PENGARUH KREATIFITAS MENGAJAR GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VIII SMP NEGERI 1 BULANGO UTARA PROVINSI GORONTALO
ARTIKEL
Oleh : NINA TRIYANI TONTOLI NIM: 911411006
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI PERKANTORAN
2015
PENGARUH KREATIFITAS MENGAJAR GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VIII SMP NEGERI 1 BULANGO UTARA PROVINSI GORONTALO Nina Triyani Tontoli1, Dr. Hamzah Yunus, M.Pd2, Frahmawati Bumulo, SE, M.Si3 Jurusan Pendidikan Ekonomi
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur seberapa besar pengaruh kreatifitas mengajar guru terhadap motivasi belajar siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Kuantitatif dengan menggunakan analisis secara statistik uji regresi linier sederhana, sampel dalam penelitian ini berjumlah 30 siswa. Dari analisa data tersebut diperoleh persamaan regresi dan hipotesis Ŷ = 36,953 + 0.551X, Model regresi ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu skor kreatifitas mengajar guru terhadap guru akan diikuti oleh peningkatan skor motivasi belajar siswa sebesar 0,551 unit pada konstanta 26,953. Setelah itu dilakukan pengujian hipotesis, yakni pengujian terhadap koefisien regresi dengan menggunakan uji t. Berdasarkan hasil perhitunga nilai > nilai atau 6,87 > 1,70, maka ditolak ( ) , yang berarti terdapat pengaruh kreatifitas mengajar guru terhadap motivasi belajar siswa.. Kata Kunci : Kreatifitas mengajar guru, motivasi belajar siswa PENDAHULUAN Pendidikan merupakan modal utama manusia dalam mengembangkan kreatifitasnya untuk dapat melakukan perubahan yang sifatnya membangun guna meningkatkan kualitas SDM manusia itu sendiri. Dalam masa pembangunan saat ini, Negara kita memerlukan tenaga-tenaga ahli termasuk dalam bidang pendidikan, yang berkepribadian kuat dan berusaha untuk memberikan pendidikan yang bermutu dan memadai. Pembelajaran kreatif artinya memiliki daya cipta , memiliki kemampuan untuk berkreasi. Peran aktif siswa dalam proses pembelajaran akan menghasilkan generasi yang kreatif, artinya generasi yang mampu menghasilkansesuatu untuk 1
Nina Triyani Tontoli mahasiswa pendidikan ekonomi fakultas ekonomi dan bisnis. UNG Dr. Hamzah Yunus, M.Pd dosen pendidikan ekonomi fakultas ekonomi dan bisnis. UNG 3 Frahmawati Bumulo, SE, M.Si dosen pendidikan ekonomi fakultas ekonomi dan bisnis. UNG 2
kepentingan dirinya dan orang lain. Kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan-kegiatan belajar yang beragam sehiingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Menurut Semiawan, kreativitas adalah suatu kondisi, sikap, atau keadaan yang sangat khusus sifatnya dan hampir tak mungkin dirumuskan secara tuntas. Sardiman (2012) Peran guru dalam kegiatan belajar-mengajar yaitu sebagai Informator, Organisator, motivator, pengarah/director, inisiator, transmitter, fasilitator, mediator, dan Evaluator. Sebagai guru sudah menyadari apa yang sebaiknya dilakukan untuk menciptakan kondisi belajar mengajar yang dapat mengantarkan anak didik ketujuan. Disini tentu saja tugas guru berusaha menciptakan suasana belajar yang menggairahkan dan menyenangkan bagi semua anak didik. Suasana belajar yang tidak menggairahkan dan menyenangkan bagi anak didik biasanya lebih banyak mendatangkan kegiatan belajar mengajar yang kurang harmonis. Anak didik gelisah duduk berlama-lama dikursi mereka masing-masing. Kondisi ini tentu menjadi kendala yang serius bagi tercapainya tujuan pengajaran. Kreatifitas
seorang
guru
memang
sangat
diperlukan
dalam proses
