PENGARUH LAMANYA PERENDAMAN DAUN TEH TERHADAP KADAR TANNIN BEVERAGE DI PT. COCA–COLA BOTLING INDONESIA MEDAN
KARYA ILMIAH
NURDIANSYAH SIREGAR 062401036
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KIMIA ANALIS DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGATAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009 Nurdiansyah Siregar : Pengaruh Lamanya Perendaman Daun Teh Terhadap Kadar Tannin Beverage Di PT. Coca–Cola Botling Indonesia Medan, 2009.
PENGARUH LAMA PERENDAMAN DAUN TEH TERHADAP KADAR TANNIN BEVERAGE DI PT.COCA – COLA BOTTLING INDONESIA MEDAN KARYA ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Ahli Madya Pada Program Studi Diploma III Kimia Analis Oleh : NURDIANSYAH SIREGAR 062401036
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KIMIA ANALIS DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGATAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009 Nurdiansyah Siregar : Pengaruh Lamanya Perendaman Daun Teh Terhadap Kadar Tannin Beverage Di PT. Coca–Cola Botling Indonesia Medan, 2009.
PERSETUJUAN
PERNYATAAN
PENGARUH LAMA PERENDAMAN DAUN TEH TERHADAP KADAR TANNIN BEVERAGE DI PT. COCA – COLA BOTTLING INDONESIA MEDAN
KARYA ILMIAH
Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri , kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing – masing disebutkan sumbernya.
Medan ,
Juni 2009
NURDIANSYAH SIREGAR NIM : 062401036 Nurdiansyah Siregar : Pengaruh Lamanya Perendaman Daun Teh Terhadap Kadar Tannin Beverage Di PT. Coca–Cola Botling Indonesia Medan, 2009.
Judul
: PENGARUH LAMA PERENDAMAN DAUN TEH TERHADAP KADAR TANNIN BEVERAGE DI PT. COCA – COLA BOTTLING INDONESIA MEDAN
Kategori
: KARYA ILMIAH
Nama
: NURDIANSYAH SIREGAR
Nomor Induk Mahasiswa
: 062401036
Program Studi
: D III KIMIA ANALIS
Departemen
: KIMIA
Fakultas
: MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM ( FMIPA ) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Disetujui di Medan, Juni 2009 Diketahui / Disetujui oleh Departemen Kimia FMIPA USU Ketua,
Pembimbing,
Dr. Rumondang Bulan , MS. NIP. 131 459 466
Dr.Rumondang Bulan , MS. NIP. 131 459 466
Nurdiansyah Siregar : Pengaruh Lamanya Perendaman Daun Teh Terhadap Kadar Tannin Beverage Di PT. Coca–Cola Botling Indonesia Medan, 2009.
PENGHARGAAN Puji dan syukur penulis panjatkan kepada tuhan yang Maha Esa , dimana atas rahmad serta karunianya , penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini dengan lancar. Dalam menyelesaikan karya ilmiah ini penulis mendapat bantuan dari berbgai pihak baik maril maupun materiil, sehinga pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati yang tulus penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu DR. Rumondang Bulan Nasution , MS, selaku ketua Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengatahuan Alam , Universitas Sumatra Utara. 2. Ibu Dr. Marpongahtun, M.Sc , selaku koordinator program studi Kimia Analis Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatra Utara . 3. Ibu DR. Rumondang Bulan Nasution , MS, selaku dosen pembimbing saya , yang sudah memimbing saya hingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini . 4. Bapak Khairin Harahap , selaku staf Technical Operating Management di PT. Coca – Cola Bottling Indonesia , yang banyak membantu penulis dalam melakukan praktek kerja lapangan di PT. C oca – Cola Bottling Indonesia . 5. Bapak Ahmad Nasoha , selaku Humas di PT. Coca – Cola Bottling Indonesia Unit Medan. 6. Bapak Ruslan , selaku pembimbing saya di lapangan, dalam melaksanakan kerja praktek di PT. Coca – Cola Bottling Indonesia Unit Medan . 7. Seluruh Staf dan Karyawan di PT. Coca – Cola Bottling Indonesia Unit Medan , Khususnya Staf Quality Assurance Departement. Nurdiansyah Siregar : Pengaruh Lamanya Perendaman Daun Teh Terhadap Kadar Tannin Beverage Di PT. Coca–Cola Botling Indonesia Medan, 2009.
8. Teristimewa untuk Ayahanda dan Ibunda penulis yang tercinta yang telah memberikan subngan moral dan materiil yang tak ternilai sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. 9. Teristimewa untuk keluarga penulis Adik – adik saya yang bernama Syahroji mahadi , dan Septrin aulia , yang banyak memberikan motivasi dan membantu penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah ini. 10. Untuk sahabat penulis Efan , Andi , Inggit, yang telah memberikan motivasi bagi penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah ini. 11. Untuk teman – teman penulis Hafizi , Edi , Arsyad, putra , Andi , Heri, Titis , Any, Margaret, Jatu, Ataq yang telah memberikan masukan bagi penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah ini 12. Untuk seluruh rekan – rekan mahasiswa Kimia Analis 2006 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan masukan dan juga kritik dan saran bagi penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah ini. Penulis menyadari bahwa penyusunan karya ilmiah ini masih belum sempurna , oleh sebab itu penulis mengharapkan saran dan kritik yangbersifat membangun. Akhir kata , semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas semua kebaikan dan partisipasi yang telah diberikan kepada penulis . Harapan penulis semoga karya ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Nurdiansyah Siregar : Pengaruh Lamanya Perendaman Daun Teh Terhadap Kadar Tannin Beverage Di PT. Coca–Cola Botling Indonesia Medan, 2009.
Medan,
Juni 2009
( Nurdiansyah Siregar )
Nurdiansyah Siregar : Pengaruh Lamanya Perendaman Daun Teh Terhadap Kadar Tannin Beverage Di PT. Coca–Cola Botling Indonesia Medan, 2009.
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian pengaruh lamanya perendaman ekstrak teh terhadap konsentrasi tannin. Penelitian ini dilakukan oleh PT.Coca – Cola Bottling Indonesia Medan . Penentuan konsentrasi tannin dilakukan secara spektrofotometri dengan metode ferro tartrat , menggunakan alat spektrofotometer ultra violet (UV) visible La Motte pada panjang gelombang 540 nm. Waktu perendaman yang dilakukan yaitu dari 8 menit , 10 menit , sampai 25 menit dengan selang waktu perendaman selama 10 menit. Konsentrasi tannin akan bertambah besar dengan bertambahnya waktu perendaman sampai 25 menit dimana konsentrasi tannin maksimum adalah 391,08 ppm.
