PERSPEKTIF, VOL. XI NO. 1 MARET 2013
PENGARUH KOMPENSASI MANAJEMEN DAN RASIO LEVERAGE TERHADAP PEMILIHAN METODE DEPRESIASI PADA INDUSTRI AUTOMOTIVE DAN ALLIED PRODUCT
Indria Widyastuti Akademi Manajemen Informatika dan Komputer Bina Sarana Informatika Jl. Cut Mutia No.88 Bekasi. Indonesia Email :
[email protected] ABSTRACT Development of an increasingly complex, requiring a balance of appropriate accounting information. The selection of particular methods of depreciation accounting method has an enormous impact on the financial statements produced as a source of information for the parties concerned, because the alternative choice of different accounting procedures may affect the addition and subtraction of earnings reported. Referring to the importance of choosing the method of depreciation, the depreciation in the selection method should consider various factors that may affect it. The formulation of the issues raised in this study is whether the compensation program management and leverage ratios have an influence on the choice of depreciation method? Referring to the formulation of the problem above, the primary purpose of the implementation of this study is to empirically examine the effect of compensation program management and leverage ratio on the selection of depreciation methods. Population and sample are Automotive & Allied Products companies listed on the JSE for the year 2008-2012 which consists of 17 companies. The data were analyzed using the F test and t test with the help of a computer program SPSS (Statistical Product and Service Solution). Analytical results obtained from this study are: First, the results of the F test is known that simultaneous compensation program management and leverage ratios affect the selection method of depreciation, with the contribution of the influence of the independent variables to the dependent variable of 20.6%. Second, the results of the t test is known that the compensation program management and leverage ratio significantly influence the selection of depreciation methods. Keywords : compensation management, depreciation methods, leverage ratio I.
PENDAHULUAN
Laporan keuangan yang merupakan cerminan kinerja perusahaan, harus diterbitkan oleh setiap perusahaan untuk memberikan informasi mengenai hasil usaha, perubahan posisi keuangan kepada pihak yang memerlukan. Dalam menyusun laporan keuangan, perusahaan memiliki keleluasaan untuk memilih metode dan teknik sepanjang metode yang dipilih tersebut ada dalam SAK (Standar Akuntansi Keuangan). Misalnya untuk penyusutan aktiva tetap perusahaan diperbolehkan memilih prosedur penyusutan yang ditetapkan di SAK, seperti penyusutan garis lurus, penyusutan saldo menurun ganda, penyusutan unit produksi dan seterusnya. Pemilihan metode akuntansi khususnya metode depresiasi memiliki dampak yang sangat besar terhadap laporan keuangan yang dihasilkan karena pemilihan alternatif prosedur akuntansi yang berbeda dapat berpengaruh terhadap penambahan dan pengurangan laba yang
12
dilaporkan. Dengan demikian dimungkinkan perusahaan yang sebenarnya memiliki kinerja yang sama dapat melaporkan hasil yang berbeda. Banyak penelitian telah dilakukan mengenai pengaruh berbagai faktor pada pemilihan prosedur akuntansi (metode depresiasi). Dari berbagai faktor yang diteliti Zmijewski dan Hagerman (Harmono dan Baridwan, 2007), menurut mereka ada tiga faktor yang berpengaruh signifikan yang dapat mempengaruhi manajer dalam pemilihan prosedur akuntansi (metode depresiasi) yaitu program kompensasi manajemen, ukuran perusahaan dan rasio leverage. Penelitian yang dilakukan oleh Sondakh (Harmono dan Baridwan, 2007), menunjukkan bahwa dari ketiga faktor prosedur akuntansi tersebut yang secara signifikan mempengaruhi pemilihan metode depresiasi hanya dua faktor yaitu program kompensasi manajemen dan rasio leverage, sedangkan ukuran perusahaan setelah diuji menunjukkan hasil yang tidak signifikan.
