PENGARUH KEPRIBADIAN TERHADAP KERJA TIM & KEPUASAN KERJA INDIVIDU Annisa Nugraheni 1) , Christiono Utomo 2) Program Magister Manajemen Proyek Konstruksi Institut Teknologi Sepuluh Nopember 1) E-mail :
[email protected] 2) E-mail :
[email protected]
ABSTRACT Successful project is characterized as being “on-time and within-budget”, but there is one thing more important, a project is dependent upon the people involved and how they run it. The purpose of this paper is to determine the personality characteristics which is owned by a manager to identify how could personality can affect the success of a project in case of good teamwork and individual job satisfaction. The paper presents the results of an empirical theories of each variables. Data collected by questionnaire survey method to the 50 respondents, they are managers at various companies. While data processing is done through descriptive analysis and tabulation presents the descriptive statistical analysis of frequencies to be created on the variables used, it is concluded that personality variables was directly related to good teamwork and individual job satisfaction. And the results indicated that personality type of conscientious has a strong influence on good teamwork and individual job satisfaction, while the weakness of neuroticism could strengthen the good teamwork and individual job satisfaction. Keywords: personality traits, individual job satisfaction, good teamwork, project manager.
1. PENDAHULUAN Dalam perkembangannya, sukses proyek bukan hanya mempertemukan biaya, waktu, dan kualitas saja, tetapi secara keseluruhan dapat diartikan bahwa seluruh komponen stakeholder puas dengan hasil proyek (Atkinson, 1997). Selain itu juga dilihat dari bagaimana keterlibatan orang-orang di dalam proyek (Wideman, 1998), dan lebih kepada adanya manajemen proyek dan kerja tim yang baik. Adapun tingkatan kedewasaan manajemen proyek pada level yang paling mendasar adalah “proyek dihasilkan melalui perjuangan seseorang dan berasal dari usaha seorang manajer proyek dan tim di bawahnya” (Kuen et al, 2008). Sedangkan kerjasama tim dikatakan berhasil, jika ada kepuasan seorang individu terhadap pekerjaannya / job satisfaction (Hackman (1976) & Oldham (1981)), yang dipengaruhi oleh sikap dan motivasi individu itu sendiri. Karena salah satu kunci keberhasilan proyek adalah berasal dari sumber daya manusianya, maka kesuksesan proyek dapat dicapai dengan meningkatkan pengetahuan, kemampuan, pemahaman terhadap hubungan antar individu yang baik / good-interpersonal skills (Strohmeier, 1992), yang meliputi: pengaruh dan motivasi, konflik, komunikasi, dan kerja tim. Penelitian ini menjadikan kerja tim yang baik dan kepuasan kerja individu sebagai fokus utama dalam mencapai kesuksesan sebuah proyek. Pertama, dalam sebuah kerja tim yang baik diperlukan manajerial yang baik pula, yang meliputi: kecakapan intelektual, manajerial, dan emosional. Selain itu kunci utama dalam kerja tim yang baik adalah komunikasi yang efektif dan menghilangkan ego individu (Strohmeier, 1992), yang mana kedua hal ini tergantung pada bagaimana karakteristik kepribadian yang mereka miliki. Kedua, kepuasan kerja individu terhadap pekerjaannya tergantung pada: umur, jenis kelamin, ras, kemampuan kognitif, keserasian pekerjaan, penggunaan keahlian, level jabatan, dan kepribadian yang dimilikinya (Schultz, 1998).
Dari kedua elemen yang mempengaruhi kesuksesan sebuah proyek, khususnya jika dilihat dari sudut pandang peran sumber daya manusianya, seperti kerja tim yang baik dan kepuasan kerja individu, kepribadian adalah aspek penting yang secara mendasar melatarbelakangi keduanya. Kepribadian merupakan karakteristik dari reaksi individu terhadap rangsangan sosial dan kualitas adaptasi dengan lingkungan sosial mereka (Allport, 1924). Khususnya kepribadian seorang manajer yang seperti apakah yang dapat mempengaruhi kesuksesan sebuah proyek. Adapun ilustrasi keterkaitan kerja tim yang baik, kepuasan kerja individu, dan kepribadian seorang manajer dapat dijelaskan pada Gambar 1.
