Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014)
PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM BANK UMUM MILIK PEMERINTAH DI BEI MARIA ULFA
[email protected]
Budiyanto
[email protected]. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT The purposes of this research are: first, to find out the influence of loan to deposite ratio, return on asset, net profit margin, and capital adequacy ratio ratios to the share price. Second, among these ratios, which ratio has dominant influence to the share price. The objects of this research are government commercial banks which are listed in Indonesia Stock Exchange in 2008-2012. The sampling method is the saturated sampling technique. The multiple regressions analysis is used as the analysis technique. The result of F-test or simultaneous which has been done shows model that is proper to be used to estimate.The result of hypothesis test shows that from 4 ratio which have been tested, there is one ratio which has significant influence to the share price that is net profit margin ratio.While the remaining three ratios that are loan to deposit ratio, retur on assets, and capital adequacy ratio have insignificant ratio to the share price. The result of partial determination coefficient test shows that net profit margin has dominant influence to the share price. Keywords: Loan to Deposit ratio, Return on Assets, Net Profit Margin, Capital Adequacy Ratio, Share Price ABSTRAK Tujuan penelitian ini pertama untuk mengetahui pengaruh rasio loan to deposit ratio, return on assets, net profit margin, dan capital adequacy ratio terhadap harga saham. Kedua, diantara rasio-rasio tersebut rasio mana yang mempunyai pengaruh dominan terhadap harga saham. Obyek penelitian ini pada bank umum milik pemerintah yang listing di Bursa Efek Indonesia tahun 2008 – 2012. Metode sampling yang digunakan adalah teknik sampling jenuh. Teknik analisa menggunakan analisa regresi berganda. Dari hasil uji F atau simultan yang dilakukan menunjukkan model layak digunakan untuk estimasi. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa dari empat rasio yang diuji, terdapat satu rasio yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham yaitu rasio net profit marjin. Sedangkan tiga rasio lainnya yaitu loan to deposit ratio, return on assets dan capital adequacy ratio berpengaruh tidak signifikan terhadap harga saham. Hasil pengujian koefisien determinasi parsial menunjukkan rasio net profit margin memiliki pengaruh yang dominan terhadap harga saham. Kata Kunci: Loan to Deposit Ratio, Return On Assets, Net Profit Marjin, Capital Adequacy Ratio, Harga Saham.
PENDAHULUAN Keberhasilan perekonomian di Indonesia tidak terlepas dari sektor perbankan khususnya sebagai badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga perantara keuangan (financial intermediaries), yang menyalurkan dana dari pihak yang berlebihan dana (idle fund surplus unit) kepada pihak yang membutuhkan dana atau kekuranngan dana (deficit unit), dan lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran (Dendawijaya 2004:15). Oleh sebab itu laporan keuangan menjadi penting karena memberikan input (informasi) yang bisa di pakai untuk pengambilan keputusan. Selain memberikan informasi tentang kondisi bank saat ini dan masa lalu, laporan keuangan juga dapat digunakan untuk memprediksi prospek bank dimasa yang akan datang.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014)
Jika semakin baik kinerja keuangan suatu perusahaan maka minat investor atas permintaan saham semakin naik, yang kemudian berimbas pada kenaikan harga saham itu sendiri, jika harga saham naik maka nilai perusahaan pun ikut naik. Persoalan yang timbul adalah sejauh mana perusahaan dapat mempengaruhi harga saham di pasar modal, dan faktor atau variabel apa saja yang dapat di jadikan indikator, sehingga memungkinkan perusahaan untuk mengendalikannya dan tujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan nilai saham yang di perdagangkan di pasar modal dapat di capai. Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : “ Apakah pengaruh kinerja keuangan yang diukur melalui loan to deposit ratio, return on assets, net profit marjin, capital adequacy ratio secara signifikan terhadap harga saham dan manakah diantara kinerja keuangan yang diukur melalui loan to deposit ratio, return on assets, net profit marjin, capital adequacy ratio yang mempunyai pengaruh dominan terhadap harga saham”. Penelitian ini bertujuan pertama untuk mengetahui “Pengaruh loan to deposit ratio, return on assets, net profit marjin, dan capital adequacy ratio terhadap harga saham. Kedua, diantara rasio-rasio tersebut rasio mana yang mempunyai pengaruh dominan terhadap harga saham”. TINJAUAN TEORETIS DAN HIPOTESIS Pasar Modal Menurut Husnan (2004:33), Pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan pemerintah, public aothorities, maupun perusahaan swasta. Berdasarkan definisi di atas, disebutkan bahwa di pasar modal diperdagangkan berbagai komoditas modal sebagai instrument jangka panjang. Komoditas modal tersebut dibagi menjadi dua kelompok yaitu modal hutang dan modal sendiri. Modal sendiri adalah surat berharga yang bersifat penyertaan atau ekuitas seperti saham, waran, dan right. Sedangkan modal hutang adalah surat berharga yang bersifat hutang atau sering juga disebut sebagai surat berharga pendapatan tetap (fixed income) seperti obligasi dan obligasi konversi. Saham Menurut Husnan (2005:29) Sekuritas merupakan secarik kertas yang menunjukkan hak pemodal (yaitu pihak yang memiliki kertas tersebut) untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang menerbitkan sekuritas tersebut, dan berbagai kondisi yang memungkinkan pemodal tersebut menjalankan haknya. Dan pendapat Sartono (2005: 85), mengatakan saham adalah suatu jenis surat berharga jangka panjang untuk memenuhi kebutuhan jangka panjang. Sedangkan menurut Siamat (2006:68), Saham adalah surat bukti atau tanda kepemilikan bagian modal suatu perseroan terbatas. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham Menurut Arifin (2004:116), faktor-faktor yang memicu berfluktuasinya harga saham adalah : (1) Kondisi Fundamental Emiten adalah faktor yang berkaitan langsung dengan kinerja emiten itu sendiri. Semakin baik kinerja emiten maka semakin besar pengaruhnya terhadap kenaikan harga saham. Begitu juga sebaliknya, semakin menurun kinerja emiten maka semakin besar kemungkinan merosotnya harga saham yang diterbitkan dan diperdagangkan. Selain itu, keadaan emiten akan menjadi tolak ukur seberapa resiko yang dapat ditanggung oleh investor. (2) Faktor hukum permintaan dan penawaran berada di urutan kedua setelah faktor fundamental karena begitu investor tahu kondisi fundamental
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014)