PERSPEKTIF, VOL. XI NO. 1 MARET 2013
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.3 Metode Penyusutan
2.1 Program Kompensasi Manajemen
Jumlah yang dapat disusutkan dialokasikan ke setiap periode akuntansi selama masa manfaat aktiva dengan berbagai metode yang sistimatis. Metode apapun yang dipilih, konsistensi dalam penggunaan – nya adalah perlu, agar dapat menyediakan daya banding hasil operasi perusahaan dari periode ke periode., tanpa memandang tingkat profitabilitas perusahaan dan pertimbangan perpajakan. Menurut SAK No. 17 (IAI, 2004), penyusutan dapat dilakukan dengan berbagai metode yang dapat dilakukan menurut kriteria berikut : 1. Berdasarkan waktu : a. Metode garis lurus (Straight Line Method) (Baridwan, 2008) Dalam metode garis lurus lebih melihat aspek waktu daripada aspek kegunaan. Metode ini paling banyak diterapkan oleh perusahaanperusahaan karena paling mudah diaplikasikan dalam akuntansi. Dalam metode penyusutan garis lurus, beban penyusutan untuk tiap tahun nilainya sama besar dan tidak dipengaruhi dengan hasil / output yang diproduksi. Beban penyusutan untuk metode garis lurus dihitung sebagai berikut : Beban penyusutan = Harga pokok dikurangi nilai sisa Taksiran umur kegunaan
Program kompensasi manajemen umumnya diterapkan pada entitas yang menerapkan teori hubungan keagenan (Belkoui, 2005). Oleh karena itu Program kompensasi manajemen dirancang dengan maksud untuk mendorong manajemen agar berupaya memaksimumkan nilai perusahaan. Tujuan program kompensasi manajemen pada dasarnya adalah agar usaha memaksimumkan nilai perusahaan tidak dipandang oleh manajemen sebagai upaya untuk memaksimumkan kekayaan pemilik perusahaan, melainkan juga untuk memenuhi kepentingan manajemen. Kompensasi manajemen diberikan antara lain dalam bentuk : (1) gaji, (2) tunjangan (misal : asuransi dan pensiun), dan (3) bonus yang dapat diberikan berupa kas atau saham. Kompensasi manajemen tersebut besarnya ditentukan berdasarkan target kinerja tertentu yang diukur berdasarkan informasi akuntansi (earning per share, return on asset, return on equity, dan lain-lain) atau berdasarkan harga saham perusahaan. 2.2 Rasio Leverage Rasio leverage adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan utang (debt to total assets ratio, net worth to debt ratio dan lain sebagainya) (Harahap, 2008). Rasio rasio leverage tersebut adalah sebagai berikut (Siswandi, 2010) : 1. Total Debt To Equity Ratio Utang Lancar + Utang Jangka Panjang Jumlah Modal Sendiri 2.
Total Debt To Total Capital Assets Utang Lancar + Utang Jangka Panjang Jumlah aktiva
3.
Long Term Debt To Equity Ratio Utang Jangka Panjang Modal Sendiri
4.
Tangible Assets Debt Coverage Total Aktiva–Intangibles–Utang Lancar Utang Jangka Panjang
5.
Times Interest Earned Ratio EBIT Bunga Utang Jangka Panjang
Metode penyusutan ini mempunyai beberapa kelebihan, yaitu : – Mudah digunakan dalam praktek – Lebih mudah dalam menentukan tarif Kelemahan dari metode penyusutan ini adalah : – Beban pemeliharaan dan perbaikan dianggap sama setiap periode – Manfaat ekonomis aktiva setiap tahun sama – Beban penyusutan yang diakui tidak mencerminkan upaya yang digunakan dalam menghasilkan pendapatan. b.
Metode jumlah angka tahun (Sum Of The Years Digit Method) Metode penyusutan ini menghasikan tarif penyusutan yang menurun dengan dasar penurunan dari nilai
13
PERSPEKTIF, VOL. XI NO. 1 MARET 2013
c.