Nurdiansyah Siregar : Pengaruh Lamanya Perendaman Daun Teh Terhadap Kadar Tannin Beverage Di PT. Coca–Cola Botling Indonesia Medan, 2009.
Influence Time Of Soaked at Tea Leaf To Rate Of Tannin Beverage In Coca – Cola Company Bottling Indonesia Medan
ABSTRACT Duration of soaking tea in water and duration of storage extract tea effect to tannin concentration was carried out in PT. Coca – Cola Bottling Indonesia Medan . The tannins were analyzed by the spectrophotometer ultra violet ( UV ) visible La Motte at length wave 540 nm. The soaking time was started from 8 minutes and variated 10 minutes until 25 minutes with interval
minutes . The tannin concentration increased with increasing of
soaking time till 25 minutes constan at 391,08
Nurdiansyah Siregar : Pengaruh Lamanya Perendaman Daun Teh Terhadap Kadar Tannin Beverage Di PT. Coca–Cola Botling Indonesia Medan, 2009.
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................... ii PENGHARGAAN ......................................................................................... iii ABSTRAK .................................................................................................... v ABSTRAC ......................................................................................................... vi DAFTAR ISI ................................................................................................. vii DAFTAR TABEL ......................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... x BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1 A. Latar Belakang .................................................................................. 1 B. Identifikasi Masalah ........................................................................... 2 C. Batas Permasalahan .................................................................................2 D. Tujuan Percobaan ............................................................................... 3 E. Manfaat Percobaan ............................................................................. 3
Nurdiansyah Siregar : Pengaruh Lamanya Perendaman Daun Teh Terhadap Kadar Tannin Beverage Di PT. Coca–Cola Botling Indonesia Medan, 2009.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 4 2.1 Sejarah Tanaman Teh .................................................................. 4 2.1.1 Perkembangan Tanaman Teh Di Indonesia ............................... 5 2.1.2 Kandungan Tannin Dalam Teh ................................................. 6 2.2 Analisa Kadar Tannin ................................................................... 8 2.3 Produksi Teh ............................................................................... 9 2.3.1 Pengolahan Dan Jenis Mutu Teh ................................................ 9 2.3.2 Khasiat DAN Mudarat Daun Teh................................................. 13 2.4 Manfaat Teh ..................................................................................... 15 BAB III METODOLOGI PENLITIAN ............................................................. 18 3.1Metodologi Penelitian .................................................................... 18 3.1.1 Alat – alat ...................................................................................... 18 3.2 Bahan .......................................................................................... 19 3.3 Prosedur Percobaan ...................................................................... 19 3.3.1 Penyiapan Reagen .................................................................... . 19 3.3.2 Pembuatan Larutan Blanko Ferro Tartrat .................................. . 21
Nurdiansyah Siregar : Pengaruh Lamanya Perendaman Daun Teh Terhadap Kadar Tannin Beverage Di PT. Coca–Cola Botling Indonesia Medan, 2009.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ . 23 4.1 Hasil .................................................................................................. 23 4.2 Perhitungan .................................................................................. .. 24 4.3 Pembahasan ................................................................................. .. 27 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ .. 30 5.1 Kesimpulan .................................................................................. .. 30 5.2 Saran ........................................................................................... .. 30 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... .. 31
Nurdiansyah Siregar : Pengaruh Lamanya Perendaman Daun Teh Terhadap Kadar Tannin Beverage Di PT. Coca–Cola Botling Indonesia Medan, 2009.
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Alat – alat yang digunakan
19
Tabel 3.2. Bahan – bahan yang digunakan
20
Tabel 4.1. Pembuatan Larutan seri Standar
24
Tabel 4.2. Data Percobaan
25
Tabel 4.3. Penentuan Persamaan Garis Regresi
26
Nurdiansyah Siregar : Pengaruh Lamanya Perendaman Daun Teh Terhadap Kadar Tannin Beverage Di PT. Coca–Cola Botling Indonesia Medan, 2009.
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Teh dapat diperoleh dari proses pengolahan dari pada daun teh (Camelia Sinensis)
yang merupakan familia dari Theaceae . Tanaman ini umumnya dapat tumbuh dengan baik pada daerah – daerah pegunungan ataupun dataran tinggi yang memiliki iklim yang tropis maupun subtropis, dengan intensitas sinar matahari yang cukup dan juga hujan sepanjang tahun . Di daerah Indonesia khususnya perkebunan teh dapat kita jumpai di dataran tinggi seperti di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatra Utara, dan juga Sumatra Selatan. Tanaman teh dapat tumuh hingga mencapai ketinggian sekitar 6 – 9 meter, akan tetapi pada perkebunan – perkebunan tinggi dari tanaman teh biasanya dipertahankan hanya sekitar satu meter tingginya dengan melakukan pemangkasan secara berkala. Adapun hal ini dilakukan untuk memudahkan pemetikan daun dan juga agar diperoleh tunas – tunas daun teh yang cukup banyak. Seiring dengan perkembangan zaman serta teknologi, maka pada saat sekarang ini banyak sekali kita jumpai industri penggolahan teh dengan menghasilkan berbagai macam produk akhir seperti halnya teh kering, teh celup, dan bahkan teh dala kemasan botolyang mana kesemuannya dapat memberikan kemudahan bagi kita untuk minum teh secara praktis. Minuman teh sangat digemari oleh masyarakat diseluruh dunia terutama di
Nurdiansyah Siregar : Pengaruh Lamanya Perendaman Daun Teh Terhadap Kadar Tannin Beverage Di PT. Coca–Cola Botling Indonesia Medan, 2009.
Indonesia teh merupakan bahan minuman sehari – hari. Hal ini disebabkan karena dip[ercayai didalam teh terdapat unsur – unsur yang berkhasiat bagi tubuh. Unsur – unsur yang terdapat pada teh itu antara lain adalah kafein, tannin, serta minyak esensial. Dimana unsur – unsur tersebut dapat memberikan rasa segar dan dapat juga mendorong kerja jantung manusia, serta memberikan rasa dan bau yang harum yang mana merupakan faktor pokok dala penentuan nilai dari tiap cangkir teh yang akan di jual maupun diperdagangkan.
1.2.
Identifikasi Permasalahan Tanin merupakan senyawa yang bersifat sebagai penyamak yaitu memberikan
rasa sepat pada minuman teh. Konsentrasi tannin yang di peroleh terhadap pengaruh lamanya perendaman daun teh akan merubah kadar tannin yang didapatkan lebih besar.Sehingga tannin tersebut dapat terisomerisasi denggan mudah maka dilakukan pemeriksaan terhadap pengaruh lamanya perendaman daun teh terhadap kadar tannin beverage.
1.3.
