JURNAL PENDIDIKAN DASAR Volume 7 Edisi 2 Desember 2016
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN TERHADAP KEMAMPUAN PENYELESAIAN MATEMATIKA DITINJAU DARI EFIKASI DIRI
Royhana Novita Sari Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta
[email protected]
Abstract:The research purpose is to understand the effect of learning method problem solving ability of mathematic story in the self efficacy perspective. Method which usedto their research is experiment using desigm treartment bya level 2 × 2. The result of research show that : (1) problem solving ability of mathematic story with Problem Based Learning method is higher than problem solving ability mathematic story with Cooperatif type Group Investigation method; (2) there is effect between learning method and self efficacy to problem solving abbility of mathematic story; (3) on high self efficacy student group, problem solving ability of mathematic story with Problem Based Learning is higher than student who learn with Cooperative type Group Investigation method; (4) on low self efficaccy student group, problem solving ability of mathematics story with Problem Based Learning is lower than student who learn with Cooperative type Group Investigasi method. Based on research’s result, the conclusion is and self efficacy give effect on problem solving ablity of mathematic story. The recommendation for teacher is to implement Problem Based Learning method as alternative way to enhance problem solving ability of mathematic story. Key word: learning method, self efficacy, problem solving ability of mathematic story Abstrak:Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode pembelajaran terhadap kemampuan penyelesaian soal cerita matematika ditinjau dari efikasi diri.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen dengan menggunakan desain treatment by level 2 x 2.Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Kemampuan penyelesaian soal cerita matematika dengan metode Problem Based Learning lebih tinggi dari kemampuan penyelesaian soal cerita matematika yang belajar dengan metode Kooperatif Tipe Group Investigasi, (2) Terdapat pengaruh interaksi antara metode pembelajaran dan efikasi diri terhadap kemampuan penyelesaian soal cerita matematika, (3)Pada kelompok siswa yang memiliki efikasi diri tinggi, kemampuan penyelesaian soal cerita matematika melalui metode Problem Based Learning lebih tinggi dari siswa yang belajar melalui metode Kooperatif Tipe Group, (4)Pada kelompok siswa yang memiliki efikasi diri rendah, kemampuan penyelesaian soal cerita matematika yang belajar melalui metode Problem Based Learning lebih rendah dari siswa yang belajar melalui metode Kooperatif Tipe Group Investigasi.Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran dan efikasi diri berpengaruh terhadap kemampuan penyelesaian soal cerita matematika. Rekomendasi bagi guru adalah agar menerapkan metode Problem Based Learningsebagai salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan penyelesaian soal cerita matematika. Kata kunci: metode pembelajaran, efikasi diri, kemampuan penyelesaian matematika.
297
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Volume 7 Edisi 2 Desember 2016
Matematika merupakan ilmu yang
Jamaris (2009: 239) matematika juga
tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan
berfungsi sebagai alat untuk memecahkan
sehari-hari.Sadar atau tidak sadar pada
masalah, alat untuk berkomunikasi, alat
umumnya semua kegiatan yang kita
untuk berpikir logis dan rasional. Adapun
laksanakan memiliki hubungan dengan
mata pelajaran matematika pada satuan
Matematika.Oleh sebab itu Matematika
pendidikan Sekolah Dasar aspek-aspek
menjadi sangat penting bagi kehidupan
sebagai
manusia.
memiliki
geometri dan pengukuran; (3) pengolahan
terhadap
data.
pengaruh
Matematika yang
juga
besar
berikut:
(1)
Aspek-aspek
bilangan; mata
(2)
pelajaran
perkembangan ilmu pengetahuan yang
tersebut tertuang pada kurikulum yang
lain, contohnya terhadap perkembangan
dijadikan landasan bagi pendidik dalam
ilmu pengetahuan dan teknologi. Sejalan
melaksanakan
seperti yang dikatakan Supatmono (2009:
mencapai tujuan pendidikan seperti yang
7) matematika dapat dipandang sebagai
diharapakan.
pelayan (servant) dan sekaligus ratu
Salah
pembelajaran
satu
tujuan
untuk
pengajaran
(queen) dari ilmu-ilmu yang lain. Sebagai
matematika dilakukan di Sekolah Dasar
pelayan, matematika adalah ilmu dasar
(SD) didalam kurikulum KTSP (2006:
yang mendasari dan melayani berbagai
92)
ilmu pengetahuan yang lain.Mengingat
peserta
pentingnya
dalam
berpikir logis, analitis, sistematis, kritis,
perkembangan ilmu pengetahuan dan
dan kreatif, serta kemampuan untuk
teknologi, maka Metematika dijadikan
bekerjasama
salah satu mata pelajaran wajib dalam
kepercayaan
kurikulum mulai dari tingkat sekolah
tersebut diperlukan agar peserta didik
dasar hingga perguruan tinggi.
