PILLAR OF PHYSICS EDUCATION, Vol. 4. November 2014, 113-120
PENGARUH MEDIA PREZI THE ZOOMING PRESENTATIONS TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI SMA N 12 PADANG Dini Melida1) Masril2) Hufri2) Mahasiswa Pendidikan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Padang 2) Staf Pengajar Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Padang
[email protected]
1)
ABSTRACT The students learning outcome in physics learning is low, it is caused by the learning just focused in teacher. The teacher is as prime information source and the students are passive in learning activities. The purpose of this study is determining the effect of Prezi zooming presentations of students learning outcome in class XI SMAN 12 Padang. The method in this study is Quasi Experimental with Randomized Control Group Only Design. The population of this study is all students in class XI IPA 1 SMAN 12 Padang. The technique sampling that used is Cluster Random Sampling with class XI IPA 1 as experimental class and XI IPA 2 as control class. Data of cognitive gained from test, data of affective gained from obeservation sheet and data of psychomotor gained from score rubric. Data of cognitive analyzed by test and the significant level is 0,05. Score final of experimental class is 81,34 and score final of control class is 76,40 by using t-test, we get t count > t table. Keywords : Prezi the Zooming presentations, Learning Physics, SMAN 12 Padang menumbuhkan semangat. Dalam pembelajaran Fisika di sekolah guru hendaknya bisa memilih dan menggunakan media pembelajaran yang banyak melibatkan siswa aktif dalam pembelajaran. Seorang siswa akan mencapai hasil belajar yang optimal apabila memiliki motivasi belajar, karena dengan motivasi belajar yang kuat dia akan mampu menghadapi berbagai kendala dalam proses belajar mengajar di lingkungan sekolah. Pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, meningkatkan minat, motivasi dan ransangan kegiatan pembelajaran serta membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran akan membantu efektifitas proses belajar serta penyampaian pesan dan materi, sehingga membantu siswa meningkatkan pemahaman dan termotivasi dalam belajar karena menyajikan informasi secara menarik. Hal ini memungkinkan tercapainya tujuan pembelajaran, yang akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar[1]. Pemilihan media pembelajaran yang tepat harus diperhatikan dan disesuaikan dengan kebutuhan materi pembelajaran agar fungsi media sebagai alat yang dapat merangsang atau menstimulus alat indera siswa tidak menyimpang dari kebutuhan pem belajaran sehingga siswa dapat menerima pesan yang disampaikan oleh guru dengan baik dan optimal. Berdasarkan studi pendahuluan di SMA N 12 Padang, pelajaran Fisika merupakan pelajaran yang kurang diminati dan ditakuti oleh sebagian siswa. Karena, mereka beranggapan bahwa Fisika itu sulit. Pembelajaran Fisika harus lebih dioptimalkan oleh guru. Proses pembelajaran harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, dan penuh dengan ide-ide yang menunjang belajar sehingga dapat memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif.
PENDAHULUAN Perkembangan teknologi yang semakin pesat dari waktu ke waktu menuntut perubahan pada berbagai bidang kehidupan, salah satu diantaranya adalah bidang pendidikan. Perubahan pada bidang pendidikan diperlukan untuk dapat meningkatkan kualitas suatu pendidikan. Pendidikan sebagai pengembang sumber daya manusia (SDM), se harusnya peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi. Dunia pendidikan di Indonesia perlu ber upaya meningkatkan kualitasnya, baik dalam hal kinerja guru, model pembelajaran yang digunakan disekolah, termasuk media pembelajaran, sehingga dapat diharapkan mampu menciptakan SDM yang memiliki pengetahuan, kemampuan memperoleh, sikap, dan keterampilan yang memadai memilih dan mengelola informasi untuk bertahan menghadapi keadaan yang selalu berubah dan kompetitif. Agar siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi maka proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru harus berjalan dengan baik dan efektif. Salah satu upaya yang dapat dilakukan agar proses pembelajaran dapat menarik perhatian dan dapat membangkitkan motivasi belajar siswa yaitu menggunakan media pembelajaran yang tepat dengan materi yang akan diberikan. Hal ini dapat dikembangkan melalui pembelajaran Fisika, karena Fisika memiliki struktur dan keterkaitan yang kuat dan jelas antar konsepnya. Dalam mata pelajaran fisika perlu digunakan media pembelajaran yang sesuai agar dapat mem bangkitkan motivasi belajar dan meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam proses pembelajaran Fisika sebaiknya siswa memiliki ketertarikan yang tinggi agar aktivitas belajar menjadi menyenangkan, tidak membosankan, suasana belajar terasa hangat dan
113
Keberhasilan peserta didik dalam memahami konsep dan materi Fisika berdampak terhadap hasil yang dicapainya. Hasil belajar merupakan salah satu indikator dalam melihat sejauh mana pencapaian standar kompetensi yang telah ditetapkan. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa hasil belajar mata pelajaran Fisika lebih rendah dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya. Rendahnya hasil belajar mata pelajaran Fisika ini dapat dilihat dari hasil Ujian MID semester 1 yang secara rata-rata masih berada di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 75, Seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1.
