Pengaruh Konsentrasi dan Jenis Bahan Pembawa KMnO4 Sebagai Absorban Etilen (Maria Melita Rahardjo, Suprihati, Maria Marina)
PENGARUH KONSENTRASI DAN JENIS BAHAN PEMBAWA (Carrier) KMnO4 (Kalium Permanganat) SEBAGAI ABSORBAN ETILEN TERHADAP VASE LIFE MAWAR POTONG (Rosa hybrida) THE EFFECT OF KMnO4 (Potassium Permanganate) CONSENTRATIONS AND CARRIERS AS ETHYLENE ABSORBENT ON THE VASE LIFE OF ROSE CUT FLOWERS (Rosa hybrida) Maria Melita Rahardjo1, Suprihati2, Maria Marina2 Diterima 14 Maret 2012, disetujui 31 Juli 2012
PENDAHULUAN Tanaman hias menduduki posisi yang penting dalam perdagangan dunia. Data statistik menunjukkan bahwa nilai perdagangan internasional tanaman hias mencapai US $80 milyar (Wediyanto, 2006). Bunga mawar merupakan salah satu komoditi tanaman hias yang potensial untuk dikembangkan di Indonesia. Dalam pemasaran, 1 2
mawar potong menduduki peringkat atas dari tahun ke tahun baik di pasar dunia maupun pasar dalam negeri. Produksi tanaman hias mawar di Indonesia juga menduduki peringkat teratas dari tahun 1999 sampai dengan 2004, bahkan oleh Direktorat Bina Produksi Hortikultura dikembangkan dengan target peningkatan produksi sebesar 2,27% pada tahun 2004 dan 20,61% pada
Alumni Fakultas Pertanian & Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana, email:
[email protected] Dosen Fakultas Pertanian & Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga
11
AGRIC Vol.24, No. 1, Juli 2012: 11-19
tahun 2010 (Satuhu dan Murtiningsih, 2005). Salah satu kendala dalam usaha mawar potong adalah umur peragaan bunga (vase life) yang relatif pendek. Dari berbagai percobaan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa ketahanan mawar potong setelah dipanen adalah 3-6 hari pada suhu ruang, dan 7-8 hari pada suhu dingin (1-5 0C) (Tirtosoekotjo, 1996; Sabari et al., 1997; Wuryaningsih dan Kusumo, 1997; Darliah et al., 1999; Murtiningsih et al., 2001; Amiarsi et al., 2003; dan Ichimura et al., 2005). Lewat dari hari tersebut mawar potong akan layu dan rontok. Pada prinsipnya, kelayuan dan kerontokan mawar potong disebabkan oleh adanya respirasi. Salah satu faktor yang memacu proses respirasi adalah gas etilen. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya reaksi respirasi dengan segera bila gas etilen diberikan dari luar (Pantastico, 1989). Sejumlah besar gas etilen dihasilkan dan dilepaskan oleh produk pertanian yang telah dipanen. Gas etilen dalam ruang dapat dikontrol keberadaanya hingga level aman bagi penyimpanan mawar potong dengan cara dioksidasi dengan KMnO4. KMnO4 merupakan oksidator kuat yang dapat mengoksidasi etilen yang dihasilkan oleh produkproduk pertanian. Penggunaan KMnO4 dalam rangka memperpanjang umur simpan dan vase life produk-produk pertanian telah dipakai secara luas dan memberikan hasil yang positif (Hiwale and Singh, 2003; Keditsu et al., 2003; Le et al., 2004; dan Widodo, 2007). Pemberian KMnO4 tidak boleh bersinggungan langsung dengan produkproduk pertanian, sehingga dibutuhkan suatu bahan pembawa (carrier). Beberapa carrier yang K0J0 : Kontrol K1Zl : 0,2 M-zeolit K2Zl : 0,4M-zeolit K3Zl : 0,6 M-zeolit K4Zl : 0,8 M-zeolit K5Zl : 1 M-zeolit
12
K1Ba K2Ba K3Ba K4Ba K5Ba
