Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 19 Juli 2014
ANALISA PENGARUH RENDAHNYA KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KINERJA PROYEK DI SURABAYA Soelistyono 1) Program Studi Pascasarjana Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Jl. Kampus ITS Sukolilo, Surabaya, 60111, Indonesia e-mail:
[email protected] ABSTRAK Pada berbagai proyek konstruksi diperlukan adanya sumber daya, baik itu proyek bangunan gedung, maupun pada proyek infrastruktur. Sumber daya tersebut yang dibutuhkan di dalam proyek yaitu terdiri dari sumber daya manusia, material, peralatan, dsb. Sumber daya manusia (SDM) merupakan sumber daya utama yang harus selalu tersedia di dalam proyek, namun di Indonesia khususnya di wilayah Surabaya kualitas SDM yang ada masih rendah. Kualitas SDM yang masih rendah ini memberikan pengaruh terhadap kinerja proyek, hal ini tercermin dari berbagai proyek di surabaya yang mengalami keterlambatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh rendahnya kualitas SDM terhadap kinerja proyek di Surabaya. Populasi dari penelitian ini adalah kontraktor pekerjaan konstruksi kualifikasi menengah dan kecil, dengan menggunakan metode penyebaran kuisioner kepada respondennya yaitu orang-orang yang berhubungan langsung dengan pekerja di proyek yaitu para manajer, site manajer, supervisor, dsb. Data dari kuesioner yang terkumpul ada 52 responden dan diolah dengan regresi linier berganda. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa pengaruh rendahnya kualitas SDM terhadap kinerja proyek adalah sebesar 0,593 yang dapat di lihat dari nilai R Square. Artinya variabel rendahnya kualitas SDM mempengaruhi variable kinerja proyek sebesar 59,3%, sedangkan sisanya 40,7 % merupakan variabel lain diluar model dalam penelitian ini. Selain itu, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi kontraktor pekerjaan konstruksi untuk lebih meningkatkan kuantitas, kualitas pekerja dalam perusahaan. Kata kunci: Sumber Daya Manusia (SDM), Kualitas SDM, Kinerja Proyek, Regresi Linier Berganda.
PENDAHULUAN Pada proyek konstruksi terdapat beberapa sumber daya yang digunakan selama proses konstruksi yaitu material, machines, men, method, money. (Ervianto, 2005). Manusia (Men) merupakan sumber daya utama yang harus selalu ada dalam setiap proyek. Manusia adalah suatu sumber daya yang sangat kompleks dan sulit diprediksi sehingga dalam mengelola sumber daya manusia diperlukan usaha yang besar (Riantini, Trigunarsyah, Abidin, & Latief, 2005). Tanpa adanya SDM maka proyek tidak akan dapat terlaksana, namun hal ini pun perlu didukung dengan ketersediaan sumber daya lainnya. Kualitas sumber daya manusia (SDM) atau tenaga kerja ini merupakan hal penting dalam menunjang kinerja kontraktor untuk meraih kesuksesan penyelesaian suatu proyek tepat waktu sesuai dengan kontrak. Menurut Soeharto (1997) kualitas SDM menjadi faktor penentu keberhasilan suatu proyek. Kualitas SDM akan menunjukkan kualitas dari hasil yang diperoleh, semakin baik kualitas SDM yang dimiliki, maka semakin baik pula hasil penyelesaian proyek atau kualitas akhir proyek, begitupun sebaliknya. Akan tetapi, kualitas dari tenaga kerja ini tergantung pada usaha dan peforma dari tenaga kerja, serta pengendalian, ISBN : 978-602-70604-0-1 B-7-1
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 19 Juli 2014