Batasan Permasalahan Pemeriksaan konsentrasi tannin yang dilakukan yaitu dengan mengunakan metode
ferro tartrat yang merupakan salah satu metode kalorimetri yang dilakukan untuk pemeriksaan konsentrasi tannin . Pemeriksaan konsentrasi tannin dilakukan dengan menggunakan alat Spektrofotometer uv - visible La Motte pada panjang gelombang 540 nm. Nurdiansyah Siregar : Pengaruh Lamanya Perendaman Daun Teh Terhadap Kadar Tannin Beverage Di PT. Coca–Cola Botling Indonesia Medan, 2009.
1.4.
Tujuan Percobaan Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui pengaruh lamanya perendaman
daun teh terhadap kadar tannin beverage pada pembuatan minuman teh botol frestea.
1.5.
Manfaat Percobaan Manfaat dari percobaan ini untuk sebagai informasi kepada masyarakat bahwa pada minuman teh tersebut terdapat senyawa polifenol dimana salah satu yaitu senyawa tannin.
Nurdiansyah Siregar : Pengaruh Lamanya Perendaman Daun Teh Terhadap Kadar Tannin Beverage Di PT. Coca–Cola Botling Indonesia Medan, 2009.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah Tanaman Teh Tanaman teh pertama kali di temukan di daerah China , diperkirakan di provinsi Szechwan . Daerah tersebut berbatasan dengan wilayah China bagian barat daya , bagian timur laut India , Birma , Siam, dan Myanmar. Ada beberapa versi dalam cerita legenda tentang pertama kali temukannya tanaman teh . Dalam salah satu legenda diceritakan bahwa dalam suatu perjalanannya ke hutan , seorang raja China menyempatkan diri untuk beristirahat melepas lelah. Sambil beristirahat mereka menjerang air untuk minuman,secara tidak terduga terbanglah sehelai daun dan masuk kedalam air mendidih itu.Pada saat raja menghirup minuman itu dirasakan sebagai suatu minuman yang cukup menyegarkan.Maka sejak itu dikenal minuman teh di China , Nama yang ch’a . Dalam sebuah legenda disebutkan bahwa masa itu bertepatan dengan masa sesudah pemerintahan dinasti Han , atau kira – kira tahun 221 – 265 sesudah Masehi. Awal penemuannya minuman teh digunakan oleh bangsa China sebagai obat yang mujarap untuk berbagi macam penyakit. Tahun 589 , masa permulaan dinasti Sui Nurdiansyah Siregar : Pengaruh Lamanya Perendaman Daun Teh Terhadap Kadar Tannin Beverage Di PT. Coca–Cola Botling Indonesia Medan, 2009.
untuk pertama kalinya inuman teh disajikan sebagai hidangan yang bermakna social dan relegius. Tanaman teh berasal dari daerah Assam sampai Burma di ujung sebelah Barat , melalui China sampai Chikiang di ujung sebelah Timur . Secara komersial tanaman di dearah peling Utara ialah Geirgia pada 420 Lintang Utara sampai paling Selatan Corrientes pada 270 Lintang Selatan. 2.1.1. Perkembangan Tanaman Teh Di Indonesia Tanaman teh pertama kali masuk diindonesia tahun 1684 , berupa biji teh dari jepang yang ditanam sebagai tanaman hias. Kemudian dilaporkan pada tahun 1694 terdapat perdu teh muda berasal dari China tumbuh di Jakarta . Teh jenis Assam mulai masuk Indonesia dari Sri Langka ( Ceylon ) pada tahun 1877 dan ditanam di kebun Gambung,Jawa Barat oleh R.E. Kerk Hoven. Sejak itu teh China secara berangsur diganti dengan teh Asam, sejalan dengan perkembangan perkebunan teh di Indonesia yang dimulai sejak tahun 1910 dengan di bangun nya perkebunan teh di Simalunggun Sumatra Utara . Dalam perkembangannya indutri teh di Indonesia mengalami pasang surut sesuai perkembangan situasi pasar dunia maupun di Indonesia antara lain pada masa pendudukan Jepang ( 1942 – 1945 ) banyak areal kebun teh menjadi terlantar. Tahun 1958 dilakukan pengambil alihan perkebunan teh oleh pemerintah Indonesia dari milik Besar Swasta 27.700 Ha, dan perkebunan rakyat 52.000 Ha. Perkebunan teh tersebut tersebar di pulau Jawa , Sumatara Utara dan Sumatra Selatan . Eksport teh Indonesia menduduki peringkat ke-5 setelah India, Sri Langka , China dan Kenya . Sebagai sumber devisa , teh menempati urutan ke-4 sesudah karet, kopi dan kelapa sawit . Peranan teh dinilai buka saja berdasarkan nilai uang yang masuk tetapi Nurdiansyah Siregar : Pengaruh Lamanya Perendaman Daun Teh Terhadap Kadar Tannin Beverage Di PT. Coca–Cola Botling Indonesia Medan, 2009.
justru terletak pada pertimbangan historis dan prospek perkembangannya di kemudian hari. ( Soehardjo, H., 1996 )
2.1.2. Kandungan Tannin Dalam Teh Teh merupkan bahan minuman penyegar yang sudah lama dikenal. Beberapa kandungan senyawa kimia dalam teh dapat memberi kesan warna , rasa , dan aroma yang memuaskan peminumannya jadilah teh minuman penyegar yang nikmat. Tanaman teh pada umumnya telah dikenal penduduk Indonesia terutama sebagai penyegar minuman , bahasa latinnya Camellia sinensis (L.) O. Kuntze, termasuk familia Theaceae. Daun teh berbau spesifik rasanya agak sepet tentang uraian mikroskopiknya sebagai berikut : 1. Helai – helai daun dapat dikatakan cukup tebal , kaku , berbentuk sudip melebar sampai sudip memanjang , panjangnya tidak lebih
5 cm , bertangkai
pendek. 2. Bagian atas dari permukaan daun mengkilat , pada daun muda permukaan bawahnya agak berbulu dan setelah tua menjadi licin 3. Tepi daun bergerigi , agak tergulung ke bawah berkelenjar yang sepesifik dan terbenam
Nurdiansyah Siregar : Pengaruh Lamanya Perendaman Daun Teh Terhadap Kadar Tannin Beverage Di PT. Coca–Cola Botling Indonesia Medan, 2009.
