PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA DAN BRAND IMAGE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA PRODUK TUPPERWARE (STUDI KASUS DI MASYARAKAT DI KELURAHAN MANDONGA) Husni Aprilianti Wulandari B1B1 13 265 Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Jurusam Manajemen ABSTRACT This research aims to understand the influence of product quality, prices and band image of the buyer on tupperware products (a case study in urban village society Mandonga) Sample in this research 57 respondents consisting of urban village society Mandonga who use the Tupperware. The analysis used is used is linear regression multiple and use data sourced from respondens and urban village society documentation Mandonga who use the Tupperware. The result of the linear regression multiple obtained that product quality, price and brand image of simultan eously significant of the decision the purchase of products Tupperware Mandonga in urban village community. In partial quality products, prices and the brand image of significant of the decision the purchase of products Tupperware Mandonga in urban village community Keywords: Quality Products, Price, Brand Image, Decision Making. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh kualitas produk, harga dan brand image terhadap keputusan pembeli pada produk Tupperware (Studi kasus di masyarakat di kelurahan Mandonga). Sampel dalam penelitian ini sebanyak 57 responden yang merupakan masyarakat di kelurahan Mandonga yang menggunakan produk Tupperware. Analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda dan menggunakan data yang bersumber dari responden dan dokumentasi masyarakat di kelurahan Mandonga yang menggunakan produk Tupperware. Hasil uji regresi linier berganda diperoleh bahwa Kualitas Produk, Harga dan Brand Image secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian Produk Tupperware pada Masyarakat Kelurahan Mandonga. Secara
parsial Kualitas Produk, Harga dan Brand Image berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian Produk Tupperware pada Masyarakat Kelurahan Mandonga. Kata Kunci: Kualitas Produk, Harga, Brand Image, Pengambilan Keputusan
PENDAHULUAN Latar Belakang Kotler & Keller (2009:346) menyatakan citra merek ialah persepsi dan keyakinan yang dilakukan oleh konsumen, seperti tercermin dalam asosiasi yang terjadi dalam memori konsumen. Citra akhirnya akan menjadi baik, ketika konsumen mempunyai pengalaman yang cukup dengan realitas baru. Penelitian ini di fokuskan pada masyarakat di Kelurahan Mandonga pernah membeli dan memakai produk Tupperware dalam kehidupan sehari-hari. Segmentasi dari Tupperware berdasarkan dari usia yaitu mencakup semua kalangan baik bayi, balita, remaja, dewasa, dan tua masih bisa menggunakan produk Tupperware ini dan pada segmentasi demografi berupa jenis kelamin Tupperware lebih mengarah pada wanita khususnya ibuibu. Adapun beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian yaitu (1) Kualitas produk, ukuran atau penilain yang ditetapkan mengenai suatu produk yang didasarkan atas kepuasaan yang dirasakan konsumen. (2) Harga, jumlah uang (ditambah beberapa barang jika mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya. (3) Brand Image, citra produk dengan kombinasi atribut-atribut produk lainnya yang diharapkan dapat memberikan identitas dan di ferensiasi terhadap produk pesaing. Mengapa saya tertarik meneliti keputusan pembelian pada produk tupperware karena dalam lingkungan tempat saya tinggal dikelurahan Mandonga banyak ibu rumah tangga, pedagang kaki lima, dan PNS, baik berjenis kelamin perempuan maupun
laki-laki yang menggunakan tupperware, tetapi dalam segmentasi pasar produk tupperware ini lebih mengarah ke ibu-ibu. Dilihat dari cara mempertimbangkan keputusan pembelian produk Tupperware, seseorang akan melihat kualitas dan citra merek dari produk itu sendiri, kualitas produk adalah totalitas fitur dan karateristik yang ada dalam suatu produk yang memiliki fungsi dan kegunaan nomor satu untuk memuaskan kebutuhan. Jika kita mendengar kata produk tupperware yang muncul dalam benak kita produk ini adalah salah satu produk yang mempunyai keunikan, ketahanan, manfaat, terpercaya, memiliki atribut seperti model yang selalu up to date/tidak ketinggalan jaman, warna yang menarik, desain yang cantik/unik dan produknya mudah dikenali oleh konsumen. Walaupun terbilang harganya agak mahal tetapi produk ini bisa dijangkau oleh banyak masyarakat karena dapat dicicil dalam jangka waktu yang lama, dan selalu promo dalam setiap pembeliannya. Disisi lain produk tupperware terkadang tidak sesuai dengan harapan konsumen salah satu contoh biasanya sebagian produknya tidak bisa tertutup dengan rapat hal ini, membuat makanan dalam wadah tersebut akan cepat lembab, basi ataupun tumpah masalah seperti ini akan mengurangi kepercayaan konsumen terhadap kualitas produk dan akan berpengaruh dengan Brand image dari tupperware tersebut, apalagi munculnya pesaingpesaing baru seperti Tulipware yang bisa membuat para costumer bisa perpindah produk.