sering digunakan yaitu zeolit, silika gel, spons, batu apung, alumina, semen, gamping, vermiculite, atau batu bata. KMnO4 yang merupakan pengoksidasi gas etilen tersebut diharapkan dapat diaplikasikan pada mawar potong dalam rangka mengontrol keberadaan gas etilen dalam ruang penyimpanan. Penggunaan KMnO4 dengan konsentrasi tertentu diharapkan mampu mengoksidasi gas etilen sampai level yang aman bagi penyimpanan mawar potong sehingga dapat memperpanjang umur peragaan mawar potong. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi dan jenis bahan pembawa KMnO 4 yang efektif dalam memperpanjang waktu peragaan bunga mawar potong. METODE DAN PELAKSANAAN Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 28 Februari 2008 sampai 20 Maret 2008 di sebuah laboratorium milik Fakultas Pertanian, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. Bunga mawar yang digunakan adalah bunga mawar merah yang dibeli dari sebuah toko florist di Salatiga. Perlakuan yang dicobakan pada penelitian ini adalah kombinasi KMnO4 konsentrasi 0,2 M (1); 0,4 M (2); 0,6 M (3); 0,8 M (4); 1 M (5) dengan 3 jenis bahan pembawa berupa zeolit (Zl), batu apung (Ba), dan silika gel (Sg). Total kombinasi perlakuan tersebut berjumlah 15 perlakuan ditambah satu perlakuan kontrol. Kombinasi perlakuan dikodekan sebagai berikut:
: 0,2 M-batu apung : 0,4 M-batu apung : 0,6 M-batu apung : 0,8 M-batu apung : 1 M-batu apung
K1Sg : 0,2M-silika gel K2Sg : 0,4 M-silika gel K3Sg : 0,6 M-silika gel K4Sg : 0,8 M-silika gel K5Sg : 1 M-silika gel
Pengaruh Konsentrasi dan Jenis Bahan Pembawa KMnO4 Sebagai Absorban Etilen (Maria Melita Rahardjo, Suprihati, Maria Marina)
Masing-masing perlakuan diulang tiga kali dengan dasar blocking waktu pelaksanaan ulangan. Masing-masing perlakuan terdiri dari 20 batang bunga mawar yang diletakkan dalam 2 buah vas dalam suatu ruang bersekat. Vas pertama berisi 8 batang mawar non destruktif yang digunakan untuk pengamatan saat bunga mekar maksimal, persentase susut berat, dan umur peragaan bunga mawar. Vas kedua berisi 12 batang mawar destruktif yang digunakan untuk pengamatan kadar air dan laju respirasi bunga setiap 2 hari sekali. Di samping 5 pengamatan utama tersebut dilakukan juga pengamatan selintas suhu udara, kelembaban nisbi, pH larutan perendam bunga mawar potong, dan daya adsorbsi KMnO 4 masing-masing senyawa pembawa. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK). Data hasil pengamatan utama dianalisis dengan menggunakan metode sidik ragam. Untuk mengetahui pengaruh antara perlakuan dilakukan pengujian dengan menggunakan uji beda nyata jujur (BNJ) 5%. Untuk mengetahui hubungan antar variabel pengamatan dilakukan uji korelasi. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang disajikan dalam bab ini diperoleh dari dua sumber data pengamatan, yaitu pengamatan selintas dan pengamatan utama. Pengamatan Selintas Suhu udara rata-rata selama penelitian adalah 24,41 0C. Kondisi suhu udara tersebut telah mendekati syarat simpan mawar potong pada suhu kamar yang berkisar antara 25-270C. Kelembaban udara yang dikehendaki untuk mendukung kesegaran mawar potong selama penyimpanan adalah 80 - 90% (Satuhu dan Murtiningsih, 2005). Kelembaban udara dalam ruang laboratorium selama penelitian berlangsung berkisar antara 87% sampai dengan 91%, dan rata-rata kelembaban udaranya 89,04%. Dengan demikian, keadaan lingkungan ruang laboratorium, baik suhu maupun kelembaban udara, ideal untuk penyimpanan