Kandungan kafein dalam sehelai daun teh mencapai 1%-4%, 7%-15% tannin dan sedikit minyak atsiri. ( Kartasapoetro, G.,1992) Tannin disebut juga asam tanat dan asam galotanat. Pada umumnya tannin berwarna putih kekuning – kuningan . Asam tanat yang dapat di beli di pasaran mempunyai berat molekul 1.701 dan kemungkinan besar terdiri dari Sembilan molekul asam garat dan sebuah molekul glokosa. Istilah tannin yang digunakan pada kalangan ahli pangan ada dua. Tannin terkodensasi ( Condensed tannin ) dan tannin terhidrolisa ( Hydrolyzed tannin ). Senyawa – senyawa tersebut biasanya digunkan untuk menyamak kulit dan masing – masing merupakan polimer asam gallat dan asam elagat. Beberapa ahli panggan berpendapat bahwa tannin terdiri dari katekin , leukoantosianin , dan asam hidroksi . Senyawa – senyawa yang dapat bereaksi dengan protein dalam proses penyamakan kulit adalah katekin dengan berat molekul yang sedang , sedangkan katekin dengan berat molekul rendah banyak ditemukan pada buah – buahan dan sayuran. Didalam teh terdapat katekin dan epikatekin yang teresterifikasi dengan asam galat. Sedang katekin dan leukoantosianin banyak terdapat pada jaringan tanaman apel, anggur, almond, dan pear. Adanya tannin dalam bahan makanan juga dapat menentukan cita rasa bahan makanan tersebut . Rasa sepat bahan makanan biasanya disebabkan oleh tannin. Misalnya dalam bir, adanya tannin kemungkinan besar berasal dari malt dan hop, dan menurut hasil penelitian terdahulu kandungan tannin dalam bir sekitar 25-55 ppm . Kandunggan tannin Nurdiansyah Siregar : Pengaruh Lamanya Perendaman Daun Teh Terhadap Kadar Tannin Beverage Di PT. Coca–Cola Botling Indonesia Medan, 2009.
dalam teh dapat digunakan sebagai pedoman mutu, karena tannin juga memberikan kemantapan rasa. (Winarno, F.G.,1997 ) Menurut Browling (1996) sifat utama tannin tumbuh – tumbuhan tergantung pada gugusan fenolik –OH yang terkandung didalam tannin . Sifat – sifat tersebut secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut: A.
Sifat kimia tannin a. Memiliki gugus fenol b. Larut dalam air c. Larut dalam pelarut organik
B.
Sifat fisik tannin a. Berbentuk serbuk dan rasanya sepat b. Berwarna putih kekuning – kuningan c. Akan berwarna gelap apabila terkena cahaya langsung dan dibiarkan diudara terbuka.
2.2.
( Siregar,M.,2005 )
Analisa Kadar Tannin Dalam pemariksaan kadar tannin yang dilakukan ini termasuk dalam analisa
volumetri, yaitu dengan titrasi permanganometri. Kalium permanganat merupakan oksidator kuat yang dapat bereaksi dengan berbeda – beda, tergantung dari pH larutannya . Kekuatannya sebagai oksidator juga berbeda – beda sesuai dengan reaksi yang terjadi pada pH yang berbeda itu. Reaksi yang bermacam ragam ini disebabkan oleh keragaman valensi mangan , dari 1 sampai dengan 7 yang semuanya stabil kecuali valensi 1 dan 5. Nurdiansyah Siregar : Pengaruh Lamanya Perendaman Daun Teh Terhadap Kadar Tannin Beverage Di PT. Coca–Cola Botling Indonesia Medan, 2009.
Titrasi dengan KMnO4 sudalah lama dikenal, kebanyakan titrasi dilakukan dengan cara langsung dengan ion logam yang dapat dioksidasi seperti misalnya Fe2 asam/ garam oksalat yang dapat larut . Beberapa ion logam yang tidak dapat dioksidasi dapat dititrasi secara tidak langsung , antara lain ion – ion Ca, Ba, Sr, Pb, Zn, dan Hg(II) yang mula diendapkan sebagai oksalat. Warna KMnO4 yang dipakai untuk menunjukan titik akhir titrasi , dengan menggunakan 0,01 – 0,02 ml KMnO4 0,02 M sudah cukup memberikan perubahan warna yang jelas dalam 100 ml air. Selama titrasi berlangsung KMnO4 akan bereaksi sempurna , dan titik akhir titrasi tercapai . Tetapi apabila larutan KMnO4 berleih satu tetes maka akan sulit untuk mendapatkan titik akhir titrasi. (Harjadi, W.,1993) 2.3 Produksi Teh 2.3.1. Pengolahan dan jenis mutu teh Teh diperoleh dari pengolahan daun tanaman teh ( Camelia sinensis L ) dari familia Theaceae. Tanaman ini diperkirakan berasal dari daerah pegunungan Himalaya dan daerah – daerah pegunungan yang berbatasan dengan Republik Rakyat China , India dan Burma. Tanaman ini dapat tubuh subur didaerah tropik dsan subtropik dengan menuntut cakup sinar matahari dan hujan sepanjang tahun. Tanaman teh dapat tumbuh sampai sekitar 6 – 9 m tinggi . Diperkebunan – perkebunan tanaman teh dipertahankan hanya sampai sekitar 1m tinggi
dengan
pemangkasan secara berkala . Ini dilakukan untuk memudahkan pemetikan daun dan agar diperoleh tunas – tunas daun teh yang cukup banyak .
Nurdiansyah Siregar : Pengaruh Lamanya Perendaman Daun Teh Terhadap Kadar Tannin Beverage Di PT. Coca–Cola Botling Indonesia Medan, 2009.
Tanaman teh umumnya mulai dapat dipetik daunnya secara menerus setelah umur 5 tahun . Dengan pemeliharaan yang baik tanaman teh dapat memberi hasil daun teh yang cukup besar selama 40 tahun. Kebun – kebun teh karenanya perlu senantiasa memperoleh pemupukan secara secara teratur, bebas serangan hama penyakit tanaman memperoleh pemangkasan secara baik mendapat curah hujan yang cukup. Tanaman teh dapat tumbuh subur di daerah – daerah dengan ketinggian 200 – 2000 m diatas permukaan laut . Hasil teh diperoleh dari daun – daun pucuk tanaman teh yang dipetik sekali dengan selang waktu 7 sampai 14 hari, tergantung dari keadaan tanaman di masing – masing daerah. Untuk menghasilkan teh mutu baik perlu dilakukan pemetikan halus yaitu : hanya memetik daun pucuk dan dua daun dibawahnya . Adapula yang melakukan pemetikan medium dengan juga memetik bagian halus dari daun ketiga dari bawah daun pucuk Daun teh yang telah di petik dibawa langsung ke pabrik – pabrik yang umumnya terletak ditengah –tengah perkebunan atau diolah lebih lanjut dengan petani – petani teh. Dari cara pengolahannya diperoleh tiga jenis teh yang berbeda dan tidak dapat dicampurkan satu dengan yang lainnya dalam pemasarannya . Tiga jenis teh tersebut adalah : a) Teh hitam ( black tea , fermented tea ) b) Teh hijau ( green tea , unfermented tea ) dan c) Teh oolong ( semi fermented tea ) Teh hitam hinga kini hanya dihasilkan oleh perkebunan – perkebunan besar yang mempunyai pabrik – pabrik yang dilengkapi dengan mesin – mesin dan peralatan – Nurdiansyah Siregar : Pengaruh Lamanya Perendaman Daun Teh Terhadap Kadar Tannin Beverage Di PT. Coca–Cola Botling Indonesia Medan, 2009.
