Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora ISSN: 2407-7550 Desember 2014, Vol. 1, No. 1
PENGARUH MEDIA JOB SHEET DAN GAMBAR DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR PENJASORKES Anikah* Guru Penjasorkes SMPN 2 Lamongan
[email protected] ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media Job sheet dan gambar dengan prestasi belajar Penjasorkes pada kelas VII siswa SMP, 2) Untuk mengetahui pengaruh antara motivasi berprestasi dengan prestasi belajar Penjasorkes pada kelas VII siswa SMP 3) Untuk mengetahui adanya interaksi penggunaan media Job sheet dan gambar dengan motivasi secara bersama dengan prestasi belajar Penjasorkes pada kelas VII siswa SMP. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Lamongan dan SMP Negeri 1 Kedungpring dengan menggunakan teknik eksperimen dengan sampel sebanyak 4 kelas, masing-masing 2 kelas dikenai perlakuan pembelajaran dengan media Job Sheet dan gambar, siswa dibedakan berdasarkan motivasi berprestasinya. Teknik pengumpulan datanya menggunakan kuisioner dan tes, dan analisis datanya menggunakan analisis varian (Anava) 2-jalur. Pokok-pokok kesimpulan hasil penelitian ini adalah: 1) Terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran dengan job sheet dan gambar terhadap perolehan hasil belajar pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan. 2) Terdapat pengaruh yang signifikan motivasi belajar terhadap perolehan hasil belajar pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan. 3) Terdapat interaksi antara model pembelajaran dengan media job sheet dan media gambar dengan motivasi belajar terhadap perolehan hasil belajar pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan. Kata kunci: Media, motivasi berprestasi, hasil belajar LATAR BELAKANG Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup. Salah satu pertanda bahwa seorang telah belajar suatu adalah perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (apektif). Dwiyogo (2013:1) menyatakan bahwa dalam kata pembelajaran mengandung makna memudahkan atau membantu prakarsa belajar bagi pembelajar (orang yang belajar). Perubahan tersebut hendaknya terjadi sebagai akibat interaksi dengan lingkungannya melalui proses belajar mengajar. Dimana guru bukan satu-satunya
sumber belajar, walaupun tugas, peranan dan fungsinya dalam proses belajar mengajar sangatlah penting Oleh karena itu mendesain pembelajaran menjadi lebih mendekatkan pada siswa sangatlah panting. Proses pengenalan ini menghendaki pengembangan kemampuan kognitif, afektif termasuk imajinasi dan inspirasi Hasan (2009: 128). Degeng (dalam Riyanto, 2010:20) menyatakan bahwa desain pembelajaran sebagai cara yang sistematik untuk mengidentifikasi, mengembangkan, dan mengevaluasi satu set bahan dan strategi belajar dengan maksud mencapai tujuan tertentu Metode mengajar adalah cara yang dipergunakan dalam menyajikan kesatuan bahan pelajaran dengan memperhatikan ke seluruh individu yang belajar untuk mencapai suatu tujuan. Tim MPT TTUC 1
Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora ISSN: 2407-7550 Desember 2014, Vol. 1, No. 1
Bandung, (1985). Strategi mengajar menurut Slamento (dalam Riyanto, 2010:130) didefiniskan sebagai suatu rencana tentang pendayagunaan potensi dan sarana yang ada untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengajaran. Berdasarkan pengertian tersebut, maka strategi mengajar ialah cara yang digunakan dalam melaksanakan pengajaran, yang berlangsung dalam proses belajarmengajar untuk dapat mencapai suatu tujuan. Penggunaan metode mengajar tergantung pada kondisi kelas, karakteristik peserta didik dan waktu yang tersedia. Degeng (dalam Riyanto, 2010:21) mengatakan bahwa desain pembelajaran adalah sebagai cara yang sistematis untuk mengidentifikasi, mengembangkan, mengembangkan dan mengevaluasi satu set bahan dan strategi belajar dengan maksud mencapai tujuan tertentu. Metode demonstrasi adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan mempertunjukkan secara langsung objeknya, atau cara melakukan sesuatu atau mempertunjukkan prosesnya. Pendapat lain juga menyatakan bahwa metode demonstrasi adalah gabungan dari penjelasan lisan, dengan pertunjukkan hidup, menggunakan alat untuk menyampaikan fakta-fakta