PENGARUH MENGIKUTI KAJIAN RUTIN MUSLIMAH (KARIMAH) TERHADAP KEPRIBADIAN MAHASISWI (Studi pada Bidang Nisa’ Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Darul Amal STAIN Salatiga Tahun 2010) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh: SITI ALIYAH NIM: 111 06 105
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2010
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara: Nama
: Siti Aliyah
NIM
: 111 06 105
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Judul
: PENGARUH
MENGIKUTI
MUSLIMAH
KAJIAN
(KARIMAH)
RUTIN TERHADAP
KEPRIBADIAN MAHASISWI (STUDI PADA BIDANG NISA‟
LEMBAGA
DAKWAH
KAMPUS
(LDK)
DARUL AMAL STAIN SALATIGA TAHUN 2010) Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan Salatiga, Agustus 2010 Pembimbing
Achmad Maimun, M.Ag. NIP. 19700510 199803 1 003
PENGESAHAN KELULUSAN Skripsi saudara Siti aliyah dengan Nomor Induk Mahasiswa 111 06 105 yang berjudul PENGARUH MENGIKUTI KAJIAN RUTIN MUSLIMAH (KARIMAH) TERHADAP KEPRIBADIAN MAHASISWI (STUDI PADA BIDANG NISA‟ LEMBAGA DAKWAH KAMPUS (LDK) DARUL AMAL STAIN SALATIGA TAHUN 2010) telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam negeri (STAIN) Salatiga pada 31 Agustus 2010 dan telah diterima sebagai baggian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I). Salatiga,21 Ramadhan 1431 H. 31 Agustus 2010 M. PANITIA UJIAN Ketua Sidang
Sekretaris
Dr. Imam Sutomo, M. Ag. NIP. 19580827 198303 1 002
Dr. Rahmad Hariyadi, M.Pd. NIP. 19670112 199203 1 005
Penguji I
Penguji II
Drs. Badwan, M.Ag. NIP. 19561202 1980030 1 005
Mufiq,M.Phil. NIP. 19690617 199603 1 004
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Siti Aliyah
NIM
: 111 06 105
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Agama Islam (PAI) Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, Agustus 2010 Yang Menyatakan,
Siti Aliyah NIM.111 06 105
MOTTO
ََوفِي أَن ُفسِ ُكمْ َأ َفلَب تُ ْجصِزُون Artinya: dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan? (QS. Adz Dzariyat: 21)
Jangan katakan pada Allah bahwa kita punya masalah besar Tapi katakan pada masalah bahwa kita punya Allah yang Maha Besar
ALLAHUAKBAR!!!
Where there is a will, there is a way ________-***-________
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk: 1.
Bapakku (Suparno) & Ibuku tercinta (Naimah) yang telah mencurahkan segala daya dan upayanya, demi kesuksesan putrinya. Terima kasih atas cinta dan kasih yang telah diberikan selama ini, juga untuk setiap do‟a yang dengan tulus diberikan, semoga Allah meridhai.
2.
Adikku tersayang (Qurrotul „Aini), jadilah penyejuk jiwa bagi Bapak, Ibu & sekelilingmu.
3.
Nenekku yang tiada hentinya mendo‟akan cucunya.
4.
Bapak Drs. K.H. Ahmad Nuh Muslim (alm), guru kehidupanku. K.H. Syamsudin & Ibu Hj. Fatimah Ali As‟ad yang selalu memberikan motivasi dan nasihat.
5.
Pengurus Pondok Pesantren An Nida yang telah membatu sepenuhnya baik dari segi moral maupun fasilitas dalam penyelesaian skripsi.
6.
Santriwan-satriwati Pondok Pesantren An Nida atas segala motivasinya, Dik Sofi, Asri, Zuriyah, terima kasih atas kebaikannya selama ini. Mas Nur Hadi, Mas Suyuti, Mas Aly, Mas Jamal, Mas Mahfur, Mas Imam, Mas Salim, Mbak Romi, Mbak Sofwa, Mbak Susi, Fitri, Mbak Ratih, Mita, Mbak Suni, serta semuanya saja yang tidak bisa penulis sebut satu per satu, terima kasih atas motivasi dan nasihatnya.
7.
Seluruh pengurus Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Darul Amal STAIN Salatiga, lanjutkan perjuangan dakwah ini!. Jangan menyerah sebelum mencetak sejarah!.
8.
Seluruh kafilah dakwah di STAIN Salatiga, semoga Allah senantiasa memberikan kemudahan di setiap perjalanan dakwah kita. Tetap optimis sampai finis!.
9.
Seluruh Pengurus Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Salatiga, HMI komisariat Walisongo & Ganesha, salam perjuangan!
10. Kanda & Ayunda serta Adinda HMIwan HMIwati, Bang Wahyu, Ilman, Rofiq, Luthfi, Kristiawan, Dullah,
Cipto, Zamroni, Pionk, Badrus, Khafid, Anam,
Taufiq, Yunda Mir‟ah, Ana, Diah, Herlis, Trisna, Arista, Desi, Anawati, Nikmah, Mutia, Rina, dan semuanya saja,,,teruslah melangkah, gapai ridha Ilahi rabbi. 11. Ukhti fillah di “lingkaran cinta”, ukhti Hamidah, ukhti Anah, Anis, Endah, Isni, Nafis, Tiwi, & Ulfa, semoga ukhuwah kita senantiasa terjaga untuk selamanya 12. All crew Lembaga Amil Zakat Al Ihsan (LAZiS) Jateng Cabang Salatiga Raya, Pak Damar, Pak Bagas, Pak Farchani, ukhti Nishwa, ukhti Meiana, Ukhti Rita, semoga Allah memberi kemudahan & segera terwujud impiannya. 13. “Ukhti Riza, Dita, Tari, Etik, Yana, Sani, Ummi, & Seluruh generasi muslimah calon penghuni surga. 14. Ustadz & Ustadzah TPQ Baitussholihin, Bancaan Barat & Asy-Syukur, Argomulyo, teruslah berjuang mendidik generasi rabbani. 15. Seluruh
Mahasiswa
STAIN
2006...SEMANGAT!. 16. All of people who know me,,,
Salatiga
terutama
PAI
kelas
C
tahun
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT, yang Maha Mengetahui segala apa yang tampak maupun yang tersembunyi, atas segala rahmat, taufiq, hidayah serta inayahNya penulis dapat menelesaikan skripsi ini dengan lancar. Shalawat beriring salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Rosulullah Muhammad SAW, beliaulah teladan sempurna bagi seluruh ummat manusia, terutama ummat Islam. Skripsi ini disusun guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar kesarjanaan dalam ilmu Tarbiyah STAIN Salatiga. Dengan terselesaikannya skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada: 1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag. selaku Ketua STAIN Salatiga yang telah banyak berjasa dan berkenan memberikan persetujuan/pengesahan terhadap skripsi ini. 2. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M. Si. selaku Ketua Program Studi PAI yang telah memberikan banyak bimbingan serta motivasi dalam pengambilan judul skripsi ini. 3. Bapak Achmad Maimun, M.Ag. sebagai dosen pembimbing yang telah dengan ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta telah berkenan meluangkan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan tugas ini. 4. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan perpustakaan dan bagian administrasi yang telah banyak membimbing dan membantu dalam penyelesaian skripsi. 5. Bapak K.H. Syamsudin, selaku pengasuh Pondok Pesantren An Nida Kota Salatiga beserta ustadz-ustadzah, yang telah memberikan pondasi ilmu agama
Islam serta dukungan moral, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sabar. 6. Seluruh pengurus Pondok Pesantren An Nida Kota Salatiga putra dan putri yang telah membantu penulis baik dalam bentuk materi maupun non materi, khususnya mbak Nafis, dik Sofi, dik Zuriyah & dik Asri, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 7. Bapak, ibu, adik, dan seluruh keluargaku di rumah yang telah mendo‟akan dan membantu dalam bentuk materi untuk membiayai penulis dalam menyelesaikan studi di STAIN Salatiga dengan penuh kasih sayang dan kesabaran. 8. Seluruh mahasiswa angkatan 2006-2009 yang dengan ikhlas menjadi responden dan memberikan jawaban dari angket yang penulis ajukan. 9. Seluruh keluarga besar Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Darul Amal STAIN Salatiga dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Salatiga sebagai teman seperjuangan. Harapan penulis, semoga amal baik yang telah diberikan mendapatkan balasan kebaikan yang berlipat ganda di sisi Allah SWT. Akhirnya dengan tulisan ini semoga dapat bermanfaat bagi pembaca dalam menambah khasanah keilmuannya serta dapat mengambil hikmahnya dalam kehidupan sehari-hari. Salatiga, Agustus 2010 Penulis
ABSTRAK Aliyah, Siti. 2010. Pengaruh Mengikuti Kajian Rutin Muslimah (Karimah) terhadap Kepribadian Mahasiswi (Studi Pada Bidang Nisa‟ Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Darul Amal Stain Salatiga Tahun 2010). Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Achmad Maimun, M. Ag. Kata kunci: Kajian Rutin Muslimah dan kepribadian mahasiswa. Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui pengaruh keikutsertaan mahasiswi dalam Kajian rutin muslimah yang diadakan oleh bidang Nisa‟ Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Darul Amal STAIN Salatiga. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah keikutsertaan mahasiswi dalam mengikuti Kajian Rutin Muslimah (KARIMAH) Bidang Nisa‟ Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Darul Amal STAIN Salatiga tahun 2010? (2) Bagaimanakah kepribadian mahasiswi pada Bidang Nisa‟ STAIN Salatiga tahun 2010? dan (3) Adakah pengaruh mengikuti Kajian Rutin Muslimah (KARIMAH) terhadap kepribadian mahasiswi pada Bidang Nisa‟ Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Darul Amal STAIN Salatiga tahun 2010?. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan subyek penelitian mahasiswi STAIN Salatiga yang mengikuti kegiatan Kajian Rutin Muslimah (KARIMAH) sebanyak 30 orang. Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa angket. Teknik pengumpulan data dengan observasi, angket dan dokumentasi. Adapun analisis datanya menggunakan rumus koefisien kontingensi. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa keikutsertaan mahasiwi dalam Kajian Rutin Muslimah berpengaruh terhadap kepribadian mahasiswi. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa keikutsertaan mahasiswi dalam KARIMAH tergolong dalam kategori sangat tinggi sebanyak 11 siswa (36,67 %), kategori tinggi sebanyak 7 siswa (23,33 %), kategori sedang sebanyak 8 siswa (26,67%), kategori rendah sebanyak 4 siswa (13,33 %). Sedangkan hasil penelitian tentang kepribadian mahasiswi menunjukkan bahwa kepribadian mahasiswa yang tergolong dalam kategori sangat tinggi sebanyak 6 siswa (20%), kategori tinggi sebanyak 7 (23,33 %), kategori sedang sebanyak 16 siswa (53,33 %), kategori rendah sebanyak 1 siswa (3,33 %). Harga chi kuadrat hitung (12,42) lebih kecil dari harga chi kuadrat tabel dengan db = 9 dan taraf signifikasi 5% (16,91). Hal ini menunjukkan bahwa H o diterima. Harga koefisien kontingensi (KK) berada jauh di atas r product moment atau 0,92 > 0,361 dalam taraf signifikasi 5 % dan bertanda positif dan harga KK berada jauh di atas r product moment atau 0,92 > 0,463 dalam taraf signifikasi 1 % juga bertanda positif. Nilai koefisien penentu (KP) sebesar 84,6 % memberikan pengertian bahwa variasi naiknya kepribadian mahasiswi disebabkan oleh keikutsertaan mahasiswi dalam Kajian Rutin Muslimah (KARIMAH) sekitar 84,6 % dan selebihnya disebabkan oleh faktor lain.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................ii PENGESAHAN KELULUSAN ...................................................................iii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................................... iv MOTTO ......................................................................................................... v PERSEMBAHAN ......................................................................................... vi KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii ABSTRAK ..................................................................................................... x DAFTAR ISI ................................................................................................. xi DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xv BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1 B. Rumusan Masalah .................................................................... 3 C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 4 D. Hipotesis Penelitian .................................................................. 4 E. Kegunaan Penelitian ................................................................. 5 F.
Definisi Operasional ................................................................. 6
G. Metode Penelitian ..................................................................... 9 1. Sumber Data .................................................................... 10 2. Pendekatan dan Rancangan Penelitian .............................. 10 3. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................ 11
4. Populasi dan Sampel ........................................................ 11 5. Metode Pengumpulan Data .............................................. 11 6. Instrumen Penelitian ......................................................... 13 7. Analisis Data .................................................................... 14 H. Sistematika Penulisan Skripsi ................................................. 15 BAB II KEPRIBADIAN MUSLIM A. Kepribadian dalam Teori Barat ............................................... 17 B. Kepribadian dalam Perspektif Islam ....................................... 42 C. Kepribadian Muslim ............................................................... 50 BAB III BIDANG NISA’ LEMBAGA DAKWAH KAMPUS (LDK) STAIN SALATIGA A. Gambaran umum Bidang Nisa‟ Lembaga Dakwah Kampus (LDK) STAIN Salatiga ............................................. 58 B. Arah Gerak Bidang Nisa‟ LDK Darul Amal STAIN Salatiga .................................................................................. 61 C. Visi Misi ................................................................................ 62 D. Struktur Organisasi LDK Darul Amal STAIN Salatiga ........... 62 E.
Program Kerja Bidang Nisa‟ LDK Darul Amal STAIN Salatiga .................................................................................. 65
F.
Persiapan Penelitian ................................................................ 65
BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Pendahuluan ............................................................. 69 B. Analisis Uji Hipotesis ............................................................. 80
C. Analisis Lanjut ....................................................................... 87 BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................ 89 B. Saran ...................................................................................... 91 C. Rekomendasi .......................................................................... 92
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
2.1
Karakteristik Sistem Kepribadian Menurut Freud ................................. 27
2.2
Tipe-Tipe Kecemasan Menurut Freud................................................... 32
3.1
Jadwal Pelaksanaan Karimah ................................................................ 65
3.2
Daftar Nama Responden ....................................................................... 66
3.3
Daftar Jawaban Angket Keikutsertaan Mahasiswa dalam Karimah ....... 67
3.4
Daftar Jawaban Angket Kepribadian Mahasiswi STAIN Salatiga ......... 68
4.1
Nilai Angket Keikutsertaan Mahasiswa dalam Karimah ....................... 70
4.2
Interval Keikutsertaan Mahasiswa dalam Karimah ............................... 71
4.3
Nilai Nominasi Keikutsertaan Mahasiswa dalam Karimah .................... 72
4.4
Distribusi Frekuensi Variabel X............................................................ 74
4.5
Nilai Angket Kepribadian Mahasiswi ................................................... 75
4.6
Interval Kepribadian Mahasiswi ........................................................... 76
4.7
Nilai Nominasi Kepribadian Mahasiswi................................................ 77
4.8
Distribusi Frekuensi Variabel Y............................................................ 79
4.9
Tabel Persiapan Keikutsertaan Mahasiswa
dalam
Karimah dan
Kepribadian Mahasiswa........................................................................ 80 4.10 Tabel Frekuensi yang Diperoleh ........................................................... 81 4.11 Keikutsertaan dalam Karimah dan Kepribadian Mahasiswa .................. 84 4.12 Tabel Kerja Penghitungan Chi Kuadrat................................................. 85
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Angket Keikutsertaan Mahasiswi dalam KARIMAH dan Kepribadian mahasiswi STAIN Salatiga
Lampiran 2
Pedoman Skor Jawaban Angket
Lampiran 3
Foto kegiatan KARIMAH
Lampiran 4
Tabel Harga Kritik Chi Kuadrat
Lampiran 5
Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 6
Surat Pembimbing Skripsi
Lampiran 7
Surat permohonan Izin Penelitian
Lampiran 8
Lembar Konsultasi Skripsi
Lampiran 9
Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 10 Surat Keterangan Kegiatan (SKK)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Jika Anda mendidik seorang pria, maka Anda hanya mendidik seorang manusia. Jika Anda mendidik seorang wanita, maka Anda telah mendidik seluruh manusia. Ungkapan tersebut disampaikan oleh Presiden Tanzania pada tahun 1980-an (FSLDKN, 2008: v). Dari ungkapan tersebut dapat diambil sebuah kesimpulan akan pentingnya pendidikan bagi perempuan. Mengingat bahwa perempuan adalah tiang negara, jika tiang tiada daya, bangunan pun roboh rata. Bukanlah sesuatu hal yang mengherankan jika ada yang mengataan bahwa ibulah yang melahirkan bangsa (FSLDKN, 2008: v). Pendidikan bagi generasi perempuan sangatlah diperlukan sebagai bekal dalam kehidupannya saat ini dan di masa yang akan datang. Maka persiapan diri bagi perempuan untuk berperan sebagai ibu dan anggota masyarakat harus dilakukan sejak dini. Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI) mempunyai peran sentral dalam pendidikan mahasiswi muslimah
untuk menjadi agen perubahan (agent of
change) yang dapat berperan aktif di lingkungannya. Kepribadian muslim yang ideal diharapkan dapat terbentuk dari proses pendidikan tersebut. Mengingat bahwa perguruan tinggi dapat dikatakan sebagai kawah candradimuka bagi para mahasiswa, karena di sanalah mahasiswa berproses untuk menjadi lebih baik dan berkarakter. Saat ini kontribusi dari mahasiswa sudah sangat ditunggu oleh masyarakat. Namun, fenomena yang terjadi masih jauh dari yang diharapkan.
Banyaknya lulusan perguruan tinggi yang menjadi pengangguran
dan
melakukan tindakan kriminal menimbulkan banyak pertanyaan, permasalahan dan bahkan antipati masyarakat terhadap dunia pendidikan.
