PENGARUH VARIABEL FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM DI BEI ( Studi Empiris Pada Emiten Yang Terdaftar Dalam Index LQ 45 Bursa Efek Indonesia Tahun 2013 – 2015 )
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE)
Disusun oleh : Eko Prasetyo Anggono NIM. 109081000201
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2016 M i
ii
iii
iv
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.
IDENTITAS PRIBADI Nama
:
Eko Prasetyo Anggono
TTL
:
Tangerang, 10 September 1991
Alamat
:
Jln. Mawar 11, Blok D4, No. 7B, Komp. Taman Kedaung, Pamulang, Tangerang Selatan, 15415
II.
Nomor Contact
:
082122697901
Email
:
[email protected]
LATAR BELAKANG PENDIDIKAN -
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
:
Kelulusan Tahun 2016 S1 Program Studi Menajemen Konsentrasi Keuangan
III.
-
SMA Negeri 2 Pamulang
:
Kelulusan Tahun 2009
-
SMP Negeri 4 Ciputat
:
Kelulusan Tahun 2006
-
SD Dahlia
:
Kelulusan Tahun 2003
LATAR BELAKANG PENDIDIKAN Ayah
:
Sono
Ibu
:
Utari Raharjo
Alamat
:
Jln. Mawar 11, Blok D4, No. 7B, Komp. Taman Kedaung, Pamulang, Tangerang Selatan, 15415
vi
PENGARUH VARIABEL FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM DI BEI ( Studi Empiris Pada Emiten Yang Terdaftar Dalam Index LQ 45 Bursa Efek Indonesia Tahun 2013 – 2015 )
Eko Prasetyo Anggono
ABSTRACT
This study aims to provide evidence on the effect of the fundamental variables of growth, profitability, liquidity, leverage, and efficiency of the company to the stock price. Fundamental variables studied were Total Asset Growth, Return on Assets (ROA), the Current Ratio (CR), Leverage, and Turn Over Total Assets as the independent variable and stock price as the independent variable. The sample used in this study are companies listed on Bursa effect is Indonesia Index LQ 45 actively traded from 2013 to 2015. Sampling method is purposive sampling where the sampling is based on certain conditions. The statistical methods used in this research is multiple regression method. The results of this study indicate that all variables simultaneously Fundamental statistically significant effect to predict stock prices to be traded. While statistically partially variable fundamental growth and profitability of companies has no effect sigifikan to predict the stock price will be traded on the exchange. Keywords: Total Asset Growth, Return on Assets (ROA), the Current Ratio (CR), Leverage and Total Asset Turn Over.
vii
PENGARUH VARIABEL FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM DI BEI ( Studi Empiris Pada Emiten Yang Terdaftar Dalam Index LQ 45 Bursa Efek Indonesia Tahun 2013 – 2015 )
Eko Prasetyo Anggono
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti mengenai pengaruh variabel fundamental pertumbuhan, profitabilitas, likuiditas, leverage, dan efisiensi perusahaan terhadap harga saham. Variabel fundamental yang diteliti yaitu Asset Growth Total, Return On Asset (ROA), Current Ratio (CR), Leverage, dan Turn Over Total Asset sebagai variable independent dan harga saham sebagai variable independent. Jumlah sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar pada Bursa Effek Indonesia Index LQ 45 yang aktif diperdagangkan dari tahun 2013 sampai dengan 2015. Metode pengambilan sample yang digunakan adalah purposive sampling dimana pengambilan sample dilakukan berdasarkan syarat-syarat tertentu. Metode statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa seluruh variabel fundamnetal secara statistik simultan berpengaruh signifikan untuk memprediksi harga saham yang akan diperdagangkan. Sedangkan secara statistik parsial variable fundamental pertumbuhan, dan profitabilitas perusahaan tidak berpengaruh sigifikan untuk memprediksi harga saham yang akan diperdagangkan di bursa. Kata Kunci : Asset Growth Total, Return On Asset (ROA), Current Ratio (CR), Leverage, dan Turn Over Total Asset
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Salawat serta salam senantiasa tercurah kepada Baginda Nabi Besar Muhammad SAW yang mengantarkan manusia dari zaman kegelapan ke zaman yang terang benderang ini. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat guna mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak dapat terselesaikan
tanpa
dukungan dari berbagai pihak baik moril
maupun materil. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, terutama kepada: 1. Kedua orang tua penulis, bapak Sono dan ibu Utari Raharjo atas
support , doa, dan kepercayaan yang diberikan kepada penulis yang tidak akan terukur jumlahnya. I’ve made it guys!! 2. Kedua adik penulis, Pandu dan Tomo yang selalu memberi semangat
kepada penulis untuk menyelesaikan tugas akhir kuliah ini. 3. Dr. M. Arief Mufraini Lc., MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 4. Ela Patriana, MM selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 5. Titi Dewi Warninda, SE., M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi
yang telah berkenan meluangkan waktu dan memberikan tambahan ilmu serta solusi penyelesaian permasalahan skripsi yang dibuat oleh ix
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir kuliah ini 6. Seluruh Bapak/Ibu dosen yang telah memberikan ilmu pengetahuan
kepada penulis selama masa perkuliahan. 7. Kawan sepergaulan, Fitrah, Angga, Afif, Wika, Saiful, Vigor, Sidik
atas support dan respect yang diberikan kepada penulis selama masa-masa kuliah 8. Seluruh teman-teman Manajemen D 2009 yang tidak bisa
disebutkan satu per satu atas segala support yang diberikan kepada penulis 9. Seluruh staf dan karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
telah memberikan bantuan kepada penulis Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran dan masukan serta kritik yang membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak khususnya dalam bidang manajemen keuangan.
Jakarta, 13 Juni 2016 Penulis,
Eko Prasetyo Anggono
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................ I LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .................................................. II LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................... III LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .................................... IV LEMBAR PENYERTAAN KEASLIAN KARYA ILIMIAH .............V DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................. VI ABSTRACT .......................................................................................... VII ABSTRAK .......................................................................................... VIII KATA PENGANTAR ........................................................................... IX DAFTAR ISI .......................................................................................... XI DAFTAR TABEL............................................................................... XIV DAFTAR GAMBAR .......................................................................... XIV BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1 A. Latar Belakang Penelitian ............................................................. 1 B. Perumusan Masalah ...................................................................... 6 C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 7 D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 9 A. Kerangka Teoritis .......................................................................... 9 1. Rasio Keungan ........................................................................ 9 a. Pengertian Rasio Keungan ................................................ 9 b. Variabel Fundamental Perusahaan .................................. 11
xi
1) Pertumbuhan Perusahaan .......................................... 11 2) Profitabilitas Perusahaan ........................................... 13 3) Likuiditas Perusahaan ............................................... 15 4) Leverage Perusahaan................................................. 18 5) Efisiensi Perusahaan.................................................. 20 2. Pasar Modal........................................................................... 21 a. Pengertian Pasar Modal................................................... 21 b. Manfaat Pasar Modal ...................................................... 22 c. Instrument Keuangan di Pasar Modal ............................. 22 3. Saham .................................................................................... 23 a. Pengertian Saham ............................................................ 23 1) Saham Biasa .............................................................. 25 2) Saham Preferen ......................................................... 25 b. Jenis-Jenis Saham............................................................ 25 c. Nilai Saham ..................................................................... 28 d. Harga Saham ................................................................... 30 B. Penelitian Sebelumnya ................................................................ 31 C. Perumusan Hipotesis ................................................................... 37 D. Kerangka Pemikiran .................................................................... 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................... 43 A. Rung Lingkup Penelitian............................................................. 43 B. Metode Penelitian Populasi dan Sampel ..................................... 43 C. Metode Pengumpulan Data ......................................................... 44 D. Metode Analisis .......................................................................... 46 1. Uji Statistik Deskriptif .......................................................... 46 2. Uji Asumsi Klasik ................................................................. 46 a. Uji Normalitas ................................................................. 47 b. Uji Multikolinearitas ....................................................... 48 c. Uji Autokorelasi .............................................................. 49 d. Uji Heteroskedastisitas .................................................... 49 xii
3. Uji Regresi Berganda ............................................................ 50 4. Uji Hipotesis.......................................................................... 51 a. Uji Koefisien Determinasi............................................... 51 b. Uji Statistik t ................................................................... 52 c. Uji Regresi Simultan ....................................................... 52 E. Batasan Variabel Operasional ..................................................... 52 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................... 56 A. Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................ 56 B. Deskripsi Data ............................................................................. 60 C. Analisis Data ............................................................................... 62 1. Pengujian Asumsi Klasik ...................................................... 62 a. Uji Normalitas ................................................................. 62 b. Uji Multikolinearitas ....................................................... 63 c. Uji Auto Korelasi ............................................................ 65 d. Uji Heteroskedastisitas .................................................... 65 2. Pengujian Hipotesis ............................................................... 67 a. Uji Koefisien Determinasi............................................... 68 b. Uji Parameter Individual ................................................. 69 c. Uji Signifikan Simultan................................................... 74 D. Interprestasi ................................................................................. 75 BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ........................................ 79 A. Kesimpulam ................................................................................ 79 B. Imlikasi........................................................................................ 81 C. Saran............................................................................................ 82 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 84 LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................... 87
xiii
DAFTAR TABEL
No.
Keterangan
Halaman
2.1
Penelitian Sebelumnya ................................................................ 35
4.1
Daftar Sampel Perusahaan .......................................................... 58
4.2
Hasil Pengujian Descriptive Statistics ........................................ 61
4.3
Hasil Pengujian Komolgorov Smirnov ....................................... 63
4.4
Hasil Pengujian Multikolinearitas ............................................... 64
4.5
Hasil Pengujian Autokorelasi ...................................................... 65
4.6
Hasil Pengujian Heteroskedastisitas Uji Park ............................. 66
4.7
Hasil Pengujian Koefisien Determinasi R2................................. 68
4.8
Hasil Pengujian Parameter Individual (Uji Statistik t) ................ 69
4.9
Hasil Pengujian Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ............. 74
DAFTAR GAMBAR
No.
Keterangan
Halaman
2.1
Kerangka Pemikiran .................................................................... 41
4.1
Hasil Pengujian Normalitas Data P-Plot ..................................... 62
xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Harga suatu produk berdasarkan definisi klasik adalah gambaran titik temu antara sisi penawaran dan permintaan, sebab untuk beberapa produk tertentu ada yang sama sekali tidak terkait langsung dengan permintaan atau penawaran. Oleh karenanya, banyak hal yang mampu dan capable untuk mempengaruhi titik temu kedua sisi tersebut. Harga saham misalnya, tidak cukup hanya sisi permintaan dan penawaran (atau bahkan sama sekali tidak) yang merepresentasikan terbentuknya harga produk tersebut. Fabozzi (1999) menyatakan bahwa dalam analisis sekuritas ada dua pendekatan yang digunakan yaitu analisis fundamental dan teknikal. Analisis fundamental didasarkan pada dua model dasar penilaian sekuritas yaitu earning multiplier dan asset values, sedangkan analisis teknikal secara umum memfokuskan perhatian pada perubahan volume dan harga pasar sekuritas. Fenomena faktor fundamental yang sering digunakan untuk memprediksi harga saham atau tingkat pengembalian saham adalah rasio keuangan dan rasio pasar. Rasio keuangan yang berfungsi untuk memprediksi harga saham antara lain: return on assets (ROA), debt equity ratio (DER), dan book value per Share (BVS). Rasio pasar yang sering dikaitkan dengan harga atau tingkat pengembalian saham adalah price book value (PBV).