perusahaan, maka tentunya mereka akan melakukan transaksi baik jual maupun beli. Transaksi inilah yang akan mempengaruhi fluktuasinya harga saham. (3) Tingkat suku bunga yang dimaksud suku bunga di sini adalah suku bunga yang diberlakukan Bank Indonesia (BI) selaku bank sentral dengan mengeluarkan Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Pemerintah melalui BI akan menaikkan tingkat suku bunga guna mengontrol perekonomian nasional atau yang sering disebut Kebijakan Moneter. Selain kebijakan moneter, pemerintah juga bisa mengeluarkan kebijakan fiskal seperti pajak dan sebagainya. Bunga yang tinggi akan berdampak pada alokasi dana investasi para investor. Investasi produk bank seperti deposito atau tabungan jelas lebih kecil risikonya dibanding investasi dalam bentuk saham. Karenanya, investor akan menjual sahamnya dan dananya kemudian ditempatkan di bank. Penjualan saham secara serentak ini akan berdampak pada penurunan harga saham secara signifikan. (4) Valuta Asing Dalam kehidupan perekonomian global dewasa ini hampir tak ada satupun negara di dunia yang bisa menghindari perekonomiannya dari pengaruh US dollar. Ketika suku bunga dollar naik, maka para investor terutama investor asing akan menjual sahamnya untuk ditempatkan di bank dalam bentuk dollar. Adanya penjualan saham tersebut otomatis harga saham menjadi turun. (5) Dana asing di bursa perlu diketahui karena memiliki dampak yang sangat besar. Jika sebuah bursa dikuasai oleh investor asing maka ada kecenderunagn transaksi saham sedikit banyak tergantung pada investor asing tersebut. (6) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) IHSG sebenarnya lebih mencerminkan kondisi keseluruhan transaksi bursa saham yang terjadi jika dibandingkan menjadi ukuran kenaikan maupun penurunan harga saham. (7) News dan Rumors Yang dimaksud news dan rumors adalah semua berita yang beredar di tengah masyarakat yang menyangkut berbagai hal baik itu masalah ekonomi, sosial, politik dan lain sebagainya. Dengan adanya berita tersebut para investor bisa memprediksi seberapa kondusif keadaan negeri ini sehingga kegiatan investasi bisa dilaksanakan. Ini akan berdampak pada pergerakan harga saham di bursa. Kinerja Keuangan Pengukuran kinerja digunakan perusahaan untuk melakukan perbaikan diatas kegiatan operasionalnya agar dapat bersaing dengan perusahaan lain. Bagi investor informasi mengenai kinerja perusahaan dapat digunakan untuk melihat apakah mereka akan mempertahankan investasi mereka diperusahaan tersebut atau mencari alternatif lain.Selain itu pengukuran juga dilakukan untuk memperlihatkan kepada penanam modal maupun pelanggan atau masyarakat secara umum bahwa perusahaan memiliki kredibilitas yang baik. (Munawir, 2005:85) Tujuan Penilaian Kinerja Keuangan Menurut Mulyadi dan Setyawan (2005:127) Tujuan utama penilaian kinerja adalah untuk memotivasi personal dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam memenuhi tindakan dan hasil yang diinginkan oleh organisasi. Standart perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana formal yang dituangkan dalam anggaran organisasi. Secara umum tujuan penilaian kinerja keuangan adalah sebagai berikut: (1) Untuk mengetahui likuiditas yaitu : kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan di perusahaan. (2) Untuk memenuhi tingkat solvabilitas yaitu kemampuan perusahaan untuk mengetahui kewajiban keuangan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. (3) Untuk mengetahui tingkat profitabilitas yaitu kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. (4) Untuk mengetahui stabilitas usaha yaitu kemampuan perusahaan dalam melakukan usahanya secara stabil yang diukur dalam pertimbangan kemampuan perusahaan dalam membayar beban bunga atas hutanghutangnya termasuk membayar kembali pokok hutang tepat pada waktunya. Serta kemampuan untuk membayar dividen secara teratur pada para pemegang saham.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014)
Analisis Rasio Keuangan Perbankan Menurut Dendawijaya (2004:114), Analisis rasio perbankan untuk mengukur kinerja bank yang digunakan adalah : (1) Analisis rasio likuiditas adalah analisis yang dilakukan terhadap kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang sudah jatuh tempo. (2) Analisis rasio rentabilitas bank adalah alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. Selain itu, rasio-rasio dalam kategori ini dapat pula digunakan untuk mengukur tingkat kesehatan bank. (3) Analisis rasio solvabilitas adalah analisis yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya atau kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jika terjadi likuidasi bank. Penelitian Terdahulu Penelitian untuk menganalisis pengaruh berbagai faktor fundamental terhadap tingkat harga saham pada berbagai sektor perbankan telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya dengan penggunaan variabel dependen dan variabel independen yang beragam. Penelitian yang dilakukan Haryetti adalah “Analisis pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang go publik di Bursa Efek Indonesia” dengan menggunakan variabel CAR, RORA, NPL, ROE, GWM serta LDR. Hasil pengujian menemukan bahwa variabel CAR, RORA, NPL, ROE, GWM serta LDR terhadap harga saham secara simultan berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan yang go publik. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa dengan enam variabel yang berpengaruh signifikan yaitu CAR, RORA, ROE serta LDR sedangkan NPL, dan GWM berpengaruh tidak signifikan terhadap harga saham pada perusahaan perbankan. Berdasarkan hasil penelitian secara parsial menunjukkan bahwa variabel ROE berpengaruh dominan terhadap harga saham. Penelitian yang dilakukan oleh Ardiani adalah “Analisis pengaruh kinerja keuangan terhadap perubahan harga saham pada perusahaan perbankan di Bursa Efek Jakarta” Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa ada pengaruh yang signifikan antara CAR, BOPO, dan LDR terhadap harga saham perusahaan perbankan di Bursa Efek Jakarta secara parsial, artinya Ha diterima. Sedangkan hasil uji parsial untuk RORA, ROA dan NPM terhadap harga saham perusahaan perbankan di Bursa Efek Jakarta berpengaruh tidak signifikan, artinya Ha ditolak. Untuk uji secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X1, X2 , X3, X4, X5 dan X6 secara bersama-sama terhadap variabel Y (harga saham) pada perusahaan perbankan go public, Ha diterima. Besarnya pengaruh tersebut adalah 0.521 atau 52.1%. Sedangkan sisanya sebesar 47.9% dipengaruhi faktor lain yang tidak diungkap dalam penelitian ini. Untuk besarnya pengaruh secara parsial diketahui bahwa besarnya pengaruh X1 terhadap Y sebesar 11.56%, X2 terhadap Y sebesar 13.76%, X3 terhadap Y sebesar 1.46%, X4 terhadap Y sebesar 15.85%, X5 terhadap Y sebesar 2.65% dan besarnya pengaruh antara X6 terhadap Y sebesar 3.24%. Penelitian Pradana adalah “Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Farmasi Yang terdaftar Di Bursa Efek Indonesia” yang diukur melalui Curret Ratio, Debt to Total Assets, Net Profit Margin, Total Assets Turnover, dan Price Earning Ratio. Hasil pengujian secara simultan yang telah dilakukan menunjukkan pengaruh
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014)