2.
14
yang dapat disusutkan (harga perolehan dikurangi dengan nilai sisa). Setiap pecahan menggunakan jumlah tahun sebagai bilangan penyebut (5 + 4 + 3 + 2 + 1 = 15) dan jumlah tahun akhir dari estimasi umur kegunaan sebagai penghitung. Dalam metode ini pembilang menurun tahun demi tahun meskipun penyebutnya tetap konstan (5/15, 4/15, 3/15, 2/15, 1/15). Pada akhir umur kegunaan aktiva itu, saldo tersisa harus sama dengan nilai sisa. Metode saldo menurun (Declining Balance Method) Metode beban menurun lain adalah metode saldo menurun (DecliningBalance Method) yang menggunakan tarif menyusutan (dinyatakan sebagai persentase) berupa beberapa kelipatan dari garis lurus. Tarif saldo menurun tetap konstan dan diterapkan pada nilai buku yang menurun setiap tahun. Tidak seperti metode lainnya, dalam metode saldo-menurun nilai sisa tidak dikurangkan dalam menghitung dasar penyusutan.
Berdasarkan penggunaan : a. Metode jam-jasa (Service Hours Method) (Baridwan, 2008) Metode ini digunakan untuk meng – alokasikan beban penyusutan berdasarkan pada proporsi penggunaan aktiva yang sebenarnya. Metode penyusutan ini menggunakan jumlah jam kerja sebagai dasar pengalokasian beban penyusutan untuk tiap periode. Dalam metode ini beban penyusutan diperlakukan sebagai beban variabel daripada beban tetap seperti dalam metode penyusutan garis lurus (straight line method) sesuai dengan jam kerja yang dibutuhkan untuk memproduksi barang atau jasa tiap periode akuntansi. b. Metode jumlah unit produksi (Productive-Output Method) (Baridwan, 2008) Metode ini digunakan untuk meng – alokasikan beban penyusutan berdasarkan pada proporsi penggunaan aktiva yang sebenarnya. Metode penyusutan ini menggunakan hasil produksi sebagai dasar pengalokasian beban penyusutan untuk tiap periode. Dalam metode ini beban penyusutan diperlakukan
sebagai beban variabel sesuai dengan unit produksi yang dihasilkan tiap periode akuntansi, bukan beban tetap seperti dalam metode penyusutan garis lurus (straight line method). 3.
Berdasarkan kriteria lain : a. Metode berdasarkan jenis dan kelompok (Group and Composite Method) Metode penyusutan biasanya digunakan untuk satu aktiva tetap. Dalam keadaan tertentu bagaimanapun juga ada berbagai macam aktiva yang disusutkan dengan menggunakan satu tarif penyusutan. Ada 2 metode penyusutan untuk aktiva yang beragam ini yaitu group dan composite method. Group mengindikasikan kumpulan dari aktiva yang memiliki jenis yang sama dan composite mengarah kepada kumpulan aktiva yang memiliki jenis yang berbeda. Metode group biasanya digunakan untuk sekelompok aktiva yang hampir sama jenisnya dan memiliki umur kegunaan yang sama. Sedangkan composite method digunakan untuk aktiva yang bermacam-macam dan memiliki umur kegunaan yang berbeda b. Metode anuitas (Annuity Method) Dalam metode anuitas ini beban penyusutan yang dihasilkan pada tahun/periode awal adalah rendah dan akan meningkat jumlahnya tiap periode berikutnya. Metode ini paling banyak digunakan dalam industri real estate dan beberapa penyedia jasa, tetapi metode ini bukanlah metode penyusutan yang secara umum dapat diterima. Prinsip akuntansi berterima umum sendiri tidak mengijinkan bentuk metode penyusutan ini. c. Sistem persediaan (Inventory Method) Metode penyusutan ini biasanya digunakan untuk menilai aktiva berwujud yang nilainya kecil. Persediaan peralatan, sebagai contoh, mungkin ada pada awal dan akhir periode. Kemudian jumlah beban penyusutan dapat dihitung dengan menggunakan nilai awal dari persediaan ditambah dengan beban yang dikeluarkan untuk memperoleh peralatan tersebut dikurangi dengan nilai akhir persediaan. Keberatan utama terhadap metode ini