Maka, sungguh
ironi jika sampai ada mahasiswa yang menunda kelulusan karena tidak siap menghadapi realitas sosial atau mahasiswa yang tidak mengoptimalkan waktunya selama di kampus dan cenderung hedonis. Sementara itu, permasalahan yang terjadi di masyarakat semakin kompleks dan mendesak untuk segera diselesaikan, seperti pengangguran, dan tindak kriminal. Kondisi bangsa saat ini mengalami dekadensi moral, krisis kepercayaan dan semakin maraknya kekerasan di masyarakat. Bangsa ini mengalami masa di mana diperlukan orangorang yang mampu memberikan pelayanan dan kepedulian bagi masyarakat (FSLDKN, viii). Maka kesadaran dari semua pihak untuk senantiasa memperbaiki diri dan meningkatkan kepedulian sosial sangatlah diperlukan. Salah satunya adalah melalui dunia pendidikan, terutama pendidikan yang berkualitas bagi perempuan. Karena pada saatnya nanti, perempuan akan menjadi ibu. Sedangkan ibu adalah madrasah pertama dan utama (al ummu madrasatul ula) yang mendidik anaknya sebagai generasi penerus bangsa ini. Hadirnya Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) di Salatiga, diharapkan dapat berkontribusi dalam memperbaiki keadaan yang terjadi saat ini, terutama dari segi moral, tingkah laku dan kepribadian islami. Pembentukan kepribadian Islami di sini juga harus berporos pada dua hal yakni; al fahmu asy syamil (pemahaman yang menyeluruh) dan al iltizamu al kamil (disiplin yang sempurna) (Prayitno, 2002:26) serta dapat terinternalisasi dalam diri mahasiswa.
Karena jika pemahamannya benar dan berdasarkan kepada dasar yang shahih akan mempermudah dalam pencapaian tujuan dan diharapkan dapat sesuai dengan keinginan serta kebutuhan, dan mahasiswa mempunyai karakter dan kepribadian yang kuat. Pendidikan yang diselenggarakan diharapakan dapat menjadi bekal bagi mahasiswa agar lebih siap dalam menjalani kehidupannya, mengetahui dan memaksimalkan bakat serta potensinya baik selama menjadi mahasiswa maupun setelah lulus kuliah. Bertitik tolak dari hal tersebut, perlu kiranya dikaji secara mendalam untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan obyektif tentang kegiatan pengembangan diri mahasiswa yang ada di STAIN Salatiga dengan menggunakan pendekatan ilmiah. Untuk itu penulis mengkaji persoalan tersebut di atas secara kritis dan analitis, melalui penelitian yang berjudul: PENGARUH MENGIKUTI KAJIAN RUTIN MUSLIMAH (KARIMAH) TERHADAP KEPRIBADIAN MAHASISWI (STUDI PADA BIDANG NISA‟ LEMBAGA DAKWAH KAMPUS (LDK) DARUL AMAL STAIN SALATIGA TAHUN 2010)
B. Rumusan Masalah Dengan memperhatikan latar belakang masalah di atas, maka dapat dikemukakan rumusan masalah yang ada sebagai berikut: 1. Bagaimana keikutsertaan mahasiswi dalam mengikuti Kajian Rutin Muslimah (KARIMAH) Bidang Nisa‟ Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Darul Amal STAIN Salatiga tahun 2010? 2. Bagaimana kepribadian mahasiswi pada Bidang Nisa‟ STAIN Salatiga tahun 2010?
3. Adakah pengaruh mengikuti Kajian Rutin Muslimah (KARIMAH) terhadap kepribadian mahasiswi pada
Bidang Nisa‟ Lembaga Dakwah Kampus
(LDK) Darul Amal STAIN Salatiga tahun 2010?
C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui keikutsertaan mahasiswi dalam mengikuti Kajian Rutin Muslimah (KARIMAH) Bidang Nisa‟ Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Darul Amal STAIN Salatiga tahun 2010? 2. Untuk mengetahui kepribadian mahasiswi pada Bidang Nisa‟ STAIN Salatiga tahun 2010? 3. Untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh mengikuti Kajian Rutin Muslimah (KARIMAH) terhadap kepribadian mahasiswi pada Bidang Nisa‟ Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Darul Amal STAIN Salatiga tahun 2010?
D. Hipotesis Penelitian Menurut Hadi (1981:63), “Hipotesis adalah dugaan sementara yang mungkin benar atau mungkin salah. Dia akan ditolak jika salah atau palsu dan akan diterima jika fakta membenarkan”. Dalam penelitian ini, penulis mengajukan hipotesis, “ keikutsertaan dalam Kajian Rutin Muslimah
(KARIMAH) berpengaruh terhadap kepribadian mahasiswi STAIN Salatiga tahun 2010”.
E. Manfaat Penelitian Penelitian ini bukan hanya sebagai informasi yang diberikan kepada para pembacanya, akan tetapi diharapkan agar dapat memberikan manfaat secara teoritis maupun praktis, yaitu; 1. Secara Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi perbendaharaan ilmu pengetahuan yang senantiasa mengalami kemajuan dan perubahan dari waktu ke waktu, khususnya dalam konteks kepribadian mahasiswa. 2. Secara Praktis a. Bagi Peneliti Sebagai
tambahan
wawasan
dan
pengalaman
dalam
mengembangkan ide ilmiah. b. Bagi Mahasiswa 1) Sebagai bekal bagi mahasiswa dalam proses pengembangan diri. 2) Meningkatkan motivasi mahasiswa dalam aktivitas kemahasiswaan dan peningkatan prestasi. 3) Membantu mahasiswa dalam proses pendewasaan diri. c. Bagi Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Darul Amal STAIN Salatiga 1) Sebagai acuan dalam pola pengembangan strategi dan pengelolaan kegiatan.
2) Sebagai acuan dalam peningkatan kreatifitas pelaksanaan kegiatan 3) Sebagai acuan dalam pola pengembangan program kerja kegiatan.
F. Definisi Operasional Sebagai gambaran dan arahan dari judul yang dipilih, berikut
akan
dipaparkan beberapa definisi istilah agar tidak terjadi salah persepsi saat memahaminya, yaitu; 1. Kajian Rutin Muslimah (KARIMAH) Kajian Rutin Muslimah (KARIMAH) merupakan pertemuan rutin setiap satu minggu sekali, yang diselenggarakan oleh Bidang Nisa‟ Lembaga Dakwah Kampus (LDK) bagi Mahasiswi STAIN Salatiga, meliputi kegiatan diskusi dan penyampaian materi kajian yang berdimensi kemuslimahan. Adapun indikator keikutsertaan mahasiswi dalam mengikuti Kajian Rutin Muslimah (KARIMAH) dalam penelitian ini meliputi beberapa aspek, yaitu;
1) Intensitas 1) Keseringan dalam mengikuti kajian 2) Keseriusan 1) Kefokusan dalam mengikuti kajian 2) Motivasi mengikuti kajian 3) Pemahaman 1) Mengetahui alur dan tujuan materi yang disampaikan
2) Sikap terhadap materi yang diperoleh 4) Keaktifan 1) Mencatat materi kajian 2) Tanya jawab 5) Keterlibatan 1) Menjadi petugas 2) Mendiskusikan materi yang disampaikan 2. Kepribadian Mahasiswi Thantawy (2005:51) mendefinisikan kepribadian sebagai berikut. Kepribadian adalah organisasi yang dinamis antara sifat-sifat fisik dan psikis seseorang yang biasanya tampak dalam bentuk perilaku, sikap, watak, cara berfikir seseorang dalam pengalamannya maupun dalam perilaku atau tingkah laku sehari-hari, kesatuan antara emosi, kehendak dan rasio moral dari nilai-nilai yang dianut dan kepercayaan seseorang yang dimanifestasikan dalam perbuatan (personality)
Kepribadian mahasiswi adalah sifat hakiki yang tercermin pada sikap atau perilaku mahasiswi. Adapun indikator kepribadian mahasiswi dalam penelitian ini meliputi: 1) Kepribadian mahasiswi dalam hubungannya dengan menjalankan perintahNya. 1) Aqidah yang lurus 2) Rajin Beribadah
Tuhan dalam
2) Kepribadian
mahasiswi
terhadap
Tuhan
dalam
meninggalkan
laranganNya. 3) Kepribadian mahasiswi terhadap diri sendiri 1) Motivasi diri 2) Memiliki wawasan yang luas 3) Disiplin 4) Percaya Diri 5) Mempunyai target 6) Bersahaja 4) Kepribadian mahasiswi dalam hubungannya dengan sesama manusia 1) Kepribadian Mahasiswi terhadap orang dewasa. a) Orang tua (1) Mendo‟akan (2) Melaksanakan perintah b) Guru (1) Menghormati (2) Mengerjakan tugas c) Masyarakat umum (1) Ramah (2) Jujur (3) Dermawan 2) Kepribadian Mahasiswi terhadap teman sejawat a) Bersahabat
b) Setia c) Membantu mengatasi kesulitan 3) Kepribadian Mahasiswi terhadap orang yang lebih muda atau anak kecil a) Menyayangi b) Memberi hadiah c) Membantu mengatasi kesulitan 5) Kepribadian mahasiswi terhadap lingkungannya 1. Menjaga Kebersihan 2. Menjaga kelestarian alam
G. Metode Penelitian Metode Penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 1998: 151). Adapun langkah dan metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi; 1. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber secara langsung. Adapun data primer dalam penelitian ini adalah data dari responden yang berupa jawaban-jawaban terhadap pertanyaan yang diajukan oleh peneliti dengan menggunakan angket sebagai instrumennya. Sedangkan data sekunder merupakan data yang telah tersedia, berupa data-data kepustakaan, dokumen kelembagaan dan profil organisasi yang diteliti.
2. Pendekatan dan Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah definisi, pengukuran data kuantitatif dan statistik objektif melalui perhitungan ilmiah berasal dari sampel orang-orang atau penduduk yang diminta menjawabatas sejumlah pertanyaan tentang survei untuk menentukan frekuensi dan prosentase tanggapan mereka.
Adapun
rancangan penelitiannya adalah sebagai berikut: a. Melakukan observasi awal terhadap kondisi riil obyek penelitian. b. Menyiapkan fasilitas pendukung berupa angket. c. Melaksanakan penelitian. d. Melakukan analisa dan membuat laporan hasil penelitian. 3. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini bertempat di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga khususnya pada Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Darul Amal pada tahun 2010. 4. Populasi dan Sampel a. Populasi Menurut Arikunto (1998:115), “Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian”. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota Bidang Nisa‟ LDK Darul Amal STAIN Salatiga yang berjumlah 102 orang. b. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti (Arikunto, 1998:117).
Pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan purposive random sampling. Arikunto (1998: 117) menyatakan apabila jumlah populasi lebih dari 100, maka sampel dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih. Adapun Sampel yang akan diambil dalam penelitian ini adalah 30 orang. 5. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut: a. Metode Observasi Observasi atau yang disebut juga dengan pengamatan dalam pengertian psikologik merupakan kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra (Arikunto, 1998 : 146). Dalam penelitian ini observasi digunakan untuk melaksanakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena yang diteliti, baik untuk mengumpulkan monografi, historis dan sebagainya. Observasi yang penulis ambil adalah observasi partisipan yaitu observasi yang dilakukan dengan cara keterlibatan observer dalam kegiatan penelitian. b. Metode Angket Angket adalah daftar pertanyaan yang dikirimkan oleh seseorang peneliti kepada responden tentang data pribadi sendiri atau orang lain (Hadi, 1981:158). Model angket yang penulis gunakan adalah angket
tertutup, sehingga responden tinggal memilih jawaban yang telah disediakan oleh peneliti. Metode ini digunakan penulis untuk mengumpulkan data tentang keikutsertaan mahasiswa dalam Kajian Rutin Muslimah (KARIMAH) Bidang Nisa‟ Lembaga Dakwah Kampus (LDK) dan kepribadian mahasiswi STAIN Salatiga. c. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, notulen rapat, agenda dan sebagainya (Arikunto, 1998: 236) Metode ini digunakan untuk mencari informasi mengenai gambaran umum lokasi penelitian. 6. Instrumen Penelitian Arikunto (1998: 151) mendefinisikan instrumen penelitian sebagai berikut: Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya mudah dan hasilnya lebih baik; dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Dua karakteristik instrumen yang menentukan tinggi-rendahnya mutu adalah reliabilitas dan validitas instrumen (Suryabrata, 2003:52). Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa satu instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Sedangkan validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keshahihan suatu instrumen (Arikunto,
1998:160-170).
Instrumen
yang
digunakan dalam
penelitian ini adalah angket. Adapun prosedur yang ditempuh dalam pengadaannya adalah; a. Perencanaan b. Penulisan butir soal c. Penyuntingan d. Uji coba instrumen e. Penganalisaan hasil f. Mengadakan revisi terhadap item-item yang dirasa kurang baik, dengan mendasarkan diri pada data yang diperoleh sewaktu uji coba. 7. Analisis Data Teknik analisis data ini bersifat kuantitatif dalam arti data kualitatif terlebih
dahulu
dikuantitatifkan
atau
diangkakan
sekedar
untuk
mempermudah penggabungan dua variabal atau indikator kemudian sesudah terdapat data akhir, dilakukan analisis data secara kualitatif. Adapun langkah analisis data adalah sebagai berikut: a. Pengecekan kelengkapan data b. Tabulasi data ke dalam tabel c. Mencari prosentase dari distribusi angka di setiap sel-sel tabel dengan rumus:
F P=
x 100 % N
Keterangan: P
= Prosentase
F
= Frekuensi
N
= Jumlah total sampel d. Dalam rangka pengujian hipotesis, atau untuk mencari hubungan antar variabel digunakan rumus koefisien kontingensi, yakni rumus yang digunakan apabila variabel yang dikorelasikan berbentuk kategori atau gejala ordinal. (Arikunto, 1998: 281). Data ordinal adalah data yang berjenjang atau
berbentuk peringkat (Sugiyono, 2007:24). Adapun
rumusnya adalah sebagai berikut:
KK
2 2 n
Keterangan: KK
= Koefisien Kontingensi
X2
= Chi Kuadrat
n
= Jumlah Sampel
H. Sistematika Penulisan Skripsi
Sebagai landasan dalam penyusunan dan mempermudah dalam pemahaman skripsi ini, maka akan dikemukakan sistematika penulisan skripsi yang secara garis besar dapat dilihat sebagai berikut: BAB I
PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.
BAB II
KEPRIBADIAN MUSLIM Pada bab ini berisi tentang kepribadian dalam teori barat, kepribadian dalam perspektif islam, dan kepribadian muslim.
BAB III
BIDANG NISA‟ LEMBAGA DAKWAH KAMPUS (LDK) STAIN SALATIGA Pada bab ini dilaporkan tentang gambaran umum Bidang Nisa‟ Lembaga Dakwah Kampus (LDK) STAIN Salatiga, arah gerak Bidang Nisa‟ LDK Darul Amal STAIN Salatiga, visi misi, struktur organisasi LDK Darul Amal STAIN Salatiga, program kerja Bidang Nisa‟ LDK Darul Amal STAIN Salatiga, dan persiapan penelitian
BAB IV
ANALISIS DATA Bab ini mengemukaakn tentang analisis data penelitian meliputi analisis pendahuluan, analisis lanjutan, dan analisis uji hipotesis.
BAB V
PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan, Saran, dan Rekomendasi.
Bagian akhir terdiri dari daftar pustaka, daftar riwayat hidup, dan lampiran-lampiran.
BAB II KEPRIBADIAN MUSLIM
A. Kepribadian dalam Teori Barat 1. Pengertian Kepribadian Kepribadian merupakan terjemahan dari bahasa Inggris personality. Kata personality sendiri berasal dari bahasa latin persona yang berarti topeng yang digunakan oleh para aktor dalam suatu permainan atau pertunjukan (Nurihsan, 2007:7). Di sini para aktor menyembunyikan kepribadiannya yang asli, dan menampilkan dirinya sesuai dengan topeng yang digunakannya. Dalam
kehidupan
sehari-hari,
kata
kepribadian
digunakan
untuk
menggambarkan: a. Identitas diri atau jati diri seseorang. b. Kesan umum seseorang tentang diri individu. c. Fungsi-fungsi kepribadian yang sehat atau bermasalah. Untuk
memperoleh
pemahaman
tentang
kepribadian,
berikut
dikemukakan beberapa pendapat dari para ahli: a. Wodworth mengemukakan bahwa “kepribadian merupakan kualitas tingkah laku total individu” (Nurihsan, 2007: 3). b. Hall & Lindzey mengemukakan bahwa “secara popular, kepribadian dapat diartikan sebagai: (a) keterampilan atau kecakapan sosial (social skill), dan, (b) kesan yang paling menonjol, yang ditujukan seseorang terhadap orang lain (seperti seseorang yang dikesankan sebagai orang yang agresif atau pendiam)” (Nurihsan, 2007: 3)..
c. Alport mengemukakan pendapatnya tentang kepribadian yaitu: “personality is the dynamic organization within the individual of those psycophysical systems that determine his unique adjustment to his environment (kepribadian merupakan organisasi yang dinamis dalam diri individu tentang system psikofisik yang menentukan penyesuaiannya yang unik terhadap lingkungannya) (Nurihsan, 2007;5).