current ratio, net profit margin, total assets turnover dan price earning ratio secara bersama – sama terhadap harga saham pada perusahaan farmasi adalah signifikan, yang di indikasikan dengan perolehan nilai signifikansi masih dibawah α = 5%. Kondisi ini diperkuat dengan perolehan koefisien korelasi berganda sebesar 96,4% yang memperlihatkan korelasi antara variabel tersebut secara bersama – sama terhadap harga saham memiliki hubungan yang sangat kuat. Hasil uji secara parsial menunjukkan 4 variabel yang digunakan model penelitian yaitu current ratio, net profit margin, total assets turnover, dan price earning ratio, yang menunjukkan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham adalah variabel net profit margin, total aseets turnover, dan price earning ratio. Sedangkan untuk variabel current ratio tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Hasil pengujian koefisien determinasi parsial menunjukkan variabel net profit margin memiliki nilai koefisien determinasi yang tertinggi. Dari hasil yang diperoleh penelitian sebelumnya maka penelitian ini mengukur kinerja keuangan Bank Umum Milik Pemerintah dengan menggunakan rasio: Loan to Deposit Ratio, Return On Assets, Net Profit Marjin dan Capital Adequacy Ratio. Sebagai dasar untuk merumuskan hipotesis berikut model konseptual dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut : LDR ROA Harga Saham
NPM CAR Sumber : Arifin 2004 Gambar 1 Model Konseptual
Hipotesis Berdasarkan rumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini serta tinjauan teori yang telah diuraikan sebelumnya, maka hipotesis yang dapat diajukan daloam penelitian ini adalah : (1) Diduga Loan to Deposit Ratio, Return On Assets, Net Profit Marjin dan Capital Adequcy Ratio secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada Bank Umum Milik Pemerintah. (2) Diduga Return On Assets mempunyai pengaruh dominan terhadap harga saham Bank Umum Milik Pemerintah di Bursa Efek Indonesia. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian Kausal Komparatif yaitu merupakan tipe penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih. Penelitian kausal komparatif merupakan penelitian expost fakto, yaitu penelitian terhadap data yang dikumpulkan setelah terjadinya fakta. Penelitian termasuk penelitian
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014)
kausal komparatif karena penelitian ini menguji pengaruh antara variabel X yaitu kinerja keuangan dan variabel Y yaitu harga saham. Penelitian dilakukan pada suatu obyek didalam periode tertentu dimana data yang diambil adalah laporan keuangan bank umum milik pemerintah yang listing di Bursa Efek Indonesia. Gambaran Populasi Populasi yang menjadi objek dari penelitian ini adalah perusahaan bank umum milik pemerintah yang go public di Bursa Efek Indonesia antara tahun 2008 - 2012 yang berjumlah 5 perusahaan. Adapun 5 perusahaan Bank Umum Milik Pemerintah yang listing di Bursa Efek Indonesia yaitu Bank Mandiri (Persero) Tbk, Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, Bank Tabungan Pensiunan nasional Tbk. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel atau teknik sampling adalah suatu cara mengambil sampel yang representatif dari populasi (Sugiyono, 2007:73). Untuk kepentingan analisis lebih lanjut, dari 5 perusahaan bank umum milik pemerintah yang terdapat di Bursa Efek Indonesia antara tahun 2008 – 2012 diperlukan syarat atau ketentuan sebagai berikut : (1) Perusahaan bank umum milik pemerintah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan masih listing sampai dengan tahun 2012. (2) Perusahaan telah menerbitkan laporan keuangan selama 5 tahun berturut – turut yaitu antara tahun 2008 hingga tahun 2012. (3) Perusahaan mempunyai laporan tahunan yang berakhir tanggal 31 desember selama periode 2008 hingga periode 2012. Setelah dilakukan seleksi dengan syarat atau ketentuan diatas. Dari 5 perusahaan bank umum milik pemerintah tersebut hanya 4 (empat) perusahaan bank umum milik pemerintah yang memenuhi syarat atau ketentuan di atas. Adapun perusahaan Bank Umum Milik Pemerintah yang memenuhi syarat atau ketentuan adalah : (1) Bank Mandiri (Persero) Tbk. (2) Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (3) Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (4) Bank Tabungan Pensiunan nasional. Karena jumlah populasi data penelitian ini hanya 4 perusahaan Bank Umum Milik Pemerintah, peneliti memungkinkan untuk meneliti semua. Karena peneliti akan meneliti semua perusahaan Bank Umum Milik Pemerintah maka teknik samplingnya disebut teknik sampling jenuh. Hal ini sesuai dengan pendapat : (Sugiyono, 2007:78) Teknik sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini data yang digunakan meliputi laporan keuangan yaitu neraca dan laporan rugi laba, serta harga saham perusahaan sampel, Sumber data pada penelitian ini adalah data sekunder, dimana data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara. Data sekunder umumnya, berupa bukti atau catatan laporan historis yang tersusun dalam arsip yang terpublikasi.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014)
Variabel dan Definisi Operasional Variabel Penelitian variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah (1) Variabel Independen, yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah Kinerja keuangan yang meliputi Loan to Deposit ratio, Return on Assets, Net Profit Margin, dan Capital Adequacy Ratio.(2) Variabel Dependen, yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel independen. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah Harga Saham.
1.
Kinerja keuangan, pengertian kinerja keuangan adalah suatu usaha formal yang dilaksanakan perusahaan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektifitas dari aktifitas perusahaan yang telah dilaksanakan pada periode waktu tertentu. Adapun cara mengukur kinerja keuangan dapat diukur melalui rasio – rasio sebagai berikut : a. Loan to Deposit Ratio (X1). Menurut Mulyono, (2006:86) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban – kewajiban jangka pendeknya. Dengan rumus yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut : Loan to Deposit Ratio= b.
Return On Assets (X2). Menurut Mulyono, (2006:86), merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan, tingkat efisisensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. Dengan rumus yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut : Return On Assets =
c.
Laba Bersih x 100% Total Aktiva
Net Profit Margin (X3). Menurut Mulyono, (2006:86), merupakan rasio yang menggambarkan tingkat keuntungan (laba) yang diperoleh bank dibandingkan dengan pendapatan yang diterima dari kegiatan operasionalnya. Dengan rumus yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut : Net Profit Margin =
d.
Jumlah Kredit yang diberikan x 100% Total dana pihak Ketiga KLBI Modal Inti
Laba Bersih x 100% Pendapatan Operasional
Capital Adequacy Ratio (X4). Menurut Mulyono, (2006:86), digunakan untuk mengukur kecukupan modal yang menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan yang diberikan. Dengan rumus yang digunakan dalam berikut: Capital Adequacy Ratio =
merupakan rasio yang dimiliki bank untuk risiko, misalnya kredit penelitian ini sebagai
Modal Bank x 100% Total Loans Securities S
2. Harga Saham (Y). Menurut Arifin (2004:116), dalam penelitian yang dimaksud harga saham adalah harga saham biasa yang diterbitkan oleh perusahaan, dimana harga saham tersebut adalah harga pasar. Dalam penelitian ini harga pasar yang digunakan dalam pengujian statistik adalah harga pasar pada akhir tahun pada saat closing price (per 31 Desember 2008 - 2012).
