PENGARUH MEDIA FILM TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VMATA PELAJARAN IPS SDN MEKARSARI 01 TAMBUN Yekti Nurimasari* Kori Sundari Email:
[email protected]. ABSTRAK Pelaksanaan kegiatan pembelajaran IPS di lapangan terlihat kurangnya penggunaan media pembelajran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media film terhadap hasil belajar ips dikelas V SDN Mekarsari 01 Tambun. Pendekatan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan metode eksperimen. Populasi yang digunakan sebanyak 205 siswa dari kelas V, sampel yaitu kelas VC 35 siswa sebagai kelas Kontrol dan VD 35 siswa sebagai kelas Eksperimen. Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t diperoleh thitung sebesar 10,973 dengan db= 68 pada taraf nyata α = 0,05 sehingga diperoleh ttabel 2,02 yaitu 10,973 > 2,02, berarti H0 ditolak dan H1 diterima,yang artinya terdapat pengaruh positif signifikan pada hasil belajar siswa Kelas V pada Mata pelajaran IPS di SDN Mekarsari 01 Tambun. Kata Kunci : Hasil Belajar IPS, Media Film, karakteristik siswa kelas V
I. Latar Belakang Menurut pasal 39 ayat (2) UndangUndang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, menyatakan bahwa pendidik merupakan tenaga profesional. Kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga profesional mempunyai visi terwujudnya penyelenggaraan pembelajaran sesuai dengan prinsipprinsip profesionalitas untuk memenuhi hak yang sama lagi setiap warga negara dalam memperoleh pendidikan yang bermutu, dalam (Suryosubroto; 2010: 226). Sesuai dengan UU RI Nomor 20 tahun 2003 BAB XII Pasal 45 tentang Sarana dan Prasarana dalam UUD SISDIKNAS (2012: 25-26) menyata-kan bahwa: 1) Setiap satuan pendidikan formal dan non formal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual,
sosial, emosional dan kewajiban peserta didik 2) Ketentuan mengenai penyediaan sarana dan prasarana pendidikan semua satuan pendidikan sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah. Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi hingga ke liang lahat nanti. Salah satu tanda bahwa orang itu sudah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif), ketrampilan (psikomotor) maupun yang menyangkut nilai atau sikap (afektif). Menurut Trianto (2010: 171) mengemukakan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu
PEDAGOGIK Vol. II, No. 1, Februari 2014 33
sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya. Hakikat IPS adalah telah tentang manusia dan dunianya. Manusia sebagaimakhluk sosial selalu hidup bersama dengan sesamanya.IPS di rumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang – cabang ilmu - ilmu sosial. Berdasarkan observasi dan pengamatan peneliti pada Rabu 24 April 2013 di SDN Mekarsari 01 Tambun, terutama kelas V hasil belajar mata pelajaran IPS masih rendah, hal ini dapat dilihat dari 3 tahun terakhir bahwa nilai rata-rata mata pelajaran IPS masih di bawah KKM, dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 1.1 Nilai UTS Mata Pelajaran IPS yang Dibawah KKM Siswa Kelas V SDN Mekarsari 01 Tambun. Tahun
Pencapaian KKM Nilai ( % ) 2011 35,55 % 60 2012 33,33 % 65 2013 34,14% 70 Sumber : Berdasarkan Daftar Nilai IPS di SDN Mekarsari 01 Tambun 2011 – 2013. Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai siswa kelas V rata-rata masih dibawah KKM, hal disebabkan karena proses pembelajaran di kelas masih bersifat teacher center akibatnya siswa lebih bersifat pasif dari pada gurunya. Dengan rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SDN Mekarsari 01 Tambun dapat diduga bahwa penggunaan media film dalam kegiatan belajar mengajar jarang digunakan, peneliti merasa perlu mengadakan penelitian tentang penyebab rendahnya hasil belajar pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dari sudut penggunaan Media. Dalam hal PEDAGOGIK Vol. II, No. 1, Februari 2014