dalam pembelajaran, sedangkan guru yang bertindak sebagai sumber belajar berpindah fungsi menjadi fasilitator kegiatan pembelajaran yang berperan mengarahkan dan membimbing siswa untuk memecahkan masalah-masalah serta kondisi yang dihadapi dalam pembelajaran atau menemukan sendiri konsep-konsep dan materi yang dipelajari. KTSP mengharapkan pembelajaran fisika mencakup interaksi dan komunikasi yang lebih baik antara guru dan siswa, agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Proses pembelajaran Fisika yang efektif dan efisien bisa terealisasi dengan baik jika guru juga menggunakan media yang tepat. Dengan demikian hasil belajar yang dicapai siswa dapat maksimal. Media adalah sebuah alat yang berfungsi me nyampaikan pesan, sedangkan pembelajaran adalah suatu proses interaksi dan komunikasi antara pembelajar, pengajar serta bahan ajar. Jadi, bisa di simpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat bantu guru yang dibuat untuk menyampaikan pesan dan materi kepada siswa dalam proses pembelajaran, mengefisienkan waktu siswa memahami materi, membantu siswa memperoleh dan mengembangkan pengetahuan di sekolah[3]. Penggunaan media pembelajaran yang tepat dapat membangkitkan hasil belajar siswa serta mengatasi hambatan-hambatan dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, penggunaan media harus sesuai dengan materi pelajaran yang akan disampaikan di kelas, karena tidak semua materi pelajaran sesuai dengan media pem belajaran yang ada. Untuk itu, guru harus bisa memilih media pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi pembelajaran yang akan diberikan dalam proses belajar mengajar. Manfaat media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran adalah pengajaran lebih menarik minat dan perhatian siswa sehingga me ningkatkan motivasi belajar, bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya dan mengoptimalisasikan kegiatan siswa dalam proses belajar, serta me mungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran dengan baik, metode pembelajaran bervariasi, tidak semata-mata hanya komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata lisan oleh guru, sehingga siswa tidak merasa bosan, dan guru tidak mendominasi pembicaraan tetapi lebih memberikan ransangan berpikir kepada siswa untuk memecahkan masalah, siswa lebih cendrung melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan penjelasan dari guru saja, tetapi siswa juga melakukan aktivitas seperti: mengamati, melakukan prosedur kegiatan, mendemonstrasikan, dan lain-lain[4]. Pemanfaatan media juga berperan besar dalam memberikan pengalaman belajar siswa. Pemanfaatan media dalam pembelajaran dapat membangkitkan motivasi danmeningkatkan minat barudalam kegiatan belajar mengajar dan akan berpengaruh secara
Tabel 1. Nilai Rata-Rata Ujian MID Fisika Siswa Kelas XI Semester 1 SMAN 12 Padang No
Kelas
Rata-Rata
Jumlah Siswa
1 2 3 4 5
XI IPA1 XI IPA2 XI IPA3 XI IPA4 XI IPA5
52,12 50,21 53,91 55,09 57,31
32 32 32 32 32
Rendahnya hasil belajar ini disebabkan oleh berbagai faktor, baik dari dalam maupun dari luar lingkungan. Faktor yang berasal dari luar diri siswa seperti bahan ajar, metode pembelajaran, media, situasi lingkungan dan lain sebagainya. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa mencakup faktor fisik seperti kesehatan dan faktor psikis yang berkaitan dengan adanya motivasi, minat, sikap dan lainnya. Salah satu alternatif yang dapat digunakan dalam permasalahan ini adalah dengan menggunakan media Prezi the zooming presentations. Media Prezi the zooming presentations memiliki keunggulan utama pada program multimedia interaktif. Media ini mampu menjelaskan suatu konsep atau proses yang sukar dijelaskan oleh media lain, Prezi juga memiliki daya tarik dalam presentasi dengan tampilan dan latar belakang yang menarik dan akan memotivasi siswa untuk lebih terlibat di dalam proses belajar mengajar. Prezi dapat menyampaikan ide ataupun gagasan dalam sebuah tampilan. Hal ini sangat membantu guru agar siswa bisa dengan mudah memahami materi yang sedang ditampilkan. Pada KTSP, Fisika sangat penting untuk di ajarkan sebagai mata pelajaran tersendiri salah satunya dengan pertimbangan, fisika sebagai sarana untuk meningkatkan kemampuan berpikir yang berguna memecahkan masalah di dalam kehidupan sehari-hari, artinya implementasi kurikulum tersebut dalam proses pembelajaran di kelas, menuntut ke terlibatan siswa secara aktif untuk mengembangkan potensinya secara optimal termasuk mengembangkan kemampuan berpikirnya dalam menyelesaikan suatu fenomena atau masalah[2]. Agar tujuan pembelajaran tersebut bisa dicapai, maka dalam proses pem belajarannya siswa dituntut untuk berperan aktif
114