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014)
Teknik Analisis Data Untuk meneliti pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham pada bank umum sebagai berikut : (1) Melakukan perhitungan seluruh variabel dalam penelitian besarnya rasio Loan to Deposit Ratio, Return On Assets, Net Profit Marjin, Capital Adequacy Ratio. (2) Mentukan Persamaan Regresi. Bentuk persamaan linier berganda adalah sebagai berikut : HS = α + β1LDR + β2ROA + β3NPM + β4CAR Keterangan : HS
=
Harga Saham
α
=
Konstanta
β1 - β4 =
Koefisien Regresi dari masing-masing variable bebas
LDR
=
Loan to Deposit Ratio
ROA
=
Return On Assets
NPM
=
Net Profit Margin
CAR
=
Capital Adequacy Ratio
Untuk menghitung α , β1 - β4 digunakan software analisis SPSS 21 (3) Melakukan uji asumsi klasik untuk memperoleh nilai koefisien regresi yang tidak bias, maka regresi linier berganda harus memenuhi asumsi – asumsi klasik sebagai berikut terbebas dari adanya multikolinieritas, gejala autokorelasi dan gejala heterokedastisitas. Adapun pengujian asumsi klasik yaitu sebagai berikut : (a) Uji Normalitas untuk mengetahui apakah kinerja keuangan dan harga saham dalam model regresi memiliki distribusi normal atau tidak. sampel berdistribusi normal apabila asymptotic sig>α 5%. Sebaliknya sampel berdistribusi tidak normal apabila asymptotic sig< α 5%. Pengujian ini menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. (b) Uji Multikolinearitas Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen (Ghozali, 2006:91). Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan nilai VIF jika nilai tolerance mendekati angka 1 dan VIF disekitar angka 1 maka dinyatakan bebas multikolinieritas. (c) Uji Heteroskedastisitas menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Sedangkan dasar pengambilan keputusan dengan melalui grafik scollater, yaitu Jika ada pola tertentu yaitu membentuk pola yang teratur (menyempit kemudian melebar, bergelombang) maka terjedi Heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, titik – titiknya menyebar disumbu Y maka tidak terjadi Heteroskedastisitas. (d) Uji Autokorelasi untuk menguji apakah diantara variabel Independen terdapat
autokorelasi dapat menggunakan uji
Durbin–Watson (DW test) dengan kriteria Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif, Angka D-W diantara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi, Angka D-W diatas +2 berarti ada autokorelasi negative. (4) Melakukan uji kelayakan model Fhitung dan Analisis koefisien determinasi R2. (5) Uji hipotesis thitung tahap – tahap uji hipotesis adalah sebagai
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014)
berikut :(a) Merumuskan Hipotesis. (b) Menetukan level of significant 5%. (c) Mengambil keputusan berdasarkan kriteria sebagai berikut : Jika sig. < 5% (α=0,05), maka H0 ditolak dan H1 diterima. Jika sig. > 5% (α=0,05), maka H0 diterima dan H1 ditolak. (d) Membuat simpulan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Analisis Data Tabel 1 Hasil Perhitungan Masing – masing Variabel Penelitian
No
Nama Bank
1
Bank Mandiri Tbk
2
Bank Rakyat Indonesia Tbk
3
Bank Nasional Indonesia Tbk
4
Tahun
LDR
ROA
NPM
CAR
Harga Saham
50.97
2.25
19.44
16.25
2025
71.84
3.59
21.21
12.61
4575
59.57
0,96
7.35
13.93
680
Bank BTPN Tbk
80.23
4.20
15.87
14,08
3500
5
Bank Mandiri Tbk
54.75
2.74
21.95
17.38
4700
6
Bank Rakyat Indonesia Tbk
73.24
3.12
20.68
12.21
7650
7
Bank Nasional Indonesia Tbk
58.19
1.51
12.77
17.86
1980
8
Bank BTPN Tbk
75.25
2.79
11.85
10,95
3900
9
Bank Mandiri Tbk
54.75
3.11
27.17
16.12
6500
10
Bank Rakyat Indonesia Tbk
67.83
3.69
25.71
14.11
10500
59.82
2.21
21.77
23.57
3875
2008
2009
2010
11
Bank Nasional Indonesia Tbk
12
Bank BTPN Tbk
77.36
3.27
14.93
16,87
13200
13
Bank Mandiri Tbk
61.60
2.99
33.08
20.05
6750
14 15
Bank Rakyat Indonesia Tbk Bank Nasional Indonesia Tbk
67.33 60.72
3.99 2.49
31.76 28.95
16.13 22.23
6750 3800
16
Bank BTPN Tbk
73.55
3.80
18.75
17,48
3400
17
Bank Mandiri Tbk
75.81
1.65
38.21
19.65
8100
18
Bank Rakyat Indonesia Tbk
69.71
4.33
37.66
16.97
6950
19
Bank Nasional Indonesia Tbk
66.61
2.20
29.87
22.47
3700
20
Bank BTPN Tbk
73.60
4.21
21.28
19,15
5250
2011
2012
Sumber : Indonesian capital market directory (ICMD) 2008 – 2012
Perhitungan Persamaan Regresi Hasil analisis regresi linier berganda mengenai pengaruh kinerja keuangan yang terdiri dari : LDR, ROA, NPM dan CAR terhadap harga saham dengan hasil pengolahan melalui program SPSS 21. Adapun hasilnya dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014)
Tabel 2 Hasil Analisis Regresi Liner Berganda
Koefisien Regresi
Sig.
LDR
1.467
.200
Tdk Signifikan
ROA
0,536
.241
Tdk Signifikan
NPM
0,808
.050
Signifikan
CAR
0,271
.949
Tdk Signifikan
Konstanta
0.759
Sig. F
.002
R
0.805
R2
0.648
Variabel Bebas
a.
Dependent Variabel : Harga Saham
b.
Sumber : Output SPSS
Ket.
Analisis regresi linear berganda digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap satu variabel dependen. Persamaan regresi dapat dilihat dari tabel hasil analisis regresi linear berganda. Pada tabel analisis regresi linear berganda dapat dilihat pada koefisien regresi. Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda dapat diformulasikan sebagai berikut: HS = 0,759 + 1,467LDR + 0,536ROA + 0,808NPM + 0,271CAR Dari fungsi regresi linier berganda variabel kinerja keuangan yang terdiri dari : LDR, ROA, NPM dan CAR adalah bertanda positif, yang berarti variabel bebas yang digunakan dalam penelitian mempunyai hubungan yang searah dengan variabel terikat yaitu harga saham. Jika nilai dari variabel bebas tersebut meningkat maka akan mendorong meningkatnya harga saham dan sebaliknya. Berdasar persamaan regresi liner tersebut dapat dijelaskan bahwa: (1) Konstanta (α) sebesar 0,759, menunjukkan bahwa jika sebelum ada pengaruh dari variabel kinerja keuangan yang terdiri dari : LDR, ROA, NPM dan CAR = 0, maka harga saham akan mengalami penurunan sebesar 0,759 satuan. (2) Nilai koefisien regresi LDR (β1) sebesar 1,467, menunjukkan arah hubungan positif (searah) antara LDR dengan harga saham, hal ini berarti jika variabel LDR naik sebesar 1 satuan maka harga saham juga akan naik sebesar 1,467 satuan dengan asumsi variabel yang lainnya konstan. (3) Nilai koefisien regresi ROA (β2) sebesar 0,536, menunjukkan arah hubungan positif (searah) antara ROA dengan harga saham, hal ini berarti jika variabel ROA naik sebesar 1 satuan maka harga saham juga akan naik sebesar 0,536 satuan dengan asumsi variabel yang lainnya konstan. (4) Nilai koefisien regresi NPM (β3) sebesar 0,808, menunjukkan arah hubungan positif (searah) antara NPM dengan harga saham, hal ini berarti jika variabel NPM naik sebesar 1 satuan maka harga saham juga akan naik sebesar 0,808 satuan dengan asumsi variabel yang lainnya konstan. (5) Nilai koefisien regresi CAR (β4) sebesar 0,271, menunjukkan arah hubungan positif (searah) antara CAR dengan harga saham, hal ini berarti jika variabel CAR naik sebesar 1 satuan maka harga saham juga akan naik sebesar 0,271 satuan dengan asumsi variabel yang lainnya konstan.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014)