peralatan yang memerlukan penanaman modal yang tidak kecil . Daun – daun teh yamg di petik dari kebun segera dibawa kepabrik , ditimbang dan kemudian dimulai peleyuan ( withering ) untuk menurunkan kandungan air daun teh serta untuk melayukan daun teh agar mudah digulung. Proses pelayuan pada umumnya dilakukan dengan menempatkan daun teh dirak – rak dalam gedung. Udara – udara dinggin disemprotkan melalui rak – raknya. Proses peleyuan ini pada umunya dilakukan selama 16 – 24 jam. Setelah dilayukan daun – daun teh dimasukan kemesin – mesin rollers. Daun – daun teh akan tergulung dan dengan demekian akan terbuka sel – selnya . Suatu proses pengolahan yang akan memudahkan diperoleh ensima – ensima yang memberi rasa dan aroma khas teh yang dihasilkannya.Pada proses pengolahan ini sudah berlangsung oksidasi dan fermentasi dari tannin . Tannin inilah yang setelah difermentasikan memberi rasa khas teh serta warna dari seduhan teh.. Melalui pengolahan demikian dihasilkan teh yang siap dipasarkan . Warnanya coklat tua atau hitam agak berkilap. Untuk pemasarannya teh hitam dibedakan dalam dua jenis teh yaitu : a) Teh daun ( leaf grades ) yang kemudian dibedakan dalam jenis – jenis mutu : -
Orange pekoe yang terdiri dari hanya daun – daun pucuk dan daun – daun yang kecil – kecil halus ;
-
Pekoe dan pekoe souchog yang terdiri dari daun – daun yang agak kasar.
b) Teh bubuk ( broken grades ) yang kemudian dibedakan dalam jenis – jenis mutu : Nurdiansyah Siregar : Pengaruh Lamanya Perendaman Daun Teh Terhadap Kadar Tannin Beverage Di PT. Coca–Cola Botling Indonesia Medan, 2009.
-
Broken orange pekoe
-
Broken pekoe
-
Broken pekoe souchong
-
Fanning dan
-
Dust
Jenis – jenis mutu ini menghasilkan seduhan teh yang berbeda kekuatannya dan warnanya . Teh bubuk umumnya memberi seduhan teh yang kuat danberwarna coklat tua. Teh hijau dihasilkan melalui proses pengolahan tanpa fermentasi , sekedar melalui proses pengeringan daun teh setelah dipetik . Umumnya pengolahan pun dilakukan secara sederhana dengan pemenasan yang dapat dilakukan dengan menggunakan peralatan yang sederhana . Teh oolong dihasilkan di Taiwan yang dapat digolongkan sebagai mutu antara teh hijau dan teh hitam karena hanya memperoleh proses fermentasi sedikit . Berbeda dengan proses pengolahan teh hitam , untuk menghasilkan the oolong daun – daun teh yang telah dilayukan kemudian dipanaskan dengan menggunakan panas api atau udara panas , difermentasikan terlebih dahulu kemudian dimasukan kemesin – mesin ‘ rollers’ dan akhirnya dikeringkan .(Siswoputranto .P.S.1996,)
2.3.2 Khasiat dan mudarat daun teh Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa teh berkhasiat menangkal atau menyembuhkan penyakit. tapi anak-anak kecil dan mereka yang kurang mampu sebaiknya tidak minum teh. Berbeda dengan banyak hasil bumi lainnya teh menyandang Nurdiansyah Siregar : Pengaruh Lamanya Perendaman Daun Teh Terhadap Kadar Tannin Beverage Di PT. Coca–Cola Botling Indonesia Medan, 2009.
tradisi yang kukuh dan terus – menerus berkembang . Di Inggris ada kebiasaan minuman teh setiap sore hari, di Jepang bahkan ada upacara minum teh yang merupakan bagian tradisi dikalangan kaum bangsawan sekarang teh menjadi bagian tak terpisahkan dari gaya hidup masa kini . Lihat saja produk – produk yang membanjiri pasar seperti the pelangsing (slimming tea dan herbal tea) atau teh penyegar (tonic tea). Nama – nama ini menunjukan bahwa khasiat teh biasa dimanfaatkan bagi hal – hal yang lebih penting jadi tidak sekedar untuk melepas dahaga . Ternyata perkara khasiat itu bukan tidak di ketahui oleh orang tua kita . Bukankah mereka biasanya meminumkan teh kental pahit pada anak – anak yang menderita buang air . ini dilakukan karena teh pahit manjur sekali untuk menghentikan diare . Di samping itu dari seminar yang diadakan oleh persatuan ahli gizi Indonesia di Jakarta belum lama berselang terungkap bahwa khasiat teh itu sangat lah beragam . Pucuk daun teh misalnya berkhasiat melangsingkan tubuh , mencegah terbentuknya karies gigi, menyebuhkan diabetes , menurunkan hipertensi , dan menyembuhkan kanker.Menurut Profesor itaro Oguni seorang ahli pangan dari jurusan ilmu Pangan dan Nutrisi Universitas Shizouka Hamamatsu. Jepang the mampu menangkal kanker , Profesor Oguni sampai pada kesimpulan Ini setelah melakukan penelitian terhadap sebab – sebab kematian penduduk Shizuoka, terutama kematian akibat kanker perut. Ternyata di Shizuoka, kematian karena kanker perut serjumlah 12-18 persen lebih rendan dari angka rata – rata kematian akibat kanker di Jepang. Rendahnya angka kematian akibat kanker tersebut ternyata akibat kebiasaan penduduk di sana, yang tiap hari mengonsumsi 1015 gram bubuk teh hijau lebih banyak Nurdiansyah Siregar : Pengaruh Lamanya Perendaman Daun Teh Terhadap Kadar Tannin Beverage Di PT. Coca–Cola Botling Indonesia Medan, 2009.