PERSPEKTIF, VOL. XI NO. 1 MARET 2013
dikarenakan metode ini tidak sistimatik dan rasional, karena tidak ada seperangkat formula yang digunakan. III. METODE PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan jurnal ini adalah bersifat kuantitatif deskriptif. Metode kuantitatif adalah metode penelitian yang menggunakan rumus-rumus statistik dalam mengidentifikasi dan mengolah variabel yang muncul dari problema yang akan dijawab. Penelitian kuantitatif dengan menggunakan format deskriptif bertujuan untuk menjelaskan, meringkas berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat, yang menjadi obyek penelitian ini berdasarkan apa yang terjadi. Keadaan populasi atau fakta empiris yang akan didiskripsikan dalam penelitian ini adalah tentang pengaruh program kompensasi manajemen dan rasio leverage terhadap pemilihan metode depresiasi. 3.2 Populasi, Sampel Pengambilan Sampel
dan
Teknik
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan Automotive & Allied Product yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta, periode 2008-2012 yang terdiri dari 17 yaitu : a. PT. Asahimas Flat Glass, Tbk b. PT. Astra International, Tbk c. PT. Astra Otoparts, Tbk d. PT. Goodyear Indonesia, Tbk e. PT. Gajah Tunggal, Tbk f. PT. Hexindo Adiperkasa, Tbk g. PT. Indomobil Sukses International, Tbk h. PT. Indospring, Tbk i. PT. Intraco Penta, Tbk j. PT. Multi Prima Sejahtera, Tbk k. PT. Multistrada Arah Sarana, Tbk l. PT. Nipress, Tbk m. PT. Prima Alloy Steel, Tbk n. PT. Selamat Sempurna, Tbk o. PT. Sugi Samapersada, Tbk p. PT. Tunas Ridean, Tbk q. PT. United Tractors, Tbk Mengingat populasi yang djadikan obyek penelitian ini jumlahnya tidak terlalu banyak, serta untuk menghindari kesimpulan yang bias, maka keseluruhan populasi yang ada dijadikan sampel.
Pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan cara dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data yang diperoleh dari PT. Bursa Efek Indonesia yang berkaitan langsung dengan pokok permasalahan yang akan diteliti, dalam hal ini adalah laporan keuangan dsri perusahaan yang termasuk dalam obyek penelitian. 3.3 Hipotesis Hipotesis yang akan diuji pada penelitian ini berkaitan dengan ada atau tidaknya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, maka untuk pengujian ini dilakukan pengujian hipotesis nol. Untuk lebih jelasnya dinyatakan sebagai berikut : Ho1 : β = 0, program kompensasi manajemen tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pemilihan metode depresiasi Ha1 : β ≠ 0, program kompensasi manajemen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pemilihan metode depresiasi Ho2 : β = 0, rasio leverage tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pemilihan metode depresiasi Ha2 : β ≠ 0, rasio leverage memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pemilihan metode depresiasi 3.4 Operasionalisasi Variabel 1.