Uji Asumsi Klasik (a) Hasil Uji Normalitas. Hasil uji normalitas secara grafik Probability Plot dengan menggunakan SPSS versi 21 gambar grafik normal plot menunjukkan bahwa data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, sehingga dapat di katakan bahwa variabel dalam penelitian ini memenuhi uji normalitas. (b) Hasil uji multikolinieritas, Berdasarkan hasil uji multikolinieritas menunjukkan bahwa nilai Tolerance dan VIF terlihat bahwa tidak ada nilai Tolerance di bawah 0,10 dan nilai VIF tidak ada di atas 10 hal ini berarti keempat variabel independent tersebut tidak terdapat hubungan multikolinieritas dan dapat digunakan untuk prediksi harga saham selama periode pengamatan 2008 – 2012. (c) Hasil Uji Autokorelasi, dalam hasil analisis penelitian didapat bahwa angka statistik Durbin Watson adalah 1,931 dengan N = 20 dan k = 4, taraf signifikansi yang digunakan (α) adalah 5% diperoleh dL = 0,894 dan DU = 1,828 serta 4-dU = 2,172 dan 4-dL = 3,106. hasil menunjukkan bahwa nilai test Durbin-Watson berada pada daerah antara dU dan 2. Hal ini mengindikasikan bahwa model regresi tidak ada autokoralasi. (d) Hasil Uji Heteroskedastisitas Untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas antar variabel independen dapat dilihat dari grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat dengan residualnya. Hasil grafik plot terlihat titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, serta tersebar di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gangguan heteroskedastisitas pada model regresi. Hal ini menunjukkan bahwa hasil estimasi regresi linier berganda layak digunakan untuk interprestasi dan analisa lebih lanjut. Uji Kelayakan Model Uji F (Analisis of Variance /ANOVA) Analisis of variance digunakan untuk mengetahui apakah model yang dihasilkan baik atau tidak. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS 21 diperoleh besarnya nilai F yang terlihat pada tabel 2 diatas. Dari hasil output perhitungan program SPSS versi 21 diperoleh nilai Fhitung dengan tingkat signifikan sebesar 0,002 < (a) 0,05, sehingga secara simultan pengaruh variabel kinerja keuangan yang terdiri dari : LDR, ROA, NPM dan CAR terhadap variabel terikat yaitu harga saham pada Bank Umum Milik Pemerintah yang go publik di Bursa Efek Indonesia. Hasil ini mengindikasikan bahwa naik turunnya harga saham pada Bank Umum Milik Pemerintah yang go publik di Bursa Efek Indonesia ditentukan oleh bagaimana pelaksanaan dari indikator variabel independen yang dilaksanakan oleh Bank Umum Milik Pemerintah yang go publik di Bursa Efek Indonesia. Artinya, setiap perubahan yang terjadi pada variabel kinerja keuangan yang terdiri dari : LDR, ROA, NPM dan CAR secara simultan atau bersama-sama akan berpengaruh pada harga saham pada Bank Umum Milik Pemerintah yang go publik di Bursa Efek Indonesia. Analisis Koefisien determinasi (R2) Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS 21 diperoleh besarnya nilai koefisien determinasi (R2) yang terlihat pada tabel 2 diatas. Ditinjau dari tabel 2 diatas diketahui Koefisien korelasi berganda R merupakan cerminan tingkat keeratan hubungan variabel kinerja keuangan yang terdiri dari : LDR, ROA, NPM
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014)
dan CAR terhadap variabel terikat yaitu harga saham pada Bank Umum Milik Pemerintah yang go publik di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan pada tabel 2 di atas, dapat diketahui dari nilai koefisien korelasi (R) yaitu sebesar 0,805 atau 80,5% yang berarti bahwa korelasi atau hubungan antara variabel kinerja keuangan yang terdiri dari : LDR, ROA, NPM dan CAR secara bersama-sama terhadap variabel terikat yaitu harga saham pada Bank Umum Milik Pemerintah yang go publik di Bursa Efek Indonesia memiliki hubungan yang erat. Sedangkan nilai koefisien determinasi (R2) pada tabel 2 di atas sebesar 0,648 atau 65%, yang berarti bahwa sumbangan atau kontribusi dari variabel kinerja keuangan yang terdiri dari : LDR, ROA, NPM dan CAR secara bersama-sama terhadap variabel terikat yaitu harga saham pada Bank Umum Milik Pemerintah yang go publik di Bursa Efek Indonesia adalah cukup besar. Sedangkan sisanya (100 % - 65% = 35%) dikontribusi oleh faktor lainnya. Dan ini diperkuat oleh teori klasik yang dikutip dari Mulyadi dan Setyawan (2005:227) Tujuan utama penilaian kinerja adalah untuk memotivasi personal dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam memenuhi tindakan dan hasil yang diinginkan oleh organisasi. Standart perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana formal yang dituangkan dalam anggaran organisasi. Sedangkan Menurut (Kuncoro dan Suhardjono, 2002:539) dalam Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasi “Penilaian terhadap kinerja suatu bank tertentu dapat dilakukan dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangannya”. Laporan keuangan bank berupa neraca memberikan informasi kepada pihak diluar bank, misalnya bank sentral, masyarakat umum, dan investor. Mengenai gambaran posisi keuangannya, yang lebih jauh dapat digunakan pihak eksternal untuk menilai besarnya resiko yang ada pada suatu bank. Laporan laba rugi memberikan gambaran mengenai perkembangan usaha bank yang bersangkutan. Demikian pula menurut dikutip dari penelitian yang dilakukan Haryetti adalah “Analisis pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang go publik di Bursa Efek Indonesia” dengan menggunakan variabel CAR, RORA, NPL, ROE, GWM serta LDR. Hasil pengujian menemukan bahwa variabel CAR, RORA, LDR, ROE, GWM serta NPL berpengaruh secara simultan terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang go publik. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa dengan enam variabel yang berpengaruh signifikan yaitu CAR, RORA, LDR serta ROE sedangkan GWM dan NPL berpengaruh tidak signifikan terhadap harga saham pada perusahaan perbankan. Berdasarkan hasil penelitian secara parsial menunjukkan bahwa variabel ROE berpengaruh dominan terhadap harga saham. Penelitian yang dilakukan oleh Ardiani adalah “Analisis pengaruh kinerja keuangan terhadap perubahan harga saham pada perusahaan perbankan di Bursa Efek Jakarta” Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa ada pengaruh yang signifikan antara CAR, LDR dan BOPO terhadap harga saham perusahaan perbankan di Bursa Efek Jakarta, besarnya pengaruh tersebut adalah 0.521 atau 52.1%. Sedangkan sisanya sebesar 47.9% dipengaruhi faktor lain yang tidak diungkap dalam penelitian ini. Untuk besarnya pengaruh secara parsial diketahui bahwa besarnya pengaruh X1 terhadap Y sebesar 11.56%, X2 terhadap Y sebesar 13.76%, X3 terhadap Y sebesar 1.46%, X4 terhadap Y sebesar 15.85%, X5 terhadap Y sebesar 2.65% dan besarnya pengaruh antara X6 terhadap Y sebesar 3.24%. Penelitian Pradana adalah “Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Farmasi Yang terdaftar Di Bursa Efek Indonesia” yang diukur melalui Current Ratio, Debt to Total Assets, Net Profit Margin, Total Assets Turnover, dan Price Earning Ratio. Hasil pengujian secara simultan diperoleh
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014)