psikologis kepada siswa. Selain itu, penggunaan media pembelajaran akan sangat membantu ke efektifan proses belajar mengajar juga dikatakan dapat membantu peningkatan pamahaman siswa, penyajian informasi lebih menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan menambah informasi. Jadi, dalam hal ini dikatakan bahwa fungsi media adalah sebagai alat bantu dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Prezi adalah sebuah perangkat lunak untuk presentasi berbasis internet. Selain untuk presentasi, Prezi juga bisa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan dan berbagi ide atau pikiran di atas kanvas virtual. Prezi menjadi lebih unggul dari media presentasi lain karena program ini menggunakan Zooming User Interface (ZUI), yang memungkinkan pengguna Prezi bisa untuk memperbesar dan memperkecil tampilan media presentasi mereka dengan kolaborasi dan warna-warna yang menarik melalui slide yang disediakan. Media Prezi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk membuat presentasi yang lebih kreatif dan inovatif dalam bentuk linier berupa presentasi terstruktur maupun non-linier misalnya presentasi berbentuk peta-pikiran atau peta konsep (mind-map). Dalam media Prezi, teks, gambar, video dan media presentasi lainnya diletakkan pada kanvas presentasi serta dapat dikelompokkan serta disusun dalam bingkai-bingkai yang telah disediakan pada program. Pengguna bebas menentukan ukuran relatif dan posisi antara semua obyek presentasi dan dapat mengelilingi serta menyorot objek-objek tersebut sesuai dengan apa yang pengguna inginkan. Untuk membuat presentasi linier, pengguna dapat mem bangun jalur navigasi presentasi yang telah di tentukan sebelumnya secara berurutan[5]. Media Prezi memiliki banyak kelebihan, antara lain, pembuatan presentasi visual menjadi lebih menarik dan kreatif, dapat berkolaborasi dalam membuat dan melihat presentasi secara lansung dari berbagai tempat dalam cakupan yang lebih luas, Prezi dapat menyampaikan ide ataupun gagasan dalam sebuah tampilan dan anda dapat melihat keterkaitan antara satu slide dengan slide yang lainnya dengan mudah, Prezi memberikan kita ruang gerak yang lebih luas untuk menuangkan kreasi dalam pembuatan slide presentasi salah satunya adalah zoomable canvas, sehingga Anda dapat me nempatkan slide kesetiap kalimat dengan pergerakan slide yang cukup dinamis dan variatif, kita lebih mudah memasukkan gambar, foto, animasi bergerak ataupun video kedalam slide presentasi, kita dapat melakukan zoom in dan zoom out dari sebuah slide dengan cepat dengan tampilan yang indah, Prezi ini membuka pendaftaran gratis bagi publik, sehingga kita dapat memakainya secara gratis dari internet. Misi yang dinyatakan oleh Prezi secara ke seluruhan adalah untuk membuat berbagai jawaban menjadi lebih bagus dan terstruktur ,media Prezi
sengaja diciptakan sebagai alat dan sarana untuk mengembangkan dan berbagi jawaban dalam bentuk visual yang bersifat naratif dan terkonsep.Ber dasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah terdapat pengaruh penggunaan media Prezi the zooming presentations terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran fisika kelas XI SMA N 12 Padang?”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan media Prezi the zooming presentations terhadap hasil belajar Fisika siswa kelas XI SMAN 12 Padang. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (Quasi Experimental Research). Penelitian ini menggunakan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen pembelajaran berdasarkan KTSP dengan pengunaan media Prezi the zooming presentations, sedangkan pada kelas kontrol pem belajaran biasa. Pada akhir pembelajaran di kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi tes untuk melihat hasil belajarnya. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Randomized Control Group Only Design, seperti yang terlihat pada Tabel 2. Tabel 2 . Rancangan Penelitian Kelas Eksperimen Kontrol
Perlakuan X -
Tes akhir T1 T2
Dengan: X = Pembelajaran menggunakan media Prezi the zooming presentations T1 = Tes akhir kelas eksperimen
T2
= Tes akhir kelas kontrol Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMAN 12 Padang yang terdaftar pada tahun pelajaran 2013/2014.Sampel merupakan sebagian anggota populasi yang diteliti. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 2 kelas yaitu XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen dan XI IPA 2 sebagai kelas kontrol. Pengambilan sampel menggunakan teknik Cluster Random Sampling. Cluster Random Sampling digunakan bila populasi Tidak terdiri dari individu-individu, melainkan terdiri dari kelompok-kelompok individu atau cluster. Misalnya, penelitian dilakukan terhadap populasi pelajar SMA pada suatu kota. Untuk itu random dilakukan lansung terhdap semua pelajarpelajarnya, tapi pada sekolah/kelas sebagai kelompok atau cluster. Pengambilan sampel secara cluster merupakan pengambilan sampel pada kelompok individu-individu yang telah ada di sekolah yaitu [6] kelas bukan secara individual . Dalam penelitian terdapat tiga macam variabel, variabel bebasadalah berupa pembelajaran dengan