pembelajaran, sehingga guru perlu melakukan perubahan dalam setiap proses belajar mengajar agar supaya suasana pembelajaran dalam setiap pertemuan selalu memiliki makna untuk membangkitkan motivasi belajar para peserta didik. Nilai motivasi dalam pengajaran adalah menjadi tanggung jawab guru agar pengajaran yang diberikannya berhasil dengan baik. Keberhasilan ini banyak bergantung pada usaha guru membangkitkan motivasi belajar murid. Motivasi memang merupakan faktor yang mempunyai arti penting bagi seorang anak didik. Apalah artinya anak didik pergi ke sekolah tanpa motivasi untuk belajar. Untuk bermain-main berlama-lama disekolah adalah bukan waktunya yang tepat. Untuk mengganggu teman atau membuat keributan adalah suatu perbuatan yang kurang terpuji bagi orang terpelajar seperti anak didik. Maka, anak didik datang ke sekolah bukan untuk itu semua, tetapi untuk belajar demi masa depannya kelak dikemudian hari. Guru tidak menutup bahwa diantara sekelompok anak didik yang mempunyai motivasi untuk belajar, ada ada sekelompok anak didik lain yang belum bermotivasi untuk belajar. Teman-temannya dengan giat belajar, tetapi mereka tidak duduk berdiam diri dikursi sambil memperhatikan apa yang teman-temanya kerjakan.Mereka membicarakan masalah yang tidak ada sangkut pautnya dengan
pelajaran. Dilain waktu mereka minta izin keluar dengan alasan yang dibuat-buat. Padahal sebenarnya mereka malas menerima pelajaran yang diberikan. Ketika seorang guru melihat perilaku anak didik seperti itu, maka perlu diambil langkah-langkah yang menimbulkan motivasi untuk belajar bagi anak didik tersebut. Hanya demikian motivasilah anak didik dapat bergerak hatinya untuk belajar bersama-sama teman-temannya yang lain. Bila tidak, maka sia-sialah bahan pelajaran yang guru sampaikan ketika itu. Dalam usaha untuk membangkitkan gairah belajar anak didik, ada enam hal yang dikerjakan oleh guru, yaitu : membangkitkan dorongan kepada anak didik untuk belajar, menjelaskan secara konkrit kepada anak didik apa yang dapat dilakukan pada akhir pengajaran, memberikan ganjaran terhadap preastasi yang dicapai anak didik sehingga dapat merangsang untuk mendapat prestasi yang lebih baik dikemudian hari, membentuk kebiasaan belajar yang baik, membantu kesulitan belajar anak didik secara individual maupun kelompok, dan menggunakan metode yang bervariasi. Berdasarkan masalah yang dipaparkan diatas, maka peneliti merasa tertarik untuk mengadakan penelitian, dengan memilih judul tentang “Pengaruh Kreatifitas Mengajar Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Kelas VIII SMP N 1 Bulango Utara”. KAJIAN TEORITIS Motivasi dan pentingnya motivasi Hamzah dalam Sardiman (2007) mengemukakan bahwa, motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakan seseorang bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang mengggerakan untuk melakukan sesuatu yang seuai dengan dorongan dalam dirinya. Oleh karena itu, perbuatan seseorang yang didasarkan atas motivasi tertentu mengandung tema sesuai dengan motivasi yang mendasarinya Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:85) Motivasi belajar penting bagi siswa dan guru. Bagi siswa pentingnya motivasi belajar adalah sebagi berikut : (1) menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses, dan hasil akhir. Contohnya, setelah seorang siswa membaca satu bab buku bacaan, dibandingkan dengan temanya sekelas yang juga membaca bab tersebut; ia ,kurang berhasil menangkap isi, maka ia terdorong membaca lagi, (2) menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar, yang dibandingkan dengan teman sebaya; sebagai ilutrasi jika rebukti usaha