ini berarti media pembelajaran sangat penting untuk meningkatkan pembelajaran di kelas. Oleh karena itu pemilihan media yang tepat dapat meningkatkan pembelajarn IPS adalah denganmenggunakan mediafilm. Media film merupakan media perantara atau penggunaan materi dan penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran sehingga membangun kondisi yang dapat membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap, selain itu Film juga dapat digunakan sebagai alat yang ampuh ditangan orang yang mempergunakannya secara efektif untuk sesuatu maksud, terutama terhadap masyarakat kebanyakan dan juga anakanak yang memang lebih banyak menggunakanan aspek emosinya dibanding rasionalitasnya. Film juga sebagai alat komunikasi yang sangat membantu proses pembelajaran efektif, apa yang terpandang oleh mata dan terdengar oleh telinga, lebih cepat dan lebih mudah diingat dari pada apa yang dibaca saja atau hanya didengar. Media film dipandang cocok untuk mengajarkan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Dengan mempelajari media film ini diharapkan siswa kelas V SDN Mekarsari 01 Tambun akan lebih tertarik terhadap pelajaran dan memunculkan keberanian dalam menjawab pertanyaan, memahami materi yang disampaikan, mengeluarkan ide dan pendapatnya berdasar objek yang dilihatnya. Jadi, dalam proses pembelajaran ini guru bersifat sebagai fasilitator yang menguatkan keberanian siswa untuk mengungkapkan pendapat dengan memberikan dorongan untuk mengeluarkan ekspresi. Guru sekaligus dapat memotivasi siswa untuk berani bertanya dan mejawab mengenai masalah yang sedang dibahas secara bebas dan bertanggung jawab. Media ini diharapkan menjawab permasalah-an
34
guru dalam menentukan media pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Dari uraian di atas memberikan petunjuk bahwa agar proses belajar mengajar dapat berhasil dengan baik, maka siswa sebaiknya di ajak untuk memanfaatkan semua alat inderanya. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti “Pengaruh Media Film Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V Mata Pelajaran IPS di SDN Mekarsari 01 Tambun”. B.
Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis membuat identifikasi masalah sebagai berikut : 1. Masih ada siswa kelas V di SDN Mekarsari 01 Tambun yang hasil belajarnya rendah. 2. Kurang maksimalnya penggunaan media film dalam pembelajaran ips di kelas. 3. Penggunaan Media Film dalam kegiatan belajar mengajar dapat memberikan pengaruh yang signifikan dalam meningkatkan hasil belajar siswa?
diajarkan dengan media film pada siswa kelas V SDN Mekarsari 01 Tambun? E. Definisi Operasional 1.
Media Film
Media film merupakan penemuan baru dalam interaksi belajar mengajar yang dikombinasikan dua macam alat indera pada saat yang sama. Film dengan menggunakan CD interaktif atau CD pembelajaran merupakan media yang amat besar pengaruhnya dalam membantu proses belajar memberikan gambaran tentang materi yang diajarkan 2.
Hasil Belajar IPS
Hasil belajar tersebut dilihat dari hasil ulangan atau latihan soal siswa. Hasil belajar IPS dapat dilihat dari segi kognitif peserta didik yang mencangkup: pemahman siswa dalam memahami materi yang telah disampaikan, pengetahuan siswa tentang materi, bagaimana daya ingat siswa tentang materi yang telah disampaikan dan intelektual siswa. II . LANDASAN TEORITIS
C.
Batasan Masalah
Penelitian ini membahas permasalahan yang terkait dengan hasil belajar siswa dengan media film pada kelas V SDN Mekarsari 01 Tambun. Agar penelitian ini dapat dilakukan dengan lebih cermat, mendalam dan lebih tuntas, kajian penelitian ini terpusat pada pengaruh media film terhadap hasil belajar siswa kelas V mata pelajaran IPS di SDN Mekarsari 01 Tambun. D. Perumusan Masalah Apakah terdapat pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar IPS yang
PEDAGOGIK Vol. II, No. 1, Februari 2014
Hakikat Hasil Belajar Pengetahuan Sosial (IPS)
Ilmu
Dalam kegiatan belajar mengajar terjadi interaksi yang bertujuan. Guru dan siswalah yang .menggerakannya, interaksi bertujuan itu disebabkan guru memaknai dengan menciptakan lingkungan yang bernilai edukatif demi kepentingan siswa. Ketika kegiatan belajar itu berproses, guru harus iklas dalam bersikap dan berbuat serta mau memahami siswanya dengan segala konsekuensinya, karena keberhasilan belajar mengajar lebih banyak ditentukan oleh guru dalam mengelola kelas.