bunga mawar potong. Larutan perendam bunga mawar yang digunakan dalam penelitian ini adalah aquades yang diganti setiap 3 hari sekali. Hasil pengukuran pH menunjukkan bahwa nilai pH larutan perendam stabil dari awal penelitian hingga akhir masa penelitian, yaitu berkisar pada pH 7. Dari uji coba pengukuran daya adsorbsi diketahui bahwa zeolit dapat menyerap KMnO4 sebesar 50%, batu apung sebesar 63%, dan silika gel sebesar 59%. Pengamatan Utama Kadar Air Bunga Mawar Potong Selama Masa Peragaan Kadar air bunga mawar selama peragaan tidak berbeda nyata antara kontrol dengan perlakuan dari awal hingga berakhirnya masa peragaan bunga. Pada masa awal peragaan, kadar air mawar berkisar antara 80-90%. Mendekati akhir masa peragaan, kadar air terus menurun, dan berkisar antara 70-80%. Kadar air bunga dipengaruhi oleh penyerapan air dan laju transpirasi bunga. Penyerapan air dipengaruhi ada tidaknya penyumbatan pori pada batang bunga mawar potong. Penyumbatan tersebut dapat diakibatkan oleh mikroba dan atau udara. Laju transpirasi dipengaruhi bentuk, jumlah dan ukuran stomata, luas daun, ada tidaknya lapisan lilin pada daun, suhu, kelembaban, angin, dan penyinaran matahari (Gardner et al., 1985). Dalam penelitian ini, diduga perlakuan yang diberikan tidak mempengaruhi laju penyerapan air dan laju transpirasi, sehingga kadar air antara perlakuan dan kontrol tidak berbeda nyata. Laju Respirasi Bunga Mawar Potong Selama Masa Peragaan Pemberian perlakuan KMnO4 dapat mengurangi laju respirasi yang terjadi dibanding kontrol, bahkan dapat menggeser puncak laju respirasi bunga mawar potong. Beberapa perlakuan yang 13
AGRIC Vol.24, No. 1, Juli 2012: 11-19
diberikan menunjukkan beda nyata dalam menekan laju respirasi dibandingkan dengan kontrol. Hal tersebut ditunjukkan dengan jumlah CO2 yang dikeluarkan oleh bunga-bunga mawar
potong tersebut. Semakin sedikit jumlah CO2 yang dikeluarkan per gram bunga per satuan jam menunjukkan laju respirasi bunga mawar juga semakin rendah.
Tabel 1. Kadar Air Bunga Selama Masa Peragaan Bunga Kadar Air Bunga (%) Perlakuan
Kontrol Zeolit
Batu Apung
Silika Gel
0,2 M 0,4 M 0,6 M 0,8 M 1M 0,2 M 0,4 M 0,6 M 0,8 M 1M 0,2 M 0,4 M 0,6 M 0,8 M 1M
Hari 1 87.47 ab* 87.82 ab 84.67 ab 83.49 ab 89.15 b 82.88 a 84.60 ab 84.04 ab 83.77 ab 83.99 ab 84.25 ab 83.96 ab 90.02 b 82.86 a 84.20 ab 83.99 ab
Hari 3 83.82 a 84.19 a 84.88 a 82.79 a 84.66 a 83.02 a 83.61 a 83.74 a 85.40 a 85.74 a 84.18 a 82.99 a 83.48 a 83.50 a 83.40 a 84.09 a
Hari 5 81.64 a 83.12 a 81.28 a 82.50 a 80.78 a 81.13 a 80.96 a 82.38 a 83.47 a 81.95 a 80.87 a 81.46 a 81.49 a 82.21 a 81.27 a 83.29 a
Hari 7 77.63 a 79.41 a 77.88 a 75.46 a 78.87 a 77.94 a 77.21 a 76.27 a 75.77 a 80.03 a 76.01 a 77.63 a 79.70 a 77.84 a 77.65 a 76.03 a
Laju Penurunan Hari 1 sampai 7 9.84 A * 8.41 A 6.79 A 8.03 A 10.28 A 4.94 A 7.39 A 7.77 A 8.00 A 3.96 A 8.24 A 6.33 A 10.32 A 5.02 A 6.55 A 7.96 A
Keterangan : * Angka dalam kolom yang sama yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% berdasarkan uji Beda Nyata Jujur.
