PENGARUH KEPRIBADIAN GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR THE INFLUENCE OF TEACHER PERSONALITY TOWARD THE PERFORMANCE OF TEACHING Harycoon Angmalisang email:
[email protected] ABSTRAK Guru merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam proses pendidikan. Karena guru yang professional dapat menghasilkan generasi bangsa yang berkualitas sehingga dapat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). Guru yang profesional bukan hanya menguasai materi pelajaran untuk ditranfer kepada peserta didik (siswa), melainkan ia harus memiliki kepribadian dan menghasilkan kinerja yang maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa besar pengaruh kepribadian guru terhadap kinerja mengajar di SMA Kristen Irene Manado. Metode penelitian adalah korelasional, yaitu untuk menganalisis hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kepribadian guru dengan motivasi mengajar siswa di SMK Negeri 2 Manado. Kata kunci: kepribadian guru, kinerja mengajar, motivasi mengajar. ABSTRACT Teacher is one factor that plays an important role in the educational process. The teachers can produce a generation of professionally qualified people so that they can master the science and technology (science). Teachers are professionals not only to master the subject matter transferred to the learners (students), but it must have a personality and produce maximum performance. This study aims to determine how large the influence of personality on the performance of teachers teaching in Manado Irene Christian High School. The research method was correlational, which is to analyze the relationship between the independent variables (personality of the teacher ) with the variables dependen (the motivation to teach) The results of this research shows that there is a significant relationship between the personality of the teacher with the motivation to teach students at SMK Negeri 2 Manado. Key words: personality of the teacher, teaching performance, motivation to teach. PENDAHULUAN Kemajuan pembangunan suatu bangsa dan negara sangat tergantung pada kualitas sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki. Karena SDM yang berkualitas mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) serta dapat diaplikasikannya dalam dunia usaha/industri untuk menunjang pembangunan nasional. Untuk memperoleh SDM yang berkualitas dibutuhkan tenaga pengajar atau guru yang profesional.
Untuk itu guru harus memiliki syarat-syarat tertentu. Noeng Muhadir (1997), mengatakan bahwa syarat pokok yang dimiliki pendidik atau guru adalah: • Memiliki pengetahuan pokok; • Mengimlisitkan nilai dan pengetahuannya; • Bersedia menularkan pengetahuan dan kemampuannya kepada orang lain. Sedangakan Dirto Hadisusanto (1995) menyatakan bahwa syarat pokok bagi
* Staf Pengajar Pada Prodi Pendidikan Teknik Elektro FT Unima 28
29
• Merasa terpanggil sebagai tugas suci; • Mencintai dan mengasih sayangi peserta didik; • Mempunyai rasa tanggung jawab yang penuh akan tugasnya. Salah satu tujuan dilaksanakan sertifikasi guru, yaitu bukan sekedar meningkatkan kesejahteraan para guru, tetapi mereka juga harus professional dalam menjalankan tugas, sedangkan guru yang professional harus memiliki kompetensi sesuai tuntutan yaitu mampu mentransfer ilmu pengetahuan sesuai substansi ilmu yang dibidanginya. Dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, yaitu kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan”. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Pendidikan Nasional, dtekankan ada 4 jenis kompetensi guru yang harus dimiliki, yaitu: 1 Kompetensi pedagogik meliputi paham peserta didik, proses belajar mengajar, dan aktualisasi diri; 2 Kompetensi kepribadian meliputi pribadi mantap, stabil, dewasa, arif, wibawa, dan teladan; 3 Kompetensi profesional meliputi penguasaan materi, dan wawasan keilmuan; 4 Kompetensi sosial meliputi kemampuan berkomunikasi, bergaul di sekolah dan masyarakat. Kemudian Zakiyah Daradjat (Suwardi, 2007), mengemukakan bahwa kepribadian yang terpadu merupakan salah satu syarat bagi seseorang pendidik karena jabatannya sebagai guru. Pentingnya kepribadian yang harus dimiliki oleh guru karena ia sebagai seorang pendidik yang membentuk karakter generasi bangsa. Mursell (Slamento, 2003) menge-mukakan, bahwa mengajar digambarkan se-bagai mengorganisasikan belajar, sehingga belajar menjadi berarti atau bermakna bagi peserta didik. Slamento (2003), mengatakan bahwa tugas guru berpusat pada; 1) mendidik dengan memberikan arah dan motivasi pencapaian
