i
PENGARUH KOMPOSISI MEDIA DAN PACLOBUTRAZOL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PEMBUNGAAN JAHE PUTIH BESAR (Zingiber officinale Rosc.)
OLEH SATRIO TUNGGUL PRATOMO A24060721
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012 i
ii
PENGARUH KOMPOSISI MEDIA DAN PACLOBUTRAZOL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PEMBUNGAAN JAHE PUTIH BESAR (Zingiber officinale Rosc.)
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
Oleh Satrio Tunggul Pratomo A24060721
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012 ii
iii
RINGKASAN SATRIO TUNGGUL PRATOMO. Pengaruh Komposisi Media dan Paclobutrazol terhadap Pertumbuhan dan Pembungaan Jahe Putih Besar (Zingiber officinale Rosc.) (Di bawah bimbingan ENDAH RETNO PALUPI dan MELATI). Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari waktu aplikasi paclobutrazol yang tepat serta jenis media yang dapat menginduksi pembungaan tanaman jahe. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2010 hingga April 2011 di Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik, Cimanggu, Bogor. Bahan tanam yang digunakan adalah rimpang jahe putih besar var. Cimanggu-1 berukuran 50-60 gram yang telah disemai di dalam media coco peat hingga berumur 1 bulan. Bahan yang digunakan untuk menginduksi pembungaan adalah paclobutrazol 100 ppm. Bahan untuk pembuatan media adalah tanah, pasir, dan pupuk kandang. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dua faktor. Faktor pertama adalah jenis media, terdiri dari media I (M1) tanah:pasir:pupuk kandang (1:1:1), media II (M2) tanah:pupuk kandang (1:1), media III (M3) pasir:pupuk kandang (1:1), dan media IV (M4) tanah. Faktor kedua adalah waktu aplikasi paclobutrazol dengan konsentrasi 100 ppm, terdiri dari kontrol (tanpa pemberian paclobutrazol), 2 bulan setelah tanam (BST), 3 BST, dan 4 BST. Interaksi antara jenis media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol mempengaruhi pertumbuhan vegetatif tanaman sebagaimana ditunjukkan oleh diameter tunas, jumlah tunas, serta bobot dan ketebalan rimpang, sedangkan pertumbuhan generatif dan waktu muncul spika tidak dipengaruhi oleh interaksi antara kedua perlakuan tersebut. Interaksi antara media tanah:pasir:pupuk kandang dan waktu aplikasi paclobutrazol 2 BST menghasilkan bobot rimpang mencapai 835 gram/tanaman. Kombinasi antara media tanah:pasir:pupuk kandang dengan waktu aplikasi paclobutrazol 4 BST mampu menghasilkan persentase kemunculan spika tertinggi sebesar 25%.
iii
iv
Jenis media tanam belum secara nyata mampu menginduksi pembungaan jahe, namun secara umum media tanah:pasir:pupuk kandang menghasilkan pertumbuhan generatif (jumlah spika, diameter spika, panjang spika, panjang tangkai spika, jumlah braktea, dan waktu muncul spika) yang cenderung lebih baik daripada jenis media lainnya. Jenis media justru berpengaruh secara nyata terhadap pertumbuhan vegetatif jahe seperti ditunjukkan peubah tinggi tunas pada media tanah lebih lambat pertumbuhannya dibandingkan ketiga media lainnya. Waktu
aplikasi
paclobutrazol
juga
belum
mampu
menginduksi
pembungaan jahe sebagaimana ditunjukkan bahwa aplikasi paclobutrazol 2 BST, 3 BST, dan 4 BST menghasilkan pertumbuhan generatif (jumlah spika per rumpun, diameter spika, panjang spika, panjang tangkai spika, jumlah braktea, dan waktu muncul spika) yang tidak berbeda nyata dengan tanaman kontrol, namun cenderung mempercepat kemunculan spika. Waktu aplikasi paclobutrazol justru menunjukkan pengaruh yang nyata dalam menurunkan jumlah daun, terutama bila diberikan pada 4 BST (16 MST).
iv
v
Judul
: PENGARUH KOMPOSISI MEDIA DAN PACLOBUTRAZOL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PEMBUNGAAN JAHE PUTIH BESAR (Zingiber officinale Rosc.)
Nama
: Satrio Tunggul Pratomo
NRP
: A24060721
Menyetujui, Dosen Pembimbing
Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. Ir. Endah Retno Palupi, M.Sc.
Dra. Melati, M.Si.
NIP. 19580518 198903 2002
NIP. 19680516 199803 2001
Mengetahui, Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian IPB
Dr. Ir. Agus Purwito, M.Sc. Agr NIP. 19611101 198703 1 003
Tanggal Kelulusan : v
vi
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 8 Juni 1988. Penulis adalah anak pertama dari empat bersaudara, dari pasangan Bapak Sutardi dan Ibu Suwarti. Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri Kebayoran Lama Utara 11 Pagi Jakarta Selatan pada tahun 2000. Penulis melanjutkan studi di SLTP Negeri 161 Jakarta dan lulus pada tahun 2003. Selanjutnya penulis menyelesaikan studi di SMA Negeri 29 Jakarta pada tahun 2006. Selama menjalani pendidikan di SMA, penulis aktif dalam kegiatan ekstrakulikuler Basket dan Rohis (Rohani Islam) serta menjadi Ketua Pelaksana Pesantren Kilat (Peskil) Ramadhan pada tahun 2005. Penulis diterima sebagai mahasiswa di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun 2006. Selanjutnya penulis diterima sebagai mahasiswa di Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor pada tahun 2007. Selama kuliah, penulis aktif pada beberapa organisasi mahasiswa. Penulis menjabat sebagai Ketua Forum Silaturahmi (FORSA) SMAN 29 Jakarta pada periode 2007/2008. Penulis juga menjadi Koordinator Publikasi dan Dokumentasi pada acara International Education Expo pada tahun yang sama. Selanjutnya pada tahun 2008, penulis menjadi staf Humas dan Fundraising pada rangkaian acara Gebyar Pertanian. Pada periode 2009/2010, penulis aktif sebagai Kepala Biro Media Informasi Badan Eksekutif Mahasiswa Faperta IPB, Kabinet Faperta Bersatu. Selain itu, penulis juga pernah menjadi pembawa acara pada beberapa acara kampus seperti Festival Tanaman, Ramah Tamah Wisuda Departemen Agronomi dan Hortikultura, dan Seminar Nasional dalam rangkaian Gebyar Pertanian tahun 2009.
vi
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan kegiatan penelitian ini dengan baik. Penelitian mengenai pertumbuhan dan pembungaan pembungaan jahe putih besar (Zingiber officinale Rosc.) dilakukan karena terdorong oleh keinginan untuk mengetahui pengaruh komposisi media dan paclobutrazol yang dapat mempercepat dan memperbanyak munculnya bunga jahe. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Ir. Endah Retno Palupi, MSc. dan Dra. Melati, MSi. sebagai pembimbing skripsi yang memberikan bimbingan dan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. 2. Dr. Syarifah Iis Aisyah, Msc. Agr. selaku pembimbing akademik dan Dr. Ir. Eny Widajati, MS selaku pembimbing akademik pengganti atas bimbingan dan arahan selama penulis menempuh studi di Departemen Agronomi dan Hortikultura. 3. Dr. Ir. Eko Sulistyono, MSi. selaku dosen penguji atas masukan, saran, dan perbaikan dalam penulisan skripsi. 4. Papah dan Mamah tercinta atas dorongan, do‟a, dan kasih sayang. 5. Adik penulis Bram, Pras, dan Annisa atas dukungan yang diberikan. 6. Seluruh staff karyawan serta pekerja kebun UPBS Balittro dan KP Cimanggu yang telah menyediakan tempat dan sarana selama penulis melakukan penelitian. 7. Ismail Saleh, Piyut, Bestarina Rahma Lestari, Dita Nurul Latifah, Kak Arif‟41, Erwin Syahputra, dan Bayu Sheftian atas bimbingan singkat selama penulis menyelesaikan tugas akhir. 8. Keluarga besar Agronomi dan Hortikultura angkatan 43 atas semangat, kerjasama, dan persahabatan yang terus terjalin. 9. Keluarga besar Perwira 40 atas keceriaan dan persahabatan yang terus terjalin (Bayu, Erwin, Adi, Ilman, Fitrah, Anief, Dandi, Faisal, Zulkarnain, Leo, Hendra, dan Elang). vii
viii
10. Bestarina Rahma Lestari, SPt. atas cambukan semangat, bimbingan singkat, dan dorongan selama penulis menyelesaikan tugas akhir. 11. Seluruh pihak yang telah mendukung dan membantu kelancaran dalam penelitian dan penulisan tugas akhir penulis. Penulis berharap hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak dalam upaya pelestarian tanaman jahe selanjutnya.
Bogor, Juni 2012
Penulis
ix
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL ................................................................................................... x DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xii PENDAHULUAN .................................................................................................. 1 Latar Belakang .....................................................................................................1 Tujuan ...................................................................................................................3 Hipotesis ...............................................................................................................3 TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 4 Jahe (Zingiber officinale Rosc.) ...........................................................................4 Klasifikasi dan Manfaat Jahe ........................................................................... 4 Budidaya dan Perbanyakan Jahe...................................................................... 4 Bunga Jahe ....................................................................................................... 6 Paclobutrazol ........................................................................................................6 Media Tanam ........................................................................................................8 BAHAN DAN METODE ..................................................................................... 10 Tempat dan Waktu .............................................................................................10 Bahan dan Alat ...................................................................................................10 Metode Penelitian ...............................................................................................10 Pelaksanaan Penelitian .......................................................................................11 Pengamatan ........................................................................................................13 HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 14 Kondisi Umum ...................................................................................................14 Pertumbuhan Tajuk Tanaman Jahe ....................................................................14 Tinggi Tunas Jahe .......................................................................................... 16 Diameter Tunas Jahe ...................................................................................... 19 Jumlah Daun .................................................................................................. 21 Jumlah Tunas ................................................................................................. 23 Pertumbuhan Rimpang Jahe ...............................................................................26 Bobot Rimpang Jahe ...................................................................................... 26 Ketebalan Rimpang........................................................................................ 28 Pembungaan Jahe ...............................................................................................29 KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 37 Kesimpulan .........................................................................................................37 Saran ...................................................................................................................37 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 38 LAMPIRAN .......................................................................................................... 42
ix
x
DAFTAR TABEL No. 1.
Halaman Persyaratan mutu kebun benih (rimpang) untuk kelas Benih Pokok (BP) dan Benih Sebar (BR) ............................................................ 5
2.
Persyaratan mutu benih (rimpang) kelas Benih Pokok (BP) dan Benih Sebar (BR) yang siap tanam ............................................................ 6
3.
Rekapitulasi hasil analisis pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap pertumbuhan tajuk tanaman .................. 15
4.
Pengaruh media tanam terhadap tinggi tunas jahe (cm) pada 8 – 28 MST .................................................................................................... 16
5. Pengaruh waktu aplikasi paclobutrazol terhadap tinggi tunas jahe (cm) pada 8 – 28 MST ............................................................................. 18 6.
Pengaruh interaksi waktu aplikasi paclobutrazol dan jenis media terhadap diameter tunas jahe (mm).......................................................... 19
7.
Pengaruh media tanam terhadap jumlah daun jahe (helai) pada 8 – 28 MST ................................................................................................. 22
8.
Pengaruh waktu aplikasi paclobutrazol terhadap jumlah daun jahe (helai) pada 8 – 28 MST .................................................................. 23
9.
Pengaruh interaksi waktu aplikasi paclobutrazol dan jenis media terhadap jumlah tunas jahe ...................................................................... 24
10. Rekapitulasi hasil analisis pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap rimpang jahe ......................................... 26 11. Pengaruh interaksi waktu aplikasi paclobutrazol dan jenis media terhadap bobot rimpang jahe (g) .............................................................. 27 12. Pengaruh interaksi waktu aplikasi paclobutrazol dan jenis media terhadap ketebalan rimpang jahe (mm) ................................................... 29 13. Persentase rumpun menghasilkan tunas generatif (%) ............................ 30 14. Rekapitulasi hasil analisis pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap karakter pembungaan jahe .................... 31 15. Pengaruh jenis media dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap karakter pembungaan jahe (jumlah spika per rumpun, diameter spika, panjang spika, panjang tangkai spika, jumlah braktea per spika, dan waktu muncul spika)............................................................... 33
x
xi
DAFTAR GAMBAR No. 1.
Halaman Persiapan media tanam: a) Media dicampur sesuai perlakuan dengan perbandingan 1:1; b) Pengisian polybag dan penyusunan denah rancangan acak kelompok. ............................................................ 12
2.
Spika jahe................................................................................................. 29
3.
Pembungaan jahe: a). Perbedaan tunas generatif dan vegetatif, b). Tunas generatif yang tumbuh langsung dari rimpang, c). Tunas generatif yang tumbuh dari tunas vegetatif. .................................. 30
4.
Spika meluruh sebelum berkembang secara maksimal. .......................... 32
5. Bunga jahe: a). Satu bunga mekar pada satu spika, b). Dua bunga mekar pada satu spika, c). Bunga mekar tidak sempurna. ....................... 35
xi
xii
DAFTAR LAMPIRAN No. Halaman 1. Curah hujan di Kebun Percobaan Cimanggu pada bulan Agustus 2010 – April 2011 .................................................................................... 43 2.
Pengaruh media tanam terhadap diameter tunas jahe (mm) pada 8 – 28 MST .............................................................................................. 43
3.
Pengaruh waktu aplikasi paclobutrazol terhadap diameter tunas jahe (mm) pada 8 – 28 MST .................................................................... 44
4.
Pengaruh media tanam terhadap jumlah tunas jahe pada 8 – 28 MST ......................................................................................................... 44
5.
Pengaruh waktu aplikasi paclobutrazol terhadap jumlah tunas jahe pada 8 – 28 MST .............................................................................. 45
6.
Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap tinggi tunas jahe pada 8 MST............................. 45
7.
Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap tinggi tunas jahe pada 10 MST........................... 45
8.
Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap tinggi tunas jahe pada 12 MST........................... 46
9.
Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap tinggi tunas jahe pada 14 MST........................... 46
10. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap tinggi tunas jahe pada 16 MST........................... 46 11. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap tinggi tunas jahe pada 18 MST........................... 46 12. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap tinggi tunas jahe pada 20 MST........................... 47 13. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap tinggi tunas jahe pada 22 MST........................... 47 14. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap tinggi tunas jahe pada 24 MST........................... 47 15. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap tinggi tunas jahe pada 26 MST........................... 47 16. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap tinggi tunas jahe pada 28 MST........................... 48 17. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap diameter tunas jahe pada 8 MST ........................ 48 18. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap diameter tunas jahe pada 10 MST ...................... 48
xii
xiii
19. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap diameter tunas jahe pada 12 MST ...................... 48 20. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap diameter tunas jahe pada 14 MST ...................... 49 21. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap diameter tunas jahe pada 16 MST ...................... 49 22. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap diameter tunas jahe pada 18 MST ...................... 49 23. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap diameter tunas jahe pada 20 MST ...................... 49 24. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap diameter tunas jahe pada 22 MST ...................... 50 25. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap diameter tunas jahe pada 24 MST ...................... 50 26. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap diameter tunas jahe pada 26 MST ...................... 50 27. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap diameter tunas jahe pada 28 MST ...................... 50 28. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap jumlah daun jahe pada 8 MST ........................... 51 29. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap jumlah daun jahe pada 10 MST ......................... 51 30. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap jumlah daun jahe pada 12 MST ......................... 51 31. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap jumlah daun jahe pada 14 MST ......................... 51 32. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap jumlah daun jahe pada 16 MST ......................... 52 33. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap jumlah daun jahe pada 18 MST ......................... 52 34. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap jumlah daun jahe pada 20 MST ......................... 52 35. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap jumlah daun jahe pada 22 MST ......................... 52 36. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap jumlah daun jahe pada 24 MST ......................... 53 37. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap jumlah daun jahe pada 26 MST ......................... 53 38. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap jumlah daun jahe pada 28 MST ......................... 53
xiv
39. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap jumlah tunas jahe pada 8 MST ........................... 53 40. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap jumlah tunas jahe pada 10 MST ......................... 54 41. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap jumlah tunas jahe pada 12 MST ......................... 54 42. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap jumlah tunas jahe pada 14 MST ......................... 54 43. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap jumlah tunas jahe pada 16 MST ......................... 54 44. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap jumlah tunas jahe pada 18 MST ......................... 55 45. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap jumlah tunas jahe pada 20 MST ......................... 55 46. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap jumlah tunas jahe pada 22 MST ......................... 55 47. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap jumlah tunas jahe pada 24 MST ......................... 55 48. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap jumlah tunas jahe pada 26 MST ......................... 56 49. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap jumlah tunas jahe pada 28 MST ......................... 56 50. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap bobot rimpang jahe ............................................. 56 51. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap ketebalan rimpang jahe ...................................... 56 52. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap jumlah spika jahe................................................ 57 53. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap diameter spika jahe ............................................. 57 54. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap panjang spika jahe .............................................. 57 55. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap panjang tangkai spika jahe ................................. 57 56. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap jumlah braktea/spika jahe ................................... 58 57. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap waktu muncul spika jahe .................................... 58
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang Jahe (Zingiber officinale Rosc.) telah banyak dimanfaatkan masyarakat Indonesia. Selain sebagai bumbu dapur, jahe juga banyak digunakan sebagai obat tradisional seperti obat antiinflamasi, obat nyeri sendi dan otot karena reumatik, tonikum, obat batuk, dan lain-lain. Manfaat lain dari jahe yang sering digunakan masyarakat adalah aroma dan rasa yang sering ditambahkan pada makanan atau minuman. Selain itu, jahe juga diproduksi untuk memenuhi permintaan luar negeri. Ekspor jahe dilakukan dalam bentuk jahe segar, jahe kering, asinan jahe (salted ginger), dan minyak atsiri (Syukur, 2002). Banyaknya manfaat jahe membuat permintaan terhadap komoditas tersebut di Indonesia cukup tinggi. Permintaan jahe sebagai bumbu dapur dari pasar domestik Indonesia dapat mencapai
30 000 ton/tahun (Syukur, 2002).
