119
ISSN 2338-980X Volume 1 nomor 2 Juli 2014
Elementary School 1 (2014) 119-127
PENGARUH PENGALAMAN MENGAJAR GURU DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU SD KECAMATAN KASIHAN KABUPATEN BANTUL
* Siti Zuhriyah UPBJJ-UT Yogyakarta Diterima: 15 Juni 2014. Disetujui: 30 Juni 2014. Dipublikasikan: Juli 2014 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti ada tidaknya pengaruh pengalaman mengajar guru, dan kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru SD Kecamatan Kasihan Bantul baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama. Populasi penelitian adalah guru SD Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul yang berjumlah 250 orang. Instrumen yang dugunakan dalam penelitian ini adalah angket yang digunakan untuk mengukur variabel kinerja guru, pengalaman mengajar guru dan kepemimpinan kepala sekolah. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa: (1) pengalaman mengajar guru berpengaruh terhadap kinerja guru SD Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul, (2) kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh terhadap kinerja guru SD Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul, dan (3) secara bersama-sama pengalaman mengajar guru, dan kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh terhadap kinerja guru SD Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul Kata kunci: Pengalaman mengajarguru, Kepemimpinan Kepala Sekolah, dan Kinerja Guru.
Abstract This Research aim to to get the evidence there is do not it him experience influence teach the teacher, and headmaster leadership to performance learn the SD of Subdistrict of Pity Bantul of either through by ex self and also together. Research population is teacher of SD of Subdistrict of Pity of Regency Bantul amounting to 130 people. Instrument which dugunakan in this research is enquette used to measure the variable of teacher performance, experience teach the teacher and headmaster leadership. Result of hypothesis examination indicate that: ( 1) experience teach the teacher have an effect on to performance learn the SD of Subdistrict of Pity of Regency Bantul, ( 2) headmaster leadership have an effect on to performance learn the SD of Subdistrict of Pity of Regency Bantul, and ( 3) by together experience teach the teacher, and headmaster leadership have an effect on to performance learn the SD of Assistive Regency Pity Subdistrict Keyword: Experience Mengajarguru, Headmaster Leadership, and Teacher Performance © 2014 Prodi PGSD Universitas PGRI Yogyakarta Alamat Korespondensi : UPBJJ-UT Yogyakarta
[email protected]
120 Pengaruh pengalaman mengajar guru dan kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru
PENDAHULUAN Penyelenggaraan Pendidikan Nasional berfungsi sebagai upaya untuk “mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia indonesia dalam rangka mewujudkan tujuan nasional”. Dengan kata lain pendidikan nasional merupakan usaha sadar yang dilakukan untuk mengembangkan kemampuan dan kepribadian sebagai suatu upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar menjadi modal dasar pembangunan yang efektif. Guru sebagai satu unsur dalam penyelenggaraan pendidikan yang memegang posisi strategis dalam pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan, berperan aktif sebagai tenaga yang professional. Kenyataannya dewasa ini mutu pendidikan belum mencapai kualitas yang diharapkan oleh pemerintah. Sumber utama yang menjadi penyebabnya adalah kurangnya kualitas guru dalam melaksanakan tugas (Raka, 1991). Faktor lain yang menjadi penyebab kurangnya kualitas guru dalam melaksanakan tugas bersumber pada diri individu sendiri, seperti sikap motivasi, umur, jenis kelamin, pendidikan, pengalaman kerja, kemampuan dan faktor dari luar seperti pekerjaan, sosial, dan organisasi. Pengalaman Mengajar Guru Pengalaman kerja merupakan salah satu faktor yang menunjang dan menambah kemampuan seseorang dalam melaksanakan pekerjaan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengalaman kerja
