PENGARUH LARUTAN EKSTRAK DAUN BAYAM (Amaranthus hybridus L.) DAN SUSU TERHADAP TINGKAT DISKOLORASI GIGI AKIBAT KOPI (Eksperimental Laboratorik) Lilis Iskandar, Andi Soufyan Santosa, Niti Matram Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia Abstrak Latar Belakang: Kopi merupakan minuman yang sangat digemari namun menyebabkan diskolorasi gigi. Susu mengandung kalsium tinggi. Asam oksalat pada daun bayam dapat bereaksi dengan kalsium membentuk kristal kalsium oksalat. Tujuan: Menganalisis pengaruh larutan ekstrak daun bayam dan susu terhadap tingkat diskolorasi gigi akibat kopi. Metode: 24 spesimen gigi diuji warna awalnya dengan VITA Easyshade® dan dibagi menjadi empat kelompok, yaitu kontrol dan tiga kelompok lainnya yang masingmasing direndam selama 60 menit dalam larutan ekstrak daun bayam 10%, 20%, dan 30% yang dicampur susu. Kemudian spesimen direndam dalam kopi selama 24 jam. Perubahan warna gigi dihitung. Hasil: Uji Kruskal-Wallis menunjukkan perbedaan bermakna ∆L tiap kelompok perlakuan. Two-Tailed Independent T-Test dan uji Wilcoxon memperlihatkan perbedaan bermakna ∆L semua kelompok ekstrak, ∆a kelompok 10% dan 20%, dan ∆E kelompok 20% jika dibandingkan dengan kontrol. Uji korelasi Pearson menunjukkan tidak ada korelasi bermakna antara konsentrasi ekstrak dan ∆L, ∆a, ∆b, maupun ∆E. Kesimpulan:. Larutan ekstrak daun bayam dan susu dapat mengurangi tingkat diskolorasi gigi akibat kopi, tetapi tidak ada hubungan antara peningkatan konsentrasi ekstrak daun bayam dan tingkat diskolorasi gigi. Kata kunci: diskolorasi gigi; ekstrak daun bayam; kalsium oksalat; kopi; susu Abstract Background: Coffee is a popular drink that can cause teeth discoloration. Milk contains high calcium. Oxalic acid from spinach can react with calcium forming calcium oxalate crystal. Objective: To analyze the level of tooth discoloration due to coffee. Methods: 24 teeth color were measured the with VITA Easyshade® and divided into four groups, which are control group and three other groups that were immersed in spinach leaves extract solution of 10%, 20%, and 30% plus milk for 60 minutes. Specimens were then immersed in coffee for 24 hours. The teeth color change were measured. Result: KruskalWallis test showed significant difference of ∆L* among each group. Two-Tailed Independent T-Test and Wilcoxon Test showed significant difference at ∆L* of all extract group, ∆a* of group 10% and 20%, ∆b* of none group, and ∆E of group 20% if compared to control group. Pearson Corelation Test did not show any significant corelation between extract concentration and ∆L*, ∆a*, ∆b*, or ∆E. Conclusion: Spinach leaves extract solution and milk can decrease level of tooth discoloration due to coffee but there is no significant corelation between spinach leaves extract concentration and level of tooth discoloration. Key words: calcium oxalate; coffee; milk; spinach leaves extract; tooth discoloration
Pengaruh larutan..., Lilis Iskandar, FKG-UI, 2013
2 Pendahuluan Kopi adalah minuman yang sangat popular di seluruh dunia.1 Data statistik menunjukkan 54% orang Amerika Serikat yang berusia >18 tahun minum kopi setiap hari, yaitu sekitar 100 juta orang. Bahkan 24% nya mengaku minum 13 cangkir atau lebih kopi setiap minggunya.2 Aromanya yang khas merupakan perpaduan dari berbagai macam zat di dalamnya seperti protein, tanin, lemak, kafein, dll.1 Kandungan kafein di dalam kopi telah terbukti dapat dengan mudah membuat seseorang kecanduan.3 Kopi merupakan salah satu minuman yang dapat menyebabkan perubahan warna pada gigi. Gigi dilapisi oleh biofilm dan kopi dapat mengubah warna biofilm tersebut menjadi kecoklatan. Jika biofilm yang telah berubah warna itu tidak dibersihkan, maka zat warna tersebut akan menetap di gigi.4 Tanin atau yang disebut juga asam tanat adalah zat warna yang bertanggungjawab atas perubahan warna kecoklatan yang terjadi pada gigi. Asam tanat juga membuat pH minuman kopi menjadi rendah atau bersifat asam.5 Kondisi asam akan melunakkan email sehingga makin rentan untuk disusupi zat warna.4 Warna gigi merupakan kombinasi warna intrinsik dan noda ekstrinsik di permukaan gigi. Noda ekstrinsik dapat berasal dari asap rokok, makanan dan minuman yang mengandung tanin (seperti kopi, teh, wine, dll), penggunaan chlorhexidine, atau dari metal seperti timah dan zat besi.6 Perubahan warna pada gigi adalah masalah yang cukup besar dalam estetika. Warna gigi yang cerah terbukti dapat membuat seseorang merasa lebih percaya diri di depan publik. Pilihan perawatan untuk memperbaikinya tentu sangat banyak, seperti veneer keramik atau komposit, bleaching, dan mahkota tiruan (full veneer crown). Namun semua pilihan perawatan tersebut relatif mahal dan bersifat invasif.7 Terdapat sebuah fenomena unik yang terjadi saat orang makan bayam. Beberapa orang sempat bertanya-tanya, mengapa gigi mereka terasa aneh, sedikit berpasir atau seperti berkapur setelah mereka makan salad bayam segar. Orang-orang menyebutnya sebagai sensasi ‘spinach teeth’.8 Menurut Jennifer Moltoni, koordinator administratif Departemen Penyakit Mulut, Infeksi, dan Imunitas di Harvard School of Dental Medicine, hal tersebut disebabkan karena kandungan asam oksalat dari bayam yang bereaksi dengan ion kalsium dari saliva dan bayam itu sendiri sehingga membentuk kristal kalsium oksalat. Karena kalsium oksalat tidak dapat larut, ia terdeposisi di permukaan gigi. Sensasi gigi bayam akan semakin terasa jika seseorang mengunyah bayam sambil minum susu, karena susu memberikan tambahan kalsium.9 Kandungan kalsium dalam saliva hanya 1 mmol/L, sedangkan susu mengandung kalsium yang sangat tinggi, yakni sekitar 1200