Permintaan jahe di pasar domestik juga terjadi untuk pembuatan obat tradisional. Rata-rata permintaan jahe antara tahun 1990 – 1998 mencapai 294,83 ton simplisia atau setara dengan 1 474,17 ton jahe segar (Dirjen Perkebunan, 1999). Selain itu, permintaan jahe dari industri obat tradisional (IOT) mencapai 5 000 ton/tahun (Pusat Studi Biofarmaka IPB, 2010). Peningkatan permintaan jahe setiap tahunnya mendorong peningkatan produksi. Produksi jahe di Indonesia terus meningkat dari tahun 2005 sampai 2007 yaitu masing-masing sebesar 125 386,5 ton, 177 137,95 ton, dan 178 502,5 ton (Badan Pusat Statistik, 2005 – 2007). Luas panen jahe juga mengalami peningkatan yaitu sebesar 6 175,24 ha, 8 904,2 ha, dan 9 965,2 ha (Dirjen Hortikultura, 2008). Peningkatan produksi dan luas panen perlu diimbangi dengan peningkatan benih untuk penanaman. Jika kebutuhan benih adalah 2 – 3 ton/ha, maka untuk luas panen 9 965,2 ha akan membutuhkan benih sebanyak 20 000 – 30 000 ton benih (rimpang) jahe. Bertambahnya luas panen jahe setiap tahun akan memerlukan jumlah benih jahe yang lebih banyak, sehingga perlu sistem produksi benih dengan cepat. Namun, rimpang jahe baru dapat digunakan setelah tanaman berumur sembilan bulan di pertanaman (Syukur, 2002). 1
2
Penyakit tular benih juga menjadi masalah di dalam perbenihan jahe. Serangan penyakit layu bakteri dapat menggagalkan panen hingga 90%. Patogen yang menyebabkan penyakit ini adalah bakteri Pseudomonas solanacearum. Patogen ini dapat bertahan di dalam sisa tanaman sakit maupun pada benih jahe (Syukur, 2002). Penyakit lain yang menjadi permasalahan adalah busuk rimpang. Penyakit ini disebabkan oleh patogen Fusarium oxysporium sp zingiberi atau Rhizoctonia sp. dan dapat mengakibatkan kerusakan tanaman jahe hingga 66,67% (Soesanto et al., 2005). Selain itu, terdapat penyakit bercak daun yang disebabkan oleh cendawan Phyllosticta zingiberi. Ukuran benih jahe yang besar/voluminous menyebabkan kesulitan dalam penanganan terutama dalam pengepakan dan transportasi. Benih jahe juga tidak bisa disimpan dalam waktu yang lama. Menurut penelitian Sukarman dalam Hasanah dan Rusmin (2006) penyimpanan rimpang/benih jahe terbaik dilakukan pada ruangan dingin dengan kelembaban 70 – 80% dengan penyusutan bobot rimpang terendah yaitu 4,76%. Namun, cara tersebut menjadi tidak efisien apabila diterapkan kepada petani karena biaya yang dibutuhkan lebih besar. Kondisi tersebut menyebabkan perlunya metode lain dalam menghasilkan benih jahe. Penyediaan benih jahe secara in vitro pada media MS dan BA tidak menunjukkan hasil yang positif. Akumulasi etilen di dalam botol menyebabkan daun menguning sehingga viabilitas benih menurun (Syahid dan Mariska, 1997). Perbanyakan menggunakan biji jahe merupakan metode alternatif yang diharapkan mampu menjawab permasalahan tersebut. Meskipun perbanyakan menggunakan biji merupakan cara yang umum untuk memproduksi tanaman, namun hal tersebut tidak digunakan pada jahe karena tanaman jahe jarang berbunga. Pembungaan yang jarang pada tanaman jahe mendasari perlunya mempelajari induksi pembungaan. Perlakuan pemberian paclobutrazol dan berbagai jenis media diharapkan dapat menginduksi pembungaan pada tanaman jahe. Keberhasilan induksi pembungaan akan bermanfaat bagi pembudidaya tanaman jahe untuk menghasilkan biji maupun pemulia dalam menghasilkan kultivar baru.
3
Tujuan Tujuan penelitian ini adalah: 1. Menginduksi pembungaan tanaman jahe. 2. Mempelajari waktu aplikasi yang tepat untuk menginduksi pembungaan jahe. 3. Mempelajari jenis media yang dapat menginduksi pembungaan tanaman jahe. Hipotesis Hipotesis yang mendasari penelitian ini adalah: 1. Waktu aplikasi paclobutrazol yang tepat dapat menginduksi pembungaan. 2. Jenis media yang tepat dapat menginduksi pembungaan. 3. Terdapat pengaruh interaksi antara waktu aplikasi dengan jenis media dalam menginduksi pembungaan jahe.
4
TINJAUAN PUSTAKA
Jahe (Zingiber officinale Rosc.) Klasifikasi dan Manfaat Jahe Tanaman jahe termasuk ke dalam famili Zingiberaceae. Tanaman ini memiliki rimpang (rhizoma), bertulang daun menyirip atau sejajar, serta pelepah daun yang saling membalut secara vertikal membentuk batang semu (Tjitrosoepomo, 1994). Jahe dibedakan menjadi tiga jenis berdasarkan ukuran, bentuk, dan warna rimpangnya yaitu jahe putih/kuning besar (jahe gajah atau jahe badak), jahe putih kecil (jahe sunti), dan jahe merah (Paimin dan Murhananto, 1999). Balittro telah melepas varietas unggul jahe putih besar (Cimanggu-1) dengan potensi produksi 17 – 37 ton/ha (Rostiana et al., 2009). Rimpang jahe mengandung 1-3% minyak atsiri yang terdiri atas fulandren, d-kamfen, zingiberen, dan zingiberon (Tjitrosoepomo, 1994). Kandungan lain yang terkandung di dalam rimpang jahe adalah zingiberol berupa minyak atsiri serta senyawa oleoresin (dengan komponen zingerol, zingerone, shogoal, resin, asiri), dan pati. Jahe segar dan kering banyak digunakan sebagai pemberi aroma. Jahe muda digunakan sebagai lalab, jahe asin, sirup, atau jahe kristal. Sebagai obat tradisional, jahe sering digunakan untuk mengatasi influenza, batuk, luka lecet dan luka tikam, dan gigitan ular, selain itu, jahe dapat digunakan sebagai obat penambah nafsu makan, memperkuat lambung, dan memperbaiki pencernaan (Paimin dan Murhananto, 1999). Jahe yang mengandung gingerol dapat dimanfaatkan sebagai obat antiinflamasi, obat nyeri sendi dan otot karena reumatik, tonikum, serta obat batuk (Syukur, 2002). Budidaya dan Perbanyakan Jahe Selain varietas unggul, untuk mencapai hasil jahe yang optimal diperlukan penyiapan lahan, pengaturan jarak tanam, pemupukan, dan pemeliharaan tanaman yang memadai. Tanah yang digunakan adalah tanah yang gembur. Benih jahe berupa rimpang ditanam sedalam 5 – 7 cm dengan tunas menghadap ke atas serta jarak tanam 80 cm x 40 cm untuk jahe putih besar, 60 cm x 40 cm untuk jahe putih kecil dan jahe merah. Pemupukan berupa pupuk kandang 20 ton/ha 4
5
diberikan 2 – 4 minggu setelah tanam dan pupuk buatan Urea 400 – 600 kg/ha, SP-36 300 – 400 kg/ha, dan KCl 300 – 400 kg/ha. Pemeliharaan yang dilakukan berupa penyiangan gulma, penyulaman, pembumbunan, dan pengendalian OPT (organisme pengganggu tanaman) (Rostiana et al., 2009). Sistem penanaman yang umum digunakan adalah monokultur atau tumpangsari dengan jagung, kacang tanah, bawang merah, cabai rawit, ketela pohon, mentimun, dan lain lain tergantung iklim, selera, dan harga pasar (Paimin dan Murhananto, 1999). Beberapa hama penting yang sering menyerang tanaman jahe adalah kepik (Epilahra sp.) yang menyerang daun, ulat penggerek akar (Dichorcrotis puntiferalis), lalat rimpang (Eumerus figurans Walker dan Mimegrala baktcoeruleifrons), dan lalat gudang yang bersifat saprofagus (Lamprolonchase sp. dan Chaetonerius sp.). Selain hama, penyakit yang sering menyerang jahe adalah busuk rimpang yang disebabkan oleh cendawan Fusarium oxysporium sp. zingiberi atau Rhizoctonia sp. (Paimin dan Murhananto, 1999). Penyakit utama yang sering menyerang jahe adalah penyakit layu bakteri yang disebabkan oleh bakteri Pseudomonas solanacearum (Syukur, 2002). Rimpang yang digunakan sebagai benih berasal dari tanaman yang telah berumur 9 – 12 bulan. Kebutuhan benih jahe putih kecil adalah 1 – 1,5 ton/ha, jahe putih besar adalah 2 – 3 ton/ha untuk panen tua dengan populasi 40 000 tanaman/ha atau 4 – 6 ton/ha untuk panen muda dengan populasi 80 000 tanaman/ha (Paimin dan Murhananto, 1999). Persyaratan kebun benih jahe yang baik memiliki kemurnian varietas ≥ 98% dan tidak terserang OPT terbawa benih (Tabel 1). Benih jahe yang berkualitas memiliki kadar air ≥ 70%, kemurnian benih ≥ 98%, dan daya berkecambah ≥ 80%. Benih yang digunakan berkisar antara 40 – 60 gram untuk jahe putih besar dan 15 – 30 gram untuk jahe putih kecil dan jahe merah serta memiliki dua mata tunas atau lebih (Tabel 2). Tabel 1. Persyaratan mutu kebun benih (rimpang) untuk kelas Benih Pokok (BP) dan Benih Sebar (BR) No Jenis spesifikasi Persyaratan 1 Kemurnian varietas (%) ≥ 98 2 Serangan hama dan penyakit (OPT) yang tidak ≤ 10 terbawa rimpang (non seed borne) (%) 3 Serangan OPT yang terbawa rimpang (seed 0 borne) (%) Sumber: Badan Standarisasi Nasional, 2006
6
Tabel 2. Persyaratan mutu benih (rimpang) kelas Benih Pokok (BP) dan Benih Sebar (BR) yang siap tanam No Jenis spesifikasi Satuan Persyaratan 1
2 3 4 5 6
BP
BR
g g g
40 – 60 15 – 30 15 – 30
40 – 60 15 – 30 15 – 30
% % buah % %
≥ 70 ≥ 98 ≥2 > 80 <2
≥ 70 ≥ 97 ≥2 ≥ 80 ≤3
Berat rimpang - Jahe putih besar - Jahe putih kecil - Jahe merah Kadar air Benih murni Jumlah mata tunas Daya berkecambah Kotoran benih
Sumber: Badan Standarisasi Nasional, 2006 Bunga Jahe Bunga jahe terangkai dalam spika yang muncul secara langsung dari rhizome. Spika terdiri atas braktea yang saling tersusun, braktea tersebut menghasilkan bunga tunggal yang muncul melalui sebuah axil. Setiap bunga memiliki petal berbentuk tabung kecil yang melebar ke atas menjadi tiga cuping. Pembungaan tidak sering terjadi, pembungaan mungkin terjadi karena faktor iklim dan panjang hari (Ravindran et al., 2005). Pucuk bunga berkembang selama 20 sampai 25 hari dari inisiasi pucuk hingga mekar penuh dan membutuhkan waktu 23 hingga 28 hari agar bunga mekar sempurna dalam sebuah spika (Jayachandran et al. dalam Ravindran et al., 2005). Selanjutnya Melati (2010) menambahkan bahwa masa berbunga jahe berkisar antara 4 – 7 BST dan dipengaruhi oleh ketinggian tempat, suhu, dan kelembaban lingkungan, sedangkan waktu yang dibutuhkan mulai dari inisiasi bunga sampai bunga berkisar antara 70 – 80 hari. Oktaviani (2009) menyatakan bahwa pada Zingiberaceae genus Alpinia (A. purpurata “Kusuma” dan A. purpurara “Bethari”) terkadang tumbuh dua bunga pada satu braktea, namun keduanya tidak mekar bersamaan. Paclobutrazol Paclobutrazol adalah zat pengatur tumbuh (ZPT) yang dikategorikan sebagai penghambat pertumbuhan dan umumnya digunakan pada tanaman hias.
7
Senyawa ini memiliki nama kimia (2RS,3RD)-1-[(4-chlorphenyl)methyl]-a-(1,1dimethyl-ethyl)-1H-1,2,4-triazole-1-ethanol dengan rumus emphiris C15H20CIN3O (Cochran et al., 1993). Paclobutrazol menghambat pertumbuhan tanaman dengan cara mencegah sintetis giberelin (Wattimena, 1988). Terhambatnya sintesis giberelin menyebabkan pertumbuhan vegetatif melambat sehingga terjadi penumpukan hasil fotosintesis yang berakibat terjadinya induksi pembungaan (Kulkarni et al., 2006). Kulkarni et al. (2006) menyatakan metode aplikasi paclobutrazol yang terbaik adalah dengan mencampur sejumlah paclobutrazol sesuai kebutuhan dengan 1 liter air kemudian menyiramkannya langsung ke media di sekitar batang tanaman. Santiasrini (2009) melaporkan aplikasi paclobutrazol dengan konsentrasi 100, 200, 300, dan 400 ppm melalui daun maupun media tanam tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap waktu muncul bunga gloksinia (Sinningia speciosa Pink). Akan tetapi, aplikasi melalui daun berpengaruh pada diameter bunga dan jumlah bunga. Beberapa penelitian lain mengenai penggunaan paclobutrazol dapat menunjukkan hasil yang berbeda berdasarkan waktu aplikasi, maupun konsentrasi. Penelitian Thohirah et al. (2005) menunjukkan hasil bahwa aplikasi paclobutrazol pada umur 4 MST melalui media dengan konsentrasi 20 mg/l dapat mengontrol pertumbuhan dan meningkatkan nilai komersial jahe hias Curcuma roscoeana dengan cara menghambat tinggi tanaman dan panjang tangkai spika, meningkatkan kepekatan warna daun, dan mempercepat kemunculan spika. Aplikasi paclobutrazol dengan konsentrasi 40 mg/l melalui perendaman rimpang sebelum ditanam selama 30 menit dan pengeringan selama 20 menit dapat menghasilkan tanaman jahe hias Curcuma alismatifolia yang komersial dengan cara menghambat tinggi tanaman dan panjang tangkai spika, mempercepat kemunculan spika, dan meningkatkan jumlah daun, klorofil, dan kadar fotosintesis. Aplikasi paclobutrazol pada saat fase istirahat (dorman) melalui media di sekitar batang tanaman dengan dosis 2,25 gram/pohon dapat mempercepat pembungaan tanaman durian (Durio zibethinus Murr.) klon Matahari menjadi 92 HSP (hari setelah aplikasi paclobutrazol) dibandingkan dengan tanpa pemberian
8
paclobutrazol yaitu selama 188 HSP (Lestari, 2005). Aplikasi paclobutrazol pada satu minggu setelah transplanting melalui media di sekitar batang dengan konsentrasi 16 mg/tanaman pada tanaman bunga matahari (Helianthus annuus L.) kultivar „Hallo‟ menyebabkan tertundanya pembungaan hingga 3 hari yaitu 26 HST (hari setelah tanam) dibandingkan dengan tanaman kontrol yaitu 23 HST (Rani, 2006). Yasin (2009) melaporkan bahwa perlakuan paclobutrazol 90 ppm yang diaplikasikan awal periode vegetatif (2 MST) pada tanaman cabai merah (Capsicum annuum) yang ditanam di dalam polybag mengakibatkan tanaman menghasilkan jumlah bunga dan jumlah buah paling sedikit serta bobot buah lebih rendah dibandingkan dengan tanaman yang tidak diberi paclobutrazol. Damayanti (2009) melaporkan bahwa Ptilotus latifolius yang ditanam pada suhu 25/10oC dengan konsentrasi paclobutrazol 25 mg/l dan 50 mg/l, dosis 5 ml/tanaman yang diaplikasikan pada 2 MST dapat mengendalikan tinggi tanaman tanpa menghambat pembungaan. Sebaliknya, pada Gomphrena leontopiodes dengan konsentrasi paclobutrazol 25-200 mg/l pada dosis yang sama tidak menginduksi pembungaan. Melati (2010) melaporkan bahwa penambahan paclobutrazol 100 ppm pada jahe putih besar berumur 4 BST dapat meningkatkan jumlah spika/rumpun sebanyak 122,2 % (menjadi 3,4 spika) dibandingkan kontrol, cenderung mempercepat kemunculan spika, dan memperpanjang waktu pembungaan. Media Tanam Pemberian pupuk kandang 20 ton/ha menjadikan tanah seimbang secara fisik, kimia maupun biologi. Secara fisik, pupuk kandang membentuk agregat tanah yang mantap, yang berpengaruh terhadap porositas dan aerasi persediaan air dalam tanah sehingga mempengaruhi perkembangan akar. Secara kimia, pupuk kandang dapat menyerap bahan yang bersifat racun seperti alumunium (Al), besi (Fe), dan mangan (Mn) serta dapat meningkatkan pH tanah. Secara biologi, pemberian pupuk kandang akan memperkaya mikro organisme dalam tanah. Namun, pemberian pupuk yang berlebihan tidak akan meningkatkan pertumbuhan tanaman (Muslihat, 2003). Pupuk kandang sapi memiliki potensi untuk meningkatkan kualitas tanah Ultisol karena mempunyai kandungan bahan organik
9
sebesar 40,43% dan kapasitas tukar kation (KTK) cukup tinggi sebesar 58,12 (Cmol (+)Kg-1, bereaksi netral, cukup terombak, dan mengandung unsur Fe, Mn, Zn, dan Cu (Indrasari dan Syukur, 2006). Pemberian pupuk kandang sebanyak 20 ton/ha pada tanaman abaca (Musa textilis Nee.) memberikan hasil yang tinggi pada tinggi tanaman, diameter batang, dan jumlah daun dibandingkan dengan takaran pupuk kandang sebanyak 5, 10, 15, dan 25 ton/ha (Muslihat, 2003). Pemberian pupuk kandang sapi hingga 30 ton/ha pada tanaman jagung yang ditanam pada tanah Ultisol yang dikapur masih meningkatkan kandungan bahan organik, Zn jaringan tanaman, berat segar maupun berat kering akar (Indrasari dan Syukur, 2006). Penambahan pupuk organik memberikan respon yang positif terhadap bobot rimpang jahe. Komposisi media paling baik untuk pertumbuhan dan produksi jahe adalah top soil : pupuk kandang : pasir dengan perbandingan 3:1:1 (Lesmana, 2008). Benih mengkudu berumur 45 HSS (hari setelah semai) yang disemai pada media tanah dan pupuk kandang ayam dengan perbandingan tanah dan pupuk kandang sebesar 2:1 hanya mampu tumbuh sebanyak 15% dari 300 gram benih (6 000 biji) yang disemai dengan sistem alur. Hal tersebut disebabkan oleh tanah persemaian
yang
semakin
lama
menjadi
padat
sehingga
menghambat
perkecambahan dan pertumbuhan benih (Lendri, 2003). Komposisi media tanam tanah, pasir, dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:1 mendukung pertumbuhan terbaik pada dua jenis legum yaitu Centrosema pubescens dan Pueraria phaseloides. Komposisi tersebut merupakan komposisi terbaik terhadap rasio tajuk akar dan produksi bahan kering hijauan (Maharyanti, 2006).
