PENGARUH KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP PEMBANGUNAN EKONOMI DI KOTA PADANG Didong Iswanto1, Helmawati1, Firdaus Sy1 Email :
[email protected] [email protected] [email protected] Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Bung Hatta
ABSTRACT Social economic development should be in line, because with the increase in public health without the effort of poverty reduction will slow the decline in mortality in the future which is very closely related to the health field. This study aims (1) To determine how much influence the infant mortality rate to economic development in the city of Padang, (2) To determine how much influence the life expectancy of children aged one year to the economic development in the city of Padang, (3) To find out how much Literacy Rate influence on economic development in the city of Padang. Analysis of the data used for this study using multiple linear regression analysis method. Using partial test (t test), simultaneous test (F test) and test the coefficient of determination (R2). Classical Assumption Test with Test Multicollinearity, autocorrelation, Heteroskidastity and Normality Test. The results showed that the variables Infant Mortality Rate and literacy rate expectancy negative and no significant impact on economic development in the city of Padang, while life expectancy positive and significant impact on economic development in the city of Padang. Keyword : GDP, infant mortality rate, life expectancy, Literacy Rat. Latar Belakang Dalam mengukur keberhasilan penyelenggaraan pembangunan dan tingkat kesejahteraan masyarakat suatu daerah mula-mula dipakai hanya pendapatan perkapita. Hal ini berdasarkan pemikiran bahwa suatu daerah mempunyai pendapatan perkpita yang tinggi, secara relatif mempunyai pembangunan yang lebih baik dari daerah yang berpendapatan perkapitanya lebih rendah. Tetapi strategi pembangunan nasional yang berorientasi
pada pertumbuhan ekonomi ternyata menimbulkan kemiskinan, ketimpangan pendapatan yang semakin membesar dan tingkat pengangguran yang terus bertambah. Hal ini terlihat dari jumlah penduduk Kota Padang pada tahun 2008 sebanyak 856.815 jiwa dan pada tahun 2009 sebanyak 875.548 jiwa, sementara itu jumlah penduduk Kota Padang pada tahun 2010 mengalami penurunan, dari 875.548 jiwa pada tahun 2009 dan pada tahun 2010 1
sebanyak 833.592 jiwa. Kemudian pada tahun 2011 jumlah penduduk Kota Padang kembali meningkat dari tahun 2010 sebayak 833.592 jiwa dan 844.316 pada tahun 2011. Walaupun tingkat PDRB Kota Padang terus meningkat, Angka Melek Huruf dan Angka Harapan Hidup di Kota Padang juga Meningkat, sedangkan Angka Kematian Bayi terus menurun setiap tahunnya, angka kematian bayi terakhir sebesar 4,25 atau sekitar 4 orang dari 1000 kelahiran hidup, Hal tersebut tidak dibarengi dengan jumlah lapangan kerja yang tersedia sehingga hanya memperparah keadaan ekonomi kota Padang. Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis akan melakukan kajian lebih rinci, dalam bentuk skripsi dengan judul: “PENGARUH KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP PEMBANGUNAN EKONOMI DI KOTA PADANG”. Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang dikemukakan diatas maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Angka Kematian Bayi terhadap pembangunan ekonomi di Kota Padang. 2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Angka Harapan Hidup anak umur satu tahun terhadap pembangunan ekonomi di Kota Padang. 3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Angka Melek Huruf terhadap pembangunan ekonomi di Kota Padang. Konsep dan Teori Pembangunan Ekonomi ( Teori Pembangunan Neo Klasik ). Dalam teori pembangunan ekonomi Neo-Klasik ini ada beberapa unsur yang terkandung didalamnya: 1. Akumulasi kapital merupakan hal yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi.