pengawasan, dan peranan dari pihak manajemen (Riantini, Trigunarsyah, Abidin, & Latief, 2005). Bidang Konstruksi merupakan salah satu industri terbesar di Indonesia dan berkontribusi sebesar 10% dalam peningkatan ekonomi Indonesia pada tahun 2013 berdasarkan data dari Economic Growth of Indonesia Quarter II – 2013. Perkembangan dalam bidang konstruksi di Indonesia diimbangi dengan adanya tenaga kerja atau pekerja yang melimpah yang tersedia di setiap daerah (Andi & Djendoko, 2004). Namun hal ini tidak sejalan dengan kondisi tenaga kerja terlatih yang ada di Indonesia. Jumlah pekerja terlatih yang tersedia terbatas jumlahnya hanya 9% dari pekerja yang ada yang secara formal dilatih dalam program-program pelatihan yang diadakan oleh institusi-institusi pemerintah dan bahkan kontraktor-kontraktor yang terlibat juga kurang tertarik pada program-program pelatihan untuk para pekerja tersebut (Kaming, Olomolaiye, Holt, & Harris, 1997). Hal inilah yang merupakan salah satu penyebab Indonesia rendah dalam hal kualitas SDM. Dalam penelitian Assaf & Al-Hejji (2006), dimana penelitiannya berkaitan tentang penyebab keterlambatan pada proyek konstruksi, diperoleh bahwa 45 dari 76 proyek di Saudi Arabia terjadi keterlambatan dan salah satu faktor terjadinya keterlambatan adalah dikarenakan kurangnya sumber daya atau tenaga kerja ahli dari pihak kontraktor. Hal serupa dialami dengan beberapa proyek yang terjadi pada area penelitian ini yaitu di wilayah Surabaya, dimana keterlambatan yang terjadi pada berbagai proyek di Surabaya dikarenakan oleh rendahnya kualitas SDM. Di Surabaya, rendahnya kualitas SDM terutama untuk jasa konstruksi, hal ini terlihat dari pengerjaan sejumlah proyek yang tidak selesai tepat pada waktu sesuai dengan kontrak pada tahun 2013. Hal tersebut tertuang dalam www.lensaindonesia.com, yang ditulis oleh Suyono pada 03 Januari 2014 berdasarkan wawancara yang dilakukan, yaitu: “Pemkot Surabaya menaruh perhatian besar terhadap berbagai proyek yang tidak selesai pada 2013. Tri Rismaharini, Walikota Surabaya mengakui, bahwa ada beberapa pekerjaan fisik yang tidak kelar sesuai kontrak. Kebanyakan penyebabnya adalah ketidakmampuan kontraktor. Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) dalam pelaksanaan pembangunan merupakan hal yang krusial. Walikota menyadari, peningkatan kualitas para pekerja konstruksi diperlukan guna mendorong kemampuan menyelesaikan proyek tepat waktu.” Sukses dalam konstruksi proyek merunjuk pada sukses dalam kinerja, namun dengan rendahnya kualias dari SDM atau tenaga kerja yang ada, hal ini akan berdampak pada kinerja proyek. Kinerja berkaitan dengan berbagai topik dan faktor seperti waktu, biaya, kualitas, kepuasan klien, produktifitas dan keselamatan (Shaban, 2008). Menurut Wibowo (2007) pengukuran kinerja perlu dilakukan untuk mengetahui apakah selama pelaksanaan pekerjaan terhadap penyimpangan dari rencana yang telah ditentukan, atau apakah kinerja dapat dilakukan sesuai jadwal waktu yang ditentukan, atau apakah hasil kinerja telah tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk dapat mengetahui besarnya pengaruh dari rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) terhadap kinerja proyek di Surabaya. METODE Penelitian ini dapat digolongkan sebagai penelitian konfirmatori yang bertujuan untuk menguji seberapa besar pengaruh dari rendahnya kualitas SDM terhadap kinerja proyek di Surabaya. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, dimana data primer yang dikumpulkan merupakan penilaian persepsi responden terhadap indikator rendahnya kualitas SDM dan kinerja proyek. ISBN : 978-602-70604-0-1 B-7-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 19 Juli 2014
Data persepsi ini diperoleh dari kuisioner yang ditujukan kepada perusahaan kontraktor yang menjadi batasan dalam penelitian ini, dimana respondennya adalah para manajer, site manajer, dsb yang berada pada perusahaan kontraktor tersebut dengan penelitian ini tertuju atau berkaitan dengan para staff yang terlibat dalam sebuah proyek. Model statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah model statistik regresi berganda, dimana model statistik ini terdiri dari satu variabel bebas dengan satu variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel rendahnya kualitas SDM sedangkan variabel terikat adalah variabel kinerja proyek. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu variabel untuk rendahnya kualitas SDM yang terdiri dari aspek fisik dan non fisik dan variabel kinerja proyek. Tabel 1. Identifikasi Indikator Rendahnya Kualitas SDM No
