i
PENGARUH KEPADATAN TANAH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.)
RINI DWI KUSUMAWATI A14070009
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA LAHAN DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012
ii
ABSTRAK RINI DWI KUSUMAWATI. Pengaruh Kepadatan Tanah Terhadap Petumbuhan dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.). Dibimbing oleh OTENG HARIDJAJA dan ENNI DWI WAHJUNIE. Jumlah penduduk yang semakin meningkat menyebabkan peningkatan kebutuhan akan pangan. Kondisi tersebut menuntut sektor pertanian untuk dapat meningkatkan produksinya. Salah satu cara untuk meningkatkan produksi pertanian dilakukan dengan usaha intensifikasi pertanian yang menerapkan sistem pengolahan secara intensif. Namun tanpa disadari dalam jangka panjang pengolahan tanah intensif akan menyebabkan terjadinya pemadatan tanah. Tujuan dari penelitian ini, untuk mengetahui pengaruh kepadatan tanah yang dinyatakan dalam perbedaan bobot isi tanah yang paling efektif untuk mendukung pertumbuhan, produksi, dan daya tembus ginofora pada tanaman kacang tanah. Pengambilan sampel tanah Podsolik dilakukan pada minggu ke-1 bulan Oktober 2011 di daerah Jasinga. Penentuan sifat kimia dan fisika tanah dilakukan di Laboratorium Kesuburan Tanah dan Laboratorium Fisika dan Konservasi Tanah, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor pada bulan November 2011 – Januari 2012. Penanaman kacang tanah dilakukan di greenhouse University Farm IPB pada bulan FebruariJuni 2012. Penelitian ini dilaksanakan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang selanjutnya dilakukan uji lanjut Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5% dan pengujian dalam bentuk persamaan regresi. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kepadatan tanah berpengaruh nyata terhadap hantaran hidrolik dan nilai resistensi tanah baik sebelum penanaman maupun setelah penanaman kacang tanah, namun tidak berpengaruh nyata terhadap kadar air kapasitas lapang. Pada tanaman kacang tanah, peningkatan kepadatan tanah berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman yaitu tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, jumlah bunga, biomassa tajuk basah, dan panjang akar. Kepadatan tanah tidak berpengaruh nyata terhadap biomassa tajuk kering, biomassa akar basah dan kering. Kepadatan tanah memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap hasil produksi kacang tanah yaitu polong dan biji. Pengaruh kepadatan tanah juga terlihat berpengaruh nyata pada daya tembus ginofora. Kata kunci: ginofora, hasil kacang tanah, kepadatan tanah, pertumbuhan kacang tanah
i
ABSTRACT RINI DWI KUSUMAWATI. Effects of Soil Compaction on Growth and Production of Peanut. Supervised of OTENG HARIDJAJA and ENNI DWI WAHJUNIE.
The population growth increase the consumption of the food. These conditions require the agricultural sector to increase production. To increase agricultural production can be done by agricultural intensification that applies maximum tillage systems. But without realizing, the long-term intensive tillage can cause soil compaction. The purpose of this research is to find out and see the effect of soil compaction, expressed by the differences in soil bulk density, to support the growth, yield production, and penetrating of gynofora on peanut. This research used soil material from Jasinga district (Podsolik Jasinga), conducted at Soil Physical and Conservation Laboratory, Soil Chemistry Laboratory, Departemen of Soil Science and Land Resources, Faculty of Agriculture IPB, and Greenhouse of University Farm IPB. Completed random design is used as experimental design and Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) is used to identify the effect of treatment. The bulk density results of the research showed that the increasing of soil density (soil compaction) has significantly affect on hydraulic conductivity and soil resistance value before planting or after planting peanuts, but didn’t significantly affect on water holding capacity at field capacity used Alhricks. For peanut, soil compaction significantly affect to plant height, stem diameter, number of leaves, number of flowers, wet canopy biomass and root length. The soil compaction didn’t significantly affect on canopy biomass dry, wet and dry root biomass. The soil compaction gives a significantly affect on crop yield production (peanut and seed). Effect of soil compaction was also visible at gynofora penetration and growth. Keywords: gynofora, peanut crop yield, soil compaction, plant growth.
ii
PENGARUH KEPADATAN TANAH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.)
RINI DWI KUSUMAWATI A14070009
Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA LAHAN DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012
i
Judul skripsi
: Pengaruh Kepadatan Tanah Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.)
Nama Mahasiswa
: Rini Dwi Kusumawati
NRP
: A14070009
Departemen
: Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan
Menyetujui, Dosen Pembimbing 1
Dosen Pembimbing 2
Dr. Ir. Oteng Haridjaja, M.Sc NIP. 19490106 1974031 002
Dr. Ir. Enni Dwi Wahjunie, M.Si NIP. 19600330 198601 2 001
Mengetahui, Ketua Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan
Dr. Ir. Syaiful Anwar, M.Sc NIP. 19621113 198703 1 003 Tanggal Lulus:
ii
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama lengkap Rini Dwi Kusumawati yang merupakan puteri kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Endi Perdanakusumah dan Ibu Nunung Nurhaety. Penulis dilahirkan di Kota Bogor pada tanggal 2 Oktober 1989. Penulis mengikuti pendidikan dasarnya di SDN 1 Sintang, Kalimantan Barat pada tahun 1996-1998 dan menyelesaikannya di SDN 1 Boyolali Kabupaten Boyolali pada tahun 2001. Kemudian melanjutkan ke sekolah menengah di SMPN 1 Kota Cirebon dan lulus pada tahun 2004. Penulis melanjutkan sekolah ke SMAN 1 Kota Cirebon dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun yang sama penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Selama masa kuliah, penulis pernah aktif dalam organisasi Paduan Suara IPB Agriaswara. Pada tahun ketiga, penulis aktif sebagai pengurus Badan Pengawas Himpunan Mahasiswa Ilmu Tanah (BPHMIT) sebagai sekretaris (2010-2011). Memasuki semester delapan, penulis sempat menjadi asisten praktikum mata kuliah Fisika Tanah.
iii
KATA PENGANTAR Puji Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ‘Pengaruh Kepadatan Tanah Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.)’’. Skripsi ini merupakan salah satu syarat meraih gelar Sarjana Pertanian di Departemen Ilmu Tanah dan Sumber daya Lahan, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Tujuan dari penelitian ini, diharapkan dapat mengetahui dan melihat pengaruh kepadatan tanah yang dinyatakan dalam perbedaan bobot isi tanah yang paling efektif untuk mendukung pertumbuhan, produksi dan daya tembus ginofora pada tanaman kacang tanah. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2011 sampai Juni 2012. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan melihat pengaruh kepadatan tanah untuk mendukung pertumbuhan, produksi, dan daya tembus ginofora pada tanaman kacang tanah. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kepadatan tanah berpengaruh nyata terhadap hantaran hidrolik, nilai resistensi tanah baik sebelum penanaman maupun setelah penanaman kacang tanah, pertumbuhan, produksi dan daya tembus ginofora pada tanaman kacang tanah. Peningkatan kepadatan tanah tidak berpengaruh nyata terhadap kadar air kapasitas lapang Penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada Dr. Ir. Oteng Haridjaja, M.Sc., dan Dr. Ir. Enni Dwi Wahjunie, M.Si selaku pembimbing, orang tua dan keluarga, para sahabat terbaik Ika, Eni, Heni, Adiz, Citra, Mia, Nindy, dan seluruh keluarga Soilscaper 44, serta pihak-pihak yang telah membantu dalam penelitian ini. Kritik dan saran yang membangun penulis harapkan dalam skripsi ini sehingga bisa menjadi lebih baik. Penulis juga berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.
Bogor, Oktober 2012
Rini Dwi Kusumawati
iv
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii DAFTAR ISI..........................................................................................................................iiv DAFTAR TABEL.................................................................................................vi DAFTAR GAMBAR.............................................................................................ix PENDAHULUAN .................................................................................................. 1 Latar Belakang ............................................................................................ 1 Tujuan......................................................................................................... .2 Manfaat Penelitian........................................................................................2 Hipotesis Penelitian......................................................................................2 TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... ..3 Pemadatan Tanah ........................................................................................ 3 Sifat Mekanik Tanah ................................................................................... 3 Bobot Isi ...................................................................................................... 4 Kacang Tanah .............................................................................................. 4 Fisiologi dan Pertumbuhan Kacang Tanah ................................................. 6 BAHAN DAN METODE ...................................................................................... 8 Waktu dan Tempat penelitian ..................................................................... 8 Alat dan Bahan.............................................................................................8 Perlakuan Penelitian......................................................................................9 Pengambilan Bahan Tanah...........................................................................9 Analisis Tanah Awal...................................................................................11 Simulasi Kepadatan Tanah..........................................................................11 Analisis Tanah Setelah Pemadatan Tanah..................................................12 Kadar Air Kapasitas Lapang...........................................................12 Hantaran Hidrolik...........................................................................13 Resistensi Tanah.............................................................................13
v
Penanaman Kacang Tanah..........................................................................13 Parameter Pertumbuhan Tanaman..............................................................14 Analisis Data...............................................................................................16 HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................................18 Karakteristik Tanah Sebelum Pemadatan...................................................18 Karakteristik Tanah Setelah Pemadatan .................................................... 18 Kadar Air Kapasitas Lapang ....................................................... 18 Hantaran Hidrolik ........................................................................ 21 Pengaruh Kepadatan Tanah Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kacang Tanah ......................................................................................................... 22 Resistensi Tanah .......................................................................... 22 Tinggi Tanaman .......................................................................... 24 Diameter Batang...........................................................................25 Jumlah Daun ................................................................................ 27 Jumlah Bunga .............................................................................. 30 Akar..............................................................................................32 Biomassa.......................................................................................33 Ginofora dan Polong.....................................................................33 Pengaruh Kepadatan Tanah Terhadap Daya Tembus dan Perkembangan Ginofora, serta Hasil Polong Kacang Tanah..............................................36 Resistensi Tanah.............................................................................36 Polong.............................................................................................38 KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 40 Kesimpulan................................................................................................ 40 Saran .......................................................................................................... 40 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 41 LAMPIRAN ......................................................................................................... 44
vi
DAFTAR TABEL Teks Nomor
Halaman
1.
Parameter pengukuran dan alat yang digunakan..........................
9
2.
Parameter analisis tanah awal dan metode yang digunakan.........
11
3.
Parameter pengamatan pada perlakuan pengaruh kepadatan tanah terhadap pertumbuhan dan hasil kacang tanah...................
4.
Parameter pengamatan pada perlakuan pengaruh kepadatan tanah terhadap daya tembus dan perkembangan ginofora............
15
15
5.
Hasil analisis sifat kimia tanah Podsolik Jasinga.........................
18
6.
Pengaruh kepadatan tanah terhadap kadar air kapasitas lapang...
19
7.
Perbandingan nilai kadar air kapasitas lapang metode pF 2,54 dan Alhricks yang dipengaruhi kepadatan tanah..........................
8.
Hantaran hidrolik tanah pada berbagai tingkat kepadatan tanah.......................………………………..………………….....
9.
Pengaruh kepadatan tanah terhadap resistensi tanah sebelum dan setelah penanaman...........................................................…..
20
21
22
10.
Pengaruh kepadatan tanah terhadap tinggi tanaman ………........
24
11.
Pengaruh kepadatan tanah terhadap diameter batang tanaman....
26
12.
Pengaruh kepadatan tanah terhadap jumlah daun ........................
27
13.
Pengaruh kepadatan tanah terhadap jumlah bunga.......................
31
14.
Pengaruh kepadatan tanah terhadap akar tanaman.......................
32
15.
Pengaruh kepadatan tanah terhadap biomassa tajuk tanaman......
33
16.
Pengaruh kepadatan tanah terhadap ginofora dan polong............
34
17.
Pengaruh kepadatan tanah terhadap produktivitas tanaman.........
35
18.
Pengaruh kepadatan tanah terhadap resistensi sebelum dan setelah ginofora menembus tanah................................................
19.
Perbandingan nilai resistensi tanah pada percobaan 1 dan percobaan 2...................................................................................
20
Pengaruh kepadatan tanah terhadap perkembangan polong.........
36
37 39
vii
Lampiran Nomor 1.
Halaman Kriteria penilaian hasil analisa tanah Balai Penelitian Tanah Tahun 2005…………………………….......................................
2.
Rekapitulasi sidik ragam pengaruh kepadatan tanah terhadap sifat fisik tanah……...……..........................................................
3.
51
Rekapitulasi sidik ragam pengaruh kepadatan tanah terhadap ginofora dan polong......................................................................
10.
51
Rekapitulasi sidik ragam pengaruh kepadatan tanah terhadap biomassa tajuk .............................................................................
9.
50
Rekapitulasi sidik ragam pengaruh kepadatan tanah terhadap akar tanaman.................................................................................
8.
48
Rekapitulasi sidik ragam pengaruh kepadatan tanah terhadap jumlah bunga................................................................................
7.
47
Rekapitulasi sidik ragam pengaruh kepadatan tanah terhadap jumlah daun..................................................................................
6.
46
Rekapitulasi sidik ragam pengaruh kepadatan tanah terhadap diameter batang tanaman..............................................................
5.
46
Rekapitulasi sidik ragam pengaruh kepadatan tanah terhadap tinggi tanaman..............................................................................
4.
45
52
Rekapitulasi sidik ragam pengaruh kepadatan tanah terhadap sifat fisik (resistensi), ginofora, dan polong pada percobaan 2
52
(P2)............................................................................................... 11.
Perbedaan nilai resistensi sebelum dan setelah tanam pada perlakuan pengaruh kepadatan tanah terhadap pertumbuhan dan hasil kacang
53
tanah (percobaan1)................................................................................
12.
Perbedaan nilai resistensi sebelum dan setelah ginofora menembus tanah pada perlakuan pengaruh kepadatan tanah terhadap daya
54
tembus dan perkembangan ginofora (percobaan 2)...........................
13.
Hasil pengamatan tinggi tanaman.................................................
55
14.
Hasil pengamatan diameter batang...............................................
56
viii
15.
Hasil pengamatan jumlah daun.....................................................
57
16.
Hasil pengamatan jumlah bunga...................................................
58
17.
Hasil pengamatan panjang dan biomassa akar.............................
59
18.
Hasil pengamatan biomassa tajuk tanaman..................................
59
19.
Hasil pengamatan jumlah ginofora dan polong............................
60
20.
Hasil pengamatan bobot polong dan biji......................................
60
21.
Hasil pengamatan polong dan biji percobaan 2 (P2)....................
62
22.
Hasil pengamatan kadar air kapasitas lapang (Metode Alhricks).
63
23.
Hasil pengamatan hantaran hidrolik.............................................
63
24.
Hasil pengamatan resistensi tanah pada tanaman kacang tanah sebelum penanaman......................................................................
25.
Hasil pengamatan resistensi tanah pada tanaman kacang tanah setelah penanaman........................................................................
26.
65
Hasil pengamatan resistensi tanah pada tanaman kacang tanah sebelum ginofora menembus tanah..............................................
27.
64
66
Hasil pengamatan resistensi tanah pada tanaman kacang tanah sebelum ginofora menembus tanah..............................................
67
ix
DAFTAR GAMBAR Teks Nomor
Halaman
1.
Design tata letak perlakuan penelitian……………......................
10
2.
Diagram alir tahap penelitian………….......................................
16
3.
Grafik hubungan kepadatan tanah dengan kadar air kapasitas lapang……………………............................................................
19
4.
Grafik hubungan kepadatan tanah dengan hantaran hidrolik.......
21
5.
Grafik hubungan kepadatan tanah denga nilai resistensi tanah sebelum dan setelah ditanami kacang tanah.................................
23
6.
Grafik hubungan kepadatan tanah dengan tinggi tanaman...........
25
7.
Grafik hubungan kepadatan tanah dengan diameter batang tanaman.........................................................................................
27
8.
Grafik hubungan kepadatan tanah dengan jumlah daun...............
29
9.
Grafik hubungan kepadatan tanah dengan jumlah bunga.............
31
10.
Grafik hubungan kepadatan tanah dengan nilai resistensi tanah sebelum dan setelah ginofora menembus tanah...........................
37
Lampiran Nomor
Halaman
1.
Tanah yang dikering udarakan…………………………….......
68
2.
Percobaan di rumah kaca............................................................
68
3.
Tanaman kacang tanah yang terserang hama tungau.................
69
4.
Tanaman kacang tanah terserang hama Aphis............................
69
5.
Pemberian pestisida Curaccron pada 8MST...............................
69
6.
Tinggi tanaman kacang tanah (12 MST)....................................
70
7.
Panjang akar tanaman kacang tanah pada setiap perlakuan kepadatan tanah (BI)..................................................................
70
8.
Hasil polong kacang tanah.........................................................
71
9.
Perlakuan percobaan 2...............................................................
