ANALISIS PENGARUH RASIO LEVERAGE, RASIO PROFITABILITAS, RASIO AKTIVITAS, DAN RASIO PASAR TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2010-2014 Faisal Wibisono Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya Jl. MT. Haryono 165 Malang
[email protected] Dosen Pembimbing: Drs. Harlendro, MM. Abstract This research aims to determine the effect of Leverage Ratio (DER), Profitability Ratio (ROA and ROE), Activity Ratio (TATO), and the ratio of the Market (EPS) to Stock Return property and real estate companies listed on the Indonesia Stock Exchange year 2010-2014. The independent variables in this study are DER (X1), ROA (X2), ROE (X3), TATO (X4), and EPS (X5). While the variable dependent that Stock Return (Y). This research was conducted with quantitative methods on the financial statements of property and real estate companies during the period 2010-2012. The total sample is 26 companies. Test equipment used to test the research instrument in the form of classical assumption (normality test) and test BLUE (multicollinearity test, autocorrelation test, and test heteroscedasticity). Testing of the hypothesis is done by multiple linear regression model, the F test and t test. The results of this research indicate that the Leverage Ratio (DER), Profitability Ratio (ROA and ROE), and Activity Ratio (TATO), partially no effect to Stock Return, with the exception of Market Ratios (EPS). Meanwhile, if examined simultaneously, Leverage Ratio, Profitability Ratio, Activity Ratio and Market Ratio that significant effect to Stock Return. Keywords: Investment, Property and Real Estate, Leverage Ratio, Profitability Ratio, Activity Ratio, Market Ratio, Stock Return. Abstak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Rasio Leverage (DER), Rasio Profitabilitas (ROA dan ROE), Rasio Aktivitas (TATO), dan Rasio Pasar (EPS) terhadap Return Saham perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014). Variabel independen dalam penelitian ini yaitu DER (X1), ROA (X2), ROE (X3), TATO (X4), dan EPS (X5). Sedangkan variabel dependennya yaitu Return Saham (Y). Penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif terhadap laporan keuangan perusahaan property dan real estate selama periode 2010-2012. Total sampel penelitian adalah 26 perusahaan. Alat uji yang digunakan untuk menguji instrumen penelitian ini berupa uji asumsi klasik (uji normalitas) dan uji BLUE (uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas). Pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan model regresi linier berganda, uji F, dan uji t. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Rasio Leverage (DER), Rasio Profitabilitas (ROA dan ROE), dan Rasio Aktivitas (TATO), secara parsial tidak berpengaruh terhadap Return Saham, terkecuali Rasio Pasar (EPS). Sedangkan jika diteliti secara simultan, Rasio Leverage, Rasio Profitabilitas, Rasio Aktivitas, dan Rasio Pasar berpengaruh signifikan terhadap Return Saham. Kata Kunci: Investasi, Property dan Real Estate, Rasio Leverage, Rasio Profitabilitas, Rasio Aktivitas, Rasio Pasar, Return Saham.
PENDAHULUAN Perusahaan real estate merupakan perusahaan yang menyediakan berbagai macam keperluan konsumen berupa rumah atau property lainnya. Perushaan ini membantu konsumen yang tengah membutuhkan sebuah hunian atau apapun yang berhubungan dengan property lainnya. Perusahaan real estate dan property merupakan salah satu sektor industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perkembangan industri real estate dan property begitu pesat saat ini dan akan semakin besar di masa yang akan datang. Hal ini disebabkan oleh semakin meningkatnya jumlah penduduk sedangkan supply tanah bersifat tetap. Menurut Benny Lo (2012:18) sejak 2003, pertumbuhan bisnis property nasional tidak bisa dibendung lagi. Terjadi peningkatan nilai kapitalisasi proyek property nasional dengan lonjakan yang tidak pernah dialami sebelumnya. Puncaknya terjadi pada tahun 2005, dengan nilai kapitalisasi bisnis property mencapai hingga Rp91,01 triliun. Mengalami hampir 10 kali lipat dibandingkan dengan nilai kapitalisasi tahun 2000 yang hanya Rp9,51 triliun. Ekspansi bisnis property setelah krisis dari tahun 2003 hingga 2008 berupa