Angmalisang, Pengaruh Kepribadian Guru
melalui pengalaman belajar yang memadai, dan 3) membantu perkembangan aspekaspekpribadi seperti sikap, nilai-nilai, dan penye-suaian diri. Selain itu, guru bukan hanya pe-nyampaian ilmu pengetahuan, ia juga harus bertanggung jawab terhadap perkembangan kepribadian peserta didik. Menurut Husaini (2006), guru dipandang sukses jika mampu mengorganisasikan proses pembelajaran dan menumbuhkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah yang dihadapinya, berpikir secara kritis dan kreatif bekerja secara kolaboratif dan independen dalam rentang aktivitas menantang, dilihat dari dimensi manajemennya, pengelolaan sekolah yang efektif akan memberikan kontribusi bagi pencapaian yang tinggi (ultimate goal) dari transformasi kurikulum dan pembelajaran dalam cara ketrika siswa tampil. Kinerja manajemen sekolah dan tampilan guru secara profesional melahirkan kemampuan secara positif untuk mempengaruhi proses pembelajaran (positively affect learning) yang bermutu.Guru sering dianggap sebagai sosok yang memiliki kepribadian ideal. Oleh karena itu, pribadi guru sering dianggap sebagai model atau panutan (yang harus digugu dan ditiru). Sebagai seorang model guru harus memiliki kompetensi yang berhubungan dengan pengembangan kepribadian (personal competencies), di antaranya: (1) kemampuan yang berhubungan dengan pengalaman ajaran agama sesuai dengan keyakinan agama yang dianutnya; (2) kemampuan untuk menghormati dan menghargai antar umat beragama; (3) kemampuan untuk berperilaku sesuai dengan norma, aturan, dan sistem nilai yang berlaku di masyarakat; (4) mengembangkan sifat-sifat terpuji sebagai seorang guru misalnya sopan santun dan tata karma dan; (5) bersikap demokratis dan terbuka terhadap pembaruan dan kritik (Endang Komara, 2007). Kompetensi kepribadian mutlak diperlukan bagi seseorang yang berprofesi guru, karena kompetensi ini berkaitan dengan idealism dan kemampuan untuk dapat memahami dirinya sendiri dalam kapasitas sebagai pendididik. Sudrajad (2007) mengungkapkan bahwa kita patut bertanya
30
ELEKTROMATIKA, VOL. 1, N0. 1, Maret 2011
tapi belum banyak menghasilkan anak didik yang memiliki kepribadian yangsesuai dengan yang diharapkan. Sehingga, bangsa kita mengalami krisis multidimen-sional yang berkepanjangan yang tiada ujungnya. Janganjangan ini semua buah kita sebagai pendidik yang belum menampilkan kepribadian yang patut diteladani oleh anak didik kita. Tampilan kepribadian guru akan lebih banyak memengaruhi minat dan an-tusiasme anak dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Pribadi guru yang santun, respek terhadap siswa, jujur, ikhlas dan dapat diteladani, mempunyai pengaruh yang signi-fikan terhadap keberhasilan dalam pembela-jaran apa pun jenis mata pelajarannya Menurut Atwi Suparman (2009) guru diharapkan dapat tampil dengan lembut sejuk, serta berwibawa. Kepribadian guru juga perlu dicermati, itu merupakan hal-hal yang berkaitan dengan kompetensi kepribadian. Hal itu menjadi penting, karena siswa perlu perlingungan dan perlu mendapatkan ketenangan dalam proses pendidikannya, juga dalam kehidupannya. Secara psikologis, guru dapat membawa ketenangan, menyenangkan dan mencerahkan bagi siswa. Dan itu hanya ada pada guru-guru yang mempunyai kompetensi kepribadian yang baik, dan mampu melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan baik.Kompetensi kepribadian, meliputi mantap, berakhlak mulia, arif dan bijaksana, berwibawa, stabil, dewasa, jujur, menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat, secara objektif mengevaluasi kinerja sendiri, dan mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan (Endang Komara, 2007). Ilyas (1999) mengatakan kinerja adalah penampilan hasil karya personil baik kuantitatif maupun kualitas dalam suatu organisasi dan merupakan penampilan individu maupun kelompok kerja personil yang terdiri dari 3 komponen penting, yaitu: (1) Tujuan: Penentuan tujuan dari setiap unit organisasi merupakan strategi yang digunakan untuk meningkatkan kerja.; (2) Ukuran: Dibutuhkan ukuran apakah seorang personel telah mencapai kinerja yang diharapkan, untuk itu