71
1
PENDAHULUAN Latar Belakang Jumlah penduduk yang semakin meningkat menyebabkan peningkatan kebutuhan akan pangan. Kondisi tersebut menuntut sektor pertanian untuk dapat meningkatkan produksinya. Usaha untuk meningkatkan produksi pertanian dilakukan dengan cara intensifikasi dan ekstensifikasi. Usaha intensifikasi adalah meningkatkan produktivitas lahan dengan penggunaan input sumberdaya yang optimum, sedangkan ekstensifikasi yaitu dengan membuka areal baru untuk pertanian. Namun penerapan ekstensifikasi pertanian yang menuntut pembukaan lahan baru tidak dimungkinkan saat ini. Karena itu intensifikasi pertanian lebih difokuskan untuk meningkatkan produksi pertanian. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan menerapkan sistem pengolahan tanah secara intensif. Pengolahan tanah intensif adalah sistem pengolahan tanah yang melakukan penggarapan tanah secara maksimal dan membalik-balikan tanah hingga kedalaman ± 20 cm. Pengolahan tanah ini ditujukan untuk mendapatkan kondisi tanah yang baik dalam mendukung pertumbuhan akar, sehingga diperoleh hasil produksi yang diinginkan. Namun tanpa disadari dalam jangka panjang pengolahan tanah intensif menyebabkan pemadatan tanah. Pemadatan tanah adalah penyusunan partikel-partikel padatan di dalam tanah karena adanya gaya tekan pada permukaan tanah sehingga ruang pori tanah berkurang. Pemadatan tanah menyebabkan peningkatan tahanan penetrasi tanah dan terganggunya penyediaan unsur hara, pergerakan dan absorbsi air sehingga pertumbuhan tanaman menjadi terganggu (Damanik, 2007). Tingkat kepadatan tanah akan berkorelasi negatif dengan pertumbuhan tanaman. Pada tanah yang terlalu padat pertukaran udara menjadi lambat, kandungan oksigen dalam tanah cukup rendah dan permeabilitas terhambat sehingga air akan tergenang dan menghambat perkembangan tanaman. Pemadatan tanah memberikan hambatan mekanik bagi pertumbuhan tanaman, sehingga dapat menghambat perkecambahan dan mencegah sistem perakaran, yang akhirnya dapat mengurangi hasil produksi.
2
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1.
Mengetahui pengaruh kepadatan tanah terhadap pertumbuhan dan produksi kacang tanah
2.
Mengetahui pengaruh kepadatan tanah terhadap daya tembus ginofora kacang tanah Manfaat Penelitian Dengan diketahuinya pengaruh kepadatan tanah terhadap pertumbuhan
dan produksi kacang tanah, maka diharapkan dapat memberikan informasi mengenai bobot isi dan resistensi tanah sebagai penciri kepadatan tanah yang paling sesuai untuk pertumbuhan dan produksi kacang tanah, serta daya tembus ginofora kacang tanah.
Hipotesis Penelitian 1.
Semakin padat suatu tanah maka pertumbuhan tanaman akan semakin terhambat
2.
Peningkatan kepadatan tanah akan menghambat daya tembus ginofora sehingga mengurangi hasil produksi
3
TINJAUAN PUSTAKA Pemadatan Tanah Hillel (1998) menyatakan bahwa tanah yang padat memiliki ruang pori yang rendah sehingga menghambat aerasi, penetrasi akar, dan drainase. Menurut Maryamah (2010) pemadatan tanah menyebabkan peningkatan pori pengikat air dan resistensi tanah, namun permeabilitas akan menurun seiring dengan peningkatan kepadatan tanah. Pemadatan merupakan masalah yang kompleks dan mempunyai hubungan yang nyata dengan sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Pemadatan tanah akan menghambat pertumbuhan tanaman. Pemadatan tanah akan memberikan tahanan mekanik bagi pertumbuhan tanaman sehingga dapat mengurangi perkecambahan, mencegah sistem perakaran, dan akibatnya dapat mengurangi produksi tanaman (Damanik, 2007). Wilson (2006) menyatakan bahwa selain mengganggu pertumbuhan akar, pemadatan dan perusakan tanah akan merubah sifat fisik tanah yang mengakibatkan terjadinya run off dan erosi tanah. Menurut Simanjuntak (2005) tanah yang padat perlu digemburkan. Ketika akar tanaman tumbuh pada lapisan gembur dan kemudian tertahan oleh lapisan padat maka akar akan membelok horizontal dan mungkin tumbuh dalam lapisan tersebut dengan ukuran yang pendek atau berkembang tidak sempurna. Perpanjangan akar akan terhenti atau memanjang pada arah yang sama dengan kecepatan yang lebih rendah. Pada tanah yang padat pertukaran udara menjadi lambat, kandungan oksigen di dalam tanah menjadi rendah, dan permeabilitas terhambat, sehingga air akan tergenang dan menghambat pertumbuhan tanaman.
Sifat Mekanik Tanah Sifat mekanik tanah adalah sifat-sifat tanah yang berkenaan dengan berbagai gaya. Sifat mekanik tanah erat kaitannya dengan kekuatan dan kekompakan tanah. Kekuatan tanah adalah kemampuan untuk menyangga tekanan tanpa rusak atau mengalami deformasi yang berarti. Kekuatan tanah adalah kapasitas tanah untuk menahan gaya-gaya tanpa mengalami kerusakan pada tanah
4
yang bersangkutan. Kondisi kekuatan tanah terlalu tinggi menyebabkan sulitnya akar menembus tanah. Kekompakkan
tanah
merupakan
peningkatan
kerapatan
tanah.
Kekompakkan tanah umumnya terjadi pada tanah bagian bawah. Kekompakkan pada lapisan bawah lebih sulit diperbaiki dari pada kekompakkan pada lapisan atas. Kondisi ini akan sulit ditembus akar tanaman sehingga perkecambahan dan pertumbuhan tanaman menjadi terganggu serta dapat mempengaruhi produktivitas tanaman (Maryamah, 2010).
Bobot Isi Bobot isi tanah (bulk density) adalah bobot kering suatu unit volume tanah dalam keadaan utuh, dinyatakan dalam gram tiap sentimeter kubik (g/cm3). Dalam hal ini jumlah ruangan yang ditempati air dan udara turut diperhitungkan. Unit volume terdiri dari volume yang mencakup bahan padat dan ruang pori yang terdapat di antara partikel-partikel tanah. Bulk density merupakan petunjuk kepadatan tanah. Makin padat suatu tanah makin tinggi bulk density, yang berarti makin sulit untuk meneruskan air atau ditembus akar tanaman (Hardjowigeno, 2003). Bobot isi tanah merupakan perbandingan antara berat tanah kering dengan volume tanah termasuk volume pori-pori tanah tersebut dalam satu unit volume tanah pada keadaan utuh. Menurut Sofyan (2011) bobot isi tanah pada lahan pengolahan tanah konservasi sebesar 0,95 g/cm3 dan pada lahan pengolahan tanah intensif sebesar 1,12 g/cm3.
Kacang Tanah Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) yang sudah tersebar luas dan ditanam di Indonesia ini sebetulnya bukanlah tanaman asli, melainkan merupakan tanaman pangan berupa semak yang berasal dari benua Amerika, tepatnya dari Brazilia. Menurut Pitojo (2005) klasifikasi tanaman kacang tanah secara taksonomi adalah sebagai berikut :
5
Divisi
: Spermatophyta
Subdivisi
: Angiospermae
Kelas
: Dicotyledonae
Ordo
: Rosales
Famili
: Papilionaceae
Genus
: Arachis
Species
: Arachis hypogaea
Subspesies
: fastigata, hypogaea
Pada umumnya batang tanaman kacang tanah tidak berkayu dan berbulu halus. Ada yang tumbuh menjalar dan ada yang tumbuh tegak. Tinggi batang ratarata sekitar 50 cm, namun ada yang mencapai 80 cm. Tanaman dengan tipe menjalar tumbuh ke segala arah dan dapat mencapai garis tengah 150 cm. Berdasarkan adanya pigmentasi antosianin pada batang, warna batang kacang tanah dibagi menjadi dua, yaitu merah atau ungu dan hijau. Kacang tanah berdaun majemuk bersirip genap, terdiri atas empat anak daun dengan tangkai daun agak panjang. Menurut Suprapto (2005) helaian anak daun ini bertugas mendapatkan cahaya matahari sebanyak-banyaknya. Permukaan daunnya sedikt berbulu, berfungsi sebagai penahan atau penyimpan debu dan obat semprotan. Kacang tanah berakar tunggang yang tumbuh lurus ke dalam tanah mencapai kedalaman 40 cm. Pada akar tunggang tersebut tumbuh akar cabang yang diikuti oleh akar serabut. Akar kacang tanah berfungsi sebagai penopang berdirinya tanaman serta alat penyerap air dan zat-zat hara serta mineral dari dalam tanah. Cabang dan akar rambut berperan untuk memperluas permukaan akar guna meningkatkan daya serap akar tanaman tersebut. Pada pangkal dan cabang akar tunggang kacang tanah biasanya terdapat bintil-bintil bakteri Rhizobium sp. yang berperan dalam penyerapan nitrogen dari udara bebas. Kehidupan simbiosis antara kacang-kacangan dengan bakteri bintil akar Rhizobium sangat menguntungkan. Bakteri ini berkembang biak di dalam bintilbintil akar dan melakukan kegiatan fiksasi nitrogen bebas dari udara. Tanaman kacang tanah mulai berbunga kira-kira pada umur 4-6 minggu. Rangkaian yang bewarna kuning muncul pada setiap ketiak daun. Setiap bunga
6
mempunyai tangkai panjang yang berwarna putih. Akan tetapi tangkai yang berwarna putih itu bukan tangkai bunga yang sebenarnya, melainkan tabung kelopak. Bagian mahkota bunganya berwarna kuning. Umur bunga kacang tanah hanya berkisar 24 jam, kemudian layu. Kacang tanah merupakan tumbuhan yang menyerbuk sendiri. Penyerbukan bunga kacang tanah terjadi pada malam hari, yakni sebelum bunga mekar (Tim Bina Karya Tani, 2009). Kacang tanah dapat tumbuh
pada lahan yang memiliki ketinggian
0 sampai 500 meter di atas permukaan laut. Distribusi curah hujan yang merata dari pertumbuhan sampai panen yang baik yaitu 300 sampai 500 mm. Kemasaman (pH) tanah yang cocok adalah 6,5 sampai 7,0 dengan sistem drainase yang baik. Faktor lain yang juga berpengaruh adalah cahaya. Terbukanya bunga dan jumlah bunga yang terbentuk tergantung pada cahaya. Intensitas cahaya yang rendah pada saat pembentukkan ginofor akan mengurangi jumlah ginofor. Rendahnya intensitas penyinaran pada saat pengisian polong akan menurunkan jumlah atau bobot polong serta akan menambah jumlah polong hampa (Adisarwanto, 2005). Menurut Maryamah (2010) kepadatan tanah yang paling sesuai untuk perkecambahan kacang tanah adalah pada bobot isi 0,8 g/cm3.
Fisiologi dan Pertumbuhan Kacang Tanah Menurut Brown (1972) dalam Ratnapuri (2008) pertumbuhan tanaman dapat diekspresikan melalui beberapa cara. Manifestasi pertumbuhan yang paling jelas adalah dari pertambahan tinggi tanaman, tetapi hal tersebut bukanlah yang paling penting. Peningkatan berat kering tanaman dapat dikatakan sebagai aspek yang paling penting dalam pertumbuhan tanaman terutama untuk tanaman berjenis rerumputan. Sebagai bagian dari total akumulasi berat kering tanaman, daun memiliki fungsi penting dalam menerima cahaya dan menyerap karbondioksida dalam proses fotosintesis. Trustinah (1993) dalam Keloko (2010) menyatakan bahwa pertumbuhan tanaman terdiri dari fase vegetatif dan fase reproduktif. Fase vegetatif dimulai sejak perkecambahan hingga awal pembungaan berkisar 26 sampai 30 hari setelah tanam (HST), dan selebihnya adalah fase reproduktif. Fase vegetatif dibagi menjadi
tiga
stadia,
yaitu
perkecambahan,
pembukaan
kotiledon,
dan
7
perkembangan daun bertangkai empat. Penanda fase reproduktif didasarkan akan adanya bunga, buah, dan biji. Fase reproduktif kacang tanah dibagi menjadi sembilan stadia, yaitu stadia pembungaan (R1), stadia pembentukkan ginofor (R2), stadia pembentukkan polong (R3), stadia polong penuh/maksimum (R4), stadia pembentukkan biji (R5), stadia biji penuh (R6), stadia biji mulai masak (R7), stadia masak panen (R8), dan stadia polong lewat masak (R9).
8
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian yang dilakukan terdiri dari (1) pengambilan contoh tanah Podsolik yang dilakukan di daerah Jasinga, (2) analisis tanah awal dilakukan di Laboratorium Kimia dan Kesuburan, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, (3) pengukuran sifat fisik tanah dilakukan di Laboratorium Fisika dan Konservasi Tanah, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, dan (4) penanaman dilakukan di Rumah Kaca Kebun Percobaan Cikabayan Bogor. Penelitian berlangsung mulai Bulan Oktober 2011 hingga Juli 2012.
Alat dan Bahan Alat Peralatan yang digunakan di lapang untuk pengambilan contoh tanah terganggu, diantaranya adalah cangkul, karung, tali rafia, spidol, dan ketas label. Untuk simulasi pemadatan tanah digunakan pemadat tanah berupa silinder besi (ukuran diameter 5 cm, tinggi 18,5 cm dan berat 3 kg), pemadat tanah berupa piringan besi besar (ukuran diameter 26,5 cm, tebal 2,8 mm, dan berat 1 kg), pemadat tanah berupa piringan besi kecil (ukuran diameter 8 cm, tebal 4,4 mm, dan berat 193,48 gram), ring sampel, pot, kasa, dan spons. Timbangan, penetrometer, jangka sorong, meteran, dan kertas HVS diperlukan pada proses pengamatan. Parameter yang diukur dan alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini tersaji pada Tabel 1.
Bahan Bahan
yang digunakan dalam penelitian ini berupa tanah Podsolik
Jasinga, benih tanaman kacang tanah varietas Gajah, fungisida Furadan dosis 20 kg/ha, pupuk Urea, KCl, SP36, pestisida Regent 50 SC, Dithane m45, Curacron 500 EC, dan kapur pertanian.
9
Tabel 1. Parameter yang diukur dan alat yang digunakan No Parameter Alat 1 Kadar Air Cawan, timbangan, oven 2 Nitrogen Total Labu Kjeldahl, labu destilasi 3 P Tersedia Labu ekstraksi, mesin pengocok, tabung reaksi, spektrofotometer 4 K Tersedia Tabung sentrifuse,erlenmeyer,flamephotometer 5 Al-dd Erlenmeyer, buret 6 Kadar Air Kapasitas Ring sampel, pasir kuarsa Lapang 7 Hantaran Hidrolik Ring sampel 8 Resistensi Tanah Penetrometer
Metode Penelitian Perlakuan Penelitian Tingkat kepadatan tanah dalam penelitian ini direpresentasikan oleh nilai bobot isi. Perlakuan bobot isi yang digunakan yaitu 0,80; 0,90; 1,00; 1,10; 1,20; dan 1,25 g/cm3. Dalam penelitian ini dilakukan dua (2) perlakuan untuk menguji pengaruh kepadatan tanah terhadap pertumbuhan dan produksi kacang tanah (P1) dan pengaruh kepadatan tanah terhadap daya tembus dan perkembangan ginofora (P2). Perlakuan pertama diulang 3 kali dengan media pot . Untuk perlakuan kedua dilakukan 6 kali ulangan dengan media pot dan ring sampel. Jadi jumlah total satuan percobaan yang diamati adalah 18 untuk pengaruh kepadatan tanah terhadap pertumbuhan dan hasil kacang tanah dan 36 untuk pengaruh kepadatan tanah terhadap daya tembus dan perkembangan ginofora. Desain tata letak satuan percobaan dilakukan secara acak, dapat dilihat pada Gambar 1.
Pengambilan Bahan Tanah Bahan tanah yang diambil adalah tanah terganggu (Podsolik Jasinga) kedalaman 0-20 cm. Bahan tanah dikering udarakan selama kurang lebih 2 minggu (Gambar Lampiran 1) dan diayak menggunakan ayakan 2 mm yang selanjutnya dilakukan analisis tanah awal dan dibuat simulasi contoh tanah utuh untuk penetapan perlakuan bobot isi, resistensi tanah, kadar air kapasitas lapang, dan hantaran hidrolik.
Perlakuan 1
Perlakuan 2
Gambar 1. Design tata letak perlakuan penelitian
11
Analisis Tanah Awal Pada awal penelitian dilakukan analisis tanah yang meliputi penetapan nilai kadar air yang akan digunakan dalam pemadatan tanah, penetapan P tersedia dan K tersedia dalam tanah, Nitrogen Total, dan Al-dd. Parameter yang diamati dan metode analisis tanah yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 2.