kredit property yang dipakai pengembang mencapai Rp186,3 triliun dengan 64% (Rp119 triliun) adalah kredit pemilikan rumah (KPR). Sementara kredit konstruksi dan real estate dengan komposisi masingmasing 21,9% (Rp40,8 triliun) adalah kredit konstruksi dan 14,22% (Rp26,5 triliun) adalah kredit real estate. Hal ini dapat terjadi terjadi karena pembelajaran pada masa krisis, sehingga konsumen semakin cerdas dalam memilih proyekproyek properti yang akan dibeli dengan menyeleksi pengembang yang sudah teruji lolos dari krisis. Sektor property Indonesia tidak terpengaruh krisis karena beberapa pengembang papan atas dan konglomerat yang menimpan dananya di luar negeri, mulai mengalihkan dananya kembali ke negeri sendiri. Mereka melihat kondisi perekonomian dan pertumbuhan bisnis
property yang sangat kondusif. Bisnis property di Indonesia seakan-akan kebal dari penyakit ekonomi yang mengkhawatirkan banyak negara, dibandingkan negara lain seperti Cina dan Uni Emirat Arab, bisnis property di Indonesia relative masih tertutup bagi investor asing. Gambar 1.1 Perkembangan Indeks Harga Properti Residensial
Sumber: Bank Indonesia Berdasarkan survei Bank Indonesia (BI), indeks harga properti residensial pada kuartal partama 2014 berada pada kisaran 180, lebih tinggi dari tahun 2009 yang hanya berada di kisaran 130. Walaupun masih meningkat, namun pertumbuhan harga properti di kisaran 7 persen per tahun sudah lebih rendah daripada tahun 2013 yang mencapai 15 persen per tahun. Perkembangan industri property saat ini juga menunjukkan pertumbuhan yang sangat meyakinkan. Hal ini ditandai dengan maraknya pembangunan perumahan, apartemen, perkantoran dan perhotelan. Disamping itu, perkembangan sektor property juga dapat dilihat dari menjamurnya real estate di kota-kota besar. Dari perspektif makro ekonomi, industri property memiliki cakupan usaha yang amat luas sehingga bergairahnya bisnis property pada gilirannya akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi dan terbukanya lapangan kerja. Property juga menjadi indikator penting kesehatan ekonomi sebuah negara. Sebab, industri ini yang pertama memberi sinyal jatuh atau sedang bangunnya perekonomian sebuah negara (Santoso, 2005).
Selama tahun 2014 IHSG naik 20,3% dari awal tahun hingga akhir tahun. Kenaikan kinerja pasar saham terbesar terdapat pada industri poperty yang melebihi IHSG, yaitu naik 52,5% sejak awal tahun hingga akhir tahun. Tabel 1.1 Kinerja Pasar Saham 2014
Kenaikan sektor Properti terutama didukung oleh saham konstruksi seperti ADHI, WIKA, WSKT. Kenaikan saham konstruksi ini didukung optimisme pelaku pasar, bahwa sektor konstruksi tetap prospektif setelah kenaikan harga BBM pada pemerintahan Presiden Jokowi. Diharapkan ada pengalihan subsidi BBM ke pembangunan infrastruktur yang akhirnya menguntungkan saham-saham konstruksi yang diikuti dengan prospek sektor property di masa depan yang lebih baik karena pemenuhan kebutuhan real estate untuk masyarakat (www.juruscuan.com,2014) Terdapat beberapa penelitian yang membahas tentang pengaruh rasio keuangan terhadapa return saham salah satunya adalah penelitian (Ahmad Satria Very, 2014) yakni memprediksi tingkat pengembalian investasi melalui rasio pasar, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas pada perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di bursa efek Indonesia periode 2006-2010, dimana hasil dari penelitian tersebut bahwa rasio tersebut berpengaruh terhadap tingkat pengembalian investasi dengan variabel ROA berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengembalian. Variabel DER mengilustrasikan pengaruh dari rasio leverage terhadap