dari rata-rata penduduk Jepang. Berdasarkan penelitian inilah, Oguni bisa memastikan bahwa teh hijau punya andil penting dalam menangkal risiko kanker. Ahli teh dari Cina, Profesor Ding Junzhi, tampaknya semakin mengukuhkan bahwa teh dapatdijadikan obat antikanker. Secara klinis, katanya, pasien penderita kanker kerongkongan dan lambungmerasa lebih baik setelah minum sejumlah teh. Di Cina, setelah minum tiga cangkir teh (15 gram) setiap hari, pasien penderita kanker lambung bisa tetap sehat selama 19 tahun. Menurut Ding Junzhi, setiap pucuk daun teh mengandung sekitar 450 macam bahan kimia organik, dengan tiga unsur utama yaitu alkaloid, tanin, dan minyak atsiri. Selain tekanan darah tinggi. Di samping itu, teh merupakan minuman yang dapat menaikkan kadar nutrisi dari tubuh dan menunjang keseimbangan metabolism untuk orang dewasa, Ding Junzhi menyarankan supaya setiap hari minum tiga sampai lima cangkir teh (1015 mg teh kering). Jika minum teh secara teratur, akan mampu melindungi tubuh dari penyakit. Untuk lebih meyakinkan, Ding mengutip hasil penelitian dari ahli gizi Amerika Serikat, Profesor Hulerman. Hasil penelitian tersebut menyebutkan, ada perbedaan yang mencolok antara bangsa Amerika dan bangsa Cina, salah satu di antaranya adalah kebiasaan orang Cina untuk selalu minum teh sehabis makan, sedangkan orang Amerika minum kopi. Akibatnya, kadar kolesterol orang Cina lebih rendah dibandingkan orang Amerika. Menurut Kepala Laboratorium Biokimia, Pangan, dan Gizi Fakultas Teknologi Pertanian IPB itu, karena teh mengandung kafein dan tanin. Kafein, kata Deddy, bisa mempengaruhi sistem saraf pusat, dan anak-anak lebih sensitif. Ia mensinyalir, kafein mampu mempengaruhi perkembangan otak sehingga mempengaruhi kecerdasan. Tanin yang dikandung teh, Nurdiansyah Siregar : Pengaruh Lamanya Perendaman Daun Teh Terhadap Kadar Tannin Beverage Di PT. Coca–Cola Botling Indonesia Medan, 2009.
kataahli pangan dan gizi lulusan Prancis ini, bisa menguras kandungan mineral yang berguna bagi tubuh dan terdapat dalam makanan. Akibatnya, peminum teh bisa mengalami anemia (kekurangan gizi). Analisa Deddy cocok dengan hasil studi yang dilakukan Wona Amitai. Dokter Amitai menemukan bahwa anak balita di Yerusalem, yang biasa minum 250 ml teh per hari, mempunyai kadar besi (Fe) rendah dalam darahnya. Ia menyimpulkan hal tersebut karena adanya pengikatan Fe oleh tanin yang dikandung teh, sehingga mineral yang seharusnya bermanfaat untuk tubuh jadi mubazir. Tapi mineral yang diikat itu berupa Fe yang bukan dari daging, melainkan dari sayur, buah-buahan, dan serealia. Karena itulah, barangkali, orang Jepang dan Cina kendati keranjingan minum teh tidak kekurangan gizi, karena kebutuhan protein hewani terpenuhi. http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/1993/10/09/KSH/mbm.19931009.KSH2993.id .html
2.4. Manfaat Teh Teh memasok beberapa zat gizi mikro ( terutama flour dan vitatamin K ) dan fitokimia khususnya polifenol flavonoid, senyawa antioksidan yang banyak dijumpai dalam tanaman obat. Teh mengandung beberapa polifenol flavonoid , yaitu flavanol dan flavonol. Jenis teh , macam dan kandungan polifenol flavonoidnya, dalam kandungannya. Nurdiansyah Siregar : Pengaruh Lamanya Perendaman Daun Teh Terhadap Kadar Tannin Beverage Di PT. Coca–Cola Botling Indonesia Medan, 2009.
Teh juga mengandung asam – asam amino, terutama theanine. Riset meperlihatkan bahwa theanine dapat meningkatkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dengan merangsang sel – sel T. Efek ini replicated dengan konsumsi teh yang lazim pada manusia ( 5 – 6 cangkir atau 1185 – 1422 ml per hari ). Walaupun terdapat bukti kuat bahwa the melindungi dari kanker yang diinduksi secara kimia pada hewan percobaan , tetap belum jelas apakah minuman teh menurunkan resiko kanker pada manusia. Namun , sejumlah studi lain menunjukkan , konsumsi teh dapat meningkatkan kepadatan tulang , mengurangi resiko batu ginjal, mengurangi risiko kerusakan dan lubang – lubang pada gigi. Ekstrak teh hitam meningkatkan konsentrasi flour di permukaan gigi dan menurunkan cariogenicity dari pola makan yang berkadar gula tinggi.
A. Kurangi penyakit jantung Banyak penelitian epidemiologis yang sudah menguji hubungan antara minum teh dan risiko penyakit kardiovaskuler (penyakit-penyakit jantung dan pembuluh darah). Meta-analisis yang menggabungkan data dari 10 riset kohor prospektif dan tujuh studi kasus kontrol menyimpulkan, peningkatan dalam konsumsi teh tiga cangkir besar (710 ml) setiap hari berkaitan dengan penurunan 11 persen dalam risiko infark -- kematian jaringan karena gangguan perdarahan-- otot jantung.
B. Turunkan kepikunan
Nurdiansyah Siregar : Pengaruh Lamanya Perendaman Daun Teh Terhadap Kadar Tannin Beverage Di PT. Coca–Cola Botling Indonesia Medan, 2009.
Studi terbaru dilaporkan Kuriyama dan sembilan koleganya dalam American Journal of Clinical Nutrition Februari 2006, memperlihatkan bahwa teh hijau dapat membantu mengurangi risiko demensia (kemunduran fungsi berpikir).Penelitian itu dilakukan terhadap 1.003 orang Jepang berumur 70 tahun ke atas. Para peneliti menemukan, orang-orang yang minum teh hijau dua cangkir (200 ml) atau lebih setiap hari mengalami lebih sedikit kemunduran fungsi berpikir dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi teh hijau lebih sedikit. http://www.kompas.com/kesehatan/news/0604/29/033247.html)
C. Zat-zat yang terkandung dalam Ou Tea Zat – zat yang terkandung dalam Ou Tea ini sangat berperan dalam proses pencegahan dan pemulihan kesehatan. Tannin teh memiliki kandungan alami tannin yang tinggi, tannin tidak hanya membantu menyembuhkan luka bakar dan peredaran , tetapi juga membantu mencegah infeksi. Tannin juga sangat efektif melindungi ginjal. Tannin telah digunakan untuk membantu mengatasi pertolongan pada sakit tenggorokan, diare, pendarahan, kelelahan, bisul/borok. Tannin dilaporkan dapat membantu menonaktifkan kuman, virus polio dan herpes. http://www.liveconnector.com/forum/viewtopic.phpt
BAB 3 METODOLOGI PERCOBAAN
Nurdiansyah Siregar : Pengaruh Lamanya Perendaman Daun Teh Terhadap Kadar Tannin Beverage Di PT. Coca–Cola Botling Indonesia Medan, 2009.