No
Tabel 2. Parameter yang diamati dan metode yang digunakan Parameter Metode
1
Kadar Air
Gravimetrik
2
P-tersedia
Bray-1
3
K+
NH4Oac
4
Nitrogen Total
Kjeldahl
5
Al-dd
Titrasi N KCl
Penetapan kadar air dilakukan dengan cara gravimetrik. Kadar air ditetapkan secara langsung dengan mengukur penurunan bobot, karena air yang hilang akibat pengeringan tanah. Penetapan P-tersedia dan K+ dalam tanah, Nitrogen Total, serta Al-dd dilakukan untuk menentukan jumlah pupuk dan kapur yang diberikan.
Simulasi Kepadatan Tanah Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang dilakukan oleh Maryamah (2010). Dalam penelitian ini, kepadatan tanah disimulasikan dengan menggunakan bobot isi. Bobot isi yang digunakan adalah 0,80; 0,90; 1,00; 1,10; 1,20; dan 1,25 g/cm3. Pemadatan dilakukan dengan cara bahan tanah terganggu yang telah dikering udarakan ditimbang beratnya sesuai dengan berat tanah yang diperlukan dari persamaan bobot isi. Selanjutnya tanah tersebut dimasukkan ke dalam ring sampel dan dipadatkan. Tanah yang telah dipadatkan digunakan untuk analisis sifat fisik yang meliputi kadar air kapasitas lapang dan hantaran hidrolik. Setelah itu, pada perlakuan yang pertama yaitu pengaruh kepadatan tanah terhadap pertumbuhan dan produksi kacang tanah, penetapan bobot isi dilakukan dengan cara memberikan tanda pada semua pot untuk menyeragamkan ketinggian
12
tanah yang setara dengan volume 10 liter/pot. Setelah itu pot diisi dengan tanah yang telah dicampur pupuk dasar dan kapur masing-masing 8,0; 9,0; 10,0; 11,0; 12,0; dan 12,5 kg bobot kering mutlak (BKM). Proses pemadatan dilakukan secara bertahap yaitu masing-masing tingkat kepadatan tanah dibagi menjadi empat tahap pemadatan. Tanah dipadatkan dengan memberikan beban secara manual dengan menggunakan silinder besi sampai mencapai tanda yang telah ditetapkan. Dengan cara demikian, diharapkan kepadatan dan ketinggian tanah dapat merata secara keseluruhan. Pot percobaan yang diperlukan pada perlakuan pertama berjumlah 18 buah. Tanah yang telah dipadatkan digunakan untuk penanaman tanaman kacang tanah dan diukur resistensi tanahnya baik sebelum maupun setelah penanaman. Pada perlakuan kedua yaitu pengaruh kepadatan tanah terhadap perkembangan ginofora, penetapan bobot isi dilakukan dengan cara memasukkan bahan tanah terganggu yang telah dikering udarakan dan ditimbang beratnya sesuai dengan berat tanah yang diperlukan dari persamaan bobot isi dengan tingkat kepadatan tanah 0,8 g/cm3 ke dalam 6 pot dengan ketinggian tanah yang setara dengan volume 15 liter/pot dan dipadatkan (Gambar Lampiran 9). Menurut Maryamah (2010) bobot isi yang paling sesuai untuk perkecambahan kacang tanah adalah 0,8 g/cm3. Proses pemadatan dilakukan secara bertahap yaitu menjadi empat tahap pemadatan. Tanah dipadatkan dengan menggunakan silinder besi. Setelah tanaman kacang tanah pada perlakuan kedua menghasilkan ginofora, ring sampel yang berisi tanah dengan 6 tingkat kepadatan tanah berbeda yang telah diukur resistensi tanah sebelumnya yaitu 0,80; 0,90; 1,00; 1,10; 1,20; dan 1,25 g/cm3 ditempatkan di bawah ginofora untuk melihat daya tembus dan perkembangan ginofora.
Analisis Tanah Setelah Pemadatan Tanah Kadar Air Kapasitas Lapang. Untuk menentukan kadar air tanah pada kapasitas lapang, digunakan metode Alhricks .Tahapan pekerjaan dengan metode Alhricks sebagai berikut: contoh tanah pada ring sampel dijenuhkan dengan direndam pada bak perendaman sampai setinggi 3 cm dari dasar bak dan dibiarkan selama 24 jam. Ring sampel dipindahkan ke dalam bak yang berisi pasir kuarsa
13
setinggi ±2 cm. Kemudian ditutup dengan menggunakan plastik transparan dan disimpan selama ±24 jam. Setelah ±24 jam, contoh tanah diambil dari ring sampel sedalam ± 2,5 cm dari permukaan. Setelah itu ditentukan kadar airnya. Hantaran Hidrolik. Hantaran hidrolik tanah menggambarkan bagaimana pergerakan air yang dapat dilalukan atau dilewatkan tanah. Pada percobaan ini dilakukan uji hantaran hidrolik tanah pada kondisi tidak jenuh. Contoh tanah dalam ring sampel disusun hingga mencapai ketinggian yang sama dengan pot pada percobaan P1 dan P2 yaitu 20 cm. Kemudian dialirkan air hingga kadar air kapasitas lapang tercapai. Nilai yang diukur adalah laju masuknya air ke dalam tanah secara vertikal hingga kondisi konstan tercapai. Resistensi Tanah. Pengukuran ketahanan mekanik pada masing-masing perlakuan dilakukan dua kali pada semua perlakuan bobot isi. Pada perlakuan pertama (P1), resistensi tanah diukur pada waktu sebelum dan sesudah penanaman kacang tanah yaitu pada saat panen. Untuk perlakuan kedua, pengukuran resistensi tanah dilakukan sebelum ginofor menembus tanah dan setelah ginofor menembus tanah (saat panen). Pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan penetrometer saku. Penetrometer tersebut ditusukkan ke dalam tanah sebanyak 5 kali. Selanjutnya ketahanan mekanik dapat terbaca dari nilai penetrometer. Ketahanan mekanik tanah didapatkan dari nilai rata-rata pengukuran kelima tusukkan tersebut dengan dilihat pula simpangannya.
Penanaman Kacang Tanah Benih kacang tanah yang digunakan adalah varietas Gajah yang umur tanamnya 100 hari. Varietas ini dipilih karena merupakan varietas yang tahan terhadap penyakit layu, karat dan bercak daun. Penanaman kacang tanah dilakukan di rumah kaca (Gambar Lapiran 2). Proses penanaman dilakukan dengan meletakkan benih di bagian tengah pot dengan membuat lubang sedalam 5 cm. Benih yang ditanam sebanyak 3 butir tiap pot, kemudian ditaburkan furadan
14
ke dalam lubang tanam benih dengan dosis 20 kg/ha (± 5 butir)/pot. Jarak tiap pot diatur dengan ukuran 50 cm x 50 cm. Penyulaman dilakukan pada umur 1 MST dan dilakukan penjarangan tanaman sehingga dalam satu pot hanya terdapat satu tanaman. Pengendalian hama penyakit dilakukan dengan penyemprotan insektisida dan fungisida sesuai dengan dosis dan volume semprot anjuran. Insektisida dan fungisida yang digunakan adalah Regent 50 SC, Curacron 500 EC, dan Dithane m45 dengan dosis 1 ml/liter, 2 ml/liter, dan 3 g/liter (Gambar Lampiran 5).
Parameter Pertumbuhan Tanaman
Pada perlakuan pertama yaitu pengaruh kepadatan tanah terhadap pertumbuhan kacang tanah yang diamati adalah pertumbuhan vegetatif dan generatif dari setiap perlakuan yang diberikan yaitu pada tanah yang mempunyai bobot isi 0,80; 0,90; 1,00; 1,10; 1,20; dan 1,25 g/cm3. Pada fase vegetatif kacang tanah yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, dan diameter batang. Untuk fase generatif, yang diamati adalah jumlah bunga. Setelah tanaman dipanen dihitung hasil produksi dari kacang tanah. Hasil produksi yang dihitung adalah jumlah ginofor yang menembus tanah, jumlah polong total, bobot polong basah, bobot polong kering, bobot biji basah dan bobot biji kering. Selanjutnya dihitung pula total biomassa dari kacang tanah pada tiaptiap perlakuan tersebut. Biomassa yang dihitung adalah biomassa basah dan kering untuk bagian tanaman yang berada di atas permukaan tanah (tajuk). Untuk bagian akar, dihitung panjang akar, bobot akar basah, dan bobot akar kering. Pada perlakuan kedua yaitu perngaruh kepadatan tanah terhadap perkembangan ginofor, pengamatan dilakukan pada saat panen dengan menghitung panjang polong, bobot polong basah, bobot polong kering, bobot biji basah, dan bobot biji kering. Parameter pertumbuhan dan produksi yang diamati pada perlakuan 1 dan 2 dapat dilihat pada Tabel 3 dan 4.
15
Tabel 3. Parameter tanaman kacang tanah yang diamati pada perlakuan 1 (Pengaruh kepadatan tanah terhadap pertumbuhan dan produksi kacang tanah) No
Fase Pertumbuhan
1
Fase Vegetatif
2
Fase Reproduktif
3
Panen
Parameter Tinggi tanaman Jumlah daun Diameter batang Jumlah bunga Panjang akar Bobot Akar Basah Bobot Akar Kering Biomassa Basah Tajuk Biomassa Kering Tajuk Jumlah Polong Total Jumlah Ginofora yang Menembus Tanah Bobot Polong Basah Bobot Polong Kering Bobot Biji Basah Bobot Biji Kering Produktivitas
Tabel 4. Parameter tanaman kacang tanah yang diamati pada perlakuan 2 (Pengaruh kepadatan tanah terhadap daya tembus dan perkembangan ginofora) No
1
Fase Pertumbuhan
Panen
Parameter Panjang Polong Bobot Polong Basah Bobot Polong Kering Bobot Biji Basah Bobot Biji Kering
Penanaman dilakukan selama 119 hari dari proses penanaman sampai pemanenan kacang tanah. Pengamatan jumlah daun, tinggi tanaman, dan diameter batang dilakukan seminggu sekali. Untuk pengamatan jumlah bunga dilakukan setiap hari setelah tanaman kacang tanah berbunga. Hal ini karena umur bunga kacang tanah hanya satu hari, mekar di pagi hari dan layu pada sore hari. Pengamatan dilakukan sekitar pukul 6.00, sedangkan penyiraman dilakukan satu kali sehari untuk menjaga agar tanah berada dalam kondisi kapasitas lapang. Diagram alir penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.
16
Gambar 2. Diagram Alir Tahapan Penelitian
Analisis Data
Rancangan penelitian yang dilakukan adalah rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan bobot isi tanah sebagai indikator kepadatan tanah. Pada umumnya Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang merupakan penerapan percobaan satu faktor dilakukan jika kondisi unit percobaan yang digunakan relatif homogen. Pada perlakuan pengaruh kepadatan tanah terhadap sifat-sifat fisik dan pertumbuhan, serta produksi kacang tanah, dilakukan sebanyak 3 ulangan, sehingga diperoleh 18 satuan percobaan (ring sampel dan pot). Pada perlakuan pengaruh kepadatan tanah terhadap daya tembus dan perkembangan ginofora dilakukan sebanyak 6 ulangan sehingga diperoleh 36 satuan percobaan (ring sampel). Bentuk umum dari model linier adaptif digambarkan sebagai berikut (Mattjik, 2002) :
17
Yij = µ + Ti + Eij Keterangan : Yij = respon perlakuan µ = nilai tengah Ti = jenis perlakuan ke-i Eij = galat percobaan Analisis sidik ragam digunakan untuk mengidentifikasi pengaruh perlakuan kapadatan tanah (BI). Jika hasil uji sidik ragam diperoleh pengaruh nyata atau sangat nyata, selanjutnya dilakukan uji lanjut Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5%. Jika hasil uji sidik ragam menunjukkan nilai koefisien keragaman lebih besar dari 50, maka data ditransformasikan untuk memperkecil koefisien keragaman. Dari hasil analisis data untuk perlakuan yang nyata dan sangat nyata pada sifat fisik tanah, dilanjutkan pula pengujian dalam bentuk persamaan-persamaan regresi. Selain itu dalam membandingkan nilai resistensi sebelum dan setelah tanam serta nilai resistensi sebelum dan setelah ginofora menembus tanah digunakan statistik uji t-student pada taraf 5%. Rumus yang digunakan yaitu:
t-student =
dengan Sp =
Keterangan: x1, x2 = rata-rata pengamatan 1 dan 2 = ragam contoh 1 dan 2 n1, n2 = jumlah pengamatan 1 dan 2 Sp = simpangan baku gabungan Nilai berbeda nyata apabila thitung > ttabel dan tidak berbeda nyata apabila thitung< ttabel, ttabel diperoleh dari nilai sebaran t pada taraf 5% dan derajat bebas (n1+n2-2) (Walpole, 1993).
18
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Tanah Sebelum Pemadatan Hasil analisis sifat kimia tanah Podsolik Jasinga disajikan pada Tabel 5. Berdasarkan kriteria Balai Penelitian Tanah (2005), tanah Podsolik Jasinga mempunyai N-total dan P-tersedia yang tergolong rendah yaitu sebesar 0,20% an 6,55 ppm. Selain itu, tanah Podsolik Jasinga mempunyai K+ sebesar 0,10 me/100g yang tergolong rendah. Kadar Al dapat ditukar pada tanah Podsolik Jasinga sebesar 20,76 me/100g. Hasil analisis Utomo (2011) menyebutkan bahwa tanah Podsolik Jasinga mempunyai kadar N-total dan P-tersedia yang tergolong rendah sebesar 0,22% dan 5,2 ppm. Tanah Podsolik jasinga mempunyai K+ yang tergolong rendah dan Al dapat ditukarkan sebesar 13,38 me/100g berdasarkan hasil analisis Melinda (2012). Kriteria penilaian hasil analisis tanah Balai Penelitian Tanah tahun 2005 dapat dilihat pada Tabel Lampiran 1.
Tabel 5. Hasil analisis sifat kimia tanah Podsolik Jasinga Sifat Kimia Metode Hasil N-Total (%) Kjeldahl 0,20 P (ppm) Bray 1 6,55 NH4Oac K (me/100g) 0,10 Al (me/100g) KCl 20,76
Kriteria* Rendah Rendah Rendah
*Keterangan: Pengkelasan berdasarkan kriteria Balai Penelitian Tanah (2005)
Karakteristik Tanah Setelah Pemadatan Kadar Air Kapasitas Lapang Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa kepadatan tanah memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap kadar air kapasitas lapang (Tabel 6). Grafik hubungan kepadatan tanah dengan kadar air kapasitas lapang tersaji dalam Gambar 3.
19
Tabel 6. Pengaruh kepadatan tanah terhadap kadar air kapasitas lapang Kepadatan tanah/BI (g/cm3) Kadar air (% vol) 0,80 70a 0,90 69a 1,00 71a 1,10 69a 1,20 70a 1,25 74a Keterangan: angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji DMRT pada taraf 5%. BI=Bobot Isi
Gambar 3. Grafik hubungan kepadatan tanah dengan kadar air kapasitas lapang
Tabel 6 menunjukkan bahwa kepadatan tanah tidak berpengaruh nyata terhadap kadar air kapasitas lapang. Nilai kadar air kapasitas lapang pada bobot isi tanah yang berbeda menunjukkan hasil yang berbeda. Kadar air kapasias lapang semakin meningkat dengan bertambahnya kepadatan tanah. Hal ini disebabkan karena pada kondisi tanah yang padat, air tidak dapat bergerak melalui pori tanah sehingga terjerap oleh matriks tanah yang menyebabkan kadar air yang terukur tinggi pada tanah yang mempunyai kepadatan tinggi. Menurut Maryamah (2010) air tersebut tidak dapat dimanfaatkan oleh tanaman karena padatnya tanah yang menyebabkan air diikat kuat dalam pori mikro dan matriks tanah. Jumlah pori mikro meningkat dengan bertambahnya kepadatan tanah. Hasil uji korelasi kepadatan tanah terhadap kadar air kapasitas lapang menunjukkan bahwa kepadatan tanah mempunyai korelasi terhadap kadar air
20
kapasitas lapang namun tidak erat kaitannya. Hal ini dapat dilihat dari besarnya koefisisen determinasi (R2) yang didapat sebesar 0,08.