penting, teori atau proses pengolahan. Team MPT TTUC Bandung (1985). Selanjutnya, Sumantri dan Permana (2009) menyatakan metode demonstrasi adalah sebagai cara penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada peserta didik suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang dipertunjukkan oleh pengajar atau sumber belajar lain yang memahami atau ahli dalam topik bahasan yang harus didemonstrasikan. Job sheet yang disebut pula lembaran kerja adalah suatu media pendidikan yang dicetak membantu guru dalam pengajaran keterampilan, terutama, yang berisi pengarahan dan gambar-gambar tentang bagaimana cara untuk membuat atau menyelesaikan sesuatu job atau pekerjaan. Team MPT TTUC Bandung (1985). Selanjutnya, dijelaskan pula bahwa pembuatan Job sheet ini harus memper-timbangkan beberapa hal, yaitu : (1) dimulai dari yang sederhana sampai kepada yang sukar, (2) pekerjaan dimulai dari yang menarik perhatian peserta
didik, (3) langkah dari pekerjaan tersebut, (4) ruang lingkup persoalan ditekankan pada keterampilan, (5) pekerjaan yang kan sering dilakukan peserta didik, lebih baik diajarkan terlebih dahulu, dan (6) peserta didik memerlukan kesem-patan latihan secara keseluruhan dari suatu pekerjaan daripada sepotong-sepotong. Dalam upaya mencapai hasil yang maksimal dalam pendidikan, guru dalam penyampaian mata pelajarannya senantiasa menggunakan berbagai media serta senantiasa memberikan dorongan kepada setiap siswa agar siswa mampu mening-katkan kemampuan belajarnya. Khususnya di bidang pelajaran pendidikan jasmani olah-raga dan kesehatan (penjasorkes). Namun kenyataan menunjukkan bahwa sebagian guru olah raga di Sekolah Menengah Pertama, kurang selektif untuk memilih media sesuai dengan standart yang ada. Demikian halnya dengan usaha guru menumbuhkan motivasi belajar siswa kurang mendapat perhatian, sehingga ada kecenderungan siswa yang mengikuti pembelajaran penjasorkes merupakan kegiatan untuk memenuhi kewajiban semata. Disamping itu ada kecenderungan bahwa dalam melakukan pembelajaran penjasorkes siswa tertarik kewajiban mereka untuk memperoleh nilai semata-mata tanpa memperhatikan prestasi yang harus dicapainya. Rendahnya motivasi siswa sebagai akibat kurangnya perhatian guru terhadap pembelajaran penjasorkes mengakibatkan siswa enggan dalam mengikuti pelajaran tersebut, sehingga siswa kurang memiliki pandangan bahwa penjasorkes merupakan pelajaran yang penting, dengan kebiasaan berolah raga akan tumbuh raga yang sehat, dan dalam raga yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Pemanfaatan media pembelajaran bagian dari strategi pengajaran, maka dengan adanya pemilihan media yang memadai guru dapat menggunakan strategi yang tepat terkait dengan tujuan-tujuan pengajaran mata pelajaran. Di sinilah seorang guru harus terus menerus belajar dan berupaya meningkatkan kemampuan dan keterampilan mengajar, sehingga mampu merumuskan strategi pembelajaran untuk menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar yang merupakan pola-pola umum kegiatan yang harus diikuti guru dan siswa sehingga guru mampu 2
Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora ISSN: 2407-7550 Desember 2014, Vol. 1, No. 1
menggunakan dan memilih media dengan tepat dan mampu menumbuhkan motivasi bagi siswa. Seorang guru penjasorkes wajib memiliki kemampuan untuk memilih dan menggunakan media pembelajaran dengan tepat, sebab semakin terampil guru menggunakan media pembelajaran khususnya yang berkaitan dengan penjas-orkes, maka semakin efektif dalam pencapaian tujuan. Guru yang baik adalah guru yang mampu memilih media pembelajaran yang paling tepat untuk mencapai tujuan. Dengan demikian dalam pelaksanaan pembelajaran siswa akan lebih mampu menguasai keterampilan seperti yang ditargetkan dalam RPP yang telah dibuat. Keberhasilan guru di dalam mendidik siswanya, bu-kan hanya bergantung pada kepri-badiannya yang menawan. Seorang guru memang tidak terpancang materi dan kontens saja, tetapi seorang guru harus mampu merancang kebutuhan media untuk kepentingan pembelajaran, kreativitas seorang guru sangat diperlukan untuk mencari atau mengembangkan alternatif-alternatif baru sesuai dengan kondisi individual guru serta lingkungan sekolah yang dimiliki. Merencanakan