belajar seorang siswa belum memadai, maka ia beruasaha setekun temannya yang belajar dan berhasil. (3) mengarahkan kegiatan belajar, sebagai ilustrasi, setelah ia diketahui bahwa dirinya belum belajar secara serius, terbukti banyak bersenda gurau misalnya, maka ia akan merubah perilaku belajarnya. (4) membesarkan semangat belajar, sebagai ilustrasi, jika ia telah menghasilkan dana belajar dan masih ada adik yang dibiayai orang tua, maka ia berusaha agar cepat lulus. (5) menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja. Kelima hal tersebut menunjukan betapa pentingnya motivasi tersebut disadari oleh pelakunya sendiri. Bila motivasi di sadari oleh pelaku, maka sesuatu pekerjaan, dalam hal ini tugas belajar akan terselesaikan dengan baik. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivai belajar siswa Yusuf (2009:23) menyatakan terdapat dua faktor yang mempengaruhi motivasi belajar, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Diuraikan sebagai berikut : Faktor Internal (yang berasal dari diri siswa sendiri) -
Faktor Fisik
-
Faktor Psikologis
Faktor Eksternal (yang berasal dari lingkungan) -
Faktor Non-Sosial
-
Faktor Sosial
pengertian kreatifitas Fritzpatrick dalam Naim (2011:244) menyatakan bahwa kreatifitas sangat penting dalam kehidupan. Ia memberikan penjelasan bahwa dengan kreativitas, kita akan terdorong untuk mencoba bermacam cara dalam melakukan sesuatu. Oleh karena kreatif, secara alamiah kita melakukan banyak kesalahan. Namun, jika kita punya keberanian untuk tetap bertahan ditengah kesalahan-kesalahan kita, maka kita akan mendapatkan jawabanya. Menurut Asnani (2011:93) kreatifitas guru yaitu Mengembangkan kegiatan yang menarik dan beragam, Membuat alat bantu belajar, Memanfaatkan lingkungan, Mengelolah kelas dan sumber belajar, serta dan Merencanakan proses dan akhir hasil belajar. kreatifitas guru dalam belajar mengajar Slameto (2010;2) Dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat segalah sesuatu
yang
terjadi dalam kelas
untuk
membantu
proses
perkembangan siswa.
Penyampaian materi pelajaran hanyalah merupakan salah satu dari berbagai kegiatan dalam belajar sebagai suatu proses yang dimamis dalam segala fase dan proses perkembangan siswa. Secara lebih terperinci tugas guru terpusat pada : 1. Mendidik dengan titik berat memberikan arah dan motivasi pencapaian tujuan baik jangka pendek maupun jangka panjang; 2. Memberi fasilitas pencapaian tujuan melalui pengalaman belajar yang memadai; 3. Membantu perkembangan aspek-aspek pribasi seperti sikap, nilai-nilai, dan penyesuaian diri. Menurut usman (2002:47) langkah-langkah kreativitas mengajar guru untuk mencapai suatu sasaran suatu pembelajaran yaitu sebagai berikut : 1. Guru memberi kepercayaan kepada kelas agar kelas memilih belajar secara terstruktur. 2. Guru dan siswa membuat kontrak belajar. 3. Guru menggunakan metode inquiri atau belajar menemukan. 4. Guru menggunakan metode simulasi 5. Guru mengadakan pelatihan kepekaan agar siswa mampu menghayati perasaan dan berpartisipasi dengan kelompok lain. 6. Guru bertindak sebagai fasilitator belajar. peran guru dalam pembelajaran Sardiman (2012:47) mengajar pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menciptakan kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar. Kalau belajar dikatakan milik siswa, maka mengajar sebagai kegiatan guru. Disamping itu ada beberapa definisi lain, yang dirumuskan secara terinci dan bertingkat. Sedangkan menurut Ngainun Naim (2011:15) mengajar merupakan suatu pekerjaan yang tidak sederhana dan mudah. Sebaliknya mengajar sifatnya sangat kompleks karena melibatkan aspek pedagogis, psikologis, dan didaktis secara bersamaan. Sardiman (2012:143-146) mengenai apa peranan guru itu ada beberapa pendapat yang dijelaskan sebagai berikut : 1. Prey Kats menggambarkan peranan guru sebagai komunikator, sahabat yang dapat memberikan nasihat-nasihat, motivator sebagai pemberi inspirasi dan dorongan, pembimbing dalam pengembangan sikap dan tingkah laku serta nilainilai, orang yang menguasai bahan yang diajarkan.