Tabel 7. Perbandingan nilai kadar air kapasitas lapang metode pF 2,54 (Maryamah, 2010) dan Alhricks yang dipengaruhi oleh kepadatan tanah metode pF 2,54 Kepadatan tanah/BI (g/cm3) metode Alhricks (Maryamah, 2010) 0,80 39f 70a 0,90 45e 69a 1,00 51c 71a 1,10 57c 69a 1,20 61b 70a 1,25 65a 74a Keterangan: angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji DMRT pada taraf 5%. BI=Bobot Isi
Hasil analisis yang dilakukan oleh Maryamah (2010) yang tersaji pada Tabel 7 menunjukkan bahwa kepadatan tanah memberikan pengaruh yang sangat nyata (Tabel Lampiran 2) terhadap kadar air pada pF 2,54. Kadar air yang dihasilkan oleh metode pF 2,54 cenderung lebih kecil jika dibandingkan dengan metode Alhricks. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Baskoro dan Tarigan (2007). Adanya perbedaan tersebut disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya adalah pengukuran kadar air kapasitas lapang yang dilakukan dengan metode Pressure plate dilakukan dengan menggunakan contoh tanah yang diberi tekanan setara pF 2,54 (1/3 Bar). Pemberian tekanan 1/3 bar ini sebenarnya hanya merupakan pendekatan (arbitrer). Contoh tanah yang digunakan pada penetapan kadar air kapasitas lapang dengan metode Pressure Plate hanya setebal kurang lebih 1 cm sehingga air yang ada pada contoh tanah tersebut lebih mudah hilang dibandingkan dengan air dalam tanah dengan kolom yang lebih tebal seperti pada metode Alhricks. Pengukuran dengan metode Pressure Plate mengabaikan karakteristik profil tanah secara keseluruhan yang tentunya akan menyebabkan proses pelepasan air cenderung lebih mudah, sehingga kadar air yang dihasilkan oleh metode pF 2,54 cenderung lebih kecil jika dibandingkan dengan metode Alhricks.
21
Kapasitas lapang adalah kandungan air di dalam tanah setelah proses drainase berhenti. Jumlah air yang melebihi kapasitas lapang akan turun ke lapisan tanah lebih dalam karena gaya gravitasi. Kapasitas lapang suatu tanah adalah jumlah maksimum air yang dapat disimpan dalam tanah pada zona tidak jenuh melawan gaya gravitasi (Kurnia et al., 2007). Hantaran Hidrolik Hantarah hidrolik tanah menggambarkan bagaimana pergerakan air yang dapat dilewatkan atau dilalukan tanah. Pada penelitian ini dilakukan percobaan untuk mengetahui hantaran hidrolik pada kondisi tidak jenuh hingga kondisi kapasitas lapang tercapai. Nilai hantaran hidrolik pada berbagai tingkat kepadatan tanah disajikan pada Tabel 8 dan grafik hubungan antara kepadatan tanah dengan hantaran hidrolik tersaji dalam Gambar 4. Tabel 8. Hantaran hidrolik tanah pada berbagai tingkat kepadatan tanah Kepadatan tanah/BI (g/cm3) Hantaran Hidrolik (cm/jam) 0,80 390,19a 0,90 334,93b 1,00 127,02c 1,10 57,31d 1,20 0,66e 1,25 0,44e Keterangan: angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji DMRT pada taraf 5%. BI=Bobot Isi
Gambar 4. Grafik hubungan kepadatan tanah dengan hantaran hidrolik (cm/jam)
22
Dari Tabel 8 terlihat bahwa kepadatan tanah memberikan pengaruh yang sangat nyata (Tabel Lampiran 2) terhadap hantaran hidrolik. Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa kepadatan tanah mempunyai korelasi yang nyata terhadap hantaran hidrolik. Hal ini dapat dilihat dari besarnya nilai koefisien determinasi (R2) yang didapat yaitu 0,92. Faktor yang mempengaruhi nilai hantaran hidrolik adalah struktur, pororitas, dan kepadatan tanah. Semakin meningkat nilai kepadatan tanah maka akan semakin lambat hantaran hidrolik. Hal ini disebabkan karena pemadatan tanah menyebabkan porositas tanah menjadi menurun. Porositas tanah yang menurun akan berakibat kepada tidak adanya hubungan kontinuitas pori yang baik, sehingga air yang bergerak di dalam tanah akan sulit dan terhambat. Menurut Sofyan (2011), pada lahan dengan pengolahan tanah intensif dengam bobot isi tinggi memiliki nilai hantaran hidrolik yang rendah.
Pengaruh Kepadatan Tanah Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kacang Tanah Resistensi Tanah Resistensi tanah merupakan salah satu parameter sifat fisik tanah yang menggambarkan kepadatan atau kekuatan suatu tanah. Pengaruh kepadatan tanah terhadap resistensi tanah sebelum dan setelah penanaman (saat panen) disajikan pada Tabel 9 dan grafik hubungan antara kepadatan tanah dengan nilai resistensi tanah dapat dilihat pada Gambar 5.
Tabel 9. Pengaruh kepadatan tanah terhadap resistensi tanah sebelum dan setelah penanaman Kepadatan tanah/BI (g/cm3) Sebelum Tanam (kg/cm²) Saat Panen (kg/cm²) 0,80 0,27fA 0,14cB 0,90 0,85eA 0,256cB 1,00 1,46dA 0,61bcB 1,10 2,37cA 1,16bB 1,20 3,43bA 2,36aA 1,25 4,41aA 2,83aB Keterangan: angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji DMRT pada taraf 5%. Huruf besar sama dalam satu baris menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji t-student pada taraf 5%. BI=Bobot Isi
23
Gambar 5. Grafik hubungan antara kepadatan tanah dengan nilai resistensi tanah sebelum dan setelah ditanami kacang tanah Berdasarkan analisis sidik ragam menunjukkan bahwa peningkatan kepadatan tanah berpengaruh sangat nyata terhadap nilai resistensi tanah sebelum maupun setelah ditanami kacang tanah (Tabel Lampiran 2). Perbedaan nilai resistensi sebelum dan setelah tanam terlihat nyata berdasarkan analisis t-student (Tabel Lampiran 11). Dengan bertambahnya kepadatan tanah, nilai resistensi tanah akan meningkat. Dari Tabel 9 terlihat bahwa nilai resistensi tanah mengalami peningkatan dengan makin tingginya bobot isi. Namun terjadi penurunan nilai resistensi tanah setelah penanaman kacang tanah. Hal ini dikarenakan adanya aktivitas akar tanaman untuk menembus tanah. Menurut Simanjuntak (2005), ketika akar tanaman tumbuh pada lapisan gembur dan kemudian tertahan oleh lapisan padat maka akar akan membelok horizontal dan mungkin tumbuh dalam lapisan tersebut dengan ukuran yang pendek atau berkembang tidak sempurna. Perkembangan secara horizontal ini menyebabkan lapisan atas menjadi lebih gembur sehingga terjadi penurunan nilai resistensi tanah pada tanaman kacang tanah. Meningkatnya kepadatan tanah mempunyai korelasi yang nyata terhadap nilai resistensi tanah baik sebelum maupun setelah ditanami kacang tanah. Nilai koefisisen determinasi (R2) yang didapat berturut-turut yaitu 0,94 dan 0,80.
24
Tinggi Tanaman Tanaman kacang tanah mulai muncul kepermukaan tanah pada empat (4) hari setelah tanam (HST). Hasil pengamatan tinggi tanaman kacang tanah dapat dilihat pada Tabel 10 dan grafik hubungan antara kepadatan tanah terhadap tinggi tanaman tersaji dalam Gambar 6. Pengaruh kepadatan tanah terhadap tinggi tanaman kacang tanah dapat dilihat pada Gambar Lampiran 6. Dari Tabel 10 dapat dilihat bahwa dengan bertambahnya umur tanaman maka tinggi tanaman akan mengalami peningkatan. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa kepadatan tanah berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman pada 1 MST sampai 7 MST dan tidak berpengaruh lagi pada 8 MST sampai 16 MST (Tabel Lampiran 3). Tabel 10. Pengaruh kepadatan tanah terhadap tinggi tanaman kacang tanah (cm) Umur Kepadatan tanah/BI (g/cm3) Tanaman 0,80 0,90 1,00 1,10 1,20 1,25 (MST) 7,67a 7,50a 5,83b 5,83b 3,50b 4,67b 1 19,33a 17,00ab 17,67ab 17,67ab 13,67c 14,83bc 2 24,33a 24,67a 23,67ab 23,33ab 19,33c 20,17bc 3 25,33b 30,67a 25,67b 26,00b 23,33b 22,67b 4 28,67ab 33,00a 27,00b 28,00ab 25,33b 24,67b 5 35,67ab 41,67a 28,67b 33,67b 29,67b 29,67b 6 40,33ab 45,33a 34,67b 41,33ab 33,67b 33,33b 7 45,33 47,67 38,00 45,33 38,33 37,00 8 53,00 58,00 51,00 55,33 45,33 43,00 9 56,67 59,67 55,50 63,33 46,67 45,00 10 59,67 63,67 59,00 67,67 47,33 47,00 11 61,33 65,67 61,50 70,67 48,67 49,00 12 62,67 68,00 62,50 71,67 50,00 50,00 13 64,33 69,00 63,50 72,17 51,67 51,67 14 65,33 73,00 65,00 72,83 53,17 53,17 15 66,00 74,33 65,75 73,33 53,83 54,00 16 Keterangan: angka pada baris yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji DMRT pada taraf 5%. BI = Bobot Isi, MST= Minggu Setelah Tanam
Menurut Damanik (2007) terhambatnya tinggi tanaman terjadi karena akar kacang tanah tidak dapat berkembang secara maksimum akibat adanya rintangan
25
dalam menembus tanah sehingga kemampuan akar untuk menyerap air, oksigen dan unsur hara terganggu. Pemadatan tanah akan mengurangi porositas dan permeabilitas sehingga menambah tekanan hisap matriks tanah dan pengurangan ketersediaan air bagi tanaman.
Gambar 6. Grafik hubungan antara kepadatan tanah dengan tinggi tanaman (cm)
Hasil penelitian yang dilakukan Abu-Hamdeh (2003) menyebutkan bahwa pemadatan tanah berpengaruh secara signifikan terhadap tinggi tanaman. Pemadatan tanah mengurangi infiltrasi tanah, aerasi tanah, dan membatasi perkembangan tanaman. Menurut Rahayu (1995), tanah yang memiliki bobot isi tinggi (padat) mengakibatkan tekanan turgor berkurang dan menyebabkan penutupan stomata sehingga mengurangi transpirasi. Penutupan stomata ini memotong suplai CO2 ke sel-sel mesofil, sehingga fotosistesis berkurang, yang akhirnya menghambat diferensiasi sel dan laju perpanjangan sel. Dari grafik yang ditunjukan pada Gambar 6 dapat diketahui bobot isi tanah yang sesuai untuk kacang tanah dilihat dari parameter tinggi tanaman adalah 0,90 g/cm3.
Diameter Batang Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa kepadatan tanah berpengaruh nyata terhadap diameter batang tanaman kacang tanah (Tabel Lampiran 4). Pengaruh kepadatan tanah terhadap diameter batang tanaman kacang tanah dapat
26
dilihat pada Tabel 11 dan grafik hubungan antara kepadatan tanah dan diameter batang tanaman kacang tanah tersaji pada Gambar 7. Dari Tabel 11 dapat dilihat bahwa kepadatan tanah berpengaruh nyata terhadap diameter batang tanaman kacang tanah pada 8 MST sampai 16 MST. Semakin tinggi tingkat kepadatan tanah maka porositas tanah akan semakin kecil, sehingga kemampuan tanah untuk mendistribusikan air serta nutrisi tanaman akan terganggu. Tanah yang padat mengurangi kapasitas menyerap air, mengurangi kandungan udara, dan memberikan hambatan fisik yang besar pada penerobosan akar sehingga mengendalikan kapasitas kemampuannya memanen air, udara dan hara yang menyebabkan pembesaran pangkal batang (Wilson, 2006) Tabel 11. Pengaruh kepadatan tanah terhadap diameter batang kacang tanah (mm) Umur Kepadatan tanah/BI (g/cm3) Tanaman 0,80 0,90 1,00 1,10 1,20 (MST) 2,37 2,40 2,30 2,10 2,20 1 2,77 2,93 2,53 2,43 2,47 2 2,90 3,07 2,77 2,50 2,83 3 3,13 3,20 2,90 2,87 3,10 4 3,27 3,33 3,03 3,10 3,23 5 3,40 3,60 3,20 3,27 3,63 6 3,60 3,77 3,43 3,43 3,97 7 3,73b 4,03ab 3,63b 3,73b 4,37a 8 3,93d 4,20bc 4,30b 4,07cd 4,67a 9 4,17c 4,44bc 4,50b 4,30bc 4,93a 10 4,40b 4,60b 4,65b 4,43b 5,13a 11 4,53b 4,83b 4,80b 4,57b 5,33a 12 4,73b 5,00b 4,90b 4,70b 5,53a 13 4,90b 5,10b 5,05b 5,03b 5,67a 14 5,10b 5,23b 5,30b 5,17b 5,83a 15 5,27b 5,33b 5,40b 5,37b 6,00a 16
tanaman
1,25 2,27 2,50 2,90 3,10 3,43 3,77 4,17 4,40a 4,80a 5,07a 5,27a 5,43a 5,57a 5,73a 5,87a 6,00a
Keterangan: angka pada baris yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji DMRT pada taraf 5%. BI=Bobot Isi, MST=Minggu Setelah Tanam
27
Gambar 7. Grafik hubungan antara kepadatan tanah dengan diameter batang tanaman (mm) Pembesaran batang yang terlihat nyata pada umur tanaman kacang tanah 8 MST. Hal ini disebabkan oleh adanya produksi hormon etilen. Produksi etilen meningkat ketika tanaman mulai berbunga dan berbuah. Selain itu stres fisiologis seperti kurangnya kapasitas serapan air akibat adanya pemadatan tanah dapat memicu biosintesis etilen. Hormon etilen menghambat pemanjangan batang dan akar. Bila pemanjangan terhambat, batang dan akar menjadi lebih tebal, karena pemelaran sel ke samping lebih terpacu (Salisbury et al., 1992).
Jumlah Daun Tanaman kacang tanah memiliki daun majemuk bersirip genap (tertrafoliat). Setiap helai daun terdiri dari empat helai anak daun. Pengaruh tingkat kepadatan tanah terhadap jumlah daun tanaman kacang tanah dapat dilihat pada Tabel 12 dan grafik hubungan antara kepadatan tanah dan jumlah daun tanaman kacang tanah tersaji pada Gambar 8.
28
Tabel 12. Pengaruh kepadatan tanah terhadap jumlah daun tanaman kacang tanah Umur Kepadatan tanah/BI (g/cm3) Tanaman 0,80 0,90 1,00 1,10 1,20 1,25 (MST) 1,00 0,00 0,00 0,00 1,00 1,00 1 8,00a 7,33a 7,67a 7,33a 7,00a 4,33b 2 11,33a 12,67a 10,67ab 11,00a 11,33a 8,67b 3 12,67ab 15,67a 10,33b 10,67b 10,00b 9,33b 4 17,33ab 20,33a 14,67b 14,33b 12,67b 15,00b 5 26,67b 38,33a 18,67b 24,67b 18,00b 19,33b 6 37,00b 55,67a 26,33b 35,00b 26,67b 26,33b 7 49,00 68,00 35,00 54,33 38,67 31,00 8 60,67ab 77,00a 50,00bc 62,67ab 44,33bc 36,00c 9 65,33b 85,33a 54,00bc 70,33ab 43,33c 36,00c 10 80,67a 87,33a 62,00c 74,33ab 50,00cd 43,33d 11 77,33a 70,67ab 56,00bc 84,00a 44,33c 48,67c 12 82,00ab 91,00a 66,00abc 87,00a 49,67bc 46,33c 13 88,67 92,33 68,00 83,67 49,33 46,33 14 91,33 76,33 67,50 56,67 94,00 51,67 15 118,00 75,33 81,50 113,00 58,33 58,67 16 Keterangan: angka pada baris yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji DMRT pada taraf 5%. BI=Bobot Isi, MST=Minggu Setelah Tanam
Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa kepadatan tanah tidak berpengaruh nyata pada awal pertumbuhan (1 MST). Kepadatan tanah memberikan pengaruh yang nyata pada 2 MST sampai 13 MST, tetapi pada pertengahan pertumbuhan (8 MST) kepadatan tanah tidak berpengaruh nyata, begitupun di akhir pertumbuhan yaitu pada 14 – 16 MST (Tabel Lampiran 5). Pada awal pertumbuhan tanaman yaitu pada 4 – 7 hari setelah tanam (HST), suplai makanan untuk kecambah tanaman diambil dari kotiledon sehingga pengaruhnya tidak nyata. Setelah 7 HST (1 MST) akar tanaman mulai efektif mengambil unsur hara dalam tanah, sehingga terhambatnya pertumbuhan akar akan mengahambat pertumbuhan tanaman (baik tinggi maupun daun). Hal ini diduga karena akar tanaman kacang tanah tidak dapat berkembang secara maksimum akibat padatnya tanah, sehingga akar tidak mampu mengambil air dan oksigen secara maksimum (Maryamah, 2010).