koefisien korelasi berganda sebesar 96,4% yang memperlihatkan korelasi antara variabel tersebut secara bersama–sama terhadap harga saham memiliki hubungan yang sangat kuat. Uji HIpotesis Uji Parameter Individual (Uji Statistik t) Uji t bertujuan untuk menguji pengaruh masing-masing variabel kinerja keuangan yang terdiri dari : LDR, ROA, NPM dan CAR terhadap variabel harga saham pada Bank Umum Milik Pemerintah yang go publik di Bursa Efek Indonesia. Untuk menguji pengaruh parsial tersebut dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut. Berdasarkan nilai probabilitas. Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 atau 5% maka hipotesis yang diajukan diterima atau dikatakan signifikan. Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 atau 5% maka hipotesis yang diajukan ditolak atau dikatakan tidak signifikan. Dari hasil pengujian hipotesis secara parsial dengan menggunakan SPSS 21 diatas dimana hasil pengujian uji t dari masing-masing variabel bebas sebagai berikut : (a). Uji parsial pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap harga saham pada Bank Umum Milik Pemerintah yang go publik di Bursa Efek Indonesia. Dengan menggunakan tingkat signifikasi = 0,05 dapat dilihat hasil perhitungan program SPSS 21 diperoleh tingkat signifikansi variabel Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar 0,200 (lebih besar dari = 0,05). Dengan demikian pengaruh variabel Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap harga saham pada Bank umum milik pemerintah yang go publik di Bursa Efek Indonesia secara parsial adalah tidak signifikan, yang berarti bahwa hipotesis dalam penelitian ini menolak Ha dan menerima Ho. Dengan demikian dapat berarti bahwa Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap harga saham pada Bank umum milik pemerintah yang listing di Bursa Efek Indonesia ditolak. Hasil temuan ini tidak mendukung hasil penelitian yang dilakukan Haryetti, menunjukkan bahwa dengan enam variabel yang berpengaruh signifikan yaitu CAR, RORA,ROE dan LDR sedangkan GWM dan NPL berpengaruh tidak signifikan terhadap harga saham pada perusahaan perbankan. Berdasarkan hasil penelitian secara parsial menunjukkan bahwa variabel ROE berpengaruh dominan terhadap harga saham. Hasil temuan ini tidak mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Ardiani hasil penelitian diketahui bahwa ada pengaruh yang signifikan antara CAR, LDR damn BOPO terhadap harga saham perusahaan perbankan di Bursa Efek Jakarta secara parsial, artinya Ha diterima. Sedangkan hasil uji parsial untuk RORA, ROA dan NPM terhadap harga saham perusahaan perbankan di Bursa Efek Jakarta berpengaruh tidak signifikan. (b) Uji parsial pengaruh Return On Assets (ROA) terhadap harga saham pada Bank Umum Milik Pemerintah yang go publik di Bursa Efek Indonesia. Dengan menggunakan tingkat signifikasi = 0,05 dapat dilihat hasil perhitungan program SPSS 21 diperoleh tingkat signifikansi variabel Return On Assets (ROA) sebesar 0,241 (lebih besar dari = 0,05). Dengan demikian pengaruh variabel Return On Assets (ROA) terhadap harga saham pada Bank umum milik pemerintah yang listing di Bursa Efek Indonesia secara parsial berpengaruh tidak signifikan, yang berarti bahwa hipotesis dalam penelitian ini menolak Ha dan menerima Ho. Dengan demikian dapat berarti bahwa Return On Assets (ROA) terhadap harga saham pada Bank umum milik
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014)
pemerintah yang go publik di Bursa Efek Indonesia ditolak. Hasil temuan ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Ardiani hasil penelitian diketahui bahwa ada pengaruh yang signifikan antara CAR, LDR dan BOPO terhadap harga saham perusahaan perbankan di Bursa Efek Jakarta secara parsial, artinya Ha diterima. Sedangkan hasil uji parsial untuk RORA, ROA dan NPM terhadap harga saham perusahaan perbankan di Bursa Efek Jakarta berpengaruh tidak signifikan. (c) Uji parsial pengaruh Net Profit Margin (NPM) terhadap harga saham pada Bank Umum Milik Pemerintah yang go publik di Bursa Efek Indonesia. Dengan menggunakan tingkat signifikasi = 0,05 dapat dilihat hasil perhitungan program SPSS 21 diperoleh tingkat signifikansi variabel Net Profit Margin (NPM) sebesar 0,050 (sama besar dengan = 0,05). Dengan demikian pengaruh variabel Net Profit Margin (NPM) terhadap harga saham pada Bank umum milik pemerintah yang go publik di Bursa Efek Indonesia secara parsial adalah signifikan, yang berarti bahwa hipotesis dalam penelitian ini menerima Ha dan menolak Ho. Dengan demikian dapat berarti bahwa Net Profit Margin (NPM) terhadap harga saham pada Bank umum milik pemerintah yang go publik di Bursa Efek Indonesia diterima. Hasil temuan ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Pradana adalah “Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Farmasi Yang terdaftar Di Bursa Efek Indonesia” yang diukur melalui Curret Ratio, Debt to Total Assets, Net Profit Margin, Total Assets Turnover, dan Price Earning Ratio. Hasil pengujian secara simultan yang telah dilakukan menunjukkan pengaruh current ratio, net profit margin, total assets turnover dan price earning ratio secara bersama – sama terhadap harga saham pada perusahaan farmasi adalah signifikan, yang di indikasikan dengan perolehan nilai signifikansi masih dibawah α = 5%. (d) Uji parsial pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap harga saham pada Bank Umum Milik Pemerintah yang go publik di Bursa Efek Indonesia. Dengan menggunakan tingkat signifikasi = 0,05 dapat dilihat hasil perhitungan program SPSS 21 diperoleh tingkat signifikansi variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 0,949 (lebih besar dari = 0,05). Dengan demikian pengaruh variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap harga saham pada Bank umum milik pemerintah yang go publik di Bursa Efek Indonesia secara parsial berpengaruh tidak signifikan, yang berarti bahwa hipotesis dalam penelitian ini menolak Ha dan menerima Ho. Dengan demikian dapat berarti bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap harga saham pada Bank umum milik pemerintah yang go publik di Bursa Efek Indonesia ditolak. Hasil temuan ini tidak mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Haryetti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan enam variabel yang berpengaruh signifikan yaitu CAR, RORA, LDR serta ROE sedangkan GWM dan NPL berpengaruh tidak signifikan terhadap harga saham pada perusahaan perbankan. Berdasarkan hasil penelitian secara parsial menunjukkan bahwa variabel ROE berpengaruh dominan terhadap harga saham. Hasil temuan ini tidak mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Ardiani. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa ada pengaruh yang signifikan antara CAR, LDR dan BOPO terhadap harga saham perusahaan perbankan di Bursa Efek Jakarta secara parsial, artinya Ha diterima. Sedangkan hasil uji parsial untuk RORA,
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014)