2. Pembangunan merupakan proses yang gradual. 3. Pembangunan merupakan proses yang harmonis dan kumulatif. 4. Merasa optimis terhadap pembangunan ekonomi. 5. Adanya aspek internasional dalam perkembangan tersebut Memperjuangkan gagasan persaingan bebas, perdagangan bebas dan paham individual. Todaro (2001), pembangunan ekonomi sebagai suatu proses yang multidimensional yang melibatkan perubahan-perubahan besar dalam struktur sosial, sikap mental yang sudah melembaga, dan lembaga-lembaga nasional, termasuk dalam akselerasi pertumbuhan ekonomi, pengurangan ketimpangan dan pemberantasan kemiskinan absolut. Pembangunan ekonomi mengandung pengertian peningkatan pendapatan masyarakat, yaitu tingkat pertambahan GDP atau GNP yang terjadi dalam suatu negara yang diiringi oleh perubahan dan modernisasi struktur ekonominya, sedangkan pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan GDP atau GNP tidak memandang apakah kenaikan itu besar atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan penduduk (BPS, 2009). Konsep dan Teori Angka Kematian Bayi Ukuran mortalitas yang paling umum adalah angka kematian kasar (AKK). Angka kematian kasar dipengaruhi oleh komposisi penduduk menurut umur. Untuk kondisi Indonesia dengan struktur umur penduduk yang relatif muda, angka kematian kasar banyak dipengaruhi oleh tingkat kematian anak terutama berumur dibawah satu tahun. Tingkat kematian umur dibawah satu tahun dikenal dengan angka kematian bayi, yang mempunyai hubungan erat dengan angka harapan hidup waktu lahir. Secara teoritis menurunnya angka kematin bayi, akan menyebabkan menurunnya angka 2
kematian kasar, dan akan meningkatnya angka harapan hidup (BPS. 2010). Rumus yang digunakan untuk menghitung angka kematian bayi sebagai berikut: (dikutip dari : http://data.tnp2k.go.id/?q=category/data/gl osarium).
Dimana : D0-<1thn = Jumlah Kematian Penduduk Usia 0-1 Tahun JLH = Jumlah Kelahiran Hidup Konsep dan Teori Melek Huruf
Angka Melek Huruf, merupakan indikator yang penting karena Angka Melek Huruf tersebut ukuran kesejahteraan dan keterampilan yang diperlukan dalam proses pembangunan. Jadi keseluruhan itu paling penting kaitannya dengan pendapatan secara khusus dan pembangunan ekonomi masyarakat secara umum, karena ini semua membutuhkan biaya (Elfindri,2001). Melek huruf juga disebut melek aksara, melek aksara merupakan kemampuan untuk mengidentifikasi, mengerti, dan menerjemahkan, membuat, mengkomunikasikan dan mengolah isi dari rangkaian teks yang terdapat pada bahanbahan cetak dan tulisan yang berkaitan dengan berbagai situasi. Banyak analis kebijakan menganggap angka melek aksara (melek huruf) adalah tolak ukur penting dalam mempertimbangkan kemampuan sumber daya manusia disuatu daerah (dikutip 14 Mei 2013: http://id.m.wikipedia.org/wiki/melek_aksa ra). Rumus yang digunakan untuk menghitung angka melek huruf sebagai berikut: ( dikutip dari :http://data.tnp2k.go.id/?q=category/data/g losarium).
Dimana : = Angka melek huruf (15+) pada tahun ke-t = Jumlah penduduk yang melek huruf (15+) pada tahun ke-t = Jumlah penduduk (15+) pada tahun t Konsep dan Teori Angka Harapan Hidup Angka harapan hidup adalah perkiraan jumlah tahun hidup/umur penduduk disuatu negara atau wilayah tertentu, angka harapan hidup merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan meningkatkan kesehatan pada khususnya (dikutip 14 Mei 2013: inovy.blogspot.com/2011/05/angkaharapan-hidup-di-negara-asean.html). Angka harapan hidup anak umur satu tahun (life expentacy at one age), selama ini tersedia hanya data harapan hidup waktu lahir (E0), maka juga digunakan rumus untuk mencari E1 seperti yang sebelumnya dipakai dalam PQLI (Physical Quality Of Life indek) menurut Inkesra (dikutip dari skripsi R. Chandra, 2006).