dapat diartikan sebagai “apa yang sudah dialami”. Hal tersebut berarti bahwa pengalaman kerja secara periodik sedikit demi sedikit diperoleh dalam kurun waktu tertentu (masa kerja). Dimensi waktu atau masa kerja sangat menentukan dalam pembentukan pengalaman kerja seseorang sehingga akan memperoleh kemampuan kerja yang tinggi. Pengalaman kerja seorang guru dalam penelitian ini disebut sebagai pengalaman mengajar. Imam B (1982 : 18) mengatakan bahwa “pengalaman merupakan sendi bagi suatu pengetahuan”, sehingga pengalaman dapat meningkatkan kemampuan mengajar bagi guru. Semakin sering seseorang mengulang sesuatu, semakin bertambah kecakapan dan pengetahuannya terhadap hal-hal tersebut dan guru akan lebih menguasainya, sehingga dari pengalaman yang pernah diperoleh seseorang akan mendapatkan hasil yang lebih baik. Berdasarkan beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa pengalaman mengajar dapat membantu seorang guru dalam meningkatkan kecakapan dan kemampuannya menghadapi kegiatan edukatif dan dapat menambah pengetahuan bagi seorang guru. Pendidikan terdiri dari berbagai komponen yang saling berpengaruh dan berkaitan. Komponen yang saling berpengaruh dan berkaitan. Komponen pendidikan adalah komponen guru yang mempunyai peranan penting dan menjadi kunci pokok bagi keberhasilah peningkatan mutu pendidikan. Kemampuan profesional
121 Elementary School 1 (2014) 119-127
guru perlu ditingkatkan dan dikembangkan dengan berbagai upaya, antara lain melalui pendidikan dan pelatihan (in service training), teknik pembinaan dilakukan secara berkesinambungan baik internal sekolah maupaun melalui wadahwadah pembinaan profesional seperti Kelompok Kerja Guru (KKG). Kepemimpinan Kepala Sekolah Kepemimpinan menurut yukl dalam Husaini Usman (2006 : 250) adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Lunenburg dan Ornstein (2000 : 151) menyatakan “Leadership is the process of influencing followers through the use of power using different bases of power result in different reaction from followers”. Menurut pendapat ini kepemimpinan adalah proses untuk mempengaruhi tingkah laku orang lain secara keseluruhan dengan menggunakan kekuasaan. Menurut Veithzal Rivai (2004: 3) kepemimpinan adalah proses mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas-aktivitas yang ada hubungannya dengan pekerjaan para anggota kelompok. Menurut teori kepemimpinan situasional dari Hersey dan Blanchard dalam Nurkolis (2003: 168) ada empat gaya kepemimpinan yaitu: Otoriter, Konsultatif, Partisipatif, dan Delegatif. Keempat gaya tersebut memiliki ciri-ciri tersendiri, yaitu: a. Kepemimpinan Otoriter. Dalam membuat keputusan, seorang pemimpin membuat keputusan sendiri tanpa meminta saran dari orang lain. Orang lain tidak berpartisipasi dan tidak
mempunyai pengaruh langsung terhadap keputusan. b. Kepemimpinan Konsultatif. Dalam membuat keputusan, seorang pemimpin menanyakan saran dan gagasan orang lain kemudian mengambil keputusan sendiri setelah mempertimbangkan saran-saran orang lain. c. Kepemimpinan Partisipatif. Dalam membuat keputusan, seorang pemimpin bertemu dengan orang lain untuk mendiskusikan masalah yang akan diputuskan, kemudian mengambil keputusan secara bersama-sama. d. Kepemimpinan Delegatif. Dalam mengambil keputusan, seorang pemimpin mendiskusikan masalahmasalah yang dihadapi dengan bawahan, kemudian mendelegasikan kepada bawahan suatu kekuasaan serta tanggung jawab untuk membuat keputusan. Bawahan diberi wewenang untuk melaksanakan keputusankeputusannya sendiri dalam melaksanakan tugas sesuai dengan garis kebijakan pimpinan. Berdasarkan teori-teori gaya kepemimpinan tersebut, maka dalam penerapannya kepala sekolah dapat menyesuaikan dengan situasi yang ada pada saat itu, juga harus mempertimbangkan kondisi staf yang dipimpinnya: (1) Bagi staf yang memiliki motifasi kerja baik, kemampuan juga baik, maka gaya kepemimpinan yang paling efektif yaitu kepemimpinan delegatif,
122 Pengaruh pengalaman mengajar guru dan kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru
artinya kepala sekolah lebih banyak memberikan dukungan dan mendelegasikan tugas dan wewenang kepada staf. (2) Untuk staf yang memiliki kemampuan yang paling efektif adalah kepemimpinan partisipatif, artinya kepala sekolah berpartisipasi aktif dalam mendorong staf untuk menggunakan kemampuannya secara optimal. (3) Bagi staf yang memiliki kemampuan yang kurang baik, tetapi memiliki motifasi kerja baik, maka gaya kepemimpinan konsultatif paling efektif, artinya kepala sekolah banyak memberikan bimbingan sehingga kemampuan staf secara bertahap meningkat. (4) Untuk staf yang memiliki kemampuan kerja kutang baik dan motivasi kerja juga kurang baik, maka gaya kepemimpinan instruktif yang paling efektif, artinya kepala sekolah lebih banyak memberi petunjuk yang spesifik dan secara ketat mengawasi staf dalam mengerjakan tugasnya. Sebagai contoh : pada saat membagi tugas maka kepala sekolah harus menggunakan gaya kepemimpinan delegatif, pada saat merumuskan tujuan maka kepala sekolah harus menggunakan gaya partisipatif, pada saat menerima keluhan para guru maka kepala sekolah harus menggunakan gaya konsultatif, dan saat menjelaskan tugas-tugas maka kepala sekolah harus menggunakan gaya instruktif. Dalam penelitian ini gaya kepemi pinan tersebut di atas dijadikan tolok ukur dalam mengungkap kualitas kepemimpinan kepala sekolah
menurut persepsi bawahan yaitu guru. Fungsi kepemimpinan kepala sekolah yang paling utama adalah sebagai manajer dan sebagai pemimpin (Mulyasa, 2005: 103). Kepala sekolah sebagai manajer mampu merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, memimpin, dan mengendalikan usaha para anggota serta mendayagunakan seluruh sumber-sumber daya organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam rangka melakukan fungsinya sebagai manajer, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerjasama dengan tenaga kependidikan, masyarakat dan dunia usaha, memberi kesempatan kepada para tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesinya secara optimal melalui berbagai penataran sesuai dengan bidangnya masing-masing, dan mendorong kerterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan yang menunjang program sekolah. Fungsi kepala sekolah sebagai pemimpin harus memberikan petunjuk dan wawasan, meningkatkan kemauan tenaga kependidikan, membuka komunikasi dua arah, dan mendelegsikan tugas. Kepala sekolah sebagai leader harus memiliki karakter khusus yang mencakup kepribadian, keahlian dasar, pengalaman dan pengetahuan profesional, serta
123 Elementary School 1 (2014) 119-127
pengetahuan administrasi dan pengawasannya. Kepala sekolah dalam implementasinya sebagai pemimpin dapat menggunakan empat gaya kepemimpinan yaitu otoriter, konsultatif, partisipatif, dan delegatif. Keempat gaya kepemimpinan tersebut sering dimiliki secara bersamaan oleh seorang pemimpin sehingga dalam melaksanakan kepemimpinannya, gaya kepemimpinan tersebut muncul secara situasional Kinerja Guru Robbins (Hadyana P dan Benyamin M, 1998: 2) mengemukakan manajemen merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan/ pengkoordinasian, dan pengendalian. Terry dalam Hasibuan (2006: 3) menyatakan manajemen meliputi planning, organizing, actuating, controlling. Menurut Sugiyono (2006: 10) manajemen pendidikan dapat diartikan sebagai proses perencanaan, pengarahan, dan pengendalian sumber daya manusia dan sumber daya yang lain untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Perencanaan merupakan kegiatan yang mencakup penetapan tujuan, penentuan sumber daya dan lingkungan, penentuan pendekatan yang digunakan secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengorganisasian merupakan kegiatan untuk mengorganisasi semua karyawan dengan menetapkan pembagian kerja,
hubungan kerja, delegasi wewenang, integrasi, dan koordinasi dalam bagan organisasi. Pengarahan merupakan kegiatan mengarahkan semua karyawan agar mau bekerja sama, bekerja efektif dan efisien dalam membantu tercapainya tujuan. Pengengendalian adalah memantau kegiatan-kegiatan untuk memastikan kegiatan itu dicapai sesuai dengan yang direncanakan dan mengoreksi setiap penyimpangan yang berarti. Kinerja merupakan bagian dari manajemen pendidikan yaitu pada pengorganisasian. Prawirosentono (1999: 2) menyebutkan bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum sinergik dengan moral dan etika. Uno (2001: 106) mengemukakan bahwa kinerja adalah gambaran tentang hasil kerja seseorang berkaitan dengan tugas yang diembannya dan didasarkan pada tanggung jawab profesional yang dimiliki seseorang. Byars & Rue (1991: 250) mengatakan bahwa “Performance refers to degree of accomplishment of the task that make up an individual’s job. It reflects how well of individual is fulfilling the requirements of a job”. Pendapat ini mengandung makna bahwa kinerja senantiasa berhubungan dengan tingkat penyelesaian tugas-tugas suatu pekerjaan seseorang. Kinerja juga merupakan refleksi seorang
