PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGARUH PENAMBAHAN TETES TEBU (Molasse) PADA FERMENTASI URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN BAYAM MERAH (Amaranthus tricolor L.)
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh: Emilia Vianney Jainurti Nim : 121434035
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kupersembahkan Karyaku yang sederhana ini dengan penuh cinta kepada:
Orang Tuaku Tercinta Kakak dan adik - adik Keluarga dan Saudara Sahabat Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO:
“SAYA TIDAK GAGAL JIKA BERBUAT SALAH, TAPI SAYA GAGAL KETIKA SAYA BERHENTI MENCOBA”
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGARUH PENAMBAHAN TETES TEBU (Molasse) PADA FERMENTASI URIN SAPITERHADAP PERTUMBUHAN BAYAM MERAH (Amaranthus tricolor L.) Emilia Vianney Jainurti 121434035
ABSTRAK
Tanaman bayam merah (Amaranthus tricolor L.) merupakan komoditas sayuran andalan di Indonesia yang perlu dikembangkan. Pertambahan jumlah penduduk menyebabkan kebutuhan akan sayuran semakin tinggi. Permasalahan yang dihadapi adalah kurang tersedianya unsur hara dalam media pertumbuhan. Oleh karena itu, penelitian ini memanfaatkan urin sapi yang difermentasi dengan penambahan tetes tebu untuk memperoleh unsure hara (N, P, K) yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan tetes tebu (molasse) pada fermentasi urin sapi terhadap pertumbuhan bayam merah (A. tricolor L.) dan mengetahui penambahan tetes tebu (molasse) optimal pada fermentasi urin sapi untuk menghasilkan pertumbuhan tanaman bayam merah (Amaranthus tricolor L.) yang terbaik. Fermentasi urin sapi terdapat 4 kelompok yaitu 1 kontrol dan 3 perlakuan dengan penambahan tetes tebu (20 ml, 40 ml, 60 ml) masing-masing kelompok terdiri dari 7 ulangan. Sebanyak 600 mL urin sapi ditambahkan tetes tebu (molasse) lalu difermentasi selama 14 hari. Pemupukan dilakukan 2 hari sekali selama 1 bulan dengan perbandingan pupuk : air = 1 : 2. Data dianalisis menggunakan uji statistic yaitu anova dan Duncan dengan parameter yang diamati adalah tinggi batang, jumlah daun, berat basah dan berat kering. Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penambahan tetes tebu pada fermentasi urin sapi berpengaruh nyata terhadap parameter pertumbuhan tanaman bayam merah yaitu penambahan tinggi batang, jumlah daun, berat basah dan berat kering. Penambahan tetes tebu 40 ml adalah dosis terbaik untuk penambahan tinggi batang, jumlah daun, berat basah dan berat kering tanaman bayam merah.
Kata kunci: urin sapi, tetestebu (molasse), bayam merah (Amaranthus tricolor L.)
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
THE INFLUENCE OF MOLASSE ADDITION ON COW’S URINE FERMENTATION TO THE GROWTH OF RED AMARANTH (Amaranthus tricolor L.)
Emilia Vianney Jainurti 121434035
ABSTRACT
The red amaranth is favorite vegetable commodity which is needed to be developed in Indonesia. The growth of populationmakes vegetable needs is more than usual. The problemis nutrient availability at growth media. Therefore, this research used cow’s urine which is fermented with addition ofmolasse to get some good nutrient (N, P, K). The aim of this research was to determine the influence of molasse addition in cow’s urine fermentation to thegrowth of red amarath and to determine optimum concentration of molasses addition in cow’s urine fermentation forred amaranth growth. There are four groups of cow’s urine fermentation : control and 3 treatments with the addition of molasse (20 ml, 40 ml, 60 ml). Each group consist of 7 replicates. 600 ml cow’s urinewasedded withmolasse and isfermented for 14 days. The fertilization was done every 2 days in 1 month (fertilizer : water = 1:2). The anova and duncan analysis is used as data analysis test method to analysis the plant height, number of leaf, weight of moist and dry data. The result of this research showed that the increase of molasse additiontocow’s urine fermentation waseffective to increase the amaranth plant height, number of leaf, weight of moist and dry. The addition of 40 ml molassewas the best concentration to increase red amaranth growth.
Keywords :Cow’s urine fermentation, molasse, red amaranth tricolor L.)
ix
(Amaranthus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Penambahan Tetes Tebu (Molasses) pada Fermentasi Urin Sapi terhadap Pertumbuhan Bayam Merah (Amaranthus Tricolor
L.)
”Dalam penyusunan skripsi ini penulis memperoleh banyak bantuan, dorongan, semangat dan doa yang sangat mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melindungi dan membimbing penulis dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini. 2. Bapak Rohandi, Ph. D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. 3. Bapak Drs. A. Tri Priantoro, M. For. Sc. Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma. 4. Ibu PuspitaRatna Susilawati, M.Sc. Selaku Dosen Pembimbing yang dengan sabar dan tulus membimbing penulis selama proses penyusunan skripsi. 5. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Biologi yang telah membimbing dan mengajari penulis selama perkuliahan di Pendidikan Biologi. 6. Segenap Staf Karyawan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah membantu dan melayani segala keperluan akademik penulis. 7. Bapak Slamet yang dengan senang hati selalu membantu penulis dalam merawat tanaman bayammerah di kebun Anggur. 8. Orang tuaku tercinta, Bapak Nikolaus Tumbung dan Ibu Sovia Manis, kakak (Rati), adik – adik ( Saris, Valni, Nedi), saudara-saudaraku, dan segenap keluarga yang selalu memberikan dorongan semangat kepada penulis untuk mendukung penulis dalam menjalankan tugas studi. 9. Ichi, Emi, Tammy, Melly,JK,fyb, Frida, Darwis, Roidi, Agus, Efis, Justin, Seno, Dani, Ninong, kak Eva, danpakSlamet, yang tiadak henti-hentinya membantu dan menyemangati saya.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10. Semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan yang telah memberikan doa, bantuan dan dukungan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna menyempurnakan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis, bagi dunia pendidikan dan bagi pembaca pada umumnya. Penulis
Emilia VianneyJainurti
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... iv MOTTO……………………………………………………………………..v HALAMAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI..................................................... vii ABSTRAK .................................................................................................... viii ABSTRACT ...................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ......................................................................................x DAFTAR ISI .................................................................................................. xii DAFTAR TABEL ...........................................................................................xv DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xvii BAB I PENDAHULUAN .................................................................................1 A. LATAR BELAKANG ......................................................................1 B. RUMUSAN MASALAH ..................................................................6 C. TUJUAN PENELITIAN ...................................................................6 D. MANFAAT PENELITIAN ...............................................................7 BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................8 A. BAYAM MERAH (Amaranthus tricolor L.) ....................................8 1.
KLASIFIKASI BAYAM MERAH ....................................8
2.
MORFOLOGI ..................................................................10
3.
MANFAAT DAN KANDUNGAN .................................10
4.
SYARAT TUMBUH........................................................14
B. PUPUK ............................................................................................12
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1.
PUPUK ORGANIK .........................................................12
2.
PUPUK ORGAIK CAIR ..................................................13 a. KRITERIA PUPUK CAIR YANG BAIK ....................13
C. KANDUNGAN NUTRIEN PADA PUPUK CAIR ........................14 a. NITROGEN ..................................................................15 b. FOSFOR……………………………………………..16 c. KALIUM…………………………………………….17 D. URIN SAPI ......................................................................................17 1.
KANDUNGAN URIN SAPI………………………….17
2.
PEMANFAATA URIN………………………………..19
3.
PROSESE FERMENTASI…………………………….19
E. TETES TEBU……………………………………………………21 F. PENELITIAN YANG RELEVAN………………………………24 G. KERANGKA BERPIKIR………………………………………..26 H. HIPOTESA………………………………………………………28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN........................................................29 A. JENIS PENELITIAN.......................................................................29 B. BATASAN MASALAH ..................................................................30 C. ALAT DAN BAHAN ......................................................................30 D. CARA KERJA .................................................................................30 1.
PENYIAPAN MEDIA .....................................................31
2.
PENYIAPAN BIBIT ........................................................31
3.
FERMENTASI URIN SAPI ............................................32
4.
AKLIMATISASI .............................................................33
5.
PEMUPUKAN .................................................................33
6.
PEMELIHARAAN…………………………………….33
7.
PENGAMBILAN DATA……………………………...34
8.
UJI PUPUK……………………………………………35
E. METODE ANALISIS DATA .........................................................35 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................36 A. KANDUNGAN UNSUR NITROGEN .....................................36
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. PARAMETER PERTUMBUHAN ...................................................40 1. TINGGI TANAMAN BAYAM MERAH ....................................41 2. JUMLAH DAUN BAYAM MERAH………………………....57 3. BERAT BASAH BAYAM MERAH………………………….52 4. BERAT KERING BAYAM MERAH…………………………58 BAB V IMPLEMENTASI DALAM PEMBELAJARAN ..............................59 BAB VI PENUTUP ........................................................................................64 A. KESIMPULAN ...............................................................................66 B. SARAN ............................................................................................68 DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................69
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL TABEL1.1 PERBANDINGAN KANDUNGAN BAYAM MERAH DAN BAYAM HIJAU……………………………………………………………...1 TABEL2.1 STANDAR MUTU PUPUK ORGANIK CAIR .............................. 14 TABEL2.2 KANDUNGAN ZAT HARA PADA SAPI-CAIR .......................... 17 RABEL2.3KOMPOSISI TETES TEBU ............................................................. 21 TABEL4.1 PENAMBAHAN TINGGI TANAMAN ......................................... 46 TABEL4.2 PENAMBAHAN JUMLAH DAUN ................................................ 51 TABEL4.3 BERAT BASAH BAYAM MERAH ............................................... 57 TABEL4.4BERAT KERING BAYAM MERAH .............................................. 60
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR GAMBAR 2.1 BAYAM MERAH……………………………………………9 GAMBAR 2.2 BAGAN KERANGKA BERPIKIR…………………………..28 GAMBAR 4.1 UJI KANDUNG NITROGEN………………………………..36 GAMBAR4.2 TINGGI TANAMAN …………………………………………41 GAMBAR4.3 JUMLAH DAUN………………………………………………47 GAMBAR4.4 BERAT BASAH ………………………………………………52 GAMBAR4.5 BERAT KERING…………………………………………......58
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1 SILABUS……………………………………………………..70 LAMPIRAN 2 RPP……………………………………………………………79 LAMPIRAN 3 DATA HASIL PENGAMATAN…………………………….116 LAMPIRAN 4 UJI NITROGEN……………………………………………...121 LAMPIRAN 5UJI STATISTIK TINGGI TANAMAN………………….......123 LAMPIRAN 6 JUMLAH DAUN ……………………………………………124 LAMPIRAN 7 BERAT BASAH……………………………………………..125 LAMPIRAN 8 BERAT KERING……………………………………………126 LAMPIRAN 9 DATA SUHU DAN KELEMBABAN………………………127 LAMPIRAN 10GAMBAR PROSES FERMENTAS………………………..128 LAMPIRAN 11GAMBAR PROSES PENANAMAN BAYAM MERAH....129 LAMPIRAN 12GAMBAR PENIMBANGAN BERAT BASAH DAN KERING TANAMAN BAYAM MERAH ............................................................... ……130
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman bayam merah (Amaranthus tricolor L.) merupakan komoditas sayuran andalan di Indonesia yang perlu dikembangkan. Pemilihan varietas merupakan faktor yang mempengaruhi hasil produksi bayam merah. Penanaman varietas unggul merupakan salah satu cara dalam peningkatan produksi bayam merah. Karena besarnya variasi lingkungan tumbuh bayam merah di Indonesia dan besarnya interaksi variasi dengan lingkungan, maka varietas
unggul
yang diperlukan
adalah
varietas
yang mempunyai
produktivitas tinggi dan varietas yang stabil dalam berinteraksi dengan lingkungan (Rukmana, 2002). Menurut Sunarjono (2014) meningkatnya minat masyarakat terhadap sayur-sayuran, khususnya bayam merah yang merupakan sayuran bergizi tinggi dan digemari oleh semua lapisan masyarakat dapat memberikan motivasi yang kuat bagi petani untuk mengusahakan dan membudidayakan tanaman bayam merah secara intensif
Tabel 1.1 kandungan vitamin A (Morris, 2008) Kandungan bayam hijau bayam merah Vitamin A 9.420 mg 37.623 mg
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
Salah satu usaha untuk meningkatkan produksi dan kualitas tanaman bayam merah yang baik dengan melakukan pemupukan. Bayam banyak dipromosikan sebagai sayuran daun sumber gizi bagi penduduk di negara berkembang. Di dalam negeri kebutuhan gizi makin hari makin bertambah sesuai dengan kenaikan jumlah penduduk, meningkatnya usia, taraf hidup yang lebih baik dan kesadaran akan pentingnya gizi dalam makanan seharihari. Hal ini menyebabkan kenaikan permintaan produk hortikultura khususnya tanaman bayam. Menurut data Biro Pusat Statistik bahwa pada tahun 2012, Indonesia memproduksi sayur bayam rata-rata 155.070 ton/ha (BPS, 2013).
Salah satu hambatan dalam pertumbuhan adalah kurang
tersedianya unsur hara dalam media tumbuh yang digunakan, khususnya pada pemnafaatan urin sapi. Karena itu untuk memenuhi kebutuhan unsur hara bagi tanaman dilakukan dengan pemberian pupuk pada media tersebut sehingga diharapkan pertumbuhan tanaman yang sehat dapat tercapai (Desiana dkk; 2013). Urin sapi merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan ketersediaan, kecukupan, dan efisiensi serapan hara bagi tanaman yang mengandung mikroorganisme sehingga dapat mengurangi penggunaan pupuk anorganik (N,P,K) dan meningkatkan hasil tanaman secara maksimal. Sistem pemanfaatan limbah ternak sebagai pupuk organik pada tanaman pertanian semakin lama semakin berkembang. Dalam upaya mengatasi masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
pencemaran lingkungan dan lahan pertanian tersebut, maka sistem budidaya tanaman pertanian dengan limbah ternak terutama urin sapi kini juga mulai digalakkan oleh beberapa peneliti, tetapi para petani masih sedikit yang menerapkannya. Padahal jika limbah peternakan urin sapi diolah menjadi pupuk organik mempunyai efek jangka panjang yang baik bagi tanah, yaitu dapat memperbaiki struktur kandungan organik tanah karena memiliki bermacam-macam jenis kandungan unsur hara yang diperlukan tanah selain itu juga menghasilkan produk pertanian yang aman bagi kesehatan (Affandi, 2008). Menurut Lingga (1991) urin sapi memiliki potensi yaitu jenis kandungan haranya yaitu N = 1,00%, P = 0,50% dan K = 1,50%. Menurut Juheini (1999), sebanyak 56,67 persen peternak sapi membuang limbah ke badan sungai tanpa pengelolaan, sehingga terjadi pencemaran lingkungan. Urin sapi yang berada di kelurahan bayan sangat banyak, akan tetapi urin tersebut belum di manfaatkan oleh peternak setempat. Pencemaran ini disebabkan oleh aktivitas peternakan, terutama berasal dari limbah yang dikeluarkan oleh ternak yaitu feses, urin, sisa pakan, dan air sisa pembersihan ternak dan kandang (Charles, 1991; Prasetyo et al; 1993). Adanya pencemaran oleh limbah peternakan sapi sering menimbulkan berbagai protes dari kalangan masyarakat sekitarnya, terutama rasa gatal ketika menggunakan air sungai yang tercemar, di samping bau yang sangat menyengat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
Urin sapi dapat diolah menjadi pupuk organik cair setelah dicampur dengan campuran tertentu. Bahan baku urin yang digunakan merupakan limbah dari peternakan yang selama ini juga sebagai bahan buangan. Pupuk organik cair dari urin sapi ini merupakan pupuk yang berbentuk cair tidak padat yang mudah sekali larut pada tanah dan membawa unsur-unsur penting guna kesuburan tanah. Namun, pupuk organik cair dari urin sapi ini juga memiliki kelemahan, yaitu kurangnya kandungan unsur hara yang dimiliki jika dibandingkan dengan pupuk buatan dalam segi kuantitas (Sutato, 2002). Upaya untuk mengatasi kelemahan tersebut adalah meningkatkan produksi volume urin yang akan diolah dengan cara memilih urin sapi sebagai bahan bakunya. Dengan mengolah urin sapi menjadi pupuk cair dan agar lebih meningkatkan kandungan haranya, maka perlu ditambahkan tetes tebu yang memiliki kandungan bahan organik yang dapat meningkatkan kualitas pupuk yang dihasilkan. Jika hanya memanfaatkan fermentasi urin saja, maka urin yang dijadikan sebagai pupuk cair tidak begitu maksimal hasilnya pada tanaman. Maka dari itu, proses ini memerlukan material tambahan dalam pembuatan pupuk tersebut. Material tersebut dapat diperoleh dari tetes tebu (Wijaya, 2008). Tetes tebu merupakan sumber karbon dan nitrogen bagi ragi yang didapatkan dari proses fermentasi. Prinsip fermentasi adalah proses pemecahan senyawa organik menjadi senyawa sederhana yang melibatkan mikrorganisme. Mikroorganisme ini berfungsi untuk menjaga keseimbangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
karbon (C) dan nitrogen (N) yang merupakan faktor penentu keberhasilan dalam proses fermentasi. Fungsi tetes tebu dalam proses fermentasi adalah sebagai aditif yang berfungsi untuk penyuburan mikroba, karena dalam tetes tebu (molasse) terdapat nutrisi bagi Sacharomyces cereviceae. Sacharomyces cereviceae berperan untuk menghancurkan material organik yang ada di dalam urin dan tentunya juga membutuhkan nitrogen (N) dalam jumlah yang tidak sedikit. Nitrogen (N) akan bersatu dengan mikroba selama penghancuran material organik. Oleh karena itu dibutuhkan tambahan material tetes tebu yang mengandung komponen nitrogen sangat diperlukan untuk menambah kandungan unsur hara agar proses fermentasi urin berlangsung dengan sempurna. Dalam peneliti akan diuji pengaruh penambahan tetes tebu (molasses) pada fermentasi urin sapi terhadap pertumbuhan bayam merah (Amaranthus tricolor L.
B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah penambahan tetes tebu (molasse) pada fermentasi urin sapi berpengaruh
terhadap
(Amaranthus tricolor L.)?
pertumbuhan
tanaman
bayam
merah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
2. Berapakah penambahan tetes tebu (molasse) optimal pada fermentasi urin sapi untuk menghasilkan pertumbuhan tanaman bayam merah (Amaranthus tricolor L.) yang terbaik?
C. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui bagaimana pengaruh penambahan tetes tebu (molasse) pada fermentasi urin sapi terhadap pertumbuhan tanaman bayam merah (Amaranthus tricolor L.) 2. Mengetahui penambahan tetes tebu (molasse) optimal pada fermentasi urin sapi untuk menghasilkan pertumbuhan tanaman bayam merah (Amaranthus tricolor L.) yang terbaik.
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi peneliti Mendapatkan
pengetahuan
dan
pengalaman
baru
mengenai
pemanfaatan urin sapi dan budidaya bayam merah (Amaranthus tricolor L.) 2. Bagi masyarakat a) Memberikan
informasi
kepada
masyarakat
mengenai
pemanfaatan urin sapi sebagai bahan dasar yang dapat digunakan sebagai pupuk organik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
b) Memberikan
informasi
kepada
masyarakat
mengenai
penyediaan pupuk organik cair berkualitas tinggi yang dapat dilakukan
secara
mandiri
serta
mendapatkan
alternatif
pemanfaatan urin sapi yang bernilai tinggi. 3. Bagi dunia pendidikan a) Menjadi bahan pembelajaran mengenai peranan mikrobia dalam fermentasi, cara bercocok tanam, dan dapat dikaitkan dengan materi pembelajaran. b) Pengenalan terhadap siswa-siswi tentang pemanfaatan limbah sebagai produk baru yang bermanfaat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.
BAYAM MERAH (Amaranthus tricolor L.) 1. Klasifikasi bayam merah Bayam merah merupakan salah satu varietas dari Amaranthus tricolor L. Varietas bayam unggul ada 7 macam yaitu; varietas Giri Hijau, Giti Merah, Maksi, Raja, Betawi, Skop, dan Hijau. Beberapa varietas bayam cabut unggul adalah Cempaka 10 dan Cempaka 20.Giti merah adalah salah satu varietas bayam yang unggul dari A. tricolor. Ciri-ciri bayam cabut adalah memiliki batang berwarna kemerah-merahan, dan memilki bunga yang keluar dari ketiak cabang. Bayam cabut yang batangnya merah disebut bayam merah, sedangkan yang batangnya putih disebut bayam putih. Tanaman bayam berasal dari daerah Amerika yang beriklim tropis, bayam merupakan tanaman sayuran yang dikenal dengan nama ilmiah Amaranthus sp. Kata “maranth” dalam bahasa yunani berarti “everlasting” (abadi). Di Asia Timur dan Asia Tenggara juga sayur bayam biasa disebut Chinese amaranth .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
Menurut Saparinto (2013) klasifikasi dalam sistematika tumbuhan, tanaman bayam merah: Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom
: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisio
: Spermatophyta (Tumbuhan berbiji)
Divisio
: Magnoliophyta
Classis
: Magnoliopsida
Sub classis
: Hamamelidae
Ordo
: Caryphyllales
Familia
: Amaranthaceae
Genus
: Amaranthus
Spesies
: Amaranthus tricolor L.
Gambar 2.1 Bayam merah (2010)
2. Morfologi Tanaman Bayam Merah (Amaranthus tricolor L.) Sistem perakaran bayam meram merah
menyebar dangkal pada
kedalaman antara 20-40 cm dan berakar tunggang. Batang tegak, tebal, berdaging dan banyak mengandung air. Tanaman bayam merah berbentuk perdu (semak), tinggi tanaman dapat mencapai 1,5 sampai 2 m, berumur semusim atau lebih. Daun bulat telur, ujung agak meruncing dan urat-urat daun yang jelas. Daun berwarna merah, bunga berukuran kecil, berjumlah banyak terdiri dari daun bunga 4-5 buah, benang sari 1-5, dan bakal buah 2-3 buah. Tanaman dapat berbunga sepanjang musim. Perkawinannya bersifat uniseksual,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
yaitu dapat menyerbuk sendiri maupun menyerbuk silang. Penyerbukan berlangsung dengan bantuan angin dan serangga. Biji berukuran sangat kecil dan halus, berbentuk bulat, dan berwarna merah coklat tua sampai mengkilap sampai hitam kelam. Namun ada beberapa jenis bayam yang mempunyai warna biji putih, misalnya bayam maksi yang bijinya berwarna merah (Saparinto, 2013).
3. Manfaat dan kandungan Bayam merah memiliki banyak manfaat karena mengandung vitamin A dan C, sedikit vitamin B, kalsium, fosfor, dan zat besi. Zat besi yang terkandung pada bayam merah (7 mg/100 g) lebih banyak dibandingkan bayam hijau, maka bayam merah dapat dimanfaatkan dengan baik sebagai bahan alternatif untuk mencegah dan mengatasi anemia defisiensi zat besi (besi merupakan penyusun sitokrom, protein yang terlibat dalam fotosintesis) sehingga berguna bagi penderita anemia (Sunarjono, 2014).
4. Syarat tumbuh a. Iklim Tanaman bayam memerlukan cahaya matahari penuh. Kebutuhan akan sinar matahari untuk tanaman bayam merah cukup besar yaitu 400 – 800 lux. Suhu rata – rata 20 – 32°C (Saparinto, 2013). Kelembaban udara yang cocok untuk tanaman bayam antara 40% - 60%. Curah hujan 1000 –
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
2000 mm/tahun dengan kelembaban diatas 60% (Fazria, 2011). Tanaman bayam dapat tumbuh optimal pada ketinggian 0 – 700 meter. Namun pada umumnya tanaman ini lebih baik tumbuh di dataran tinggi yang bersuhu rendah (Hadisoeganda, 1996).
b. Tanah Bayam dapat tumbuh sepanjang tahun, baik di dataran rendah maupun di dataran tinggi. pH yang baik untuk pertumbuhannya antara 67. Di bawah pH 6, tanaman bayam akan kerdil, sedangkan di atas pH 7, tanaman akan menjadi klorosis (warnanya putih kekuning-kuningan), terutama pada daun yang masih muda (Ariyanto, 2008). Tanaman bayam sangat reaktif terhadap ketersediaan air di dalam tanah. Bayam termasuk tanaman yang membutuhkan air yang cukup, kelerangan lahan untuk budidaya tanaman bayam adalah sekitar 15° – 45°. Tanaman bayam tumbuh di semua jenis tanah seperti ultisol, inceptisol, andisol, dan entisol. Pemberian air yang cukup, aerasi yang optimal dapat meningkatkan produksi daun bayam. Namun struktur tanah yang keras akan
menyebabkan
(Hadisoeganda, 1996).
daun
tanaman
layu
dan
tidak
produktif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
B.
Pupuk 1. Pupuk organik Pupuk organik merupakan pupuk yang memiliki senyawa organik dengan perbandingan C atau N yang ada dalam tanah. Senyawa tersebut dapat digunakan untuk merangsang penyebaran nutrisi yang sulit masuk ke dalam tubuh mikroorganisme. Perbandingan seimbang banyak mikroorganisme yang mati dapat terurai kembali menjadi unsur-unsur nutrisi untuk kesuburan tanah. Pupuk organik mempunyai kompisisi unsur hara yang lengkap tetapi jumlah tiap jenis unsur hara tersebut rendah. Pada umumnya pupuk organik mengandung N, P, K dalam jumlah yang rendah tetapi bisa menambahkan unsur hara mikro esensial. Sebagai bahan pembenah tanah, bahan organik mempunyai kontribusi dalam mencegah erosi, pergerakan tanah, dan memperbaiki struktur tanah. Bahan organik juga memacu perkembangan bakteri dalam biota tanah (Sutedjo, 2010).
2. Pupuk Organik Cair a. Kriteria Pupuk Cair Yang Baik Pupuk organik cair adalah larutan dari hasil pembusukan bahan – bahan organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan dan manusia yang kandungan unsur haranya lebih dari satu unsur. Kelebihan dari pupuk organik ini adalah mampu menyediakan hara secara cepat, tidak merusak tanah dan tanaman meskipun sudah digunakan terus menerus. Selain itu, pupuk ini juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
memiliki bahan pengikat sehingga larutan pupuk yang diberikan ke permukaan tanah bisa langsung dimanfaatkan oleh tanaman. Pupuk cair lebih mudah diserap oleh tanaman karena unsur-unsur di dalamnya sudah terurai. Tanaman menyerap hara melalui akar dan daun. Pemanfaatan pupuk cair tidak hanya diberikan di sekitar tanaman, tapi juga di bagian daun – daun (Hadisuwito, 2012).
Standar kualitas pupuk organik cair berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No.70/Permentan/SR.140/10/2011 dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 2.1 Standar mutu pupuk organik cair (Permentan, 2011) Parameter
Satuan
Standar mutu
C – Organik Ph N, P, K Mn, Cu, Zn Fe Total Fe tersedia Co Mo La, Ca
% % ppm ppm ppm ppm ppm ppm
Min 6 4–9 3–6 250 – 5000 90 – 900 5- 50 5 – 20 2- 10 0
C. Kandungan nutrien pada pupuk cair Pupuk organik cair merupakan salah satu jenis pupuk yang banyak beredar di pasaran. Pupuk organik cair kebanyakan diaplikasikan melalui daun yang mengandung hara makro dan mikro esensial (N, P, K, S Ca, Mg, B, Mo, Cu, Fe, Mn, dan bahan organik). Pupuk organik cair mempunyai beberapa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
manfaat diantaranya dapat mendorong dan meningkatkan pembentukan klorofil daun. Pupuk organik merupakan pupuk dengan bahan dasar yang diambil dari alam dengan jumlah dan jenis unsur hara yang terkandung secara alami. Dapat dikatakan bahwa pupuk organik merupakan salah satu bahan yang sangat penting dalam upaya memperbaiki kesuburan tanah, dalam arti produk pertanian yang dihasilkan terbebas dari bahan-bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan manusia sehingga aman dikonsumsi. Banyaknya kandungan unsur hara yang ada di dalam lahan pertanian dapat dilihat secara sederhana dari penampakan visual warna tanaman. Misalnya ada tanaman yang kelihatan hijau sementara yang lainnya terlihat kekuningan.
Tanaman
hijau
menggambarkan
bahwa
tanah
tersebut
mempunyai cukup unsur hara, sedangkan tanaman yang berwarna kuning biasanya menunjukkan bahwa tanah tersebut tidak cukup mempunyai unsur hara. Untuk memudahkan unsur hara dapat diserap tanah dan tanaman bahan organik dapat dibuat menjadi pupuk cair terlebih dahulu.Pupuk cair menyediakan nitrogen dan unsur mineral lainnya yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman, seperti halnya pupuk nitrogen kimia. Kehidupan mikroorganisme di dalam tanah juga terpacu dengan penggunaan pupuk cair. Pupuk cair lebih mudah terserap oleh tanaman karena unsur-unsur di dalamnya sudah terurai. Tanaman menyerap unsur hara terutama melalui akar, namun daun juga punya kemampuan menyerap unsur hara, sehingga ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
manfaatnya apabila pupuk cair tidak hanya diberikan di sekitar tanaman, tapi juga di bagian daun-daun (Suhedi, 1995).
a.
Hara Nitrogen (N) Kandungan nitrogen dalam tanaman paling banyak dibanding hara mineral yang lain, yaitu sebanyak 2-4% dari berat kering tanaman. Kecuali dalam bentuk yang melalui proses fiksasi nitrogen pada tanaman legume, tanaman menyerap nitrogen dalam bentuk ion nitrat (NO3-) atau ion amonium (NH4-). Nitrogen berperan penting sebagai penyusun klorofil, yang menjadikan daun berwarna hijau. Warna daun ini merupakan petunjuk yang baik suatu tanaman. Kandungan nitrogen yang tinggi menjadikan dedaunan lebih hijau dan mampu bertahan lama, sehingga untuk sejumlah tanaman menyebabkan keterlambatan ini sampai pada tingkat yang tidak menguntungkan bagi tanaman, maka dapat menyebabkan tanaman mengalami gagal panen. Tanaman yang kaya nitrogen akan memperlihatkan warna daun kuning pucat sampai hijuan kemerahan, sedangkan jika kelebihan unsur nitrogen akan berwarna hijau kelam (Poerwowidodo, 1996).
b.
Hara Fosfor (P) Fosfor (P) merupakan unsur hara esensial tanaman. Tidak ada unsur lain yang dapat mengganti fungsinya di dalam tanaman, sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
tanaman harus mendapatkan atau mengandung P secara cukup untuk pertumbuhannya secara normal. Fungsi penting fosfor di dalam tanaman yaitu dalam proses fotosintesis, respirasi, transfer dan penyimpanan energi, pembelahan dan pembesaran sel serta proses-proses di dalam tanaman lainnya (Winarso, 2005). Fosfor juga mempunyai peran penting dalam membrane sel tanaman, tempat fosfor tersebut terikat pada molekul lipida yang merupakan senyawa yang dikenal sebagai fosfolipida (Samekto, 2008). P dalam tanaman berfungsi dapat mempercepat pertumbuhan akar semai, dapat mempercepat serta memperkuat pertumbuhan
tanaman
muda
menjadi
tanaman
dewasa,
dapat
mempercepat pembungaan dan pemasakan buah, dapat meningkatkan biji-bijian. Sumber zat fosfat berada di dalam tanah sebagai fosfat mineral yang kebanyakan dalam bentuk batu kapur fosfat, sisa-sisa tanaman, bahan organik, dan dalam bentuk pupuk buatan (Sutejo, 1990). c.
Hara Kalium (K) Kalium merupakan unsur kedua terbanyak setelah nitrogen dalam tanaman. Kadarnya 4 - 6 kali besar dibanding P, Ca, Mg, dan S. Kalium diserap dalam bentuk kation K monovalensi dan tidak terjadi transformasi K dalam tanaman. Bentuk utama dalam tanaman adalah kation K monovalensi. Kation ini unik dalam sel tanaman. Unsur K sangat berlimpah dan mempunyai energi hidrasi rendah sehingga tidak menyebabkan
polarisasi
molekul
air.
Jadi,
unsur
ini
minimal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
berinterverensi dengan fase pelarut dari kloroplas. Kekurangan kalium dapat menghambat pertumbuhan tanaman, daun tampak -keriting dan mengkilap. Selain itu, juga dapat menyebabkan tangkai daun lemah sehingga mudah terkulai (Pranata, 2004).
D.
Urin sapi 1. Kandungan urin sapi Pengelolaan limbah cair peternakan sapi masih sangat kurang di tingkat daerah pedesaan. Padahal jika dikaji lebih dalam lagi kandungan unsur N, P, K di dalam kotoran cair lebih banyak dibandingkan dengan kotoran padat. Berikut adalah tabel kandungan saat hara pada kotoran sapi cair: Tabel 2.2 Kandungan saat hara pada kotoran ternak sapi-cair (Lingga, 2004) Bentuk
Nitrogen
Fosfor
Kalium
Air
unsur hara
kotoran
(%)
(%)
(%)
(%)
mikro (%)
Sapi- cair
0.50
1.00
1.50
92
5
Selain itu banyak penelitian, yang menyatakan bahwa urin sapi mengandung zat perangsang tumbuh yang dapat digunakan sebagai pengatur tumbuh diantaranya adalah IAA (Priantyo, 2002). Urin sapi memiliki bau yang khas sehingga dapat mencegah serangan berbagai hama pada tanaman (Phrimantoro, 2002). Pemanfaatan urin ini dapat digunakan sebagai pupuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
organik cair yang sangat berguna bagi pertanian. Pupuk organik cair adalah jenis pupuk yang berbentuk cair tidak padat yang mudah sekali larut pada tanah dan membawa unsur-unsur penting guna kesuburan tanah.
2. Pemanfaatan Urin Sebagai Pupuk Urin sapi merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan ketersediaan serapan hara bagi tanaman yang mengandung mikroorganisme sehingga dapat mengurangi penggunaan pupuk anorganik (N,P,K) dan meningkatkan hasil tanaman secara maksimal. Sistem pemanfaatan limbah ternak sapi sebagai pupuk organik pada tanaman pertanian semakin lama semakin berkembang. Dalam upaya mengatasi masalah pencemaran lingkungan dan lahan pertanian tersebut, maka sistem budidaya tanaman pertanian dengan limbah ternak terutama urin sapi kini juga mulai digalakkan oleh beberapa peneliti, tetapi para petani masih sedikit yang menerapkannya. Padahal jika limbah peternakan urin sapi diolah menjadi pupuk organik mempunyai efek jangka panjang yang baik bagi tanah, yaitu dapat memperbaiki struktur kandungan organik tanah karena memiliki bermacam-macam jenis kandungan unsur hara yang diperlukan tanah selain itu juga menghasilkan produk pertanian yang baik bagi kesehatan (Affandi, 2008). 3. Proses Fermentasi Fermentasi merupakan proses pemecahan senyawa organik menjadi senyawa sederhana yang melibatkan mikroorganisme. Fermentasi merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
segala macam proses metabolisme (enzim, jasad renik secara oksidasi, reduksi, hidrolisa, atau reaksi kimia lainnya) yang melakukan perubahan kimia pada suatu subsrat organik dengan menghasilkan produk akhir. Prinsip dari fermentasi ini adalah bahan organik dihancurkan oleh mikroba dalam kisaran temperatur dan kondisi tertentu yaitu fermentasi. Studi tentang jenis bakteri yang respon untuk fermentasi telah dimulai sejak tahun 1892 sampai sekarang. Ada dua tipe bakteri yang terlibat yaitu bakteri fakultatif yang mengkonversi selulosa menjadi glukosa selama proses dekomposisi awal dan bakteri obligat yang respon dalam proses dekomposisi akhir dari bahan organik yang menghasilkan bahan yang sangat berguna dan alternatif energi pedesaaan. Fermentasi sering didefinisikan sebagai proses pemecahan karbohidrat dan asam amino secara anaerobik yaitu tanpa memerlukan oksigen. Karbohidrat terlebih dahulu akan dipecah menjadi unit - unit glukosa dengan bantuan enzim amilase dan enzim glukosidase, dengan adanya kedua enzim tersebut maka pati akan segera terdegradasi menjadi glukosa, kemudian glukosa tersebut oleh khamir akan diubah menjadi alkohol (Affandi, 2008). Akan tetapi fermentasi urin sebagai pupuk organik cair yang dilakukan oleh bakteri ternyata juga terdapat beberapa kelemahan, diantaranya tidak semua N diubah menjadi bentuk yang mudah diserap akan tetapi dipergunakan oleh bakteri-bakteri itu sendiri untuk keperluan hidupnya. Upaya untuk mengatasi kelemahan tersebut adalah dengan mengolahnya menjadi pupuk cair dan agar lebih meningkatkan kandungan haranya, maka perlu ditambahkan tetes
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
tebu yang memiliki kandungan bahan organik yang dapat meningkatkan kualitas pupuk yang dihasilkan. Jika hanya memanfaatkan fermentasi urin saja, maka fermentasi urin yang dijadikan sebagai pupuk cair tidak begitu maksimal hasilnya pada tanaman. Maka dari itu, proses ini memerlukan material tambahan dalam pembuatan pupuk tersebut. Material tersebut dapat diperoleh dari tetes tebu (molasse). Menurut penelitian Kurniadinata (2008), pupuk cair dari urin sapi harus melalui proses fermentasi terlebih dahulu, kurang lebih 7 hari pupuk cair urin sapi dapat digunakan dengan indikator pupuk cair terlihat bewarna kehitaman dan bau yang tidak terlalu menyengat. Dalam proses fermentasi urin sapi menggunakan 1% dekomposer yang bertujuan untuk mempercepat proses fermentasi. Menurut penelitian Soleh (2012), pupuk cair sudah dapat digunakan setelah melalui beberapa proses selama 14 hari dengan indikator bau ureum pada urin sudah berkurang atau hilang. Proses fermentasi yang dilakukan dengan menambahkan agen hayati sebanyak 2%.