Indikator
Sumber
Kesehatan Fisik 1 Para pekerja terdiri dari pekerja yang berusia lebih dari 30 tahun (Adi & Ni'am, 2012) 2 Kondisi tubuh yang tidak sehat atau sering sakit-sakitan Kemampuan Bekerja 1 Tidak dapat menggunakan peralatan yang tersedia dengan baik 2 Kurangnya pemahaman terhadap material yang digunakan Sering terjadi pembongkaran pekerjaan dikarenakan kesalahan (Adi & Ni'am, 2012) 3 desain/perencanaan Tidak dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik sesuai spesifikasi 4 perencanaan Pendidikan 1 Tingkatan pendidikan pekerja masih rendah (Adi & Ni'am, 2012) 2 Kurangnya pendidikan non formal/kursus/keahlian Pengalaman Kurangnya pemahaman terhadap pekerjaan yang dikerjakan sehingga 1 perlu pembelajaran lagi (Adi & Ni'am, 2012) 2 Pengalaman dibidang yang dikerjakan kurang dari 3 tahun Motivasi 1 Kurangnya motivasi terhadap pekerjaan yang dikerjakan (Andi & Djendoko, 2004) Kurangnya semangat dalam bekerja dikarenakan faktor upah yang tidak 2 memadai Ketrampilan 1 Kurangnya ketrampilan dalam berkomunikasi 2 Kurangnya ketrampilan administrasi proyek (Adi & Ni'am, 2012) 3 Kurangnya ketrampilan pengambilan keputusan Keahlian Teknik 1 Kurangnya keahlian di bidang teknik secara teori (Chan & Kumaraswamy, 2 Kurangnya keahlian di bidang teknik secara praktik 1997) 3 Sering terjadi kesalahan dalam perencanaan Sumber: Adi & Ni'am (2012); Andi & Djendoko (2004); Chan & Kumaraswamy (1997)
Tabel 2. Identifikasi Indikator Kinerja Proyek No Indikator Sumber 1 Biaya proyek meningkat (Group, 2000) (Chan 2 Terjadi Perpanjangan Waktu & Kumaraswamy, 3 Mutu Proyek tidak terpenuhi 1997) (Assaf & Al4 Produktivitas Menurun Hejji, 2004) 5 Tidak tercapainya kepuasan dari pihak Stakeholder Sumber : Group (2000); Assaf & Al-Hejji (2004); Chan & Kumaraswamy (1997)
ISBN : 978-602-70604-0-1 B-7-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 19 Juli 2014
Dalam penelitian ini dipergunakan skala Likert dalam mengukur penilaian persepsi responden, dimana responden hanya perlu memberikan persetujuan terhadap pertanyaan yang diberikan terkait variabel dalam penelitian ini, guna menghindarkan keambiguan jawaban dan menanggulangi keberagaman skala dalam persepsi masing-masing responden. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan kontraktor yang berada di Surabaya, berdasarkan data dari Gapensi. Kuisioner disebarkan kepada perusahaan kontraktor kualifiaksi menengah dan kecil di Surabaya, dimana para respondennya adalah para pimpinan proyek yaitu manajer, site manajer, dsb yang diberikan kesempatan untuk mengisi kuisioner dalam beberapa waktu. HASIL DAN PEMBAHASAN Koefisien Determinasi Dari analisis regresi berganda diperoleh nilai R sebesar 0,770. Hasil ini menunjukan bahwa semua variabel prediktor mempunyai keeratan hubungan dengan variabel Kinerja Proyek (Y) sebesar 0,770. Hasil R square didapat sebesar 0,593 yang menunjukkan bahwa kontribusi semua variabel prediktor terhadap variabel kinerja proyek sebesar 59,3%, dan 40,7% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak ada dalam penelitian ini. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Dari uji ANOVA atau F test didapat nilai F hitung sebesar 9.150 dengan probabilitas 0.000. Karena probabilitas lebih kecil dari 0.05, maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi kinerja proyek atau dapat dikatakan bahwa secara bersama-sama variabel Rendahnya kualitas SDM berpengaruh terhadap kinerja proyek dengan tingkat kepercayaan sebesar 95%. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) Untuk menginterprestasikan koefisien variabel bebas (independen) menggunakan unstandardized coefficients maupun standardized coefficients.