dan meng-gunakan media yang dapat membantu pemahaman siswa, dan menjaga kondisi kelas dengan baik. Dengan penggunaan media pembelajaran yang tepat, disertai dengan kondisi kelas yang mendukung pembelajaran, maka siswa akan memiliki dorongan untuk mengikuti pembelajaran baik di kelas maupun diluar kelas. Ketertarikan siswa dalam mengikuti pelajaran disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya seperti disebutkan di atas. Dari uraian di atas jelaslah media pembelajaran sangatlah diperlukan dalam menunjang keberhasilan proses pembelajaran khususnya penjasorkes, memilih dan menentukan media pembe-lajaran dalam rangka mendorong keinginan merupakan tugas guru, sehingga dengan pemilihan media pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran kemungkinan siswa dapat termotivasi untuk belajar mengikuti pembelajaran, yang pada gilirannya mampu meningkatkan hasil belajar siswa. oleh kerena itu peneliti tertarik untuk mengambil tema Pengaruh Penggunaan Media Job Sheet Dan Media Gambar Dengan Motivasi Berprestasi Ter-hadap Hasil Belajar
Dwiyogo (2013;77) juga menyatakan media yang tergolong gambar adalah foto, bahan-bahan grafis baik dicetak maupun dilukis Gambar pada dasarnya membantu mendorong para siswa dan dapat membangkitkan minatnya pada pelajaran. Membantu mereka dalam kemampuan berbahasa, kegiatan seni, dan pernyataan kreatif dalam bercerita, dramatisasi, bacaan, penulisan, melukis dan menggambar serta membantu mereka menafsirkan dan mengingat-ingat isi materi bacaan dari buku teks. (Sadiman,2009). Gambar fotografi merupakan salah satu media pengajaran yang amat dikenal di dalam setiap kegiatan pengajaran hal ini disebabkan kesederhanaannya, tanpa memerlukan perlengkapan dan tidak diproyeksikan untuk mengamatinya. Media gambar termasuk kepda gambar tetap atau still picture yang terdiri dari dua kelompok, yaitu: pertama flat opaque picture atau gambar datar tidak tembus pandang, misalnya gambar fotografi, gambar dan lukisan cetak. Kedua adalah transparent picture atau gambar tembus pandang, misalnya film slides, film strips dan transparancies. Namun yang termasuk media gambar, penulis maksudkan dalam pembahasan tesis ini yang terdapat pada kelompok pertama yakni Flat opeque picture, karena gambar datar tidak tembus pandang ini mudah pengadaannya serta biasanya relatif murah. Jadi media gambar adalah media yang dipergunakan untuk memvisualisasikan atau menyalurkan pesan dari sumber ke penerima (siswa). Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam komunikasi visual, di samping itu media gambar berfungsi pula untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan bila tidak digrafiskan Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah: (1) Apakah ada pengaruh antara penggunaan media Job sheet dan gambar dengan prestasi belajar Penjasorkes pada kelas VII siswa SMP Negeri 2 lamongan dan SMP Negeri 1 Kedungpring. (2) Apakah ada pengaruh hasil belajar antara siswa yang memiliki motivasi tinggi dan siswa yang memiliki motivasi rendah dengan prestasi belajar 3
Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora ISSN: 2407-7550 Desember 2014, Vol. 1, No. 1
Penjasorkes pada kelas VII siswa SMP Negeri 2 lamongan dan SMP Negeri 1 Kedungpring. (3) Apakah ada interaksi antara penggunaan media Job sheet dan gambar dengan motivasi berprestasi secara bersama dengan prestasi belajar Penjasorkes pada kelas VII siswa SMP Negeri 2 lamongan dan SMP Negeri 1 Kedungpring. Sedangkan tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media Job sheet dan gambar dengan prestasi belajar Penjasorkes pada kelas VII siswa SMP (2) Untuk mengetahui pengaruh antara motivasi berprestasi dengan prestasi belajar Penjasorkes pada kelas VII siswa SMP (3) Untuk mengetahui adanya interaksi penggunaan media Job sheet dan gambar dengan motivasi secara bersama dengan prestasi belajar Penjasorkes pada kelas VII siswa SMP METODE PENELITIAN Metode penelitian ini menggunakan dengan mengunakan pendekatan kualitatif. yang mana data hasil penelitian adalah dari hasil postes hasil belajar siswa setelah dilakukan perlakukan. Maka dalam penelitian kali ini rancangan penelitian ini akan dapat ditentukan pengaruh utama dan pengaruh interaksi dari semua variabel