Rumusan Masalah 1. Apakah kualitas produk, harga, dan brand image berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian produk Tupperware di Kelurahan Mandonga? 2. Apakah kualitas produk, berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian produk Tupperware di Kelurahan Mandonga? 3. Apakah harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian produk Tupperware di Kelurahan Mandonga? 4. Apakah brand image berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian produk Tupperware di Kelurahan Mandonga? Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui dan menjelaskan pengaruh signifikan kualitas produk, harga, dan brand image terhadap keputusan pembelian produk Tupperware di Kelurahan Mandonga. 2. Untuk mengetahui dan menjelaskan pengaruh signifikan kualitas produk terhadap keputusan pembelian produk Tupperware di Kelurahan Mandonga. 3. Untuk mengetahui dan menjelaskan pengaruh signifikan harga terhadap keputusan pembelian produk Tupperware di Kelurahan Mandonga. 4. Untuk mengetahui dan menjelaskan pengaruh signifikan brand image terhadap keputusan pembelian produk Tupperware di Kelurahan Mandonga. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi atau masukan bagi perkembangan ilmu manajemen pemasaran dan untuk mengetahui bagaimana strategi kreatif dan inovatif yang diterapkan dalam keputusan pembelian customer pada produk Tupperware di Kel.Mandonga 2. Secara praktis a. Bagi seluruh distributor tupperware di Indonesia, Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat membantu distributor tupperware di Indonesia untuk mengetahui seberapa besar pengaruh atribut produk yang termasuk kualitas produk, harga dan brand image terhadap keputusan pembelian pada produk Tupperware di Kelurahan Mandonga b. Bagi Peneliti, Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai ilmu manajemen pemasaran serta memperoleh pengalaman dalam meneliti pengaruh kualitas produk, harga dan brand image terhadap keputusan pembelian pada produk Tupperware di Kelurahan Mandonga. Ruang Lingkup Penelitian Adapun ruang lingkup dari penelitian ini, untuk variabel Kualitas Produk diadopsi dari (Kotler, 2008) yang menyatakan bahwa kualitas produk diukur berdasarkan: Kinerja (Performance), Keandalan (Reliability, Daya Tahan (durability, Keindahan/seni (Aesthetic, Kesesuaian produk (conformance), Fitur/ manfaat tambahan (fiture), Kualitas yang
dirasakan (perceive quality), dan Pelayanan (serviceability). Sedangkan harga diadopsi dari Arief Rahman (2010:34) yang menyatakan bahwa harga dapat dilihat dari 4 indikator yaitu; Terjangkau, Jangka waktu cicilannya lama, pembayaran cash, dan Cash back. Namun dalam penelitian ini hanya menggunakan 2 indikator yaitu; Terjangkau dan pembayaran cash. Hal tersebut dikarenakan tidak semua indikator dapat diterapkan dalam penelitian ini. Adapun Brand Image diadopsi dari pendapat Aaker (1996;160) yang menguraikan lima kriteria brand image yaitu: Dapat digunakan dengan baik, Design yang mengikuti jaman, Akrab di benak konsumen, Garansi, dan Terpercaya. Keputusan Pembelian diadopsi dari Kotler dan Armstrong (2008:179) terdiri dari urutan kejadian berikut: pengenalan masalah kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan perilaku pasca pembelian. TINJAUAN PUSTAKA Mulyadi (2007:42) Kualitas produk merupakan masalah yang berkaitan dengan atribut yang perlu diperbaiki, atau berkaitan dengan bagaimana menyingkirkan produk yang perlu atributnya menyimpang dari atribut yang diinginkan produk yang baik, yang atributnya memenuhui syarat. Menurut Kotler &Amstrong (2008) menyatakan bahwa kualitas produk adalah kemampuan sebuah produk dalam memperagakan fungsinya, hal itu termasuk keseluruhan durabilitas, reliabilitas, ketepatan, kemudahan pengoperasian dan reparasi produk juga atribut produk
lainnya. Berdasarkan berbagai definisi diatas maka ditarik kesimpulan bahwa kualitas produk adalah keseluruhan ciri serta sifat yang terdapat dalam barang dan jasa yang berpengaruh pada kemampuan untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Husen Umar (2005:37) bagian dari kebijakan produk adalah perihal kualitas produk. Kualitas suatu produk baik berupa barang mapun jasa perlu ditentukan melalui dimensidimensinya. Dimensi kualitas produk ada delapan dimensi seperti yang dipaparkan berikut ini. a. Performance, hal ini berkaitan dengan aspek fungsional suatu barang dan merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan pelanggan dalam membeli barang tersebut. b. Features, yaitu aspek performansi yang berguna untuk menambah fungsi dasar, berkaitan dengan pilihan-pilihan produk dan pengembangnnya. c. Reliability, hal yang berkaitan dengan probabilitas atau kmungkinan suatu barang berhasil menjalankan fungsinya setiap kali digunakan dalam periode waktu tertentu dan dalam kondisi tertentu pula. d. Conformance, hal ini berkaitan dengan tingkat kesesuaian terhadap spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan pelanggan. Konfirmasi merefleksikan derajat ketepatan antara karakteristik desain prduk dengan karakteristik kualitas standar yang telah ditetapkan. e. Durability, yaitu suatu refleksi umur ekonomis berupa ukuran daya tahan atau masa pakai barang.
f.
Serviceability, yaitu karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan, kompetensi, kemudahan, dan akurasi dalam memberikan layanan untuk perbaikan barang. g. Aesthetics, merupakan karakteristik yang bersifat subyektif mengenai nilai-nilai estetika yang berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan refleksi dari preferensi induvidual. h. Fit and Finish, sifat subyektif, berkaitan dengan perasaan pelanggang mengenai keberadaan produk tersebut sebagai produk yang berkualitas. Arief Rahman Kurniawan (2013:34) yang menyatakan bahwa harga dapat dilihat dari; Terjangkau, Jangka waktu cicilannya lama, pembayaran cash, dan Cash back. M. Suyanto (2007:81) menjelaskan citra merek merupakan jenis asosiasi yang muncul di benak konsumen ketika mengingat sebuah merek tertentu. Asosiasi tersebut dapat muncul dalam bentuk citra atau pemikiran tertentu yang dikaitkan dengan suatu merek. Asosiasi ini dapat di konseptualkan berdasarkan jenis, dukungan, kekuatan dan keunikan. Jenis asosiasi merek meliputi atribut, manfaat dan sikap. Atribut terdiri dari atribut yang berhubungan dengan produk misalnya desain, warna, ukuran dan atribut yang tidak berhubungan dengan produk, misalnya harga, pemakai dan citra penggunaan. Adapun manfaat mencakup manfaat secara fungsional, manfaat secara simbolis dan manfaat berdasarkan pengalaman. Pengertian asosia merek menurut Aaker (1996;160) yang dikutip pada Freddy Rangkuti (2008:43) “adalah segala hal yang berkaitan dengan ingatan mengenai
merek. Asosiasi itu tidak hanya eksis, namun juga memiliki suatu tingkat kekuatan. Keterkaitan pada suatu merek akan lebih kuat apabila dilandasi pada banyak pengalaman atau penampakan untuk mengkomu nikasikannya. Berbagai asosiasi yang di ingat konsumen dapat dirangkai sehingga membentuk citra tentang merek atau brand image di dalam benak konsumen. Secara sederhana, pengertian brand image adalah sekumpulan asosiasi merek yang terbentuk di benak konsumen. Konsumen yang terbiasa menggunakan merek tertentu cenderung memiliki konsistensi terhadap brand image atau hal ini disebut juga dengan kepribadian merek atau (brand personality). ” Selanjutnya apabila para konsumen beranggapan merek tertentu secara fisik berbeda dari merek pesaingin citra merek tersebut akan melekat secara terus menerus sehingga dapat membentuk kesetiaan terhadap merek tertentu, yang disebut dengan (brand loyalty). Proses keputusan pembelian yang spesifik menurut Kotler dan Armstrong (2008:179) terdiri dari urutan kejadian berikut: pengenalan masalah kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan perilaku pasca pembelian. Secara rinci tahaptahap ini dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Pengenalan masalah, yaitu konsumen menyadari akan adanya kebutuhan. Konsumen menyadari adanya perbedaan antara kondisi sesungguhnya dengan kondisi yang di harapkan. 2. Pencarian informasi, yaitu konsumen ingin mencari lebih banyak konsumen yang mungkin
hanya memperbesar perhatian atau melakukan pencarian informasi secara aktif. 3. Evaluasi alternatif, yaitu mempelajari dan mengevaluasi alternatif yang diperoleh melalui pencarian informasi untuk mendapatkan alternatif pilihan terbaik yang akan digunakan untuk melakukan keputusan pembelian.
