswa selama melakukan kegiatan diskusi dan memastikan semua siswa benar-benar terlibat aktif dalam kelompok. Tabel 8 menunjukkan rata-rata hasil belajar dan ketuntasan belajar siswa secara klasikal di kelas VIII B lebih rendah daripada di kelas VIII A dan VIII C meskipun persentase aktivitas siswa secara klasikalnya tinggi. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat kemampuan akademik (intelligensi) siswa kelas VIII B yang memang berada di bawah kelas VIII A dan VIII C. Hasil ini diperkuat oleh ketrampilan psikomotorik siswa dan sikap siswa terhadap pendekatan pembelajaran tematik kelas VIII B yang lebih rendah dibandingkan kelas VIII A dan VIII C yaitu sebesar 85,19% dan 76,48% (Tabel 9 dan 11). Hal ini sesuai dengan pendapat Dalyono (2007) Seseorang yang memiliki tingkat intelligensi baik, umumnya mudah belajar dengan cepat dan hasil belajarnya pun cenderung baik. Sebaliknya orang yang tingkat intelligensinya lebih rendah, cenderung mengalami kesukaran dalam belajar, lambat berpikir, sehingga prestasi belajarnya pun rendah. Dengan demikian inteligensi yang dimiliki siswa memberikan kontribusi terhadap pencapaian prestasi belajar siswa. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa bersifat relatif dan dipengaruhi oleh berbagai faktor (Sardiman 2007). Faktor-faktor tersebut saling berkaitan antara yang satu dengan yang lain. Kelemahan salah satu faktor, akan dapat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar. Dengan demikian, tinggi rendah hasil belajar yang dicapai siswa di sekolah didukung oleh faktor-faktor seperti yang telah disebutkan di atas. Pada proses pembelajaran biologi di SMP Negeri I Sulang Kabupaten Rembang
sebelum
diterapkan
pendekatan
pembelajaran
tematik
masih
menggunakan metode ceramah sehingga siswa kurang termotivasi dan merasa bosan dalam kegiatan pembelajaran. Siswa hanya memperoleh gambaran dari penyampaian guru, tanpa melibatkan siswa secara langsung dengan kondisi yang
47
sebenarnya.
Proses pengajaran biologi di kelas masih banyak menggunakan
hafalan tentang fakta dan konsep sehingga pelajaran menjadi membosankan dan membuat siswa merasa jenuh. Menurut Muhibbin Syah (2006) dalam membimbing kegiatan belajar siswa, khususnya ketika mengajar tidak hanya berceramah di muka kelas, tetapi juga memberi peluang seluas-luasnya kepada siswa tersebut untuk melakukan aktivitas belajarnya sehingga memungkinkan siswa belajar dengan mudah. Perbedaan hasil pendekatan tematik dalam pembelajaran biologi dengan hasil pembelajaran konvensional dapat dipahami karena danya penekanan Pendekatan
Tematik
dalam
pembelajaran
biologi
menitikberatkan
dan
mempertimbangkan hakikat anak, seperti : pola pemikiran yang bergerak dari halhal yang umum ke hal-hal yang khusus, pandangan menyatu/holistik dan lebih mudah memahami hal konkret. Pendekatan tematik dalam pembelajaran biologi materi sistem pernapasan dapat mengakomodasi karakteristik anak tersebut sehingga mereka dapat memahami materi dengan baik. Pendekatan tersebut memungkinkan siswa terlibat langsung pada masalah nyata dan siswa dapat memperhatikan hal-hal umum sesuai dengan tema yang dipilih. Seperti dalam tema “Rokok dan Kesehatan”, siswa dihadapkan pada situasi yang berkaitan dengan biologi dan kimia. Dimana pada materi biologi siswa dapat mengetahui penyakit/kelainan yang ditimbulkan oleh merokok, sedangkan untuk materi kimia siswa dapat mengetahui berbagai bahan kimia yang terkandung di dalam rokok yang dapat menimbulkan berbagai penyakit pada sistem pernapasan. Hal-hal yang umum tersebut dapat mengantarkan siswa pada pemahaman konsep biologi. (Saleh Haji 2009). Pembelajaran tematik melibatkan siswa secara langsung di dalam proses pembelajaran yaitu melalui kegiatan diskusi, presentasi, bertanya, melakukan kegiatan praktikum sehingga pembelajarannya lebih bermakna dan memberikan pengalaman langsung kepada siswa, misalnya pada kegiatan presentasi di depan kelas memberikan pengalaman kepada siswa untuk menjelaskan hasil kerjanya kepada orang lain. Siswa juga diberi tugas untuk membuat artikel, poster dan puisi. Kegiatan ini memberikan latihan kepada siswa untuk mengkomunikasikan
48
gagasanya dengan baik dan benar secara tertulis. Suasana belajar yang baru dan menyenangkan dapat meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti proses belajar. Kenaikan motivasi di dalam diri siswa akan memberikan dampak pada hasil belajar. 2.
Hasil belajar ranah psikomotorik Hasil belajar ranah psikomotorik siswa selama kegiatan praktikum
diamati dengan menggunakan lembar observasi psikomotor siswa dengan bantuan dari observer. Ranah psikomotorik merupakan hasil belajar yang berkaitan dengan ketrampilan siswa. Pengamatan ketrampilan psikomotorik siswa digunakan untuk mengetahui apakah semua aspek kegiatan yang dilakukan oleh siswa selama pembelajaran sudah terpenuhi. Hal ini yang selanjutnya menunjukkan penggolongan siswa ke dalam kriteria sangat tinggi, tinggi, cukup, kurang dan jelek selama kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan pembelajaran tematik. Aspek kegiatan yang diamati meliputi persiapan alat dan bahan, ketrampilan menggunakan alat dan pengamatan hasil praktikum. Analisis hasil observasi ranah psikomotorik siswa, diketahui bahwa pendekatan pembelajaran tematik yang diterapkan pada materi sistem pernapasan manusia dapat berpengaruh terhadap hasil belajar ranah psikomotorik. Hal ini dapat dibuktikan dari data yang diperoleh bahwa kriteria keaktifan siswa yang sangat tinggi dan tinggi (Tabel 10). Hasil ini menunjukkan bahwa indikator kinerja dalam penelitian ini telah tercapai
70% siswa terlibat aktif dalam
pembelajaran. Pendekatan pembelajaran tematik mampu mengoptimalkan ketrampilan psikomotorik siswa karena dalam pembelajaran ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat aktif dalam setiap kegiatan. Keaktifan ini diperoleh dari kegiatan siswa dalam persiapan alat dan bahan, ketrampilan menggunakan alat dan pengamatan hasil praktikum pada saat kegiatan praktikum percobaan bahan kimia dalam asap rokok berlangsung.
49
Kegiatan-kegiatan tersebut mencerminkan karakter yang menyenangkan dari penerapan pendekatan pembelajaran tematik ini sehingga membuat siswa merasa tertarik, lebih termotivasi, bersemangat dan suka terhadap kegiatan pembelajaran yang digunakan. Sebagaimana pendapat Slameto (2003) yang menyatakan bahwa ketertarikan dan rasa suka siswa terhadap proses pembelajaran yang dilakukan dengan pendekatan pembelajaran tematik menumbuhkan perhatian dan kesediaan dalam diri siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran secara aktif. Pada proses pendekatan pembelajaran tematik guru memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran yaitu keterlibatan siswa dalam kegiatan praktikum (percobaan bahan kimia dalam asap rokok). Pada kegiatan ini siswa dihadapkan pada kenyataan yang sebenarnya melalui kegiatan persiapan alat dan bahan, ketrampilan
menggunakan
alat,
ketrampilan
melakukan
percobaan
dan
pengamatan hasil praktikum. Hasil percobaan tersebut dituangkan dalam laporan. Pengamatan dilakukan selama 15 menit. Hal ini memberi pengalaman pada siswa untuk bekerja dengan disiplin, teliti, kritis, sabar dan jujur. Laporan yang dibacakan di depan kelas memberikan latihan kepada siswa untuk berkomunikasi ilmiah secara lisan. Hal ini sesuai dengan karakteristik dari pembelajaran tematik. Menurut Masnur Muslich (2007) bahwa di dalam belajar melalui pengalaman langsung, siswa akan dapat menemukan konsep-konsep yang mereka pelajari dan menghubungkan dengan konsep lain yang telah dipahaminya. Berdasarkan Tabel 9, diketahui bahwa rerata aspek pengamatan hasil praktikum menunjukkan hasil paling rendah dibandingkan aspek-aspek yang lain yaitu sebesar 75%. Faktor yang menyebabkan ketrampilan psikomotorik siswa pada aspek ini rendah karena siswa belum percaya diri pada kemampuan yang dimiliki dan sebagian siswa masih bertanya pada kelompok lain. Namun, sebagian besar siswa menyukai kegiatan praktikum sebab kelas menjadi tidak membosankan, menambah pengalaman dan pengetahuan siswa, dan dapat melihat atau merasakan langsung secara praktik, tidak hanya teori saja.
50
3.
Hasil belajar ranah afektif Hasil belajar ranah afektif siswa diperoleh dari observasi afektif siswa
dengan bantuan dari observer. Ranah afektif merupakan hasil belajar yang berhubungan dengan perasaan, sikap dan minat siswa. Pengamatan ranah afektif digunakan untuk mengetahui apakah semua aspek kegiatan yang dilakukan oleh siswa selama pembelajaran sudah terpenuhi. Hal ini yang selanjutnya menunjukkan penggolongan siswa ke dalam kriteria sangat tinggi, tinggi, cukup, kurang dan jelek selama kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan pembelajaran tematik. Aspek kegiatan yang diamati meliputi perasaan senang dikelas,
perhatian
mengikuti
pelajaran,
tanggung
jawab
menunjukkan
kerapian/kebersihan pekerjaan, kerjasama dalam kelompok dan keaktifan bertanya. Analisis hasil observasi ranah afektif siswa, diketahui bahwa pendekatan pembelajaran tematik yang diterapkan pada materi sistem pernapasan manusia dapat berpengaruh terhadap hasil belajar ranah afektif. Hal ini dapat dibuktikan dari data yang diperoleh bahwa kriteria keaktifan siswa yang sangat tinggi dan tinggi (Tabel 12). Hasil ini menunjukkan bahwa indikator kinerja dalam penelitian ini telah tercapai
70% siswa terlibat aktif dalam pembelajaran.
Walaupun sikap siswa terhadap penerapan pendekatan tematik di kelas VIII A, VIII B dan VIII C dapat dikatakan optimal yaitu
70% dari jumlah siswa
memiliki kriteria sangat tinggi dan kriteria tinggi, sejumlah siswa masih mempunyai kriteria cukup terhadap penerapan pendekatan pembelajaran tematik. Faktor yang menyebabkan sikap siswa dalam kriteria cukup karena siswa belum terlibat aktif dalam proses bertanya dan kerja sama dalam kelompok. Dari Tabel 11, jika dilihat dari rerata hasil belajar ranah afektif per aspek kegiatan untuk ketiga kelas terlihat bahwa persentase rerata tertinggi terdapat pada perasaan senang dikelas yaitu dengan persentase rata-rata diatas 80% pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Siswa merasa senang dan bersemangat karena pada pembelaran ini siswa diberi tugas oleh guru untuk membuat poster dan puisi, dengan adanya kegiatan ini siswa bisa berkreasi dan mengembangkan bakat seni yang dimiliki. Sebagaimana pendapat Slameto (2003) yang menyatakan
51
bahwa ketertarikan dan rasa suka siswa terhadap proses pembelajaran yang dilakukan dengan pendekatan pembelajaran tematik menumbuhkan perhatian dan kesediaan dalam diri siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran secara aktif. Sikap suka siswa terhadap pembelajaran yang diselenggarakan dengan penerapan pendekatan tematik
juga merupakan faktor yang penting dalam mewujudkan
proses pembelajaran yang aktif (Dimyati & Mudjiono 2006). Tabel 13 menunjukkan persentase skor tanggapan siswa yang merasa tertarik sebesar 100%. Adanya ketertarikan, sikap senang terhadap penerapan pendekatan pembelajaran tematik membuat sejumlah siswa berusaha untuk memiliki
keterlibatannya
sepenuhnya
dengan
segenap
kegiatan
selama
pembelajaran untuk memperoleh berbagai keterangan dan mencapai pemahaman terhadap materi yang diajarkan. Berdasarkan Tabel 11, diketahui bahwa rerata aspek keaktifan bertanya menunjukkan hasil paling rendah dibandingkan aspek-aspek yang lain yaitu sebesar 62,27%. Faktor yang menyebabkan sikap siswa pada apek ini rendah karena pada awal penerapan pembelajaran tematik terlihat siswa kurang memperhatikan dan siswa belum menunjukkan keaktifan dalam bertanya dan menyampaikan pendapat. Kurangnya minat siswa tersebut dapat disebabkan karena siswa belum terbiasa dengan pembelajaran tematik dalam proses pembelajaran, sehingga siswa memerlukan waktu untuk beradaptasi. Selain itu kemungkinan disebabkan karena siswa merasa kurang percaya diri dengan kemampuan yang dimiliki, sehingga siswa tersebut cenderung pasif dalam pembelajaran. Pada pertemuan kedua siswa mulai antusias dan termotivasi untuk mengikuti pembelajaran dan siswa mulai menunjukkan keaktifannya dalam bertanya dan menyampaikan pendapat. Suasana belajar yang baru dan menyenangkan dapat meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
52
4.
Tanggapan siswa Berdasarkan hasil angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran
diketahui bahwa persentase rata-rata skor tanggapan siswa terhadap penerapan pendekatan pembelajaran tematik adalah 82,87% ( Tabel 13). Hal ini menunjukkan tanggapan siswa sangat baik terhadap pendekatan pembelajaran tematik. Ini membuktikan bahwa siswa merasa tertarik dan menyukai suasana dalam
pembelajaran
sehingga
menjadi
termotivasi
selama
mengikuti
pembelajaran. Minat, motivasi dan sikap positif yang tinggi terhadap pembelajaran memberi kontribusi utama dalam pencapaian hasil belajar siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat Sardiman (2007) bahwa minat, motivasi dan sikap positif terhadap pembelajaran merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi hasil belajar. Berdasarkan Tabel 13, lebih dari 95% siswa menyatakan belajar konsepkonsep biologi dan kimia bersamaan (pada waktu relatif bersamaan). Hal ini menunjukkan bahwa pada pembelajaran tematik konsep-konsep yang relevan untuk dijadikan tema tidak perlu dibahas berulang kali dalam bidang kajian yang berbeda sehingga penggunaan waktu juga akan lebih efisisen dan efektif.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan
Simpulan penelitian ini adalah penerapan pendekatan pembelajaran tematik berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar biologi materi sistem pernapasan di SMP Negeri I Sulang kabupaten Rembang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar ranah kognitif ≥ 85% siswa memperoleh nilai ≥ 70, hasil belajar ranah psikomotorik ≥ 70% siswa memperoleh nilai kriteria tinggi dan sangat tinggi dan hasil belajar ranah afektif ≥ 70% siswa memperoleh nilai kriteria tinggi dan sangat tinggi. B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti menyarankan: 1. Penggunaan pendekatan pembelajaran tematik dapat dipertimbangkan sebagai metode/strategi pembelajaran materi sistem pernapasan pada manusia guna mengoptimalkan hasil belajar siswa. 2. Penggunaan pendekatan pembelajaran tematik perlu di uji cobakan pada materi biologi lain yang sekiranya sesuai karena melalui pembelajaran tematik ini beberapa konsep yang relevan untuk dijadikan tema tidak perlu dibahas berulang kali dalam bidang kajian yang berbeda, sehingga penggunaan waktu untuk pembahasannya lebih efisien dan efektif.
53
DAFTAR PUSTAKA Anni CT. 2006. Psikologi Belajar. Semarang: UPT MKK UNNES. Arikunto, S. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. .2006. Prosedur Penelitian Satuan Pendekatan Praktek (Edisi Revisi VI). Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. Astuti, P. 2008. Pembelajaran Tematik Berbasis Lingkungan Dalam Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Siswa kelas VII E Semester Genap SMP Negeri 1 Matesih Tahun Pelajaran 2007/2008. (Skripsi). Surakarta: Universitas Sebelas Maret Surakarta. Handal B & Jannete B. 2004. Teaching mathematic thematically: teacher’s perspective. Mathematics Education Research Journal 16 (1): 3-18. On line at http://www.merga.net.au/documents/MERJ_16_1_Handal.pdf. [ diakses tanggal 22 Februari 2011] Dalyono M. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta Haji, S. 2009. Dampak Penerapan Pendekatan Tematik Dalam Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar. On line at http://lppm.ut.ac.id/jp/101/pembelajaran_matematika.pdf/jurnal/. [diakses tanggal 25 November 2010]. Hesty. Implementasi Model Pembelajaran Tematik Untuk Meningkatkan Kemampuan Dasar Siswa Sekolah Dasar. www.puslitjaknov.org/../64Hesty,%20S.Si-%20IMPLEMENTASI%20MODEL%20PEMBELAJARAN %20TEMATIK..Hesty.[diakses tanggal 22 Februari 2010]. Indrawati. 2009. Penerapan Pendekatan Pembelajaran Tematik Dalam Rangka Peningkatan Kualitas Pembelajaran dan Prestasi Belajar Siswa Kelas II SDIT Nurul Islam Tengaran. (Tesis). Surakarta : Universitas Sebelas Maret Surakarta. Miller KW. 1997. Is thematic integration the best way to reform science and mathematics education. Journal School Science &Mathematics 94 (1): 5-10. On line at http://www.msubillings.edu/COEFaculty/kmiller/journal/Thematic%20Integ ration.pdf. [diakses tanggal 22 Februari 2011)
54
55
Muslich, M. 2007. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara. Nurhayati, N. 2008. IPA Biologi Bilingual untuk SMP Kelas VIII. Bandung: YramaWidya. Poerwadarminta. 1983. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Rahayu, ES dan Sri Ngabekti. 2009. Pedoman Penyusunan Skripsi Jurusan Biologi. Semarang: UPT UNNES Press. Sardiman, AM. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sudjana, M. 1996. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo ------------. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito Sudrajat, A. 2007. Strategi Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu. On line at http://smpn4 cimahi.com/?p=5 [diakses tanggal 20 Pebruari 2010] Sutirjo. 2005. Pengertian Pendekatan Pembelajaran Tematik. On line at http://pendekatan tematik.com/?p=4 [diakses tanggal 22 Pebruari 2010] Syah, M. 2006. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya Tim Abdi Guru. 2007. IPA Terpadu untuk SMP kelas VIII. Jakarta: Erlangga Tim Pengembang PGSD. 2001. Pembelajaran Terpadu D-II PGSD dan S2 Pendidikan Dasar. Bandung: Maulana Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Prestasi Pustaka
56
SILABUS PEMBELAJARAN TEMATIK
Nama Sekolah
: SMP Negeri 1 Sulang
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester
: VIII/1 (gasal)
Tema
: Rokok dan Kesehatan
Mata pelajaran
Biologi
Standar kompetensi
2.Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia
Kompetensi dasar
2.3 Mendeskripsi kan sistem pernapasan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan
Kegiatan pembelajaran (Multiple Intelegence, Biology as Enquiry, Cooperative Learning) Secara berpasangan, siswa mengidentifikasi organ sistem pernapasan pada manusia, melalui model /torso manusia
Indikator
Penilaian Teknik
Memban Tes dingkan indivi macam du organ penyusun sistem pernapa san pada manusia
Bentuk intrumen
Contoh instrumen
Aloka si waktu
Tes PG Berikut ini 5x40 menit termasuk alat-alat pernapasan pada tubuh manusia, kecuali...
a. Hidung b. Faring
d. Paru-
Nurhayati, Nunung. 2008. IPABIOLOGI Bilingual untuk SMP Kelas VIII. Bandung : Yrama Widya Syamsuri, Istamar. 2007.