Pengaruh larutan..., Lilis Iskandar, FKG-UI, 2013
3 mg/L.10,11 Jika dibandingkan dengan makanan lain yang mengandung kalsium tinggi seperti brokoli atau kubis, susu tetap mengandung kalsium tertinggi.12 Bayam (Amaranthus hybridus L.) adalah tanaman dengan kandungan asam oksalat yang sangat tinggi.13 Konsentrasi kalsium oksalat tertinggi ada di daunnya.14 Menurut penelitian yang dilakukan oleh Hartini pada lima macam sayuran yang sering dikonsumsi daunnya, kandungan kalsium oksalat pada daun bayam adalah yang paling tinggi, yakni 39%, kemudian daun pepaya 18,28%, daun lembayung 10,98%, daun singkong 7,18%, dan yang paling rendah daun kangkung 5,86%.15 Selain itu, daun bayam juga memiliki kandungan kalsium yang cukup tinggi, yaitu 99 mg kalsium per 100 g bayam.16 Dalam kondisi pH normal dan basa, kalsium dan asam oksalat akan berikatan membentuk kristal kalsium oksalat.17 Kalsium oksalat ketika diaplikasikan pada permukaan yang mengandung kalsium, akan menutup tubulus dentin, akan terbentuk sebuah lapisan yang dapat mengurangi permeabilitas dentin. Ekstrak fitokompleks dari bayam dalam bentuk larutan 1.5% spray telah digunakan secara topikal untuk mencegah larutnya smear layer dan terbukanya tubulus dentin setelah instrumentasi periodontal. Larutan yang serupa juga dapat digunakan untuk mencegah hipersensitivitas dentin yang disebabkan oleh prosedur scaling dan root planing.18 Penelitian ini bertujuan untuk Berdasarkan menguji pengaruh larutan dengan ekstrak daun bayam dan susu terhadap tingkat diskolorasi gigi akibat kopi, dengan harapan bahwa akan terbentuk lapisan kalsium oksalat pada permukaan email seperti pada fenomena ‘spinach teeth’ yang akan berfungsi sebagai pelindung dari asam tanat kopi yang mengubah warna gigi. Selain itu, akan diuji pula apakah terdapat hubungan antara peningkatan konsentrasi ekstrak daun bayam terhadap tingkat diskolorasi gigi untuk mengetahui konsentrasi optimal pengaplikasiannya. Di masa mendatang diharapkan ekstrak daun bayam dan susu dapat dikembangkan menjadi berbagai macam produk preventif, non-invasif, dan jauh lebih murah untuk melindungi gigi dari efek pewarnaan kopi yang membuat orang kurang percaya diri.
Tinjauan Teoritis Struktur Email Gigi. Email adalah lapisan terluar dari mahkota anatomis gigi. Mineral email terutama tersusun atas kalsium fosfat dalam bentuk kristal nanoscale hexagonal hydroxyapatite (HA). Unit sel kalsium hidroksiapatit memiliki rumus kimia Ca10(PO4)6(OH)2. Mineral email sedikit berbeda dari HA yang ideal karena juga bisa mengandung HPO42-, CO32-, K+, Mg2+, Na+, Cl- dan ion-ion lain. Enamel rod atau prisma email adalah komponen dasar email, sejajar satu sama lain dan tegak lurus dentino-enamel
Pengaruh larutan..., Lilis Iskandar, FKG-UI, 2013
4 junction (DEJ) ke permukaan gigi. Kristalit di sekitar rod disebut interprismatic atau interrod. Di antara rod dan interrod enamel terdapat rod sheath, yaitu matriks organik tipis yang tidak mengandung kristalit. Matriks organik terkonsentrasi pada rod sheath tetapi juga ada sedikit di sekitar kristalit. Lapisan organik ini membuat email sebuah membran semipermeabel dan molekul kecil dapat masuk melalui email ke pulpa.18 Diskolorasi Gigi. Bagian mahkota gigi terdiri dari email, dentin dan pulpa. Perubahan salah satu dari struktur tersebut sangat memungkinkan untuk menyebabkan perubahan warna gigi.19 Diskolorasi gigi dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu diskolorasi intrinsik, ekstrinsik, dan internal. Diskolorasi intrinsik terjadi mengikuti perubahan komposisi struktur atau ketebalan jaringan keras gigi. Beberapa penyakit metabolik, faktor-faktor sistemik, serta faktor lokal seperti trauma diketahui dapat mempengaruhi dentin yang berkembang dan menyebabkan diskolorasi. Diskolorasi ekstrinsik terjadi di luar substansi gigi, yaitu di permukaan gigi atau terbentuk pelikel.20 Noda ekstrinsik cenderung terbentuk di area yang sulit dijangkau sikat gigi dan biasanya berasal dari rokok, minuman mengandung tinggi tanin (anggur merah, kopi), penggunaan agen kationik seperti chlorhexidine, dan garam metal seperti timah dan besi.21 Diskolorasi internal berhubungan dengan noda ekstrinsik di dalam substansi gigi seiring perkembangan gigi. Dapat terjadi pada enamel defect serta permukaan yang porus dengan dentin terbuka.20 Kopi sebagai Agen Kromogenik. Kopi