4. Keputusan membeli, yaitu melakukan keputusan untuk melakukan pembelian yang telah diperoleh dari evaluasi alternatif terhadap merek yang akan dipilih. 5. Perilaku sesudah pembelian, yaitu keadaan dimana sesudah pembelian terhadap suatu produk atau jasa maka konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Gambar Kerangka Pikir Konsumen Tupperware
Kualitas Produk (X1): Kinerja (Performance) Keandalan (Reliability) Daya Tahan (durability) Keindahan/seni (Aesthetic) Kesesuaian produk (conformance) Fitur/ manfaat tambahan (fiture) Kualitas yang dirasakan (perceive quality) 8. Pelayanan (serviceability) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
1. 2.
Harga (X2) Terjangkau Pembayaran cash
1. 2. 3. 4. 5.
Brand Image (X3) Dapat digunakan dengan baik Design yang mengikuti jaman Akrab di benak konsumen Garansi Terpecaya
H2 Keputusan Pembelian (Y) Pengenalan Masalah H3 Kebutuhan Pencarian Informasi Evaluasi Alternatif Keputusan Pembelian Perilaku Pasca H4 Pembelian H1
Regresi Linear Berganda
Kesimpulan Dan Saran
Hipotesis Berdasarkan uraian latar belakang, kerangka konseptual, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah: 1. Kualitas produk, harga, dan brand image berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian produk Tupperware di Kelurahan Mandonga 2. Kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian produk Tupperware di Kelurahan Mandonga 3. Harga, berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian produk Tupperware di Kelurahan Mandonga 4. Brand image berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian produk Tupperware di Kelurahan Mandonga. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Mandonga di jalan Laute III Mandonga Kota Kendari. Penelitian dilaksanakan mulai bulan November sampai bulan Desember 2016. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Masyarakat di Kelurahan Mandonga yang sudah menggunakan produk Tupperware. Sampel Penelitian ini mengambil sampel pada Masyarakat kelurahan Mandonga Pengambilan sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan rumus: n = N 1 + ( N xe ²) n = Ukuran sampel N = Populasi
e = Presentase kelonggaran karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir (5%) Berdasarkan data dari Masyarakat di Kelurahan Mandoga per-Desember 2015 sejumlah 133 rumah di kelurahan Mandonga khususnya di bagian jalan Laute 3, maka sampel yang kita ambil dalam penelitian ini menggunakan rumus slovin dengan tingkat kepercayaan 95%, dan tingkat eror 5% adalah : Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, maka sampel dalam penelitian ini ditetapkan sebanyak 57 orang pelanggan Jenis Dan Sumber Data 1. Data primer, yakni adalah data dan informasinya yang diperoleh secara langsung dari lapangan terkait dengan kebutuhan penelitian, baik yang dikumpulkan melalui kuesioner maupun hasil wawancara dengan responden dalam penelitian ini terutama yang berkaitan dengan semua indikator variabel yang diamati oleh peneliti, baik variabel kualitas produk, harga, brand image, maupun variabel keputusan pembelian. Sumber data primer dari pelanggan tupperware di kelurahan Mandoga Kendari. 2. Data sekunder, yakni merupakan data yang diperoleh tidak secara langsung dari responden, melainkan melalui bahan dokumentasi yang tersedia pada penelitian ini berupa, profil dan struktur organisasi obyek penelitian dan visi dan misi serta strategi yang digunakan. Sumber data sekunder dari distribusi tupperware di kota Kendari
bersangkutan mengenai masalah Metode Pengumpulan Data 1. Angket; Merupakan teknik pengunaan produk tupperware. pengumpulan data yang dilakukan Adapun cara yang dilakukan yaitu dengan cara memberi seperangkat menemui 57 pelanggan di pernyataan atau pernyataan tertulis Kelurahan Mandonga di jalan Laute kepada responden utuk III Mandonga Kota Kendari yang menjawabnya. Kuesioner juga menggunakan tupperware, lalu merupakan teknik pengumpulan memberikan kuesioner pernyataan, data yang efisien bila peneliti tahu lalu peneliti menerima kembali dengan pasti variabel yang akan di hasil jawaban pelanggan dan diolah ukur dan tahu apa yang bisa menggunakan alat analisis. diharapkan dari responden. Sugiyono (2014;142) Metode ini Uji Validitas dilakukan dengan mengajukan Uji validitas digunakan untuk daftar pertanyaan kepada mengukur sah atau valid tidaknya suatu responden. Pertanyaan-pertanyaan kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan diukur dengan menggunakan skala valid jika pertanyaan dan kuesioner interval 1-5, yaitu sangat tidak mampu untuk mengungkap sesuatu setuju, tidak setuju, ragu-ragu, yang akan diukur oleh kuesioner setuju, dan sangat setuju. tersebut (Ghozali, 2011). Sebelum data 2. Wawancara; Dalam wawancara dianalisis, data terlebih dahulu peneliti akan mendapatkan dilakukan uji dengan menggunakan uji beberapa jawaban dari hasil Tanya veliditas dan reliabilitas. jawab kepada pihak-pihak yang Tabel Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Instrumen Koefisien Variabel Indikator Korelasi Sign. Hasil Penelitian (r) Performance 0,888 0,000 Valid Reliability 0,635 0,000 Valid Durability 0,599 0,000 Valid Kualitas Aesthetic 0,843 0,010 Valid Produk Conformance 0,658 0,000 Valid (X1) Fiture 0,687 0,000 Valid Perceive Quality 0,761 0,000 Valid Serviceability 0,693 0,000 Valid 0,802 0,000 Valid Terjangkau 0,690 0,000 Valid Harga (X2) 0,528 0,000 Valid Pembayaran cash 0,797 0,000 Valid Dapat digunakan dengan 0,947 0,000 Valid Brand baik Image Design yang mengikuti (X3) 0,947 0,000 Valid jaman