35
Menurut Track (1969) dalam Sapriya (2009: 58 ) mengemukakan bahwa: pengetahuan (knowledge)dianggap hasil kerja yang dikembangkan oleh manusia melalui proses Psikologisnya. Menurut Fraenkel (1990) dalam Sapriya (2009: 71) mengemukakan bahwa:salah satu tujuan utama IPS adalah membantu para siswa belajar berfikir. III. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SDN Mekarsari 01 Tambun untuk mata pelajaran IPS. Lokasi SDN Mekarsari 01 Tambundengan alamat JL. Sultan Hasanudin UPTD PAUD/SD Kecamatan Tambun Selatan Kabupaten Bekasi. Menurut Baiyle (1994: 83) dalam Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah (2010: 119) mengemukakan bahwa: Populasi adalah keseluruhan gejala atau satuan yang diteliti. Sementara itu, sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V yang berjumlah 205 siswa yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 3.2 Data Sisawa Kelas V SDN Mekarsari 01 Tambun NO KELAS JUMLAH 1 VA 34 2 VB 32 3 VC 35 4 VD 35 5 VE 35 6 VF 34 JUMLAH 205 Sumber: SDN Mekarsari 01 Tambun 1. Sampel Sampel yang menjadi penelitian ini adalah siswa kelas V yaitu kelas VD sebanyak 35 siswa sebagai kelas eksperimen dan VC sebanyak 35 siswa PEDAGOGIK Vol. II, No. 1, Februari 2014
sebagai kelas kontrol, jumlah dari kedua kelas adalah 70 siswa dari 205 siswa. Alasan diambil sampel kelas V, sebab berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, kelas V mengalami kesulitan dalam pembelajaran IPS yang diindikasikan dengan rendahnya nilai hasil belajar pada mata pelajaran IPS Kelas V SDN Mekarsari 01 Tambun. Adapun teknik pengambilan sampel yaitu dengan tekhnik purposive sampling. Alasan menggunakan tekhnik purposive sampling dikarenakan kedua kelas tersebut mempunyai karakteristik yang sama. IV. HASIL PENELITIAN 1. Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VD Dengan Menggunakan Media Film (Kelas Eksperimen) Dalam penelitian ini, penilaian hasil belajar IPS dikelas eksperimen dengan menggunakan soal tes. Tes ini dilaksanakan sebelum pembelajaran (pretest). Tes ini terdiri dari 15 butir soal pilihan ganda yang di isi oleh 35 siswa di kelas eksperimen. Dari distribusi frekuensi pretest hasil belajar IPS siswa kelas eksperimen sebelum mendapatkan perlakuan, diperoleh rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen di dapat nilai minimum 35, sedangkan nilai maksimum 65. Dengan nilai rata- rata sebesar 53, mediannya 56,75, modus sebesar 67,77, varians sebesar 60,00, simpangan baku sebesar 7,745. Berdasarkan data hasil belajar IPS setelah mendapatkan perlakuan dengan menggunakan media film dengan memberikan post test (test soal). Tes ini sebanyak 15 soal yang harus di jawab oleh 35 siswa dikelas eksperimen untuk mengetahui pemahaman siswa tentang pembelajaran IPS.
36
Berdasarkan data frekuensi hasil belajar IPS setelah mendapatkan perlakuan, diperoleh rata – rata hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan media film di kelas eksperimen di dapatkan nilai minimum sebesar 50, sedangkan nilai maksimum sebesar 95. Dengan nilai rata- rata sebesar 77,12, mediannya 77,82, modus sebesar 77,86, varians sebesar 110,63 dan simpangan baku 10,51. Dari persentase penyebaran nilai tersebut menunjukan bahwa nilai rata-rata hasil belajar IPS dikelas eksperimen sebelum mendapatkan perlakuan ( pretest ) sebesar 53 % dan setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan media film ( post test ) 77%, hal ini menunjukan adanya peningkatan dari rata – rata pre test 54% menjadi 77% dari rata – rata post test. Jadi hasil belajar yang diajarkan dengan menggunakan media film masuk dalam kategori tinggi. Selain itu dapat diperkuat dengan perbedaan nilai rata-rata hasil belajar IPS kelas eksperimen saat pre test mendapatkan nilai minimum 53sedangkan post test mendapatkan nilai 77,12. 2. Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VC yang diajarkan Tanpa Menggunakan Media Film ( Kelas Kontrol ) Dari distribusi frekuensi pretest hasil belajar IPS siswa kelas kontrol sebelum mendapatkan perlakuan, diperoleh rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen di dapat nilai minimum 35, sedangkan nilai maksimum 70. Dengan nilai rata- rata sebesar 57,9, mediannya 97,5, modus sebesar 70,5, varians sebesar 99,952, simpangan baku sebesar 9,997. Frekuensi hasil belajar IPS setelah mendapatkan perlakuan, diperoleh rata – rata hasil belajar siswa yang diajarkan tanpa menggunakan media film di kelas kontrol di dapatkan PEDAGOGIK Vol. II, No. 1, Februari 2014
nilai minimum sebesar 45, sedangkan nilai maksimum sebesar 85. Dengan nilai rata- rata sebesar 68, mediannya 66,29, modus sebesar 70,4, varians sebesar 92,647 dan simpangan baku 9,62. Dari persentase penyebaran nilai tersebut menunjukan bahwa nilai ratarata hasil belajar IPS dikelas kontrol sebelum mendapatkan perlakuan ( pretest ) sebesar 57% dan setelah diberikan perlakuan dengan ( post test ) 68%, hal ini menunjukan adanya peningkatan dari rata – rata pre test 57% menjadi 68% dari rata – rata post test. Jadi hasil belajar dikelas control masuk dalam kategori rendah. B. Pengujian Hipotesis Peneitian Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan kesamaan kedua rata-rata siswa dengan hipotesis yang diajukan, maka pengujian ini merupakan uji kesamaan rata-rata satu pihak dengan menggunakan uji t. 1. Perbedaan Nilai Rata-Rata Pretest Dengan Post Test Kelas Eksperimen. Berdasarkan nilai rata-rata hasil belajar sebelum diberikan perlakuan dan setelah di berikan perlakuan pada kelas eksperimen diperoleh hasil belajar siswa saat pretest dan post test sebagai berikut Dari hasil perhitungan varians gabungan diperoleh angka 85,315 dan simpangan baku gabungan adalah 9,236 Berdasarkan data hasil belajar IPS kelas eksperimen diketahui pretest dan post test yaitu nilai rata-rata pretest 53 dan nilai post test 77,12. Dengan kriteria pengujian hipotesis pada taraf signifikan α = 0,05 diperoleh sebesar 2,02. Dengan demikian diperoleh hasil perhitungan kelas eksperimen pretest dan post test dengan menggunakan uji-t ternyata didapat thitung > ttabel 10,973 > 2,02, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Yang artinya terdapat pengaruh positif signifikan pada
37
hasil belajar IPS siswa kelas V pada mata pelajaran IPS dengan menggunakan media film di SDN Mekarsari 01 Tambun. 2. Perbedaan Nilai Rata-Rata Pretest dan Post Test Kelas Kontrol Dari hasil perhitungan varians gabungan diperoleh angka 96,299 dan simpangan baku gabungan adalah 9,813. Berdasarkan data hasil belajar IPS dikelas kontrol diketahui nilai rata-rata pretest sebesar 57,9 dan nilai rata-rata post test 68. Dengan kriteria pengujian hipotesis pada taraf α = 0,05 diperoleh sebesar 2,02. Dengan demikian diperoleh hasil perhitungan kelas kontrol pretest dan post test dengan menggunakan uji-t ternyata thitung >ttabel 4,325> 2,02, yang artinya tidak ada peningkatan yang signifikan pada hasil belajar IPS kelas V dikelas Kontrol. 3. Perbedaan Nilai Rata – Rata Post Test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol. Dari hasil perhitungan varians gabungan diperoleh angka 101,63 dan simpangan baku gabungan adalah 10,081 Dari perhitungan dengan menggunakan rumus statistik uji-t diperoleh thitung sebesar 3,815. Maka untuk mengetahui hasil tersebut signifikan atau tidak maka thitung dibandingkan dengan ttabel 2,02( thitung > ttabel ) atau 3,815 > 2,02. Dengan demikian terdapat pengaruh positif signifikan hasil belajar IPS kelas V dengan menggunakan media film di SDN Mekarsari 01 Tambun.