kaya akan substansi bioaktif, seperti nicotinic acid, trigonelline, quinolinic acid, tannic acid, pyrogallic acid dan kafein. Tanin atau yang disebut juga asam tanat adalah zat warna yang bertanggungjawab atas perubahan warna kecoklatan yang terjadi pada gigi.22 Berbagai macam asam yang terkandung dalam kopi juga membuat pH minuman kopi menjadi rendah atau bersifat asam.5,22 Kondisi asam akan melunakkan email sehingga makin rentan untuk disusupi zat warna.4 Warna. Warna dapat diuraikan berdasarkan istilah Munsell, yaitu hue, value dan chroma.20 Hue adalah istilah untuk membedakan antar kelompok warna, seperti merah, biru, dan hijau.20,23 Perbedaan dominan ada pada panjang gelombang di spektrum warna yang dapat dilihat. Dalam kedokteran gigi, hue direpresentasikan oleh A, B, C, atau D pada Vita Classic shade guide.23 Value adalah tingkat kecerahan dari suatu warna yang berada pada ukuran hitam hingga putih.20 Value disebut juga brightness, merupakan jumlah cahaya yang kembali dari objek. Objek yang terang memiliki tingkat keabuan yang rendah, dan objek yang memiliki value yang rendah lebih abu dan tampak lebih gelap. Meningkatkan kecerahan berarti meningkatkan kemampuan permukaan untuk merefleksikan cahaya sedangkan objek dengan value rendah berarti menyerap cahaya lebih.23 Chroma adalah tingkat saturasi,
Pengaruh larutan..., Lilis Iskandar, FKG-UI, 2013
5 intensitas atau kekuatan sebuah warna dengan hue yang sama, misalnya dari merah muda ke merah tua.20,23 Chroma memiliki hubungan erat dengan value. Jika chroma bertambah, value akan berkurang; chroma dan value berbanding terbalik. Semakin tinggi angka pada Vita Classic shade guide menunjukkan chroma yang makin tinggi.23 Pengukuran Warna Gigi. Pengukuran warna gigi adalah proses yang kompleks dengan banyak faktor yang mempengaruhi seperti kondisi pencahayaan, mata dan otak pengamat. Kesemuanya sangat mempengaruhi persepsi warna.24 Banyak metode telah digunakan untuk mengukur warna gigi, dari teknik visual subjektif menggunakan kertas, porselen berwarna atau shade guides resin akrilik hingga alat ukur objektif menggunakan spectrophotometers, colourimeters dan teknik image analysis.25 VITA Easyshade®. Easyshade adalah alat untuk mengukur warna keseluruhan dari gigi, mampu membedakan area servikal, tengah dan insisal dan menentukan warna restorasi yang seharusnya digunakan. Alat ini adalah contoh spektrofotometer yang terdiri dari layar sentuh dan handpiece. Handpiece-nya harus diposisikan tegak lurus dan berkontak dengan permukaan gigi, 1 mm dari margin gingiva dan ujung insisal.24 Pengukuran dilakukan dengan meletakkan probe di area gigi dan menekan tombolnya. Easyshade hanya dapat mengukur material translusen. Jika materialnya terlalu tipis atau giginya terlalu opak, nilai value dan chroma akan terlalu rendah. Easyshade didesain untuk mengukur material dengan ketebalan minimal 0,7 mm.26 Deskripsi warna. Commission Internationale d'Eclairage (CIE), sebuah organisasi standard internasional yang menentukan pengukuran warna, membuat deskripsi warna CIE L*a*b* dengan L* adalah ukuran kecerahan dari objek, bernilai dari 0 (hitam) hingga 100 (putih), a* adalah ukuran kemerahan (a > 0) atau kehijauan (a < 0), dan b* adalah ukuran kekuningan (b > 0) atau kebiruan (b < 0). L*a*b* merepresentasikan persepsi warna tiga dimensi. Jika dua poin di space, mewakili dua ukuran, bertabrakan maka perbedaan dua warna itu sama dengan nol. Jika jarak di color space antara dua warna (L*1, a*1, b*1 dan L*2, a*2, b*2) semakin jauh maka diasumsikan bahwa perbedaan warna juga semakin jauh. Salah satu ukuran yang umum digunakan untuk perbedaan warna adalah jarak Euclidean di antara dua poin di space tiga dimensi, dilambangkan dengan ∆E. Istilah ∆E berasal dari bahasa Jerman Empfindung yang artinya perbedaan sensasi. Lambang asteriks terkadang digunakan untuk mendenotasikan perbedaan CIE Lab, sehingga menjadi ∆E*.26 Rumus untuk menghitung ∆E adalah sebagai berikut: ∆E12(L*a*b*) = [(∆L*)2+(∆a*)2+(∆b*)2]1/2
Pengaruh larutan..., Lilis Iskandar, FKG-UI, 2013
6 ∆L*, ∆a*, ∆b* adalah selisih hasil pengukuran warna awal dan akhir gigi.27 Bayam. Bayam mengandung banyak mineral dan vitamin, terutama vitamin A, kalsium, fosfor, zat besi dan potasium. Bayam juga mengandung karbohidrat, lemak, vitamin C, sodium, thiamin, riboflavin, and niacin. Bayam terdiri atas 91% air.28 Selain kandungan nutrisi yang tinggi, bayam juga dikenal memiliki kandungan asam oksalat yang tinggi dibandingkan dengan tanaman lain.13 Daun berperan penting dalam pembentukan kalsium oksalat di tumbuhan, oleh karena itu konsentrasi kalsium oksalat tertinggi ada di daun.14 Kadar kalsium oksalat berbeda-beda tergantung kandungan air, usia tanaman, jenis tanah, kondisi iklim dan musim, posisi ketinggian, serta faktor genetik.13,14,29 Pada bayam, kandungan oksalat meningkat saat masa pertumbuhan awal, menurun saat tanaman semakin tua, dan akan menurun seiring dengan paparan panas.
29,30
Selain itu oksalat juga larut air.