memiliki
Matematika
dimaksudkan didik
untuk
dengan
kemampuan
dan diri
meningkatkan
siswa.
kemampuan
membekali
Kompetensi memperoleh,
Matematika merupakan salah satu
mengelola, dan memanfaatkan informasi
sarana dalam kehidupan sehari-hari, hal
untuk bertahan hidup pada keadaan yang
ini dapat dilihat dalam kehidupan sehari-
selalu
hari sebagian besar pertimbangan yang
kompetitif.Untuk
akan diambil dilakukan melalui proses
kemampuan
berpikir logis yang mempertimbangkan
pembelajaran matematika di Sekolah
sebab akibat, untung rugi, serta perkiraan
Dasar selalu menggunakan soal-soal
terhadap apa yang terjadi. Menurut
berbentuk soal cerita, dimana soal cerita 298
berubah,
tidak
tersebut
pasti,
dan
memperoleh maka
dalam
Pengaruh Metode Pembelajaran Terhadap Kemampuan Penyelesaian Matematika Ditinjau Dari Efikasi Diri Royhana Novita Sari ini
mengemas
permasalahan-
Sekolah Dasar Negeri dari tahun ke tahun
permasalahan dalam kehidupan sehari-
belum menggembirakan yaitu data nilai
hari
mencari
rata-rata Ujian Nasional mata pelajaran
melalui
matematika di Kota Palembang pada
yang
menuntut
pemecahan
siswa
masalahnya
matematika.
tahun ajaran 2014 masih di bawah 7,00.
Soal cerita merupakan bentuk soal
Hal
ini
menunjukkan
bahwa
yang selalu muncul dalam pembelajaran
penguasaan siswa terhadap kompetensi
matematika SD, ini dapat dilihat dari
mata pelajaran matematika masih rendah
kompetensi dasar didalam kurikulum
dan masih banyak siswa menganggap
yang menghendaki siswa untuk dapat
matematika itu abstrak dan keabstrakan
menyelesaikan
itulah menjadi sulit untuk siswa.Sejalan
masalah
atau
suatu
memecahkan bahasan.
dengan hal tersebut, menurut Supartono
penting
dalam misdalina (2006) kenyataan yang
diberikan dan harus mendapat perhatian
masih sering ditemui adalah masih
khusus,
mampu
banyak siswa yang mengalami kesulitan
mengaplikasikannya dalam kehidupan
dalam mempelajari matematika, beberapa
nyata
penyebab kesulitan tersebut antara lain
Pembelajaran
pokok
soal
agar dan
cerita siswa
melatih
siswa
untuk
menyelesaikan masalah. Pentingnya
pelajaran
tidak
tampak
dalam
kaitannya dengan kehidupan sehari-hari
dari
dan cara penyajian pelajaran matematika
waktuyang digunakan dalam pelajaran
yang masih abstrak.Sehingga sebagian
Matematika di sekolah, yaitu waktu
besar siswa mampu melakukan operasi
yangdigunakan lebih lama dibandingkan
penjumlahan, pengurangan, pembagian
dengan mata pelajaran lainnya. Namun
dan perkalian tetapi hanya sebagian kecil
sangatdisayangkan, karena sampai saat
saja siswa mampu menyelesaiakan soal-
ini,
menjadi
soal cerita dan soal-soal yang menuntut
rahasiaumum di dunia pendidikan kita
adanya interkoneksi dengan pengetahuan
adalah
Matematika
lain ataupun pengetahuan yang telah
siswayang relatif rendah.Dilihat dari
diperoleh sebelumnya. Permasalahan ini
salah satu indikator keberhasilan siswa
nampak begitu berkaitan dalam proses
yang mengukur kompetensi siswa yaitu
pembelajaran
sehari-hari
nilai
berdampak
kepada
pendidikan
matematika
matematika
dapat
kita
permasalahan prestasi
Ujian
yang
belajar
Nasional
amati
pada
jenjang 299
sehingga rendahnya
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Volume 7 Edisi 2 Desember 2016
kemampuan siswa dalam menyelesaikan
kondisi yang menyenangkan, strategi
soal cerita matematika.
yang
Fakta dilapangan juga menunjukkan bahwa
masih
banyak
guru
menyenangkan
dan
materi
matematika yang menyenangkan.Lebih
yang
lanjut lagi menurut Pitadjeng (2005: 62)
mengajarkan pelajaran matematika di
agar guru dapat memberikan kesan
sekolah
metode
bahwa matematika tidak sulit dapat
konvensional yaitu ceramah, guru lebih
dilakukan antara lain dengan memberikan
berperan sebagai pusat belajar siswa,
masalah
guru terlibat lebih aktif dalam kegiatan
memberikan tingkat kesulitan masalah
proses pembelajaran sebagai pemberi
sesuai dengan kemampuan siswa yang
pengetahuan kepada siswa, dan masih
dilakukan secara bertahap.