return, variabel ROA dan ROE mengilustrasikan pengaruh dari rasio profitabilitas terhadap return, sedangkan variabel TATO menggambarkan pengaruh dari rasio aktivitas terhadap return, sedangkan variabel EPS menggambarkan pengaruh dari rasio pasar terhadap return. Tujuannya agar investor mengetahui seberapa berpengaruhnya rasio-rasio tersebut terhadap tingkat pengembalian saham. Berdasarkan latar belakang diatas, maka dalam penulisan skripsi ini mengambil judul “Analisis Pengaruh Rasio Leverage, Rasio Profitablitas, Rasio Aktivitas, dan Rasio Pasar Terhadap Return Saham Perusahaan Property dan Real Estate Tahun 20102014”. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Saham Menurut Tandelilin (2010:18) saham adalah surat bukti kepemilikan atas aset – aset perusahaan yang menerbitkan saham. Dengan memiliki saham suatu perusahaan, maka investor akan memiliki hak terhadap pendapatan dan kekayaan perusahaan, setelah dikurangi dengan pembayaran semua kewajiban perusahaan. Saham merupakan salah satu jenis sekuritas yang cukup populer diperjualbelikan di pasar modal. Jadi dapat dikatakan bahwa saham merupakan tanda kepemilikan modal atau penyertaan modal pada suatu perusahaan yang memberikan hak kepada pemegang saham berupa deviden yang diambil dari laba berjalan perusahaan dan selisih kenaikan harga saham (capital gain) dan hak lainnya berdasar besar kecilnya modal yang disetor. Jenis-jenis Saham 1. Saham preferen (preferred stock) Saham preferen merupakan saham yang memiliki kombinasi karakteristik gabungan dari obligasi maupun saham biasa, karena saham preferen memberikan pendapatan yang tetap
seperti halnya obligasi, dan juga mendapatkan hak kepemilikan seperti pada saham biasa. 2. Saham biasa (common stock) Saham biasa merupakan sekuritas yang menunjukkan bahwa pemegang saham biasa tersebut memiliki hak kepemilikan atas aset-aset perusahaan. 3. Saham treasury (treasury stock) Saham treasury merupakan saham milik perusahaan yang sudah pernah dikeluarkan dan beredar yang kemudian dibeli kembali oleh perusahaan sebagai treasury yang nantinya dapat dijual kembali. Return Saham Menurut Jogiyanto (2014:107) Return adalah hasil yang didapat dari suatu investasi. Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi diharapkan akan diperoleh di masa yang akan datang. Secara umum, nilai return yang sering digunakan adalah return total. Return pada dasarnya dibagi menjadi dua jenis yaitu capital gain/loss dan yield. Capital gain adalah selisih dari harga investasi sekarang dengan harga periode lalu. Jika harga investasi sekarang lebih tinggi dari harga investasi periode lalu berarti terjadi keuntungan modal (capital gain) dan sebaliknya. Yield merupakan presentase penerimaan kas periodik terhadap harga investasi. Pengertian Penilaian Kinerja Perusahaan Menurut Helfert (2007: 53) kinerja perusahaan adalah hasil atau akibat dari proses pengambilan keputusan secara berkelanjutan oleh manajemen perusahaan yang dilakukan dalam bidang investasi, operasi, dan pendanaan. Kinerja perusahaan dapat diukur dengan berbagai macam variabel atau indikator. Laporan keuangan merupakan sumber utama variabel atau indikator yang dapat digunakan sebagai dasar penilaian kinerja perusahaan.
Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan Kinerja keuangan perusahaan adalah ukuran tingkat keberhasilan manajemen perusahaan dalam mengelola sumber dana keuangannya. Penilaian kinerja keuangan tersebut melibatkan analisis terhadap laporan keuangan. Dengan analisis laporan keuangan tersebut dapat dinilai kinerja suatu perusahaan di masa lalu dan dapat diproyeksikan hasil atau kinerja perusahaan di masa depan. Analisis Fundamental Menurut Tendelilin (2010: 57) analisis fundamental mengisyaratkan bahwa setiap investasi saham mempunyai landasan kuat yang disebut nilai intrinsik yang bisa ditentukan melalui suatu analisis yang sangat hati-hati terhadap kondisi perusahaan pada kondisi sekarang dan prospeknya pada masa depan. Nilai intrinsik adalah suatu fungsi dari faktorfaktor perusahaan yang digabungkan untuk menghasilkan keuntungan (return) yang diharapkan dengan suatu resiko yang melekat pada saham tersebut. Pengertian Laporan Keuangan Menurut Jumingan (2011:4) laporan keuangan adalah hasil pembuatan ringkasan data keuangan perusahaan. Laporan keuangan tersebut disusun dan ditafsirkan untuk kepentingan manajemen dan pihak lain yang menaruk perhatian atau mempunyai kepentingan dengan data keuangan perusahaan. Jenis-jenis Laporan Keuangan Menurut Warren (2005:24) setelah transaksi dicatat dan dirangkum, maka disediakan laporan untuk pengguna. Laporan akuntansi yang memberikan informasi demikan disebut laporan keuangan. Laporan kuangan yang esensial untuk untuk perushaan adalah laporan laba rugi, laporan ekuitas, neraca, dan laporan arus kas.