Diketahui ratio asam oksalat: kalsium dalam bayam kurang lebih 4:1.30 Kalsium dalam Susu. Kalsium tidak disintesis oleh tubuh dan harus ditunjang dari makanan. Kebutuhan kalsium per hari sekitar 1 gram per hari dan bisa lebih pada umur tertentu (misalnya remaja, masa kehamilan atau sesudah menopause). Makanan yang paling kaya akan kalsium adalah produk-produk susu.11 Di dalam saliva manusia dan makanan lain seperti ikan sardin, kubis, brokoli, almond dan beberapa air mineral juga mengandung kalsium. Jika dibandingkan, kandungan kalsium pada susu jauh lebih tinggi, yakni sekitar 1200 mg/L sedangkan pada saliva hanya 1 mmol/L.10,11 Kalsium Oksalat. Kalsium oksalat terbentuk dari reaksi asam basa ion kalsium dan asam oksalat. Reaksi pembentukan kalsium oksalat adalah sebagai berikut.30 2+ Reaksi Kalsium Gambar 1.Ca + Pembentukan C2O42− CaC 2O4 Oksalat
Sumber: http://infohost.nmt.edu/~jaltig/CalciumOxalate.pdf
Kalsium Oksalat di Kedokteran Gigi. Garam oksalat telah banyak digunakan untuk desensitisasi permukaan dentin atau sementum gigi. Garam oksalat, contohnya kalsium oksalat atau potasium oksalat, akan membentuk lapisan kristal pada permukaan dentin. Garam oksalat akan masuk ke tubuli dan fibril dari dentin, mengeliminasi pergerakan cairan tubulus dentin sehingga dentin tidak dapat mentransmisikan stimulus rasa sakit dan pasien tidak akan merasa ngilu dalam waktu yang cukup lama. Selain itu, oksalat juga berfungsi memproteksi email gigi dari serangan asam. Salah satu produk yang beredar adalah bubuk kristal potasium oksalat dihidrat 99% yang kemudian dilarutkan ke air dengan konsentrasi berkisar 1,5% hingga 4% berat per volume. Produk ini dapat digunakan baik sebelum atau sesudah oral profilaksis, pada gigi preparasi untuk crown, inlay, veneer, atau restorasi lainnya.31
Pengaruh larutan..., Lilis Iskandar, FKG-UI, 2013
7 Metode Ekstraksi Maserasi. Maserasi merupakan cara ekstraksi yang sederhana. Maserasi dilakukan dengan merendam serbuk simplisia dalam pelarut. Pelarut akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif dan zat aktif akan larut. Simplisia yang akan diekstraksi ditempatkan pada wadah bermulut lebar bersama pelarut yang telah ditetapkan pada suhu kamar.32, 33 Wadah ditutup rapat kemudian dikocok berulang–ulang sehingga memungkinkan pelarut masuk ke seluruh permukaan simplisia.33 Waktu maserasi pada umumnya 5 hari atau minimal 3 hari.32,33 Keadaan diam selama maserasi menyebabkan turunnya perpindahan bahan aktif.33 Di akhir proses maserasi, ketika equilibrium telah tercapai, larutan disaring dengan kain dan ampasnya diperas.32,44
Metode Penelitian Maserasi Daun Bayam. Bayam segar berwarna hijau sebanyak 5 kg dicuci bersih. Bayam dipilih daunnya saja dan batangnya dibuang. Daun bayam kemudian dikeringkan menjadi simplisia sebanyak 500 gram dan siap untuk dimaserasi. Maserasi dilakukan dengan memasukkan simplisia ke dalam wadah lalu simplisia direndam dengan pelarut aquadest pada perbandingan 1:4, yaitu 500 gram simplisia direndam dalam 2 liter pelarut. Selanjutnya simplisia tersebut diaduk dengan stirer selama 3 jam lalu didiamkan selama 24 jam. Kemudian Filtrat dikeluarkan dan disaring dengan kain kasa dan dimasukkan ke botol kaca. Selanjutnya, residu kembali dimaserasi dengan cara yang sama sekali lagi. Filtrat yang dihasilkan ditampung menjadi satu kemudian disaring. Filtrat tersebut diuapkan pelarutnya dengan rotavapor hingga didapat ekstrak kental seberat 54,1 gram. Uji Penapisan Fitokimia. Sampel ekstrak kental daun bayam lalu diuji kandungan kalsium, asam oksalat, kalsium oksalat, tanin, dan kandungan airnya. Teknik yang digunakan untuk uji kalsium adalah AAS (Atomic Absoption Spectrophotometry), sedangkan untuk uji asam oksalat dan kalsium oksalat adalah dengan metode HPLC (High-Performance Liquid Chromatography). Uji tanin menggunakan spektrofotometer dan uji kandungan air dengan gravimetri. Persiapan Spesimen. Gigi premolar manusia yang telah dikumpulkan dan disimpan sebelumnya dalam larutan NaCl 0,9% pada bagian selain permukaan email, yaitu sementum dari CEJ hingga ke foramen apikal dilapisi dengan cat kuku agar tidak terpapar bahan percobaan. Pembuatan Larutan Ekstrak Daun Bayam. Ekstrak daun bayam yang telah didapat dari proses ekstraksi lalu dibuat dalam beberapa konsentrasi dengan menimbang berat ekstrak dan air menggunakan timbangan digital. Analoginya, untuk membuat ekstrak daun bayam
Pengaruh larutan..., Lilis Iskandar, FKG-UI, 2013
8 10%, di dalam 100 ml aquadest dilarutkan 10 gr ekstrak daun bayam. Untuk membuat ekstrak daun bayam 20%, di dalam 100 ml aquadest dilarutkan 20 gr ekstrak daun bayam. Untuk membuat ekstrak daun bayam 30%, di dalam 100 ml aquadest dilarutkan 30 gr ekstrak daun bayam. Berdasarkan hasil dari uji kadar air pada ekstrak kental daun bayam, dapat dihitung berat ekstrak kental dan aquadest yang diperlukan untuk membuat larutan ekstrak daun bayam dalam berbagai konsentrasi. Proteksi Gigi dengan Kalsium Oksalat. Spesimen gigi yang telah dipersiapkan, dimasukkan dalam larutan ekstrak daun bayam dengan konsentrasi 10%, 20%, dan 30%, dicampur dengan susu tinggi kalsium merk Ultra masing-masing sebanyak 1 ml, dikocok hingga homogen, dan didiamkan selama 60 menit. Kandungan kalsium pada susu Ultra adalah 20% AKG yang berarti 20% kebutuhan kalsium harian. Kebutuhan kalsium harian manusia sekitar 1 gram.13 Berarti kandungan kalsium dalam susu Ultra adalah 0,2 gram/125 ml atau 1,6 mg/ml. Pemaparan Kopi. Spesimen direndam dalam larutan kopi yang dibuat dari kopi bubuk Nescafe Classic dan air minum kemasan merk Aqua yang dididihkan dengan perbandingan 1 gram bubuk kopi dalam 10 ml air. Larutan kopi lalu diaduk sebanyak 50x dengan sendok kemudian didinginkan hingga suhu ruang dan diuji pH-nya dengan kertas lakmus. Gigi direndam dalam larutan kopi sebanyak 4 ml per vial dan disimpan dalam inkubator 37°C selama 24 jam. Uji Perubahan Warna Gigi. Warna gigi diuji melalui deskripsi warna CIE L*a*b* dengan alat VITA Easyshade® sebanyak dua kali. Pertama yaitu sebelum diberi perlakuan dan kedua yaitu sesudah dipapar dengan larutan kopi. Kedua data tersebut dibandingkan dan dianalisis perubahannya. Seluruh perubahan L*, a*, dan b* (∆L*, ∆a*, dan ∆b*) diperoleh dari selisih warna gigi setelah terpapar kopi dengan warna dasar gigi sebelum mendapat perlakuan (L0, a0, dan b0). Perubahan warna (∆E*) dihitung dengan rumus. Metode Analisis Data. Untuk menganalisis perbedaan pengaruh masing-masing konsentrasi larutan ekstrak (10%, 20%, dan 30%), dilakukan uji komparatif terhadap nilainilai perubahan warna (∆E*) menggunakan uji One-Way ANOVA atau Kruskal-Wallis (tergantung kenormalan distribusi data). Selain itu uji komparatif juga dilakukan satu per satu terhadap kontrol, yaitu menggunakan Independent T-Test atau Mann-Whitney/Wilcoxon (tergantung kenormalan distribusi data). Sedangkan untuk melihat korelasi peningkatan konsentrasi ekstrak terhadap perubahan warna gigi digunakan uji Korelasi Two-Tailed Pearson. Seluruh analisis tersebut dilaksanakan dengan program Windows SPSS 17.0.