Gambar 1. Ilustrasi Keterkaitan Kerja Tim yang Baik, Kepuasan Kerja Individu, dan Kepribadian Manajer terhadap Sukses Proyek
Latar belakang tersebut memberi motivasi pada penelitian tentang pengaruh kepribadian terhadap kerja tim yang baik dan kepuasan kerja individu
2. KAJIAN PUSTAKA Untuk mengidentifikasi bentuk kepribadian yang menyebabkan kesuksesan sebuah proyek, dapat dikaji melalui dua jenis penelitian sebelumnya, yaitu kajian penelitian tentang bagaimana bentuk kepribadian mempengaruhi suatu pencapaian dan apa saja faktor penentu keberhasilan dalam proyek. Beberapa penelitian yang terkait dengan bentuk kepribadian yang mempengaruhi suatu pencapaian, diantaranya adalah: Pertama, menurut Barrick & Mount (1993) dalam penelitiannya “Autonomy as Moderator of Relationship between the Big Five Personality and the Job Performances” menemukan 5 (lima) faktor yang mengklasifikasi bentuk kepribadian, tentunya setelah melalui tahap pengurutan dari berbagai sumber penelitian terdahulu dengan berbagai kerangka teori, berbagai sampel, dan berbagai latar belakang budaya. Kedua, menurut Wideman (1998) dalam seminarnya “Dominant Personality Traits Suited to Running Projects Successfully (and What Type Are You?)”, mendefinisikan sukses proyek adalah getting things done, dimana adanya motivasi individu untuk mencapai kepuasan kinerja mereka. Dari motivasi individu yang kuat tersebut, akan menghasilkan tipe pemimpin yang baik dan tipe manajemen yang sukses. Diantara kedua hal tersebut, terdapat aspek penting yang juga mempengaruhinya, yaitu kepribadian. Wideman (1998) menjelaskan hubungan antara kepribadian manajer proyek yang dominan yang tepat untuk setiap fase
proyek dalam mencapai kesuksesan. Kemudian didapatkan karakteristik manajer proyek berdasarkan lingkungan manajemen proyeknya dapat digolongkan menjadi: the explorer, the coordinator, the driver, dan the administrator. Ketiga, Wang (2009) dalam penelitiannya “Building the Linkage between Project Managers’ Personality and Success of Software Projects” menjelaskan bahwa kepribadian manajer proyek akan mempengaruhi tingkat kepemimpinannya yang kemudian mempengaruhi suksesnya sebuah proyek. Keempat, menurut Thomas & Pandey (2009), dalam tulisannya “Relationship between Personality and Managerial Performance”, mendefinisikan manajer sebagai orang yang memiliki kemampuan untuk membuat kesepakatan untuk memenuhi kebutuhan organisasinya, bagaimana dia memperlakukan para pekerja, dan bagaimana dia menghadapai berbagai tekanan pekerjaan di kantor. Ada 20 faktor kepribadian yang diuji, didapatkan 3 faktor kepribadian yang mana akan meningkatkan performansi kerja manajer proyek, antara lain: foresighted, optimism, dan action-oriented. Adapun penelitian yang terkait dengan apa saja faktor penentu keberhasilan sebuah proyek, antara lain: Pertama, menurut Pheng & Chuan (2006) dalam penelitiannya “Environmental Factors and Work Performance of Project Managers in the Construction Industry” menjelaskan bahwa performansi kerja seorang manajer proyek juga ikut menentukan bagaimana sebuah proyek itu bisa dikatakan sukses. Melalui penelitiannya, Pheng & Chuan menemukan 15 variabel faktor lingkungan dan performansi kerja. Kedua, dalam penelitian “Leadership Competency Profiles of Successful Project Managers” oleh Muller & Turner (2010), ukuran sukses proyek dapat ditentukan melalui dimensi tipe kepemimpinan dan indikator kerja seseorang. Ketiga, Kuen et al (2008) menjelaskan dalam “Critical Factors Influencing the Project Success Amongst Manufacturing Companies in Malaysia”, terdapat 9 (sembilan) faktor yang menyebabkan sebuah proyek itu berhasil, dengan mengadopsi teori-teori penelitian sebelumnya yang kemudian dilakukan riset dengan menggunakan ukuran-ukuran tertentu. Keempat, penelitian “Literature Mapping: a bird's eye view on classification of factors influencing project success”, Abdullah et al (2010) mengamati terdapat perkembangan faktor-faktor penyebab sebuah proyek itu bisa dikatakan sukses dewasa ini apabila dibandingkan pengertian sukses proyek pada lima dasawarsa terakhir. Dalam penelitian ini dilakukan pemetaan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan proyek dari berbagai macam literatur dengan membandingkannya ke dalam definisi, dimensi, faktor tadisional dan non-tradisional yang mempengaruhinya, kerangka dan model, tipe, lokasi, level dan fase yang sedang dijalani oleh sebuah proyek, untuk memberikan informasi dan masukan kepada seluruh praktisi manajemen proyek. Yang selanjutnya dapat dijadikan acuan dalam menentukan kesuksesan sebuah proyek konstruksi di Surabaya. Kajian beberapa penelitian yang dipakai sebagai referensi dalam mengidentifikasi pengaruh kepribadian terhadap kerja tim yang baik dan kepuasan kerja individu dapat dilihat pada Tabel 1.