Akrab di benak konsumen 0,389 0,000 Valid Garansi 0,438 0,000 Valid Terpecaya 0,943 0,000 Valid Pengenalan Masalah 0,553 0,000 Valid 0,884 0,000 Valid Keputusan Pencarian Informasi Pembelian Evaluasi Alternatif 0,627 0,000 Valid (Y) Keputusan Pembelian 0,779 0,000 Valid Perilaku Pasca Pembelian 0,823 0,000 Valid Sumber: Lampiran 3 Berdasarkan tabel diatas Pengukuran reliabilitas dalam menunjukan bahwa semua item yang penelitian ini dilakukan dengan cara mengukur masing-masing variabel one shot atau pengukuran sekali saja. indikator menghasilkan angka Disini pengukuran hanya sekali dan koefisien validitas yang lebih dari 0,3 kemudian hasilnya dibandingkan (r ≤ 0,30). Dengan demikian dapat dengan pertanyaan lain atau mengukur dinyatakan bahwa instrumen reliabilitas dengan uji statistik pengumpulan data digunakan dalam Cronbach Alpha (α). variabel dikatakan penelitian ini adalah valid. reliabel jika nilai Cronbach Alpha (α) > 0,6 (Ghozali, 2011). Uji Reliabilitas Tabel 3.2. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Cronbach'h Variabel Penelitian Hasil Alpha Kualitas Produk (X1) 0,861 Reliabel Harga (X2) 0,657 Reliabel Brand Image (X3) 0,786 Reliabel Keputusan Pembelian (Y) 0,767 Reliabel Sumber: Lampiran 4
Berdasarkan tabel 3.2 diatas tersebut dapat disimpilkan bahwa item indikator yang digunakanuntuk mengukur masing-masing variabel memiliki angka koefisien yang lebih besar dari 0,60. Karena itu instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data dapat dinyatakan reliable pada taraf kepercayaan 95%. Definisi Operasional Variabel 1. Keputusan pembelian, Adalah persepsi pelanggan terhadap perilaku konsumen untuk memutuskan apakah ia akan membeli atau tidak produk Tupperware setelah mengevaluasi
berbagai macam faktor. Indikator yang digunakan dalam penelitian ini diadopsi dari Kotler dan Armstrong (2008:179) terdiri dari urutan kejadian berikut: pengenalan masalah kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan perilaku pasca pembelian. Indikator ini diukur dengan pernyataan: - Saya membeli tupperware karena saya percaya dengan kualitasnya - Saya mencari informasi tentang tupperware sebelum melakukan pembelian.
-
2.
3.
Saya mengevaluasi dan mempertimbangkan manfaat tupperware sebelum melakukan pembelian - Saya percaya dan memutuskan membeli tupperware karena lebih baik dari barang sejenis - Saya merasa puas dengan tupperware yang saya beli dan akan melakukan pembelian ulang Kualitas Produk, Adalah tanggapan pelanggan yang menyeluruh atas evaluasi kebaikan kinerja barang/produk. Indikator yang digunakan dalam penelitian ini diadopsi dari pengukuran Kotler (2008) yakni; durabilitas, reliabilitas, ketepatan, kemudahan pengoperasian dan reparasi produk juga atribut produk lainnya. Indikator ini diukur dengan pernyataan: - Tupperware memiliki kinerja yang praktis dalam penggunaannya - Tupperware dapat di andalkan dalam setiap moment - Tupperware memiliki daya tahan produk yang kuat. - Tupperware mempunyai tampilan yang menarik. - Semua produk tupperware memiliki design yang bagus. - Tupperware memiliki kelebihan dan fungsi yang tidak dimiliki produk lain. - Kualitas produk sesuai dengan dengan yang dijanjikan. - Pelayanan garansi seumur hidup (apabila produknya rusak/pecah akan diganti dengan produk yang baru) Harga, Adalah persepsi pelanggan terhadap nilai tukar untuk mendapatkan barang berupa
4.
tupperware ataupun jasa yang dikeluarkan oleh seorang atau kelompok pada waktu dan tempat tertentu yang dinyatakan satuan moneter. Indikator yang digunakan dalam penelitian ini diadopsi dari pengukuran Arief Rahman (2010:34) yakni: a) Terjangkau, b) Pembayaran cahs. Indikator ini diukur dengan pernyataan: - Harga tupperware terjangkau dalam masyarakat. - Harga Tupperware sesuai dengan keinginan masyarakat. - Diskon yang besar untuk pembayaran chas. - Mendapatkan activitiy dan star card dalam setiap pembelian tupperware. Brand Image: adalah persepsi pelanggan yang berkaitan dengan ingatan mengenai merek. Indikator yang digunakan dalam penelitian ini diadopsi dari pengukuran Low and Lamb (2004) yang dikutip dari (Noryiyanti, 2012) yakni: (a) Useful/not: dapat digunakan dengan baik, (b) Moderen/outdate: memiliki model up to date/ tidak ketinggalan jaman, (c) Friendly/Unfriendly: Kemudahan dikenali konsumen, (d) Trustworthy: terpercaya, (e) Warranty: Bergaransi. Indikator ini diukur dengan pernyataan: - Semua produk-produk Tupperware tidak memiliki kendala dalam penggunaannya. - Design Tupperware mengikuti jaman - Banyak masyarakat yang menggunakan Tupperware. - Konsisten untuk garansi produk. - Mempercayai Tupperware dalam segala aspek.