Pengaruh larutan..., Lilis Iskandar, FKG-UI, 2013
9 Hasil Penelitian 1. Hasil Uji Penapisan Fitokimia Tabel 1. Hasil Uji Penapisan Fitokimia
Sampel
Pelarut
Ekstrak Kental Daun
Air
Bayam
Jenis Analisis
Metode
Hasil
Satuan
Kadar Air
Gravimetri
51,18
%
Tanin
Spektro
2,57
%
Ca
AAS
211,38
mg/100g
Ca Oksalat
2,43
HPLC
Asam Oksalat
3,46
%
2. Hasil Uji pH Uji pH dilakukan dengan kertas lakmus. Dari hasil pengujian, didapatkan hasil sebagai berikut: •
pH larutan ekstrak daun bayam 10% adalah 7
•
pH larutan ekstrak daun bayam 20% adalah 6
•
pH larutan ekstrak daun bayam 30% adalah 5
•
pH susu adalah 7
•
pH larutan kopi untuk pemaparan noda ekstrinsik pada gigi adalah 5
3. Hasil Uji Warna Gigi Kontrol
10%
20%
30%
Rerata ∆L*
-4,2**
-0,28**
0,71
-1,08**
Rerata ∆a*
3,12
1,48
0,75
1,1
Rerata ∆b*
3,98
4,5
2,03
2,77
Rerata ∆E*
7,05
4,8
2,47
3,35
Tabel 2. Nilai Rerata Perubahan Warna
**Angka minus menunjukkan penurunan nilai dari nilai awal.
Pengaruh larutan..., Lilis Iskandar, FKG-UI, 2013
10 8 6 4 Kontrol
2
10%
0
20% Rerata ΔL*
Rerata Δa*
Rerata Δb*
Rerata ΔE
30%
-2 -4 -6 Gambar 2 Diagram Rerata Perubahan Warna
4. Hasil Uji Statistik a. One Way ANOVA dan Kruskal-Wallis Karena sampel <50, uji normalitas distribusi data menggunakan tes Saphiro-Wilk. Jika nilai signifikansinya <0,05 berarti data tidak terdistribusi normal. Pada uji One Way ANOVA dan Kruskal-Wallis, jika nilai signifikansinya <0,05 berarti ada perbedaan bermakna. Berikut adalah ringkasan hasil uji dengan program SPSS 17. Tabel 3. Hasil Uji Normalitas, One Way ANOVA, dan Kruskal-Wallis
∆L*
∆a*
∆b*
∆E*
Normalitas data
Sig. = 0,000
Sig. = 0,001
Sig. = 0,088
Sig. = 0,003
(Saphiro-Wilk)
(tidak normal)
(tidak normal)
(normal)
(tidak normal)
One Way ANOVA
Kruskal-Wallis
Sig. = 0,108 -
-
(tidak berbeda
-
bermakna) Asymp. Sig. =
Asymp. Sig. =
0,007
0,086
(Berbeda
(Tidak berbeda
bermakna)
bermakna)
Asymp. Sig. = -
0,057 (Tidak berbeda bermakna)
b. Independent T-Test dan Uji Mann-Whitney/Wilcoxon Uji ini dilakukan untuk membandingkan satu persatu perubahan warna setiap kelompok perlakukan secara independen jika dibandingan dengan kontrol. - Normalitas Distribusi Data (Saphiro-Wilk)
Pengaruh larutan..., Lilis Iskandar, FKG-UI, 2013
11 Karena sampel <50, uji normalitas distribusi data menggunakan tes Saphiro-Wilk. Jika nilai signifikansinya <0,05 berarti data tidak terdistribusi dengan normal. Berikut adalah ringkasan hasil uji dengan program SPSS 17. Tabel 4. Hasil Uji Normalitas Distribusi Data
∆L* ∆a* ∆b* ∆E*
Kontrol vs 10%
Kontrol vs 20%
Kontrol vs 30%
Sig. = 0,000
Sig. = 0,000
Sig. = 0,000
(Tidak Normal)
(Tidak Normal)
(Tidak Normal)
Sig. = 0,053
Sig. = 0,019
Sig. = 0,020
(Normal)
(Tidak Normal)
(Tidak Normal)
Sig. = 0,235
Sig. = 0,563
Sig. = 0,033
(Normal)
(Normal)
(Tidak Normal)
Sig. = 0,087
Sig. = 0,040
Sig. = 0,025
(Normal)
(Tidak Normal)
(Tidak Normal)
- Hasil Independent T-Test dan Uji Mann-Whitney/Wilcoxon Untuk data yang distribusinya normal, digunakan Independent T-Test. Untuk data yang
distribusinya
tidak
normal,
digunakan
uji
non
parametrik
yaitu
Mann-
Whitney/Wilcoxon. Jika nilai signifikansinya <0.05 berarti ada perbedaan bermakna. Tabel 5. Hasil Independent T-Test dan Uji Mann Whitney/Wilcoxon
∆L* ∆a* ∆b* ∆E*
Kontrol vs 10%
Kontrol vs 20%
Kontrol vs 30%
p = 0,004
p = 0,013
p = 0,030
(berbeda bermakna)
(berbeda bermakna)
(berbeda bermakna)
p = 0,006
p = 0,020
p = 0,054
(berbeda bermakna)
(berbeda bermakna)
(tidak berbeda bermakna)
p = 0,372
p = 0,147
p = 0,229
(tidak berbeda bermakna)
(tidak berbeda bermakna)
(tidak berbeda bermakna)
p = 0,137
p = 0,037
p = 0,054
(tidak berbeda bermakna)
(berbeda bermakna)
(tidak berbeda bermakna)
c. Uji Korelasi Two-Tailed Pearson Jika nilai signifikansinya Uji Korelasi Two-Tailed Pearson <0,05 berarti ada korelasi bermakna. Jika ada korelasi bermakna, barulah diperiksa kekuatan korelasinya. Jika nilainya positif berarti variabel berkorelasi searah. Jika nilainya negatif berarti variabel berkorelasi
Pengaruh larutan..., Lilis Iskandar, FKG-UI, 2013
12 berlawanan arah. Jika nilai korelasinya >0,5 berarti kedua variabel memiliki hubungan yang erat. Jika nilai korelasinya <0,5 berarti kedua variabel memiliki hubungan yang lemah. Tabel 6. Hasil Uji Korelasi Two-Tailed Pearson
∆L* Signifikansi
Korelasi TwoTailed Pearson
0,060 (tidak bermakna)
0,452
∆a* 0,420 (tidak bermakna) -0,203
∆b* 0,081 (tidak bermakna)
-0,422
∆E* 0,187 (tidak bermakna) -0,326