3. METODE PENELITIAN 3.1. Model Penelitian Proses sintesis untuk mendapatkan variabel penelitian dilakukan dengan menyajikan hitungan frekuensi atau analisis frekuensi dari berbagai teori kepribadian yang dikemukakan oleh berbagai tokoh. Variabel penelitian yang dipilih adalah bentuk kepribadian yang setidaknya minimal termuat dalam 3 teori, antara lain: Phlegmatic, Extroversion, Introversion, Openness to Experience, Conscientious, Neoruticism, dan Emotional Stability. Adapun model penelitian yang digunakan dalam penelitian untuk mengetahui kepribadian apa saja yang dapat mempengaruhi kerja tim yang baik dan kepuasan kerja individu, tersaji dalam Gambar 2.
variabel independen
variabel dependen
bentuk kepribadian X1
Y = Kesuksesan Proyek
X2 kerja tim yang baik kepuasan kerja individu
X3 Xn
Gambar 2. Ilustrasi Variabel Independen dan Variabel Dependen
Tabel 1: Kajian Pustaka dari Penelitian Sebelumnya Tahun 1993
2002
2006
2009
2010
2010
Negara
Judul
Penulis
Keterangan
Amerika
Autonomy as a Moderator of The Big Five Factor: Extraversion, Barrick & Mount Relationship between the Big Five Agreeableness, Conscientious, Emotional Personality Dimensions and the Job (1993) Stability Performance
Amerika
Dominant Personality Traits Suited to Running Projects Successfully
Wideman (1998)
Karakteristik manajer proyek berdasarkan kenyataan lingkungan manajemen proyek, dapat digolongkan menjadi: The Explorer, The Driver, The Coordinator, The Administrator.
Penentu Performansi Kerja: team relationship, availability information, type of Environmantal Factors and Work client, time availability, salary, complexity of Pheng & Chuan Singapore Performance of Project Managers in project, project size, job satisfaction, project (2004) the Construction Industry environment, level of authority, materials and supplies, duration of project, working hours, company size, job security. Faktor Penting Keberhasilan: Project Mission, Top Management Support, Project Plan Monitoring, Client Consultation, Personnel, Technical Task, Client Acceptance, Communication, Trouble Shooting.
Malaysia
Critical Factors Influencing the Project Success Amongst Manufacturing Companies in Malaysia
Kuen, Zailani, Fernando (2008)
Sweden
Leadership Competency Profiles of Successful Project Managers
Mengukur dan menetapkan dimensi Muller & Tunner kepemimpinan dengan indikator kerja dan (2009) mengenali pemimpin serta tipe kepemimpinannya.