115
menggunakan media Prezi, variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas, berupa hasil belajar, variabel kontrol yaitu guru, kurikulum, waktu, materi pelajaran yang akan digunakan adalah sama. Data dalam penelitian ini adalah data langsung yang diperoleh berupa hasil belajar siswa yang diberi perlakuan terhadap sampel penelitian. Data ini disebut juga dengan data primer. Dalam hal ini, untuk menilai ranah kognitif di gunakan hasil belajar siswa di akhir pembelajaran melalui tes tertulis, sedangkan untuk menilai ranah afektif digunakan format penilaian afektif yaitu lembar observasi, untuk menilai ranah psikomotor digunakan rubik penskoran. Penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa tahap. Tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut, tahap persiapan, langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap persiapan adalah: menentukan jadwal kegiatan penelitian, menyusun materi penelitian, mempersiapkan RPP kelas eksperimen dan kelas kontrol, membuat media pembelajaran yaitu Prezi the zooming presentations, membuat LKS kelas eksperimen dan kelas kontrol, menetapkan populasi dan sampel penelitian, yaitu yang merupakan kelas eksperimen adalah kelas XI IPA1 dan kelas kontrol kelas XI IPA2, mempersiapkan instrumen penelitian. Tahap pelaksanaan, proses pembelajaran yang diterapkan pada kelas eksperimen yaitu XI IPA1 adalah menggunakan media Prezi. Sedangkan, pada kelas kontrol yaitu XI IPA2 tidak menggunakan media Prezi. LKS digunakan pada kedua kelas.Pada tahap akhir langkah yang dilakukan adalah mem berikan tes akhir kepada kedua kelas sampel setelah dilakukan tes uji coba soal, menganalisis data yang diperoleh dari kedua kelas sampel, mengambil kesimpulan dari hasil yang diperoleh sesuai dengan teknik analisis data yang digunakan. Instrumen penilaian pada aspek kognitif adalah berupa soal tes. Bentuk instrumen tes tertulis berupa soal objektif dengan lima pilihan jawaban sesuai materi pelajaran yang diberikan. Agar instrumen yang dibuat merupakan alat ukur yang baik, maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: me rancang membuat kisi-kisi soal tes akhir berdasarkan kompetensi dasar dan indikator dalam silabus KTSP, tes akhir disusun sesuai dengan kisi-kisi yang telah dibuat, melakukan uji coba tes akhir, dimana dari hasil uji coba dilakukan analisis soal untuk me ngetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran soal, dan daya beda soal, serta yang terakhir menganalisis uji coba soal tes dengan analisis statistik. Suatu instrument dikatakan valid apabila instrumen itu dapat mengukur apa yang hendak diukur. Untuk mengetahui valid atau tidaknya tes dapat dianalisis dengan validitas isi (content validity). Sebuah tes bisa dikatakan mempunyai validitas isi apabila mencapai tujuan tertentu yang sesuai dengan [7] materi atau isi pelajaran yang diberikan . Untuk memenuhi syarat validitas isi maka soal tes akhir
yang disusun dan disesuaikan dengan indikator dan tujuan pembelajaran pada materi yang diajarkan. Tes hasil belajar dapat dikatakan reliabel apabila hasil pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan tes tersebut secara berulang kali terhadap subyek yang sama, senantiasa menunjukkan hasil yang tetap sama. n M (n M ) r11 1 2 nS n 1
dimana M dan S 2
.................................(1)
x ...................................................(2)
N N x2 (x2 ) N ( N 1)
...........................................(3) Dengan: r11 = Reliabilitas tes secara keseluruhan n = Jumlah butir soal tes M = Rata- rata skor tes N = Jumlah peserta tes S2 = Varians total X = Skor peserta tes Soal dikatakan baik apabila soal tersebut tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit bagi peserta didik. Tingkat kesukaran soal merupakan bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal. Rumus yang digunakan untuk menentukan tingkat kesukaran soal. Berdasarkan hasil analisis tingkat kesukaran soal uji coba dari 35 item diperoleh 4 soal mudah, 26 soal sedangdan 5 soal sukar. P
B Js
........................................................(4)
Dengan: P = Tingkat kesukaran B = Jumlah siswa yang menjawab soal dengan benar Js = Jumlah seluruh siswa peserta tes Daya beda soal merupakan indikator untuk membedakan antara siswa yang pandai dan siswa yang kurang pandai. Untuk menentukan daya beda soal perlu dibedakan antara kelompok kecil (kurang dari 100 orang) dan kelompok besar (100 orang ke atas). Pada penelitian ini digunakan kelompok kecil, karena jumlah siswa kurang dari 100 orang. Seluruh kelompok dibagi dua sama besar, 50% kelompok atas [8] dan 50% kelompok bawah . Berdasarkan hasil analisis daya beda soal uji coba menunjukkan bahwa dari 35 soal diperoleh 10 item dengan kriteria jelek, 10 item dengan kriteria cukup dan 15 item dengan kriteria baik. Setelah dilakukan analisis terhadap 35 butir soal uji coba, diperoleh 10 butir soal dibuang,25 butir soal dipakai. Jadi ada 25 butir soal untuk tes akhir.Cara menghitung daya beda adalah: D