57
c. Hati
Sumber belajar
Lampiran 1.Silabus Pembelajaran Tematik
57
paru Secara pleno (kelompok besar), siswa menganalisis gambar tentang ekspirasi dan inspirasi
Menjelas Tugas kan proses kelom inspirasi pok dan ekspirasi pada proses pernapa san
LKPD
(Lembar Kerja Peserta Didik)
Secara pleno (kelompok besar), siswa mengamati video tentang proses ekspirasi dan inspirasi pada proses pernapasan Mendata Tugas contoh kelom kelainan pok dan penyakit pada sistem pernapa san yang biasa dijumpai dalam
LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik)
Tim Abdi Guru. 2007. IPA TERPAD U untuk SMP Kelas VIII. Jakarta : Erlangga Modul (karya Irma P) LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik )
58
Secara berpasangan (think pair share) siswa mengumpulkan data tentang kelainan dan penyakit yang berkaitan dengan sistem pernapasan,dari media masa atau
58 Biologi Untuk SMP Kelas VIII Semester 1. Jakarta: Erlangga.
internet.
Kimia
5.Memahami kegunaan bahan kimia dalam kehidupan
5.5 Menghindark an diri dari pengaruh zat adiktif dan psikotropika
kehidupan seharihari dan upaya mengatasi nya
Penu gasan
Peni laian produk
Secara kelompok (5-6 anak), siswa melakukan percobaan sederhana tentang “ Bahan Kimia Dalam Asap Rokok”
Mengi Tugas LKPD dentifikasi kelom (Lembar kandung pok Kerja an zat Peserta yang Didik) berbahaya dalam rokok
Secara pleno(kelompok besar), siswa
Menjelas kan dampak
59
Siswa secara individual menulis artikel (tulisan reflektif) tentang penyakit/kelainan pada sistem pernapasan pada manusia dan upaya untuk mengatasinya
59 Alat dan bahan : rokok, korek api, stoples, kain putih atau kapas
60 mempresentasikan hasil percobaan tentang “ Bahan Kimia Dalam Asap Rokok”
Secara berpasangan, siswa membuat poster (puisi) tentang pentingnya menghindarkan diri dari bahaya asap rokok.
negatif zat adiktif dalam rokok
Menjelas kan cara menghin darkan diri dari zat adiktif (rokok) dan psikotropi ka
Peni laian produk
Penuga san
60
31
Lampiran 2.Jaring Tema
JARING TEMA
Pengaruh rokok bagi kesehatan
Kesehatan
Gangguan pada sistem pernapasan
TEMA ROKOK DAN KESEHATAN
makhluk hidup dan proses kehidupan
Pengaruh bahan kimia dalam kehidupan sehari-hari
Materi dan sifatnya
61
32
KELAS VIII SEMESTER I TEMA KIMIA Rokok dan STANDAR KOMPETENSI : 5 Kesehatan Memahami kegunaan bahan kehidupan
kimia
BIOLOGI STANDAR KOMPETENSI : 2 dalam Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia
Kompetensi Dasar : 2.3 Kompetensi Dasar : 5.5 Menghindarkan diri dari pengaruh zat adiktif dan Mendeskripsikan sistem pernapasan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan psikotropika
Lampiran 3. Pemetaan Standar Kompetensi Dan Kompetensi Dasar
PEMETAAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR
62
63 Lampiran 4 . Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Sulang Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/ I (Ganjil) Tema
: Rokok dan Kesehatan
Alokasi waktu : 2x40 menit (1 kali pertemuan) I.
II.
Standar Kompetensi
Biologi (2)
: Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia.
Kimia (5)
: Memahami kegunaan bahan kimia dalam kehidupan.
Kompetensi Dasar
Biologi (2.3)
: Mendeskripsikan sistem pernapasan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan
Kimia (5.5)
: Menghindarkan diri dari pengaruh zat adiktif dan psikotropika
III.
Indikator
1. Membandingkan macam organ penyusun sistem pernapasan pada manusia. 2. Menjelaskan proses inspirasi dan ekspirasi pada proses pernapasan. 3. Mendata contoh kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan yang biasa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan upaya mengatasinya. IV.
Tujuan Pembelajaran
Setelah melakukan pembelajaran, diharapkan siswa dapat : 1. Mendeskripsikan sistem pernapasan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan 2. Menghindarkan diri dari pengaruh zat adiktif dan psikotropika
64 V.
Materi Pokok
Bernapas merupakan salah satu ciri dari makhluk hidup. Bernapas dilakukan oleh semua makhluk hidup untuk menghasilkan energi, sedangkan energi dibutuhkan untuk melakukan semua aktivitas atau kegiatan tubuh dalam hidupnya. Pernapasan merupakan pertukaran gas oksigen (O2) dan karbon dioksida (CO2) yang dilakukan oleh makhluk hidup untuk menghasilkan energi dan sisa oksidasi berupa karbon dioksida dan uap air. 1. Organ penyusun sistem pernapasan pada manusia Proses pernapasan pada manusia berlangsung karena adanya organorgan penyusunnya. Organ penyusun sistem pernapasan pada manusia terdiri atas hidung (rongga hidung ), faring, laring (pangkal tenggorokan), trakea (batang tenggorokan), bronkus (cabang batang tenggorokan) dan paru-paru. 2. Proses pernapasan Mekanisme pernapasan meliputi 2 fase, yaitu fase inspirasi dan fase ekspirasi. Fase inspirasi yaitu proses pemasukan oksigen ke dalam tubuh. Fase ekspirasi yaitu proses pengeluaran karbondioksida dari dalam tubuh. Proses pernapasan tersebut diatur oleh otot diafragma dan otot antartulang rusuk. Berdasarkan kerja otot tersebut, maka pernapasan dibedakan menjadi dua, yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut. a.
Pernapasan dada Pernapasan dada yaitu pernapasan dengan menggunakan tulang-tulang
rusuk dan tulang dada. Fase inspirasi terjadi jika otot antartulang rusuk berkontraksi sehingga tulang rusuk dan tulang dada terangkat, rongga dada membesar, paru-paru mengembang, tekanan udara dalam paru-paru mengecil, akibatnya udara yang kaya oksigen masuk ke dalam tubuh. Fase ekspirasi terjadi jika otot antartulang rusuk relaksasi, tulang rusuk dan
65 tulang dada kembali seperti semula, rongga dada mengecil, paru-paru mengempis, tekanan udara dalam paru-paru membesar, akibatnya udara yang kaya karbondioksida keluar melalui hidung. b.
Pernapasan perut Pernapasan perut yaitu pernapasan dengan menggunakan otot-otot
diafragma. Fase inspirasi terjadi jika otot diafragma berkontraksi, diafragma mendatar, rongga dada membesar, paru-paru mengembang, dan tekanan udara di paru-paru mengecil, akibatnya udara yang kaya oksigen masuk. Fase ekspirasi terjadi jika otot diafragma relaksasi, otot diafragma kembali seperti semula, rongga dada mengecil, paru-paru mengempis, tekanan udara dalam paru-paru membesar, akibatnya udara yang kaya karbondioksida keluar. 3.
Kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan Pernapasan manusia dapat terganggu karena adanya penyakit dan
kelainan organ pernapasan. Berikut ini adalah beberapa contoh gangguan pada sistem pernapasan: emfisema, asma, kanker paru-paru, TBC, bronkhitis, inluenza, pleuritis, pneumonia. Disamping kelainan dan penyakit saluran pernapasan diatas, penyakit atau gangguan pada sistem pernapasan juga bisa disebabkan karena faktor sengaja
seperti
“merokok”.
Merokok
adalah
mengisap
dan
mengembuskan asap rokok yang dibakar. Rokok mengandung sejumlah zat yang dapat menyebabkan ketagihan atau ketergantungan. VI.
Strategi Pembelajaran
a.
Model
: Pendekatan Pembelajaran Tematik
b.
Metode
: Demonstrasi, Diskusi kelompok, Presentasi
66 VII.
Langkah-Langkah Pembelajaran Pertemuan pertama (80 menit)
No. I.
Kegiatan pembelajaran Kegiatan Pendahuluan (5 menit) Guru
Siswa
a) Guru membuka pelajaran dengan salam
a. siswa menjawab salam dari guru (1 menit)
b) Guru menunjukkan gambar ‘ruang
b. siswa secara pleno (kelompok
keluarga terkepung asap rokok’, dan
besar) bertukar pendapat dan
bertanya
menjawab “ yang dirasakan
materi
untuk pelajaran
menghubungkan dengan
realitas
adalah kesulitan untuk bernapas,
sehari-hari (apersepsi):
karena oksigen yang kita hirup
“Apa yang anda dirasakan jika anda
sangat sedikit. Oksigen sangat
berada di ruangan yang terbatas dan
diperlukan ketika kita
terkepung asap rokok?”
bernapas.(3 menit)
“ Apa yang kita hirup dan keluarkan sewaktu bernapas?” c) Guru menyampaikan SK, KD, dan tujuan pembelajaran
c. siswa mencatat /memperhatikan SK dan KD serta tujuan pembelajaran yang akan dicapai (1 menit)
II.
Kegiatan Inti (65 menit) Guru
a) Guru menunjukkan gambar
Siswa
a. Siswa secara berpasangan tukar
(charta,foto) tentang sistem
pendapat membedakan
pernapasan manusia dan bertanya
pengertian bernafas dan
tentang pengertian bernapas dan
pernafasan. ( 3 menit)
pernapasan.
b. Siswa merekam informasi dari buku, lembar kerja dan
67 penjelasan guru (5 menit) b) Guru membagi siswa menjadi 6
a. 4-5 siswa berkelompok
kelompok tiap kelompok terdiri dari
membaca berita (kasus) untuk
5-6 siswa, untuk membaca guntingan
mancari makna: apa isi berita
berita (news-cutting activities) tentang
dan apa maknanya? (5 menit)
korban merokok. c) Guru mendorong siswa melakukan a. Siswa bekerja kelompok (4-5 pengamatan dan identifikasi organ-
anak) mengidentifikasi organ
organ pernapasan, aktivitas inspirasi
sistem pernapasan pada manusia
dan ekspirasi, sesuai urutan langkah
dengan menggunakan chart,
LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik)
gambar atau torso. (10 menit)
tentang materi Sistem Pernapasan.
b. Siswa bekerja kelompok (4-5 anak) mewarnai organ-organ pernapasan pada manusia yang rentan terhadap penyakit. (5 menit) c. Secara berpasangan siswa mendemonstrasikan proses ekspirasi dan inspirasi (5 menit) d. Secara pleno, siswa menganalisis kandungan gas dalam proses ekspirasi dan inspirasi (5 menit)
d) Guru meminta perwakilan masing-
a. Secara pleno (kelompok besar)
masing kelompok untuk
siswa mempresentasikan
mempresentasikan hasil diskusinya
pemahamannya tentang sistem pernapasan, organ pernapasan, proses ekspirasi dan inspirasi (10 menit)
68 e) Guru memberikan umpan balik
a. Siswa memperoleh jawaban
terhadap presentasi siswa dan
yang sebenarnya tentang hasil
memberikan penguatan
kelompok yang telah dilakukan
f) Guru menayangkan video tentang
(5 menit )
ekspirasi dan inspirasi proses pernapasan
b. Secara pleno, siswa mengamati video tentang proses ekspirasi dan inspirasi pada proses pernapasan (5 menit) c. Siswa mencatat penjelasan dari guru (4 menit)
g) Siswa diberi kesempatan oleh guru
III.
a. Siswa menanyakan hal-hal yang
untuk bertanya materi Sistem
dianggap kurang jelas kepada
Pernapasan Pada Manusia
guru (3 menit)
Kegiatan Penutup (10 menit) Guru
a) Guru bertanya untuk umpan balik dan kesimpulan kepada siswa
Siswa
a. Siswa secara pleno (kelompok besar) menarik kesimpulan tentang organ penyusun sistem pernapasan, pengertian inspirasi dan ekspirasi, proses ekspirasi dan inspirasi pada proses pernapasan, kandungan gas dalam ekspirasi dan inspirasi.( 4 menit)
b) Guru menjelaskan materi
a. Siswa mendengarkan penjelasan
selajutnya tentang rokok (rokok dan
dari guru dan mencatatnya (3
kandungannya, dampak negatif zat
menit)
adiktif dalam rokok, cara menghindarkan diri dari zat adiktif (rokok) dan psikotropika)
69
c) Guru memberikan tugas secara
a. Secara berpasangan, siswa
berpasangan tentang
mengumpulkan data tentang
penyakit/kelainan yang berkaitan
penyakit/ kelainan yang
dengan sistem pernapasan dari media
berkaitan dengan sistem
massa/internet.
pernapasan dari media massa/internet. (1 menit) b. Siswa secara individual menulis
d) Guru memberikan tugas secara
artikel pendek 1 halaman
individual kepada siswa untuk
(tulisan reflektif) tentang
menulis artikel tentang
penyakit/kelainan pada sistem
penyakit/kelainan pada sistem
pernapasan pada manusia dan
pernapasan dan upaya untuk
upaya untuk mengatasinya.(1
mengatasinya
menit)
e) Guru menutup pelajaran dengan mengucap salam
a. Siswa menjawab salam dari guru (1 menit)
VIII. Sumber Belajar
a)
Nurhayati, Nunung. 2008. IPA-BIOLOGI Bilingual untuk SMP Kelas VIII. Bandung : Yrama Widya
b) Syamsuri, Istamar. 2007. Biologi Untuk SMP Kelas VIII Semester 1. Jakarta: Erlangga. c)
Tim Abdi Guru. 2007. IPA TERPADU untuk SMP Kelas VIII. Jakarta : Erlangga
d) Modul (karya Irma P) e)
LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik)
f)
Alat Alat
: torso manusia, chart sistem pernapasan, komputer, LCD, papan
tulis, spidol.
70 IX.
Penilaian Hasil Belajar
a. Teknik Penilaian • Aspek kognitif
Soal-soal Test dalam LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) digunakan untuk mengetahui pemahaman konsep siswa dan dikumpulkan pada akhir pembelajaran • Aspek afektif
Sikap siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran tematik (kerja kelompok) dan dikumpulkan pada akhir pembelajaran dengan bantuan dari observer. • Penilaian produk (artikel)
b. Bentuk Instrumen
:
• Soal-soal dalam LKPD (Lembar Kerja Pesera Didik) • Lembar observasi afektif siswa
c. Contoh Instrumen ¾ Tes Uraian
1. Apa yang dimaksud dengan pernapasan ? (skor maksimum 2) 2. Udara pernapasan melalui hidung mengalami 3 perlakuan. Apakah ketiga perlakuan itu ? (skor maksimum 3) 3. Apakah yang dimaksud dengan inspirasi dan ekspirasi? (skor maksimum 2) 4. Apakah perbedaan pernapasan dada dan pernapasan perut ? (skor maksimum 2) 5. Jelaskan bagaimana mekanisme yang terjadi pada pernapasan dada dan pernapasan perut! (skor maksimum 8) 6. Apakah hanya O2 saja yang masuk ke dalam paru-paru? Jelaskan ! (skor maksimum 2) 7. Sebutkan dan jelaskan 3 contoh penyakit yang terjadi pada sistem pernapasan ! (skor maksimum 6)
71 ¾ Lembar observasi afektif siswa (terlampir)
Mengetahui
Sulang,
November 2010
Guru pamong
Peneliti
Sri Sarawaswati C, S. Pd
Irma Prihartanti
NIP.19720827 199802 2002
NIM. 4401406519
72 Lanjutan lampiran 4 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Sulang Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/ I (Ganjil) Tema
: Rokok dan Kesehatan
Alokasi waktu : 2x40 menit (1 kali pertemuan) I.
II.
Standar Kompetensi
Biologi (2)
: Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia.
Kimia (5)
: Memahami kegunaan bahan kimia dalam kehidupan.
Kompetensi Dasar
Biologi (2.3)
: Mendeskripsikan sistem pernapasan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan
Kimia (5.5)
: Menghindarkan diri dari pengaruh zat adiktif dan psikotropika
III.
Indikator
1. Mengidentifikasi kandungan zat yang berbahaya dalam rokok. 2. Menjelaskan dampak negatif zat adiktif dalam rokok. 3. Menjelaskan cara menghindarkan diri dari zat adiktif (rokok) dan psikotropika IV.
Tujuan Pembelajaran
Setelah melakukan pembelajaran, diharapkan siswa dapat : 1. Mendeskripsikan sistem pernapasan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan 2. Menghindarkan diri dari pengaruh zat adiktif dan psikotropika
73 V.
Materi Pokok
Merokok adalah kegiatan mengisap dan mengembuskan asap dari rokok yang dibakar. Rokok mengandung sejumlah zat yang dapat menyebabkan ketergantungan atau ketagihan. Oleh karena itu rokok dapat digolongkan sebagai zat adiktif. Di dalam asap rokok terkandung zat kimia lebih dari 4.000 jenis. Empat ratus macam diantaranya merupakan bahan beracun dan 43 macam yang lain dapat menyebabkan kanker (zat karsinogen). Ada tiga macam bahan kimia yang paling berbahaya yang terdapat di dalam rokok yaitu nikotin, tar dan karbon monoksida. Merokok dapat menyebabkan gangguan pada saluran pernapasan dan kelainan fungsi paru-paru, serta menyebabkan bermacam-macam gejala penyakit, seperti kanker saluran pernapasan dan paru-paru, penyempitan pembuluh darah, penyakit jantung koroner, kerusakan sel reproduksi pria dan wanita sehingga menyebabkan impotensi dan kemandulan. Adapun untuk mencegah dan menghindari diri dari pengaruh zat adiktif dan psikotropika adalah: pencegahan primer, pencegahan sekunder, dan pencegahan tersier. VI.
VII.
Strategi Pembelajaran
a.
Model
: Pendekatan Pembelajaran Tematik
b.
Metode
: Eksperimen, Diskusi kelompok, Presentasi, Tanya Jawab.
Langkah-Langkah Pembelajaran Pertemuan kedua (80 menit)
No.
Kegiatan pembelajaran
I.
Kegiatan Pendahuluan (9 menit) Guru
Siswa
a) Guru membuka pelajaran dengan salam
a. Siswa menjawab salam dari guru (1 menit)
b)
Guru
menunjukkan
tulisan-tulisan b. Siswa membaca cepat
74 (artikel singkat) siswa tentang penyakit-
tulisan tentang bahaya
penyakit pernapasan dan bahaya merokok,
(window shopping) secara
dan
bergiliran. (5 menit)
mengingatkan kembali materi yang
telah dipelajari.
c. Siswa menjelaskan pengertian merokok sebagai salah satu akibat penyakit pernapasan (2 menit)
c) Guru menyampaikan SK, KD, dan d. Siswa menulis poin-poin Tujuan pembelajaran
utama dalam SK, KD dan tujuan yang akan dicapai (1 menit)
II.