Tabel 2. Laju Respirasi Bunga Selama Masa Peragaan Bunga Laju Respirasi Bunga ( gram CO2. Gram bunga -1. Jam -1)
Perlakuan
Kontrol Zeolit
Batu Apung
Silika Gel
0,2 M 0,4 M 0,6 M 0,8 M 1M 0,2 M 0,4 M 0,6 M 0,8 M 1M 0,2 M 0,4 M 0,6 M 0,8 M 1M
Hari 1 0.28 ab * 0.22 a 0.49 b 0.23 a 0.28 ab 0.27 ab 0.31 ab 0.21 a 0.17 a 0.37 b 0.19 a 0.19 a 0.2 a 0.3 ab 0.26 ab 0.18 a
Hari 3 0.43 d 0.28 b 0.37 cd 0.49 d 0.28 b 0.25 ab 0.33 bc 0.35 c 0.29 bc 0.43 d 0.2 a 0.34 bc 0.19 a 0.43 d 0.43 d 0.31 bc
Hari 5 0.29 cd 0.2 ab 0.26 bc 0.26 bc 0.22 b 0.27 bc 0.4 e 0.34 d 0.16 a 0.23 bc 0.27 bc 0.26 bc 0.36 de 0.22 b 0.19 ab 0.28 c
Hari 7 0.22 ab 0.21 ab 0.24 ab 0.28 b 0.18 a 0.23 ab 0.39 c 0.47 d 0.18 a 0.28 b 0.24 ab 0.23 ab 0.34 bc 0.32 bc 0.26 ab 0.27 ab
Keterangan : * Angka dalam kolom yang sama yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% berdasarkan uji Beda Nyata Jujur.
14
Pengaruh Konsentrasi dan Jenis Bahan Pembawa KMnO4 Sebagai Absorban Etilen (Maria Melita Rahardjo, Suprihati, Maria Marina) Laju Respirasi Bunga
Laju Respirasi Bunga 0.5
K0J0 0.4
Respirasi (g/kg/jam)
Respiprasi (g/kg/jam)
0.5 K1Zl K2Zl 0.3
K3Zl K4Zl
0.2
K5Zl
K0J0 0.4
K1Ba K2Ba
0.3
K3Ba K4Ba
0.2
K5Ba
0.1
0.1 1
3
5
1
7
Waktu (Hari ke-)
3
5
7
Waktu (Hari ke-)
Laju Respirasi Bunga Repirasi (g/kg/jam)
0.5
K0J0 0.4
K1Sg K2Sg
0.3
K3Sg K4Sg
0.2
K5Sg 0.1 1
3
5
7
Waktu (Hari ke-)
Gambar 1. Laju respirasi bunga, diperbandingkan antar konsentrasi KMnO4 yang berbeda dalam senyawa pembawa yang sama Grafik laju respirasi menunjukkan bahwa mawar potong termasuk bunga yang memiliki pola laju respirasi klimaterik, dimana terdapat kekhasan fase pernafasan, yaitu fase respirasi menaik, fase puncak respirasi, dan fase respirasi menurun. Penyerapan KMnO4 pada percobaan ini tidak mengubah bentuk pola laju respirasi yang terjadi
Gas etilen
mempengaruhi
Respirasi
pada mawar potong, hanya menekan puncak laju respirasi pada beberapa perlakuan, bahkan menggeser puncak laju respirasi yang rata-rata terjadi pada hari ketiga menjadi hari kelima pada perlakuan KMnO4 konsentrasi 0,2 M dalam bahan pembawa batu apung dan 0,4 M dalam bahan pembawa silika gel. hasil
ATP
pembentukan
Gas etilen
Penyerapan oleh KMnO 4
Gambar 2. Hubungan laju respirasi dengan pembentukan gas etilen Respirasi dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satu faktor tersebut adalah gas etilen (Pantastico, 1989). Berkurangnya gas etilen dalam ruang penyimpanan akibat penyerapan diharapkan akan mengurangi laju respirasi, karena telah diketahui dari berbagai penelitian bahwa gas etilen ini dapat memacu terjadinya proses respirasi (Abidin,
1982). Semakin banyak gas etilen dalam ruang penyimpanan, maka aktivitas respirasi juga akan meningkat. Pemberian perlakuan KMnO4 pada penelitian ini diduga dapat menyerap KMnO4 yang terbentuk, sehingga menurunkan laju respirasi bunga mawar potong.