Variabel Independen (Variabel Bebas) yaitu variabel yang dapat mempengaruhi variabel lain, yang termasuk variabel independen (X) dalam penelitian ini adalah : a. Program Kompensasi Manajemen (X1) Program kompensasi manajemen yang digunakan dalam penelitian ini adalah : program bonus. Indikatornya adalah ada atau tidak ada program bonus. Skala yang digunakan adalah skala nominal. b. Rasio Leverage (X2) Rasio leverage yang digunakan dalam penelitian ini adalah total debt to equity ratio yaitu rasio untuk mengukur sampai seberapa jauh modal sendiri dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang. Skala yang digunakan adalah skala rasio. Rasio leverage ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
15
PERSPEKTIF, VOL. XI NO. 1 MARET 2013
Total debt to equity ratio = Utang lancar + utang jangka panjang Jumlah modal sendiri Variabel Dependen (Variabel Terikat) merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain, yaitu dalam penelitian ini adalah metode depresiasi yang dipilih. Skala yang digunakan adalah skala nominal. 3.5 Model Analisis Data
Dengan α = 5% : df (k-1, n-1) keputusannya sebagai berikut : a. Jika Pvalue > α (5%), artinya variabel bebas secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. b. Jika Pvalue < α (5%), artinya variabel bebas secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.
2.
Berdasarkan hipotesis yang diajukan dalam penelitian, model analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh program kompensasi manajemen dan rasio leverage terhadap pemilihan metode depresiasi adalah model analisis regresi linier berganda, perlu diingat juga karena skala pengukuran dari masing-masing variabel penelitian berbeda maka pada saat pengolahan, data harus dilogkan. Model analisis linear berganda tersebut dirumuskan sebagai berikut : y = a + b1X1 + b 2X 2 + e dimana : y = Metode Depresiasi yang Dipilih a = Konstanta b1-2 = Koofisien Regresi X1 = Program Kompensasi X2 = Ratio Leverage Pengujian Hipotesis 1. Uji F untuk mengetahui apakah semua variabel bebas secara menyeluruh (simultan) mempunyai pengaruh atau tidak terhadap variabel terikat, dengan hipotesis statistik sebagai berikut : Ho : β1= β2 artinya bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Ha : β1 ≠ β2 artinya bahwa terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
2.
Uji t (uji parsial) Pengambilan keputusan dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut : Jika thitung < ttabel maka H0 diterima, Ha ditolak Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak, Ha diterima Apabila hasil thitung negative maka pengambilan kesimpulan dilakukan dengan membandingkan absolut thitung dengan absolut ttabel, dimana ketentuannya adalah sebagai berikut : Jika absolut thitung < absolut ttabel maka H0 diterima, Ha ditolak Jika absolut thitung > absolut ttabel maka H0 ditolak, Ha diterima
Untuk mempermudah proses pengolahan data, maka digunakan bantuan teknologi komputer dengan mengunakan program SPSS (statistical product and services solutions). IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Program Kompensasi Manajemen Dari masing-masing perusahaan Automotive dan Allied Product dalam kurun waktu 2008-2012 hanya tiga perusahaan yang secara konsisten menerapkan program kompensasi berupa bonus yaitu PT. Astra Otoparts Tbk, PT. Branta Mulia Tbk, dan PT. Goodyear Indonesia Tbk
Tabel 1 : Persentase Penerapan Program Kompensasi (bonus) Industri Automotive dan Allied Product Periode 2008-2012 Keterangan 2008 2009 Perusahaan yang menerapkan program 22,22% 33,33% bonus Perusahaaan yang tidak menerapkan 77,78% 66,67% program bonus Sumber : Catatan atas Laporan Keuangan, BEI (data diolah)
16
2010 44,44%
2011 33,33%
2012 33,33%
55,56%
66,67%
66,67%
PERSPEKTIF, VOL. XI NO. 1 MARET 2013
4.2 Rasio Leverage Rasio leverage dalam penelitian ini menggunakan indikator total hutang dibagi dengan total modal yang dimiliki oleh
perusahaaan. Rasio leverage dari masingmasing perusahaan Automotive dan Allied Product untuk periode 2008-2012 berkisar antara -18,24 sampai dengan 132,79.