menggunakan
banyak
juga
dan
Mengupayakan hal diatas, dalam
mengetahui metode pembelajaran yang
kegiatan belajar mengajar guru harus
dapat memotivasi serta meningkatkan
berperan sebagai fasilitator dan motivator
kemampuan siswa dalam mengerjakan
untuk mengoptimalkan belajar siswa.
soal cerita matematika, meningkatkan
Guru
efikasi diri siswa atau kepercayaan diri
memberikan pengetahuan saja tetapi
dari siswa dan menciptakan suasana
siswa
pembelajaran
membangun pengetahuan dalam pikiran
yang
yang
kontekstual
belum
Sehingga
guru
secara
menyenangkan.
kemampuan
siswa
seharusnya
tidak
hendaknya
secara
hanya aktif
dalam
siswa sehingga siswa dapat berani belajar
menyelesaikan soal cerita masih rendah
atau berani menyelesaikan masalah dari
begitu juga dengan efikasi diri siswa
soal cerita matematika secara mandiri,
dimana siswa masih belum berani atau
permasalahan yang diberikan dalam soal
belum
mempunyai
cerita
untuk
mengemukakan
kepercayaan
diri
pendapatnya
juga
kontekstual.
harus Agar
masalah dapat
yang
memotivasi
sendiri dan matematika masih sering
siswa untuk lebih aktif dan lebih berani
diasumsikan oleh siswa merupakan mata
lagi dalam pembelajaran matematika,
pelajaran yang sulit untuk dipahami,
guru hendaknya menggunakan metode
menakutkan dan kurang menyenangkan.
pembelajaran
Menurut Pitadjeng (2005: 1) agar
dipahami
yang
siswa
menarik,
dan
metode
mudah yang
murid dapat belajar matematika dalam
menekankan pada penggunaan masalah
suasana yang menyenangkan guru harus
kontekstual.
mengupayakan
adanya
situasi
dan 300
Pengaruh Metode Pembelajaran Terhadap Kemampuan Penyelesaian Matematika Ditinjau Dari Efikasi Diri Royhana Novita Sari Salah
satu
metode
yang
bisa
learningdapat memotivasi siswa dalam
digunakan oleh guru untuk meningkatan
mengajukan pertanyaan dan memotivasi
kemampuan siswa dalam penyelesaian
siswa dalam memecahkan masalah yang
soal cerita matematika dan menekankan
berkualifikasi lebih tinggi.
pada penggunaan masalah kontekstual
Selain
itu
metode
yang
dapat
adalah Problem Based Learning. Seperti
digunakan oleh guru untuk meningkatkan
yang dikemukakan Sitiatava (2013: 66)
kemampuan siswa dalam penyelesaian
pembelajaran
soal cerita matematika adalah metode
berbasis
masalah
atau
problem based learning ialah proses
Kooperatif
kegiatan
Menurut
pembelajaran
dengan
cara
tipe
Group
Investigasi.
Slavin
(2005:
menggunakan atau memuculkan masalah
215)GroupInvestigasi (GI) adalah suatu
kehidupan nyata sebagai bahan pemikiran
perencanaan
bagi siswa dalam memecahkan masalah
secara umum dimana siswa bekerja
untuk memperoleh pengetahuan dari
dalam kelompok kecil menggunakan
suatu
inkuiri kelompok, diskusi kelompok, dan
materi
pelajaran.
Sedangkan
pengorganisasian
menurut Barrows dan Lynda (2007:
perencanaan
1)metode
Group Investigasi merupakan salah satu
Problem
Learningmerupakan
metode
Based yang
tipe
dari
kooperatif metode
dan
kelas
kooperatif
proyek. yang
berpusat pada peserta didik yang mampu
menempatkan siswa ke dalam kelompok
memotivasi
untuk melakukan investigasi terhadap
dan
merangsang
untukmemperoleh
dan
siswa
menerapkan
suatu
topik
tertentu
dan
Group
pengetahuan serta keterampilan dalam
Investigasi juga dapat membantu siswa
memecahkan masalah.
untuk melakukan investigasi terhadap
Metode Problem Based Learning merupakan
proses
metode Kooperatif tipe GI dapat melatih
pembelajaran yang diawali dari masalah-
siswa untuk bekerja secara kooperatif
masalah nyata sebagai suatu konteks bagi
dalam memecahkan suatu masalah atau
siswa untuk belajar, yaitu sebelum belajar
topik tertentu.
siswa
salah
harus
satu
suatu topik secara sistematis, sehingga
mengidentifikasi
suatu
Sejalan dengan hal tersebut, faktor
masalah terlebih dahulu sehingga mereka
penting lain yang berpengaruh terhadap
dapat memecahkan masalah tersebut.
kemampuan dalam penyelesaian soal
Sehingga
cerita adalah faktor intern siswa berupa
metode
problem
based 301
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Volume 7 Edisi 2 Desember 2016
efikasi
diri.