Kegiatan Inti ( 63 menit)
a) Guru menjelaskan materi tentang pengertian zat adiktif
a. Siswa meramalkan (memprediksi) kandungan zat adiktif dalam rokok (3 menit) b. Siswa membuat tabel berbagai zat adiktif dalam rokok (3 menit)
b) Guru membagi siswa menjadi 6
c. 5-6 Siswa berkelompok
kelompok tiap kelompok terdiri dari 5-6
sesuai dengan kelompok
siswa
yang telah dibuat oleh guru
c) Guru memberikan pengarahan tentang
(2 menit)
percobaan sederhana “ Bahan Kimia
d. Siswa secara
Dalam Asap Rokok:”
pleno(kelompok besar)
d) Guru membagikan LKPD (Lembar
yang terdiri dari 5-6 siswa
Kerja Peserta Didik) tentang Rokok
melakukan percobaan
kepada siswa
sederhana tentang”Bahan
e) Guru membimbing siswa dalam kerja
Kimia Dalam Asap Rokok”
kelompok
dan mengamati hasilnya (20
75 menit) e. Secara pleno (kelompok besar) yang terdiri dari 5-6 siswa mengerjakan soalsoal pada LKPD yang diberikan oleh guru (10 menit) f) Guru meminta perwakilan masing-
f. Secara pleno(kelompok
masing kelompok untuk mempresentasikan
besar) yang terdiri dari 5-6
hasil diskusinya
Siswa mempresentasikan hasil percobaan yang telah dilakukan (10 menit)
g) Guru memberikan tanggapan terhadap presentasi siswa dan memberikan
g. Siswa mencatat penjelasan dari guru (5 menit) a. Secara berpasangan siswa
penguatan
membuat puisi tentang pentingnya menghindarkan diri dari bahaya rokok (5 menit) h) Siswa diberi kesempatan oleh guru untuk bertanya materi Rokok
h. Siswa menanyakan hal-hal yang dianggap kurang jelas kepada guru (5 menit)
III. Kegiatan Penutup (8 menit) Guru
a) Guru bertanya untuk umpak balik dan kesimpulan kepada siswa
Siswa
b. Siswa secara pleno menarik kesimpulan tentang zat adiktif dalam rokok, dampak negatif zat adiktif dalam rokok dan
76 cara menghindarkan diri dari zat adiktif (rokok) dan psikotropika (5 menit) b) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk membuat poster tentang pentingnya
c. Siswa mengumpulkan tugas pada pertemuan berikutnya
menghindarkan diri dari bahaya rokok dan dikumpulkan pada pertemuan berikutnya b) Guru menyampaikan kepada siswa d. Siswa diminta untuk untuk
dilakukan
evaluasi
(tes)
pertemuan selanjutnya c) Guru menutup pelajaran dengan mengucap salam
pada
mempelajari materi yang telah diajarkan. (2 menit) e. Siswa menjawab salam dari guru (1 menit)
VIII. Sumber Belajar
a)
Nurhayati, Nunung. 2008. IPA-BIOLOGI Bilingual untuk SMP Kelas VIII. Bandung : Yrama Widya
b) Syamsuri, Istamar. 2007. Biologi Untuk SMP Kelas VIII Semester 1. Jakarta: Erlangga. c)
Tim Abdi Guru. 2007. IPA TERPADU untuk SMP Kelas VIII. Jakarta : Erlangga
d) Modul (karya Irma P) e)
LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik)
f)
Alat dan Bahan Alat
: komputer, LCD, papan tulis, spidol, stoples, korek api
Bahan : rokok, kain putih atau kapas IX.
Penilaian Hasil Belajar
a. Teknik Penilaian • Aspek Kognitif
77 Soal-soal test dalam LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) digunakan untuk mengetahui pemahaman konsep siswa dan dikumpulkan pada akhir pembelajaran Soal pertanyaan yang terdapat dalam Percobaan “ Bahan Kimia dalam Asap Rokok” digunakan untuk mengetahui pemahaman konsep siswa dan dikumpulkan pada akhir pembelajaran • Aspek Psikomotorik
Kinerja siswa dalam melakukan percobaan “ Bahan Kimia dalam Asap Rokok” dikumpulkan pada akhir pembelajaran dengan bantuan dari observer. • Aspek afektif
Sikap siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran (kerja kelompok) dan dikumpulkan pada akhir pembelajaran dengan bantuan dari observer • Penilaian produk (poster dan puisi)
b. Bentuk Instrumen • LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) • Laporan hasil percobaan • Lembar observasi psikomotorik siswa • Lembar observasi afektif siswa
c. Contoh Instrumen ¾ Tes uraian
1. Mengapa rokok digolongkan ke dalam zat adiktif? (skor maksimum 2) 2. Apa yang disebut dengan perokok pasif ? (skor maksimum 2) 3. Sebutkan 2 efek yang ditimbulkan dari bahan kimia dibawah ini! (skor maksimum 6) a.
Nikotin
b.
Tar
78 c.
Karbon monoksida
4. Sebutkan 3 penyakit yang ditimbulkan akibat merokok kaitannya dengan sistem pernapasan ! (skor maksimum 3) 5. Apa yang terjadi bila seseorang dalam usia remaja telah kecanduan merokok? Apa yang terjadi bila lebih banyak anggota keluarga yang merokok? (skor maksimum 2) 6. Siapakah
yang
sangat
berperan
dalam
upaya
pencegahan
penyalahgunaan zat adiktif (rokok) dan psikotropika? Jelaskan pendapatmu! (skor maksimum 8) 7. Jelaskan upaya untuk mencegah penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika! (skor maksimum 6) ¾ Lembar observasi psikomotorik siswa (terlampir) ¾ Lembar observasi afektif siswa (terlampir)
Mengetahui
Sulang,
November 2010
Guru pamong
Peneliti
Sri Sarawaswati C, S.Pd
Irma Prihartanti
NIP.19720827 199802 2002
NIM. 4401406519
79 Lanjutan lampiran 4 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Sulang Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/ I (Ganjil) Tema
: Rokok dan Kesehatan
Alokasi waktu : 1x40 menit (1 kali pertemuan) I.
II.
Standar Kompetensi
Biologi (2)
: Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia.
Kimia (5)
: Memahami kegunaan bahan kimia dalam kehidupan.
Kompetensi Dasar
Biologi (2.3)
: Mendeskripsikan sistem pernapasan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan
Kimia (5.5)
: Menghindarkan diri dari pengaruh zat adiktif dan psikotropika
III.
Indikator
1. Membandingkan macam organ penyusun sistem pernapasan pada manusia. 2. Menjelaskan proses inspirasi dan ekspirasi pada proses pernapasan. 3. Mendata contoh kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan yang biasa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan upaya mengatasinya. 4. Mengidentifikasi kandungan zat yang berbahaya dalam rokok. 5. Menjelaskan dampak negatif zat adiktif dalam rokok. 6. Menjelaskan cara menghindarkan diri dari zat adiktif (rokok) dan psikotropika
80 IV.
Tujuan Pembelajaran
Setelah melakukan pembelajaran, diharapkan siswa dapat : 1. Mendeskripsikan sistem pernapasan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. 2. Menghindarkan diri dari pengaruh zat adiktif dan psikotropika. V.
Materi Pokok
1. Organ penyusun sistem pernapasan. 2. Proses pernapasan (pernapasan dada dan pernapasan perut). 3. Kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan. 4. Kandungan zat yang berbahaya dalam rokok. 5. Dampak negatif zat adiktif dalam rokok 6. Cara menghindari diri dari pengaruh zat adiktif dan psikotropika. VI.
Strategi Pembelajaran
a. VII.
Model
: Pendekatan Pembelajaran Tematik
Langkah-Langkah Pembelajaran Pertemuan ketiga (40 menit)
No. Kegiatan pembelajaran I.
Kegiatan Pendahuluan (8 menit) Guru
a) Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam b) Guru dengan contoh poster yang dibuat
Siswa
a. Siswa menjawab salam dari guru (1 menit) b. Secara bergiliran, masing-
siswa, menunjukkan didepan kelas dan
masing siswa membaca
mengajak siswa untuk mengamatinya.
posternya dengan teman sebelah. (7 menit)
81 II.
Kegiatan Inti (31 menit) Guru
a) Guru membagikan lembar soal dan lembar jawab
Siswa
a. Siswa mengerjakan soal tes dengan jujur dan teliti (30 menit) b. Setelah waktu yang yang diberikan selesai, siswa diminta untuk mengumpulkan lembar soal dan lembar jawab (1 menit)
III. Kegiatan Penutup (1 menit) Guru
a) Guru menutup pelajaran dengan mengucap salam
Siswa
a. Siswa menjawab salam dari guru (1 menit)
VIII. Sumber Belajar
a)
Nurhayati, Nunung. 2008. IPA-BIOLOGI Bilingual untuk SMP Kelas VIII. Bandung : Yrama Widya
b) Syamsuri, Istamar. 2007. Biologi Untuk SMP Kelas VIII Semester 1. Jakarta: Erlangga. c)
Tim Abdi Guru. 2007. IPA TERPADU untuk SMP Kelas VIII. Jakarta : Erlangga
d) Modul (karya Irma P) e) IX.
LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) Penilaian Hasil Belajar
a. Teknik Penilaian • Aspek kognitif
Hasil tes siswa berupa soal pilihan ganda berjumlah 30 soal digunakan untuk mengetahui tingkat kognitif siswa.
82 b. Bentuk Instrumen • Tes pilihan ganda
c. Contoh Intrumen • Tes Pilihan ganda
1. Setiap makhluk hidup melakukan pernapasan. Pernapasan adalah ...(skor maksimum 1) A. Pengeluaran oksigen dan karbon dioksida B. Pengambilan oksigen dan karbon dioksida C. Pengeluaran karbon dioksida dan pengambilan oksigen D. Pengeluaran oksigen dan pengambilan karbondioksida
Mengetahui
Sulang,
November 2010
Guru pamong
Peneliti
Sri Sarawaswati C, S.Pd
Irma Prihartanti
NIP.19720827 199802 2002
NIM. 4401406519
83 Lampiran 5. Modul Sistem Pernapasan dan Zat Adiktif dan Psikotropika
¾ “ ROKOK DAN KESEHATAN ”
Bernapas merupakan salah satu ciri makhluk hidup. Bernapas dilakukan oleh semua makhluk hidup untuk menghasilkan energi, sedangkan energi dibutuhkan untuk melakukan semua aktivitas atau kegiatan di dalam tubuh dalam hidupnya. Pernapasan merupakan pertukaran gas oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2) yang dilakukan oleh makhluk hidup untuk menghasilkan energi dan sisa oksidasi berupa karbondioksida dan uap air. Persamaan reaksinya dapat dituliskan sebagai berikut :
C6H12O6 + 6O2
6CO2 + 6H2O + energi
A. ORGAN PENYUSUN SISTEM PERNAPASAN
Proses pernapasan pada manusia berlangsung karena adanya organ-organ penyusunnya. Organ penyusun sistem pernapasan pada manusia terdiri atas hidung (rongga hidung), faring, pangkal tenggorokan (laring), batang tenggorokan (trakea), cabang batang tenggorokan (bronkus) dan paru-paru (pulmo).
84
Gambar 1.1 organ pernapasan dengan bagian-bagiannya Sumber : www. Utmem edu a.
Hidung (rongga hidung)
Rongga hidung merupakan muara keluar masuknya udara pernapasan. Di dalam rongga hidung terdapat selaput lendir dan rambut hidung. Dengan adanya selaput lendir dan rambut hidung, udara yang masuk atau dihirup oleh hidung akan lebih aman daripada udara yang masuk melalui mulut. Di dalam hidung, udara mengalami beberapa perlakuan sebagai berikut. 1.
Udara yang masuk ke hidung akan disaring dulu oleh rambut hidung, sehingga debu dan partikel kotoran tidak masuk ke dalam paru-paru. Kotoran yang terdapat di hidung merupakan hasil dari penyaringan udara yang dilakukan oleh rambut hidung dan selaput lendir.
2.
Udara dihangatkan oleh kapiler darah yang ada dalam hidung, sehinga suhunya sesuai dengan suhu tubuh.
3.
Udara dilembapkan oleh lapisan lendir yang ada di dalam rongga hidung.
85 b. Faring
Faring merupakan saluran sepanjang 12,5-13 cm sebagai kelanjutan dari saluran hidung yang meneruskan udara ke laring. Faring terletak diantara saluran pernapasan dan saluran pencernaan. c.
Pangkal tenggorokan (laring)
Laring terletak dibelakang rongga hidung dan rongga mulut. Laring tersusun atas katup pangkal tenggorok (epiglotis), perisai tulang rawan, dan gelang-gelang tulang rawan yang membentuk jakun. Epiglotis (katup pangkal tenggorok) berfungsi untuk menghalangi makanan masuk ke dalam rongg hidung dan ke dalam tenggorokan waktu menelan makanan. Dengan demikian pada saat kita makan, sebaiknya jangan sambil berbicara karena kemungkinan akan tersedak, akibatnya makanan akan masuk ke tenggorokan dan masuk ke dalam rongga hidung. Epiglotis selalu terbuka dan akan menutup jika ada makanan yang masuk ke kerongkongan. Pada jakun terdapat pita suara. Jika udara melewati pita suara, pita suara tersebut akan bergetar dan menimbulkan suara saat kita berbicara. Pada pria dewasa, jakun tampak menonjol di leher bagian atas, sedangkan pada wanita jakun tidak tampak. d. Batang tenggrokan (trakea)
Trakea merupakan saluran jalan napas yang terdiri atas gelang-gelang tulang rawan. Trakea terletak di depan kerongkongan, berfungsi sebagai tempat lewantnya udara. Pada dinding trakea terdapat rambut-rambut halus berlendir yang berfungsi sebgai penyaring (filter) terhadap debu/kotoran yang masuk bersama udara. Jika kotoran udara sudah banyak yang melekat pada rambut getar, udara pada paru-paru akan terangsang dan mendesak debu tersebut untuk keluar dan terjadilah bersin.
86 e.
Cabang batang tenggorokan (bronkus)
Batang tenggorokan bercabang dua. Cabang batang tenggorokan disebut
bronkus. Cabang yang satu menuju ke paru-paru kanan dan cabang yang satunya lagi menuju ke paru-paru kiri. Bronkus merupakan saluran penghubung antara tenggorokan dan paruparu, tersusun atas tulang rawan berbentuk cincin yang berfungsi sebagai tempat lalu lintas udara pernapasan. Bronkus bercabang-cabang lagi menjadi menjadi cabang yang lebih kecil yang disebut bronkiolus. Kemudian bronkiolus bercabang-cabang lagi menjadi pembuluh-pembuluh halus yang berakhir pada gelembung halus yang disebut
alveolus. Alveolus merupakan tempat terjadinya pertukaran gas antara darah (di dalam pembuluh darah) dengan udara bebas. Oksigen dari udara berdifusi ke dalam darah sedangkan karbon dioksida dan uap air dari darah berdifusi ke udara. f.
Paru-paru (pulmo)
Paru-paru merupakan tempat terjadinya penyerapan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida. Paru-paru terletak di dalam rongga dada, diatas diafragma. Diafragma merupakan sekat yang membatasi rongga dada denagn rongga perut. Paru-paru dibungkus oleh selaput paru-paru yang disebut pleura. Di dalam tubuh, paru-paru ada dua buah dan masig-masing paru-paru terdiri atas gelambir (lobus). Paru-paru sebelah kiri mempunyai dua lobus, sedangkan paru-paru sebelah kanan mempunyai tiga lobus. Di dalam paru-paru tepatnya di ujung bronkiolus yang bercabang, terdapat gelembung paru-paru (alveolus) yang mengandung pembuluh kapiler darah. Alveolus berisi udara, jumlahnya kira-kira 300 juta alveoli yang berfungsi untuk memperluas permukaan sehingga oksigen yang dihirup akan lebih banyak. Di samping itu, pada bagian alveolus inilah proses pengisapan oksigen dan pembebasan karbon dioksida terjadi.
87 B. PROSES PERNAPASAN
Bagaimanakah manusia bisa bernapas ? Cobalah kamu tarik napas perlahan-lahan dan rasakan apa yang terjadi. Saat kamu bernapas, kamu menghirup udara melalui hidung. Udara yang kamu hirup mengandung oksigen dan juga gas-gas lain. Dari hidung, udara terus masuk ke tenggorokan, kemudian ke paru-paru. Akhirnya, udara akan mengalir sampai ke alveoli yang merupakan ujung dari saluran. Oksigen yang terkandung dalam alveolus bertukar dengan karbon dioksida yang terkandung dalam darah yang ada di pembuluh darah alveolus melalui proses disfusi. Dalam darah, oksigen diikat oleh hemoglobin. Selanjutnya darah yang telah mengandung oksigen mengalir ke seluruh tubuh. Tahukah kamu untuk pada darah mengalirkan oksigen ke seluruh tubuh? Oksigen diperlukan untuk proses respirasi sel-sel tubuh. Gas karbon dioksida yang dihasilkan selama proses respirasi sel tubuh kan ditukar dengan oksigen. Selanjutnya darah mengangkut karbon dioksida untuk dikembalikan ke alveolus paru-paru dan akan dikelurkan ke udara melalui hidung saat kamu mengeluarkan napas. Mekanisme pernapasan meliputi 2 fase, yaitu fase inspirasi dan fase ekspirasi. Fase inspirasi merupakan proses pemasukan oksigen ke dalam tubuh. Sedangkan fase ekspirasi merupakan proses pengeluaran karbon dioksida dari dalam tubuh. Proses pernapasan diatur oleh otot diafragma dan otot antartulang rusuk. Berdasarkan kerja otot tersebut, maka pernapasan dibedakan menjadi dua yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut. 1.
Pernapasan dada
Pernapasan dada yaitu pernapasan dengan menggunakan tulang-tulang rusuk dan tulang dada. Mekanisme pernapasan dada dibedakan atas dua fase yaitu sebagai berikut. a.
Fase inspirasi Inspirasi terjadi jika otot antartulang rusuk berkontaraksi sehingga tulang
rusuk dan tulang dada terangkat. Akibatnya, rongga dada membesar, paru-paru
88 mengembang dan penurunan tekanan udara di dalam paru-paru. Karena tekanan udara di luar tubuh lebih besar, maka udara yang kaya oksigen masuk ke dalam tubuh. b.
Fase ekspirasi Ekspirasi terjadi jika otot antartulang rusuk berelaksasi sehingga tulang
rusuk dan tulang dada turun kembali pada kedudukan semula. Akibatnya, rongga dada mengecil, volume paru-paru berkurang, dan peningkatan tekanan udara di dalam paru-paru. Kemudian, udara yang kaya karbon dioksida terdorong keluar melalui hidung. 2.
Pernapasan perut
Pernapasan perut yaitu pernapasan dengan menggunakan oto-otot diafragma. Mekanisme pernapasan perut juga dibedakan atas dua fase yaitu sebagai berikut. a.
Fase inspirasi Inspirasi terjadi jika otot diafragma berkontraksi sehingga letaknya sedikit
mendatar.
Hal
ini
mengakibatkan
rongga
dada
membesar,
paru-paru
mengembang, dan tekanan udara di dalam paru-paru mengecil. Akibatnya udara yang kaya oksigen masuk ke dalam tubuh. b.
Fase ekspirasi Ekspirasi terjadi jika otot diafragma berelaksasi sehingga letaknya kembali
pada kedudukan semula. Hal ini mengakibatkan rongga dada mengecil, volume paru-paru berkurang dan tekanan udara di dalam paru-paru membesar. Akibatnya udara yang kaya karbon dioksida keluar.
89 ¾ Volume udara paru-paru
Volume udara pernapasan meliputi beberapa udara sebagai berikut. •
Udara pernapasan biasa/tidal adalah udara yang dapat keluar masuk dalam saluran pernapasan sebesar 500 cc.
•
Udara komplementer adalah udara yang dapat dihirup oleh paru-paru secara maksimum sebesar 1500 cc.
•
Udara suplementer adalah udara yang dapat dihembuskan lagi dari paru-paru secara maksimum sebesar 1500 cc.
•
Udara residu adalah udara yang tersimpan dalam paru-paru dan tidak dapat dikeluarkan lagi sebesar 1000cc. Kapasitas
vital
paru-paru
adalah
udara
tidal
ditambah
udara
komplementer ditambah udara suplementer, sebesar ± 3500 cc. Kapasitas total paru-paru adalah kapasitas vital paru-paru ditambah udara residu, sebesar ± 4500 cc. C. KELAINAN ATAU PENYAKIT PADA SISTEM PERNAPASAN
Sistem pernapasan dapat mengalami kelainan atau gangguan, antara lain disebabkan oleh adanya gangguan pada organ-organ penyusun sistem pernapasan tersebut. Gejala umum yang muncul saat adanya gangguan pada sistem pernapasan ditandai dengan batuk. Batuk sama halnya dengan bersin, bersifat refleks dan bertujuan untuk melindungi paru-paru terhadap zat asing yang masuk ke dalam paru-paru tersebut. Batuk kecil (sekali-kali) merupakan hal biasa dan bahkan menyehatkan karena salah satu upaya menjaga supaya saluran pernapasan tetap bersih. Yang perlu diwaspadai adalah batuk yang kuat dan terus-menerus, karena batuk ini merupakan gejala danya infeksi kuman yang menyerang saluran pernapasan bagian atas.