Pengertian tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut; 1) Dynamic, merujuk kepada perubahan kualitas perilaku (karakteristik) individu, dari waktu ke waktu, atau dari situasi ke situasi. 2) Organization, yang menekankan pemolaan bagian-bagian struktur kepribadian yang independen, yang masing-masing bagian tersebut mempunyai hubungan khusus satu sama lainnya. 3) Psychophysical Systems, yang terdiri atas kebiasaan, sikap, emosi, sentimen, motif, keyakinan, yang kesemuanya merupakan aspek psikis, juga mempunyai dasar fisik dalam diri individu, seperti; syaraf, kelenjar, atau tubuh individu secara keseluruhan dan perkembangannya lebih dipengaruhi oleh hasil belajar atau diperoleh melalui pengalaman. 4) Determine, yang menunjukkan peranan motivasional sistem psikofisik. Dalam diri individu, sistem ini mendasari kegiatan-kegiatan yang khas, dan mempengaruhi bentuk-bentuknya, serta muncul melalui stimulus, baik dari lingkungan, maupun dari dalam diri individu sendiri. 5) Unique, yang merujuk kepada keunikan atau keragaman tingkah laku individu sebagai ekspresi dari pola sistem psikofisiknya. Menurut disiplin ilmu psikologi, pengertian kepribadian dapat diambil dari rumusan beberapa teoris kepribadian terkemuka. George Kelly
memandang kepibadian sebagai cara yang unik dari individu dalam mengartikan pengalaman-pengalaman hidupnya (Koeswara, 1991: 11). Sedangkan Mastuti (2008: 44) mendefinisikan kepribadian sebagai “ciri-ciri seorang individu secara keseluruhan yang tampak pada dirinya”. Ciri-ciri ini memegang peranan penting dalam menjelaskan identitas seseorang yang membedakannya dari orang lain. Ciri-ciri ini meliputi aspek-aspek kognitif, emosi, tingkah laku seseorang serta bagaimana seseorang itu menilai dirinya sendiri dan alam sekitarnya. Sifat kepribadian tersebut dapat dilihat dari tiga sudut, yaitu; a. Perwatakan Perwatakan merupakan
gaya seseorang dalam menerangkan
tingkah lakunya seperti ramah, pendiam, pemarah, pendendam, dan sebagainya. b. Bakat dan Kepandaian Bakat dan kepandaian merupakan tingkat pencapaian seseorang dalam menerangkan sejauh mana tingkat kepandaiannya. c. Motivasi diri Adalah bagaimana cara seseorang melihat diri sendiri, seperti pola pikir, sikap dalam mengambil keputusan, nilai-nilai moral, sikap dan pandangan, harapan dan aspirasi serta ketakutan dan kesedihan. 2. Unsur-Unsur Kepribadian Abied (2009) mengemukakan bahwa menurut Koentjaraningrat unsur-unsur dari kepribadian meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Pengetahuan Pengetahuan sebagai salah satu unsur kepribadian memiliki aspekaspek sebagai berikut: penggambaran, apersepsi, pengamatan, konsep, dan fantasi yang berada di alam sadar (conscious) manusia. Walaupun demikian, banyak pengetahuan atau bagian dari seluruh himpunan pengetahuan yang dimiliki oleh seorang individu selama hidupnya seringkali hilang dari alam akalnya yang sadar, atau dalam kesadarannya, karena berbagai macam sebab. Akan tetapi unsur-unsur pengetahuan tersebut sebenarnya tidak hilang lenyap begitu saja, melainkan hanya terdesak masuk saja ke dalam bagian dari jiwa manusia yang dalam ilmu psikologi disebut alam bawah-sadar (sub-conscious). Seluruh proses akal manusia yang sadar (conscious) tersebut, dalam ilmu psikologi disebut persepsi. b. Perasaan Koentjaraningrat menyatakan bahwa “perasaan adalah suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang karena pengaruh pengetahuannya dinilainya sebagai keadaan positif atau negatif”. Suatu perasaan yang selalu bersifat subyektif karena adanya unsur penilaian, yang biasanya menimbulkan suatu kehendak dalam kesadaran seorang individu. Kehendak itu bisa juga positif, artinya individu tersebut ingin mendapatkan hal yang dirasakannya sebagai suatu hal yang akan memberikan kenikmatan kepadanya, atau bisa juga negatif, artinya ia hendak menghindari hal yang dirasakannya sebagai hal yang akan
membawa perasaan tidak nikmat kepadanya. Alam kesadaran manusia juga mengandung berbagai macam perasaan. Suatu perasaan bisa berwujud menjadi kehendak dan, suatu kehendak juga dapat menjadi sangat keras apabila hal yang dikehendaki tidak mudah diperoleh, atau sebaliknya. Suatu kehendak yang kuat atau keras disebut dengan keinginan. Suatu keinginan juga bisa menjadi sangat besar, dan apabila hal tersebut terjadi, maka disebut dengan emosi. c. Dorongan Naluri Kesadaran manusia menurut para ahli psikologi juga mengandung berbagai perasaan lain yang tidak ditimbulkan karena pengaruh pengetahuannya,
melainkan
karena
sudah
terkandung
dalam
organismanya, dan khususnya dalam gen-nya (dirinya) sebagai naluri. Kemauan yang sudah merupakan naluri pada tiap makhluk manusia tersebut, disebut dorongan (drive). Naluri yang terkandung dalam diri manusia sangat beragam. Beberapa ahli memiliki perbedaan, namun mereka sepakat bahwa paling sedikit terdapat tujuh macam dorongan naluri, yaitu: 1) Dorongan untuk mempertahankan hidup. Dorongan ini merupakan suatu kekutan biologis yang ada pada setiap makhluk di dunia untuk dapat bertahan hidup. 2) Dorongan seks. Dorongan ini telah banyak menarik perhatian para ahli antropologi, dan mengenai hal ini telah dikembangkan berbagai teori. Dorongan biologis yang mendorong manusia untuk membentuk
keturunan bagi kelanjutan keberadaanya di dunia ini muncul pada setiap individu yang normal yang tidak dipengaruhi oleh pengetahuan apapun. 3) Dorongan untuk berupaya mencari makan. Dorongan ini tidak perlu dipelajari,
dan
sejak
baru
dilahirkan
pun
manusia
telah
menampakannya dengan mencari puting susu ibunya atau botol susunya tanpa perlu dipelajari. 4) Dorongan untuk bergaul atau berinteraksi dengan sesame manusia, yang memang merupakan landasan biologi dari kehidupan masyarakat manusia sebagai kolektif. 5) Dorongan untuk meniru tingkah laku sesamanya. Dorongan ini merupakan asal-mula dari adanya beragam kebudayaan manusia, yang menyebabkan bahwa manusia mengembangkan adat. Adat, sebaliknya, memaksa perbuatan yang seragam (conform) dengan manusia-manusia di sekelilingnya. 6) Dorongan untuk berbakti. Dorongan ini mungkin ada karena manusia adalah makhluk kolektif. Agar manusia dapat hidup secara bersama manusia lain diperlukan suatu landasan biologi untuk mengembangkan altruisme, simpati, cinta, dan sebagainya. Dorongan itu kemudian lebih lanjut membentuk kekuatan-kekuatan yang oleh perasaanya dianggap berada di luar akalnya sehingga timbul religi. 7) Dorongan untuk keindahan. Dorongan ini seringkali saudah tampak dimiliki bayi, yang sudah mulai tertarik pada bentuk-bentuk, warna-
warni, dan suara-suara, irama, dan gerak-gerak, dan merupakan dasar dari unsur kesenian. 3. Struktur Kepribadian Dalam teori psikoanalisa Sigmund Freud, kepribadian dipandang sebagai suatu struktur yang terdiri dari tiga unsur atau sistem, yakni Id, Ego, dan Super Ego (Koeswara, 1991: 32). Meskipun ketiga sistem tersebut memiliki fungsi, kelengkapan, prinsip-prinsip operasi, dinamisme dan mekanismenya masing-masing, ketiga sistem kepribadian ini satu sama lain saling berkaitan serta membentuk
suatu totalitas. Perilaku seseorang
merupakan hasil interaksi antara ketiga komponen tersebut (Yusuf, 2007: 41). Adapun penjelasan dari ketiga struktur kepribadian tersebut adalah: a. Id (Das Es), Aspek Biologis Kepribadian Id (istilah Freud; Das Es) “adalah sistem kepribadian yang paling dasar,sistem yang di dalamnya terdapat naluri-naluri bawaan” (Koeswara, 1991: 32). Id juga merupakan sistem kepribadian, yang ada sejak lahir, termasuk insting-insting, merupakan rahim tempat Ego dan Super Ego berkembang, Id berorientasi pada prinsip kesenangan (pleasure principle). Id merupakan sumber energi psikis (Nurihsan, 2007: 41). Maskudnya bahwa Id itu merupakan sumber dari insting kehidupan (eros) atau dorongan-dorongan biologis (makan, minum, tidur, dan sebagainya) dan insting kematian atau insting agresif (thanatos) yang mengggerakkan tingkah laku.
Untuk
melaksanakan
tugas
menghindari
rasa
sakit
dan
mendapatkan kenikmatan, Id memiliki dua proses, yakni tindak refleks dan proses primer (the primary process). tindakan refleks adalah reaksireaksi otomatik dan bawaan (bukan hasil belajar) seperti bersin dan berkedip. Melalui refleks, ketegangan (perasaan tidak nyaman) dapat direduksi dengan segera. Proses primer meliputi suatu reaksi psikologis yang sedikit lebih rumit. Ia berusaha mengurangi ketegangan dengan cara membentuk khayalan (berfantasi) tentang obyek atau aktivitas yang akan menghilangkan ketegangan tersebut. Misalnya pada saat lapar menghayalkan makanan. Kehadiran obyek yang diinginkan dalam bentuk maya
(khayalan)
sebagai
pengalaman
halusinasi
dinamakan
“wishfullfillment”(Nurihsan, 2007: 42). Contoh terbaik tentang proses primer ini adalah mimpi (dream) b. Ego (Das Ish), Aspek Psikologis Kepribadian Ego adalah sistem kepribadian yang bertindak sebagai pengarah individu kepada dunia obyek dari kenyataan, dan menjalankan fungsinya berdasarkan prinsip kenyataan (the reality principle) (Koeswara, 1991: 34). Sementara Nurihsan (2007, 42) menyatakan bahwa; “Ego merupakan eksekutif atau, manajer dari kepribadian yang membuat keputusan (decision maker) tentang insting-insting mana yanga akan dipuaskan dan bagaimana caranya; atau sebagai sistem kepribadian yang terorganisasi, rasional, dan berorientasi kepada prinsip realitas (reality principle). Peranan utama Ego adalah sebagai mediator (perantara) atau yang menjembatani antara Id (keinginan yang kuat untuk mencapai kepuasan)
dengan kondisi lingkungan atau dunia luar (external social world) yang diharapkan. Apabila dikaitkan dengan cvontoh orang yang sedang lapar, maka bisa diterapkan bahwa Ego bertindak sebagai penunjuk atau pengarah pada orang yang sedang lapar ini kepada makanan. Artinya, menurut petunjuk Ego, orang yang sedang lapar tersebut akan berfikir bahwa tegangan yang dirasakan akibat kebutuhan akan makanan (lapar) hanya bisa diatasi dengan jalan memakan makanan. Perbedaan pokok antara Id dan Ego ialah bahwa Id hanya mengenal kenyataan subjektif (jiwa), sedangkan Ego membedakan antara hal-hal yang terdapat dalam batin dan hal-hal yang terdapat dalam dunia luar. Ego dikatakan mengikuti prinsip kenyataan, dan beroperasi menurut proses sekunder (berfikir realistik), tujuan prinsip kenyataan adalah mencegah terjadinya tegangan sampai ditemukan suatu objek yang cocok untuk pemuasan kebutuhan. Dengan diadakan
pengujian keberadaan
obyek pemuasan di dunia nyata (reality testing) terlebih dahulu. c. Super Ego (Das Ueber Ich), Aspek Sosiologis Kepribadian Super Ego merupakan komponen moral kepribadian yang terkait dengan standar atau norma masyarakat mengenai baik dan buruk, benar dan salah. Freud mendefinisikan Super Ego sebagai sistem kepribadian yang berisikan nilai-nilai dan aturan-aturan yang sifatnya evaluatif (menyangkut baik-buruk), dan terbentuk melalui internalisasi nilai-nilai atau aturan-aturan oleh individu dari sejumlah figur yang berperan,
berpengaruh, atau berarti bagi individu tersebut, seperti orang tua dan guru (Koeswara, 1991: 35). Adapun fungsi utama dari Super Ego adalah: 1) Sebagai pengendali dorongan atau impuls-impuls naluri Id agar impuls-impuls tersebut disalurkan dalam cara atau bentuk yang dapat diterima oleh masyarakat. 2) Mengarahkan Ego pada tujuan-tujuan yang sesuai dengan moral, dari pada kenyataan. 3) Mendorong individu kepada kesempurnaan (perfection). Menurut Nurihsan (2007: 45), secara ringkas karakteristik ketiga sistem kepribadian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: Tabel 2.1 Karakteristik Sistem Kepribadian Menurut Freud ID EGO SUPER EGO Sistem asli (the true Berkembang untuk Komponen moral psychic memenuhi kepribadian, reality), kebutuhan Id terdiri dari dua bersifat yang terkait subsistem: kata subyektif dengan dunia hati yang (tidak nyata. menghukum mengenal Memperoleh tingkah laku dunia energ dari yang salah) obyektif), yang dunia Id. dan Ego ideal terdiri dari Mengetahui (yang insting-insting dunia mengganjar dan gudangnya subyektif dan tingkah laku (reservoir) obyektif yang baik) energi psikis (dunia nyata) yang digunakan oleh ketiga sistem kepribadian.
Menurut Yusuf (2007, 45-46), “Ketiga komponen di atas merupakan suatu sistem kepribadian yang bekerja sebagai suatu tim dan dikoordinasikan (diatur) oleh Ego”. Freud membandingkan struktur kepribadian atau lapisan kesadaran itu dengan gunung es yang menggambarkan bahwa menurut Freud kesadaran itu terdiri atas tiga tingkat, sebagai berikut: a) Kesadaran (conscious) Merupakan bagian kehidupan mental atau lapisan jiwa individu, dan memiliki kesadaran penuh (fully aware). b) Ambang sadar (preconscious) Merupakan lapisan jiwa yang merupakan tempat penampungan dari ingatan-ingatan yang tidak dapat diungkap secara cepat, namun dengan usaha tertentu usaha itu dapat diingat kembali. c) Ketidaksadaran (unconscious) Merupakan lapisan terbesar dari kehidupan mental individu. Area ini merupakan gudang dari insting-insting atau pengalamanpengalaman yang tidak menyenangkan (emotional pain), dan merupakan penentu utama tingkah laku individu. 4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepribadian Perkembangan kepribadian individu dipengaruhi oleh berbagai faktor di antaranya adalah faktor hereditas dan lingkungan (Nurihsan, 2007: 19). Faktor hereditas yang mempengaruhi kepribadian antara lain: bentuk tubuh,
cairan tubuh, dan sifat-sifat yang diturunkan dari orang tua. Adapun faktor lingkungan antara lain, lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat. 5. Dinamika Kepribadian Freud memandang organisme manusia sebagai sistem energi yang kompleks. Dalam hal ini Freud menembahkan bahwa energi manusia itu bisa dibedakan hanya dari penggunaannya, yakni untuk aktivitas fisik disebut energi fisik, dan energi yang digunakan untuk aktivitas psikis disebut energi psikis. Menurut hukum kelangsungan energi, energi bisa diubah dari satu keadaan atau bentuk ke keadaan yang lain, tapi tidak akan hilang dari sistem kosmik secara keseluruhan. Berdasarkan hukum ini Freud mengajukan gagasan bahwa energi fisik bisa diubah menjadi energi psikis, dan sebaliknya. Adapun yang menjembatani energi fisik dengan kepribadian adalah Id dengan naluri-nalurinya. a. Naluri Dalam konsep Freud, naluri atau insting adalah representasi psikologis bawaan dari eksitasi (keadaan tegang dan terangsang) pada tubuh yang diakibatkan oleh munculnya suatu kebutuhan tubuh (Koeswara, 1991: 36). Sedangkan Nurihsan (2007: 480) menyatakan bahwa “insting merupakan hasrat atau keinginan (wishes)”. Dalam kenyataan, insting hanya merefleksikan sumber-sumber kepuasan badaniah atau kebutuhan-kebutuhan (needs). Tujuan dari nsting-insting adalah mereduksi ketegangan (tension reduction), yang dialami sebagai
suatu kesenangan. Freud mengklasifikasikan insting atau naluri ke dalam dua kelompok (Koeswara, 1991: 38), yaitu; 1) Naluri-naluri Freud (life instincts) Naluri Freud adalah naluri yang ditujukan pada pemeliharaan Ego (the conservation of the organism) dan pemeliharaan kelangsungan jenis (the conservation of the species). Dengan kata lain, naluri kehidupan adalah naluri yang ditujukan kepada pemeliharaan kehidupan manusia sebagai individu maupun sebagai species. Contoh dari naluri kehidupan itu adalah lapar, haus, dan seks. 2) Naluri-naluri kematian (death instincts) Naluri kematian (thanatos) adalah naluri yang ditujukan kepada perusakan atau penghancuran atas apa yang telah ada (organisme atau individu itu sendiri). Freud selanjutnya menyatakan bahwa naluri kematian itu pada individu bisa ditujukan kepada dua arah, yakni kepada dirinya sendiri dan kepada orang lain atau ke luar diri. Naluri kematian yang diarahkan kepada diri sendiri tampil dalam tindakan bunuh diri atau tindakan masokhis (tindakan menyakiti diri sendiri), sedangkan naluri kematian yang diarahkan kepada orang lain menyatakan diri dalam bentuk tindakan membunuh,
menganiaya
atau
menghancurkan
orang
lain.