Schunk
mengemukakan
(2012:
efikasi
diri
202)
by level 2 x 2. Dalam penelitian ini
adalah
terdapat
variabel
bebas
(variable
keyakinan tentang apa yang mampu
predictor) yaitu metode pembelajaran
dilakukan
(X1), variabel moderat yaitu efikasi diri
seseorang.Siswa
harus
mempunyai keyakinan bahwa mereka
(X2)
mampu meyelesaikan tugas yang telah
criteria) yaitu kemampuan penyelesaian
diberikan.
soal cerita matematika (Y).
Sejalan
dengan
Problem Based Learning
metode
dan metode
dan
variabel
terikat
(variable
Instrumen kemampuan penyelesaian
Kooperatif tipe Group Investigasi yang
soal
menekankan pada efikasi diri siswa,
menggunakan tes tertulis dan instrumen
karena setiap siswa akan diberikan
efikasi diri menggunakan angket. Untuk
permasalahan dalam bentuk soal cerita
pengujian
dan
mampu
dengan menggunakan uji Liliefors dan uji
menyelesaikan permasalahan tersebut.
homogenitas dengan Uji Barlett. Adapun
Jadi setiap siswa harus mempunyai
teknik analisis data yang digunakan yaitu
keyakinan dalam diri mereka bahwa
ANAVA dua jalur dan pengujian simple
mereka dapat memecahkan atau untuk
effect dengan Uji Tukey.
setiap
siswa
harus
cerita
matematika
normalitas
dengan
data dilakukan
meningkatkan efikasi dirinya. Berdasarkan uraian di atas diduga
HASILPENELITIAN
terdapat pengaruh metode pembelajaran dan
efikisi
diri
siswa
Rekapitulasi deskripsi data penelitian
terhadap
untuk masing-masing kelompok dapat
peyelesaialan soal cerita matematika.
dilihat pada tabel 1. sebagai berikut:
Maka dilakukan penelitian dengan judul “Pengaruh
Metode
Pembelajaran
Terhadap Kemampuan Penyelesaian Soal Cerita Matematika Ditinjau Dari Efikasi Diri Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri di Kota Palembang”. METODE Metode
yang
digunakan
dalam
penelitian ini adalah metode eksperimen dengan menggunakan desain treatment 302
Pengaruh Metode Pembelajaran Terhadap Kemampuan Penyelesaian Matematika Ditinjau Dari Efikasi Diri Royhana Novita Sari Tabel 1. ANAVA Dua Jalur untuk Melihat Pengaruh Teknik Pembelajaran dan Efikasi Diri terhadap Kemampuan Penyelesaian Soal Cerita Matematika Sumber Varians Antar A
Db
Antar B
1
Interaksi
1
Dalam
36
Total reduksi
39
1
JK 921, 6 448, 9 8294 ,4 3220 ,4 1288 5,1
RK=J K/db 921,6
8294, 4 89,45
lanjut. Untuk menguji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan analisis varians dua
= RK/RKD 5% 10,30 4,3 5 5,01 4,3 5 92,72 4,3 5
448,9
layak untuk dilakukan analisis lebih
1% 8,10
jalur dengan interaksi (ANAVA 2x2),
8,10
Adapun Hasil perhitungan ANAVA pada
lalu
dilajutkan
dengan
tabel 1.2 dan perhitungan uji Tuckey pada
8,10
rekapitulasi
data
penelitian di atas, disimpulkan bahwa rata-rata A1 lebih tinggi dari pada ratarata A2, untuk nilai rata-rata skor A1B1
tabel 1.3 sebagai berikut:
Kelompok yang dibandingkan Q1 Q2 Q3 Q4
Harga Perbedaan Rata-rata 4,57 4,53 12,84 6,42
lebih tinggi daripada A1B2 dan untuk
PEMBAHASAN
nilai rata-rata skor A2B2 lebih tinggi
Hipotesis
daripada nilai A2B1. hipotesis
dalam
menggunakan
uji
Harga Tabel
Kesimpulan
2,95 2,95 3,15 3,15
Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan
pertama,
hasil
perhitungan ANAVA diperoleh bahwa,
Pengujian persyaratan analisis untuk mencakup
Tuckey.