Tabel 2 : Rasio Leverage Industri Automotive dan Allied Product Periode 2008-2012
No 1 2 3 4 5 6 7
Nama Perusahaan PT. Asahimas Flat Glass, Tbk PT. Astra Internasional Tbk PT. Astra Otopart Tbk PT. Goodyear Indonesia Tbk PT. Gajah Tunggal Tbk PT. Hexindo Adiperkasa Tbk PT. Indomobil Sukses Internasional Tbk 8 PT. Indospring Tbk 9 PT. Intracopenta Tbk 10 PT. Multi Prima Sejahtera Tbk 11 PT. Multistrada Arah Sarana, Tbk 12 PT. Nipress Tbk 13 PT. Prima Alloy Steel Universal Tbk 14 PT. Selamat Sempurna Tbk 15 PT. Sugi Samapersada Tbk 16 PT. Tunas Ridean Tbk 17 PT. United Tractor Tbk Sumber : Bursa Efek Indonesia (data diolah) 4.3 Metode Depresiasi Metode depresiasi yang dipilih oleh masing-masing perusahaan Automotive dan Allied Product hanya meliputi metode garis lurus dan saldo menurun, sebanyak 66,67% memilih metode depresiasi garis lurus sedangkan sisanya sebesar 33,33% menggunakan metode depresiasi saldo menurun.
2008 0.92 10.04 2.14 0.43 10.94 3.42 -16.08
Debt to Equity Rasio 2009 2010 2011 0.16 0.13 0.16 15.08 9.35 2.66 2.14 1.13 0.75 0.62 0.51 0.43 1.14 1.22 0.96 2.53 2.70 2.59 -8.13 -5.05 6.67
2012 0.20 1.19 0.64 0.40 0.89 1.83 11.81
3.79 2.96 1.52 132.79 3.87 11.64
6.97 4.19 1.84 -6.12 12.31 13.65
6.40 5.29 3.99 3.29 25.65 18.34
3.13 4.25 0.59 6.71 7.68 5.04
2.80 4.00 0.59 -18.24 1.06 2.23
0.36 9.57 0.73 6.84
0.82 17.20 1.83 8.58
0.71 0.70 2.07 6.93
0.68 0.33 1.64 4.41
0.77 0.43 2.16 3.07
4.4 Hasil Analisa Data (Regresi Linier Berganda) Analisis ini digunakan untuk menghitung besarnya pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Hasil perhitungan regresi untuk penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3 : Hasil Perhitungan Koefisien Regresi Linear Berganda antara Variabel Bebas (X1,X2) Terhadap Variabel Terikat (Y) Variabel Terikat Y
Variabel Koefisien Sig. Bebas X1 0,265 0,009 X2 -0,315 0,038 Constanta = 0,297 R Square = 0,206 F-Sig. = 0,001 Sumber : data diolah SPSS 15 Dari tabel diatas, bentuk model persamaan regresi linear berganda variabel X1, X2 terhadap Y adalah sebagai berikut: Y = 0,297 + 0,265 X1 – 0,315 X2 Dimana :
Y = Metode depresiasi yang dipilih X1= Program kompensasi manajemen (Bonus) X2= Rasio leverage
17
PERSPEKTIF, VOL. XI NO. 1 MARET 2013
Dari hasil uji model diperoleh nilai R4.5 Hasil Pengujian Hipotesis Square (R2) sebesar 0,206 atau 20,6 % yang 1. Uji F berarti bahwa variabel program kompensasi Hasil Uji F dapat dilihat dalam tabel manajemen dan rasio leverage mempengaruhi dibawah ini: tingkat pemilihan metode depresiasi sebesar 0,206 (20,6%), sedangkan sisanya sebesar 79,4% dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian. Tabel 4 : Hasil Uji F ANOVA b Model 1
Sum of Squares 4.116
5
Mean Square .823
Residual
15.884
84
.189
Total
20.000
89
Regression
df
F 4.353
Sig. .001 a
a. Predictors: (Constant), x1, x2, b. Dependent Variable: y
Sumber : data diolah SPSS 15 Dari hasil uji F menunjukkan bahwa tingkat P-value (F-Sig) sebesar 0,001 yang berarti < dari D 0,05, maka dapat dinyatakan bahwa program kompensasi manajemen dan rasio leverage secara simultan berpengaruh terhadap pemilihan metode depresiasi. Dengan
demikian diterima. 2.