1
Fenomena faktor teknikal diukur dengan beberapa indikator antara lain inflasi, nilai tukar mata uang, dan resiko pasar. Saham perusahaan yang go public merupakan komoditi investasi yang berisiko, karena bersifat peka terhadap perubahan – perubahan yang terjadi di dalam negeri maupun perubahan dari luar negeri. Perubahan-perubahan ini tentunya merupakan risiko bagi investor. Risiko ini terbagi menjadi risiko sistematis dan risiko tidak sistematis. Sharpe (1999) mendefinisikan risiko sistematis sebagai bagian dari perubahan aktiva yang dapat dihubungkan kepada faktor umum yang disebut sebagai risiko pasar atau risiko yang tidak dapat dibagi. Risiko sistematis merupakan tingkat minimum risiko yang dapat diperoleh bagi suatu portofolio melalui diversifikasi sejumlah besar aktiva yang dipilih secara acak. Risiko tidak sistematis adalah risiko yang unik bagi perusahaan, seperti pemogokan kerja oleh pekerja perusahaan, bencana alam yang menimpa perusahaan, dan lain-lain sejenisnya (Fabozzi, 1999). Pasar modal Indonesia telah menjadi perhatian banyak pihak, khususnya masyarakat bisnis. Pasar modal merupakan media yang sangat efektif untuk dapat menyalurkan dan menginvestasikan dana yang berdampak produktif dan menguntungkan investor. Melalui kegiatan pasar modal, perusahaan dapat memperoleh dana untuk membiayai kegiatan operasional dan perluasan perusahaan. Dana diperoleh dari sumber intern dan ekstern perusahaan. Dana yang berasal dari sumber ekstern adalah dana yang berasal dari para kreditor dan investor. Dana yang berasal dari kreditor
2
disebut modal asing yang merupakan hutang bagi perusahaan sedangkan dana yang berasal dari investor disebut modal sendiri. Pasar modal juga merupakan suatu sarana untuk mengatasi permasalahan likuditias perusahaan sekaligus sebagai salah satu sarana investasi bagi pihak-pihak yang mempunyai kelebihan dana. Salah satu instrumen utama dalam menganalisis kondisi fundamental perusahaan adalah informasi keuangan, karena didalamnya mencerminkan kondisi kesehatan serta prospek perusahaan pada masa yang akan datang. Investasi pada pasar modal adalah termasuk dalam kategori investasi yang likuiditasnya tinggi serta convertible (mudah dikonversikan) sehingga penting bagi emiten untuk memperhatikan kepentingan pemilik modal yaitu dengan memaksimalkan nilai perusahaan. Karena nilai perusahaan merupakan ukuran keberhasilan atas fungsi-fungsi keuangan. Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam kegiatan operasionalnya merupakan fokus utama dalam penilaian prestasi perusahaan, karena dari laba perusahaan akan dapat diketahui kemampuan perusahaan dalam pemenuhan kewajiban bagi para investornya dan juga merupakan elemen penting dalam penciptaan nilai perusahaan yang menunjukkan prospeknya pada masa mendatang. Untuk mengetahui tingkat kesehatan perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan yang secara periodik di-update sebagai salah sstu kewajiban perusahaan publik yang listed di Bursa Efek Indonesia. Informasi yang terdapat pada laporan keuangan sangat berguna bagi pihak-pihak yang mempunyai kepentingan di perusahaan tersebut,
3
contohnya manajemen sebagai pihak intern perusahaan menggunakan laporan keuangan sebagai dasar pengukuran kinerja perusahaan. Bagi pihak ekstern, seperti investor menggunakan laporan keuangan untuk membantu kegiatan investasi di pasar modal. Informasi yang diperoleh dari perusahaan lazimnya didasarkan pada kinerja perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan. Sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) revisi 1 Juli 2009 mewajibkan bagi setiap perusahaan (terutama perusahaan publik) wajib menyajikan laporan keuangan, baik laporan keuangan interim/quarter (unaudit) maupun laporan keuangan tahunan/annual (audited). Laporan keuangan tahunan (yang telah di audit) antara lain dipublikasikan oleh Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang memuat laporan neraca dan laporan laba rugi, serta catatan yang berhubungan dengan laporan keuangan tersebut. Berdasarkan laporan keuangan, investor dapat mengetahui kinerja perusahaan dalam kemampuannya untuk menghasilkan profitabilitas dan besarnya pendapatan dividen yang akan diterima oleh para pemegang saham (dividend payout ratio). Harga saham mencerminkan juga nilai dari suatu perusahaan. Jika perusahaan mencapai prestasi yang baik, maka saham perusahaan tersebut akan banyak diminati oleh para investor. Prestasi baik yang dicapai perusahan dapat dilihat di dalam laporan keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan (emiten). Emiten berkewajiban untuk mempublikasikan laporan keuangan pada periode tertentu. Laporan keuangan ini sangat berguna bagi
4
investor untuk membantu dalam pengambilan keputusan investasi, seperti menjual, membeli, atau menanam saham. Untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, analisis keuangan memerlukan beberapa tolak ukur. Tolak ukur yang sering dipakai adalah rasio atau indeks, yang menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya. Analisis dan interpretasi dari macam-macam rasio dapat memberikan informasi yang lebih baik tentang kondisi keuangan dan prestasi keuangan perusahaan. Penelitian sebelumnya juga terlihat berusaha menambah item-item yang menurut mereka capable untuk mempengaruhi harga saham, diantaranya adalah: a) Arus kas (Sloan, 1996; Triyono dan Hartono, 2000; Pradhono dan Christian, 2004; Sukartaatmadja 2005; Setiawan, 2005; Daniati dan Suhairi, 2006; Meythi, 2006);
b) Indikator ekonomi makro
(Reza, 2000; Hilda, 2003; Auliyah, 2006; Ernawati 2007); c) Penciptaan nilai tambah ekonomis (Sartono dan Setiawan, 1999; Praweti, 2003; Rohmah dan Trisnawati, 2004; Dewi, 2004; Sasongko dan Wulandari, 2006) dan; d) Momen atau peristiwa tertentu (Sularso, 2003; Susilo dan Jaryono, 2004; Iramani dan Mahdi, 2006; Siaputra dan Atmadja, 2006). Sementara pada beberapa penelitian sebelumnya yang menghubungkan antara faktor fundamental (rasio keuangan) dengan harga saham menunjukkan hasil yang variatif, baik itu yang berpengaruh signifikan (Kusdiyanto, 1996; Rahadjo, 2001; Rosyadi, 2002; Riska, 2002; Wibowo, Idawati, Kharisma, Lestari, Santoso, Sitobang, Sudarto, dan Havid, 2003; Fahrani, 2004; Wulandari, Mawardi, 2005; Enggarini, Asna dan Nugraha, 2006; Faridl, 2007) atau tidak
5
berpengaruh sama sekali (Riska, 2002; Haryanto, dan Sugiharto, 2003; Hengki, 2004; Anggraeni dan Sugiharto 2004; Suharli, 2005; Puspasari, 2006; Siyami, 2007). Hasil penelitian yang variatif tersebut mendorong untuk dilakukan penelitian lanjutan tentang hubungan atau pengaruh faktor fundamental (rasio keuangan) dengan harga saham. Perbedaan dengan penelitian sebelumnya adalah penambahan pada proksi faktor fundamental yang tidak hanya terpaku pada profitabilitas dan leverage, tapi juga pertumbuhan, dan efisiensi operasional perusahaan, cakupan luas sampel, dan periode penelitian. Dengan melihat pentingnya informasi variabel fudamental keuangan perusahaan dan latar belakang yang telah diutarakan oleh penulis, maka penulis memberi judul penelitian skripsi ini adalah “Pengaruh Variabel Fundamental Terhadap Harga Saham Di BEI (Studi Empiris Pada Emiten Yang Terdaftar Dalam Index LQ 45 Bursa Efek Indonesia Tahun 2013 – 2015)”. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, maka dapat diidentifikasikan masalahmasalah sebagai berikut: 1. Apakah pertumbuhan perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. 2. Apakah profitabilitas perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.
6
3. Apakah leverage perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. 4. Apakah likuiditas perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. 5. Apakah efisiensi perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. 6. Apakah pertumbuhan, profitabilitas, leverage, likuiditas, dan efisiensi perusahaan secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham C. Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian yang ingin memberikan informasi secara empiris tentang: 1. Pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap harga saham. 2. Pengaruh pengaruh profitabilitas perusahaan terhadap harga saham 3. Pengaruh leverage perusahaan terhadap harga saham 4. Pengaruh likuiditas perusahaan terhadap harga saham 5. Pengaruh efisiensi perusahaan terhadap harga saham 6. Pengaruh rasio pertumbuhan, profitabilitas, leverage, likuiditas, dan efisiensi perusahaan secara bersama-sama terhadap harga saham D. Manfaat Penelitian Dari penelitian yang dilakukan oleh penulis diharapkan penelitian ini bermanfaat bagi pembaca, pengguna, manajemen, pengambil keputusan, dan penulis, dengan penjelasan sebagai berikut:
7
1. Bagi pengguna dalam hal ini adalah investor maupun kreditor, diharapkan penelitian ini dapat menjadikan dasar dalam menilai kinerja manajemen dalam pertimbangan awal proses transaksi bursa dan proses pengambilan keputusan investasi saham. 2. Bagi manajemen, diharapkan penelitian ini dapat menjadikan motivasi untuk meningkatkan kinerja manajemen perusahaan yang di kelola, sehingga dapat tercermin yang baik dalam laporan keuangan yang disusun serta sebagai dasar pengambilan keputusan mengenai kebijaksanaan yang
menyangkut rasio kinerja keuangan terhadap
keputusan investasi saham. 3. Bagi para pengambil keputusan (eksekutif), diharapkan penelitian ini dapat dijadikan dasar penilaian dan dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan di masa yang akan datang. 4. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan memberikan bukti empiris mengenai perbedaan rasio keuangan yang terdapat dalam laporan keuangan perusahaan serta pengaruh rasio keuangan yang tergambarkan dalam laporan keuangan terhadap harga saham. 5. Bagi penulis, diharapkan penelitian ini dapat membantu dan menambah penulis dalam menambah wawasan dan pengetahuan dalam penerapan proses transaksi pada bursa efek.
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Rasio Keuangan a. Pengertian Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angkaangka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Dari hasil rasio keuangan ini akan terlihat kondisi kesehatan perusahaan yang bersangkutan (Kasmir, 2008:104). Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang merupakan hubungan yang relevan dan signifikan. Misalnya antara utang dan modal, antara kas dan total asset, antara harga pokok produksi dengan total penjualan, dan sebagainya. Teknik ini sangat lazim digunakan para analitis keuangan. Rasio keuangan sangat penting dalam melakukan analisis terhadap kondisi keuangan perusahaan. Rasio keuangan itu bisa banyak sekali (Harahap, 2007:297). Sedangkan Rasio juga dapat menunjukkan area-area yang memerlukan penelitian dan penanganan yang lebih mendalam. Dalam hubungannya dengan keputusan yang diambil oleh perusahaan, analisis rasio bertujuan untuk menilai efektivitas keputusan yang telah diambil perusahaan dalam rangka 9
menjalankan aktivitas perusahaannya (Prastowo dan Juliaty, 2002:76). Rasio sebenarnya hanyalah alat yang dinyatakan dalam aritmathical terms yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data finansial (Bambang Riyanto, 2001:329). Rasio keuangan, membantu kita untuk menidentfikasi beberapa kelemahan dan kekuatan keuangan perusahaan. Rasio tersebut memberikan dua cara, bagaimana membuat perbandingan dan data keuangan peusahaan yang berarti: (1) kita dapat meneliti rasio antar waktu (katakanlah untuk tahun terakhir) untuk meneliti arah pergerakannya; dan (2) kita dapat membandingkan rasio perusahaan dengan rasio perusahaan lainnya. Tujuan dari penggunaan suatu rasio saat menganalisis informasi keuangan secara sederhana dilakukan dengan membuat standar tolak ukur atas informasi yang akan dianalisis agar rasio dari dua perusahaan yang berbeda dapat dibandingkan atau juga satu perusahaan dengan batasbatas waktu yang berbeda (Keown, Martin, Petty, dan Scott Jr, 2004:70-71). Untuk mengukur kinerja keuangan peusahaan dapat dilakukan dengan beberapa rasio keuangan. Setiap rasio keuangan memiliki tujuan, kegunaan, dan arti tertentu. Kemudian, setiap hasil dari rasio yang diukur diinterpretasikan sehingga menjadi berarti bagi pengambilan keputusan. Berikut ini adalah bentuk-bentuk rasio
10
keuangan yaitu rasio likuiditas, rasio profitabilitas, dan rasio solvabilitas. b. Variabel Fundamental 1) Pertumbuhan Perusahaan Pertumbuhan
perusahaan
dinyatakan
sebagai
pertumbuhan total aset dimana pertumbuhan aset masa lalu akan menggambarkan
profitabilitas
yang
akan
datang
dan
pertumbuhan yang datang. Growth adalah perubahan (penurunan atau peningkatan) total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Pertumbuhan aset dihitung sebagai persentase perubahan aset pada saat tertentu terhadap tahun sebelumnya. Growth merupakan perubahan total aset baik berupa peningkatan maupun penurunan yang dialami oleh perusahaan selama satu periode (satu tahun). Pertumbuhan aset menggambarkan pertumbuhan aktiva perusahaan yang akan memengaruhi profitabilitas perusahaan yang menyakini bahwa persentase perubahan total aktiva merupakan indikator yang lebih baik dalam mengukur growth perusahaan. Ukuran yang digunakan adalah dengan menghitung proporsi kenaikan atau penurunan aktiva. Pada penelitian ini, pertumbuhan perusahaan diukur dari proporsi perubahan asset, untuk membandingkan kenaikan atau penurunan atas total aset yang dimiliki oleh perusahaan.
11
Asset merupakan aktiva yang digunakan untuk aktivitas operasional perusahaan. Semakin besar asset diharapkan semakin besar hasil operasional yang dihasilkan oleh perusahaan. Peningkatan asset yang diikuti peningkatan hasil operasi akan semakin menambah kepercayaan pihak luar terhadap perusahaan. Dengan meningkatnya kepercayaan pihak luar (kreditor) terhadap perusahaan, maka proporsi hutang semakin lebih besar daripada modal sendiri. Hal ini didasarkan pada keyakinan kreditor atas dana yang ditanamkan ke dalam perusahaan dijamin oleh besarnya asset yang dimiliki perusahaan (Ang,1997). Pertumbuhan perusahaan sangat diharapkan oleh pihak internal maupun eksternal suatu perusahaan karena dapat memberikan suatu aspek yang positif bagi mereka. Dari sudut pandang investor, pertumbuhan suatu perusahaan merupakan tanda bahwa perusahaan memiliki aspek yang menguntungkan, dan mereka mengharapkan rate of return (tingkat pengembalian) dari investasi mereka memberikan hasil yang lebih baik. Nilai perusahaan yang dibentuk melalui indikator nilai pasar saham sangat dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi. Adanya peluang investasi dapat memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang, sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. Pertumbuhan (growth) adalah seberapa jauh perusahaan menempatkan diri dalam sistem
12
ekonomi secara keseluruhan atau sistem ekonomi untuk industri yang sama (Machfoedz, 1996). Pertumbuhan perusahaan dapat juga menjadi indikator dari profitabilitas dan keberhasilan perusahaan. Dalam hal ini, pertumbuhan perusahaan merupakan perwakilan untuk ketersediaan dana internal. Jika perusahaan berhasil dan memperoleh laba, maka tersedia dana internal yang cukup untuk kebutuhan investasi. Rumus yang di gunakan sebagai berikut. : 𝐺𝑟𝑜𝑤𝑡ℎ ∶
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 (𝑡) − 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 (𝑡 − 1) 𝑋 100% 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 (𝑡 − 1)
2) Profitabilitas Perusahaan Rasio profitabilitas sering juga disebut sebagai rasio rentabilitas, menurut Moeljadi (2006:52) rasio profitabilitas adalah rasio yang berusaha mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba, baik dengan menggunakan seluruh aktiva yang ada maupun dengan menggunakan modal sendiri. Sementara itu rasio profitabilitas menurut Harahap (2007:304) adalah
yang
menggambarkan
kemampuan
perusahaan
mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya. Sedangkan menurut Kasmir (2008:196) rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuangan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu 13
perusahaan. Hal ini ditunjukan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Intinya adalah penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan. Berdasarkan beberapa definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa rasio profitabilitas adalah rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam meningkatkan laba. Perusahaan yang baik (sehat) mempunyai profitabilitas yang besar dan cenderung memiliki laporan keuangan yang sewajarnya sehingga potensi untuk mendapatkan opini yang baik akan lebih besar dibandingkan dengan jika profitabilitasnya rendah (Petronela, 2004:48). Dalam penelitian ini ukuran rasio profotabilitas menggunaka return on assets (ROA). Return on assets (ROA) merupakan rasio yang menunjukan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan atas suatu ukuran tentang aktiva yang digunakan dalam perusahaan atas suatu ukuran tentang aktivitas manajemen (Kasmir, 2008:211). Return on assets (ROA) adalah rasio yang diperoleh dengan membagi laba/rugi bersih dengan total assets. Pengembalian atas aset-aset (ROA) menentukan jumlah pendapatan bersih yang dihasilkan dari aset-aset perusahaan dengan menghubungkan pendapatan bersih ke total aset-aset (Keown, Martin, Petty, dan Scott Jr, 2004:77).