3.1. Metodologi Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksplorasi laboraturium sempel diambil secara acak sederhana , diperoleh pada PT. Coco – Cola Bottling Indonesia Medan . Parameter tetap pada penelitian ini adalah suhu perendaman 80 0C . Variabel tetap pada penelitian ini yaitu kadar tannin.
3.1. Alat – alat - Spektrofotometer Uv – Visible
La Motte
- Hot Plate
Nouva II
- Neraca Analitis
Sartorius
- Kuvet - pH Meter
Neo Met
- Alat – alat Gelas
Pyrex
- Termometer
Fischer
3.2. Bahan - KNa C4H4O6 p.a - FeSO4 p.a - Na2HPO4.7H2O p.a - KH2PO4 p.a - C2H5COOC2H6(OH)3 p.a
Nurdiansyah Siregar : Pengaruh Lamanya Perendaman Daun Teh Terhadap Kadar Tannin Beverage Di PT. Coca–Cola Botling Indonesia Medan, 2009.
3.3. Prosedur percobaan 3.3.1 Penyiapan reagen 1. Lautan ferro tartrat Timbang 500 mg potassium sodium tartrat dan 100 mg ferro sulfat, dilarutkan dengan aquadest hingga volume menjadi 100 ml dalam labu takar, kemudian ditipiskan hingga garis tanda
2. Buffer posfat (PH 7,5) Sebelumnya dilakukan pembutan larutan disodium dihidro posfat 0,0667 M dan larutan potassium dihidro posfat 0,0667 M , sebagai berikut :
a. Pembuatan lautan Disodium dihidro posfat 0,0667 M Timbang dengan teliti 11,867 gr disaodium penta hidrat , kemudian dimasukkan kedalam labu takar 1000 ml , dilarutkan dengan aquadest hingga volume menjadi 1000 ml , kemudian ditipiskan hinga garis tanda.
b. Pembutan larutan potassium dehidro fosfat 0,0667 M Timbang dengan teliti 9,073 gr monopotassium posfat , kemudian dimasukan kedalam labu takar 1000 ml , dilarutkan dengan aquadest hinga volume menjadi 1000 ml , kemudian ditipiskan hingga garis tanda. Setelah pembuatan larutan di atas , kemudian di campurkan 0,0667 M disodium dihidro posfat dengan 0,0667 M Nurdiansyah Siregar : Pengaruh Lamanya Perendaman Daun Teh Terhadap Kadar Tannin Beverage Di PT. Coca–Cola Botling Indonesia Medan, 2009.
Potassium dihidro posfat dengan perbandingan 84 ml : 16 ml dimana penambahan larutan potassium dihidro posfat dilakukan secara perlahan lahan , sambil disesuaikan pH nya hingga 7,5 dengan menggunakan alat pH meter Neo Met 3. Larutan etil gallat 100 % Timbang 50mg etil gallat dan larutan dengan aquadest hingga volume 50 ml dalam labu takar. 3.3.2. Pembuatan larutan blanko Ferro tartrat Pipet dengan teliti 5 ml air dan 5 ml larutan ferro tartrat masukkan kedalam labu takar 25 ml. Kemudian diencerkan dengan buffer posfat hingga volume 25 ml.
C. Pembuatan kurva kalibrasi Siapkan larutan standart etil gallat 5 % , 10 %, 15 %, 20 %, 25 %. Dipipet dengan teliti 5 ml larutan standart 5 % , kemudian tambahkan 5 ml larutan ferro tartrat, lalu di encerkan denggan buffer posfat hingga 25 ml, dilakukan hal yang sama untuk larutan standart 10 %, 15 %, 20 % dan 25 %. Kemudian tentukan absorbansi larutan standart dengan menggunakan spektofotometer La Motte menggunakan
pada panjang
gelombang
540 nm
dengan
larutan blanko ferro tartrat sebagai pembanding , kemudian
buat kurva kalibrasi . (lihat lampiran1) D. Pembuatan sampel Nurdiansyah Siregar : Pengaruh Lamanya Perendaman Daun Teh Terhadap Kadar Tannin Beverage Di PT. Coca–Cola Botling Indonesia Medan, 2009.
Ditimbang sempel 30 g (daun teh) lalu direndam sempel teh kedalam air panas 80 0C denggan volume 1000 ml setelah 2 menit aduk air tea dan ambil 2 ml untuk pengecekan absobansi dan dilakukan percobaan yang sama dengan frekuensi waktu 8 menit , 10 menit, 15 menit , 20 menit , dan 25 menit. E. Perlakuan sampel Sampel diambil sebanyak 25 ml pada setiap waktu perendaman 2, 8, 10, 15, 20, 25, atau dengan bersamaan dengan pengambilan sampel ekstrak, dan sampel yang 25 ml dimasukan ke dalam labu takar 100 ml dan diencrekan hingga garis tanda (disebut sebagai Beverage) , dan Beverege diambil 2 ml untuk pengecekan tannin sama seperti prosedur pengenceran tannin ekstrak,
Nurdiansyah Siregar : Pengaruh Lamanya Perendaman Daun Teh Terhadap Kadar Tannin Beverage Di PT. Coca–Cola Botling Indonesia Medan, 2009.
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Data pengukuran absorbansi dari larutan seri standar dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 4.1. Pembuatan Larutan Seri Standar Larutan seri standar
Absorbansi
5
0.14
10
0.2561
15
0.3817
20
0.5188
25
0.6158
Pengaruh lama perendaman daun teh terhadap konsentrasi tannin dapat terlihat dibawah ini :
Nurdiansyah Siregar : Pengaruh Lamanya Perendaman Daun Teh Terhadap Kadar Tannin Beverage Di PT. Coca–Cola Botling Indonesia Medan, 2009.
Tabel 4.2. Data Percobaan No
Temperatur
Waktu
(oC)
( Detik)
1
80
3
2
80
3
Absorbansi
Tannin
Tannin
ekstrak
Beverage
0.8541
138.30
34.58
8
1.5370
233.72
58.43
80
10
1.7630
283.48
70.87
4
80
15
1.9501
313.37
78.34
5
80
20
2.1504
345.36
86.34
6
80
25
2.4366
391.08
97.77
4.2. Perhitungan 4.2.1. Penentuan Persamaan Garis Regresi a. Metode Least Square X
Y
0.14
5
0.2561
10
0.3817
15
0.5188
20
0.6156
25
Nurdiansyah Siregar : Pengaruh Lamanya Perendaman Daun Teh Terhadap Kadar Tannin Beverage Di PT. Coca–Cola Botling Indonesia Medan, 2009.