maka
hipotesis
yang
diajukan
Uji t (Uji Parsial) Hasil Uji t dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:
Tabel 5 : Hasil Uji t (Uji Parsial) Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
(Constant)
B .297
Std. Error .141
x1
.263
.098
x2
-.010
.005
Standardized Coefficients Beta
t 2.103
Sig. .038
.265
2.692
.009
-.315
-2.109
.038
a. Dependent Variable: y
Sumber : data diolah SPSS 15 Uji t adalah untuk menguji signifikansi dari masing-masing variabel independen terhadap pengaruhnya pada variabel dependen. Hasil analisis dari masing-masing variabel independen tersebut adalah sebagai berikut : a. Program kompensasi manajemen (X1) memiliki P-value (F-Sig) sebesar 0,009 yang berarti kurang dari D 0,05, maka dapat dinyatakan bahwa program kompensasi manajemen secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan
18
b.
terhadap pemilihan metode depresiasi. Dengan demikian Ho ditolak atau Ha diterima. Rasio leverage (X3) memiliki P-value (FSig) sebesar 0,038 yang berarti kurang dari D 0,05, maka dapat dinyatakan bahwa rasio leverage secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pemilihan metode depresiasi. Dengan demikian Ho ditolak
PERSPEKTIF, VOL. XI NO. 1 MARET 2013
4.6 Pembahasan Berdasarkan analisis yang dilakukan, diperoleh bahwa secara simultan semua variabel berpengaruh secara signifikan terhadap pemilihan metode depresiasi. Hal ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Zmijewski dan Hagerman (Baridwan, 2007) yang menyatakan bahwa program kompensasi manajemen, ukuran perusahaan dan rasio leverage secara parsial berpengaruh terhadap pemilihan metode depresiasi. Penelitian (Baridwan, 2007) ini juga dapat dikatakan mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Sondakh karena dari tiga variabel yang diteliti oleh Sondakh yaitu program kompensasi manajemen, ukuran perusahaan dan rasio leverage, menunjukkan ada dua variabel yang berpengaruh signifikan terhadap pemilihan metode depresiasi yaitu program kompensasi dan rasio leverage itu berarti hasil penelitian tersebut konsisten dengan hasil penelitian ini, tetapi tidak untuk variabel ukuran perusahaan karena hasil penelitian ini menunjukkan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap pemilihan metode depresiasi sedangkan penelitian Sondakh menunjukkan hasil yang sebaliknya. Penelitian ini juga tidak sepenuhnya mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Harmono dan Baridwan (Baridwan, 2007) karena dari empat variabel yang diteliti oleh Harmono dan Baridwan yaitu program kompensasi manajemen, ukuran perusahaan, rasio leverage dan accounting ROA hanya dua variabel yang konsisten dengan hasil penelitian ini yaitu program kompensasi manajemen dan ukuran perusahaan, sedangkan variabel rasio leverage tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap pemilihan metode depresiasi Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rasio leverage berpengaruh signifikan terhadap pemilihan metode depresiasi. Perbedaan hasil penelitian tersebut mungkin disebabkan oleh penggunaan indikator rasio leverage yang berbeda karena pada penelitian Harmono dan Baridwan rasio leverage menggunakan indikator total hutang dibagi dengan total aktiva sedangkan pada penelitian ini rasio leverage menggunakan indikator total hutang dibagi dengan modal sendiri. V. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis, pengujian hipotesis serta pembahasan mengenai faktorfaktor yang berpengaruh pada pemilihan