Sehubungan dengan naluri kematian ini Freud percaya, bahwa “pada setiap orang , di alam tidak sadarnya, terdapat keinginan untuk mati,
sebuah keinginan yang selalu direpres sekuatnya oleh Ego” (Koeswara, 1991: 40). Dan percobaan atau tindakan bunuh diri bisa terjadi apabila represi Ego ini melemah. b. Pendistribusian dan Penggunaan Energi Psikis Dinamika kepribadian merujuk kepada cara kepribdian berubah atau berkembang melalui pendistribusian dan penggunaan energi psikis, baik oleh Id, Ego, maupun Super Ego. Dalam proses pendistribusian itu tejadi persaingan antara ketiga komponen tersebut, sehingga suasana konflik di antara ketiganya tidak dapat dielakkan lagi. Di samping itu ada kemungkunan Ego mendapatkan tekanan yang begitu kuat , baik dari Id maupun Super Ego. Apabila tekanan itu begitu mengancam sehingga melahirkan kecemasan, maka Ego membentuk mekanisme pertahanan (defence mechanism) (Yusuf, 2007: 51). Adapun untuk permasalahan konflik, kecemasan, dan mekanisme pertahanan tersebut dibahas dalam paparan berikut: a) Konflik Menurut Freud, tingkah laku manusia merupakan hasil dari rentetan konflik internal yang terus menerus (Yusuf, 2007: 51). Konflik (peperangan) antara Id, Ego, dan Super Ego merupakan hal yang biasa (rutin) dan sering terjadi secara tidak disadari. Id menginginkan kepuasan dengan segera, sementara Ego menundanya sampai ada kecocokan dunia luar, dan super ego menghalanginya. Maka terjadilah konflik dalam diri individu. Contoh: jika Id Anda
mendorong untuk memukul teman yang mencemooh Anda, namun Super Ego Anda menghalanginya karena perbuatan itu kurang baik. Akhirnya Anda mengalami konflik. Walaupun tidak disadari, konflik tersebut dapat melahirkan kecemasan (anxiety) b) Kecemasan Kecemasan digunakan oleh Ego sebagai isyarat adanya bahaya
yang
mengancam.
Setiap
orang
berusaha
untuk
membebaskan diri dari kecemasan ini yang dalam usahanya sering menggunakan
mekanisme
pertahanan
Ego.
Freud
mengklasifikasikan kecemasan ke dalam tiga tipe (Koeswara, 1991: 45)) yaitu: Tabel 2.2 Tipe-Tipe Kecemasan Menurut Freud Tipe Kecem asan Kecemasan Riil
Pengertian
Kecemasan atau ketakutan individu terhadap bahaya-bahaya yang nyata dari luar atau yang berada di lingkungan. Contoh: seorang mahasiswa menjadi cemas ketika menghadapi ujian Kecemasan Kecemasan atau tidak terkendalikannya naluriNeuroti naluri primitif oleh Ego yang nantinya k dapat mendatangkan hukuman. Kecemasan Kecemasan Yang Timbul Akibat Tekanan Moral Super Ego Atas Ego individu kerena indiviu telah atau sedang melakukan tindakan tang melanggar moral. Kecemasan ini diujudkan dalam bentuk perasaan bersalah (guilty feeling) atau rasa malu (shame). Seseorang yang mengalami kecemasan ini merasa takut akan dihukum oleh Super egonya atau kata hatinya. c) Mekanisme Pertahanan Ego
Mekanisme pertahana ego merupakan proses mental yang bertujuan untuk mengurangi kecemasan dan dilakukan melalui dua karakteristik khusus, yaitu tidak disadari dan menolak, memalsukan atau mendistorsi (mengubah) kenyataan ( Yusuf, 2007: 52). Mekanisme pertahanan ini juga dapat diartikan sebagai reaksi-reaksi yang tidak disadari dalam upaya melindungi diridari mosi atau perasaan yang menyakitkan, seperti cemas dan merasa bersalah. Jenis-jenis mekanisme pertahanan ego itu adalah sebagai berikut (Koeswara, 1991: 47): 1) Represi Merupakan mekanisme yang dilakukan oleh ego untuk meredakan kecemasan ke dalam alam tidak sadar, atau dapat diartikan juga sebagai proses “penguburan” pikiran dan perasaan yang mencemaskan ke alam tidak sadar. 2) Sublimasi Mekanisme pertahanan Ego
yang ditujukan untuk
mencegah atau meredakan kecemasan dengan cara mengubah dan menyesuaikan dorongan primitive id yang menjadi penyebab kecemasan ke dalam bentuk (tingkah laku) yang bisa diterima dan bahkan dihargai oleh masyarakat. 3) Proyeksi Proyeksi adalah pengalihan dorongan, sikap, atau tingkah laku yang menimbulkan kecemasan kepada orang lain. Contoh:
seorang siswa yang malas dan kemudian tidak lulus ujian mengatakan kepada orang tuanya, bahwa dia tidak lulus bukan karena malas, melainkan karena guru sentimen kepadanya. Prasangka-prasangka social atau pengkambinghitaman atas individu dan kelompok lain (biasanya minoritas) juga merupakan bentuk proyeksi. 4) Displacement (Pemindahan Objek) Displacement
adalah pengungkapan dorongan yang
menimbulkan kecemasan kepada objek atau individu yang kurang berbahaya atau kurang mengancam dibanding dengan objek atau individu semula. Contoh; seorang siswa yang dihukum oleh gurunya, kemudian melampiaskan keinginanya untuk melakukan pembalasan dengan merusak perabotan sekolahnya. Atau seorang anak dipukul oleh ayahnya dan ingin membalas kepada sang ayah. Tetapi karena takut, si anak kemudian memukul adiknya.
5) Rasionalisasi Rasionalisasi merupakan penciptaan kepalsuan (alas analasan) namun dapat masuk akal sebagai upaya pembenaran tingkah laku yang tidak dapat diterima. Rasionalisasi ini terjadi apabila
individu
mengalami
kegagalan
dalam
memenuhi
kebutuhan, dorongan atau keinginannya. Dia mempersepsi kegagalan
tersebut
sebagai
kekuatan
yang
mengancam
keseimbangan psikisnya (menimbulkan rasa cemas). Contoh: seorang mahasiswa yang mendapat nilai jelek, dia berkata kepada temannya bahwa hal itu terjadi karena dia tidak belajar. 6) Reaksi Formasi Pembentukan reaksi ini merupakan penggantian sikap dan tingkah laku yang berlawanan. Mekanisme ini bertujuan untuk menyembunyikan pikiran dan perasaan yang dapat menimbulkan kecemasan. Mekanisme ini biasanya ditandai dengan sikap atau perilaku yang berlebihan atau bersifat kompulsif. Contoh: Seorang individu membenci temannya, karena dia merasa menjadi nomor dua darinya. Tetapi dia merasa takut (cemas) untuk berkompetisi dengannya. Untuk menyembunyikan kebencian yang menimbulkan rasa cemasnya itu, dia bersikap dan berprilaku yang sebaliknya, yaitu menaruh perhatian yang berlebih-lebihan kepada temannya tersebut.
7) Regresi Regresi merupakan pengulangan kembali tingkah laku yang cocok bagi tahap perkembangan atau usia sebelumnya (perilaku kekanak-kanakan). Tujuan regresi ini adalah untuk memperoleh
bantuan
dalam
menghadapi
peristiwa
yang
traumatic. Contoh: setelah bertengkar dengan suaminya, seorang wanita muda pulang ke rumah orang tuanya. Di sini dia
menampilkan diri sebagai seorang anak yang memerlukan perlindungan orang tuanya. 6. Tipe-Tipe Kepribadian Setiap manusia memiliki kepribadian yang berbeda. Meskipun terdapat perbedaan, dari beberapa aspek tertentu terdapat persamaan bagi sejumlah orang. Para ahli mengadakan pembagian atau penggolongan kepribadian manusia dalam beberapa tipe. a. Menurut Galeneus Galeneus seorang dokter bangsa Romawi (129-199 M) membagi tempramen manusia menjadi 4 tipe berdasarkan jenis cairan yang paling berpengaruh pada tubuh manusia (Ahmadi, 2005:160). Pembagian tersebut adalah: 1) Cholerius: empedu kuning (chole) yang paling berpengaruh. Orang ini besar dan kuat tubuhnya, mudah naik darah, dan sukar mengendalikan diri.
2) Sanguinicus: darah (sanguis) yang lebih besar pengaruhnya. Orang ini wajanhya selalu berseri-seri, periang, dan berjiwa kekenakkanakan. 3) Fagmaticus: lendis (flegma) yang paling berpengaruh. Orang ini pembawaannya tenang, pemalas, pesimis, dan wajahnya selalu pucat.
4) Melancholicus: empedu hitam (melanchole) yang lebih berpengaruh. Orang-orang dengan tipe ini selalu bersikap murung, dan mudah menaruh syak (curiga) b. Menurut Heymans Ahmadi (2005: 161) mengemukakan bahwa Gerart Heymans, seorang professor bangsa Belanda membagi tempramen manusia berdasarkan pada tiga unsur atau sifat terpenting yang dimiliki manusia, yaitu: 1) Emosionalitas (kepekaan perasaan). 2) Aktivitas (kemampuan bertindak spontan). 3) Fungsi sekunder (kemempuan memproduksi tanggapan-tanggapan). Heymans membagi tipe watak manusia berdasarkan kuat atau lemahnya ketiga unsur tersebut dalam diri manusia. Sehingga diperoleh tujuh macam tipe manusia sebagai berikut: 1) Gapasioneerden (orang hebat); orang yang aktif dan memiliki fungsi sekunder yang kuat. Selalu bersikap keras, emosional,gila kuasa, egois, suka mengecam, memiliki rasa kekeluargaan yang kuat, dan suka menolong orang yang lemah. 2) Cholerici (orang garang); orang yang aktif dan emosional, tetapi fungsi sekundernya lemah, rajin, lincah, periang, pemberani, optimis, menyukai hal-hal yang faktual dan sering bertindak ceroboh tanpa berfikir panjang.
3) Sentimental (orang perayu); orang yang tidak aktif dan fungsi sekundernya kuat, emosional, impulsif (memperturutkan kata hati) pintar berbicara dan mempengaruhi orang lain, menyukai keindahan alam dan menghindari kebisingan dan keramaian. 4) Nerveuzen (orang penggugup); orang yang tidak aktif dan fungsi sekundernya lemah, tetapi emosinya kuat. Emosional (mudah naik darah, tetapi cepat menjadi dingin), suka memprotes atau mengecam orang lain, tidak sabar, tidak mau berfikir panjang, agresif, tetapi tidak dendam. 5) Flegmaciti (orang tenang); orang yang tidak aktif dan fungsi sekundernya kuat. Selalu bersikap tenang, sabar, tekun bekerja secara teratur, tidak mudah putus asa, berbicara singkat tetapi mantap, berpandangan luas, berbakat matematika, senang membaca, memiliki ingatan yang baik dan mandiri. 6) Sanguinici (orang kekenak-kanakan); orang yang tidak aktif dan emosional, tetapi fungsi sekundernya kuat. Sukar mengambil keputusan, kurang berani atau ragu-ragu dalam bertindak, pmurung, pendiam, suka menyendiri, berpegang teguh pada pendirian, pendendam, tidak gila hormat dan kuasa, dan berpandangan konservatif dalam politik. 7) Amorfen (orang tak berbentuk); orang-orang yang tidak aktif, tidak emosional danfungsi sekundernya lemah. Intelektualnya kurang, picik, tidak praktis, canggung, dan ingatannya buruk. Perisau,
pemboros, dan cenderung membiarkan dirinya dibimbing dan dikuasai orang lain. 7. Karakteristik Kepribadian Dalam upaya memenuhi kebutuhan atau memecahkan masalah yang dihadapi, tidak semua individu mampu menampilkannya secara wajar, normal atau sehat (well adjustment), tetapi tidak sehat (mall adjustment). (Yusuf, 2000: 130). E.B. Hurlock mengemukakan bahwa kepribadian yang sehat (healthy personality) ditandai dengan karakteristik sebagai berikut: a. Mampu menilai diri sendiri secara realistik. b. Mampu menilai situasi secara realistik. c. Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik. d. Menerima tanggung jawab. e. Kemandirian (autonomi). f. Dapat mengontrol emosi. g. Berorientasi pada tujuan. h. Berorientasi keluar. i.
Penerimaan sosial.
j.
Memiliki filsafat hidup.
k. Berbahagia Adapun kepribadian yang tidak sehat, ditandai dengan karakteristik sebagai berikut: a. Mudah marah (tersinggung). b. Menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan.
c. Sering merasa tertekan (stress atau depresi). d. Bersikap kejam atau senang mengganggu orang lain yang usianya lebih muda atau terhadap binatang (hewan). e. Ketidakmampuan
untuk
menghindar
dari
perilaku
menyimpang
meskipun sudah diperingatkan atau dihukum. f. Mempunyai kebiasaan berbohong. g. Hiperaktif h. Bersikap memusuhi semua bentuk otoritas. i.
Senang mengkritik atau mencemooh orang lain.
j.
Sulit tidur
k. Kurang memiliki rasa tanggung jawab. l.
Sering mengalami pusing kepala meskipun penyebabnya bukan bersifat organis.
m. Kurang memiliki kesadaran untuk menaati ajaran agama. n. Bersikap pesimis dalam menghadapi kehidupan. o. Kurang bergairah (bermuram durja) dalam menjalani kehidupan. Kelainan kepribadian berkembang karena faktor lingkungan yang kurang baik, maka penciptaan lingkungan yang kondusif sangat diperlukan agar perkembangan kepribadian individu dapat berjalan secara optimal. 8. Perubahan Kepribadian Perubahan kepribadian, merupakan hal yang sangat mungkin terjadi pada diri individu. Perubahan ini lebih sering dialami oleh anak dari pada orang dewasa. Yusuf (2000: 129) mengemukakan bahwa Hurlock
mengklasifikasikan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan kepribadian ke dalam tiga kategori, yaitu: a. Faktor organik, seperti makanan, obat, infeksi, dan gangguan organik. b. Faktor lingkungan sosial budaya, seperti: pendidikan, rekreasi dan partisipasi sosial. c. Faktor dari dalam individu itu sendiri, seperti: tekanan emosional, identifikasi terhadap orang lain, dan imitasi.
B. Kepribadian dalam Perspektif Islam Manusia dalam konsep kepribadian Islam merupakan makhluk mulia yang memiliki struktur kompleks. Banyak di antara psikolog kepribadian Barat, khususnya aliran behavioristik, kurang memperhatikan substansi jiwa manusia. Manusia hanya dipandang dari sudut jasmaniah saja yang mengakibatkan penelitian yang dilakukan seputar masalah lahiriah. Mereka banyak melakukan eksperimen terhadap tingkah laku binatang dan hasilnya digunakan untuk memotret tingkah laku manusia (Yogaskater, 2010). Sedangkan dalam pandangan psikologi Islami,
selama manusia hidup, setidaknya ada empat
dimensi yang terpadu pada dirinya yaitu; dimensi ragawi (fisik-biologi), dimensi kejiwaan (psikologi), dimensi lingkungan (sosiokultural) dan dimensi ruhani (spiritual) (Bastaman, 82:2001). Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa struktur kepribadian manusia terdiri dari struktur jasmaniah dan struktur ruh, di mana keduanya merupakan substansi yang menyatu dalam struktur nafsani. Oleh karena itu, pemahaman kepribadian manusia tidak hanya tertumpu pada struktur jasmani akan tetapi juga meliputi struktur ruh.