Tabel 4.3. Penentuan Persamaan Garis Regresi No
X
Y
XY
X
1
0.14
5
0.7
0.0196
2
0.2561
10
2.561
0.0656
3
0.3817
15
5.7255
0.1457
4
0.5188
20
10.376
0.2692
5
0.6156
25
15.39
0.3789
∑
1.9122
75
34.752
0.8788
Persamaan garis regresi untuk kurva kalibrasi dapat diturunkan dari persamaan garis Y = aX + b, dimana a = slope, b = intercept a= = = = 41.1458 b= = = Nurdiansyah Siregar : Pengaruh Lamanya Perendaman Daun Teh Terhadap Kadar Tannin Beverage Di PT. Coca–Cola Botling Indonesia Medan, 2009.
= = -0.7358
Maka, Persamaan garis regresi yang diperoleh ialah : Y = 41.1458 X + (-0.7358)
Konsentrasi Tannin Ekstrak (Y), dimana X = Absorbansi Y = aX + b Untuk X = 0.8541 Y = 41.1458 (0.8541) + (-0.7358) = 34.4068
Konsentrasi Tannin Beverage (ppm) = Y Y = aX + b Untuk X = 34.58 Y = 41.1458 (34.58) + (-0.7358) = 1422.0859
4.3. Pembahasan Hasil dari pengaruh lamanya penyimpanan ekstrak teh terhadap konsentrasi tannin ekstrak dan juga terhadap konsentrasi tannin beverage dapat dilihat pada gambnar berikut ini. Nurdiansyah Siregar : Pengaruh Lamanya Perendaman Daun Teh Terhadap Kadar Tannin Beverage Di PT. Coca–Cola Botling Indonesia Medan, 2009.
Konsentrasi Tannin Ekstrak (ppm)
450 400 350 300 250 200 150 100 50 0 0
5
10
15
20
25
30
Waktu (Detik)
Gambar 4.1. Grafik Konsentrasi Tannin Ekstrak terhadap Waktu penyimpanan ekstrak teh Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa konsentrasi tannin akan bertambah besar dengan kenaikan waktu penyimpanan hingga 25 detik. Begitu juga halnya konsentrasi tannin beverage akan bertambah besar dengan kenaikan waktu penyimpanan hingga 25 detik. Hal ini dapat kita lihat pada gambar berikut ini yang menunjukkan hubungan antara konsentrasi tannin beverage dengan waktu. Nurdiansyah Siregar : Pengaruh Lamanya Perendaman Daun Teh Terhadap Kadar Tannin Beverage Di PT. Coca–Cola Botling Indonesia Medan, 2009.
konsentrasi Tannin Beverage (ppm)
120 100 80 60 40 20 0 0
5
10
15
20
25
30
Waktu (detik)
Gambar 4.2. Grafik konsentrasi tannin beverage VS waktu penyimpanan ekstrak teh Penyimpanan ekstrak teh yang terlalu lama akan dapat menaikkan konsentrasi tannin yang dapat mengakibatkan kerugian bagi tubuh seperti fungsi ginjal terganggu, demam, lemah syaraf dan insomnia, sembelit, dan lainnya. Zat tannin yang dapat bersenyawa dengan zat besi dalam makanan yang dikonsumsi oleh wanita hamil, selain itu juga dapat mengakibatkan kekurangan zat besi pada wanita hamil. Selain itu juga dapat mengakibatkan janin dalam kandungan menjadi kekurangan zat besi bawaan Nurdiansyah Siregar : Pengaruh Lamanya Perendaman Daun Teh Terhadap Kadar Tannin Beverage Di PT. Coca–Cola Botling Indonesia Medan, 2009.
sehingga setelah bayi lahir menderita anemia dan kekurangan zat besi. Selain berdampak buruk bagi wanita hamil ternyata berdampak buruk juga terhadap anak – anak. Agar hasil yang diperoleh lebih baik lagi, sebaiknya pemeriksaan konsentrasi tannin dilakukan dilakukan dengan menggunakan alat Gas Chromatography – Mass Spectrophotometer (GC – MS), karena alat tersebut dapat mengidentifikasi komponen – komponen lain yang bersifatbracun pada teh. BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil pecobaan perendaman selama 8, 10, dan 15 menit menghasilkan Beverage dengan kadar tannin 58,43 ; 70,87 ; 78,34 yang sesuai dengan standart PT. Coca – Cola Bottling Indonesia ( Standart 50 – 80 mg / L ).
5.2. Saran 1 . Hendaknya dilakukan pemeriksaan konsentrasi tannin terhadap suhu perendaman 2 . Diharapkan pada waktu pemeriksaan konsentrasi tannin dilakukan dengan menggunka alat
Gas Chromatography – Mass Spektrofotometer (GC – MS )
yang mana diharapkan dapat memperoleh hasil yang lebih baik . 3. Hendaknya dilakukan pemeriksaan kadar kafein teh. Nurdiansyah Siregar : Pengaruh Lamanya Perendaman Daun Teh Terhadap Kadar Tannin Beverage Di PT. Coca–Cola Botling Indonesia Medan, 2009.
DAFTAR PUSTAKA
Harjadi. W. 1993. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Cetakan ke 3. Jakarta : Gramedia http://majalah.Tempointeraktif.Com//d/arsip/1993/10/09/KSH/mbm1993/009.KSH .2993. Id.html http://www.kompas.com/kesehatan/news/0609/29/033247.html http://www.Live connector.com/forum/view topic.phpt Kartasapoetra, G. 1992. Budi Daya Tanaman Berkhasiat Obat. Cetakan ke 2. Jakarta: rineka Cipta Soehardjo, H. 1996. Teh.PT.Perkebunan Nusantara . IV (PERSERO) Siregar, M. 2005. Studi Perbandingan Kadar Tannin Didalam Tepung Terigu. Skripsi jurusan Kimia. Medan : FMIPA USU Siswoputranto.P. S., 1996.Perkebunan Teh, Kopi, Coklat Internasional. Jakarta : Gramedia Nurdiansyah Siregar : Pengaruh Lamanya Perendaman Daun Teh Terhadap Kadar Tannin Beverage Di PT. Coca–Cola Botling Indonesia Medan, 2009.
Winarno, F. G.1997. Kimia Pangan Dan Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Nurdiansyah Siregar : Pengaruh Lamanya Perendaman Daun Teh Terhadap Kadar Tannin Beverage Di PT. Coca–Cola Botling Indonesia Medan, 2009.