116
Ba Bb ........................................................(5) Ja Jb
Dengan : D = Daya beda Ba = Jumlah kelompok atas yang menjawab benar Bb = Jumlah kelompok bawah yang menjawab benar Ja = Jumlah peserta kelompok atas Jb = Jumlah peserta kelompok bawah
n2
= Jumlah siswa kelas kontrol Kriteria pengujian diterima apabila hipotesis thitung > ttabel, dengan derajat kebebasan untuk daftar distribusi t adalah dk = n1+n2-2 dengan peluang (1-α). Setelah didapat nilai thitung dibandingkan dengan nilai t yang terdapat dalam tabel distribusi t. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Keberhasilan pembelajaran terhadap ranah kognitif dan psikomotor dipengaruhi oleh kondisi afektif peserta didik. Siswa yang memiliki sikap positif terhadap pembelajaran akan merasa senang mempelajari mata pelajaran tertentu, sehingga dapat mencapai hasil belajar yang optimal[9]. Observasi ranah afektif dilakukan setiap pertemuan. Dalam menganalisis data hasil ranah afektif dilakukan langkah-langah antara lain, pemberian dan perhitungan skor semua dari tiap indikator yang ada dalam proses pembelajaran. Jika pada setiap aspek ada indikator tersebut, maka diberi tanda ceklis (√) pada kolom yang disediakan dalam format penilaian afektif. Skor yang diperoleh dari setiap indikator dijumlahkan setelah didapatkan data penilaian keseluruhan, lalu skor total yang diperoleh dari pe nelitian dikonversikan menjadi nilai Pada ranah psikomotor, sistem penilaian ber tujuan untuk mengukur hasil belajar siswa yang berkaitan dengan gerak dalam melakukan pekerjaan. Penilaian dapat dilakukan saat kegiatan pratikum di laboratorium. Bentuk penilaiannya menggunakan rubrik penskoran dimana indikator penilaian di sesuaikan dengan karakteristik ketika percobaan sedang berlangsung. Analisis data bertujuan untuk menguji apakah hipotesis kerja yang diajukan dalam penelitian ini diterima atau ditolak. Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah sampel yang berasal dari populasi yang terdistrbusi normal.Untuk menguji normalitas digunakan uji Lilliefors. Uji homogenitas bertujuan untuk melihat apakah kedua sampel memiliki varians yang sama atau tidak, untuk mengujinya digunakan uji F. Untuk menguji hipotesis digunakan uji kesamaan dua ratarata.Uji ini bertujuan untuk menyelidiki pengaruh penggunaan media Prezi the zooming presentations terhadap hasil belajar siswa. Kedua kelas sampel terdistribusi normal dan mempunyai varians yang homogen didapatkan dari hasil analisis uji homo genitas dan uji normalitas. Statistik pengujian yang digunakan adalah uji t.
1. Hasil Penelitian Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada kedua kelas sampel, maka diperoleh data tentang hasil belajar siswa untuk mata pelajaran fisika. Data hasil belajar siswa terdiri dari ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor. Pada ranah kognitif data tes akhir dilakukan perhitungan untuk mendapatkan nilai rata-rata ( x ), simpangan baku (s) dan variansi (S2) kedua kelas sampel dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Data Hasil Belajar Ranah Kognitif Kelas (N=32) Eksperimen Kontrol
S
1 1 n1 n2
S2 86,03 90,50
Tabel 4. Data Hasil Belajar Ranah Afektif Kelas (N=32)
x
S
S2
Eksperimen Kontrol
82,7 78,5
7,94 8,15
63,14 66,57
Pada Tabel 4, dapat disimpulkan pada kelas eksperimen diperoleh X sebesar 82,7, S sebesar 7,94 dan S2sebesar 63,14, sedangkan pada kelas kontrol diperoleh X sebesar 78,5, S sebesar 8,15 dan S2 sebesar 66,57. Hal ini membuktikan bahwa nilai ratarata hasil belajar siswa pada ranah afektif kelas eksperimen lebih tinggi dari pada siswa kelas kontrol dan mempunyai varians yang homogen. Data hasil belajar siswa pada ranah psikomotor diperoleh selama proses pembelajaran atau pe laksanaan praktikum berlangsung dengan meng gunakan format penilaian ranah psikomotor. Dari hasil belajar siswa pada ranah psikomotor dilakukan
..................................................(6)
Dengan: X 1 = Nilai rata- rata kelas eksperimen
X 2 = Nilai rata- rata kelas kontrol S n1
81,34 76,40
S 9,27 9,51
Berdasarkan Tabel 3, terlihat bahwa pada kelas eksperimen diperoleh X sebesar 81,34, S sebesar 9,27dan S2 sebesar 86,03 sedangkan pada kelas kontrol diperoleh X sebesar 76,40, S sebesar 9,51dan S2 sebesar 90,50. Hal ini berarti bahwa nilai rata-rata hasil belajar Fisika kelas eksperimen lebih tinggi dari pada siswa kelas kontrol. Penilaian ranah afektif dilakukan terhadap lima aspek penilaian yang disesuaikan dengan materi dan kemampuan belajar siswa, yaitu aspek menerima, menanggapi, menghargai, pengorganisasian, dan karakterisasi. Hasil belajar siswa pada ranah afektif dilakukan perhitungan terhadap nilai rata-rata( ), dan simpangan baku(s) dan Varians( ) kelas eksperimen dan kontrol disajikan pada Tabel 4.