Pembahasan Tanin atau asam tanat merupakan salah satu penyebab noda ekstrinsik pada gigi.20 Dari hasil uji tanin dapat dilihat bahwa larutan ekstrak kental daun bayam juga mengandung tanin namun dengan persentase yang kecil yakni 2,57%, dibandingkan dengan kopi yang berkisar antara 19,5% hingga 23,1%.35 Jadi kandungan tanin di ekstrak daun bayam seharusnya tidak memberikan efek pewarnaan yang signifikan pada gigi, apalagi jika telah diencerkan dalam konsentrasi 10%, 20%, dan 30%. Kandungan kalsium dalam ekstrak hanya sedikit, yaitu 211,38 mg/100g atau bila dikonversi ke persen akan sama dengan 0,0021138%. Hal ini menunjukkan bahwa ion kalsium bebas di ekstrak daun bayam telah bereaksi dengan asam oksalat yang ada. Kalsium oksalat yang terbentuk (2,43%) merupakan hasil reaksi kalsium dengan asam oksalat yang ada. Karena kandungan asam oksalat dalam daun bayam lebih tinggi dari ion kalsium yang ada, maka masih terdapat asam oksalat bebas yang belum bereaksi (3,46%). Dengan begitu, ekstrak daun bayam masih berpotensi untuk membentuk deposit kalsium oksalat di permukaan gigi jika bertemu dengan kalsium dari susu. Dari pengujian pH dapat dilihat bahwa larutan ekstrak daun bayam 30% dan larutan kopi bersifat asam (pH=5). Diketahui pH kritis hidroksiapatit email untuk terdemineralisasi adalah 5,5 sedangkan untuk fluoroapatit 4,5.36 Jika larutan perendaman bersifat asam, maka dapat mendemineralisasi email dan zat tanin dapat masuk dan menyebabkan stain. Namun demikian, meskipun larutan ekstrak daun bayam 30% bersifat asam, pH-nya akan naik karena dicampur dengan susu yang pH-nya 7. Kalsium bersifat basa, reaksi asam-basa asam oksalat dan kalsium akan menghasilkan garam kalsium oksalat yang bersifat netral, yakni sekitar 6,65-6,75.37,38 Kalsium oksalat dapat terbentuk jika kondisi pH netral atau basa,17 oleh karena itu sangat penting agar pH-nya tidak asam.
Pengaruh larutan..., Lilis Iskandar, FKG-UI, 2013
13 Perubahan warna gigi dinilai dari tiga aspek, yaitu nilai L* (tingkat kecerahan) di mana nilai tersebut menunjukkan derajat hitam-putih (0 untuk hitam dan 100 untuk putih), nilai a* (derajat hijau-merah) di mana nilai a*<0 berarti lebih kehijauan dan a*>0 lebih kemerahan, serta nilai b* (derajat biru-kuning) di mana nilai b*<0 lebih kebiruan dan b*>0 lebih kekuningan. Akar dari jumlah dari kuadrat masing-masing selisih tingkat kecerahan, derajat hijau-merah, dan derajat biru-kuning merupakan nilai perubahan warnanya. Jika dibandingkan secara bersamaan, uji non-parametrik Kruskal-Wallis menunjukkan perbedaan bermakna pada ∆L* (tingkat kecerahan) tiap kelompok perlakuan. Namun jika diuji satu persatu terhadap kontrol, terlihat bahwa kelompok dengan perendaman larutan ekstrak daun bayam 10% memiliki perbedaan bermakna pada ∆L* dan ∆a*, kelompok dengan perendaman larutan ekstrak daun bayam 20% berbeda bermakna pada ∆L*, ∆a*, dan ∆E*-nya, sedangkan kelompok dengan perendaman larutan ekstrak daun bayam 30% hanya memiliki perbedaan bermakna pada ∆L*-nya. Dari sini dapat disimpulkan bahwa penurunan kecerahan gigi (∆L*) akan berkurang secara bermakna jika sebelum terpapar kopi, gigi tersebut diproteksi dengan kalsium oksalat pada permukaannya. Selain itu, dengan konsentrasi ekstrak daun bayam 10% dan 20% maka derajat kemerahan gigi pun juga berkurang jika dibandingkan dengan kelompok kontrol yang langsung terpapar kopi. Sedangkan perubahan warna secara keseluruhan (∆E*) hanya berbeda bermakna pada perendaman gigi dengan ekstrak daun bayam 20%. Gigi dengan perendaman ekstrak daun bayam 20% mengalami peningkatan tingkat kecerahan (L*) dari kecerahan awalnya dengan nilai yang tidak signifikan (rerata ∆L* = 0,71) . Hal ini tidak dapat diperhitungkan karena nilainya yang cukup kecil dan tidak bermakna. Meskipun nilai L*-nya meningkat sedikit, namun nilai a* dan b* juga meningkat, yang berarti gigi menjadi lebih kemerahan dan kekuningan. Dari hasil analisis grafik rerata perubahan warna, terlihat adanya penurunan kemampuan proteksi kalsium oksalat pada konsentrasi larutan perendaman ekstrak daun bayam 30% dibandingkan larutan ekstrak 20%, tetapi tetap lebih baik jika dibandingkan dengan larutan ekstrak 10%. Jika diurutkan secara garis besar perubahan warna gigi akibat noda ekstrinsik kopi dari yang paling besar hingga paling kecil adalah kelompok kontrol, kelompok dengan perendaman ekstrak daun bayam 10%, 30%, lalu yang terakhir 20%. Jadi, konsentrasi yang paling optimal untuk mengurangi efek diskolorasi larutan kopi di antara 3 jenis kelompok konsentrasi yang diteliti adalah perendaman dengan larutan ekstrak daun bayam 20%.