2. Havighurst menjelaskan bahwa peranan guru disekolah sebagai pegawai Keterkaitan kreatifitas guru dalam memotivasi belajar siswa Kreatifitas guru dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar untuk memotivasi siswa, merupakan suatu hal yang dilakukan oleh guru untuk membantu tujuan pendidikan. Karena guru berperan penting dalam pendidikan, maka melalui kreativitas gurulah yang akan membantu motivasi belajar siswa sehingga dapat membantu siswa dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Menurut Munandar (2009:145) ada 3 hal yang harus dapat dikerjakan oleh guru dalam memberikan motivasi yaitu : 1. Guru harus dapat merangsang dan meberikan dorongan serta reinforcement untuk mendinamiskan potensi siswa 2. Guru dapat meningkatkan kegairahan dan pengembangan kegiatan belajar siswa. 3. Guru dapat menumbuhkan swadaya (aktifitas) dan cipta (kreativitas) sehingga akan terjadi dinamika dalam proses belajar mengajar.
METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bulango Utara Kabupaten Bone Bolango, khususnya dikelas VIII dengan jumlah siswa yang menjadi obyek penelitian terdiri dari 60 orang siswa. Dalam penelitian ini pengumpulan data dengan menggunakan alat pengumpulan data yang sesuai dengan masalah yang diteliti yaitu dengan menggunakan instrument utama berupa : observasi, wawancara, dan angket. Pengujian instrument dalam penelitian ini menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas yang dilakukan dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah pernyataan-pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini sudah dalam penelitian ini sudah dapat mengukur variabel penelitian. Uji validitas butir-butir kues ioner pene litian dilaku kan den gan menggunakan uji korelasi Product Moment Pearson. Reliabilitas menunjukkan sejauh mana tingkat kekonsitenan pengukuran dari suatu responden ke responden yang lain atau dengan kata lain sejauh mana pertanyaan dapat dipahami sehingga tidak menyebabkan beda interpretasi dalam
pemahaman pertanyaan tersebut. Uji reliabilitas dalam penelitian ini dilkukan dengan menggunakan koefisien Alpha. Tehnik analisis data yang digunakan adalah regresi liniear sederhana. Persamaan umum regresi liniear sederhana adalah: =
+
Sugiyono (2012:261)
Dimana: =
Subjek dalam Variabel terikat yang diprediksikan
=
Konstanta atau bila harga X = 0
=
Koefisien regresi atau angka
arah yang menunjukkan angka
peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada perubahan variabel independen =
Subyek pada variabel independent yang mempunyai nilai tertentu.
Harga a dan b melalui dengan rumus sebagai berikut (Sugiyono, 2012:262) :
=
=
(∑
) (∑ ∑
(∑
)(∑
(∑ )(∑
) − (∑ )(∑ ∑
− (∑
)
)
)
)
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengujian Normalitas Galat Regresi Pengujian Normalitas dilakukan sebagai persyaratan analisis data, adapun uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengujian normalitas galat regresi Motivasi belajar siswa (Y) atas Kreatifitas mengajar guru (X). Pengujian normalitas data menggunakan uji galat taksiran (Y- Yˆ ) dengan menggunakan uji Lilliefors ( 0 ) Hipotesis statistik yang diuji dinyatakan sebagai berikut: H0 : Populasi galat taksiran berdistribusi normal H1 : Populasi galat taksiran tidak berdistribusi normal
Kriteria pengujiannya adalah H0 jika L0 Ltabel dan tolak H0 jika L0 Ltabel pada taraf nyata α yang dipilih. Dalam penelitian ini dipilih α = 0,05, sehingga untuk n = 30 maka nilai Ltabel = 0,162 Dari hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan program Excel For Windows 2007 diperoleh Karena nilai
= 0,104. (Hasil perhitungan disajikan pada lampiran).
= 0,104 <
= 0,162 maka di simpulkan bahwa galat regresi Y
atas X berdistribusi normal. Dalam hal ini data berasal dari populasi berdistribusi normal, yang berarti persyaratan normalitas data untuk regresi linear sederhana Y atas X dipenuhi. Pengujian hipotesis Dari hasil analisis regresi sederhana data variabel kreatifitas mengajar guru dengan motivasi belajar siswa menghasilkan arah regresi b sebesar 0,551 dan konstanta a sebesar 26,953. Dengan demikian bentuk hubungan dari kedua variabel tersebut digambarkan oleh persamaan regresi
= 26,953 + 0,551(X) .