90 Kelainan atau gangguan pada saluran pernapasan antara lain sebagai berikut. 1.
Asfiksi, merupakan gangguan pernapasan pada saat pengangkutan dan
penggunaan O2 oleh jaringan dan sel-sel. Asfiksi dibedakan berdasarkan penyebabnya, yaitu sebagai berikut. a.
Afiksi yang disebabkan terisinya alveolus oleh air karena orang tersebut tenggelam sehingga difusi oksigen sangat sedikit. Gangguan ini dapat mengakibatkan berhentinya pernapasan.
b.
Asfiksi yang disebabkan terisinya alveolus oleh cairan limfa karena infeksi. Gangguan ini menyebabkan penyakit pneumonia.
c.
Asfiksi yang disebabkan adanya penyumbatan saluran pernapasan oleh kelenjar limfa, seperti polip, amandel dan adenoid.
2. Asma, merupakan suatu penyakit karena adanya penyempitan saluran pernapasan utama pada paru-paru. Asma merupakan penyakit turunan, tetapi tidak menular. Penyebab penyakit ini umumnya karena alergi terhadap kondisi lingkungan, seperti cuaca dingin, debu, bahn-bahan kimia, jamur, dsb. Selain itu asma juga disebabkan oleh adanya penyumbatan saluran pernapasan oleh rambut (bulu) kotoran. 3. Bronkitis, merupakan peradangan pada lapisan dinding bronkus (cabang tenggorok) karena infeksi virus. Penyakit ini menyebabkan batuk yang dalam. Disamping itu, bronkitis juga menghasilkan dahak berwarna abu-abu kekuningan yang berasal dari paru-paru. 4. Difteri merupakan penyakit pada saluran pernapasan karena adanya penyumbatan lendir baik pada rongga faring maupun laring oleh bakteri. 5. Asidosis, merupakan gangguan pernapasan yang disebabkan adanya kelainan kadar asam karbonat dan bikarbonat di dalam darah. 6. Efisema, merupakan gangguan pada saluran pernapasan yang disebabkan oleh robeknya dinding alveolus sehingga pertukaran gas berkurang. 7. Flu (influenza), merupakan gangguan pada saluran pernapasan atas karena adanya infeksi virus. Influenza menyebabkan hidung beringus, bersin-bersin, tenggorokan meradang, demam, sakit kepala, otot terasa pegal serta lelah.
91 8. Pleuritis, merupakan peradangan pada pleura (selaput pembungkus paruparu) karena adanya infeksi dari paru-paru atau organ lain yang letaknya berdekatan dengan paru-paru, sehingga mengakibatkan berlebihannya cairan pada pleura. Adanya cairan yang berlebihan pada pleura menyebabkan si penderita akan merasakan sakit dada pada waktu bernapas. 9. Pneumonia, merupakan penyakit yang disebabkan adanya infeksi virus, bakteri, atau jamur pada alveolus sehingga terjadi peradangan paru-paru. Alveolus yang terkena infeksi akan dipenuhi nanah, lendir atau cairan lainnya sehingga oksigen yang akan menuju darah sulit untuk mencapai aliran tersebut. 10.
Salesma, merupakan gangguan pada salauran pernapasan atas karena
adanya infeksi oleh virus. Salesma menyebabkan hidung tersumbat, ingus mengalir, dan bersin-bersin, serta tenggorokan terasa gatal. 11.
Tuberkolusis (TBC), merupakan penyakit yang menyerang paru-paru,
sehingga pada bagian dalam alveolus timbul bintik-bintik kecil (bintil-bintil) karena infeksi bakteri, yaitu Mycobacterium tubercolusis. Penyakit ini menyebabkan proses difusi oksigen terganggu. 12.
Wajah adenoid (kesan wajah bodoh), merupakan gangguan dan
penyumbatan saluran napas karena pembengkakan kelenjar limpa oleh polip, amandel dan adenoid. Disamping kelainan (gangguan) dan penyakit saluran pernapasan diatas, penyakit atau gangguan pada sistem pernapasan juga biasa disebabkan karena faktor disengaja seperti “merokok” ROKOK DAN KANDUNGANNYA
Merokok adalah kegiatan mengisap dan mengembuskan asap dari rokok yang dibakar. Rokok terbuat dari tembakau yang dibungkus kertas kemudian dijual. Tetapi ada pula rokok yang dibuat sendiri, oleh si perokok untuk kemudian dihisap sendiri.
92 Rokok
mengandung
sejumlah
zat
yang
dapat
menyebabkan
ketergantungan atau ketagihan. Oleh karena itu, rokok dapat digolongkan sebagai zat adiktif. Selain menyebabkan ketagihan, zat dalam rokok banyak mengandung racun yang dapat menimbulkan berbagai macam penyakit, di antaranya penyakit paru-paru, jantung bahkan kematian.
Gambar 1.2 komponen rokok Sumber : www. Rokok.org ¾ Zat-zat berbahaya yang terkandung dalam rokok
1.
Nikotin Merupakan zat utama yang terdapat dalam daun tembakau. Zat ini sangat
beracun, mudah diserap lewat kulit, berwarna kuning agak pucat, dan jika terkena cahaya menjadi coklat. Bau dan rasanya tidak enak. Menelan 2 atau 3 tetes nikotin murni dapat membunuh seseorang. Nikotin berfungsi sebagai stimulan yang mempercepat kegiatan dalam otak. Nikotin dianggap lebih adaktif dibanding heroin. Semakin muda seseorang mulai merokok, semakin sulit berhenti.
93 2.
Tar tembakau Tar adalah penyebab utama kanker paru-paru bagi perokok, sehingga
disebut bersifat karsinogenik. Tar juga mengakibatkan penyakit-penyakit tenggorokan dan pernapasan. Seorang perokok yang menghabiskan satu setengah bungkus rokok setiap hari berarti ia menyedot masuk tar tembakau sekitar 1,136 liter setahun ke dalam paru-parunya. 3.
Karbon monoksida Merupakan gas yang sangat beracun dan berbahaya. Gas ini dihasilkan
dari pembakaran yang tidak sempurna, misalnya mesin kendaraan bermotor yang dikeluarkan lewat knalpot. Merokok juga merupakan pembakaran yang tidak sempurna, sehingga menyebabkan kadar monoksida di dalam paru-paru lebih tinggi dibandingkan dengan menghirup udara yang tercemar. Hemoglobin lebih mudah mengikat karbon monoksida daripada oksigen. Hal ini mengakibatkan jantung bekerja lebih keras agar darah mampu mengikat oksigen. Keracunan karbon monoksida dapat menyebabkan kematian. 4.
Bahan-bahan kimia lain Lebih dari 4.000 zat-zat lain dapat ditemukan di dalam asap rokok.
Sebagian beracun dan 43 diantaranya diketahui dapat menyebabkan penyakit kanker. Beberapa dari bahan diantaranya aseton, amoniak, dan hidrogen sulfida. DAMPAK NEGATIF ZAT ADIKTIF DALAM ROKOK •
Bahan kimia Nikotin
Dampak/efek
Menyebabkan ketagihan Merusak jaringan otak Menyebabkan darah menggumpal Mengeraska pembuluh darah arteri
Tar
Membunuh sel-sel pada saluran pernapasan dan
paru-paru
94 Meningkatkan produksi lendir dan cairan paru-paru Menyebabkan kanker paru-paru
Karbon
Meracuni darah karena mengikat hemoglobin
monoksida Zat-zat
darah 200 kali lebih kuat daripada oksigen Merangsang tumbuhnya sel-sel kanker di dalam
karsinogen Iritan
tubuh Merusak saluran pernapasan dan kantong udara
pada paru-paru Membunuh sel –sel pada permukaan saluran
pernapasan Selain itu akibat yang ditimbulkan dari merokok antara lain sebagai berikut. 1.
Pengaruh langsung setelah merokok
a.
Peningkatan denyut jantung
b.
Berkeringat
c.
Nafas berbau rokok
d.
Mual atau ingin muntah
e.
Pusing
f.
Keluar air liur
g.
Tenggorokan gatal
h.
Pakaian bau asap tembakau
2.
Pengaruh pada sistem pernapasan
a.
Bronkitis
b.
Kanker paru-paru akibat tar dalam rokok
c.
Berdahak
d.
Susah bernafas
e.
Radang saluran pernapasan
95 3.
Pengaruh pada sistem jantung dan pembuluh darah
a.
Tekanan darah tinggi
b.
Tekanan serangan jantung
c.
Penyempitan pembuluh darah
4.
Pengaruh pada sistem percenaan
a.
Lambung dan usus terluka
5.
Pengaruh pada sistem reproduksi dan pengaruhnya pada bayi
a.
Ibu hamil yang merokok dapat menyebabkan fungsi paru-paru dan sempitnya jalan pernapasan pada bayinya
b.
Keguguran pada kehamilan
c.
Bayi yang dilahirkan bertnya berkurang
d.
Pertumbuhan bayi terhambat
6.
Pengaruh pada sistem saraf
a.
Pembuluh darah menyempit
b.
Stroke
¾ Perokok pasif adalah orang yang tidak merokok tetapi ikut menghisap asap
rokok ¾ Perokok aktif adalah orang yang merokok (perokok itu sendiri)
96 CARA MENGHINDARKAN DIRI DARI PENGARUH ZAT ADIKTIF (ROKOK) DAN PSIKOTROPIKA
Upaya menghentikan penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika tidaklah mudah. Hal ini dikarenakan sifat ketagihan dan ketergantungan yang ditimbulkannya sangat kuat. Ada tiga tingkat pencegahan, yaitu sebagai berikut. a.
Pencegahan primer
Merupakan
upaya
pencegahan
agar
orang
sehat
tidak
terlibat
penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika. Ini biasanya dilakukan dalam bentuk pendidikan, penyebaran informasi dan pendekatan melalui keluarga. b. Pencegahan sekunder
Merupakan upaya pencegahan pada saat penggunaan sudah terjadi dan diperlukan upaya penyembuhan/ terapi. Tahapan ini meliputi : 1) Tahapan penerimaan awal Dilakukan antara 1 sampai 3 hari dengan melakukan pemeriksaan fisik dan mental. 2) Tahapan detoksifikasi dan terapi komplikasi medik Dilakukan antara 1 sampai 3 minggu untuk melakukan pengurangan ketergantungan bahan-bahan adiktif secara bertahap. c.
Pencegahan tersier
Merupakan upaya untuk merehabilitasi mereka yang sudah memakai dan dalam proses penyembuhan. Tahap ini terdiri atas : 1) Tahapan stabilisasi Dilakukan antara 3 sampai 12 bulan, untuk mempersiapkan pengguna kembali ke masyarakat. 2) Tahapan sosialisasi dalam masyarakat Dilakukan agar mantan penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika mampu mengembangkan kehidupan yang bermakna di masyarakat. Tahap ini
97 biasanya berupa kegiatan konseling, membuat kelompok-kelompok dukungan, dan mengembangkan kegiatan alternatif. Pencegahan
penyalahgunaan
zat
adiktif
dan
psikotropika
juga
memerlukan peran bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah. a.
Peran anggota keluarga
Setiap anggota keluarga harus saling menjaga agar jangan sampai ada anggota keluarga yang terlibat dalm penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika. b.
Peran anggota masyarakat
Kita
sebagai anggota
masyarakat
perlu
mendorong
peningkatan
pengetahuan setiap anggota masyarakat tentang bahaya penyalahgunaan obat-obat terlarang. c.
Peran sekolah
Sekolah perlu memberikan wawasan yang cukup kepada para siswa tentang bahaya penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika bagi diri pribadi, keluarga dan orang lain. d.
Peran pemerintah
Pemerintah berperan mencegah terjadinya penyalahgunaan narkotika dan psikotropika dengan cara mengeluarkan aturan hukum yang jelas dan tegas.
98 Lampiran 6. Lembar Kerja Peserta Didik Sistem Pernapasan
Kelompok : Nama anggota : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Tujuan :
1.
Siswa dapat menyebutkan organ penyusun sistem pernapasan.
2. Siswa dapat menjelaskan fungsi organ penyusun sistem pernapasan. 3. Siswa dapat membandingkan proses inspirasi dan ekspirasi pada proses pernapasan dada dan perut. 4. Siswa dapat menjelaskan kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan yang biasa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari
99
Lihat aku dan Deskripsikan Bagian Tubuhku
Amatilah gambar dibawah ini dan lengkapilah bagian-bagian dari gambar di bawah ini dengan mencocokanya pada buku literatur
Organ Sistem pernapasan
100
Keterangan gambar
No 1 2 3 4 5 6 7 8
Nama organ
Fungsi organ
Lihat aku dan deskripsikan cara bernapasku
Mekanisme pernapasan Mari Berpikir.........
101
Pertanyaan
1. Apa yang dimaksud dengan pernapasan ? 2. Udara pernapasan melalui hidung mengalami 3 perlakuan. Apakah ketiga perlakuan itu ? 3. Apakah yang dimaksud dengan inspirasi dan ekspirasi? 4. Apakah perbedaan pernapasan dada dan pernapasan perut ? 5. Jelaskan bagaimana mekanisme yang terjadi pada pernapasan dada dan pernapasan perut! 6. Apakah hanya O2 saja yang masuk ke dalam paru-paru? Jelaskan ! 7. Sebutkan dan jelaskan 3 contoh penyakit yang terjadi pada sistem pernapasan !
102
Jawaban
1. .......................................................................................................................... .......................................................................................................................... .......................................................................................................................... 2. .......................................................................................................................... .......................................................................................................................... .......................................................................................................................... .......................................................................................................................... 3. .......................................................................................................................... .......................................................................................................................... .......................................................................................................................... .......................................................................................................................... 4. .......................................................................................................................... .......................................................................................................................... .......................................................................................................................... 5. .......................................................................................................................... .......................................................................................................................... .......................................................................................................................... 6. .......................................................................................................................... .......................................................................................................................... .......................................................................................................................... 7. .......................................................................................................................... .......................................................................................................................... ..........................................................................................................................
103 Lampiran 7. Kunci Jawaban LKPD Sistem Pernapasan
Kunci Jawaban LKPD “SISTEM PERNAPASAN” Keterangan Gambar No
1 2
Nama organ
Fungsi organ
Rongga hidung
Tempat keluar-masuknya udara pernapasan
(skor 1)
(skor 2)
Faring (tekak)
Tempat yang dilewati oleh udara, makanan dan
(skor 1)
air/rongga pertigaan ke arah saluran pencernaan (esofagus),
saluran pernapasan (trakea)
dan
saluran ke rongga hidung (skor 2) 3
Tenggorokan
Bagian dari organ pernapasan, berupa suatu pipa
(skor 1)
yang dimulai dari pangkal tenggorokan(laring), batang tenggorokan (trakhea), dan cabang batang tenggorokan (bronkus) (skor 2)
4 5
Laring(pangkal
Melindungi trakhea dan tempat
tenggorokan(skor 1)
(skor 2)
Trakhea(batang
Merupakan pipa yang terdiri dari gelang-gelang
tenggorokan)
tulang rawan, dilapisi selaput lendir dan silia
(skor 1)
berfungsi menolak debu dan benda asing yang
pita suara
masuk bersama udara (skor 2) 6 7 8
Bronkus(cabangbatang Saluran yang membawa udara dari trakhea menuju tenggorokan)(skor 1)
ke paru-paru (skor 2)
Paru-paru
Tempat terjadinya pertukaran gas yaitu oksigen
(skor 1)
dan karbondioksida (skor 2)
Diafragma (skor 1)
Pembatas antara rongga dada dan rongga perut (skor 2) Jumlah skor maksimal = 24
104 1. Pernapasan merupakan aktivitas memasukkan oksigen ke dalam tubuh dan mengeluarkan CO2 dan H2O ke luar tubuh. (skor 2) 2. 3 perlakuan yang terjadi di dalam hidung : a. Udara yang masuk ke hidung akan disaring dulu oleh rambut hidung, sehingga debu dan partikel kotoran tidak masuk ke dalam paru-paru. (skor 1)
b. Udara dihangatkan oleh kapiler darah yang ada di dalam hidung, sehingga suhunya sesuai dengan suhu tubuh. (skor 1) c. Udara dilembabkan oleh lapisan lendir yang ada di dalam rongga hidung. (skor 1)
3. Yang dimaksud inspirasi dan ekspirasi adalah : a. Inspirasi adalah proses pemasukan oksigen ke dalam tubuh. (skor 1) b. Ekspirasi adalah proses pengeluaran karbon dioksida dari dalam tubuh. (skor 1)
4. Perbedaan antara pernapasan dada dengan pernapasan perut : a. Pernapasan dada : pernapasan dengan menggunakan tulang-tulang rusuk dan tulang dada. (skor 1) b. Pernapasan perut : pernapasan dengan menggunakan otot-otot diafragma (skor 1)
5. Mekanisme yang terjadi pada pernapasan dada dan pernapasan perut : a. Pernapasan dada -
Fase inspirasi : otot antar tulang rusuk berkontraksi terangkat
tulang
rongga dada membesar
dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar kaya oksigen masuk. (skor 2)
rusuk
dan
dada
tekanan dalam rongga udara
yang
105 -
Fase ekspirasi: Otot antar tulang rusuk berelaksasi seperti semula luar
tulang rusuk dan dada kembali
tekanan dalam rongga membesar daripada tekanan
udara yang kaya karbondioksida keluar melalui hidung
(skor 2)
b. Pernapasan perut -
Fase inspirasi : Otot diafragma berkontraksi membesar
diafragma mendatar
rongga dada
tekanan udara dalam paru-paru mengecil
udara yang
kaya oksigen masuk. (skor 2) -
Fase ekspirasi : Otot diafragma berelaksasi semula membesar
otot
rongga dada mengecil
diafragma tekanan
kembali dalam
seperti
paru-paru
udara yang kaya karbondioksida keluar
(skor 2)
6. Tidak hanya O2 saja yang masuk ke dalam paru-paru, tetapi terdapat juga gasgas yang lain. Akan tetapi, yang mampu berikatan dengan hemoglobin darah hanya oksigen saja, sedangkan gas-gas lainnya dikeluarkan kembali melalui saluran pernapasan. (skor 2) Nama gas
Udara masuk ke paru-paru %
Udara keluar dari paru-paru %
Nitrogen (N2)
78
78
Oksigen (O2)
21
18
0,04
3
Karbon dioksida (CO2)
106 7. 3 contoh penyakit yang terjadi pada sistem pernapasan : 1. Asfiksi : terganggunya pengangkutan oksigen ke sel-sel jaringan tubuh. 2. Influenza : disebabkan oleh virus influenza (pilek, hidung tersumbat, bersin-bersin, tenggorokan gatal) 3. Asma : menyebabakan penyempitan saluran pernapasan yang disebabkan alergi terhadap rambut, bulu atau debu 4. Tubercolusis (TBC) : penyakit paru-paru yang diakibatkan serangan bakteri Mycobacterium tubercolusis. 5. Bronkitis : menyebabkan peradangan pada dinding bronkus yang disebabkan oleh virus 6. Pleuritis : menyebabkan peradangan pada selaput pembungkus paru-paru (pleura) 7. Pneumonia : disebabkan adanya infeksi virus, bakteri atau jamur pada alveolus sehingga terjadi peradangan paru-paru. 8. Salesma : gangguan pada saluran pernapasan karena adanya infeksi virus (hidung tersumbat, ingus mengalir, bersin, tenggorokan gatal) 9. Kanker paru-paru : disebabkan oleh kebiasaan merokok (skor 6)
∑ Skor Total = 49
Nilai =
Skor yang diperoleh ∑ Skor Total
X 100
107 Lampiran 8. Praktikum Bahan Kimia Dalam Asap Rokok
A. Tujuan
Menguji pengaruh bahan kimia dalam rokok bagi kesehatan B. Alat dan Bahan
1. Rokok
1 batang
2. Korek api
1 buah
3. Stoples
1 buah
4. Kain putih atau kapas
1 gumpalan kecil
C. Langkah Kerja
1. Masukkan secarik kain putih atau kapas ke dalam stoples! 2. Nyalakan sebatang rokok kemudian tampunglah asap rokok tersebut ke dalam stoples! 3. Tutuplah stoples tersebut kemudian diamkan selama ± 10 menit! 4. Keluarkan kain atau kapas dari dalam stoples ! amati perubahan yang terjadi pada kain atau kapas ! 5. Diskusikan dengan kelompokmu apa yang terjadi jika, a. Seandainya stoples dan kapas diibaratkan ruang paru-paru atau alveolus, apa yang menempel di dalamnya jika asap rokok masuk? b. Jika kejadian semacam ini berlangsung terus menerus dalam waktu yang lama, apa yang akan terjadi dalam paru-paru perokok? 6. Buatlah suatu pertanyaan, dapat berbentuk kesimpulan atau saran tentang pengaruh merokok terhadap kesehatan paru-paru berkaitan dengan hasil percobaan ini . 7. Sampaikan hasil diskusimu di depan kelas untuk didiskusikan bersama kelompok lain!