Malaysia
Literature Mapping: a bird;s eye view on classification of factors influencing project success
Dimensions of Success: Traditional Factors Abdullah, dan Non-Traditional Factors Rahman, Harun, Ashwal, Non-Traditional Factors berdasarkan: bidang Beksin (2010) industri, lokasi proyek, level proyek, fase proyek,
3.2. Metode Pengumpulan dan Pengolahan Data Pengumpulan data dilakukan dengan metode survey kuisioner kepada 50 responden dari populasi dan sampel yang merupakan para manajer di berbagai perusahaan di bidang jasa konstruksi seperti konsultan, kontraktor, maupun developer di Surabaya. Sedangkan sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Pengolahan data dilakukan melalui analisa deskriptif dengan tabulasi yang mana menyajikan hitungan frekuensi atau analisis frekuensi dari hasil survey kuisioner. Kemudian
diciptakan statistik deskriptif mengenai variabel-variabel tersebut untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel kepribadian terhadap kesuksesan kerja tim dan kepuasan kerja individu. 3.3. Proses Penelitian Proses penelitian dimulai dari penjelasan latar belakang, perumusan masalah, dan tujuan penelitian, dilanjutkan studi literatur, identifikasi populasi dan sampel, serta identifikasi variabel. Lalu dilanjutkan dengan pembuatan kuisioner awal, survei pendahuluan, penyebaran kuisioner, pengumpulan dan analisa data, serta diakhiri dengan penarikan kesimpulan yang digambarkan melalui diagram alir penelitian yang tersaji pada Gambar 3.
Gambar 3. Proses Penelitian
4. HASIl DAN PEMBAHASAN 4.1. Identifikasi Responden Dari 50 responden yang merupakan para manajer di berbagai perusahaan pada bidang properti, dapat diidentifikasi antara lain: 1. Berdasarkan Jenis Kelamin Posisi jabatan manajer proyek didominasi oleh laki-laki, dapat dilihat pada Gambar 4. Dari 50 responden yang ada, 48 orang berjenis kelamin laki-laki dan 2 orang berjenis kelamin perempuan.
Gambar 4. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
2. Berdasarkan Tingkat Pendidikan Identifikasi tingkat pendidikan responden ditunjukkan pada Gambar 5, dimana 3 orang merupakan lulusan SMA/Setara, 44 orang merupakan lulusan Sarjana (S1) dan 3 orang lainnya lulusan Master (S2).
Gambar 5. Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
3. Berdasarkan Pengalaman Ditinjau dari pengalaman responden bekerja pada bidang properti, 8 orang berpengalaman kurang dari 5 tahun, 16 orang berpengalaman antara 5-10 tahun, 18 orang berpengalaman antara 10-20 tahun, 6 orang berpengalaman antara 20-30 tahun, dan 2 orang lainnya berpengalaman di atas 30 tahun. Identifikasi responden berdasarkan pengalaman tersebut dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Responden Berdasarkan Jumlah Pengalaman
4.2. Analisis Deskriptif Korelasi Analisa yang digunakan adalah analisa deskriptif dimana merupakan kegiatan mengelompokkan, memisahkan komponen atau bagian yang relevan dari keseluruhan data, juga kegiatan menyimpulkan data mentah dalam jumlah yang besar sehingga hasilnya dapat ditafsirkan. 1. Pengaruh Kepribadian terhadap Kerja Tim Dapat dilihat pada Gambar 7, sumbu horisontal merupakan kepribadian emotional stability, dan sumbu vertikal merupakan kerja tim. Data yang diperoleh dari 50 responden menyebutkan bahwa adanya kekuatan kepribadian emotional stability berpengaruh terhadap kerja tim yang baik.
Gambar 7. Scatter Diagram Hubungan Kepribadian Emotional Stability dengan Kerja Tim
Sedangkan pada Gambar 8, sumbu horisontal merupakan kepribadian introversion, dan sumbu vertikal merupakan kerja tim. Data yang diperoleh dari 50 responden menyebutkan bahwa semakin lemah kepribadian introversion lebih dapat memperkuat kerja tim yang baik.
Gambar 8. Scatter Diagram Hubungan Kepribadian Introversion dengan Kerja Tim
2. Pengaruh Kepribadian terhadap Kepuasan Kerja Individu Dapat dilihat pada Gambar 9, sumbu horisontal merupakan kepribadian conscientious, dan sumbu vertikal merupakan kepuasan kerja individu. Data yang diperoleh dari 50 responden, menyebutkan bahwa kekuatan kepribadian conscientious berpengaruh terhadap kekuatan kepuasan kerja individu.
Gambar 9. Scatter Diagram Hubungan Kepribadian Conscientious dengan Kepuasan Kerja Individu
Sedangkan pada Gambar 10, sumbu horisontal merupakan kepribadian neuroticism,dan sumbu vertikal merupakan kepuasan kerja individu. Data yang diperoleh dari 50 responden, menyebutkan bahwa semakin lemahnya kepribadian neuroticism dapat memperkuat kepuasan kerja individu.