10
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Cimanggu, Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik (BALITTRO), Cimanggu, Bogor dengan ketinggian tempat 240 mdpl. Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Juli 2010 hingga April 2011. Bahan dan Alat Bahan tanaman yang digunakan adalah rimpang jahe putih besar berukuran 50-60 gram yang telah disemai di dalam media coco peat hingga berumur satu bulan. Rimpang yang dibutuhkan sebanyak 192 rimpang. Paclobutrazol yang digunakan pada konsentrasi 100 ppm, sedangkan bahan untuk pembuatan media adalah tanah, pasir, dan pupuk kandang. Penanaman dilakukan dalam polybag berukuran 60x60 yang diisi media sebanyak 24 kg. Bahan lain yang digunakan adalah pupuk anorganik (Urea 3 kg, SP-36 2 kg, KCl 2 kg), Basamid-G, Dithane 45, Furadan, dan Decis. Peralatan yang digunakan dalam penelitian adalah jangka sorong, meteran, gelas ukur, sprayer, timbangan, dan alat budidaya pertanian. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dua faktor. Faktor pertama adalah jenis media, terdiri dari media I (M1) tanah:pasir:pupuk kandang (1:1:1), media II (M2) tanah:pupuk kandang (1:1), media III (M3) pasir:pupuk kandang (1:1), dan media IV (M4) tanah. Faktor kedua adalah waktu aplikasi paclobutrazol dengan konsentrasi 100 ppm, terdiri dari kontrol (tanpa perlakuan paclobutrazol), 2 bulan setelah tanam (BST), 3 BST, dan 4 BST. Untuk mengetahui pengaruh perlakuan digunakan uji F. Jika perlakuan berpengaruh nyata pada uji F, dilakukan uji lanjut menggunakan DMRT (Duncan Multiple Range Test) pada taraf 5%.
10
11
Model linier yang digunakan pada percobaan ini adalah: Yijk = µ + ui + αj + βk + (αβ)jk + εijk Yijk
dimana
: nilai pengamatan akibat jenis media ke-j, waktu aplikasi paclobutrazol ke-k, dan ulangan ke-i
µ
: nilai rataan umum
ui
: ulangan ke-i, (i = 1,2,3,4)
αj
: pengaruh jenis media ke-j, (j = 1,2,3,4)
βk
: pengaruh waktu aplikasi paclobutrazol ke-k, (k = 0,1,2,3)
αβjk
: interaksi antara pengaruh jenis media ke-j dengan waktu aplikasi paclobutrazol ke-k
εijk
: galat percobaan
Percobaan ini dilakukan dengan wadah polybag dimana masing-masing polybag merupakan satuan pengamatan dari perlakuan jenis media yang dikombinasikan dengan waktu aplikasi paclobutrazol. Setiap kombinasi perlakuan tersebut diulang sebanyak empat kali sehingga terdapat 64 satuan percobaan. Setiap ulangan terdiri atas tiga tanaman sehingga terdapat 192 tanaman. Pelaksanaan Penelitian Kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi: 1. Persiapan Media Tanam Media
tanam
yang
digunakan
empat
macam,
yaitu:
media
I
tanah:pasir:pupuk kandang (1:1:1); media II tanah:pupuk kandang (1:1); media III pasir:pupuk kandang (1:1); dan media IV tanah (Gambar 1a). Setiap satu polybag berisi 24 kg media. Polybag yang telah terisi media kemudian disusun berdasarkan denah Rancangan Acak Kelompok yang telah ditentukan (Gambar 1b). 2. Penanaman Rimpang jahe Rimpang jahe yang digunakan sebagai benih adalah rimpang yang berumur sembilan bulan dan terbebas dari hama dan penyakit seperti lalat rimpang dan layu bakteri. Rimpang berukuran 50 gram dengan syarat memiliki minimal tiga calon tunas. Rimpang tersebut selanjutnya ditanam sebanyak satu
12
rimpang/polybag dengan posisi mata tunas mengarah ke atas. Setiap polybag diberi Furadan dengan dosis 5 gram/rimpang untuk mengendalikan rayap. Setelah seluruh rimpang ditanam, Dithane 45 diberikan dengan konsentrasi 2 gram/liter, volume siram sebanyak 1,5 liter/polybag untuk mencegah pertumbuhan cendawan pada media. a
b
Gambar 1. Persiapan media tanam: a) Media dicampur sesuai perlakuan dengan perbandingan 1:1; b) Pengisian polybag dan penyusunan denah rancangan acak kelompok. 3. Pemeliharaan Kegiatan pemeliharaan meliputi: pemasangan mulsa plastik di bawah polybag, penyiraman, pengendalian hama dan penyakit, khusus untuk hama belalang dilakukan penyemprotan dengan Decis dengan interval waktu 10 hari, penyiangan gulma, dan pemupukan pada tiga bulan pertama sesuai prosedur (SOP) budidaya jahe dari BALITTRO yaitu pada bulan pertama diberi Urea sebanyak 6,4 gram/polybag, SP-36 sebanyak 12,8 gram/polybag, KCl sebanyak 12,8 gram/polybag, bulan kedua diberi Urea sebanyak 6,4 gram/polybag, dan bulan ketiga Urea sebanyak 6,4 gram/polybag (Rostiana et al, 2009). 4. Aplikasi Paclobutrazol Paclobutrazol 100 ppm diaplikasikan sesuai dengan waktu aplikasi yang terdiri dari kontrol (tanpa pemberian paclobutrazol), 2 BST, 3 BST, dan 4 BST dengan volume siram 500 ml per polybag. Paclobutrazol tersebut diaplikasikan dengan cara disiramkan secara langsung di sekitar rimpang. Aplikasi tersebut diulang setiap dua minggu sekali sehingga total lima kali aplikasi.
13
5. Pengamatan Pengamatan dibagi menjadi dua, yaitu pengamatan pada fase vegetatif dan pengamatan pada fase generatif. Pengamatan pada fase vegetatif dilakukan setiap dua minggu, sedangkan fase generatif dilakukan setiap tiga hari sejak munculnya tunas generatif (spika) hingga panen. 6. Panen Panen rimpang dilakukan pada saat tanaman jahe telah berumur sembilan bulan. Pemanenan dilakukan dengan cara membongkar tanaman jahe dari dalam polybag untuk diambil rimpangnya. Rimpang jahe kemudian dibersihkan dari sisa media yang masih melekat. Pengamatan Pengamatan dilakukan terhadap pertumbuhan vegetatif dan pertumbuhan generatif tanaman jahe yang terdiri atas: 1.
Jumlah tunas: banyaknya tunas yang tumbuh pada ruas rimpang jahe, dihitung setiap dua minggu pada 8-28 minggu setelah tanam (MST).
2.
Tinggi tunas: tinggi daun yang diukur 5 cm dari rimpang, diukur setiap dua minggu pada 8-28 MST.
3.
Diameter tunas: diameter tunas diukur 5 cm dari rimpang, diukur setiap dua minggu pada 8-28 MST.
4.
Jumlah daun: daun pada satu tunas, dihitung setiap dua minggu pada 8-28 MST.
5.
Bobot rimpang: ditimbang setelah pemanenan rimpang yaitu pada saat tanaman jahe berumur 9 bulan.
6.
Ketebalan rimpang: rimpang sekunder diukur dengan menggunakan jangka sorong.
7.
Pembungaan jahe, dengan peubah yang diamati sebagai berikut: a. Waktu pemunculan spika; diamati pada saat spika pertama muncul. b. Jumlah spika, diameter spika, panjang spika, tinggi tangkai spika, dan jumlah braktea/spika.
14
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum Curah hujan rata-rata harian selama bulan Agustus – Oktober 2010 berturut-turut sebesar 25 mm, 24 mm, dan 23 mm. Curah hujan rata-rata harian turun pada bulan November dan Desember 2010 menjadi 12 mm dan 9,5 mm sedangkan pada bulan Januari – April 2011 berturut-turut sebesar 11 mm, 6,5 mm, 12 mm, dan 14 mm. Jumlah hari hujan pada bulan Agustus – Desember 2010 ratarata 23 – 27 hari hujan sedangkan bulan Januari – April 2011 rata-rata 14 – 17 hari hujan (Lampiran 1). Tanaman jahe yang digunakan pada penelitian ini adalah varietas Cimanggu-1 yang berumur 1 bulan di persemaian serta tinggi seragam yang didapat dengan cara menyeleksi benih di persemaian. Pengamatan pertumbuhan vegetatif dan generatif jahe dimulai sejak tanaman berumur 2 bulan sampai 9 bulan. Pemanenan rimpang jahe dilakukan setelah tanaman berumur 9 bulan yang ditandai dengan luruhnya tunas jahe. Pada tahap tersebut dilakukan penimbangan bobot dan pengukuran tebal rimpang. Organisme pengganggu tanaman (OPT) mulai muncul pada saat tanaman jahe berumur 3 BST, umumnya menyerang bagian tunas dan daun jahe. Beberapa OPT yang berhasil diidentifikasi menyerang tanaman jahe dalam penelitian ini adalah Phyllosticta zingiberi, Pseudomonas solanacearum, Fusarium oxysporium sp zingiberi, ulat penggerek daun, dan walang sangit. Penanganan serangan OPT dilakukan melalui penyemprotan dan penyiraman pestisida kimia. Tanaman yang mati karena serangan OPT disulam dengan tanaman cadangan yang memiliki umur serta perlakuan yang sama dengan tanaman utama. Pertumbuhan Tajuk Tanaman Jahe Pengaruh interaksi antara media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap tinggi tunas terjadi hanya saat tanaman berumur 14, 18, dan 20 MST. Pengaruh interaksi perlakuan terhadap diameter tunas nyata pada saat tanaman berumur 10 – 16 MST dan 20 – 28 MST dan terhadap jumlah tunas terjadi saat tanaman berumur 8 – 20 MST (Tabel 3). 14
15
Tabel 3. Rekapitulasi hasil analisis pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap pertumbuhan tajuk tanaman Peubah
Media tanam
F-Hitung Waktu aplikasi
Interaksi
KK (%)
Tinggi tunas jahe 8 MST * tn tn 10.12 10 MST ** tn tn 9.94 12 MST ** * tn 10.61 14 MST ** tn * 10.12 16 MST ** tn tn 10.43 18 MST ** tn * 10.71 20 MST ** tn * 11.92 22 MST ** tn tn 12.43 24 MST tn * tn 12.17 26 MST tn tn tn 15.64 28 MST tn tn tn 15.51 Diameter tunas jahe 8 MST * tn tn 7.47 10 MST ** tn * 6.55 12 MST ** tn ** 6.65 14 MST ** tn ** 6.57 16 MST tn tn * 8.12 18 MST * tn tn 8.81 20 MST tn tn ** 7.46 22 MST tn tn * 7.90 24 MST tn tn ** 7.97 26 MST tn * * 11.49 28 MST tn tn * 11.50 Jumlah daun 8 MST tn tn tn 10.82 10 MST tn * tn 10.24 12 MST tn tn tn 8.39 14 MST ** tn tn 12.84 16 MST * tn tn 9.28 18 MST tn tn tn 11.75 20 MST tn tn tn 10.89 22 MST tn tn tn 13.06 24 MST tn * tn 9.23 26 MST tn * tn 14.34 28 MST tn * tn 14.13 Jumlah tunas 8 MST ** ** * 18.25 10 MST ** ** * 20.98 12 MST ** ** * 19.38 14 MST ** ** * 17.07 16 MST ** ** * 20.22 18 MST ** ** * 19.63 20 MST ** * * 22.24 22 MST ** * tn 25.70 24 MST tn tn tn 43.32 26 MST * tn tn 38.50 28 MST * tn tn 40.90 Keterangan: tn (tidak nyata), * (nyata pada α=5%), ** (nyata pada α=1%), KK (koefisien keragaman)
16
Hasil rekapitulasi tersebut juga menunjukkan adanya pengaruh tunggal perlakuan media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap pertumbuhan vegetatif jahe. Pengaruh media tanam terhadap tinggi tunas terjadi saat 8 – 22 MST lebih kuat daripada pengaruh interaksi kedua perlakuan. Jumlah daun dipengaruhi media tanam hanya pada 14 dan 16 MST. Waktu aplikasi paclobutrazol memberikan pengaruh terhadap tinggi tunas pada 12 dan 24 MST, diameter tunas pada 26 MST, jumlah daun pada 10 MST dan 24 – 28 MST, serta jumlah tunas pada 8 – 22 MST. Secara umum tanaman jahe memiliki pertumbuhan yang relatif seragam. Pengaruh interaksi kedua perlakuan hanya nyata terhadap diameter tunas dan jumlah tunas pada awal pertumbuhan tanaman. Tinggi Tunas Jahe Hasil pengamatan tinggi tunas menunjukkan bahwa perlakuan media tanam memberikan pengaruh nyata terhadap tinggi tunas pada 8 MST – 22 MST. Tinggi tunas dari tanaman pada media tanah lebih pendek dibandingkan tiga media yang lain pada 10 – 22 MST, sedangkan pada 24 – 28 MST keempat media memberikan pengaruh yang sama terhadap tinggi tunas (Tabel 4). Tabel 4. Pengaruh media tanam terhadap tinggi tunas jahe (cm) pada 8 – 28 MST
8
M1 37.85ab
Media tanam M2 M3 39.14a 38.49a
M4 35.24b
10
49.29a
49.25a
48.02a
43.73b
12
54.98a
55.86a
52.79a
46.80b
14
61.12a
61.72a
57.41a
51.84b
16
65.42a
66.55a
62.74a
55.79b
18
66.54a
67.75a
63.67a
57.99b
20
67.99a
68.47a
64.82a
58.49b
22
68.47a
69.80a
65.34ab
60.19b
24
66.07
71.36
66.10
63.28
26
67.61
69.23
66.24
60.14
28
68.10
69.50
66.71
60.46
Umur tanaman (MST)
Keterangan: Nilai yang diikuti huruf yang sama pada baris yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji DMRT pada taraf 5%. M1: tanah:pasir:pupuk kandang (1:1:1); M2: tanah:pupuk kandang (1:1); M3: pasir:pupuk kandang (1:1); M4: tanah.