124 Pengaruh pengalaman mengajar guru dan kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru
pekerja dalam memenuhi persyaratan-persyaratan suatu pekerjaan, kinerja dapat diartikan sebagai aktivitas seseorang dalam melaksanakan tugas pokok yang dibebankan kepadanya. Sebagai seorang guru misalnya, tugas rutinnya adalah melaksanakan proses belajar mengajar di sekolah. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja senantiasa berhubungan dengan tingkat penyelesaian tugas-tugas suatu pekerjaan seseorang. Kinerja juga merupakan proses tingkah laku kerja seseorang sehingga menghasilkan sesuatu yang menjadi tujuan dari pekerjaannya. Kinerja sebagai aktivitas seseorang dalam melaksanakan tugas pokok yang dibebankan kepadanya. Sebagai seorang guru tugas rutinnya adalah melaksanakan proses belajar mengajar di sekolah. Hasil yang dicapai secara optimal dari tugas mengajar merupakan kinerja seorang guru. Pengalaman mengajar guru METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian ex post facto karena tidak dilakukan manipulasi variabel, data dikumpulkan setelah kejadian berlangsung, dan penelitian ini menelusuri kembali ke masa lampau untuk mencari sebab-akibat yang saling berhubungan serta maknanya. Penelitian ini mengungkap hubungan antara variabel pengalaman mengajar guru, dan kepemimpinan kepala sekolah dengan variabel kinerja guru, sehingga termasuk penelitian korelasi, dengan menggunakan analisa regresi.
Dalam penelitian ini populasinya adalah guru-guru sekolah dasar tersebar di 32 SD wilayah Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul jumlahnya 250 orang guru. Variabel dalam penelitian ini ada 3, terdiri dari 2 variabel bebas dan 1 variabel terikat. Variabel bebas meliputi pengalaman mengajar guru (X1) dan kepemimpinan kepala sekolah (X2), dan variabel terikatnya adalah kinerja guru sekolah dasar di Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul (Y). Data tentang pengalaman mengajar guru, dan kepemimpinan kepala sekolah, dan kinerja guru menggunakan angket. Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi ganda untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel: pengalaman mengajar guru (X1), kepemimpinan kepala sekolah (X2) terhadap kinerja guru (Y), serta pengaruh secara bersama-sama variabel X1 dan X2 terhadap Y. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini berhasil mengungkapkan kinerja dari 250 guru SD Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul yang menjadi responden dapat ditunjukkan oleh guru dalam melaksanakan tugas sehari-hari yang menjadi tanggungjawabnya. Kualitas kinerja guru berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan di sekolah. Seorang guru yang memiliki semangat kerja tinggi keberhasilan kerjanya juga tinggi. Berdasarkan hasil analisa regresi menunjukkan nilai korelasi ganda sebesar 9,30 %, nilai koefisien
125 Elementary School 1 (2014) 119-127
determinasi sebesar 0,305, nilai Fhitung sebesar 11,093 dengan signifikansi p = 0,000 lebih kecil dari 0,05. Berdasarkan pengujian ini dapat disimpulkan bahwa: Secara bersama-sama pengalaman mengajar guru, dan kepemimpinan kepala sekolah secara bersamasama berpengaruh terhadap kinerja guru SD Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul sebesar 9,30 %, sedangkan 30,5 % dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Dalam penelitian ini berhasil mengungkapkan dari 250 guru SD Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul yang menjadi responden bahwa pengalaman mengajar guru meningkat karena guru mengikuti diklat, seminar, MGMP, mendapatkan tugas tambahan misalnya sebagai guru BP, membuat diktat, penelitian, dan studi lanjut. Hasil pengujian hipotesa menunjukkan bahwa pengalaman mengajar guru pengaruh terhadap kinerja guru SD Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul. Nilai koefisien determinasi sebesar 0,018 % artinya kompetensi guru mempengaruhi kinerja guru SMK Negeri kelompok Pariwisata Program Produktif di DIY sebesar 18 % Penelitian ini berhasil juga mengungkapkan dari 250 guru SD Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul yang menjadi responden bahwa kepala sekolah merupakan unsur penting dalam memimpin suatu sekolah. Kepemimpinan kepala sekolah dapat dirasakan oleh guru antara lain melalui penjelasan program-program sekolah kepada para guru, mendelegasikan tugas-tugas