29
Gambar 8. Grafik hubungan antara kepadatan tanah dengan jumlah daun tanaman kacang tanah
Harsono et al. (2006) menyatakan bahwa tanaman dengan pertumbuhan akar yang lebih panjang akan mampu memanfaatkan air tanah di daerah perakaran sehingga kandungan air relatif daun meningkat. Peran kandungan air relatif daun penting dalam mengatur turgiditas stomata yang berperan dalam pengaturan pembukaan stomata. Dengan adanya pemadatan tanah, akar tidak mampu menyerap air sehingga dapat menyebabkan kandungan air relatif daun menurun, penurunan konduktivitas stomata dan menghambat pertukaran gas melalui stomata yang berperan penting dalam fotosintesis yang selanjutnya akan menghambat perkembangan daun. Pada 8 MST kepadatan tanah tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah daun tanaman kacang tanah. Hal ini diduga karena adanya serangan hama terhadap tanaman kacang tanah (Gambar Lampiran 3 dan 4). Tanaman kacang tanah terserang hama kutu aphis (Aphis craccivora) dan tungau merah (Tetranychus sp). Aphis menghisap cairan sel sehingga pertumbuhan tanaman terganggu. Disamping menghisap cairan sel, aphis juga memasukkan toksin ke dalam daun sehingga daun menguning dan permukaannya mengerut. Selain menyerang tanaman, hama ini juga berperan sebagai vektor virus, yaitu virus belang ataupun virus kerdil. Sama halnya dengan aphis, hama tungau merah menghisap cairan sel dan menempel pada bagian pucuk tanaman. Serangan pada tanaman kacang tanah menyebabkan daun muda menjadi keputih-putihan dan
30
mudah gugur (Pitojo, 2005). Selain berhubungan dengan hama dan penyakit, terjadinya gugur daun ada hubungannya dengan umur tanaman. Daun kacang tanah mulai berguguran dan mengering diakhir masa pertumbuhan. Gugurnya daun kacang tanah merupakan tanda dari kenampakan fisik bahwa kacang tanah sudah masak dan siap panen (Tim Bina Karya Tani, 2009). Hal ini menyebabkan kepadatan tanah tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah daun tanaman kacang tanah di akhir pertumbuhan (14 – 16 MST).
Jumlah Bunga Bunga tanaman kacang tanah mulai muncul pada 27 HST. Hasil analisis statistik menunjukkan pada minggu awal pembungaan (4 MST), kepadatan tanah tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah bunga. Kepadatan tanah berpengaruh nyata terhadap jumlah bunga pada 5 – 11 MST dan tidak berpengaruh lagi pada 12 – 16 MST (Tabel Lampiran 6). Hasil pengamatan jumlah bunga tanaman kacang tanah dapat dilihat pada Tabel 13 dan grafik hubungan antara kepadatan tanah dan jumlah bunga tersaji pada Gambar 9. Munculnya bunga kacang tanah sejalan dengan pertumbuhan jumlah daun. Tanaman kacang tanah pada bobot isi 0,90 g/cm3 yang rimbun ternyata memunculkan bunga lebih besar dalam waktu yang lebih awal. Hal ini dikarenakan daun yang jumlahnya lebih banyak akan mampu menghasilkan lebih banyak fotosintat yang digunakan untuk pertumbuhan vegetatif tanaman dan pembentukkan bunga. Namun dengan adanya pemadatan tanah, dapat mengurangi kandungan aerasi tanah, mengurangi ketersediaan air bagi tanaman dan menghambat pertumbuhan akar tanaman (Damanik, 2007). Menurut Purnomo et al. (2006), respon kacang tanah terhadap lingkungan kurang air diekspresikan melalui perubahan beberapa komponen pertumbuhan dan hasil yakni pengurangan ukuran helai daun dan pengurangan jumlah bunga.
31
Tabel 13. Pengaruh kepadatan tanah terhadap jumlah bunga kacang tanah Umur Kepadatan tanah/BI (g/cm3) Tanaman 0,80 0,90 1,00 1,10 1,20 (MST) 1,50 1,67 2,00 1,50 1,50 4 8b 23,33a 8,67b 12,33b 10,00b 5 16,33b 43,33a 15,67b 23,00b 17,00b 6 25,33b 61,67a 24,33b 32,67b 24,67b 7 40,67b 73,33a 27,33b 48,33b 30,00b 8 76,33ab 116,00a 55,50b 77,67ab 42,00b 9 94,00ab 125,00a 56,00b 89,33ab 43,33b 10 107,33ab 125,67a 56,00b 96,00ab 43,33b 11 117,00 126,67 59,00 99,33 44,67 12 126,00 127,67 65,00 102,00 51,00 13 135,00 129,00 82,00 106,33 65,00 14 149,33 137,33 100,50 117,00 80,00 15 160,00 149,00 117,00 132,00 92,67 16 166,00 155,67 127,00 146,33 106,00 17
tanaman
1,25 0,00 9,00b 18,33b 24,33b 29,67b 38,33b 41,67b 44,33b 52,00 61,00 70,00 80,00 93,67 105,33
Keterangan: angka pada baris yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji DMRT pada taraf 5%. BI=Bobot Isi, MST=Minggu Setelah Tanam
Gambar 9. Grafik hubungan antara kepadatan tanah dengan jumlah bunga tanaman kacang tanah Bunga diharapkan muncul pada saat fase pembentukkan ginofor yaitu 6 – 8 MST, sehingga polong yang terbentuk akan memiliki waktu yang cukup untuk
32
pengisian. Bunga yang muncul saat fase pengisian polong sampai akhir pertumbuhan tidak diinginkan. Hal ini disebabkan pembentukkan bunga membutuhkan asimilat sehingga akan berkompetisi dengan pengisian polong (Kusumaputri VS, 2010).
Akar Hasil analisi statistik menunjukkan bahwa kepadatan tanah berpengaruh nyata terhadap panjang akar. Akan tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap biomassa akar baik basah maupun kering (Tabel Lampiran 7). Tabel 14 menunjukkan pengaruh kepadatan tanah terhadap perkembangan akar tanaman kacang tanah. Perbandingan panjang akar tanaman kacang tanah pada setiap perlakuan kepadatan tanah dapat dilihat pada Gambar Lampiran 7.
Tabel 14. Pengaruh kepadatan tanah terhadap akar tanaman kacang tanah Kepadatan tanah/BI (g/cm3) 0,80 0,90 1,00 1,10 1,20 1,25
Panjang Akar (cm) 50,00a 43,00ab 20,33c 39,67ab 25,00bc 24,67bc
Biomassa Basah Akar (g) 2,59 1,90 1,04 2,21 2,12 2,19
Biomassa Kering Akar (g) 1,58 1,20 0,66 1,32 1,31 1,31
Keterangan: angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji DMRT pada taraf 5%. BI=Bobot Isi
Perkembangan akar sangat dipengaruhi oleh keadaan tanah sebagai tempat tumbuhnya. Berpengaruhnya kepadatan tanah terhadap panjang akar berhubungan dengan daya tembus akar terhadap tanah. Makin tinggi tingkat kepadatan tanah maka makin berkurang presentasi pori makro. Akar tidak bisa menembus pori-pori yang sempit bila diameter pori-pori kurang dari diameter ujung akar itu sendiri. Menurut Abu-Hamdeh (2003) pemadatan tanah akan membatasi distribusi akar. Karena itu pada tanah yang padat pertumbuhan akar akan tetap berlangsung ke arah samping. Akar tanaman yang terhambat pertumbuhannya akan menjadi lebih pendek dan lebih besar diameternya (Satyagraha, 2005).
33
Biomassa Dari hasil analisis statistik, terlihat bahwa kepadatan tanah memberikan pengaruh yang nyata terhadap biomassa tajuk basah (Tabel Lampiran 8), akan tetapi tidak menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap biomassa tajuk kering (Tabel Lampiran 8). Hasil pengukuran biomassa tajuk tanaman kacang tanah tersaji dalam Tabel 15. Tabel 15. Pengaruh kepadatan tanah terhadap biomassa tajuk tanaman kacang tanah (gram) Kepadatan tanah/BI (g/cm3) Biomassa Basah (g) Biomassa Kering (g) 0,80 166,31a 36,75 0,90 136,18ab 33,35 1,00 85,89b 21,05 1,10 186,47a 41,87 1,20 83,21b 26,38 1,25 82,29b 27,52 Keterangan: angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji DMRT pada taraf 5%.BI=Bobot Isi
Damanik (2007) menyatakan bahwa, pemadatan tanah memberikan hambatan mekanik bagi pertumbuhan tanaman, sehingga dapat mencegah sistem perakaran
yang
menyebabkan
terhambatnya
pertumbuhan
tanaman
(perkembangan daun) yang berakibat pada turunnya bobot tajuk kacang tanah.
Ginofora dan Polong Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa kepadatan tanah berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah polong total, jumlah ginofor yang menembus tanah, bobot polong basah, bobot polong kering, bobot biji basah, dan bobot biji kering ( Tabel Lampiran 9). Hasil pengukuran jumlah polong total, jumlah ginofora yang menembus tanah, bobot polong basah, bobot polong kering, bobot biji basah, dan bobot biji kering tersaji pada Tabel 16 dan perbandingan hasil polong kacang tanah pada setiap perlakuan kepadatan tanah tersaji pada Gambar Lampiran 8.
34
Tabel 16. Pengaruh kepadatan tanah terhadap ginofora dan polong tanaman kacang tanah
0,80
Jumlah Ginofora yang Menembus Tanah 23,67ab
0,90
32,67a
32,67a
45,73a
31,59a
64,99a
40,05a
1,00
18,00b
19,50ab
21,62cd
14,42cd
34,82bc
19,49bc
1,10
25,33ab
30,00a
38,78ab
25,63ab
53,74ab
32,54ab
1,20
3,67c
10,33b
11,45d
6,86d
16,40cd
9,14cd
Kepadatan tanah/BI (g/cm3)
Jumlah Polong Total
Bobot Biji Basah (g)
Bobot Biji Kering (g)
Bobot Polong Basah (g)
Bobot Polong Kering (g)
23,67a
26,62bc
18,24bc
38,76b
23,81b
1,25 4,67c 8,67b 7,36d 4,43d 10,78d 6,14d Keterangan: angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji DMRT pada taraf 5%.BI=Bobot Isi
Ginofor muncul pada 38 HST, kemudian akan memanjang serta menuju dan menembus tanah untuk memulai pembentukkan polong. Pada kondisi tanah yang gembur, ginofora akan mudah menembus tanah dan membentuk polong, sedangkan pada kondisi tanah yang padat, ginofora akan sulit bahkan tidak mampu menembus tanah (Lubis et al., 2005). Menurut Damanik (2007), tanah yang lebih padat akan menghambat perkembangan kacang tanah. Pemadatan tanah menyebabkan sulitnya penetrasi akar, sehingga mengurangi ketersediaan air bagi tanaman. Pada tanaman kacang tanah, periode pembentukkan dan pengisian polong merupakan masa yang paling kritis terhadap air. Respon tanaman kacang tanah terhadap kurangnya ketersediaan air diekspresikan melalui perubahan komponen pertumbuhan dan hasil yaitu jumlah daun, bunga, jumlah polong, dan kualitas biji (penurunan hasil) (Purnomo et al., 2006). Selain itu diamati pula produktivitas kacang tanah. Nilai produktivitas adalah dalam bentuk polong kering dan dikalkulasikan dalam jumlah hektar. Hasil analisis statistik menyatakan bahwa kepadatan tanah berpengaruh sangat nyata terhadap produktivitas kacang tanah (Tabel Lampiran 9). Pengaruh kepadatan tanah terhadap produktivitas kacang tanah tersaji pada Table 17.
35
Tabel 17. Pengaruh kepadatan tanah terhadap produktivitas tanaman kacang tanah (ton/ha) Kepadatan tanah/BI (g/cm3) Produktivitas Polong Kering (ton/ha) 0,80 0,95b 0,90 1,60a 1,00 0,78bc 1,10 1,30ab 1,20 0,37cd 1,25 0,25d Keterangan:angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji DMRT pada taraf 5%. BI=Bobot Isi
Pemadatan tanah dapat menurunkan produktivitas tanaman. Menurut Stalham et al. (2007), pemadatan tanah menurunkan produktivitas kentang. Hal ini terjadi karena adanya peningkatan resistensi tanah akibat dari pemadatan yang terjadi sehingga menyulitkan akar untuk menyerap air dan unsur hara. Dari Tabel 18 dapat diketahui bahwa tanaman kacang tanah pada bobot isi 0,90 g/cm3 mencapai produktivitas sebesar 1,60 ton/ha. Akan tetapi produktivitas tanaman kacang tanah dengan bobot isi 1,25 g/cm3 hanya mencapai 0,25 ton/ha. Produktivitas nasional untuk tanaman kacang tanah pada tahun 2011 mencapai 1,25 ton/ha (Deptan, 2012). Tanaman kacang tanah yang ditanam pada bobot isi 0,90 g/cm3 mampu meningkatkan produktivitas nasional sebesar 28 %. Akan tetapi, dengan adanya pemadatan tanah dapat menurunkan produktivitas nasional sebesar 80,32 % (bobot isi 1,25 g/cm3). Bobot isi tanah yang sesuai untuk kacang tanah dilihat dari parameter hasil produksi adalah 0,90 g/cm3.
36
Pengaruh Kepadatan Tanah Terhadap Daya Tembus dan Perkembangan Ginofora, serta Hasil Polong Kacang Tanah
Resistensi Tanah Berdasarkan analisis sidik ragam menunjukkan bahwa peningkatan kepadatan tanah berpengaruh sangat nyata terhadap nilai resistensi tanah baik sebelum maupun setelah ginofora menembus tanah (Tabel Lampiran 10). Perbedaan nilai resistensi sebelum dan setelah ginofora menembus tanah terlihat tidak nyata berdasarkan analisis t-student (Tabel Lampiran 12). Hasil pengamatan resistensi tanah sebelum dan setelah ginofora menembus tanah tersaji dalam Tabel 18 dan grafik hubungan antara kepadatan tanah dengan nilai resistensi tanah dapat dilihat pada Gambar 10. Tabel 18. Pengaruh kepadatan tanah terhadap resistensi tanah sebelum dan setelah ginofora menembus tanah Kepadatan Resistensi sebelum ginofora Resistensi setelah ginofora tanah (BI) menembus tanah (kg/cm²) menembus tanah (kg/cm²) 0,80 0,83cA 0,45cA 0,90 1,35cA 1,32bcA 1,00 1,41cA 1,19bcA 1,10 2,24bcA 1,98bcA 1,20 3,34bA 2,98bA 1,25 6,55aA 6,15aA Keterangan: angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji DMRT pada taraf 5%. Huruf besar sama dalam satu baris menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji t-student pada taraf 5%. BI=Bobot Isi
Nilai resistensi tanah akan semakin meningkat dengan bertambahnya kepadatan tanah. Dari Tabel 18 terlihat bahwa resistensi tanaman kacang tanah mengalami penurunan setelah ginofora menembus tanah. Hal ini diduga berkaitan dengan daya penetrasi ginofora. Ginofora akan mudah melakukan penetrasi pada tanah yang gembur. Namun, pada tanah yang padat ginofora akan sulit bahkan gagal menembus tanah (Lubis et al., 2005). Secara statistik peningkatan kepadatan tanah memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap nilai resistensi tanah baik sebelum maupun setelah ginofora menembus tanah.
37
Gambar 10. Grafik hubungan antara kepadatan tanah dengan nilai resistensi tanah sebelum dan setelah ginofora menembus tanah
Hasil uji korelasi kepadatan tanah terhadap nilai resistensi tanah baik sebelum maupun setelah ginofora menembus tanah menunjukkan bahwa kepadatan tanah mempunyai korelasi yang nyata, akan tetapi hubungannya tidak erat karena titik-titik yang menyebar. Nilai koefisien determinasi (R2) yang didapat adalah 0,49 (sebelum ginofora menembus tanah) dan 0,47 (setelah ginofora menembus tanah).
Tabel 19. Perbandingan nilai resistensi tanah pada percobaan 1 dan percobaan 2 Percobaan 2 Percobaan 1 Resistensi Resistensi Kepadatan Sebelum Setelah sebelum setelah ginofora tanah/BI Tanam Tanam ginofora menembus menembus (kg/cm²) (kg/cm²) (g/cm3) tanah (kg/cm²) tanah (kg/cm²) 0,80 0,27fA 0,14cB 0,83cA 0,45cA 0,90 0,85eA 0,256cB 1,35cA 1,32bcA 1,00 1,46dA 0,61bcB 1,41cA 1,19bcA 1,10 2,37cA 1,16bB 2,24bcA 1,98bcA 1,20 3,43bA 2,36aA 3,34bA 2,98bA 1,25 4,41aA 2,83aB 6,55aA 6,15aA Keterangan: angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji DMRT pada taraf 5%. Huruf besar sama dalam satu baris menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji t-student pada taraf 5%. BI=Bobot Isi
38
Pada Tabel 19 terlihat bahwa nilai resistensi tanah pada ring sampel (percobaan 2) sebelum dilakukan perlakuan cenderung lebih tinggi dibandingkan nilai resistensi tanah pada pot (percobaan 1). Hal ini diduga karena pemadatan yang dilakukan pada ring sampel lebih mudah dilakukan bila dibandingkan dengan pemadatan yang dilakukan pada pot, sehingga pemadatan yang dilakukan pada ring sampel lebih merata. Berdasarkan hasil analisis uji t-student, nilai resistensi pada percobaan 1 (satu) memiliki pengaruh yang nyata antara nilai resistensi sebelum dan nilai resistensi sesudah tanam. Pada percobaan 2 (dua), hasil analisis uji t-student tidak berpengaruh nyata antara nilai resistensi sebelum dan nilai resistensi setelah ginofora menembus tanah. Hal ini terjadi karena adanya aktivitas akar dan daya tembus ginofora yang menyebabkan penurunan nilai resistensi. Selain itu, adanya aktivitas akar dan daya tembus ginofora menyebabkan nilai resistensi tanah setelah perlakuan pada percobaan 1 (satu) lebih kecil dibandingkan nilai resitensi tanah setelah perlakuan pada percobaan 2 (dua).