17
Pada 26 – 28 MST, tinggi tunas pada semua tanaman tidak berubah. Hal ini memberi indikasi bahwa pertumbuhan vegetatif tanaman sudah berhenti. Tajuk tanaman secara perlahan akan luruh dan pada saat seluruh tajuk sudah luruh, panen dilaksanakan (Paimin dan Murhananto, 1999). Secara umum, tinggi tanaman maksimum dalam penelitian ini lebih rendah daripada yang diperoleh Lesmana (2008) yang menyatakan bahwa rataan tunas jahe tertinggi terjadi pada 8 bulan setelah tanam (BST) dengan media tanah:pasir:pupuk kandang dengan perbandingan 3:1:1 sebesar 73,61 cm. Pertumbuhan tinggi tunas jahe pada media tanah lebih lambat dibandingkan dengan tiga perlakuan media yang lain. Hal tersebut diduga karena rendahnya unsur hara yang terkandung pada media tanah sehingga pertumbuhan tanaman jahe tidak maksimum. Penambahan pupuk kandang pada ketiga media yang lain menyebabkan terjadinya peningkatan unsur hara yang diperlukan bagi pertumbuhan vegetatif tanaman jahe. Penelitian Muslihat (2003) menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang dengan komposisi yang tepat menjadikan tanah seimbang secara fisik, kimia maupun biologi, berpengaruh terhadap porositas, aerasi dan persediaan air dalam tanah, membentuk agregat tanah yang mantap, menyerap bahan yang bersifat racun seperti alumunium (Al), besi (Fe), dan mangan (Mn) serta meningkatkan pH tanah, dan memperkaya mikro organisme dalam tanah. Kondisi tersebut dapat menunjang ketersediaan unsur hara yang dapat diserap oleh tanaman sehingga tanaman tumbuh dengan subur. Waktu aplikasi paclobutrazol secara umum tidak menunjukkan pengaruh nyata terhadap tinggi tunas, kecuali pada 12 dan 24 MST (Tabel 5). Saat tanaman berumur 12 MST, tanaman kontrol menghasilkan tunas yang terendah. Diduga pemberian paclobutrazol di awal pertumbuhan vegetatif (2 BST) tidak menurunkan pertumbuhan vegetatif. Perbedaan tinggi tunas pada 12 MST tidak sepenuhnya disebabkan oleh aplikasi paclobutrazol, karena pada saat itu tanaman yang seharusnya diberi perlakuan paclobutrazol 4 BST belum mendapat perlakuan. Perlakuan 3 BST baru satu kali diberikan, sedangkan perlakuan 2 BST sedah tiga kali diberikan. Keseluruhan perlakuan selesai diaplikasikan pada 24 MST.
18
Pada waktu tanaman berumur 24 MST, pengaruh waktu penyiraman paclobutrazol 4 BST menghasilkan tunas yang terendah yaitu 62,26 cm. Penyiraman paclobutrazol pada 2 BST menghasilkan tunas lebih tinggi yaitu 69,70 cm dan tidak berbeda nyata dengan tanaman kontrol setinggi 69,53 cm, sedangakan penyiraman paclobutrazol pada 3 BST menghasilkan tunas setinggi 65,31 cm. Tabel 5. Pengaruh waktu aplikasi paclobutrazol terhadap tinggi tunas jahe (cm) pada 8 – 28 MST Umur tanaman (MST)
Waktu aplikasi paclobutrazol Kontrol
2 BST
3 BST
4 BST
8
36.56
37.73
*
39.40
37.02
10
45.63
48.87
48.96
46.83
12
48.76b
54.42a
54.50a
14
58.87
59.19
57.53
56.48
16
63.35
64.52
61.69
60.93
18
65.57
65.78
62.89
61.71
20
66.94
65.76
64.06
63.01
22
68.46
67.99
63.62
63.74
24
69.53a
69.70a
65.31ab
62.26b
26
68.75
67.22
64.98
62.26
28
69.11
67.68
65.28
62.70
*
52.75a *
Keterangan: Nilai yang diikuti huruf yang sama pada baris yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf 5%. BST: bulan setelah tanam. *
Waktu aplikasi paclobutrazol dimulai.
Pada saat tanaman berumur 24 MST, pertumbuhan vegetatif jahe mulai berhenti yang ditandai dengan peluruhan tunas. Diduga akibat penyiraman paclobutrazol 4 BST pertumbuhan tunas terhenti lebih awal dibandingkan lainnya. Hasil penelitian Melati (2010) menunjukkan bahwa penambahan paclobutrazol 0, 20, 40, 60, 80, dan 100 ppm pada tanaman jahe saat 4 BST tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tunas sampai akhir pengamatan (30 MST). Tinggi tunas cenderung meningkat sampai 26 MST dan kemudian menurun. Semakin tinggi konsentrasi paclobutrazol, semakin rendah laju pertumbuhan
19
tinggi tunas. Pertambahan tinggi tanaman kontrol mencapai 19,32 cm sedangkan pertambahan tinggi tanaman dengan paclobutrazol 100 ppm mencapai 14,27 cm. Diameter Tunas Jahe Interaksi waktu aplikasi paclobutrazol dan jenis media menunjukkan penambahan diameter hingga umur 12 MST kemudian mengalami penyusutan pada pengamatan selanjutnya sampai akhir pengamatan (Tabel 6). Beberapa faktor yang diduga mempengaruhi penyusutan diameter jahe pada penelitian ini, yaitu 1) peluruhan tunas yang diakibatkan serangan layu bakteri atau busuk rimpang, 2) lapisan terluar dari tunas mengering dan mengelupas. Tabel 6. Pengaruh interaksi waktu aplikasi paclobutrazol dan jenis media terhadap diameter tunas jahe (mm) Jenis Media Waktu Aplikasi M1 M2 M3 M4 8 MST Kontrol 8,89 8,96 8,79 8,93 2 BST 9,22 9,01 9,10 8,57 3 BST 9,58 9,43 9,92 8,75 4 BST 9,08 10,00 8,38 8,02 10 MST Aa Kontrol 9,72 9,46Ba 9,51Ba 9,91Aa 2 BST
10,01Aa
9,94ABa
10,02ABa
9,23ABa
3 BST
10,03Aa
10,39ABa
10,60Aa
9,15ABb
4 BST
10,26Aab
9,38Bbc
8,88Bc
Kontrol
9,68Aa
10,80Aa 12 MST 9,43Ba
9,58Ba
10,09Aa
2 BST
9,99Aa
9,87ABa
9,97ABa
9,27Ba
3 BST
10,02Aa
10,32ABa
10,43Aa
9,05Bb
4 BST
10,24Aab
9,26Bbc
8,70Bc
Kontrol
9,73Aa
10,83Aa 14 MST 9,36Ba
9,73ABa
10,09Aa
2 BST
9,95Aa
9,82ABab
9,79ABab
9,12Bb
3 BST
9,87Aa
10,30Aa
10,34Aa
9,00Bb
4 BST
10,12Aab
9,16Bbc
8,29Cc
Kontrol
9,46Aa
10,76Aa 16 MST 9,15Ba
9,49ABa
10,11Aa
2 BST
9,74Aa
9,76ABa
9,83Aa
8,92Ba
20
3 BST
9,65Aab
10,08ABa
10,15Aa
9,05Bb
4 BST
9,63Aab
8,86Bab
8,51Bb
Kontrol 2 BST
9,03 9,21
10,49Aa 18 MST 8,72 9,52
9,20 9,57
9,62 8,43
3 BST
9,37
9,66
8,64
4 BST
9,33
Kontrol
9,51
8,87
7,94
9,17Aa
9,96 20 MST 8,79Ba
9,08Aa
10,09Aa
2 BST
9,14Aa
9,49ABa
9,44Aa
8,47Ba
3 BST
9,37Aab
9,51ABa
9,43Aa
8,69Bb
4 BST
9,40Aab
8,60Abc
7,81Bc
Kontrol
8,94Aab
9,85Aa 22 MST 8,76Ab
9,01Aab
10,04Aa
2 BST
8,99Aa
9,33Aa
9,35Aa
8,49Ba
3 BST
9,07Aa
9,27Aa
9,18Aa
8,62Ba
4 BST
9,00Aab
8,01Bab
7,85Bb
Kontrol
8,75Aab
9,47Aa 24 MST 8,45Bb
8,88ABab
9,90Aa
2 BST
8,76Aab
9,17ABab
9,60Aa
8,44Bb
3 BST
8,91Aa
9,03ABa
8,98ABa
8,50Ba
4 BST
8,42Aab
7,94Bb
7,83Bb
Kontrol
8,77Aa
9,30Aa 26 MST 7,97Aa
8,11Aa
9,63Aa
2 BST
8,20Ab
8,25Ab
9,04Aa
7,81ABb
3 BST
7,46Ab
8,58Aa
8,22Aab
7,82ABab
4 BST
7,65Aa
7,75Aa
6,81Ba
Kontrol
8,65Aa
8,51Aa 28 MST 7,84Aa
7,93ABa
9,43Aa
2 BST
8,11Ab
8,19Ab
9,08Aa
7,75ABb
3 BST
7,39Ab
8,44Aa
8,15ABab
7,75ABab
4 BST
7,60Aa
8,41Aa
7,68Ba
6,78Ba
Keterangan: Nilai yang diikuti huruf kapital pada kolom (jenis media) yang sama atau huruf kecil pada baris (waktu aplikasi paclobutrazol) yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf 5%. M1: tanah:pasir:pupuk kandang (1:1:1); M2: tanah:pupuk kandang (1:1); M3: pasir:pupuk kandang (1:1); M4: tanah.
21
Menurut Melati (2010) meningkatnya umur tanaman (5,5 – 7,5 BST) akan menyebabkan lapisan terluar dari batang semu (tunas) jahe mengering dan mengelupas sehingga ukuran diameter akan menyusut. Pengaruh interaksi waktu aplikasi paclobutrazol dan jenis media terhadap diameter tunas terjadi pada umur tanaman 10 – 16 MST dan 20 – 28 MST (Tabel 6). Pada 10 MST aplikasi paclobutrazol yang telah dilakukan hanya pada 2 BST (dengan dua kali aplikasi), sedang perlakuan waktu aplikasi paclobutrazol 3 BST dan 4 BST belum dilaksanakan. Oleh karena itu perbedaan diameter tunas lebih disebabkan oleh pengaruh media. Menurut Effendi dan Emmyzar (1997) tanaman jahe memerlukan banyak unsur hara selama pertumbuhan. Untuk pertumbuhan dan perkembangannya, tanah sebagai media harus mampu menyediakan unsur-unsur hara yang diperlukan sehingga diperlukan pemupukan yang dalam hal ini adalah pupuk kandang. Hasil pengamatan pada minggu-minggu selanjutnya menunjukkan bahwa pengaruh waktu aplikasi paclobutrazol lebih nyata pada media tanah (M4) dibandingkan media lainnya. Hal ini diduga karena kandungan hara dari pupuk kandang yang terdapat pada media cukup untuk mempertahankan perkembangan diameter tunas daripada efek penghambatan pertumbuhan dari paclobutrazol. Hasil penelitian Melati (2010) menunjukkan bahwa pemberian paclobutrazol dengan komposisi 20, 40, 60, 80, dan 100 ppm pada waktu 4 BST tidak menghambat penambahan diameter tunas jahe dari awal aplikasi sampai akhir pengamatan. Jumlah Daun Jumlah daun jahe menunjukkan perbedaan nyata antara media tanah dan tiga media tanam lainnya (Tabel 7), beda nyata tersebut terjadi pada 14 MST dan 16 MST. Pada 14 MST beda nyata terjadi antara media tanah dengan media tanah:pasir:pupuk kandang dan tanah:pupuk kandang sedangkan pada 16 MST beda nyata terjadi antara media tanah dengan media tanah:pupuk kandang dan pasir:pupuk kandang. Rata-rata jumlah daun pada media tanah saat 14 MST sebanyak 16,25 helai sedangkan pada media tanah:pupuk kandang sebanyak 18,96 helai. Saat 16 MST rata-rata jumlah daun pada media tanah sebanyak 18,63 helai sedangkan
22
pada media tanah:pupuk kandang sebanyak 20,54 helai. Seperti halnya dengan pertumbuhan tinggi tunas jahe, diduga rendahnya jumlah daun jahe yang merupakan penyusun tunas juga dipengaruhi oleh rendahnya unsur hara yang terkandung pada media tanah. Jumlah daun jahe meningkat seiring dengan bertambahnya umur jahe. Bertambahnya jumlah helai daun tersebut juga seiring dengan pertumbuhan tinggi tunas jahe sebab tunas jahe sebenarnya adalah batang semu yang tumbuh di atas permukaan tanah dan merupakan kumpulan helai daun jahe yang terus bertambah. Tabel 7. Pengaruh media tanam terhadap jumlah daun jahe (helai) pada 8 – 28 MST Media tanam Umur tanaman (MST) M1 M2 M3 M4 8
10.13
9.98
10.04
9.40
10
12.86
12.94
13.17
12.00
12
16.21
16.38
15.92
15.12
14
18.92a
18.96a
17.81ab
16.25b
16
19.75ab
20.54a
20.02a
18.63b
18
20.25
21.04
19.67
19.33
20
22.31
22.58
21.50
20.69
22
24.02
24.12
23.00
21.79
24
22.67
23.87
23.27
22.41
26
21.69
22.75
22.13
21.12
28
22.41
23.17
22.76
21.61
Keterangan: Nilai yang diikuti huruf dan baris yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji DMRT pada taraf 5%. M1: tanah:pasir:pupuk kandang (1:1:1); M2: tanah:pupuk kandang (1:1); M3: pasir:pupuk kandang (1:1); M4: tanah.
Ajijah et al. (1997) menjelaskan bahwa tunas jahe berbentuk bulat (teres), tegak, tidak bercabang, tersusun dari lembaran-lembaran pelepah daun, tingginya dapat mencapai 1 meter (30 – 100 cm). Waktu aplikasi paclobutrazol berpengaruh nyata terhadap jumlah daun jahe. Pengaruh tersebut terlihat pada waktu pengamatan 10, 24, 26, dan 28 MST. Pada 10 MST pengaruh waktu aplikasi paclobutrazol lebih disebabkan oleh nilai rata-rata perlakuan media tanam sebab aplikasi paclobutrazol 3 BST dan 4 BST
23
belum dilaksanakan. Pada pengamatan 24, 26, dan 28 MST aplikasi paclobutrazol telah diselesaikan pada semua tanaman. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa aplikasi paclobutrazol yang dimulai pada 4 BST (16 MST) cenderung menurunkan jumlah daun. Penurunan jumlah daun tersebut diduga karena fase pertumbuhan tanaman sudah melambat, sehingga pemberian paclobutrazol akan lebih memperlambat pertambahan jumlah daun (Tabel 8). Tabel 8. Pengaruh waktu aplikasi paclobutrazol terhadap jumlah daun jahe (helai) pada 8 – 28 MST Umur tanaman (MST)
Waktu aplikasi paclobutrazol Kontrol
2 BST
3 BST
4 BST
*
10.42
10.02 13.13ab
8
9.44
9.67
10
12.17b
12.25b
13.42a
12
15.56
15.69
16.49
14
18.33
17.37
18.31
17.92
16
20.48
20.08
19.58
18.79
18
20.98
20.65
19.48
19.19
20
22.73
22.29
21.37
20.69
22
23.90
23.96
23.33
21.75
24
23.49a
23.91a
23.34a
21.47b
26
23.39a
22.78a
21.67ab
19.86b
28
24.05a
23.36a
22.06ab
20.47b
*
15.90 *
Keterangan: Nilai yang diikuti huruf dan baris yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji DMRT pada taraf 5%. BST: bulan setelah tanam. *
Waktu aplikasi paclobutrazol dimulai.
Jumlah Tunas Jumlah tunas meningkat sejak 8 MST sampai 16 MST, kemudian mulai menurun sampai 28 MST. Pengaruh interaksi waktu aplikasi paclobutrazol dengan jenis media terhadap jumlah tunas nyata pada 8 – 20 MST (Tabel 9). Jumlah tunas terbanyak terjadi pada interaksi media tanah:pasir:pupuk kandang dan waktu aplikasi paclobutrazol 2 BST saat tanaman berumur 16 MST dengan rata-rata 26,50 tunas. Pada umur yang sama, jumlah tunas terendah terdapat pada interaksi media tanah dan waktu aplikasi paclobutrazol 4 BST dengan rata-rata 11,84 tunas, walaupun pada fase tersebut aplikasi paclobutrazol pada 4 BST baru dilakukan
24
satu kali saja. Hasil pengamatan ini lebih tinggi daripada yang diperoleh Lesmana (2008) yang menyatakan bahwa rataan jumlah tunas jahe tertinggi terjadi saat 8 bulan setelah tanam (BST) pada komposisi media tanah:pasir:pupuk kandang dengan perbandingan 3:1:1 sebesar 6,50 tunas.