Rasio Keuangan Rasio keuangan adalah alat analisis keuangan perusahaan untuk menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang ada pada pos laporan keuangan (neraca, laporan laba/rugi, laporan arus kas). Rasio menunjukkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship) anata suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. Menurut Harahap (2009:297) rasio keuangan merupakan angka yang didapat dari hasil perbandingan antara pos laporan keuangan dengan pos laporan keuangan lainnya yang memiliki hubungan relevan dan signifikan, misalnya antara utang dan modal, antara kas dan total aset, antara harga pokok produksi dengan total penjualan dan lainnya. Analisis Rasio Keuangan Menurut Simamora (2002: 522) analisis rasio memperlihatkan hubungan diantara pos–pos yang terpilih dari data laporan keuangan. Rasio memperlihatkan hubungan matematis di antara satu kuantitas dan kuantitas lainnya. Hubungan ini dinyatakan dalam persentase, tingkat, maupun proporsi tunggal. Menurut Martani (2012: 23) analisis rasio keuangan dapat membantu investor dalam membantu keputusan investasi dan memprediksi inerja perusahaan di masa depan. Rasio Leverage Rasio leverage merupakan perbandingan antara dana yang berasal dari modal sendiri dengan dana yang berasal dari kreditur. Rasio ini sangat penting bagi kreditur atau calon kreditur untuk mengetahui seberapa besar dana dalam perusahaan yang dimiliki para pemilik (pemegang saham), hal ini diperlukan agar bisa menentukan tingkat keamanan para kreditur. Jika dana yang disediakan pemilik lebih kecil dibandingkan dana yang disediakan kreditur maka perusahaan tersebut akan sangat bergantung pada
kreditur. Manfaat dari rasio leverage adalah memberikan informasi yang bermanfaat dalam penentuan manfaat utang (Machfoedz, 2000: 48). Debt to Total Equity Ratio (DER) Debt to equity ratio adalah rasio yang membandingkan antara total hutang (total debts) baik hutang jangka pendek (current liability) maupun hutang jangka panjang (long term debt) terhadap ekuitas perusahaan. Rasio Profitabilitas Menurut Helfert (2007: 108) profitabilitas merupakan daya tarik utama bagi pemilik perusahaan (pemegang saham) dalam suatu perseroan. Pada konteks ini profitabilitas berarti hasil yang didapat melalui usaha manajemen atas dana yang diinvestasikan pemilik perusahan. Profitabilitas merupakan hasil dari kebijakan dan keptutusan yang diambil manjemen. Return On Assets (ROA) Return On Assets (ROA) merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan (Setiawan, 2004:231). Nilai ROA yang semakin tinggi menunjukkan suatu perusahaan semakin efisien dalam memanfaatkan aktivanya untuk memperoleh laba, sehingga nilai perusahaan meningkat (Brigham dan Houtson, 2010: 50)
Return On Equity (ROE) Menurut Walsh (2013: 101) kinerja keuangan perusahaan adalah suatu ukuran yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pengembalian atas modal yang ditanamkan pemilik saham. Pengembalian modal perusahaan adalah ukuran besar kecilnya laba yang dihasilkan atas seluruh investasi dalam modal yang dilakukan oleh pemilik modal perusahaan. ROE adalah salah satu rasio dalam profitabilitas yang digunakan
untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba dari setiap modal yang ditanamkan pemilik perusahaan. Total Assets Turnover (TATO) Menurut Ang (2010: 28) Total Assets Turnover adalah rasio yang digunakan dalam mengukur seberapa efisiennya seluruh aktiva perusahaan digunakan untuk menunjang kegiatan penjualan. Rasio Pasar Menurut Hanafi (2008:43) rasio pasar mengukur harga pasar saham perusahaan, yang relative terhadap nilai bukunya. Sudut pandang rasio ini lebih banyak berdasar pada sudut pandang investor ataupun calon investor, meskipun pihak manajemen juga berkepentingan rasio ini.
yang meningkat akan memberikan harapan naiknya harga saham perusahaan tersebut yang pada akhirnya akan berdampak kepada kenaikan return saham.
Hubungan Return On Equity (ROE) dengan Return Saham Semakin tinggi nilai ROE menunjukkan semakin efisien perusahaan menggunakan modal sendiri untuk menghasilkan laba untuk perusahaan. Perusahaan yang semakin efisien dalam menggunakan modal sendiri dalam menghasilkan laba akan memberikan harapan naiknya return sahamnya.
Earning Price Ratio (EPS) Menurut Ang (2010: 37) Earning Per Share (EPS) adalah perbandingan antara laba bersih setelah pajak pada satu tahun buku terhadap jumlah saham yang diterbitkan. EPS adalah rasio yang menggambarkan berapa besar keuntungan (return) yang didapat investor atau pemegang saham per saham.
Hubungan Total Asstes Turnover (TATO) dengan Return Saham Semakin tinggi efektiftivitas perusahaan menggunakan aktiva untuk meperoleh penjualan, maka diharapkan perolehan laba perusahaan semakin besar, hal ini akan menujukkan kinerja perusahaan semakin baik. Kinerja perusahaan yang semakin baik akan mengakibatkan semakin tinggi harga saham pada perusahaan tersebut dan harga saham yang tinggi memberikan harapan return yang semakin besar.
Hubungan Debt To Equity Ratio (DER) dengan Return Saham Menurut Ang (2010: 34) semakin tinggi rasio DER menunjukkan tingkat pengembalian yang semakin kecil. Resiko yang ditanggung oleh investor akan semakin tinggi karena tingkat hutang yang tinggi berarti beban bunga yang semakin tinggi yang akan mengurangi resiko, dan berakibat menurunkan return saham.
Hubungan Earning Per Share (EPS) dengan Return Saham Menurut Husnan (2009:317) jika kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba meningkat, akan mengakibatkan harga saham meningkat. Dengan meningkatnya harga saham perusahaan, maka return saham yang akan diperoleh investor juga akan semakin tinggi.