108 Lampiran 9. Lembar Kerja Peserta Didik Rokok
Kelompok : Nama anggota : 1. 2. 3. 4. 5. 6. “Merokok mengganggu kesehatan” merupakan suatu istilah yang tepat,namun tidak populer dan tidak menarik bagi si perokok. Banyak orang sakit akibat merokok, tetapi orang tidak juga berhenti merokok. Banyak penyakit telah terbukti merupakan akibat buruk merokok,baik secara langsung maupun tidak langsung. Kebiasaan merokok bukan saja merugikan si perokok, tetapi juga bagi orang di sekitarnya. Oleh sebab itu jangan coba-coba untuk merokok!!!!!!!!!!!!!
Tujuan :
1.
Siswa dapat menyebutkan kandungan zat-zat kimia yang terdapat dalam rokok
2.
Siswa dapat menyebutkan penyakit yang ditimbulkan akibat merokok kaitannya dengan sistem pernapasan.
3.
Siswa dapat mendeskripsikan peran serta keluarga, masyarakat, sekolah dan pemerintah dalam pencegahan penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika.
4.
Siswa dapat mendeskripsikan cara menghindari diri/ pencegahan dari pengaruh zat adiktif dan psikotropika.
109
Kenali aku Dan sebutkan bahan kimia yang terdapat dalam diriku Amatilah gambar dibawah ini dan sebutkan bahan kimia dari gambar di bawah ini dengan mencocokanya pada buku literatur
A sebutkan 2 bahan kimia yang terkandung di dalamnya!
B sebutkan 6 bahan kimia yang terkandung dalamnya!
di
C sebutkan 2 bahan kimia yang terkandung di dalamnya !
ROKOK
Keterangan gambar
110 No
A
B
C
Bahan kimia yang terdapat pada bagian
1 2 1 2 3 4 5 6 1 2
Mari Berpikir......... Pertanyaan
1. Mengapa rokok dapat digolongkan ke dalam zat adiktif ? 2. Apa yang disebut dengan perokok pasif ? 3. Sebutkan 2 efek yang ditimbulkan dari bahan kimia dibawah ini! a. Nikotin b. Tar c. Karbon monoksida 4. Sebutkan 3 penyakit yang ditimbulkan akibat merokok kaitannya dengan sistem pernapasan ! 5. Apa yang terjadi bila seseorang dalam usia remaja telah kecanduan merokok? Apa yang terjadi bila lebih banyak anggota keluarga yang merokok? 6. Siapakah yang sangat berperan dalam upaya pencegahan penyalahgunaan zat adiktif (rokok) dan psikotropika? Jelaskan pendapatmu! 7. Jelaskan upaya untuk mencegah penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika !
111 Jawaban 1. .......................................................................................................................... .......................................................................................................................... 2. .......................................................................................................................... .......................................................................................................................... .......................................................................................................................... 3. .......................................................................................................................... .......................................................................................................................... .......................................................................................................................... .......................................................................................................................... 4. .......................................................................................................................... .......................................................................................................................... .......................................................................................................................... .......................................................................................................................... 5. .......................................................................................................................... .......................................................................................................................... .......................................................................................................................... .......................................................................................................................... 6. .......................................................................................................................... .......................................................................................................................... .......................................................................................................................... .......................................................................................................................... 7. .......................................................................................................................... .......................................................................................................................... ........................................................................................................................
112 Lampiran 10. Kunci Jawaban LKPD Rokok
KUNCI JAWABAN LKPD “ROKOK” Keterangan Gambar No
A
Bahan kimia
1
Hidrogen sianida (skor 1)
2
Toluidine (skor 1)
3
Amonia (skor 1)
4
Aseton (skor 1) skor maksimal = 2
B
1
Uretan (skor 1)
2
Toluena (skor 1)
3
Fenol (skor 1)
4
Butana (skor 1)
5
Polonium (skor 1)
6
Metanol (skor 1)
7
Arsenik (skor 1)
8
Naftalena (skor 1) skor maksimal = 6
C
1
Karbon monoksida (skor 1)
2
Vinil Klorida (skor 1) skor maksimal = 2 Jumlah skor maksimal = 10
1.
Rokok dapat digolongkan ke dalam zat adiktif karena di dalam rokok mengandung sejumlah zat yang dapatmenyebabkanketergantungan/ketagihan, selain itu di dalam rokok juga banyakmengandung racun yang dapat menimbulkan berbagai macam penyakit (skor 2)
113 2.
Yang dimaksud dengan perokok pasif adalah orang yang tidak merokok tetapi ikut menghisap asap rokok. (skor 2)
3.
3 bahan kimia berbahaya dan efek yang ditimbulkan : Bahan kimia Nikotin
Efek Menyebabkan ketagihan (skor 1) Merusak jaringan otak (skor 1) Menyebabkan darah mudah menggumpal (skor 1) Mengeraskan pembuluh darah arteri (skor 1) Skor maksimal = 2
Tar
Membunuh sel-sel pada saluran pernapasan dan
paru-paru (skor 1) Meningkatkan produksi lendir dan cairan paru-
paru (skor 1) Menyebabkan kanker paru-paru (skor 1) Skor maksimal = 2
Karbon monoksida
Meracuni darah karena mengikat hemoglobin
darah 200 lebih kuat dibanding oksigen (skor 1) Menyebabkan kematian. (skor 1) Skor maksimal = 2 Jumlah skor maksimal = 6
4.
3 penyakit akibat merokok kaitannya dengan sistem pernapasan antara lain bronkhitis, kanker paru-paru akibat tar dalam rokok, berdahak, susah bernapas, radang saluran pernapasan. (skor 3)
114 5.
- Yang terjadi bila seseorang dalam usia remaja telah kecanduan merokok yaitu akan memberikan dampak negatif bagi perokok (dampak sosial, dampak fisik maupun dampak psikis) (skor 2) - Yang terjadi bila anggota keluarga lebih banyak merokok yaitu dapat menyebabkan anggota keluarga lain ikut merokok yang akan memberikan dampak negatif yaitu timbulnya penyakit yang akan diderita oleh perokok itu sendiri. Untuk anggota keluarga yang tidak merokok (perokok pasif) juga akan terkena dampak asap rokok dari orang yang merokok yang nantinya juga bisa menyebabkan penyakit (skor 2)
6.
Pencegahan penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika memerlukan peran bersama antara anggota keluarga, masyarakat, sekolah dan pemerintah : a. Peran anggota keluarga Setiap anggota keluarga harus saling menjaga agar jangan sampai ada anggota keluarga yang terlibat dalam penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika. Orang tua memiliki tanggung jawab membimbing anaknya agar menjadi manusia yang bertakwa kepada Tuhan, dengan ketakwaan inilah yang akan membentengi anak dari penyalahgunaan tersebut dan pengaruh buruk yang mungkin datang dari lingkungan luar rumah(skor2) b. Peran anggota masyarakat Sebagai anggota masyarakat perlu mendorong peningkatan pengetahuan setiap anggota masyarakat tentang bahaya obat terlarang, dan selain itu perlu memberi informasi kepada pihak yang berwajib jika ada pemakai dan pengedar obat terlarang di lingkungan tempat tinggal. (skor 2)
c. Peran sekolah Perlu memberikan wawasan yang cukup kepada siswa tentang bahaya penyalahgunaan obat terlarang bagi diri pribadi,keluarga, dan orang lain. Selain itu sekolah perlu mendorong siswa untuk melaporkan pada pihak sekolah jika ada pemakai atau pengedar di lingkungan sekolah dan sekolah perlu memberikan sanksi yang mendidik untuk setiap siswa yang terbukti menjadi pemakai atau pengedar. (skor 2)
115 d. Peran pemerintah Dengan mengeluarkan aturan hukum yang jelas dan tegas, selain itu setiap penyalahguna, pengedar, pemasok, pengimpor, pembuat dan penyimpan perlu diberikan sanksi atau hukuman yang membuat efek jera bagi si pelaku dan mencegah yang lain dari kesalahan yang sama. (skor 2) Skor maksimal = 8
7.
Upaya untuk mencegah penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika antara lain dengan : 1. Pencegahan primer : upaya pencegahan agar orang sehat tidak terlibat penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika (dilakukan dalam bentuk pendidikan, penyebaran informasi, pendekatan melalui keluarga) (skor 2) 2. Pencegahan sekunder : upaya pencegahan pada saat penggunaan sudah terjadi dan diperlukan upaya penyembuhan (terapi). Tahapan ini meliputi : a. Tahapan penerimaan awal : dilakukan antara 1 sampai 3 hari dengan melakukan pemeriksaan fisik dan mental b. Tahapan detoksifikasi dan terapi komplikasi medik : dilakukan 1-3 minggu untuk melakukan pengurangan ketergantungan bahan-bahan adiktif secara bertahap. (skor 2) 3. Pencegahan tersier : upaya untuk merehabilitasi mereka yang sudah memakai dan dalam proses penyembuhan. Tahap ini meliputi : a. Tahapan stabilisasi : dilakukan 3-12 bulan untuk mempersiapkan pengguna kembali ke masyarakat b. Tahapan sosialisasi dalam masyarakat : dilakukan agar mantan penyalahgunaan mampu mengembangkan kehidupan yang bermakna di masyarakat
(konseling,
membuat
kelompok
dukungan,
mengembangkan kegiatan alternatif). (skor 2) Skor maksimal = 6
∑ Skor Total = 41
Nilai =
Skor yang diperoleh ∑ Skor Total
X 100
dan
116 Lampiran 11. Soal Tes Evaluasi TES EVALUASI
Mata Pelajaran
: IPA
Kelas/Semester
: VIII/I (gasal)
Tema
: Rokok dan Kesehatan
Waktu
: 30 menit
Petunjuk : 1. Berdoalah sebelum anda mengerjakan soal-soal berikut dan kerjakanlah dengan jujur. 2. Bacalah soal dengan cermat dan teliti. 3. Sebelum mengerjakan soal, tulislah terlebih dahulu pada lembar jawaban, nama, nomor absen dan kelas pada tempat yang disediakan 4. Pilih salah satu jawaban yang paling benar dengan cara memberi tanda silang (X) pada pilihan A, B, C, atau D pada lembar jawaban yang disediakan. Contoh : Jika jawaban yang dianggap betul A A
B
C
D
5. Tanyakan pada pengawas apabila terdapat hal-hal yang belum jelas. 1. Setiap makhluk hidup melakukan pernapasan. Pernapasan adalah ... A. Pengeluaran oksigen dan karbon dioksida B. Pengambilan oksigen dan karbon dioksida C. Pengeluaran karbon dioksida dan pengambilan oksigen D. Pengeluaran oksigen dan pengambilan karbondioksida 2. Menghirup udara melalui hidung lebih baik jika dibandingkan melalui mulut karena alasan alasan berikut ini, kecuali ... A. Volumenya disesuaikan B. Udara tersaring oleh bulu-bulu hidung C. Disesuaikan dengan suhu tubuh D. Diatur kelembabannya
117 3. Perhatikan gambar saluran pernapasan di samping! Bronkus dan bronkiolus ditujukkan nomor ... A. 1 dan 2 B. 3 dan 4 C. 4 dan 6 D. 5 dan 6
4. Perbedaan antara inspirasi dan ekspirasi adalah ... A. Inspirasi : proses pemasukan karbon dioksida ekspirasi : proses pengeluran oksigen B. Inspirasi : proses pemasukan oksigen Ekspirasi : proses pemasukan karbon dioksida C. Inspirasi : proses pemasukan oksigen Ekspirasi : proses pengeluaran oksigen D. Inspirasi : proses pemasukan oksigen ke dalam paru-paru Ekspirasi : proses pengeluaran karbon dioksida dari dalam paru-paru 5. Pada pernapasan perut, ekspirasi terjadi bila ... A. Diafragma relaksasi,menyebabkan rongga perut membesar B. Otot-otot antar tulang rusuk mengendur, menyebabkan membesarnya rongga dada C. Otot-otot diafragma mengendur, menyebabkan mengecilnya rongga dada D. Otot-otot diafragma mengendur, menyebabkan membesarnya rongga dada 6.
Pernyataan dibawah ini yang tepat adalah ... A. Pernapasan dada
: rusuk-rusuk turun
Pernapasan perut
:diafragma rata
Keterangan
:udara masuk
118 B. Pernapasan dada
: rusuk-rusuk terangkat
Pernapasan perut
: diafragma rata
Keterangan
:udara masuk
C. Pernapasan dada
: rusuk-rusuk terangkat
Pernapasan perut
:diafragma cembung
Keterangan
: udara keluar
D. Pernapasan dada
: rusuk-rusuk turun
Pernapasan perut
:diafragma rata
Keterangan
:udara keluar
7. Otot antartulang rusuk digunakan untuk ... A. Inspirasi
C. Pernapasan rusuk
B. Pernapasan perut
D. Pernapasan dada
8. Pernapasan perut menggunakan otot ... A. Otot diafragma B. Otot lurik C. Otot jantung D. Otot antartulang rusuk 9.
Pada proses pernapasan, bila otot diafragma berkontraksi (diafragma mendatar), volume rongga dada ... A. Membesar, tekanan udara dalam paru-paru membesar, udara keluar B. Membesar, tekanan udara dalam paru-paru mengecil, udara masuk C. Mengecil, tekanan udara dalam paru-paru membesar, udara masuk D. Mengecil, tekanan udara dalam paru-paru mengecil, udara keluar
10. Pada pernapasan dada, ekspirasi terjadi jika otot-otot ... A. Antar tulang rusuk mengendur, menyebabkan mengecilnya rongga dada B. Antartulang rusuk berkerut, menyebabkan melebarnya rongga dada C. Antartulang rusuk mengendur, menyebabkan membesarnya rongga dada D. Diafragma berkerut, menyebabkan membesarnya rongga dada 11. TBC merupakan salah satu penyakit paru-paru yang disebabkan oleh... A. Virus
C. Fungi
B. Jamur
D. Bakteri
119 12. Peradangan pada cabang batang tenggorokan disebut ... A. Pleuritis
C. Bronkitis
B. Sinusitis
D. Parotitis
13. Gangguan pada saluran pernapasan atas sehingga menyebabkan hidung beringus, bersin-bersin, tenggorokan meradang, demam, sakit kepala, dan otot-otot menjadi pegal disebut penyakit ... A. Asma
C. Flu
B. Efisema
D. Salesma
14. Penyakit berikut terjadi di daerah hidung, kecuali ... A. Tuberkulosis
C. Salesma
B. Mimisan
D. Polip
15. Penyakit pernapasan yang disebakan oleh bakteri dan virus adalah ... A. Asma dan bronkitis
C.Influenzadan asma
B. TBC dan bronkitis
D.Influenzadan TBC
16. Orang yang sering mengisap asap rokok tetapi tidak ikut merokok disebut sebagai perokok ... A. Pasif
C. Aktif
B. Sensitif
D. Berat
17. Rokok dan minuman keras termasuk ke dalam ... A. Psikotropika B. Zat adiktif C. Sedativa-hipnotika D. zat adiktif dan psikotropika 18. Rokok adalah salah satu penyebab kanker paru-paru. Hal ini disebabkan karena ... A. Merokok adalah kebiasaan yang kurang baik bagi kesehatan B. Rokok megeluarkan asap yang menyesakkan napas C. Rokok mengandung zat-zat yang merangsang tumbuhnya sel kanker D. Kebiasaan merokok susah untuk dihentikan karena menimbulkan kecanduan
120 19. Kamu sedang berada dalam kendaraan umum kemudian ada orang yang merokok. Tindakan paling bijaksana yang akan kamu ambil adalah ... A. Meminta kondektur agar mengingatkan si perokok agar berhenti merokok B. Membiarkan dia tetap merokok karena tidak ada larangan merokok C. Memberhentikan dia merokok karena membahayakan penumpang lain D. Ikut merokok supaya sama-sama meracuni 20. Nikotin yang masuk ke dalam paru-paru bersama asap rokok dapat meningkatkan resiko terkena penyakit berikut, kecuali ... A. Kanker paru-paru
C. Kemandulan
B. Euphoria
D. Emphysema
21. Gas dalam asap rokok yang dapat berikatan dengan hemoglobin adalah ... A. Karbon monoksida
C. Oksigen
B. Karbon dioksida
D. nikotin
22. Upaya pencegahan agar orang sehat tidak terlibat dalam penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika disebut ... A. Pencegahan sekunder
C.Pencegahan tersier
B. Pencegahan primer
D.Pencegahan kuratif
23. Berikut ini merupakan dampak sosial penyalahgunaan pemakaian zat adiktif dan psikotropika ... A. Timbulnya halusinasi B. Menyebabkan penyempitan pembuluh darah C. Meningkatnya tindak kejahatan D. Menimbulkan kanker saluran pernapasan 24. Wanita hamil pecandu rokok bisa mengalami gangguan pada organ reproduksinya yaitu ... A. Penyempitan pembuluh darah B. Susah bernapas C. Mual D. Mengalami keguguran
121 25. Dari pernyataan berikut yang merupakan salah satu bentuk bentuk pengaruh langsung akibat kebiasaan suka merokok adalah ... A. Bronkitis B. Tekanan darah tinggi C. Peningkatan denyut jantung D. Radang saluran pernapasan 26. Racun utama yang terdapat dalam rokok antara lain ... A. Tar, nikotin dan karbon dioksida B. Nikotin, tar dan karbon monoksida C. Nikotin, tar dan hidrogen D. Nikotin, tar dan oksigen 27. Zat berbahaya dalam rokok yang bisa berfungsi sebagai stimulan sehingga mempercepat kegiatan dalam otak adalah ... A. Aseton
C.Karbon monoksida
B. Tar tembakau
D. nikotin
28. Pernyataan : 1. Kanker paru-paru 2. Bronkitis 3. Mudah timbulnya TBC 4. Gigi akan menjadi coklat 5. Amnesia 6. Pembengkakan jantung Di antara pernyataan di atas, mana yang merupakan penyakit/kelainan yang timbul akibat dari orang-orang yang selalu merokok ... A. 1,2,3,4
C. 1,2,5,6
B. 1,2,3,5
D. 1,3,5,6
29. Zat berbahaya dalam rokok yang paling efektif menyebabkan timbulnya kanker paru-paru adalah ... A. Nikotin
C. Tar tembakau
B. Karbon dioksida
D.karbon monoksida
122 30. Gas yang dihasilkan dari proses pembakaran tidak sempurna pada peristiwa merokok adalah ... A. Karbon dioksida
C. Butana
B. Karbon monoksida
D. Aseton
SELAMAT MENGERJAKAN !!!