ROA dan NPM terhadap harga saham perusahaan perbankan di Bursa Efek Jakarta berpengaruh tidak signifikan, artinya Ha ditolak. Koefisien Determinasi Parsial Koefisien determinasi parsial ini digunakan untuk mengetahui faktor manakah yang paling berpengaruh dari variabel bebas yang terdiri dari Loan to Deposit Ratio, Return on Assets, Net Profit Marjin, dan Capital Adequacy Ratio terhadap Harga Saham. Tingkat koefisien determinasi masing-masing variabel tersebut adalah sebagai berikut : Tabel 3 Koefisien Korelasi dan Determinasi Parsial
Variabel
Nilai r
r2
Loan to Deposit Ratio Return On Assets Net Profit Marjin Capital Adequacy Ratio
0.327 0.301 0.442 0.245
0.1069 0.0906 0.1953 0.0600
Sumber : Output SPSS
Dari korelasi parsial diatas maka dapat diperoleh koefisien determinasi parsial dan pengertiannya sebagai berikut : (a) Koefisien determinasi parsial variabel Loan to Deposit Ratio = 0.1069 hal ini berarti sekitar 10,69% yang menunjukkan besarnya kontribusi variabel Loan to Deposit Ratio terhadap Harga Saham. (b) Koefisien determinasi parsial variabel Return On Assets = 0.0906 hal ini berarti sekitar 09,06% yang menunjukkan besarnya kontribusi variabel Return On Assets terhadap Harga Saham. (c) Koefisien determinasi parsial variabel Net profit Marjin = 0.1953 hal ini berarti sekitar 19,53% yang menunjukkan besarnya kontribusi variabel Net Profit Marjin terhadap Harga Saham. (d) Koefisien determinasi parsial variabel Capital Adequacy Ratio = 0.0600 hal ini berarti sekitar 0,60% yang menunjukkan besarnya kontribusi variabel Capital Adequacy Ratio terhadap Harga Saham. Dari hasil tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa variabel yang mempunyai pengaruh yang dominan adalah Net Profit Marjin karena mempunyai koefisien determinasi partial paling besar. Pembahasan Berdasarkan hasil perhitungan masing – masing variabel penelitian pada 4 perusahaan Bank Umum Milik Pemerintah yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2008 – 2012 yang menjadi sampel dalam penelitian ini sebagaimana terlihat pada tabel 1. Dapat di ketahui bahwa perusahaan yang mempunyai nilai loan to deposit ratio dengan nilai minimum sebesar 50,97% yang berasal dari loan to deposit ratio Bank Mandiri periode tahun 2008 dan nilai maksimum sebesar 80,23% yang berasal dari loan to deposit ratio Bank BTPN periode tahun 2008. Bila dilihat lebih jauh hanya Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) yang terlihat menonjol dari segi loan to deposit ratio dibanding ke 4 perusahaan Bank Umum Milik Pemerintah lainnya selama tahun 2008 hingga 2012. Pada tahun 2008 loan to deposit ratio Bank BTPN sebesar 80,23 sedangkan batas aman Loan to deposit ratio yang ditetapkan oleh Bank Indonasia adalah 80% ini menandakan bahwa Bank BTPN tingkat likuiditas nya sangat rendah yang berarti risiko yang dihadapi investor menjadi tingggi oleh sebab itu harga saham nya hanya sebesar 3.500. Berbeda dengan tahun 2010 dimana rasio loan to deposit ratio Bank BTPN sebesar 77,36 nilai prosentase tersebut juga tinggi tapi tidak mendekati batas aman 80% yang di tetapkan Bank Indonesia, dan reaksi yang terjadi
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014)
terhadap harga saham nya meningkat sebesar 13.200 ini dikarenakan kredit yang disalurkan tetap tinggi tapi rasio loan to deposit ratio nya pada posisi aman atau dikatakan baik. Bank Indonesia sendiri menetapkan bahwa batas aman dari loan to deposit ratio suatu bank adalah sekitar 80%. Dan batas toleransi berkisar antara 85% dan 100% (Dendawidjaya, 2004 :117), Hasil ini menunjukkan bahwa Bank Umum Milik Pemerintah kurang efektif dalam menyalurkan kredit nya. Karna tidak sesuai dengan teori dimana semakin tinggi rasio loan to deposit rasio memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan. Hal ini disebabkan karna jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar. Tinggi rendahnya loan to deposit rasio juga mempengaruhi harga saham dari aspek likuiditas, loan to deposit rasio yang tinggi berarti resiko dalam berinvestasi menjadi tinggi. Data rasio return on assets terendah (minimum) adalah 0,96% berasal dari return on asset Bank BNI periode tahun 2008, sementara rasio return on assets tertinggi (maksimum) 4,33% berasal dari return on assets Bank BRI periode tahun 2012. Hasil perhitungan rasio return on assets yang di dapat jika di diteliti lebih jauh hanya Bank BRI yang terlihat menonjol dari segi return on assets. Return on assets yang diperoleh pada tahun 2008 sebesar 3,59 dan harga saham sebesar 4.575, dan dari tahun 2008 ke 2009 rasio return on assets menurun 3.12 harga saham nya malah naik sebesar 7.650. dan pada tahun 2010 rasio return on assets naik sebesar 3.69 harga saham juga naik sebesar 10.500, namun pada tahun 2011 rasio return on assets meningkat menjadi 3,99 harga saham nya justru mengalami penurunan sebesar 6.750 dan harga saham 2012 hanya naik sebesar 6.950. Hal ini tidak sesuai dengan teori dimana return on assets yang tinggi berarti rasio profitabilitasnya juga tinggi. Kondisi ini menggambarkan bahwa kemampuan perusahaan memperoleh laba, sangat rendah sehingga kurang berpengaruh terhadap harga saham. Hal tersebut karena terjadinya penurunan pada laba perusahaan dan rata - rata jumlah asset bank. Padahal untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya perusahaan memerlukan laba. Laba ini akan diperoleh jika perusahaan mampu memasarkan atau menjual barang – barang yang dihasilkan atau barang – barang yang ditawarkan, artinya perusahaan mempunyai keunggulan kompetitif. Untuk mencapai tujuan tersebut salah satu cara yang efektif dengan jalan memuaskan konsumen pada tingkat laba tertentu tanpa melupakan tanggung jawab sosialnya. Dengan kondisi yang demikian itu perusahaan akan mampu memberikan informasi laporan keuangan yang berdaya guna sebagai alat bantu pengambilan keputusan dan akan mempengaruhi harga saham. Hasil dari perhitungan rasio net profit marjin diperoleh nilai terendah sebesar 7,35% berasal dari net profit marjin Bank BNI periode tahun 2008, dan tertinggi sebesar 38,21% berasal dari net profit marjin Bank Mandiri periode tahun 2012 jika diteliti secara keseluruhan nilai rasio net profit marjin hanya Bank Mandiri yang dari segi net profit marjin nya paling menonjol dari tahun 2008 hingga tahun 2012. Adapun rasio net profit marjin yang diperoleh Bank Mandiri pada tahun 2008 sebesar 19,44 harga saham nya sebesar 2.025, pada tahun 2009 naik sebesar 21,95 harga saham juga mengalami kenaikan sebesar 4.700, pada tahun 2010 menghasilkan net profit marjin sebesar 27,17 dan harga saham mengalami kenaikan 6.500, pada tahun 2011 dan 2012 net profit marjin terus mengalami kenaikan sebesar 33,08 ke 38,21 harga saham nya juga ikut meningkat sebesar 6.750 menjadi 8.100. dari hasil perhitungan rasio net profit marjin menunjukkan mempunyai pengaruh terhadap harga saham. Hal ini sesuai dengan teori semakin tinggi net profit marjin suatu bank berarti semakin baik kinerja bank. Hal tersebut disebabkan karena semakin tinggi net profit marjin suatu bank maka akan semakin tinggi pula keuntungan marjinal yan diperoleh bank tersebut sehingga akan diperoleh tanggapan positif dari pelaku pasar modal terutama dari sudut harga sahamnya. Dengan kata lain, semakin tinggi net profit marjin maka suatu bank akan semakin tinggi pula harga sahamnya. Hal tersebut karna besarnya net profit marjin yang diukur dengan besarnya perbandingan laba bersih terhadap pendapatan operasionalnya,