Tabel 9. Pengaruh interaksi waktu aplikasi paclobutrazol dan jenis media terhadap jumlah tunas jahe Waktu Aplikasi
M1
Jenis Media M2 M3 8 MST 7,50Aa 7,17Bab
M4
Kontrol
5,67Cab
5,08Bb
2 BST
11,75Aa
9,50Aab
7,83ABb
8,42Ab
3 BST
8,25Ba
9,25Aa
10,17Aa
8,00Aa
4 BST
9,75ABa
10,50Aa
6,67ABb
Kontrol
7,34Cab
9,92Aa 10 MST 9,67Ba
8,75Bab
6,84Bb
2 BST
17,17Aa
14,84Aab
11,00ABb
10,67Ab
3 BST
11,67Ba
13,08ABa
14,75Aa
11,25Aa
4 BST
14,17ABa
14,75Aa
8,33ABb
Kontrol
10,00Ca
14,75Aa 12 MST 12,42Ba
11,25Ba
9,50Ba
2 BST
21,17Aa
19,42Aab
14,09ABb
13,33Ab
3 BST
14,42Ba
19,17Aa
17,92Aa
13,50Aa
4 BST
17,75Ba
17,92Aa
9,92ABb
Kontrol
11,17Cb
20,50Aa 14 MST 15,92Ba
11,67Bab
12,08Aab
2 BST
22,00Aa
22,08Aa
16,42ABab
15,58Ab
3 BST
15,33Ba
18,58ABa
18,84Aa
15,75Aa
4 BST
19,50Aa
17,84Aa
12,00Ab
Kontrol
13,75Db
21,25ABa 16 MST 18,17Aa
15,25Aab
12,50Ab
2 BST
26,50Aa
22,34Aab
17,84Abc
15,25Ac
3 BST
17,83Ca
23,42Aa
22,67Aa
15,50Aa
4 BST
22,42Bb
20,42Aab
11,84Ab
Kontrol
12,83Bab
25,50Aa 18 MST 16,75Aa
13,50Bab
12,00ABb
25
2 BST
23,25Aa
22,08Aab
16,08ABbc
14,09ABc
3 BST
16,25Ba
19,50Aa
21,75Aa
15,25Aa
4 BST
20,75Aa
17,75ABa
10,42Bb
Kontrol
12,59Ca
22,00Aa 20 MST 16,92Aa
14,04Aa
11,92ABa
2 BST
20,83Aa
21,00Aa
15,25Aab
13,25ABb
3 BST
15,08BCa
19,17Aa
20,83Aa
14,92Aa
4 BST
19,00ABab
16,67Ab
9,17Bc
Kontrol 2 BST 3 BST 4 BST
10,58 19,17 13,67 17,09
12,25 14,46 19,50 14,92
11,09 12,34 15,75 8,58
Kontrol 2 BST 3 BST 4 BST
10,25 16,25 11,59 13,92
12,25 14,25 24,34 12,00
11,67 11,50 14,75 8,50
Kontrol 2 BST 3 BST 4 BST
9,54 14,75 9,84 9,25
9,75 11,00 11,00 7,17
10,42 8,92 14,50 7,88
Kontrol 2 BST 3 BST 4 BST
9,21 13,75 8,50 8,58
22,00Aa 22 MST 16,33 21,00 18,25 20,75 24 MST 15,17 18,84 16,83 18,08 26 MST 13,09 14,67 14,00 16,09 28 MST 13,08 14,33 13,09 15,42
10,13 10,00 10,08 7,46
9,58 8,25 13,92 6,75
Keterangan: Nilai yang diikuti huruf kapital dan kolom (jenis media) yang sama atau huruf kecil dan baris (waktu aplikasi paclobutrazol) yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf 5%. M1: tanah:pasir:pupuk kandang (1:1:1); M2: tanah:pupuk kandang (1:1); M3: pasir:pupuk kandang (1:1); M4: tanah.
Pemberian paclobutrazol pada semua tahap pertumbuhan tanaman meningkatkan jumlah tunas jahe yang ditanam pada media yang mengandung pupuk kandang, sedangkan pada media tanah pemberian paclobutrazol pada 4 BST cenderung menurunkan jumlah tunas. Hasil tersebut berbeda dengan hasil yang didapat oleh Melati (2010) yaitu pemberian paclobutrazol pada jahe putih besar tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap jumlah tunas sampai akhir pengamatan (7,5 BST). Namun, pengaruh paclobutrazol mulai terlihat setelah 4
26
kali aplikasi penambahan paclobutrazol yaitu dengan memperlambat tumbuhnya tunas baru. Sampai akhir pengamatan jumlah tunas tertinggi terdapat pada kontrol sebanyak 20 tunas dan terendah terdapat pada perlakuan 100 ppm sebanyak 15 tunas. Pada waktu pengamatan 18 MST mulai terjadi penurunan jumlah tunas hingga akhir pengamatan yang disebabkan oleh serangan layu bakteri dan busuk rimpang. Penyakit layu bakteri menyebabkan batang mudah dilepas/dicabut dari bagian rimpang dan apabila potongan pangkal tunas dipijit dengan tangan akan keluar eksudat bakteri berwarna putih susu. Penyakit busuk rimpang selain menyebabkan rimpang menjadi busuk, gejala lainnya adalah tunas jahe yang menjadi layu dan mengering (Supriadi et al., 1997). Pertumbuhan Rimpang Jahe Pertumbuhan rimpang mencakup bobot dan ketebalan rimpang. Hasil rekapitulasi menunjukkan bahwa interaksi media tanam dengan waktu aplikasi paclobutrazol berpengaruh terhadap bobot rimpang dan ketebalan rimpang. Pengaruh tunggal perlakuan menunjukkan bahwa media tanam berpengaruh nyata terhadap bobot rimpang namun tidak pada ketebalan rimpang, sedangkan waktu aplikasi paclobutrazol tidak berpengaruh terhadap kedua parameter (Tabel 10). Tabel 10. Rekapitulasi hasil analisis pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap rimpang jahe Peubah Rimpang jahe Bobot rimpang Ketebalan rimpang
Media tanam
F-Hitung Waktu aplikasi
Interaksi
** tn
tn tn
* *
KK (%)
25.3 8.49
Keterangan: tn (tidak nyata), * (nyata pada α=5%), ** (nyata pada α=1%), KK (koefisien keragaman)
Bobot Rimpang Jahe Nilai rata-rata bobot rimpang jahe yang dihasilkan berkisar antara 342,22 gram sampai 835,00 gram (Tabel 11). Bobot rimpang jahe tertinggi diperoleh dari tanaman dengan media tanah:pasir:pupuk kandang dan waktu aplikasi paclobutrazol 2 BST sebesar 835,00 gram, namun pada umumnya bobot rimpang yang cenderung tinggi diperoleh dari tanaman dengan media tanah:pupuk kandang
27
baik dengan atau tanpa perlakuan paclobutrazol pada 2 BST, 3 BST maupun 4 BST, sedangkan nilai bobot rimpang jahe terendah diperoleh dari tanaman dengan media tanah dan waktu aplikasi paclobutrazol 4 BST sebesar 342,22 gram. Tabel 11. Pengaruh interaksi waktu aplikasi paclobutrazol dan terhadap bobot rimpang jahe (g) Jenis media Waktu aplikasi M1 M2 M3 Ba Aa Kontrol 446.96 628.75 402.50Aa 2 BST 835.00Aa 761.67Aa 550.92Ab 3 BST 518.33Ba 741.25Aa 614.59Aa 4 BST 565.21Bab 701.58Aa 478.67Abc
jenis media
M4 594.79Aa 360.67Bb 524.58Aa 342.22Bc
Keterangan: Nilai yang diikuti huruf kapital dan kolom (jenis media) yang sama atau huruf kecil dan baris (waktu aplikasi paclobutrazol) yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf 5%. M1: tanah:pasir:pupuk kandang (1:1:1); M2: tanah:pupuk kandang (1:1); M3: pasir:pupuk kandang (1:1); M4: tanah.
Bobot
rimpang
yang
diperoleh
dari
tanaman
dengan
media
tanah:pasir:pupuk kandang sebesar 446,96 gram (Tabel 11), lebih besar dibandingkan hasil yang diperoleh Lesmana (2008) dengan media yang sama sebesar 104,05 gram. Perbedaan bobot rimpang tersebut diduga karena perbedaan komposisi media yang digunakan. Media tanah:pasir:pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:1 digunakan dalam penelitian ini, sedangkan Lesmana menggunakan perbandingan 3:1:1. Proporsi tanah yang besar akan menyebabkan media menjadi padat sehingga rimpang jahe akan sulit berkembang. Selain itu, perbedaan bobot rimpang diduga disebabkan oleh perbedaan jumlah tunas yang dihasilkan. Jumlah tunas yang dihasilkan pada penelitian ini sebanyak 13,75 tunas (Tabel 9) dua kali lebih banyak dibandingkan penelitian Lesmana sebanyak 6,50 tunas. Tunas yang lebih banyak akan menghasilkan rimpang yang lebih besar. Interaksi
media
tanah:pasir:pupuk
kandang
dan
waktu
aplikasi
paclobutrazol 2 BST mampu meningkatkan jumlah tunas/rumpun (Tabel 9) sehingga rimpang menjadi lebih besar dan bobot rimpang juga lebih besar. Tisnawan (1990) menyatakan produksi rimpang jahe tertinggi diperoleh pada rumpun yang tidak dibatasi jumlah tunasnya yaitu 30,95 ton/ha, sedangkan produksi terendah diperoleh pada jahe yang dibatasi tunasnya hanya satu yaitu 13,27 ton/ha. Selanjutnya Aminah (1995) menambahkan bahwa penambahan jumlah tunas jahe mulai dari 4 tunas hingga lebih dari 6 tunas cenderung
28
meningkatkan produksi rimpang dan produksi tertinggi terdapat pada tanaman jahe yang memiliki lebih dari 6 tunas. Pada media yang mengandung pupuk kandang, pemberian paclobutrazol cenderung meningkatkan bobot rimpang. Hal ini diduga sebagai pengaruh tidak langsung pertumbuhan tanaman yang lebih baik. Disamping itu, Penambahan pasir membuat media lebih poros dan menghasilkan media berdrainase dan beraerasi yang lebih baik sehingga rimpang mudah berkembang. Effendi dan Moko (1997) menyatakan bahwa untuk pertumbuhan jahe diperlukan kondisi media yang subur, gembur, banyak mengandung bahan organik, berdrainase, dan beraerasi baik. Pupuk kandang membuat media menjadi lebih gembur serta memiliki unsur hara yang cukup untuk pembesaran rimpang jahe. Muhammad dan Sudiarto (1997) menyatakan bahwa pupuk kandang diperlukan untuk pertanaman jahe dalam jumlah besar karena perkembangan rimpang memerlukan tingkat kegemburan tanah yang cukup tinggi. Tanpa pemberian pupuk kandang, produksi rimpang akan rendah dengan mutu yang kurang baik. Ketebalan Rimpang Rata-rata ketebalan rimpang jahe yang dihasilkan berkisar antara 22,26 mm sampai 27,92 mm (Tabel 12). Ketebalan rimpang jahe tertinggi diperoleh dari tanaman pada media tanah:pupuk kandang dengan waktu aplikasi paclobutrazol 2 BST sebesar 27,92 mm, sedangkan rimpang yang tipis diperoleh dari tanaman dengan media tanah dan diberi pacloburazol pada 3 BST sebesar 22,26 mm. Media yang mengandung pupuk kandang memiliki tekstur yang gembur sehingga rimpang dapat berkembang dengan baik sedangkan media tanah memiliki tekstur yang liat sehingga jahe sulit berkembang. Penggunaan pupuk kandang diduga dapat mengimbangi penurunan ketebalan rimpang yang disebabkan oleh aplikasi paclobutrazol, sebagaimana ditunjukkan oleh penurunan ketebalan rimpang dari tanaman yang ditanam dalam tanah. Paimin dan Murhananto (1999) menjelaskan tanah yang gembur membuat rimpang tumbuh dengan leluasa sedangkan tanah yang liat menyebabkan rimpang jahe tertekan.
29
Hasil pengamatan ini juga menunjukkan bahwa pemberian paclobutrazol pada tanaman yang ditanam di media tanah cenderung menurunkan ketebalan rimpang. Tabel 12. Pengaruh interaksi waktu aplikasi paclobutrazol dan jenis media terhadap ketebalan rimpang jahe (mm) Jenis media Waktu aplikasi M1 M2 M3 M4 Aa Aa Aa Kontrol 24.77 26.19 26.90 27.17Aa 2 BST 25.15Aab 27.92Aa 24.97Aab 22.62Bb 3 BST 26.14Aa 24.49Aab 26.75Aa 22.26Bb 4 BST 24.14Aa 25.99Aa 24.18Aa 24.70ABa Keterangan: Nilai yang diikuti huruf kapital dan kolom (jenis media) yang sama atau huruf kecil dan baris (waktu aplikasi paclobutrazol) yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf 5%. M1: tanah:pasir:pupuk kandang (1:1:1); M2: tanah:pupuk kandang (1:1); M3: pasir:pupuk kandang (1:1); M4: tanah
Pembungaan Jahe Pertumbuhan generatif tanaman jahe ditandai dengan kemunculan spika. Spika merupakan tunas generatif berbentuk silinder yang terdiri dari daun pelindung bunga (braktea) (Ajijah et al., 1997; Ravindran et al., 2005). Di dalam braktea tersebut terdapat calon bunga yang berwarna putih (Gambar 2).
Braktea Calon bunga Spika
Tangkai spika
Gambar 2. Spika jahe Umumnya tunas generatif muncul dari rimpang akan tetapi ada tunas generatif yang muncul sebagai perkembangan dari tunas vegetatif. Pertumbuhan tunas generatif langsung dari rimpang dapat dilihat dari bentuknya yang lebih besar dibandingkan dengan tunas vegetatif, ujung tunas generatif membulat sedangkan tunas vegetatif meruncing (Gambar 3).
30
a
b
c
Tunas generatif Tunas generatif Tunas vegetatif Tunas generatif
Gambar 3. Pembungaan jahe: a). Perbedaan tunas generatif dan vegetatif, b). Tunas generatif yang tumbuh langsung dari rimpang, c). Tunas generatif yang tumbuh dari tunas vegetatif. Secara umum persentase rumpun menghasilkan tunas generatif pada kombinasi perlakuan jenis media dan waktu aplikasi paclobutrazol berkisar antara 8,3 – 25% (Tabel 13). Persentase rumpun menghasilkan tunas generatif yang tinggi diperoleh dari kombinasi perlakuan tanah:pasir:pupuk kandang dan waktu aplikasi paclobutrazol 4 BST yaitu sebesar 25%. Tingginya persentase rumpun yang menghasilkan tunas generatif pada kombinasi perlakuan tersebut tidak dapat diklarifikasi penyebabnya, karena peubah pertumbuhan yang diamati tidak menunjukkan adanya kecenderungan yang konsisten (lebih rendah atau lebih tinggi daripada yang lain). Hal ini diduga disebabkan oleh faktor lain yang tidak diamati dalam penelitian ini, misalkan intensitas cahaya terkait dengan tata letak perlakuan. Tabel 13. Persentase rumpun menghasilkan tunas generatif (%)* Waktu aplikasi paclobutrazol Kontrol 2 BST 3 BST 4 BST
M1 8,3 8,3 16,7 25
Media tanam M2 M3 16,7 8,3 8,3 16,7 8,3
M4 16,7 8,3 8,3
Keterangan: M1: tanah:pasir:pupuk kandang; M2: tanah:pupuk kandang; M3: pasir:pupuk kandang; M4: tanah. T0: kontrol; T1: aplikasi paclobutrazol 2 BST; T2: aplikasi paclobutrazol 3 BST; T3: aplikasi paclobutrazol 4 BST. *: data tidak diolah
Interaksi antara media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol tidak berpengaruh terhadap seluruh karakter pembungaan jahe (jumlah spika/rumpun, diameter spika, panjang spika, panjang tangkai spika, jumlah braktea, dan waktu muncul spika). Pengaruh tunggal perlakuan media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol juga tidak terjadi pada seluruh karakter pembungaan (Tabel 14).
31
Tabel 14. Rekapitulasi hasil analisis pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap karakter pembungaan jahe Peubah Pembungaan Jumlah spika/rumpun Diameter spika Panjang spika Panjang tangkai spika Jumlah braktea Waktu muncul spika
Media tanam
F-Hitung Waktu aplikasi
Interaksi
tn tn tn tn tn tn
tn tn tn tn tn tn
tn tn tn tn tn tn
KK (%) 28.46 8.95 12.89 16.44 18.73 15.03
Keterangan: tn (tidak nyata), * (nyata pada α=5%), ** (nyata pada α=1%), KK (koefisien keragaman)
Tabel 15 menunjukkan perlakuan media dan waktu aplikasi paclobutrazol tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah spika per rumpun yang dihasilkan. Media tanah:pasir:pupuk kandang menghasilkan jumlah spika yang tidak berbeda nyata dengan tiga media lainnya. Perlakuan paclobutrazol pada waktu yang berbeda juga tidak mempengaruhi jumlah spika per rumpun yang dihasilkan. Spika cenderung dihasilkan tanaman yang terletak di pinggir blok penelitian. Selain komposisi media dan pemberian paclobutrazol, pembungaan jahe diduga dipengaruhi oleh suhu lingkungan yang menyebabkan terhambatnya pertumbuhan spika. Menurut penelitian Melati (2010) tanaman jahe yang berada di tengah rumah kaca cenderung memiliki bunga yang sedikit dibandingkan tanaman jahe yang berada di pinggir. Suhu yang tinggi di dalam rumah kaca menyebabkan
inisiasi
bunga terganggu sehingga tunas
generatif tidak
berkembang. Diameter spika, panjang spika, panjang tangkai spika, dan jumlah braktea spika juga tidak dipengaruhi oleh jenis media, waktu aplikasi paclobutrazol atau interaksi keduanya, kecuali pada panjang tangkai spika yang dipengaruhi oleh jenis media (Tabel 15). Media tanah:pasir:pupuk kandang menghasilkan diameter dan panjang spika yang tidak berbeda nyata dengan ketiga perlakuan media lainnya. Media pasir:pupuk kandang menghasilkan spika dengan tangkai yang lebih panjang dibandingkan dengan media tanah:pupuk kandang berturut-turut sebesar 16,17 cm dan 9,70 cm. Beberapa spika yang muncul mati sebelum berkembang secara maksimal dengan gejala serangan cendawan (Gambar 4). Spika tersebut mengalami peluruhan sebelum dapat berkembang dan berbunga karena busuk atau kering dan kemudian mati.