Pengaruh larutan..., Lilis Iskandar, FKG-UI, 2013
14 Pada saat larutan ekstrak daun bayam dicampur dengan susu lalu didiamkan, tampak terbentuk endapan material di dasar vial. Banyaknya endapan yang terbentuk berbanding lurus dengan konsentrasi ekstrak, semakin tinggi konsentrasi esktrak maka semakin banyak endapan kalsium oksalat yang terbentuk. Hal itu menunjukkan bahwa kandungan kalsium susu cukup tinggi (1,6 mg/ml) dan asam oksalat di ekstrak daun bayam telah habis bereaksi dengan ion kalsium yang ada. Endapan kalsium oksalat dapat dilihat secara visual dari botol vial yang transparan, berwarna sedikit keputihan. Deposit garam kalsium oksalat berbentuk seperti kristal berwarna kecoklat dan mudah dibersihkan dengan cara mekanis. Kopi dengan pH asam dapat mendemineralisasi email gigi sehingga bahan stain seperti tanin dapat masuk ke lapisan email yang lebih dalam atau bahkan hingga dentin dan terdeposisi di sana sehingga terjadi perubahan warna.3 Perubahan warna tersebut pun akan menjadi permanen dan tidak dapat langsung dihilangkan karena ketika kondisi pH mulut menjadi netral kembali, email mengalami remineralisasi dan stain telah terperangkap di dalam email gigi. Namun dengan adanya blocking dari kristal kalsium oksalat pada permukaan gigi, email gigi tidak terpapar langsung dengan zat asam dari kopi sehingga tidak terdemineralisasi dan zat warna seperti tanin pun hanya terdeposisi pada permukaan kalsium oksalat yang kemudian dapat dibersihkan dengan mudah dari permukaan gigi. Perubahan warna gigi pun tidak terjadi secara permanen. Deposisi kalsium oksalat cenderung pada permukaan gigi yang tidak rata karena kalsium oksalat adalah garam kristal yang butuh retensi mekanis untuk dapat melekat. Oleh karena tingkat kekasaran tiap permukaan email gigi berbeda-beda, maka deposisi kalsium oksalat pun tidak merata. Hal tersebut menyebabkan masih adanya celah bagi kopi untuk penetrasi dan berkontak ke permukaan email sehingga gigi masih mengalami perubahan warna. Namun demikian, dengan adanya kalsium oksalat melalui perendaman pada campuran larutan ekstrak daun bayam dan susu telah dapat mengurangi efek diskolorasi kopi. Dari hasil uji korelasi Pearson, tidak ada data yang memiliki korelasi bermakna antara konsentrasi ekstrak dengan derajat perubahan kecerahan gigi (∆L*), perubahan derajat hijaumerah (∆a*), perubahan derajat biru-kuning (∆b*), ataupun dengan perubahan warna gigi (∆E*). Peningkatan konsentrasi ekstrak tidak mempengaruhi penurunan perubahan warna secara signifikan. Dengan ekstrak daun bayam 10% akan memberikan efek proteksi yang tidak jauh berbeda dengan ekstrak daun bayam 20% maupun 30%. Ekstrak daun bayam dan susu memiliki potensi yang besar untuk dikembangan menjadi bahan pencegah diskolorasi gigi akibat noda ekstrinsik dari makanan dan minuman. Agar kalsium oksalat dapat melekat pada permukaan gigi, reaksi antara asam oksalat dan ion
Pengaruh larutan..., Lilis Iskandar, FKG-UI, 2013
15 kalsium sebaiknya berlangsung di permukaan gigi. Waktu inkubasi minimal yang diperlukan agar kalsium oksalat dapat terobservasi bervariasi antara 2-17 menit. Namun ukuran kristal kemungkinan dapat bertambah besar seiring dengan waktu.44 Waktu perendaman 60 menit selain disesuaikan dengan durasi orang mengunyah permen karet, juga memastikan reaksi pembentukan kalsium oksalat telah sempurna. Tetapi jika kurang dari itu pun seharusnya juga bisa terproteksi jika reaksi telah terjadi.
Kesimpulan Larutan ekstrak daun bayam dan susu dapat membentuk lapisan kalsium oksalat di permukaan email gigi sehingga mengurangi tingkat diskolorasi gigi akibat kopi namun tidak terdapat hubungan bermakna antara peningkatan konsentrasi ekstrak daun bayam dan tingkat diskolorasi gigi akibat kopi.
Saran Untuk penelitan selanjutnya dengan menggunakan alat VITA Easyshade®, diperlukan kontrol cahaya yang lebih konsisten di ruangan uji warna gigi. Jika dalam pengaplikasiannya terdapat deposit kalsium oksalat pada gigi, deposit dapat dibersihkan secara mekanik dengan sikat gigi. Untuk masa yang akan datang, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui persentase minimal ekstrak daun bayam yang diperlukan untuk memproteksi permukaan gigi dari stain kopi. Selain itu penelitan dapat menggunakan bentuk sediaan ekstrak daun bayam yang lebih aplikatif, misalnya larutan kumur, pasta, atau permen karet xylitol dengan ekstrak daun bayam dan kalsium yang baru akan bereaksi jika dikunyah. Serta diperlukan juga penelitian lebih lanjut untuk melihat reaksi dan efek yang terjadi saat kalsium oksalat terbentuk di permukaan gigi, cara agar deposisi kalsium oksalat pada permukaan email gigi dapat merata sehingga memaksimalkan fungsi proteksi, dan penelitian untuk menguji apakah lapisan kalsium oksalat dari ekstrak daun bayam dapat memproteksi permukaan tambalan seperti resin komposit atau GIC.
Kepustakaan 1. Wang CC, et al. Application of ultrasound thermal process on extracting flavor and caffeine or coffee. Thermal Science 2011;1(1): S69-S74. 2. Live Science, Coffee 4 Dummies, Coffee Research. Coffee Drinking Statistics. 2012. [cited on August 2012]. Available at http://www.statistic brain.com/coffee-drinkingstatistics/
Pengaruh larutan..., Lilis Iskandar, FKG-UI, 2013
16 3. O’Meara C. Changing Lives, Changing Habits. 2011 [cited on August 2012]. Available at http://www.bmd.com.au/GoodHealth/_upload/20110616144731 394.pdf 4. Stained Teeth, our favourite foods are hard on our pearly whites. Canadian Dental Association. 2012 [cited on August 2012]. Available at http://www.canadianhealth.ca/7_3/20_e.pdf 5. Caffeine Addiction Becomes a National Issue [cited on August 2012]. Available at http://www.caffeineawareness.org/caffeineawarness4page.pdf 6. Joiner A. The Bleaching of Teeth: A Review of the Literature. Journal of Dentistry 2006;34: 412–419. 7. Shenoi P, Kandhari A, Gunwal M. Esthetic Enhancement of Discolored Teeth by Macroabrasion; Microabrasion and its psychological impact on patients - A case series. Indian Journal of Multidisciplinary Dentistry 2012;2(1): 388-392. 8. What
Causes
”Spinach
[cited
Teeth”.
on
August
2012].