mengenai responden penelitian ini HASIL DAN PEMBAHASAN adalah sebagai berikut: Karakteristik Responden Karakteristik responden dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis Karakteristik Responden kelamin, usia, masa kerja dan jenis Berdasarkan Jenis Kelamin pendidikan, sebanyak 57 kuesioner Berdasarkan hasil penelitian yang diberikan kepada responden yang dilakukan kepada 57 responden semuanya dikembalikan. Dengan yang merupakan konsumen demikian tingkat pengembalian Tupperware, diperoleh karakteristik kuesioner responden yang diperoleh responden berdasarkan jenis kelamin adalah 100% Adapun gambaran yang disajikan pada Tabel berikut. Tabel Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis kelamin Frekuensi (orang) Persentase (%) Pria 12 21 Wanita 45 79 Jumlah 57 100 Sumber : Data Primer (diolah), 2017 Berdasarkan pada Tabel. diatas dapat diketahui bahwa responden penelitian yang berjenis kelamin wanita memiliki jumlah yang lebih banyak yaitu 45 orang atau 21% dibandingkan dengan pria yang berjumlah 45 orang atau 79%. Artinya konsumen yang paling banyak membeli produk Tupperware pada masyarakat Kelurahan Mandonga didominasi oleh wanita.
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan kepada 57 responden yang merupakan konsumen produk Tupperware, diperoleh karakteristik responden berdasarkan usia yang terendah adalah usia diatas 20 - 30 tahun sedangkan yang tertinggi adalah diatas 50 tahun yang disajikan pada Tabel berikut:
Tabel Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Usia (Tahun) Frekuensi (orang) Presentase (%) 21 – 30 20 35 31 – 40 17 30 41 – 50 15 26 Di atas 50 tahun 5 9 Jumlah 57 100 Sumber : Data Primer (diolah), 2017 Berdasarkan Tabel diatas menunjukkan bahwa berdasarkan karakteristik responden menurut usia, diketahui bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini memiliki tingkatan usia antara 21 - 30
tahun yakni sebanyak 20 orang atau 35%. Usia 31 – 40 tahun yakni sebanyak 17 orang atau 30%. Usia 41 – 50 tahun yakni sebanyak 15 orang atau 26%. Dan usia diatas 50 tahun keatas sebanyak 5 orang atau 9%. Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang membeli produk Tupperware di masrakat Kelurahan Mandonga berada pada usia produktif, dan tidak kesulitan dalam memahami setiap pernyataan yang diberikan.
yang merupakan konsumen produk Tupperware pada masyarakat Kelurahan Mandonga, diperoleh karakteristik responden berdasarkan jenis pendidikan. Adapun tingkat pendidikan terendah adalah berpendidikan SMP/Sederajat sedangkan tingkat pendidikan tertinggi adalah S.1, yang disajikan pada Tabel berikut.
Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan kepada 57 responden Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pendidikan Terakhir Frekuensi (orang) Persentase (%) SMP 15 26 SMU/Sederajat 17 30 Sarjana (S-1) 25 44 Jumlah 57 100 Sumber: Data primer diolah 2017 Berdasarkan pada Tabel 4.3 menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki tingkat pendidikan Sarjana (S-1) yaitu sebesar 25 orang atau 44%. Disusul tingkat SMU/Sederajat sebanyak 17 orang atau 30%. Dan yang terendah adalah pendidikan SMP sebanyak 15 orang atau 26%. Hal ini menunjukkan bahwa dari 57 responden yang menjadi konsumen produk Tupperware, lebih didominasi oleh konsumen yang tingkat pendidikannya pada Sarjana (S1). Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa responden layak untuk memberikan jawaban atas pernyataan yang diberikan. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Pengujian dan pembuktian secara empiris pengaruh antar variabel penelitian ini selain menggunakan analisis statistika deskriptif juga
digunakan analisis statistika inferensial yaitu analisis regresi linear berganda untuk melakukan pengujian terhadap hipotesis yang diajukkan dalam penelitian ini. Menguji pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) digunakan uji t. Dasar pengambilan keputusan adalah apabila tsig < α0,05 maka variabel bebas tersebut berpengaruh nyata terhadap variabel terikat. Demikian pula sebaliknya, apabila tsig > α0,05 maka variabel bebas tersebut berpengaruh tidak signifikan terhadap variabel terikat. Hasil analisis regresi linear berganda yang menguji pengaruh variabel kualitas produk (X1), harga (X2) dan brand image (X3) terhadap variabel keputusan pelanggan (Y) pada produk Tupperware di masyarakat di kelurahan Mandonga, dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.
Tabel Hasil Analisis Regresi Linear Berganda No.
Variabel Bebas (X) Kualitas Produk (X1) Harga (X2) Brand Image (X3)
1 2 3 R R Square SEE
Koefisisen Regresi (β) 0,950 0,195 0,218 0,978 0,956 0,40593
tsig
Ket.
0,000 0,022 0,000
Signifikan Signifikan Signifikan
Sumber: Lampiran 5. Berdasarkan hasil pengujian model regresi tersebut, maka model regresi yang menyatakan pengaruh kualitas produk, harga dan brand image terhadap keputusan pembelian dapat dinyatakan sebagai berikut: Y = 0,950 X1 + 0,195X2 + 0,218X3 Dimana: Y = Keputusan Pembelian X1 = Kualitas Produk; X2 = Harga; X3= Brand Image b1 = 0,950; b2= 0,195; b3= 0,218 Dijelaskan bahwa: Koefisien regresi (b) beta (X1) Kualitas Produk sebesar 0,950 bertanda positif, artinya semakin baik kualitas produk Tupperware maka semakin tinggi keputusan pembelian konsumen pada masyarakat Kelurahan Mandonga. Koefisien regresi (b) beta (X2) harga sebesar 0,195, bertanda positif, artinya semakin baik harga produk Tupperware maka semakin tinggi keputusan pembelian konsumen. Koefisien regresi (b) beta (X3) brand image sebesar 0,218, bertanda positif, artinya semakin baik brand image produk Tupperware maka semakin tinggi keputusan pembelian konsumen. Berdasarkan hasil perhitungan, nilai koefisien korelasi yang diperoleh sebesar 0,978. Ini menunjukan bahwa keeratan hubungan langsung antara
variabel kualitas produk, harga dan brand image terhadap keputusan pembelian adalah sebesar 0,978. Berdasarkan hasil perhitungan nilai koefisien determinasi yang diperoleh sebesar 0,956. menunjukan bahwa kontribusi kualitas produk (X1), harga (X2), brand image (X3), dapat menerangkan variasi perubahan keputusan pembelian sebesar 95,6% dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini sebesar 4,4%. Kontribusi variabel bebas tersebut cukup besar, sehingga dapat menggambarkan pengaruh kualitas produk, harga, dan brand image terhadap keputusan pembelian Tupperware di kelurahan Mandonga. Pengujian Hipotesis Pembuktian apakah variabel kualitas produk, harga dan brand image mempunyai pengaruh terhadap keputusan pembelian, baik secara simultan maupun secara parsial. Pembuktian hipotesis ini menggunakan uji F dengan tujuan untuk melihat pengaruh variabel bebas yang meliputi kualitas produk, harga dan brand image terhadap keputusan pembelian secara simultan. Sedangkan uji t digunakan untuk melihat pengaruh variabel bebas kualitas produk, harga dan brand image terhadap keputusan pembelian secara parsial.