14
Rumus untuk mencari return on assets (ROA) dapat digunakan sebagai berikut (Harahap, 2007:305). 𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑛 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 (𝑅𝑂𝐴) ∶
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎
Rasio ini menunjukan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai aktiva. Semakin rendah (kecil) rasio ini, semakin kurang baik, demikian pula sebaliknya (Kasmir, 2008:202). Artinya bahwa rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan. 3) Likuiditas Perusahaan Menurut Harahap (2007:301) definisi rasio likuiditas adalah
Rasio
yang
digunakan
untuk
menggambarkan
kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Istilah likuiditas menurut Moeljadi (2006:48) adalah rasio yang digunakan untuk menunjukan kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban keuangannya dalam jangka waktu pendek atau yang segera harus dibayar. Sedangkan Kasmir (2008:129) mendefinisikan rasio likuiditas atau sering juga disebut dengan nama rasio modal kerja sebagai rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa likuidnya suatu perusahaan. Caranya adalah dengan membandingkan komponen yang ada di neraca, yaitu total aktiva lancar dengan total passiva lancar (utang jangka pendek). Penilaian dapat dilakukan untuk
15
beberapa periode sehingga terlihat perkembangan likuiditas perusahaan dari waktu ke waktu. Berdasarkan beberapa definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa rasio likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kegunaan rasio ini adalah untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membiayai dan memenuhi kewajiban (utang) pada saat ditagih. Penelitian ini menggunakan rasio lancar (current ratio) sebagai ukuran rasio likuiditas. Rasio lancar menunjukan likuiditas perusahaan yang diukur dengan membandingkan aktiva lancar terhadap utang lancar yaitu utang-utang lancar jangka pendek (Keown, Martin, Petty, dan Scott Jr, 2004:72). Rasio lancar (current ratio) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih (Kasmir, 2008:146). Current ratio menunjukan kemampuan suatu peusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban keuangannya yang harus segera dibayar dengan menggunakan uang lancar, current ratio ini dihitung dengan cara membagi aktiva lancar (current ratio) dengan utang lancar (current liabilities) (Moeljadi, 2006:48). Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa rasio lancar
16
menunjukkan seberapa banyak aktiva uang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo. Penghitungan
rasio
lancar
dilakukan
dengan
cara
membandingkan antara total aktiva lancar dengan total utang lancar. Aktiva lancar (current asset) merupakan harta perusahaan yang dapat dijadikan uang dalam waktu singkat (maksimal satu tahun). Komponen aktiva lancar meliputi kas, bank, surat-surat berharga, biaya dibayar dimuka, pendapatan yang masih harus diterima, pinjaman yang diberikan, dan aktiva lancar lainnya. Utang
lancar
(current
liabilities)
merupakan
kewajiban
perusahaan jangka pendek (maksimal satu tahun). Artinya, utang ini harus segera dilunasi dalam waktu paling lama satu tahun. Komponen utang lancar terdiri dari utang dagang, utang bank satu tahun, utang wesel, utang gaji, utang pajak, utang deviden, biaya diterima dimuka, utang jangka panjang yang sudah hampir jatuh tempo, serta utang jangka pendek lainnya (Kasmir, 2008:135). Rumus untuk mencari rasio lancar atau current ratio dapat digunakan sebagai berikut (Kasmir, 2008:135). 𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 ∶
𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
Dari hasil pengukuran rasio, apabila rasio lancar rendah, dapat dikatakan bahwa perusahaan kurang modal untuk 17
membayar utang. Namun, apabila hasil pangukuran rasio tinggi, belum tentu kondisi perusahaan sedang baik. Hal ini dapat saja terjadi karena kas tidak digunakan sebaik mungkin. Untuk mengatakan suatu kondisi peusahaan baik atau tidaknya, ada suatu standar rasio yang digunakan, misalnya rata-rata industri untuk usaha sejenis atau dapat pula digunakan target yang telah ditetapkan parusahaan sebelumnya (Kasmir, 2008:135). Rasio ini menunjukan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajibankewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan utang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya (Moeljadi, 2007:301) 4) Leverage Perusahaan Salah satu faktor penting dalam unsur pendanaan adalah hutang (leverage). Solvabilitas (leverage) digambarkan untuk melihat sejauh mana asset perusahaan dibiayai oleh hutang dibandingkan
dengan
modal
sendiri.
(Weston
dan
Copeland,1992). Sedangkan Kusumawati dan Sudento (2005) menggambarkan leverage sebagai kemampuan perusahaan untuk membayar hutangnya dengan menggunakan ekuitas yang dimilikinya. Leverage dapat dipahami sebagai penaksir dari resiko yang melekat pada suatu perusahaan. Artinya, leverage yang semakin besar menunjukkan risiko investasi yang semakin
18
besar pula. Perusahan dengan rasio leverage yang rendah memiliki risiko leverage yang lebih kecil. Dengan tingginya rasio leverage menunjukkan bahwa perusahaan tidak solvable, artinya total hutangnya lebih besar dibandingakan dengan total asetnya (Horne,1997). Karena leverage merupakan rasio yang menghitung seberapa jauh dana yang disediakan oleh kreditur, juga sebagai rasio yang membandingkan total hutang terhadap keseluruhan aktiva suatu perusahaan, maka apabila investor melihat sebuah perusahaan dengan asset yang tinggi namun resiko leverage nya juga tinggi, maka akan berpikir dua kali untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut. Karena dikhawatirkan asset tinggi tersebut di dapat dari hutang yang akan meningkatkan risiko investasi apabila perusahaan tidak dapat melunasi kewajibanya tepat waktu. Keputusan manajemen untuk berusaha menjaga agar rasio leverage tidak bertambah tinggi mengacu pada teori pecking order teory menyatakan bahwa perusahaan menyukai internal financing dan apabila pendanaan dari luar (eksternal financing) diperlukan. Maka perusahaan akan menerbitkan sekuritas yang paling aman terlebih dahulu, yaitu obligasi kemudian diikuti sekuritas yang berkarakteristik opsi (seperti obligasi konversi), baru akhirnya apabila belum mencukupi, perusahaan akan menerbitkan saham. Pada intinya apabila perusahaan masih bias
19
mengusahakan sumber pendanaan internal maka sumber pendanaan eksternal tidak akan diusahakan. Maka dapat disimpulkan rasio leverage yang tinggi menyebabkan turunnya nilai perusahaan (Weston dan Copeland, 1992). Rumus leverage sebagai berikut :
𝐿𝑒𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 ∶
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎
5) Efisiensi Perusahaan Rasio aktivitas menunjukkan kemampuan serta efisiensi perusahaan di dalam memanfaatkan aktiva yang dimilikinya atau perputaran (turnover) dari aktiva-aktiva tersebut. Rasio aktivitas mencerminkan cara perusahaan menggunakan aset untuk mendapatkan penghasilan dan
laba. Satu contoh adalah
bagaimana piutang dapat dijadikan dana kas. Semakin tinggi rasionya, semakin efisien bisnis itu dalam mengelola asetnya (Joel G Siegel, 1991: 58). Dalam penelitian ini Rasio Aktivitas diwakili oleh Total Assets Turnover. 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑇𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑣𝑒𝑟 ∶
𝑁𝑒𝑡 𝑆𝑎𝑙𝑒 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡
Perputaran asset adalah banyaknya berapa kali piutang dagang dapat ditagih dalam satu tahun. Angka ini diperoleh dengan membagi penjualan kredit bersih oleh rata-rata total asset. Anda dapat menghitung rata-rata piutang dagang dengan
20
menambahkan saldo awal dan saldo akhir dan kemudian membaginya dengan 2. 2. Pasar Modal a. Pengertian Pasar Modal Pasar modal pada hakikatnya adalah jaringan tatanan yang memungkinkan pertukaran klaim jangka panjang, penambahan financial assets dan hutang pada saat yang sama, memungkinkan investor untuk mengubah dan menyesuaikan portfolio investasi (melalui pasar sekunder). Horne (2005:39) mendefenisikan pasar modal sebagai pasar yang berkaitan dengan utang dan instrumen jangka panjang (lebih dari satu tahun). Defenisi lain atas pengertian pasar modal dikemukakan oleh Situmorang (2008:3) bahwa secara teoritis pasar modal didefenisikan sebagai perdagangan instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang, baik dalam bentuk modal sendiri (stock) maupun hutang (bonds), baik yang diterbitkan oleh pemerintah maupun oleh perusahaan swasta. Hartono (2008:3) mendefinisikan tiga istilah yang berkaitan dengan pasar modal yaitu pasar, modal, dan pasar modal. Pasar adalah suatu situasi dimana para pelakunya (penjual dan pembeli) dapat menegosiasikan pertukaran suatu komoditas atau kelompok komoditas. Modal adalah suatu yang digunakan
oleh
perusahaan
sebagai
sumber
dana
untuk
melaksanakan kegiatan perusahaan. Sedangkan pasar modal merupakan suatu situasi dimana para pemjual dan pembeli dapat
21
melakukan negosiasi terhadap pertukaran suatu komoditas atau kelompok komoditas dan komoditas yang dipertukarkan disini adalah modal. Pasar modal di Indonesia yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan merger Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) pada 1 Desember 2007. b. Manfaat pasar modal Banyak manfaat pasar modal didalam dunia perekonomian. Beberapa manfaat keberadaan pasar modal antara lain: 1) Menyediakan sumber pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia usaha sekaligus memungkinkan alokasi sumber dan secara optimal. 2) Memberikan
wahana
investasi
bagi
investor
sekaligus
memungkinkan upaya diversifikasi. 3) Menyediakan leading indicator bagi trend ekonomi negara. 4) Penyebaran kepemilikan perusahaan sampai lapisan masyarakat menengah. 5) Penyebaran kepemilikan, keterbukaan dan profesionalisme, menciptakan iklim berusaha yang sehat. 6) Menciptakan lapangan kerja/profesi yang menarik. 7) Memberikan kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dan mempunyai prospek.
22
c. Instrumen Keuangan yang Dipasarkan Di Pasar Modal Pada dasarnya, pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang yang biasa diperjual belikan, baik dalam bentuk utang maupun modal sendiri. Bentuk dari instrument keuangan tersebut dinamakan dengan surat berharga. Surat berharga atau sering juga disebut sekuritas merupakan secarik kertas yang menunjukan hak pemodal (yaitu pihak yang memiliki kertas tersebut) untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisai yang menerbitkan sekuritas tersebut, dan berbagai kondisi yang memungkinkan pemodal tersebut menjalankan haknya. Menurut Hartono (2008:98) instrumen pasar modal pada prisipnya adalah semua surat-surat berharga (efek) yang umum diperjual belikan pasar modal diantaranya adalah saham biasa, saham preferent, obligasi, obligasi konversi, right insue, dan waran. Saham merupakan salah satu instrumen pada pasar modal, dan dalam penelitian ini, penulis akan meneliti signifikansi rasio keuangan terhadap harga saham. 3. Saham a. Pengertian Saham Saham (Weston dan Copeland, 2004:56) adalah tanda penyertaan modal pada perseroan terbatas seperti yang telah diketahui bahwa tujuan pemodal membeli saham untuk memperoleh penghasilan dari saham tersebut. Menurut Alwi (2003:33) saham
23
atau stock adalah surat tanda bukti atau tanda kepemilikan terhadap suatu perusahaan suatu perseroan terbatas. Dalam transaksi jual beli di bursa efek, saham atau sering pula disebut share merupakan instrumen yang paling dominan diperdagangkan. Saham dapat diterbitkan dengan cara atas nama atau atas unjuk. Selanjutnya saham dapat dibedakan antara saham biasa (common stock) dan saham preferen (preferred stock). Menurut Siegel dan Shim (2005:441) saham adalah bukti pemilikan dalam sebuah perusahaan dan tuntutan terhadap aktiva serta keuntungan perusahaan dimana merupakan modal resmi dari sebuah kesatuan yang dibagi menjadi lembaran saham. Dalam transaksi jual beli di Bursa Efek, saham merupakan instrument yang paling dominan diperdagangkan. Saham juga berarti sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan terbuka (Darmadji dan Fakhruddin, 2001 : 5). Saham dapat diperjual belikan pada bursa efek, yaitu tempat yang dipergunakan untuk memperdagangkan efek sesudah pasar perdana. Penerbitan surat berharga saham akan memberikan berbagai keuntungan bagi perusahaan perbankan. Berdasarkan uraian diatas secara umum pengertian saham adalah surat yang diterbitkan oleh perusahaan yang berbentuk badan hukum perseroan terbatas yang menyatakan pemilik saham tersebut
24
adalah juga pemilik sebagian dari perusahaan itu atau memiliki sebagian hak dari perusahaan tersebut. b. Jenis-jenis Saham Menurut Alwi (2003:34) saham dapat dibedakan menjadi saham biasa dan saham preferen. 1) Saham Biasa (common stock) Saham biasa adalah saham yang tidak mencantumkan nama pemilik dan kepemilikannya melekat pada pemegang sertifikat tersebut. Saham biasa adalah saham yang tidak memperoleh hak istimewa. Saham biasa menanggung risiko terbesar karena pemegang saham biasa menerima dividen hanya setelah pemegang saham preferen dibayar dan memperoleh dividen sepanjang perseroan memperoleh keuntungan, hak suara pada RUPS sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya dan pada likuidasi perusahaan, mempunyai hak untuk memperoleh sebagian dari kekayaan perusahaan setelah semua kewajiban dilunasi, baik untuk para kreditur maupun para pemegang saham preferen. 2) Saham Preferen (preferred stock) Saham preferen adalah saham yang memberikan hak untuk mendapatkan dividen lebih dahulu dari saham biasa yang besarnya tetap. Saham preferen terdiri dari beberapa jenis, yaitu: a) Cumulative Preferred Stock
25
Memberikan hak kepada pemiliknya atas pembagian dividen yang sifatnnya kumulatif dalam suatu presentasi atau jumlah tertentu. Apabila pada tahun tertentu dividen yang dibayarkan tidak dibayar sama sekali, maka hal ini diperhitungkan pada tahun-tahun
berikutnya.
Pembayaran
dividen
kepada
pemegang saham preferen selalu didahulukan dari pemegang saham biasa. b) Non Cumulative Preferred Stock Pemegang saham jenis ini prioritas dalam pembagian dividen sampai pada suatu presentasi atau jumlah tertentu, tetapi tidak bersifat kumulatif, yaitu dividen tahun-tahun sebelumnya yang belum dibayar tidak perlu dilunasi pada tahun berikutnya. Jadi jika akan membagi dividen untuk pemegang saham biasa, kewajiban yang ada hanyalah membayar dividen saham preferen untuk tahun tersebut. c) Participating Preferred Stock Pemilik saham jenis ini disamping memperoleh dividen tetap seperti yang telah ditentukan, juga diberi hak untuk memperoleh bagian dividen tambahan setelah saham biasa memperoleh jumlah dividen yang sama dengan jumlah tetap yang diperoleh saham preferen. d) Non-participating preffered stock
26
Pemegang saham jenis ini setiap tahunnya memperoleh dividen terbatas sebesar tarif dividennya. e) Saham preferen convertible (convertible preferred stock) Saham jenis ini mempunyai preferensi untuk ditukar dengan surat berharga lain. Hak konversi umumnya meliputi penukaran saham preferen dengan saham biasa. Menurut Darmadji dan Hendi (2001:6) saham dapat juga dibagi berdasarkan peralihan hak, antara lain : a) Saham atas Unjuk (Bearer stock) Merupakan jenis saham yang memiliki karakteristik tidak tercantum nama pemilik dengan tujuan agar saham tersebut dapat dengan mudah dipindah tangankan dari suatu investor ke investor lainnya. Secara hukum, bahwa siapa yang memegang saham tersebut maka dialah diakui sebagai pemiliknya. b) Saham atas nama (Registered Stock ) Saham atas nama mencantumkan nama dari pemilik saham pada lembar saham. Saham atas nama juga dapat dipindah tangankan tetapi harus melalui prosedur tertentu. Darmadji dan Hendi (2001:6) menjelaskan juga bahwa saham dapat juga dibagi berdasarkan kinerja saham, antara lain : a) Blue chip stock
27
Yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi sebagai leader di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar deviden. b) Income Stock Saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar deviden lebih tinggi dari rata-rata deviden yang dibayarkan pada tahun sebelumnya. c) Growth Stock Saham ini merupakan saham-saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai leader di industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi. d) Speculative Stock Adalah saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi mempunyai kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa mendatang meskipun belum pasti. e) Counter Cyclical Stock Saham ini merupakan saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum. f) Nilai Saham
28
Menurut Alwi (2003:67) nilai yang berhubungan dengan saham dapat dilihat dalam empat konsep yang memberikan makna yang berbeda, yaitu : c. Nilai Saham Nilai nominal suatu saham adalah nilai kewajiban yang ditetapkan untuk tiap-tiap lembar saham. Nilai nominal adalah modal per lembar yang harus ditahan di perusahaan untuk proteksi kepada kreditor yang tidak dapat diambil oleh pemegang saham. Untuk saham yang tidak mempunyai nilai nominal, dewan direksi umumnya menetapkan nilai sendiri per lembar. Jika tidak ada nilai yang ditetapkan, maka yang dianggap sebagai modal adalah semua penerimaan bersih yang diterima oleh emiten pada waktu mengeluarkan saham yang bersangkutan. 1. Nilai Buku Nilai buku adalah nilai saham menurut pembukuan perusahaan. Nilai buku per lembar saham menunjukkan aktiva bersih per lembar saham yang dimiliki oleh pemegang saham. 2. Nilai Pasar Nilai pasar adalah harga saham di bursa efek. Nilai pasar ditentukan oleh pelaku pasar dan ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan dipasar bursa. 3. Nilai Intrinsik
29
Nilai intrinsik adalah nilai sebenarnya dari saham. Maksudnya adalah harga saham di pasar mencerminkan nilai sebenarnya dari perusahaan. d. Harga Saham Harga saham merupakan nilai sekarang dari arus kas yang akan diterima oleh pemilik saham dikemudian hari. Harga saham adalah uang yang dikeluarkan untuk memperoleh bukti penyertaan atau pemilikan suatu perusahaan (Anoraga 2006:100). Harga saham yang tinggi
mengindikasikan
bahwa
saham
tersebut
aktif
diperdagangkan, dan apabila suatu saham aktif diperdagangkan maka dealer tidak akan lama menyimpan saham sebelum diperdagangkan. Menurut Susanto (2002:12) harga saham adalah harga yang ditentukan secara lelang kontinu. Sedangkan menurut Sartono (2001:70) harga pasar saham terbentuk melalui mekanisme permintaan dan penawaran dipasar modal. Harga pasar menunjukkan seberapa baik manajemen menjalankan tugasnya atas nama pemegang para pemegang saham. Pemegang saham yang tidak puas dengan kinerja perusahaan dapat menjual saham yang mereka miliki dan menginvestasikan uangnya di perusahaan lain. Tindakan tindakan tersebut jika dilakukan oleh para pemegang saham akan mengakibatkan turunnya harga saham dipasar, karena pada dasarnya tinggi rendahnya harga saham lebih banyak dipengaruhi oleh pertimbangan pembeli dan penjual tentang kondisi internal dan
30
eksternal perusahaan. Hal ini berkaitan dengan analisis sekuritas yang umumnya dilakukan investor sebelum membeli atau menjual saham. Menurut Hin (2001;27) dalam terdapat enam istilah mengenai harga saham, yaitu sebagai berikut: 1) Open (pembukaan) Open adalah harga terjadi pada transaksi pertama suatu saham. 1) Close (penutupan) Close adalah harga terjadi pada transaksi terakhir suatu saham. 2) High (tertinggi) High adalah hakrga tertinggi transaksi yang tercapai pada suatu saham. 3) Low (rendah) Low adalah harga terendah transaksi yang tercapai suatu saham. 4) Bid (minat beli) Bid adalah harga jual yang diminati pembeli untuk melakukan transaksi. 5) Ask (minat jual) Ask adalah harga yang diminati penjual untuk melakukan transaksi. B. Penelitian Sebelumnya Penelitian mengenai pengaruh variabel fudamental terhadap Harga Saham telah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Penelitian-
31
penelitian tersebut banyak memberikan masukan serta kontribusi tambahan bagi investor untuk melihat potensi finansial suatu perusahaan sebagai acuan untuk menanamkan modal pada perusahaan tersebut. Tabel 2.1 menunjukkan hasilhasil penelitian terdahulu mengenai pengaruh rasio-rasio keuangan terhadap harga saham. Tabel 2.1 Penelitian Sebelumnya
Penelitian
Judul Penelitian
Hasil Penelitian
Achmad Syaiful
Pengaruh Likuiditas,
Secara parsial, ROA, CR dan
Susanto (2011)
Profitabilitas, Solvabilitas dan
DER tidak mempunyai
Ukuran Perusahaan Terhadap
pengaruh yang signifikan
Harga Saham Perusahaan
terhadap harga saham, dan
Farmasi Di BEI.
secara simultan secara bersamasama berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Jeany Clarensia, Sri
Pengaruh Likuiditas,
variabel harga saham. Secara
Rahayu dan Nur Azizah
Profitabilitas, Pertumbuhan
persial hanya pertumbuhan
(2011)
Penjualan dan Kebijakan
penjualan yang tidak signifikan
Deviden Terhadap Harga
terhadap harga saham, Variabel
Saham (Studi Empiris Pada
likuiditas, profitabilitas,
Perusahaan Manufaktur Yang
pertumbuhan penjualan, dan
Terdaftar Di BEI Tahun 2008-
kebijakan dividen secara
2010)
simultan signifikan mempengaruhi harga saham
32
Haryanto dan Toto
Pengaruh Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas Yang
Sugiharto (2003)
Terhadap Harga Saham Pada
digunakan dalam mengukur
Perusahaan Air Minuman di
performa perusahaan ternyata
BEJ.
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham adalah ROA.
Dr. Majed Abdel Majid
The Relationship between the
Secara parsial hanya ROA dan
Kabajeh, Dr. Said
ROA, ROE and ROI Ratios
ROE yang berpengaruh secara
Mukhled Ahmed AL
with Jordanian Insurance Public
signifikan, dan secara simultan,
Nu’aimat dan Dr. Firas
Companies Market Share
ROA, ROE dan ROI
Naim Dahmash (2012)
Prices.
berpengaruh signifikan terhadap harga saham,
IG. K. A. Ulupui (2005)
Analisis Pengaruh Rasio
Variabel likuiditas,
Likuiditas, Leverage, Aktivitas,
profitabilitas secara parsial
dan Profitabilitas harga saham
berpengaruh signifikan terhadap
pada perusahaan makanan dan
harga saham, sedangkan
minuman dengan kategori
variabel leverage dan aktifitas
industri barang konsumsi di
secara parsial tidak berpengaruh
BEJ
signifikan terhadap harga saham
Ahmad Rodoni dan
Pengaruh Price Earning Ratio
Variabel Price Earning Ratio
Indo Yama Nasarudin
(PER), Rasio Likuiditas, Rasio
(PER), Rasio Likuiditas, Rasio
(2002)
Aktivitas, Rasio Profitabilitas,
Aktivitas, Rasio Profitabilitas,
dan Rasio Solvabilitas terhadap
dan Rasio Solvabilitas secara
tingkat keuntungan saham
parsial berpengaruh signifikan terhadap tingkat keuntungan saham
33
SaminaHaque1,
Impact of Fundamental Factors
The study depicts that the
Murtaza Faruquee2
on Stock Price A Case Based
market price is very insensitive
(2013)
Approach on Pharmaceutical
toward fundamentals of
Companies Listed with Dhaka
companies and current market
Stock Exchange
price is highly overvalued compared to the ideal value of stocks, which reinforces that fact that the impact of unauthorized information has a greater influence in determining the price of stocks in pharmaceuticals and chemical industry in DSE
Daruosh Foroghi* and
IMPACT OF
The results suggest that all
Sara Mohammad
PROFITABILITY ON STOCK
models profitability impact on
Ebrahimi Jahromy
RETURNS BASED ON THE
stock returns and profitability
(2015)
PRICE, RETURN AND
factor should be addressed for
DIFFERENCED MODELSIN
earning higher returns.
TEHRAN STOCK EXCHANGE
I Gusti Ayu
THE EFFECT OF CAPITAL
The results showed that (1) the
Purnamawati (2016)
STRUCTURE AND
capital structure and
PROFITABILITY ON STOCK
profitability affect the share
PRICE (STUDY OF THE
price by 4.4%, (2) capital
MANUFACTURING SECTOR
structure has positive influence
IN INDONESIA STOCK
on the share price of 12.4%, (3)
EXCHANGE) TITLE
the profitability of positive
34
influence on the share price of 16.5 %, and (4) the capital structure of the positive effect on the profitability of 11
Prince Acheampong1,
The Effect of Financial
The study established a
Evans Agalega1 &
Leverage and Market Size on
negative and significant
Albert Kwabena Shibu
Stock Returns on the Ghana
relationship between leverage
(2014)
Stock Exchange, Evidence from
and stock return when the
Selected Stocks in the
overall industrial data is used.
Manufacturing Sector
However at the individual firm level the relationship was not stable. Four out of the five selected companies (i.e. PZ, Unilever, Aluworks and Camelot) all had associated leverage coefficients to be negative. Pioneer Kitchenware however, had positive leverage coefficient. The study also found the relationship between Size and stock returns to be positive and significant. The size effect within the manufacturing sector was however very limited.
Nasir Akram (2014)
The Effect of Liquidity on
The outcomes concluded that
Stock Returns An Evidence
there is negative association
From Pakistan
among liquidity and stock
35
return. These results are supported with (Pereira & Zhang, 2010). The main limitation of this study was time constraint so that we only incorporated ten companies. For future researcher, impact of excess return on stock sensitivity with vacation of collective liquidity can be studied.
Mohammad Nayeem
The impact of financial
The study established a
Abdullah, Kamruddin
leverage and market size on
significantly negative
Parvez, Tarana Karim,
stock returns on the Dhaka
relationship between leverage
Rahat Bari Tooheen
stock exchange Evidence from
and stock return when the
(2015)
selected stocks in the
overall industrial data is used.
manufacturing sector
However at the individual firm level the relationship was not stable. Four out of the five selected companies (i.e. FuWang Ceramic, Fine Foods Limited, Olympic Industries and Metro Spinning) all had negative leverage coefficients. Rahim Textile however, had a positive leverage coefficient. The paper also found the relationship between size and stock returns to be significantly positive. However, the size
36
effect within the manufacturing sector was limited
Sumber: Diolah dari berbagai referensi C. Perumusan Hipotesis 1. Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Harga Saham Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam hubungannya dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai sumber pembiayaanya agar tidak terjadi biaya keagenan (agency cost) antara pemegang saham dengan manajemen perusahaan, sebaliknya perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah sebaiknya menggunakan
hutang
sebagai
sumber
pembiayaannya
karena
penggunaan hutang mengharuskan perusahaan tersebut membayar bunga secara teratur. Pertumbuhan perusahaan yang cepat maka semakin besar kebutuhan dana untuk ekspansi. Semakin besar kebutuhan untuk pembiayaan mendatang maka semakin besar keinginan perusahaan untuk menahan laba. Jadi perusahaan yang sedang tumbuh sebaiknya tidak membagikan laba sebagai deviden tetapi lebih baik digunakan untuk ekspansi.Potensi pertumbuhan ini dapat diukur dari besarnya biaya penelitian dan pengembangan.Semakin besar R&D cost-nya maka berarti ada prospek perusahaan untuk tumbuh (Sartono, 2001). Perusahaan yang menghadapi kesempatan pertumbuhan yang rendah, maka rasio hutang berhubungan secara positif dengan harga saham.
Sedangkan
perusahaan
37
yang
menghadapi
kesempatan
pertumbuhan yang tinggi, maka rasio hutang berhubungan secara negatif dengan harga saham. Oleh karena itu, pengaruh hutang terhadap harga saham sangat tergantung pada keberadaan kesempatan pertumbuhan. Pertambahan perubahan total aktiva periode penelitian ini memengaruhi harga perlembar saham terhadap ekuitas perlembar saham dikalangan investor (Saputri Dewi dkk, 2014). Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Ha1 :Pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif terhadap harga saham 2. Profitabilitas Perusahaan Terhadap Harga Saham Pada penelitian Noer Sasongko & Nila Wulandari (2006), yaitu meneliti mengenai pengaruh rasio keuangan terhadap deviden pada sektor industri manufaktur menyatakan bahwa Hasil uji t parsial menunjukkan bahwa return on asset, return on equity, return on sale, basic earning power, dan economic value added tidak berpengaruh terhadap harga saham. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji t yang ditolak pada taraf signifikansi 5% (p>0,05). Artinya ROA, ROE, ROS, BEP, dan EVA tidak dapat digunakan untuk menentukan nilai perusahaan. Sementara, pada penelitian yang dilakukan oleh Indah Nurmalasari (2009) menyatakan hasil yang berbeda, Hasil dari Uji-t diketahui bahwa Return On Asset (ROA) terhadap harga saham mempunyai pengaruh yang signifikan dan hubungan positif. Saat laba sebelum bunga dan pajak naik dan total aktiva turun maka ROA akan
38
naik, semakin besar ROA semakin besar tingkat keuntungan yang dicapai perusahaan. Ini menunjukkan bahwa manajemen dapat menggunakan total aktiva perusahaan dengan baik (aktiva lancar dan aktiva tetap) dan pada akhirnya akan meningkatkan harga saham perusahaan sehingga menarik banyak investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan. Ha2 : Profitabilitas perusahaan berpengaruh positif terhadap harga saham perusahaan 3. Pengaruh Leverage Terhadap Harga Saham Sebuah perusahaan dikatakan tidak solvabel apabila total hutang perusahaan lebih besar daripada total yang dimiliki perusahaan. Dengan semakin tingginya rasio leverage menunjukkan semakin besarnya dana yang disediakan oleh kreditur (Mahduh dan Hanafi,2005). Hal tersebut akan membuat investor berhati-hati untuk berinvestasi di perusahaan yang rasio leverage nya tinggi karena semakin tinggi rasio leveragenya semakin tinggi pula resiko investasinya Ha3 : Leverage perusahaan berpengaruh positif terhadap harga saham perusahaan 4. Likuiditas Perusahaan Terhadap Harga Saham Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Jeany Clarensia et. al. (2011) didapat Current Ratio (CR) berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Hasil yang sama juga ditunjukan oleh penelitian yang dilakukan oleh Frian Alrianto Yusak (2012) dengan analisis jalur
39
atau path analysis dapat diketahui bahwa secara langsung likuiditas berpengaruh terhadap harga pasar saham sebesar 0,0282. Current Ratio (CR) menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan dalam membayar hutang–hutang jangka pendek. Tidak ada ketentuan yang mutlak tentang berapa tingkat CR yang dianggap baik atau yang harus dipertahankan oleh suatu perusahaan karena biasanya tingkat CR ini juga sangat tergantung kepada jenis usaha dari masing-masing perusahaan (Lukman Syamsudin 2007:39). Karena dalam penelitian ini jenis perusahaan berbeda-beda maka hanya diambil kesimpulan dari perusahaan yang digunakan sebagai objek penelitian. Ha4 : Likuiditas perusahaan berpengaruh positif terhadap harga saham perusahaan 5. Efisiensi Perusahaan Terhadap Harga Saham Rasio aktivitas menunjukkan kemampuan serta efisiensi perusahaan di dalam memanfaatkan aktiva yang dimilikinya atau perputaran (turnover) dari aktiva-aktiva tersebut. Rasio aktivitas mencerminkan cara perusahaan menggunakan aset untuk mendapatkan penghasilan dan laba. Satu contoh adalah bagaimana piutang dapat dijadikan dana kas. Semakin tinggi rasionya, semakin efisien bisnis itu dalam mengelola asetnya (Joel G Siegel, 1991: 58). Dalam penelitian ini Rasio Aktivitas diwakili oleh Total Assets Turnover. Perputaran asset adalah banyaknya berapa kali piutang dagang dapat ditagih dalam satu tahun. Angka ini diperoleh dengan membagi
40
penjualan kredit bersih oleh rata-rata total asset. Anda dapat menghitung rata-rata piutang dagang dengan menambahkan saldo awal dan saldo akhir dan kemudian membaginya dengan 2. Ha5 : Efisiensi perusahaan berpengaruh positif terhadap harga saham perusahaan
D. Kerangka Pemikiran Berdasarkan uraian di atas, gambaran menyeluruh tentang pengaruh variabel fudamental rasio pertumbuhan, profitabilitas leverage, likuiditas, dan efisiensi perusahaan terhadap harga saham yang merupakan kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
41
Gambar 2.1 Bursa Efek Indonesia Perusahaan LQ 45 Rasio Keuangan
` Pertumbuhan
Profitabilitas
Likuiditas
Leverage
Harga Saham Model Regresi Uji Asumsi Klasik 1. 2. 3. 4.
Uji F
Uji Normalitas Uji Multikolinearitas Uji Autokorelasi Uji Heterokedastisitas
Uji t
Interprestasi
42
Uji R2
Efisiensi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah pada variabel fudamental rasio keuangan yang diperoleh melalui laporan keuangan tahunan perusahaan yang terdaftar pada Index LQ 45 Bursa Efek Indonesia. Jenis riset dalam penilitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan data kuantitatif (data sekunder). Penelitian ini memiliki batasan pengambilan data dalam kurun waktu selama 3 tahun yaitu sejak tahun 2013-2015. Penelitian dilakukan dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan dalam kurun waktu pengambilan sample tersebut. Sehingga, apabila dilihat dari dimensi waktu yang digunakan, penelitian ini masuk dalam kelompok data panel dengan menggunakan annual report periode 2012-2015. B. Metode Penentuan Sampel Dalam penelitian yang dilakukan ini, pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan data sekunder dengan menggunakan metode Purposive Sampling yaitu metode pengumpulan anggota sampel yang didasari dengan pertimbangan dan kriteria tertentu. Berdasarkan kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia index LQ 45 yang mempublikasikan laporan keungan selama tahun 2013 - 2015.
43
2. Laporan Keuangan yang digunakan merupakan laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan arus kas dan neraca perusahaan. 3. Laporan Keuangan menyampaikan data secara lengkap sesuai dengan informasi yang diperlukan, yaitu Growth TA, Return On Asset (ROA), Current Ratio (CR), Total Debth to Total Asset Ratio, Total Asset Turn Over. 4. Perusahaan berada di TOP 95 % dari total rata - rata tahunan nilai transaksi saham di pasar reguler dan kapitaliasi pasar. 5. Perusahaan merupakan urutan tertinggi yang mewakili sektornya dalam klasifikasi industri BEI sesuai dengan nilai kapitalisasi pasarnya. Pertimbangan-pertimbangan di atas dibuat untuk menghasilkan sampel yang dapat mewakili kondisi populasi yang sebenarnya. Selain itu, pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda sehingga seluruh data harus diuji dengan pengujian asumsi klasik terlebih dahulu. Pengujian asumsi klasik bertujuan untuk menghasilkan model regresi yang baik. Untuk menghindari kesalahan dalam pengujian asumsi klasik maka jumlah sampel yang digunakan harus bebas dari bias. C. Metode Pengumpulan Data Menurut sumbernya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu berupa catatan atau laporan historis yang telah dipublikasikan, yaitu berupa data laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia index LQ 45 yang diterbitkan pada periode 2013 -2015. Dimana data-data tersebut diperoleh dari Bursa Efek 44
Indonesia (BEI) melalui Pusat Referensi Pasar Modal dan Perusahaan Sekuritas E-Trading. Sedangkan menurut jenis datanya, maka data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data dokumenter, yaitu laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang telah terdaftar di index LQ 45 Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2013-2015. Data dokumenter dalam penelitian ini dapat menjadi bahan atau dasar analisis data yang kompleks yang dikumpulkan melalui metode observasi dan analisis dokumen. Sehingga dapat diketahui juga, bahwa horison waktu yang digunakan peneliti pada penelitian ini adalah studi data panel anual report tahun 2013 - 2015 Perusahaan yang terdaftar dalam index LQ 45 di Bursa Efek Indonesia. Dimana studi ini lebih menekankan pada data penelitian berupa data rentetan waktu. Proses pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa teknik sebagai berikut : 1. Studi Kepustakaan (Library Research) Pengumpulan bahan-bahan berupa teori atau konsep yang diambil dari internet, perpustakaan berupa literatur, koran, dan artikel atau jurnal ilmiah yang dapat mendukung sebagai bahan kajian penelitian dan sebagai landasan untuk menganalisa permasalahan. 2. Studi Lapangan (Field Research) Data sekunder berupa pengamatan dan pengambilan data langsung di Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) atau melakukan Direct
45
Obserrvation di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Perusahaan Sekuritas ETrading D. Metode Analisis Setelah mendapatkan data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan serangkaian tahap untuk menghitung dan mengolah data-data tersebut, agar dapat mendukung hipotesis yang telah diajukan. Peneliti menggunakan program SPSS Version. 18. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut: 1. Uji Statistik Deskriptif Statistik deskriptif merupakan proses transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi (ringkasan, pengaturan, atau penyusunan data dalam bentuk tabel numerik dan grafik) sehingga mudah dipahami dan diinterpretasikan. Statistik deskriptif umumnya digunakan dalam penelitian untuk memberikan informasi mengenai karakteristik variabel penelitian yang utama. Ukuran yang digunakan dalam deskripsi antara lain berupa: rata-rata (mean), median, modus, dan standar deviasi. 2. Uji Asumsi Klasik Sebelum dilakukan pengujian regresi berganda, perlu dilakukan suatu pengujian asumsi klasik agar model regresi menjadi suatu model yang lebih representatif. Uji asumsi klasik yang digunakan pada penelitian ini adalah uji normalitas data, uji multikoloniearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi yang digunakan karena data yang digunakan dalam penelitian ini lebih dari satu tahun.
46
a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan analisis statistik, yaitu: 1) Analisis Grafik Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan (Ghozali, 2012:163): a) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. b) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan
47
pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. 2) Analisis Grafik Uji normalitas dengan grafik akan menyesatkan apabila tidak berhati-hati secara visual terlihat normal, namun secara statistik bisa sebaliknya. Uji statistik lain yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik nonparametik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis (Ghozali, 2012:164), yaitu: H0: Data residual berdistribusi normal Ha: Data residual tidak berdistribusi normal Dengan melihat angka probabilitas dengan ketentuan, probabilitas < 0,05 maka Ha diterima dan H0 ditolak, sedangkan probabilitas > 0,05 maka Ha ditolak dan H0 diterima. b. Uji Multikoliniearitas Uji multikoliniearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen (Ghozali, 2005:91). Jika terjadi korelasi, maka terdapat problem multikoliniearitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi
diantara
variabel
independennya.
Ada
tidaknya
multikoliniearitas di dalam model regresi adalah dilihat dari besaran VIF (Variance Inflation Factor) dan tolerance. Regresi yang terbebas dari problem multikolinearitas apabila nilai VIF < 10 dan nilai
48
tolerance > 0,10, maka data tersebut tidak ada multikolinearitas (Ghozali, 2005:92). c. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam sebuah model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi digunakan pada model regresi yang dengan model data panel (Ghozali, 2005: 96).Jika terjadi korelasi, maka ada problem autokorelasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi perlu digunakan uji Durbin-Waston, dimana hipotesis yang akan diuji adalah: 1) Angka D-W di bawah -2, berarti ada autokorelasi positif. 2) Angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi. 3) Angka D-W di atas +2, berarti autokorelasi negatif. \ d. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas artinya varians variabel dalam model tidak sama (konstan). Konsekuensi adanya heteroskedastisitas dalam model regresi adalah penaksiran (estimator) yang diperoleh tidak efisien, baik dalam sampel kecil maupun dalam sampe besar, walaupun penaksiran yang diperoleh menggambarkan populasinya (tidak bias) dan bertambahnya sampel yang digunakan akan mendekati nilai sebenarnya (konsisten). Ini disebabkan oleh variansnya yang tidak minimum (tidak efisien) (Algifari, 2000 : 85)
49
Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi ada tidaknya masalah heteroskedastisitas. Salah satunya adalah dengan uji Park, yaitu suatu metode uji heteroskedastisitas dengan membuat persamaan regresi dengan mengganti variable dependennya dengan residual kuadratnya. Jika probabilitas yang ada bernilai diatas signifikansi α yang digunakan dalam penelitian yaitu 5% atau 0,05 yang berarti tidak signifikan, maka data dinyatakan bebas dari masalah heteroskedastisitas (Winarno, 2011 : 5.12) 3. Uji Regresi Berganda Uji regresi berganda ini bertujuan untuk memprediksi besarnya keterkaitan dengan menggunakan data variabel bebas yang sudah diketahui besarnya (Santoso, 2002:163). Untuk melakukan pengujian hipotesis
dalam
penelitian
ini
menggunakan
analisis
regresi
berganda.Analisis regresi berganda digunakan untuk memprediksi besar variabel tergantung dengan menggunakan data variabel bebasnya. Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini digunakan model berikut: Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5Xe + e Dimana: Y = Harga Saham a = Konstanta, harga Y bila X = 0 β = Koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel terikat (Y) yang didasarkan pada variabel bebas (X) 50
X1 = Pertumbuhan perusahaan X2 = Profitabilitas perusahaan X3 = Leverage perusahaan X4 = Likuiditas perusahaan X5 = Efisiensi perusahaan e = Error 4. Uji Hipotesis a. Uji Koefisien Determinasi (R2) Nilai R2 digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan
model
dalam
menerangkan
variasi
variabel
dependen.Tetapi, karena R2 mengandung kelemahan mendasar dimana adanya bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan dalam model. Oleh karena itu, pada penelitian ini yang digunakan adalah adjusted R2 berkisar antara nol dan satu. Nilai adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model. Nilai adjusted R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen (Ghozali: 2005, 83). b. Uji Statistik t
51
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen.Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh masing-masing variabel bebas secara individual terhadap variabel terikat digunakan tingkat signifikan 5% dan perbandingan t-nilai terhadap t-tabel (Ghozali, 2005: 84-85). c. Uji Regresi Simultan (Uji Statistik F) Uji statistik F dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah keseluruhan variabel independen mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap satu variabel dependen. Menurut Ghozali (2005:84), dapat disimpulkan bahwa jika nilai signifikan < 0,05 maka H0 ditolak, namun jika nilai signifikan > 0,05 maka H0 diterima. E. Batasan Variabel Operasi Penelitian ini mengungkapkan lima variabel, yaitu variabel fudamental pertumbuhan, profitabilitas, efisiensi, likuiditas, dan efisiensi perusahaan terhadap harga saham. Variabel fudamental pertumbuhan, profitabilitas, efisiensi, likuiditas, dan efisiensi perusahaan sebagai variabel lepas (independen) dan harga saham sebagai variabel terikat (dependen). Untuk menjelaskan lingkup penelitian dan mencapai obyektivitas penelitian khususnya yang berkaitan dengan pengukuran variabel, maka perlu ditentukan definisi operasional dari variabel yang diteliti terlebih dahulu.
52
Definisi operasional merupakan salah satu cara dari pendefinisian suatu gagasan. 1. Variabel Bebas (Independen) Adalah variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel lain. Dalam penelitian ini definisi operasional dari variabel-variabel Bebas adalah sebagai berikut : a. Pertumbuhan Perusahaan Pertumbuhan perusahaan diukur dengan menggunakan perubahan total aktiva. Pertumbuhan aktiva adalah selisih total aktiva yang dimiliki pada periode sekarang dengan periode sebelumnya terhadap total aktiva periode sebelumnya (Mahatma dan Wirajaya, 2014). 𝐺𝑟𝑜𝑤𝑡ℎ ∶
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 (𝑡) − 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 (𝑡 − 1) 𝑋 100% 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 (𝑡 − 1)
b. Profitabilitas Perusahaan Profitabilitas perusahaan merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dengan menggunakan modal tertentu. 𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑛 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 (𝑅𝑂𝐴) ∶
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎
c. Leverage Perusahaan Leverage perusahaan merupakan pengukur besarnya aktiva yang dibiayai dengan hutang-hutang yang digunakan untuk membiayai aktiva berasal dari kreditur, bukan dari pemegang saham ataupun dari investor. Leverage atau solvabilitas suatu perusahaan menunjukkan
53
kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya apabila perusahaan tersebut likuidasi pada suatu waktu. Sebuah perusahaan dikatakan tidak solvabel apabila total hutang perusahaan lebih besar daripada total yang dimiliki perusahaan. Dengan semakin tingginya rasio leverage menunjukkan semakin besarnya dana yang disediakan oleh kreditur (Mahduh dan Hanafi,2005). Hal tersebut akan membuat investor berhati-hati untuk berinvestasi di perusahaan yang rasio leverage nya tinggi karena semakin tinggi rasio leveragenya semakin tinggi pula resiko investasinya 𝐿𝑒𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 ∶
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎
d. Likuiditas Perusahaan Likuiditas perusahaan digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek pada saat jatuh tempo. 𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 ∶
𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
e. Efisiensi Perusahaan Efisiensi perusahaan menunjukkan kemampuan serta efisiensi perusahaan di dalam memanfaatkan aktiva yang dimilikinya atau perputaran (turnover) dari aktiva-aktiva tersebut. Dalam penelitian ini Rasio Aktivitas diwakili oleh Total Assets Turnover 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑇𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑣𝑒𝑟 ∶ 54
𝑁𝑒𝑡 𝑆𝑎𝑙𝑒 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡
2. Variabel Terikat (dependen) Adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen. Dalam penelitian ini variable dependen, yaitu: Harga Saham (Closing Price) yang mencerminkan juga nilai dari suatu perusahaan. Jika perusahaan mencapai prestasi yang baik, maka saham perusahaan tersebut akan banyak diminati oleh para investor. Prestasi baik yang dicapai perusahan dapat dilihat di dalam laporan keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan (emiten) proses penentuan.
55
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Bursa Efek Indonesia Bursa Efek Indonesia (BEI) didirikan di Jakarta pada tanggal 14 Desember 1912. BEI didirikan jauh sebelum Indonesia merdeka oleh pemerintahan Hindia Belanda yang diselenggarakan oleh Vereniging Voor de Effectenhandel yang pada saat itu masih bernama Bursa Efek Jakarta (BEJ). Pada tanggal 11 Januari 1925 dibuka Bursa Efek di Surabaya dan disusul dengan pembukaan Bursa Efek di Semarang pada tanggal 1 Agustus 1925. BEJ pertama kali diresmikan oleh Presiden Suharto pada tahun 1977. Pada tahun 2007, BEJ dengan Bursa Efek Surabaya (BES) merger menjadi BEI (Rodoni, 2008:41). Langkah merger BEJ dengan BES adalah upaya untuk meningkatkan efisiensi pasar modal guna bersaing dengan bursa luar negeri (Suhartono dan Qudsi, 2009:20). BEI adalah bursa saham yang dapat memberikan peluang investasi
dan
sumber
pembiayaan
dalam
upaya
mendukung
pembangunan ekonomi nasional. Peranan BEI adalah berupaya mengembangkan pemodal lokal yang besar dan solid untuk menciptakan pasar modal Indonesia yang stabil. Untuk memberikan informasi yang lebih lengkap tentang perkembangan bursa kepada masyarakat, BEI menyebarkan data pergerakan harga saham melalui media cetak dan 56
elektronik. Indikator pergerakan harga saham tersebut adalah indeks harga saham. Saat ini, BEI mempunyai beberapa jenis indeks harga saham, yaitu: a. HSG (Indeks Harga Saham Gabungan) atau Jakarta Composite Index merupakan semua saham tercatat sebagai komponen kalkulasi indeks. b.
Indeks LQ45, menggunakan 45 saham terpilih setelah melalui beberapa tahapan seleksi.
c.
Jakarta Islamic Index, menggunakan 30 saham terpilih yang termasuk dalam daftar efek syariah yang diterbitkan oleh BAPEPAM-LK.
d. Indeks Kompas100, menggunakan 100 saham pilihan harian koran Kompas. e. Indeks main board dan development board yaitu indeks yang didasarkan pada kelompok saham yang tercatat di BEI (papan utama dan papan pengembangan) f. Indeks sektoral, menggunakan semua saham yang masuk dalam sektoral yang sama, sektoral tersebut yaitu agrikultur, manufaktur, pertambangan, keuangan, basic industry, miscellaneous industry, consumer goods, property & real estate, trade & service. 2. Struktur Pasar Modal di Indonesia Pasar modal sangat erat hubungannya dengan perkembangan perekonomian suatu negara dan perekonomian sangat dipengaruhi oleh
57
stabilnya politik. Struktur pasar modal Indonesia telah diatur dalam Undang-Undang No.8/1995 tentang Pasar Modal Indonesia (UUPM). Berdasarkan ketentuan dalam UUPM, Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) melaksanakan pembinaan, pengaturan, dan pengawsan sehari-hari pasar modal (Rodoni, 2005:119). 3. Deskripsi Objek Penelitian Sampel yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2015. Perusahaan yang dimaksud adalah perusahaan yang tergabung dalam kelompok Index LQ 45, yang memenuhi kriteria kelengkapan data, yaitu perusahaan yang konsisten mencantumkan nilai pasar harga saham dalam annual report selama tiga tahun berturut–turut pada periode 2013 sampai dengan 2015. Dari kriteria yang ditetapkan diatas, diperoleh daftar empat puluh lima perusahaan yang telah memenuhi kriteria sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 4.1 Daftar Sampel Perusahaaan
1
AALI
Astra Agro Lestari Tbk
2
ADHI
Adhi Karya (Persero) Tbk
3
ADRO
Adaro Energy Tbk
4
ANTM
Aneka Tambang Tbk
5
AKRA
AKR Corporindo Tbk
58
6
ASII
Astra International Tbk
7
ASRI
Alam Sutera Realty Tbk
8
BBCA
Bank Central Asia Tbk
9
BBNI
Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
10
BBRI
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
11
BBTN
Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
12
BMRI
Bank Mandiri (Persero) Tbk
13
BMTR
Global Mediacom Tbk
14
BSDE
Bumi Serpong Damai Tbk
15
CPIN
Charoen Pokphand Indonesia Tbk
16
GGRM
Gudang Garam Tbk
17
HMSP
H.M. Sampoerna Tbk.
18
ICBP
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
19
INCO
Vale Indonesia Tbk
20
INDF
Indofood Sukses Makmur Tbk
21
INTP
Indocement Tunggal Prakasa Tbk
22
ITMG
Indo Tambangraya Megah Tbk
23
JSMR
Jasa Marga (Persero) Tbk
24
KLBF
Kalbe Farma Tbk
25
LPKR
Lippo Karawaci Tbk
26
LPPF
Matahari Department Store Tbk
27
LSIP
PP London Sumatra Indonesia Tbk
28
MNCN
Media Nusantara Citra Tbk
29
MPPA
Matahari Putra Prima Tbk
30
PGAS
Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
31
PTBA
Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk
32
PTPP
PP (Persero) Tbk
59
33
PWON
Pakuwon Jati Tbk
34
SCMA
Surya Citra Media Tbk
35
SILO
Siloam International Hospital Tbk
36
SMGR
Semen Indonesia (Persero) Tbk
37
SMRA
Summarecon Agung Tbk
38
SRIL
Sri Rejeki Isman Tbk
39
SSMS
Sawit Sumbermas Sarana Tbk
40
TBIG
Tower Bersama Infrastructure Tbk
41
TLKM
Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk
42
UNTR
United Tractors Tbk
43
UNVR
Unilever Indonesia Tbk
44
WIKA
Wijaya Karya (Persero) Tbk
45
WSKT
Waskita Karya (Persero) Tbk
B. Deskriptif Data Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data. Dalam statistik deskriptif berisi tentang jumlah sampel yang diteliti, nilai minimum dan maksimum, mean, dan standar deviasi. Berikut ini adalah hasil dari uji deskriptif data:
60
Tabel 4.2 Hasil Pengujian Descriptive Statistics Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Harga Saham
135
163
94000
8579.31
14304.802
Pertumbuhan
135
-.21
3.78
.2004
.35986
Profitabilitas
135
-.05
.50
.0912
.10482
Likuiditas
135
.30
15.16
2.4267
2.39929
Leverage
135
.01
1.26
.5187
.25013
Efisiensi
135
.03
2.84
.7519
.61436
Valid N (listwise)
135
Berdasarkan tabel 4.2 diatas nilai N menunjukkan banyaknya data yang digunakan dalam penelitian, yaitu sebanyak 135 data, yang merupakan jumlah sampel selama periode penelitian 2013 sampai dengan 2015. Datadata yang digunakan merupakan data perusahaan yang terdaftar di Index LQ 45 Bursa Efek Indonesia. Variabel harga saham menunjukkan nilai rata–rata yang terjadi sebesar 8579.31 dengan standar deviasi sebesar 14304.802. Variabel pertumbuhan perusahaan menunjukkan nilai rata–rata yang terjadi sebesar 0.2004 dengan standar deviasi sebesar 0.35986. Variabel profitabilitas perusahaan menunjukkan nilai rata–rata yang terjadi sebesar 0.0912 dengan standar
deviasi
sebesar
0.10482.
Variabel
likuiditas
perusahaan
menunjukkan nilai rata–rata yang terjadi sebesar 2.4267 dengan standar deviasi sebesar 2.39929. Variabel leverage perusahaan menunjukkan nilai rata–rata yang terjadi sebesar 0.5187 dengan standar deviasi sebesar
61
0.25013. Variabel efisiensi perusahaan menunjukkan nilai rata–rata yang terjadi sebesar 0.7519 dengan standar deviasi sebesar 0.61436. C. Hasil Analisis Data 1. Hasil Uji Asumsi Klasik Sebelum melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji regresi berganda, terlebih dahulu dilakukan pengujian apakah terdapat penyimpangan asumsi klasik yaitu melalui pengujian normalitas, multikolinearitas, autokorelasi, dan heteroskedasitas. a. Hasil Uji Normalitas Uji normalitas disajikan dengan menggunakan grafik normal plot, adapun hasilsil uji tersebut adalah: Gambar 4.1 Hasil Pengujian Normalitas Data-P Plot
62
Dari grafik tersebut diatas, terlihat titik–titik data menyebar disekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Maka model regresi dalam penelitian ini memenuhi syarat asumsi normalitas (Ghozali 2005:126). Tabel 4.3 Hasil Pengujian Komolgorov Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N
135
Normal
Parametersa,b
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
.5187 .25013
Absolute
.090
Positive
.090
Negative
-.071
Kolmogorov-Smirnov Z
1.051
Asymp. Sig. (2-tailed)
.220
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Berdasarkan tabel 4.3 hasil uji Komolgorov-Smirnov diatas bahwa besarnya nilai Komolgorov-Smirnov adalah 1,051 dengan signifikansi sebesar 0,220 dimana > 0,05. Dengan demikian Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti data terdistribusi normal. b. Hasil Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk mendeteksi ada tidaknya
gejala multikolonieritas antar variabel independen
digunakan Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance. Batas dari tolerance value adalah 0,10 dan batasVIF adalah 10. Apabila 63
tolerance value > 0,10 dan nilai VIF < 10 maka tidak terjadi multikolonieritas. Sampel hasil yang ditunjukkan dalam output SPSS maka besar nilai VIF dan nilai tolerance dari masing-masing variabel independen. Berikut ini adalah hasil dari uji multikolinearitas: Tabel 4.4 Hasil Pengujian Multikolinearitas Coefficientsa Model
Standardized Unstandardized Coefficients B
1
(Constant)
Std. Error
Coefficients Beta
Collinearity Statistics Tolerance
VIF
-13237.136
3626.315
744.107
2750.027
.019
.963
1.039
18209.423
13624.119
.133
.462
2.163
Likuiditas
1615.699
479.795
.271
.711
1.406
Leverage
14989.938
4606.131
.262
.710
1.408
Efisiensi
11053.220
2347.016
.475
.453
2.205
Pertumbuhan Profitabilitas
a. Dependent Variable: Harga Saham
Berdasarkan tabel 4.2 diatas nilai tolerance variabel fudamental Pertumbuhan, Profitabilitas, Likuiditas, Leverage, dan Efisiensi Perusahaan berkisar antara 0,462 sampai dengan 0,968 atau lebih besar dari 0,10. Hasil perhitungan nilai tolerance tersebut menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10. Jadi dapat disimpulkan tidak ada korelasi antar variabel independen. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang sama tidak ada satu variabel independen yang 64
memiliki nilai VIF lebih dari 10, karena nilainya berkisar antara 1,264 sampai dengan 2,395, jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antar variabel independen dalam model regresi. c. Hasil Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan penggangu pada periode t-1. Berikut ini adalah hasil dari uji Autokorelasi: Tabel 4.5 Hasil Pengujian Autokorelasi Model Summary
Model
dimension0
1) 2)
1
R
R Square
.637a
.406
Adjusted R
Std. Error of
Square
the Estimate
.383
11239.95
Durbin - Watson 0.626
Predictors: (Constant), Efisiensi, Likuiditas, Pertumbuhan, Leverage, Profitabilitas Dependent Variable: Harga Saham
Uji Autokorelasi yang digunakan adalah uji Durbin-Watson. Berdasarkan tabel 4.3 diatas menunjukkan nilai Durbin-Watson sebesar 0,626. Karena angka D-W berada antara -2 sampai +2, hal ini berarti tidak terdapat masalah autokorelasi. Jadi dapat disimpulkan dalam model regresi tidak ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengggangu pada periode t-1. d. Hasil Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas artinya varians variabel dalam model tidak sama (konstan) (Algifari, 2000 : 85). Terdapat beberapa metode 65
yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi ada tidaknya masalah heteroskedastisitas. Salah satunya adalah dengan uji Park, yaitu suatu metode uji heteroskedastisitas dengan membuat persamaan regresi dengan
mengganti
variabel
dependennya
dengan
residual
kuadratnya. Jika signifikansi yang ada bernilai diatas 0,05 yang berarti tidak signifikan, maka data dinyatakan bebas dari masalah heteroskedastisitas (Winarno, 2011 : 512). Berikut adalah hasil output uji Park dalam penelitian ini Tabel 4.6 Hasil Pengujian Heteroskedastisitas Uji Park Coefficientsa Model
Standardized Unstandardized Coefficients B
1
(Constant)
Std. Error
16.432
.580
.093
.275
LnX1
Coefficients Beta
t
Sig.
28.320
.000
.338
.736
.029
a. Dependent Variable: Lnei2 Coefficientsa Model
Standardized Unstandardized Coefficients B
1
(Constant) LnX2
Std. Error
17.927
.713
.588
.237
a. Dependent Variable: Lnei2
66
Coefficients Beta
t
.210
Sig.
25.155
.000
2.481
.014
Coefficientsa Model
Standardized Unstandardized Coefficients B
1
(Constant)
Std. Error
16.110
.310
.236
.336
LnX3
Coefficients Beta
t
Sig.
52.026
.000
.703
.483
.061
a. Dependent Variable: Lnei2 Coefficientsa Model
Standardized Unstandardized Coefficients B
1
(Constant)
Std. Error
16.612
.346
.428
.306
LnX4
Coefficients Beta
t
.121
Sig.
48.030
.000
1.402
.163
a. Dependent Variable: Lnei2 Coefficientsa Model
Standardized Unstandardized Coefficients B
1
(Constant) LnX5
Std. Error
16.704
.275
.671
.230
Coefficients Beta
t
.246
Sig.
60.811
.000
2.921
.014
a. Dependent Variable: Lnei2
Output uji Park diatas menunjukkan bahwa nilai probabilitas signifikansi untuk semua variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini berada diatas 0,05. Dengan demikian maka dapat disimpulkan data bebas dari masalah heteroskedastisitas. 2. Hasil Pengujian Hipotesis Setelah dilakukan pengujian asumsi klasik, maka dapat dilakukan pengujian statistik/signifikan model regresi untuk melihat
67
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen baik secara parsial (individual) maupun secara simultan (bersama–sama). a. Hasil Uji Koefisien Determinasi R2 Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen yang digunakan dalam penelitian yaitu Pertumbuhan, Profitabilitas, Likuiditas, Leverage, dan Efisiensi Perusahaan. Berikut ini adalah hasil dari uji Koefisien Determinasi R2: Tabel 4.7 Hasil Pengujian Koefisien Determinasi R2 Model Summaryb Model R dimension0
1
.637a
R Square .406
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate .383
11239.950
a. Predictors: (Constant), Efisiensi, Likuiditas, Pertumbuhan, Leverage, Profitabilitas b. Dependent Variable: Harga Saham
Berdasarkan tabel 4.4 diatas diperoleh nilai koefisien determinasi (Adjusted Square R) sebesar 0,383 atau sama dengan 38,3%. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 38,3% variabel harga saham dapat dijelaskan oleh variasi dari variabel independen seperti Pertumbuhan, Profitabilitas, Likuiditas, Leverage, dan Efisiensi Perusahaan. Sedangkan sisanya 61,7% dapat dijelaskan oleh faktor– faktor lain atau variabel–variabel lain diluar model dalam penelitian ini.