peranan penting; (3) Penilaian: Penilaian kinerja secara reguler yang dikaitkan dengan proses pencapaian tujuan kinerja setiap personel. Pengertian kinerja dengan deskripsi tujuan, ukuran operasional, dan penilaian regular mempunyai peran penting dalam merawat dan meningkatkan motivasi personel. Menurut balai pengembangan produktifitas daerah, terdapat beberapa faktor utama yang menentukan kinerja tenaga guru, yakni: (1) sikap mental, berupa motivasi, disiplin dan etika kerja, (2) pendidikan, pada umumnya orang yang mempunyai pendidikan yang lebih tinggi akan nmemiliki wawasan yang lebih luas, terutama penghayatan akan arti penting kinerja. Pendidikan disini dapat berarti pendidikan formal informal, maupun non formal. Tingginya kesadaran akan pentingnya kinerja akan mendorong tenaga kependidikan yang bersangkutan bertindak produktif, (3) keterampilan, makin terampil tenaga kependidikan akan lebih mampu bekerja serta menggunakan fasilitas dengan baik. Tenaga kependidikan akan menjadi lebih terampil apabila mempunyai kecakapan (ability) dan pengalaman (experience) yang memadai, (4) manjemen, diartikan dengan hal yang berkaitan dengan sistem yang diterapkan oleh kepala sekolah untuk mengelola dan memimpin serta mengendalikan tenaga kependidikan. Manajemen yang tepat akan menimbulkan semangat yang lebih tinggi sehingga mendorong tenaga kependidikan untuk bertindak produktif, (5) hubungan industrial, dapat Menciptakan ketenangan kerja dan memberikan mitivasi kerja secara produktif sehingga kinerja dapat meningkat, menciptakan hubungan kerja yang serasi dan dinamis sehingga menumbuhkan partisipasi aktif dalam usaha meningkatkan kinerja dan meningkatkan harkat dan martabat tenaga kependidikan sehingga mendorong diwujudkannya jiwa yang berdedikasi dalam upaya meningkatkan produktivitas sekolah, (6) mingkat penghasilan yang memadai dapat menimbulkan kosentrasi kerja, dan kemampuan yang dimiliki dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kinerja, (7) gizi dan kesehatan
Angmalisang, Pengaruh Kepribadian Guru
(8) jaminan sosial yang diberikan dinaspendidikan kepada dimaksudkan untuk meningkatkan pengabdian dan semangat kerja. Jika jaminan sosial tenaga kependidikan mencukupi maka akan menimbulkan kesenangan bekerja, yang mendorong pemanfaata seluruh kemampuan untuk meningkatkan kinerja, (9) lingkungan dan suasana me ngajar yang baik akan mendorong tenaga kependidikan senang bekerja dan meningkatkan tanggung jawab untuk melakuakan pekerjaan dengan lebih baik menuju kearah peningkatan kinerja, (10) kualitas sarana pembelajaran berpengaruh terhadap peningkatan kinerja, sarana pembe-lajaran yang tidak baik akan menimbulkan pemborosan, (11) tekhnologi yang dipakai secara tepat akan mempercepat penyelesaian proses pendidikan, menghasilkan jumlah lulusan yang berkualitas sera memperkecil pemborosan, dan (12) kesempatan berprestasi dapat menimbulkan dorongan psikologis untuk meningkatkan dedikasi serta peman-faatan potensi yang dimiliki dalam mening-katkan kinerja.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa besar pengaruh kepribadian guru terhadap kinerja mengajar di SMA Kristen Irene Manado METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah korelasional, yaitu untuk menganalisis pengaruh dan hubungan antara variabel kepribadian guru (X), dan variabel kinerja (Y).Penelitian ini dilaksanakan di SMA Kristen Irene Manado, mulai bulan Agustus sampai dengan Desember 2010. Populasi yaitu seluruh guru SMA Kristen Irene Manado dan sampel penelitian adalah 60 orang. Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data, yaitu menggunakan teknik angket yang berfungsi sebagai instrument untuk mengukur kepribadian guru dan motivasi belajar siswa di SMA Kristen Irene Manado. Adapun teknik analisis data digunakan teknik analisis regresi dan korelasi. HASIL PENELITIAN Data penelitian dideskripsikan dalam tabel distribusi frekuensi variabel penelitian seperti pada tabel 1.