Polong Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa kepadatan tanah memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap polong kacang tanah yaitu panjang polong, bobot polong basah, bobot polong kering, bobot biji basah, dan bobot biji kering (Tabel Lampiran 10). Hasil pengamatan terhadap polong kacang tanah tersaji pada Tabel 20. Ginofora membutuhkan kondisi tanah yang gembur agar dapat menembus tanah. Menurut Lubis et al. (2005), ginofora akan sulit atau gagal menembus tanah pada tanah yang padat. Ginofora yang gagal menembus tanah akan mengering dan gagal membentuk polong. Kondisi tanah yang gembur juga diperlukan bagi ginofora yang berhasil menembus tanah. ginofora yang berhasil menembus tanah kemudian tumbuh memanjang dan membentuk polong. Menurut Damanik (2007), tanah yang lebih padat akan menghambat perkembangan kacang tanah sehingga akan menurunkan ukuran polong kacang tanah. Bobot isi tanah yang paling sesuai untuk perkembangan ginofora adalah 0,80 g/cm3.
39
Tabel 20. Pengaruh kepadatan tanah terhadap polong kacang tanah Panjang polong (mm) 22,48a 15,00b -
Kepadatan tanah (BI) 0,80 0,90 1,00 1,10 1,20 1,25
Bobot biji basah (g)
Bobot biji kering (g)
1,21a 0,47b -
0,57a 0,28b -
Bobot polong basah (g) 0,60a 0,30b -
Bobot polong kering (g) 0,33a 0,19b -
Keterangan: angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji DMRT pada taraf 5%
Produksi tanaman kacang tanah pada tanah Podsolik Jasinga dengan bobot isi 0,90 g/cm3 dan metode pemberian air hingga kadar air kapasitas lapang tercapai memberikan hasil tertinggi. Produksi tanaman kacang tanah menurun seiring dengan peningkatan kepadatan tanah. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahayu (1995), tanaman kacang tanah yang ditanam pada tanah Podsolik Jasinga dengan bobot isi 0,90 g/cm3 dan 1,00 g/cm3 serta dengan metode pemberian
air
berdasarkan
curah
pertumbuhan dan hasil yang baik.
hujan
masih
dapat
mempertahankan
40
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Peningkatan kepadatan tanah berpengaruh nyata terhadap hantaran hidrolik dan nilai resistensi tanah baik sebelum penanaman maupun setelah penanaman kacang tanah, namun tidak berpengaruh nyata terhadap kadar air kapasitas lapang. Peningkatan kepadatan tanah berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman kacang tanah yaitu tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, dan jumlah bunga. Pemadatan tanah juga memberikan pengaruh yang nyata terhadap biomassa tajuk basah dan panjang akar namun tidak berpengaruh nyata terhadap biomassa tajuk kering, biomassa akar basah dan kering. Kepadatan tanah memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap hasil kacang tanah yaitu polong (basah dan kering) dan biji (basah dan kering). Produktivitas kacang tanah menurun seiring dengan peningkatan kepadatan tanah. Pengaruh kepadatan tanah juga terlihat nyata terhadap ginofora. Kepadatan tanah berpengaruh sangat nyata pada nilai resistensi tanah sebelum dan setelah ginofora menembus tanah, panjang polong, bobot polong (basah dan kering) dan bobot biji (basah dan kering). Bobot isi yang paling sesuai untuk pertumbuhan dan produksi tanaman kacang tanah adalah 0,90 g/cm3.
Saran Pengolahan tanah perlu dilakukan untuk mencapai bobot isi 0,90 g/cm3 yang merupakan bobot isi yang sesuai untuk pertumbuhan dan produksi kacang. Pada saat ginofora mulai terbentuk, tanaman kacang tanah dapat direbahkan dengan cara diinjak agar ginofora mudah masuk ke dalam tanah. Untuk mengetahui pengaruh kepadatan tanah terhadap daya tembus dan perkembangan ginofora, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. Selain itu, untuk mengetahui pengaruh kepadatan tanah terhadap pertumbuhan dan hasil, sebaiknya penelitian ini dilanjutkan dengan jenis tanah, tanaman, dan metode pemberian air yang berbeda.
41
DAFTAR PUSTAKA Abu-Hamdeh NH. 2003. Compaction and subsoiling effects on corn growth and soil bulk density. Soil Science Society of America Journal 67 (4) : 1213. Adisarwanto T. 2005. Meningkatkan Produksi Kacang Tanah di Lahan Sawah dan Kering. Jakarta : Penebar Swadaya. Baskoro DPT, SD Tarigan. 2007. Karakteristik kelembaban tanah pada beberapa jenis tanah. Jurnal Tanah dan Lingkungan Vol. 9 (2): 77-81. Damanik P. 2007. Perubahan kepadatan tanah dan produksi tanaman kacang tanah akibat intensitas lintasan traktor dan dosis bokasi [skripsi]. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Hardjowigeno S. 2003. Ilmu Tanah. Jakarta : Akademia Presindo. Harsono A, Adisarwanto T, Tohari, Indradewa D. 2006. Mekanisme ketahanan kacang tanah terhadap kekeringan. Balitkabi. Bogor. Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian : 270-279. Hillel D. 1998. Environmental Soil Physics. San Diego : Academic Press. Keloko SNBRS. 2010. Keragaman dan korelasi antara peubah pertumbuhan dan produksi pada delapan varietas kacang tanah (Arachis hypogaea L.) [skripsi]. Bogor: Fakultas Petanian, Institut Pertanian Bogor. Kurnia U, F Agus, A Adimihardja, A Dariah. 2006. Sifat fisik tanah dan metode analisisnya. Jakarta: Balai Besar Litbang Sumberdaya lahan Pertanian Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian. Kusumaputri VS. 2010. Karakteristik pertumbuhan dan produksi delapan varietas kacang tanah (Arachis hypogaea L.) [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Lubis KS, Muchlis, dan Wijaya S. 2005. Produksi kacang tanah dan beberapa sifat fisika tanah akibat pemadatan tanah ultisol. Jurnal Komunikasi Penelitian Vol. 17 (3): 48-52. Maryamah LS. 2010. Pengaruh kepadatan tanah terhadap sifat fisik tanah dan perkecambahan benih kacang tanah dan kedelai [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Mattjik AA, Sumertajaya IM. 2002. Perancangan Percobaan Dengan Aplikasi SAS dan Minitab. Jilid I. Bogor: IPB PRESS.
42
Melinda A. 2012. Pengaruh pupuk neutralizer, kaptan, dan urea terhadap caisin varietas tosakan pada podsolik Jasinga [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Purnomo J, Trustinah, Nugrahaeni N. 2006. Tingkat kehilangan hasil kacang tanah tipe spanish dan valencia akibat kekeringan. Balitkabi. Bogor. Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbiumbian : 106-103. Pitojo S. 2005. Benih Kacang Tanah. Yogyakarta : Kanisius. Rahayu R. 1995. Pengaruh pemadatan tiga jenis tanah terhadap sifat fisik tanah, pertumbuhan, dan hasil kacang tanah [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Ratnapuri I. 2008. Karakteristik pertumbuhan dan produksi lima varietas kacang tanah (Arachis hypogaea L.) [skripsi]. Bogor : Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Salisbury FB, Cleon WR. 1992. Plant Physiology. Wadsworth Publishing Co. Satyagraha H. 2005. Optimasi proses pengolahan dua karakterisasi produk serta penentuan umur simpan beras ubi kayu yang disubsidi dengan kecambah kedelai [skripsi]. Bogor : Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Simanjuntak R. 2005. Pengaruh pemberian bahan organik, kapur, dan belerang terhadap produksi biomassa, kadar serapan belerang pada tanaman jagung (Zea mays) di tanah Podsolik, Jasinga [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Sofyan M. 2011.Pengaruh pengolahan tanah konservasi terhadap sifat fisik dan hidrologi tanah [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Petanian Bogor. Stalham MA, Allen EJ, Rosenfeld AB, Herry F. 2007. Effects of soil compaction in potato (Solanum tuberosum) crops. Journal of Agricultural Science 145: 295-312. Sulaeman, Suparto, dan Eviati. 2005. Petunjuk Teknis Analisis Kimia Tanah, Tanaman, Air, dan Pupuk. Bogor : Balai Penelitian Tanah, Departemen Pertanian. Sulaeman D. 2011. Efek kompos limbah baglog jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus Jacquin) terhadap sifat fisik tanah serta pertumbuhan bibit markisa kuning (Passiflora edultis var. Flavicarpa Degner) [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Suprapto HS. 2005. Bertanam Kacang Tanah. Jakarta : Penebar Swadaya.
43
Sutandi A. 2006. Penuntun praktikum analisis tanah. Bogor : Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Suwarto, et al. 2008. Penuntun praktikum dasar-dasar agronomi. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Tim Bina Karya Tani. 2009. Pedoman Bertanam Kacang Tanah. Bandung : Yrama Widya. Utomo H. 2011. Pengaruh kaptan, trass, dan pupuk fosfor terhadap kedelai varietas orba pada podsolik Jasinga [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Walpole, Ronald E. 1993. Pengantar Statistika. Edisi ke-3. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Wilson E. 2006. Kepadatan tanah akibat penyaradan oleh forwarder dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan semai [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. www.deptan.go.id. Produktivitas Tanaman Pangan Nasional Tahun 2011 [4 Agustus 2012]
44
Lampiran
45
Tabel Lampiran 1. Kriteria penilaian hasil analisis tanah Balai Penelitian Tanah 2005 Nilai Parameter tanah
Satuan
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat tinggi >5
C
%
<1
1-2
2-3
N
%
<0,1
0,1-0,2
0,21-0,5
mg 100g ppm P ppm P mg 100g-1 me 100 g tanah-1
<5 <15 <4 <5 <10 <5
5-10 15-20 5-7 5-10 10-20 5-16
11-15 21-40 8-10 11-15 21-40 17-24
3-5 0,510,75 16-25 41-60 11-15 16-20 41-60 25-40
me 100 g tanah-1 me 100 g tanah-1 me 100 g tanah-1 me 100 g tanah-1 %
<2 <0,3 <0,1 <0,1 <20
2-5 0,4-1 0,1-0,3 0,1-0,3 20-40
6-10 1,1-2,0 0,4-0,5 0,4-0,7 41-60
11-20 2,1-8,0 0,6-1,0 0,8-1,0 61-80
>20 >8 >1 >1 >80
%
<5
5-10
1-20
20-40
>40
%
<5
5-10
11-20
20-40
>40
dS m-1
<1
1-2
2-3
3-4
>4
%
<2
2-3
5-10
10-15
>15
C/N P2O5 HCl 25% P2O5 Bray P2O5 Olsen K2O HCl 25% KTK/CEC Susunan kation Ca Mg K Na Kejenuhan Basa Kejenuhan Alumunium Cadangan mineral Salinitas/DHL Persentase natrium dapat ditukar/ESP (%)
-1
>0,75 > 25 >60 >15 >20 >60 >40
46
Tabel Lampiran 2. Rekapitulasi sidik ragam pengaruh kepadatan tanah terhadap sifat fisik tanah Peubah Kadar Air Kapasitas Lapang (Metode Alhricks) Kadar Air pF 2,54 (Maryamah, 2010) Resistensi sebelum ditanami Kacang Tanah Resistensi setelah ditanamai Kacang Tanah Hantaran Hidrolik
Sumber Keragaman Perlakuan Galat Umum Perlakuan Galat Umum Perlakuan Galat Umum Perlakuan Galat Umum Perlakuan Galat Umum
Derajat Bebas 5 12 17 5 12 17 5 12 17 5 12 17 5 12 17
Jumlah Kuadrat 40,580 62,619 103,199 1450,278 10,667 1460,944 37,506 1,075 38,581 19,022 2,53 21,552 437023,215 4432,127 441455,342
Kuadrat Tengah 8,116 5,218
F hitung 1,56
0,246tn
Koefisien Keragaman 3,24
290,056 0,889
356,310
0,000**
1,78
7,501 0,09
83,71
<0,0001**
14,04
3,804 0,211
18,05
<0,0001**
37,54
87404,643 369,344
236,65
<0,0001**
12,67
Pr > f
Keterangan: ** sangat nyata; * nyata; tn tidak nyata
Tabel Lampiran 3. Rekapitulasi sidik ragam pengaruh kepadatan tanah terhadap tinggi tanaman kacang tanah Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F Koefisien MST Pr > f Keragaman Bebas Kuadrat Tengah hitung Keragaman Perlakuan 5 20,833 4,167 6,520 0,0038** 12,96 1 Galat 12 7,667 0,639 Umum 7 28,500 Perlakuan 5 64,736 12,947 4,460 0,0158* 10,21 2 Galat 12 34,833 2,903 Umum 7 99,569 Perlakuan 5 76,625 15,325 3,570 0,033* 9,17 3 Galat 12 51,500 4,292 Umum 7 128,125 Perlakuan 5 118,944 23,789 3,690 0,0296* 9,91 4 Galat 12 77,333 6,444 Umum 7 196,278 Perlakuan 5 131,111 26,622 3,550 0,0335* 9,86 5 Galat 12 90,000 7,500 Umum 7 223,111 Perlakuan 5 370,500 74,100 4,540 0,0149* 12,19 6 Galat 12 196,000 16,333 Umum 7 566,500 Perlakuan 5 365,778 73,156 3,160 0,0477* 12,63 7 Galat 12 278,000 23,167 Umum 7 643,778