123 Lampiran 12. Kunci Jawaban Soal Tes Evaluasi KUNCI JAWABAN SOAL TES EVALUASI
1. C
11. D
21. A
2. A
12. C
22. B
3. C
13. C
23. C
4. D
14. A
24. D
5. C
15. D
25. C
6. B
16. A
26. B
7. D
17. B
27. D
8. A
18. C
28. A
9. B
19. A
29. C
10. A
20. B
30. B
124 Lampiran 13. Rubrik Penskoran Puisi Rubrik Penskoran Puisi No. 1.
2.
3.
4
Aspek yang dinilai Skor Keterkaitan antara judul dengan isi tulisan 25 • Judul terkait dengan isi dari karya yang ditulis 20 • Judul kurang terkait dengan isi dari karya yang ditulis 15 • Judul sedikit terkait dengan isi dari karya yang ditulis 10 • Judul tidak terkait dengan isi dari karya yang ditulis Keterpaduan/koherensi antar unsur (kata, baris, bait) dalam puisi 25 • Keterpaduan/koherensi antar unsur (kata, baris, bait) dalam puisi saling terkait 20 • Keterpaduan /koherensi antar unsur (kata, baris, bait) dalam puisi kurang terkait 15 • Keterpaduan/koherensi antar unsur (kata, baris, bait) dalam puisi sedikit terkait 10 • Keterpaduan/koherensi antar unsur (kata, baris, bait) dalam puisi tidak terkait Pesan yang tersembunyi dalam isi puisi 25 • Pesan yang tersembunyi dalam puisi baik 20 • Pesan yang tersembunyi dalam puisi cukup baik 15 • Pesan yang tersembunyi dalam puisi kurang baik 10 • Pesan yang tersembunyi dalam puisi tidak baik Kerapian tulisan 25 • Kerapian tulisan baik 20 • Kerapian tulisan cukup baik 15 • Kerapian tulisan kurang baik 10 • Kerapian tulisan tidak baik
125 Lampiran 14. Rubrik Penskoran Artikel Rubrik Penskoran Artikel No. 1.
2.
3.
4.
Aspek yang dinilai Skor Keterkaitan antara judul dengan isi tulisan 25 • Judul terkait dengan isi dari karya yang ditulis 20 • Judul kurang terkait dengan isi dari karya yang ditulis 15 • Judul sedikit terkait dengan isi dari karya yang ditulis 10 • Judul tidak terkait dengan isi dari karya yang ditulis Isi tulisan relevan dengan permasalahan yang diangkat 25 • Isi tulisan meliputi pendahuluan, inti dan penutup yang relevan dengan topik permasalahan 20 • Isi tulisan meliputi pendahuluan dan inti yang relevan dengan topik permasalahan 15 • Isi tulisan meliputi pendahuluan, inti dan penutup kurang relevan dengan topik permasalahan 10 • Isi tulisan meliputi pendahuluan, inti dan penutup tidak relevan dengan topik permasalahan Penggunaan bahasa yang baik 25 • Tata bahasa baku, sesuai EYD, penggunaan kata efektif 20 • Tata bahasa baku, sesuai EYD, penggunaan kata kurang efektif 15 • Tata bahasa baku, sesuai kurang EYD, penggunaan kata kurang efektif 10 • Tata bahasa tidak baku, tidak sesuai EYD, penggunaan kata tidak efektif Penyusunan kerangka bepikir sistematis 25 • Kerangka berpikir sistematis, mudah dipahami 20 • Kerangka berpikir kurang sistematis, mudah dipahami 15 • Kerangka berpikir kurang sistematis, sulit dipahami 10 • Kerangka berpikir tidak sistematis, sulit dipahami
126 Lampiran 15. Rubrik Penskoran Poster Rubrik Penskoran Poster No. 1.
2.
3.
4.
Aspek yang dinilai Memuat akibat merokok dan cara pencegahannya • Memuat secara lengkap akibat merokok dan cara pencegahannya • Hanya memuat akibat merokok • Hanya memuat cara pencegahan merokok • Tidak memuat akibat merokok dan cara pencegahannya Komposisi tulisan dengan gambar relevan dan proporsional • Komposisi tulisan dengan gambar relevan dan proporsional • Komposisi tulisan dengan gambar relevan, tapi kurang proporsional • Komposisi tulisan dengan gambar kurang relevan tapi proporsional • Komposisi tulisan dengan gambar tidak relevan dan tidak proporsional Gambar menarik dan jelas • Gambar sesuai dengan tema dan jelas • Gambar kurang sesuai dengan tema tapi jelas • Gambar kurang sesuai tema dan kurang jelas • Gambar tidak sesuai tema dan tidak jelas Perpaduan warna dan lay-out menarik • Pilihan warna menarik dan lay-out sesuai (kontras) • Pilihan warna menarik dan lay-out kurang kontras • Pilihan warna kurang menarik dan lay-out sesuai (kontras) • Pilihan warna tidak menarik dan lay-out tidak kontras
Skor
25 20 15 10 25 20 15 10
25 20 15 10 25 20 15 10
127 Lampiran16. Contoh Artikel Kelainan Penyakit Pada Sistem Pernapasan
128
129
130
131 Lampiran 17. Contoh Puisi
132
133
134 Lampiran 18. Contoh Poster
135
136 Lampiran 19. Contoh Hasil Belajar
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149 Lampiran 20. Data Antar Kelompok
150 Lampiran 21. Uji Homogenitas Data Antar Kelompok
151 Lampiran 22. Uji Normalitas Data Kelompok
152
153
154
155
156
157
158
159 Lampiran 23. Analisis Validitas, Daya Pembeda, Tingkat Kesukaran dan Reliabilitas Soal Uji Coba No
No Soal
Kode UC-29 UC-8
3 4 5
UC-16 UC-18 UC-7
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
0 0 0
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 0 1
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
UC-23 UC-14 UC-9 UC-24 UC-6 UC-19 UC-15 UC-5 UC-10 UC-1 UC-4
1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1
1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1
0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1
1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0
0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0
17 18 19
UC-25 UC-26 UC-2
0 0 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
0 1 1
1 0 0
0 0 1
0 0 0
1 0 1
0 0 0
1 0 0
20 21 22
UC-12 UC-28 UC-21
1 1 1
1 0 1
0 0 1
1 1 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
1 1 0
0 0 0
0 0 1
23 24 25 26 27 28
UC-13 UC-20 UC-11 UC-22 UC-3 UC-27
1 0 0 0 0 0
0 1 0 0 0 1
0 1 0 0 1 1
1 0 0 1 1 1
1 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 0 0
0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0
29
UC-17
0
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
ΣX 2 ΣX
19 19
20 20
16 16
26 26
15 15
12 12
3 3
8 8
24 24
6 6
9 9
ΣXY
447
430
331
530
370
324
71
247
520
191
238
rxy
0,614
0,319
0,135
0,256
0,595
0,707
0,157
0,792
0,511
0,711
0,522
rTabel
0,367
0,367 Tidak Valid
0,367 Tidak Valid
0,367 Tidak Valid
0,367
0,367
0,367
0,367
0,367
Valid
0,367 Tidak Valid
0,367
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Validitas
1 2
1 1 1
Tingkat Kesukaran
Daya Pembeda Soal
Kriteria
Valid
2 1 1
3 1 1
4 1 1
5 1 1
6 1 1
7 0 1
8 1 1
9 1 1
10 1 1
11 1 1
BA
13
11
7
14
10
10
2
8
14
6
6
BB
6
9
8
11
4
1
1
0
9
0
2
JA
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
JB
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
P
0,50
0,14
-0,07
0,21
0,43
0,64
0,07
0,57
0,36
0,43
0,29
Kriteria
Baik
Jelek
Jelek
Cukup
Baik
Baik
Jelek
Baik
Cukup
Baik
Cukup
B
19
20
15
25
14
11
3
8
23
6
8
JS
29
29
29
29
29
29
29
29
29
29
29
D
0,66
0,69
0,52
0,86
0,48
0,38
0,10
0,28
0,79
0,21
0,28
Kriteria
Sedang
Sedang
Sedang
Mudah
Sedang
Sedang
Sukar
Sukar
Mudah
Sukar
Sukar
Dipakai
Dibuang
Dibuang
Dibuang
Dipakai
Dipakai
Dibuang
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Kriteria
160 No
12
13
14
15
16
No Soal 17
Kode
18
19
20
21
22
1 2 3 4 5 6
UC-29 UC-8 UC-16 UC-18 UC-7 UC-23
1 1 1 1 1 0
1 1 1 0 1 0
1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1
0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 0
1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 0 0
1 1 0 1 1 1
1 0 1 1 1 1
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
UC-14 UC-9 UC-24 UC-6 UC-19 UC-15 UC-5 UC-10 UC-1 UC-4 UC-25 UC-26
1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0
1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0
1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1
1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1
19 20 21 22 23 24 25 26 27
UC-2 UC-12 UC-28 UC-21 UC-13 UC-20 UC-11 UC-22 UC-3
0 0 0 0 0 1 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 0 1 1 1 0 1 1
0 1 1 0 0 0 0 0 0
0 1 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 0
0 0 1 0 1 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 1 1 0 1 1 0 1 0
28 29
UC-27 UC-17
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
ΣX
11
4
24
12
13
3
7
26
9
11
18
ΣX
11
4
24
12
13
3
7
26
9
11
18
ΣXY
296
140
511
310
346
64
217
552
239
289
399
rxy
0,649
0,701
0,417
0,595
0,719
0,066
0,732
0,540
0,530
0,593
0,371
rTabel
0,367
0,367
0,367
0,367
0,367
0,367
0,367
0,367
0,367
0,367
0,367
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
BA
9
4
13
9
11
3
7
14
6
9
11
BB
2
0
10
2
1
0
0
11
3
2
7
JA
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
JB
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
0,71 Baik sekali
Validitas
2
Daya Pembeda Soal
Kriteria
P
0,50
0,29
0,21
0,50
Baik
Cukup
Cukup
Baik
B
11
4
23
11
JS
29
29
29
29
Tingkat Kesukaran
Kriteria
0,21
0,50
0,21
0,21
0,50
0,29
Cukup
Baik
Cukup
Cukup
Baik
Cukup
12
3
7
25
9
11
18
29
29
29
29
29
29
29
D
0,38
0,14
0,79
0,38
0,41
0,10
0,24
0,86
0,31
0,38
0,62
Kriteria
Sedang
Sukar
Mudah
Sedang
Sedang
Sukar
Sukar
Mudah
Sedang
Sedang
Sedang
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dibuang
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Kriteria
161 No Soal
No
Kode
1 2
UC-29 UC-8
23 1 1
24 1 1
25 1 1
26 0 0
27 1 1
28 1 1
29 1 1
30 1 1
31 1 1
32 1 1
33 0 0
3 4 5
UC-16 UC-18 UC-7
1 1 1
1 1 1
1 1 1
0 0 0
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 0
1 1 0
1 1 1
0 0 0
6 7 8 9 10 11 12 13
UC-23 UC-14 UC-9 UC-24 UC-6 UC-19 UC-15 UC-5
1 1 1 1 0 1 1 1
1 1 0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1 0 1
0 0 1 1 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1
1 0 1 1 0 1 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1
1 0 1 0 1 0 1 1
0 0 0 0 0 0 0 0
14 15 16 17 18
UC-10 UC-1 UC-4 UC-25 UC-26
0 1 1 0 1
1 0 0 0 0
1 1 1 1 1
0 0 0 0 0
0 0 1 0 0
1 1 0 1 1
1 1 1 1 1
0 0 0 0 0
1 1 0 1 0
0 0 0 0 0
0 0 0 0 0
19 20
UC-2 UC-12
0 0
0 0
1 1
0 0
1 1
0 0
1 1
0 0
1 1
0 0
0 0
21 22 23 24 25 26 27
UC-28 UC-21 UC-13 UC-20 UC-11 UC-22 UC-3
0 1 0 0 1 0 0
1 0 0 1 0 0 1
1 1 0 0 1 0 1
0 0 0 0 0 0 1
0 1 0 0 1 1 0
0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1 0
0 0 0 0 0 0 0
1 1 0 1 0 0 0
0 0 0 0 1 0 0
0 0 1 0 0 0 0
28 29
UC-27 UC-17
0 0
0 0
0 0
0 1
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
ΣX
17
11
24
4
18
11
26
8
20
11
1
ΣX
17
11
24
4
18
11
26
8
20
11
1
ΣXY
413
281
524
421
291
552
237
449
297
14
rxy
0,634
0,528
0,552
67 0,131
0,549
0,609
0,540
0,704
0,481
0,657
-0,121
rTabel
0,367
0,367
0,367
0,367
0,367
0,367
0,367
0,367
0,367
0,367
0,367
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
BA
12
8
14
2
12
8
14
8
13
10
0
BB
4
3
9
2
6
2
11
0
6
1
1
JA
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
JB
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
0,36 Cuku p
Validitas
2
Daya Pembeda Soal
Kriteria
P
Tingkat Kesukaran
Kriteria B
0,57
0,36
Baik
Cukup
16
11
23
0,00
0,43
0,43
0,21
0,57
0,50
0,64
-0,07
Jelek
Baik
Baik
Cukup
Baik
Baik
Baik
Jelek
4
18
10
25
8
19
11
1
JS
29
29
29
29
29
29
29
29
29
29
29
D
0,55 Seda ng Dipak ai
0,38
0,79 Muda h Dipa kai
0,14 Suka r Dibu ang
0,62
0,34
0,86
0,28
0,66
0,38
0,03
Sedang
Sedang
Mudah
Sukar
Sedang
Sedang
Sukar
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dibuang
Kriteria Kriteria
Sedang Dipakai
162 No Soal
Kode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
UC-29 UC-8 UC-16 UC-18 UC-7 UC-23 UC-14 UC-9 UC-24 UC-6 UC-19 UC-15 UC-5 UC-10 UC-1 UC-4 UC-25 UC-26 UC-2 UC-12 UC-28 UC-21 UC-13 UC-20 UC-11 UC-22 UC-3 UC-27
34 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0
29
UC-17
0
Tingkat Kesukaran
Daya Pembeda Soal
Validitas
No
35
36
Y
Y2
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0
37 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0
38 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0
39 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0
40 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1
36 36 35 33 33 29 26 26 22 20 20 19 18 18 18 18 17 17 17 16 16 15 14 12 12 9 7 5
1296 1296 1225 1089 1089 841 676 676 484 400 400 361 324 324 324 324 289 289 289 256 256 225 196 144 144 81 49 25
0
0
0
0
0
1
5
25
569
13397
X
11
22
20
11
22
18
18
X2
11
22
20
11
22
18
18
XY
277
481
471
283
489
428
382
rxy
0,495
0,453
0,668
0,544
0,527
0,606
0,055
rTabel
0,367
0,367
0,367
0,367
0,367
0,367
0,367
Kriteria
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
BA
7
12
14
8
12
12
8
BB
4
9
5
3
9
6
10
JA
14
14
14
14
14
14
14
JB
14
14
14
14
14
14
14
P
0,21
0,21
0,64
0,36
0,21
0,43
-0,14
Kriteria
Cukup
Cukup
Baik
Cukup
Cukup
Baik
Jelek
B
11
21
19
11
21
18
18
JS
29
29
29
29
29
29
29
k
=
40
D
0,38
0,72
0,66
0,38
0,72
0,62
0,62
M
=
19,621
Kriteria Kriteria
Sedang
Mudah
Sedang
Sedang
Mudah
Sedang
Sedang
Vt
=
76,994
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dibuang
r11
=
0,892
163 Lampiran 24. Perhitungan Validitas Butir Soal
164 Lampiran 25. Perhitungan Reliabilitas Soal
165 Lampiran 26. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal
166 Lampiran 27. Perhitungan Daya Pembeda Soal
167 Lampiran 28. Rekapitulasi Hasil Belajar Ranah Kognitif Kelas VIII A, VIII B dan VIII C NO
KODE
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
EA-1 EA-2 EA-3 EA-4 EA-5 EA-6 EA-7 EA-8 EA-9 EA-10 EA-11 EA-12 EA-13 EA-14 EA-15 EA-16 EA-17 EA-18 EA-19 EA-20 EA-21 EA-22 EA-23 EA-24 EA-25 EA-26 EA-27 EA-28 EA-29 EA-30 EA-31 EA-32 EA-33 EA-34 EA-35 EA-36
REKAPITULASI HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF KELAS VIII A SKOR SKOR NILAI NT NT NT X NA LKPD 1 LKPD 2 LKPD I II III NT NE 38 30 75,56 80 85 75 80,00 80 78,89 37 29 73,33 75 95 75 81,67 93 85,25 49 29 86,67 85 95 80 86,67 83 84,83 42 31 81,11 80 95 80 85,00 87 85,03 41 31 80,00 75 85 75 78,33 87 83,08 49 29 86,67 70 85 80 78,33 83 82,75 49 29 86,67 85 85 80 83,33 90 87,50 49 34 92,22 70 80 80 76,67 70 77,22 36 30 73,33 70 80 80 76,67 77 76,00 36 30 73,33 80 90 80 83,33 77 77,67 49 29 86,67 80 95 80 85,00 77 81,42 37 29 73,33 80 90 75 81,67 73 75,25 41 31 80,00 80 90 75 81,67 70 75,42 38 30 75,56 80 90 75 81,67 80 79,31 49 31 88,89 90 95 75 86,67 87 87,39 41 31 80,00 80 80 75 78,33 83 81,08 49 31 88,89 85 95 75 85,00 83 84,97 49 34 92,22 70 80 80 76,67 57 70,72 41 31 80,00 80 95 75 83,33 73 77,33 49 31 88,89 80 95 75 83,33 73 79,56 42 31 81,11 80 85 80 81,67 77 79,19 36 30 73,33 70 80 80 76,67 80 77,50 36 31 74,44 70 80 75 75,00 73 73,86 49 31 88,89 80 90 75 81,67 77 81,14 49 34 92,22 90 95 80 88,33 90 90,14 37 29 73,33 75 90 75 80,00 73 74,83 37 29 73,33 70 80 75 75,00 77 75,58 42 31 81,11 80 80 80 80,00 80 80,28 38 30 75,56 80 95 75 83,33 97 88,22 36 31 74,44 70 80 75 75,00 73 73,86 49 34 92,22 75 85 80 80,00 73 79,56 36 30 73,33 80 95 80 85,00 80 79,58 36 31 74,44 80 90 75 81,67 73 75,53 42 31 81,11 85 90 80 85,00 80 81,53 36 31 74,44 80 95 75 83,33 67 72,94 38 30 75,56 70 80 75 75,00 70 72,64 Rata-rata Ketuntasan Klasikal (%)
Keterangan : NT
: Nilai Tugas
NE
: Nilai Evaluasi
NA
: Nilai Akhir
Contoh perhitungan nilai akhir EA-1 = 38 a. Skor LKPD Skor LKPD = 30
KRITERIA tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas 79,64 100%
168 Skor total (LKPD 1 + LKPD 2) = 68 Skor maksimal LKPD = 90 Nilai LKPD= 100 = 75,56 b. Nilai Tugas (NT) NT I = 80 NT II = 85 NT III = 75 Nilai total (NT I+ NT II+ NT III) = 240 Skor maksimal = 300 X NT = x 100 100 = 80 c. Nilai evaluasi EA-1
= 78,89
= 80
x 100
169 Lanjutan lampiran 28 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
KODE EB-1 EB-2 EB-3 EB-4 EB-5 EB-6 EB-7 EB-8 EB-9 EB-10 EB-11 EB-12 EB-13 EB-14 EB-15 EB-16 EB-17 EB-18 EB-19 EB-20 EB-21 EB-22 EB-23 EB-24 EB-25 EB-26 EB-27 EB-28 EB-29 EB-30 EB-31 EB-32 EB-33 EB-34 EB-35 EB-36