Sebelum digunakan untuk menarik kesimpulan penelitian, persamaan regresi ini harus memenuhi syarat signifikansi dan linieritas. Untuk itu digunakan uji F. Sehingga diperoleh nilai F seperti tampak pada Tabel 4.5. (Perhitungan disajikan pada lampiran). Tabel 4.5 Tabel ringkasan anova untuk regresi linier Sumber Variasi Dk 30 Total
JK
RJK
Reg.a
1
95767,50
95767,50
Reg.(b/a)
1
513,66
513,66
Sisa
28
1133,84
40,494
Tuna Cocok
17
700,67
41,22
Galat
11
433,17
39,38
= 26,953 + 0,551(X)
12,68
4,20
1,047
2,70
Keterangan : dk
: Derajat Kebebasan
JK
: Jumlah Kuadrat
RJK
: Rata-rat Jumlah Kuadrat Ns
: Regresi Berbentuk linear
**
: Sangat signifikan
Dari tabel ANOVA di atas diperoleh diperoleh
= 12,68 untuk taraf
nyata α = 0,05 dengan dk pembilang = 1 dan dk penyebut 28 = diperoleh = 4,20. Dengan kriteria pengujian jika signifikan, Karena
= 12,68 >
≥
(0,95)(1,28)
maka model regresi
= 4,20, berarti persamaan regresi
=
26,953 + 0,551(X) adalah signifikan. Selanjutnya dari uji linieritas regresi diperoleh
= 1,047 untuk taraf
nyata α = 0,05 dk pembilang = 17 dan dk penyebut = 11 diperoleh
( ,
)(
,
)
=
2,70. Dengan kriteria pengujian Jika Fhitung Ftabel maka model regresi berpola linear. Karena,
= 1,047 <
= 2,70, berarti persamaan regresi
= 26,953 +
0,551(X) berpola linear. Dari persamaan
= 26,953 + 0,551(X) diperoleh konstanta sebesar 26,953
yang menyatakan bahwa jika tidak ada nilai dari variabel kreatifitas mengajar guru (X), maka nilai motivasi belajar siswa (Y) adalah 26,953. Koefisien regresi sebesar 0,551 menyatakan bahwa setiap penambahan satu skor atau nilai kreatifitas mengajar guru akan memberikan peningkatan skor sebesar 0,551 pada motivasi belajar siswa (Y). Setelah itu dilakukan pengujian hipotesis, yakni pengujian terhadap koefisien regresi dengan menggunakan uji t. Berdasarkan hasil perhitunga
nilai
> nilai
atau 6,87 > 1,70, maka
ditolak (
) , yang
berarti terdapat pengaruh kreatifitas mengajar guru terhadap motivasi belajar siswa. Pembahasan Hasil Penelitian Pembahasan hasil penelitian mengacu pada hasil pengujian hipotesis penelitian yaitu terdapat pengaruh kreatifitas mengajar guru terhadap motivasi belajar siswa. Dari analisis diperoleh persamaan regresi antara Kreatifitas mengajar guru siswa dengan motivasi belajar siswa adalah
= 26,953 + 0,551(X). Model
regresi ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu skor kreatifitas mengajar guru terhadap guru akan diikuti oleh peningkatan skor motivasi belajar siswa sebesar 0,551 unit pada konstanta 26,953. Setelah itu dilakukan pengujian hipotesis, yakni pengujian terhadap koefisien regresi dengan menggunakan uji t. Berdasarkan hasil perhitunga nilai (
> nilai
atau 6,87 > 1,70, maka
ditolak
) , yang berarti terdapat pengaruh kreatifitas mengajar guru terhadap
motivasi belajar siswa. Motivasi belajar penting bagi siswa dan guru. Bagi siswa pentingnya motivasi belajar adalah sebagi berikut : (1) menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses, dan hasil akhir. Contohnya, setelah seorang siswa membaca satu bab buku bacaan, dibandingkan dengan temanya sekelas yang juga membaca bab tersebut; ia ,kurang berhasil menangkap isi, maka ia terdorong membaca lagi, (2) menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar, yang dibandingkan dengan teman sebaya; sebagai ilutrasi jika rebukti usaha belajar seorang siswa belum memadai, maka ia beruasaha setekun temannya yang belajar dan berhasil. (3) mengarahkan kegiatan belajar, sebagai ilustrasi, setelah ia diketahui bahwa dirinya belum belajar secara serius, terbukti banyak bersenda gurau misalnya, maka ia akan merubah perilaku belajarnya. (4) membesarkan semangat belajar, sebagai ilustrasi,