Available
at
http://www.fitsugar.com/What-Causes-Spinach-Teeth-551249 9. Webber R. Why Does Spinach Leave a Film on Your Teeth? [cited on August 2012]. Available at http://www.chow.com/food-news/55264/why-does-spinach-leave-a-film-onyour-teeth/ 10. García-Godoy F, Hicks MJ. Maintaining the integrity of the enamel surface: The role of dental biofilm, saliva and preventive agents in enamel demineralization and remineralization. JADA 2008;139(suppl 2):25S-34S. 11. Calcium
from
Copyright
Milk.
©
IDF
2008.
All
rights
reserved
from
www.idfdairynutrition.org 12. Calcium. 2005. [cited on December 2012]. Available at http://www.moh.gov. my/images/gallery/rni/14_chat.pdf 13. Mou B. Evaluation of Oxalate Concentration in the U.S. Spinach Germplasm Collection. Hortscience 2008;43(6): 1690–1693. 14. Ahmed J, et al. Formation of Calcium Oxalate Nanoparticles in Leaves: Significant Role of Water Content and Age of Leaves. Current Science 2012;103(3): 293-298. 15. Hartini, Yustina Sri. Penetapan kadar kalsium oksalat pada lima macam sayuran yang dikonsumsi daunnya. Jurnal Ilmiah Nasional 1999;5: 51. 16. USDA
Nutrient
Database
[cited
on
September
2012].
Available
at
http://ndb.nal.usda.gov/ndb/foods/show/3233?fg=&man=&lfacet=&count=&max=25&so rt=&qlookup=spinach&offset=&format=Abridged&new=
Pengaruh larutan..., Lilis Iskandar, FKG-UI, 2013
17 17. Sauro S, et al. The Influence of Soft Acidic Drinks in Exposing Dentinal Tubules after Non-Surgical Periodontal Treatment: A SEM Investigationon the Protective Effects of Oxalate-Containing Phytocomplex. Med Oral Patol Oral Cir Bucal 2007;12(7): 542-548. 18. Taha ST. Enamel Paste in the Treatment of Dentin Hypersensitivity. The University of Michigan, 2010. 19. Wang Xiaojie. Structural aspects of bleaching and fluoride application on dental enamel. Doctor dissertation. Universität Hamburg; 2008. 20. Watts A, Addy M. Tooth Discolouration and Staining: A Review of the Literature. British Dental Journal 2001;190(6): 309-316. 21. Joiner A, et al. A review of tooth colour and whiteness. Journal of Dentistry 2008;36S: s2-s7. 22. Hecimovic I, et al. Comparative study of polyphenols and caffeine in different coffee varieties affected by the degree of roasting. Food Chemistry 2011;129: 991–1000. 23. Fondriest J. Shade Matching in Restorative Dentistry: The Science and Strategies. The International Journal of Periodontics & Restorative Dentistry 2003;23(5): 3-15. 24. Napadlek P, et al. Comparison Methods Used in Tooth Colour Selection. Dent. Med. Probl. 2008;45(1): 65–69. 25. Joiner A. Tooth colour: a review of the literature. Journal of Dentistry 2004;32: 3–12. 26. JJL Technologies, LLC. Vita Easyshade®. The principles of use of a spectrophotometer and its application in the measurement of dental shades. 2003. [cited on September 2012]. Available at http://vident.com/files/ 2009/01/easyshade_technology_paper.pdf 27. Burkinshaw RM. Colour in relation to dentistry. Fundamental of colour science. British Dental Journal 2004;196(1): 33-41. 28. Mortati S. Spinach: Scientific Classification and Entymology. College Seminar 235 Food for Thought: The Science, Culture, & Politics of Food. 2008. 29. Caliskan M. The Metabolism of Oxalic Acid. Turk J Zool 2000;24: 103–106. 30. Noonan SC, Savage GP. Oxalate content of foods and its effect on humans. Asia Pacific J Clin Nutr 1999;8(1): 64-74. 31. Cox CF. Acid Resistant Film Forming Dental Composition and Method of Use. United States Patent Application 2001; 0004455 A1. 32. Handa SS. An Overview of Extraction Techniques for Medicinal and Aromatic Plants. Di dalam Extraction Technologies for Medicinal and Aromatic Plants. SS. Handa, S.P.S. Khanuja, G. Longo, D. D. Rakesh (Eds.). International Centre for Science and High Technology, Italia. 2008.
Pengaruh larutan..., Lilis Iskandar, FKG-UI, 2013
18 33. Indraswari A. Optimasi Pembuatan Ekstrak Daun Dewadaru (Eugenia uniflora L.) Menggunakan Metode Maserasi dengan Parameter Kadar Total Senyawa Fenolik dan Flavanoid. Skripsi Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2008. 34. Singh J. Maceration, Percolation and Infusion Techniques for the Extraction of Medicinal and Aromatic Plants. Di dalam Extraction Technologies for Medicinal and Aromatic Plants. SS. Handa, S.P.S. Khanuja, G. Longo, D.D.Rakesh (Eds.). International Centre for Science and High Technology, Italia. 2008. 35. Wiley Harvey W. Beverages and Their Adulteration Origin, Composition, Manufacture, Natural, Artificial, Fermented, Distilled, Alkaloidal And Fruit Juices. [cited on December 2012]
Available
at
http://chestofbooks.com/food/
beverages/Adulteration-
Origin/Composition-Of-coffee.html#.UL7lEORJ4gt# ixzz2E9gcjYKh 36. Nieves Amy M, RDH. Enhancing Nature Through Science™: Recognize, Rejuvenate and Restore The Three “R”s In Minimum Intervention Dentistry. [cited on December 2012] Available
at
http://wcdental.org/wcd_professionals/2010_annual_meeting/pdf/Nieves
Handouts.pdf 37. Acids, Bases, and Salts. [cited on December 2012] Available at http://alex.state.al.us 38. Grohe Bernd, et al. Crystallization Kinetics of Calcium Oxalate Hydrates Studied by Scanning Confocal Interference Microscopy. Journal of Crystal Growth 2006;295: 148– 157
Pengaruh larutan..., Lilis Iskandar, FKG-UI, 2013