Manusia adalah khalifatullah fil ard yang dituntut untuk berkepribadian baik sesuai dengan amanah yang dititipkan kepadanya. Ruh membutuhkan agama dan eksistensinya sangat tergantung pada kualitas keberagamaannya. Keberadaan agama dalam kepribadian Islam memiliki peranan penting yang terdiri dari imaniyah-ilahiyah (berupa rukun iman), ubudiyah-ilahiyah (rukun islam), mu‟amalah-ilahiyah (aktivitas keseharian yang dilandasi nilai keimanan), dan mu‟amalah insaniyah (aktivitas keseharian yang dilandasi nilai-nilai kemanusiaan). Pertama dan kedua merupakan kepribadian ilahiyah, sedangkan ketiga dan keempat merupakan kepribadian insaniyah. Psikologi kepribadian dalam perspektif Islam juga meneliti, mengkaji dan menelaah kehidupan individu, keluarga, sosial, dan terutama kehidupan beragama pada seorang manusia dan mempelajariberapa besar pengaruh pengamalan dan pengalaman beragamanya itu dalam sikap dan tingkah laku serta keadaan hidup pada umumnya (Al Banjari, 2008: 24). Adapun kepribadian dalam perspektif Islam akan diuraikan dalam penjabaran sebagai berikut: 1. Pengertian Kepribadian Islam Kepribadian
dalam
studi
keislaman
dikenal
dengan
istilah
syakhshiyah. Syakhshiyah berasal dari kata syakhsun yang berarti pribadi. Abdul Mujib (1999:133) menjelaskan bahwa kepribadian adalah “integrasi sistem kalbu, akal, dan nafsu manusia yang menimbulkan tingkah laku”. Hasyi (2001: 117) membagi tingkah laku menjadi dua macam, yaitu tingkah laku yang nyata (overt) dan tingkah laku yang tidak tampak (covert). a. Tingkah laku yang overt (aktualita nafsaniah)
Tingkah laku overt adalah tingkah laku manusia yang dapat dilihat oleh orang lain. Allah SWT berfirman:
َشيْءٍ وَالَ تَكْسِتُ كُلُ نَفْسٍ إِالَ عَلَيْهَب وَال َ ِقُلْ أَغَيْزَ الّلهِ أَثْغِي رَّثبً وَهُىَ رَةُ كُل ِتَشِرُ وَاسِ َرحٌ وِسْرَ أُخْزَي ثُمَ إِلًَ رَثِكُم ّمَزْجِعُكُمْ فَيُنَِجئُكُم ثِمَب كُنتُمْ فِيه ختَلِفُىن ْ َت Artinya: Katakanlah: "Apakah aku akan mencari Tuhan selain Allah, padahal Dia adalah Tuhan bagi segala sesuatu. Dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain . Kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan akan diberitakan-Nya kepadamu apa yang kamu perselisihkan") QS Al An‟am:164). b. Tingkah laku yang covert (potensi nafsaniah) Tingkah lalu yang covert adalah potensi dalam diri manusia yang selalu membisikkan sesuatu kepada dirinya sendiri.
hal inilah yang
bergerak dalam dada, di mana individu mengatur gravitasi nafsiniahnya, hal apa yang dirahasiakan, dan yang perlu diumumkan kepada orang lain, sebagaimana firman Allah;
ٌيَعْلَمُ ّمَب فِي السَمَبوَاتِ وَا ْلأَرْضِ وَيَعْلَمُ ّمَب تُسِزُونَ وَّمَب تُعْلِنُىنَ وَالَلهُ عَلِيم ثِذَاتِ الصُدُور Artinya: “Dia mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi dan mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan yang kamu nyatakan. Dan Allah Maha Mengetahui segala isi hati” (QS. At Taghabun:4). Selain kedua tingkah laku di atas, terdapat satu tingkah laku yang ada pada diri manusia yaitu tingkah laku yang berkeinginan (nafsu syahwaniah)
(Hasyi, 2001: 120). Dalam ajaran Islam, keinginan atau nafsu syahwat tidak bisa dihilangkan. Sebab setiap manusia dihiasi dengan gairah hidup yang disebut syahwat atau keinginan, sebagaimana firman Allah SWT; 3.14 Dalam agama
Islam, budi pekerti manusia disebut juga dengan
akhlak. Secara etimologis, akhlak (bahasa Arab) adalah bentuk jamak dari khuluq yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat (Ilyas, 1999: 1). Secara terminologis, ada beberapa definisi tentang akhlak, di antaranya: a. Imam Al Ghazali Akhlak adalah kondisi jiwa yang telah tertanam kuat, yang darinya terlahir sikap amal secara mudah tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan (Ahmadi, 2004: 13). b. Ibnu Maskawaih Akhlak ialah keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan terlebih dahulu (Halim, 2000:10). c. Abdul Karim Zaidan Akhlak adalah nilai–nilai dan sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengan sorotan dan timbangannya seseorang dapat menilai perbuatannya baik atau buruk, untuk kemudian memilih melakukan atau meninggalkannya (Ilyas, 1999: 2) Dalam konsep akhlak, baik atau buruknya sesuatu dinilai sematamata karena syara‟ (Al Qur‟an dan Sunnah), sehingga Al Qur‟an dan Sunnah
merupakan sumber akhlak. Muhammad Abdullah Draz membagi ruang lingkup akhlak kepada lima bagian (Ilyas, 1999: 5): a. b. c. d. e.
Akhlak pribadi (al akhlaq al fardiyah) Akhlak berkeluarga (al akhlaq al usariyah) Akhlak bermasyarakat (al akhlaq al ijtima‟iyyah) Akhlak bernegara (akhlaq ad daulah) Akhlak beragama (al akhlaq ad diniyyah)
Dalam khasanah keilmuan Islam, psikologi atau ilmu an nafs tidak tumbuh sebagai ilmu yang hanya membahas perilaku seseorang sebagai fenomena kejiwaan belaka, melainkan membahasnya juga dalam konteks sistem keruhanian yang memiliki hubungan vertikal dengan tuhannya, hubungan individu dengan dirinya sendiri, maupun hubungan individu dengan lingkungan keluarganya, lingkungan kerja dan sosialnya. Ilyas (1999: 6) menyatakan bahwa ruang lingkup akhlak mencakup seluruh aspek kehidupan, baik secara vertikal dengan Allah SWT maupun secara horizontal sesama makhlukNya.
Secara garis besar, ruang lingkup tersebut dapa
dijelaskan sebagai berikut: a. Akhlak terhadap Allah SWT Meliputi taqwa, cinta dan ridha, ikhlas, khauf dan raja‟, tawakal, syukur, muraqabah, taubat. b. Akhlak terhadap Rosulullah SAW Meliputi mencintai dan memuliakan rosul, mengikuti dan menaati rosul, mengucapkan shalawat dan salam. c. Akhlak pribadi
Shidiq,
amanah,
istiqomah,
menjaga
iffah,
mujahadah
(bersungguh-sungguh), pemberani, tawadhu, malu, sabar dan pemaaf. d. Akhlak dalam keluarga Birrul walidain, kasih sayang terhadap keluarga, silaturahim dengan karib kerabat. e. Akhlak bermasyarakat Bertamu dan menerima tamu, hubunga baik dengan tetangga, hubungan baik dengan masyarakat, ukhuwah islamiyah. f. Akhlak bernegara Musyawarah, amar makruf nahi munkar, kepemimpinan. 2. Perspektif Islam Tentang Struktur Kepribadian Dalam perspektif Islam, kepribadian merupakan interaksi kualitaskualitas nafs (jiwa), qalb (hati), „aql (akal), dan hissi (persepsi indra); interaksi dan integrasi antara jiwa, hati, akal dan indra (Al Banjari,2008:33). Kepribadian, selain berasal dari faktor bawaan sejak lahir yang merupakan warisan genetika orang tuanya, juga terbentuk melalui proses panjang sejatah perjalanan hidup, proses internalisasi nilai pengetahuan, pemahaman, penghayatan, pengamalan dan pengalaman dalam diri. Adapun pengertian nafs (jiwa), qalb (hati), „aql (akal), dan hissi (persepsi indra) dapat diuraikan sebagai berikut: a. Nafs Dalam perspektif bahasa, kata nafs memiliki beberapa arti, seperti jiwa, darah, nafas, badan, tubuh, diri dan orang. Dalam pandangan al
qur‟an, nafs diciptakan Allah SWT dalam keadaan sempurna, berfungsi menampung serta mendorong manusia dalam berbuat kebaikan dan keburukan. Karena itu, sisi dalam diri manusia inilah yang oleh alqur‟an dianjurkan untuk diberi perhatian yang lebih besar. b. Qalb Asal kata qalb bermakna membalikkan, memalingkan. Kalbu dalam kata benda, mengandung arti lubuk hati, akal, kekuatan, semangat dan keberanian. Pengertian qalb di sini adalah dalam makna ruhaniah, dan ia tidak dapat dilihat dengan mata kepala, kecuali dengan penglihatan batiniah (mukasyafah). Ia merupakan tempat menerima perasaan kasih saying, pengajaran, pengetahuan, berita, ketakutan, khusyuk, keimanan, keislaman, keihsanan dan ketauhidan. c. „Aql Kata „aql dalam al qur‟an bermakna ikatan, tambatan, benteng, atau penghalang. Al qur‟an menggunakan kata „aql ini untuk sesuatu yang mengikat atau menghalangi seseorang dari terjerumus dalam kesalahan atau dosa. „aql memiliki beberapa fungsi di antaranya: 1) Untuk menerima petunjuk dari Allah SWT 2) Untuk membaca alam dengan tafakur 3) Untuk mengendalikan diri d. Hissi Panca indra adalah instrumen jiwa raga yang berfungsi sebagai pengamat, karena ia memiliki dua sisi; ruhani dan jasmani. Penglihatan,
pendengaran, pengecap, penciuman, dan peraba masuk dalam wilayah ruhani karena tidak terlihat. Sedangkan mata, telinga, bibir (mulut), hidung, dan kulit dapat dilihat dengan jelas, sehingga masuk dalam wilayah jasmani. Iman dan ilmu diharapkan bisa menemukan harmonisasinya karena proses ini akan memudahkan pengendalian indra. 3. Tipe Kepribadian Dalam Al Qur‟an, tipe manusia dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu (Nurihsan,2007: 215). a. Tipe mukmin Tipe kepribadian muknin mempunyai karakteristik sebagai berikut: 1) Beriman kepada Allah, malaikat, rosul, kitab, hari akhir dan qodar. 2) Melaksanakan rukun Islam 3) Bergaul orang lain secara baik, bekerja sama, memaafkan kesalahan orang lain, dan dermawan. 4) Berbuat baik kepada kedua orang tua, saudara dan anggota keluarga lainnya. 5) Sabar, jujur, adil, qonaah, amanah, tawadlu, istiqomah, mampu mengendalikan diri dari hawa nafsu. 6) Cinta kepada Allah, tidak putus asa dalam mencari rahmat Allah, menahan amarah, dan berani dalam membela kebenaran. 7) Memikirkan Alam semesta dan ciptaan Allah SWT, selalu menuntut ilmu, dan menggunakan pikirannya untuk hal yang bermakna. b. Tipe Kafir
Tipe kepribadian kafir mempunyai karakteristik sebagai berikut: 1) Tidak beriman kepada Allah SWT dan rukun iman yang lainnya. 2) Menolak ibadah kepada Allah. 3) Zhalim, memusuhi orang yang beriman, senang mengajak kepada kemungkaran dan melarang kebajikan. 4) Senang memutus silaturahim. 5) Tidak amanah, ber;aku serong, menuruti hawa nafsu,sombong dan takabur. 6) Tidak cinta kepada Allah dan tidak takut azab Allah, membenci orang mukmin 7) Tidak menggunakan pikirannya untuk bersyukur kepada Allah. c. Tipe Munafik Tipe kepribadian munafik mempunyai karakteristik sebagai berikut: 1) Bersifat ragu dalam beriman. 2) Bersifat riya dan malas. 3) Menyuruh kepada kemungkaran dan mencegah kebajikan, sukamenyebar isu sebagai bahan adu domba di kalangan kaum muslimin 4) Senang berbohong, tidak amanah, ingkar janji, kikir, hedonis dan oportunis. 5) Suka curiga terhadap orang lain, takut mati. 6) Peragu dan kurang mampu mengambil keputusan (dalam kebenaran
C. Kepribadian Muslim Seorang muslim disebut memiliki kepribadian rabbani manakala sikap, perilaku, penampilan, dan tindakannya dalam bimbingan Tuhannya. Membangun kepribadian rabbani membutuhkan situasi kondusif bagi internalisasi nilai-nilai ketuhanan atau agama (Al Banjari, 2008:295). Infrastruktur yang harus disediakan bagi pembentukan kepribadian insan tersebut antara lain: 1. Iman dan taqwa sebagai indikator kepribadian rabbani . 2. Penanaman nilai-nilai keimanan, keislaman, dan keikhlasan dalam diri. 3. Membentuk lingkungan yang kondusif. 4. Membangun model teladan yang baik. 5. Pembiasaan untuk berpola pikir, bersikap, berpenampilan, serta berperilaku terpuji dan konstruktif. Pribadi muslim merupakan pribadi yang jiwanya dilandasi keimanan, dihiasi akhlak mulia dan mampu merealisasikan keimanannya tersebut dalam bentuk amal shalih untuk kemaslahatan bersama (Husein, 2004: 2). Inilah yang menjadi cita-cita ideal setiap muslim sebagai bentuk realisasi ajaran Islam yakni rahmatan lil „alamin. Ada beberapa karakteristik yang harus dipenuhi seseorang sehingga ia dapat disebut berkepribadian muslim (BPMAI,2008: 22), yaitu : 1. Salimul „Aqidah / „Aqidatus Salima (aqidah yang lurus/selamat) Salimul aqidah merupakan sesuatu yang harus ada pada setiap muslim. Dengan aqidah yang lurus, seorang muslim akan memiliki ikatan yang kuat kepada Allah SWT, dan tidak akan menyimpang dari jalan serta ketentuan-ketentuan-Nya. Dengan kelurusan dan kemantapan aqidah,
seorang muslim akan menyerahkan segala perbuatannya kepada Allah sebagaimana firman-Nya yang artinya : “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku, semua bagi Allah tuhan semesta alam”. (QS. al-An‟aam [6]:162). 2. Shahihul Ibadah (ibadah yang benar) Shahihul ibadah merupakan salah satu perintah Rasulullah SAW yang penting. Dalam satu haditsnya, beliau bersabda: “Shalatlah kamu sebagaimana melihat aku shalat”. Maka dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan setiap peribadatan harus merujuk/mengikuti (ittiba‟) kepada sunnah Rasul SAW yang berarti tidak boleh ditambah atau dikurangi. 3. Matinul Khuluq (akhlak yang kokoh) Matinul khuluq merupakan sikap dan perilaku yang harus dimiliki oleh setiap muslim, baik dalam hubungannya kepada Allah maupun dengan makhluk-makhluk-Nya. Dengan akhlak yang mulia, manusia akan bahagia dalam hidupnya, baik di dunia maupun di akhirat. Karena akhlak yang mulia begitu penting bagi umat manusia, maka salah satu tugas diutusnya Rasulullah SAW adalah untuk memperbaiki akhlak manusia, di mana beliau sendiri langsung mencontohkan kepada ummatnya bagaimana keagungan akhlaknya sehingga diabadikan oleh Allah SWT di dalam Al Qur‟an sesuai firman-Nya yang artinya: “Dan sesungguhnya kamu benar-benar memiliki akhlak yang agung”. (QS. al-Qalam [68]:4). 4. Mutsaqqoful Fikri (wawasan yang luas)
Mutsaqqoful fikri wajib dimiliki oleh pribadi muslim. Salah satu sifat Rasulullah SAW adalah fatonah (cerdas). Al Qur‟an juga banyak mengungkap ayat-ayat yang merangsang manusia untuk berfikir, misalnya firman Allah yang artinya: “Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: ” pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya”. Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: “Yang lebih dari keperluan”. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir” .(QS al-Baqarah [2]:219) Seorang muslim harus memiliki wawasan keislaman dan keilmuan yang luas. Untuk mencapai wawasan yang luas maka manusia dituntut utk mencari/menuntut ilmu, seperti apa yang disabdakan beliau SAW : “Menuntut ilmu wajib hukumnya bagi setiap muslim”.(Muttafaqun „alaihi). Dan menuntut ilmu yang paling baik adalah melalui majelis-majelis ilmu seperti yang digambarkan Allah SWT dlm firman-Nya: “Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.(QS. al-Mujadilaah [58]: 11). 5. Qowiyyul Jismi (jasmani yang kuat)
Seorang muslim haruslah memiliki daya tahan tubuh sehingga dapat melaksanakan ajaran Islam secara optimal dengan fisiknya yang kuat. Shalat, puasa, zakat dan haji merupakan amalan di dalam Islam yang harus dilaksanakan dengan kondisi fisik yang sehat dan kuat. Apalagi berjihad di jalan Allah dan bentuk-bentuk perjuangan lainnya. Oleh karena itu, kesehatan jasmani harus mendapat perhatian seorang muslim dan pencegahan dari penyakit jauh lebih utama daripada pengobatan. Rasulullah SAW menekankan pentingnya kekuatan jasmani seorang muslim spt sabda beliau yang artinya: “Mukmin yang kuat lebih aku cintai daripada mukmin yang lemah”. (HR. Muslim). 6. Mujahadatul Linafsihi (berjuang melawan hawa nafsu) Hal ini penting bagi seorang muslim karena setiap manusia memiliki kecenderungan
pada
yang
baik
dan
yang
buruk.
Melaksanakan
kecenderungan pada yang baik dan menghindari yang buruk amat menuntut adanya kesungguhan. Kesungguhan itu akan ada manakala seseorang berjuang dalam melawan hawa nafsu. Hawa nafsu yang ada pada setiap diri manusia harus diupayakan tunduk pada ajaran Islam. Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Tidak beriman seseorang dari kamu sehingga ia menjadikan hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa (ajaran Islam)”. (HR. Hakim). 7. Harishun Ala Waqtihi (disiplin menggunakan waktu) Harishun ala waqtihi merupakan faktor penting bagi manusia. Hal ini karena waktu mendapat perhatian yang begitu besar dari Allah dan Rasul-
Nya. Allah SWT banyak bersumpah di dalam Al Qur‟an dengan menyebut nama waktu seperti wal fajri, wad dhuha, wal asri, wallaili dan seterusnya.Waktu merupakan sesuatu yang cepat berlalu dan tidak akan pernah kembali lagi. Oleh karena itu setiap muslim sangat dituntut untuk disiplin mengelola waktunya dengan baik sehingga waktu berlalu dengan penggunaan yang efektif dan tidak ada yang sia-sia. 8. Munazhzhamun fi Syuunihi (teratur dalam suatu urusan) Munazhzhaman fi syuunihi termasuk kepribadian seorang muslim yang ditekankan oleh Al Qur‟an maupun sunnah. Di mana segala suatu urusan semestinya dikerjakan secara professional terhadap pekerjaan. Bersungguh-sungguh, bersemangat , berkorban, berkelanjutan dan berbasis ilmu pengetahuan merupakan hal-hal yang seharusnya mendapat perhatian serius dalam penunaian tugas-tugas. 9. Qodirun Alal Kasbi (memiliki kemampuan usaha sendiri/mandiri) Qodirun alal kasbi merupakan ciri lain yang harus ada pada diri seorang muslim. Hal ini merupakan sesuatu yang sangat diperlukan. Mempertahankan
kebenaran
dan
berjuang
menegakkannya
dapat
dilaksanakan kila seseorang memiliki kemandirian terutama dari segi ekonomi. Tidak
sedikit seseorang mengorbankan prinsip yang telah
dianutnya karena tidak memiliki kemandirian dari segi ekonomi. Perintah mencari nafkah sangat banyak di dalam Al Qur‟an maupun hadits, dan hal itu memiliki keutamaan yang sangat
tinggi.Dalam kaitan menciptakan
kemandirian inilah seorang muslim sangat dituntut memiliki keahlian apa
saja yang baik. Keahliannya itu menjadi sebab baginya mendapat rizki dari Allah SWT. 10. Nafi‟un Lighoirihi (bermanfaat bagi orang lain) Manfaat yang dimaksud disini adalah manfaat yang baik sehingga di manapun dia berada, orang di sekitarnya merasakan keberadaannya. Jangan sampai keberadaan seorang muslim tidak menggenapkan dan ketiadaannya tidak mengganjilkan. Hal ini berarti setiap muslim harus selalu mempersiapkan dirinya dan berupaya semaksimal untuk bisa bermanfaat dan mengambil peran yang baik dalam masyarakatnya. Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain”. (HR. Qudhy dari Jabir).