Tabel 2.Rangkuman Hasil Uji Lanjut Analisis Varians dengan Uji Tuckey
Berdasarkan
uji
uji
penelitian
normalitas
uji
Liliefors
Fhitung
ini
nyata
dengan dan
Ftabel = 10,30
4,35 pada taraf
. Artinya, rata-rata skor
kemampuan penyelesaian soal cerita
uji
matematika yang belajar dengan metode
homogenitas dengan menggunakan uji
Problem Based Learning lebih tinggi dari
Barlett. Berdasarkan data A1, A2, A1B1,
kemampuan penyelesaian soal cerita
A1B2, A2B1 dan A2B2 dinyatakan normal
matematika siswa yang belajar dengan
dan
homogen.
berdasarkan
Dengan
kedua
hasil
demikian,
metode
pengujian
Kooperatif
Tipe
Group
Investigasi. Hal ini didukung oleh hasil
persyaratan analisis dapat disimpulkan
uji Tuckey yang menunjukkan bahwa
bahwa persyaratan yang diperlukan untuk
Qhitung = 4,57
analisis varians telah terpenuhi sehingga
Qtabel = 2,95 pada taraf
signifikansi α = 0,05. Artinya, nilai rata-
303
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Volume 7 Edisi 2 Desember 2016
rata kemampuan penyelesaian soal cerita
pelajaran.Problem
matematika yang belajar dengan metode
mempersiapkan siswa untuk berpikir
Problem Based Learning lebih tinggi
kritis dan analitis, dan untuk mencari
daripada
kemampuan
pemecahan
matematika
menggunakan sumber pembelajaran yang
nilai
rata-rata
penyelesaian
soal
siswa
belajar
yang
Kooperatif
Tipe
cerita
dengan
Group
metode
Learning
masalah
sesuai.Ketika
Investigasi.
Based
Based
dengan
penggunaan
Problem
Learning,
kemampuan
soal
matematika
Dengan demikian dapat disimpulkan
penyelesaian
bahwa kemampuan penyelesaian soal
siswa
cerita matematika yang belajar dengan
dibandingkan dengan metode Kooperatif
metode Problem Based Learning lebih
Tipe Group Investigasi. Dikarenakan
tinggi daripada Kooperatif Tipe Group
metode
Investigasi.
merupakan bentuk pembelajaran yang
Dalam
penelitian
lebih
Problem
baik
Based
jika
Learning
ditemukan
mengupayakan siswa untuk berpikir kritis
bahwa terdapat perbedaan kemampuan
dan aktif dalam proses pembelajaran
penyelesaian
maupun
soal
ini
menjadi
cerita
cerita
matematika
bekerja
dalam
kelompok.
dengan metode Problem Based Learning
Sehingga siswa dapat saling bertukar
dan metode Kooperatif Tipe Group
informasi atau pendapat apabila ada yang
Investigasi
belum
yang
signifikan,
yaitu
mengerti
dan
siswa
juga
kemampuan penyelesaian soal cerita
mengalami proses pembelajaran dalam
matematika siswa yang belajar dengan
menemukan konsep, sehingga siswa lebih
metode Problem Based Learning lebih
mudah memahami pelajaran. Hal ini
tinggi di bandingkan siswa yang belajar
sesuai dengan pendapat Riyanto (2009:
dengan metode kooperatif tipe group.
285) yang menyatakan bahwa Problem
Menurut Dutch dalam Amir (2009: 21)
Based Learning adalah suatu metode
mengemukakan Problem Based Learning
pembelajaran
merupakan metode pembelajaran yang
dikembangkan untuk mengembangkan
menantang siswa agar “belajar untuk
kemampuan peserta didik memecahkan
belajar”, bekerja sama dalam kelompok
masalah.Pemecahan masalah dilakukan
untuk mencari solusi bagi masalah nyata.
dengan
Masalah ini digunakan untuk mengaitkan
menggunakan
rasa keingintahuan serta kemampuan
tingkat tinggi dan menggunakan konsep
anilisis siswa dan inisiatif atas materi 304
yang
bekerja
dirancang
dalam
kemampuan
dan
kelompok, berpikir
Pengaruh Metode Pembelajaran Terhadap Kemampuan Penyelesaian Matematika Ditinjau Dari Efikasi Diri Royhana Novita Sari penemuan dalam memecahkan suatu
berdampak
masalah.
penyelesaian soal cerita matematika.
Sedangkan
pada
kemampuan
pembelajaran
Hipotes kedua, hasil perhitungan
menggunakan metode Kooperatif Tipe
ANAVA diperoleh bahwa Fhitung untuk
Group
hanya
faktor interaksi adalah lebih besar 92,72
dalam
daripada Ftabel = 4,35 untuk α= 0,05.
kelompoknya terhadap suatu topik saja.