jika ia telah menghasilkan dana belajar dan masih ada adik yang dibiayai orang tua, maka ia berusaha agar cepat lulus. (5) menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja. Kelima hal tersebut menunjukan betapa pentingnya motivasi tersebut disadari oleh pelakunya sendiri. Bila motivasi di sadari oleh pelaku, maka sesuatu pekerjaan, dalam hal ini tugas belajar akan terselesaikan dengan baik.(Dimyati dan Mudjiono, 2006:85). Dikarenakan pentingnya motivasi belajar siswa, diperlukan kreatifitas guru dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar, hal ini merupakan suatu yang dilakukan oleh guru untuk membantu tujuan pendidikan. Karena guru berperan penting dalam pendidikan, maka melalui kreativitas gurulah yang akan membantu motivasi belajar siswa sehingga dapat membantu siswa dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Dari hasil pengujian hipotesis penelitian, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh kreatifitas mengajar guru terhadapmotivasi belajar siswa. Bentuk hubungan dari kedua variabel tersebut digambarkan oleh persamaan regresi
=
26,953 + 0,551(X). Model regresi ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu skor kreatifitas mengajar guru terhadap guru akan diikuti oleh peningkatan skor motivasi belajar siswa sebesar 0,551 unit pada konstanta 26,953. Saran Berdasarkan hasil, kesimpulan hasil penelitian di atas, maka peneliti menyarankan beberapa hal sebagai berikut.
a. Dalam
pembelajaran,
guru
sebagai
pengajar
diharapkan
agar
lebih
memaksimalkan motivasi belajar siswa, dengan selalu memperhatikan cara mengajar dan lebih mengembangkan lagi ide-ide kreatif dalam segi mengajar. b. Siswa sebagai sarana pendidikan diharapkan agar lebih mengembangkan cara belajar demi meningkatkan motivasi belajar. c. Bagi para peneliti yang
akan mengadakan penilitian lebih lanjut mengenai
motivasi belajar siswa diharapkan lebih menjurus pada faktor-faktor lain yang berpengaruh negatif maupun yang berpengaruh positif terhadap motivasi belajar siswa.
DAFTAR PUSTAKA Aan Hasanah, 2012. Pengembangan Profesi Guru. Bandung, CV Pustaka Setia Abu Ahmadi & Nur Uhbiyati, 2003. Ilmu Pendidikan. Jakarta, Rineka Cipta Asri Budiningsih, 2012. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta, Jakarta Asnani Ma’ruf Jamal. 2011. 7 Tips Aplikasi PAKEM. Jogyakarta, DIVA press Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian : suatu pendekatan praktik. Jakarta, Rineka Cipta Dimyati dan Mudjino, 2006. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta, Rineka Cipta Djamarah, Syaiful Bahri, dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta, Rineka Cipta Mardalis. 2006. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: bumi Aksara Munandar, Utami. 2009. Mengembangkan Bakat Dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta, Widiasara Indonesia, Jakarta Ngainun Naim, 2011. Menjadi Guru Inspiratif. Yogyakarta, Pustaka Pelajar Oemar Hamalik, 2001. Proses belajar mengajar. Jakarta, PT Bumi Aksara
Dr. Riduwan, M.B.A, 2010. Metode dan teknik menyusun tesis. ALFABETA. Bandung Sardiman, 2012. Interaksi & Motivasi belajar mengajar .Jakarta, RajaGrafindo Persada Slameto, 2010. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi. Jakarta, Rineka Cipta Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung, Alfabeta. Sugiyono, 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung, Alfabeta Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta, Rineka Cipta Usman, Moh. Uzer. 2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung, Resda Karya Uno, B Hamzah. 2012. Teori motivasi dan pengukurannya analisis dibidang pendidikan. Jakarta, Bumi Aksara Yusuf, Syamsu. (2009). Program Bimbingan dan Konseling di sekolah. Bandung : Rizqi Press