A. Uji F (Pengujian Hipotesis Secara Serempak) Pengujian secara serempak (uji F) dilakukan untuk membuktikan hipotesis pertama yang menyatakan “kualitas produk, harga dan brand image secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian (studi kasus pada masyarakat Kelurahan Mandonga) apakah diterima atau ditolak. Hasil pengujian hipotesis yang menyatakan bahwa kualitas produk, harga dan brand image berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pada produk Tupperware, dapat dibuktikan dengan nilai signifikansi F (Fsig) sebesar = 0,000 yang berarti lebih kecil dari α = 0,05 (Fsig 0,000< 0.05). Hasil ini dapat diinterpretasikan bahwa variabel Kualitas Produk (X1), Harga (X2) dan Brand Image (X3) berpengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian pada produk Tupperware, sehingga dengan demikian hipotesis pertama yang diajukan diterima. B. Uji-t (Pengujian Hipotesis Secara Parsial) Pengujian secara parsial (Uji t) dilakukan dengan membandingkan nilai signifikansi t (t sign) dengan nilai alpha (α = 0,05) pada tingkat kepercayaan 95%. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa: 1. Kualitas Produk berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian yang ditunjukkan nilai signifikan 0,000 < 0,05, sehingga hipotesis yang diajukan dapat diterima. Atas dasar ini pula variabel Kualitas Produk dapat dimasukkan sebagai salah satu variabel yang signifikan pengaruhnya terhadap Keputusan
2.
3.
Pembelian pada produk Tupperware. Harga, berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian yang ditunjukkan nilai signifikan 0,022 < 0,05, sehingga hipotesis yang diajukan dapat diterima. Atas dasar ini pula variabel Harga dapat dimasukkan sebagai salah satu variabel yang signifikan pengaruhnya terhadap Keputusan Pembelian pada produk Tupperware. Brand Image berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian yang ditunjukkan nilai signifikan 0,000 < 0,05, sehingga hipotesis yang diajukan dapat diterima. Artinya variabel Brand Image dapat memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Keputusan Pembelian pada produk Tupperware.
Pembahasan Hasil Penelitian Pengaruh Kualitas Produk, Harga dan Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian Berdasarkan hasil pembahasan maka ditemukan bahwa Kualitas Produk, Harga dan Brand Image berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian produk Tupperware pada masyarakat Kelurahan Mandonga. Dimana kualitas produk Tupperware yang tercermin melalui apa yang dirasakan konsumen terhadap produk Tupperware yang dinilai dari durabilitas, reliabilitas, ketepatan, kemudahan pengoperasian dan reparasi produk juga atribut produk lainnya dianggap telah mempengaruhi keputusan pembelian konsumen pada masyarakat Kelurahan Mandonga. Harga produk Tupperware yang ditawarkan kepada konsumen sangat
memuaskan konsumennya sehingga dapat dikatakan bahwa harga produk Tupperware sudah baik dan terjangkau sehingga mempengaruhi keputusan konsumen yaitu masyarakat Kelurahan Mandonga untuk melakukan pembelian produk ini. Brand Image nampak dari penilaian yang baik di mata konsumennya karena mereka percaya dengan dengan segala macam kelebihan produk ini. Dengan demikian, hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa konsumen yang membeli produk Tupperware merasa puas dengan semua keunggulan yang ditawarkan produk ini karena telah memenuhi standar kualitas produk yang baik, harga yang terjangkau, mempunyai nilai merek tinggi dan berbagai macam keunggulan lainnya. Sehingga, dapat diinterprestasikan bahwa semakin baik kualitas produk, harga dan brand image akan semakin tinggi pula keputusan pembelian konsumen terhadap produk Tupperware di masyarakat Kelurahan Mandonga. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Yudhi Soewito (2011) dengan judul “Kualitas Produk, Merek Dan Desain Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Yamaha Mio”. Hasil uji F menyatakan bahwa Ho ditolak berarti Ha diterima, artinya faktor-faktor kualitas produk, merek, dan desain berpengaruh terhadap keputusan pembelian sepeda motor Yamaha Mio oleh konsumen pengguna sepeda motor Mio di kecamatan Singkil Manado. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Nugroho (2003:38) tentang keputusan pembelian adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasi
sikap pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif, dan memilih salah satu diantaranya. Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka dapat disampaikan bahwa keputusan pembelian adalah suatu keputusan seseorang dimana dia memilih salah satu dari beberapa alternatif pilihan yang ada dan proses integrasi yang mengkombinasi sikap pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih salah satu diantaranya. Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Berdasarkan hasil pembahasan maka ditemukan bahwa kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Dengan demikian, dapat diinterpretasikan bahwa semakin baik kualitas produk maka akan semakin besar pula keputusan pembelian terhadap produk Tupperware pada masyarakat Kelurahan Mandonga. Kualitas produk Tupperware yang dimaksud diantaranya nampak dari kinerja produk tersebut yang begitu praktis karena dapat digunakan secara langsung oleh konsumen untuk berbagai keperluan seperti piknik maupun untuk mengamankan segala macam kebutuhan dapur para konsumen, produk ini juga mempunyai daya tahan yang kuat, tahan karat dan tidak mudah pecah, tampilan produk Tupperware terlihat menarik karena warna dan bentuknya sangat bervariasi sehingga menarik perhatian para konsumen, memiliki design yang bagus sehingga menarik konsumen untuk membelinya. Khususnya pada penutup yang beraneka ragam bentuk namun dengan tujuan sama yaitu agar makanan/minuman yang disimpan