Artinya, terdapat pengaruh interaksi yang
Sehingga Pada metode Kooperatif Tipe
sangat
Group Investigasi, hanya siswa yang
pembelajaran dan efikasi diri terhadap
mampu atau mempunyai kemampuan
kemampuan
berpikir tingkat tinggi saja yang aktif
Adanya interaksi membuktikan bahwa,
dalam proses pembelajaran sedangkan
metode pembelajaran memberi pengaruh
siswa yang kemampuan berpikir tingkat
yang
tingginya kurang baik akan terlihat pasif
menyelesaikan soal cerita matematika
dalam proses pembelajaran, akibatnya
jika diterapkan pada kelompok yang
siswa yang pasif kurang memahami
memiliki efikasi diri yang berbeda.
Investigasi,
melakukan
siswa
investigasi
materi pelajaran yang disampaikan. Hal
signifikan menulis
berbeda
Hasil
antara narasi
terhadap
penelitian
metode siswa.
kemampuan
pada
pengujian
ini sependapat Sumarni (2012:132) yang
hipotesis kedua menunjukkan bahwa
menyatakan kekurangan dari metode
terdapat
Kooperatif Tipe Group Investigasi bahwa
pembelajaran
proyek-proyek
penyelesaian
kelompok
sering
interaksi
antara
terhadap soal
cerita
metode
kemampuan matematika
melibatkan siswa-siswa yang mampu
ditinjau dari efikasi diri siswa.Siregar dan
saja. Selain itu juga Setiawan (2006: 9)
Nara (2010: 80) mengemukakan bahwa
yang menyatakan bahwa siswa yang
ada banyak metode pembelajaran yang
tidak memahami materi akan mengalami
bisa digunakan oleh seorang guru dalam
kesulitan
melaksanakan
Kooperatif
saat
menggunakan
Tipe
Group
metode
pembelajaran,
dalam
Investigasi.
penerapannya diperlukan kreativitas dan
Dengan begitu keadaan siswa yang pasif
varaisi belajar dapat tercapai.Artinya
dalam proses pembelajaran membuat
variasi
keberhasilan metode Kooperatif Tipe
diperlukan
Group Investigasi tidak tercapai yang
pembelajaran.Pembelajaran juga harus
metode
disesuaikan 305
pembelajaran dalam dengan
sangat kegiatan tingkat
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Volume 7 Edisi 2 Desember 2016
perkembangan siswa, salah satunya yaitu
efikasi diri tinggi yang belajar dengan
tingkat efikasi diri siswa karena interaksi
menggunakan metode Problem Based
antara metode pembelajaran dan efikasi
Learningsebesar 92,9 dan rata-rata skor
diri secara bersama-sama berpengaruh
kemampuan menyelesaiakan soal cerita
terhadap kemampuan penyelesaian soal
matematika dengan metode Kooperatif
cerita matematika.Oleh karena itu metode
Tipe Group Investigasi yang memiliki
pembelajaran dan efikasi diri dapat
efikasi diri tinggi sebesar 54,5. Oleh
menentukan
kemampuan
karena itu, untuk siswa yang memiliki
penyelesaian soal cerita matematika yang
efikasi diri tinggi lebih baik belajar
lebih baik. Seperti yang dikemukan oleh
dengan
Bandura(1992: 204) bahwa efikasi diri
Learninguntuk
seseorang dipengaruhi oleh tingkat usaha,
kemampuan menyelesaiakan soal cerita
ketekunan dan aktivitas yang dipilih.
matematika.
Artinya
perolehan
dalam
dibutukan
proses
metode
pembelajaran
Problem
Based
meningkatkan
Pengujian
hipotesis
ketiga
dan
menunjukkan kemampuan penyelesaian
kesadaran siswa untuk lebih tekun dalam
soal cerita matematika bagi siswa yang
belajar sehingga dapat meningkatkan
memiliki efikasi diri tinggi yang belajar
kemampuan berpikir siswa ketahap yang
melalui metode Problem Based Learning
lebih
pada
lebih tinggi dari siswa yang belajar
kemampuan penyelesaian soal cerita
melalui metode Kooperatif Tipe Group
matematika.