15
AGRIC Vol.24, No. 1, Juli 2012: 11-19
Saat Bunga Mekar Maksimal Pada penelitian ini, rata-rata bunga mawar mekar maksimal pada hari ketiga sampai keempat. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sabari et al. (1997) dan juga Muhajir dan Dondy (1999), yaitu bunga mawar rata-rata akan mekar maksimal pada hari ketiga setelah panen. Efek etilen pada mawar potong adalah mempercepat saat kemekaran bunga (Hartmann et al., 1981). Penundaan saat bunga mekar akan sangat menguntungkan, karena umur peragaan bunga yang sudah mencapai mekar maksimal lebih singkat dibandingkan yang belum mekar maksimal. Keuntungan lain, jika bunga mawar potong tersebut hendak didistribusikan ke lain tempat akan lebih sedikit memakan tempat dan tidak mudah rusak dibanding bunga yang sudah mekar. Pada penelitian ini, perlakuan yang secara nyata mampu memperpanjang saat bunga mekar maksimal dibanding kontrol adalah KMnO4 konsentrasi 0,2 M dalam carrier batu apung dan 0,4 M dalam Tabel 3. Saat Bunga Mekar Maksimal
carrier silika gel. Penundaan saat bunga mekar tersebut diduga berkaitan dengan pergeseran puncak laju respirasi yang mencapai hari kelima pada perlakuan-perlakuan tersebut. Persentase Susut Berat Bunga Mawar Potong Susut berat yang terjadi pada produk-produk pertanian setelah pemanenan dipengaruhi oleh kadar air dan laju respirasi. Kehilangan kandungan air akan menyebabkan berkurangnya berat produk. Laju repirasi yang tinggi juga akan menyebabkan berkurangnya berat produk karena terjadi proses perombakan. Proses perombakan yang terjadi pada produk pertanian setelah dipanen akan merugikan karena pada proses ini terjadi perubahan-perubahan dalam produk tersebut yang berakhir pada habisnya umur simpan seperti kelayuan, kebusukkan, dan rusaknya produk pertanian tersebut. Oleh karena itu, untuk mengurangi hilangnya berat bunga mawar, dapat dilakukan dengan cara mengurangi laju respirasi bunga. Perlakuan KMnO4 yang Perlakuan Kontrol 0,2 M Zeolit 0,4 M 0,6 M 0,8 M 1M 0,2 M Batu Apung 0,4 M 0,6 M 0,8 M 1M 0,2 M Silika Gel 0,4 M 0,6 M 0,8 M 1M
Keterangan : *
16
Angka dalam kolom yang sama yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% berdasarkan uji Beda Nyata Jujur.
Saat Bunga Mekar Mak (Hari Setelah Perlaku 3.8 ab * 3.8 ab 3.9 ab 3.9 ab 3.3 a 3.5 ab 5.2 c 4.0 ab 4.0 ab 4.2 b 3.8 ab 4.8 bc 5.1 c 3.6 ab 3.3 a 3.8 ab
Pengaruh Konsentrasi dan Jenis Bahan Pembawa KMnO4 Sebagai Absorban Etilen (Maria Melita Rahardjo, Suprihati, Maria Marina)
kan bahwa pengurangan berat ini tidak berhubungan erat dengan kadar air maupun laju respirasi. Ini berarti pengurangan berat bunga yang terjadi selama masa peragaan juga dipengaruhi hal lain selain kadar air bunga dan laju respirasi yang terjadi. Hal lain yang diduga juga mempengaruhi pengurangan berat bunga tersebut adalah rontoknya daun-daun bunga mawar potong selama masa peragaan yang tidak ikut diukur selama masa percobaan.
diberikan dalam penelitian ini diharapkan mampu mengoksidasi gas etilen yang dilepaskan oleh bunga mawar selama masa peragaan, sehingga mengakibatkan perlambatan laju respirasi, dan akhirnya dapat mengurangi persen susut berat bunga. Dalam penelitian yang dilakukan, perlakuan KMnO4 dapat mengurangi persen susut berat bunga mawar secara nyata dibandingkan dengan kontrol. Namun ternyata, data korelasi menunjukTabel 4. Persentase Susut Berat Bunga Mawar Perlakuan Kontrol 0,2 M Zeolit 0,4 M 0,6 M 0,8 M 1M 0,2 M Batu Apung 0,4 M 0,6 M 0,8 M 1M 0,2 M Silika Gel 0,4 M 0,6 M 0,8 M 1M
Persentase Susut Berat Bunga (%) 17.14 d * 14.48 bc 12.75 a 12.18 a 12.80 ab 18.69 e 13.02 ab 12.14 a 12.21 a 13.97 b 16.02 cd 12.73 a 15.60 c 16.91 d 13.19 ab 15.95 cd
Keterangan :* Angka dalam kolom yang sama yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% berdasarkan uji Beda Nyata Jujur.