Dimana : E1
= Harapan Hidup Anak Umur Satu Tahun E0 = Harapan Hidup Waktu Lahir IMR = Tingkat Kematian Bayi per 1000 Kelahiran Hidup K0 = Angka Ketetapan 2,22 Konsep dan Defenisi Produk Domestik Regional Bruto( PDRB ) Mengenai konsep dan defenisi yang berhubungan dengan PDRB antara lain: output, biaya antara dan nilai tambahan bruto. Kejelasan pengertian dari ketiga istilah tersebut sangat penting untuk memahami apa yang dimaksud dengan PDRB. Selain itu juga dijelaskan 3
mengenai pendekatan perhitungan PDRB, serta PDRB perkapita. 1. Output Output adalah nilai barang dan jasa yang dihasilkan dalam kurun waktu tertentu, pada dasarnya nilai output diperoleh dari perkalian antara kuantum produksi dengan harganya 2. Biaya Antara Biaya antara terdiri dari barang tidak tahan lama dan jasa yang digunakan dalam proses produksi oleh unit-unit produksi dalam domestik pada rentang waktu tertentu. 3. Nilai Tambahan Bruto Nilai Tambahan Bruto (NTB) merupakan pengurangan dari nilai output dengan nilai antara, pengertian nilai tambah bruto sangat penting untuk memahami apa yang dimaksud dengan PDRB, tidak lain adalah penjumlahan dari seluruh besaran nilai tambahan bruto dari seluruh unit produksi. Cara perhitungan PDRB dapat diperoleh dengan tiga pendekatan perhitungan, yaitu : pendekatan produksi, pendekatan pendapatan, dan pendekatan pengeluaran. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) perkapita merupakan indikator ekonomi yang diperoleh dari perhitungan PDRB dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun (BPS, 2011). Produk Domestik Regional Bruto perkapita atas dasar harga berlaku mengambarkan besarnya nilai tambah domestik bruto per penduduk secara nominal, sedangkan produk domestik regional bruto perkapita atas harga konstan berguna untuk mengetahui nilai tambah nyata serta pertumbuhan nyata perkapita (BPS,2002) PDRD perkapita merupakan gambaran dan rata-rata pendapatan yang diterima oleh setiap penduduk selama satu tahun disuatu wilayah atau daerah. Data statistik ini merupakan salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kemakmuran suatu wilayah atau daerah.
Pendapatan regional perkapita diperoleh dari PDRB dikurangi penyusutan dan pajak tak langsung netto serta ditambah transfer netto, yang kemudian dibagi dengan jumlah penduduk (BPS, 2011). Metodelogi Penelitian Pengujian Statistik A. Pengujian R2 Pengujian R2 atau koofisien determinasi berguna untuk melihat seberapa besar proporsi sumbangan seluruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Nilai uji R2 diperoleh dengan menggunakan model sebagai berikut (Suliyanto, 2011).
Dimana : R2 = koefisien determinasi N = Ukuran sampel P = jumlah variabel bebas Nilai R2 berkisar antara 0 hingga 1 atau secara matematis 0 < R2 < 1, dengan penjelasan sebagai berikut: Jika R2 mendekati 0 maka kontribusi seluruh variabel bebas terhadap variabel terikat sangat rendah dan hubungannya cenderung lemah. Jika R2 mendekati nilai 1 maka kontribusi seluruh variabel bebas terhadap variabel terikat sangat tinggi dan hubungannya cenderung kuat dan mendekati sempurna. B. Pengujian t (t-tes) Yaitu untuk menguji hubungan regresi secara terpisah atau menguji hipotesis. Pengujian untuk melihat keberartian dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat secara terpisah, dengan rumus statistik sebagai berikut (Suliyanto, 2011).