32
Gambar 4. Spika meluruh sebelum berkembang secara maksimal. Ada kecenderungan bahwa dengan bertambahnya umur tanaman yang diberi perlakuan paclobutrazol maka semakin kecil spika yang dihasilkan. Pemberian paclobutrazol juga cenderung menghasilkan tangkai spika yang lebih pendek dibandingkan kontrol, diduga karena pengaruh paclobutrazol yang menghambat pertumbuhan. Dengan semakin bertambahnya umur tanaman, aplikasi paclobutrazol cenderung memperkecil spika sebagaimana ditunjukkan dengan menurunnya jumlah braktea per spika. Karena bunga akan muncul dari masing-masing braktea, maka menurunnya jumlah braktea per spika juga akan menurunkan jumlah bunga yang dihasilkan. Diameter, panjang, panjang tangkai, dan jumlah braktea pada tiap spika merupakan parameter dari pertumbuhan tunas generatif (spika). Berdasarkan Tabel 15 dapat diketahui bahwa pada pertumbuhan generatif yang cenderung lebih baik dihasilkan oleh jenis media yang mengandung pasir sedangkan media tanah:pupuk kandang menghasilkan pertumbuhan vegetatif yang baik. Hal ini diduga media yang memiliki kandungan pasir lebih poros sehingga air lebih mudah hilang dibandingkan dengan media tanpa pasir. Media tanah:pupuk kandang atau tanah sebaliknya memiliki tekstur yang lebih liat sehingga air lebih terikat oleh media. Media tanah:pupuk kandang khususnya memiliki kandungan yang lebih baik untuk pertumbuhan tanaman vegetatif sehingga asimilat yang dihasilkan lebih ditujukan kepada cadangan makanan (bobot rimpang) daripada untuk fase generatif.
33
Tabel 15. Pengaruh jenis media dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap karakter pembungaan jahe (jumlah spika per rumpun, diameter spika, panjang spika, panjang tangkai spika, jumlah braktea per spika, dan waktu muncul spika) Jumlah Diameter spika Panjang spika Tinggi spika Waktu muncul spika Perlakuan Jumlah braktea spika*) (mm) (cm) (cm) (MST) Jenis media M1
2,18
19,89
5,51
14,56ab
19,06
17,43
M2
1,53
19,03
5,05
9,70b
M3
1,79
19,56
5,85
18,00
20,33
a
18,42
22,00
ab
18,25
23,00
16,17
M4
1,41
19,42
5,21
14,69
Rata-rata
1,73
19,48
5,41
-
18,43
20,69
Waktu aplikasi paclobutrazol Kontrol 2 BST 3 BST 4 BST Rata-rata
2,27 1,79 2,01 1,42 1,87
20,50 20,17 19,14 18,92 19,68
5,77 5,83 5,10 5,19 5,47
15,58 13,33 13,32 13,39 13,91
21,54 19,30 17,47 16,71 18,76
23,20 22,00 18,33 18,00 20,38
Keterangan: Nilai yang diikuti huruf pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji DMRT pada taraf 5%. M1: tanah:pasir:pupuk kandang (1:1:1); M2: tanah:pupuk kandang (1:1); M3: pasir:pupuk kandang (1:1); M4: tanah. BST: bulan setelah tanam. *): data ditransformasi.
33
33
34
Berdasarkan
Tabel
15
diketahui
bahwa
aplikasi
paclobutrazol
menghasilkan pertumbuhan generatif yang tidak berbeda nyata dibandingkan dengan kontrol. Tanaman kontrol justru memiliki pertumbuhan generatif yang cenderung lebih baik. Jumlah braktea merupakan parameter yang diharapkan mengalami penambahan karena bunga jahe tumbuh pada setiap braktea, namun pemberian paclobutrazol menghasilkan jumlah braktea yang cenderung lebih sedikit. Thohirah et al. (2005) melaporkan bahwa pemberian paclobutrazol dengan konsentrasi 10 dan 20 mg/l yang diaplikasikan pada tanaman Curcuma roscoeana membuat spika memendek berturut-turut 5,98% dan 32,05% dibandingkan tanaman kontrol. Paclobutrazol dengan konsentrasi 40 mg/l yang diaplikasikan pada tanaman Curcuma alismatifolia memperpendek spika sebesar 21,9%. Waktu muncul spika juga tidak dipengaruhi oleh jenis media, waktu aplikasi paclobutrazol atau interaksi keduanya (Tabel 15). Walaupun secara statistik tidak nyata akan tetapi perbedaan satu interval pada waktu muncul spika menunjukkan waktu satu minggu sehingga cukup signifikan pada penerapan di lapangan sebab perbedaan waktu tersebut sangat berpengaruh pada waktu kematangan spika yang menandai waktu muncul bunga pada spika. Media tanah:pupuk kandang merupakan tolok ukur yang digunakan untuk mengetahui waktu muncul spika jahe pada umumnya sebab media tersebut merupakan media yang telah direkomendasikan oleh BALITTRO dan merupakan media yang umum dipakai oleh petani untuk menanam jahe. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa spika dari tanaman pada media tanah:pasir:pupuk kandang muncul lebih awal yaitu pada 17,43 MST, sedangkan tanaman pada media tanah menghasilkan spika paling akhir, yaitu pada 23 MST. Diduga komposisi antara tanah, pasir, dan pupuk kandang menghasilkan kondisi yang sesuai untuk pertumbuhan vegetatif maupun generatif jahe. Tanah dan pupuk kandang menyediakan hara yang cukup bagi pertumbuhan jahe, sedangkan pasir menghasilkan kondisi media yang poros sehingga sirkulasi air dan udara pada media menjadi lebih baik, dan pertumbuhan tanaman lebih optimal. Spika yang paling awal muncul pada 18 MST, dari tanaman yang mulai diberi perlakuan paclobutrazol pada umur 16 MST (4 BST). Ketika perlakuan 34
35
diulang yang kedua kalinya, spika sudah muncul. Meskipun demikian perlakuan tetap diulang setiap dua minggu sampai lima kali pemberian paclobutrazol. Lutfinto (2005) menyatakan bahwa tanaman jeruk kumkuat nagami (Fortunella margarita Lour.) yang diberi paclobutrazol dengan dosis 100 mg dan 200 mg rata-rata berbunga empat minggu lebih cepat dibandingkan dengan tanaman kontrol, yaitu pada 6 – 7 minggu setelah perlakuan. Melati (2010) mengaplikasikan paclobutrazol pada jahe putih besar dan menunjukkan hasil bahwa tanaman yang diaplikasikan paclobutrazol 100 ppm pada 4 BST menunjukkan waktu muncul spika yang lebih cepat satu minggu dibandingkan tanaman kontrol. Bunga jahe pertama akan mekar setelah spika tumbuh maksimum. Waktu yang dibutuhkan spika untuk tumbuh hingga siap menghasilkan bunga umumnya 30 hari sejak spika muncul. Selama penelitian berlangsung, waktu mekar bunga jahe berubah-ubah berkisar antara pukul 13.22 – 18.01, dengan suhu yang terukur pada saat bunga mekar berkisar antara 25 – 370C dan kelembaban udara 61% >100%. Bunga yang sudah mekar hanya bertahan beberapa jam saja. Pada umumnya bunga akan layu kemudian luruh satu hari setelah bunga mekar sempurna. Bunga yang mekar dalam satu spika dapat berjumlah satu hingga dua pada waktu yang hampir bersamaan. Ada juga bunga yang tidak mekar sempurna yaitu calix membuka maksimum tetapi corolla tidak membuka (mekar) sampai bunga tersebut luruh (Gambar 5). Kondisi bunga yang tidak mekar sempurna diduga disebabkan oleh suhu udara yang terlalu tinggi di tempat penelitian.
a
b
c
Gambar 5. Bunga jahe: a). Satu bunga mekar pada satu spika, b). Dua bunga mekar pada satu spika, c). Bunga mekar tidak sempurna.
36
Melati (2010) menyatakan bahwa bunga jahe gajah akan muncul bergantian dari tiap helaian braktea. Bunga yang mekar tiap hari berkisar 1 – 3 bunga, tetapi pada umumnya hanya satu bunga yang mekar per spika. Periode bunga mekar dalam satu spika bervariasi, tergantung jumlah bunga yang terbentuk dalam satu spika, berkisar 11 – 22 hari.
37
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan Kombinasi perlakuan waktu aplikasi paclobutrazol dan jenis media tanam tidak dapat meningkatkan pembungaan tanaman jahe tetapi mempengaruhi pertumbuhan tunas. Namun demikian tanaman jahe yang ditanam pada media tanah:pupuk kandang (1:1) menghasilkan bobot rimpang yang tinggi dengan atau tanpa aplikasi paclobutrazol pada 2 BST, 3 BST maupun 4 BST. Tebal rimpang menurun jika tanaman jahe yang ditanam pada media tanah diberi perlakuan paclobutrazol pada 2 atau 3 BST. Paclobutrazol yang diaplikasikan pada 4 BST dengan konsentrasi 100 ppm dan diulang lima kali dengan interval 2 minggu dapat menghambat pertumbuhan tanaman jahe. Aplikasi paclobutrazol pada 2 BST, 3 BST, dan 4 BST tidak meningkatkan pembungaan, akan tetapi cenderung mempercepat munculnya spika. Media tanam yang mengandung pupuk kandang dapat meningkatkan pertumbuhan tunas, sedangkan media tanah:pasir:pupuk kandang mempercepat muncul spika, 3 – 6 minggu lebih cepat daripada tiga media lainnya. Perlakuan media tidak meningkatkan pembungaan tanaman jahe. Saran Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh suhu terhadap pembungaan jahe. Ucapan Terima Kasih Penelitian ini dilaksanakan dengan dana penelitian Sekretariat Jenderal Badan Litbang Pertanian melalui Program Kerja Sama Kemitraan Penelitian Pertanian dengan Perguruan Tinggi (KKP3T) tahun 2010.
38
DAFTAR PUSTAKA
Ajijah, N., B. Martono, N. Bermawie, dan E.A. Hadad. 1997. Botani dan karakteristik, hlm. 10-17. Dalam D. Sitepu, Sudiarto, N. Bermawie, Supriadi, D. Soetopo, SMD. Rosita, Hermani, A.M. Rivai (Eds.). Monograf No. 3 Jahe. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. Bogor. Aminah, S. 1995. Pengaruh Bobot Benih dan Jumlah Tunas terhadap Produksi Rimpang Jahe (Zingiber officinale Rosc.) Varietas Badak. Skripsi. Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 30 hlm. Badan Pusat Statistik. 2005. Statistik Perdagangan Luar Negeri Indonesia Jilid I : Ekspor 2005. Badan Pusat Statistik. Jakarta. Badan Pusat Statistik. 2006. Statistik Perdagangan Luar Negeri Indonesia Jilid I : Ekspor 2006. Badan Pusat Statistik. Jakarta. Badan Pusat Statistik. 2007. Statistik Perdagangan Luar Negeri Indonesia Jilid I : Ekspor 2007. Badan Pusat Statistik. Jakarta. Badan Standarisasi Nasional. 2006. Standar Nasional Indonesia Nomor 01-71532006 tentang Benih Jahe (Zingiber officinale L.) Kelas Benih Pokok (BP) dan Benih Sebar (BR). Badan Standarisasi Nasional. Jakarta. 21 hlm. Cochran, R.C., J. Gee, P. Leung, J.R. Sanborn, J.P. Frank, N.R. Reed, K.F. Pfeifer, J.P. Schreider. 1993. Paclobutrazol (Bonzi®), Risk Characterization Document. Medical Toxicology and Worker Health and Safety Branches, Department of Pesticide Regulation, California Environmental Protection Agency. California. 57 pages. Damayanti, A. 2009. Efek Perlakuan Suhu dan Paclobutrazol terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Ptilotus latifolius dan Gomphrena leontopiodes. Skripsi. Program Studi Hortikultura, Fakultas Petanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 51 hlm. Direktorat Jenderal Hortikultura. 2008. Luas Panen Tanaman Biofarmaka di Indonesia Periode 2003 – 2007. http://www.hortikultura.deptan.go.id. [29 April 2010]. Direktorat Jenderal Hortikultura. 2008. Rekapitulasi Laporan Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Tanaman Biofarmaka di Indonesia Tahun 2007 (Angka Tetap). http://www.hortikultura.deptan.go.id. [29 April 2010]. Direktorat Jenderal Perkebunan. 1999. Statistik Perkebunan Indonesia: Jahe. Departemen Kehutanan dan Perkebunan. Jakarta. Efendi, D. 1994. Studi Stimulasi Pembungaan Mangga (Mangifera indica L. cv. Arumanis) dengan Kalium Nitrat dan Paclobutrazol. Tesis. Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Effendi, D.S. dan Emmyzar. 1997. Pemeliharaan tanaman, hlm. 84-91. Dalam D. Sitepu, Sudiarto, N. Bermawie, Supriadi, D. Soetopo, SMD. Rosita, Hermani, A.M. Rivai (Eds.). Monograf No. 3 Jahe. Badan Penelitian dan 38
39
Pengembangan Pertanian, Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. Bogor. Effendi, D.S. dan H. Moko. 1997. Pemeliharaan tanaman, hlm. 84-91. Dalam D. Sitepu, Sudiarto, N. Bermawie, Supriadi, D. Soetopo, SMD. Rosita, Hermani, A.M. Rivai (Eds.). Monograf No. 3 Jahe. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. Bogor. Hasanah, M. dan D. Rusmin. 2006. Teknologi pengolahan benih beberapa tanaman obat di Indonesia. Jurnal Litbang Pertanian 25(2):68-73. Indrasari, A. dan A. Syukur. 2006. Pengaruh pemberian pupuk kandang dan unsur hara mikro terhadap pertumbuhan jagung pada ultisol yang dikapur. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan 6(2):116-123. Kulkarni, V., D. Hamilton, and G. McMahon. 2006. Flowering and fruiting in mangoes in the top end with paclobutrazol. http://www.nt.gov.au/dpifm. [14 April 2010]. Lendri, S. 2003. Teknik pembenihan mengkudu pada berbagai media. Buletin Teknik Pertanian 8(1):5-7. Lesmana, Y. 2008. Respons Pertumbuhan dan Produksi Jahe (Zingiber officinale Rosc.) Sistem Keranjang terhadap Pemberian Pupuk Organik Padat dan Komposisi Media Tanam. Skripsi. Departeman Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara. Medan. 90 hlm. Lestari, W. 2005. Pengaruh Dosis Pacobutrazol dan Zat Pemecah Dormansi Thiourea terhadap Pertumbuhan dan Pembungaan Durian (Durio zibethinus Murr.) Klon Matahari. Skripsi. Program Studi Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 38 hlm. Lutfinto. 2005. Pengaruh Paclobutrazol terhadap Pertumbuhan dan Pembungaan Jeruk Kumkuat Nagami (Fortunella margarita Lour.). Skripsi. Departemen Budi Daya Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Maharyanti, L.D. 2007. Pertumbuhan Dua Jenis Tanaman Leguminosa Akibat Tingkat Pupuk Kandang Berbeda pada Media Tanam. Skripsi. Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Diponegoro. Semarang. Melati. 2010. Induksi Pembungaan dan Biologi Bunga pada Tanaman Jahe Putih Besar (Zingiber officinale Rosc.). Tesis. Sekolah Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Muhammad, H. dan Sudiarto. 1997. Pemupukan, hlm. 78-83. Dalam D. Sitepu, Sudiarto, N. Bermawie, Supriadi, D. Soetopo, SMD. Rosita, Hermani, A.M. Rivai (Eds.). Monograf No. 3 Jahe. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. Bogor. Muslihat, L. 2003. Teknik percobaan takaran pupuk kandang pada pembenihan abaca. Buletin Teknik Pertanian 8(1):37-39.