Investigasi
tinggi
yang
pembelajaran
metode
berdampak
Hipotesis ketiga, hasil uji tukey
teoritis
secara
dan
signifikan.
empiris,
Secara
pembelajaran
menunjukkan bahwa Qhitung =12,84
metode Problem Based Learning lebih
Qtabel = 3,15 pada taraf signifikansi α =
unggul
0,05. Artinya, rata-rata skor kemampuan
membutuhkan
menyelesaikan soal cerita matematika
keingintahuan
yang
mengggunakan
memecahkan masalah karena siswa yang
metode Problem Based Learning lebih
efikasi diri tinggi memiliki rasa ingin
tinggi daripada metode Kooperatif Tipe
tahu yang kuat serta kepercayaan diri
Group Investigasi untuk efikasi diri
yang tinggi dalam menyelesaikan atau
tinggi. Hal ini didukung oleh skor rata-
memecahakan masalah dan kepercayaan
rata kemampuan menyelesaiakan soal
diri yang tinggi untuk berprestasi. Siswa
cerita matematika siswa yang memiliki
yang memiliki karakteristik ini akan
belajar
dengan
306
pada
pembelajaran
yang
penalaran
dan
yang
tinggi
dalam
Pengaruh Metode Pembelajaran Terhadap Kemampuan Penyelesaian Matematika Ditinjau Dari Efikasi Diri Royhana Novita Sari dapat terus belajar untuk memecahkan
efikasi diri rendah. Hal ini didukung oleh
permasalahan di kemudian hari. Rusman
skor
(2010:
bahwa
menyelesaikan soal cerita matematika
pembelajaran melaui metode Problem
untuk kelompok yang memiliki efikasi
Based
rendah
245)
mengemukakan
Learning
merupakan
suatu
rata-rata
hasil
yang
kemampuan
belajar
menggunakan
rangkaian pendekatan kegiatan belajar
metode Problem Based Learning sebesar
yang diharapkan dapat memberdayakan
57,4 dan skor rata-rata siswa yang
siswa untuk menjadi individu yang
memiliki efikasi diri rendah yang belajar
mandiri,
dengan menggunakan metode Kooperatif
mampu
keyakinan
untuk
permasalahan kemudain
dan
menghadapi
dalam
hari.
mempunyai setiap
hidupnya
Dalam
Tipe Group Investigasi sebesar 76,6.
di
Temuan penelitian ini
pelaksanaan
membuktikan
bahwa, siswa yang memiliki efikasi
pembelajaran, siswa dituntut terlibat aktif
rendah
dalam mengikuti proses pembelajaran
denganmetode Kooperatif Tipe Group
melalui
Investigasi.
diskusi
kelompok.Sedangkan
siswa yang memiliki karakteristik efikasi
lebih
efektif
Pengujian
hipotesis
keempat
diri yang rendah, apabila di kemudian
menunjukkan
hari menemukan permasalahan yang sulit
penyelesaian
untuk dipecahkan, mereka akan mudah
kelompok siswa yang memiliki efikasi
menyerah ketika menghadapi kesulitan
diri rendah yang belajar melalui metode
belajar yang berdampak pada rendahnya
Problem Based Learning lebih rendah
kemampuan penyelesaian soal cerita
dari siswa yang belajar dengan metode
matematika.
Kooperatif Tipe Group Investigasi.Hal
Hipotesis keempat, hasil uji tuckey menunjukkan bahwa Qhitung
=
ini
bahwa
belajar
soal
disebabkan
kemampuan
cerita
karena
matematika
siswa
yang
memliki efikasi diri rendah memiliki
6,42 Qtabel
= 3,15 pada taraf signifikansi α = 0,05.
karakteristik
Artinya
kemampuan
keyakinan diri, rasa ingin tahu yang kuat,
menyelesaikan soal cerita matematika
kurangnya usaha untuk menyelesaikan
dengan
tugas yang dirasa sulit dan kurangnya
rata-rata
skor
mengggunakan
metode
memilki
Kooperatif Tipe Group Investigasi lebih
tekad
tinggi daripada metode Problem Based
memliki
Learninguntuk
mempunyai kemampuan untuk mengikuti
siswa
yang
memiliki 307
untuk
kurangnya
berprestasi.Siswa
efikasi
diri
rendah
yang tidak
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Volume 7 Edisi 2 Desember 2016
kegiatan diskusi dengan baik, sedangkan
pada
rendahnya
kemampuan
kegiatan diskusi dimanfaatkan untuk
penyelesaian soal cerita matematika.
mendiskusikan hal-hal yang berkaitan dengan pembelajaran, bertukar pendapat dan
menyelesaiakan
berkelompok.
tugas
Sehingga
SIMPULAN
secara
siswa
Berdasarkan
yang
hasil
pengujian
hipotesis dapat dikemukakan beberapa
belajar menggunakan metode Kooperatif
kesimpulan sebagai berikut:
Tipe Group Investigasi efikasinya lebih
1. Secara
rendah
keseluruhan
kemampuan
dibandingkan dari siswa yang
penyelesain soal cerita matematika
belajar dengan metode Problem Based
siswa yang belajar dengan metode
Learning
Problem
karena
dalam
proses
Based
Learning
lebih
pembelajaran dengan metode Kooperatif
tinggidari siswa yang belajar dengan
Tipe Group Investigasi tingkat keaktifan
metode
siswa
Investigasi.