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014)
dengan tingginya laba bersih yang diperoleh perusahaan Bank Umum Milik Pemerintah maka kemungkinan besar investor mendapat dividen juga semakin besar. Jika perusahaan memutuskan untuk menyisihkan pendapatan dari laba untuk pembagian dividen maka akan berakibat tingginya harga saham sehingga harga saham terdorong untuk meningkat. Rasio capital adequacy ratio mempunyai nilai minimum sebesar 10,95% yang berasal dari capital adequacy ratio Bank BTPN periode tahun 2009 dan nilai maksimum sebesar 23,57% yang berasal dari capital adequacy ratio Bank BNI periode tahun 2010. Jika dianalisis lebih jauh dapat dilihat rasio capital adequacy ratio Bank BNI dari tahun 2008 sebesar 13,93 harga saham nya sebesar 680 dan pada tahun 2009 rasio capital adequacy ratio naik sebesar 17,86 harga saham juga naik sebesar 1.980, pada tahun 2010 capital adequacy ratio Bank BNI naik sebesar 23,57 harga saham nya juga naik sebesar 3.875 dan pada tahun 2011 mengalami penurunan sebesar 22,23 harga saham juga menurun sebesar 3.800 pada tahun 2012 rasio capital adequacy ratio kembali meningkat sebesar 22,47 tapi harga sahamnya justru menurun sebesar 3.700. Bank Umum Milik Pemerintah yang listing di Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian berada jauh di atas batas aman standar yang ditetapkan Bank Indonesia yaitu minimal 8%. Sehingga dapat dikatakan bahwa Bank Pemerintah yang Go Publik telah memenuhi syarat CAR sebagaimana yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Tapi jika diamati dari sisi harga sahamnya justru sebaliknya rasio capital adequacy ratio milik Bank BNI diposisi tertinggi, tapi harga saham nya justru diposisi terendah dibandingkan dengan Bank BTPN yang rasio CAR nya terendah dimana harga saham bank BTPN lebih tinggi jika dibandingkan dengan harga saham Bank BNI. Pada dasarnya rasio CAR adalah rasio antara Modal Bank dibandingkan dengan pinjaman yang diberikan. Yang berarti bahwa CAR yang tinggi berarti penyaluran kredit semakin rendah, itu berarti mengurangi potensi memperoleh laba yang dapat mengurangi minat investor. Oleh sebab itu dalam menetapkan kebijakan maka bank perlu mempertimbangkan unsur kecukupan modal dan fungsi penyaluran kreditnya, manajemen bank sebaiknya memanfaatkan modalnya untuk ekspansi kredit. Simpulan dan Saran Simpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: (1) Dari hasil penelitian menunjukkan variabel LDR, ROA, NPM dan CAR secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada Bank Umum Milik Pemerintah yang go publik di Bursa Efek Indonesia. Artinya, setiap perubahan yang terjadi pada variabel kinerja keuangan yang terdiri dari: LDR, ROA, NPM dan CAR secara simultan atau bersama-sama akan berpengaruh pada harga saham pada Bank Umum Milik Pemerintah yang go publik di Bursa Efek Indonesia. (2) Secara parsial variabel LDR, ROA dan CAR berpengaruh tidak signifikan terhadap harga saham pada Bank Umum Milik Pemerintah yang go publik di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan NPM memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham pada Bank Umum Milik Pemerintah yang go publik di Bursa Efek Indonesia. Saran Berdasarkan hasil analisis pembahasan serta beberapa kesimpulan pada penelitian ini, adapun saran-saran yang dapat diberikan melalui hasil penelitian ini agar mendapatkan hasil yang lebih baik, yaitu: (1) Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti dengan variabel-variabel lain diluar variabel ini agar memperoleh hasil yang lebih bervariatif yang dapat menggambarkan hal-hal apa saja yang dapat berpengaruh terhadap harga saham dan dapat memperpanjang periode pengamatan dan disarankan untuk memperluas cakupan penelitian tentang pengaruh rasio keuangan terhadap kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan dengan menggunakan rasio-rasio lain selain
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014)
rasio yang dipakai pada penelitian ini. (2) Dengan menstabilkan dan menjaga rasio LDR di posisi ideal serta memperhatikan kualitas kredit yang disalurkan untuk menghindari terjadinya kredit yang bermasalah sehingga dapat memperoleh keuntungan dari kredit yang disalurkan bagi bank. (3) Perusahaan Bank Umum Milik Pemerintah perlu mengendalikan ROA agar tidak mengalami penurunan pada laba perusahaan dan rata – rata jumlah assets serta menghasilkan suatu produk yang memiliki keunggulan kompetitif dengan begitu perusahaan dapat memuaskan investor pada tingkat laba tertentu. Jika perusahaan memutuskan untuk ,menyisihkan pendapatan dari laba untuk pembagian dividen maka akan berakibat harga saham terdorong untuk meningkat. (4) Perusahaan Bank Umum Milik Pemerintah harus mempertahankan rasio NPM nya agar terus maksimal. Dengan cara meningkatkan jumlah penjualan atau jasa yang ditawarkan, menurunkan biaya administrasi dan biaya operasi, serta biaya lainnya agar profitabilitas dapat tetap dipertahankan. (5) Dengan melihat rasio CAR perusahaan Bank Umum Milik pemerintah diharapkan selalu menjaga tingkat modalnya, sehingga mampu menyediakan dana untuk keperluan pengambangan usaha dan penyaluran kredit serta menampung kemungkinan risiko kerugian yang diakibatkan piutang tak tertagih, untuk meminimalkan risiko piutang tak tertagih perusahaan perlu memperpendek batas waktu pembayaran kredit. DAFTAR PUSTAKA Arifin, B. (2004). Dasar – dasar Ilmu Ekonomi, Edisi Pertama. Kompas Group Ardiani, A. 2007. Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan yang GO Public di Bursa Efek Indonesia,Skripsi. Universitas Negeri Semarang. Dendawijaya, L, 2004, Manajemen Perbankan, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta.
Ghozali, I. 2006, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS Edisi Kedua, Penerbit Univertas Diponegoro, Yogyakarta Haryetti, 2012. Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan yang Go Publik di Bursa Efek Indonesia,Skripsi. Universitas Riau. Husnan, S. 2004. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. UPP AMP YKPN, Yogyakarta. ___________. 2005 Dasar-dasar Teori dan Analisis Sekuritas Edisi Kelima, Yogyakarta : BPFE Kuncoro, M. & Suhardjono. 2002, Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasi. Edisi Pertama, Yogyakarta. Mulyadi dan Setyawan, J. (2005), “Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen”, Edisi 2, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Mulyono, T.P. 2006. Manajemen Perkreditan Bagi Bank Komersil. Edisi ketiga. Yogyakarta. Munawir, S. 2005. Analisa Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Liberty Yogyakarta Pradana, A. 2012. Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Farmasi yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ),Skripsi.Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia. Surabaya. Sartono, A. 2005. Manajemen Keuangan,Edisi Keempat, Badan Penerbit Fakultas Ekonomi UGM, Yogyakarta. Siamat, D. 2006, Manajemen Lembaga Keuangan, Edisi Kedua, Jakarta : LPEE – UI Sugiyono, 2007, Metodologi Penelitian Bisnis, Edisi Revisi, Cetakan Kesebelas, Penerbit Alfabeta, Bandung. ●●●