40
Oktaviani, E. 2009. Biologi dan Fenologi Pembungaan Genus Alpinia, Etlingera, dan Zingiber. Skripsi. Program Studi Pemuliaan Tanaman dan Teknologi Benih, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Paimin, F.B. dan Murhananto. 1999. Budidaya, Pengolahan, Perdagangan Jahe. Penebar Swadaya. Jakarta. 115 hlm. Pusat Studi Biofarmaka, IPB-Bogor. Pasar domestik dan ekspor produk tanaman obat (BIOFARMAKA). http://seafast.ipb.ac.id. [6 Agustus 2010]. Rani, I. 2006. Pengendalian Pertumbuhan Tanaman Bunga Matahari (Helianthus annuus L.) dengan Aplikasi Paclobutrazol. Skripsi. Program Studi Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 37 hlm. Ravindran, P.N., K.N. Babu, and K.N. Shiva. 2005. Botany and crop improvement of ginger, p. 15-85. In P.N. Ravindran and K.N. Babu (Eds.). Ginger: The Genus Zingiber. CRC Press. Florida. Rostiana, O., N. Bermawie, dan M. Rahardjo, 2009. Budidaya Jahe, Kencur, Kunyit dan Temu lawak. Standar Prosedur Operasional Budidaya Jahe. Badan Litbang Pertanian. Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik. Santiasrini, R. 2009. Pengaruh Paclobutrazol terhadap Pertumbuhan dan Pembungaan Gloksinia (Sinningia speciosa Pink). Skripsi. Program Studi Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 50 hlm. Soesanto, L., Soedharmono, N. Prihatiningsih, A. Manan, E. Iriani, dan J. Pramono. 2005. Penyakit busuk rimpang jahe di sentra produksi jahe Jawa Tengah: 2. intensitas dan pola penyebaran penyakit. Agrosains 7(1):27-33. Supriadi, K. Mulya, D. Sitepu, A. Asman, dan I. Mustika. 1997. Pengenalan dan penanggulangan penyakit penting, hlm. 92-105. Dalam D. Sitepu, Sudiarto, N. Bermawie, Supriadi, D. Soetopo, SMD. Rosita, Hermani, A.M. Rivai (Eds.). Monograf No. 3 Jahe. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. Bogor. Syahid S.F. dan I. Mariska. 1997. Konservasi in vitro, hlm. 34-39. Dalam D. Sitepu, Sudiarto, N. Bermawie, Supriadi, D. Soetopo, SMD. Rosita, Hermani, A.M. Rivai (Eds.). Monograf No. 3 Jahe. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. Bogor. Syukur, C. 2002. Agar Jahe Berproduksi Tinggi, Cegah Layu Bakteri, Pelihara Secara Intensif. Penebar Swadaya. Jakarta. 62 hlm. Thohirah, L.A., M.F. Ramlan, and N. Kamalakshi. 2005. The effects of paclobutrazol and flurprimidol on the growth and flowering of Curcuma roscoeana and Curcuma alismatifolia. Malays. Appl. Biol. 34(2):1-5. Tisnawan, W. 1990. Pengaruh Pemupukan N dan Jumlah Anakan terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rimpang Jahe Badak (Zingiber officinale Rosc.). Skripsi. Jurusan Budi Daya Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
41
Tjitrosoepomo, G. 1994. Taksonomi Tumbuhan Obat-Obatan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 447 hlm. Wattimena, G.A. 1988. Zat Pengatur Tumbuh Tanaman. Pusat Antar Universitas, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 145 hlm. Yasin, Y.Y. 2009. Penggunaan Pupuk Daun dan Retardan Paclobutrazol terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabai Merah (Capsicum annuum) dalam Polybag. Skripsi. Program Studi Hortikultura, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 57 hlm.
42
LAMPIRAN
42
43
Lampiran 1. Curah hujan di Kebun Percobaan Cimanggu pada bulan Agustus 2010 – April 2011 Jumlah hujan/bulan Rata-rata harian Hari hujan (mm) (mm) Agustus 608,6 24 25 September 653,8 27 24 2010 Oktober 528,1 23 23 November 301,7 26 12 Desember 218,2 23 9,5 Januari 189,6 17 11 Februari 91,5 14 6,5 2011 Maret 208,1 17 12 April 240,4 17 14 Lampiran 2. Pengaruh media tanam terhadap diameter tunas jahe (mm) pada 8 – 28 MST Media Tanam Minggu Setelah Tanam (MST) M1 M2 M3 M4 8
9.19a
9.35a
9.05a
8.57b
10
10.00a
10.15a
9.88a
9.29b
12
9.98a
10.11a
9.81a
9.28b
14
9.92a
10.06a
9.76a
9.13b
16
9.62ab
9.87a
9.58ab
9.15b
18
9.23a
9.43a
9.32a
8.66b
20
9.27ab
9.41a
9.14ab
8.77b
22
9.00a
9.21a
8.89a
8.75a
24
8.71a
8.99a
8.85a
8.67a
26
8.02a
8.33a
8.28a
8.02a
28
7.94a
8.22a
8.21a
7.93a
Keterangan: Nilai yang diikuti huruf dan baris yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji DMRT pada taraf 5%. M1: tanah:pasir:pupuk kandang (1:1:1); M2: tanah:pupuk kandang (1:1); M3: pasir:pupuk kandang (1:1); M4: tanah.
44
Lampiran 3. Pengaruh waktu aplikasi paclobutrazol terhadap diameter tunas jahe (mm) pada 8 – 28 MST Waktu Aplikasi Paclobutrazol Minggu Setelah Tanam (MST) Kontrol 2 BST 3 BST 4 BST 8
8.89b
8.98ab
9.42a
8.87b
10
9.65a
9.80a
10.04a
9.83a
12
9.69a
9.77a
9.95a
9.76a
14
9.73a
9.67a
9.88a
9.58a
16
9.55a
9.56a
9.73a
9.37a
18
9.14a
9.18a
9.29a
9.02a
20
9.28a
9.13a
9.25a
8.92a
22
9.19a
9.04ab
9.04ab
8.58b
24
8.99a
8.99a
8.85ab
8.37b
26
8.62a
8.32ab
8.02ab
7.68b
28
8.46a
8.28ab
7.93ab
7.62b
Keterangan: Nilai yang diikuti huruf dan baris yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji DMRT pada taraf 5%. BST: bulan setelah tanam.
Lampiran 4. Pengaruh media tanam terhadap jumlah tunas jahe pada 8 – 28 MST Media Tanam Minggu Setelah Tanam (MST) M1 M2 M3 M4 8
8.86a
9.04a
8.92a
7.04b
10
12.59a
13.09a
12.31a
9.27b
12
15.83ab
17.88a
15.29b
11.56c
14
17.00b
19.46a
16.19b
13.85c
16
20.13ab
22.36a
19.04b
13.77c
18
18.27ab
20.08a
17.27b
12.94c
20
16.88b
19.77a
16.70b
12.31c
22
15.12b
19.08a
15.28b
11.94c
24
13.00ab
17.23a
15.71ab
11.60b
26
10.84b
14.46a
9.73b
10.43b
28
10.01b
13.98a
9.42b
9.63b
Keterangan: Nilai yang diikuti huruf dan baris yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji DMRT pada taraf 5%. M1: tanah:pasir:pupuk kandang (1:1:1); M2: tanah:pupuk kandang (1:1); M3: pasir:pupuk kandang (1:1); M4: tanah.
45
Lampiran 5. Pengaruh waktu aplikasi paclobutrazol terhadap jumlah tunas jahe pada 8 – 28 MST Waktu Aplikasi Paclobutrazol Minggu Setelah Tanam (MST) Kontrol 2 BST 3 BST 4 BST 8
6.35b
9.38a
8.92a
9.21a
10
8.15b
13.42a
12.69a
13.00a
12
10.79b
17.00a
16.25a
16.52a
14
12.71b
19.02a
17.13a
17.65a
16
14.92b
20.48a
19.85a
20.04a
18
13.77b
18.88a
18.19a
17.73a
20
13.87b
17.58a
17.50a
16.71a
22
12.56b
16.74a
16.79a
15.33ab
24
12.33a
15.21a
16.88a
13.13a
26
10.70a
12.33a
12.33a
10.09a
28
10.50a
11.58a
11.40a
9.55a
Keterangan: Nilai yang diikuti huruf dan baris yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji DMRT pada taraf 5%. BST: bulan setelah tanam.
Lampiran 6. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap tinggi tunas jahe pada 8 MST Sumber Keragaman
Db
Ulangan Media (M) Waktu Aplikasi (T) M*T Galat Total Terkoreksi
3 3 3 9 45 63
JK 329.2027297 140.5417672 74.6162297 193.1695641 654.611145 1392.141436
KT 109.734243 46.8472557 24.8720766 21.4632849 14.546914
F Hitung 7.54 3.22 1.71 1.48
Pr>F 0.0003 0.0314 0.1785 0.1863
KK
10.12274
Lampiran 7. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap tinggi tunas jahe pada 10 MST Sumber F db JK KT Pr>F KK Keragaman Hitung Ulangan 3 15.4932297 5.1644099 0.23 0.8745 Media (M) 3 332.3922547 110.7974182 4.95 0.0047 Waktu Aplikasi (T) 3 127.0622172 42.3540724 1.89 0.1444 9.943976 M*T 9 235.3254891 26.1472766 1.17 0.3378 Galat 45 1007.054945 22.378999 Total Terkoreksi 63 1717.328136
46
Lampiran 8. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap tinggi tunas jahe pada 12 MST Sumber F db JK KT Pr>F KK Keragaman Hitung Ulangan 3 84.9227812 28.3075937 0.91 0.4444 Media (M) 3 799.8322812 266.6107604 8.56 0.0001 Waktu Aplikasi (T) 3 347.5907562 115.8635854 3.72 0.0179 10.61063 M*T 9 559.9751563 62.2194618 2.00 0.0620 Galat 45 1402.019419 31.155987 Total Terkoreksi 63 3194.340394 Lampiran 9. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap tinggi tunas jahe pada 14 MST Sumber F Db JK KT Pr>F KK Keragaman Hitung Ulangan 3 275.8857875 91.9619292 2.66 0.0592 Media (M) 3 990.4617875 330.1539292 9.56 <.0001 Waktu Aplikasi (T) 3 75.1019250 25.0339750 0.73 0.5423 10.12684 M*T 9 741.8131875 82.4236875 2.39 0.0264 Galat 45 1553.517513 34.522611 Total Terkoreksi 63 3636.780200 Lampiran 10. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap tinggi tunas jahe pada 16 MST Sumber F Db JK KT Pr>F KK Keragaman Hitung Ulangan 3 510.033780 170.011260 3.98 0.0134 Media (M) 3 1119.275305 373.091768 8.74 0.0001 Waktu Aplikasi (T) 3 125.586517 41.862172 0.98 0.4103 10.43246 M*T 9 761.708077 84.634231 1.98 0.0639 Galat 45 1920.729045 42.682868 Total Terkoreksi 63 4437.332723 Lampiran 11. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap tinggi tunas jahe pada 18 MST Sumber F db JK KT Pr>F KK Keragaman Hitung Ulangan 3 787.742813 262.580938 5.59 0.0024 Media (M) 3 909.148538 303.049513 6.45 0.0010 Waktu Aplikasi (T) 3 194.046863 64.682288 1.38 0.2620 10.71115 M*T 9 1058.001850 117.555761 2.50 0.0205 Galat 45 2113.855537 46.974567 Total Terkoreksi 63 5062.795600
47
Lampiran 12. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap tinggi tunas jahe pada 20 MST Sumber F db JK KT Pr>F KK Keragaman Hitung Ulangan 3 647.691563 215.897188 3.60 0.0204 Media (M) 3 1013.758588 337.919529 5.64 0.0023 Waktu Aplikasi (T) 3 146.943313 48.981104 0.82 0.4911 11.92027 M*T 9 1355.137775 150.570864 2.51 0.0201 Galat 45 2696.919737 59.931550 Total Terkoreksi 63 5860.450975 Lampiran 13. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap tinggi tunas jahe pada 22 MST F Sumber Keragaman db JK KT Pr>F KK Hitung Ulangan 3 660.327356 220.109119 3.28 0.0295 Media (M) 3 876.015506 292.005169 4.35 0.0090 Waktu Aplikasi (T) 3 333.081406 111.027135 1.65 0.1907 12.42765 M*T 9 1146.222131 127.358015 1.90 0.0771 Galat 45 3023.072894 67.179398 Total Terkoreksi 63 6038.719294 Lampiran 14. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap tinggi tunas jahe pada 24 MST F Sumber Keragaman db JK KT Pr>F KK Hitung Ulangan 3 742.260369 247.420123 3.76 0.0172 Media (M) 3 546.185681 182.061894 2.76 0.0528 Waktu Aplikasi (T) 3 617.397356 205.799119 3.12 0.0350 12.16716 M*T 9 1190.543706 132.282634 2.01 0.0605 Galat 45 2963.782681 65.861837 Total Terkoreksi 63 6060.169794 Lampiran 15. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap tinggi tunas jahe pada 26 MST F Sumber Keragaman db JK KT Pr>F KK Hitung Ulangan 3 1119.262967 373.087656 3.52 0.0223 Media (M) 3 756.719242 252.239747 2.38 0.0820 Waktu Aplikasi (T) 3 383.372580 127.79086 1.21 0.3182 15.63963 M*T 9 1685.287139 187.254127 1.77 0.1014 Galat 45 4766.028008 105.911734 Total Terkoreksi 63 8710.669936
48
Lampiran 16. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap tinggi tunas jahe pada 28 MST F Sumber Keragaman Db JK KT Pr>F KK Hitung Ulangan 3 1062.208963 354.069654 3.36 0.0268 Media (M) 3 763.444863 254.481621 2.42 0.0789 Waktu Aplikasi (T) 3 380.035363 126.678454 1.2 0.3198 15.50757 M*T 9 1701.900025 189.100003 1.79 0.0958 Galat 45 4741.517987 105.367066 Total Terkoreksi 63 8649.107200 Lampiran 17. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap diameter tunas jahe pada 8 MST Sumber Keragaman db JK KT F Hitung Pr>F KK Ulangan 3 2.56572969 0.85524323 1.88 0.1470 Media (M) 3 5.51416719 1.83805573 4.03 0.0126 Waktu Aplikasi (T) 3 3.18001719 1.06000573 2.33 0.0873 7.466835 M*T 9 7.55545156 0.83949462 1.84 0.0864 Galat 45 20.49969531 0.45554878 Total Terkoreksi 63 39.31506094
Lampiran 18. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap diameter tunas jahe pada 10 MST Sumber Keragaman db JK KT F Hitung Pr>F KK Ulangan 3 4.17654219 1.39218073 3.36 0.0268 Media (M) 3 6.72922969 2.24307656 5.42 0.0029 Waktu Aplikasi (T) 3 1.24982969 0.41660990 1.01 0.3989 6.547006 M*T 9 9.34377656 1.03819740 2.51 0.0203 Galat 45 18.63528281 0.4141174 Total Terkoreksi 63 40.13466094 Lampiran 19. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap diameter tunas jahe pada 12 MST Sumber Keragaman db JK KT F Hitung Pr>F KK Ulangan 3 4.77091250 0.59030417 3.75 0.0173 Media (M) 3 6.44561250 2.14853750 5.07 0.0042 Waktu Aplikasi (T) 3 0.60176250 0.20058750 0.47 0.7026 6.649134 M*T 9 11.61927500 1.29103056 3.04 0.0063 Galat 45 19.08273750 0.42406083 Total Terkoreksi 63 42.52030000
49
Lampiran 20. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap diameter tunas jahe pada 14 MST Sumber Keragaman db JK KT F Hitung Pr>F KK Ulangan 3 4.37971250 1.45990417 3.58 0.0210 Media (M) 3 8.12735000 2.70911667 6.64 0.0008 Waktu Aplikasi (T) 3 0.74890000 0.24963333 0.61 0.6107 6.574155 M*T 9 13.27917500 1.47546389 3.62 0.0018 Galat 45 18.35363750 0.40785861 Total Terkoreksi 63 44.88877500 Lampiran 21. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap diameter tunas jahe pada 16 MST Sumber Keragaman db JK KT F Hitung Pr>F KK Ulangan 3 4.91283750 1.63761250 2.72 0.0553 Media (M) 3 4.36553750 1.45517917 2.42 0.0784 Waktu Aplikasi (T) 3 1.03423750 0.34474583 0.57 0.6355 8.116491 M*T 9 12.15135000 1.35015000 2.25 0.0361 Galat 45 27.06161250 0.60136917 Total Terkoreksi 63 49.52557500 Lampiran 22. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap diameter tunas jahe pada 18 MST Sumber Keragaman db JK KT F Hitung Pr>F KK Ulangan 3 4.63824219 1.54608073 2.37 0.0828 Media (M) 3 5.73600469 1.91200156 2.94 0.0434 Waktu Aplikasi (T) 3 0.59896719 0.19965573 0.31 0.8206 8.811506 M*T 9 10.40055156 1.15561684 1.77 0.1001 Galat 45 29.31493281 0.65144295 Total Terkoreksi 63 50.68869844 Lampiran 23. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap diameter tunas jahe pada 20 MST Sumber Keragaman db JK KT F Hitung Pr>F KK Ulangan 3 6.63526719 2.21175573 4.76 0.0058 7.456432 Media (M) 3 3.67302969 1.22434323 2.63 0.0613 Waktu Aplikasi (T) 3 1.30891719 0.43630573 0.94 0.4300 M*T 9 14.14722656 1.57191406 3.38 0.0030 Galat 45 20.92315781 0.46495906 Total Terkoreksi 63 46.68759844
50