metode depresiasi pada perusahaan Automotive dan Allied Product yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, maka kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Dengan menggunakan uji F diperoleh bahwa secara simultan variabel-variabel independen yaitu program kompensasi manajemen dan rasio leverage mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pemiihan metode depresiasi. Dengan demikian maka hipotesis yang diajukan diterima. 2. Berdasarkan uji t yang telah dilakukan diperoleh bahwa secara parsial program kompensasi manajemen dan rasio leverage yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap pemilihan metode depresiasi 3. Kontribusi besarnya pengaruh variabelvariabel bebas (R2) yang terdiri dari program kompensasi manajemen dan rasio leverage terhadap pemilihan metode depresiasi sebesar 0,206 atau 20,6% sedangkan sisanya sebesar 79,4% dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian. Adapun saran yang dapat penulis sampaikan sebagai berikut : 1. Menyadari pentingnya pemilihan metode akuntansi khususnya metode depresiasi memiliki dampak yang sangat besar terhadap laporan keuangan yang dihasilkan karena pemilihan alternatif prosedur akuntansi yang berbeda dapat berpengaruh terhadap penambahan dan pengurangan laba yang dilaporkan maka perlu kiranya manajer mempertimbangkan faktor-faktor seperti program kompensasi manajemen dan rasio leverage dalam menentukan metode depresiasi yang akan digunakan, karena berdasarkan hasil analisis yang dilakukan kedua variabel tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pemilihan metode depresiasi. 2. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, ternyata masih memungkinkan untuk meneliti lebih lanjut faktor-faktor lain yang berpengaruh pada pemilihan metode depresiasi, terbukti model hanya bisa menjelaskan 20,6% pengaruh variabel independen X1, X2 terhadap variabel dependen Y, yang 79,4 % dipengaruhi faktor lain. Alternatif faktor lain yakni : Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), jenis usaha, peraturan pajak, dan pengendalian kepemilikan. 3. Rasio leverage yang digunakan dalam penelitian ini adalah total hutang dibagi
19
PERSPEKTIF, VOL. XI NO. 1 MARET 2013
jumlah modal sendiri, sehingga masih memungkinkan juga untuk meneliti rasio leverage dengan mengubah indikator variabelnya dengan rumus rasio leverage yang lain. Disamping itu belum terdeteksinya hubungan perusahaan kecil pada pemilihan metode depresiasi, disebabkan perusahaan yang terdaftar di PT. Bursa Efek Indonesia, sesuai ketentuan BAPEPAM tidak ada kelompok perusahaan kecil yang listing, oleh karena itu masih memungkinkan memperluas sampel.
Baridwan, Zaki dan Harmono. 2007, FaktorFaktor Yang Berpengaruh Dalam Pemilihan Metode Depresiasi, Simposium Nasional Akuntansi. Bursa Efek Indonesia, 2011. Diambil dari : www.idx.co.id/Home/ListedCompanies/Co mpanyProfile/tabid/89/language/idID/Default.aspx (September 2012) Harahap, Sofyan, 2008, Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, Jakarta, Rajawali Pers
Belkoui, Ahmed. 2005, Teori Akuntansi, Buku 2, Diterjemahkan oleh Marwata, Harjanti Widiastuti, Ch Heni Kurniawan, Alia Ariesanti, Jakarta, Salemba Empat
Ikatan Akuntan Indonesia, 2004, Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta, Salemba Empat Bursa Efek Indonesia, 2011. Diambil dari : www.idx.co.id/Home/ListedCompanies/Co mpanyProfile/tabid/89/language/idID/Default.aspx (September 2012)
Baridwan, Zaki. 2008, Intermediate Accounting, Edisi 10, Yogyakarta, BPFE
Siswandi, 2010, Manajemen Keuangan, Jakarta, Lentera Ilmu Cendekia
DAFTAR PUSTAKA
20