31
Tabel 1:Deskripsi Data Variabel Kepribadian Guru
Tabel 2: Deskripsi Data Variabel Kinerja Mengajar
Berdasarkan analisis data menggunakan SPSS 16, diperoleh hasil seperti pada Tabel. 3 dan Tabel.4.. Tabel 3: Coefficients
Tabel 4: Model Summary
Dari hasil analisis data, diperoleh bentuk persamaan regresi sebagai berikut: Y = 14,179 + 0,706 X Setelah koefisien dari konstanta persamaan regresi variabel bebas arah (b) diuji dengan menggunakan komputer program SPSS, diperoleh nilai statistika distribusi student (t) = 8,124. Nilai tersebut diklasifikasi pada taraf signifikan (ñ) = 0,010. Sehingga dapat dikatakan koefisien regresi arah (b) pada persamaan regresi kesejahteraan terha-dap motivasi mengajar sangat signifikan.
32
ELEKTROMATIKA, VOL. 1, N0. 1, Maret 2011
Hasil analisis, diperoleh koefisien korelasi adalah r = 0,706 dan koefisien korelasi determinasi r2 = 0,532. Setelah nilai koefisien korelasi disubstitusi ke dalam rumus distribusi student (t), diperoleh: t = 8,134. Dalam tabel t pada á = 0,01 diperoleh ttabel = 2,39. Bertolak dari hasil analisis terlihat bahwa t hitung (8,134) > t tabel 2,39. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan kepribadian terhadap kinerja mengajar guru di SMA Kristen Irene Manado pada taraf signifikansi 99%. Selanjutnya, karena koefisien korelasi determinasi adalah r 2 = 0,532 sehingga menunjukkan bahwa kontribusi variabel kepribadian terhadap kinerja mengajar guru adalah sebesar 53,2 %. Sedangkan 46,8 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan kepribadian dengan kinerja mengajar guru di SMA Kristen Irene Manado. Pengaruh tersebut sangat signifikan dengan tingkat kepercayaan sebesar 99%. Dengan kata lain, semakin baik kepribadian seseorang guru semakin baik pula kinerja mengajarnya, atau sebaliknya. Guru merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam proses pendidikan. Karena guru yang professional dapat menghasilkan generasi bangsa yang berkualitas sehingga dapat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). Guru yang profesional bukan hanya menguasai materi pelajaran untuk ditranfer kepada peserta didik (siswa), melainkan ia harus memiliki kepribadian dan menghasilkan kinerja yang maksimal. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan kepribadian terhadap kinerja mengajar guru di SMA Kristen Irene Manado, sedangkan kontribusi kepribadian terhadap kinerja mengajar guru adalah sebesar 53,20 %.
SARAN 1. Proses pendidikan yang dilaksanakan di lembaga pendidikan tenaga keguruan (LPTK) yang menghasilkan tenaga guru perlu melaksanakan pendidikan yang berbasis pembentukan karakter kepribadian. 2. Guru yang akan mengikuti kegiatan program pendidikan profesional guru perlu melakukan work-shop untuk pembentukan karakter kepribadian. DAFTAR PUSTAKA Atwi Suparman, 2009, Kepribadian Guru Jadi Penilaian Dasar Kompetensinya, http://www. jurnalnet. com/062009/03 Endang Komara, 2007, Kompetensi Yang Harus Dimiliki Seorang Guru, http:// saifuladi, wordpres.com/ kompetensiguru Hadisusanto, Dirto., 1995, Pengantar Ilmu Pendidikan, FIP IKIP, Yogyakarta. Husaini, U., 2006, Manajemen, Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, Penerbit: Bumi Aksara, Jakarta. Ilyas, Y. 1999, Kinerja, Penerbit: Badan Penerbit FKM UI, Depok. Isjoni, 2004, Kinerja Guru,
[email protected] Muhadjir, N., 1997, Ilmu Pendidikan dan Perubahan Sosial: Suatu Teori Pendidikan, Penerbit: Rake Sarasin, Yogyakarta. Slameto, 2003, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Penerbit: PT. Rineka Cipta, Jakarta. Sudrajad, 2007, Kompetensi Kepribadian Guru, http://www.pikiran-rakyat.com/ cetak/2007/ 052007/14/ 99forumguru.htm Suwardi, 2007, Manajemen Pembelajaran: Mencipta Guru Kreatif dan Berkompetensi, Stain Salahtiga Press, Salahtiga. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 200. Tentang Guru dan Dosen.