X1 X 2
t
x
= Standar deviasi gabungan = Jumlah siswa kelas eksperimen
117
Tabel 8. Uji Kesamaan Dua Rata-rata Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
perhitungan terhadap nilai rata-rata( ), simpangan baku(s) dan Varians( ) kelas eksperimen dan kontrol disajikan pada Tabel 5.
Kelas (N=32) Eksperimen Kontrol
Tabel5. Data Hasil Belajar Ranah Psikomotor
x
Kelas (N=32) Eksperimen Kontrol
S2 55,61 57,61
S 7,45 7,59
84,1 78,1
Α
L0
Lt
Distribusi
Eksperimen Kontrol
0,05 0,05
0,12525 0,10505
0,1542 0,1542
Normal Normal
Kelas (N=32) Eksperimen Kontrol
Kelas (N=32) EksperiMen Kontrol
55,61 57,61
Fh
tt
0,05
0,965
1,84
2,00
α
L0
Lt
0,05 0,05
0,08345 0,1354
0,154 0,154
DistriBusi Normal Normal
Α
Fh
Ft
0,05
0,957
2,00
63,148 66,576
Pada Tabel 10,dilihat bahwa Fh< Ft, ini berarti kedua kelas sampel memiliki varians yang homogen. Hasil perhitungan uji hipotesis ada pada Tabel 11. Tabel 11. Uji Kesamaan Dua Rata-rata Kelas Ekperimen dan Kelas Kontrol Kelas th tt (N=32) Eksperimen 63,148 82,7 2,086 2,00 Kontrol 66,576 78,5 Berdasarkan Tabel 11, dapat dilihat bahwa ttabel dengan taraf 0,05 didapat 2,00 dengan thitung = 2,086. Dengan membandingkan thitung dan ttabel dapat disimpulkan bahwa thitung > ttabel. Ini berarti terdapat pengaruh pada penggunaan media Prezi the zooming presentations terhadap hasil belajar fisika siswa kelas XI SMAN 12 Padang pada ranah afektif. Hasil uji normalitas ranah psikomotor kelas eksperimen dan kelas kontrol terdapat pada Tabel 12.
Tabel 7. Hasil Uji Homogenitas Ranah Kognitif α
2,103
Dari Tabel 9, dapat dilihat bahwa pada kedua kelas sampel nilai L0 lebih kecil dari nilai Lt , artinya data dari kelas eksperimen dan kontrol berasal dari populasi yang terdistribusi normal. Untuk uji homogenitas digunakan uji F. Hasil perhitungan uji homogenitas dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Uji Homogenitas Ranah Afektif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Berdasarkan Tabel 6, dapat dilihat bahwa pada taraf nyata 0,05, hasil perhitungan uji normalitas L0
Kelas (N=32) Eksperimen Kontrol
81,34 76,40
tt
Berdasarkan Tabel 8, dapat dilihat bahwa ttabel dengan taraf 0,05 didapat 2,00 dengan thitung = 2,103. Dengan membandingkan thitung dan ttabel dapat disimpulkan bahwa thitung > ttabel. Ini berarti terdapat pengaruh pada penggunaan media Prezi the zooming presentations terhadap hasil belajar fisika siswa kelas XI SMAN 12 Padang pada ranah kognitif. Uji normalitas pada ranah afektif pada Tabel 9. Tabel 9. Uji Normalitas Ranah Afektif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Pada Tabel 5, terlihat bahwa pada kelas eksperimen diperoleh X sebesar 84,1, S sebesar 7,45dan S2 sebesar 55,61, sedangkan pada kelas kontrol diperoleh X sebesar 78,1, S sebesar 7,59 dan S2 sebesar 57,61. Hal ini berarti bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa pada ranah psikomotor kelas eksperimen lebih tinggi dari pada siswa kelas kontrol. Untuk mengetahui apakah perbedaan nilai antara kedua sampel yakni kelas XI IPA1 dan XI IPA2 ini berarti atau tidak, maka perlu dilakukan analisis statistik berupa uji kesamaan dua rata-rata. Sebelum menarik kesimpulan dari hasil penelitian ini, dilakukan analisis data melalui uji hipotesis secara statistik untuk ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor. Langkah-langkah yang dilakukan dalam uji hipotesis ini adalah melakukan uji normalitas dan uji homogenitas kedua kelas sampel terlebih dahulu, kemudian dilakukan uji kesamaan dua rata-rata. Dari uji normalitas dan homogenitas kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari populasi yang terdistribusi normal dan varians yang homogen, maka untuk mengambil kesimpulan digunakan uji t. Uji Normalitas pada Ranah Kognitif Kelas Eks perimen dan Kelas Kontrol disajikan pada Tabel 6. Tabel 6. Hasil Uji Normalitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kelas (N=32)
86,039 90,507
th
Pada Tabel 7,dilihat bahwa Fh< Ft, ini berarti kedua kelas sampel memiliki varians yang homogen. Hasil uji kesamaan dua rata-rata ranah kognitif kelas sampel terdapat pada Tabel 8.