BAB III BIDANG NISA’ LEMBAGA DAKWAH KAMPUS (LDK) DARUL AMAL STAIN SALATIGA
F. Gambaran Umum Bidang Nisa’ Lembaga Dakwah Kampus (LDK) STAIN Salatiga Bidang Nisa' merupakan salah satu bidang pada Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Darul Amal Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.
Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Darul Amal Sekolah Tinggi
Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga merupakan salah satu organisasi kemahasiswaan yang bergerak dalam bidang dakwah. Lembaga Dakwah Kampus (LDK) ini merupakan aktualisasi para Aktivis Dakwah Kampus (ADK) dalam menebarkan syiar Islam di lingkungan kampus dan masyarakat di sekitarnya. Lembaga yang lebih konsen pada dakwah kampus ini
secara
keorganisasiannya di bawah Pembantu Ketua Bidang Kemahasiswaan. Keberadaan Lembaga Dakwah Kampus (LDK) dalam konteks dakwah kampus, memegang peranan yang sangat penting. Meskipun LDK bukan merupakan sayap dakwah satu-satunya di kampus, namun LDK merupakan dapur sekaligus laboratorium dakwah yang utama di kampus. Dari LDK-lah strategi dakwah disusun dan dikembangkan sehingga akhirnya dakwah dapat melebarkan sayapnya ke sektor-sektor lain yang ada di kampus. Latar belakang terbentuknya Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Darul Amal Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga tidak terlepas dari
peran mahasiswa yang kritis terhadap kondisi masyarakat yang semakin jauh dari nilai-nilai Islam. Sehingga mereka bergabung dalam Korps Dakwah Kampus (KDK) untuk memberikan kontribusi dalam perbaikan (islah) terhadap diri dan masyarakat, terutama masyarakat kampus. Dakwah kampus adalah implementasi dakwah ila Allah dalam lingkungan perguruan tinggi. Dimaksudkan untuk menyeru civitas akademika ke jalan Islam dengan memanfaatkan berbagai sarana formal/informal yang ada di dalam kampus. Dakwah kampus bergerak di lingkungan masyarakat ilmiah yang mengedepankan intelektualitas dan profesionalitas. Oleh karena itu pada tanggal 28 April 2002 terbentuklah LDM (Lembaga Dakwah Mahasiswa), melalui Musyawarah Akbar (Musyak) I. Satu tahun kemudian, pada Musyak II tanggal 31 Mei 2003 LDM berubah nama menjadi Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Darul Amal STAIN Salatiga. Dalam melaksanakan roda organisasi, LDK menjadikan Al Qur'an dan hadis yang shahih sebagai pedoman. Adapun dasar pemikiran yang digunakan adalah sebagai berikut:
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung”. (QS. Ali Imron : 104)
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”. (QS. An Nahl : 125)
Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Darul Amal STAIN Salatiga terdiri dari Badan Pengurus Harian, dan tiga bidang yang melaksanakan kegiatan yaitu: 1. Bidang Kaderisasi Bidang ini mempunyai tugas, melaksanakan disiplin alur kederisasi dengan
merekrut,
mendata,
menjaga,
membina,
memetakan
dan
mengarahkan kader. Meningkatkan kemampuan dan soliditas anggota agar memiliki keterikatan dengan nilia-nilai keislaman dan mengkaryakan kader agar terlibat aktif dalam amal Islami sesuai dengan tujuan organisasi. 2. Bidang Syi’ar Proses syi‟ar dalam LDK merupakan hal yang penting, karena tugas pokok LDK adalah syi‟ar. Tugas utama bidang ini adalah menyebarkan fikroh dan nilai-nilai keislaman di lingkungan kampus STAIN Salatiga serta masyarakat umum dan juga menginternalisasikan nilai-nilai tersebut kepada setiap mad‟u dakwah. Mampu menjadikan LDK sebagai leader
opinion di kampus sehingga tercipta citra positif bagi Lembaga Dakwah Kampus (LDK) dan Islam pada umumnya 3. Bidang Nisa' Bidang ini berkontribusi dalam membina dan meningkatkan mutu kemuslimahan sehingga terwujudlah muslimah sejati yang berkarakter dan berkepribadian islami.
G. Arah Gerak Bidang Nisa’ LDK Darul Amal STAIN Salatiga Secara garis besar arah dan program kerja LDK Darul Amal STAIN Salatiga adalah di bidang dakwah. Dalam pelaksanaannya, roda organisasi di komando oleh Badan Pengurus Harian (BPH) dan diaplikasikan serta direalisasikan sesuai dengan bidang-bidang yang ada, meliputi Bidang Kaderisasi, Syiar dan Nisa'. Adapun arahan kerja Bidng Nisa' adalah sebagai berikut: a. Tujuan Membina dan meningkatkan mutu keakhwatan sehingga terwujudlah muslimah sejati. b. Sasaran Seluruh mahasiswi STAIN Salatiga dan mahasisiwi dari kampus lain. c. Prinsip Kerja Nisa‟ a. Menjalin kerja sama dengan lembaga kemuslimahan yang memiliki visi dan misi sama. b. Terbuka, bertahap, dan berkesinambungan
c. Memanfaatkan sarana prasarana dan peluang yang memadai d. Ruang Lingkup Kerja a. Melakukan pengkajian masalah-masalah kemuslimahan b. Menyelenggarakan syi‟ar Islam yang berdimensi kemuslimahan c. Mengembangkan potensi keakhwatan
H. Visi Misi a. Visi Sebagai wadah positif bagi mahasiswa STAIN Salatiga untuk melahirkan kader – kader yang robbaniyah, ilmiyah, dan profesional.
b. Misi a. Menghimpun, membina, memberdayakan dan mengarahkan mahasiswa guna meningkatkan kualitas ruhiyah, fikriyah, jasadiyah dan perannya di kampus STAIN Salatiga serta masyarakat secara luas. b. Menyebarkan nilai-nilai Islam dalam mewujudkan kampus yang islami. .
I.
Struktur Organisasi LDK Darul Amal STAIN Salatiga Susunan Pengurus Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Darul Amal STAIN Salatiga Periode 2010- 2011
Ketua Umum
: Muhamad Hasbi
Sekretaris Umum
: Zakaria
Biro Kestari
: Noor Khomariyah
Bendahara Umum
: Agus Santoso
Biro Dana Usaha
: Muhibatul Wahyuni
Ketua Bidang Kaderisasi
: Nur Akhmad
Sekretaris Bidang Kaderisasi
: Siti Muawanah
Staf Bidang Kaderisasi
: Muhamad Fahrurrozi
Wiji Lestari
Kunal Abror
Fitriya Ulfa
Muchammad Anas M.
Indah Fitriany
Budi Kaswari
Fani Farida
Zainul Wafa
Barid Syamsiyah Partiwi
Ketua Bidang Syiar
: Munawar Said
Sekretaris Bidang Syiar
: Titin Syaifah
Staf Bidang Syiar
:
Nur Salim
Nurul Fatriyah
Tatih Wahono
Khabibah Tri Nurlaili
M. Irhamna
Siti Nurismawandari
Wahib Tri Mustofa
Titin Andriastuti
Abdul Ghoni
May Muflihah Ar Rozy
Ahmad Samsul
Arifah Puji Handayu Desi Natalia
Ketua Bidang Nisa‟
: Fita Setyani
Sekretaris Bidang Nisa‟
: Inayatul Fuaida
Staf Bidang Nisa‟
: Rokhmatul Ummah
Asri Dwi Wijayanti
Nur Rahmawati
Hima Nurusshofiati
Dinasti Umayah
Farokhatus Syukriyah
Siti Faiqotun
Amy Nur Amalia Umi Hafidhoh
Struktur Organisasi Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Darul Amal STAIN Salatiga MUSYAK
Dewan Pelindung
Dewan Penasehat Pembina
Ketua Umum
Bendahara Umum
Sekretaris Umum
Biro Kestari
Bidang Kaderisasi
Bidang Nisa‟
Bidang Syiar
Anggota Keterangan: MUSYAK
: Musawarah Akbar
Dewan Pelindung
: Ketua STAIN Salatiga
Dewan Penasehat
: Pembantu Ketua Bidang Kemahasiswaan
Pembina
: Dra. Siti Asdiqoh, M.Si.
J.
Program Kerja Bidang Nisa’ LDK Darul Amal STAIN Salatiga Secara garis besar, program kerja bidang nisa' LDK Darul Amal adalah sebaga berikut: a. Syura Rutin b. KARIMAH (Kajian Rutin Muslimah) c. JARMUS (Jaringan Muslimah) d. DMS (Dauroh Mar'atus Shalehah) e. Dauroh Pra Nikah f. MANIS (Madrasah Nisa') g. TPA (Training Pengurus Akhwat) Kajian Rutin Muslimah (KARIMAH) yang merupakan salah satu program kerja bidang Nisa‟ Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Darul Amal STAIN Salatiga diselenggarakan setiap hari jum‟at pukul 11.00-12.30 WIB di gedung A STAIN Salatiga. Adapun jadwal pelaksanaanya adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan KARIMAH
No.
Pekan
Materi
Pemateri
Tempat
1.
I
Psikologi Muslimah
Savitri Dewi, S.Psi.
Ruang A3
2.
II
Siroh Shahabiyah
Nishwatul Ula, SP
Ruang A3
3.
III
Isu Kontemporer
Dosen STAIN
Ruang A3
4.
IV
Akhlak Muslimah
Nur Hamidah W. S.Pd.I
Ruang A3
K. Persiapan Penelitian 1. Data Responden Adapun data responden dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.2 Daftar Nama Responden
No.
Jenis Kelamin P
Progdi
Tahun
1.
Nama Responden ACM
TBI
2006
2.
SFH
P
TBI
2006
3.
NR
P
TBI
2008
4.
FS
P
PAI
2007
5.
INFU
P
TBI
2008
6.
YUL
P
TBI
2009
7.
WL
P
TBI
2009
No.
Jenis Kelamin P
Progdi
Tahun
8.
Nama Responden RBH
PAI
2006
9.
NH
P
TBI
2008
10.
IA
P
PAI
2006
11.
PAR
P
PAI
2008
12.
NZ
P
PAI
2006
13.
FAT
P
PAI
2006
14.
KA
P
PAI
2008
15.
IND
P
PGMI
2008
16.
RU
P
TBI
2008
17.
HB
P
PGMI
2008
18.
RR
P
PGMI
2008
19.
NAA
P
PGMI
2008
20.
EDP
P
PAI
2006
21.
MMA
P
PAI
2008
22.
SM
P
PBA
2007
23.
FU
P
PAI
2007
24.
NF
P
TBI
2008
25.
KP
P
TBI
2009
26.
EK
P
PAI
2006
27.
US
P
PAI
2006
28.
NKH
P
TBI
2008
No.
Jenis Kelamin P
Progdi
Tahun
29.
Nama Responden KIP
TBI
2009
30.
DN
P
TBI
2009
2. Penyajian Data Penelitian a.
Daftar jawaban angket keikutsertaan mahasiswi dalam Kajian Rutin Muslimah (KARIMAH) Adapun hasil penyebaran angket dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.3
Daftar Jawaban Angket Keikutsertaan Mahasiswa dalam KARIMAH No. Item No.
Jumlah
Nama 1 2 3 4 5
6
7 8 9 10 A B C
1.
ACM
a a c b b a
a a b b
5
4
1
2.
SFH
a a b a b a
a a b b
6
4
0
3.
NR
a a a b a a
a a a c
8
1
1
4.
FS
a a c a b b
a b b b
4
5
1
5.
INFU
a a c a a a
a a b b
7
2
1
6.
YUL
a b c a a a
a b b b
5
4
1
7.
WL
a c c a b b
b b b b
2
6
2
8.
RBH
b a b a b a
a a b b
5
5
0
9.
NH
b b b b b a
a b c b
2
7
1
10.
IA
b c c b a a
b b b b
2
6
2
No. Item No.
Jumlah
Nama 1 2 3 4 5
6
7 8 9 10 A B C
11.
PAR
a a c b a a
a b b b
5
4
1
12.
NZ
a a b a a b
a a b b
6
4
0
13.
FAT
b a b b b a
a a c b
5
4
1
14.
KA
c a b b c a
b b c c
2
4
4
15.
IND
c c b b b a
a a c a
4
3
3
16.
RU
c c c b b a
a b c b
2
4
4
17.
HB
c a b b b a
b b c c
2
5
3
18.
RR
c a b b b b
b b c b
1
7
2
19.
NAA
c a b b b a
b c c c
2
4
4
20.
EDP
c c b b a a
b b c b
2
5
3
MMA c a b b c b
a b b b
2
6
2
21. 22.
SM
a a b a a
a
a b b b
6
4
0
23.
FU
c a a a b
a
a a a b
7
2
1
24.
NF
b c c b b b
b c c b
0
6
4
25.
KP
c a b b a a
a a c a
6
2
2
26.
EK
a a c a a a
a b b b
6
3
1
27.
US
b a b a a a
a a a b
7
3
0
28.
NKH
a a b a b a
a a b a
7
3
0
29.
KIP
a b b a a b
b a b b
4
6
0
30.
DN
b a b b a b
a a a a
6
4
0
b.
Daftar jawaban angket kepribadian mahasiswa Tabel 3.4
Daftar Jawaban Angket Kepribadian Mahasiswi STAIN Salatiga
No. Item
Jumlah
No. Nama 1
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
A
B
C
ACM
a a a b a a a b a c
b
b
a
c
a
a
a
a
b
b
12
6
2
2.
SFH
a a a b a c a a a a
a
b
a
c
b
a
a
a
b
b
13
5
2
3.
NR
a a a a a a b b a a
b
a
a
c
a
b
a
a
b
a
14
5
1
4.
FS
a a a a b b b b a a
b
b
a
a
a
a
a
a
b
b
12
8
0
5.
INFU
b a a b b b a a a a
b
a
a
c
a
a
b
a
a
b
12
7
1
6.
YUL
a a a b b a b b a a
b
b
a
c
a
b
a
a
a
b
12
7
1
7.
WL
b a a b c b b a a b
b
b
b
b
b
a
a
a
b
b
7
12
1
8.
RBH
b a a a b c b a a a
b
a
a
a
b
b
a
a
b
b
11
8
1
9.
NH
a a a a a c a b a b
b
a
a
c
a
b
a
a
b
b
12
6
2
10.
IA
a a a b a b c c a b
b
b
b
c
b
c
a
a
c
c
7
7
6
11.
PAR
a a a b b c b a a a
a
b
a
c
b
b
a
a
b
a
11
7
2
12.
NZ
b a a b a a a c a a
a
a
a
c
b
a
a
a
b
b
13
5
2
13.
FAT
a a a b a b a a a b
b
a
a
a
a
a
a
a
b
b
14
6
0
14.
KA
b a a a b c b a a a
b
a
a
c
b
b
a
c
b
b
9
8
3
15.
IND
a a a b a b b b a a
a
a
a
c
a
a
b
a
b
b
12
7
1
16.
RU
b a a a a c b a a a
b
b
a
c
b
b
a
a
a
b
11
7
2
1.
2
3
4
5
6
7
8
9
No. Item
Jumlah
No. Nama 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
A
B
C
17.
HB
b a a b b b b c a a
b
a
a
c
a
b
a
a
a
b
10
8
2
18.
RR
a a a b b b b a a a
b
b
b
c
c
b
a
a
b
b
8
10
2
19.
NAA
a a a a c c c a b a
a
a
b
a
b
a
a
a
b
b
12
5
3
20.
EDP
a a a b b c b b a b
b
b
a
c
b
a
a
a
a
b
9
9
2
MMA b a a a a a a a a a
a
b
a
a
a
a
a
a
b
b
16
4
0
21. 22.
SM
a a a b b b b b a a
b
a
a
c
a
a
a
a
a
a
13
6
1
23.
FU
a a a a a a a a a a
a
b
a
a
a
b
a
a
b
b
16
4
0
24.
NF
b a a b c b a b a a
b
a
a
c
a
b
a
a
b
b
10
8
2
25.
KP
a a a a a a a c a a
a
a
b
c
a
a
a
a
b
c
15
2
3
26.
EK
b a a b b a b a a a
b
a
a
c
a
a
a
a
a
b
13
6
1
27.
US
b a a b b b b a a a
b
a
a
c
a
a
a
a
a
b
12
7
1
28.
NKH
b a a a c a b a a a
b
a
a
c
a
b
a
a
b
b
12
6
2
29.
KIP
a a a a b a a a a a
b
a
a
a
a
a
a
a
a
b
17
3
0
30.