Dimana: ti = nilai t yang dihitung 4
bj Sbj
= koefisien regresi = kesalahan baku koefisien regresi
Uji t merupakan seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas terhadap variabel terikat, hipotesis nol (H0) yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter (bi) sama dengan nol, atau: H0 : bi = 0. Artinya, apakah suatu variabel bebas bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel terikat. Hipotesis alternatif (Ha), merupakan variabel tidak sama nol, atau: Ha : b1 ≠ 0. Artinya variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel terikat. Dengan ketentuan 1. Thitung < Ttabel hipotesis nol (H0) diterima dan hipotesis alternatif (Ha) ditolak, artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikat 2. Thitung > Ttabel hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima, artinya ada hubungan yang signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikat. C. Pengujian F (F-test) Untuk menguji ada tidaknya pengaruh seluruh variabel bebas terhadap variabel terikat, maka diuji dengan F-test (Suliyanto, 2011)
Dimana: F-test = Nilai F yang dihitung R2 = Koefisien Determinasi k = Jumlah Variabel n = Jumlah Tahun Pengamatan Uji F menujukan apakah semua variabel bebas yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersamasama terhadap variabel terikat. Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji adalah apakah semua parameter dalam model sama dengan nol, atau: H0: bi = b2 = b3 =0 Artinya apakah semua variabel bebas bukan merupakan penjelas yang signifikan
terhadap variabel terikat. Hipotesis alternatifnya (Ha), tidak semua parameter secara simultan sama dengan nol, atau: Ha: paling tidak terdapat salah satu dari bi ≠ 0 Artinya semua variabel bebas secara simultan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel terikat. 1. Fhitung < Ftabel hipotesis nol (H0) diterima dan hipotesis alternatif (Ha) ditolak, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas dengan variabel berikat 2. Fhitung > Ftabel hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima, artinya ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas dengan variabel berikat. Uji Asumsi Klasik A. Uji Multikolinearitas Suliyanto (2011) menyatakan, multikolinearitas mempunyai pengertian bahwa ada hubungan linear yang “sempurna” atau pasti diantara beberapa atau semua variabel indipenden dari model regresi. Konsekuensi adanya multikolinearitas adalah koefisien regresi variabel tidak tentu dan kesalahan menjadi tidak terhingga. Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi yang tinggi atau sempurna antara variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel indipenden. Jika dalam model regresi yang terbentuk terdapat korelasi yang tinggi atau sempurna diantara variabel bebas maka model regresi tersebut mengandung masalah multikolinearitas. Untuk mengetahui adanya masalah multikolinearitas pada peneltian ini digunakan dengan menggunakan nilai TOL (Tolerance) dan VIF (Variance Inflation Factor). Salah satu cara untuk menguji gejala multikolinearitas dalam model regresi adalah melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor dari masing-masing variabel terikat. Jika nilai VIF tidak lebih dari 10 maka model
5
dinyatakan tidak multikolinearitas.