kepada para guru sesuai dengan kemampuan masing-masing, mau mendengarkan keluhan para guru. Hasil pengujian hipotesa menunjukkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh terhadap kinerja guru SD Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul. Nilai koefisien determinasi sebesar 0,04 % artinya kepemimpinan kepala sekolah mempengaruhi kinerja guru SD Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul sebesar 4 % KESIMPULAN : 1. pengalaman mengajar guru berpengaruh terhadap kinerja guru SD Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul 2. Kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh terhadap kinerja guru SD Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul 3. Secara bersama-sama pengalaman mengajar guru, kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh terhadap kinerja guru SD Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul DAFTAR PUSTAKA Barnadib Imam. (1955). Beberapa hal tentang pendidikan. Yogyakarta Studying. Byars, L. L., & Rue, L. W. (1991). Human resource management. Boston: Georgia State University. David, F.R. (2001) Strategic management. New Jersey: Prentice Hall, Inc. Departemen Pendidikan Nasional. (2002). a Penyusunan program sekolah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
126 Pengaruh pengalaman mengajar guru dan kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru
Fasli Jalal. (2008)sertifikasi guru ttp://www.ktiguru.org/file.ph p/I/tanyajawab.pdf. Dicetak/21/04/2008/dikbud Hasibuan Malayu SP. (2006). Manajemen sumberdaya manusia. Jakarta: PT Bumi Aksara. Husaini Usman. (2006). Manajemen, Jakarta: Bumi Aksara. La Ode Turin. (2002). Hubungan pengalaman penataran dan motivasi dengan performansi mengajar guru SMU N 3 Kendari Sulawesi Tenggara. Jurnal Pendidikan Vol.1.2 UPBJJ-UT Kendari. Diambil tanggal 15 Oktober 2008 dari http:??202.169/jp/12turi.htm Lunenburg, F.C., & Ornstein, A. C. (2000). Educational administration. USA: Wadsworth. Mangkunegoro, A.P. (2001). Manajemen sumber daya manusia perusahaan, Bandung : Remaja Rosda Karya. Mulyasa. (2005). Menjadi kepala sekolah profesional. Bandung : Remaja Rosda Karya. Nurkolis. (2003). Manajemen berbasis sekolah. Jakarta : Grasindo. Prawirosentono. S. (1999). Kebijakan kinerja karyawan. Yogyakarta : BPFE. Raka Joni,T. (1991). Pokok-pokok pikiran mengenai pendidikan guru: mencari strategi pengembangan pendidikan nasional menjelang abad 21. Jakarta: PT Grasindo.. Reinhartz,J,& Beach,D.M. (2004). Educational Leadership. New-York: Pearson.:
Puji Rahardjo. (2004). Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru sekolah dasar di kabupaten Banyumas Tesis magister, tidak diterbitkan, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta. Robbin, S.P. (1998). a Perilaku organisasi (Terjemahan Hadyana Pujaatmaka dan Benyamin Molan) Jakarta: PT Prenhallindo. __________ (2001). b Perilaku organisasi (Terjemahan Hadyana Pujaatmaka dan Benyamin Molan) Jakarta: PT Prenhallindo. Sadler, P. (1997). Leadership. London: Kogan Page Limited. Saiful Sagala. (2003). Konsep dan makna pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Slamet,P.H. (2000). Menuju pengelolaan pendidikan berbasis sekolah. Makalah pada seminar dan temu alumni fakultas ilmu sosial, Universitas Negeri Yogyakarta. Tanggal 27 Mei 2000. Sugiyono. (2007). Metode penelitian pendidikan. Bandung : Alfa Beta. ________ (2006). a Perspektif manajemen pendidikan: Fakultas Teknik UNY. ________ (2006). b Statistik untuk penelitian pendidikan. Bandung : Alfabeta. Uno,H.B., Sofyan, H., & Candiasa, I.M. (2001). Pengembangan instrumen untuk penelitian. Jakarta: Delima Press. Veithzal Rivai. (2003). Kepemimpinan dan perilaku
127 Elementary School 1 (2014) 119-127
organisasi. Jakarta: Grafindo Persada.
Raja