E.
Tetes Tebu ( molasse) Tetes tebu merupakan hasil samping industri gula yang mengandung senyawa nitrogen, trace element dan kandungan gula yang cukup tinggi terutama kandungan sukrosa sekitar 34% dan kandungan total karbon sekitar 37% (Suatuti, 1998). Tetes tebu (molasse) adalah sejenis sirup yang merupakan sisa dari proses pengkristalan gula pasir. Molasse tidak dapat dikristalkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
karena mengandung glukosa dan fruktosa yang sulit untuk dikristalkan. Komposisi tetes tebu (molasse) mempunyai rentangan batas yang luas dan sulit untuk menentukan mengenai nilai atau jumlah persentasenya.Berikut adalah tabel data yang diambil berdasarkan jumlah rata-rata produksi tetes tebu (molasse) yang diproduksi dari berbagai daerah menurut Academic Press Inc dalam Huda, 2013 :
Tabel 2.3 Komposisi tetes tebu (molasse) Komponen
Air Sukrosa Dextrose(glukosa) levulosa (fruktosa),other reducing Substance other carbohydrates ash Nitrogen Coumpound Asam Non Nitrogen Was, sterol, and phospholipids Pigmen Vitamin – vitamin
interval
17-25 30-40 4-9
Nilai persentase (%) 20 35 7
5-12 1-5 2- 5 7 – 15 2 -6 2-6
9 3 4 12 4.5 5
Tetes tebu merupakan sumber karbon dan nitrogen bagi ragi. Prosesnya merupakan proses fermentasi. Prinsip fermentasi adalah proses pemecahan senyawa organik menjadi senyawa sederhana yang melibatkan mikrorganisme. Mikroorganisme ini berfungsi untuk menjaga keseimbangan karbon (C) dan nitrogen (N) yang merupakan faktor penentu keberhasilan dalam proses fermentasi. Tetes tebu berfungsi untuk fermentasi urine sapi dan menyuburkan mikroba yang ada di dalam tanah, karena dalam tetes tebu (molasse) terdapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
nutrisi bagi Sacharomyces cereviceae. S. cereviceae merupakan kelompok mikroba yang tergolong dalam khamir (yeast).Taksonomi dari pada S. cereviceae adalah sebagai berikut: Kingdom
: Fungi
Division
: Ascomycota
Class
: Ascomycetes
Ordo
: Sacharomycetales
Familia
: Sacharomycetaceae
Genus
: Sacharomyces
Species
: Sacharomyces cerevisiae
S. cereviceae bertugas untuk menghancurkan material organik yang ada di dalam urin dan tentunya juga membutuhkan nitrogen (N) dalam jumlah yang tidak sedikit. Nitrogen (N) akan bersatu dengan mikroba selama penghancuran material organik. Oleh karena itu dibutuhkan tambahan material tetes tebu yang mengandung komponen nitrogen sangat diperlukan untuk menambah kandungan unsur hara agar proses fermentasi urin berlangsung dengan sempurna. Selain itu, berdasarkan kenyataan bahwa tetes tebu tersebut mengandung karbohidrat dalam bentuk gula yang tinggi (64%) disertai berbagai nutrien yang diperlukan mikroorganisme juga dapat meningkatkan kecepatan proses produksi pengolahan urin sapi menjadi pupuk dalam waktu yang relatif singkat (Wijaya, 2008).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
Molasse adalah hasil samping yang berasal dari pembuatan gula tebu (Saccharum officinarum L.). Molasse kaya akan biotin, asam pantotenat, tiamin, fosfor, dan sulfur. Molasse digunakan secara luas sebagai sumber energi untuk denitrifikasi, fermentasi anaerobik, pengolahan limbah aerobik, dan diaplikasikan pada budidaya perairan. Karbohidrat dalam molasse siap digunakan untuk fermentasi tanpa perlakuan terlebih dahulu karena sudah berbentuk gula (Hidayat et al, 2006). Molasse
mengandung
nutrisi
cukup
tinggi
untuk
kebutuhan
mikroorganisme, sehingga dapat dijadikan bahan alternatif untuk sumber energi dalam media fermentasi. Sumber energi berguna untuk pertumbuhan sel mikroorganisme (Kusmiati et al; 2007). Selanjutnya dijelaskan oleh Simanjuntak (2009), molasse banyak mengandung gula dan asam-asam organik. Kandungan gula pada molasse terutama sukrosa berkisar 48-55%, sehingga cukup potensial untuk fermentasi asam asetat yang merupakan sumber glukosa utama bagi bakteri (Huda, 2013). Komposisi nutrisi molasse dalam 100 % bahan kering adalah 0.3 % lemak kasar, 0.4 % serat kasar, 84.4 % BETN, 3.94 % protein kasar dan 11% abu (Sutardi, 1981). Penelitian sebelumnya menggunakan molasse pernah dilakukan oleh Huda (2013) bahwa penggunaan molasse sebanyak 60 ml meningkatkan kandungan nitrogen dari 0.137% menjadi 0.362% dan besar peningkatannya yaitu 164.23%. Penelitian lain yang dilakukan oleh Setyawati dan Rahman (2010) bahwa sumber energi yang paling bagus untuk fermentasi yaitu molasse
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
dibandingkan gula pasir dan gula jawa dan hasil penelitian menunjukkan lama waktu fermentasi yang optimal yaitu 14 hari dengan hasil nitrogen yaitu 3.745% pada penggunaan molasse sebanyak 50 ml.
F.
Penelitian Yang Relevan Adapun penelitian yang relevan adalah sebagai berikut :
No
Peneliti
Judul/ permasalahan
Hasil pertumbuhan tertinggi pada semai jabon diperoleh pada perlakuan M1 dengan dosis POC urin sapi 150 ml/L air dengan rata-rata pertumbuhan tinggi tanaman yaitu 6,38 cm, sedangkan pertumbuhan terendah terdapat pada perlakuan M0 yaitu 2,52 cm dengan perlakuan tanpa pemberian POC Urin Sapi. Varietas Giti Merah dan penggunaan media arang sekam berpengaruh lebih baik terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, panjang akar, bobot segar tanaman, dan bobot kering tanaman pada tanaman bayam secara hidroponik. Pemupukan pupuk cair urin sapi bunting menunjukkan produktivitas optimal pada dosis 0,5ml/liter air sedangkan pupuk cair organik bahan dasar slury memberikan produktivitas optimal pada dosis 3ml/liter air kadar n-total yang didapatkan masing-masing sampel adalah 0,137 %, 0,149 %, 0,303 %, 0,339 % dan 0,362 %. Dari hasil tersebut maka
1.
Supriyanto, 2014
Pengaruh Berbagai Dosis Pupuk Organik Cair Urin Sapi Terhadap Pertumbuhan Semai Jabon Merah (Anthocephalus macrophyllus (Roxb.) Havil)
2.
Kirani, 2013
Pertumbuhan dan Hasil Tiga Varietas Bayam (Amaranthussp.) Pada Berbagai Macam Media Tanam Secara Hidroponik.
3.
Hastuti dkk., 2012
4
Huda, 2013
Opimalisasi Pupuk Cair Urin Sapi Bunting Dan Slury Biogas Metode Nanometer Untuk Meningkatkan Produktivitas Rumput Gajah Pembuatan Pupuk Organik Cair Dari Urin Sapi Dengan Aditif Tetes Tebu (Molasse) Metode
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
Fermentasi
5.
Mappanganro dkk., Pertumbuhan Dan 2010 Produksi Tanaman Stroberi Pada Berbagai Jenis Dan Konsentrasi Pupuk Organik Cair Dan Urin Sapi Dengan Sistem Hidroponik Irigasi Tetes
6
Susetyo, 2013
G.
Pemanfaatan Urin Sapi Sebagai Poc (Pupuk Organik Cair) Dengan Penambahan Akar Bambu Melalui Proses Fermentasi Dengan Waktu Yang Berbeda
dapat dikatakan bahwa urin sapi dapat digunakan sebagai pupuk organik cair bermutu tinggi, rasio volume optimal tetes tebu terdapat pada sampel E, dan peningkatan kadar Nitrogen pada penelitian ini adalah sebesar 0,225 %. Pupuk organik cair sapi memberikan hasil terbaik pada tinggi tanaman dan jumlah daun tanaman stroberi, Penambahan urin sapi (50 mL L-1) memberikan hasil terbaik terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman stroberi. Pupuk organik cair sapi (6 mL L-1) dan urine sapi (50 mL L-1) memberikan hasil terbaik pada tinggi tanaman dan jumlah daun, Kandungan N paling tinggi terdapat pada perlakuan X2Kc (penambahan konsentrasi akar bambu 2% dari urin sapi melalui proses fermentasi 14 hari), perlakuan yang menghasilkan kandungan P (Fospor) paling tinggi terdapat pada perlakuan X2Kc (penambahan konsentrasi akar bambu 2% dari urin sapi) dan perlakuan yang menghasilkan kandungan K (Kalium) paling tinggi terdapat pada perlakuan X2Kc (penambahan konsentrasi akar bambu 2% dari urin sapi).
Kerangka Berpikir Meningkatnya kebutuhan sayuran berjalan seiring dengan jumlah penduduk yang semakin meningkat dan tingkat kesadaran penduduk untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
mengkonsumsi sayuran dalam porsi dan komposisi gizi yang seimbang. Hal ini menyebabkan kenaikan permintaan produk hortikultura khususnya tanaman bayam. Menurut data Biro Pusat Statistik bahwa pada tahun 2012, Indonesia memproduksi sayur bayam rata-rata 155.070 ton/ha (BPS, 2013). Salah satu hambatan dalam pertumbuhan adalah kurang tersedianya unsur hara dalam media tumbuh yang digunakan. Karena itu untuk memenuhi kebutuhan unsur hara bagi tanaman dilakukan dengan pemberian pupuk pada media tersebut sehingga diharapkan pertumbuhan tanaman yang sehat dapat tercapai (Desiana, dkk. 2013). Urin sapi merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan ketersediaan serapan hara bagi tanaman yang mengandung mikroorganisme sehingga dapat mengurangi penggunaan pupuk anorganik (N,P,K) dan meningkatkan hasil tanaman secara maksimal. Upaya untuk mengatasi kelemahan tersebut adalah meningkatkan produksi urin yang akan diolah dengan cara memilih urin sapi sebagai bahan bakunya. Dengan mengolah urin sapi menjadi pupuk cair dan agar lebih meningkatkan kandungan haranya, maka perlu ditambahkan tetes tebu yang memiliki kandungan bahan organik yang dapat meningkatkan kualitas pupuk yang dihasilkan. Jika hanya memanfaatkan fermentasi urin saja, maka urin yang dijadikan sebagai pupuk cair tidak begitu maksimal hasilnya pada tanaman.Maka dari itu, proses ini memerlukan material tambahan dalam pembuatan pupuk tersebut.Material tersebut dapat diperoleh dari tetes tebu (Wijaya, 2008).Fungsi tetes tebu dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
proses fermentasi adalah sebagai sumber karbon yang berfungsi untuk penyuburan mikroba, karena dalam tetes tebu (molasse) terdapat nutrisi bagi bakteri Sacharomyces cereviceae. S. cereviceae berperan untuk menghancurkan material organik yang ada di dalam urin dan tentunya S. cereviceae juga membutuhkan nitrogen (N) dalam jumlah yang tidak sedikit untuk nutrisi mikroba. Nitrogen (N) akan bersatu dengan mikroba selama penghancuran material organik. Oleh karena itu dibutuhkan tambahan material tetes tebu yang mengandung komponen nitrogen untuk menambah kandungan unsur hara agar proses fermentasi urin berlangsung dengan sempurna dan bisa digunakan sebagai pupuk organik cair bagi tanaman. Bagan kerengka berpikir sebagai berikut:
Pemanfaatan limbah organik fermentasi
Masyarakat : - Kebutuhan sayur meningkat
Bayam merah ( Amaranthus tricolor L.)
Parameter pertumbuhan (tinggi tanaman, jumlah daun, berat basah, berat kering) Gambar 2.2 Bagan kerangka berpikir Gambar 2.2 kerangaka berpikir
urin sapi
Unsur hara (N,P,K)
Tetes tebu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
H.
Hipotesa Berdasarkan kerangka berpikir diatas, maka hipotesa sementara dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Penambahan tetes tebu berpengaruh
terhadap
(molasse) pada fermentasi urin sapi pertumbuhan
tanaman
bayam
merah
(Amaranthus tricolor L.). 2. Penambahan tetes tebu (molasse) 60 ml pada fermentasi urin sapi dapat menghasilkan pertumbuhan tanaman bayam merah (Amaranthus tricolor L.) yang terbaik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
BAB III METODE PENELITIAN
A.
Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen, yang dapat didefinisikan sebagai kegiatan terperinci yang direncanakan untuk menghasilkan data (Suparno, 2011). Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah ada pengaruh penambahan tetes tebu pada fermentasi urin sapi terhadap pertumbuhan bayam merah. Adapun variabel-variabel yang digunakan sebagai berikut : 1. Variabel bebas : penambahan tetes tebu (molasse) 20ml, 40ml, 60ml
pada fermentasi urin sapi. 2. Variabel terikat
: pertumbuhan tanaman bayam merah (Amaranthus
tricolor L.) yang meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, berat basah dan berat kering. 3. Variabel kontrol : benih tanaman bayam merah, umur tanaman dan
waktu penyiraman, volume air penyiraman, suhu dan kelembaban udara, volume pemberian pupuk cair
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
B.
Batasan Masalah Dalam penelitian yang telah dilakukan terdapat beberapa batasan penelitian antara lain sebagai berikut : 1. Tanaman bayam merah (Amaranthus tricolor L.) varietas Gitimerah 2. Tetes tebu (molasse) berupa cairan kental berwarna hitam pekat yang merupakan sisa dari proses pengkristalan gula pasir. Tetes tebu diperoleh dari tokoh pertanian Tajem. 3. Urin sapi yang digunakan berasal dari peternakan sapi dari kelurahan Bayan. 4. Parameter pertumbuhan yang diukur dan diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, berat basah, berat kering.
C.
Alat dan bahan
Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian Bahan 1. urin sapi 2. benih bayam merah (Amaranthus tricolor L.) var. Gitimerah 3. tetes tebu Alat 1. gelas ukur besar 1000 ml 2. pipet volum 10 ml 3. propipet
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
4. timbangan analitik Acis 5. pengaduk, hygrometer (HAar-Bye Hygro) 6. thermometer 7. polybag 35 cm x 35 cm 8. cetok 9. mistar dan alat tulis
D.
Cara Kerja Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 6 April 2016 sampai 30 April 2016 di kebun Anggur Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma. Pelaksanaan penelitian ini meliputi beberapa tahapannya itu persiapan media, penyiapan bibit sekaligus penyemaian, pembuatan pupuk organik cair (urin sapi) dengan metode fermentasi, aklimatisasi, pemupukan, pemeliharaan dan tahap pengambilan data. Berikut ini adalah tahapan yang dilakukan dalam penelitian : 1.
Penyiapan media Wadah tanam yang digunakan dalam penelitian ini adalah polybag berukuran 35 cm x 35 cm, dan berwarna hitam. Media tanam yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah humus dengan masing- masing polybag sebanyak 6 kg.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
2.
Penyiapan bibit Benih bayam merah yang digunakan adalah varietas Gitimerah sebelum melakukan penelitian, benih bayam merah terlebih dahulu disemai. Wadah tanam yang digunakan untuk penyemaian (Lampiran 11) adalah polybag berukuran 35 x 35 cm, dan berwarna hitam dengan media tanamnya adalah tanah humus. Ciri umum tanah humus berwarna kehitaman. Benih bayam merah dimasukkan ke dalam polybag sedalam 1 cm, tutup permukaanya dengan media tanam. Penyiraman dilakukan setiap sore. Benih akan tumbuh menjadi bibit bayam merah maksimal 1,5 minggu. Waktu yang diperlukan untuk memindahkan bibit bayam merah dari polybag pembibitan ke dalam polybag perlakuan adalah 3 hari.
3.
Fermentasi urin sapi Pupuk organik cair yang digunakan dalam penelitian ini adalah fermentasi urin sapi dengan penambahan tetes tebu (lampiran 10) masingmasing 20 ml, 40 ml, 60 ml. Untuk pembuatan pupuk organik cair sebanyak 700 mL urin sapi dimasukkan ke dalam botol kemudian ditambahkan tetes tebu (molasse) sebanyak 20 mL. Botol ditutup rapat dan didiamkan selama 14 hari 14 malam. Akhir proses fermentasi ditandai dengan warna urin sapi menjadi coklat kehitaman serta bau urinnya hilang. Setelah hari ke-15 fermentasi urin sapi dituangkan dalam Erlenmeyer dan diaduk menggunakan pengaduk selama 10-15 menit untuk mengurangi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
kadar ammonia. Pada pembuatan pupuk organik cair dengan penambahan tetes tebu 40 ml dan 60 ml, tetes tebu yang ditambahkan dalam proses fermentasi masing - masing 40 ml dan 60 ml kemudian difermentasi. Proses fermentasi sama dengan perlakuan penambahan tetes tebu 20 ml. Untuk kontrol urin sapi sebanyak 700 ml dimasukkan dalam botol kemudian ditutup rapat tanpa penambahan apapun.
4.