mengandung
B. Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t (sekarang) dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi, model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Uji autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin Watson (Suliyanto, 2011) C. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dan residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dengan metode Glejser dilakukan dengan meregresikan semua variabel bebas terhadap nilai mutlak residual. Jika terdapat pengaruh variabel bebas yang signifikan terhadap nilai mutlak residualnya maka dalam model terdapat masalah heteroskedastisitas (Suliyanto, 2011). D. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah mempunyai distribusi normal atau mendekati normal. Ada beberapa metode untuk mengetahui normal atau tidaknya suatu data, dalam penelitian ini akan menggunakan metode signifikasi Skewness dan Kurtosis (Suliyanto, 2011)
Hasil Estimasi Data Dan Analisis Berdasarkan hasil analisis regresi, maka dapat dilihat pengaruh angka kematian bayi (X1), angka harapan hidup (X2), angka melek huruf (X3) terhadap pembangunan ekonomi di Kota Padang (Y) . Log y= -8,435–0,001log X1 +10,093 log X2 –1,593 log X3
T-Hitung=(-0,034) (8,334) (-0,419) F-Hitung= 45,819 R2 = 0,939 D-W = 2,075 α = 5% t-tabel (t0,05/2) = 2,228 (Uji dua arah) : df = n-k =13-3=10 f-tabel = 3,708 : df : (n-k),(k-1)= 4-1 = 3;df2 = n-k=13-3=10 A. Pengujian Secara Parsial/ Individu (t-test) Dari model persamaan regresi diatas diperoleh nilai konstanta sebesar - 8,435 artinya, walaupun angka kematian bayi (X1), angka harapan hidup (X2), dan angka melek huruf (X3) tidak ada atau dianggap nol, maka pembangunan ekonomi yang terjadi melalui PDRB sebesar Rp 8,435 Juta demi kelancaran pembangunan ekonomi di Kota Padang. Dengan kata lain, jika ketiga variabel independen tersebut (angka kematian bayi (X1), angka harapan hidup (X2), dan angka melek huruf (X3) tidak ada atau kontribusinya nol terhadap variabel dependen (Y), maka pemerintah harus dapat mengupayakan kontribusi variabel lain di luar model yang sekiranya dapat menyediakan dana sebesar Rp.8,435 Juta. Koefisien regresi (b1) untuk angka kematian bayi (X1) yaitu sebesar -0,001. Ini dapat diartikan bahwa setiap terjadi kenaikan angka kematian bayi (X1) sebesar 10%, maka pembangunan ekonomi (Y) di Kota Padang akan menurun sebesar 0,01%. Nilai t-hitung untuk angka kematian bayi (X1) sebesar -0,034, sedangkan t-tabel 2,228 dengan α=5%, berarti nilai t-hitung lebih kecil dari t-tabel (-0,034 < 2,228), maka Ho diterima dan Ha ditolak. Yang 6
berarti angka kematian bayi (X1) berpengaruh tidak signifikan terhadap pembangunan ekonomi di Kota Padang. Hal ini dikarenakan jika angka kematian bayi meningkat maka akan menyebabkan jumlah penduduk Kota Padang akan menurun. Hal ini yang menyebabkan penghambatan pembangunan ekonomi, dikarenakan penduduk sebagai pemacu pembangunan. Populasi yang lebih besar sebenarnya adalah pasar potensial yang menjadi sumber permintaan akan berbagai macam barang dan jasa yang kemudian akan menggerakkan berbagai macam kegiatan ekonomi sehingga menciptakan skala ekonomi dalam produksi yang akan menguntungkan semua pihak, menurunkan biaya produksi dan menciptakan sumber pasokan atau penawaran tenaga kerja murah dalam jumlah yang memadai sehingga pada gilirannya akan merangsang output atau produksi agregat yang lebih tinggi lagi. Dan pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, yang berarti tingkat kemiskinan akan turun menurut Todaro dan Smith (dikutip dari jurnal Merna Kumala Sari, 2006). Hal ini akan merangsang pertumbuhan pembangunan ekonomi di Kota Padang. Koefisien regresi (b2) untuk angka harapan hidup (X2) yaitu sebesar 10,093. ini