DN
a a a a a a a a a a
a
a
c
a
a
a
a
b
a
b
16
2
1
BAB IV ANALISIS DATA
Setelah data terkumpul lengkap, maka langkah selanjutnya adalah menganalisa data. Dalam menganalisa data ini penulis menggunakan statistik dengan maksud untuk memperoleh jawaban dari permasalahan yang dipertanyakan, yaitu: 1. Bagaimana keikutsertaan mahasiswi dalam mengikuti Kajian Rutin Muslimah (KARIMAH) Bidang Nisa‟ Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Darul Amal STAIN Salatiga tahun 2010? 2. Bagaimana kepribadian mahasiswi pada Bidang Nisa‟ STAIN Salatiga tahun 2010? 3. Adakah pengaruh mengikuti Kajian Rutin Muslimah (KARIMAH) terhadap kepribadian mahasiswi pada Bidang Nisa‟ Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Darul Amal STAIN Salatiga tahun 2010? Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam analisa ini disusun berdasarkan data hasil penelitian yang telah terkumpul. Berikut ini adalah uraian tentang analisis terhadap kumpulan data. A. Analisis Pendahuluan 1. Analisis
data
tentang
keikutsertaan
mahasiswi
dalam
KARIMAH
berdasarkan skor atau nilai Untuk mengetahui keikutsertaan mahasiswi dalam KARIMAH, penulis menggunakan instrumen berupa angket yang terdiri dari 10 item pertanyaan. Sedangkan untuk mengetahui kepribadian mahasiswi STAIN
Salatiga, penulis juga menggunakan angket yang terdiri dari 20 item pertanyaan. Dari masing-masing pertanyaan dalam angket, tersedia 3 alternatif jawaban dengan ketentuan sebagai berikut: a. Mahasiswi yang menjawab A diberi nilai 3 b. Mahasiswi yang menjawab B diberi nilai 2 c. Mahasiswi yang menjawab C diberi nilai 1 Tabel 4.1 Nilai Angket Keikutsertaan Mahasiswi dalam KARIMAH No. Item No.
Nama
Skor 1
2
3 4 5 6 7 8 9 10
1.
ACM
a
a
c b b a a a b
b
24
2.
SFH
a
a
b a b a a a b
b
26
3.
NR
a
a
a b a a a a a
c
27
4.
FS
a
a
c a b b a b b
b
23
5.
INFU
a
a
c a a a a a b
b
26
6.
YUL
a
b
c a a a a b b
b
24
7.
WL
a
c
c a b b b b b
b
20
8.
RBH
b
a
b a b a a a b
b
25
9.
NH
b
b
b b b a a b c
b
21
10.
IA
b
c
c b a a b b b
b
20
11.
PAR
a
a
c b a a a b b
b
24
12.
NZ
a
a
b a a b a a b
b
26
13.
FAT
b
a
b b b a a a c
b
24
No. Item No.
Nama
Skor 1
2
3 4 5 6 7 8 9 10
14.
KA
c
a
b b c a b b c
c
18
15.
IND
c
c
b b b a a a c
a
21
16.
RU
c
c
c b b a a b c
b
18
17.
HB
c
a
b b b a b b c
c
19
18.
RR
c
a
b b b b b b c
b
19
19.
NAA
c
a
b b b a b c c
c
18
20.
EDP
c
c
b b a a b b c
b
19
21.
MMA
c
a
b b c b a b b
b
20
22.
SM
a
a
b a a a a b b
b
26
23.
FU
c
a
a a b a a a a
b
26
24.
NF
b
c
c b b b b c c b
16
25.
KP
c
a
b b a a a a c a
24
26.
EK
a
a
c a a a a b b
b
25
27.
US
b
a
b a a a a a a
b
27
28.
NKH
a
a
b a b a a a b
a
27
29.
KIP
a
b
b a a b b a b
b
24
30.
DN
b
a
b b a b a a a
a
26
Dalam menentukan intervalnya, penulis menggunakan rumus:
i
( R 1) K
Keterangan: i = interval R
= Range atau batas nilai tertinggi dikurangi nilai terendah
K
= Jumlah kelas
Dari data terlihat nilai tertinggi adalah 27 dan nilai terendah adalah 16. Dengan memasukkan angka tersebut dalam rumus, maka dapat dicari lebar interval sebagai berikut: i
(27 16) 1 4
=3 Tabel 4.2 Interval Keikutsertaan mahasiswi dalam KARIMAH Jumlah No.
Nilai Interval
Mahasisw
Nilai Nominasi
i 1.
25-27
11
A
2.
22-24
7
B
3.
19-21
8
C
4.
16-18
4
D
Jumlah
30
Dengan demikian maka: a. Nominasi antara 25 – 27 berarti nilai keikutsertaan mahasiswi dalam KARIMAH dikatakan sangat tinggi (A) sebanyak 11 mahasiswi. b. Nominasi antara 22 – 24 berarti nilai keikutsertaan mahasiswi dalam KARIMAH dikatakan tinggi (B) sebanyak 7 mahasiswi. c. Nominasi antara 19 – 21 berarti nilai keikutsertaan mahasiswi dalam KARIMAH dikatakan sedang (C) sebanyak 8 mahasiswi. d. Nominasi antara 16 – 18 berarti nilai keikutsertaan mahasiswi dalam KARIMAH dikatakan rendah (D) sebanyak 4 mahasiswi. e. Kemudian dibuat tabel nominasi A (sangat tinggi), B (tinggi), C (sedang), dan D (rendah) untuk mengetahui masing-maing nominasi keikutsertaan mahasiswi dalam KARIMAH. Tabel 4.3 Nilai Nominasi Keikutsertaan Mahasiswi dalam KARIMAH Nomor Responden 1.
Skor
Nilai Nominasi
Keterangan
24
B
Tinggi
2.
26
A
Sangat tinggi
3.
27
A
Sangat tinggi
4.
23
B
Tinggi
5.
26
A
Sangat tinggi
6.
24
B
Tinggi
7.
20
C
Sedang
8.
25
A
Sangat tinggi
Nomor Responden 9.
Skor
Nilai Nominasi
Keterangan
21
C
Sedang
10.
20
C
Sedang
11.
24
B
Tinggi
12.
26
A
Sangat tinggi
13.
24
B
Tinggi
14.
18
D
Rendah
15.
21
C
Sedang
16.
18
D
Rendah
17.
19
C
Sedang
18.
19
C
Sedang
19.
18
D
Rendah
20.
19
C
Sedang
21.
20
C
Sedang
22.
26
A
Sangat tinggi
23.
26
A
Sangat tinggi
24.
16
D
Rendah
25.
24
B
Tinggi
26.
25
A
Sangat tinggi
27.
27
A
Sangat tinggi
28.
27
A
Sangat tinggi
29.
24
B
Tinggi
Nomor Responden 30.
Skor
Nilai Nominasi
Keterangan
26
A
Sangat tinggi
Setelah diketahui berapa banyak mahasiswi yang berada pada kategori sangat tinggi, tinggi, sedang dan rendah, kemudian dicari prosentase masing-masing kategori dengan rumus sebagai berikut: P
F 100% N
Keterangan: P
= Prosentase
F
= Frekuensi
N
= Jumlah total sampel
Sehingga diketahui hasilnya sebagai berikut: a.
Prosentase mahasiswi yang memiliki keikutsertaan sangat tinggi dalam KARIMAH dan mendapat nilai A yaitu sebanyak 11 mahasiswi adalah: P
11 100% 30
= 36,67 % Artinya, ada sebanyak 36,67 % mahasiswi mengikuti KARIMAH. b.
Prosentase mahasiswi yang memiliki keikutsertaan tinggi dalam KARIMAH dan mendapat nilai B yaitu sebanyak 7 mahasiswi adalah: P
7 100% 30
= 23,33 % Artinya, ada sebanyak 23,33 % mahasiswi mengikuti KARIMAH.
c.
Prosentase mahasiswi yang memiliki keikutsertaan sedang dalam KARIMAH dan mendapat nilai C yaitu sebanyak 8 mahasiswi adalah: P
8 100% 30
= 26,67 % Artinya, ada sebanyak 26,67 % mahasiswi mengikuti KARIMAH. d.
Prosentase mahasiswi yang memiliki keikutsertaan rendah dalam KARIMAH dan mendapat nilai D yaitu sebanyak 4 mahasiswi adalah: P
4 100% 30
= 13,33 % Artinya, ada sebanyak 13,33 % mahasiswi mengikuti KARIMAH. Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Variabel X No.
Nominasi Variabel x
1. Sangat tinggi 2. Tinggi 3. Sedang 4. Rendah Jumlah
Interval 25-27 22-24 19-21 16-18
2. Analisis Data tentang kepribadian mahasiswi Tabel 4.5
Frekuensi 11 7 8 4 30
Prosentase (%) 36,67 23,33 26,67 13,33 100
Nilai Angket Kepribadian Mahasiswi No. Item No. Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1
1
1 0
1.
1 1
1 2
1 3
1 4
1 5
1 6
1 7
Skor
2 8
9
0
ACM
a a a b a a a b a c
b
b
a
c
a
a
a
a
b
b
50
2.
SFH
a a a b a c a a a a
a
b
a
c
b
a
a
a
b
b
56
3.
NR
a a a a a a b b a a
b
a
a
c
a
b
a
a
b
a
58
4.
FS
a a a a b b b b a a
b
b
a
a
a
a
a
a
b
b
48
5.
INFU
b a a b b b a a a a
b
a
a
c
a
a
b
a
a
b
51
6.
YUL
a a a b b a b b a a
b
b
a
c
a
b
a
a
a
b
51
7.
WL
b a a b c b b a a b
b
b
b
b
b
a
a
a
b
b
58
8.
RBH
b a a a b c b a a a
b
a
a
a
b
b
a
a
b
b
50
9.
NH
a a a a a c a b a b
b
a
a
c
a
b
a
a
b
b
50
10.
IA
a a a b a b c c a b
b
b
b
c
b
c
a
a
c
c
41
11.
PAR
a a a b b c b a a a
a
b
a
c
b
b
a
a
b
a
49
12.
NZ
b a a b a a a c a a
a
a
a
c
b
a
a
a
b
b
51
13.
FAT
a a a b a b a a a b
b
a
a
a
a
a
a
a
b
b
54
14.
KA
b a a a b c b a a a
b
a
a
c
b
b
a
c
b
b
46
15.
IND
a a a b a b b b a a
a
a
a
c
a
a
b
a
b
b
51
16.
RU
b a a a a c b a a a
b
b
a
c
b
b
a
a
a
b
49
17.
HB
b a a b b b b c a a
b
a
a
c
a
b
a
a
a
b
48
18.
RR
a a a b b b b a a a
b
b
b
c
c
b
a
a
b
b
46
No. Item No. Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1
1
1 0
1 1
1 2
1 3
1 4
1 5
1 6
1 7
Skor
2 8
9
0
19.
NAA
a a a a c c c a b a
a
a
b
a
b
a
a
a
b
b
49
20.
EDP
a a a b b c b b a b
b
b
a
c
b
a
a
a
a
b
47
MMA b a a a a a a a a a
a
b
a
a
a
a
a
a
b
b
60
21. 22.
SM
a a a b b b b b a a
b
a
a
c
a
a
a
a
a
a
52
23.
FU
a a a a a a a a a a
a
b
a
a
a
b
a
a
b
b
60
24.
NF
b a a b c b a b a a
b
a
a
c
a
b
a
a
b
b
48
25.
KP
a a a a a a a c a a
a
a
b
c
a
a
a
a
b
c
52
26.
EK
b a a b b a b a a a
b
a
a
c
a
a
a
a
a
b
52
27.
US
b a a b b b b a a a
b
a
a
c
a
a
a
a
a
b
51
28.
NKH
b a a a c a b a a a
b
a
a
c
a
b
a
a
b
b
50
29.
KIP
a a a a b a a a a a
b
a
a
a
a
a
a
a
a
b
57
30.
DN
a a a a a a a a a a
a
a
c
a
a
a
a
b
a
b
53
Dalam menentukan intervalnya, penulis menggunakan rumus: i
( R 1) K
Keterangan: i = interval R = Range atau batas nilai tertinggi dikurangi nilai terendah K = Jumlah kelas Dari data terlihat nilai tertinggi adalah 60 dan nilai terendah adalah 41 Dengan memasukkan angka tersebut dalam rumus, maka dapat dicari lebar interval sebagai berikut: i
(60 41) 1 4
= 5 Tabel 4.6 Interval Kepribadian Mahasiswi Jumlah No.
Nilai Interval
Nilai Nominasi Mahasiswi
1.
56 – 60
6
A
2.
51 – 55
7
B
3.
46 - 50
16
C
4.
41 - 45
1
D
Jumlah
Dengan demikian maka:
30
a. Nominasi antara 56 – 60 berarti nilai kepribadian mahasiswi dikatakan sangat tinggi (A) sebanyak 6 mahasiswi. b. Nominasi antara 51 – 55 berarti nilai kepribadian mahasiswi dikatakan tinggi (B) sebanyak 10 mahasiswi. c. Nominasi antara 46 – 50 berarti nilai kepribadian mahasiswi dikatakan sedang (C) sebanyak 13 mahasiswi. d. Nominasi antara 41 – 45 berarti nilai kepribadian mahasiswi dikatakan rendah (D) sebanyak 1 mahasiswi. Kemudian dibuat tabel nominasi A (sangat tinggi), B (tinggi), C (sedang), dan D (rendah) untuk mengetahui masing-masing nominasi keikutsertaan mahasiswi dalam KARIMAH. Tabel 4.7 Nilai Nominasi Kepribadian Mahasiswi Nomor Skor
Nilai Nominasi
Keterangan
1.
50
C
Sedang
2.
56
A
Sangat tinggi
3.
58
A
Sangat tinggi
4.
48
C
Sedang
5.
51
B
Tinggi
6.
51
B
Tinggi
7.
58
A
Sangat tinggi
8.
50
C
Sedang
Responden
Nomor Skor
Nilai Nominasi
Keterangan
9.
50
C
Sedang
10.
41
D
Rendah
11.
49
C
Sedang
12.
51
C
Sedang
13.
54
B
Tinggi
14.
46
C
Sedang
15.
51
C
Sedang
16.
49
C
Sedang
17.
48
C
Sedang
18.
46
C
Sedang
19.
49
C
Sedang
20.
47
C
Sedang
21.
60
A
Sangat tinggi
22.
52
B
Tinggi
23.
60
A
Sangat tinggi
24.
48
C
Sedang
25.
52
B
Tinggi
26.
52
B
Tinggi
27.
51
C
Tinggi
28.
50
C
Sedang
Responden
Nomor Skor
Nilai Nominasi
Keterangan
29.
57
A
Sangat tinggi
30.
53
B
Tinggi
Responden
Setelah diketahui berapa banyak mahasiswi yang berada pada kategori sangat tinggi, tinggi, sedang dan rendah, kemudian dicari prosentase masing-masing kategori dengan rumus sebagai berikut: P
F 100% N
Keterangan: P
= Prosentase
F
= Frekuensi
N
= Jumlah total sampel Sehingga diketahui hasilnya sebagai berikut:
a. Prosentase mahasiswi yang memiliki keikutsertaan sangat tinggi dalam KARIMAH dan mendapat nilai A yaitu sebanyak 6 mahasiswi adal P
6 100% 30
= 20 %
Artinya, ada sebanyak 20 % mahasiswi mengikuti KARIMAH.
b. Prosentase mahasiswi yang memiliki keikutsertaan tinggi dalam KARIMAH dan mendapat nilai B yaitu sebanyak 7 mahasiswi adalah: 7 100% 30
P
= 23,33 % Artinya, ada sebanyak 23,33 % mahasiswi mengikuti KARIMAH. c. Prosentase mahasiswi yang memiliki keikutsertaan sedang dalam KARIMAH dan mendapat nilai C yaitu sebanyak 16 mahasiswi adalah: P
16 100% 30
= 53,33 % Artinya, ada sebanyak 53,33 % mahasiswi mengikuti KARIMAH. d. Prosentase mahasiswi yang memiliki keikutsertaan rendah dalam KARIMAH dan mendapat nilai D yaitu sebanyak 1 mahasiswi adalah: P
1 100% 30
= 3,33 % Artinya, ada sebanyak 3,33 % mahasiswi mengikuti KARIMAH. Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Variabel Y Persentase No.
Nominasi variabel x
Interval
Frekuensi (%)
1
Sangat tinggi
56 – 60
6
20
2
Tinggi
51 – 55
7
23,33
3
Sedang
46 - 50
16
53,33
4
Rendah
41 - 45
1
3,33
30
100
Jumlah
B. Analisa Uji Hipotesis Setelah dilakukan analisis terhadap kedua variabel berdasarkan nilai atau skor dan berdasarkan item-item pertanyaan angket, langkah berikutnya adalah melakukan uji hipotesis untuk menguji kebenarannya. Adapun untuk mengetahui hubungan keikutsertaan mahasiswi dalam KARIMAH terhadap kepribadian mahasiswi STAIN Salatiga tahun 2010 ditempuh dengan analisa data yang menggunakan rumus koefisien kontingensi sebagai berikut:
KK
2 2 n
Keterangan: KK
= Koefisien Kontingensi
X2
= Chi Kuadrat
n
= Jumlah Sampel Langkah-langkah yang penulis tempuh adalah: 1. Menyusun tabel persiapan Tabel persiapan dibuat dengan memberikan kategori pada masingmasing skor responden. Adapun datanya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.9 Tabel Persiapan Keikutsertaan Mahasiswi dalam KARIMAH dan Kepribadian Mahasiswi Variabel x
Variabel y
No. Skor
Nominasi
Skor
Nominasi
1.
24
B
50
C
2.
26
A
56
A
3.
27
A
58
A
4.
23
B
48
C
5.
26
A
51
B
6.
24
B
51
B
7.
20
C
58
A
8.
25
A
50
C
9.
21
C
50
C
10.
20
C
41
D
11.
24
B
49
C
13.
24
B
54
B
14.
18
D
46
C
15.
21
C
51
C
16.
18
D
49
C
17.
19
C
48
C
18.
19
C
46
C
Variabel x
Variabel y
No. Skor
Nominasi
Skor
Nominasi
19.
18
D
49
C
20.
19
C
47
C
21.
20
C
60
A
22.
26
A
52
B
23.
26
A
60
A
24.
16
D
48
C
25.
24
B
52
B
26.