118
Tabel 12. Uji Normalitas Ranah Psikomotor Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kelas (N=32) Eksperimen Kontrol
α
L0
Lt
0,05 0,05
0,0938 0,1167
0,154 0,154
tampilan dan kita dapat melihat keterkaitan antara satu slide dengan slide yang lainnya dengan mudah, kta lebih mudah menyisipkan gambar, foto, ataupun video kedalam slide presentasi Ada beberapa faktor yang menyebabkan hasil belajar Fisika siswa dapat membaik, salah satunya karena adanya media pembelajaran yang diapakai guru, sehingga pelajaran lebih menarik dan me ningkatkan motivasi belajar siswa. Pembelajaran langsung mengacu pada gaya mengajar dimana guru terlibat aktif dalam menyusun isi pelajaran kepada peserta didik. Selain itu pada pembelajaran langsung yang menekankan pada tujuan pembelajaran pem belajaran menjadi lebih kreatif dan inovatif, lalu di akhir pembelajaran dilakukan pengecekan atau pe ninjauan pemahaman siswa melalui kuis. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, hasil belajar Fisika siswa pada ranah kognitif menunjukkan bahwa setelah diberikan perlakuan yang berbeda, nilai rata-rata kelas eksperimen yang awalnya adalah 52,12 setelah diberi perlakuan nilai rata-ratanya adalah 81,34. Nilai rata-rata kelas kontrol yang awalnya adalah 50,21 setelah diberi perlakuan nilai rata-ratanya adalah 76,40. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai rata-rata siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Meningkatnya hasil belajar Fisika dikelas eksperimen daripada kelas kontrol disebabkan karena perlakuan yang diberikan yaitu dengan menggunakan media Prezi the zooming presentations dalam pembelajaran, dimana dalam proses pembelajaran memotivasi siswa untuk aktif, kreatif, meningkatkan imajinasi siswa, memperjelas peristiwa kompleks, dan mengungkapkan materi maupun benda yang tidak bisa ditampilkan secara lansung sehingga pembelajaran menjadi inovatif dan menyenangkan. Pada ranah afektif yaitu, siswa lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran, adanya interaksi antar guru dan peserta didik, interaksi antar peserta didik, dan kerjasama dalam kelompok. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai rata-rata siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Ini terlihat dari rata-rata nilai afektif kelas eksperimen adalah 82,7 dan kelas kontrol adalah 78,5. Ini disebabkan karena perlakuan yang diberikan yaitu dengan menggunakan media Prezi. Penggunaan Prezi the zooming presentations bertujuan untuk melatih siswa agar aktif dan lebih paham dalam mengerjakan soal-soal, yang nantinya sebagai tolak ukur sudah tercapai atau belum tujuan pembelajaran. Siswa dituntut aktif berbuat, menjelaskan, dan dapat menjawab kembali soal-soal tentang pelajaran yang telah diajarkan melalui media Prezi. Pada ranah psikomotor, siswa dinilai pada saat melakukan eksperimen. Ini terlihat dari rata-rata nilai psikomotor kelas eksperimen adalah 84,2 dan kelas kontrol adalah 78,1. Ini disebabkan karena perlakuan yang diberikan yaitu dengan menggunakan media Prezi saat pembelajaran berlangsung dan LKS
Distribusi Normal Normal
Dari Tabel 12, dapat dilihat bahwa pada kedua kelas sampel nilai L0 lebih kecil dari nilai Lt , artinya data dari kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari populasi yang terdistribusi normal. Hasil uji homogenitas ranah psikomotor kelas eksperimen dan kelas kontrol terdapat pada Tabel 13. Tabel 13. Uji Homogenitas Ranah Psikomotor Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kelas (N=32) EksperiMen Kontrol
α
Fh
Ft
0,05
0,965
1,84
55,61 57,61
Pada Tabel 13, bahwa Fh < Ft, ini berarti kedua kelas sampel memiliki varians yang homogen. Hasil uji kesamaan dua rata-rata ranah psikomotor kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan pada Tabel 14. Tabel 14. Uji Kesamaan Dua Rata-rata Ranah Psikomotor Kelas Ekperimen dan Kelas Kontrol Kelas (N=32) Eksperimen Kontrol
th 55,61 57,61
84,1 78,1
3,189
tt
2,00
Berdasarkan Tabel 14, dapat dilihat bahwa ttabel dengan taraf nyata 0,05 didapatkan 2,00 dengan thitung 3,189. Dengan membandingkan thitung dan ttabel dapat disimpulkan : bahwa thitung> ttabel. Ini berarti terdapat pengaruh pada penggunaan media Prezi the zooming presentations terhadap hasil belajar fisika siswa kelas XI SMAN 12 Padang pada ranah psikomotor. 2. Pembahasan Berdasarkan hasil analisis data tes akhir belajar, maka didapat nilai rata-rata belajar siswa dari ranah kognitif, afektif dan psikomotor menunjukkan bahwa pengggunaan media Prezi the zooming presentations dapat meningkatkan pencapaian kompetensi hasil belajar fisika siswa. Hal ini dapat dilihat dari me ningkat nya rata-rata hasil belajar, sikap siswa yang belajar dengan menggunakan media Prezi di bandingkan dengan nilai sikap siswa yang tidak menggunakan media Prezi pada pembelajaran. Media Prezi the zooming presentations me miliki banyak kelebihan yakni, pembuatan presentasi visual menjadi lebih menarik dan kreatif, Prezi dapat menyampaikan ide ataupun gagasan dalam sebuah