dapat diartikan bahwa setiap kenaikan angka harapan hidup (X2) sebesar 10%, maka pembangunan ekonomi (Y) di Kota Padang akan meningkat sebesar 100,93 %. Nilai t-hitung untuk angka harapan hidup (X2) sebesar 8,343 sedangkan ttabel 2,228 dengan α=5%, berarti nilai thitung lebih besar dari t-tabel (8,343 > 2,228), maka Ho ditolak dan Ha diterima. Yang berarti angka harapan hidup (X2) berpengaruh signifikan terhadap pembangunan ekonomi di Kota Padang. Koefisien regresi (b3) untuk angka melek huruf (X3) yaitu sebesar -1,593. ini dapat diartikan bahwa setiap kenaikan angka melek huruf (X3) sebesar 10%,
maka pembangunan ekonomi (Y) di Kota Padang akan menurun sebesar 15,93 %. Nilai t-hitung untuk angka melek huruf (X3) sebesar -0,419 sedangkan t-tabel 2,228 dengan α=5%, berarti nilai t-hitung lebih kecil dari t-tabel (-0,419 < 2,228), maka Ho diterima dan Ha ditolak. Yang berarti angka melek huruf (X3) berpengaruh tidak signifikan terhadap pembangunan ekonomi di Kota Padang. Walaupun angka melek huruf di Kota Padang tinggi, namun hal tersebut tidak seiring dengan pertumbuhan pembangunan struktural ekonomi di Kota Padang sehingga mengakibatkan jumlah lapangan pekerjaan yang ada di Kota Padang terbatas sementara pencari kerja banyak, hal ini yang mengakibatkan jumlah pengganguran di Kota Padang meningkat, sehingga pembangunan ekonomi di Kota Padang terhambat. Untuk itu disinilah peran pemerintah daerah Kota Padang dalam meningkatkan jumlah lapangan pekerjaan di Kota Padang sehingga bisa meningkatkan pembangunan ekonomi di Kota Padang. B. Pengujian Koefisien Determinasi (R2) Dari hasil regresi diperoleh nilai R square atau koefisien determinasi (R2) sebesar 0,939 . artinya bahwa variasi naik turunnya pembangunan ekonomi di Kota Padang dapat dijelaskan oleh angka kematian bayi, angka harapan hidup, dan angka melek huruf sebesar 93,90%, sedangkan sisanya sebesar 6,10% dipengaruhi oleh variabel diluar model. C. Pengujian F (F-test) Uji F-test atau pengujian secara keseluruhan bertujuan untuk melihat ada tidaknya pengaruh seluruh variabel independen/bebas terhadap variabel dependen. F-hitung = 45,819 dengan tingkat α=5% dan df : (n-k),(k-1)= 4-1 = 3; df2 = n-k=13-3=10, maka F-tabel (F0,05)= 3,078. Dari pengujian F-test ini diperoleh Fhitung lebih besar dari F-tabel = 45,819 > 7
3,078, maka Ho ditolak, Ha diterima. Yang berarti secara keseluruhan Variabel independen/ bebas (angka kematian bayi (X1), angka harapan hidup (X2), dan angka melek huruf (X3) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen/tidak bebas (pembangunan ekonomi di Kota Padang (Y). Uji Asumsi Klasik A. Multikolinearitas Uji multikolinearitas merupakan adanya hubungan linear yang sempuran atau pasti diantara beberapa atau semua variabel independen dalam model regresi. Untuk mengetahui ada tidaknya masalah multikolinearitas pada penelitian ini digunakan dengan menggunakan nilai TOL (Tolerance) dan VIF ( Varince Inflation Factor). Jika nilai VIF tidak lebih dari 10, maka model dinyatakan tidak terjadi masalah multikolinearitas. (Suliyanto, 2011).
Tabel 2 Uji Autokorelasi dL
Du
4-dU
4-dL
2,075
0,7147
1,8159
2,1841
3,2853
Sumber : Data Diolah Berdasarkan tabel 5.2 diatas dapat kita lihat bahwa DW berada di antara dU dan 4-Du atau (1,8159 < 2,075 < 2,1841). Maka kita mengambil keputusan nomor 3 yang berarti dapat disimpulakan tidak terjadi autokorelasi. C. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dan residual satu pengamatan kepengamatan yang lain. Jika terdapat pengaruh variabel independen atau bebas yang signifikan terhadap nilai mutlak residualnya maka dalam model terdapat masalah heteroskedastisitas. Jika nilai probabilitas lebih besar dari nilai alpha (sing. > α) maka tidak terjadi heterokeastisistas.