dapat
Tabel 3. Hasil Uji Statistik Model
Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B
3
(Constant) X2 X3 X4 X5 X7
2.703 .204 .134 .130 .210 -.310
Std. Error .503 .105 .053 .074 .070 .113
t
Sig.
Beta
.205 .274 .240 .421 -.315
5.375 1.940 2.530 1.750 2.991 -2.744
.000 .039 .015 .047 .004 .019
Dari hasil Uji Statistik t dapat di lihat bahwa ada 5 variabel prediktor yang terpilih yaitu X2, X3, X4, X5, dan X7 secara signifikan mempengaruhi kinerja proyek karena nilai probabilitasnya lebih kecil dari 0.05.
ISBN : 978-602-70604-0-1 B-7-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 19 Juli 2014
Model Regresi Model regresi yang terbentuk berdasarkan variabel yang berpengaruh signifikan adalah: Y = 2,703 + 0,204 X2 + 0,134 X3 + 0,130 X4 + 0,210 X5 - 0,310 X7 Dimana: Y = Kinerja proyek X2 = Kemampuan kerja X3 = Pendidikan X4 = Pengalaman X5 = Motivasi X7 = Keahlian Interpretasi mode l: 1) Konstanta (a) = 2,703 artinya tanpa mempertimbangkan variabel prediktor, maka tingkat kesetujuan terhadap terganggunya kinerja proyek adalah sebesar 2,703. 2) Koefisien regresi Kemampuan kerja (X2) = 0,204 artinya setiap peningkatan kurangnya kemampuan kerja akan mempengaruhi terganggunya Kinerja proyek sebesar 0,204. 3) Koefisien regresi Pendidikan (X3) = 0,134 artinya setiap peningkatan kurangnya pendidikan akan mempengaruhi terganggunya Kinerja proyek sebesar 0,134. 4) Koefisien regresi Pengalaman (X4) = 0,130 artinya setiap peningkatan kurangnya pengalaman akan mempengaruhi terganggunya Kinerja proyek sebesar 0,130. 5) Koefisien regresi Motivasi (X5) = 0,210 artinya setiap peningkatan kurangnya motivasi akan mempengaruhi terganggunya Kinerja proyek sebesar 0,210. 6) Koefisien regresi Keahlian (X7) = -0,310 artinya setiap peningkatan kurangnya keahlian akan mempengaruhi terganggunya Kinerja proyek sebesar -0,310. Pada penelitian ini rendahnya SDM dapat mempengaruhi kinerja proyek, dimana rendahnya kualitas SDM diukur dalam beberapa variabel terhadap variabel kinerja proyek di Surabaya. Diperoleh hasil bahwa motivasi memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap terganggunya kinerja proyek. Hal ini terjadi dikarenakan apabila pekerja tidak memiliki motivasi dalam melaksanakan pekerjaannya maka pelaksanaan proyek tidak akan berjalan dengan baik. Hal ini diungkapkan oleh Hidayat (2009) bahwa pelaksanaan proyek konstruksi dapat berlangsung dengan baik, salah satu pendukungnya adalah dengan adanya motivasi dan semangat dari SDM yang ada, sehingga keberhasilan suatu proyek dari segi disiplin dan waktu dapat direalisasikan. Apabila pekerja tidak memiliki motivasi dalam melakukan pekerjaannya, maka pekerjaan yang dilakukan tidak dapat memberikan hasil yang baik, hal ini pun dapat terjadi pada kinerja proyek di Surabaya. Selain motivasi pekerja yang mempengaruhi kinerja proyek, kurangnya kemampuan kerja pun dapat mempengaruhi kinerja proyek, hal ini ditunjukkan dalam hasil analisis penelitian ini. Dimana kemampuan kerja merupakan faktor rendahnya kualitas sumber daya manusia terbesar kedua dalam mempengaruhi kinerja proyek di Surabaya. Kemampuan kerja dapat mempengaruhi kinerja dalam berbagai cara, diungkapkan oleh Steers (1985) yaitu cara dalam pengambilan keputusan, cara mengintepretasikan tugas dan penjelasan tugas.