perlakuan berikut ini. Kegiatan pengumpulan data mencakup dua tahap, yaitu tahap perencanaan dan tahap eksperimen. berikut ini diuraikan kedua pengumpulan data. (1) Tahap Persiapan Eksperimen. pada tahap ini adalah melakukan persiapan penyusunan perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian serta pelaksanaan uji coba oleh guru pelaksana eksperimen, bahan ajar yang disusun terdiri bahan ajar untuk pembelajaran penjasorkes dengan menggunakan media joob sheet dan gambar. meskipun terpisah sendiri sendiri. akan tetapi cakupan materi dan konsepnya yang akan tetap sama,yang berbeda nantinya adalah pengorganisasian isinya saja. sedangkan untuk uji coba instrumen adalah kelas-kelas diluar kelas eksperimen hal ini adalah penting agar guru pelaksana eksperimen, dalam melaksanakan eksperimen di kelas eksperimen dan kelas kontrol, dapat melaksanakan pembelajaran sesuai dengan skempembelajaran yang telah di tetapkan. (2) Tahap pelaksanaan Pengumpulan data pada
tahap ini adalah melalui langkah-langkah sebagai berikut : (a) memberikan tes gaya kognitif, (b) melaksanakan perlakuan pembelajaran (eksperimen), dan (c) memberikan post test kepada siswa pada kelas sampel, HASIL PENELITIAN Data penelitian terkumpul yang terkumpul dalam penelitian ini diolah secara statistik inferensial dengan menggunakan analisis varian dua jalur atau two ways analysis of variance ( two ways anava) 2 X 2. menurut santoso (2014) Anava faktorial atau sering disebut anava ganda adalah teknik statistik parametrik yang digunakan untuk menguji perbedaan antara kelompokkelompok data yang berasal dari dua variabel bebas atau lebih, sebagai statistik parametrik, anava dekembangkan dari asumsi-asumsi keparametrikan. diantara asumsi-asumsi keparametrikan tersebu adalah (1) sampel harus berasal dari populasi yang terdistribusikan secara normal atau asumsi normalitas, (2) nilai-nilai varian dalam kelompok-kelompok sampel harus homogen, atau asumsi homogenitas, (3) data yang diperoleh dan diolah harus berskala interval atau rasio, dan (4) sampel penelitian harus diambil secara random. Winarsunu, ( dalam sugiono,2008) sedangkan untuk uji normalitas dan uji homogenitas varian antar kelompok menggunakan program software SPSS 20.0 for Windows. sedangkan uji normalita dilakukan untuk mengetahui apakah sebuah distribusi data dikatakan normal atau tidak Santoso (2014). Berdasarkan data yang diperoleh dapat diketahui bahwa hasil belajar Penjasorkes dengan media gambar diperoleh nilai ratarata (mean) 76,00 dengan nilai tengan (median) 75,00 dan nilai frekwensi tinggi (modus) sebesar 75,00 dengan rentang nilai antara 60 sampai dengan 95 sedangkan standar devisiasi sebesar 8,626. Dari tabel 4.2 dapat diketahui bahwa hasil belajar Penjasorkes dengan media Job sheet diperoleh nilai rata-rata (mean) 86,67 dengan nilai tengan (median) 90,00 dan nilai frekwensi tinggi (modus) sebesar 95,00 dengan rentang nilai antara 65 sampai dengan 95 sedangkan standar devisiasi sebesar 8,862. Sedangkan hasil belajar Penjasorkes dengan media Job sheet diperoleh nilai rata-rata (mean) 86,67 dengan 4
Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora ISSN: 2407-7550 Desember 2014, Vol. 1, No. 1
nilai tengan (median) 90,00 dan nilai frekwensi tinggi (modus) sebesar 95,00 dengan rentang nilai antara 65 sampai dengan 95 sedangkan standar devisiasi sebesar 8,862. Untuk hasil belajar Penjasorkes dengan motivasi tinggi diperoleh nilai rata-rata (mean) 84,63 dengan nilai tengan (median) 85,00 dan nilai frekwensi tinggi (modus) sebesar 95,00 dengan rentang nilai antara 60 sampai dengan 95 sedangkan standar devisiasi sebesar 8,759. Serta hasil belajar Penjasorkes dengan motivasi rendah diperoleh nilai rata-rata (mean) 70,00 dengan nilai tengan (median) 70,00 dan nilai frekwensi tinggi (modus) sebesar 75,00 dengan rentang nilai antara 60 sampai dengan 75 sedangkan standar devisiasi sebesar 5,000 PEMBAHASAN Temuan hasil penelitian yang merupakan untuk membuktikan hipotesis dalam penelitian kali ini, oleh karena itu hipotesis yang akan diteliti dan dianalisis akan dilakukan pembahasan sebagai berikut : (1) Pembahasan Hasil Analisis Hipotesi Pengaruh Penggunaan Media Job Sheet dan Gambar Terhadap Hasil Belajar. Pada uji hipotesis ini