Tabel 1 Uji Multikolinearitas Collinearity Statistics Tolerance
DW
Tabel 3 Uji Heteroskedastisitas Dengan Mengunakan Uji Glejser
VIF
(Constant) Log Kematia Bayi ,892 1,121 Log Harapa Hidup ,469 2,132 Log Melek Huruf ,441 2,269 Sumber : Data Diolah dengan mengunakan SPSS15,0 Berdasarkan tabel 5.1 diatas dapat kita lihat bahwa nilaiVIF (Variance inflation factor) tidak lebih dari 10 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah multikolineariatas. B. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t ( sekarang) dengan kesalahan periode t-1 ( sebelumnya). Pengujian autokorelasi dengan mengunakan uji Durbin-Watson (Suliyanto, 2011)
Unstandardized Coefficients
(Constant) Log Kematian Bayi Log Harapan Hidup Log Melek Huruf
Standard ized Coefficie nts
t
Sig.
B
Std. Error
2,036
3,049
,668
,521
-,005
,013
-,122
-,360
,727
-,115
,594
-,090
-,194
,851
-,903
1,867
-,232
-,483
,640
Beta
Sumber : Data Diolah dengan mengunakan SPSS15,0 Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa model regresi tidak terjadi gejala Heteroskedastisitas. Hal ini karena sig. Variabel angka kematian bayi terhadap absolut residual sebesar 0,727 > 0,05, sig. variabel angka harapan hidup terhadap residual absolute sebesar 0,851 > 0,05, dan sig. variabel angka melek huruf terhadap residual absolute sebesar 0,640 > 0,05.
8
D. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini akan mengunakan metode skewness dan kurtosis. Jika Zskew dan Zkurt ≤ nilai kritis maka residual terstandarisasi berdistribusi normal, sedangkan jika mengunakan tingkat toleransi 0,01 atau 1% maka nilai kritisnya ±2,58, dan jika nilai toleransi 0,05 atau 5% maka nilai kritisnya ±1,96 dan tingkat toleransi 0,10 atau 10% maka nilai kritisnya ±1,65 (Suliyanto, 2011). Tabel 4 Uji Normaliats Dengan Metode Signifikasi Skewness Dan Kurtosis N Statis tic Standardized Residual Valid N (listwise)
13
Skewness Statistic 1 ,664
Kurtosis Std. Error
Statistic
Std. Error
,616
-,127
1,191
1 13
Sumber : Data Diolah dengan mengunakan SPSS15,0
Setelah koefisien skewness dan koefisien kurtosis diketahui, selanjutnya adalah melakukan standarisasi dengan perhitungan sebagai berikut : √
√
√
√
5
Kesimpulannya, karena nilai standarisasi skewness (-0,9779) dan nilai standarisasi kurtosis -0,0935 lebih kecil dari 1,96, maka dengan tingkat toleransi 0,05 persen, nilai residual terstandarisasi berdistribusi secara normal. Kesimpulan Berdasarkan hasil temuan empiris yang telah diuraikan pada bab v, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Angka kematian bayi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
pembangunan ekonomi di Kota Padang. Hal ini terlihat dari uji parsial yang dilakukan ternyata t-hitung lebih kecil dari t-tabel (-0,034 < 2,228). 2. Angka harapan hidup berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembangunan ekonomi di Kota Padang. Hal ini terlihat dari uji parsial yang dilakukan ternyata t-hitung lebih besar dari t-tabel (8,334 > 2,228). 3. Angka melek huruf berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap pembangunan ekonomi di Kota Padang. Hal ini terlihat dari uji parsial yang dilakukan ternyata t-hitung lebih kecil dari t-tabel (-0,419 < 2,228). 4. Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,939. Bahwa variasi naik turunnya perkembangan pembangunan ekonomi di Kota Padang dapat dijelaskan oleh ketiga variabel independen (angka kematian bayi, angka harapan hidup, dan angka melek huruf) sebesar 93,90%, sisanya sebesar 6,10% dipengaruhi oleh variabel lain di luar model. Dari pengujian F-test ini diperoleh F-hitung lebih besar dari Ftabel = 45,819 > 3,078, yang berarti secara keseluruhan Variabel independen atau bebas (angka kematian bayi (X1), angka harapan hidup (X2), dan angka melek huruf (X3) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen atau tidak bebas (pembangunan ekonomi di Kota Padang (Y). Daftar Pustaka Anonymous, 2000-2012. “Produk Domestik Bruto Menurut Kabupaten/Kota”, BPS Sumbar. __________, 2002. “Laporan Perekonomian Indonesia”, BPS Sumbar __________, 2004. “Statistik Kesejahteraan Rakyat Sumatera Barat”, BPS Sumbar. 9