25
A
52
B
27.
27
A
51
C
28.
27
A
50
C
29.
24
B
57
A
30.
26
A
53
B
2. Membuat tabel frekuensi yang diperoleh (fo) Berdasarkan tabel di atas dan klasifikasinya, maka dapat dibuat tabel frekuensi yang diperoleh sebagai berikut:
Tabel 4.10 Tabel Frekuensi yang Diperoleh
1.
Keikutsertaan Mahasiswi dalam KARIMAH Sangat tinggi
2.
Tinggi
1
3
3
0
7
3.
Sedang
2
0
5
1
8
4.
Rendah
0
0
4
0
4
6
7
15
1
30
No.
Jumlah
Kepribadian Mahasiswi Jumlah
Sangat tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
3
4
4
0
11
3. Membuat tabel frekuensi yang diharapkan (fh) Untuk menghitung frekuensi yang diharapkan (fh) pertama-tama dihitung berapa persen dari masing-masing sampel yang memiliki tingkat keikutsertaan sangat tinggi, tinggi, sedang, dan rendah dalam Kajian Rutin Muslimah (KARIMAH), dari sini dapat dihitung persentase sebagai berikut: a. Sampel yang memiliki tingkat keikutsertaan sangat tinggi adalah: P
3 4 4 100% 30
= 36,67 % = 0,3667 b. Sampel yang memiliki tingkat keikutsertaan tinggi adalah: P
1 3 3 100% 30
= 23,33 % = 0,2333 c. Sampel yang memiliki tingkat keikutsertaan sedang adalah:
P
2 5 1 100% 30
= 26,67 % = 0,2667 d. Sampel yang memiliki tingkat keikutsertaan rendah adalah: P
4 100% 30
= 13,33 % = 0,1333 Selanjutnya masing-masing fh (frekuensi yang diharapkan) kelompok yang mempunyai tingkat keikutsertaan dalam KARIMAH dan kepribadian mahasiswi dapat dihitung: a. Yang memiliki tingkat keikutsertaan sangat tinggi dalam karimah: 1) Kepribadian sangat tinggi
= 0,3667 x 6 = 2,2002
2) Kepribadian tinggi
= 0,3667 x 7 = 2,5669
3) Kepribadian sedang
= 0,3667 x 15 = 5,5005
4) Kepribadian rendah
= 0,3667 x 1 = 0,3667 + =10,6343 = 11
b. Yang memiliki tingkat keikutsertaan tinggi dalam karimah: 1) Kepribadian sangat tinggi
= 0,2333x 6
= 1,3998
2) Kepribadian tinggi
= 0,2333x 7
= 1,6331
3) Kepribadian sedang
= 0,2333x15 = 3.4995
4) Kepribadian rendah
= 0,2333x 1
= 0,2333 +
= 6,7657
=7
c. Yang memiliki tingkat keikutsertaan sedang dalam karimah: 1) Kepribadian sangat tinggi
= 0,2667x 6 = 1,6002
2) Kepribadian tinggi
= 0,2667x 7 = 1,8669
3) Kepribadian sedang
= 0,2667x15 = 4,0005
4) Kepribadian rendah
= 0,2667x 1 = 0,2667 + = 7,7343
=8
d. Yang memiliki tingkat keikutsertaan rendah dalam karimah: 1) Kepribadian sangat tinggi
= 0,1333x 6
= 0,7998
2) Kepribadian tinggi
= 0,1333x 7
= 0,9331
3) Kepribadian sedang
= 0,1333x15 = 1,9995
4) Kepribadian rendah
= 0,1333x 1
= 0,1333 +
= 3,8657
=4
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, selanjutnya dimasukkan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 4.11 Keikutsertaan dalam KARIMAH dan Kepribadian Mahasiswi
1.
Keikutsertaan mahasiswi dalam KARIMAH Sangat tinggi
2.
Tinggi
3.
Sedang
4.
Rendah
No.
Jumlah
Kepribadian Mahasiswi Sangat tinggi fo
fh
Sedang fo
fh
Tinggi fo
fh
Rendah fo
Jumlah
fh
32,2002
2,5669 4
4
5,5005 0
0,3667
11
11,3998
1,6331 3
3
3,4995 0
0,2333
7
1,8669 0
5
4,0005 1
0,2667
8
0,9331 0
4
1,9995 0
0,1333
4
15
1
30
1,6002 2 00,7998 6
7
e. Membuat tabel kerja chi kuadrat Berdasarkan kedua tabel di atas maka penulis dapat menghitung chi kuadratnya dengan rumus: x2
( fo fh) 100% fh
Keterangan: x2 = chi kuadrat fo = frekuensi yang diperoleh fh = frekuensi yang diharapkan
Hasil perhitungannya dapat disajikan dalam tabel berikut: Tabel 4.12 Tabel Kerja Penghitungan Chi Kuadrat Keikutsertaan Mahasiswi Dalam KARIMAH Sangat tinggi
Kepribadian Mahasiswi
fo
fh
fo - fh
(fo – fh)2
Sangat tinggi
32,2002
0,8 0,64
fh 0,29
Tinggi
42,5669
1,4 1,96
0,76
Sedang
4
5,5005
- 1,5 2,25
0,4
Rendah
0
0,3667 ii. 0,4 1,6
0,4
Jumlah Tinggi
1,85
Sangat tinggi
11,3998
- 0,4
1,6
1,14
Tinggi
31,6331
1,4
1,96
1,2
Sedang
3
3,4995
-0,5
0,25
0,07
Rendah
0
0,2333
-0,23
0,05
0,23
Jumlah Sedang
2,64
Sangat tinggi
2
Tinggi
01,8669
Sedang
5
Rendah
1
1,6002
0,4
0,16
0,09
-1,9
3,6
1,9
4,0005
1
1
0,25
0,2667
0,7
0,49
1,84
Jumlah Rendah
(fo – fh)2
4,08
Sangat tinggi
00,7998
-0,8
Tinggi
00,9331
-0,9
0,64 0,81
0,8 0,9
x2
Sedang
4
1,9995
2
4
2
Rendah
0
0,1333
-0,13
0,02
0,15
Jumlah
3,85
Total
12,42
( fo fh) 100% fh
x 2 12 ,42
Setelah mengetahui harga chi kuadratnya, langkah selanjutnya adalah menentukan derajat kebebasan dengan rumus: db = (b – 1) (k – 1) Keterangan: db
: derajat kebebasan
K
: banyaknya baris
K
: banyaknya kolom
Sehingga diperoleh hasil: db = (b – 1) (k – 1) = (4-1) (4– 1) =9 Setelah mengetahui db-nya penulis mengadakan tes signifikansi terhadap nilai kritik chi kuadrat dengan cara mengkonsultasikan pada nilai chi kuadrat dengan taraf signifikasi 5 % dan db sebesar 9 adalah 16,91.
Dalam perhitungan ditemukan chi kuadrat hitung= 12,42. Selanjutnya harga ini dibandingkan dengan harga chi kuadrat tabel dengan db 9. Berdasarkan tabel chi kuadrat, dapat diketahui bahwa jika db = 9 dan kesalahan yang ditetapkan = 5%, maka harga chi kuadrat tabel = 16,91. Karena harga chi kuadrat hitung (12,42) lebih kecil dari harga chi kuadrat tabel (16,91), maka distribusi data nilai statistik 30 mahasiswi tersebut dapat dinyatakan berdistribusi normal. f. Menghitung koefisien kontingensi Langkah ini merupakan tahap pemasukan harga chi kuadrat dalam rumus koefisien kontingensi:
KK
2 2 n
KK
12,42 2 12,42 2 30
KK
154,26 184,26
KK 0,92
C. Analisa Lanjut Untuk membuktikan signifikansi penelitian, berdasarkan db = 9 dan kesalahan 5%, diperoleh harga chi kuadrat tabel = 16,91. Ternyata harga chi kuadrat hitung lebih kecil dari harga chi kuadrat tabel, maka H o diterima. Ini berarti keikutsertaan mahasiswi dalam KARIMAH berpengaruh terhadap kepribadian mahasiswi STAIN Salatiga pada tahun 2010. Dan setelah besarnya
koefisien kontingensi dikonsultasikan dengan r product moment dari Pearson dengan N = 30 pada taraf signifikansi 5 % yaitu 0,361 dan taraf signifikansi 1 % yaitu 0,463, ternyata harga koefisien kontingensi (KK) berada jauh di atas r product moment atau 0,92 > 0,361 dalam taraf signifikansi 5 % dan bertanda positif dan harga KK berada jauh di atas r product moment atau 0,92 > 0,463 dalam taraf signifikasi 1 % juga bertanda positif. Hal tersebut mengindikasikan bahwa hasil uji dinyatakan sangat signifikan bila dihubungkan dengan hipotesis. Artinya, ada pengaruh yang signifikan antara keikutsertaan mahasiswi dalam Kajian Rutin Muslimah (KARIMAH) terhadap kepribadian mahasiswi STAIN Salatiga pada tahun 2010. Selanjutnya, dengan nilai KK sebesar 0,92 memberikan arti bahwa antara variabel X dan variabel Y terdapat pengaruh yang pasti dan berarti, di mana semakin baik keikutsertaan mahasiswi dalam KARIMAH, semakin baik pula kepribadiannya. Sedangkan untuk mengetahui besar variasi pengaruhnya dapat dicari dengan menggunakan rumus koefisien penentu (KP) yaitu: KP = KK2 x 100 % = (0,92)2 x 100 % = 84,6 % Nilai KP sebesar 84,6 % memberikan pengertian bahwa variasi naiknya kepribadian mahasiswi disebabkan oleh keikutsertaan mahasiswi dalam Kajian Rutin Muslimah (KARIMAH) sekitar 84,6 % dan selebihnya disebabkan oleh faktor lain.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Setelah penulis mengumpulkan data dalam rangka membuktikan hipotesis yang diajukan dan mengolahnya dengan teknik statistik dengan memakai
rumus
koefisien
kontingensi,
dengan
judul
“PENGARUH
MENGIKUTI KAJIAN RUTIN MUSLIMAH (KARIMAH) TERHADAP KEPRIBADIAN MAHASISWI (STUDI PADA BIDANG NISA‟ LEMBAGA DAKWAH KAMPUS (LDK) DARUL AMAL STAIN SALATIGA TAHUN 2010)”, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Keikutsertaan mahasiswi dalam Kajian Rutin Muslimah (KARIMAH) bidang Nisa‟ Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Darul Amal STAIN Salatiga yaitu: a. Tergolong dalam kategori sangat tinggi sebanyak 11 mahasiswi dengan interval skor antara 25-27 sebesar 36,67 % b. Tergolong dalam kategori tinggi sebanyak 7 mahasiswi dengan interval skor antara 22-24 sebesar 23,33 % c. Tergolong dalam kategori sedang sebanyak 8 mahasiswi dengan interval skor antara 19 – 21 sebesar 26,67% d. Tergolong dalam kategori rendah sebanyak 4 mahasiswi dengan interval skor antara 16-18 sebesar 13,33 %
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keikutsertaan mahasiswi dalam KARIMAH sangat,tinggi terbukti dengan sejumlah 36,67 % dari 30 responden masuk dalam kategori a. 2. Kepribadian mahasiswi STAIN Salatiga tahun 2010 yaitu: a. Tergolong dalam kategori sangat tinggi sebanyak 6 mahasiswi dengan interval skor antara 56 – 60 sebesar 20 % b. Tergolong dalam kategori tinggi sebanyak 7 mahasiswi dengan interval skor antara 51 – 55 sebesar 23,33 % c. Tergolong dalam kategori sedang sebanyak 16 mahasiswi dengan interval skor antara 46 – 50 sebesar 53,33 % d. Tergolong dalam kategori rendah sebanyak 1 mahasiswi dengan interval skor antara 41 – 45 sebesar 3,33 % Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kepribadian mahasiswi STAIN Salatiga sedang terbukti dengan sejumlah 53,33 % dari 30 responden masuk dalam kategori c. 3. Terdapat pengaruh signifikan pada keikutsertaan mahasiswi dalam Kajian Rutin Muslimah (KARIMAH) yang diadakan oleh bidang Nisa‟ Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Darul Amal STAIN Salatiga terhadap kepribadian mahasiswi STAIN Salatiga pada tahun 2010 melalui hasil analisis dengan menggunakan rumus koefisien kontingensi. Hal ini terbukti setelah harga koefisien kontingensi sebesar 0,92 dikonsultasikan dengan nilai pada tabel kritik chi kuadrat dengan db = 9 dan taraf signifikansi 5 % yaitu diperoleh angka 16,91, sedangkan hasil chi kuadrat hitung sebesar 12,42 yang berarti
chi kuadrat hitung lebih kecil dari chi kuadrat tabel, sehingga hipotesis kerja yang penulis ajukan dapat diterima, yaitu, keikutsertaan dalam Kajian Rutin Muslimah (KARIMAH) berpengaruh terhadap kepribadian mahasiswi STAIN Salatiga pada tahun 2010.
B. Saran-Saran Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Bagi Mahasiswi a. Perguruan tinggi merupakan tempat menuntut ilmu yang mengkaji berbagai disiplin keilmuan, oleh karena itu penulis memberikan saran kepada seluruh mahasiswi agar senantiasa memanfaatkan waktu dan peluang yang ada, untuk senantiasa menambah khasanah keilmuannya, serta terus bergerak untuk beraktualisasi diri di lingkungan di mana ia tinggal. b. Ilmu pengetahuan yang telah dimiliki oleh seseorang merupakan harta yang sangat berharta, namun ia tidak akan berarti apapun manakala tidak diamalkan atau diajarkan, maka amalkanlah ilmu yang telah dimiliki serta ajarkan kepada mereka yang belum mengetahui. c. Karakter atau kepribadian yang mulia merupakan perhiasan bagi muslimah, oleh karena itu penulis memberikan saran kepada mahasiswi STAIN Salatiga agar senantiasa menjaga akhlak islami sehingga terwujudlah muslimah yang mulia dan berprinsip.
2. Bagi Bidang Nisa‟ LDK Darul Amal STAIN Salatiga a.
Bidang Nisa‟ merupakan salah satu bagian dari STAIN Salatiga yang memiliki peran strategis dalam pengembangan diri mahasiswi dan syi‟ar keislaman, oleh karena itu penulis memberikan saran agar dalam setiap pelaksanaan kegiatan dan penyelenggaraan syi‟ar Islam yang berdimensi kemuslimahan serta pengembangan potensi kemuslimahan senantiasa meningkatkan kreatifitas sehingga tujuan atau harapan yang diinginkan dapat terwujud.
b.
Keteladanan merupakan kunci keberhasilan, maka jika seseorangg dapat menjadi pelopor dan teladan, hal itu akan mempermudah jalan untuk mencapai keberhasilan.
C. Rekomendasi Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yanga atas limpahan rahmat, karunia, hidayah, serta inayahNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan tanpa kesulitan yang berarti. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan membutuhkan kritik serta saran yang membangun. Meskipun demikian penulis berharap karya ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak dan khususnya pada diri penulis.
DAFTAR PUSTAKA
Abied. 2009.Unsur-unsur Kepribadian. (Online).(http://meetabied.wordpress.com unsur-unsur kepribadian, diakses 06 Maret 2010). Ahmadi, Abu. Sholeh, Munawar. 2005. Psikologi Perkembangan. Jakarta. PT Rineka Cipta. Ahmadi, wahid. 2004. Risalah Akhlak; Panduan Perlaku Muslim Modern. Solo. Era Intermedia. Al Adawiyah, Robi‟ah. 2008. Agar Ngampus Tak Sekedar Status. Surakarta. Indiva Publishing. Al Banjari, Rachmat, Ramadhana. 2008. Membaca Kepribadian Muslim Seperti Membaca Alqur‟an. Yogyakarta. Diva Press. Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek: Edisi Revisi IV.Jakarta. PT Rineka Cipta. Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia: Edisi ketiga. Jakarta. Balai Pustaka. FSLDKN. 2008. Menjadi Muslimah Pembangun Peradaban. Bandung. Gamais Press. Hadi, Sutrisno. 1981. Methodology Research, Jilid II, Yogyakarta. Fakultas Psikologi UGM, Halim, M. Nipan, Abdul. 2000. Menghias Diri Dengan Akhlak Terpuji. Yogyakarta. Mitra Pustaka. Thoyibi, M. 2001. Psikologi Islam. Surakarta. Muhammadiyah University Press. Husein, Ibnu. 2004. Pribadi Muslim Ideal. Semarang. Pustaka Nuun. Koeswara, E. 1991. Teori-Teori Kepribadian. Bandung. Eresco. Nadzir, Moh. 1983. Metodologi Penelitian. Jakarta. Ghalia Indonesia. Nurihsan,Ahmad. Yusuf, Syamsu., Juntika.2007.Teori Kepribadian. Bandung. PT Remaja Rosda Karya Offset. Poerwadarminta. 2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka.
Prayitno, Irwan. 2002. Membentuk Kepribadian Muslim. Bekasi. Pustaka Tarbiatuna. Schultz, Duane.1991. Psikologi Pertumbuhan. Yogyakarta. Kanisius. Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Bandung. Alfabeta. Suryabrata, Sumadi. 2003. Metodologi Penelitian. Jakarta. PT Persada.
Raja Grafindo
Thantawy. 2005. Kamus Istilah Bimbingan dan Konseling. Jakarta. Grasindo. Tim Penyusun Materi BPMAI. 2008. Moslem‟s Life Inspiration. Semarang. Usari. Yogaskater. 2010.Konsep Keperibadian Dalam Islam (Online). http://www.blogster.com/yogaskater/kepribadian-menurut-paradigma Islam, diakses 11 Mei. 2010). Yusuf, Syamsu. 2000. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung. PT Remaja Rosda Karya Offset.