adalah apakah ada pengaruh signifikan model pembelajaran dengan media job sheet dan media gambar terhadap hasil belajar Penjasorkes pada siswa kelas VII SMPN 1 Lamongan dengan SMPN 1 Kedungpring lamongan tahun 2014-2015 Berdasarkan hasil data yang analisis diatas dapat dijelaskan bahwa terlihat pada tabel diatas F hitung pada media adalah : 8,686 dengan probabilitas sebesar 0,004 karena probabilitas < 0,05. maka Ho-1 ditolak. artinya ada pengaruh hasil belajar antara model pembelajaran dengan media Job sheet dan media gambar pada bidang studi Pendidikan Jasmani, olahraga dan kesehatan kelas IX SMPN. (2) Pembahasan Hasil Analisis Hipotesi antara siswa yang memiliki motivasi tinggi dan siswa yang memiliki motivasi rendah Terhadap Hasil Belajar Pada uji hipotesis yang kedua adalah apakah ada pengaruh signifikan model pembelajaran dengan siswa yang memiliki motivasi tinggi dengan siswa yang motivasi rendah terhadap hasil belajar Penjasorkes pada siswa kelas VII SMP. Dari temuan data yang dianalisis pada motivasi untuk F hitung adalah sebesar
79,548 dengan probabiliyas sebesar 0,000 atau lebih kecil dari 0,05. maka Ho-1 ditolak. Artinya ada pengaruh yang signifikan hasil belajar antara siswa yang memiliki motivasi tinggi dengan siswa yang memiliki motivasi rendah pada bidang studi Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan kelas VII SMP. (3) Pembahasan Hasil Analisis Hipotesi interaksi antara pengunaan model pembelajaran dengan media Job Sheet dan Gambar serta siswa yang memiliki motivasi tinggi dan siswa yang memiliki motivasi rendah Terhadap Hasil Belajar. Pada uji hipotesis ini adalah apakah ada interaksi antara model pembelajaran dengan media jop sheet, gambar dan motivasi berprestasi terhadap hasil belajar Penjasorkes pada siswa kelas VII SMPN. Nilai pada F hitung adalah sebesar 12,392 dengan signifikasi sebesar 0,001 perbandingan dengan F tabel dan taraf signifikasi α < 0,05 sehingga dapat dijelaskan bahwa terdapat interaksi penggunaan media pembelajaran dan motivasi berprestasi memiliki pengaruh terhadap hasil belajar pada bidang pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan kelas VII SMP Sehingga hasil uji hipotesis yang kali ini dapat dijelaskan bahwa hipotesis yang diajukan Ho-1 ditolak atau Ha-1 diterima. Artinya ada interaksi hasil belajar yang signifikan antara prestasi belajar siswa yang menggunakan media job sheet dan media gambar serta antara siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan siswa yang memiliki motivasi belajar rendah KESIMPULAN DAN SARAN Dengan melihat pembahasan yang telah dipaparkan di depan akan digunakan sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan lebih lanjut, dari hasil penyajian data dan analisis data maka peneliti dapat menyimpulkan sebagai berikut: (1) Terdapat pengaruh yang signifikan odel pembelajaran dengan job sheet dan gambar terhadap perolehan hasil belajar pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan kelas VII SMPN 1 Lamongan dan SMPN 1 Kedungpring Lamongan tahun 2014-2015 (2) Terdapat pengeruh yang signifikan motivasi belajar terhadap perolehan hasil belajar pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan kelas VII SMP (3) Terdapat interaksi antara model pembelajaran dengan 5
Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora ISSN: 2407-7550 Desember 2014, Vol. 1, No. 1
media job sheet dan media gambar dengan motivasi belajar terhadap perolehan hasil belajar pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan kelas VII SMP. Setelah peneliti melakukan penelitian model pembelajaran dengan media peta konsep dan gambar, maka peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut : (1) Dalam kegiatan proses belajar mengajar dengan penggunaan media job sheet hendaknya guru mampu mengorganisasikan waktu dengan tepat dan efiktif agar proses pembelajaran dapat tercapai tujuan dari pembelajaran tersebut. (2) Sebaiknya dalam melaksanakan pembelajaran, guru hendaknya mampu memilih media yang tepat dan sesuai dengan konsep yang akan diajarkan kepada siswa. Sebab dengan pemilihan media yang tepat dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar. (3) Pada proses belajar mengajar dengan penggunaan media job sheet hendaknya guru mampu