REKAPITULASI HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF KELAS VIII B SKOR SKOR NILAI NT NT NT X LKPD 1 LKPD 2 LKPD I II III NT NE NA KRITERIA 35 34 76,67 75 75 75 75,00 73 74,42 tuntas 35 34 76,67 75 70 75 73,33 70 72,50 tuntas 35 34 76,67 70 75 75 73,33 70 72,50 tuntas 35 34 76,67 70 70 75 71,67 67 70,58 tuntas 38 34 80,00 80 85 75 80,00 77 78,50 tuntas 35 37 80,00 90 90 75 85,00 80 81,25 tuntas 36 34 77,78 70 70 75 71,67 67 70,86 tuntas 36 34 77,78 80 70 75 75,00 73 74,69 tuntas 37 32 76,67 70 70 85 75,00 63 69,42 tidak tuntas 36 34 77,78 70 85 75 76,67 73 75,11 tuntas 35 34 76,67 80 75 80 78,33 73 75,25 tuntas 35 34 76,67 70 85 80 78,33 70 73,75 tuntas 35 34 76,67 75 70 75 73,33 73 74,00 tuntas 35 37 80,00 85 90 75 83,33 73 77,33 tuntas 35 34 76,67 70 85 80 78,33 70 73,75 tuntas 35 34 76,67 85 85 75 81,67 77 78,08 tuntas 35 34 76,67 80 70 80 76,67 77 76,83 tuntas 35 34 76,67 70 70 75 71,67 70 72,08 tuntas 36 34 77,78 75 70 75 73,33 73 74,28 tuntas 35 34 76,67 70 70 75 71,67 70 72,08 tuntas 37 32 76,67 70 85 85 80,00 70 74,17 tuntas 35 34 76,67 70 75 75 73,33 70 72,50 tuntas 35 34 76,67 85 75 75 78,33 70 73,75 tuntas 35 34 76,67 70 70 75 71,67 70 72,08 tuntas 35 34 76,67 70 70 80 73,33 70 72,50 tuntas 37 32 76,67 75 70 85 76,67 70 73,33 tuntas 35 34 76,67 80 90 75 81,67 77 78,08 tuntas 38 34 80,00 70 70 75 71,67 70 72,92 tuntas 35 37 80,00 90 90 75 85,00 77 79,75 tuntas 38 34 80,00 70 70 75 71,67 70 72,92 tuntas 35 34 76,67 70 70 80 73,33 73 74,00 tuntas 35 37 80,00 90 85 75 83,33 80 80,83 tuntas 35 34 76,67 70 70 75 71,67 60 67,08 tidak tuntas 38 34 80,00 75 75 75 75,00 73 75,25 tuntas 37 32 76,67 70 85 85 80,00 60 69,17 tidak tuntas 35 34 76,67 70 75 80 75,00 70 72,92 tuntas Rata-rata 74,13 Ketuntasan klasikal (%) 92%
Keterangan : NT
: Nilai Tugas
NE
: Nilai Evaluasi
NA
: Nilai Akhir
Contoh perhitungan nilai akhir EB-1 = 35 d. Skor LKPD Skor LKPD = 34
170 Skor total (LKPD 1 + LKPD 2) = 69 Skor maksimal LKPD = 90 Nilai LKPD=
x 100 100 = 76,67
e. Nilai Tugas (NT) NT I = 75 NT II = 75 NT III = 75 Nilai total (NT I+ NT II+ NT III) = 225 Skor maksimal = 300 X NT = x 100 100 = 75 f. Nilai evaluasi EB-1
= 74,42
= 73
171 Lanjutan lampiran 28 REKAPITULASI HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF KELAS VIII C
NO
KODE
SKOR LKPD 1
SKOR LKPD 2
NILAI LKPD
NT I
NT II
NT III
X NT
NE
NA
KRITERIA
1
EC-1
49
32
90,00
85
75
75
78,33
73
78,58
tuntas
2
EC-2
49
32
90,00
95
85
75
85,00
90
88,75
tuntas
3
EC-3
39
30
76,67
70
75
75
73,33
70
72,50
tuntas
4
EC-4
49
32
90,00
95
90
75
86,67
70
79,17
tuntas
5
EC-5
39
30
76,67
85
90
75
83,33
70
75,00
tuntas
6
EC-6
49
32
90,00
95
85
75
85,00
80
83,75
tuntas
7
EC-7
39
30
76,67
95
80
75
83,33
77
78,50
tuntas
8
EC-8
39
30
76,67
95
85
75
85,00
83
81,92
tuntas
9
EC-9
39
32
78,89
85
90
75
83,33
73
77,06
tuntas
10
EC-10
39
32
78,89
85
85
75
81,67
83
81,64
tuntas
11
EC-11
39
32
78,89
85
85
75
81,67
77
78,64
tuntas
12
EC-12
49
35
93,33
95
80
75
83,33
80
84,17
tuntas
13
EC-13
39
32
78,89
80
85
75
80,00
60
69,72
tidak tuntas
14
EC-14
49
35
93,33
95
85
75
85,00
80
84,58
tuntas
15
EC-15
49
35
93,33
95
85
75
85,00
80
84,58
tuntas
16
EC-16
49
35
93,33
70
75
75
73,33
77
80,17
tuntas
17
EC-17
42
32
82,22
95
80
75
83,33
73
77,89
tuntas
18
EC-18
42
32
82,22
85
85
75
81,67
73
77,47
tuntas
19
EC-19
42
32
82,22
95
85
75
85,00
73
78,31
tuntas
20
EC-20
37
34
78,89
95
85
80
86,67
80
81,39
tuntas
21
EC-21
37
34
78,89
95
75
80
83,33
83
82,06
tuntas
22
EC-22
42
32
82,22
95
85
75
85,00
80
81,81
tuntas
23
EC-23
41
33
82,22
95
85
75
85,00
73
78,31
tuntas
24
EC-24
37
34
78,89
95
90
80
88,33
93
88,31
tuntas
25
EC-25
37
34
78,89
85
85
80
83,33
73
77,06
tuntas
26
EC-26
41
33
82,22
85
80
75
80,00
77
79,06
tuntas
27
EC-27
41
33
82,22
85
85
75
81,67
77
79,47
tuntas
28
EC-28
41
33
82,22
70
85
75
76,67
77
78,22
tuntas
29
EC-29
37
34
78,89
85
85
75
81,67
73
76,64
tuntas
30
EC-30
37
34
78,89
85
75
75
78,33
70
74,31
tuntas
31
EC-31
37
34
78,89
85
75
75
78,33
77
77,81
tuntas
32
EC-32
37
34
78,89
85
85
75
81,67
90
85,14
tuntas
Rata-rata
79,75
Ketuntasan Klasikal (%)
97%
172 Keterangan : NT
: Nilai Tugas
NE
: Nilai Evaluasi
NA
: Nilai Akhir
Contoh perhitungan nilai akhir EC-1 g. Skor LKPD Skor LKPD Skor total (LKPD 1 + LKPD 2) Skor maksimal LKPD
= 49 = 32 = 81 = 90
Nilai LKPD=
x 100 100 = 90
h. Nilai Tugas (NT) NT I = 85 NT II = 75 NT III = 75 Nilai total (NT I+ NT II+ NT III) = 235 Skor maksimal = 300 X NT = x 100 100 = 78,33 i. Nilai evaluasi EC-1
= 78,58
= 73
173 Lampiran 29. Lembar Observasi Psikomotorik
174
175 Lampiran 30. Rubrik Penilaian Lembar Observasi Psikomotorik RUBRIK PENILAIAN LEMBAR OBSERVASI PSIKOMOTORIK
No A
Kriteria
Skor
a. Mampu menyiapkan alat dan bahan dengan lengkap dan
4
Persiapan alat dan bahan benar b. Mampu menyiapkan alat dan bahan dengan lengkap tetapi
3
kurang benar c. Mampu mempersiapkan alat dan bahan tetapi kurang
2
lengkap dan kurang benar d. Tidak mampu menyiapkan alat dan bahan B
C
1
Ketrampilan menggunakan alat a. Mampu menggunakan alat dengan benar
4
b. Mampu menggunakan alat tetapi kurang benar
3
c. Kurang mampu menggunakan alat dengan benar
2
d. Tidak mampu menggunakan alat
1
Mengamati hasil praktikum a. Mampu mengamati sendiri hasil percobaan dengan benar
4
b. Mampu mengamati hasil percobaan dengan benar dengan bantuan siswa lain
3
c. Kurang mampu mengamati hasil percobaan walaupun dengan bantuan siswa lain
2
d. Tidak mampu mengamati hasil percobaan walaupun dengan bantuan siswa lain
1
176 Lampiran 31. Rekapitulasi Hasil belajar Ranah Psikomotorik Kelas VIII A, VIII B dan VIII C Rekapitulasi Hasil Belajar Ranah Psikomotorik Kelas VIII A Selama Pembelajaran
Kelompok
Kode Siswa
A1 A2 1 A3 A4 B1 B2 2 B3 B4 C1 C2 3 C3 C4 D1 D2 4 D3 D4 E1 E2 5 E3 E4 F1 F2 6 F3 F4 G1 7 G2
Hasil Belajar Ranah Psikomotorik dalam Proses Pembelajaran (Pertemuan II) Aspek yang diamati ∑ % Kriteria A B C 4
4
3
11
91,67
4
4
3
11
91,67
4
4
3
11
91,67
4
4
3
11
91,67
4
4
3
11
91,67
4
4
3
11
91,67
4
4
3
11
91,67
4
4
3
11
91,67
4
4
3
11
91,67
4
4
3
11
91,67
4
4
3
11
91,67
4
4
3
11
91,67
4
4
3
11
91,67
4
4
3
11
91,67
4
4
3
11
91,67
4
4
3
11
91,67
4
4
3
11
91,67
4
4
3
11
91,67
4
4
3
11
91,67
4
4
3
11
91,67
3
3
3
9
75,00
3
3
3
9
75,00
3
3
3
9
75,00
3
3
3
9
75,00
4
4
3
11
91,67
4
4
3
11
91,67
sangat tinggi sangat tinggi sangat tinggi sangat tinggi sangat tinggi sangat tinggi sangat tinggi sangat tinggi sangat tinggi sangat tinggi sangat tinggi sangat tinggi sangat tinggi sangat tinggi sangat tinggi sangat tinggi sangat tinggi sangat tinggi sangat tinggi sangat tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi sangat tinggi sangat tinggi
177 G3
4
4
3
11
91,67
4
4
3
11
91,67
4
4
3
11
91,67
4
4
3
11
91,67
4
4
3
11
91,67
4
4
3
11
91,67
4
4
3
11
91,67
4
4
3
11
91,67
4
4
3
11
91,67
4
4
3
11
91,67
140
140
108
388
Rata-rata (%)
97,22
97,22
75,00
Kriteria
sangat tinggi
sangat tinggi
tinggi
G4 H1 H2 8 H3 H4 I1 I2 9 I3 I4 ∑
sangat tinggi sangat tinggi sangat tinggi sangat tinggi sangat tinggi sangat tinggi sangat tinggi sangat tinggi sangat tinggi sangat tinggi
89,81 sangat tinggi
Secara klasikal ketrampilan psikomotorik siswa dihitung sebagai berikut: Keterangan No 1 2 3 4 5
Kategori
Kriteria
∑siswa 81-100 sangat tinggi 32 61-80 tinggi 4 41-60 cukup 0 21-40 kurang 0 0-20 jelek 0 Jumlah 36 Tingkat ketrampilan psikomotorik klasikal tinggi& sangat tinggi (%)
% 88,89 11,11 0 0 0 100,00 100%
178 Lanjutan Lampiran 31 Rekapitulasi Hasil Belajar Ranah Psikomotorik Kelas VIII B Selama Pembelajaran
Kelompok
Kode Siswa A1 A2 A3 A4 B1 B2 B3 B4 C1 C2 C3 C4 D1 D2 D3 D4 E1 E2 E3 E4 F1 F2 F3 F4 G1 G2 G3 G4 H1 H2 H3 H4 I1 I2 I3 I4
1
2
3
4
5
6
7
8
9
∑ Rata-rata (%) Kriteria
Hasil Belajar Ranah Psikomotorik dalam Proses Pembelajaran (Pertemuan 1I) Aspek yang diamati ∑ % Kriteria A B C 4 3 3 10 83,33 sangat tinggi 4 3 3 10 83,33 sangat tinggi 4 3 3 10 83,33 sangat tinggi 4 3 3 10 83,33 sangat tinggi 4 4 3 11 91,67 sangat tinggi 4 4 3 11 91,67 sangat tinggi 4 4 3 11 91,67 sangat tinggi 4 4 3 11 91,67 sangat tinggi 4 3 3 10 83,33 sangat tinggi 4 3 3 10 83,33 sangat tinggi 4 3 3 10 83,33 sangat tinggi 4 3 3 10 83,33 sangat tinggi 4 3 3 10 83,33 sangat tinggi 4 3 3 10 83,33 sangat tinggi 4 3 3 10 83,33 sangat tinggi 4 3 3 10 83,33 sangat tinggi 4 3 3 10 83,33 sangat tinggi 4 3 3 10 83,33 sangat tinggi 4 3 3 10 83,33 sangat tinggi 4 3 3 10 83,33 sangat tinggi 4 3 3 10 83,33 sangat tinggi 4 3 3 10 83,33 sangat tinggi 4 3 3 10 83,33 sangat tinggi 4 3 3 10 83,33 sangat tinggi 4 4 3 11 91,67 sangat tinggi 4 4 3 11 91,67 sangat tinggi 4 4 3 11 91,67 sangat tinggi 4 4 3 11 91,67 sangat tinggi 4 3 3 10 83,33 sangat tinggi 4 3 3 10 83,33 sangat tinggi 4 3 3 10 83,33 sangat tinggi 4 3 3 10 83,33 sangat tinggi 4 3 3 10 83,33 sangat tinggi 4 3 3 10 83,33 sangat tinggi 4 3 3 10 83,33 sangat tinggi 4 3 3 10 83,33 sangat tinggi 368 144 116 108 85,19 100,00 80,56 75,00 sangat sangat tinggi sangat tinggi tinggi tinggi
Secara klasikal hasil belajar ranah psikomotorik dihitung sebagai berikut: Keterangan No Kategori Kriteria ∑siswa % 1 81-100 sangat tinggi 36 100 2 61-80 tinggi 0 0 3 41-60 cukup 0 0 4 21-40 kurang 0 0 5 0-20 jelek 0 0 Jumlah 36 100 Tingkat ketrampilan psikomotorik klasikal 100% tinggi& sangat tinggi (%)
179 Lanjutan lampiran 31 Rekapitulasi Hasil Belajar Ranah Psikomotorik Kelas VIII C Selama Pembelajaran
Kelompok
Kode Siswa A1 A2 A3 A4 B1 B2 B3 B4 C1 C2 C3 C4 D1 D2 D3 D4 E1 E2 E3 E4 F1 F2 F3 F4 G1 G2 G3 G4
1
2
3
4
5
6
7
H1 H2 H3 H4
8
∑ Rata-rata (%) Kriteria
A 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Hasil Belajar Ranah Psikomotorik dalam Proses Pembelajaran (Pertemuan 1I) Aspek yang diamati ∑ % Kriteria B C 4 3 11 91,67 sangat tinggi 4 3 11 91,67 sangat tinggi 4 3 11 91,67 sangat tinggi 4 3 11 91,67 sangat tinggi 4 3 11 91,67 sangat tinggi 4 3 11 91,67 sangat tinggi 4 3 11 91,67 sangat tinggi 4 3 11 91,67 sangat tinggi 4 3 11 91,67 sangat tinggi 4 3 11 91,67 sangat tinggi 4 3 11 91,67 sangat tinggi 4 3 11 91,67 sangat tinggi 3 3 10 83,33 sangat tinggi 3 3 10 83,33 sangat tinggi 3 3 10 83,33 sangat tinggi 3 3 10 83,33 sangat tinggi 4 3 11 91,67 sangat tinggi 4 3 11 91,67 sangat tinggi 4 3 11 91,67 sangat tinggi 4 3 11 91,67 sangat tinggi 4 3 11 91,67 sangat tinggi 4 3 11 91,67 sangat tinggi 4 3 11 91,67 sangat tinggi 4 3 11 91,67 sangat tinggi 4 3 11 91,67 sangat tinggi 4 3 11 91,67 sangat tinggi 4 3 11 91,67 sangat tinggi 4 3 11 91,67 sangat tinggi
4 4 4 4 128 100,00 sangat tinggi
3 3 3 3 120 93,75 sangat tinggi
3 3 3 3 96 75,00
10 10 10 10 344
tinggi
83,33 83,33 83,33 83,33
sangat tinggi sangat tinggi sangat tinggi sangat tinggi
89,58 sangat tinggi
Secara klasikal hasil belajar ranah psikomotorik dihitung sebagai berikut: No 1 2 3 4 5
Keterangan ∑siswa % 81-100 sangat tinggi 32 100 61-80 tinggi 0 0 41-60 cukup 0 0 21-40 kurang 0 0 0-20 jelek 0 0 Jumlah 32 100 Tingkat ketrampilan psikomotorik klasikal 100% tinggi& sangat tinggi (%)
Kategori
Kriteria
180 Lampiran 32. Lembar Observasi Afektif
181
182
183
184 Lampiran 33. Rubrik Penilaian Lembar Observasi Afektif RUBRIK PENILAIAN LEMBAR OBSERVASI AFEKTIF
No A
B
C
D
Kriteria Rasa Senang siswa di kelas a. Semua menunjukkan kesenangan saat pelajaran b. Mayoritas (75%) menunjukkan kesenangan terhadap pelajaran c. Separuh jumlah siswa merasa senang terhadap pelajaran d. Sebagian kecil (kurang 50%) siswa senang terhadap pelajaran Perhatian mengikuti pelajaran a. Semua siswa tetap pada tugas (be on-task) saat pembelajaran b. Mayoritas (75%) tetap pada tugas (be on-task) saat pembelajaran c. Separuh jumlah siswa tetap pada tugas (be on-task) saat pembelajaran d. Sebagian kecil (kurang 50%) siswa tetap pada tugas (be on-task) saat pembelajaran Tanggung jawab- menunjukkan kerapian/kebersihan pekerjaan a. Semua menunjukkan kerapian/kebersihan saat bekerja b. Mayoritas (75%) menunjukkan kerapian/kebersihan saat bekerja c. Separuh jumlah siswa menunjukkan kerapian/kebersihan saat bekerja d. Sebagian kecil (kurang 50%) siswa menunjukkan kerapian/kebersihan saat bekerja Kerjasama dalam kelompok a. Semua siswa menunjukkan kerjasama (sharing resources) dalam pelaksanaan tugas b. Mayoritas (75%) menunjukkan kerjasama (sharing resources) dalam pelaksanaan tugas c. Separuh jumlah siswa menunjukkan kerjasama (sharing resources) dalam pelaksanaan tugas d. Sebagian kecil (kurang 50%) siswa menunjukkan kerjasama (sharing resources) dalam pelaksanaan tugas
Skor 4 3 2 1
4 3 2 1
4 3 2 1
4 3 2 1
185 E
Keaktifan bertanya a. Semua siswa cenderung bertanya / menyampaikan pendapat saat pelajaran b. Umumnya (mayoritas(75%)) bertanya dan jarang menyampaikan pendapat saat pelajaran c. Separuh jumlah siswa bertanya dan tidak pernah menyampaikan pendapat saat pelajaran d. Hanya sebagian kecil bertanya maupun menyampaikan pendapat saat pelajaran
4 3 2 1
Rekapitulasi Hasil Belajar Ranah Afektif Kelas VIII A Selama Pembelajaran
Kelompok
4
Hasil Belajar Ranah Afektif dalam Proses Pembelajaran (Tiap Pertemuan) Pertemuan 1 Pertemuan 2 Aspek yang diamati Aspek yang diamati ∑ % Kriteria B C D E A B C D E sangat 3 3 3 4 17 85 tinggi 4 3 3 3 4
4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3
3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2
3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2
3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2
3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2
16 15 13 13 15 16 15 11 14 13 13 11
80 75 65 65 75 80 75 55 70 65 65 55
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 2 3 3 3 3
2 3 2 2 3 2 3 2 3 2
2 3 3 2 2 2 2 2 2 3
3 2 2 2 3 2 3 3 3 3
13 14 13 12 14 11 14 13 14 14
65 70 65 60 70 55 70 65 70 70
4 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3
3 2 2 2 2 3 2
4 3 3 3 3 3 3
3 2 2 3 2 3 3
17 13 13 14 13 15 14
85 65 65 70 65 75 70
4
4
2
3
4
17
85
Kode Siswa A A1
1
2
3
4
5
6
A2 A3 A4 B1 B2 B3 B4 C1 C2 C3 C4 D1 D2 D3 D4 E1 E2 E3 E4 F1 F2 F3 F4
7
8
G1 G2 G3 G4 H1 H2 H3
tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi cukup tinggi tinggi tinggi cukup tinggi tinggi tinggi cukup tinggi cukup tinggi tinggi tinggi tinggi sangat tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi sangat tinggi
4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 4 3 3 4 3 3 3 4 4
3 3 3 2 3 2 3 3 3 3
3 3 3 2 3 2 3 3 3 3
4 3 3 2 3 2 3 3 3 3
3 3 3 2 3 2 3 3 3 3
4 3 4 4 4 4 4
4 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3
4 3 3 3 3 3 3
4 3 3 3 3 3 3
4
4
3
4
4
∑ 17 17 15 16 16 15 16 16 15 16 16 16 15 17 16 15 11 16 11 15 15 16 16 19 15 16 16 16 16 16 19
% 85 85 75 80 80 75 80 80 75 80 80 80 75 85 80 75 55 80 55 75 75 80 80 95 75 80 80 80 80 80 95
Kriteria sangat tinggi sangat tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi sangat tinggi tinggi tinggi cukup tinggi cukup tinggi tinggi tinggi tinggi sangat tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi sangat tinggi
RataRata (%)
Kriteria
75 72,5 72,5 75 80 77,5 65 75 72,5 72,5 65
sangat tinggi sangat tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi
75
tinggi
75 70 57,5 75 55 72,5 70 75 75
tinggi tinggi cukup tinggi cukup tinggi tinggi tinggi tinggi sangat tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi sangat tinggi
85 82,5
90 70 72,5 75 72,5 77,5 75 90
Lampiran 34. Rekapitulasi Hasil Belajar Ranah Afektif Kelas VIII A, VIIII 188B dan VIII C
186
187 H4 I1 I2 I3 I4
3 3 3 3 3
3 3 3 3 3
2 2 2 2 2
3 2 2 2 2
3 3 3 2 3
14 13 13 12 13
70 65 65 60 65
114 79,17
106 73,61
84 58,33
95 65,97
96 66,67
495
Rata-rata (%)
2475 68,75
Kriteria
tinggi
tinggi
cukup
tinggi
tinggi
9
∑
tinggi tinggi tinggi cukup tinggi sangat tinggi
tinggi
4 4 4 3 4
3 3 3 3 3
3 3 3 3 3
3 3 3 2 3
133
108
106
109
108
75,00
73,61
75,69
75,00
2820 78,33
tinggi
tinggi
tinggi
tinggi
tinggi
1 2 3 4 5
PERTEMUAN II No 1 2 3 4 5
Kategori
Kriteria
564
80 80 80 65 80
tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi sangat tinggi
75 72,5 72,5 62,5 72,5 2647,5
tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi sangat tinggi
73,54 tinggi
189
No
16 16 16 13 16
92,36 sangat tinggi