Lama Peragaan Bunga Mawar Potong Pada penelitian ini, pemberian perlakuan KMnO4 tidak berpengaruh secara nyata dalam memperpanjang umur peragaan bunga mawar potong Umur peragaan bunga mawar potong dipengaruhi banyak hal. Kadar air, laju respirasi, saat mekar bunga maksimal, dan persen susut berat adalah beberapa faktor dari sekian banyak faktor lain yang diduga dapat mempengaruhi panjang masa peragaan bunga mawar potong. Kadar air yang
tinggi diduga dapat memperpanjang umur peragaan bunga mawar potong. Laju respirasi yang tinggi diduga akan memperpendek umur peragaan bunga mawar potong. Semakin lambat bunga mekar maksimal diduga umur peragaan semakin panjang. Susut berat semakin sedikit, diduga umur peragaan semakin panjang.
17
AGRIC Vol.24, No. 1, Juli 2012: 11-19
Tabel 6. Nilai Korelasi Antar Parameter Nilai Korelasi Bahan Pembawa Zeolit
Batu Apung
Silika Gel
Parameter
Kadar air Laju respirasi Mekar bunga Susut berat Umur peragaan Kadar air Laju respirasi Mekar bunga Susut berat Umur peragaan Kadar air Laju respirasi Mekar bunga Susut berat Umur peragaan
Kadar air 1 -0.88 -0.46 0.19 -0.43 1 -0.01 0.19 0.19 -0.01 1 0.55 0.59 -0.01 -0.22
Data korelasi menunjukkan bahwa ternyata parameter yang dipilih pada penelitian ini kurang berkaitan dengan umur peragaan bunga, sehingga tidak mampu menjelaskan data umur peragaan bunga mawar potong yang ada. Parameter mungkin sudah tepat, tetapi perlu ditambah dan perlu perbaikan teknis aplikasi supaya lebih efektif. Dalam penelitian ini, KMnO4 dicobakan pada mawar potong yang disimpan basah dalam ruang yang agak terbuka, karena itu perlakuan diduga kurang efektif, karena gas etilen telah dinetralisir oleh udara. Penelitian selanjutnya perlu dicoba perlakuan KMnO4 dalam ruang yang lebih tertutup, misal bunga mawar potong yang disimpan secara kering dalam box atau kardus tertutup, dengan demikian aplikasi KMnO4 dalam mengabsorbsi gas etilen dapat lebih efektif. KESIMPULAN Berdasar hasil penelitian dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pemberian berbagai konsentrasi KMnO4 dalam berbagai bahan pembawa berpengaruh terhadap laju respirasi, saat bunga mekar maksimal, dan persentase susut berat bunga, tetapi tidak berpengaruh terhadap kadar air dan lama hari peragaan bunga. 18
Laju respirasi
Mekar Bunga
Susut berat
-0.43 1 0.71 -0.16 0.52 -0.01 1 0.46 -0.49 0.03 0.55 1 0.24 0.30 0.26
-0.88 0.71 1 -0.22 -0.02 0.19 0.46 1 -0.42 0.01 0.59 0.24 1 -0.21 0.01
0.19 -0.16 -0.22 1 -0.35 0.19 -0.49 -0.42 1 -0.66 -0.01 0.30 -0.21 1 -0.09
Umur keragaan -0.43 0.52 -0.02 -0.35 1 -0.10 0.03 0.01 -0.66 1 -0.22 0.26 0.01 -0.09 1
2. Pemberian berbagai konsentrasi KMnO4 dalam berbagai bahan pembawa yang dicobakan pada bunga mawar potong tidak mampu memperpanjang umur peragaan bunga mawar potong. DAFTAR PUSTAKA Abidin, Z. 1982. Dasar-dasar Pengetahuan Tentang Zat Pengatur Tumbuh. PT Angkasa. Bandung. Amiarsi, Yulianingsih, W. Broto, dan Sjaifullah. 2003. Pengaruh Larutan Pulsing dalam Pengemasan dan Pengangkutan Bunga Mawar Potong. J.Hort 13(4): 285-291. Darliah, T. Danakusuma, dan T. Sutater. 1999. Evaluasi Sifat-sifat Kuantitatif dan Kualitatif Delapan Klon Bunga Mawar Potong. J.Hort 9(3): 208-211. Gardner, F., R.B. Pearce, and R.L. Mitchell. 1985. Fisiologi Tanaman Budidaya. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta. Hartmann, H.T., J.F. William, and M.K. Anton. 1981. Plant Science Growth, Development, and Utilization of Cultivated Plants. Prentice-Hall, inc. Englewood Cliffs, New Jersey. Hiwale, S.S. and S.P. Singh. 2003. Prolonging the Shelf Life of Guava (Psidium guajava L.). Indian Journal of Horticulture 60(1): 1-9.