Aklimatisasi Aklimatisasi dilakukan selama 3 hari, mulai dari pemindahan bibit tanaman sampai diberi perlakukan fermentasi urin sapi (Lampiran 11). Aklimatisasi dilakukan untuk memberikan penyesuaian atau adaptasi terhadap tanaman setelah pemindahan ke polybag.
5.
Pemupukan Pemupukan
pada
tanaman
bayam
merah
dilakukan
setelah
aklimatisasi. Pemupukan dilakukan 2 hari sekali selama jangka waktu 1 bulan dengan perbandingan pemberian pupuk adalah 1 : 2 (Lampiran 10). Pemberian pupuk masing – masing polybag sebanyak 5 ml pupuk organik cair diencerkan dengan akuades sebanyak 10 ml.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
6.
Pemeliharaan tanaman bayam merah, meliputi :
Penyiraman Penyiraman adalah salah satu factor penentu keberhasilan dalam penelitian ini. Penyiraman dilakukan setiap hari yaitu pagi dan sore. Banyaknya air yang disiram setiap polybag adalah 100 ml. Media tanam dalam polybag tanaman bayam merah harus selalu diperhatikan agar tetap terjaga dan tidak mengalami kekurangan atau kelebihan air. Kelembaban dan suhu udara (Lampiran 9) juga harus diperhatikan, pengukuran kelembaban udara dan suhu udara menggunakan alat higrometer dan termometer.
Penyiangan Penyiangan dilakukan secara manual yaitu dengan mencabut gulma yang tumbuh disekitar polybag maupun lahan sekitarnya dan selalu ada pengecekan dan jenis- jenis hama yang menyerang tanaman.
7.
Pengambilan Data Pengamatan pada tanaman bayam merah dilakukan dua hari sekali dengan mengukur tinggi tanaman dan jumlah daun. Untuk memperoleh data pada penelitian ini, maka pengamatan dilakukan selama 1 bulan. Pengukuran tinggi tanaman dilakukan dengan menggunakan mistar dari pangkal batang diatas permukaan tanah menuju ujung tanaman. Perhitungan jumlah daun dimulai saat pemindahan ke polybag besar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
dengan menghitung jumlah daun yang sudah terbuka sempurna. Pemanenan tanaman bayam ini dengan cara dicabut dan diusahakan agar akarnya tidak patah. Pengukuran berat basah setiap perlakuan setelah dipanen
dengan
menggunakan
timbangan
analitik
dengan
cara
membersihkan akar tanaman dari tanah sebelum ditimbang (Lampiran 12)
8. Uji pupuk Uji pupuk dilakukan di Pusat Antar Universitas (PAU) UGM Yogyakarta yang dilaksanakan pada tanggal 27 April 2016. Kandungan unsur hara yang diuji adalah nitrogen (N) (Lampiran 4).
E.
Metode analisis data Setelah data diperoleh, maka dilakukan pengujian. Pengujian data dilakukan dengan uji anova. Uji anova bertujuan untuk mengetahui apakah data berbeda secara statistik atau tidak. Dalam penelitian ini menggunakan uji F One Factor Within Subject Design dengan aplikasi SPPS versi 16 (Lampiran 5-8).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Kandungan Unsur Nitrogen pada Fermentasi Urin Sapi Dalam pupuk umumnya terkandung 3 unsur hara paling utama bagi pertumbuhan yaitu N (nitrogen), P (posfor), K (kalium). Unsur hara tersebut, khususnya nitrogen akan diuji terlebih dahulu sebelum diaplikasi ke tanaman bayam merah. Kandungan yang terdapat di dalam pupuk merupakan unsur hara esensial yang dibutuhkan oleh tanaman dalam pertumbuhan. Hasil uji N (nitrogen) pada fermentasi urin sapi dengan penambahan tetes tebu melalui proses fermentasi selama 14 hari adalah: 1,2
Kandungan Nitrogen (%)
A.
0.97
1 0,8
0.91
0.96
0.73
0,6 0,4 0,2 0 kontrol
20 ml
40 ml
60 ml
Penambahan Tetes Tebu
Gambar. 4.1 Uji kandungan nitrogen pada fermentasi urin sapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
Pada Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa rata-rata kandungan nitrogen pada fermentasi urin sapi setiap penambahan tetes tebu 20 ml, 40 ml, 60 ml lebih tinggi daripada kontrol. Hal ini terlihat dari Gambar 4.1 yang menunjukkan bahwa kandungan nitrogen tertinggi terdapat pada perlakuan 20 ml yaitu 0.97% dan kandungan paling rendah terdapat pada perlakuan kontrol yaitu 0.73%. Kandungan nitrogen pada pupuk organik cair fermentasi urin sapi belum memenuhi standar teknis Permentan No.70/Permentan/SR.140/10/2011 karena syarat pupuk secara umum khususnya unsur hara nitrogen adalah 3 – 6 %. Kandungan nitrogen masih cukup rendah walaupun masa fermentasi sudah dilakukan selama 14 hari. Menurut Lingga (2004), urin sapi memiliki potensi yaitu jenis kandungan haranya yaitu N = 1.00%, P = 0.50% dan K = 1.50%. Walaupun unsur nitrogen 1% tetapi pada Gambar 4.1 kandungan unsur nitrogen rendah hanya 0.73%. Komponen yang terpenting dan berperan meningkatkan pertumbuhan tanaman adalah urea. Karena N yang sangat tinggi banyak terdapat dalam air kencing sangat mudah dan cepat dirubah oleh bakteri-bakteri menjadi amonium karbonat. Pada akhir fermentasi, sebagian nitrogen dalam urin akan terlepas ke udara saat proses pengadukan (amoniak) dan amonium akan mudah larut dalam air. Oleh karena itu nitrogen yang dihasilkan setelah fermentasi pada kontrol menurun. Hal ini juga dapat dipengaruhi saat proses fermentasi dari urin sapi tidak berjalan dengan baik karena ketersediaan karbon bagi bakteri Sacharomyces cereviceae tidak tersedia sehingga kandungan nitrogen yang dihasilkan rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
Pada penambahan tetes tebu 20 ml menunjukkan rata-rata kandungan nitrogen lebih tinggi dari penambahan tetes tebu 40 ml. Dilihat dari jumlah sumber energinya bahwa 40 ml lebih besar akan tetapi kandungan nitrogennya rendah hanya 0.91%. Hal ini dimungkinkan terjadi karena pada saat proses fermentasi urin sapi memiliki beberapa kelemahan, diantaranya tidak semua N diubah menjadi bentuk yang mudah diserap, akan tetapi dipergunakan oleh bakteri-bakteri itu sendiri untuk keperluan hidupnya. Dampak lain yang terjadi adalah perubahan-perubahan yang merugikan yaitu dalam N terdapat sebagai amonium NH4, yang mempunyai sifat labil. Pada penambahan tetes tebu 60 ml lebih tinggi kandungan nitrogen dari pada 40 ml, Hal ini dikarenakan proses fermentasi urin sapi berjalan dengan baik. Tetes tebu merupakan sumber karbon bagi bakteri S. cereviceae selama fermentasi berlangsung. Prinsip fermentasi adalah proses pemecahan senyawa organik menjadi senyawa sederhana yang melibatkan mikrorganisme. Fungsi tetes tebu dalam pembuatan pupuk organik cair adalah sebagai komponen tambahan, selain urin sapi. Selama proses fermentasi, tetes tebu berfungsi untuk mendukung pertumbuhan mikroba, karena dalam tetes tebu (molasse) terdapat sukrosa bagi bakteri S. cereviceae. Selain itu, berdasarkan kenyataan bahwa tetes tebu tersebut mengandung karbohidrat dalam bentuk gula yang jumlahnya cukup tinggi (64%). Nutrisi yang diperlukan bakteri juga dapat meningkatkan kecepatan proses fermentasi urin sapi menjadi pupuk dalam waktu yang relatif singkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
(Wijaya, 2008). Adanya kesamaan persentase kandungan nitrogen pada penambahan tetes tebu 20 ml dan 60 ml dimungkinkan unsur nitrogen yang terdapat pada molasse banyak sehingga mencukupi dalam menyuplai nitrogen yang digunakan untuk sintesis protein. Kandungan unsur nitrogen yang tidak mencukupi, tidak memberikan pengaruh dalam meningkatkan kandungan nitrogen dalam fermentasi urin. Unsur C-Organik dalam pembuatan pupuk organik cair digunakan mikroorganisme sebagai sumber energi untuk pertumbuhan dan perkembangannya dalam mendegradasi urin sapi selama proses fermentasi berlangsung. Penambahan
karbohidrat
yang tersedia
seperti
molasse
dalam
pembuatan pupuk organik cair dimaksudkan untuk mempercepat terbentuknya alkohol serta menyediakan sumber energi yang cepat bagi bakteri dan melalui proses fermentasi mampu merombak senyawa kompleks menjadi senyawa yang sederhana. Sintesis protein membutuhkan unsur nitrogen yang seimbang. Unsur nitrogen yang rendah menyebabkan proses fermentasi berlangsung lebih lambat karena nitrogen menjadi faktor penghambat. Aktivitas mikroorganisme akan meningkat jika jumlah nitrogen mencukupi sehingga proses penguraian bahan organik berlangsung lebih cepat dan efektif, dikarenakan proses pemecahan senyawa
kompleks
menjadi
senyawa
sederhana
yang
melibatkan
mikrorganisme berjalan dengan baik. Menurut penelitian Jeris dan Regan dalam Yulianto (2010), suhu dan pH merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya fermentasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
secara anaerob. Suhu pada awal fermentasi sekitar 38°C dapat mempercepat terjadinya proses fermentasi, sedangkan sesudah fermentasi suhunya menjadi sekitar 36,5°C. Bakteri menguraikan urin sapi menjadi CO2, uap air dan panas. Setelah sebagian besar bahan telah terurai maka suhu akan berangsur-angsur mengalami penurunan. pH pada awal fermentasi sekitar 6,3 sedangkan setelah fermentasi menjadi sekitar 6,77. Derajat keasaman pada awal proses pengomposan akan mengalami penurunan karena sejumlah mikroorganisme yang terlibat dalam pengomposan mengubah bahan organik menjadi asam organik. Pada proses selanjutnya mengkonversikan asam organik yang telah terbentuk sehingga bahan memiliki derajat keasaman yang tinggi dan mendekati netral. Hasil akhir proses fermentasi pupuk organik cair urin sapi dengan penambahan tetes tebu ditandai dengan adanya perubahan warna urin sapi menjadi coklat kehitaman, bau khas urin berkurang, panas, uap air dan CO2.
B.
Parameter Pertumbuhan Hasil penelitian mengenai pengaruh penambahan tetes tebu (molasses) pada fermentasi urin sapi terhadap pertumbuhan bayam merah (Amaranthus tricolor L.) dengan parameter pertumbuhan yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, berat basah dan berat kering tanaman bayam merah adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
Penambahan Tinggi Tanaman Bayam Merah Pengukuran tinggi tanaman bayam merah dilakukan saat bayam merah berumur 4 hari setelah aklimatisasi hingga panen. Data yang diukur adalah tinggi tanaman akhir dikurangi tinggi tanaman awal.
Berikut ini
merupakan penambahan tinggi batang tanaman bayam merah:
Penambahan Tinggi Tanaman (cm)
1.
20
19.38
19,5 19 18,5
18.10
18 17,5
17.44
17.42
17 16,5 16 kontrol
20 ml
40 ml
60 ml
Penambahan Tetes Tebu
Gambar.4.2 Penambahan Tinggi Bayam Merah Gambar 4.1 menunjukkan bahwa penambahan tinggi tanaman bayam merah dari penambahan tetes tebu 0 ml lebih rendah dari penambahan tetes
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
tebu 20 ml yaitu 17.42 cm < 18.10 cm. Penambahan tinggi tanaman bayam merah dengan penambahan tetes tebu 40 ml lebih tinggi dari penambahan tetes tebu 20 ml yaitu 19.38 cm > 18.10 cm. Penambahan tinggi tanaman bayam merah pada penambahan tetes tebu 60 ml lebih rendah dari penambahan tetes tebu 40 ml yaitu 17.44 cm < 19.38 cm. Hal ini dapat dilihat dari bentuk Gambar 4.2 yang menunjukan rata – rata penambahan tinggi tanaman semakin meningkat dan pada penambahan tetes tebu 60 ml lebih rendah dari penambahan tetes tebu 40 ml. Penambahan tinggi tanaman bayam merah tertinggi pada penambahan tetes tebu 40 ml dengan rata-rata 19.38 cm sedangkan penambahan tinggi tanaman bayam merah terendah terdapat pada perlakuan kontrol yaitu 17.42 cm. Penambahan tetes tebu 20 ml menghasilkan penambahan tinggi tanaman bayam merah lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol. Hal ini dikarenakan pada kontrol tidak ada penambahan tetes tebu yang berfungsi untuk meningkatkan unsur hara pada proses fermentasi urin sapi. Salah satu unsur hara yang meningkat akibat penambahan tetes tebu adalah nitrogen. Nitrogen adalah komponen utama dari berbagai substansi penting di dalam tanaman.Senyawa nitrogen adalah salah satu kandungan protoplasma. Senyawa nitrogen digunakan oleh tanaman untuk membentuk asam amino yang akan diubah menjadi protein. Protein adalah salah satu substansi kimia penyusun hormon pertumbuhan.Salah satu hormon
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
pertumbuhan adalah auksin. Auksin berfungsi untuk merangsang pembelahan sel di daerah kambium, pemanjangan sel pada daerah titik tumbuh batang. Menurut Novizan (2005), nitrogen dibutuhkan untuk membentuk senyawa penting seperti klorofil, asam nukleat, dan enzim. Senyawa penting ini dibutuhkan dalam proses metabolisme dan merangsang proses pertumbuhan. Nitrogen dibutuhkan dalam jumlah besar pada setiap tahap pertumbuhan tanaman, khususnya pada tahap pertumbuhan vegetatif, seperti pembentukan tunas atau perkembangan batang dan daun. Tanpa suplai nitrogen yang cukup, pertambahan tinggi tanaman tidak maksimal. Hal ini menyebabkan pembelahan sel, peningkatan jumlah sel dan pembesaran ukuran sel tidak berjalan dengan baik. Hal ini dikarenakan proses metabolisme tidak berjalan dengan baik maka pertumbuhan tanaman juga tidak maksimal. yang membutuhkan energi dalam bentuk ATP tidak berjalan dengan baik. Penambahan tetes tebu 40 ml menghasilkan penambahan tinggi tanaman bayam merah lebih besar dibandingkan dengan panambahan tetes tebu 20 ml dan 60 ml. Akan tetapi kandungan nitrogen pada penambahan tetes tebuh 40 ml lebih rendah daripada penambahan tetes tebu 20 ml dan 60 ml (Gambar 4.1). Hal ini disebabkan kandungan unsur nitrogen berlebihan yang akan mengurangi fotosintat. Fotosintat akan berkurang karena aktivitas daun bayam merah semakin berkurang untuk melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
proses fotosintesis. Hal ini disebabkan nitrogen yang tinggi yang mengakibatkan daun mengurangi kegunaan untuk menyimpan makanan bagi tanaman. Menurut Harjadi (1993) bahwa produktivitas tanaman dipengaruhi oleh fase pertumbuhan vegetatif karena pada waktu tanaman tumbuh sangat membutuhkan sumber karbohidrat, apabila karbohidrat berkurang maka pembelahan sel menjadi lambat maka perkembangan organ tanaman menjadi lambat. Unsur Nitrogen berfungsi untuk pertumbuhan dan pembentukan
sel
vegetatif,
meningkatkan
pertumbuhan
tanaman,
meningkatkan kadar protein dalam tubuh tanaman, meningkatkan kualitas tanaman penghasil daun serta meningkatkan mikroorganisme dalam tanah. Ketersediaan unsur hara pada tanah mempengaruhi pertumbuhan tanaman seperti tinggi tanaman dan jumlah daun.Hal ini disebabkan karena pembentukan sel-sel baru dalam suatu tanaman sangat erat hubungannya dengan ketersediaan hara pada tanah. Hal ini sejalan dengan pendapat Foth (1998), penetapan konsentrasi dan dosis dalam pemupukan sangat penting dilakukan karena akan berpengaruh pada pertumbuhan jika tidak sesuai kebutuhan tanaman. Unsur N dan P berperan dalam pembentukan sel-sel baru dan komponen utama penyusun senyawa organik dalam tanaman seperti asam amino, asam nukleat, klorofil, ADP dan ATP (Nyakpa dkk; 1988).
Rendahnya
penambahan
tinggi
tanaman
bayam
merah
dimungkinkan karena kekurangan unsur lain seperti unsur K. Apabila K
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
menurun maka karbohidrat juga menurun sehingga dapat menghambat pertumbuhan tinggi tanaman. Anty (1987) menyatakan bahwa IAA adalah salah satu kandungan zat perangsang tumbuh dalam urin sapi yang dapat digunakan sebagai pengatur tumbuh tetapi urin sapi juga masih ada kelemahan yaitu memiliki kandungan hara makro dan mikro rendah. Pada kontrol tidak terdapat sumber karbon tambahan, akan tetapi saat diaplikasi, tanaman tersebut bisa tumbuh meskipun tidak sebaik pada penambahan tetes tebu 40 ml, karena dalam urin masih memiliki kandungan tambahan yaitu IAA. Berdasarkan hasil yang diperoleh pada uji Anova nilai probabilitas Fobserved
(82.34)
≥
Fcritical (3.00)
dengan level signifikan 0.05, jadi
hipotesis nol (H0) ditolak (Lampiran 5). Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan rata-rata penambahan tinggi tanaman dalam kelompok perlakuan yang berbeda. Kontrol, tetes tebu 20 ml, 40 ml, 60 ml mempunyai pengaruh terhadap tinggi tanaman bayam merah. Berikut adalah rata-rata penambahan tinggi tanaman bayam merah dengan uji Duncan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
Tabel 4.1 Penambahan tinggi tanaman bayam merah Penambahan tetes tebu Rata – rata penambahan tinggi bayam merah (cm) 0 ml 17.42a 20 ml 18.22b 40 ml 19.38c 60 ml 17.44a Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf berbeda menunjukkan berbedanyata pada taraf uji jarak Duncan dengan α = 0.05
Pada Tabel 4.1 menunjukkan bahwa pada penambahan tetes tebu 0 ml dan 60 ml sama atau tidak ada beda nyata. Hal ini terlihat pada huruf sama yang terdapat dibelakang angka rata – rata penambahan tinggi tanaman bayam merah. Pada penambahan tetes tebu 20 ml dan 40 ml rata – rata penambahan tinggi tanaman yang berbeda nyata.Hal ini terlihat pada huruf berbeda yang terdapat dibelakang angka rata – rata berbeda penambahan tinggi tanaman. Tabel 4.1 menunjukkan bahwa penambahan tetes tebu 40 ml yang paling baik untuk pertumbuhan tanaman bayam merah. Hal ini dikarenakan rata-rata penambahan jumlah daun bayam merah lebih tinggi dari perlakuan lain dan ada beda nyata dengan perlakuan lain. Pemberian pupuk organik cair urin sapi hasil fermentasi dengan penambahan tetes tebu berpengaruh nyata terhadap penambahan tinggi tanaman bayam merah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
Penambahan Jumlah Daun Bayam Merah Perhitungan pada jumlah daun tanaman bayam merah dilakukan setiap 2 hari sekali. Perhitungan daun tanaman bayam merah dilakukan saat bayam merah berumur 4 hari setelah aklimatisasi hingga panen. Berikut ini merupakan penambahan jumlah daun tanaman bayam merah :
Penambahan jumlah Daun (helai)
2.