Hubungan Retrun On Assets (ROA) dengan Retrun Saham Nilai ROA yang semakin tinggi berarti perusahaan semakin efisien dalam memanfaatkan aktivanya untuk memperoleh laba, sehingga nilai perusahaan meningkat. Kinerja perusahaan yang semakin baik dan nilai perusahaan
Pengertian Property dan Real Estate Menurut Thomsett (2005: 19) Real Estate lebih diartikan suatu kompleks perumahan yang memiliki lingkungan yang tertata rapi beserta fasilitas, akses, dan lokasi strategis. Sedangkan Property pengertiannya lebih mengarah kepada suatu bangunan atau komplek bangunan,
sehingga properti lebih diartikan pada suatu bangunan yang lebih banyak pada komposisi bangunannya itu sendiri dibanding tanahnya. Kerangka Pikir Penelitian Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian
Sumber: Peneliti, 2016 Hipotesis H1 : DER, ROA, ROE, TATO, dan EPS berpengaruh signifikan secara simultan terhadap Return Saham. H2 : DER, ROA, ROE, TATO, EPS berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Return Saham. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian ini termasuk Explanatory Research, menurut Singarimbun dan Effendi (2008: 20) penelitian penjelasan (Explanatory Research) merupakan penelitian yang membahas hubungan antara variabel penelitian dan menguji hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya dengan fokus terletak pada penjelasan hubungan antar variabel dalam penelitian. Dimana variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi variabel independen dan variabel dependen.
Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data Jenis data yang digunakan adalah kuantitatif. Data dan informasi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi informasi yang berasal dari laporan keuangan dan laporan umum BEI yang diperoleh dari jurnal Indonesian Market of Directory (ICMD) dan website BEI (www.idx.co.id) 2. Sumber Data Sumber data yang dipakai dalam penelitian ini merupakam data sekunder yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: a. Data laporan keuangan tahunan perusahaan property dan real estate periode tahun 2010-2014 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. b. Data harga saham penutupan tahunan perusahaan property dan real estate periode tahun 2010-2014. Populasi Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan property dan real estate di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode tahun 2010 – 2014. Alasan pemilihan perusahaan property dan real estate karena mengingat perusahaan yang bergerak pada sektor real estate dan property tersebut adalah perusahaan yang sangat peka terhadap pasang surut perekonomian, maka seiring perkembangannya sektor property dianggap menjadi salah satu sektor yang mampu bertahan dari kondisi ekonomi secara makro di Indonesia. Sampel Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan kriteria-kriteria tertentu agar diperoleh sampel yang relevan. Kriteria yang digunakan dalam memilih sampel yaitu: 1. Perusahaan property dan real estate yang mempublikasikan laporan
keuangan secara kontinyu selama lima tahun mulai 2010-2014 2. Perusahaan property dan real estate yang memperoleh laba selama lima tahun berturut-turut yaitu mulai 20102014 Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan tersebut, diperoleh sebanyak 26 perusahaan property dan real estate yang memenuhi kriteria sebagai sampel. Tabel 3.2 Sampel Penelitian
Analisis Data Data yang telah diperoleh peneliti, dianalisis menggunakan uji asumsi klasik, yang terdiri atas uji normalitas, multikolinearitas, autokorelasi dan heterokedastisitas. Selanjutnya dilakukan uji regresi berganda untuk mengetahui sebepa besar pengaruhnya dan uji hipotesis F dan t. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Objek Penelitian Objek yang digunakan dalam penelitan ini adalah industri Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010 – 2014. Dari total
keseluruhan perusahaan Property dan Real Estate yang ada, maka setelah memenuhi kriteria purposive sampling yang ditetapkan, maka diperoleh 26 perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Hasil Analisis Linear Berganda Metode analisis linear berganda digunkanan dalam penelitian ini untuk mencari pengaruh antara variabel-variabel dependent terhadap variabel independent. Menurut Ghazali (2011: 50) regresi berganda berguna untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independent terhadap suatu variabel dependent. Variabel-variabel dalam model regresi memiliki satuan yang berbeda sehingga digunakan unstandardized coefficients sebagai acuan pembuatan model regresi linear berganda dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil dari uji regresi linear berganda yang telah diperoleh, maka model regresi dirumuskan sebagai berikut: Y = 140 + 0,216X1 – 6,369X2 + 4,808X3 – 0,021X4 + 0,002X5 Dimana: Y = Return Saham α = Konstanta β1-β5 = Koefisien regresi X1 = DER X2 = ROA X3 = ROE X4 = TATO X5 = EPS Persamaan model regresi linear berganda diatas dapat diinterpretasikan sebagai berikut: 1. β0 = 0,140 Dengan menggunakan unstandardized coefficients sebagai acuan pembuatan model regresi linear berganda, nilai konstanta ini menunjukan apabila DER, ROA, ROE, TATO, dan EPS bernilai 0, maka return saham akan naik sebesar 0,140 satuan, atau dengan kata lain ada pengaruh variabel lain diluar ROA, ROE, DER, EPS dan PER yang
2.