tetap higienis dan kualitas isi bertahan lebih lama, produk Tupperware memang berbeda dengan produk lainnya baik dari segi kualitas produk maupun fungsinya yang dapat digunakan untuk aktivitas apapun, kualitas produk yang ditawarkan sesuai dengan yang dijanjikan yaitu kualitasnya sangat baik mampu memenuhi fungsinya secara tepat dan juga produk ini memberikan pelayanan garansi seumur hidup (apabila produknya rusak/pecah akan diganti dengan produk yang baru). Temuan ini sekaligus memperkuat penelitian Yudhi Soewito (2011) dengan judul “Kualitas Produk, Merek Dan Desain Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Yamaha Mio”. Hasil uji t hitung untuk variabel kualitas produk yaitu kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Temuan ini sekaligus memperkuat pernyataan Cannon, dkk (2008:286) di kutip pada jurnal Asri Fajar Sari (2015) “kualitas produk adalah kemampuan produk untuk memuaskan kebutuhan atau keinginan pelanggan.” “Definisi lain kualitas produk adalah karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan konsumen yang dinyatakan atau diimplikasikan” (Kotler dan Amstrong, 2008:272) di kutip pada jurnal Asri Fajar Sari (2015). Menurut Kotler dan Keller (2009:143), kualitas produk adalah totalitas fitur dan karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat. Pengaruh Harga Terhadap Keputusan Pembelian
Berdasarkan hasil pembahasan maka ditemukan bahwa Harga berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian. Dengan demikian dapat diinterpretasikan bahwa semakin baik pemberian harga kepada konsumen, maka akan semakin tinggi pula keputusan pembelian konsumen terhadap produk Tupperware pada masyarakat Kelurahan Mandonga. Harga produk Tupperware yang dimaksud diantaranya hargaharga yang ditawarkan oleh produk Tupperware sangat terjangkau dan sesuai dengan kualitas produknya. Konsumen juga mampu membeli produk Tupperware karena produk ini memberikan jangka waktu yang cukup lama untuk pembayaran cicilan Tupperware yang dibeli secara kredit. Memberikan diskon yang besar pada konsumennya untuk setiap pembelian produk yang dilakukan secara tunai. Selain itu, dalam setiap produk Tupperware konsumen selalu mendapatkan chas back atau sesuatu lainnya sehingga konsumen semakin loyal untuk melakukan pembelian produk ini. Temuan ini sekaligus memperkuat penelitian Steven Edbert, Altje Tumbel, dan Willem Alfa Tumbuan (2014) pada judul ´Pengaruh Image, Harga, dan Iklan Produk Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Pasta Gigi Pepsodent di Kota Manado”. Hasil analisis menunjukkan harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian Konsumen Pada Pasta Gigi Pepsodent di Kota Manado. Temuan ini sekaligus memperkuat pernyataan Thomas (2009:71) menjelaskan ketika menetapkan harga, perusahaan harus
mempertimbangkan pesaing mereka, tetapi sebaiknya tidak serta merta menyamai atau menyerangnya. Walaupun harga merupakan faktor penting dalam memutuskan untuk membeli, tetapi bukanlah satu-satunya pertimbangan. Ada dua faktor penting yang harus diingat ketika mempelajari pengaruh persaingan dalam kebijakan penetapan harga diperusahaan kecil; lokasi pesaing dan sifat dasar dari barang yang bersaing tersebut. Dalam banyak kasus, kecuali jika perusahaan dapat secara nyata memberi nilai tambah pada kualitas dan kuantitas produknya, harga untuk barang sejenis harus ditetapkan sama dengan harga pesaing terdekat. Pengaruh Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian Berdasarkan hasil pembahasan maka ditemukan bahwa Brand Image berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian. Dengan demikian dapat diinterpretasikan bahwa semakin baik Brand Image produk Tupperware, maka akan semakin tinggi pula keputusan pembelian konsumen terhadap produk Tupperware pada masyarakat Kelurahan Mandonga. Brand Image produk Tupperware yang dimaksud diantaranya produk-produk Tupperware tidak memiliki kendala dalam penggunaannya sebab produk ini sangat simpel dan mudah untuk digunakan. Design produk ini selalu berubah mengikuti zaman dan kebutuhan konsumennya sehingga masyarakat lebih memilih produk ini dibandingkan produk lain. Selain itu, produk Tupperware merupakan produk yang banyak digunakan oleh masyarakat untuk kebutuhan dapur
keluarganya. Adanya konsistensi pemberian garansi yang tidak mengalami perubahan sampai saat ini. Serta adanya bentuk kepercayaan konsumen terhadap produk Tupperware dari segala aspek baik kualitas maupun harganya dan aspek lainnya. Temuan ini sekaligus memperkuat penelitian Ferdyanto Fure, dkk (2015) dengan judul “Pengaruh Brand Image, Kualitas Produk dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Di J.CO Manado. Hasil penelitian menunjukan Brand Image berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Di J.CO Manado. Penelitian ini sejalan dengan pernyataan M. Suyanto (2007:81) menjelaskan citra merek merupakan jenis asosiasi yang muncul di benak konsumen ketika mengingat sebuah merek tertentu. Asosiasi tersebut dapat muncul dalam bentuk citra atau pemikiran tertentu yang dikaitkan dengan suatu merek. Asosiasi ini dapat di konseptualkan berdasarkan jenis, dukungan, kekuatan dan keunikan. Jenis asosiasi merek meliputi atribut, manfaat dan sikap. Atribut terdiri dari atribut yang berhubungan dengan produk misalnya desain, warna, ukuran dan atribut yang tidak berhubungan dengan produk,misalnya harga, pemakai dan citra penggunaan. Adapun manfaat mencakup manfaat secara fungsional, manfaat secara simbolis dan manfaat berdasarkan pengalaman. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Kualitas Produk, Harga dan Brand Image secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian Produk
Tupperware pada Masyarakat Kelurahan Mandonga. Artinya semakin tinggi kualitas produk, harga dan Brand Image Tupperware, maka semakin tinggi keputusan pembelian masyarakat kelurahan Mandonga. 2. Kualitas Produk secara persial berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian Produk Tupperware pada Masyarakat Kelurahan Mandonga. Artinya semakin tinggi kualitas produk Tupperware, maka semakin tinggi keputusan pembelian masyarakat kelurahan Mandonga. 3. Harga secara persial berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian Produk Tupperware pada Masyarakat Kelurahan Mandonga. Artinya semakin harga Tupperware, maka semakin tinggi keputusan pembelian masyarakat kelurahan Mandonga. 4. Brand Image secara persial berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian Produk Tupperware pada Masyarakat Kelurahan Mandonga. Artinya semakin tinggi brand image Tupperware, maka semakin tinggi keputusan pembelian masyarakat kelurahan Mandonga. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa semakin baik Kualitas Produk, Harga dan Brand Image maka akan semakin besar Keputusan Pembelian konsumen produk Tupperware pada Masyarakat Kelurahan Mandonga. Saran 1. Bagi agen distributor Tupperware agar memperhatikan kualitas produk berupa keandalan Tupperware, agar dapat diandalkan di setiap moment. Demikian pula
2.