27
26.85
26,5
26
25.85 25.57
25,5
25.42
25
24,5 kontro
20 ml
40 ml
60 ml
Penambahan Tetes Tebu Gambar 4.3 Jumlah daun tanaman bayam merah
Gambar 4.3 menunjukkan bahwa penambahan jumlah daun tanaman bayam merah dari penambahan tetes tebu 0 ml lebih rendah dari penambahan tetes tebu 20 ml yaitu 25.42 < 25.85. Penambahan tinggi tanaman bayam merah dengan penambahan tetes tebu 40 ml lebih tinggi dari penambahan tetes tebu 20 ml yaitu 26.85 > 25.85. Penambahan jumlah daun tanaman bayam merah pada penambahan tetes tebu 60 ml lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
rendah dari penambahan tetes tebu 40 ml yaitu 25.85 dan 26.85. Hal ini dapat dilihat dari Gambar 4.3 yang menunjukan rata – rata penambahan jumlah daun tanaman semakin meningkat dan pada penambahan tetes tebu 60 ml lebih rendah dari penambahan tetes tebu 40 ml. Penambahan jumlah daun tanaman bayam merah tertinggi pada penambahan tetes tebu 40 ml dengan rata-rata 26.85 sedangkan penambahan jumlah daun tanaman bayam merah terendah terdapat pada perlakuan kontrol yaitu 25.42. Penambahan jumlah daun tanaman bayam merah dari kontrol, penambahan tetes tebu 20 ml, dan 40 ml semakin meningkat (Gambar 4.3). Hal ini dipengaruhi penyerapan unsur nitrogen yang baik pada tanaman. Nitrogen berperan penting dalam pembentukan pigmen fotosintesis yang sangat berguna dalam proses fotosintesis. Dalam kloroplas juga dijumpai pigmen fotosintesis. Daun merupakan tempat mensintesis makanan untuk kebutuhan tanaman maupun sebagai cadangan makanan. Pigmen fotosintesis pada daun bayam merah memiliki peranan dalam melakukan fotosintesis. Bagian daun yang paling banyak mengandung pigmen fotosintesis adalah mesofil. Selama proses fotosintesis, karbon dioksida dan air diubah menjadi glukosa dan oksigen. Oksigen yang terbentuk kemudian dilepaskan ke atmosfer. Glukosa yang terbentuk, diubah menjadi senyawa-senyawa penyusun sel seperti karbohidrat, protein, asam nukleat, lemak dan senyawa lainnya melalui proses metabolisme. Proses metabolisme
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
karbohidrat yang dapat menghasilkan energi adalah proses Glikolisis. Pada proses ini glukosa akan dipecah menjadi Asam Piruvat sehinnga menghasilkan sejumlah energi dalam bentuk ATP. Senyawa-senyawa tersebut digunakan untuk membentuk sel, jaringan dan organ tanaman dengan baik. Fotosintesis dapat terjadi pada batang dan daun yang mengandung pigmen fotosintesis. Sebagian besar fotosintesis terjadi pada daun karena di daun terdapat banyak kloroplas yang mengandung pigmen fotosintesis. Oleh karena itu, semakin banyak jumlah daun, maka tempat untuk melakukan proses fotosintesis lebih banyak. Nutrisi bagi tubuh tanaman juga semakin banyak. Nitrogen juga unsur penyusun klorofil untuk pembentukan gula dari unsur karbon, hidrogen dan oksigen melalui proses fotosintesis. Selanjutnya gula akan dikonversi untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Havlin et al; 2005). Pendapat
Gardner,dkk. (1991) bahwa ketersediaan nitrogen yang
tinggi menyebabkan pertambahan pucuk lebih dominan, sehingga dalam hal ini ketersediaan nitrogen bagi tanaman bayam merah tercukupi. Hal ini terbukti bahwa secara visual pada penambahan tetes tebu 40 ml menghasilkan jumlah daun dan tunas lateral yang banyak. Akan tetapi pada perlakuan kontrol kebanyakan daun kering. Apabila N meningkat maka karatenoid juga meningkat sehingga fotosintat yang dihasilkan dan diakumulasikan ke pertumbuhan tanaman juga meningkat. Slamet (1991), bahwa kekurangan nitrogen dan posfor dapat mempengaruhi jumlah daun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
Jumlah dan luas daun merupakan salah satu indikator pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Rata–rata penambahan jumlah daun pada penambahan tetes tebu 40 ml lebih tinggi dari penambahan tetes tebu 60 ml. Hal ini dikarenakan ketersediaan unsur hara nitrogen bagi tanaman. Dalam hal ini dikarena penyerapan unsur hara yang belum optimal. Menurut Sharma dan Bapat dalam Anas 2009 dan Novizan (2005) pemupukan yang berlebihan dapat menyebabkan penyerapan unsur-unsur lain terhambat sehingga dapat menyebabkan kekurangan unsur contohnya kelebihan K pada larutan tanah akan menekan penyerapan Mg. Hal ini menyebabkan pada penambahan tetes tebu 60 ml memiliki rata-rata penambahan jumlah daun rendah. Ditambahkan oleh Slamet (1991), bahwa kekurangan nitrogen dan posfor dapat mempengaruhi jumlah daun. Jumlah dan luas daun merupakan salah
satu
indikator
pertumbuhan
dan
perkembangan
tanaman.
Pertumbuhan tanaman dimulai dengan terjadinya pembelahan sel hingga bertambah besar protoplasma yang berakibat berkembangnya suatu jaringan, menyebabkan ukuran tanaman bertambah (Hardjadi, 2009). Meskipun kandungan nitrogen tinggi pada penambahan tetes tebu 60 ml , akan tetapi rata – rata penambahan jumlah daun rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
Perbedaan jumlah daun tanaman bayam merah dengan perlakuan kontrol disebabkan karena unsur hara yang tersedia jumlahnya lebih sedikit, bila dibandingkan dengan pupuk organik cair dengan penambahan tetes tebuh 40 ml, 20 ml, 60 ml. Tanaman bayam merah juga tidak terserang hama, karena bau khas urin sapi dapat menghilangkan hama yang menyerang tanaman. Berdasarkan hasil yang diperoleh pada uji Anova nilai probabilitas Fobserved (13.56)
≥
Fcritical (3.00)
dengan level signifikan 0.05, jadi
hipotesis nol (H0) ditolak (Lampiran 6). Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan rata-rata penambahan jumlah daun tanaman dalam kelompok yang berbeda. Kontrol, tetes tebu 20 ml, 40 ml, 60 ml mempunyai pengaruh terhadap jumlah daun tanaman bayam merah. Tabel 4.2 Penambahan jumlah daun tanaman bayam merah : Penambahan tetes Rerata penambahan tebuh jumlah daun (helai) 0 ml 25.42a 20 ml 25.85a 40 ml 26.85b 60 ml 25.57a Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf berbeda menunjukkan berbeda nyata pada taraf uji jarak Duncan dengan α = 0.05
Pada Tabel 4.2 menunjukkan bahwa pada penambahan tetes tebu 0 ml, 20 ml dan 60 ml sama atau tidak ada beda nyata. Hal ini terlihat pada huruf sama yang terdapat di belakang angka rata – rata penambahan jumlah daun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
tanaman bayam merah. Pada penambahan tetes tebu 40 ml rata – rata penambahan jumlah daun tanaman yang beda nyata. Hal ini terlihat pada huruf berbeda yang terdapat dibelakang angka rata – rata berbeda penambahan jumlah daun tanaman. Tabel 4.1 menunjukkan bahwa penambahan tetes tebu 40 ml yang paling baik untuk pertumbuhan tanaman bayam merah. Hal ini dikarenakan rata-rata penambahan jumlah daun bayam merah lebih tinggi dari perlakuan lain dan ada beda nyata dengan perlakuan lain. Pemberian pupuk organik cair urin sapi hasil fermentasi dengan penambahan tetes tebu berpengaruh nyata terhadap penambahan jumlah daun tanaman bayam merah. 3.
Berat Basah Tanaman Bayam Merah Pengukuran berat basah tanaman bayam merah dilakukan saat bayam merah sudah dipanen. Pengukuran berat basah dilakukan segera setelah panen, karena jika dibiarkan terlalu lama maka bayam merah akan kehilangan banyak air. Berikut ini merupakan hasil pengukuran berat basah tanaman bayam merah :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
Berat Basah Bayamn Merah (gr)
90
79.28
80 70
61.14
63.14
kontrol
20 ml
59.00
60 50 40 30 20 10 0 40 ml
60 ml
Penambahan Tetes Tebu
Gambar 4.4 Berat basah bayam merah
Berdasarkan Gambar 4.4, dapat dilihat bahwa rata - rata berat basah pada penambahan tetes tebu 20 ml lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol yaitu 63.14 gr > 61.14 gr. Berat basah penambahan tetes tebu 40 lebih tinggi daripada penambahan tetes tebu 20 ml dengan rata- rata yaitu 79.28 gr > 63.14 gr. Akan tetapi berat basah pada penambahan tetes tebu 60 ml lebih rendah daripada penambahan tetes tebu 40 ml dengan rata – rata yaitu 63.14 gr < 79.28 gr. Hal ini seperti yang terlihat pada Gambar 4.4 bahawa perlakuan yang memiliki berat basah paling tinggi yaitu pada penambahan tetes tebu 40 ml (79.28 gr) sedangkan berat basah yang paling rendah terdapat pada kontrol yaitu 61.14 gr.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
Berat basah pada kontrol, penambahan tetes tebu 20 ml dan 40 ml semakin meningkat (Gambar 4.4). Hal ini terjadi karena asupan air pada tanaman bayam merah sangat baik sehingga mempengaruhi berat basah tanaman. Berat basah tanaman bayam merah juga sangat dipengaruhi dengan penambahan tinggi dan penambahan jumlah daun tanaman bayam merah. Semakin tinggi penambahan tinggi dan jumlah daun tanaman maka akan semakin tinggi juga berat basah tanaman tersebut. Berat basah berhubungan dengan kemampuan tanaman menyerap air dari media tanam. Jika tanaman mengalami kekurangan air, hal ini dapat mempengaruhi semua aspek pertumbuhan tanaman. Pada saat kekurangan air, sebagian stomata daun menutup sehingga terjadi hambatan masuknya CO2 dan menurunkan aktivitas fotosintesis. Selain menghambat aktivitas fotosintesis, kekurangan air juga menghambat sintesis protein dan dinding sel (Salisbury dan Ross, 2005). Hal inilah yang mempengaruhi berat basah tanaman bayam merah. Semakin tinggi tanaman, semakin banyak jumlah daun, jumlah tunas lateral dan semakin subur tanaman maka berat basah tanaman juga akan semakin tinggi. Berat basah juga dipengaruhi oleh hormon pertumbuhan yaitu hormon auksin. Jika hormon auksin berjalan dengan baik, maka untuk merangsang perpanjangan sel, pembentukan akar lateral dan proses terjadinya diferensiasi semakin baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
Berat basah pada penambahan tetes tebu 20 ml lebih kecil daripada penambahan tetes tebu 40 ml, hal ini terjadi karena penyerapan kandungan unsur hara dari pupuk berakibat pada peningkatan berat basah tanaman. Hal ini dikarenakan pada penambahan tetes tebu 40 ml memiliki penambahan tinggi dan penambahan jumlah daun tertinggi.Berat basah tanaman bayam merah dipengaruhi tinggi tanaman, jumlah daun dan tingkat kesuburan tanaman. Semakin tinggi tanaman, semakin banyak jumlah daun dan semakin subur tanaman maka berat basah tanaman juga akan semakin tinggi. hal ini dikarenakan pada tanaman bayam merah dengan penambahan tetes tebu 40 ml, banyak terdapat tunas baru sehingga dapat meningkatkan berat basah tanaman bayam merah. Selain itu luas daun dan diameter batang juga turut mempengaruhi berat basah tanaman bayam merah. Dalam penelitian ini tidak dilakukan pengukuran mengenai luas daun dan diameter batang. Tetapi secara visual, diameter batang yang paling besar dan luas daun paling lebar terdapat pada tanaman bayam merah dengan penambahan tetes tebu 40 ml. Oleh sebab itu, unsur hara yang jumlahnya berlebihan berpengaruh terhadap pertambahan jumlah berat basah tanaman bayam merah pada penambahan tetes tebu 40 ml karena jaringan yang memiliki kandungan air yang tinggi. Berat basah pada penambahan tetes tebu 60 ml lebih kecil dibandingkan pada penambahan tetes tebu 40 ml. Hal ini dimungkinkan kelebihan unsur hara, sehingga tanaman menjadi kerdil, karena berat basah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
tanaman sangat dipengaruhi oleh keseluruhan organ tanaman (akar, batang, daun) seperti menurut Salisbury dan Ross (2005), berat basah merupakan total berat tanaman yang merupakan hasil pertumbuhan tanaman. Berat basah tanaman bayam merah terdiri dari akar, batang, daun, dan tangkai daun. Menurut Rahardi (2007), komposisi dan kadar unsur hara makro ataupun mikro sangat berpengaruh terhadap tanaman, oleh karena itu pemberian pupuk harus seimbang sesuai dengan kebutuhan tanaman. Rendahnya berat basah pada penambahan tetes tebu 0 ml, 20 ml dan 60 ml disebabkan oleh komposisi hara pada media tanam yang terlalu berlebihan. Menurut Pracaya (2010) jika unsur hara yang ada dalam tanah hanya sedikit maka timbul tanda-tanda kekurangan unsur-unsur hara. Kelebihan unsur hara juga tidak baik untuk pertumbuhan tanaman, sehingga tanaman membutuhkan nutrien sesuai kebutuhannya saja. Dalam keadaan yang demikian, tanaman tidak tumbuh dengan baik dan hasil produksinya rendah. Hal ini terbukti pada perlakuan kontrol terjadi kekurangan unsur hara. Kelebihan unsur-unsur hara seringkali ditandai dengan adanya air yang berlebih, akibatnya yaitu bertambahnya pertumbuhan vegetatif, bertambahnya warna hijau melebihi normal, jaringan lebih berair dan tertundanya proses pembungaan dan pembuahan. Tanaman yang berlebihan unsur hara sering kali lebih sensitif pada faktor-faktor iklim yang tidak baik dan mudah terserang penyakit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
Proses pengamatan dilakukan pada musim kemarau dimana curah hujan rendah dengan suhu udara yang tinggi dengan rata-rata 20-32° C (Lampiran 5), sedangkan menurut Sutanto (2005), 20%-90% berat basah berasal dari kandungan air. Meskipun penyiraman sudah dilakukan secara teratur namun tingginya intensitas sinar matahari menyebabkan proses transpirasi tanaman menjadi lebih cepat sehingga kandungan air menjadi menurun. Berdasarkan hasil yang diperoleh pada uji Anova nilai probabilitas Fobserved(17.85) ≥ F critical (3.00) dengan level signifikan 0.05, jadi hipotesis nol (H0) ditolak (Lampiran 7). Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan rata-rata penambahan tinggi tanaman dalam kelompok yang berbeda. Kontrol, tetes tebu 20 ml, 40 ml, 60 ml mempunyai pengaruh terhadap tinggi tanaman bayam merah. Tabel 4.3 Berat basah tanaman bayam merah Penambahan tetes tebu Rerata berat basah tanaman bayam merah (gr) 0 ml 61.14a 20 ml 63.14a 40 ml 79.28b 60 ml 59.00a Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf berbeda menunjukkan berbeda nyata pada taraf uji jarak Duncan dengan α = 0.05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
Pada Tabel 4.3 menunjukkan bahwa pada penambahan tetes tebu 0 ml, 20 ml dan 60 ml sama atau tidak ada beda nyata. Hal ini terlihat pada huruf sama yang terdapat di belakang angka rata – rata berat basah tanaman bayam merah. Pada penambahan tetes tebu 40 ml rata – rata berat basah tanaman yang berbeda nyata. Hal ini terlihat pada huruf berbeda yang terdapat di belakang angka rata – rata berbeda berat basah tanaman. Tabel 4.3 menunjukkan bahwa penambahan tetes tebu 40 ml yang paling baik untuk berat basah tanaman bayam merah. Hal ini dikarenakan rata-rata penambahan jumlah daun bayam merah lebih tinggi dari perlakuan lain dan ada beda nyata dengan perlakuan lain. Pemberian pupuk organik cair urin sapi hasil fermentasi dengan penambahan tetes tebu berpengaruh nyata terhadap berat basah tanaman bayam merah. 4.