3.
4.
5.
6.
mempengaruhi Return Saham sebesar 0,140 satuan.. β1 = 0,216 Nilai koefisien regresi β1 sebesar 0,216 menunjukkan setiap variabel DER mengalami kenaikan sebesar satu satuan maka akan diikuti dengan naiknya variabel Return Saham sebesar 0,216, dengan asumsi bahwa variabel yang lain tetap atau Ceteris Paribus. β2 = - 6,369 Nilai koefisien regresi β2 sebesar 6,369 menunjukkan setiap variabel ROA mengalami kenaikan sebesar satu satuan maka akan diikuti dengan turunnya variabel Return Saham sebesar 6,369, dengan asumsi bahwa variabel yang lain tetap atau Ceteris Paribus. β3 = 4,808 Nilai koefisien regresi β3 sebesar 4,808 menunjukkan setiap variabel ROE mengalami kenaikan sebesar satu satuan maka akan diikuti dengan naiknya variabel Return Saham sebesar 0,808, dengan asumsi bahwa variabel yang lain tetap atau Ceteris Paribus. β4 = - 0,021 Nilai koefisien regresi β4 sebesar - 0,021 menunjukkan setiap variabel TATO mengalami kenaikan sebesar satu satuan maka akan diikuti dengan turunnya variabel Return Saham sebesar 0,021, dengan asumsi bahwa variabel yang lain tetap atau Ceteris Paribus. β6 = 0,002 Nilai koefisien regresi β6 sebesar 0,002 menunjukkan setiap variabel EPS mengalami kenaikan sebesar satu satuan maka akan diikuti dengan naiknya variabel Return Saham sebesar 0,002, dengan asumsi bahwa variabel yang lain tetap atau Ceteris Paribus.
Hasil Uji Hipotesis Uji F Uji statistik F bertujuan untuk menguji seluruh pengaruh variabel independent berupa DER, ROA, ROE, TATO, dan EPS terhadap variabel dependent yang berupa return saham.
Menurut Ghazali (2011:55) uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independent yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama atau simultan terhadap variabel independent. Dalam menentukan uji Ftabel, digunakan tingkat signifikan sebesar 0,05 kemudian nilai Ftabel dibandingkan dengan nilai Fhitung. Jika Fhitung > Ftabel, maka semua variabel indepent memiliki pengaruh secara simultan terhadap variabel dpendent. Ftabel ditentukan dengan menggunakan table statistic pada signifikan 0,05 dengan derajat kebebasan df1 (jumlah variabel – 1) = 5 dan df2 (jumlah sampel – jumlah variabel) = 124. Berdasarkan tabel statistik dengan signifikasi 0,05 serta hasil dari df1 dan df2, maka diperoleh hasil dari Ftabel sebesar 2,29. Hasil Uji Hipotesis Pertama Hipotesis pertama merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengetahui apakah seluruh variabel independent dalam model regresi yaitu DER, ROA, ROE, TATO, dan EPS berpengaruh signifikan secara simultan terhadap variabel dependent yaitu Return Saham. Berdasarkan hasil uji F menunjukkan bahwa seluruh variabel independent yang terdapat dalam model regresi memiliki signifikan 0,001 < 0,05 dan memiliki Fhitung > Ftabel yaitu 3,905 > 2,17, sehingga dapat disimpulkan bahwa semua variabel independent yaitu DER, ROA, ROE, TATO, dan EPS berpengaruh signifikan secara simultan terhadap Return Saham. Uji t Uji t bertujuan untuk menguji pengaruh setiap variabel independent berupa DER, ROA, ROE, TATO, dan EPS terhadap variabel independent berupa return saham. Menurut Ghazali (2011: 58) uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independent terhadap variabel dependent
dengan menganggap variabel lainnya konstan. Dalam menentukan uji t, digunkan tingkat signifikan sebesar 0,05 dan kemudian ttabel dibandingkan dengan nilai thitung. Jika nilai thitung > ttabel, berarti ada pengaruh secara parsial antara variabel independent terhadap variabel dependent. Sebaliknya jika thitung < ttabel, berarti tidak ada pengaruh secara parsial antara variabel independent terhadapvariabel dependent. ttabel ditentukan dengan menggunkan tabel statsitik pada siginifikan 0,05 dengan derajat kebebasan df (jumlah sampel – jumlah variabel) = 124. Berdasarkan tabel statistik dengan signifikasi 0,05 derajat kebebasan df = 124, maka diperoleh hasil dari ttabel sebesar 1,979. Hasil Uji Hipotesis Kedua Hipotesis kedua merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengetahui apakah variabel DER, ROA, ROE, TATO, dan EPS mempunyai pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap variabel dependent Return Saham. Berdasarkan hasil uji t menunjukkan bahwa DER memiliki signifikan 0,362 dan thitung 0,915, ROA memiliki signifikan 0,308 dan thitung -1,024, ROE memiliki signifikan 0,169 dan thitung 1,383, TATO memiliki signifikan 0,926 dan thitung -0,093 , EPS memiliki signifikan 0,002 dan thitung 3,240. Sehingga dapat disimpulkan bahwa EPS berpengaruh signifikan terhadap return saham karena memiliki sifnifikasi < 0,05 dan thitung > ttabel, sedangkan DER, ROA, ROA, dan TATO tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap return saham karena memiliki sifnifikasi > 0,05 dan thitung < ttabel. Hasil dari uji t ini menunjukan bahwa variabel EPS merupakan indikator yang penting bagi investor dalam menganalisis tingkat pengembalian saham perusahaan, sedangkan variabel DER, ROA, ROE, dan TATO tidak menjadi indikator yang penting bagi investor dalam menganalisis tingkat pengembalian saham perushaan.