Secara klasikal hasil belajar ranah afektif dihitung sebagai berikut: PERTEMUAN I Keterangan Kategori Kriteria ∑siswa % sangat 81-100 tinggi 3 8,33 61-80 tinggi 28 77,78 41-60 cukup 5 11,11 21-40 kurang 0 0 0-20 jelek 0 0 Jumlah 36 97 Tingkat afektif klasikal 86,11 tinggi& sangat tinggi (%)
3 3 3 2 3
Keterangan ∑siswa %
sangat 81-100 tinggi 5 61-80 tinggi 29 41-60 cukup 2 21-40 kurang 0 0-20 jelek 0 Jumlah 36 Tingkat afektif klasikal tinggi & sangat tinggi (%)
13,89 80,56 5,56 0 0 100 94,45
188 Rekapitulasi Hasil Belajar Ranah Afektif Kelas VIII B Selama Pembelajaran
2
3
4
6
G1 7
8 9
3
3
3
3
2
14
70
G2
3 3 3 3 3 3 3 3
3 2 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 2 2 2 2 3
2 2 3 2 2 1 1 2
14 13 15 13 13 12 12 14
70 65 75 65 65 60 60 70
G3 G4 H1 H2 H3 H4 I1
tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi cukup cukup tinggi
4
3
3
3
4
4 4 3 3 4 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 2 3
4 3 3 3 3 3 1 3
Kriteria
15 15 14 14 14 13 16 15 15 16 16 16 15 15 15 12 16 15 15 16 16 16 16 16
75 75 70 70 70 65 80 75 75 80 80 80 75 75 75 60 80 75 75 80 80 80 80 80
tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi cukup tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi sangat tinggi sangat tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi cukup tinggi
17 17 16 15 15 16 15 12 15
85 85 80 75 75 80 75 60 75
Kriteria
70 70 65 65 67,5 62,5 75 70 67,5 72,5 70 72,5 70 70 70 60 70 70 70 77,5 75 75 75 75
tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi cukup tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi
77,5
tinggi
77,5
tinggi
72,5 75 70 72,5 67,5 60 72,5
tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi cukup tinggi
191
5
A 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3
%
Lanjutan lampiran 34
1
A1 A2 A3 A4 B1 B2 B3 B4 C1 C2 C3 C4 D1 D2 D3 D4 E1 E2 E3 E4 F1 F2 F3 F4
∑
RataRata (%)
190
Kelompok
Hasil Belajar Ranah Afektif dalam Proses Pembelajaran (Tiap Pertemuan) Pertemuan 1 Pertemuan 2 Aspek yang diamati Aspek yang diamati ∑ % Kriteria B C D E A B C D E 2 3 3 2 13 65 tinggi 4 2 3 3 3 3 2 3 2 13 65 tinggi 3 3 3 3 3 2 2 3 2 12 60 cukup 3 2 3 3 3 2 2 3 2 12 60 cukup 3 2 3 3 3 3 3 2 2 13 65 tinggi 3 2 3 3 3 3 3 2 1 12 60 cukup 3 2 3 3 2 3 3 3 2 14 70 tinggi 4 3 3 3 3 2 3 3 2 13 65 tinggi 3 3 3 3 3 2 3 2 2 12 60 cukup 3 3 3 3 3 3 3 3 1 13 65 tinggi 4 3 3 3 3 3 2 2 2 12 60 cukup 4 3 3 3 3 3 3 2 2 13 65 tinggi 4 3 3 3 3 3 3 2 2 13 65 tinggi 3 3 3 3 3 3 3 2 2 13 65 tinggi 3 3 3 3 3 3 3 2 2 13 65 tinggi 4 2 3 3 3 3 3 2 1 12 60 cukup 3 3 3 2 1 3 3 2 1 12 60 cukup 4 3 3 3 3 3 3 2 2 13 65 tinggi 3 3 3 3 3 3 3 2 2 13 65 tinggi 3 3 3 3 3 3 3 3 3 15 75 tinggi 4 3 3 3 3 3 3 3 1 14 70 tinggi 4 3 3 3 3 3 3 3 1 14 70 tinggi 4 3 3 3 3 3 3 3 1 14 70 tinggi 4 3 3 3 3 3 3 3 2 14 70 tinggi 4 3 3 3 3
Kode Siswa
189 I2 I3 I4 ∑ Rata-rata (%)
3 3 3 111 77,08
3 2 3 101 70,14
3 2 3 103 71,53
3 3 3 92 63,89
1 2 2 64 44,44
Kriteria
tinggi
tinggi
tinggi
tinggi
cukup
13 12 14 471
65 60 70 2355 65,42
tinggi cukup tinggi
tinggi
3 3 3 124 86,11 sangat tinggi
3 2 3 101 70,14
3 2 3 107 74,31
3 3 3 106 73,61
3 2 3 104 72,22
tinggi
tinggi
tinggi
tinggi
15 12 15 542
75 60 75 2710 75,28 tinggi
tinggi cukup tinggi
70 60 72,5 2532,5 70,35
tinggi cukup tinggi
tinggi
192
Secara klasikal hasil belajar ranah afektif dihitung sebagai berikut: PERTEMUAN II
PERTEMUAN I
Keterangan ∑siswa % 81-100 sangat tinggi 1 2,78 61-80 tinggi 25 69,44 41-60 cukup 10 27,78 21-40 kurang 0 0 0-20 jelek 0 0 Jumlah 36 100 Tingkat afektif klasikal 72,22 tinggi& sangat tinggi (%)
No Kategori 1 2 3 4 5
Kriteria
No 1 2 3 4 5
Keterangan ∑siswa % 81-100 sangat tinggi 2 5,56 61-80 tinggi 31 86,11 41-60 cukup 3 8,33 21-40 kurang 0 0 0-20 jelek 0 0 Jumlah 36 100 Tingkat afektif klasikal 91,67 tinggi& sangat tinggi (%)
Kategori
Kriteria
191 Rekapitulasi Hasil Belajar Ranah Afektif Kelas VIII C Selama Pembelajaran
Kelompok
1
2
3
4
Aspek yang diamati
Pertemuan 2 ∑
%
Kriteria
1
13
65
3
1
13
3
3
3
3
3
3
3
3
3
B2
3
3
B3
3
B4
Aspek yang diamati
RataRata (%)
Kriteria
∑
%
Kriteria
3
16
80
tinggi
72,5
tinggi
3
3
16
80
tinggi
72,5
tinggi
3
3
3
15
75
tinggi
75
tinggi
3
3
3
3
15
75
tinggi
70
tinggi
4
3
2
3
3
15
75
tinggi
75
tinggi
tinggi
3
2
3
3
2
13
65
tinggi
65
tinggi
65
tinggi
4
3
3
3
3
16
80
tinggi
72,5
tinggi
13
65
tinggi
3
3
3
3
3
15
75
tinggi
70
tinggi
1
13
65
tinggi
3
3
3
3
3
15
75
tinggi
70
tinggi
3
3
15
75
tinggi
4
3
3
3
3
16
80
tinggi
77,5
tinggi
3
3
1
13
65
tinggi
4
3
3
3
3
16
80
tinggi
72,5
tinggi
3
3
3
1
13
65
tinggi
4
3
3
3
3
16
80
tinggi
72,5
tinggi
3
2
3
3
3
14
70
tinggi
3
3
3
3
3
15
75
tinggi
72,5
tinggi
D2
3
2
3
3
1
12
60
cukup
3
3
3
3
3
15
75
tinggi
67,5
tinggi
D3
3
3
3
3
1
13
65
tinggi
4
2
3
3
3
15
75
tinggi
70
tinggi
D4
3
3
3
3
1
13
65
tinggi
3
3
3
2
2
13
65
tinggi
65
tinggi
A
B
C
D
E
A
B
C
D
E
A1
3
3
3
3
tinggi
4
3
3
3
A2
3
3
3
65
tinggi
4
3
3
A3
3
3
15
75
tinggi
3
3
A4
3
1
13
65
tinggi
3
B1
3
3
15
75
tinggi
3
3
1
13
65
3
3
3
1
13
3
3
3
3
1
C1
3
3
3
3
C2
3
3
3
C3
3
3
C4
3
D1
E1
3
3
3
3
3
15
75
tinggi
4
3
3
3
3
16
80
tinggi
77,5
tinggi
E2
3
3
3
3
2
14
70
tinggi
3
3
3
3
3
15
75
tinggi
72,5
tinggi
E3
3
3
3
3
2
14
70
tinggi
3
3
3
3
3
15
75
tinggi
72,5
tinggi
194
5
Pertemuan 1
Kode Siswa
Lanjutan lampiran 34
Hasil Belajar Ranah Afektif dalam Proses Pembelajaran (Tiap Pertemuan)
192 E4
6
3
3
3
3
2
14
70
F1
3
3
3
3
2
14
70
F2
3
3
3
3
1
13
65
F3
3
3
3
3
1
13
F4 G1
4
3
4
3
3
17
77,5
tinggi
16
80
tinggi
75
tinggi
3
16
80
tinggi
72,5
tinggi
3
16
80
tinggi
72,5
tinggi
3
3
4
tinggi
4
3
3
3
3
tinggi
4
3
3
3
65
tinggi
4
3
3
3
85
sangat tinggi
3
3
1
13
65
G2
3
3
3
3
2
14
70
G3
3
3
3
3
1
13
G4
3
3
3
3
2
H1
3
2
3
3
H2
3
2
3
H3
3
2
H4
3
∑ Rata-rata (%) Kriteria
sangat tinggi
3
3
8
85
4
3
7
tinggi
tinggi
4
3
3
3
3
17
16 17
tinggi
82,5
sangat tinggi
85
sangat tinggi
75
tinggi
80
4
3
3
3
4
tinggi
3
3
3
3
4
16
80
tinggi
75
tinggi
65
tinggi
4
3
3
3
3
16
80
tinggi
72,5
tinggi
14
70
tinggi
3
3
3
3
3
15
75
tinggi
72,5
tinggi
1
12
60
cukup
3
3
3
3
3
15
75
tinggi
67,5
tinggi
3
1
12
60
cukup
4
2
3
3
2
14
70
tinggi
65
tinggi
3
3
1
12
60
cukup
3
2
3
3
1
12
60
cukup
60
cukup
3
3
3
1
13
65
tinggi
3
3
3
2
2
13
65
tinggi
65
tinggi
97
91
97
96
50
431
2155
113
92
95
94
93
487
2435
2295
78,23
73,39
78,23
77,42
40,32
67,34
91,13
74,19
76,61
75,81
75,00
76,09
71,72
tinggi
sangat tinggi
tinggi
tinggi
tinggi
tinggi
tinggi
tinggi
tinggi
tinggi
tinggi
tinggi
cukup
195
193 Secara klasikal hasil belajar ranah afektif dihitung sebagai berikut: PERTEMUAN II PERTEMUAN I Keterangan Keterangan No Kategori Kriteria No Kategori Kriteria ∑siswa % ∑siswa % sangat sangat 1 81-100 tinggi 1 3,13 1 81-100 tinggi 2 6,25 2 61-80 tinggi 27 84,38 2 61-80 tinggi 29 90,63 3 41-60 cukup 4 12,50 3 41-60 cukup 1 3,13 4 21-40 kurang 0 0 4 21-40 kurang 0 0 5 0-20 jelek 0 0 5 0-20 jelek 0 0 Jumlah 32 100 Jumlah 32 100 Tingkat afektif klasikal Tingkat afektif klasikal 87,50 96,88 tinggi& sangat tinggi (%) tinggi& sangat tinggi (%)
196
197 Lampiran 35. Angket Tanggapan Siswa Terhadap Pendekatan Pembelajaran Tematik
198
199
200
201 Lampiran 36. Rekapitulasi Tanggapan Siswa Di Kelas VIII A, VIII B dan VIII C REKAPITULASI ANGKET TANGGAPAN SISWA KELAS VIII A TERHADAP PENDEKATAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATERI SISTEM PERNAPASAN MANUSIA DI SMP NEGERI I SULANG REMBANG PERTANYAAN % KET No. Kode Jml 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 A-1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 2 A-2 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 3 A-3 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 4 A-4 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 5 A-5 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 6 A-6 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10, 83,33 SANGATBAIK 7 A-7 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 8 A-8 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 9 75,00 BAIK 9 A-9 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 10 A-10 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 11 A-11 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 12 A-12 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 13 A-13 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 14 A-14 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 15 A-15 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 11 91,67 SANGATBAIK 16 A-16 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 11 91,67 SANGATBAIK 17 A-17 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 18 A-18 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 19 A-19 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 20 A-20 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 21 A-21 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 22 A-22 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 9 75,00 BAIK 23 A-23 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 24 A-24 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 25 A-25 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 26 A-26 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 27 A-27 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 28 A-28 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 29 A-29 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 30 A-30 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 31 A-31 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 32 A-32 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 33 A-33 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 34 A-34 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 35 A-35 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 36 A-36 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10, 83,33 SANGATBAIK jumlah 36 36 36 0 35 34 36 36 3 36 36 36 360 persentase 83,33 kriteria SANGATBAIK
202 Lanjutan lampiran 36 REKAPITULASI ANGKET TANGGAPAN SISWA KELAS VIII B TERHADAP PENDEKATAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATERI SISTEM PERNAPASAN MANUSIA DI SMP NEGERI I SULANG REMBANG PERTANYAAN % KET No. Kode Jml 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 B-1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 2 B-2 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 3 B-3 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 4 B-4 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 5 B-5 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 6 B-6 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 10 83,33 SANGATBAIK 7 B-7 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 8 B-8 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 9 B-9 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 8 66,67 BAIK 10 B-10 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 8 66,67 BAIK 11 B-11 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 12 B-12 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 13 B-13 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 14 B-14 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 15 B-15 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 16 B-16 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 17 B-17 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 18 B-18 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 19 B-19 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 20 B-20 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 21 B-21 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 22 B-22 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 23 B-23 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 24 B-24 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 8 66,67 BAIK 25 B-25 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 26 B-26 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 27 B-27 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 28 B-28 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 29 B-29 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 30 B-30 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 31 B-31 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 32 B-32 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 33 B-33 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 34 B-34 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 35 B-35 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 36 B-36 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK jumlah 36 36 36 0 36 33 34 36 1 36 36 34 354 persentase 81,94 kriteria SANGATBAIK
Lanjutan lampiran 36
203 REKAPITULASI ANGKET TANGGAPAN SISWA KELAS VIII C TERHADAP PENDEKATAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATERI SISTEM PERNAPASAN MANUSIA DI SMP NEGERI I SULANG REMBANG PERTANYAAN % KET No. Kode Jml 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 C-1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 2 C-2 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 3 C-3 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 4 C-4 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 9 75,00 BAIK 5 C-5 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 6 C-6 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 9 75,00 BAIK 7 C-7 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 8 C-8 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 9 C-9 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 10 C-10 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 11 C-11 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 12 C-12 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 11 91,67 SANGATBAIK 13 C-13 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 14 C-14 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 11 91,67 SANGATBAIK 15 C-15 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 16 C-16 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 17 C-17 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 9 75,00 BAIK 18 C-18 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 19 C-19 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 20 C-20 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 21 C-21 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 22 C-22 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 23 C-23 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 24 C-24 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 25 C-25 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 26 C-26 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 27 C-27 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 11 91,67 SANGATBAIK 28 C-28 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 29 C-29 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 30 C-30 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 31 C-31 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 32 C-32 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK jumlah 32 32 32 0 32 31 32 32 4 32 32 29 320 persentase 83,33 kriteria SANGATBAIK
Lampiran 37. Usulan Dosen Pembimbing
204
Lampiran 38. Surat Permohonan Ijin Observasi
205
Lampiran 39. Surat Permohonan Ijin Penelitian
206
Lampiran 40. Dokumentasi Penelitian
207 DOKUMENTASI PENELITIAN
Guru membuka pelajaran dengan menuliskan judul dan tujuan
Siswa mendengarkan penjelasan dari guru
Siswa melakukan percobaan
Siswa mengamati hasil percobaan
Siswa berdiskusi mengerjakan soal-soal LKPD
Siswa mempresentasikan hasil diskusi
208 DOKUMENTASI PENELITIAN
Siswa bertanya kepada kelompok lain
Siswa menuliskan hasil percobaan di depan kelas
Hasil karya siswa
Observer mengobservasi aktivitas siswa
Siswa menuliskan hasil percobaan di depan kelas
Siswa mengerjakan soal evaluasi
209 Lampiran 41. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian