PENGARUH KINERJA BAURAN PEMASARAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH (Studi Pada BMT Tumang cabang Salatiga) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
DISUSUN OLEH PRAYITNO NIM : 21310019
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2015 i
ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain (Q.S Al-Insyirah : 6-7)
Sesungguhnya kamu melalui tingkat demi tingkat (dalam kehidupan) (Q.S Al-Insyiqaaq : 19)
PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan untuk : Kedua orang tuaku, Saudara dan seluruh keluarga dekatku, Fajar Khusnul Mufidah dan keluarga
iii
iv
KATA PENGANTAR
ميحرلا نمحرلا هللا
بسم
Dengan mengucap syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan taufiq-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam kami haturkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya ke jalan kebenaran dan keadilan. Penyusun menyadari bahwa proses pembuatan skripsi ini tidaklah mudah dan memiliki banyak kendala. Sehingga penyusunan skripsi ini sangatlah jauh dari kesempurnaan dan tak luput dari kekurangan-kekurangan. Dengan rendah hati, penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dan memperbaiki karya ilmiah ini sehingga menjadi lebih baik dalam penyusunan dimasa mendatang. Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana S1 Ekonomi Syariah jurusan Perbankan Syariah S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dalam menyusun skripsi ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun meteriil. Dengan penuh kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. 2. Dr. Anton Bawono, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. 3. Fetria Eka Yudiyana, SE,.M.Si selaku Ketua Jurusan Perbankan Syariah S1 Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dan selaku dosen pembimbing yang telah berkenan secara ikhlas dan sabar meluangakan waktu serta mencurahkan pikiran dan tenaganya memberi bimbingan dan pengarahan yang sangat berguna sejak awal proses penyusunan dan penulisan hingga terselesaikannya skripsi ini. v
4. Bapak dan Ibu Dosen Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga yang telah memberikan ilmunya dengan tulus dan ikhlas. 5. BMT Tumang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian hingga akhir. 6. Kedua orang tuaku (Bapak Tarsudi dan Ibu Yasmi) yang senantiasa mengalirkan kesejukan kasih melalui upaya dan do‟a serta sebagai motivasi utamaku, semoga Allah SWT selalu menjaga dan melindungi serta memberi rahmat dan hidayahNYA kepada mereka. Amin. 7. Kedua kakakku (Zamroni, S.Pd.I dan Lina Trisna Kuskowanti, S.Pd) serta adik kecil (Faiha Fahza Maharani) yang selalu memberiku inspirasi dalam menyelesaikan skripsi ini. 8. Fajar Khusnul Mufidah beserta keluarga yang selalu memberi semangat, inspirasi dan do‟anya dalam menyelesaikan skripsi ini. 9. Teman-teman Perbankan Syari‟ah S1 angkatan 2010 kelas A ataupun B. 10. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Dan semoga segala bentuk bantuan dan do‟a mereka dicatat sebagai amal ibadah oleh Allah SWT serta mendapat balasan yang berlipat ganda. Amin ya robbal „alamin.
Salatiga, 25 Februari 2015 Penulis,
PRAYITNO 213 10 019
vi
ABSTRAK
Prayitno. 213 10 019. Pengaruh Kinerja Bauran Pemasaran Terhadap Loyalitas Nasabah Lembaga Keuangan Syariah (Studi Pada Bmt Tumang cabang Salatiga), Alamat: Jl. Letjend. Sukowati No.9 Salatiga. Skripsi Jurusan Syariah, Program Studi Perbankan Syariah S1, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing: Fetria Eka Yudiana, SE,.M.Si Kata kunci : Bauran Pemasaran, Produk, Harga, Lokasi, Promosi, dan Loyalitas Nasabah. Bauran Pemasaran merupakan kegiatan pemasaran yang dilakukan secara terpadu dengan cara mengkombinasi unsur-unsur bauran pemasaran yaitu produk, harga, lokasi, dan promosi. Karena semakin kuatnya persaingan, maka BMT pun harus memperhatikan hal-hal yang mampu meningkatkan loyalitas nasabah, sehingga dengan terciptanya loyalitas nasabah akan terjaga keberadaan BMT dan perkembangan kedepannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: adakah pengaruh masing-masing variabel bauran premasaran terhadap loyalitas nasabah BMT Tumang dan untuk mengetahui variabel bauran pemasaran yang berpengaruh secara dominan terhadap loyalitas nasabah BMT Tumang. Penelitian ini dilakukan di BMT Tumang cabang Salatiga pada 5 Januari 2015 sampai 5 februari 2015 dengan menggunakan metode kuantitatif. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Random Sampling, adapun jumlah sampelnya sebanyak 90 responden. Sedangkan alat analisis yang digunakan menggunakan Analisis Regresi Linier Berganda. Berdasarkan hasil analisis regresi linier beganda penelitian ini menunjukkan bahwa bauran pemasaran yang terdiri atas Produk (X1), Harga (X2), Lokasi (X3), dan Promosi (X4) secara bersama-sama memiliki pengaruh yang positif. Di mana persamaan regresi Y = -2,033 + 0,267 Produk + 0,336 Harga + 104 Lokasi + 0,408 Promosi. Selain itu, dengan uji F dilihat bahwa bauran pemasaran memiliki pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas nasabah dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 atau 0%. Namun berdasarkan uji parsial (t), ada variabel yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas nasabah yaitu dengan tingkat signifikan untuk Produk sebesar 0,003, Harga sebesar 0,013, dan Promosi sebesar 0,000%. Sedangkan Lokasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas nasabah yaitu dengan tingkat sugnifikan sebesar 0,383. Adapun variabel yang paling dominan di BMT Tumang cabang Salatiga adalah variabel promosi. Karena dengan adanya promosi melalui penyebaran brosur, media cetak, pemberian hadiah akan berpengaruh terhadap loyalitas nasabah. Dan saran penulis terhadap BMT Tumang cabang Salatiga adalah agar untuk mempertahankan promosi pada saat ini sehingga nasabah akan loyal.
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................
ii
PENGESAHAN KELULUSAN ...............................................................
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.................................................
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................
v
KATA PENGANTAR ..............................................................................
vi
ABSTRAK ................................................................................................
viii
DAFTAR ISI .............................................................................................
ix
DAFTAR TABEL .....................................................................................
xiii
DAFTAR GAMBAR................................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................
xv
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah................................................
1
B. Rumusan Masalah .........................................................
7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .....................................
7
D. Sistematika Penulisan ...................................................
8
KAJIAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka .............................................................
10
B. Landasan Teori ……………………………………… .
14
1. Pemasaran ..............................................................
14
viii
BAB III
a. Pengertian Pemasaran ..................................... .
14
b. Tujuan Pemasaran ....................................... .....
15
c. Konsep Pemasaran ....................................... ....
16
2. Bauran Pemasaran ..................................................
18
a. Pengertian Bauran Pemasaran ........................... .
18
b. Variabel-variabel Bauran Pemasaran .................
19
3. Kinerja Bauran Pemasaran......................................
36
4. Loyalitas Nasabah …………………………… ......
37
a. Pengertian Loyalitas Nasabah ……………….. ..
37
b. Dimensi Loyalitas Nasabah ...............................
41
c. Pengukuran Loyalitas Pelanggan ........................
42
d. Dinamika Loyalitas Nasabah ..............................
46
e. Strategi untuk menghidari kehilangan pelanggan.
46
C. Kerangka Berfikir ....................................................... .
48
D. Hipotesis .......................................................................
49
METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian danPendekatan Penelitian ...................
51
B. Lokasi dan Waktu Penelitian …………………………
51
C. Populasi dan Sampel …………………………………
51
D. Teknik Pengumpulan Data …………………………..
52
E. Skala Pengukuran …………………………………….
54
F. Variabel Pengukuran ……………………………….. .
55
ix
G. Definisi Operasional ………………………………. ...
55
H. Uji Instrumen Penelitian ……………………………..
59
1.
Uji Validitas dan Reliabilitas ………………. .......
59.
2.
Uji Asumsi Klasik ………………………………..
61
3.
Uji Statistik ………………………………… .......
62
4.
Analisis Regresi Linier Berganda ……………. ....
63
I. Alat Analisis ………………………………………… BAB IV
64
ANALISIS PENELITIAN A. Deskripsi Obyek Penelitian ..........................................
57
1.
Sejarah Berdirinya BMT Tumang ……………….
66
2.
Visi dan Misi …………………………………….
67
3.
Struktur Organisasi ………………………………
69
4.
Tugas dan Wewenang di BMT Tumang ………….
70
5.
Produk BMT Tumang …………………………….
75
B. Deskriptif Karakteristik Responden …………………..
80
C. Analisis Data ................................................................
86
1. Uji Validitas dan Reliabilitas .................................
86
2. Uji Asumsi Klasik .................................................
88
a.
Uji Multicolinearity ………………………. ..
88
b.
Uji Heteroscedasticity ………………………
89
c.
Uji Normalitas ………………………………
90
3. Uji Statistik ............................................................
92
x
BAB V
4. Uji Regresi Linier Berganda .................................
99
5. Hasil Hipotesis .....................................................
101
PENUTUP A. Kesimpulan ...................................................................
105
B. Saran..............................................................................
106
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Penemuan Research Gap........................................................
6
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu...............................................................
13
Table 3.1 Variabel dan Indikator Penelitian ...........................................
58
Tabel 4.1 Umur Responden ....................................................................
82
Tabel 4.2 Jenis Kelamin Responden ......................................................
81
Tabel 4.3 Pekerjaan Responden .............................................................
82
Tabel 4.4 Agama Responden ..................................................................
82
Tabel 4.5 Pendidikan Terakhir Responden ............................................
83
Tabel 4.6 Pendapatan Perbulan ..............................................................
83
Tabel 4.7 Lama Menjadi Nasabah BMT Tumang ..................................
84
Tabel 4.8 Selaian Nasabah BMT Tumang .............................................
85
Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas ..................................................................
86
Tabel 4.10 Hasil Uji Reliabilitas ..............................................................
87
Tabel 4.11 Coefficients Multikolonier ......................................................
88
Tabel 4.12 Coefficient Correlations..........................................................
89
Tabel 4.13 Coefficients Uji t (Parsial) ......................................................
93
Tabel 4.14 ANOVA Uji F (Serempak) .....................................................
97
Tabel 4.15 Model Summary ......................................................................
99
Tabel 4.16 Regresi Linier Berganda .........................................................
99
Tabel 4.17 Hasil Uji Hipotesa ...................................................................
104
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Siklus Usaha Produk ............................................................. .
25
Gambar 2.2 Kerangka Berfikir ..................................................................
49
Gambar 4.1 Struktur Organisasi BMT Tumang .......................................
69
Gambar 4.2 Output Viewer Uji Heteroscedasticity .................................. .
92
Gambar 4.3 Output Viewer Uji Normalitas...............................................
94
Gambar 4.4 Grafik Normal Plot................................................................
92
xiii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran I Konsultasi Skripsi Lampiran II Permohona Izin Penelitian Lampiran III Kuesioner Penelitian Lampiran IV Hasil Analisi Data Lampiran V Kopersi Jasa Keuangan BMT Tumang
xiv
BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan dunia perbankan semakin pesat dan mendominasi perkembangan ekonomi dan bisnis suatu negara, baik dari segi ragam produk, kualitas pelayanan dan teknologi yang dimiliki. Bahkan aktifitas dan keberadaan perbankan sangat menentukan kemajuan suatu negara dalam bidang ekonomi (Sofyan, 2006 : 106). Yakni dapat terlihat dari semakin berkembangnya berbagai bentuk lembaga keuangan syariah seperti Bank Syariah, Pegadaian Syariah, Asuransi Syariah serta Lembaga Keuangan Mikro Syariah seperti Baitul Mal wa Tamwil (BMT). Perkembangan lembaga keuangan syariah yang layak dicatat adalah Baitul Mal wat Tamwil (BMT) yang diberbagai daerah menjadi penggerak lapisan bawah, yang berupaya mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dengan sistem bagi hasil (Al-Rasyid: 2008). Pada akhir Oktober 2005 diseluruh Indonesia telah berdiri dari 3036 BMT, yang istilah Indonesia dinamakan Balai Usaha Mandiri Terpadu (Muhammad: 2000). Perkembangan BMT di Indonesia cukup pesat, hingga akhir 2001 PINBUK (Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil) mendata ada 2938 BMT terdaftar dan 1828 BMT yang hanya dilaporkan kegiatannya (Sudarsono: 2003) dalam Rohmad (2007). Kemudian
sampai
akhir
tahun
(www.abiaksa.blogspot.com).
1
2011
telah
berdiri
5.500
BMT
Perkembangan BMT tersebut tidak terlepas dari yang namanya kegiatan pemasaran, karena pemasaran merupakan kebutuhan yang paling utama yang harus dilakukan oleh BMT, dengan tujuan untuk memberikan informasi mengenai produk atau jasa yang akan dibutuhkan oleh masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan. Pemenuhan kebutuhan inilah yang menjadi konsep pemasaran. Bagi dunia perbankan kegiatan pemasaran sudah merupakan suatu kebutuhan utama dan sudah keharusan. Tanpa kegiatan pemasaran jangan diharapkan kebutuhan dan keinginan pelanggannya akan terpenuhi, oleh karena itu perbankan harus mengemas kegiatan pemasarannya secara terpadu dan terus-menerus melakukan riset pasar. Pemasaran harus dikelola secara professional, sehingga kebutuhan dan keinginan pelanggan akan segera terpenuhi (Kasmir, 2004: 169). Dalam melakukan pemasaran memiliki beberapa sasaran yang hendak dicapai. Artinya nilai penting pemasaran terletak dari tujuan yang ingin dicapai tersebut seperti dalam hal menyediakan ragam produk yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan nasabah. Untuk mencapai sasaran tersebut maka setiap bank harus memulai melakukan perencanaan secara baik. Sedangkan untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan nasabah, maka perbankan sebaiknya melakukan riset pemasaran dan memiliki sistem informasi yang baik. Dengan melakukan riset pemasaran paling tidak dapat diketahui keinginan dan kebutuhan nasabah. Riset ini juga dilakukan untuk mengetahui apa-apa yang sudah dilakukan pesaing, sehingga bank dapat
2
menawarkan hal yang berbeda. Riset pemasaran dilakukan dengan cara mengumpulkan data melalui data primer dan data skunder (Kasmir, 2004: 166). Kesuksesan dari pemasaran BMT (Baitul Mal Wat Tamwi) apabila mampu mempertahankan pelanggan atau nasabahnya, maka diperlukan adanya berbagai usaha agar tujuan yang telah direncanakan tersebut dapat tercapai. Di samping itu adanya produk yang berkualitas serta harga yang mampu bersaing, yang bisa memberikan nilai tersendiri bagi nasabah. Adapun nasabah yang setia (loyal) merupakan harapan dari setiap Lembaga Keuangan Syariah (LKS), karena adanya nasabah yang loyal bisa membuat BMT terus berkembang. Banyak perusahaan yang mendapatkan nasabah baru, tetapi kurang memperhatikan nasabahnya sehingga sering terjadi kehilangan sebagian besar nasabah lamanya. Jadi perusahaan harus memperhatikan tingkat alih setia pelanggan (customer defection rate) yaitu tingkat kehilangan nasabah mereka (Kotler, 2002: 55). Nasabah yang puas dan loyal (setia) merupakan peluang untuk mendapatkan nasabah baru. Mempertahankan semua nasabah yang ada umumnya akan lebih menguntungkan dibandingkan dengan pergantian nasabah baru karena biaya untuk menarik nasabah baru bisa lebih banyak dari biaya mempertahankan seorang nasabah yang sudah ada. Maka bisa dikatakan bahwa nyawa perusahaan adalah pelanggan, atau menjaga pelanggan agar tetap loyal sama dengan menjaga perusahaan (Kotler, 2002: 60).
3
Loyalitas nasabah merupakan keuntungan yang paling besar bagi perbankan, jadi tidak heran lagi bila hal tersebut dijadikan sebagai tujuan akhir dalam perbankan. Berbagai strategi pemasaran sengaja digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Loyalitas nasabah merupakan keuntungan terbesar bagi perbankan, karna dengan terciptanya loyalitas nasabah yang tinggi merupakan kabar yang baik bagi perkembangan perusahaan kedepannya (Damiyanti, 2013: 130). Memelihara loyalitas nasabah pada masa kini merupakan tuntutan yang harus dilakukan oleh BMT agar dapat terjaga keberadaannya, untuk mencapai kepuasan dan loyalitas nasabah, maka BMT harus bisa menentukan strategi pemasaran yang baik. Salah satu strategi pemasaran yang dipakai adalah bauran pemasaran (marketing mix). Bauran pemasaran adalah suatu strategi untuk mempengaruhi calon konsumen melakukan pembelian. Dengan perkataan lain, bauran pemasaran adalah suatu strategi dengan cara mengkombinasikan unsur-unsur pemasaran (produk, harga, lokasi, promosi) secara terpadu dalam usaha dalam mempengaruhi target pasar untuk mencapai tujuan yang diinginkan (Oka A Yoeti, 2006: 237). Selain mepertahankan nasabah yang ada, juga harus meningkatkan nasabah baru guna meningkatkan kemajuan serta perkembangan perusahaan saat ini maupun disaat mendatang. Di samping itu kegiatan pemasaran dalam rangka memperkenalkan produk-produk yang ada juga harus ditingkatkan, sehingga masyarakat luas dapat mengetahuinya serta percaya dan tertarik untuk menjadi anggota. Dengan demikian perusahaan dapat menciptakan
4
produk yang diinginkan dan dibutuhkan nasabah, serta mengetahui lingkungan pemasaran, karena akan sangat berpengaruh terhadap pemasaran yang akan dijalankan agar dapat menentukan langkah berikutnya. Dengan diketahuinya keinginan dan kebutuhan nasabah serta lingkungan pemasaran yang mempengaruhinya memudahkan perusahaan untuk melakukan strategi guna merebut hati nasabah. Strategi yang dilakukan meliputi penentuan 4P yaitu strategi produk, strategi harga, strategi lokasi, dan lay out, dan strategi promosi (Kasmir, 2004: 166). Penelitian mengenai pengaruh bauran pemasaran terhadap loyalitas nasabah dari penelitian yang dilakukan diantaranya adalah mengenai bauran pemasaran. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suwarni (2009) mengatakan bahwa variabel kualitas produk mempengaruhi loyalitas. Saefullah (2012) dalam penelitiaannya menunjukkan hasil bahwa harga diketahui ada pengaruh signifikan terhadap loyalitas nasabah. Sangkaraja (2012) dalam penelitiannya, menunjukan bahwa variabel lokasi menunjukan ada pengaruh signifikan tehadap loyalitas konsumen. Selang (2013) dan Wijayanti dan Sumekar (2009) dalam penelitiannya yang menyatakan bahwa
secara parsial variabel tempat tidak signifikan
berpengaruh terhadap loyalitas nasabah. Adanya perbedaan-perbedaan hasil penelitian tersebut akan di sajikan dalam tabel 1.1 sebagai berikut:
5
Tabel 1.1 Penemuan Research Gap Penelitian Isu Produk berpengaruh terhadap loyalitas nasabah
Penulis Suwarni (2009) dan Hasan (2012)
Harga berpengaruh terhadap loyalitas nasabah Lokasi berpengaruh terhadap loyalitas nasabah
Saefullah (2012)
Promosi Pengaruhnya Terhadap Loyalitas Nasabah
Sangkaraja (2012) Selang (2013) dan Wijayanti dan Sumekar (2009) Farida (2012)
Hasil Mengatakan bahwa kualitas produk memilik pengaruhi yang signifikan terhadap loyalitas nasabah. Mengatakan bahwa harga berpengaruh terhadap loyalitas nasabah Variabel lokasi menunjukan ada pengaruh secara signifikan terhadap loyalitas konsumen. Secara parsial variabel lokasi tidak berpengaruh terhadap loyalitas nasabah Strategi promosi berpengaruh secara signifikan terhadap loyalitas nasabah
Sumber : Suwarni (2009) dan Hasan (2012), Saefullah (2012), Sangkaraja (2012), Selang (2013) dan Wijayanti dan Sumekar (2009), Farida (2012)
Berdasarkan pemasalahan yang mendasari penelitian ini karena ditemukan perbedaan pendapat (research gap) antara hasil penelitian terdahulu dan dari pengamatan dilapangan menemukan bahwa setiap tahunnya perkembangan BMT semakin meningkat sehingga setiap BMT agar bisa mengatasi persaingan yang ketat dan tercipta loyalitas nasabah. Berdasarkan beberapa teori dan penelitian terdahulu maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang lebih dalam dengan mengambil judul “PENGARUH KINERJA BAURAN PEMASARAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH” (Studi Pada BMT Tumang cabang Salatiga).
6
B.
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang akan diteliti yaitu : 1. Bagaimana pengaruh variabel-variabel bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, tempat, dan promosi terhadap loyalitas nasabah BMT Tumang? 2. Variabel bauran pemasaran (produk, harga, tempat, dan promosi) manakah yang paling dominan berpengaruh terhadap loyalitas nasabah BMT Tumang?
C.
Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a) Untuk
mengetahui
pengaruh
masing-masing
variabel
bauran
pemasaran terhadap loyalitas nasabah BMT Tumang. b) Untuk mengetahui variabel bauran pemasaran yang berpengaruh secara dominan terhadap loyalitas nasabah BMT Tumang. 2. Manfaat Penelitian Dari penelitian yang dilakukan peneliti diharapkan akan bermanfaat antara lain : a) Bagi penulis
7
Untuk menambah ilmu dan pengalaman serta memperluas wawasan dibidang perbankan khususnya tentang bauran pemasaran dalam menjaga dan mempertahankan nasabah. b) Bagi Perusahaan Sebagai bahan masukan serta bahan evaluasi mengenai manajemen pemasaran dalam pengambilan keputusan. c) Bagi IAIN Salatiga Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi akademik dalam bidang manajemen lembaga keuangan syariah, khususnya di pengaruh kinerja bauran pemasaran terhadap loyalitas nasabah. d) Bagi Peneliti Lain Sebagai sumber informasi apabila akan melakukan penelitian agar lebih sempurna dibandingkan sebelumnya. D.
Sistematika Penulisan Skripsi ini terdiri dari lima bab yang secara global sistematikanya sebagai berikut : BAB I
PENDAHULUAN Pendahuluan ini terdiri dari sub bab latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan, sistematika penulisan skripsi.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA Dalam bab ini akan penulis kemukakan tentang sub bab telaah pustaka, landasan teori, kerangka berfikir, hipotesis.
8
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN Laporan hasil penelitian ini penulis kemukakan tentang jenis dan pendekatan penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, skala pengukuran, variabel pengukuran, definisi operasional, uji instrument penelitian, dan alat analisis.
BAB IV
ANALISIS PENELITIAN Menguraikan tentang deskripsi objek penelitian, serta analisa data.
BAB V
KESIMPULAN Berisikan kesimpulan yang merupakan jawaban atas pokok permasalahan, saran dan penutup.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
9
BAB II KAJIAN PUSTAKA A.
Telaah Pustaka Terdapat
beberapa
penelitian
terdahulu
mengenai
bauran
pemasaran terhadap loyalitas pelanggan. Beberapa penelitian terdahulu dalam penelitian ini akan dijadikan sebagai bahan acuan agar peneliti dapat memperoleh informasi mengenai topik pembahasan penelitian yang akan dilakukan. Beberapa penelitian yang pernah dilakukan peneliti lain berkaitan dengan bauran pemasaran antara lain adalah Hasan (2012) dalam penelitiannya bertujuan untuk mengetahui dan menganalisa seberapa besar pengaruh bauran pemasaran jasa terhadap loyalitas nasabah. Metode yang digunakan yaitu observasi, wawancara, kuesioner, dan studi kepustakaan dengan menggunakan skala likert dan metode penentuan sampel yang digunakan adalah aksidental sampling sebanyak 100 sampel. Metode analisis yang digunakan adalah metode regresi linear berganda (multi linear regression). yang menyatakan bahwa variabel produk berpengaruh signifikan terhadap loyalitas nasabah. Penelitian oleh Suwarni (2009) dengan menggunakan purposive sampling (ditentukan sendiri oleh peneliti) diperoleh responden sebanyak 100 orang. Berdasarkan hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa, terdapat pengaruh yang signifikan antara kualitas produk dan harga terhadap loyalitas pelanggan.
10
Penelitian yang dilakukan Sangkaraja (2012) dengan judul pengaruh bauran pemasaran terhadap loyalitas konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel bauran pemasaran terhadap loyalitas konsumen di Makasar. Data dikumpulkan melalui metode kuesioner terhadap 100 responden dengan pendekatan porpuse sampling. Kemudian dilakukan analisis terhadap data yang diperoleh dengan menggunakan teknik analisis regresi berganda. Hasil pengujian regresi yang sebagaimana telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh produk, promosi dan saluran pemasaran dapat dikatakan berpengaruh dan signifikan terhadap loyalitas konsumen. hasil uji regresi antara produk dengan loyalitas konsumen ternyata ada pengaruh yang positif terhadap loyalitas konsumen. Dimana dengan keunggulan produk jika dibandingkan dengan pesaing maka akan dapat meningkatkan loyalitas konsumen. Hasil uji regresi antara harga dengan loyalitas konsumen ternyata ada pengaruh yang negatif dengan loyalitas konsumen akan semakin menurun, sedangkan dari hasil uji parsial antara harga dengan loyalitas konsumen tidak berpengaruh secara signifikan. Selang (2013) dan Wijayanti (2009) melakukan penelitian dengan judul bauran pemasaran (Marketing Mix) pengaruhnya terhadap loyalitas konsumen. Metode pengambilan sampel berdasarkan teknik non probability yaitu purposive sampling. Dalam pelaksanaanya menggunakan metode survey. Adapun hasil penelitiannya yaitu jika secara parsial harga dan produk berpengaruh signifikan terhadap loyalitas sedangkan promosi
11
dan tempat tidak. Secara simultan produk, harga, tempat, dan promosi berpengaruh signifikan terhadap loyalitas konsumen. Farida (2012) berjudul analisis strategi pemasaran produk tabungan terhadap loyalitas nasabah PT. Bank Sulselbar. Dengan menggunakan metode analisis deskriptif dan analisis regresi berganda Dalam penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh strategi pemasaran melalui produk tabungan, suku bunga, promosi dan lokasi terhadap loyalitas nasabah serta untuk menganalisis variabel dari strategi pemasaran produk tabungan yang paling dominan berpengaruh terhadap loyalitas nasabah. Dalam penelitian ini nasabah yang diambil sebagai sampel adalah berjumlah 100 nasabah sebagai responden. Hasil temuan yang diperoleh menunjukkan bahwa hasil analisis mengenai pengaruh strategi pemasaran terhadap loyalitas nasabah maka variabel strategi produk, strategi suku bunga, strategi promosi dan strategi lokasi berpengaruh secara signifikan terhadap loyalitas nasabah. Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai signifikan yang lebih kecil dari 0,05 dan selain itu karena nilai thitung > ttabel, sehingga dalam pengujian hipotesis pertama dapat diterima atau dibuktikan. Dari hasil analisis regresi yang menunjukkan bahwa variabel dari strategi pemasaran yang lebih dominan mempengaruhi loyalitas nasabah adalah strategi promosi, alasannya karena dengan adanya promosi yang jelas dan menarik maka bagi nasabah akan berpengaruh terhadap loyalitas nasabah, selain itu variabel dari strategi promosi mempunyai koefisien regresi yang terbesar jika dibandingkan
12
dengan variabel strategi produk, suku bunga dan strategi lokasi, sehingga dalam pengujian hipotesis kedua dapat diterima atau dibuktikan.
Table 2.1 Penelitian Terdahulu Peneliti
Variabel
Hasil
Hasan (2012) dan Suwarni (2009)
Pengaruh Kualitas Produk dan Harga terhadap Loyalitas Konsumen
Terdapat pengaruh yang signifikan antara kualitas produk dan harga terhadap loyalitas pelanggan
Sangkaraja (2012)
Pengaruh Harga Terhadap Loyalitas Konsumen Pengaruh lokasi dan promosi terhadap loyaitas nasabah Pengaruh promosi terhadap Loyalitas Nasabah
Dari hasil uji parsial antara harga dengan loyalitas konsumen disimpulkan tidak berpengaruh secara signifikan.
Selang (2013) dan Wijayanti (2009) Ida Farida (2012)
Hasil penelitian menyatakan bahwa lokasi dan promosi tidak pengaruh terhadap loyaitas nasabah Hasil penelitian ini menunjukan bahwa promosi terdapat pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas nasabah
Sumber: Berbagai sumber, 2014 Adapun yang membedakan dalam penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu penelitian ini menggunakan teknik analisis random sampling. Dan dalam penelitian ini berusaha menganalisis pengaruh bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, lokasi, dan promosi terhadap loyalitas nasabah BMT Tumang cabang Salatiga. Analisis data menggunakan analisis regresi berganda.
13
B.
Landasan Teori 1. Pemasaran a. Pengertian Pemasaran Dalam dunia ekonomi, pemasaran sangatlah berpengaruh besar atas keberhasilan suatu perusahaan untuk dapat selalu bertahan dan berkembang. Maka dari itu banyak perusahaanperusahaan yang menerapkan strategi pemasaran agar dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain. Agar mencapai target yang diinginkan oleh prusahaan, maka dapat dilihat dari bauran pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan, karena pemasaran merupakan faktor terpenting yang akan menjadikan pelanggan untuk memutuskan dalam pembelian produk yang ditawarkan perusahaan. Maka perusahaan harus terlebih dahulu mengerti apa saja yang diinginkan serta dibutuhkan oleh masyarakat. Adapun pengertian dari pemasaran yaitu : Pengertian pemasaran menurut Kasmir (2004: 61) adalah usaha untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan para nasabahnya terhadap produk dan jasa. Pengertian Pemasaran menurut Kotler (2002: 9) adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan dengan pihak lain.
14
Pengertian Pemasaran (marketing) menurut Yoeti (2006: 22) adalah pertukaran barang dan jasa (goods and services) untuk memenuhi atau memuaskan kebutuhan (needs) dan keinginan (wants). Barang dan jasa dapat dipertukarkan dengan uang atau jasa-jasa lain asal dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Sedangkan menurut Sumarni dan Soeprihanto (2000: 261) mengatakan bahwa pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial. Dari
definisi-definisi
yang dipaparkan
diatas
dapat
dijelaskan bahwa pemasaran merupakan suatu rangkaian kegiatan yang memicu pada pemenuhan kebutuhan konsumen atas produk yang ditawarkan tersebut untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. b. Tujuan Pemasaran Secara uamum tujuan pemasaran bank menurut Kasmir (2004: 171) adalah untuk: 1) Memaksimumkan konsumsi sehingga dapat menarik nasabah untuk membeli produk yang ditawarkan bank secara berulangulang.
15
2) Memaksimumkan
kepuasan
konsumen
melalui
berbagai
layanan yang diingikan nasabah. 3) Memaksimumkan pilihan (ragam produk) dalam arti bank menyediakan berbagai jenis produk bank sehingga nasabah memiliki beragam pilihan. 4) Memaksimumkan mutu hidup dengan memberikan berbagai kemudahan kepada nasabah dan memciptakan iklim yang efisien. c. Konsep Pemasaran Konsep pemasaran suatu falsafah manajemen dalam bidang pemasaran yang berorientasi kepada kebutuhan dan keinginan konsumen dengan didukung oleh kegiatan pemasarana terpadu yang diarahkan untuk memberikan kepuasan konsumen sebagai kunci keberhasilan organisasi dalam usahanya mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Jadi konsep pemasaran merupakan orientasi perusahaan yang menekan bahwa tugas pokok perusahaan adalah menentukan kebutuhan dan keinginan pasar, dan selanjutnya memenuhi kebutuhan dan keinginan tersebut shingga dicapai kepuasan lengganan yang melebihi dari kepuasan yang diberikan oleh para saingan (Assauri, 1990: 76). Konsep pemasaran menurut Kasmir (2004: 177) terdapat lima konsep pemasaran dimana setiap konsep dapat dijadikan landasan pemasaran oleh masing-masing perusahaan :
16
a. Konsep Produksi Menyatakan bahwa konsumen akan menyukai produk yang tersedia dan selaras dengan kemampuan mereka, oleh karena itu manajemen harus berkonsentrasi pada peningkatan efisien produksi dan efisien distribusi. b. Konsep Produk Konsep
ini
berpegang
teguh
bahwa
konsumen
akan
menyenangi produk yang menawarkan mutu dan kinerja yang paling baik secara keistimewaan yang mencolok. Oleh karena itu perusahaan harus mencurahkan upaya terus-menerus dalam perbaikan produk. Konsep produk merupakan konsep yang menekankan kepada kualitas, penampilan dan ciri-ciri yang terbaik. c. Konsep Penjualan Konsep penjualan berfikir bahwa konsumen tidak akan membeli
cukup
banyak
produk
terkecuali
perusahaan
menjalankan suatu usaha promosi dan penjualan yang kokoh. dalam konsep ini kegiatan pemasaran ditekankan lebih agresif melalui usaha-usaha promosi yang gencar. d. Konsep Pemasaran Menyatakan bahwa tugas perusahaan adalah menentukan kebutuhan, keinginan dan minat pasar sasaran dan memberikan keputusan yang diinginkan secara lebih efektif dan efisien
17
dibandingkan para pesaing sedemikian rupa sehingga dapat mempertahankan dan mempertinggi kesejahteraan masyarakat. e. Konsep Pemasaran Kemasyarakatan Konsep yang bersifat kemasyarakatan, konsep ini menekankan kepada penentuan kebutuhan, keinginan, dan minat pasar serta memberikan kepuasan, sehingga memberikan kesejahteraan konsumen dan masyarakat. Bagi dunia perbankan konsep yang paling tepat untuk diaplikasikan kemasyarakatan
adalah atau
konsep paling
pemasaran tidak
yang
menggunakan
bersifat konsep
pemasaran. 2. Bauran Pemasaran a. Pengertian Bauran Pemasaran Pengertian bauran pemasaran menurut Kasmir (2004: 186) merupakan kegiatan pemasaran yang dilakukan secara terpadu. Artinya kegiatan ini dilakukan secara bersamaan diantara elemenelemen yang ada dalam bauran pemasaran itu sendiri. Setiap elemen tidak dapat berjalan sendiri-sendiri tanpa dukungan dari elemen-elemen lain. Bauran pemasaran menurut Assauri (1990: 180) merupakan kombinasi variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran, variabel mana yang dapat dikendalikan dan digunakan
18
oleh perusahaan untuk mempengaruhi reaksi para pembeli atau konsumen. Bauran Pemasaran menurut Kotler (2002: 18) adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran. Sedangkan menurut Yoeti (2006: 237) pengertian bauran pemasaran
adalah suatu strategi untuk mempengaruhi calon
konsumen melakukan pembelian. Dengan perkataan lain, bauran pemasaran adalah suatu strategi dengan cara mengkombinasikan unsur-unsur pemasaran (Produk, Harga, lokasi, Promosi) secara terpadu dalam usaha dalam mempengaruhi target pasar untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Jadi dapat disimpulkan bauran pemasaran adalah sejumlah kegiatan atau strategi-strategi yang dilakuakan oleh perusahaan untuk memberikan informasi, mempengaruhi konsumen dalam rangka memenuhi kebutuhan konsumen atau pasar sasaran untuk mencapai tujuan perusahaan yang telah direncanakan. b. Variabel-variabel Bauran Pemasaran Variabel-variabel yang ada dalam bauran pemasaran menurut Kasmir (2004: 186) antara lain: 1. Strategi Produk, 2. Strategi Harga, 3. Strategi Lokasi dan lay out, dan 4. Strategi Promosi.
19
Untuk lebih jelasnya variabel-variabel bauran pemasaran akan diuraikan satu persatu dibawah ini: 1) Strategi Produk a) Pengertian Produk Produk adalah sesuatu yang dapat memberikan manfaat baik dalam hal memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan. Artinya apapun wujudnya selama itu dapat memenuhi keinginan pelanggan dan kebutuhan kita katakan sebagai produk (Kasmir, 2004: 186). b) Jenis-jenis Produk Bank Jenis produk bank antara lain (Kasmir, 2004: 188) : (1) Menghimpun dana (funding) (a) Rekening giro (b) Rekening tabungan (c) Rekening deposito (2) Menyalurkan dana (funding) dalam bentuk (a) Kredit investasi (b) Kredit modal kerja (c) Kredit perdagangan (d) Kredit konsumtif (e) Kredit produktif (3) Memberikan jasa bank lainnya (service) seperti :
20
(a) Menerima setoran ( pembayaran pajak, telephone, air, listrik, uang kuliah). (b) Melayani pembayaran-pembayaran, seperti: gaji/ pensiun/ honorarium, pembayaran deviden, pembayaran bonus atau hadiah. (c) Berperan dalam pasar modal, seperti menjadi: penanggung, wali amanat, perantara perdagangan efek, pedagang efek, perusahaan pengelola dana, transfer, cek wisata, jual beli surat berharga dan jasa lainnya. c) Strategi Produk Untuk merebut calon nasabah, maka bank harus berusaha keras karna nasabah tidak akan datang sendiri tanpa ada sesuatu yang menarik perhatian, sehingga berminat untuk membeli produk. Yang paling utama untuk menarik minat nasabah adalah keunggulan produk yang dimiliki. Keunggulan ini harus dimiliki jika dibandingkan dengan produk lain dan memberikan keunggulan maka bank perlu melakukan strategi produk. Strategi yang dilakukan oleh perbankan dalam mengembangkan produk adalah (Kasmir, 2004: 190) : (1) Penentuan logo dan moto Logo merupakan ciri khas suatu bank, sedangkan moto merupakan serangkaian kata-kata yang berisikan misi dan visi
21
bank dalam melayani masyarakat. Pertimbangan pembuatan logo dan moto adalah sebagai berikut : (a) Memilih arti (positif) (b) Menarik perhatian (c) Mudah diingat (2) Menciptakan merek Merupakan sesuatu untuk mengenal barang atau jasa yang ditawarkan. Merek sering diartikan sebagai simbol, desain atau kombinasi
dari
semuanya.
Penciptaaan
merek
harus
mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut : (a) Mudah diingat (b) Terkesan dan modern (c) Memiliki arti (d) Menarik perhatian (3) Menciptakan kemasan Kemasan merupakan pembungkus suatu produk. Dalam dunia perbankan
kemasan
lebih
diartikan
kepada
pemberian
pelayanan atau jasa kepada para nasabah disamping juga sebagi pembungkus untuk beberapa jenis jasanya seperti buku tabungan, cek, bilyet, giro atau kartu kredit. (4) Keputusan label Label merupakan sesuatu yang dilengketkan pada produk yang ditawarkan dan merupakan bagian dari kemasan. Didalam label
22
dijelaskan siapa yang membuat, dimana dibuat, kapan dibuat, cara menggunakannya dan informasi lainnya. Faktor-faktor yang terkandung dalam suatu produk adalah mutu/kualitas,
penampilan,
pilihan
yang
ada,
merek,
pengemasan, ukuran, jenis, macam, jaminan, dan pelayanan (Assauri, 1990: 182). d) Dimensi Produk Menurut Kotler dan Keller (2008: 10) terdapat dimensi kualitas produk antara lain: (1) Mutu Kinerja Mutu kerja adalah level berlakunya karakteristik dasar-dasar produk. (2) Mutu Kesesuaian Mutu kesesuaian adalah tingkat kesesuaian dan pemenuhan semua unit yang diproduksi terhadap spesifikasi sasaran yang dijanjikan. (3) Daya Tahan Daya Tahan adalah ukuran usia yang diharapkan atas beroperasinya produk dalam kondisi normal dan/atau berat, merupakan atribut yang berharga untuk produk-produk tertentu.
23
(4) Keandalan Keandalan adalah ukuran probabilitas bahwa produk tetentu itu tidak akan rusak atau gagal dalam periode waktu tertentu. (5) Mudah diperbaiki Mudah
diperbaiki
adalah
ukuran
kemudahan
untuk
memperbaiki produk ketika produk itu rusak atau gagal. (6) Gaya Gaya adalah menggambarkan penampilan dan perasaan yang timbul oleh produk itu bagi pembeli. e) Pengembangan Produk Pengembangan produk merupakan kegiatan atau aktifitas yang dilakukan dalam menghadapi kemungkinan perubahan suatu produk kearah yang lebih baik, sehingga dapat memberikan dayaguna maupun daya pemuas yang lebih besar (Assauri, 1990: 199). Perkembangan hasil penjualan dan laba suatu produk yang dikaitkan dengan perkembangan waktu, dapat dianalisa dalam siklus usaha produk. Dengan mempelajari siklus usaha produk dapat diperkirakan permasalahan yang dihadapi dalam pemasaran suatu produk sehingga dapat dirumuskan rencana pemasaran produk tersebut secara lebih baik. Siklus usaha produk (PLC) terdiri dari empat tahap, yaitu pengenalan, pertumbuhan, pematangan, dan penurunan (Assauri, 1990: 201). Dapat digambarkan :
24
Penjualan
Rp I
II
Laba
Waktu
III
IV
Gambar 2.1 Siklus Usaha Produk
Keterangan: I.
Tahap Pengenalan (introduction) Pada tahap ini produk baru diperkenalkan pasar, sehingga belum diperoleh laba yang berarti atau mungkin perusahaan masih rugi, karena masih diperlukan banyak pengeluaran atau biaya untuk promosi perkenalan.
II.
Tahap Pertumbuhan (growth) Pada tahap ini produk sudah mulai dikenal dan diterima oleh pasar dengan cepat, sehingga terdapat peningkatan kenaikan laba yang terus-menerus dari waktu kewaktu.
III.
Tahap Pematangan (maturity) Pada tahap ini mulai lambat perkebangannya, karena walaupun produk tersebut telah cukup dikenal dan diterima oleh hampir semua pembeli yang potensial, tetapi telah terdapat saingan yang dilampaui. Besarnya laba yang diperoleh mulai menurun karena biaya yang dikeluarkan
25
bertambah untuk mempertahankan kedudukan produk tersebut.
Biasanya
perusahaan
melakukan
usaha
menggiatkan promosi, menurunkan harga untuk menarik segmen-segmen baru (Sumarni dan Soeprihanto, : 278). IV.
Tahap Penurunan (decline) Pada tahap ini penjualan terus menurun dan laba cenderung tidak diperoleh lagi, sehingga dihadapi kerugian.
f) Evaluasi produk yang sakit Suatu kegiatan yang jarang dilaksanakan adalah mencari atau meneliti produk yang sakit (Mursid, 1997: 75). (1) Tanda-tanda produk yang sakit (a) Omset yang secara terus menerus turun (b) Turunnya harga karena ada produk subtitusi yang lebih baik, lebih murah dan lebih efektif memenuhi kebutuhan konsumen. (c) Banyaknya waktu untuk mengurusi produk tersebut oleh pimpinan perusahaan. (2) Analisis produk yang sakit Analisis dapat dilakukan melalui peninjauan atas beberapa hal antara lain : (a) Penilaian produk yang mungkin dihapus dapat dapat ditinjau melalui :
26
(1) Tren penjualan : jika dalam penelitian yang relatif cukup lama ternyata tren menurun maka perlu diadakan penelitian. (2) Tren harga : jika produk lama dengan pola kompetensi yang relatif mantap mengalami trend menurun pada harga maka hal ini perlu ditanggapi. (3) Trend laba : laba menurun terus baik dalam rupiah atau presentase (%) atas penjualan dan investasi perlu ditanggapi serius. (4) Timbul subtitusi : kalau ada produk yang mempunyai ciri-ciri
lebih
baik
dalam
segala
hal
perlu
dipertimbangkan kemungkinan penghapusan. (5) Kegunaan suatu barang : kecepatan perkembangan teknologi dapat mempercepat keusangan dari produk. Keputusan atas penghapusan produk akan merupakan tindakan yang perlu dipikirkan. (b) Pertimbangan atas dasar laba Dalam produk mix maka kesulitan untuk menentukan kontribusi laba dari masing-masing produk sangat sulit karna sukarnya mengalokasikan biaya-biayanya. Selain itu pengembangan produk perlu dipakai selain pertimbangan untuk mengetahui pada fase mana produk tersebut berada.
27
(c) Pertimbangan keuangan Penghapusan salah satu produk mempunyai aspek pada bidang keuangan. Dengan harapan satu produk maka ada kelebihan produk uang yang sedianya dipakai untuk modal dan biaya dan jelas akan menambah persediaan uang tunai, (d) Pertimbangan faktor-faktor penjualan Apakah produk yang akan dihapus merupakan barang komplementer
bagi
konsumen?
Penghapusan
dapat
menimbulkan pindahnya konsumen pada kompetitor. (3) Pelaksanaan penghapusan produk Penghapusan produk perlu diusahakan agar tidak mengalami keguncangan. Konsumen perlu diberi tahu jauh sebelumnya, para penyalur perlu diberi tahu rencana secara lengkap dan pasti.
2) Strategi Harga a) Pengertian Harga Harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya (Sumarni, 2000: 281). Harga salah satu aspek peting dalam kegiatan marketing mix, penetuan harga menjadi sangat penting untuk diperhatikan, mengingat harga sangat menentukan laku tidaknya produk dan jasa
28
perbankan. Salah satu dalam menentukan harga akan berakibat fatal tehadap produk yang ditawarkan (Kasmir, 2004: 196). Dalam penetapan harga perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya, baik langsung maupun tidak langsung. Faktor yang mempengaruhi secara langsung adalah harga bahan baku, biaya produksi, biaya pemasaran, adanyan peraturan pemerintah. Faktor yang tidak langsung, namun erat hubungannya dalam penetapan harga adalah harga harga produksi sejenis yang dijual oleh para pessaing, pengaruh harga terhadap hubungan antara produk subtitusi dan produk komplementer, serta potongan atau diskon untuk para penyalur dan konsumen (Assuari, 1990: 203). b) Tujuan Penentuan Harga Menurut Kasmir (2004: 198) penentuan harga oleh suatu bank dimaksudkan untuk berbagai tujuan yang hendak dicapai. Secara umum tujuan penentuan harga sebagai berikut : (1) Untuk bertahan hidup Dalam hal ini bank menetukan harga semurah mungkin dengan maksud produk dan jasa yang ditawarkan laku dipasaran. (2) Untuk memaksimalkan laba Tujuan harga ini dengan mengharapkan penjualan yang meningkat sehingga laba dapat ditingkatkan. Penetuan harga biasanya dapat dilakukan dengan harga murah atau tinggi.
29
(3) Untuk memperbesar pasar (market share) Penetuan harga ini dengan harga yang murah sehingga diharapkan jumlah pelanggan pesaing meingkat dan diharapkan pula pesaing beralih keproduk yang ditawarkan seperti penentuan suku bunga simpanan yang lebih tinggi dari pesaing. (4) Mutu produk Tujuan untuk memberikan kesan bahwa produk atau jasa yang ditawarkan memeliki kualitas yang tinggi dan biasanya harga jual ditentukan setinggi mungkin. (5) Karena pesaing Tujuannya adalah harga yang ditawarkan jangan melebihi harga pesaing artinya bunga simpanan diatas pesaing dan bunga pinjaman dibawah pesaing. c) Analisis Keputusan Penetapan Keputusan Harga Dalam menghadapi penurunan harga dari kompetitor langkahlangkah yang harus diambil tergantung dari banyak hal diantaranya (Mursid, 1997: 84) : (1) Apakah penurunan harga dari kompetitor itu berakibat besar terhadap produk kita. (2) Apakah penurunan itu sifatnya tetap. (3) Apakah penurunan harga atas produk kita akan merusak kesan produk kita tersebut. (4) Beberapa banyak kompetitor telah menurunkan harga.
30
3) Strategi Lokasi dan Lay Out a) Pengertian Lokasi dan Lay Out Lokasi bank dalah tempat dimana diperjual belikannya produk perbankan dan pusat pengendalian perbankan (Kasmir, 2004:163). Bagi perusahaan non bank penentuan lokasi biasanya digunakan untuk lokasi pabrik atau gudang atau cabang. Sedangkan penetuan lokasai bagi industri perbankan lebih ditekankan kepada lokasi cabang. Penetuan lokasi kantor beserta sarana dan prasarana pendukung yang sangat penting, hal ini disebabkan agar nasabah mudah menjangkau setiap lokasi bank yang ada. Dan harus membrikan rasa yang nyaman dan aman kepada seluruh nasabah yang berhubungan dengan bank (Kasmir, 2004: 206). Pengertian lokasi menurut Yunus (2010: 75) merupakan tempat dimana produk disalurkan agar dapat sampai ke tangan pelanggan. Indikator tempat meliputi pemilihan saluran perantara, dan pengelolaan persediaan. b) Pertimbangan Penentuan Lokasi Menurut Kasmir (2004: 206) pemiihan lokasi sangat penting mengingat apabila salah dalam menganalisis akan berakibat meningkatnya biaya yang akan dikeluarkan nantinya. Lokasi yang tidak strategis akan mengurangi minat nasabah untuk
31
berhubungan baik dengan bank.
Dalam memilih lokasi yang
dipertimbangkan sesuai keperluan perusahaan yaitu : (1) Lokasi untuk kantor pusat (2) Lokasi untuk pabrik (3) Lokasi untuk gudang (4) Kantor cabang Paling tidak ada dua faktor yang menjadi pertimbangan dalam penentuan lokasi suatu cabang yaitu : (1) Faktor utama (Primer) (a) Dekat dengan pasar (b) Dekat dengan bahan baku (c) Tersedia tenaga kerja, baik jumlah maupun kualifikasi yang diinginkan (d) Terdapat fasilitas pengangkutan seperti jalan raya (e) Tersedia sarana prasarana seperti listrik, telepon dan lainnya (f) Sikap masyarakat (2) Faktor Sekunder (a) Biaya untuk investasi dilokasi seperti biaya pembelian tanah atau pembanguan gedung. (b) Prospek perkembangan harga atau kemajuan dilokasi tersebut. (c) Kemungkinan untuk perluasan lokasi
32
(d) Terdapat
fasilitas
penunjang
lain
seperti
pusat
selanjutnya
adalah
pembelanjaan atau perumahan. Kemudian
setelah
lokasi
diperoleh
menentukan lay out gedung dan lay out ruang kantor. Gedung dan ruang yang tidak tertata rapi akan sangat membosankan nasabah. Pada
akhirnya
nasabah akan merasa
tidak nyaman bila
berhubungan dengan bank (Kasmir, 2004: 208). Penentuan lay out dapat dilakukan untuk dua macam yaitu lay out gedung dan ruangan. Kedua lay out ini saling mendukung kenyamanan nasabah serta keamanan nasabah dalam berurusan dengan bank. Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk lay out gedung adalah sebagai berikut (Kasmir, 2004: 208) : (1) Bentuk gedung yang memberikan kesan bonefid atau modern atau mungkin tradisional tergantung diwilayah mana yang akan dibuka (2) Lokasi parkir luas dan aman (3) Keamanan disekitar gedung (4) Tersedia tempat ibadah (5) Tersedia telepon umum atau fasilitas lainnya Pertimbangan lay out gedung dan ruangan. Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk lay out gedung dan ruangan adalah sebagai berikut (Kasmir, 2004: 209) : (1) Bentuk gedung
33
(2) Ruangan yang sejuk dan nyaman (3) Tata letak kursi dan meja yang apik dan teratur (4) Hiasan dalam ruangan yang membuat ruangan menjadi hidup (5) Sarana hiburan sebagai alat untuk mengusir kebosanan
4) Strategi Promosi a) Pengertian Promosi Promosi
adalah upaya
untuk
memberitahukan
atau
menawarkan produk atau jasa yang dimilkinya baik langsung maupun tidak langsung kepada masyarakat (Kasmir, 2004: 175). Kegiatan ini merupakan kegiatan yang sama pentingnya dengan kegiatan diatas, baik produk, harga, dan lokasi. Dalam kegiatan ini setiap bank berusaha untuk mempromosikan seluruh produk dan jasa yang dimilikinya baik langsung maupun tidak langsung (Kasmir, 2004: 213). Pengertian pomosi menurut Mursid (1997: 95) adalah komunikasi yang persuasif, mengajak, mendesak, membujuk, dan meyakinkan. Promosi menurut Yunus (2010: 73) adalah semua bentuk komunikasi yang dirancang guna menarik perhatian pelanggan. Indikator promosi meliputi pemanfaatan publisitas dan pemasaran langsung.
34
b) Tujuan Promosi Secara garis besar tujuan promosi tujuan promosi dapat dibagi menjadi dua (Mursid, 1997: 95) : (1) Tujuan jangka panjang, misalnya membangun nama baik perusahaan, mendidik konsumen, dan menciptakan reputasi tinggi dari suatu produk. (2) Tujuan
jangka
pendek,
misalnya
menaikan
penjualan,
mengumumkan lokasi agen dan mengumumkan perubahan/ penyempurnaan produk. c) Cara Promosi Menurut Mursid (1997: 95)
ada aneka macam cara untuk
melakukan promosi, dan kecenderungannya ialah cara yang dipakai makin berkembang. Secara garis besar kelompok cara promosi dapat dibagi menjadi 4 antara lain: (1) Periklanan (Advertising) Kegiatan Periklanan adalah suatu alat untuk membuka komunikasi dua arah antar penjual dan pembeli, sehingga keinginan mereka dapat terpenuhi dalam cara yang efisien dan efektif. Fungsi-fungsi periklanan antara lain : (a) Memberikan informasi (b) Membujuk atau mempengaruhi (c) Menciptakan kesan (d) Sebagai alat komunikasi
35
(2) Penjualan Pribadi (Personal Selling) Personal Selling merupakan komunikasi persuasif seseorang secara individual kepada seseorang atau lebih calon pembeli dengan maksud menimbulkan permintaan. (3) Publisitas Merupakan kegiatan promosi untuk memancing nasabah melalui kegiatan seperti pameran, bakti sosial, perlombaan cerdas cermat, kuis serta kegiatan lainnya mellalui berbagai media (Kasmir, 2004: 215). (4) Promosi Penjualan (Sales Promotion) Alat kegiatan promosi selain periklanan, personal selliang dan publisitas ialah berupa sales promotion yang dilakukan dengan peragaan, pertunjukan dan pameran, dan berbagai macam usaha penjualan yang tidak bersifat rutin. Ada beberapa macam metode sales promotion yang ditujukan kepada konsumen yaitu (Mursid, 1997: 99) : (a) Pemberian contoh barang (b) Kupon/ nota (c) Hadiah dan undian
3. Kinerja Bauran Pemasaran Menurut Yunus (2010: 95) kinerja merupakan refleksi dari pencapaian aktifitas yang dilakukan perusahaan yang dapat diartikan 36
sebagai hasil yang telah dicapai dari kreaifitas dan penerapan pemasaran. Kinerja Bauran Pemasaran merupakan kegiatan pemasaran yang dijalankan oleh perusahaan secara terpadu yang berkaitan dengan penentuan bagaimana perusahaan menyajikan penawaran produk pada segmen pasar tertentu yang merupakan sasaran pasar (Assuari, 1990: 180). Artinya kegiatan yang ingin dicapai harus dilakukan secara bersama-sama varabel-variabel yang terdapat di bauran pemasaran (produk, harga, lokasi, dan promosi).
4. Loyalitas Nasabah a. Pengertian Loyalitas Nasabah Loyalitas merupakan istilah kuno yang secara tradisional telah digunakan untuk melukiskan kesetiaan dan pengabdian antusias kepada negara, cita-cita, atau individu. Adapun dalam konteks bisnis, loyalitas adalah keputusan pelanggan untuk secara sukarela terus berlengganan dengan perusahaan tertentu dalam jangka waktu yang lama (Lovelock dan Wright, 2005: 133). Menurut Damayanti (2013: 130) loyalitas nasabah adalah terciptanya kepercayaan dan komiten para pelanggan terhadap suatu produk atau jasa, karna mereka mendapatkan kepuasan dari produk atau jasa tersebut.
37
Loyalitas nasabah merupakan perilaku yang terkait dengan merk sebuah produk, termasuk kemungkinan memperbarui kontak dimasa yang akan datang berapa kemungkinan nasabah mengubah dukungan terhadap merek, berapa kemungkinan keinginan nasabah untuk menungkatkan citra positif terhadap suatu produk. (http://www.xerma.com/2014/04/pengertian-loyalitasnasabah.html?m=1). Jadi bisa disimpulkan bahwa loyalitas nasabah merupakan dorongan perilaku para pelanggan untuk membeli pembelian secara berulang-ulang dan untuk membangun kesetiaan pelanggan terhadap suatu produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Berdasarkan pengertian diatas, dapat dijelaskan bahwa loyalitas mengacu pada perilaku seseorang untuk berkomitmen dibarengi pembelian secara berulang atas produk diperusahaan. Adapun
keuntungan
yang
diperoleh
dari
loyalitas
konsumen, antara lain sebagai berikut (Damayanti, 2013: 132) : 1) Penjualan produk yang semakin meningkat setiap harinya. 2) Menciptakan peluang produk tersebut dapat menyebar dari mulut ke mulut. 3) Pembelian produk dalam jangka waktu yang lama dan bekelanjutan. 4) Mengurangi biaya pemasaran, sebab konsumen yang sudah loyal akan sangat membantu dalam pemasaran.
38
Menurut Griffin dalam skripsi (Suyuthi, 2012: 18-19) ada empat jenis loyalitas yang berbeda muncul bila keterikatan rendah dan tinggi diklasifikasi-silang dengan pola pembelian ulang yang rendah dan tinggi, yaitu : 1) Tanpa loyalitas Untuk
berbagai
alasan,
beberapa
nasabah
tidak
mengembangkan loyalitas terhadap produk atau jasa tertentu. Misalnya, saya mengenal seorang manajer biro perjalanan yang pergi ke mana saja di kota untuk memotong rambutnya, asalkan ia hanya perlu membayar $ 10 atau kurang dan ia tidak perlu menunggu. Ia jarang pergi ke tempat yang sama dua kali berturut-turut. Baginya, memotong rambut tidak ada bedanya tak peduli di mana. (Kenyataan bahwa ia hampir botak mungkin ada kaitannya dengan hal itu) Keterikatannya yang rendah terhadap layanan rambut dikombinasikan dengan tingkat pembelian berulang yang rendah menunjukkan tidak adanya loyalitas. Secara umum perusahaan harus menghindari membidik para pembeli jenis ini karena mereka tidak akan pernah
menjadi
nasabah
yang
loyal,
mereka
hanya
berkontribusi sedikit pada kekuatan keuangan perusahaan. Tantangannya
adalah
menghindari
membidik
sebanyak
mungkin orang-orang seperti ini dan lebih memilih nasabah yang loyalitasnya dapat dikembangkan.
39
2) Loyalitas yang lemah Keterikatan yang rendah digabung dengan pembelian berulang yang tinggi menghasilkan loyalitas yang lemah. Nasabah ini membeli karena kebiasan. Ini adalah jenis pembelian “karena kami selalu menggunakannya” atau “karena sudah terbiasa”. Dengan kata lain, faktor nonsikap dan faktor situasi merupakan alasan utama membeli. Pembeli ini merasakan tingkat kepuasan tertentu dengan perusahaan, atau minimal tidak ketidakpuasan yang nyata. Loyalitas jenis ini paling umum terjadi pada produk yang sering dibeli. 3) Loyalitas tersembunyi Tingkat preferensi yang relatif tinggi digabung dengan tingkat pembelian berulang yang rendah menunjukkan loyalitas tersembunyi.
Bila
nasabah
memiliki
loyalitas
yang
tersembunyi, pengaruh situasi dan bukan pengaruh sikap yang menentukan pembelian berulang. 4) Loyalitas premium Loyalitas
premium,
jenis
loyalitas
yang paling dapat
ditingkatkan, terjadi bila ada tingkat keterikatan yang tinggi dan tingkat pembelian berulang yang juga tinggi. Ini merupakan jenis loyalitas yang lebih disukai untuk semua nasabah di setiap perusahaan. Pada tingkat preferensi paling tinggi tersebut, orang bangga karena menemukan dan
40
menggunakan
produk
tertentu
dan
senang
membagi
pengetahuan mereka dengan rekan dan keluarga. b. Dimensi Loyalitas Nasabah Tjiptono dan Candra (2012: 80) menjelaskan terdapat dua dimensi loyalitas pelanggan yaitu berdasarkan perilaku dan sikap. 1) Dimensi Perilaku Loyalitas diartikan sebagai pembelian ulang sebuah merk secara konsisten oleh pelanggan. Sedangkan menurut Suryani (2008: 7) Perilaku nasabah adalah proses pengambilan keputusan dan kegiatan yang dilakukan konsumen secara fisik dalam dalam pengevaluasian, perolehan penggunaan atau mendapatkan barang dan jasa. Yaitu proses pengambilan keputusan
yang menyertai
pembelian.
Berarti
perilaku
pelanggan untuk kembali membeli, menunjukkan adanya kesukaan (preference) sepanjang waktu 2) Dimensi Sikap Loyalitas ini mengasumsikan bahwa terdapat satu atau beberapa penyebab utama loyalitas pelanggan yang bisa diidentifikasi. Yaitu berfokus pada komitmen dalam pembelian, tanpa perlu mempertimbangkan secara spesifik perilaku pembelian
efektif.
Berbeda
dengan
perilaku
yang
mengoprasionalisasikan loyalitas sebagai dikotomi antara loyal dan tidak loyal, perspektif sikap mengukur loyalitas sebagai
41
skala interval atau kontinum (adegree of loyality). Karna tujuan utama pengukuran loyalitas berdasarkan perspektif sikap bukanlah untuk mengetahui apakah seseorang loyal atau tidak, namun untuk memahami intensitas loyalitasnya terhadap produk atau merk tertentu. c. Pengukuran Loyalitas Pelanggan Menurut Tjiptono dan Candra (2012: 80-83) terdapat tiga perspektif untuk mengukur loyalitas pelanggan berdasarkan pola pembelian, seperti perspektif behavioral (perilaku), perspektif deterministic (sikap), perspektif integrative. 1) Perspektif Behavioral (perilaku) Perspektif Behavioral (perilaku) merupakan pembelian ulang sebuah
merk
secara
konsisten
oleh
pelanggan.
Yaitu
bedasarkan pada perilaku pembeli aktual konsumen atau laporan konsumen mengenai pembliannya. Ukuran-ukuran tersebut bisa dikelompokkan tiga macam: porsi pembelian, urutan pembelian, dan probabilitas pembelian. a) Ukuran proporsi pembelian (1) Exclusive purchase (undivided loyality). Loyalitas terjadi apabila konsumen membeli ulang hanya satu merk tertentu (loyalitas 100%).
42
(2) Market share concept. Loyalitas ditentukan presentasi total pembelian merk favorit (satu merk yang sering dibeli) (melebihi 50%). (3) Hard-care criterion. Ukuran ini pada dasarnya sama dengan market share concept, hanya satu cutoff point yang dipakai 75%. (4) Dual brand loyality. Loyalitas diukur berdasarkan presentasi total pembelian dua merk yang sering dibeli. (5) Triple brand loyality. Loyalitas diukur berdasarkan presentasi total pembelian tiga merk yang sering dibeli. b) Ukuran urutan pembeli (1) Devidet loyality. Terjadi apabila konsumen loyal pada dua merk (2) Unstable loyality (switch loyality). Terjadi apabila konsumen konsisten membeli sebuah merk selama periode tertentu kemudian beralih membeli merk lain secara konsisten. (3) Occasional switch. Konsumen cenderung setia satu merk namun kadang membeli merk lainnya. (4) Brand indifference (non-oyality). Konsumen tidak loyal satu merk
43
(5) Three in a row criterion. Dianggap loyal apabila ia membeli sampai tiga kali atau lebih secara berturutturut. c) Ukuran probabilitas pembelian Ukuran ini mengkombinasikan propursi dan urutan pembelian berdasarkan sejarah pembelian yang dilakukan pelanggan alam periode relative lama. 2) Perspektif Deterministik (sikap) Perspektif deterministik mengasumsikan bahwa terdapat satu atau beberapa penyebab utama loyalitas pelanggan yang bisa diidentifikasi. Perpektif ini berfokus pada komitmen dalam pembelian, tanpa perlu mempertimbangkan secara spesifik perilaku pembelian efektif. Bereda dengan aliran behavioral yang mengoprasionalisasikan loyalitas sebagai dikotomi antara loyal dan tidak loyal, perspektif sikap mengukur loyalitas sebagai skala interval atau kontinum (adegree of loyality). Karna
tujuan
utama
pengukuran
loyalitas
berdasarkan
perspektif sikap bukanlah untuk mengetahui apakah seseorang loyal
atau
tidak,
namun
untuk
memahami
loyalitasnya terhadap merk atau produk tertentu.
44
intensitas
Contoh-contoh ukuran loyalitas berbasis deterministik antara lain: a) Brand preference, konsumen dianggap loyal terhadap merk yang disebutnya sewaktu menjawab pertanyaan: merk apa yang paling anda suka? b) Constancy of preference, loyalitas disimpulkan apabila ada kesamaan sikap positif terhadap merk spesifik selama periode beberapa tahun. c) Brand name loyality, tingkat loyalitas diukur berdasarkan jawaban responden terhadap item pertanyaan. 3) Perspektif Integrative Menurut Dick dan Basu dalam (Tjiptono dan Candra, 2012: 83) mengidentifikasikan empat situasi kemungkinan loyalitas berdasarkan dimensi sikap dan perilaku pembelian ulang, antara lain : a) No loyality, yaitu bila sikap dan perilaku pembelian ulang pelanggan sama-sam lemah. Penyebabnya produk baru dikenalkan sehingga belum dikenal, pemasar tidak mampu mengkomunikasikan keunggulan unik produknya. b) Spurious loyality, yaitu jika sikap yang relatife lemah dibarengi dengan pola pembelian ulang uyang kuat. c) Latent loyality, yaitu tercermin bila sikap yang kuat dibarengi dengan pola pembelian ulang yang lemah.
45
d) Loyality, yaitu bilaman konsumen bersikap positif terhadap merk atau produk tertentu dan disertai pola pembelian ulang secara konsisten. d. Dinamika Loyalitas Nasabah Riset loyalitas pelanggan dalam beberapa dekade terkhir menghasilkan wawasan manajerial penting (Tjiptono dan Candra, 2012: 83), yaitu : 1) Riset berdasarkan perspektif behavioral menemukan bahwa hanya sedikit pelanggan yang tergolong loyal monogami (100% loyal) atau tidak loyal. 2) Loyalitas pelanggan bersifat dinamis dan bisa berubah dikarenakan berbagai faktor, seperti kondisi kesehatan, perubahan tahapan dalam siklus hidup, aktivitas promosi perusahaan, perubahan pendapatan, norma subyektif, dll. 3) Merk-merk kecil cenderung mengalami kerugian ganda, dimana hanya sedikit pelanggan yang membelinya. 4) Ada hubungan negatif antara kesuksesan private label (store brand) dan siklus bisnis. e. Strategi untuk menghindari kemungkinan kehilangan nasabah Menurut Bramson (2005: 83) Perusahaan manapun bisa memberikan pelayanan pelanggan yang memadai kalau semuanya berjalan dengan baik. Namun ketika pelanggan mendapatkan masalah atau bahkan sedikit kecewa maka perusahaan harus
46
menunjukan jati dirinya. Keluhan pelanggan merupakan cara untuk memperkuat hubungan perusahaan dengan pelanggan. Adapun cara-cara untuk menghindari potensi kehilangan pelanggan antara lain (Bramson, 2005: 83) : 1) Tetaplah menghubungi pelanggan. 2) Pahami pentingnya informasi dan berikan yang terbaik kepada pelanggan. 3) Kuasailah ketrampilan-ketrampilan pemulihan apakah seorang pelanggan patut dipertahankan atau tidak. 4) Lepaskan pengkomplain kronis. 5) Selaraskan etikat baik pelanggan dengan penyesuaian simbolis. Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk membangun loyalitas konsumen (Damayanti, 2013: 131) : 1) Berikan nilai lebih pada produk Buatlah konsumen untuk selalu membutuhkan produk tersebut, tawarkan sesuatu yang benar-benar dibutuhkan oleh konsumen. 2) Layanan terbaik bagi para konsumen Upayakan selalu untuk mengontrol kualitas produk maupun kualitas pelayanan yang ditawarkan. 3) Membuat forum khusus untuk pelanggan Langkah awal yaitu dengan cara mendata semua member, kemudian mengajak untuk menjadi member tetap dengan menawarkan keuntungan yang menarik kepada pelanggan.
47
4) Ciptakan citra baik Semakin baik citra sebuah produk, maka semakin loyal pula konsumen pada merk tersebut.
C.
Kerangka Berfikir BMT Tumang merupakan perusahaan yang bergerak khususnya dibidang keuangan, dimana untuk mencapai target perusahaan yaitu salah satunya dengan menambah jumlah nasabah serta mempertahankan baik nasabah yang lama maupun yang baru agar tetap loyal. Karena apabila perusahaan tidak mempertahankan nasabahnya
maka
tidak akan
mengalami kemejuan dan lamban laun akan tenggelam mengingat semakin lama persaingan didunia perbankan semakin ketat. Maka perusahaan harus menerapkan strategi dalam memasarkan produk kepada masyarakat, agar pemasaran yang dilakukan perusahaan bisa mencapai laba yang maksimal. Untuk mengetahui masalah yang akan dibahas, maka perlu adanya kerangka pemikiran yang merupakan landasan dalam melakukan penelitian masalah yang bertujuan untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu penelitian dapat digambarkan sebagai berikut :
48
Produk (X1)
H1 Harga (X2)
H2 H3
Lokasi (X3)
Loyalitas Nasabah (Y)
H4 Promosi (X4)
Gambar 2.2 Kerangka Berfikir
D.
Hipotesis Hipotesis merupakan proposi yang akan diuji keberlakuannya, atau merupakan suatu jawaban sementara atas pertanyaan penelitian (Prasetyo, 2011: 76). Berdasarkan kerangka pemikiran teoritis dan hasil penemuan beberapa penelitian, maka hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut: H1
=
Ada pengaruh signifikan antara variabel bauran pemasaran (produk) terhadap loyalitas nasabah.
Ho
=
Tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel bauran pemasaran (produk) terhadap loyalitas nasabah.
H2
=
Ada pengaruh signifikan antara variabel bauran pemasaran (harga) terhadap loyalitas nasabah.
Ho
=
Tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel bauran
49
pemasaran (harga) terhadap loyalitas nasabah. H3
=
Ada pengaruh signifikan antara variabel bauran pemasaran (lokasi) terhadap loyalitas nasabah.
Ho
=
Tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel bauran pemasaran (lokasi) terhadap loyalitas nasabah.
H4
=
Ada pengaruh signifikan antara variable bauran pemasaran (promosi) terhadap loyalitas nasabah.
Ho
=
Tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel bauran pemasaran (promosi) terhadap loyalitas nasabah.
H5
=
Produk, harga, lokasi, dan promosi secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap loyalitas nasabah
Ho
=
Tidak adanya pengaruh yang signifikan antara produk, harga, lokasi, dan promosi terhadap loyalitas nasabah.
50
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Sesuai penjelasan yang telah dipaparkan diatas maka penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data-data yang obyektif, valid, kemudian dibuktikan dan dikembangkan di dalam suatu pengetahuan. Yang nantinya dapat berguna untuk memahami berbagai kasus serta memecahkan masalah yang terjadi dan mengantisipasi berbagai masalah yang akan datang. Adapun penelitian ini adalah tentang pengaruh kinerja bauran pemasaran terhadap loyalitas nasabah BMT Tumang. B. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan pada BMT Tumang yang berlokasi di BMT Tumang Salatiga dimana perusahaan tersebut begerak dibidang keuangan. Sedangkan waktu penelitian dilakukan pada mulai 5 Januari 2015 sampai 5 Februari 2015. C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan wilayah objek dan subjek penelitian yang ditetapkan untuk dianalisis dan ditarik kesimpulan oleh peneliti (Bawono, 2006: 28). Dalam penelitian kali ini populasi yang diambil adalah nasabah yang menabung di BMT Tumang dengan jumlah kurang lebih 800 nasabah. 51
2. Sampel Menurut Anton (2006: 28) sampel adalah objek atau subjek penelitian yang dipilih guna mewakili keseluruhan dari populasi. Hal ini dilakukan untuk menghemat waktu dan biaya. Sehingga di dalam menentukan sampel harus hati-hati, karena kesimpulan yang dihasilkan, nantinya merupakan kesimpulan dari populasi. Adapun teknik untuk menentukan jumlah sampel menggunakan rumus sebagai berikut: P s= ( P .e2 ) + 1
Dimana : s
: Sampel
P : Popilasi e
: tingkat kesalahan yang masih bisa ditolerir (10%) Jumlah populasi (P) pada penelitian ini adalah 800 nasabah,
tingkat kesalahan 0,1 (10%), sehingga hasil n adalah 88,8 atau 89 nasabah, maka jumlah keseluruhan sampel dibulatkan menjadi 90 responden.
D. Teknik Pengumpulan Data 1. Pengertian Data Data adalah segala informasi yang dijadikan dan diolah untuk suatu kegiatan penelitian sehingga dapat dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan (Muhammad, 2008: 97).
52
2. Jenis dan Sumber Data a. Data Primer Data primer adalah pengambilan data yang diperoleh secara langsung oleh peneliti dari lapangan (Bawono, 2006: 29). Adapun data primer tersebut diperolehsecara langsung dari hasil kuesioner yang disebarkan kepada sejumlah nasabah atau responden. b. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung atau penelitian arsip yang memuat peristiwa masa lalu. Data skunder ini dapat diperoleh dari jurnal, majalah, buku, data statistik maupun dari internet (Bawono, 2006: 30). Selain itu data skunder diperoleh dalam bentuk yang sudah dipublikasikan yaitu jurnal, company profil, dll. 3. Metode Pengumpulan Data Menurut Bawono (2006: 29), data-data yang dibutuhkan dalam penelitian dapat dipeloreh dari beberapa sumber, sumber ini dapat diperoleh melalui : a. Pengamatan (Observasi) Pengamatan adalah pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan secara langsung diobjek penelitian. b. Wawancara (Interview) Wawancara adalah metode atau cara mengumpulkan data serta berbagai informasi dengan jalan menanyakan langsung kepada
53
seseorang yang dianggap ahli dalam bidangnya dan juga berwenang dalam menyelesaikan suatu permasalahan. c. Angket (Quesioner) Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada objek penelitian yang mau memberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna. d. Dokumentasi Dokumentasi adalah segala hal yang penting baik bentuk barang, gambar, ataupun tulisan sebagai bukti dan dapat memberikan keterangan yang benar. E. Skala Pengukuran Skala pengukuran merupakan teknik pengumpulan data yang bersifat mengukur, karena diperoleh hasil ukur yang berbentuk angka-angka (http://zenmasyfa.blogsport.com). Dalam pengukuran data penelitian yang diperoleh melalui jawaban responden dengan cara memberikan tanda pada setiap katagori. Katagori skala terdiri dar 5 (lima) tigkatan, untuk analisis skor tersebut dari 1 sampai 5 (Bawono, 2006: 31). Adapun kriterianya sebagai berikut : 1. Sangat tidak setuju (STS) dengan skor 1. 2. Tidak Sangat (TS) dengan skor 2. 3. Cukup Setuju (CS) dengan skor 3. 4. Setuju (S) dengan skor 4. 5. Sangat setuju (SS) dengan skor 5.
54
Berikut adalah rentang penilaian dalam skala interval : No
Pernyataan
Jawaban
1
1
2
3
4
5
F. Variabel Pengukuran 1. Variabel Bebas (Independen) Variabel
bebas adalah merupakan variabel
independen yang
mempengaruhi variable dependen. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah bauran pemasaran (produk X1, harga X2, lokasi X3, promosi X4). 2. Variabel Terikat (Dependent Variables) Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah loyalitas nasabah (Y).
G. Definisi Operasional Definisi operasional disini menjelaskan mengenai variabel-variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dengan tujuan memberikan kesimpulan mengenai batasan serta ruang lingkup penelitian, dari variabel yang dianalisis meliputi : 1. Bauran Pemasaran merupakan strategi pemasaran yang dilakukan oleh Lembaga
Keuangan
Syariah
55
untuk
memberikan
informasi,
mempengaruhi, dan memenuhi kebutuhan nasabah serta menjalin hubungan kerja sama yang baik. Bauran pemasaran yang diukur meliputi : a. Produk (X1) Produk merupakan segala sesuatu yang di tawarkan kepada nasabah untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan nasabah. Produk dalam hal ini yaitu produk yang ada di BMT Tumang. Indikatornya sebagai berikut (Kotler dan Keller, 2008: 10): -
Mutu produk
-
Mutu kesesuaian
-
Daya tahan
-
Keandalan
-
Mudah diperbaiki dan gaya
b. Harga (X2) Nilai atau sejumlah uang yang harus dibayarkan oleh nasabah untuk mendapatkan barang atau produk. Harga yang dimaksud yaitu nisbah bagi hasil atau margin yang ditetapkan oleh BMT Tumang atau berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak yang melakukan transaksi. Indikatornya sebagai berikut (Assuari, 1990): -
Penetapan harga
-
Potongan harga (discount)
-
Ketersediaan daftar harga
56
c. Lokasi (X3) Tempat dimana diperjual belikan produk. Indikatornya sebagai berikut (Yunus, 2010: 94): -
Pemilihan saluran perantara
-
Kenyamanan kantor kas
d. Promosi (X4) Promosi merupakan segala macam bentuk komunikasi persuasif yang dilakukan perusahaan bertujan untuk menginformasikan dan membujuk pelanggan. Indikatornya sebagai berikut (Yunus, 2010: 94): -
Pemanfaatan publisitas
-
Pemasaran langsung
2. Loyalitas Nasabah Loyalitas nasabah merupakan suatu bentuk kesetiaan nasabah yang timbul dari dirinya sendiri tanpa ada paksaan terhadap produk-produk perusahaan. Indikator yang diukur meliputi Dick dan Basu dalam (Tjiptono dan Candra, 2012: 83): -
Perspektif Behavioral (perilaku)
-
Perspektif Deterministik (sikap)
-
Perspektif Integrative.
57
Tabel 3.1 Variabel dan Indikator Penelitian Variabel/ Sub Variabel Produk (X1)
Harga (X2)
Lokasi (X3)
Promosi (X4)
Loyalitas Nasabah (Y)
Deskripsi
Segala sesuatu yang di tawarkan kepada nasabah untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan nasabah.
Indikator
- Mutu/ Kualitas - Jaminan, - Bermanfaat bagi nasabah, - Produk bervariasi, - Pelayanan Nilai atau sejumlah uang yang - Penetapan harus dibayarkan oleh nasabah margin/ bagi hasil untuk mendapatkan barang atau - Potongan harga produk. - Ketersedian daftar harga Tempat dimana diperjual - Pemilihan saluran belikan produk BMT Tumang perantara - Kenyamanan kantor kas Segala macam bentuk - Pemanfaatan komunikasi persuasif yang publisitas dilakukan perusahaan bertujan - Pemasaran untuk menginformasikan dan langsung membujuk pelanggan Bentuk kesetiaan nasabah yang - Perspektif timbul dari dirinya sendiri tanpa Behavioral ada paksaan terhadap produk(perilaku), produk perusahaan -Perspektif Deterministik (sikap), -Perspektif Integrative
58
Skala
Interval
Interval
Interval
Interval
Interval
H. Uji Instrumen Penelitian Analisis data yang dilakukan adalah analisis data kuantitatif, dilakukan dengan beberapa langkah antara lain: 1. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas a. Uji Validitas Uji Validitas digunakan untuk mengetahui shahih dan tidaknya pada pertanyaan kuesioner tersebut. Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner tersebut mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut dalam perhitungan ini penulis menggunakan bantuan program komputer SPSS (Statistical Packagefor Social Science) (Bawono, 2006: 68). Rumus : n. ∑ x y – ( ∑ x ) ( ∑ y ) rxy = √{[n. ∑ x2 – ( ∑ y )2] [n.∑ y2 – ( ∑ y)2]}
Keterangan : b. rxy = Koefisien korelasi setiap pertanyaan item n = Jumlah sampel/responden x = Skor total semua item y = Skor total dari setiap item
59
Kriteria penilaian uji validitas adalah: a) Apabila r hitung > r tabel (pada taraf signifikansi α = 0,05), maka dapat dikatakan item kuesioner tersebut valid. b) Apabila r hitung < r tabel (pada taraf signifikansi α = 0,05), makan dapat dikatakan item kuesioner tersebut tidak valid. b. Uji Reliabilitas Menguji data yang kita peroleh sebagai misal hasil dari jawaban questioner yang kita bagikan. Dengan taraf signifikan (α) = 0,05. Jika r hitung > r tabel maka quesioner sebagai alat pengukuran dikatakan realiabel (Bawono, 2006: 63). Rumus : M 1–
r= M–1
Vx V1
Keterangan M = Jumlah item V2 = Variasi item-item V1 = Variasi total (faktor) Pengujian reliabilitas terhadap seluruh item atau pertanyaan pada penelitian ini akan menggunakan rumus koefisien Cronbach Alpha. Nilai Cronbach Alpha pada penelitian ini akan digunakan nilai 0,60 dengan asumsi bahwa daftar pertanyaan yang diuji akan dikatakan reliabel bila nilai Cronbach Alpha > 0,60.
60
2. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik merupakan tahapan yang penting dilakukan dalam proses analisis regresi. Apabila tidak terdapat gejala asumsi klasik diharapkan dapat dihasilkan model regresi yang handal sesuai dengan kaidah BLUE (Best Linier Unbiased Estimator), yang menghasilkan model regresi yang tidak bias dan handal sebagai penaksir. Melalui uji asumsi klasik ini, diharapkan model regresi yang tidak bias dan handal. Disamping itu uji asumsi klasik berguna untuk melengkapi uji statistik yang telah dilakukan yaitu uji F, t dan determinasi.
Uji
asumsi
klasik
terdiri
dari
Multicollinearity,
Heteroscedasticity,dan Normality. a. Uji Multicolinearity Multicollnieirity adalah situasi dimana terdapat korelasi variabelvariabel bebas diantara satu dengan yang lainnya. Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Dalam hal ini dapat disebut variabel-variabel ini tidak orthogonal, yaitu variabel bebas yang nilai korelasinya antar sesamanya sama dengan nol. b. Uji Heteroscedasticity Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah varian setiap disturbance term yang dibatasi oleh nilai tertentu mengenai variabel-variabel bebas adalah berbentuk suatu nilai konstan yang sama dengan 0. Dengan kata lain heteroskedastisitas terjadi apabila
61
varian dari variabel pengganggu tidak sama untuk setiap observasi, akibat yang timbul apabila terjadiheteroskedastisitas adalah penaksiran tidak bias tetapi tidak efisien lagi baik dalam sampel besar maupun sampel kecil, serta uji t-tes dan F-tes akan menyebabkan kesimpulan yang salah. c. Normalitas Uji asumsi ini dilakukan untuk menguji apakah model regresi data variabel dependen dan independen berdistribusi normal atau tidak. 3. Uji Statistik a. Uji ttest (Uji secara Individual) Uji ini digunakan untuk melihat tingkat signifikansi variable independen mempengaruhi variable dependen secara individu atau sendiri-sendiri. Pengujian dilakukan dengan membandingkan antara nilai thitung masing-masing variabel bebas dengan nilai t tabel dengan derajat kesalahan 5% (α = 0.05). Apabila nilai thitung ≥ ttabel, maka variabel bebasnya memberikan pengaruh bermakna terhadap variabel terikat (Bawono, 2006: 86). Rumus : 1) ttabel = n – 1 – k Keterangan
: n = Jumlah data k = Jumlah variable yang dipakai
r√n – 2 2) thitung =
√n – r2
62
b. Uji F (Uji secara serempak) Uji F dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa jauh semua variabel X1,2,3, … (independen) secara bersama-sama dapat mempengaruhi variabel Y (dependen). Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel pada derajat kesalahan 5% (α = 0.05). Apabila nilai Fhitung ≥ dari nilai Ftabel, maka berarti variabel bebasnya secara bersama-sama memberikan pengaruh yang bermakna terhadap variabel terikat atau hipotesis pertama dinyatakan dapat diterima (Bawono, 2006: 91). Rumus : 1) Ftabel = (dk) = (n – k) R2/(K-1) 2) Fhitung = (1 – R2)/(n – K)
Keterangan : R2 = Koefisien determinasi K = Banyaknya variabel independen N = Jumlah sampel yang diteliti
4. Analisis Regresi Berganda Analisis regresi berganda merupakan suatu analisis yang digunakan untuk meramalkan nilai variabel dependen (Y) dengan variabel independen yang lebih dari satu. Sehingga analisis regresi
63
berganda sering disebut analisis multivariate, karena variabel yang mempengaruhi naik turunnya variabel dependen (Y) lebih dari satu variabel independen (X) (Bawano, 2006: 84). Jadi analisis ini bermaksud untuk mengetahui pengaruh antara produk, harga, promosi dan saluran distribusi terhadap loyalitas nasabah BMT Tumang. Rumus : Y = β0 + β1 X1 + β2 X2 +β3 X3 + e Di mana : Y = Estimasi Variabel (Loyalitas nasabah) X1 = Produk X2 = Harga X3 = Lokasi X4 = Promosi β0 = Nilai konstanta dari persamaan regresi β1,β2,β3 = Koefisien regresi dari variabel independen e
= Standar error / residual
I. Alat Analisis Dalam penilitian ini jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif, yaitu data dalam bentuk angka-angka yang kemudian diaplikasikan ke dalam bentuk olah SPSS (Statistical Packagefor Social Science). SPSS merupakan sebuah program aplikasi komputer analisis
64
statistik cukup tinggi serta manajemen data yang berfungsi untuk membantu dalam memproses data-data statistik secara tepat dan cepat, serta menghasilkan berbagai output yang dikehendaki oleh para pengambil keputusan.Yang bertujuan untuk mengumpulkan data, meringkas atau menyajikan data kemudian menganalisis data dengan menggunakan metode tertentu, dan menginterpretasikan hasil dari analisis tersebut. Uji yang digunakan adalah uji regresi linier berganda yang digunakan untuk menganalisis hubungan beberapa variabel bebas terhadap variabel tak bebasnya.
65
BAB IV ANALISIS PENELITIAN A. Deskripsi Obyek Penelitian 1. Sejarah Berdirinya BMT Tumang Sistem perekonomian dan tatanan kehidupan pada masa orde baru ternyata tidak bisa memberikan jawaban akan harapan terwujudnya masyarakat adil dan makmur. Berawal dari keprihatinan akan nasib masyarakat desa yang justru merupakan jumlah mayoritas penduduk di Indonesia. Juga, apabila melihat perputaran uang yang sebagian besar ada di kota serta sulitnya pengusaha mikro dan kecil di pedesaan dalam mengakses permodalan dari perbankan.
Dalam hal ini dinilai lemah
dalam komitmennya menciptakan lingkungan usaha yang lebih adil dan lebih mensejahterakan masyarakat. Sementara itu, terkait dengan bunga perbankan juga telah menjadi kajian tersendiri di kalangan umat Islam. Terutama beberapa orang yang dalam menjalankan ekonominya bekerjasama dengan rentenir atau istilah masyarakat setempat adalah bank plecit. Dalam
rangka
menjawab
permasalahan-permasalahan
yang
dihadapi warga setempat, maka pada bulan Februari 1997 bertempat di rumah dinas Bapak Suryanto SH. di Jakarta, munculah gagasan untuk pendirian BMT di Desa Tumang. Setelah dilakukan pemilihan calon pengelola pada tanggal 1 Oktober 1998, Baitul Maal wat Tamwil (BMT) Tumang mulai beroperasi dengan modal awal Rp7.050.000 di Desa 66
Tumang, Cepogo, Boyolali. Kemudian, pada tanggal 10 April 1999, BMT Tumang mendapatkan Badan Hukum dari Departemen Koperasi dengan Nomor: 242/BH/KDK.11.25/IV/ 1999. Kemudian pada tanggal 30 April 2002 telah mendapatkan pengesahan Perubahan Anggaran Dasar (PAD) dengan Nomer: 02/PAD/505/IV//2002 dari pada tanggal 12 Januari 2011 telah mendapatkan Pengesahan dengan Keputusan Gubernur Nomer: 02/PAD/XIV/I/2011 tentang Perubahan Anggaran Dasar dari Koperasi Serba Usaha tingkat Kabupaten Boyolali menjadi Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) tingkat Propinsi Jawa Tengah. Yang kemudian lebih dikenal dengan nama KJKS BMT TUMANG. Alamat kantor pusat: Jl. Boyolali-Magelang Km.10 Cepogo Boyolali Telp. (0276) 323454 Faks. 323336. Hingga akhir tahun 2014 sudah mempunyai berbagai kantor cabang diantaranya yaitu kantor cabang Tumang, Cepogo, Boyolali, Ampel, Andong, Kartasura, dan Salatiga. Alamat kantor cabang Salatiga: Jln. Letjend. Sukowati No. 9 Salatiga Telp. (0298) 312729. 2. Visi dan Misi a. Visi Menjadi Lembaga Keuangan Syariah Yang Mandiri, Modern dan Sejahtera. Makna visi : Visi tersebut menggambarkan suatu semangat untuk membangun ekonomi masyarakat (umat) yang berbasis syariah, dalam rangka mewujudkan kemandirian melalui tata kelola yang baik,
67
tangguh, modern menuju kesejahteraan anggota yang diridhoi Allah SWT. b. Misi Mewujudkan lembaga keuangan syariah yang mandiri, modern, amanah, dan sejahtera. Penjelasan : BMT Tumang berupaya mewujudkan sebuah lembaga keuangan syariah yang mandiri, secara terus menerus meningkatkan jati diri, mengandalkan pada kekuatan yang dimiliki, serta mampu memanfaatkan peluang yang ada dengan bekerja keras, cerdas, tuntas dan ikhlas. Modern dari segi pelayanan, daya dukung operasional, dan sejajar atau lebih tinggi dengan lembaga keuangan terkemuka. Dalam melaksanakan jasa layanan lebih mengutamakan norma-norma kebaikan (amanah), memiliki kepekaan sosial yang tinggi sehingga keberadaannya
dapat
memberikan
nilai
tambah,
serta
dapat
meningkatkan kesejahteraan bagi anggota serta masyarakat luas. 1) Mengembangkan SDM yang tangguh, profesional dan berdaya saing tinggi. Penjelasan : Untuk mencapai visi yang telah ditetapkan,
BMT
berupaya
mengembangkan
SDM
yang
profesional, kompeten, memiliki integritas tinggi, berdaya saing sehingga mampu menghadapi tantangan masa kini dan masa depan. 2) Meningkatkan sarana dan prasarana yang memadai untuk mendukung operasional BMT Penjelasan: Untuk mendukung
68
layanan keuangan syariah yang modern, BMT berupaya meningkatkan sarana dan prasarana yang memadai dengan didukung oleh ketersediaan infrastruktur teknologi informasi yang modern sesuai perkembangan zaman. 3. Struktur Organisasi Struktur organisasi BMT Tumang sampai tahun 2015 dapat digambarkan sebagai berikut :
Rapat Anggota Pengawas Manajemen
Pengurus
Pengawas Syariah
Manajer Utama Internal Audit
Manajer Marketing
Manajer Oprasional Kabag. perso
Manager Cabang
Kabag. Maal Staf Maal
Staf Adm & Pembuka an
Staf IT
Staf rumah tangga & umum
Teller
CS
Sumber: Buku Laporan Gambar 4.1 Struktur Organisasi BMT Tumang
69
Marketing
4. Tugas dan Wewenang di BMT Tumang Organisasi BMT Salah satu penunjang untuk tercapainya tujuan organisasi/perusahaan secara efektif dan efisien adalah dibentuknya struktur organisasi. Struktur organisasi dibentuk agar dapat memperjelas jalur komunikasi, wewenang dan tanggung jawab yang memungkinkan adanya kerjasama yang terkoordinasi antara satu sama lain untuk mencapai satu tujuan umum perusahaan. Berikut ini komponen struktur organisasi BMT Tumang : a. Rapat Anggota Sesuai dengan Undang-Undang RI no 25/1992 tentang Perkoperasian, bahwa anggota adalah pemilik sekaligus sebagai pelanggan atau pengguna jasa koperasi. Oleh karenanya Rapat Anggota merupakan kekuasaan tertinggi dalam lembaga koperasi. Keanggotaan diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Koperasi. Keanggotaan koperasi melekat pada diri anggota sendiri dan tidak dapat dipindahkan kepada orang lain dengan dalih apapun. Setiap anggota harus tunduk kepada ketentuan dalam AD/ART Koperasi, peraturan khusus dan keputusan-keputusan rapat anggota. Pada garis besarnya, anggota koperasi ada dua macam, yaitu anggota biasa dan anggota luar biasa. Perbedaan yang mencolok dari keduanya adalah anggota luar biasa tidak berhak memilih atau dipilih menjadi pengurus atau pengawas.
70
Rapat Anggota Biasa menetapkan: 1) Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. 2) Kebijaksanaan umum dibidang organisasi manajemen dan usaha koperasi. 3) Pemilihan, pengangkatan atau pemberhentian pengurus dan atau pengawas. 4) Penyusunan dan menetapkan RK-RAPB (Rencana Kerja dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja). 5) Pengesahan atau penolakan atas pertanggungjawaban pengurus dan atau pengawas tentang aktifitas dan usahanya. 6) Pembagian SHU (Surplus Hasil Usaha). Rapat Anggota yang dilaksanakan tiap tahun setelah tutup buku tahunan disebut RAT (Rapat Anggota Tahunan) yang biasanya dilaksanakan pada bulan Maret tahun berikutnya dan pelaksanaan RAT tahun ini dilaksanakan pada tanggal 8 Maret 2014. b. Pengurus Pengurus koperasi diangkat oleh anggota dalam Rapat Anggota yang diselenggarakan untuk kepentingan pengangkatan pengurus atau dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan rapat anggota tahunan (RAT). Pengurus adalah penerima amanat anggota untuk menjalankan organisasi dan usaha koperasi dengan berlandaskan pada RK–RAPB (Rencana Kerja –Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja) yang diputuskan atau ditetapkan dalam rapat anggota. 71
c. Pengawas Pengawasan memiliki peranan mengawai atas aktivitas koperasi baik tentang keorganisasian ataupun usaha dilakukan dengan terencana atau mendadak. Apabila dianggap perlu dan mendapat persetujuan dalam rapat anggota, pengawas bisa menggunakan jasa KJA (Koperasi Jasa Audit) atau akuntan publik untuk melakukan pemeriksaan atau audit atas aktivitas usaha dan keuangan koperasi dalam setiap tahunnya. d. Manajer Utama Manajer utama adalah orang yang memiliki wewenag yang tinggi dalam pelaksanaan kegiatan diseluruh cabang BMT Tumang. Manajer Utama di BMT Tumang adalah bapak Adib Zuhari, S.Sos, M.Si e. Internal Audit Memiliki tugas mengontrol dan meneliti aliran kas dan pendapatan BMT diseluruh cabang, Internal Audit BMT Tumang adalah Siti Muslimah. f. Manajer Operasional Manajer Operasional adalah seorang manajer yang betugas untuk memantau dan bertanggung jawab atas kegiatan operasional BMT diluar kegiatan non produksi (funding, lending). Manajer operasional terdiri dari bagian Personalia yang berwenang mengurusi permasalahan kepegawaian di BMT Tumang adapun bagian
72
personalia memiliki devisi yang mengurusi keuangan admin, IT, dan staf rumah tangga umum yang mengurusi biaya operasional rumah tangga BMT Tumang. g. Manajer Cabang Manajer
cabang
bertugas
untuk
membantau
kegiatan
operasional produktif di setiap cabang BMT Tumang. Dan memiliki wewenang dalam menentukan target pendapatan lending maupun funding di wilayah yang ia pimpin. Selain itu setiap manajer cabang harus bisa memberikan arahan, dan motivasi kepada sttafnya, adapun sttaf yang dimiliki di setiap cabang BMT Tumang adalah : 1) Manajer cabang Manajer jabang adalah seorang yang memiliki wewenang tertinggi di suatu cabang BMT Tuamang. Adapun tugas dari manajer cabang adalah bertanggung jawab atas segala kegiatan oprasional di cabang yang dipimpinya. Selain itu seorang manajer juga bisa memberikan arahan dan motivasi untuk stafnya. 2) Marketing (Funding dan Lending ) Merupakan salah satu bagian pekerjaan di perbankan yang memiliki fungsi dan tugas memperkenalkan, mempromosikan, meluaskan jaringan/relasi, untuk memasarkan produk dana. Dari pengertian tersebut tugas marketing funding juga memiliki tugas mensosialisasikan produk penghimpunan dana.
Sistem kerja
marketing funding di BMT Tumang tidak hanya bertugas
73
mensosialisasikan namun juga menghimpun dana dari nasabah dengan cara menjemput bola yaitu mendatangi nasabah yang akan menabung di lokasi-lokasi tertentu seperti pasar, rumah atau tempat nasabah bekerja. Hal ini telah menjadi keungulan dari BMT yang mempermudah nasabah dalam mengunakan jasa keuangan ini. 3) Teller Teller adalah seorang di perbankan
yang mempunyai tugas
melayani setoran tunai dan non tunai, melayani tarikan tunai dan non tunai, membuku transaksi mutasi ke rekening secara benar, menyortir uang yang layak dan tidak layak edar. 4) Customer Service Customer service atau sering di sebut dengan CS adalah salah satu pekerjaan yang ada di perbankan atau perkantoran yany bertugas memberikan informasi kepada pengunjung atau nasabah. 5) Kabag Mal BMT selain bertugas menghimpun dana untuk mendapatkan provit juga menghimpun dana dan menyalurkan dana yang bersifat non profit. Maka dari itu setiap BMT memiliki devisi mal yang bertugas dan memiliki wewenang untuk mengurusi kegiatan amal seperti penghimpunan dana infaq, zakat, dan sodaqoh serta menyalurkanya.
74
5. Produk BMT Tumang a. Produk Simpanan Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat atau nasabah maupun calon nasabah dalam bentuk simpanan berjangka ataupun dalam bentuk simpanan biasa. Produk simpanan tersebut antara lain: 1) Simpanan Mudharabah Al-mutholaqoh Simpanan
Mudharabah
Al
Mutholaqoh
adalah
simpanan
berdasarkan kaidah syariah mudharabah al-muthlaqah, dimana mudharib memberikan kepercayaan kepada BMT Tumang untuk memanfaatkan dana yang dapat digunakan dalam bentuk pembiayaan secara produktif, dapat memberikan manfaat pada anggota yang lain secara halal dan profesional. Laba dari pembiayaan dibagi antara anggota dengan BMT sesuai nisbah (bagi hasil) yang disepakati di awal. Simpanan ini dapat diambil sewaktu-waktu. a) Syarat Pembukaan Rekening (1) Menjadi anggota BMT Tumang (2) Membayar simpanan pokok Rp. 10.000,- dan simpanan wajib Rp. 5.000, (3) Setoran selanjutnya minimal Rp. 1.000,(4) Mengisi dan menandatangani formulir pembukaan rekening
75
(5) Perorangan melampirkan fotocopy KTP atau identitas diri lainnya (6) Lembaga menyerahkan identitas yang ditentukan oleh KJKS BMT Tumang b) Aplikasi produk simpanan di BMT Tumang meliputi, simpanan sukarela ( sirela ), simpanan idul fitri, simpanan idul qurban, simpanan pendidikan, simpanan haji, simpanan menikah. 2) Simpanan Mudharabah Berjangka Simpanan Mudharabah Berjangka (DEPOSITO) adalah simpanan berdasarkan kaidah syariah mudharabah al-muthlaqah, dimana mudharib memberikan kepercayaan kepada BMT Tumang untuk memanfaatkan dana yang dapat digunakan dalam bentuk pembiayaan secara produktif, dapat memberikan manfaat pada anggota yang lain secara halal dan profesional. Laba dari pembiayaan dibagi antara anggota dengan BMT sesuai nisbah (bagi hasil) yang disepakati di awal. Syarat pembukaan rekening antara lain: a. Menjadi anggota BMT Tumang b. Simpanan minimal Rp. 1.000.000,c. Mengisi dan menandatangani formulir pembukaan rekening d. Melampirkan fotocopy KTP atau identitas diri lainnya
76
3) Simpanan Mudharabah Masa Depan (SI MUDA MAPAN) Si Muda MaPan adalah produk simpanan di BMT Tumang dengan prinsip akad mudharabah mutlaqah, yaitu perjanjian mudharabah yang tidak mensyaratkan perjanjian tertentu (investasi tidak terikat). Simpanan tersebut direncanakan khusus untuk kebutuhan anggota di waktu yang akan datang. a) Manfaat Si Muda Mapan : (1) Dengan akad Mudharabah Muthlaqah penyimpan dapat memperoleh bagi hasil dari hasil usaha BMT Tumang yang insya Allah halal dan barokah (2) Bagi hasil yang diterima setiap bulannya akan ditambahkan ke simpanan, sehingga akan meningkatkan saldo pokok simpanan, yang secara otomatis akan menambah agi hasil secara proporsional (3) Untuk simpanan jangka waktu minimal 3 tahun akan mendapatkan manfaat khusus yaitu akan dimasukkan ke dalam Keluarga Peduli Pendidikan, diantaranya : (a) Setiap tahun ajaran baru akan mendapatkan bingkisan peralatan sekolah (b) Anggota yang sakit (opname) akan mendapatkan santunan Rp.200.000,(c) Anggota yang meninggal dunia akan mendapatkan santunan sebesar Rp.1.000.000,
77
(d) Setiap anak didik yang berprestasi bisa diusulkan mendapatkan bea siswa dari Divisi Maal BMT Tumang b) Ketentuan (1) Menjadi anggota BMT Tumang (2) Setoran minimal setiap bulan Rp.50.000,(3) Jangka waktu dan ketentuan nisbah bagi hasil penyimpan, 1 tahun : 35%, 2 tahun : 40%, 3 – 5 tahun : 45%, 6- 9 tahun : 46%, 10-12 tahun 47,5%, dan lebih dari 12 tahun : 48% 4. b. Produk Pembiayaan 1) Murahabah Murabahah adalah salah satu produk pembiayaan BMT Tumang, dimana nasabah menjalin kerja sama dengan pihak BMT untuk memenuhi kebutuhan pembelian barang atau peminjaman uang, dengan jaminan dan ketentuan yang telah disepakati bersama didalam akad. Margin pembiayaan dan harga pokok barang diketahui
kedua
belah
pihak
secara
terang-terangan
atau
transparan. Besarnya angsuran disesuaikan dengan kemampuan nasabah. a) Manfaat (1) Memenuhi kebutuhan sesuai dengan kemampuan keuangan anda (2) Margin yang relatif lebih terjangkau sehingga tidak terlalu membebani
78
(3) Transparansi atau kejelasan akan harga pokok dan margin b) Syarat Pembiayaan (1) Menjadi anggota BMT Tumang (2) Membayar simpanan pokok Rp. 10.000,- dan simpanan wajib Rp. 5.000,(3) Mengisi dan menandatangani formulir pembiayaan (4) Perorangan melampirkan fotocopy KTP atau identitas diri lainnya (5) Membawa jaminan berupa BPKB, Sertifikat tanah, atau lainnya yang telah ditentukan BMT Tumang 2) Akad Ijaroh (Sewa) Merupakan akad penyalur dana untuk pemindah guna (manfaat) dalam waktu tertentu. Akad ijaroh atau jasa di BMT Tumang diaplikasikan dalam produk
pembiayaan perjalanan Umroh
bekerjasama dengan PBMT Travel. Ketentuan produk Umroh ini adalah : (1) Mempunyai simpanan di BMT ( Anggota Perhimpunan Indonesia MPD Boyolali ) minimal Rp. 5000.000,00 (2) Bisa mendapatkan fasilitas pembiayaan di BMT (3) Pembiayaan sesuai kuota dan di fasilitasi oleh PBMT travel Jakarta.
79
B. Deskripsi Karakteristik Responden Deskripsi
karakterstik
responden
adalah
menguraikan
atau
memberikan gambaran mengenai karakteristik identitas responden. Uraian tentang karakteristik responden penelitian ini meliputi, umur, jenis kelamin, agama, pendapatan perbulan, lama menjadi nasabah BMT Tumang, dan selain menjadi nasabah BMT Tumang. Berikut ini hasil pengelompokan responden berdasarkan kuesioner yang telah disebar. 1. Umur Deskripsi menurut umur menguraikan mengenai umur responden yang menjadi sampel dalam penelitian. Deskripsi karakteristik menurut umur dikelompokkan antara lain: 20-29 tahun, 30-39 tahun, 40-49 tahun keatas. Tabel 4.1 Umur Responden Frequency 20-29 tahun 30-39 tahun Valid 40-49 tahun keatas Total
Percent
12 20 3
34,3 57,1 8,6
Valid Percent 34,3 57,1 8,6
35
100,0
100,0
Cumulative Percent 34,3 91,4 100,0
Sumber : Data diolah, 2015
Berdasarkan pada tabel 4.1 di atas, menunjukkan bahwa kelompok umur yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah umur 30-39 tahun atau 57,1%. Sehingga dapat dikatakan kelompok umur yang menjadi nasabah BMT Tumang lebih banyak di dominasi oleh kelompok umur antara 30 – 39 tahun.
80
2. Jenis Kelamin Dalam penelitian ini responden yang terpilih berdasarkan jenis kelamin
dikelompokkan
yaitu
laki-laki
dan
perempuan.
Untuk
mengetahui proporsi jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini: Tabel 4.2 Jenis Kelamin Responden Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Laki-laki Perempuan
8 27
22,9 77,1
22,9 77,1
Total
35
100,0
100,0
Cumulative Percent 22,9 100,0
Sumber : Data diolah, 2015
Berdasarkan keterangan pada tabel 4.2 di atas, dapat diketahui bahwa jenis kelamin nasabah BMT Tumang yang diambil sebagai sampel responden, yaitu sebanyak 27 orang atau 77,1% berjenis kelamin perempuan, sedangkan sisanya adalah responden laki-laki sebanyak 8 orang atau 22,9%. Sehingga dapat menunjukkan sebagian besar dari nasabah BMT Tumang yang diambil sebagai responden adalah perempuan. 3. Pekerjaan Deskripsi karakteristik responden menurut pekerjaan yaitu menguraikan atau memberi gambaran mengenai identitas responden menurut
tingkat
pekerjaan
responden.
Dalam
deskriptif ini
di
kelompokkan meliputi: PNS, TNI/ POLRI, Petani, Wirausaha/ Pedagang, Wiraswasta. Dapat disajikan pada tabel 4.3 sebagai berikut: 81
Tabel 4.3 Pekerjaan Responden Frequency
Valid
PNS Petani Wirausaha Wiraswasta Total
Percent
2 10 15 8 35
Valid Percent
5,7 28,6 42,9 22,9 100,0
Cumulative Percent
5,7 28,6 42,9 22,9 100,0
5,7 34,3 77,1 100,0
Sumber : Data diolah, 2015
Berdasarkan pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa responden menurut pekerjaan ternyata lebih banya di dominasi oleh wirausaha yaitu sebesar 42 orang atau 42,9%, sehingga dapat dikatakan nasabah yang berstatus wirausaha yang paling mempengaruhi untuk mengambil keputusan mengenai produk BMT Tumang. 4. Agama Deskripsi karakteristik ini menguraikan identitas responden menurut agamanya, dikelompokkan yaitu: Islam, non islam. Sehingga dapat dilihat pada tabel 4.4 sebagai berikut: Tabel 4.4 Agama Responden Frequency Valid Islam 35 Sumber : Data diolah, 2015
Percent
Valid Percent
100,0
100,0
Cumulative Percent 100,0
Berdasarkan tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa nasabah BMT Tumang semua beragama Islam, yaitu 100%.
82
5. Pendidikan Terakhir Deskripsi karakteristik menurut pendidikan terkhir adalah memberikan gambaran mengenai tingkat pendidikan responden. Di kelompokkan menurut: Akademik, SMA/SMK, SMP, SD. Sehingga dapat disajikan pada tabel 4.5 sebagai berikut: Tabel 4.5 Pendidikan Terakhir Responden Frequency
Valid
Akademik SMA/SMK SMP SD Total
Percent
4 16 10 5 35
Valid Percent
11,4 45,7 28,6 14,3 100,0
11,4 45,7 28,6 14,3 100,0
Cumulative Percent 11,4 57,1 85,7 100,0
Sumber : Data diolah, 2015
Bedasarkan tabel 4.5 di atas yaitu deskripsi karakteristik menurut pendidikan terakhir, maka jenjang pendidikan responden yang paling banyak di dominasi SMA/SMK yaitu sebesar 16 orang atau 45,7%. 6. Pendapatan Perbulan Deskripsi
karakteristik
ini
menjelaska
berapa
besarnya
pendapatan responden setiap bulannya. Dapat dilihat pada tabel 4.6 sebagai berikut: Table 4.6 Pendapatan_Perbulan Frequency Percent Valid Percent 2-3jt 1-2jt Valid Dibawah 1jt
1 15 19
2,9 42,9 54,3
2,9 42,9 54,3
Total
35
100,0
100,0
Sumber : Data diolah, 2015
83
Cumulative Percent 2,9 45,7 100,0
Bedasarkan tabel 4.6 di atas dapat dilihat bahwa responden yang paling mendominasi adalah dengan penghasilan dibawah 1juta, yaitu 19 orang atau 54,3%. Sehingga dapat dikatakan bahwa nasabah dengan penghasilan 1 juta lebih bepengaruh untuk mengambil produk BMT Tumang. 7. Lama Menjadi Nasabah Deskripsi karakteristik ini memberikan gambaran berapa lama responden menjadi nasabah BMT Tumang. Dapat dilihat pada tabel 4.7 sebagai berikut: Table 4.7 Lama Menjadi Nasabah BMT Tumang Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
1-2 tahun Dibawah 1 tahun
16 19
45,7 54,3
45,7 54,3
Total
35
100,0
100,0
Cumulative Percent 45,7 100,0
Sumber : Data diolah, 2015
Dari tabel 4.7 di atas maka dapat dilihat bahwa responden yang menjadi nasabah BMT Tumang kurang dari satu tahun yang mendominasi, ditunjukan 19 orang atau 54,3%, bisa dikatakan bahwa yang menjadi nasabah BMT Tumang sebagian besar adalah nasabah baru. 8. Selain Nasabah BMT Tumang Deskripsi karakteristik responden menurut selain nasabah BMT Tumang yaitu menguraikan atau memberi gambaran mengenai responden yang selain menjadi nasabah di BMT Tumang. Dikelompokkan yaitu:
84
BRI, BCA, BPR, (Mandiri) lain-lain. Dapat dilihat pada tabel 4.8 sebagai berikut: Table 4.8 Selaian Nasabah BMT Tumang Frequency
Valid
BRI BCA BPR Mandiri Total
Percent
18 6 7 4 35
51,4 17,1 20,0 11,4 100,0
Valid Percent 51,4 17,1 20,0 11,4 100,0
Cumulative Percent 51,4 68,6 88,6 100,0
Sumber : Data diolah, 2015
Berdasarkan tabel 4.8 di atas yaitu deskriptif karakteristik menurut selain nasabah BMT Tumang, ternyata lebih banyak di dominasi oleh nasabah BRI, yaitu 18 orang atau 51,4%, sehingga dapat dikatakan bahwa jumlah yang menjadi nasabah yang paling banyak adalah nasabah BRI.
85
C. Analisis Data 1. Uji Validitas dan Reliabilitas a. Uji Validitas Sebuah data yang didapat dari questioner, sebaiknya diuji validitas. Uji validitas dilakukan untuk mengungkapkan apakah pertanyaan pada questioner tersebut sahih atau tidak. Berikut tabel uji validitas: Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Variabel Produk
Harga
Lokasi
Promosi
Loyalitas Nasabah
Item Bt 1 Bt 2 Bt 3 Bt 4 Bt 5 Bt 6 Bt 7 Bt 8 Bt 9 Bt 10 Bt 11 Bt 12 Bt 13 Bt 14 Bt 15 Bt 16 Bt 17 Bt 18 Bt 19 Bt 20 Bt 21 Bt 22 Bt 23 Bt 24 Bt 25
Correted item total Correlation .890 .863 .793 .739 .825 .809 .827 .641 .817 .674 .725 .883 .639 .831 .679 .809 .813 .887 .731 .732 .682 .748 .728 .797 .768
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Sumber : Data diolah, 2015
Berdasarkan tabel 4.9 di atas, diketahui bahwa semua pertanyaan yang digunakan dalam kuesioner dinyatakan valid, karena item
86
pertanyaan dalam variabel X1-X4 berbintang dua yang menunjukkan signifikansi pada level 1%, sehingga tidak ada item pertanyaan yang dihapus dan semua item yang digunakan pada keseluruhan model pengujian. b. Uji Reliabilitas Pengujian reliabilitas suatu angket dikatakan reliabel jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan konsisten dari waktu ke waktu (Anton, 2006). Uji ini dilakukan terhadap seluruh item atau pertanyaan. Pada penelitian ini akan menggunakan rumus koefisien Cronbach Alpha. Nilai Cronbach Alpha kritis pada penelitian ini menggunakan nilai 0,60 dengan asumsi bahwa daftar pertanyaan yang diuji akan dikatakan reliabel bila nilai Cronbach Alpha > 0,60. Berikut hasil dari uji reliabilitas: Table 4.10 Uji Reliabilitas Variabel
Keterangan
X1
Cronbach Alpha .879
X2
.806
Reliabel
X3
.813
Reliabel
X4
.855
Reliabel
Y
.797
Reliabel
Reliabel
Sumber: Data primer yang diolah, 2015
Dari keterangan tabel 4.10 di atas dapat diketahui bahwa masing-masing variabel memiliki Cronbach Alpha > 0.60. Dengan demikian produk, harga, lokasi, promosi dan loyalitas nasabah dapat dikatakan reliabel.
87
2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Multicolinearity Uji
Multicolinearity
dilakukan
dengan
tujuan
untuk
mengetahui adanya korelasi antara variabel independen dalam suatu model regresi. Untuk mengetahui apakah terjadi multikolinearitas atau tidak dalam model regresi adalah dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance . Kedua nilai VIF dan Tolerance ini nilainya berlawanan, kalau tolerancenya besar maka VIF nya kecil dan sebaliknya. Nilai VIF di sini tidak boleh lebih besar dari 5 (lima), jika lebih maka bisa dikatakan ada gejala multikolinearitas, dan sebaliknya jika nilai VIF nya lebih kecil dari 5 maka tidak ada gejala multikolinearitas. Demikian juga dengan nilai Tolerance nya berarti sebaliknya (Anton, 2006). Nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) yang terdapat pada masing-masing variabel penelitian ini seperti terlihat pada tabel 4.11 berikut: Tabel 4.11 Model
1
(Constant) JML_X1 JML_X2 JML_X3 JML_X4
Unstandardized Coefficients B Std. Error -2,033 2,964 ,267 ,087 ,336 ,133 ,104 ,118 ,408 ,092
Coefficientsa Standardized Coefficients Beta ,284 ,205 ,070 ,408
a. Dependent Variable: JML_Y
Sumber : Data Primer yang diolah, 2015
88
t
Sig.
Collinearity Statistics Tolerance
-,686 3,069 2,527 ,876 4,449
,495 ,003 ,013 ,383 ,000
,722 ,935 ,958 ,733
VIF 1,385 1,069 1,043 1,364
Dari tabel 4.11 Coefficients pada kolom Collinearity Statistics, diperoleh bahwa semua variabel bebas memiliki nilai VIF yang rendah berada dibawah angka 5. Dengan demikian diperoleh tidak adanya masalah multikolinieritas dalam model regresi. Tabel 4.12
Coefficient Correlationsa Model JML_X4 JML_X3 JML_X2 JML_X1 JML_X4 1,000 -,001 -,073 -,497 JML_X3 -,001 1,000 -,164 -,079 Correlations JML_X2 -,073 -,164 1,000 -,106 JML_X1 -,497 -,079 -,106 1,000 1 JML_X4 ,008 -1,025E-005 -,001 -,004 JML_X3 -1,025E-005 ,014 -,003 -,001 Covariances JML_X2 -,001 -,003 ,018 -,001 JML_X1 -,004 -,001 -,001 ,008 a. Dependent Variable: JML_Y
Sumber : Data Primer yang diolah, 2015 Dari tabel Coefficient Correlations, kita bisa melihat matrik korelasi, dari empat variabel independen yang dipakai, yang korelasinya cukup besar adalah hubungan antara variabel X4 dan X1 yang nilainya sebesar -0,497 atau sebesar 4,97%. Tetapi karena korelasi antara X4 dan X1 masih di bawah 90% maka bisa dikatakan bahwa, variabel independen yang dipakai tidak ada yang memiliki gejala multikolinearitas. b. Uji Heteroscedasticity Uji Heteroscedasticity bertujuan untuk menentukan efisiensi dalam sampel serta menilai keabsahan dari nilai T-test dan T-tabel. Pada
penelitian
ini
teknik
pendeteksian
ada
atau
tidaknya
heteroskedasticitas menggunakan model grafik scatterplot, yaitu
89
dengan melihat grafik scatterplot
antara ZPRED (nilai prediksi
variabel dependen) dan SRESID (residualnya). Untuk mendeteksi grafik scatterplot tersebut, kalau polanya beraturan (gelombangnya melebar
dan
menyempit),
hal
ini
cenderung
ada
gejala
heterokendastisitas. Tetapi jika polanya tidak beraturan, ini cenderung tidak ada gejala penyakit heterokendastisitas (Anton, 2006). Berikut ini grafik scatter plot terlihat pada Gambar 4.2
Gambar 4.2 Sumber: Data Primer yang diolah 2015 Gambar 4.2 di atas tampak tidak berpola dan tidak beraturan baik di atas maupun di bawah angka 0 (nol), sehingga bisa disimpulkan bahwa model regresi yang digunakan tidak ada gejala heteroskedastisitas. c. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah variabel independen dan variabel dependen dalam model regresi memiliki distribusi normal atau tidak (Anton, 2006). Adapun model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi normal atau mendekati
90
normal dengan cara melihat histogram yang membandingkan data observasi dengan distribusi yang mendekati normal dan normal probability plot yang membandingkan distribusi komulatif dari data yang sesungguhnya dengan distribusi komulatif dari data distribusi normal. Jika distribusi normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mendekati garis normal. Berikut merupakan gambar grafik histogram dan normal probability plot :
Gambar 4.3 Output Viewer Regression Standarized Residual Sumber : Data diolah Dalam grafik histogram disini yang dapat kita lihat adalah perbandingan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Terlihat bahwa grafik histogram menunjukkan pola distribusi yang mendekati normal, sehingga bisa disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.
91
Gambar 4.4 Grafik Normal Plot Sumber : Data diolah Dalam grafik normal plot disini yang dapat kita lihat adalah perbandingan antara distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif data dari distribusi normal. Dalam grafik normal plot terlihat adanya titik-titik yang menyebar disekitar garis diagonal sedangkan penyebarannya mengikuti arah garis diagonalnya. Sehingga bisa disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas. 3. Uji Statistik Uji statistik di sini digunakan untuk melihat tingkat ketepatan atau keakuratan dari suatu fungsi atau persamaan untuk menaksir dari data yang dianalisa. Nilai ketepatan atau keakuratan ini dapat diukur dari goodness of fit nya. Uji statistik ini dapat dilihat dari nilai t hitung, F hitung dan nilai koefisien determinasinya (Anton, 2006:88). Berdasarkan hasil pengolahan dengan program SPSS version 20.0 for windows maka di dapat hasil uji T (Parsial), yang hasilnya dirangkumkan pada tabel 4.13 berikut ini:
92
a. Uji t (Uji Parsial) Tabel 4.13 Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients B (Constant)
1
Standardized Coefficients
Std. Error
T
Sig.
Beta
95,0% Confidence Interval for B Lower Bound
Upper Bound
-2,033
2,964
-,686
,495
-7,926
3,860
JML_X1
,267
,087
,284
3,069
,003
,094
,440
JML_X2
,336
,133
,205
2,527
,013
,072
,600
JML_X3
,104
,118
,070
,876
,383
-,131
,339
JML_X4
,408
,092
,408
4,449
,000
,226
,591
a. Dependent Variable: JML_Y
Sumber: Data Primer yang diolah, 2015 Uji t digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara individu. Atau untuk mengetahui signifikan atau tidaknya variabel independen secara individu mempengaruhi variabel dependen dengan membandingkan atara nilai t test dan t table, jika t test > t table dapat di simpulkan bahwa variabel independen secara sendiri-sendiri mempengaruhi secara signifikan variabel dependen. Selain itu dapat juga melihat besarnya nilai Sig. (sebelah kanan kolom t tes), jika nilai sig. lebih kecil dari 0,05 berarti bahwa pada α sebesar 0,05, dapat di simpulkan bahwa variabel independen secara sendiri-sendiri mempengaruhi secara signifikan variabel dependen. Cara mencari t table : α=0,05 ;t table = α/2 ,n-k t table = 0,05/2 = 0,25, 90 - 4 = 86 Jadi diperoleh nilai t table sebesar : 1,6628
93
1) Uji hipotesis untuk variabel produk (X1) a) Hipotesis Ho : variabel produk secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas nasabah. Ha: variabel produk secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas nasabah. b) Menentukan thitung Berdasarkan tabel 4.13, maka thitung untuk variabel produk sebesar 3,069. c) Membandingkan thitung dengan ttabel Nilai thitung = 3,069 Nilai ttabel = 1,6628 Yakni 3,069 > 1,6628 menyatakan Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi berdasarkan perbandingan nilai t hitung dan t tabel, dapat disimpulkan variabel produk memiliki pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas nasabah. 2) Uji hipotesis untuk variabel harga (X2) a) Hipotesis Ho : variabel harga secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas nasabah. Ha : variabel harga secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas nasabah.
94
b) Menentukan thitung Berdasarkan tabel 4.13, maka thitung untuk variabel harga sebesar 2,527. c) Membandingkan thitung dengan ttabel Nilai thitung = 2,527 Nilai ttabel = 1,6628 Yakni thitung > ttabel atau 2,527 > 1,6628 menyatakan Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi berdasarkan perbandingan nilai t hitung dan t tabel, dapat disimpulkan variabel harga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas nasabah. 3) Uji hipotesis untuk variabel lokasi (X3) a) Hipotesis Ho : variabel lokasi secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas nasabah. Ha : variabel lokasi secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas nasabah. b) Menentukan thitung Berdasarkan tabel 4.13, maka t hitung untuk variabel lokasi sebesar 0,876. c) Membandingkan thitung dengan ttabel Nilai thitung = 0,876 Nilai ttabel = 1,6628
95
Yakni thitung < ttabel atau 0,876 < 1,6628 menyatakan Ho diterima dan Ha ditolak. Berdasarkan perbandingan nilai t hitung dan t tabel, dapat disimpulkan variabel lokasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap loyalitas nasabah. Hal ini diduga karena citra BMT Tumang terlihat aktif dan agresif, kemudian BMT fleksibel dalam segala hal dan jujur kepada nasabah. 4) Uji hipotesis untuk variabel promosi (X4) a) Hipotesis Ho : variabel promosi secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas nasabah. Ha : variabel promosi secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas nasabah. b) Menentukan thitung Berdasarkan tabel 4.13, maka thitung untuk variabel promosi sebesar 4,449. c) Membandingkan t hitung dengan t table Nilai thitung = 4,449 Nilai ttabel = 1,6628 Yakni thitung > ttabel atau 4.449 > 1,6628 menyatakan Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi berdasarkan perbandingan nilai t hitung dan t tabel, dapat disimpulkan variabel promosi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas nasabah.
96
4. Uji F (Uji Simultan) Uji serempak atau uji F merupakan uji secara bersama-sama untuk menguji signifikan pengaruh variabel bauran pemasaran yang terdiri atas produk, harga, tempat dan promosi secara bersama-sama berpengaruh terhadap loyalitas nasabah. Nilai F hitung diperoleh dengan menggunakan Software SPSS 20.0 for Windows seperti terlihat pada tabel 4.14 di bawah ini : Tabel 4.14 Hasil Uji F Model
ANOVAa df
Sum of Mean F Sig. Squares Square Regression 491,330 4 122,833 19,236 ,000b 1 Residual 542,770 85 6,386 Total 1034,100 89 a. Dependent Variable: JML_Y b. Predictors: (Constant), JML_X4, JML_X3, JML_X2, JML_X1
Sumber: Data Primer yang diolah, 2015 Langkah-langkah untuk melakukan uji F dilakukan sebagai berikut : a. Hipotesis Ho = Bauran pemasaran (produk, harga, lokasi, dan promosi) secara simultan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas nasabah. Ha = Bauran pemasaran (produk, harga, lokasi, dan promosi) secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap loyalias nasabah.
97
b. Tingkat signifikan Tingkat signifikan yang digunakan adalah 0,05 (α = 5%) dan pada tabel 4.14, tingkat signifikan sebesar 0,000 atau sebesar 0% artinya bahwa variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen dengan tingkat signifikan sebesar 0%. c. Menentukan Ftabel Dengan menggunakan tingkat α = 0,05 (5%), dapat ditentukan dengan persamaan berikut ini : Df 1 = jumlah variabel: artinya df1 = 4 Sedangkan, df2 = n - k - 1, artinya df2 = 90 - 4 -1 = 85 Jadi F table = 2,479 d. Kriteria pengujian Ha diterima jika Fhitung > Ftabel Ho ditolak jika Fhitung > Ftabel e. Membandingkan Fhitung dengan Ftabel Nilai Fhitung > Ftabel ( 19,236 > 2,479 ) Berdasarkan pengujian statistik dengan metode uji F, di mana tingkat signifikan yang diperoleh lebih kecil yakni sebesar 0.000 dari standar signifikan yakni 5% atau 0,05 dan perbandingan antara Ftabel dan Fhitung dimana Fhitung sebesar 19,236 lebih besar dari Ftabel yakni 2,479, maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima atau bauran pemasaran (produk, harga, lokasi dan promosi) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas nasabah.
98
5. Uji Determinasi R2 Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen. Besarnya koefisien determinasi dapat dilihat pada R Square dan dinyatakan dalam persentase. Dapat dilihat pada tabel 4.15 sebagi berikut: Table 4.15 Koefisien Determinasi Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Std. Error of Durbin-Watson Square the Estimate a 1 ,689 ,475 ,450 2,52696 1,688 a. Predictors: (Constant), JML_X4, JML_X3, JML_X2, JML_X1 b. Dependent Variable: JML_Y Sumber : Data Primer yang diolah, 2015
Nilai R Square sebesar 0,475 yang artinya variabel produk, harga, tempat, dan promosi, mampu menjelaskan loyalitas nasabah BMT Tumang sebesar 47,5%, sementara sisanya sebesar 52,5% loyalitas nasabah dijelaskan oleh variabel lainnya diluar model.
6. Uji Regresi Linier Berganda Tabel 4.16 Output Viewer Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients B (Constant)
1
a.
Standardized Coefficients
Std. Error
T
Sig.
Beta
95,0% Confidence Interval for B Lower Bound
Upper Bound
-2,033
2,964
-,686
,495
-7,926
3,860
JML_X1
,267
,087
,284
3,069
,003
,094
,440
JML_X2
,336
,133
,205
2,527
,013
,072
,600
JML_X3
,104
,118
,070
,876
,383
-,131
,339
,092
,408
4,449
,000
,226
,591
,408 JML_X4 Dependent Variable: JML_Y
Sumber: Data diolah 99
Tabel Coefficients ini menunjukkan t test, nilai ini untuk menguji apakah variabel independen (produk, harga, lokasi, dan promosi) secara individu mempengaruhi variabel dependen (Y). Di tabel 4.16 Coefficients, pada bagian Unstandardized Coefficients. Dapat dibuat model persamaan fungsi sebagai berikut: Y = -2,033 + 0,267 Produk + 0,336 Harga + 0,104 Lokasi + 0,408 Promosi Artinya adalah : a) Konstan : -2,033 Bahwa ketika produk, harga, lokasi dan promosi konstan atau tidak ada atau sebesar 0, maka loyalitas nasabah akan mengalami penurunan sebesar -2,033 dengan asumsi ceteris paribus. b) Produk : 0,267 Bahwa jika produk mengalami peningkatan 1 satuan sedangkan harga, lokasi, dan promosi konstan atau tidak ada atau sebesar 0, maka loyalitas nasabah akan mengalami peningkatan sebesar 0,267, dengan asumsi ceteris paribus. c) Harga : 0,336 Bahwa jika harga mengalami peningkatan 1 satuan sedangkan produk, lokasi, dan promosi konstan atau tidak ada atau sebesar 0, maka loyalitas nasabah akan mengalami peningkatan sebesar 0,336, dengan asumsi ceteris paribus.
100
d) Lokasi : 0,104, Bahwa jika lokasi mengalami peningkatan 1 satuan sedangkan produk, harga, dan promosi konstan atau tidak ada atau sebesar 0, maka loyalitas nasabah akan mengalami peningkatan sebesar 0,104 dengan asumsi ceteris paribus. e) Promosi : 0,408 Bahwa jika promosi mengalami peningkatan 1 satuan sedangkan produk, harga, dan lokasi konstan atau tidak ada atau sebesar 0, maka loyalitas nasabah akan mengalami peningkatan sebesar 0,408, dengan asumsi ceteris paribus.
D. Hasil Uji Hipotesis Berdasarkan hasil analisis yang telah diuraikan di atas, maka secara keseluruhan pembahasan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Pengaruh produk terhadap loyalitas nasabah BMT Tumang Produk menurut Kasmir (2004: 186) merupakan sesuatu yang dapat memberikan manfaat baik dalam hal memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan. Artinya apapun wujudnya selama itu dapat memenuhi keinginan pelanggan dan kebutuhan kita katakan sebagai produk. Jika hal tersebut dapat diberikan kepada nasabah, maka akan berpengaruh pada tingginya loyalitas nasabah. Perbandingan thitung dan ttabel dapat kita lihat bahwa nilai thitung > ttabel, yakni 3,069 > 1,6628. Jadi berdasarkan perbandingan nilai t hitung dan
101
ttabel, dapat disimpulkan bahwa variabel produk memiliki pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas nasabah. Jadi, dari penjelasan secara teori dan hasil statistik dari penelitian menunjukkan bahwa produk yang ditawarkan BMT Tumang memiliki pengaruh secara signifikan terhadap loyalitas nasabah. b. Pengaruh harga terhadap loyalitas nasabah BMT Tumang Harga menurut Sumarni (2000: 281) adalah jumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya. Perbandingan thitung dan ttabel dapat kita lihat bahwa nilai thitung > ttabel, yakni 2,527 > 1,6628. Jadi berdasarkan perbandingan nilai t hitung dan ttabel, dapat disimpulkan bahwa variabel harga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas nasabah. Jadi, dari penjelasan secara teori dan hasil statistik dari penelitian menunjukkan bahwa harga yang ditawarkan BMT Tumang memiliki pengaruh secara signifikan terhadap loyalitas nasabah. c. Pengaruh lokasi terhadap loyalitas nasabah BMT Tumang Harga menurut Kasmir, 2004:163) lokasi merupakan tempat dimana diperjual belikannya produk perbankan dan pusat pengendalian perbankan. Perbandingan thitung dan ttabel dapat kita lihat bahwa nilai thitung < ttabel, yakni 0,876 < 1,6628. Jadi berdasarkan perbandingan nilai t hitung dan ttabel, dapat disimpulkan bahwa variabel lokasi dapat dikatakan tidak ada
102
pengaruh yang signifikan antara variabel lokasi terhadap loyalitas nasabah. d. Pengaruh promosi terhadap loyalitas nasabah BMT Tumang Promosi menurut Kasmir (2004: 175) adalah upaya untuk memberitahukan atau menawarkan produk atau jasa yang dimilkinya baik langsung maupun tidak langsung kepada masyarakat. Perbandingan thitung dan ttabel dapat kita lihat bahwa nilai thitung > ttabel, yakni 4,449 > 1,6609. Jadi berdasarkan perbandingan nilai t hitung dan ttabel, dapat disimpulkan bahwa variabel promosi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas nasabah. Jadi, dari penjelasan secara teori dan hasil statistik dari penelitian menunjukkan bahwa promosi yang dilakukan BMT Tumang memiliki pengaruh secara signifikan terhadap loyalitas nasabah. e. Produk,
Harga,
lokasi,
dan
Promosi
secara
bersama-sama
berpengaruh terhadap loyalitas Nasabah BMT Tumang Perbandingan Fhitung dan Ftabel dapat kita lihat bahwa nilai Fhitung > Ftabel, yakni 19,236 > 2,479. Jadi berdasarkan perbandingan nilai Fhitung dan Ftabel, dapat disimpulkan bahwa variabel produk, harga, lokasi dan promosi secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas nasabah. Jadi, dari penjelasan secara teori dan hasil statistik dari penelitian menunjukkan bahwa produk, harga, lokasi dan promosi memiliki pengaruh secara signifikan terhadap loyalitas nasabah BMT Tumang.
103
Table 4.17 Hasil Uji Hipotesa Hipotesa
Kesimpulan
H1
Produk berpengaruh terhadap loyalitas nasabah.
H2
Harga berpengaruh terhadap loyalitas nasabah.
H3
Lokasi berpengaruh terhadap loyalitas nasabah.
Lokasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas nasabah
H4
Promosi berpengaruh terhadap loyalitas nasabah.
Promosi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas nasabah
H5
Produk, Harga, Lokasi, dan Promosi bersama-sama berpengaruh terhadap loyalitas nasabah
Produk, Harga, lokasi, dan Promosi secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas nasabah
104
Produk memiliki pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas nasabah Harga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas nasabah
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian Pengaruh Kinerja Bauran Pemasaran Terhadap Loyalitas Nasabah BMT Tumang cabang Salatiga. Kesimpulannya adalah sebagai berikut : 1. Berdasarkan pengujian statistik dengan metode uji F, di mana tingkat signifikan yang diperoleh lebih kecil yakni sebesar 0.000 dari standar signifikan yakni 5% atau 0,05 dan perbandingan antara F hitung dan F tabel dimana F hitung sebesar 19,236 lebih besar dari F tabel yakni 2,479, maka dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, lokasi, dan promosi secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas nasabah. Sedangkan pengujian statistik dengan metode uji t, dinyatakan bahwa variabel produk, harga, dan promosi berpengaruh signifikan terhadap loyalitas nasabah sedangkan variabel lokasi tidak signifikan terhadap loyalitas nasabah. 2. Variabel promosi adalah variabel yang paling dominan mempengaruhi loyalitas nasabah pada BMT Tumang cabang Salatiga. Alasannya karena dengan adanya promosi melalui penyebaran brosur, melalui media cetak serta pemberian hadiah atau undian menarik bagi nasabah maka akan berpengaruh terhadap loyalitas nasabah, selain itu variabel dari strategi
105
promosi mempunyai koefisien regresi yang terbesar jika dibandingkan dengan variabel lainnya. B. Saran 1. Bagi BMT Tumang Dengan melihat hasil analisis regresi berganda dimana variabel yang dominan berpengaruh terhadap loyalitas nasabah adalah promosi, maka dapat dipertimbangkan untuk mempertahankan promosi pada saat ini sehingga nasabah dapat merasa puas dan tetep loyal. Untuk dapat mempertahankan loyalitas nasabah, maka hendaknya memelihara dan meningkatkan pelaksanaan kegiatan bauran pemasarannya. 2. Bagi Penelitian Lain Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan penelitian selanjutnya, sebab dalam penelitian ini nilai kontribusi (R2 ) untuk model persamaan sebesar 47,5 % selebihnya adalah 52,5 % yang merupakan variabel yang tidak diteliti dalam penelitian ini yang mempengaruhi loyalitas nasabah. Sehingga disarankan bagi peneliti lain untuk menambah variabel-variabel lainnya yang mempengaruhi loyalitas nasabah.
106
DAFTAR PUSTAKA Assauri, Sofyan. 1990. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Rajawali. Bambang, Prasetyo. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Rajawali Pers. Bawono, Anton. 2006. Multivariate Analysis dengan SPSS. Salatiga: STAIN Salatiga Press. Bramson, Robert. 2004. Costumer Loyality. Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya, Damayanti, Deni. 2013. Tips Trik Komunikasi dan Bahasa Tubuh Untuk Memikat Pelanggan Agar Loyal SeumurHidup. Yogyakarta: Mantra Books. Farida, Ida. 2012. Pengaruh Strategi Pemasaran Produk Tabungan Terhadap Loyalitas Nasabah (Pada Pt. Bank Sulselbar). Pasca Sarjana Universitas Muslim Indonesia Makasar. https://idhafarida88.files.wordpress.com/2012/05/summry.pdf (22 November 2014) Hasan, Fitria Dayasari. 2012. Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Loyalitas Nasabah Pada Pt. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Cabang Achmad Yani Makassar. Pasca Sarjana Universitas Hasanudin Makasar. http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/. Diakses 25 November 2014. Kasmir. 2004. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Prenhalindo. Kotler, Philipdan Keller, Kevin Lane (Eds.) 2008. ManajemenPemasaran. Indonesia: PT Macanan Jaya Cemerlang. Mursid, M. 1997. Manajemen Pemasaran.Jakarta: Bumi Aksar. Rohmad, Wahid. 2007. Pengaruh Variabel Pemasaran terhadap Keputusan Nasabah Dalam Mengambil Pembiayaan Murabahah. Karanganyar: Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. http://digilib.uinsuka.ac.id/view/creators/WAHID_ROHMA__NIM=2E _00390483=3A_=3A.html (28 September 2014). Selang, A D Christian. 2013. Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Pengaruhnya Terhadap Loyalitas Konsumen Pada Fresh Mart Bahu Mall. http://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-2918BAB%25211.pdf&sa=U&ei=MafaVMatNpTWapPfgegF&ved=0CBsQ FjAB&usg=AFQJCNGdt5rS0KynOc0QtBXAkPVjBk4A diakses 12 Agustus 2014.
107
Sangkaraja. 2012. Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Loyalitas Konsumen Kartu Pra Bayar Simpati Pada Pt. Telkomsel. Makassar: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin Makasar. http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/6255/SKRIPS I.docx?sequence=1 diakses 11 Agustus 2014. Sofyan, Mochlasin. 2012. Etika Bisnis dan Perbankan Perspektif Islam. Salatiga: STAIN Salatiga Press. Sumarni, Murti dan Soeprihanto, John. 2000. Pengantar Bisnis (Dasar-Dasar Ekonomi Perusahaan). Yogyakarta: Liberty. Tjiptono, Fandy. 2000. StrategiBisnis, edisiketiga. Yogyakarta: C.V Andi Offset. Yoeti, Oka A. 2006.Tour and Travel Marketing. Jakarta: PT Pradnya Paramita. Yunus, Muh. 2010. InovasidanKreatifitasDalamPemasaran.Malang: UIN Maliki Press. Wijayanti, Ratna Y dan Sumekar, Kertati. 2009. Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Loyalitas Anggota Pada KJKS BMT Bina Ummat Sejahtera Lasem Cabang Kudu. Fakultas Mananjemen Universitas Muria Kudus. http://eprint.umk.ac.id.pdf. Diakses 22 Agustus 2014. (http://www.zenmasyfa.blogspot.com). Diakses 04 September 2014 (http://www.afidburhanudin.wordpress.com/penelitian kualitati.htm). Diakses 15 September 2014.
kuantitatif
(http://www.xerma.com/2014/04/pengertian-loyalitas-nasabah.html?m=1) akses 2014/04. (www.abiaksa.blogspot.com) diakses 12 september 2014.
108
dan di
109
Lampiran I
110
Lampiran 2
111
Lampran 3
112
ANGKET PENELITIAN Pengaruh Kinerja Bauran Pemasaran Terhadap Loyalitas Nasabah (Studi Pada BMT Tumang cabang Salatiga). A. Identitas Responden Pilihlah salah satu jawaban yang Bapak/Ibu/Sdr/i anggap paling sesuai dengan memberi tanda contreng (۷) pada jawaban yang dipilih.
Nomer Responden 1 Nama 2 Umur 3 Jenis Kelamin 4
Pekerjaan
5
Agama
6
Pendidikan Formal Terakhir
7
Pendapatan Bulan
8
Lama Nasabah Tumang
Menjadi BMT
9
Selain nasabah Tumang
menjadi BMT
per
: ………………………………………… : ……………… ( ) Laki-laki ( ) Perepuan ( ) PNS ( ) TNI/POLRI ( ) Petani ( ) Wirausaha/pedagang ( ) Lainnya, sebutkan : ( ) Islam ( ) Non Islam, sebutkan : ………………. ( ) Akademik/PT ( ) SMA/SMK ( ) SMP ( ) SD ( ) Tidak Sekolah ( ) Kuranga dari Rp 1.000.000 ( ) Rp 1.000.000 – Rp 2.000.000 ( ) Rp. 2.000.000 – Rp 3.000.000 ( ) Lebih dari Rp. 3.000.000 ( ) Kurang 1 tahun ( ) 2-3 tahun ( ) 3-4 tahun ( ) 4 tahun keatas ( ) BRI ( ) BCA ( ) BPR ( ) Lainnya, sebutkan :………
B. Petunjuk Pengisian Pilihlah salah satu jawaban yang Bapak/Ibu/Sdr/i anggap paling sesuai dengan cara memberi tanda contreng (۷) pada jawaban yang telah disediakan.
113
1. Jika Bapak/Ibu/Sdr/i setuju dengan pernyataan pada kuesioner, maka tandailah angka yang menunjukkan nilai yang semakin tinggi pada pernyataan kuesioner. 2. Jika Bapak/Ibu/Sdr/i tidak setuju dengan pernyataan pada kuesioner, maka tandailah angka yang menunjukkan nilai yang semakin rendah pada pernyataan kuesioner. Skala Pengukuran: Sangat setuju (SS) Setuju (S) Cukup setuju (CS) Tidak setuju (TS) Sangat tidak setuju (STS) Produk (X1) No
=5 =4 =3 =2 =1
Pernyataan 1
1
2 3 4 5
Pernyataan 1
2
3 4 5
5
Produk BMT Tumang mempunyai keunggulan dan berkualitas dibanding dengan produk lembaga keuangan lain Produk pembiayaan di BMT Tumang sesuai dengan prinsip syariah Produk BMT Tumang menawarakan berbagai manfaat kepada nasabah BMT Tumang menawarkan produk pembiayaan yang bervariasi Jenis produk pembiayaan di BMT Tumang sesuai dengan tujuan dan kebutuhan saya
Harga (X2) No 1
Jawaban 3 4
2
Bagi hasil dan margin keuntungan BMT Tumung ditetapkan secara negoisasi dengan nasabah Bagi hasil BMT Tumang lebih kompetitif (murah) dibandingkan lembaga keuangan syariah lain Bersifat transparan dan jelas akan harga pokok dan margin Biaya administrasi untuk pengambilan pembiayaan murah Presentasi keuntungan lebih besar di banding lembaga keuangan syariah lain
114
2
Jawaban 3 4
5
Tempat (X3) No
Pernyataan 1
1 2 3 4 5
2
Pernyataan
Jawaban 2 3 4
1
2 3 4 5
Pernyataan 1
2 3 4 5
5
Pengiklanan BMT Tumang dilakukan melalui media cetak (brosur, buletin dll) dan elektronik (internet) Promosi dilakukan dengan pendekatan individu (personal) Memotivasi konsumen agar memilih atau membeli produk Ikut serta dalam merespon atau bantuan berbagai kegiatan, keagamaan, sosial, dll. Informasi yang saya peroleh sangatlah lengkap dan tepat sehingga dapat membantu saya dalam mengambil keputusan yang saya ambil.
Loyalitas Nasabah (Y) No 1
5
Bangunan gedung terlihat menarik dan megah Ruangan kantor BMT Tumang nyaman dan fasilitas memadai Lokasi parkir yang luas dan terjamin keamanannya Lokasi BMT Tumang strategis dari tempat kerja atau rumah nasabah BMT Tumang mudah dijangkau oleh nasabah baik mengunakan kendaraan seperti sepeda motor, mobil, ataupun yang lain.
Promosi (X4) No 1
Jawaban 3 4
Saya selalu berkomitmen memilih produk BMT Tumang dan tidak berpindah produk dilembaga keuangan lain Saya selalu melakukan pembelian ulang produk yang ada di BMT Tumang Saya selalu merekomendasikan produk BMT Tumang kepada orang lain Saya tidak terpengaruh oleh iklan atau daya tarik dari lembaga keuangan lain Saya tidak terpengaruh oleh iklan atau daya tarik dari lembaga keuangan lain
115
2
Jawaban 3 4
5
Hasil Jawaban Responden N O 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58
B 1 3 2 4 4 5 3 5 5 5 4 5 4 4 2 3 3 3 4 2 4 4 5 3 4 2 4 2 3 4 3 5 5 4 2 4 3 4 2 4 5 4 5 5 3 4 5 3 2 2 3 2 4 5 4 3 3 2 4
B 2 4 2 4 3 4 3 4 5 5 4 4 4 3 2 4 2 3 3 2 4 3 5 2 4 2 3 2 3 3 3 4 5 4 2 4 2 5 2 4 4 4 5 4 4 4 4 2 3 2 3 2 4 4 5 4 4 2 4
B 3 4 2 2 2 5 2 3 5 4 4 3 4 4 2 2 2 3 3 3 5 3 4 2 4 3 5 3 4 4 4 5 4 4 3 5 2 5 2 2 5 3 4 4 3 4 4 3 4 2 2 2 4 4 5 4 5 2 3
B 4 3 3 3 3 5 3 4 4 5 3 4 5 4 2 2 3 2 4 4 4 3 4 3 4 3 4 2 4 3 4 3 4 4 3 3 2 4 3 2 5 2 4 4 3 4 4 2 4 3 3 2 3 3 3 4 3 2 3
B 5 4 3 4 4 5 3 4 5 4 4 5 4 3 4 2 2 3 4 3 5 4 5 3 4 3 4 3 3 3 4 5 4 5 3 4 4 4 3 2 4 3 4 3 3 4 5 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 3 3
B 6 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 3 4 2 2 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 3 3 4 2 4 4 3 4 3 4 4 3 2 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 2 4
B 7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 2 2 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 5
B 8 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 2 4 3 3 4 3 4 3 4 2 3 3 3 3 4 3 4 4 3 2 4 2 2 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4
B 9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 2 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 2 4 3 2 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 2 4
B 10 3 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 2 4 3 3 4 4 2 4 4 4 3 4 4 2 4 3 2 4 4 3 4 4 4 2 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 2 4
B 11 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 2 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4
B 12 3 2 4 4 5 3 4 5 4 4 4 4 3 2 2 2 4 4 4 4 3 2 4 3 5 3 4 5 4 4 4 4 3 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
B 13 3 2 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 2 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
B 14 4 3 3 3 5 3 3 4 4 3 4 3 3 2 2 4 4 3 4 3 4 3 3 3 5 3 3 4 4 3 4 3 3 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
116
B 15 4 3 2 2 4 2 3 4 4 4 3 4 3 3 2 3 4 4 3 4 4 3 2 2 4 2 3 4 4 4 3 4 3 3 2 3 3 3 3 5 4 4 2 3 3 5 3 3 4 4 3 2 2 4 2 3 4 4
B 16 4 2 3 3 5 3 4 5 4 4 3 3 3 2 3 3 3 4 2 3 4 4 3 4 3 5 4 2 4 2 3 1 4 3 4 4 4 2 4 4 4 3 5 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 4 4 2 3
B 17 3 3 2 4 4 2 3 5 5 4 4 4 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 4 3 2 4 3 2 3 3 3 2 4 3 5 2 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 2 2 4 2 4 3 4 3 3 3 4
B 18 3 2 2 3 4 3 3 5 5 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 4 4 2 3 2 4 3 3 3 3 2 1 4 2 4 2 3 2 2 3 5 2 4 4 3 4 3 3 2 3 3 3 3 5 4 4 2 3
B 19 4 3 3 3 5 3 3 4 4 3 4 3 3 2 2 4 2 4 3 4 3 3 3 4 3 4 2 4 3 4 2 2 3 3 5 2 4 2 3 4 5 4 4 3 4 3 2 3 3 4 2 3 4 3 3 4 2 3
B 20 4 3 2 2 4 2 3 4 4 4 3 4 3 3 2 3 3 3 3 5 4 4 2 3 3 5 3 3 3 4 5 2 4 3 5 2 5 2 2 5 4 4 4 4 4 4 3 2 2 2 3 4 3 5 4 5 2 4
B 21 5 3 4 3 5 3 3 5 4 3 5 3 3 3 2 4 2 3 4 4 3 4 3 4 3 2 2 4 3 4 2 2 3 3 5 2 4 2 3 4 5 4 4 5 4 3 4 3 3 4 2 4 4 3 3 4 2 4
B 22 3 2 4 4 5 4 4 5 4 3 4 4 3 3 3 2 2 4 3 4 4 5 2 4 3 4 2 3 4 2 2 5 4 3 3 3 3 2 3 3 3 5 5 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 5 3 3 3 4
B 23 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 5 2 3 2 4 2 5 5 4 3 3 3 2 2 2 3 4 3 5 2 5 4 3 3 2 5 4 4 5 3 3 4 4 2 2 2 4
B 24 4 3 4 5 5 3 3 4 4 3 4 3 3 2 2 4 2 4 3 4 5 4 3 4 3 4 2 4 4 4 2 2 4 4 5 2 4 2 4 4 5 4 4 3 4 4 2 3 4 4 2 3 4 4 3 4 2 4
B 25 4 3 3 5 4 3 4 4 4 3 4 4 2 3 2 3 2 4 4 5 4 4 2 3 4 4 2 4 5 3 4 4 3 2 4 2 3 4 2 3 5 4 5 4 5 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 2 4
59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90
2 4 2 4 4 3 4 2 3 2 4 5 3 4 5 4 3 3 3 3 4 3 4 5 2 3 4 4 3 3 5 3
3 5 3 4 4 3 4 4 2 2 5 5 4 4 4 3 4 3 2 4 2 2 4 3 2 4 3 3 4 2 4 4
3 4 3 3 4 4 3 2 4 3 5 4 4 3 5 5 2 4 4 3 4 3 4 4 3 5 4 4 3 3 4 3
2 5 4 4 4 3 3 3 2 2 5 3 4 4 4 3 3 3 2 4 3 4 4 5 2 5 4 4 2 2 4 4
4 5 4 4 3 4 4 3 3 2 5 4 3 4 4 3 4 3 2 2 4 4 3 5 4 3 3 4 3 2 4 5
3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 2 4 4 3 4 4 2 4 3
4 4 3 3 3 5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 5 4 4 3 3 3 3 2 4 3 3 3 4 3 3
3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 3 3 3 4 2
4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 2 4 3 4 3 3 4 4 3 2 4 4 4 3 4 2 3 2 4 4 4 3
4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 2 4 4 3 4 4 4 2 4 2 4 4 3 3 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4
117
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4
4 3 4 3 3 2 3 3 3 3 5 4 4 2 3 3 5 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 5 4 4 2
2 4 3 3 5 4 4 2 3 3 3 3 3 3 2 1 4 2 4 2 3 2 2 3 5 2 4 2 4 2 4 3
3 4 2 4 3 3 4 2 3 2 4 2 3 4 2 2 3 3 5 2 4 2 3 4 5 4 4 2 3 3 3 3
3 5 3 3 5 4 5 2 4 3 2 3 4 3 5 2 4 3 5 2 5 2 2 5 4 4 4 3 4 2 3 4
2 4 2 3 4 3 5 2 4 2 3 3 3 3 4 3 3 2 4 2 4 4 3 3 4 4 4 2 2 3 4 3
3 4 2 3 4 3 3 3 4 3 4 2 4 3 3 5 4 3 4 4 4 2 4 4 4 5 4 4 3 3 3 3
2 4 2 3 4 4 5 2 4 2 4 3 3 4 4 3 5 2 4 2 4 4 3 3 4 4 4 2 2 3 3 3
3 4 2 2 3 3 5 2 3 2 5 2 4 4 3 4 2 2 2 3 4 4 4 5 2 3 4 2 2 3 3 3
4 3 3 3 4 4 4 2 2 2 5 5 5 4 4 3 4 3 2 2 5 3 3 3 3 3 4 2 2 2 3 3
2 4 2 3 4 4 5 2 4 2 4 3 3 4 4 3 4 2 4 2 4 4 3 5 4 3 4 2 4 3 3 3
3 4 2 2 5 5 4 3 4 4 4 3 5 5 3 5 5 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 2 4 3
Lampiran 4 Analisi Data 1. Uji Validitas Correlations BT_2 BT_3 Pearson Correlation 1 ,838** ,537** BT_1 Sig. (2-tailed) ,000 ,001 N 35 35 35 Pearson Correlation ,838** 1 ,555** BT_2 Sig. (2-tailed) ,000 ,001 N 35 35 35 Pearson Correlation ,537** ,555** 1 BT_3 Sig. (2-tailed) ,001 ,001 N 35 35 35 Pearson Correlation ,578** ,483** ,544** BT_4 Sig. (2-tailed) ,000 ,003 ,001 N 35 35 35 Pearson Correlation ,688** ,644** ,593** BT_5 Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 N 35 35 35 Pearson Correlation ,890** ,863** ,793** JML_X Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 1 N 35 35 35 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). BT_1
Correlations BT_7 BT_8 Pearson Correlation 1 ,673** ,436** BT_6 Sig. (2-tailed) ,000 ,009 N 35 35 35 Pearson Correlation ,673** 1 ,463** BT_7 Sig. (2-tailed) ,000 ,005 N 35 35 35 Pearson Correlation ,436** ,463** 1 BT_8 Sig. (2-tailed) ,009 ,005 N 35 35 35 Pearson Correlation ,567** ,664** ,284 BT_9 Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,099 N 35 35 35 Pearson Correlation ,342* ,345* ,240 BT_10 Sig. (2-tailed) ,044 ,042 ,166 N 35 35 35 Pearson Correlation ,809** ,827** ,641** JML_X Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 2 N 35 35 35 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). BT_6
118
BT_4 ,578** ,000 35 ,483** ,003 35 ,544** ,001 35 1 35 ,498** ,002 35 ,739** ,000 35
BT_9 ,567** ,000 35 ,664** ,000 35 ,284 ,099 35 1 35 ,589** ,000 35 ,817** ,000 35
BT_5 ,688** ,000 35 ,644** ,000 35 ,593** ,000 35 ,498** ,002 35 1 35 ,825** ,000 35
BT_10 ,342* ,044 35 ,345* ,042 35 ,240 ,166 35 ,589** ,000 35 1 35 ,674** ,000 35
JML_X1 ,890** ,000 35 ,863** ,000 35 ,793** ,000 35 ,739** ,000 35 ,825** ,000 35 1 35
JML_X2 ,809** ,000 35 ,827** ,000 35 ,641** ,000 35 ,817** ,000 35 ,674** ,000 35 1 35
Correlations BT_12 BT_13 Pearson Correlation 1 ,390* ,313 BT_11 Sig. (2-tailed) ,021 ,067 N 35 35 35 Pearson Correlation ,390* 1 ,748** BT_12 Sig. (2-tailed) ,021 ,000 N 35 35 35 Pearson Correlation ,313 ,748** 1 BT_13 Sig. (2-tailed) ,067 ,000 N 35 35 35 Pearson Correlation ,769** ,626** ,241 BT_14 Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,163 N 35 35 35 Pearson Correlation ,431** ,481** ,166 BT_15 Sig. (2-tailed) ,010 ,003 ,341 N 35 35 35 Pearson Correlation ,725** ,883** ,639** JML_X Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 3 N 35 35 35 *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). BT_11
Correlations BT_17 BT_18 Pearson Correlation 1 ,538** ,753** BT_16 Sig. (2-tailed) ,001 ,000 N 35 35 35 Pearson Correlation ,538** 1 ,686** BT_17 Sig. (2-tailed) ,001 ,000 N 35 35 35 Pearson Correlation ,753** ,686** 1 BT_18 Sig. (2-tailed) ,000 ,000 N 35 35 35 Pearson Correlation ,432** ,506** ,578** BT_19 Sig. (2-tailed) ,010 ,002 ,000 N 35 35 35 Pearson Correlation ,461** ,509** ,496** BT_20 Sig. (2-tailed) ,005 ,002 ,002 N 35 35 35 Pearson Correlation ,809** ,813** ,887** JML_X Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 4 N 35 35 35 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). BT_16
119
BT_14 ,769** ,000 35 ,626** ,000 35 ,241 ,163 35 1 35 ,526** ,001 35 ,831** ,000 35
BT_19 ,432** ,010 35 ,506** ,002 35 ,578** ,000 35 1 35 ,434** ,009 35 ,731** ,000 35
BT_15 ,431** ,010 35 ,481** ,003 35 ,166 ,341 35 ,526** ,001 35 1 35 ,679** ,000 35
BT_20 ,461** ,005 35 ,509** ,002 35 ,496** ,002 35 ,434** ,009 35 1 35 ,732** ,000 35
JML_X3 ,725** ,000 35 ,883** ,000 35 ,639** ,000 35 ,831** ,000 35 ,679** ,000 35 1 35
JML_X4 ,809** ,000 35 ,813** ,000 35 ,887** ,000 35 ,731** ,000 35 ,732** ,000 35 1 35
Correlations BT_22 BT_23 Pearson Correlation 1 ,278 ,259 BT_2 Sig. (2-tailed) ,107 ,133 1 N 35 35 35 Pearson Correlation ,278 1 ,513** BT_2 Sig. (2-tailed) ,107 ,002 2 N 35 35 35 Pearson Correlation ,259 ,513** 1 BT_2 Sig. (2-tailed) ,133 ,002 3 N 35 35 35 Pearson Correlation ,656** ,414* ,419* BT_2 Sig. (2-tailed) ,000 ,013 ,012 4 N 35 35 35 Pearson Correlation ,341* ,550** ,507** BT_2 Sig. (2-tailed) ,045 ,001 ,002 5 N 35 35 35 Pearson Correlation ,682** ,743** ,728** JML_ Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 Y N 35 35 35 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). BT_21
BT_24 ,656** ,000 35 ,414* ,013 35 ,419* ,012 35 1 35 ,478** ,004 35 ,797** ,000 35
BT_25 ,341* ,045 35 ,550** ,001 35 ,507** ,002 35 ,478** ,004 35 1 35 ,768** ,000 35
JML_Y ,682** ,000 35 ,743** ,000 35 ,728** ,000 35 ,797** ,000 35 ,768** ,000 35 1 35
2. Uji Reliabilitas Reliability Statistics X1 Cronbach's Cronbach's Alpha Alpha Based on Standardized Items ,879 ,880
Reliability Statistics X2 Cronbach's Cronbach's N of Items Alpha Alpha Based on Standardized Items ,806 ,810 5
N of Items
5
Reliability Statistics X3 Cronbach's Alpha
Reliability Statistics X4
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items
,813
N of Items
,815
5
Reliability Statistics Y Cronbach's Alpha
,797
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items ,798
N of Items
5
120
Cronbach's Alpha
,855
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items ,854
N of Items
5
3. Uji Multicolinearity Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients B
(Constant)
Std. Error
-2,033
JML_X1 ,267 1 JML_X2 ,336 JML_X3 ,104 JML_X4 ,408 a. Dependent Variable: JML_Y
Model JML_X4 JML_X3 Correlations JML_X2 JML_X1 1 JML_X4 JML_X3 Covariances JML_X2 JML_X1 a. Dependent Variable: JML_Y
Standardized Coefficients
t
Sig.
Collinearity Statistics
Beta
Tolerance
2,964 ,087 ,133 ,118 ,092
,284 ,205 ,070 ,408
-,686
,495
3,069 2,527 ,876 4,449
,003 ,013 ,383 ,000
Coefficient Correlations a JML_X4 JML_X3 1,000 -,001 -,001 1,000 -,073 -,164 -,497 -,079 ,008 -1,025E-005 -1,025E-005 ,014 -,001 -,003 -,004 -,001
4. Uji Heteroscedasticity
5. Uji Normalitas
Plot
121
JML_X2 -,073 -,164 1,000 -,106 -,001 -,003 ,018 -,001
VIF
,722 ,935 ,958 ,733
JML_X1 -,497 -,079 -,106 1,000 -,004 -,001 -,001 ,008
1,385 1,069 1,043 1,364
6. Uji Statistik a. Uji t
Model
Coefficientsa Unstandardized Standardize Coefficients d Coefficients B Std. Error Beta
(Constant) -2,033 JML_X1 ,267 1 JML_X2 ,336 JML_X3 ,104 JML_X4 ,408 a. Dependent Variable: JML_Y
2,964 ,087 ,133 ,118 ,092
,284 ,205 ,070 ,408
t
-,686 3,069 2,527 ,876 4,449
Sig.
,495 ,003 ,013 ,383 ,000
95,0% Confidence Interval for B Lower Bound -7,926 ,094 ,072 -,131 ,226
Upper Bound 3,860 ,440 ,600 ,339 ,591
b. Uji F Sum of Squares
ANOVAa df
Regression
491,330
4
Mean Square 122,833
Residual
542,770
85
6,386
1034,100
89
Model
1
Total
F
Sig.
19,236
,000b
a. Dependent Variable: JML_Y b. Predictors: (Constant), JML_X4, JML_X3, JML_X2, JML_X1
c. Regresi Linier Berganda Model
Coefficientsa Unstandardized Standardize Coefficients d Coefficients B Std. Error Beta
(Constant) -2,033 JML_X1 ,267 1 JML_X2 ,336 JML_X3 ,104 JML_X4 ,408 a. Dependent Variable: JML_Y
2,964 ,087 ,133 ,118 ,092
122
,284 ,205 ,070 ,408
t
-,686 3,069 2,527 ,876 4,449
Sig.
,495 ,003 ,013 ,383 ,000
95,0% Confidence Interval for B Lower Bound -7,926 ,094 ,072 -,131 ,226
Upper Bound 3,860 ,440 ,600 ,339 ,591
Lampiran 5
Jl. Letjend. Sukowati No. 9 Telp. ( 0298 ) 312729, e-mail :
[email protected]
123
124
125
126