68
b. Uji Parameter Individual (Uji Statistik t) Pengujian ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Berikut ini adalah hasil dari Uji Parameter Individual (Uji Statistik t): Tabel 4.8 Hasil Pengujian Parameter Individual (Uji Statistik t) Coefficientsa Model
Standardized Unstandardized Coefficients B
1
(Constant)
Std. Error
-13237.136
3626.315
744.107
2750.027
18209.423
Likuiditas
Coefficients Beta
t
Sig.
-3.650
.000
.019
.271
.787
13624.119
.133
1.337
.184
1615.699
479.795
.271
3.367
.001
Leverage
14989.938
4606.131
.262
3.254
.001
Efisiensi
11053.220
2347.016
.475
4.709
.000
Pertumbuhan Profitabilitas
a. Dependent Variable: Harga Saham
Lalu dengan tingkat signifikansi α 5% atau 0,05 dan n=45, maka dapat diperoleh nilai t-tabel sebagai berikut: t-tabel = |α ; df (n-K)| = 5% ; df (45-6) = 5% ; df (39) = 1,68488
1) Uji Parsial Variabel Pertumbuhan Perusahaan Terhadap
Harga Saham
69
Berdasarkan tabel 4.5 diatas hasil uji t untuk variabel fudamental pertumbuhan perusahaan yang diproyeksikan oleh growth total aset mempunyai uji-t menunjukkan besarnya thitung / t-statistic variabel fudamental pertumbuhan perusahaan sebesar 0,271 yang berarti lebih kecil dari (>) t-tabel sebesar 1,68488 dengan signifikansi 0,787 yang lebih besar dari (>) tingkat signifikansi α 5% atau 0,05. Maka dapat disimpulkan H0 diterima dan H1 ditolak yang artinya variabel independen pertumbuhan perusahaan secara individual tidak berpengaruh signifkan terhadap variablel dependen Harga Saham. 2) Uji Parsial Variabel Profitabilitas Perusahaan Terhadap
Harga Saham Hasil uji t untuk variabel fudamental profitablitas perusahaan yang diproyeksikan oleh return on asset (ROA) mempunyai uji-t menunjukkan besarnya t-hitung / t-statistic variabel fudamental pertumbuhan perusahaan sebesar 1,337 yang berarti lebih kecil dari (<) t-tabel sebesar 1,68488 dengan signifikansi 0,184 yang lebih besar dari (>) tingkat signifikansi α 5% atau 0,05. Maka dapat disimpulkan H0 diterima dan H1 ditolak
yang
artinya
variabel
independen
profitabilitas
perusahaan secara individual tidak berpengaruh signifkan terhadap variablel dependen Harga Saham.
70
3) Uji Parsial Variabel Likuiditas Perusahaan Terhadap Harga
Saham Hasil uji t untuk variabel fudamental likuiditas perusahaan yang diproyeksikan oleh Current Ratio (CR) mempunyai uji-t menunjukkan besarnya t-hitung / t-statistic variabel fudamental pertumbuhan perusahaan sebesar 3,367 yang berarti lebih besar dari (>) t-tabel sebesar 1,68488 dengan signifikansi 0,01 yang lebih kecil dari (<) tingkat signifikansi α 5% atau 0,05. Maka dapat disimpulkan H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya variabel independen likuiditas perusahaan secara individual berpengaruh positif dan signifkan terhadap variablel dependen Harga Saham. 4) Uji Parsial Variabel Levergae Perusahaan Terhadap Harga
Saham Hasil uji t untuk variabel fudamental leverage perusahaan yang diproyeksikan oleh Total Debth to Total Asset Ratio mempunyai uji-t menunjukkan besarnya t-hitung / t-statistic variabel fudamental leverage perusahaan sebesar 3,254 yang berarti lebih besar dari (>) t-tabel sebesar 1,68488 dengan signifikansi 0,01 yang lebih kecil dari (<) tingkat signifikansi α 5% atau 0,05. Maka dapat disimpulkan H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya variabel independen leverage perusahaan
71
secara individual berpengaruh positif dan signifkan terhadap variablel dependen Harga Saham. 5) Uji Parsial Variabel Efisiensi Perusahaan Terhadap Harga
Saham Hasil uji t untuk variabel fudamental efisiensi perusahaan yang diproyeksikan oleh Turn Over Total Asset mempunyai uji-t menunjukkan besarnya t-hitung / t-statistic variabel fudamental efisiensi perusahaan sebesar 4.709 yang berarti lebih besar dari (>) t-tabel sebesar 1,68488 dengan signifikansi 0,00 yang lebih kecil dari (<) tingkat signifikansi α 5% atau 0,05. Maka dapat disimpulkan H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya variabel independen efisiensi perusahaan secara individual berpengaruh positif dan signifkan terhadap variablel dependen Harga Saham.
Berdasarkan hasil tersebut, maka persamaan regresi berganda yang dapat di bentuk adalah sebagai berikut : Y= a + b3X3 + b4X4 + b5X5+ e Y= -13237.136 + 1615.699.X3 + 14989.938.X4 + 11053.220.X5 + e Hasil koefisien regresi memperlihatkan nilai koefisien konstanta adalah sebesar -13237,136 mempunyai arti bahwa jika variabel
fudamental
Pertumbuhan,
Profitabilitas,
Likuiditas,
Leverage, dan Efisiensi Perusahaan tidak ada, maka variabel harga saham akan menurun sebesar -13237,136.
72
Nilai b1 yang merupakan koefisien regresi dari variabel X1 (pertumbuhan perusahaan) sebesar 744,107 mempunyai arti bahwa nilai pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif terhadap harga saham, bila terjadi peningkatan pada nilai pertumbuhan perusahaan sebesar 1 tingkatan, maka akan terjadi kenaikan harga saham sebesar 744,107 satuan dengan asumsi variabel lainnya masih tetap konstan. Kemudian nilai b2 yang merupakan koefisien regresi dari variabel
X2
(profitabilitas
perusahaan)
sebesar
18209,423
mempunyai arti bahwa nilai profitabilitas perusahaan berpengaruh positif terhadap harga saham, jika terjadi peningkatan profitabilitas sebesar 1 tingkatan,maka akan terjadi peningkatan nilai harga saham sebesar 18209,423 satuan dengan asumsi variabel lainnya masih tetap konstan. Selanjutnya nilai b3 yang merupakan koefisien regresi dari variabel X3 (likuiditas perusahaan) sebesar 1615,699 mempunyai arti bahwa nilai likuiditas perusahaan berpengaruh positif terhadap harga saham jika terjadi peningkatan nilai likuiditas perusahaan sebesar 1 tingkatan, maka akan terjadi peningkatan nilai harga saham sebesar 1615,699 satuan dengan asumsi variabel lainnya masih tetap konstan. Selanjutnya nilai b4 yang merupakan koefisien regresi dari variabel X4 (leverage perusahaan) sebesar 14989,938 mempunyai arti bahwa nilai leverage perusahaan berpengaruh positif terhadap harga saham, jika terjadi peningkatan nilai leverage perusahaan
73
sebesar 1 tingkatan, maka akan terjadi peningkatan nilai harga saham sebesar 14989,938 satuan dengan asumsi variabel lainnya masih tetap konstan. Selanjutnya nilai b5 yang merupakan koefisien regresi dari variabel X5 (efisiensi perusahaan) sebesar 11053,220 mempunyai arti bahwa nilai efisiensi perusahaan berpengaruh positif terhadap harga saham, jika terjadi peningkatan nilai efisiensi perusahaan sebesar 1 tingkatan, maka akan terjadi peningkatan nilai harga saham sebesar 11053,220 satuan dengan asumsi variabel lainnya masih tetap konstan. c. Uji Signifikasi Simultan (Uji Statistik F) Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independen secara bersama–sama (simultan) dapat berpengaruh terhadap variabel dependen. Berikut ini adalah hasil dari Uji signifikasi Simultan (Uji Statistik F): Tabel 4.9 Hasil Pengujian Statistik F ANOVAb Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
1.112E10
5
2.225E9
Residual
1.630E10
129
1.263E8
Total
2.742E10
134
F 17.608
a. Predictors: (Constant), Efisiensi, Likuiditas, Pertumbuhan, Leverage, Profitabilitas b. Dependent Variable: Harga Saham
74
Sig. .000a
Berdasarkan tabel 4.6 diatas hasil uji F menunjukkan bahwa hasil F-hitung sebesar 17,608 dengan tingkat signifikansi 0,00. Sementara F-tabel dengan df;α (K-1) (n-K) atau df;0,05 (6-1) (45-6) sebesar 2,46. Oleh karena nilai F-hitung lebih besar dari F-tabel dan tingkat signifikansi tersebut lebih kecil dari α 5% atau 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel independen fudamental secara simultanpertumbuhan, profitabilitas, likuiditas, leverage, dan efisiensi perusahaan secara simultan atau secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen yaitu harga saham perusahaan yang terdaftar dalam Index LQ 45 di Bursa Efek Indonesia. D. Interpretasi Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, secara rinci mengenai hasil pengujian dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Pengaruh Variabel Fudamental Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Harga Saham Berdasarkan hasil uji t untuk variabel fundamental profitabilitas perusahaan yang diproyeksikan oleh Asset Growth Size mempunyai signifikansi 0,787, yang berarti lebih besar dari 0,05 maka Ha2 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap harga saham. Pertumbuhan
aset
menggambarkan
pertumbuhan
aktiva
perusahaan yang akan mempengaruhi profitabilitas perusahaan untuk
75
bisa meraih profit atau keuntungan yang bagus disetiap periode, para investor tidak perlu mengkhawatirkan perusahaan tersebut akan merugi atau bahkan bangrut. Sehingga, keuntungan atau profit yang didapat oleh perusahaan, dapat dinikmati juga oleh para investor dan membuka kemungkinan datangnya investor-investor baru lagi yang ingin menanamkan modal mereka disana yang dapat meningkatkan harga pasar saham perusahaan tersebut. Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Indah Nurmalasari (2009) yang dalam penelitiannya menunjukan bahwa ROA (Profitabilitas) berpengaruh signifikan terhadap harga saham. 2. Pengaruh Variabel Fudamental Likuiditas Perusahaan Terhadap Harga Saham Berdasarkan hasil uji t untuk variabel fundamental likuiditas mempunyai signifikansi 0,01, yang berarti lebih kecil dari 0,05 maka Ha1 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Likuiditas berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Rasio likuiditas menunjukan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan utang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya, Apabila perusahaan diyakini mampu untuk melunasi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya maka perusahaan dalam kondisi baik dan dapat meningkatkan harga saham karena para investor tertarik pada kondisi keuangan perusahaan yang seperti ini.
76
Dengan demikian, apabila kemampuan likuiditas perusahaan itu baik, investor tidak perlu mencemaskan apakah modal yang mereka tanam di perusahaan tersebut akan kembali dan memeberikan keuntungan untuk mereka atau tidak. Karena jika suatu perusahaan yang tingkat likuiditasnya tidak baik, mempunyai kecenderungan dijauhi oleh investor karena takut dana yang mereka investasikan tidak kembali dan mengakibatkan kerugian bagi investor. Hal ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Jeany Clarensia et. al. (2011) dan Frian Alrianto Yusak (2012) yang dalam penelitiannya menunjukan bahwa CR (Likuiditas) berpengaruh signifikan terhadap harga saham. 3. Pengaruh Variabel Fudamental Leverage Perusahaan Terhadap Harga Saham Berdasarkan hasil uji t untuk variabel fundamental leverage mempunyai signifikansi 0,01, yang berarti lebih kecil dari 0,05 maka Ha1 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa leverage berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Salah satu faktor penting dalam unsur pendanaan adalah hutang (leverage), digambarkan untuk melihat sejauh mana asset perusahaan dibiayai oleh hutang dibandingkan dengan modal sendiri. (Weston dan Copeland,1992).
Sedangkan
Kusumawati
dan
Sudento
(2005)
menggambarkan leverage sebagai kemampuan perusahaan untuk membayar hutangnya dengan menggunakan ekuitas yang dimilikinya. Leverage dapat dipahami sebagai penaksir dari resiko yang melekat pada
77
suatu perusahaan. Artinya, leverage yang semakin besar menunjukkan risiko investasi terhadap harga saham yang semakin besar pula. Perusahan dengan rasio leverage yang rendah memiliki risiko leverage yang lebih kecil. Hal ini inkonsisten dengan penelitian yang dilakukan IG. K. A. Ulupui (2005) yang dalam penelitiannya menunjukan bahwa leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. 4. Pengaruh Variabel Fudamental Efisiensi Perusahaan Terhadap Harga Saham Berdasarkan hasil uji t untuk variabel fundamental efisiensi perusahaan yang diproyeksikan oleh Total Asset Turn Over mempunyai signifikansi 0,01, yang berarti lebih kecil dari 0,05 maka Ha2 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham. Penelitian ini tidak sejalan sejalan I. G. K. Ulupui (2005) yang menyatakan variabel total asset turn over secara parsial menunjukkan hasil yang tidak signifikan terhadap harga saham. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Ahmad Rodoni dan Indo Yama Nasarudin (2002) bahwa seluruh variabel penelitian yang di lakukan secara parsial berpengaruh terhadap return harga saham. Dan penelitian yang dilakukan oleh Kennedy. (2003) yang menunjukkan variabel asset turnover berpengaruh signifikan
terhadap return saham, karna
persamaan sampel dan ukuran perusahaan. Kennedy menggunakan rasio perusahaan LQ 45 di BEJ.
78
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa pengaruh variabel fudamental pertumbuhan, profitabilitas, likuiditas, leverage, dan efisiensi perusahaan terhadap harga saham. Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan yang telah dilakukan terhadap ke-lima hipotesa yang telah diuji menggunakan analisis regresi berganda, diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Hal ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Jeany Clarensia et. al. (2011) dalam penelitiannya menunjukan bahwa asset growth perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. 2. Profitabilitas perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Indah Nurmalasari (2009) yang dalam penelitiannya menunjukan bahwa ROA (Profitabilitas) berpengaruh signifikan terhadap harga saham. 3. Likuiditas perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Hal ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Jeany Clarensia et. al. (2011) dan Frian Alrianto Yusak (2012) yang dalam penelitiannya menunjukan bahwa CR (Likuiditas) berpengaruh signifikan terhadap harga saham. 79
4. Leverage perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Hal ini inkonsisten dengan penelitian yang dilakukan IG. K. A. Ulupui (2005) yang dalam penelitiannya menunjukan bahwa leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. 5. Efisiensi perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Hal ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Jeany Clarensia et. al. (2011) dan Frian Alrianto Yusak (2012) yang dalam penelitiannya menunjukan bahwa CR (Likuiditas) berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Penelitian ini tidak sejalan sejalan I. G. K. Ulupui (2005) yang menyatakan variabel total asset turn over secara parsial menunjukkan hasil yang tidak signifikan terhadap harga saham. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Ahmad Rodoni dan Indo Yama Nasarudin (2002) bahwa seluruh variabel penelitian yang di lakukan secara parsial berpengaruh terhadap return harga saham. Dan penelitian yang dilakukan oleh Kennedy. (2003) yang menunjukkan variabel asset turnover berpengaruh signifikan terhadap return saham, karna persamaan sampel dan ukuran perusahaan. Kennedy menggunakan rasio perusahaan LQ 45 di BEJ. 6. Secara bersama-sama variabel fundamental pertumbuhan, profitabilitas, likuiditas, leverage, dan efisiensi perusahan berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hal ini ditunjukkan dengan nilai F hitung sebesar 17,608 dengan nilai signifikansi 0,000
80
B. Implikasi Berdasarkan hasil analisis data dan kesimpulan diatas, maka dapat dipastikan bahwa variabel fundamental likuiditas perusahaan yang diproyeksikan oleh Current Ratio (CR), variabel fundamental leverage, dan variabel fundamental efisiensi perusahaan yang diproyeksikan oleh Total Asset Turn Over terbukti mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Index LQ 45. Hasil analisis koefisien determinasi (R2) diperoleh nilai sebesar 0,383 atau sama dengan 38.3%. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 38,3% variabel harga saham dapat dijelaskan oleh variasi dari variabel independen seperti pertumbuhan, profitabilitas, likuiditas, leverage, dan efisiensi perusahaan. Sedangkan sisanya 61.7% dapat dijelaskan oleh faktor–faktor lain atau variabel– variabel lain diluar model dalam penelitian ini seperti EVA oleh Noer Sasongko dan Nila Wulandari (2002), kinerja keuangan oleh Hanry Dwi Purnomo (2006). Semoga hasil penelitian ini akan memberikan input bagi para pemakai laporan keuangan seperti: 1. Investor maupun kreditor, diharapkan penelitian ini dapat menjadikan dasar gan dalam menilai kinerja manajemen yang menjadi pertimbangan awal dalam proses transaksi bursa dan proses pengambilan keputusan investasi saham.