Berat Kering Tanaman Bayam Merah Setelah dilakukan penimbangan berat basah pada tanaman bayam yang telah dipanen tersebut kemudian dijemur di bawah sinar matahari selama ± 2 minggu hingga kering, kemudian dilakukan pengovenan dalam suhu 40°C selama 24 jam atau 1 hari. Setelah pengovenan selesai maka dilakukan penimbangan berat kering bayam merah menggunakan timbangan analitik (Acis) yang dilakukan sebanyak 2 kali dan kemudian dihitung rata-rata berat keringnya. Berikut ini merupakan hasil pengukuran berat basah tanaman bayam merah :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
Berat Kering Bayam Merah (gr)
18
16.71
16 14
12.85
13
kontrol
20 ml
12.28
12 10 8 6 4 2 0 40 ml
60 ml
Penambahan Tetes Tebu Gambar 4.5 Berat kering bayam merah
Berdasarkan Gambar 4.5 bahwa rata – rata berat kering tanaman bayam merah pada penambahan tetes tebu 20 ml (13 gram) lebih tinggi daripada kontrol (12.85 gram). Pada penambahan tetes tebuh 20 ml lebih kecil daripada penambahan tetes tebu 40 ml yaitu 13 gr < 16.71 gr . Akan tetapi berat kering pada penambahan tetes tebu 60 ml lebih rendah dengan penambahan tetes tebu 40 ml yaitu 12.28 gr < 16.71 gr. Berat kering pada kontrol (12.85 gr), penambahan tetes tebu 20 ml (13 gr), 40 ml (16,71 gr) semakin meningkat. Hal ini dimungkinkan karena serapan unsur hara pada tanaman cukup baik. Tinggi rendahnya berat kering suatu tanaman, tergantung dari banyak atau sedikitnya serapan unsur hara oleh akar yang berlangsung selama proses pertumbuhan. Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
terbukti bahwa pada berat basah tanaman bayam merah yaitu kontrol, penambahan tetes tebu 20 ml, 40 ml semakin meningkat. Demikian pula pada berat kering tanaman bayam merah. Berat kering juga bisa dilihat melalui pertumbuhan vegetatif tanaman yaitu akar, batang, daun. Sel pada akar dan batang akan selalu membelah. Hal ini terjadi karena daun melakukan proses fotosintesis yang bisa bermanfaat bagi tanaman. Hasil dari fotosintesis tersebut akan digunakan tanaman dalam proses pembelah sel pada akar dan batang. Hal ini sejalan dengan pendapat Sugeng (2005) jika fotosintesis berlangsung dengan baik maka tanaman akan tumbuh dengan baik dan akar akan berkembang dengan baik pula serta diikuti dengan peningkatan berat kering tanaman. Pada penambahan tetes tebu 20 ml menunjukkan rata – rata berat kering lebih kecil daripada penambahan tetes tebu 40 ml. Hal ini dimungkinkan penyerapan unsur hara pada tanaman bayam merah, karena menurut Sahari (2007), tanaman dengan kandungan N yang lebih tinggi memiliki daun yang lebar dengan memiliki pigmen fotosintesis sehingga fotosintesis berjalan lebih baik. Hasil dari fotosintesis digunakan untuk perkembangan dan pertumbuhan tanaman, antara lain pertambahan ukuran dan tinggi tanaman, pembentukan cabang dan daun baru, yang diekspresikan dalam bobot kering tanaman. Semakin tinggi fotosintat yang ditranslokasikan sehingga bobot kering tanaman akan meningkat. Produksi tanaman biasanya lebih akurat bila dinyatakan dalam ukuran berat kering
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
daripada berat basah, karena berat basah sangat dipengaruhi oleh kelembaban (Lestari dkk; 2008). Berat kering tanaman dipengaruhi oleh jumlah daun, luas daun, tinggi tanaman, jumlah anakan dan diameter batang. Dalam penelitian ini tidak dilakukan pengukuran mengenai luas daun dan diameter batang. Tetapi kenampakan visual, diameter batang dan luas daun yang paling besar terdapat pada tanaman bayam merah yang ditambah tetes tebu 40 ml. Hal ini disebabkan karena unsur hara yang terkandung di dalam pupuk organik cair urin sapi dengan penambahan tetes tebu 40 ml merupakan unsur hara makro yang sangat dibutuhkan oleh tanaman sehingga dapat mempengaruhi luas daun dan diameter batang tanaman bayam merah. Oleh sebab itu semakin luas daunnya dan semakin besar diameter batangnya maka berat kering suatu tanaman akan meningkat. Pada penambahan tetes tebuh 60 ml menunjukkan rata – rata berat kering lebih kecil daripada penambahan tetes tebu 40 ml. Hal ini dimungkinkan karena tanaman kekurangan unsur hara, karena menurut Pracaya (2010) jika unsur hara yang ada dalam tanah hanya sedikit maka timbul tanda-tanda kekurangan unsur-unsur hara (defisiensi). Dalam keadaan yang demikian, tanaman tidak tumbuh dengan baik dan hasilnya (produksi) rendah. Sementara, kelebihan unsur-unsur hara seringkali ditandai dengan adanya air yang berlebih, akibatnya yaitu bertambahnya perkembangan vegetatif, bertambahnya warna hijau melebihi normal,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
jaringan lebih berair dan tertundanya fungsi reproduksi.Tanaman yang berlebihan unsur hara sering kali lebih sensitif pada faktor-faktor iklim yang tidak baik dan mudah terserang penyakit. Umumnya kelebihan unsur hara menyebabkan penimbunan yang berlebihan zat-zat dalam tanaman yang dapat merubah morfologi. Oleh sebab itu, unsur hara yang jumlahnya berlebihan berpengaruh terhadap pertambahan jumlah berat basah tanaman bayam merah pada penambahan tetes tebu 40 ml karena jaringan yang memiliki kandungan air yang tinggi. Berdasarkan hasil yang diperoleh pada uji Anova nilai probabilitas Fobserved (12.62)
≥
Fcritical (3.00)
dengan level signifikan 0.05, jadi
hipotesis nol (H0) ditolak dan HI diterima (Lampiran
8). Hal ini
menunjukkan bahwa ada perbedaan rata-rata penambahan tinggi tanaman dalam kelompok yang berbeda. Kontrol, tetes tebu 20 ml, 40 ml, 60 ml mempunyai pengaruh terhadap tinggi tanaman bayam merah. Tabel 4.4 Berat kering tanaman bayam merah Penambahan tetes Rerata berat kering (gr) tebuh 0 ml 12.85a 20 ml 13.00a 40 ml 16.28b 60 ml 12.28a Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf berbeda menunjukkan berbeda nyata pada taraf uji jarak Duncan dengan α = 0.05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
Pada Tabel 4.4 menunjukkan bahwa pada penambahan tetes tebu 0 ml, 20 ml dan 60 ml sama atau tidak ada beda nyata. Hal ini terlihat pada huruf sama yang terdapat di belakang angka rata – rata berat kering tanaman bayam merah. Pada penambahan tetes tebu 20 ml dan 40 ml rata – rata berat kering tanaman yang berbeda nyata. Hal ini terlihat pada huruf berbeda yang terdapat di belakang angka rata – rata berbeda berta kering tanaman. Tabel 4.1 menunjukkan bahwa penambahan tetes tebu 40 ml yang paling baik untuk berat kering tanaman bayam merah. Hal ini dikarenakan rata-rata pengukuran berat kering bayam merah lebih tinggi dari perlakuan lain dan ada beda nyata dengan perlakuan lain. Pemberian pupuk organik cair urin sapi hasil fermentasi dengan penambahan tetes tebu berpengaruh nyata terhadap berat kering tanaman bayam merah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
BAB V IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN UNTUK PEMBELAJARAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan judul Pengaruh Penambahan Tetes Tebu (Molasse) pada Fermentasi Urin Sapi terhadap Pertumbuhan Bayam Merah (Amaranthus tricolor L.). Penggunaan urin sapi sebagai dasar dalam pembuatan pupuk organik cair mengajarkan siswa untuk memanfaatkan bahan limbah ternak dan mudah didapat sehingga dapat menekan penggunaan pupuk kimia yang semakin banyak digunakan saat ini. Khususnya dalam meningkatkan produktivitas bayam merah. Penelitian pengaruh penambahan tetes tebu pada fermentasi urin sapi terhadap pertumbuhan bayam merah (Amaranthus tricolor L.) dapat diimplementasikan dalam pembelajaran Biologi kelas XII semester 1 pada materi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Guru nantinya menyediakan tanaman yang pertumbuhannya cepat. Sebelum melakukan praktikum, guru membekali siswa dengan menggunakan metode yang sesuai serta diintegrasikan dengan praktikum mengenai pengaruh penambahan tetes tebu pada fermentasi urin sapi terhadap pertumbuhan tanaman. Pada pembelajaran ini siswa diminta untuk menyusun rencana percobaan mengenai pengaruh penambahan tetes tebu pada fermentasi urin sapi terhadap pertumbuhan tanaman. Kemudian siswa melakukan percobaan berdasarkan rancangan yang telah dibuat dan mempresentasikan hasilnya penelitian. Pembelajaran mengenai materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
pertumbuhan dan perkembangan tanaman menuntut siswa untuk dapat mengetahui konsep pertumbuhan dan perkembangan tanaman dengan cara belajar secara langsung melalui pengamatan tanaman. Dalam pengamatan pertumbuhan tanaman bayam merah siswa dapat mengetahui faktor - faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Sebelum kegiatan belajar mengajar berlangsung, guru harus menyusun silabus (Lampiran 1 ) dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) (Lampiran 2 ) sesuai materi yang akan diberikan. Kompetensi Dasar (KD) (Lampiran 2) ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus. RPP mencakupi rencana operasional dalam setiap kali pertemuan (Lampiran 2 : Pertemuan 1-3, LKS, Instrumen Penilaian).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
BAB VI PENUTUP
A.
Kesimpulan Setelah melakukan penelitian, pengamatan, pengolahan data dan analisis data dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Penambahan tetes tebu (molasse) pada fermentasi urin sapi berpengaruh
terhadap
pertumbuhan
tanaman
bayam
merah
(Amaranthus tricolor L.) (penambahan tinggi batang, penambahan jumlah daun, berat basah dan berat kering). 2. Penambahan tetes tebu (molasse) optimal pada fermentasi urin sapi untuk menghasilkan pertumbuhan tanaman bayam merah (Amaranthus tricolor L.) yang terbaik adalah penambahan tetes tebu 40 ml. B.
Saran Berdasarkan hasil yang diperoleh melalui penelitian ini, disarankan kepada peternak sapi agar menampung urin sapi dalam wadah, karena penelitian mengalami hambatan untuk mendapatkan urin sapi yang jernih dan bersih.
Penelitian selanjutnya disarankan untuk, volume penambahan tetes
tebunya lebih besar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
DAFTAR PUSTAKA
Affandi. 2008. Pemanfaatan urine Sapi yang Difermentasi sebagai Nutrisi Tanaman. Yogyakarta : Andi Offset Ariyanto. 2008. Analisis Tata Niaga Sayuran Bayam. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Abuanjeli. 2010. Bayam Merah. http://abuanjeli.wordpress.com/2010/10/02/a041/ 27/10/2011 Badan Pusat Statistik. 2013. Produksi sayuran di Indonesia 2007-2009. www.bps.go.id. Diakses 30 April 2014. BPS. 2001. Balai Pusat Pengembangan Ternak. Jawa Tengah : data ternak Desiana C., Banuwa I S., Evizal R., dan Yusnaini S 2013. Pengaruh Pupuk Organik Cair Urin Sapi Dan Limbah Tahu Terhadap Pertumbuhan Bibit Kakao (Theobroma cacao L.). Skripsi. Fakultas Pertanian, Universitas Lampung Fazria, M. A. 2011. Pengukuran Zat besi dalam bayam merah dan suplemen penambah darah serta penanganan terhadap peningkatan hemoglobin dan zat besi dalam darah. [Skripsi] Universitas Indonesia, Depok. Foth, 1998.Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Gardner, F. P., R. B. Pearce dan R. L. Mitchell. 2008. Physiology of Crop Plants (Fisiologi Tanaman Budidaya). Alih Bahasa H. Susilo dan Subiyanto) Jakarta: UI Hadisoeganda, A.W.W. 1996. Bayam : Sayuran Penyangga Petani di Indonesia. Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Bandung. Hadisuwito, S. 2012. Membuat Pupuk Organik Cair. Agromedia Pustaka. Jakarta. Havlin et al. 2005.Soil Fertility and Fertilizers, an Introduction to Nutrient Management.10th edition. Pearson Education, Inc. New Jersey. Harjadi, S.S.2009. Zat Pengatur Tumbuh. Penebar Swadaya. Jakarta. Hidayat I. M dan Sahat, S. 1996. Bayam : Sayuran. BPTS, Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
Huda, 2013 Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Stroberi Pada Berbagai Jenis Dan Konsentrasi Pupuk Organik Cair Dan Urin Sapi Dengan Sistem Hidroponik Irigasi Tetes Lestary, G.W. Solichatun dan Sugiyarto. 2008. Pertumbuhan, Kandunga Klorofil dan Laju Respirasi Tanaman Garut (Maranta arundinacea L.) Setelah Pemberian Asam Giberalat (GA3). Jurnal Bioteknologi. Lingga, P. dan Marsono. 2001. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta Nyakpa, M.Y.dkk, 1988. Kesuburan Tanah. Universitas Lampung, Bandar Lampung Novizann. 2005. Petunjuk Pemupukan Yang Efektif. Agro Media Pustaka, Jakarta Morris, R, 2008. Amaranthus hybridus, Amaranthus gangeticus, Amaranthus spinosus, and Amaranthus blitum. England: plant for a future. Diakses pada tangggal 17 juli 2008 Poerwowidodo. 1996. Telaah Kesuburan Tanah. Yogyakarta : UGM Press. Pracaya. 2010. Hama dan penyakit Tanaman Edisi Revisi. Penebar Swadaya: Depok Pranata, A.S. 2004. Pupuk Organik Cair Aplikasi dan Manfaatnya. Agromedia Pustaka, Jakarta. Priantyo, A. 2002. Urine Sapi Harapan Petani Non Pestisida. Jurnal Saint dan Teknologi. Balai IPTEK dan BPPT. Prihmantoro, H dan Y.H. Indriani. 1999. Hidroponik Sayuran Semusim Untuk Bisnis dan Hobi. Penebar Swadaya. Jakarta Phrimantoro. 2002 Urin Sapi http://www.kompas.con/kompas cetak/ 020/10 jatim/ Urin 28. html. di akses 20/10 Rukmana, R. 2006. Bayam, Bertanam dan pengolahan pasca panen. Kanisius, Yogyakarta. Sahari, P. 2007. Pengaruh Jenis dan Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Krokot Landa (Talinum triangulare Willd). Jurnal Agriceca vol.7 No. 1. Sahat, S. dan I. M. Hidayat. 1996. Bayam: Sayuran Penyangga Petani Indonesia. Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Bandung,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
Salisbury, F.B dan C.W. Ross. 2005. Plant Physiologi. Norwalk: Easton Press. Saparinto, C. 2013. Grow Your Own Vegetables-Panduan Praktis Menanam 14 Sayuran Konsumsi Populer di Pekarangan. Penebar Swadaya. Yogyakarta. Slamet , dkk. Pedoman analisa untuk bahan makanan dan pertanian:liberty, Yogyakarta Sunarjono, H. 2014. Bertanam 36 Jenis Sayuran. Penebar Swadaya. Jakarta. Suparno, P. 2011. Pengantar Statistika untuk Pendidikan Psikologi.: Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta Sugeng, W. 2005. Kesuburan Tanah: Gava Media. Yogyakarta Sutanto. R. 2002. Penerapan Pertanian Organik, Pemasyarakatan dan Pengembangannya. Kanisius.Yogyakarta. Sutedjo, Mulyani. 2010. Pupuk dan Cara Pemupukan: Rineka Cipta. Jakarta. Suastuti, M. 1998. Pemanfaatan Hasil Samping Industry Pertanian Molasse Dan Limbah Cair Tahu Sebagai Sumber Karbon Dan Nitrogen Untuk Produksi Biosurfactan Oleh Bacillus Sp Galur Komersial Dan Lokal. Skripsi Institut Pertanian Bogor. Bogor Susetyo, 2013 Pemanfaatan Urin Sapi Sebagai Poc (Pupuk Organik Cair) Dengan Penambahan Akar Bambu Melalui Proses Fermentasi Dengan Waktu Yang Berbeda Wijaya, K.A. 2008. Nutrisi Tanaman Sebagai Penentu Kualitas Hasil dan Resistensi Alami Tanaman. Prestasi Pustaka. Jakarta Yulianto, A.B, dkk. 2010. Pengolahan Limbah Terpadu Konversi Sampah Pasar Menjadi Komposisi Berkualitas Tinggi: Yayasan Diamon Peduli . Jakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1 SILABUS Satuan Pendidikan
: SMAK ST. FRANSISKUS XAVERIUS RUTENG
Kelas/ semester
: XII/1
Mata pelajaran
: MIPA
Materi Pokok
: Pertumbuhan dan Perkembangan
Alokasi waktu
: 6 JP
KI 1
:
1.
Menghayati dan mengamalkanajaran agama yang dianutnya
KI 2
:
2.
Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), santun, responsive dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia KI 3
:
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KI 4
:
4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Pembelajaran
Penilian
Alokasi
Sumber belajar
waktu 1.3 Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan
1. Pertumbuh
hidup, menjaga dan
an dan
menyayangi lingkungan
perkemban
sebagai manisfestasi
gan
pengamalan ajaran agama yang dianutnya.
dalam pada
2.1
teliti,
ilmiah:
tekun,
disiplin,
pertumbuh
•Tes
an
Mengamati
•Konsep
perkemba
Mengamati pertumbuhan pada
pertumbuhan
ngan
tanaman Membaca teks pertumbuhan
tanggung
dan perkembangan
•
-
Siswa distimulir untuk membuat pertanyaan yang
Observasi
menuntut berfikir kritis tentang
•Kerja Ilmiah,
eksperimen, berani dan
konsep pertumbuhan dan
sikap
santun
perkembangan mahluk hidup
dan
mengajukan pertanyaan
dan faktor–faktor yang
keselamatan
dan berargumentasi,
memengaruhi pertumbuhan
kerja
jawab, dan peduli dalam observasi
dan
dalam
Buku
Campbel Tugas
Menanya
dan
Biologi
pada tanaman
pertumbuhan
jujur
terhadap data dan fakta,
Video
Portofolio
Perkembangan
Faktor luar dan factor
Berperilaku
1. Konsep Pertumbuhan dan
ilmiah
72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Pembelajaran
Penilian
Alokasi
Sumber belajar
waktu materi
Kompetensi Dasar peduli
lingkungan,
gotong
royong,
bekerjasama, damai,
cinta
berpendapat
Pembelajaran dan perkembangan.
Penilaian Portofolio •LaporanPerc
Mengumpulkan Data
responsive dan proaktif
konsep pertumbuhan dan
•Membuat
dalam setiap tindakan
perkembangan mahluk hidup
outline
dan dalam melakukan
melalui tayangan video.
perencanaan
percobaan
di
dalam
kelas/laboratorium maupun
di
kelas/laboratorium.
luar
x 4JP
(Eksperimen/Eksplorasi) Menggali informasi tentang
dan
5 minggu
obaan
secara ilmiah dan kritis,
pengamatan
Sumber belajar
Diskusi tentang konsep
Test
percobaan
pertumbuhan dan
•Pemahaman
perkembangan
tentang
Diskusi tentang faktor-faktor
hasil
percobaan dan
yang mempengaruhi
kesimpulan
petumbuhan.