Pengaruh Konsentrasi dan Jenis Bahan Pembawa KMnO4 Sebagai Absorban Etilen (Maria Melita Rahardjo, Suprihati, Maria Marina)
Ichimura, K., T. Fujiwara, Y. Yamauchi, H. Horie, and K. Kohata. 2005. Effects of Tea-Seed Saponins on the Vase Life, Hydraulic Conductance and Transpiration of Cut Rose Flowers. JARQ 39(2): 115-119.
Sabari, Yulianingsih, B. Tisna, dan Sunarmani. 1997. Komposisi Perendam untuk Menjaga Kesegaran Bunga Mawar Potong dalam Vas. J. Hort. 7(3): 818-828. Satuhu, S dan Murtiningsih. 2005. Mawar: Pemanfaatan untuk Bunga Potong, Bunga Kering, Aromaterapi, Kosmetik, dan Makanan. Penebar Swadaya. Jakarta.
Keditsu, R., A. Sema, and Maiti. 2003. Effect of Modified Packaging and Low Temperature on Post Harvest Life of 'Khasi' Mandarin. Journal of Food Science and Technology (Mysore) 40(6): 646-651.
Tirtosoekotjo, M.S. 1996. Peranan Larutan Sukrosa Terhadap Kesegaran Bunga Mawar Selama Penyimpanan Suhu Dingin. J. Hort 6(1): 100104.
Le, S.J., W. Ning, L. Jing, and W. L. Ju. 2004. Effects of CaCl2 Treatment and Different Packing Methods on Fruit Quality of Yutian Peach. Journal of Henan Agriculture University 38(4): 417-422.
Wediyanto, A. 2006. Pengembangan Florikultura Belt Berbasis Sumberdaya Wilayah. Makalah Acara Fasilitasi Floriculture Belt & Field Day, Wonosobo.
Muhajir, I dan Dondy ASB. 1999. Pendinginan Awal dan Komposisi Larutan Perendam pada Bunga Mawar Potong. J. Hort. 9(2): 137-145.
Widodo, S.E. 2007. Pengembangan Penyerap Etilen dan Oksigen Sebagai Bahan Aditif Pada Pengemasan Aktif (Active Packaging) Buah Duku. Research Report LAPTUNILAPP.
Murtiningsih, Sabari, Sunarmani, Dondy ASB, dan Suyanti. 2001. Pengawet Berbentuk Tablet untuk Memperpanjang Umur Simpan Peragaan Bunga Mawar Potong. J. Hort 11(1): 46-50.
Wuryaningsih, S dan S. Kusumo. 1997. Pemberian Triakontanol untuk Perbaikan Hasil dan Kualitas Bunga Mawar. J.Hort 7(2): 673-677.
Pantastico, E.R.B. 1989. Fisiologi Pasca Panen: Penanganan dan Pemanfaatan Buah-buhan dan Sayur-sayuran Tropika dan Subtropika. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
***
19
AGRIC Vol.24, No. 1, Juli 2012: 11-19
20