47
Tabel Lampiran 3 (Lanjutan) 8
9
10
11
12
13
14
15
16
Perlakuan Galat Umum Perlakuan Galat Umum Perlakuan Galat Umum Perlakuan Galat Umum Perlakuan Galat Umum Perlakuan Galat Umum Perlakuan Galat Umum Perlakuan Galat Umum Perlakuan Galat Umum
5 12 7 5 11 16 5 11 16 5 11 16 5 11 16 5 11 16 5 11 16 5 11 16 5 11 16
326,278 480,667 806,944 503,608 653,333 1156,941 784,951 765,167 1550,118 1082,863 1006,667 2089,529 1188,716 1011,167 2199,882 1225,696 1015,833 2241,529 1118,569 1101,667 2220,235 1186,804 1075,167 2261,971 1206,110 1069,625 2275,735
65,256 40,056
1,630
0,226tn
15,09
100,721 59,394
1,700
0,216tn
15,13
156,990 69,561
2,260
0,121tn
15,33
216,573 91,515
2,370
0,109tn
16,70
237,743 91,924
2,590
0,0878tn
16,15
245,139 92,348
2,650
0,082tn
15,83
223,714 100,151
2,230
0,124tn
16,15
237,361 97,742
2,430
0,102tn
15,53
241,222 97,239
2,480
0,097tn
15,30
Keterangan: ** sangat nyata; * nyata; tn tidak nyata
Tabel Lampiran 4. Rekapitulasi sidik ragam pengaruh kepadatan tanah terhadap diameter batang tanaman kacang tanah Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F Koefisien MST Pr > f Keragaman Bebas Kuadrat Tengah hitung Keragaman Perlakuan 5 0,183 0,037 2,860 0,063tn 4,98 1 Galat 12 0,153 0,013 Umum 7 0,336 Perlakuan 5 0,569 0,119 2,260 0,1149tn 8,82 2 Galat 12 0,633 0,053 Umum 7 1,229 Perlakuan 5 0,536 0,107 2,080 0,1393tn 8,04 3 Galat 12 0,620 0,052 Umum 7 1,156 Perlakuan 5 0,272 0,054 1,500 0,2598tn 6,23 4 Galat 12 0,433 0,036 Umum 7 0,705 5 Perlakuan 5 0,327 0,065 2,350 0,1044tn 5,16 Galat 12 0,333 0,028 Umum 7 0,660
48
Tabel Lampiran 4 (Lanjutan) Perlakuan 5 6 Galat 12 Umum 7 Perlakuan 5 7 Galat 12 Umum 7 Perlakuan 5 8 Galat 12 Umum 7 9
10
11
12
13
14
15
16
Perlakuan Galat Umum Perlakuan Galat Umum Perlakuan Galat Umum Perlakuan Galat Umum Perlakuan Galat Umum Perlakuan Galat Umum Perlakuan Galat Umum Perlakuan Galat Umum
5 11 16 5 11 16 5 11 16 5 11 16 5 11 16 5 11 16 5 11 16 5 11 16
0,751 0,680 1,431 1,323 1,053 2,376 1,171 1,133 2,845 1,735 0,140 1,875 1,909 0,287 2,195 1,997 0,305 2,302 2,177 0,273 2,451 2,405 0,340 2,545 1,876 0,265 2,141 1,744 0,167 1,911 1,735 0,300 2,035
0,150 0,057
2,650
0,0773tn
6,84
0,265 0,088
3,010
0,0545tn
7,95
0,342 0,094
3,620
0,0314*
7,72
0,347 0,013
27,270
<0,0001**
2,61
0,382 0,026
14,650
0,0002**
3,53
0,399 0,028
14,410
0,0002**
3,50
0,435 0,025
17,520
<0,0001**
3,20
0,440 0,031
14,270
0,0002**
3,46
0,375 0,024
15,580
0,0001**
2,95
0,349 0,015
23,020
<0,0001**
2,27
0,347 0,027
12,730
0,0003**
2,97
Keterangan: ** sangat nyata; * nyata; tn tidak nyata
Tabel Lampiran 5. Rekapitulasi sidik ragam pengaruh daun tanaman kacang tanah Sumber Derajat Jumlah Kuadrat MST Keragaman Bebas Kuadrat Tengah Perlakuan 5 0,020 0,004 1 Galat 12 0,029 0,002 Umum 7 0,048 Perlakuan 5 26,278 5,256 2 Galat 12 18,667 1,556 Umum 7 44,944 3 Perlakuan 5 25,611 5,122 Galat 12 15,333 1,278 Umum 7 40,944
kepadatan tanah terhadap jumlah F hitung 1,630
0,2249tn
Koefisien Keragaman 2,10
3,380
0,039*
17,96
4,010
0,0227*
10,33
Pr > f
49
Tabel Lampiran 5 (Lanjutan) Perlakuan 5 4 Galat 12 Umum 7 Perlakuan 5 5 Galat 12 Umum 7 Perlakuan 5 6 Galat 12 Umum 7 Perlakuan 5 7 Galat 12 Umum 7 Perlakuan 5 8 Galat 12 Umum 7 Perlakuan 5 9 Galat 11 Umum 16 Perlakuan 5 10 Galat 11 Umum 16 Perlakuan 5 11 Galat 11 Umum 16 Perlakuan 5 12 Galat 11 Umum 16 Perlakuan 5 13 Galat 11 Umum 16 Perlakuan 5 14 Galat 11 Umum 16 Perlakuan 5 15 Galat 11 Umum 16 Perlakuan 5 16 Galat 11 Umum 16
83,111 51,333 134,444 110,278 81,333 191,611 896,278 399,333 1295,611 1947,833 1226,667 3174,500 2886,667 2587,333 5474,000 3196,118 1154,000 4350,118 4957,216 1038,667 5591,882 4555,569 534,667 5090,235 3860,275 768,667 4628,941 5568,784 3307,333 8876,118 6028,784 4725,333 10754,118 4589,892 5349,167 9939,059 10129,029 9428,500 19557,529
16,622 4,278
3,890
0,0251*
18,07
22,056 6,778
3,250
0,0436*
16,56
179,256 33,278
5,390
0,0079**
23,76
389,567 102,222
3,810
0,0267*
29,31
577,333 215,611
2,680
0,0753tn
31,92
639,224 104,909
6,090
0,0061**
18,48
991,443 94,424
10,500
0,0007*
16,37
911,114 48,606
18,740
<0,0001**
10,48
772,055 69,879
11,050
0,0005**
13,07
1113,757 300,667
3,700
0,0328*
24,56
1205,757 429,576
2,810
0,0714tn
28,95
917,978 486,289
1,890
0,176tn
30,11
2025,806 857,136
2,360
0,109tn
34,73
Keterangan: ** sangat nyata; * nyata; tn tidak nyata
50
Tabel Lampiran 6. Rekapitulasi sidik ragam pengaruh bunga tanaman kacang tanah Sumber Derajat Jumlah Kuadrat MST Keragaman Bebas Kuadrat Tengah Perlakuan 5 0,038 0,008 4 Galat 12 0,077 0,006 Umum 7 0,114 Perlakuan 5 505,778 101,156 5 Galat 12 350,000 29,167 Umum 7 855,778 Perlakuan 5 1698,944 339,789 6 Galat 12 822,667 68,556 Umum 7 2521,611 Perlakuan 5 3288,500 657,700 7 Galat 12 1506,000 125,500 Umum 7 4794,500 Perlakuan 5 4601,111 920,222 8 Galat 12 2155,333 179,611 Umum 7 6756,444 Perlakuan 5 12379,382 2475,876 9 Galat 11 6960,500 632,772 Umum 48 19339,882 Perlakuan 5 16246,000 3249,200 10 Galat 11 10732,000 975,637 Umum 6 26978,000 Perlakuan 5 18267,098 3653,420 11 Galat 11 11412,667 1037,515 Umum 6 29679,765 Perlakuan 5 18392,235 3678,447 12 Galat 11 13522,000 1229,272 Umum 6 31914,235 Perlakuan 5 16911,804 3382,361 13 Galat 11 12228,667 1111,697 Umum 6 29140,471 Perlakuan 5 13317,804 266,561 14 Galat 11 11940,667 1084,515 Umum 6 25258,471 Perlakuan 5 12581,696 2516,339 15 Galat 11 12551,833 1141,076 Umum 6 25133,529 Perlakuan 5 11754,902 2350,980 16 Galat 11 15801,333 1436,485 Umum 6 27556,235 Perlakuan 5 9840,471 1968,094 17 Galat 11 15884,000 1444,000 Umum 6 25724,471 Keterangan: ** sangat nyata; * nyata; tn tidak nyata
kepadatan tanah terhadap jumlah F hitung
Pr > f
Koefisien Keragaman
1,170
0,377tn
3,36
3,470
0,036*
45,43
4,960
0,0108*
37,17
5,240
0,0088**
34,83
5,120
0,0096**
32,25
3,910
0,0277*
36,,80
3,330
0,0448*
41,10
3,520
0,0381*
40,20
2,990
0,0603tn
41,48
3,040
0,0577tn
36,97
2,450
0,0998tn
33,34
2,210
0,1275tn
30,35
1,640
0,2302tn
30,45
1,360
0,3098tn
28,19
51
Tabel Lampiran 7. Rekapitulasi sidik ragam pengaruh kepadatan tanah terhadap akar tanaman kacang tanah
Peubah Panjang akar Biomassa basah akar Biomassa kering akar
Sumber Keragaman Perlakuan Galat Umum Perlakuan Galat Umum Perlakuan Galat Umum
Derajat Bebas 5 12 17 5 12 17 5 12 17
Jumlah Kuadrat 2171,111 1222,000 3393,111 4,108 8,706 12,814 1,398 2,656 4,054
Kuadrat Tengah 434,222 101,833
F hitung 4,260
0,0184*
Koefisien Keragaman 29,88
0,822 0,726
1,130
0,395tn
42,41
0,280 0,221
1,260
0,341tn
38,32
Pr > f
Keterangan: * nyata; tn tidak nyata
Tabel Lampiran 8. Rekapitulasi sidik ragam pengaruh kepadatan tanah terhadap biomassa tanaman kacang tanah
Peubah Biomassa basah tajuk Biomassa kering tajuk
Sumber Keragaman Perlakuan Galat Umum Perlakuan Galat Umum
Derajat Bebas 5 12 17 5 12 17
Keterangan: * nyata; tn tidak nyata
Jumlah Kuadrat 32084,376 19305,521 51389,897 866,917 2788,219 3655,136
Kuadrat Tengah 6416,875 1608,793
F hitung 3,990
0,023*
Koefisien Keragaman 32,51
173,383 232,352
0,750
0,604tn
48,93
Pr > f
52
Tabel Lampiran 9. Rekapitulasi sidik ragam pengaruh kepadatan tanah terhadap ginofor dan polong tanaman kacang tanah
Peubah Jumlah ginofor yang menembus tanah Jumlah Polong Total Bobot Biji Basah Bobot Biji Kering Bobot Polong Basah Bobot Polong Kering
Produktivitas
Sumber Keragaman Perlakuan Galat
Derajat Bebas 5 11
Jumlah Kuadrat 2052,667 423,333
Umum
16
2476,000
Perlakuan Galat Umum Perlakuan Galat Umum Perlakuan Galat Umum Perlakuan Galat Umum Perlakuan Galat Umum Perlakuan Galat Umum
5 11 16 5 11 16 5 11 16 5 11 16 5 11 16 5 11 16
1474,598 497,167 1971,765 3370,172 660,462 4030,634 1663,112 298,432 1961,544 6544,153 1351,034 7895,187 2584,093 498,028 3082,124 4,1345 0,7968 4,9314
Kuadrat Tengah 410,533 38,485
F hitung 10,670
0,0006**
Koefisien Keragaman 34,47
294,920 45,197
6,530
0,0047**
32,19
674,034 60,042
11,230
0,0005**
30,42
332,622 27,130
12,260
0,0003**
30,63
1308,831 122,821
10,660
0,0006**
30,21
516,819 45,275
11,420
0,0005**
30,58
0,827 0,072
11,42
0,0005**
30,58
Pr > f
Keterangan: ** sangat nyata
Tabel Lampiran 10. Rekapitulasi sidik ragam pengaruh kepadatan tanah terhadap sifat fisik, ginofor, dan polong pada percobaan 2
Peubah Resistensi sebelum ginofor menembus tanah Resistensi setelah ginofor menembus tanah
Sumber Keragaman Perlakuan Galat
Derajat Bebas 5 30
Jumlah Kuadrat 0,706 0,310
Umum
35
1,016
Perlakuan Galat
5 30
0,691 0,337
Umum
35
1,028
Kuadrat Tengah 0,141 0,01
F hitung 13,65
<0,0001**
Koefisien Keragaman 4,04
0,138 0,011
12,29
<0,0001**
4,24
Pr > f
53
Tabel Lampiran 10 (Lanjutan) Perlakuan Panjang Galat polong Umum Perlakuan Bobot biji Galat basah Umum Perlakuan Bobot biji Galat kering Umum Perlakuan Bobot polong Galat basah Umum Perlakuan Bobot polong Galat kering Umum
5 30 35 5 30 35 5 30 35 5 30 35 5 30 35
2,915 2,588 5,503 0,007 0,009 0,016 0,002 0,004 0,007 0,028 0,021 0,049 0,007 0,008 0,014
0,583 0,086
6,76
0,0003**
11,95
0,001 0,000
4,480
0,0036**
0,76
0,001 0,000
3,540
0,012*
0,51
0,006 0,001
7,730
<0,0001**
1,15
0,001 0,000
5,060
0,0018**
0,69
Keterangan: ** sangat nyata; * nyata
Tabel Lampiran 11. Perbedaan nilai resistensi sebelum dan setelah tanam pada perlakuan pengaruh kepadatan tanah terhadap pertumbuhan dan hasil kacang tanah (percobaan1) Perlakuan Keragaman Derajat Bebas t-hitung Pr>ItI 0,80 Sama 4 2,82 0,0479*
0,90
1,00
1,10
1,20
1,25
Tidak sama
3,6
2,82
0,0541
Sama
4
4,44
0,0114*
Tidak sama
2,13
4,44
0,0419
Sama
4
6,14
0,0036**
Tidak sama
3,65
6,14
0,0018
Sama
4
3,01
0,0397*
Tidak sama
3,11
3,01
0,0547
Sama
4
1,96
0,1218tn
Tidak sama
2,37
1,96
0,1691
Sama
4
5,07
0,0071**
Tidak sama
2,59
5,07
0,0210
Keterangan: ** sangat nyata; * nyata; tn: tidak nyata
54
Tabel Lampiran 12. Perbedaan nilai resistensi sebelum dan setelah ginofora menembus tanah pada perlakuan pengaruh kepadatan tanah terhadap daya tembus dan perkembangan ginofora (percobaan 2) Perlakuan Keragaman Derajat Bebas t-hitung Pr>ItI 0,80 Sama 10 1,67 0,1260tn
0,90
1,00
1,10
1,20
1,25
Tidak sama
8,66
1,67
0,1307
Sama
10
0,05
0,9581tn
Tidak sama
9,87
0,05
0,9581
Sama
10
0,58
0,5725tn
Tidak sama
9,32
0,58
0,5734
Sama
10
0,28
0,7860tn
Tidak sama
9,84
0,28
0,7861
Sama
10
0,33
0,7470tn
Tidak sama
9,99
0,33
0,7470
Sama
10
0,29
0,7792tn
Tidak sama
10
0,29
0,7792
Keterangan: tn: tidak nyata
55
Tabel Lampiran 13. Hasil pengamatan tinggi tanaman tanaman kacang tanah (cm)
Kepadatan tanah/BI (g/cm3) 0,80
0,90
1,00
1,10
1,20
1,25
Ulangan 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 MST 8 7 8 7,5 7 8 6 5 6,5 6 5,5 6 5,5 6 5 6 5 3
2 MST 20 19 19 17 15 19 19 18 16 19 18 16 14 12 15 12 16 16,5
3 4 5 MST MST MST 23 24 27 26 27 28 24 25 31 24 30 31 23 28 33 27 34 35 25 26 27 25 26 27 21 25 27 24 25 26 25 27 28 21 26 30 18 19 20 18 23 25 22 28 33 18 20 23 20,5 24 26 22 24 25
6 MST 35 35 37 39 39 47 27 28 31 30 32 39 24 29 36 26 33 30
Tinggi Tanaman (cm) 7 8 9 10 MST MST MST MST 39 41 47 48 39 48 60 67 43 47 52 55 45 47 57 58 42 44 51 52 49 52 66 69 27 27 42 44 56 62 35 43 46 49 43 48 62 65 38 42 53 59 43 46 51 66 30 36 45 47 32 33 35 36 39 46 56 57 29 31 35 38 40 46 50 52 31 34 44 45
11 MST 50 73 56 60 57 74 68 50 70 62 71 48 36 58 39 53 49
12 13 MST MST 51 52 76 78 57 58 64 69 58 59 75 76 Mati 71 72 52 53 72 73 68 69 72 73 50 51 37 39 59 60 42 43 55 56 50 51
14 MST 53 81 59 70 60 77
15 MST 54 82 60 72 69 78
16 MST 55 82 61 74 70 79
73 54 73 69,5 74 53 40 62 45 58 52
75 55 74 70 74,5 54 40,5 65 47 60 52,5