mengkomonikasikan pemanfaatkan media tersebut sehingga dapat memperlancar proses belajar mengajar. (4) Dalam proses pembelajaran para guru diharapkan selalu memberikan motivasi dan bimbingan kepada siswa hendaknya selalu diberikan guru pada proses pembelajaran dengan media peta konsep sehingga akan dapat meningkatkan proses belajar belajaran dengan harapan bisa meningkatkan hasil belajar.Peran guru dalam penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah meskipun tidak mendominasi, tetapi tetap dominan. Guru harus dapat mengendalikan arah pembahasan setiap masalah sehingga guru dituntut juga lebih aktif. Untuk kepala sekolah memberi sosialisasi kepada guru-guru agar mengembangkan penggunaan Model pembelajaran Berbasis Masalah khususnya dengan pada mata pelajaran Matematika, Untuk kepala sekolah hendaknya memberikan pengarahan kepada guru agar dalam proses belajar mengajar mereka tidak hanya menyampaikan materi saja tetapi yang lebih penting adalah menciptakan kondisi belajar yang menyenangkan sehingga dapat diperoleh hasil belajar yang tinggi.Kepada pihak sekolah disarankan menyediakan sarana dan prasarana yang diperlukan dalam pembelajaran Berbasis Masalah agar dalam pembelajaran dapat efektif dan efisien
sehingga dapat mempengaruhi hasil belajar Matematika. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2009. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta Arsyad, A. 2010. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP). 2006. Model Pembelajaran IPS Terpadu. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah. Daryanto. 2010. Belajar dan Mengajar. Bandung: CV Yrama Widya. Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Djamarah, Syaiful. 2008. Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Wasis D Dwiyogo, MPd. 2013, media pembelajaran. Malang. Weneka media Hamalik, Oemar. 2009. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara Hamid Hasan. 2009. Evaluasi kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosidakarya Molenda, Heinich, Smaldino & dkk. 2005. Instructional Technology and Media For Learning. New Jersey: Pearson Education Inc. e-book Pdf diunduh mei 2014 Moleong, J Lexy,. 2009, Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakaya Mulyasa, E. 2009. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidiakan (KTSP). Bandung: Remaja Rosdakarya Munadi, Yudhi. 2008 Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: GP Press Prasetiowati, Yuni. 2011. Peningkatan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Akuntansi dengan Model ASSURE Pada Siswa Kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 4 SMA Negeri 4 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011. PTK FKIP Universitas Sebelas Maret. Pdf diunduh 11 Sepetember 2011. Pribadi, A. Benny. 2011. Model Desain Sistem Pembelajaran: Langkah Penting Merancang Kegiatan Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. Jakarta: Dian Rakyat. 6
Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora ISSN: 2407-7550 Desember 2014, Vol. 1, No. 1
Roziqin, M. Zainur. 2007. Moral Pendidikan di Era Global; Pergeseran Pola Interkasi Guru-Murid di Era Global. Malang: Averroes Press. Sadiman, Arief dkk. 2010. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Peman-fatannya. Jakarta: Raja Grafindo. Sadiman, Arief S., dkk. 2009 Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Peman-faatannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Salkind, Neil .J, 2006, Exploring Research sixth edition, Pearson International Santoso S. 2014 Panduan Lengkap SPSS versi 20 edisi revisi, Jakarta PT. Elek Media Komputindo. Sapriya. 2009. Pendidikan IPS. Bandung: Remaja Rosdakarya
Sardiman, AM. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada Tuckman, B.W. 2002. APA Symposium Paper, Chicago 2002 Academic Procrastinators: Their Rationalizations and Web-Course Performance. http://all.successcenter-ohiostate.edu/references /procrastinator _APA_paper.htm. Tuckman, Bruce, W. 1999. Conducting Educational Research, fifth Edition. Belmont:Wadsworth Group. Vockell, Edward, L., Asher, J.W. 1995. Educational Research, Second edition.Englewood Cliffs: PrenticeHall, Inc. Winkel, W.S 1996. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Grasindo
7