•Pemahamant entang hal-hal yang
harus
73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Pembelajaran
Penilian
Alokasi
Sumber belajar
waktu dilakukan dalam 2.2 Peduli
terhadap
keselamatan diri lingkungan
dan
dengan
Mengasosiasikan Membaca dan menganalisis grafik pertumbuhan untuk
melakukan percobaan •Pemahaman
menerapkan prinsip mendapatkan konsep
tentang factor
keselamatan kerja saat
pertumbuhan dan
luar dan factor
melakukan
perkembangan.
dalam
kegiatan
pengamatan
dan
percobaan laboratorium
dan
Menarik kesimpulan tentang
di
konsep pertumbuhan dan
di
perkembangan serta faktor-
lingkungan sekitar.
terhadap pertumbuhan
faktor yang mempengaruhinyadan
Menganalisis hubungan
3.1 antara faktor internal dan
mempresentasikan menggunakan berbagai media.
eksternal dengan proses pertumbuhan dan
74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Pembelajaran
Penilian
Alokasi
Sumber belajar
waktu perkembangan pada
Mengkomunikasikan
Mahluk Hidup
Presentasi hasil kajian dan
berdasarkan hasil
diskusi tentang konsep
percobaan.
pertumbuhan dan perkembangan.
Merencanakan
dan
4.1
factor
Buku Biologi
tentang luar
atau Laporan hasil Penelitian
melaksanakan percobaan
makalah, Artikel
yang
memengaruhi
proses
pertumbuhan
dan
perkembangan tanaman,
2. Merencanakan dan Melakukan Percobaan
SMA Biologi Campbel
tentang Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan
dan melaporkan secara tertulis
dengan
menggunakan tata cara penulisan ilmiah yang benar.
Mengamati Mengkaji hasil kerja ilmiah (contoh kerja ilmiah). Bagaimana langkah-langkah
75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Pembelajaran
Penilian
Alokasi
Sumber belajar
waktu melakukan percobaan menurut kerja ilmiah dari hasil diskusi dan mengkaji contoh karya ilmiah dari berbagai sumber. 2. Merencana kan dan melaksanak an percobaan
Menanya Memberikan pertanyaan tentang langkah-langkah eksperimen dan penyusunan laporan hasil
Mengkaji
eksperimen.
hasil kerja ilmiah
Mengumpulkan Data
(contoh kerja
(Eksperimen/Ekplorasi)
ilmiah)
Mendiskusikan rancangan dan usulan penelitian tentang faktor luar yang mempengaruhi
Bagaimana
pertumbuhan pada tumbuhan
76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Pembelajaran
Penilian
Alokasi
Sumber belajar
waktu langkah-
Melaksanakan eksperimen
langkah
sesuai dengan ususlan yang
melakukan
disusun dan sudah disepakati
percobaan menurut kerja ilmiah dari hasil diskusi
setiap kelompok. Melakukan pengamatan eksperimen, mencatat data.
dan mengkaji contoh karya
Mengasosiasikan
ilmiah dari
Mengolah data hasil eksperimen.
berbagai
Menjawab permasalahan.
sumber
Menyimpulkan hasil pengamatan. Menarik kesimpulan dari hasil diskusi mengenai usulan penelitian.
Mengkomunikasikan
77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Pembelajaran
Penilian
Alokasi
Sumber belajar
waktu Menyusun Usulan Penelitian tentang faktor luar yang mempengaruhi pertumbuhan. tanaman dalam bentuk laporan tertulis. Melaporkan hasil eksperimen secara lisan (presentasi) dan tertulis tertulis.
78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
Lampiran 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan pendidikan : SMA ST. FRANSISKUS XAVERIUS RUTENG Kelas/semester
: XII/1
Mata pelajaran
: MIPA
Materi Pokok
: Pertumbuhan dan Perkembangan
Alokasi waktu
: 6 JP
A. KOMPETENSI INTI
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia 3.
Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B. KOMPETENSI DASAR dan INDIKATOR
Kompetensi Dasar
Indikator
1.1 Menghayati dan mengamalkan 1.1.1. Mengagumi perkembangan dan keteraturan dan kompleksitas ciptaan pertumbuhan tumbuhan sebagai ciptaan Tuhan tentang faktor internal dan Tuhan eksternal dengan proses pertumbuhan dan
perkembangan
pada
makhluk
hidup 2.1 Berperilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, objektif, disiplin, jujur, teliti, cermat, tekun, hati-hati, bertanggung jawab, terbuka, kritis,
2.1.1.
percaya
diri
dalam
menyampaiakn pendapat saat bediskusi dalam kelompok. 2.1.2
disiplin
dalam
kreatif, inovatif dan peduli lingkungan) pengamatan di dalam kelas
melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81
Kompetensi Dasar secara
gotong
royong,
Indikator
kerjasama,
2.1.3 tanggung jawab dalam melakukan
resposif dan proaktif dalam melakukan pengamatan di dalam kelas percobaan dan berdiskusi di dalam kelas/ laboratorium maupun diluar kelas 3.1Mendeskripsikan pertumbuhan
dan
proses 3.1.1 Menjelaskan konsep pertumbuhan perkembangan dan perkembangan pada tanaman.
mahluk hidup serta faktor-faktor yang 3.1.2 Mengidentifikasi faktor internal mempengaruhinya
dan
topik penelitiannya
penentukan dan
eksternal
pertumbuhan
dan
dalam
proses
perkembangan
makhluk hidup. 4.1Merancang
desain
penelitian 4.1.1 melaksanakan percobaan tentang
pengaruh luar terhadap pertumbuhan faktor ekternal dan faktor internal yang tanaman melalui diskusi kelompok dan mempengaruhi proses pertumbuhan dan mempresentasikan kelompok
hasil
diskusi perkembagan tanaman
4.1.2 melaporkan hasil percobaan secara lisan dengan kalimat baku 4.1.3 melaporkan hasil percobaan secara tertulis dengan rapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1.1.1.1. dengan menyebutkan contoh pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan peserta didik mampu mengagumi perkembangan dan pertumbuhan tumbuhan sebagai ciptaan Tuhan 2.1.1.1 melalui diskusi kelompok peserta didik mampu bersikap percaya diri dalam menyampaikan pendapat saat diskusi di dalam kelas 2.1.2.1. melalui pengamatan dalam kelompok peserta didik mampu bersikap disiplin dalam melakukan pengamatan di dalam kelas 2.1.3.1 melalui pengamatan dalam kelompok peserta didik mampu bersikap tanggungjawab dalam melakukan pengamatan di dalam kelas 3.1.1.1.melalui studi pustaka, peserta didik mampu menjelaskan konsep pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. 3.1.2.1. Melalui diskusi kelompok, peserta didik mampu menjelaskan faktor
ekternal
dan
faktor
internal
yang
mempengaruhi
proses
pertumbuhan dan perkembangan tanaman 3.1.3.1. melalui pengamatan pada animasi gambar/ video tentang pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan, peserta didik mampu mengidentifikasi faktor- faktor eksternal dalam proses pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman. 3.1.4.1 melalui diskusi kelompok, peserta didik dapat mengidentifikasi faktor- faktor internal dalam proses pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
4.1.1.1 melalui eksperimen peserta didik mampu melaksanakan percobaan tentang faktorekternal dan faktor internal yang mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman 4.1.2.1 melalui presentasi kelompok peserta didik mampu menyampaikan hasil percobaan secara lisan 4.1.3.1 melalui penulisan laporan peserta didik mampu menyampaikan hasil percobaan secara tetulis
D. MATERI PEMBELAJARAN 1.Pertemuan 1
Konsep pertumbuhan dan perkembagang tumbuhan
Faktor
interna
sdan
eksternal
pada
pertumbuhan
dan
perkembagang tumbuhan Pertemuan 2& 3
Pengamatan
mengenai
pertumbuhan
dan
perkembangan
tanaman (langakah – langakah melakukan percobaan, tugas group project), mempresentasikan hasil group project (pert.3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84
E. ALAT DAN BAHAN 1. Gambar – gambar gambar animasi / video tentang pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan gambar- gambar tentang contoh pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan 2. buku SMA biologi kelas XII 3. LKS 4. Power point 5. LCD 6. Laptop 7. Polybag 8. Sekop F. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN 1. Pendekatan
: saintifik
2. Model pembelajaran
: TipePicture And Picture
3. Metode pembelajaran : Diskusi kelompok, eksperimen,Presentasi, Ceramah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN Pertemuan 1 ( 2jp)
Kegiatan Pendahuluan
Deskripsi 1. Guru memberi salam, selanjutnya menanyakan kabar peserta didik, dengan menyampaiakan ucapan :
(10 enit)
“Bagaimana kabar kalian hari ini? Sudah siap belajar? “Siapa saja yang tidak bisa hadir dalam pembelajaran kali ini?” 2. Guru meminta peserta didik untuk mengecek kebersihan kelas, minimal di sekitar meja dan kursi tempat duduknya. 3. Guru mengajukan pertanyaan tentang materi yang akan dipelajari dengan pertanyaan : “saya menanam jagung seminggu yang lalu dan kemarin saya melihat lagi, jagung tersebut semakin tinggi dan jumlah daunnya bertambah. “ibu Ani merendam kacang hijau selama dua malam, tenyata kacang hijau tersebut mulai muncul tudung akar dan tunas daun, dari contoh tersebut kacang hijau mengalami apa? nah dari kejadiankejadian tersebut, mana yang disebut pertumbuhan dan mana yang disebut perkembangan?”
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran atau KD yang akan dicapai 5. Guru menyampaiakn garis besar cakupan materi dan penjelasan tentang kegiatan yang akan dilakukan oleh peserta didik untuk menyelesaikan tugas pada pertemuan ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
Deskripsi Kegiatan Inti (60 menit)
1. Mengamati
Siswa
mengamati
beberapa
gambar
tentang
pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan yang terdapat pada LKS
Siswa mengamati gambar animasi/ video tentang pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan yang diputar oleh guru
Siswa membaca contoh data hasil pengamatan pertumbuhan tanaman yang terdapat pada LKS
Siswa melakukan studi pustaka mengenai pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan.
2. Menanya Siswa dimotivasi untuk membuat pertanyaan tentang :
Tanaman mengalami pertumbuhan
Konsep pertumbuhan dan perkembangan
Macam – macam pertumbuhan pada pada tanaman
Faktor- faktor yang memepngaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan
3. Menalar
Siswa
menggali
informasi
tentang
konsep
pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan melalui tayangan gambar/ video
Siswa berdiskusi tentang konsep pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan
Siswa berdiskusi tentang faktor- faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan
4. Mengasosiasikan Siswa mambaca dan menganalisis grafik pertumbuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87
Kegiatan
Deskripsi
tanaman untuk memahami konsep pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan Siswa
menarik
kesimpulan
tentang
konsep
pertumbuhan dan perkembangan serta faktor- faktor yang mempengaruhinya dan mempresentasikannya 5. Mengkomunikasikan
Presentasi hasil kajian dan diskusi tentang konsep pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan.
Penutup
Peserta didik membuat rangkuman/ simpulan pelajaran
Guru melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah
(20 menit)
dilaksanakan
Guru memberi umpan balik terhadap dan proses hasil belajar
Guru memberikan tugas kepada siswa untuk membaca tentang rancangan percobaan mengenai pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
Pertemuan 2 (2 JP) Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
Deskripsi Guru mengucapkan salam pemusatan perhatian
Guru mengulas sekilas pelajaran di pertemuan sebelumnya
Guru mengajukan pertanyaan seperti :” ada sebuah tanaman, memiliki ciri- ciri: kerdil, banyak terdapat daun yang kering. Dari ciri- ciri tersebut, hal apa yang menyebabkan tanaman tersebut? Inti (60 menit)
Mengamati
Siswa diminta untuk mengkaji jurnal penelitian/ karya ilmiah mengenai pertumbuhan dan perkembangan tanaman
Siswa mendiskusikan langkah- langkah melakukan percobaan dari contoh jurnal penelitian/ karya ilmiah
Menanya
Siswa menyampaikan pertanyaan tentang langkahlangkah melakukan eksperimen dan sistematika penyusunan laporan hasil eksperimen
Mengkomunikasikan
Siswa menyampaikan usulan percobaan mengenai pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
Kegiatan Penutup (20 menit)
Deskripsi
Peserta
didik
membuat
rangkuman/
simpulan
pelajaran
Guru melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
Guru memberi umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
Guru merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk class project yaitu melaksanakan percobaan tentang faktor luar yang mempengaruhi pertumbuhan pada tumbuhan” dengan rancangan yang sudah dibuat dalam kelompok masing- masing. Kegiatan dilakukan selama 3 minggu untuk pengamatan, dan satu minggu terakhir untuk proses olah data dan membuat laporan secara tertulis (diluar jam pelajaran).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90
pertemuan 3 (2 JP) Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
Deskripsi Guru mengucapkan salam pemusatan perhatian Guru mengulas sekilas pelajaran di pertemuan sebelumnya ’faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman’’
Inti (70 menit)
Mengamati
Siswa mendengar hasil presentasi kelompok lain mengenai faktor – faktor pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Menanya
Siswa menyampaikan pertanyaan atau tanggapan terhadap kelompok yang berpresentasi.
Menalar
Siswa menggali informasi mengenai kendala- kendala yang tejadi selama class project berlangsung (sebabakibat serta cara penanggulangi) oleh kelompok tesebut
Mengkomunikasikan
Siswa menyampaikan usulan saran atau kritik mengenai isi
dari presentasi (isi presentasi, desaign ppt). Penutup (10 menit)
Guru mengklarifikasi mengenai pertanyaan yang belum jelas saat presentasi.
Guru
bersama-
sama
dengan
siswa
membuat
rangkuman dan sekalian mengumpulkan laporan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91
H. Sumber dan media pembelajaran 1. Buku IPA kelas XII semester 1 ( kurikulum 2013) 2. Lembar kerja siswa 3. Sumber lainnya (artikel, majalah, internet) I. Penilaian 1. Teknik penilaian : pengamatan, laporan percobaan, LKS 2. Prosedur penilaian No Aspek yang dinilai
Teknik
Waktu penilaian
penilaian 1
Sikap a. Percaya
diri
untuk
lembar
Selama pelajaran
observasi
dan saat diskusi
menyampaikan pendapat kelompok
b. Disiplin dan atas tugas yang diberikan c. Bertanggung jawab atas tugas yang diberikan. 2
Keterampilan a. Menyusun kerangka penelitian b. Keterampilan dalam
Portofolio,
Diskusi,
lembar
presentasi
observasi, presentasi
menyajikan hasil penelitian secara lisan (pertemuan 3) c. Melaporkan hasil penelitian secara tertulis ( pertemuan 3) 3
Pengetahuan a. Mendeskripsikan faktorfaktor dengan pertumbuhan tumbuhan
Tes/
Hasil tes/
portofolio
portofolio
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92
J. Instrumen penilaian 1. Sikap spiritual Pedoman observasi sikap spiritual Petunjuk : Lembar ini diisi oleh guru untuk menilai sikap spiritual peserta didik. Berilah tanda check (√) pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan criteria sebagai berikut :
YA
= Apabila melakukan sesuai pernyataan (skor 2)
TIDAK
= tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan (skor 1)
Nama peserta didik Kelas
: …………………………. :………………………….
Tanggal pengamatan :…………………………. Materi pokok
:………………………….
No Aspek pengamatan
Skor YA
1.
Berdoa sebelum dan sesudah pelajaran
2.
Mengucap rasa syukur atas
Keterangan TIDAK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93
No Aspek pengamatan
Skor YA
Keterangan TIDAK
karunia Tuhan sesuai agama masing – masing 3.
Memberi salam sesuai agama masing – masing sebelum dan sesudah menyampaikan pendapat/ presentasi
4.
Mengucap keagungan Tuhan apabila melihat kebesaran Tuhan sesuai agama masing – masing
5.
Bersyukur akan keberadaan dan kebesaran Tuhan saat mempelajari
ilmu
pengetahuan 6.
Menghormati teman sekelas yang berbeda kayakinan ( tidak ribut saat berdoa)
Jumlah skor
Petunjuk penyekoran : Peserta didik memperoleh nilai : Baik
: apabila memperoleh skor 10 – 12
Cukup
: apabila memperoleh skor 8- 10
Kurang
: apabila memperoleh skor 6 –8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
2. Sikap sosial
a. Percaya diri Pedoman observasi sikap percaya diri Petunjuk : Lembar ini diisi oleh guru untuk menilai sikap percaya diri peserta didik. Berilah tanda check (√) pada kolom skor sesuai sikap percaya diri yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan criteria sebagai berikut :
YA
= Apabila melakukan sesuai pernyataan (skor 2)
TIDAK = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan (skor 1)
Nama pesrta didik
: ………………………….
Kelas
:………………………….
Tanggal pengamatan :…………………………. Materi pokok
No
:………………………….
Aspek pengamatan
Skor YA
1.
Berani presentasi di depan kelas
2.
Berani berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan
TIDAK
keterangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95
No
Aspek pengamatan
Skor YA
3
Berpendapat atau melakukan kegiatan tanpa ragu – ragu
4
Mampu membuat keputusan dengan cepat
5
Mampu membuat keputusan dengan cepat
6
Saat
berbicara
tegas
dan
lantang Jumlah skor
Petunjuk penyekoran : Peserta didik memperoleh nilai : Baik
: apabila memperoleh skor 10 – 12
Cukup
: apabila memperoleh skor 8- 10
Kurang
: apabila memperoleh skor 6 – 8
TIDAK
keterangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96
b. Disiplin
Pedoman observasi sikap disiplin Petunjuk : Lembar ini diisi oleh guru untuk menilai sikap disiplin peserta didik. Berilah tanda check (√) pada kolom skor sesuai sikap disiplin yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan criteria sebagai berikut :
YA
= Apabila melakukan sesuai pernyataan (skor 2)
TIDAK = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan (skor 1) Nama pesrta didik
: ………………………….
Kelas
:………………………….
Tanggal pengamatan :…………………………. Materi pokok
:………………………….
No Aspek pengamatan
Skor YA
1.
Masuk kelas tepat waktu
2.
Mengumpulkan tugas tepat waktu
3.
Memakai
seragam
sesuai
tata
tertib 4.