119
pendukung. Setelah diberikan media Prezi selama proses pembelajaran dan penyampaian materi, siswa dituntut untuk aktif dalam melaksanakan praktikum misalnya dengan mengobservasi alat, merangkai alat, melakukan praktikum, mengambil data, pengolahan data, dan kelengkapan pekerjaan lainnya. Berdasarkan perhitungan statistik penggunaan media Prezi dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep Fisika dan dapat men ciptakan siswa yang terampil tidak hanya pada ranah kognitif saja, namun juga aktif dan kreatif dalam ranah afektif dan psikomotor. Kegiatan pembelajaran bertujuan mengembangkan kemampuan siswa serta meningkatkan keaktifan motivasi siswa dalam pembelajaran. Untuk men jadikan siswa aktif seorang guru lebih aktif dalam membangkitkan minat dan kreativitas siswa, dalam penelitian ini guru meng kombinasikan pemakaian media Prezi dalam pembelajaran di sekolah. Berdasarkan uraian di atas, jelas terlihat bahwa media Prezi memberikan suasana baru dan me nyenangkan oleh siswa dalam belajar.Siswa di biasakan untuk menemukan sendiri konsep fisika melalui presentasi yang diberikan dengan meng konstruksi pengetahuan dalam diri siswa. Mereka diberi kebebasan untuk mencari sumber yang dapat membantu proses belajar baik itu melalui studi pustaka ataupun bertanya kepada guru fisika lain di luar jam pelajaran. Selain itu, kemampuan sosial siswa juga dikembangkan melalui diskusi dan kerjasama dalam kelompok sehingga siswa terlatih untuk menghargai teman, menanggapi pendapat orang lain dengan baik, serta mampu berbicara di depan orang banyak melalui presentasi laporan praktikum. Media Prezi the zooming presentations juga meningkatkan kreativitas siswa dalam me nemukan ide-ide dan gagasan baru terhadap peristiwa yang berhubungan dengan pembelajaran Fisika dalam kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu, jelaslah alasan mengapa penggunaan media Prezi dapat meningkatkan hasil belajar Fisika siswa kelas XI SMAN 12 Padang dan mempengaruhi kompetensi siswa untuk ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Namun, dalam penelitian ini juga ditemukan kendala seperti sulitnya mengatur tata ruang kelas yang sesuai harapan, kurang tersedianya sarana dan prasarana, sehingga pembelajaran kurang terlaksana dengan baik. Ada diantara siswa yang tidak memiliki buku pegangan dan hanya mengandalkan penjelasan dari guru saja, kurang serius selama pembelajaran. Kendala lain yang ditemui yaitu saat berlansungnya proses belajar mengajar di kelas siswa kurang berani bertanya dan mengeluarkan pendapat.
yang telah memberikan masukan dan saran untuk me nyempurnakan karya ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Zuwirman, M.Pd selaku kepala SMAN 12 Padang yang telah memberi izin kepada penulis untuk melakukan penelitian ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Lasmi Yarnis, S.Pd selaku guru pembimbing serta guru mata pelajaran Fisika di SMAN 12 Padang yang telah membimbing penulis selama melakukan penelitian ini di Sekolah.
KESIMPULAN Setelah melakukan penelitian terhadap peng gunaan media Prezi the zooming presentations kelas XI SMA N 12 Padang, kemudian melakukan pe ngolahan data, dapat ditarik kesimpulan bahwa, Penerapan media Prezi the zooming presentations pada mata pelajaram fisika memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada ranah kognitif, afektif dan psikomotor yang ditandai dengan peningkatan hasil belajar siswa.
DAFTAR PUSTAKA (1) Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Pe nelitian Suatu Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta. (2) Azhar Arsyad. (2011). Media Pengajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. (3) Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan IPA SMP dan MTs, Fisika SMA dan MA. Jakarta:Dirjen Dikti. (4) Depdiknas. 2006. Pedoman Penilaian Kelas. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional (5) Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Direktorat JenderalManajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pembinaan Sekolah Atas. (6) Mulyasa. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung:Remaja Rosdakarya (7) Nana Sudjana. 2009. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. (8) Sadiman A.S, dkk.(2010). Media Pendidikan: Pengertian,Pengembangandan Pemanfaatannya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. (9) Sanaky, Hujair AH. (2011). Media Pem belajaran Yogyakarta: Kaukaba Dipantara. (10) Saputra, I Putu Wisnu. (2011). Prezi The Zooming Presentations. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo (11) Sardiman. (2008). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. (12) Sudjana. (2005).Metode Statistika. Bandung: Transito
UCAPAN TERIMAKASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Yth Ibu Dr.Hj. Ermaniati Ramli, Bapak Dr. Ahmad Fauzi, M.Si dan Bapak Pakhrur Razi, S.Pd, M.Si
120