muka dapat di ketahui secara keseluruhan rata – rata respon afektif siswa kelas eksperimen VD dalam penggunaan media film di saat belajar mengajar yaitu siswa yang sangat setuju dengan penggunaan medi film saat pembelajaran ( SS ) sebanyak 40,35 % , siswa yang setuju dengan media film ( S ) sebanyak 33,65 % , siswa yang tidak setuju dengan penggunaan media film ( TS ) 13,9 % sedangkan siswa yang memberikan jawaban sangat tidak setuju dengan diadakannya media film pada pembelajaran dikelas ( STS ) sebanyak 9,55 %. Hal tersebut menunjukan bahwa sebagaian besar siswa di kelas VD sebanyak 35 siswa mempunyai respon yang sangat baik terhadap pembelajaran dengan menggunakan media film. 5. Pembahasan (Observasi)
Aspek
Psikomotor
Berdasarkan hasil persentase hasil observasi di muka dapat di ketahui secara keseluruhan rata – rata aspek psikomotor atau ketrampilan siswa kelas eksperimen VD dalam penggunaan media film di saat belajar mengajar yaitu siswa yang sangat baik ( SB ) sebanyak 39,4 % , siswaaaa yang baik ( B ) sebanyak 33,6 % , siswa yang cukup ( C ) 18,3 % sedangkan siswa yang memberikan jawaban kurang ( K ) sebanyak 6 %. Hal tersebut menunjukan bahwa sebagaian besar siswa di kelas VD sebanyak 35 siswa mempunyai ketrampilan yang sangat baik saat menceritakan kembali isi film didepan kelas. V. KESIMPULAN
4. Pembahasan Aspek Afektif Selain di lihat dari aspek kognitif, aspek afektif juga dapat di teliti agar dapat menunjang data salah satunya dengan menggunakan angket. Berdasarkan Hasil persentase angket di PEDAGOGIK Vol. II, No. 1, Februari 2014
Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan nilai rata-rata peningkatan hasil belajar IPS siswa kelas eksperimen setelah diajarkan dengan menggunakan Media Film memiliki nilai rata-rata 77,12 ini merupakan nilai yang cukup
38
memuaskan dibandingkan hasil pre test ( sebelum menggunakan perlakuan) dinyatakan berhasil. Sedangkan nilai rata-rata peningkatan hasil belajar IPS siswa kelas kelas kontrol yang diajarkan tanpa menggunakan media film adalah yaitu 68 nilai tersebut tidak terlalu buruk, akan tetapi masih kurang jika dibandingkan dengan kelas eksperimen, hal ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh hasil belajar IPS siswa antara yang diajarkan melalui Media Film lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar IPS yang diajarkan tanpa menggunakan media film.
dengan demikian pembelajaran IPS dapat Berdasarkan uji hipotesis, dengan ditolaknya H0 dari pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t diperoleh thitung sebesar 10,973 pada ttabel 2,02 pada taraf signifikansi α = 0,05 yang artinya 10,973 > 2,02 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif signifikan pada hasil belajar IPS dengan penggunaan media film pada mata pelajaran IPS kelas V di SDN Mekarsari 01 Tambun.
*Yekti Nurimasariadalah Guru SDN Tanjung Tirto I Berban Sleman Yogyakarta *Kori Sundariadalah Dosen PGSD Unisma “45” Bekasi
DAFTAR PUSTAKA Andrew, James. 2011. CD Pembelajaran IPS 5a. Jakarta : Ai- Learn Indonesia Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Arysad, Azhar. 2011 .Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada Asyhar, Rayandra. 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada (GP) Press Jakarta Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik Panduan Bagi Orang Tua dan Guru dalam Memahami Psikologi Anak Usia SD, SMP dan SMA. Bandung: Remaja Rosdakarya Haryadi, Moh. 2009. Statistik Pendidikan. Jakarta: Prestasi Pustakaraya Munandi, Yudhi. 2013 .Media Pembelajaran. Jakarta: Referensi (GP Press Group) Musfiqon. 2012. Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta: Prestasi Belajar Prasetyo, Bambang dan Lina Miftahul Jannah. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif.Jakarta: Rajawali Pers Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Sadiman Arief, dkk. Media Pendidikan pengertian, pengembangan dan pemanfaatnya. Jakarta: Raja Grafindo Persada Sanjaya, Wina. 2011. Perencanaan Dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada Sapriyadi. 2011 .Pendidikan IPS. Bandung : Remaja Rosdakarya Sudjana, Nana. 2009 .Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung : Alfabeta Suryosubroto. 2010. Beberapa Aspek Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta PEDAGOGIK Vol. II, No. 1, Februari 2014
39
Syarifudin, dkk. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Diadit Media Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi Dan Implementasi dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ). Jakarta: Bumi Aksara Uno, Hamzah & Lamatenggo, Nina.2010. Teknologi komunikasi dan Informasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara Yusuf, Syamsu. 2009. Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya
PEDAGOGIK Vol. II, No. 1, Februari 2014
40