__________, 2005. “Produk Domestik Regional Bruto”, BPS Sumbar. __________, 2006. “Indek Pembangunan Manusia Kota Padang”, BPS Sumbar. __________, 2007. “Padang Dalam Angka”, BPS Sumbar. __________, 2008. “Padang Dalam Angka”, BPS Sumbar. __________, 2009. “Padang Dalam Angka”, BPS Sumbar. __________, 2010. “Padang Dalam Angka”, BPS Sumbar. __________, 2011. “Padang Dalam Angka”, BPS Sumbar. __________, 2011. “Laporan Perekonomian Provinsi Sumatera Barat”, BPS Sumbar. __________, 2011. “Produk Domestik Regional Bruto”, BPS Sumbar. __________, 2012. “Padang Dalam Angka”, BPS Sumbar. Chandra. R, (2006). “Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia Terhadap Pembangunan Ekonomi Di Kabupaten Indragiri Hulu”, Skripsi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Bung Hatta. Elfindri, 2001. “Ekonomi Sumber Daya Manusia”, Penerbit Univesitas Andalas, Padang Fitriandy, Ery, 2004. “Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia Terhadap Pembangunan Ekonomi Di Kabupaten Pasaman” Skripsi jurusan ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Bung Hatta. Irawan, M. Suparmoko, 1992. “Ekonometrika Pembangunan”, Edisi ke-V Penerbit Liberty, Yogyakarta. Jhingan M.L, 1996. “Ekonomi Pembangunan dan
Perencanaan”, Penerbit PT. Raja Grafindo persada, Jakarta. Kumalasari. Merna, 2006. “Analisis Pertumbuhan Ekonomi, Angka Harapan Hidup Angka Melek Huruf, Rata-Rata Lama Sekolah, Pengeluaran Perkapita Dan Jumlah Penduduk Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Jaw Tengah” Jurnal. Putri, E, Dewi, 2003. “Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia Terhadap Pembangunan Ekonomi Di Kota Bukittinggi” Skripsi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Bung Hatta. Roza, Merita, 2002. “Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia Terhadap Pembangunan Ekonomi Di Sumatera Barat” Skripsi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Bung Hatta. Rusdarti, Kusmuriyanto, 2008. “Ekonomi Fenomena Di Sekitar Kita” Penerbit PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, Solo-Jawa tengah. Setiawan, Budi, 2002. “Pembangunan Ekonomi Dan Kualitas Sumber Daya Manusia Di Indonesia” Skripsi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Bung Hatta. Sukirno, Sadono, 1996. “ http://elasq.wordpress.com/2010 /08/03/pengertian-pertumbuhanekonomi-menurut/ Suliyanto, 2011. “Ekonometrika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS,” penerbit ANDY Yogyakarta.
10
Todaro, 2001. “Ekonomi Pembangunan”, Edisi Ke-V Penerbit Bumi Aksara, Jakarta. Todaro, 1995. “Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga”, Edisi Ke-IV Penerbit Erlangga, Jakarta Yusnedi, Ary, 2002. “Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia Terhadap Pembangunan Ekonomi Di Kabupaten Solok” Skripsi jurusan ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Bung Hatta. http:// inovy.blogspot.com/2011/05/angkaharapan-hidup-di-negaraasean.html. http://id.m.wikipedia.org/wiki/melek_aksar a. http://nezz33.blogspot.com/2010/05/angka -harapan-hidup.html. http://data.tnp2k.go.id/?q=category/data/g losarium.
11