ISBN : 978-602-70604-0-1 B-7-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 19 Juli 2014
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Rendahnya Kualitas Sumber Daya Manusia dapat mempengaruhi Kinerja Proyek sebesar 59.3%. 2. Variabel rendahnya kualitas sumber daya manusia disebabkan oleh variabel kurangnya motivasi pekerja dan kurangnya kemampuan kerja dari para pekerja sehingga terganggunya kinerja proyek di Surabaya yang memiliki nilai pengaruh tertinggi. 3. Semakin rendah motivasi dan kemampuan kerja dari para pekerja maka semakin tinggi pula pengaruhnya terhadap kinerja proyek. Untuk memperbaiki hasil penelitian ini, maka sarannya adalah: 1. Hal yang perlu diperhatikan adalah apakah variabel rendahnya kualitas sumber daya manusia langsung tertuju kepada kinerja proyek ataukah didahului dengan produktifitas kerja, sehingga dapat menggambarkna secara jelas pengaruhnya. 2. Perlu dilakukan peninjauan lagi terhadap rendahnya kualitas sumber daya manusia yang bagaimana dalam proyek konstruksi di surabaya, sebaiknya menggunakan data yang nyata dilapangan untuk menggambarkan dengan jelas rendahnya kualitas sumber daya manusia. DAFTAR PUSTAKA Adi, H. P., & Ni'am, M. F. (2012). Improving Skill's Strategies of Indonesian Construction Labours to Have Global Competitiveness. International Journal of Civil and Structural Engineering , 150-157. Andi, & Djendoko, D. (2004). Motivasi Pekerja Pada Beberapa Proyek Konstruksi Di Surabaya. Civil Engineering Dimension , Vol. 6, p. 80-87. Assaf, S., & Al-Hejji, S. (2004). Causes of delay in large construction projects. International Journal of Project Management . Chan, D. W., & Kumaraswamy, M. M. (1997). A Comparative Study of Causes of Time Overruns in Hongkong Construction Projects. International Journal of Project Management, p. 55-63. Ervianto, W. I. (2005). Manajemen Proyek Konstruksi. Yogyakarta: ANDI. Hidayat, F. (2009). Motivasi Pekerja Pada Proyek Konstruksi Di Kota Bandung. Media Teknik Sipil, Volume IX , P. 57-70. Kaming, P. F., Olomolaiye, P. O., Holt, G. D., & Harris, F. C. (1997). Factors Influencing Craftmen's Productivity In Indonesia. International Journal ofProject Management , Vol. 15, p. 21-30. Riantini, L. S., Trigunarsyah, B., Abidin, I., & Latief, Y. (2005). Penentuan Peringkat Faktor Resiko Dalam Rekrutmen Tenaga Kerja Yang Mempengaruhi Biaya Tenaga Kerja Pada Proyek. Jurnal Teknik Sipil , Vol. 12, p. 177-184. Shaban, S. S. (2008). Factors Affecting the Performance of Construction Projects in The Gaza Strip: Thesis of Master of Science in Construction Management. Palestine: The Islamic University of Gaza.
ISBN : 978-602-70604-0-1 B-7-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 19 Juli 2014
Soeharto, I. (1997). Manajemen Proyek Dari Konseptual Sampai Pelaksanaan. Jakarta: Erlangga. Steers, R. M. (1985). Efektifitas Organisasi. Jakarta: Airlangga. Suyono. (2014, Januari 03). Banyak Proyek Molor, Pemkot Surabaya Akan Latih SDM Konstruksi. Dipetik Februari 14, 2014, dari Lensa Indonesia: www.lensaindonesia.com Wibowo. (2007). Manajemen Kinerja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
ISBN : 978-602-70604-0-1 B-7-7