Pembahasan Hasil Penelitian dan Implementasi Pengaruh Debt To Equty Ratio (DER) Terhadap Return Saham Perusahaan Property dan Real Estate Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa DER tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham, yang mengindikasikan DER tidak banyak digunakan dalam pengambilan keputusan investasi oleh investor maupun calon investor dalam menganalisis tingkat pengembalian saham pada perusahaan property dan real estate, hal ini sejalan dengan penelitian Ilza Atafzani (2010), Ahmad Satria Very (2011), Cerliena Juwita (2013) dan Dian Pasha Lestrai (2006) yang munjukkan variabel DER tidak signifikan terhadap return saham. DER berpengaruh positif terhadap return saham, dimana setiap kenaikan rasio DER maka akan berpengaruh terhadap kenaikan return saham. Pengaruh Return On Assets (ROA) Terhadap Return Saham Perusahaan Property dan Real Estate Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham, yang mengindikasikan ROA tidak banyak digunakan dalam pengambilan keputusan investasi oleh investor maupun calon investor dalam menganalisis tingkat pengembalian saham pada perusahaan property dan real estate. ROA berpengaruh negatif terhadap return saham, dimana setiap naiknya rasio ROA maka akan berpengaruh terhadap turunnya return saham. Pengaruh Return On Equity (ROE) Terhadap Return Saham Perusahaan Property dan Real Estate Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa ROE tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham, yang mengindikasikan ROE tidak banyak digunakan dalam pengambilan keputusan investasi oleh investor maupun calon
investor dalam menganalisis tingkat pengembalian saham pada perusahaan property dan real estate, hal ini sejalan dengan penelitian Ahmad Satria Very (2011) yang munjukkan variabel ROE tidak signifikan terhadap return saham. ROE berpengaruh positif terhadap return saham, dimana setiap naiknya rasio ROE maka akan berpengaruh terhadap naiknya return saham, hal ini dikarenakan semakin tinggi nilai ROE menunjukkan semakin efisien perusahaan property dan real estate menggunakan modal sendiri untuk menghasilkan laba untuk perusahaan. Pengaruh Total Assets Turnoves (TATO) Terhadap Return Saham Perusahaan Property dan Real Estate Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa TATO tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham, yang mengindikasikan TATO tidak banyak digunakan dalam pengambilan keputusan investasi oleh investor maupun calon investor dalam menganalisis tingkat pengembalian saham pada perusahaan property dan real estate. TATO mempunyai pengaruh negatif terhadapa return saham, dimana setiap naiknya rasio TATO maka akan berpengaruh terhadap turunnya return saham. Pengaruh Earnings Per Share (EPS) Terhadap Return Saham Perusahaan Property dan Real Estate Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa EPS berpengaruh signifikan terhadap return saham perusahaan property dan real estate, yang mengindikasikan EPS banyak digunakan dalam pengambilan keputusan investasi oleh investor maupun calon investor dalam menganalisis tingkat pengembalian saham pada perusahaan property dan real estate, hal ini sejalan dengan penelitian Ilza Atafzani (2010), Cerliena Juwita (2013) yang munjukkan variabel EPS signifikan terhadap return saham. EPS berpengaruh positif terhadap return saham, dimana setiap kenaikan rasio EPS maka akan berpengaruh terhadap
kenaikan return saham. Hal ini mengindikasikan bahwa EPS merupakan informasi yang sangat dibutuhkan oleh investor atau calon investor. Adanya pengaruh positif dari EPS terhadap return saham, perusahaan property dan real estate dapat menerapkan kebijaksanaan untuk mengutamakan perbaikan terhadap profitabilitas, khususnya EPS dimasa yang akan datang. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Hasil penelitian mengenai pengaruh rasio leverage, rasio profitabilitas, rasio aktivitas dan rasio pasar terhadap return saham pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di bursa efek Indonesia tahun 2010-2014 dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Debt To Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE), Total Asset Turnover (TATO), dan Earning Per Share (EPS), secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham. 2. Earning Per Share (EPS) secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Debt To Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Total Asset Turnover (TATO) secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Saran Adapun beberpa saran yang akan disampaikan atas hasil penelitian yang telah dilakukan, yaitu: 1. Bagi investor dan calon investor yang ingin memaksimalkan keuntungan dan meminimalkan risiko kerugian dalam menjalankan investasi saham, investor bisa menggunkan informasi dalam bentuk rasio keuangan perusahaan, yaitu Debt To Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE), Total Asset Turnover (TATO), dan Earning Per Share (EPS) sebagai dasar pengambilan keputusan dalam
manjalankan investasi terhadap saham perusahaan property dan real estate yang telah terbukti secara simultan terhadap return saham. Meskipun demikian investor harus mampu memperhatikan faktor fundamental lain dalam bentuk makro, seperti kondisi perekonomian suatu negara, kurs mata uang, stabilitas politik dan keamanan. 2. Bagi perusahaan yang memiliki tujuan memakmurkan para investor atau pemegang saham yang menanamkan modal perusaahaan tersebut dengan memaksimalkan return saham, perusahaan dapat mekasimalkan EPS yang telah terbukti berpengaruh paling signifikan terhadap return saham dan mengelola aktiva secara maksimal agar tidak ada kelebihan asset yang kurang bermanfaat, banyaknya persediaan terlalu tinggi, dan adanya piutang yang besar yang sulit ditagih untuk meningkatkan penjualan dan memaksimalkan laba. Penerimaan perusahaan dapat dimaksimalkan dari pengelolaan aktiva aset tetap berupa aset yang berwujud yang digunakan dalam produksi atau penyedian barang/jasa beserta fasilitas yang ada didalamnya yang bisa dimanfaat lebih dari satu tahun dan properti investasi berupa bangunan atau tanah yang disewakan. 3. Bagi penelitian selanjutnya yang serupa diharapkan dapat memperpanjang periode pengamatan, menambah variabel independent sehingga lebih banyak variasi dalam menuntukan faktor yang mempunyai pengaruh terhadap return saham perusahaan, serta jenis perusahaan lain yang akan menjadi objek karena tiap-tiap perusahaan mempunyai aturan berbeda dalam pengelolaan keuangannya. DAFTAR PUSTAKA Ang Robert. 2010. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia, 7th Edition. Mediasoft Indonesia, Jakarta.
Benny Lo. 2012. Jangan Beli Properti Sebelum Baca Buku Ini. Transmedia Pustaka, Jakarta. Brigham, Eugene F, dan Joel F. Houtson. 2010. Fundamental of Financial Management. Eight Edition. Thomson Learning, South – Western. Budi Santoso. 2005. Prospek Kredit Properti 2005. Economic Review Journal, No. 199. Dwi Martani, dkk. 2012. Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK. Salemba Empat, Jakarta. Eduardus Tandelilin. 2010. Portofolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi, Edisi Pertama. Yogyakarta: Kansius. Harahap S. Sofyan. 2009. Analisis Kritis Laporan Keuangan. Jakarta, Raja Grafindo Perkasa. Helfert Erich A. 2007. Techniques of Financial Analysis. McGraw-Hill Higher Education, New York Simamora Henry. 2002. Akuntansi Manajemen, Edisi 2. UPP AMP YKPN, Yogyakarta. Imam Ghazali. 2011. Aplikasi Analisis Mutivariate Dengan Program SPSS 19. Badan Penerbit Uviversitas Diponegoro, Semarang Jogiyanto Hartono. 2014. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Kesembilan. BPFE, Yogyakarta. Jumingan. 2011. Analisa Laporan Keuangan, Cetakan Keempat. Bumi Aksara, Bandung. Kahr Joshua and Thomsett, Michael C.. 2005. Real Estate Market Valuation. Wiley Finance, New Jersey. Machfoedz Mas'ud. 2000. Akuntansi Manajemen. Buku I. BPFE, Yogyakarta. Mamduh M. Hanafi. 2008. Manajemen Keuangan, Edisi 1. BPFE, Yogyakarta Purba P. Marisi. 2010. International Financial Reporting Standards. Graha Ilmu, Yogyakarta. Singarimbun Masri dan Sofian Effendi. 2008. Metode Penelitian Survei. LP3ES, Jakarta.
Suad Husnan. 2009. Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, Edisi Keempat. UPP STIM YKPN, Yogyakarta. Walsh Ciaran. 2013. Key Management Ratios, 4th Edition. Financial Times Prentice Hall, London. Warren. Carl S., James M. Reeve, Philip E. Fess. 2005. Pengantar Akuntansi, Edisi 21. Penerjemah Aria Farahmita, Amanugrahani, Taufik Hendrawan. Penerbit Salemba. Empat, Jakarta.