Lampiran 24. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap diameter tunas jahe pada 22 MST Sumber Keragaman db JK KT F Hitung Pr>F KK Ulangan 3 8.29758125 2.76586042 5.52 0.0026 7.902725 Media (M) 3 1.78415625 0.59471875 1.19 0.3257 Waktu Aplikasi (T) 3 3.29128125 1.09709375 2.19 0.1025 M*T 9 12.41470625 1.37941181 2.75 0.0119 Galat 45 22.56066875 0.50134819 Total Terkoreksi 63 48.34839375 Lampiran 25. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap diameter tunas jahe pada 24 MST Sumber Keragaman db JK KT F Hitung Pr>F KK Ulangan 3 7.23748750 2.41249583 4.91 0.0049 7.966217 Media (M) 3 1.01503750 0.33834583 0.69 0.5641 Waktu Aplikasi (T) 3 4.13573750 1.37857917 2.80 0.0505 M*T 9 12.89745000 1.43305000 2.91 0.0083 Galat 45 22.13046250 0.49178806 Total Terkoreksi 63 47.41617500 Lampiran 26. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap diameter tunas jahe pada 26 MST Sumber Keragaman db JK KT F Hitung Pr>F KK Ulangan 3 19.62408750 6.54136250 7.44 0.0004 11.48903 Media (M) 3 1.31765000 0.43921667 0.50 0.6844 Waktu Aplikasi (T) 3 7.84083750 2.61361250 2.97 0.0415 M*T 9 17.31406250 1.92378472 2.19 0.0408 Galat 45 39.55116250 0.87891472 Total Terkoreksi 63 85.64780000 Lampiran 27. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap diameter tunas jahe pada 28 MST Sumber Keragaman db JK KT F Hitung Pr>F KK Ulangan 3 20.02031250 6.67343750 7.75 0.0003 11.49551 Media (M) 3 1.27852500 0.42617500 0.49 0.6876 Waktu Aplikasi (T) 3 6.76806250 2.25602083 2.62 0.0623 M*T 9 17.01951250 1.89105694 2.20 0.0402 Galat 45 38.75118750 0.86113750 Total Terkoreksi 63 83.83760000
51
Lampiran 28. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap jumlah daun jahe pada 8 MST F Sumber Keragaman db JK KT Pr>F KK Hitung Ulangan 3 22.93509219 7.64503073 6.69 0.0008 10.81653 Media (M) 3 5.29257969 1.76419323 1.54 0.2164 Waktu Aplikasi (T) 3 8.79757969 2.93252656 2.56 0.0664 M*T 9 13.35265156 1.48362795 1.30 0.2649 Galat 45 51.4496828 1.1433263 Total Terkoreksi 63 101.8275859 Lampiran 29. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap jumlah daun jahe pada 10 MST F Sumber Keragaman db JK KT Pr>F KK Hitung Ulangan 3 25.51338125 8.50446042 5.00 0.0044 10.23521 Media (M) 3 12.52765625 4.17588542 2.46 0.0752 Waktu Aplikasi (T) 3 18.81681875 6.27227292 3.69 0.0186 M*T 9 11.06161875 1.22906875 0.72 0.6854 Galat 45 76.5109188 1.7002426 Total Terkoreksi 63 144.4303938 Lampiran 30. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap jumlah daun jahe pada 12 MST F Sumber Keragaman db JK KT Pr>F KK Hitung Ulangan 3 35.46622969 11.82207656 6.64 0.0008 8.385822 Media (M) 3 14.91415469 4.97138490 2.79 0.0510 Waktu Aplikasi (T) 3 8.12589219 2.70863073 1.52 0.2217 M*T 9 27.01198906 3.00133212 1.69 0.1205 Galat 45 80.0848453 1.7796632 Total Terkoreksi 63 165.6031109 Lampiran 31. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap jumlah daun jahe pada 14 MST F Sumber Keragaman db JK KT Pr>F KK Hitung Ulangan 3 24.04111875 8.01370625 1.50 0.2264 12.83566 Media (M) 3 77.67113125 25.89037708 4.86 0.0052 Waktu Aplikasi (T) 3 9.71491875 3.23830625 0.61 0.6135 M*T 9 77.48619375 8.60957708 1.62 0.1397 Galat 45 239.7863813 5.3285863 Total Terkoreksi 63 428.6997438
52
Lampiran 32. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap jumlah daun jahe pada 16 MST F Sumber Keragaman db JK KT Pr>F KK Hitung Ulangan 3 87.89580469 29.29860156 8.73 0.0001 9.283700 Media (M) 3 31.41165469 10.47055156 3.12 0.0352 Waktu Aplikasi (T) 3 25.46987969 8.48995990 2.53 0.0691 M*T 9 35.36206406 3.92911823 1.17 0.3364 Galat 45 151.0361203 3.3563582 Total Terkoreksi 63 331.1755234 Lampiran 33. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap jumlah daun jahe pada 18 MST F Sumber Keragaman db JK KT Pr>F KK Hitung Ulangan 3 120.6318063 40.2106021 7.23 0.0005 11.75207 Media (M) 3 26.8582312 8.9527437 1.61 0.2006 Waktu Aplikasi (T) 3 36.5616062 12.1872021 2.19 0.1023 M*T 9 102.0871563 11.3430174 2.04 0.0567 Galat 45 250.4134938 5.5647443 Total Terkoreksi 63 536.5522938 Lampiran 34. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap jumlah daun jahe pada 20 MST F Sumber Keragaman db JK KT Pr>F KK Hitung Ulangan 3 112.5842063 37.5280688 6.68 0.0008 10.89075 Media (M) 3 35.2137563 11.7379187 2.09 0.1151 Waktu Aplikasi (T) 3 40.2884812 13.4294937 2.39 0.0813 M*T 9 71.0075563 7.8897285 1.40 0.2153 Galat 45 252.9633938 5.6214088 Total Terkoreksi 63 512.0573938 Lampiran 35. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap jumlah daun jahe pada 22 MST F Sumber Keragaman db JK KT Pr>F KK Hitung Ulangan 3 96.28335625 32.09445208 3.49 0.0233 13.06069 Media (M) 3 56.72070625 18.90690208 2.05 0.1199 Waktu Aplikasi (T) 3 50.78626875 16.92875625 1.84 0.1538 M*T 9 83.51631875 9.27959097 1.01 0.4481 Galat 45 414.3764938 9.2083665 Total Terkoreksi 63 701.6831438
53
Lampiran 36. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap jumlah daun jahe pada 24 MST F Sumber Keragaman db JK KT Pr>F KK Hitung Ulangan 3 165.3883375 55.1294458 12.16 <.0001 9.234954 Media (M) 3 20.3715500 6.7905167 1.50 0.2279 Waktu Aplikasi (T) 3 56.2079375 18.7359792 4.13 0.0113 M*T 9 61.9556125 6.8839569 1.52 0.1706 Galat 45 203.9473625 4.5321636 Total Terkoreksi 63 507.8708000 Lampiran 37. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap jumlah daun jahe pada 26 MST F Sumber Keragaman db JK KT Pr>F KK Hitung Ulangan 3 129.8616422 43.2872141 4.38 0.0086 14.33566 Media (M) 3 23.0031422 7.6677141 0.78 0.5134 Waktu Aplikasi (T) 3 115.5065672 38.5021891 3.90 0.0147 M*T 9 108.4475141 12.0497238 1.22 0.3070 Galat 45 444.4488828 9.8766418 Total Terkoreksi 63 821.2677484 Lampiran 38. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap jumlah daun jahe pada 28 MST F Sumber Keragaman db JK KT Pr>F KK Hitung Ulangan 3 125.3535125 41.7845042 4.14 0.0113 14.13361 Media (M) 3 20.9000625 6.9666875 0.69 0.5631 Waktu Aplikasi (T) 3 119.5624125 39.8541375 3.95 0.0140 M*T 9 116.3205000 12.9245000 1.28 0.2743 Galat 45 454.5450875 10.1010019 Total Terkoreksi 63 836.6815750 Lampiran 39. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap jumlah tunas jahe pada 8 MST F Sumber Keragaman db JK KT Pr>F KK Hitung Ulangan 3 138.0168547 46.0056182 19.29 <.0001 18.24673 Media (M) 3 43.4916422 14.4972141 6.08 0.0015 Waktu Aplikasi (T) 3 96.7339922 32.2446641 13.52 <.0001 M*T 9 56.1625641 6.2402849 2.62 0.0160 Galat 45 107.3228203 2.3849516 Total Terkoreksi 63 441.7278734
54
Lampiran 40. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap jumlah tunas jahe pada 10 MST F Sumber Keragaman db JK KT Pr>F KK Hitung Ulangan 3 121.3657062 40.4552354 6.58 0.0009 20.98343 Media (M) 3 142.7833687 47.5944562 7.75 0.0003 Waktu Aplikasi (T) 3 290.9940562 96.9980187 15.79 <.0001 M*T 9 142.6641188 15.8515688 2.58 0.0173 Galat 45 276.5145938 6.1447688 Total Terkoreksi 63 974.3218438 Lampiran 41. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap jumlah tunas jahe pada 12 MST F Sumber Keragaman db JK KT Pr>F KK Hitung Ulangan 3 193.0499797 64.3499932 7.47 0.0004 19.38126 Media (M) 3 332.5870547 110.8623516 12.87 <.0001 Waktu Aplikasi (T) 3 408.1566422 136.0522141 15.80 <.0001 M*T 9 209.0008141 23.2223127 2.70 0.0134 Galat 45 387.485395 8.610787 Total Terkoreksi 63 1530.279886 Lampiran 42. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap jumlah tunas jahe pada 14 MST F Sumber Keragaman db JK KT Pr>F KK Hitung Ulangan 3 198.4965547 66.1655182 8.22 0.0002 17.06802 Media (M) 3 256.5990422 85.5330141 10.62 <.0001 Waktu Aplikasi (T) 3 358.0604297 119.3534766 14.82 <.0001 M*T 9 181.4042016 20.1560224 2.50 0.0205 Galat 45 362.321570 8.051590 Total Terkoreksi 63 1356.881798 Lampiran 43. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap jumlah tunas jahe pada 16 MST F Sumber Keragaman db JK KT Pr>F KK Hitung Ulangan 3 136.3723625 45.4574542 3.14 0.0345 20.22306 Media (M) 3 636.0194750 212.0064917 14.63 <.0001 Waktu Aplikasi (T) 3 328.8162625 109.6054208 7.56 0.0003 M*T 9 318.1621375 35.3513486 2.44 0.0235 Galat 45 652.063538 14.490301 Total Terkoreksi 63 2071.433775
55
Lampiran 44. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap jumlah tunas jahe pada 18 MST F Sumber Keragaman db JK KT Pr>F KK Hitung Ulangan 3 55.6496625 18.5498875 1.64 0.1939 19.63301 Media (M) 3 442.0393875 147.3464625 13.01 <.0001 Waktu Aplikasi (T) 3 252.9204875 84.3068292 7.44 0.0004 M*T 9 281.2290500 31.2476722 2.76 0.0117 Galat 45 509.611788 11.324706 Total Terkoreksi 63 1541.450375 Lampiran 45. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap jumlah tunas jahe pada 20 MST F Sumber Keragaman db JK KT Pr>F KK Hitung Ulangan 3 31.2904750 10.4301583 0.78 0.5099 22.24014 Media (M) 3 454.1346125 151.3782042 11.36 <.0001 Waktu Aplikasi (T) 3 146.0391375 48.6797125 3.65 0.0193 M*T 9 256.9915750 28.5546194 2.14 0.0451 Galat 45 599.703175 13.326737 Total Terkoreksi 63 1488.158975 Lampiran 46. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap jumlah tunas jahe pada 22 MST F Sumber Keragaman db JK KT Pr>F KK Hitung Ulangan 3 48.7202062 16.2400687 1.04 0.3828 25.69644 Media (M) 3 410.1225687 136.7075229 8.78 0.0001 Waktu Aplikasi (T) 3 188.4443062 62.8147687 4.03 0.0127 M*T 9 259.9370688 28.8818965 1.85 0.0842 Galat 45 700.722894 15.571620 Total Terkoreksi 63 1607.947044 Lampiran 47. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap jumlah tunas jahe pada 24 MST F Sumber Keragaman db JK KT Pr>F KK Hitung Ulangan 3 179.3779687 59.7926562 1.54 0.2173 43.32084 Media (M) 3 311.8027813 103.9342604 2.68 0.0584 Waktu Aplikasi (T) 3 202.8976562 67.6325521 1.74 0.1720 M*T 9 399.1023063 44.3447007 1.14 0.3546 Galat 45 1747.611281 38.835806 Total Terkoreksi 63 2840.791994
56
Lampiran 48. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap jumlah tunas jahe pada 26 MST F Sumber Keragaman db JK KT Pr>F KK Hitung Ulangan 3 24.0446062 8.0148687 0.42 0.7404 38.49667 Media (M) 3 214.4540562 71.4846854 3.73 0.0176 Waktu Aplikasi (T) 3 62.9072062 20.9690687 1.10 0.3608 M*T 9 178.8956813 19.8772979 1.04 0.4254 Galat 45 861.338244 19.140850 Total Terkoreksi 63 1341.639794 Lampiran 49. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap jumlah tunas jahe pada 28 MST F Sumber Keragaman db JK KT Pr>F KK Hitung Ulangan 3 37.4744047 12.4914682 0.65 0.5900 40.89882 Media (M) 3 224.3318797 74.7772932 3.86 0.0153 Waktu Aplikasi (T) 3 41.7570922 13.9190307 0.72 0.5458 M*T 9 184.0587016 20.4509668 1.06 0.4124 Galat 45 871.102870 19.357842 Total Terkoreksi 63 1358.724948 Lampiran 50. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap bobot rimpang jahe F Sumber Keragaman db JK KT Pr>F KK Hitung Ulangan 3 210054.3232 70018.1077 3.36 0.0269 25.29505 Media (M) 3 537344.1207 179114.7069 8.61 0.0001 Waktu Aplikasi (T) 3 133792.0414 44597.3471 2.14 0.1084 M*T 9 508430.0775 56492.2308 2.71 0.0131 Galat 44 915630.227 20809.778 Total Terkoreksi 62 2321867.109 Lampiran 51. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap ketebalan rimpang jahe F Sumber Keragaman db JK KT Pr>F KK Hitung Ulangan 3 40.41986375 13.47328792 2.92 0.0442 8.491434 Media (M) 3 32.10984135 10.70328045 2.32 0.0881 Waktu Aplikasi (T) 3 21.18300008 7.06100003 1.53 0.2194 M*T 9 92.56291329 10.28476814 2.23 0.0376 Galat 44 202.74868 4.6079245 Total Terkoreksi 62 392.5138937
57
Lampiran 52. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap jumlah spika jahe Sumber Keragaman Db JK KT F Hitung Pr>F KK Ulangan 2 0.14527121 0.07263561 0.27 0.7789 28.45608 Media (M) 3 3.49923196 1.16641065 4.37 0.1287 Waktu Aplikasi (T) 3 2.49571724 0.83190575 3.11 0.1879 M*T 4 2.86979263 0.71744816 2.69 0.2216 Galat 3 0.80154545 0.26718182 Total Terkoreksi 16 9.27618824 Lampiran 53. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap diameter spika jahe Sumber Keragaman db JK KT F Hitung Pr>F KK Ulangan 2 0.78805985 0.39402992 0.13 0.884 8.947688 Media (M) 3 2.18708858 0.72902953 0.24 0.8656 Waktu Aplikasi (T) 3 7.73461407 2.57820469 0.84 0.555 M*T 4 10.85770713 2.71442678 0.89 0.5628 Galat 3 9.19810682 3.06603561 Total Terkoreksi 16 35.36529412 Lampiran 54. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap panjang spika jahe Sumber Keragaman db JK KT F Hitung Pr>F KK Ulangan 2 0.01740985 0.00870492 0.02 0.9824 12.8931 Media (M) 3 1.10070269 0.3669009 0.75 0.5902 Waktu Aplikasi (T) 3 0.81603048 0.27201016 0.56 0.6787 M*T 4 0.85703819 0.21425955 0.44 0.7786 Galat 3 1.46530682 0.48843561 Total Terkoreksi 16 5.46249412 Lampiran 55. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap panjang tangkai spika jahe Sumber Keragaman db JK KT F Hitung Pr>F KK Ulangan 2 8.07724167 4.03862083 0.76 0.5407 16.44376 Media (M) 3 36.85977165 12.28659055 2.31 0.2545 Waktu Aplikasi (T) 3 59.82929711 19.94309904 3.75 0.153 M*T 4 48.08228284 12.02057071 2.26 0.2642 Galat 3 15.938125 5.3127083 Total Terkoreksi 16 227.2023529
58
Lampiran 56. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap jumlah braktea/spika jahe Sumber Keragaman db JK KT F Hitung Pr>F KK Ulangan 2 18.89245758 9.44622879 0.78 0.5334 18.73317 Media (M) 3 8.8417434 2.9472478 0.24 0.8618 Waktu Aplikasi (T) 3 42.51185071 14.1706169 1.17 0.4499 M*T 4 40.68307478 10.17076869 0.84 0.5805 Galat 3 36.3074091 12.1024697 Total Terkoreksi 16 195.0240941 Lampiran 57. Hasil analisis ragam pengaruh media tanam dan waktu aplikasi paclobutrazol terhadap waktu muncul spika jahe Sumber Keragaman db JK KT F Hitung Pr>F KK Ulangan 2 1.25 0.625 0.07 0.9349 15.02509 Media (M) 3 233.2338375 77.7446125 8.56 0.0556 Waktu Aplikasi (T) 3 64.0550209 21.3516736 2.35 0.2505 M*T 4 58.2026453 14.5506613 1.6 0.3641 Galat 3 27.25 9.0833333 Total Terkoreksi 16 432.9411765