lebih
rendah
dalam
proses
Kooperatif
Tipe
Group
pembelajaran maupun kerja kelompok
2. Terdapat pengaruh interaksi antara
sehingga dalam menyelesaikan tugas
metode pemebelajaran dan efikasi diri
yang dirasa sulit siswa lebih mudah
terhadap
menyerah. Sehingga diskusi kelompok
soal cerita matematika.
biasanya berjalan kurang efektif jika
kemampuan
penyelesaian
3. Pada kelompok siswa yang memiliki
didalam kelompok terdapat siswa yang
efikasi
bersifat
123)
penyelesaian soal cerita matematika
berpenadapat bahwa keberhasilan metode
yang belajar melalui metode Problem
Kooperatif
Tipe
Group
Based Learning lebih tinggi dari siswa
bergantung
pada
kemmapuan
memimpin
kelompok
pasif.Sumarni
(2012:
atau
mandiri.Sejalan
dengan
Setiawan
9)
(2006:
Investigasi siswa
yang
bekerja
belajar
tinggi,
kemampuan
melalui
metode
Kooperatif Tipe Group Investigasi.
pendapat
bahwa
diri
4. Pada kelompok siswa yang memiliki
diskusi
efikasi
diri
rendah,
kemampuan
kelompok dalam metode Kooperatif Tipe
penyelesaian soal cerita matematika
Group
kurang
yang belajar melalui metode Problem
berpengaruh
Based Learning lebih rendah dari
berjalan terhadap
Investigasi
biasanya
efektif.Hal penguasaan
ini
materi
yang
siswa yang belajar melalui metode
dipelajari siswa yang akan berdampak
Kooperatif Tipe Group Investigasi.
308
Pengaruh Metode Pembelajaran Terhadap Kemampuan Penyelesaian Matematika Ditinjau Dari Efikasi Diri Royhana Novita Sari Riyanto, Yatim. 2009. Paradigma Baru
DAFTAR RUJUKAN Amir,
M.
Taufiq.2009.
Pendidikan Based
Inovasi
Melalui
Pembelajaran. Jakarta: Kencana,.
Problem
Learning.
Rizema Putra, Sitiatava. 2013. Desain
Jakarta:
Belajar
Kencana.
Press.
Changing Societies. New York:
Schunk, Dale H.2012.Learning Theories
Cambridge University Press.
An
Barrows, Howard S dan Wee Keng Neo 2007.
Principles
and
Ramhat Slavin,
2010.Model-Model
Fajar.
Robert Learning:
Yogyakarta:
E.2005.Cooperatif Teori,
Riset
dan
Pembelajaran. PT Raja Grafindo
Praktik. Terjemahan oleh Narulita
Persada: Jakarta.
Yusro. Bandung: Nusa Media.
Eveline Siregardan Hartini Nara. 2010. Teori
Belajar
dan
Pembelajaran.Bogor:
Ghalia
Setiawan. 2006. Model Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Investigasi.Yogyakarta:
Indonesia. Jamaris,
DEPDIKNAS PPPG Matematika.
Martini.
Belajar.
2009.
Kesulitan
Jakarta:
Yayasan
Sumarni.2012.
Standar
Aditya Media.
Nasional
Pendidkan.
Supatmono, Catur. 2009. Matematika
2006.Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Asyik. Jakarta: Grasindo.
SD.Jakarta:
Departemen
Pendidikan
Misdilani
dan
dkk.2009.“Pengembangan
Materi Integral Untuk Sekolah
Kebudayaan. Pitadjeng.
Model-Model
Pembelajaran Geografi. Malang:
Penamas Murni. Badan
Perspective.
Pustaka Pelajar.
Prentice Hall. Rusman.
Educational
Terjemahan oleh Eva Hamdiah,
Practice of a PBL.Singapore: Effendi,
Kreatif
Berbasis Sains. Yogjakarta: Diva
Bandura, Albert. 1992. Self Efficacy In
Lynda.
Mengajar
Menengah
2005.
Pembelajaran
Atas
Menggunakan
(SMA) Pendekatan
Matematika Yang Menyenangkan.
Pendidikan Matematika Realistik
Semarang:
Indonesia
Depdiknas
Dirjen
Dikti.
(PMRI)
Palembang”.Jurnal Matematika,Vol. 309
Di
Pendidikan 3,
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Volume 7 Edisi 2 Desember 2016
No.1.http://eprints.unsri.ac.id. (Diakses pada 27 Desember 2015)
310