dengan harga yang berhubungan dengan jangka waktu cicilan, agar dapat lebih diperpanjang waktu penyicilannya, sehingga setiap pelanggan yang membeli dengan jalan cicilan, tidak merasa terbebani dengan harga tupperware yang cukup mahal. Selanjutnya yang perlu diperhatikan yaitu indikator brand image yaitu akrab di benak konsumen, agar pihak distributor lebih banyak memperkenalkan produk tupperware kepada masyarakat, agar produk tupperware dapat dikenal dan digunakan oleh setiap lapisan masyarakat. Keputusan pembelian merupakan variabel yang sangat mempengaruhi seorang pelanggan dalam membeli Tupperware. Karena itu, disarankan kepada agen distributor Tupperware agar memperhatikan evaluasi alternatif pelanggan, berupa pertimbangan pelanggan sebelum membeli produk Tupperware, sehingga dapat dijadikan pertimbangan bagi agen distributor Tupperware dalam meningkatkan kualitas produk dimasa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA Arief Rakhman Kurniawan. 2013. Manager dan Supervisor. Buku Pintar, Yogyakarta Asri Fajar Sari. 2012. “Pengaruh Harga, Kualitas Produk dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian. Universitas Pandanaran, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol 6. No1.
Duwi Priyanto, 2010. Analisa Statistik Data Dengan SPSS. Mediakom: Yogyakarta Ferdyanto Fure, Joyee Lapian, Rita Taroreh. 2015. Pengaruh Brand Image, Kualitas Produk dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Di J.CO Manado. ISSN 2303-1174. Jurnal Vol. 3 No.1 Maret 2015, Hal. 367377. ISSN 2303-1174 Fredy Rangkuti. 2006. Analisi Swot Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Ghozali, Imam, 2009. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Edisi. Keempat, Penerbit Universitas Diponegoro ------------------. 2011. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro Husein Umar. 2005. Riset Pemsaran Perilaku Konsumen.Cetakan Keempat. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Https://taniosutrisno.wordpress.com/20 14/09/ Joseph P.Canon, Willim D. Perreualt, Jr., E. Jerome McCarthy 2008. Pemasaran Dasar. Edisi 16, Edward Tanujaya, Jakarta. Kotler dan Amstrong, 2000, Prinsipprinsip Marketing, Edisi
Ketujuh, Penerbit Empat, Jakarta.
Salemba
------------------ dan Keller. 2007. Manajemen Pemsaran. Edisi ke 12, jilid 1. PT Indeks. Jakarta ------------------ dan Amstrong, Gary 2008. Prinsip – Prinsip Pemasaran. Edisi 12 Jilid 1, Erlangga, Jakarta ------------------ dan Kevin Lane Keller. 2009. Alih Bahasa: Benyamin Molan. Manajemen Pemasaran. Edisi Keduabelas. Jilid 1. Cetakan Keempat. Jakarta. PT. Indeks. M.
Faud, Christin H., Nurlela. Sugiarto, Paulus, Y.E.F. 2006. Pengantar Bisnis. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
M. Suyanto, 2007. Management : CV Andi Offset
Strategi Yogyakarta,
Machfoedz, M. 2010. Komunikasi Pemasaran Modern. Cetakan Pertama. Penerbit. Cakra Ilmu. Jakarta Mulyadi. 2007, Sistem Perencanaan dan Pengendalian manajemen, Edisi ketiga, Jakarta: Salemba Empat Nugroho, J. Setiadi, 2003, ”Perilaku Konsumen Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran”. Jakarta: Kencana.
Peter, J. Paul & Jerry C. Olson. 1999. Consumer Behavior, Perilaku konsumen dan Strategi Pemasaran. Jilid kedua, Edisi Keempat. Terjemahan Damos Sihombing dan Peter Remy Yossi Pasla. Jakarta: Erlangga. Setiadi, Nugroho J. 2010. Perilaku Konsumen. Cetakan keempat. Penerbit Kencana, Bandung. Steven Edbert, Altje Tumbel, Willem Alfa Tumbuan. 2014. Pengaruh Image, Harga, Iklan dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Pasta Gigu Pepsodent di Kota Manado. ISSN 2303-1174. Jurnal Vol.2 No.3 September 2014, Hal. 1035-1044. Sugiono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. PT Alfabeta. Jakarta Thomas J. D’Zurilla. Alissa C, Bell. 2009. “The Influence of Social Problem-Solving Ability on the Relationship Between Daily Stress and Adjustment”. Original Article Cognitif Therapy Res 33: 439-448. Yudi Soewito. 2011. Kualitas Produk, Merek dan Desain Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Yamaha Mio. ISSN 2303-1174. Jurnal Vol1 No.3 2013, Hal.218-229.