Gambar 10. Scatter Diagram Hubungan Kepribadian Neuroticism dengan Kepuasan Kerja Individu
5. KESIMPULAN Menurut hasil survey kuisioner yang disampaikan kepada 50 responden, diperoleh data bagaimana variabel-variabel kepribadian seperti phlegmatic, extroversion, introversion, openness to experience, conscientious, neuroticism, dan emotional stability; dapat mempengaruhi sebuah kerja tim dan kepuasan kerja individu. Yang pertama, kerja tim yang baik dipengaruhi dengan sangat kuat oleh kepribadian conscientious dan dipengaruhi secara lemah oleh kepribadian neuroticism. Kepribadian phlegmatic, extroversion, openness to experience, dan emotional stability juga secara kuat mempengaruhi kerja tim yang baik. Sedangkan semakin lemah kepribadian introversion semakin memperkuat kerja tim yang baik. Yang kedua, kepuasan kerja individu dipengaruhi sangat kuat oleh kepribadian conscientious dan dipengaruhi secara lemah oleh kepribadian neuroticism. Kekuatan kepribadian phlegmatic, openness to experience, dan emotional stability, berpengaruh terhadap kekuatan kepuasan kerja individu. Dan semakin kuat kepribadian extroversion dimiliki, maka semakin kuat pula kepuasan kerja individu. Sedangkan semakin lemah kepribadian introversion, semakin kuatlah kepuasan kerja individu. 6. DAFTAR PUSTAKA 1. Abdullah, A.A, Rahman, H.A., Harun, Z., Alashwall, A.M., Beksin, A. M. (2010), Literature mapping: A bird’s eye view on classification of factors influencing project success, African Journal of Business Management Vol. 4(19), pp. 4174-4182. 2. Allport, F. H. (1924), Social Psychology, Houghton Mifflin, Boston, p. 5,6,10,13,29,48. 3. Atkinson, R.W. (1997), Effective Organisations, Re-framing the Thinking for Information Systems Projects Success, 13±16.Cassell, London. 4. Barrick, M.R., & Mount, M.K. (1993), Autonomy as a Moderator of the Relationships between the Big Five Personality Dimensions and Job Performance dalam Journal of Applied Psychology Vol.78. 5. Boeree, C.G. (1997), Personality Theories dalam melacak kepribadian anda bersama psikolog dunia, ed.Saleh, Abdul Qadir, Primasophie, Jogjakarta, hal 135-139. 6. Hackman, J. R., & Oldham, G. R. (1975), Development of the Job Diagnostic Survey. Journal of Applied Psychology, 60, pp. 159-70. 7. Kuen, C.W., Zainali, S., & Fernando, Y. (2009), Critical factors influencing the project success amongst manufacturing companies in Malaysia, African Journal of Business Management Vol. 4(19), pp. 4174-4182. 8. Kuncoro, M. (2003), Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi, eds. Sumiharti, Y., & Kristiaji, W.C., Erlangga, Jakarta.
9. Muller, R. (2010), Leadership Competences in Projects, in Mayer,T., Gleich,R., Wald, A. & Wagner, R. (eds). "Advanced Project Management", vol. 2. Lit-Verlag. Münster, Germany. 10. Pheng, L.S., & Chuan, Q.T. (2006), Environmental Factors and Work Performance of Project Managers in the Construction Industry. International Journal of Project Management, 24, 24-37. 11. Schultz, D. P. (1998), Psychological & Work Today: An Introduction to Industrial & Organizational Psychology, Duane P. Schultz Sidney Ellen Schultz-7 th Ed, p.199-236. 12. Strohmeier, S. (1992), “Development of Interpersonal Skills for Senior Project Managers”. International Journal of Project Management, Vol.10 (1). 13. Thomas, C., & Pandey, V. (2009), Relationship between Personality and Managerial Performance, Central Test Psychology International, www.centraltest.com/accessed_on_Mar02_2011. 14. Wang, Y. (2009), Building the Linkage between Project Managers’ Personality and Success of Software Projects, Third International Symposium on Empirical Software Engineering and Measurement, Department of Information System, City University of Hongkong, Hongkong. 15. Wideman, R. M. (1998), Dominant Personality Traits Suited ti Running Project Successfully (And What Type Are You?). The Project Management Institute’s Annual Seminar / Symposium “Tides of Chage”, Long Beach, California, USA.