81
2. Bagi manajemen, diharapkan penelitian ini dapat menjadikan motivasi untuk meningkatkan kinerja manajemen, sehingga dapat tercermin dalam laporan keuangan yang mereka susun serta sebagai dasar pengambilan keputusan mengenai kebijaksanaan yang menyangkut rasio kinerja keuangan terhadap keputusan investasi saham. 3. Bagi para pengambil keputusan (eksekutif), diharapkan penelitian ini dapat dijadikan dasar penilaian dan dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan di masa yang akan datang. C. Saran Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan bagi peneliti lain untuk mengembangkan maupun mengoreksi dan melakukan perbaikan seperlunya. Mengacu pada hasil penelitian dan maka penulis memberikan saran sebagai berikut: 1. Beberapa variabel yang tidak terbukti pada penelitian ini sebaiknya pada penelitian yang akan datang digunakan proksi yang lain dari variabel tersebut, sehingga diharapkan dapat mencerminkan variabel yang digunakan. Sebagai contoh proksi lain yaitu variabel rasio keuangan dengan menggunakan proksi seperti ROI, CR, DAR atau yang lainnya. 2. Memperluas penelitian dengan cara memperpanjang periode penelitian dengan menambah tahun pengamatan dan juga memperbanyak jumlah sampel untuk penelitian yang akan datang. 3. Penelitian yang akan datang juga sebaiknya menambah variabel independen yang masih berbasis pada data laporan keuangan selain yang
82
digunakan dalam penelitian ini dengan tetap berlandaskan pada penelitian–penelitian sebelumnya. 4. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa likuiditas, leverage, dan efisiensi perusahaan berpengaruh terhadap harga saham, sehingga para investor, masyarakat, kreditor dan pemakai laporan keuangan yang lainnya dapat menjadikan likuiditas, leverage, dan efisiensi perusahaan sebagai pertimbangan dalam hal pengambilan keputusan untuk melakukan investasi
83
DAFTAR PUSTAKA Abdul Halim. “Analisis Investasi”. Salemba Empat, Jakarta, 2005. Ahmad, Kamarudin. “Dasar-Dasar Manajemen Investasi Dan Portofolio”. Rineka Cipta, Jakarta, 2004. Ahmad Rodoni, dan Herni Ali. “Manajemen Keuangan”. Mitra Wacana Media, Jakarta, 2010. Agustin, Rr. Fitria. “Analisis Pengaruh PBV, EPS, DER, Dan ROA Terhadap Price Earning Ratio (PER) Pada Perusahaan Pertambangan Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2012 “. Jurnal FE Universitas Semarang, 2014. Algifari. “Analisis Regresi; Teori, Kasus, dan Solusi”. Edisi 2, BPFE – Yogyakarta, 2000. Arifin, Zainal. “Teori Keuangan Dan Pasar Modal”. Ekonisia, Kampus FE UII, Yogyakarta, 2005. Astuti, Dewi. “Manajemen Keuangan Perusahaan”. Ghalia Indonesia, Jakarta, 2004. BAPEPAM. “Buku Panduan Indeks Saham Bursa Efek Indonesia”. BAPEPAM, Jakarta, 2010. Darmadji, Tjipto dan Hendy M. Fakhruddin. “Pasar Modal Di Indonesia”. Salemba Empat, Jakarta, 2001. Echopedia. “Perkembagan Saham Syariah Di Indonesia”. Artikel diakses tanggal 16 januari 2015 , dari http://echopedia.blogspot.com/2011/01/perkembangansaham-syariah-di-indonesia.html Edi Subiyantoro dan Fransisca Andreani. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham”.Jurnal FE Manajemen, Vol. 5, No.2, September 2013. Erna Indah Sari, Ervita Safitri, dan Rika Kharlina Ekawati. “Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham PT. Unilever Indonesia Tbk.”.Jurnal STIE MDP, September 2011. Evans Agalega dan Albert Kwabena Shibu. “The impact of financial leverage and market size on stock returns on the Dhaka stock 84
exchange Evidence from selected stocks in the manufacturing sector”.International Journal of Financial Research, Vol. 5, No.1, Januari 2014. Fahmi, Irfan. “Pengantar Manajemen Keuangan”. Alfabeta, Jakarta, 2013. Gumanti, Tatang Ary. “Kebijakan Dividen: Teori, Empiris, Dan Implikasi”. UPP STIM YKPN, Yogyakarta, 2013. Herlambang, Leo. "(Sebagian) Catatan Pasar Modal Indonesia 2008". Artikel diakses tanggal 16 Januari 2015, dari https://islamiconomics.wordpress.com/2009/02/21/sebagiancatatan-pasar-modal-indonesia-2008-leo-herlambang/ Husnan, Suad. “Dasar-Dasar Teori Potofolio Dan Analisis Sekuritas”. Edisi 3, UPP AMP YKM, Yogyakarta, 2001. “Manajemen Keuangan: Teori Dan Penerapan”. Edisi 3, BPFE- UGM, Yogyakarta, 1996. Indah Nurmalasari. “Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham Emiten LQ 45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2008”.Jurnal FE Akutansi Universitas Gunadarma, Desember 2008. Juanda, Bambang dan Juanadi. “Ekonometrika Deret Waktu: Teori Dan Aplikasi”. IPB Press, Bogor, 2012.Kasmir. “Pengantar Manajemen Keuangan”. Kencana, Jakarta, 2010. Kodrat, David Sukardi dan Kurniawan Indonanjaya. “Manajemen Investasi: Pendekatan Teknikal Dan Fundamental Untuk Analisis Saham”. Graha Ilmu, Yogyakarta 2010. Mamduh M Hanafi, dan Abdul Halim. “Analisis Laporan Keuangan”. Edisi Keempat, UPP STIM YKPN, Yogyakarta, 2009. Meythi, Tan Kwang En, dan Linda Rusli. “Pengaruh Likuiditas dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur”.Jurnal Bisnis Manajemen dan Ekonomi, Vol. 10, No. 2, Mei 2011. Nasir Akram. “The Effect of Liquidity on Stock Returns An Evidence From Pakistan”.International Journal Of Business and Management, Vol. 16, No.1, Februari 2014.
85
Rownland Pasaribu. “Pengaruh Variabel Fundamental Terhadap Harga Saham Emiten Di BEI”. Jurnal FEB STIE, Vol. 2, No.2, Juli 2008. Samina Haque dan Murtaza Faruquee. “Impact of Fundamental Factors on Stock Price A Case Based Approach on Pharmaceutical Companies Listed with Dhaka Stock Exchange”.International Journal Of Business and Management Invention, Vol. 2, September 2013.
86
LAMPIRAN Lampiran 1 : Daftar Perusahaan LQ 45 Bursa Efek Indonesia Tahun 2016
1
AALI
Astra Agro Lestari Tbk
2
ADHI
Adhi Karya (Persero) Tbk
3
ADRO
Adaro Energy Tbk
4
ANTM
Aneka Tambang Tbk
5
AKRA
AKR Corporindo Tbk
6
ASII
Astra International Tbk
7
ASRI
Alam Sutera Realty Tbk
8
BBCA
Bank Central Asia Tbk
9
BBNI
Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
10
BBRI
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
11
BBTN
Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
12
BMRI
Bank Mandiri (Persero) Tbk
13
BMTR
Global Mediacom Tbk
14
BSDE
Bumi Serpong Damai Tbk
15
CPIN
Charoen Pokphand Indonesia Tbk
16
GGRM
Gudang Garam Tbk
17
HMSP
H.M. Sampoerna Tbk.
18
ICBP
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
19
INCO
Vale Indonesia Tbk
20
INDF
Indofood Sukses Makmur Tbk
21
INTP
Indocement Tunggal Prakasa Tbk
22
ITMG
Indo Tambangraya Megah Tbk
23
JSMR
Jasa Marga (Persero) Tbk
24
KLBF
Kalbe Farma Tbk
87
25
LPKR
Lippo Karawaci Tbk
26
LPPF
Matahari Department Store Tbk
27
LSIP
PP London Sumatra Indonesia Tbk
28
MNCN
Media Nusantara Citra Tbk
29
MPPA
Matahari Putra Prima Tbk
30
PGAS
Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
31
PTBA
Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk
32
PTPP
PP (Persero) Tbk
33
PWON
Pakuwon Jati Tbk
34
SCMA
Surya Citra Media Tbk
35
SILO
Siloam International Hospital Tbk
36
SMGR
Semen Indonesia (Persero) Tbk
37
SMRA
Summarecon Agung Tbk
38
SRIL
Sri Rejeki Isman Tbk
39
SSMS
Sawit Sumbermas Sarana Tbk
40
TBIG
Tower Bersama Infrastructure Tbk
41
TLKM
Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk
42
UNTR
United Tractors Tbk
43
UNVR
Unilever Indonesia Tbk
44
WIKA
Wijaya Karya (Persero) Tbk
45
WSKT
Waskita Karya (Persero) Tbk
88
Lampiran 2 : Hasil Pengolahan Data Menggunakan Software SPSS
Hasil Pengujian Descriptive Statistics Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Harga Saham
135
163
94000
8579.31
14304.802
Pertumbuhan
135
-.21
3.78
.2004
.35986
Profitabilitas
135
-.05
.50
.0912
.10482
Likuiditas
135
.30
15.16
2.4267
2.39929
Leverage
135
.01
1.26
.5187
.25013
Efisiensi
135
.03
2.84
.7519
.61436
Valid N (listwise)
135
Hasil Pengujian Normalitas Data P-Plot
89
Hasil Pengujian Komolgorov Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N
135
Normal Parametersa,b
Mean
.5187
Std. Deviation Most Extreme Differences
.25013
Absolute
.090
Positive
.090
Negative
-.071
Kolmogorov-Smirnov Z
1.051
Asymp. Sig. (2-tailed)
.220
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Hasil Pengujian Multikolinearitas Coefficientsa Model
Standardized Unstandardized Coefficients B
1
(Constant)
Std. Error
Coefficients Beta
Collinearity Statistics Tolerance
VIF
-13237.136
3626.315
744.107
2750.027
.019
.963
1.039
18209.423
13624.119
.133
.462
2.163
Likuiditas
1615.699
479.795
.271
.711
1.406
Leverage
14989.938
4606.131
.262
.710
1.408
Efisiensi
11053.220
2347.016
.475
.453
2.205
Pertumbuhan Profitabilitas
a. Dependent Variable: Harga Saham
90
Hasil Pengujian Autokorelasi Model Summary
Model
dimension0
1
R
R Square
.637a
.406
Adjusted R
Std. Error of
Square
the Estimate
.383
11239.95
Durbin - Watson 0.626
Predictors: (Constant), Efisiensi, Likuiditas, Pertumbuhan, Leverage, Profitabilitas Dependent Variable: Harga Saham
Hasil Pengujian Heteroskedastisitas Uji Park Coefficientsa Model
Standardized Unstandardized Coefficients B
1
(Constant)
Std. Error
16.432
.580
.093
.275
LnX1
Coefficients Beta
t
Sig.
28.320
.000
.338
.736
.029
a. Dependent Variable: Lnei2 Coefficientsa Model
Standardized Unstandardized Coefficients B
1
(Constant)
Std. Error
17.927
.713
.588
.237
LnX2
Coefficients Beta
t
.210
Sig.
25.155
.000
2.481
.014
a. Dependent Variable: Lnei2 Coefficientsa Model
Standardized Unstandardized Coefficients B
1
(Constant) LnX3
Std. Error
16.110
.310
.236
.336
a. Dependent Variable: Lnei2
91
Coefficients Beta
t
.061
Sig.
52.026
.000
.703
.483
Coefficientsa Model
Standardized Unstandardized Coefficients B
1
(Constant)
Coefficients
Std. Error
16.612
.346
.428
.306
LnX4
Beta
t
.121
Sig.
48.030
.000
1.402
.163
a. Dependent Variable: Lnei2 Coefficientsa Model
Standardized Unstandardized Coefficients B
1
(Constant)
Coefficients
Std. Error
16.704
.275
.671
.230
LnX5
Beta
t
.246
Sig.
60.811
.000
2.921
.014
a. Dependent Variable: Lnei2
Hasil Pengujian Koefisien Determinasi R2 Model Summaryb Model R dimension0
R Square
.637a
1
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.406
.383
11239.950
a. Predictors: (Constant), Efisiensi, Likuiditas, Pertumbuhan, Leverage, Profitabilitas b. Dependent Variable: Harga Saham
Hasil Pengujian Parameter Individual (Uji Statistik t) Coefficientsa Model
Standardized Unstandardized Coefficients B
1
(Constant)
Std. Error
-13237.136
3626.315
744.107
2750.027
18209.423
Likuiditas
Coefficients Beta
t
Sig.
-3.650
.000
.019
.271
.787
13624.119
.133
1.337
.184
1615.699
479.795
.271
3.367
.001
Leverage
14989.938
4606.131
.262
3.254
.001
Efisiensi
11053.220
2347.016
.475
4.709
.000
Pertumbuhan Profitabilitas
a. Dependent Variable: Harga Saham
92
Hasil Pengujian Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ANOVAb Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
1.112E10
5
2.225E9
Residual
1.630E10
129
1.263E8
Total
2.742E10
134
F 17.608
a. Predictors: (Constant), Efisiensi, Likuiditas, Pertumbuhan, Leverage, Profitabilitas b. Dependent Variable: Harga Saham
93
Sig. .000a
Lampiran 3 : Data Hasil Perhitungan Variabel Independen dan Dependen
94