Mengerjakan tugas yang diberikan
5
Membawa buku tulis sesuai mata pelajaran
keterangan TIDAk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97
No Aspek pengamatan
Skor YA
6
keterangan TIDAk
Tertib dalam mengikuti pelajaran Jumlah skor
Petunjuk penyekoran : Peserta didik memperoleh nilai : Baik
: apabila memperoleh skor 10 – 12
Cukup
: apabila memperoleh skor 8- 10
Kurang
: apabila memperoleh skor 6 - 8
c. Tanggung jawab Pedoman observasi sikap tanggung jawab Petunjuk : Lembar ini diisi oleh guru untuk menilai sikap tanggung jawab peserta didik. Berilah tanda check (√) pada kolom skor sesuai sikap tanggung jawab yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan criteria sebagai berikut :
YA TIDAK
= Apabila melakukan sesuai pernyataan = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98
Nama pesrta didik
: ………………………….
Kelas
:………………………….
Tanggal pengamatan :…………………………. Materi pokok
:………………………….
No Aspek pengamatan
Skor YA
1.
Mengerjakan tugas individu dengan baik
2.
Menerima resiko dari tindakan yang dilakukan
3.
Tidak menuduh orang lain tanpa bukti yang kuat
4.
Mengembalikan barang yang dipinjam
5.
Meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan
6.
Mengjaga perlengkapan ruang kelas sebagai warga kelas
Jumlah skor
Keterangan TIDAK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99
Petunjuk penyekoran : Peserta didik memperoleh nilai : Baik
: apabila memperoleh skor 10 – 12
Cukup
:apabila memperoleh skor 8- 10
Kurang
: apabila memperoleh skor 6 – 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100
LEMBAR DISKUSI SISWA Judul: Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman A. Tujuan 1. Menjelaskan pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan 2. Menyebutkan
faktor
-
faktor
yang
mempengaruhi
pertumbuhan
dan
perkembangan! B. Alat dan Bahan Alat tulis dan buku biologi kelas XII C. Cara Kerja 1. Bentuklah kelompok yang masing-masing terdiri dari 3 orang siswa 2. Bacalah buku atau artikel yang berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan tanaman. 3. Cermati pertanyaan yang diberikan dan diskusikan bersama anggota kelompokmu 4. Presentasikan hasil diskusimu di depan kelas! D. Pertanyaan 1. Jelaskan pengertian pertumbuhan dan perkembangan! 2. Sebutkan dan jelaskan2macam dari pertumbuhan! 3. Faktor apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan? Sebutkan minimal 4 contoh dari faktor – faktor tersebut!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101
No
Kunci Jawaban
Kategori
Skor
Soal 1
Pertumbuhan adalah perubahan yang Jika jawaban benar 20 dapat
diketahui
atau
ditentukan dan lengkap sesuai berdasarkan sejumlah ukuran atau pertanyaan kuantitasnya yang bersifat irreversibel (Tidak dapat kembali seperti semula). Jika hanya salah satu 10 Pertumbuhan meliputi bertambah besar
jawaban yang benar
dan bertambah banyaknya sel-sel pada jaringan.
Perkembangan adalah suatu perubahan Tidak ada jawaban 5 kualitatif yang melibatkan perubahan yang benar struktur fungsi yang lebih kompleks
2
Pertumbuhan
adalah Jika jawaban benar 15
primer
pertumbuhan yang memanjang baik dan lengkap sesuai yang terjadi pada ujung akar maupun pertanyaan ujiung batang.
Pertumbuhan
sekunder
adalahah Jika hanya salah satu 10
pertumbuhan yang dapat menambah jawaban yang benar diameter batang yang berupa aktivitas Tidak ada jawaban 3 sel – sel meristem sekunder yaitu kambium dan kambium gabus. 3
yang benar
- Faktor ekternal : air, cahaya, suhu, Jika jawaban benar 10 kelembaban udara
dan lengkap sesuai
- Faktor internal : auksin, giberelin, pertanyaan sitokinin, gas etilen.
Jika hanya salah satu 5 jawaban yang benar Tidak ada jawaban 2 yang benar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102
LEMBAR KERJA SISWA 2 Judul: Pengaruh Faktor Luar Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan A. Tujuan 1. Mengidentifikasi faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. 2. Menjelaskan faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. B. Alat dan bahan 1. Bibit bayam merah 2. Urin sapi 3. Molasse 4. Polybag 5. Tanah 6. Air 7. Alat tulis C. Cara Kerja 1. Buatlah kelompok yang beranggotakan 5 orang siswa 2. Lakukan percobaan dengan perlakuan sebagai berikut: Kelompok
Penambahan tetes tebu
1
0 ml
2
20 ml
3
40 ml
4
60 ml
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103
3. Pupuk organik cair urin sapi yang sudah jadi diencerkan dengan perbandingan 1: 2 dan dapat langsung diaplikasikan pada tanaman. 4. Lakukanlah pengamatan pada tinggi batang dan jumlah daun tanaman bayam merah selama 7 hari 5. Catatlah data hasil pengamatan pada tabel pengamatan 6. Buatlah laporan tertulis berdasarkan data hasil pengamatan masing-masing kelompok berdasarkan format yang telah ditentukan! 7. Contoh Format Laporan: a) Acara Praktikum b) Tujuan c) Dasar teori d) Alat dan bahan e) Cara Kerja f) Hasil Pengamatan g) Pembahasan h) Kesimpulan i)
DaftarPustaka
D. Hasil Pengamatan Tabel pengamatan pertumbuhan tanaman bayam merah: Tanaman Ke-
Tinggi Batang hari ke1
1 2 Dst
2
3
4
5
dst
Jumlah Daun hari ke1
2
3
4
5
Dst
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104
E. Pertanyaan 1. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, perlakuan mana yang menunjukkan hasil pertumbuhan yang paling baik? Mengapa? 2. Sebutkan faktor apa saja yang mempengaruhi proses pertumbuhan tanaman tersebut? Sebutkan! 3. Jelaskan bagaimana faktor tersebut dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman? F.
Kesimpulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105
Rubrik Penilaian Portofolio Terhadap Laporan Praktikum No 1
Kriteria
Skor
Struktur laporan a. Judul Menulis judul kegiatan sesuai dengan materi yang akan
5
dipraktekkan, ditulis dengan huruf kapital semua Menulis judul kegiatan sesuai dengan materi yang
3
dipraktekan tetapi huruf kapital ditulis pada awal kalimat saja Menulis judul kegiatan sesuai dengan materi yang
2
dipraktekkan tetapi ditulis dengan huruf kecil semua b. Tujuan Menyebutkan tujuan dengan benar dan lengkap sesuai dengan
5
judul penelitian Menyebutkan salah satu tujuan benar
3
Menyebutkan tujuan tidak sesuai judul
1
c. Dasar Teori Memuat keseluruhan materi yang berkaitan dengan penelitian
20
dan menulis sesuai tujuan Memuat materi yang hanya menjawab salah satu dari tujuan
15
Memuat materi tidak sesuai tujuan
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106
No
Kriteria
Skor
d. Alat dan Bahan Mencatat alat dan bahan dengan lengkap dan berurutan
5
Mencatat alat dan bahan benar tetapi tidak lengkap
3
Mencatat alat dan bahan dan tidak berurutan dan tidak
1
lengkap e. Cara Kerja Menulis cara kerja secara urut, lengkap sesuai yang
5
dipraktekkan Mencatat cara kerja secara urut tetapi tidak lengkap.
3
Mencatat cara kerja tidak urut dan tidak lengkap
2
f. Hasil Pengamatan Disajikan dalam bentuk tabel disertai keterangan yang benar
10
dan histogram yang lengkap Disajikan dalam bentuk tabel, dilengkapi dengan keterangan
7
Disajikan dalam bentuk tabel, tanpa disertai keterangan
5
g. Pembahasan Membahas secara keseluruhan sesuai dengan tujuan, kalimat
30
mudah dimengerti Membahas sesuai dengan tujuan penelitian
25
Membahas tidak sesuai dengan tujuan
20
h. Kesimpulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107
No
Kriteria
Skor
Kesimpulan benar dan merupakan jawaban tujuan praktikum,
5
ditulis dengan kalimat yang mudah dipahami Kesimpulan hanya menjawab salah satu tujuan saja
3
Kesimpulan bukan merupakan jawaban tujuan
1
i. Daftar Pustaka Mengambil dari sumber yang sesuai dan penulisan daftar
5
pustaka benar Mengambil dari sumber tidak sesuai dsar teori tetapi
3
penulisan daftar pustaka benar Menulis daftar pustaka tidak benar 3.
Cara Penyajian Laporan Laporan disajikan dalam bentuk makalah, diketik dengan
5
rapi, menggunakan huruf Times New Roman ukuran 12 Laporan disajikan dalam bentuk makalah, diketik dengan
4
rapi, menggunakan huruf Times New Roman ukuran 11 Laporan disajikan seadanya (tidak dalam bentuk makalah, tidak dijilid), ditulis tangan/diketik menggunakan huruf selain Times New Roman ukuran sembarang
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108
Lembar Penilaian Portofolio Jumlah Aspek yang dinilai
Nilai Skor Penyajian
Struktur laporan
Daftar pustaka
kesimpulan
pembahasan
Hasil pengamatan
Cara kerja
Alat dan bahan
Siswa
Dasar teori
o.
Laporan
Tujuan
Nama
Judul
N
1 2 3 4 5
N=
𝑠𝑘𝑜𝑟𝑦𝑎𝑛𝑔𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
𝑥 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109
Kriteria penilaian portofolio Kategori
Keterangan
Sangat Baik(SB)
Apabila
Tuntas/Tidak Tuntas memperoleh Tuntas
skor akhir 80 -100 Baik (B)
Apabila
memperoleh Tuntas
skor akhir 65 – 79 Cukup (C)
Apabila
memperoleh Tidak Tuntas
skor akhir 50- 64 Kurang (K)
Apabila
memperoleh Tidak Tuntas
skor akhir ≤ 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110
LEMBAR PENILAIAN PRESENTASI Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas/Semester
: XII/I
Indikator
:
4.1.2 Siswa mampu melaksanakan kegiatan penelitian pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan tanaman. 4.1.3 Siswa mampu membuat laporan dan mempresentasikan hasil penelitian di depan kelas. Penilaian Presentasi kelompok
Isi Presentasi
Pertanyaan Penampilan
Menjawab
Nama Kelompok
Bahasa
No.
Kekompakan
Aspek Penilaian
Skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111
Rubrik Penilaian Presentasi Aspek
Skor
Indikator
Kekompakan
3
Semua anggota kelompok kompak dalam melakukan presentasi
2
Jika 1-2 orang anggota kelompok saja yang kompak dalam melakukan presentasi
Menjawab
1
Kelompok tidak kompak dalam melakukan presentasi
3
Jika semua anggota kelompok aktif menjawab pertanyaan yang diajukan oleh siswa/kelompok lain
Pertanyaan 2
Jika 1-2 orang anggota kelompok saja yang aktif menjawab pertanyaan yang diajukan oleh siswa/kelompok lain
1
Semua
anggota
kelompok
tidak
mampu
menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh siswa/kelompok lain Isi Presentasi
3
Jelas,
mudah
dipahami
dan
sesuai
dengan
topik/permasalahan 2
Jika Jelas, mudah dipahami tetapi kurang sesuai dengan topik/permasalahan
1
Jika jidak jelas, susah dipahami dan tidak sesuai dengan topik/permasalahan
Penampilan
Bahasa
3
Jika presentasi menarik dan kreatif
2
Jika presentasi menarik tetapi kurang kreatif
1
Presentasi tidak menarik dan tidak kreatif
3
Tutur kata jelas, dan menggunakan bahasa yang sopan
2
Tutur kata jelas, tetapi penggunaan bahasa yang kurang sopan
1
. Tutur kata tidak jelas dan dan bahasa yang digunakan tidak sopan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112
LEMBAR PENILAIAN TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN (POST TES) Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas/Semester
:XII/I
Kisi-kisi Soal
:
3.1.1
Siswa mampu mengidentifikasi faktor-
2
faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
3.1.2 Siswa mampu menjelaskan faktor-faktor yang
mempengaruhi
pertumbuhan
perkembangan tumbuhan.
dan
1,3
4
Menciptakan
Mengevaluasi
Menganalisis
Menerapkan
Indikator
Memahami
Mengingat
Nomor Soal dan Rana Kognitif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113
No.
Soal
Jawaban
1.
Bagaimana kondisi tumbuhan yang Kekurangan unsur Fe: muncul 15 mengalami kekurangan unsur Fe gejala dan Mg?
Skor
klorosis
dan
daun
menguning atau nekrosa
Kekurangan unsur Mg: muncul bercak-bercak
kuning
di
permukaan daun tua 2.
Seorang siswa melakukan sebuah Tanaman yang diletakkan di 30 penelitian
mengenai
pengaruh tempat yang gelap memiliki
intensitas cahaya matahari terhadap batang yang jauh lebih panjang, pertumbuhan dan perkembangan hal ini dikarenakan tumbuhan tumbuhan. Dia ingin mengetahui tersebut perbedaan
tumbuhan
yang cahaya,
diletakkan di tempat gelap dan di yang
mencari
sumber
sedangkan
tanaman
cukup
terkena
sinar
tempat yang cukup terkena sinar matahari memiliki pertumbuhan matahari
dan
di
tempat
yang yang
normal
sedangkan
terkena sinar matahari langsung. tumbuhan yang diletakkan di Setelah
dilakukan
pengamatan bawah sinar mata hari langsung
diperoleh hasil bahwa tumbuhan memiliki tinggi batang yang yang diletakkan di tempat gelap lebih pendek dah kerdil hal ini mengalami
pertumbuhan
yang
lebih
jauh
dibandingkan
batang disebabkan
panjang
dengan
bila tersebut
tumbuhan matahari
yang diletakkan di tempat yang sehingga
karena
tanaman
mendapat yang dapat
sinar
berlebihan menghambat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114
No.
Soal
Jawaban
cukup
terkena
sinar
Skor
matahari pertumbuhan.
Tanaman
berwana pucat dan kurus, tumbuhan memang memerlukan cahaya/ yang diletakkan di tempat yang sinar cukup
terkena
pertumbuhan sedangkan
sinar
matahari
memiliki keberlangsungan
yang
untuk hidupnya
normal, namun dalam jumlah
tumbuhan
yang
yang normal.
diletakkan di bahwah sinar matahari langsung tinggi batangnya jauh lebih pendek dibandingkan tanaman dengan perlakuan yang lain dan kerdil. Menurutmu apakah yang menyebabkan hal tersebut? 3.
Apakah
fungsi
oksigen
dalam Oksigen diperlukan oleh setiap 15
proses pertumbuhan tanaman?
makhluk
hidup
untuk
melakukan
respirasi
aerob,
dengan respirasi aerob makhluk hidup dapat memperoleh energi untuk pertumbuhannya. 4.
Perhatikan cuplikan berikut
Bagaimana
pengaruh 25
Urin sapi dapat dijadikan bahan fermentasi urin sapi terhadap untuk pembuatan pupuk organic pertumbuhan tanaman? cair
untuk
tanaman
karena
mempunyai kandungan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115
No.
Soal
Jawaban
Urin sapi yang difermentasikan dengan komponen tamabahan tetes tebu ini memiliki kandungan unsure hara N, P, K yang merupakan kandungan esensial dalam pupuk sehingga
mampu
merangsang
pertumbuhan tanaman. Berdasarkan
uraian
di
atas,
bagaimana rumusan masalahnya?
Skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 123
UJI STATISTIK Lampiran 5 1. Tinggi Batang (cm)
Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova
perlaku an tinggitanaman
Statistic
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
0 ml
.180
7
.200*
.956
7
.783
20 ml
.264
7
.150
.830
7
.081
40 ml
.152
7
.200*
.968
7
.880
60 ml
.170
7
.200*
.980
7
.958
a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.
ANOVA Source of Variation Between Groups Within Groups
17.96857 1.745714
3 5.989524 82.3437 24 0.072738
Total
19.71429
27
SS
df
MS
F
Pvalue F crit 8.98E13 3.008787
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 124
Lampiran 6 2. Jumlah Daun (helai)
Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova
Perlaku an jumlahdaun
Statistic
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
0 ml
.360
7
.007
.664
7
.001
20 ml
.504
7
.000
.453
7
.000
40 ml
.504
7
.000
.453
7
.000
60 ml
.360
7
.007
.664
7
.001
a. Lilliefors Significance Correction
ANOVA Source of Variation Between Groups Within Groups
8.714286 5.142857
3 2.904762 13.55556 24 0.214286
Total
13.85714
27
SS
df
MS
F
Pvalue F crit 2.23E05 3.008787
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 125
Lampiran 7 3. Berat Basah (gr)
Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova
perlaku an beratbasah
Statistic
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
0 ml
.180
7
.200*
.976
7
.941
20 ml
.221
7
.200*
.889
7
.271
40 ml
.269
7
.134
.911
7
.404
60 ml
.223
7
.200*
.885
7
.252
a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.
ANOVA Source of Variation Between Groups Within Groups
1797.286 805.1429
3 599.0952 17.85806 24 33.54762
Total
2602.429
27
SS
df
MS
F
Pvalue F crit 2.62E06 3.008787
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 126
Lampiran 8 4. Berat Kering (gr)
Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova
perlaku an beratkering
Statistic
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
0 ml
.181
7
.200*
.951
7
.739
20 ml
.357
7
.007
.835
7
.089
40 ml
.173
7
.200*
.922
7
.482
60 ml
.332
7
.019
.869
7
.183
a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.
ANOVA Source of Variation Between Groups Within Groups
68.96429 43.71429
3 22.9881 12.62092 24 1.821429
Total
112.6786
27
SS
df
MS
F
Pvalue F crit 3.75E05 3.008787
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 127
Lampiran 9 Suhu dan Kelembaban
Hari ke-
Suhu°C
Kelembaban %
1
31
60
2
30
60
3
29
59
4
31
59
5
28
62
6
30
60
7
29
59
8
31
58
9
28
57
10
30
58
11
31
59
12
30
58
13
29
59
14
31
59
15
32
58
16
30
59
17
31
60
18
29
59
19
28
60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 128
Lampiran 10 LAMPIRAN GAMBAR A
B
2
C
1
D
Keterangan : Proses fermentasi urin sapi : sampel urin sapi(A1), tetes tebu(A2 ); fermentasi (B) ; hasil fermentasi (C) ; percapuran urin : air (1:2) (D)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 129
Lampiran 11 E
H
F
I
G
J
keterangan : Penanaman baya mmerah :penyemaian bayam merah (E) ; aklimatisasi (F) ; kondisi bayam merah (G) ; pengukuran parameter pertumbuhan (H) ; pengukuran suhu dan kelembaban udara (I) ; panen (J)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 130
Lampiran 12 K
M
L
N
Keterangan : Penimbangan berat basah (K) ; penjemuran (L) ; pengovenan (M) ; penimbangan beratk ering (N)