76 55,5 75 70 75 55 41 65,5 47 61 54
56
Tabel Lampiran 14. Hasil pengamatan diameter batang tanaman tanaman kacang tanah (mm)
Kepadatan tanah/BI (g/cm3) 0,80
0,90
1,00
1,10
1,20
1,25
Ulangan 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 MST 2,4 2,4 2,3 2,5 2,4 2,3 2,4 2,3 2,2 2,1 2,1 2,1 2,1 2,4 2,1 2,1 2,4 2,3
2 MST 2,8 2,5 3,0 3,2 3,0 2,6 2,6 2,7 2,3 2,2 2,7 2,4 2,3 2,7 2,4 2,4 2,5 2,6
3 4 5 MST MST MST 2,9 3,0 3,1 2,7 3,1 3,3 3,1 3,3 3,4 3,3 3,5 3,6 3,1 3,2 3,3 2,8 2,9 3,1 2,8 2,9 2,9 2,9 3,1 3,2 2,6 2,7 3,0 2,4 2,7 3,0 2,9 3,0 3,2 2,2 2,9 3,1 2,7 2,9 3,0 3,1 3,3 3,4 2,7 3,1 3,3 2,9 3,1 3,5 2,9 3,1 3,4 2,9 3,1 3,4
6 MST 3,2 3,4 3,6 3,8 3,5 3,5 2,9 3,4 3,3 3,1 3,4 3,3 3,2 4,0 3,7 3,7 3,7 3,9
7 MST 3,5 3,5 3,8 3,9 3,7 3,7 2,9 3,7 3,7 3,4 3,5 3,4 3,4 4,4 4,1 4,2 4,1 4,2
Diameter batang (mm) 8 9 10 MST MST MST 3,6 3,9 4,1 3,6 3,8 4,1 4,0 4,1 4,3 4,1 4,3 4,6 4,0 4,1 4,2 4,0 4,2 4,5 2,9 4,0 4,3 4,6 4,0 4,3 4,4 3,6 4,1 4,5 3,6 4,0 4,1 4,0 4,1 4,3 4,1 4,5 4,8 4,5 4,7 5,0 4,5 4,8 5,0 4,4 4,7 4,9 4,4 4,8 5,1 4,4 4,9 5,2
11 MST 4,4 4,2 4,6 4,8 4,4 4,6 4,8 4,5 4,6 4,3 4,4 5,0 5,1 5,3 5,2 5,3 5,3
12 13 MST MST 4,5 4,7 4,4 4,5 4,7 5,0 5,0 5,1 4,7 4,9 4,8 5,0 Mati 5,0 5,1 4,6 4,7 4,7 4,9 4,4 4,5 4,6 4,7 5,3 5,6 5,2 5,4 5,5 5,6 5,4 5,6 5,4 5,5 5,5 5,6
14 MST 4,8 4,7 5,2 5,2 5,0 5,1
15 MST 5,0 5,0 5,3 5,3 5,2 5,2
16 MST 5,2 5,1 5,5 5,4 5,3 5,3
5,2 4,9 5,2 4,9 5,0 5,7 5,6 5,7 5,7 5,8 5,7
5,4 5,2 5,3 5,1 5,1 5,7 5,9 5,9 5,8 6,0 5,8
5,5 5,3 5,6 5,3 5,2 5,9 6,1 6,0 6,0 6,2 5,8
57
Tabel Lampiran 15. Hasil pengamatan jumlah daun tanaman tanaman kacang tanah
Kepadatan tanah/BI (g/cm3) 0,80
0,90
1,00
1,10
1,2
1,25
Ulangan 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 MST 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0
2 MST 7 9 8 6 9 7 8 7 8 8 7 7 6 8 7 5 2 6
3 4 5 MST MST MST 10 13 16 12 13 16 12 12 20 12 20 20 13 14 21 13 13 20 10 10 10 10 10 16 12 11 18 10 12 15 11 10 13 12 10 15 10 8 8 12 12 15 12 10 15 9 8 15 7 8 15 10 12 15
6 MST 26 23 31 42 43 30 7 26 23 25 21 28 15 21 18 22 18 18
7 MST 33 33 45 58 69 40 7 32 40 37 31 37 23 28 29 31 20 28
Jumlah daun 8 9 10 MST MST MST 43 57 66 32 51 55 72 74 75 67 79 84 81 92 103 56 60 69 7 47 40 47 51 60 61 63 63 68 48 61 77 52 64 66 36 40 45 37 42 37 43 51 48 38 43 39 25 31 32 30 34 37
11 MST 79 73 90 90 90 82 54 70 70 79 74 49 42 59 45 39 46
12 13 MST MST 68 57 75 83 89 106 80 122 77 81 55 70 Mati 56 75 56 57 86 74 81 96 85 91 52 57 37 41 44 51 53 41 44 48 49 50
14 MST 58 83 125 120 94 63
15 MST 54 101 119 93 73 63
16 MST 97 105 152 78 52 96
84 52 76 86 89 49 44 55 37 49 53
95 40 103 106 73 64 40 66 48 56 51
127 36 80 141 118 63 39 73 54 62 60
58
Tabel Lampiran 16. Hasil pengamatan jumlah bunga tanaman tanaman kacang tanah
Kepadatan tanah/BI (g/cm3) 0,80
0,90
1,00
1,10
1,20
1,25
Ulangan 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
4 MST 0 1 2 2 1 2 0 0 2 2 0 1 0 2 1 0 0 0
5 MST 6 7 11 28 23 19 0 10 16 11 8 18 5 18 7 7 8 12
6 MST 18 9 22 48 47 35 1 19 27 24 17 28 9 28 14 21 15 19
7 MST 29 17 30 69 66 50 1 36 36 32 28 38 16 35 23 34 19 20
8 MST 36 31 55 87 73 60 1 44 37 53 43 49 19 38 33 40 24 25
Jumlah bunga 9 10 11 MST MST MST 63 83 117 54 56 57 112 143 148 166 186 187 82 87 87 100 102 103 67 44 70 71 92 27 46 53 45 28 42
68 44 81 87 100 27 48 55 47 31 47
68 44 81 106 101 27 48 55 47 31 55
12 MST 125 61 165 188 87 105 74 44 82 115 101 27 48 59 53 33 70
13 MST 128 82 168 190 88 105 Mati 86 44 85 119 102 29 62 62 60 48 75
14 MST 135 101 169 191 88 108
15 MST 157 120 171 191 92 129
16 MST 170 134 176 193 101 153
119 45 96 121 102 54 71 70 81 54 75
152 49 110 129 112 67 82 91 86 65 89
185 49 130 141 125 80 88 110 106 73 102
59
Tabel Lampiran 17. Hasil pengamatan panjang dan biomassa akar tanaman kacang tanah
Kepadatan tanah/BI (g/cm3) 0,80
0,90
1,00
1,10
1,20
1,25
Ulangan
Panjang akar (cm)
Bobot akar basah (gram)
Bobot akar kering (gram)
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
41 48 61 43 29 57 11 30 20 32 51 36 33 13 29 24 22 28
1,64 2,21 3,91 2,79 1,58 1,34 0,58 1,64 0,9 1,85 2,31 2,46 3,13 0,85 2,38 1,97 1,55 3,06
1,07 1,39 2,27 1,64 0,9 1,05 0,37 1,04 0,57 1,1 1,34 1,52 2,04 0,56 1,32 1,15 1,14 1,63
Tabel Lampiran 18. Hasil pengamatan biomassa tajuk tanaman kacang tanah
Kepadatan tanah/BI (g/cm3) 0,80
0,90
1,00
1,10
1,20
Ulangan
Biomassa basah tajuk (gram)
Biomassa kering tajuk (gram)
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
122,52 183,402 193,003 148,786 143,342 116,416 22,03 173,623 62,016 204,393 174,181 180,841 105,398 41,754 102,484
14,05 36,32 59,89 20,91 39,42 39,73 7,211 36,09 19,86 57,52 40,13 27,95 31,61 8,62 38,9
60
Tabel Lampiran 18 (Lanjutan) 1 1,25 2 3
97,127 78,088 71,65
22,2 23,04 37,33
Tabel Lampiran 19. Hasil pengamatan jumlah ginofora dan polong tanaman kacang tanah
Kepadatan Tanah (BI)
Ulangan 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
0,80
0,90
1,00
1,10
1,20
1,25
Jumlah ginofora yang menembus tanah 14 24 33 41 33 24 0 13 23 25 28 23 4 0 7 6 6 2
Jumlah Polong Total 14 24 33 41 33 24 0 16 23 25 31 34 9 4 18 10 9 7
Tabel Lampiran 20. Hasil pengamatan bobot polong dan biji tanaman kacang tanah
Kepadatan Tanah (BI) 0,80
0,90 1,00
Ulangan
Bobot Polong Basah (gram)
1 2 3 1 2 3 1 2 3
24,15 44,26 47,87 84,27 59,97 50,74 0 28,4 41,23
Bobot Polong Kering (gram) 14,42 26,8 30,2 51,77 38,79 29,59 0 16,08 22,89
Bobot Biji Basah (gram) 16,28 30,71 32,87 58,46 45,32 33,41 0 17,78 25,45
Bobot Biji Kering (gram) 11,38 20,24 23,1 40,63 31,49 22,65 0 11,66 17,17
Produktivitas polong kering (ton/ha) 0,57 1,07 1,21 2,10 1,55 1,18 0 0,64 0,92
61
Tabel Lampiran 20 (Lanjutan) 1 45,9 1,10 2 60,14 3 55,18 1 13,95 1,20 2 7,58 3 27,66 1 13,37 1,25 2 12,4 3 6,58
27,63 36,14 33,86 8,51 4,82 14,09 7,62 6,6 4,2
33,47 44,63 38,23 10 6,01 18,33 9,74 7,6 4,74
22,3 28,86 25,74 6,32 3,85 10,4 5,63 4,64 3,01
1,11 1,45 1,35 0,34 0,19 0,56 0,30 0,26 0,17
62
Tabel Lampiran 21. Hasil pengamatan polong dan biji kacang tanah (percobaan 2) Bobot Bobot Kepadat Panjang Bobot Biji Bobot Biji Ulang Polong Polong an tanah Polong Basah Kering an Basah Kering (BI) (mm) (gram) (gram) (gram) (gram ) 1 26,1 1,62 1,04 1,17 0,78 2 26,8 1,33 0,58 0,59 0,3 3 0 0 0 0 0 0,80 4 0 0 0 0 0 5 20 0,94 0,26 0,25 0,12 6 17 0,95 0,41 0,38 0,21 1 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0,90 4 0 0 0 0 0 5 0 0 0 0 0 6 0 0 0 0 0 1 15 0,47 0,28 0,3 0,19 2 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 1,00 4 0 0 0 0 0 5 0 0 0 0 0 6 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 1,10 4 0 0 0 0 0 5 0 0 0 0 0 6 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 1,20 4 0 0 0 0 0 5 0 0 0 0 0 6 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 1,25 4 0 0 0 0 0 5 0 0 0 0 0 6 0 0 0 0 0
63
Tabel Lampiran 22. Hasil pengamatan Alhricks Kepadatan tanah (BI)
Ulangan
Kadar Air (%)
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
67,8571 70,6767 72,093 68 72,5191 67,7966 67,8832 71,6335 73,6364 68,3938 69,0323 70,7142 69,2913 69,7479 69,802 77,0833 72,7891 71,1111
0,80
0,90
1,00
1,10
1,20
1,25
Tabel Lampiran 23. Hasil pengamatan Hantaran Hidrolik Kepadatan Tanah (BI) 0,80
0,90
1,00
1,10 1,20
Ulangan
Kecepatan (cm/jam)
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
361 435,6 373,96 349,2 349,2 306,4 126,144 131,4 123,51 58 56,88 57,04 0,69 0,35 0,95
64
Tabel Lampiran 23 (Lanjutan) 1 2 3
1,25
0,74 0,23 0,22
Tabel Lampiran 24. Hasil pengamatan resistensi tanah pada tanaman kacang tanah sebelum penanaman kacang tanah (percobaan 1) Kepadatan tanah (BI) 0,80
0,90
1,00
1,10
1,20
1,25
Ulangan 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 0,15 0,1 0,1 1,75 0,75 0,8 1,8 1,2 1,8 1,9 1,9 2 3 3,1 3,5 5,3 4,5 4
Tusukkan ke 2 3 4 0,15 0,5 0,5 0,1 0,5 0,5 0,1 0,5 0,2 1 0,8 1,6 0,7 0,5 0,8 0,8 0,8 1 1,8 1,6 1,2 1,8 1 1,3 1,2 1,3 3,8 1,9 2 2 2 3,5 3 2 4 2,5 3,5 3,5 3,1 3,25 3,3 3,4 3,5 3,5 4 4,5 5,3 5 4,5 4,5 4,75 3,8 3,5 3,5
5 0,1 0,1 0,1 0,75 1 0,5 1 1,8 1 3 1,8 2,5 3,4 3,5 3,5 4,75 4 4,75
6 0,5 0,1 0,5 0,8 0,5 0,5 0,5 1,2 1 1,9 1,2 3,5 3,1 3,1 4,5 4,75 4 4
Rataan 0,317 0,233 0,250 1,117 0,708 0,733 1,317 1,383 1,683 2,117 2,233 2,750 3,267 3,275 3,750 4,933 4,375 3,925
65
Tabel Lampiran 25. Hasil pengamatan resistensi tanah pada tanaman kacang tanah setelah penanaman kacang tanah (percobaan 1) Tusukkan ke Kepadatan Ulangan Rataan tanah (BI) 1 2 3 4 5 6 1 0,1 0,05 0,1 0,05 0,1 0,1 0,083 0,80 2 0,05 0,05 0,1 0,05 0,5 0,5 0,208 3 0,5 0,1 0,05 0,05 0,05 0,05 0,133 1 0,1 0,1 0,1 0,5 0,5 0,5 0,300 0,90 2 0,1 0,2 0,1 0,1 0,5 0,5 0,250 3 0,2 0,5 0,2 0,2 0,1 0,1 0,217 1 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,500 1,00 2 0,5 0,5 0,5 1 0,4 0,4 0,550 3 0,2 0,5 0,5 1 1,2 1,2 0,767 1 0,2 0,2 1,3 0,3 0,4 0,4 0,467 1,10 2 0,4 0,4 2 3 2 2 1,633 3 0,4 1 4 1,8 0,5 0,5 1,367 1 0,5 1 2,5 2,1 1,2 1,2 1,417 1,20 2 4 4,5 1 4 0,5 0,5 2,417 3 2,9 4 3 2,5 3,5 3,5 3,233 1 1,5 2 2,75 1,75 3,8 3,8 2,600 1,25 2 2,5 1 3,5 2,75 4 4 2,958 3 1,5 4 3 4 2,5 2,5 2,917
66
Tabel Lampiran 26. Hasil pengamatan resistensi tanah pada tanaman kacang tanah sebelum ginofora menembus tanah (percobaan 2) Tusukkan Ke- (Sebelum Ginofor Menembus Kepadatan RataTanah) Ulangan tanah (BI) Rata 1 2 3 4 5 6 1 1 1 0,1 0,2 0,1 1 0,57 2 0,8 0,1 0,1 0,1 0,1 1 0,37 3 1 1,8 0,5 0,5 0,1 0,5 0,73 0,80 4 0,8 1 1 0,7 0,9 1 0,90 5 0,1 0,5 0,75 0,8 0,9 1 0,68 6 0,7 3,5 2 1 1,5 1,5 1,70 1 0,1 0,1 0,1 0,2 2 2 0,75 2 0,5 0,1 0,1 0,5 0,5 1 0,45 3 0,2 0,2 0,15 3 0,1 0,1 0,63 0,90 4 2 2 3 2 2 1 2,00 5 3,5 3 0,1 3,5 3,4 1,5 2,50 6 3,5 3 2 0,5 1 0,5 1,75 1 3,5 2,25 3,5 1,1 1 2 2,23 2 1,9 3 2 2 1,9 2 2,13 3 0,5 0,1 1 1,8 1,1 0,9 0,90 1,00 4 0,1 1,25 3,5 0,2 0,5 1,5 1,18 5 2 1,5 3 0,5 0,5 3 1,75 6 0,2 0,1 0,15 0,2 0,1 1 0,29 1 2 3 1 4 1,25 5 2,71 2 2 4 7 7 5 5 5,00 3 1,5 1,3 1 1,8 1,25 1 1,31 1,10 4 1 1 1,5 0,5 0,5 0,5 0,83 5 1 1,5 3 2 3 2,5 2,17 6 1,5 1 1,25 1,75 2 1 1,42 1 1,25 2 2 4 1,25 1,5 2,00 2 4,9 2,75 4,8 3,5 2,5 5 3,91 3 2 3 2,5 3,9 1,75 2 2,53 1,20 4 3 1 1,25 0,5 1 7 2,29 5 1 3,5 3 1,25 1 5 2,46 6 4 6 5 6 10 10 6,83 1 15 4 10 4 4 1 6,33 2 2 2,75 9 2 15 2 5,46 3 13 2 3,5 2,75 2 3 4,38 1,25 4 7 10 10 10 10 9 9,33 5 2 2,5 8 4 5,25 3 4,13 6 7 8 10 10 10 13 9,67
67
Tabel Lampiran 27. Hasil pengamatan resistensi tanah pada tanaman kacang tanah setelah ginofora menembus tanah (percobaan 2) Tusukkan Ke- (Setelah Ginofor Menembus Kepadatan RataTanah) Ulangan tanah (BI) Rata 1 2 3 4 5 6 1 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 2 0,1 0,05 0,2 0,5 0,05 0,05 0,16 3 0,5 1 1 0,5 0,2 0,5 0,62 0,80 4 1 1 1 0,5 0,5 0,2 0,70 5 0,05 0,05 0,5 0,5 0,5 0,5 0,35 6 1 2 0,5 0,05 0,5 0,75 0,80 1 1,5 1 0,5 0,5 0,5 2 1,00 2 0,5 0,05 0,05 1 0,5 0,5 0,43 3 0,1 0,3 3 0,1 0,2 0,2 0,65 0,90 4 2 2 3 2 2 3 2,33 5 3 2 2,5 2 1 1,5 2,00 6 3,5 3,5 1 0,2 0,7 0,2 1,52 1 3,5 3,5 1 1 0,5 0,5 1,67 2 2 2,5 2 1,5 1,5 2 1,92 3 1,5 1 0,2 0,5 0,2 0,7 0,68 1,00 4 1 1,5 1 3,5 0,5 1,5 1,50 5 2 1 0,05 0,05 0,2 1 0,72 6 0,7 0,6 0,7 0,6 0,6 0,6 0,63 1 5 2 4 3 1 1,5 2,75 2 2,5 4 7 7 4,5 5 5,00 3 0,5 0,1 0,7 0,5 0,7 1 0,58 1,10 4 1 0,1 1 0,5 0,5 0,5 0,60 5 2 0,2 3 2 2,5 2,5 2,03 6 1 1 1 0,5 1 1 0,92 1 0,9 3 2 1 1 1 1,48 2 4 5 3 2 3 2 3,17 3 1,75 1,9 2 1,5 3,5 2 2,11 1,2 4 3 7 1 0,5 0,5 0,2 2,03 5 2 1 2 5 0,5 4 2,42 6 4 6 5 6 9 10 6,67 1 10 4 4 3,5 5 10 6,08 2 3,5 4 2,5 9 2,5 7 4,75 3 10 4 2,5 2,5 2,75 2,5 4,04 1,25 4 5 10 10 10 9 9 8,83 5 1,5 5 3 4 4 5 3,75 6 7 7 10 10 10 12,5 9,42
68
Gambar Lampiran 1. Tanah yang dikering udarakan
Gambar Lampiran 2. Percobaan di rumah kaca
69
Gambar Lampiran 3. Tanaman kacang tanah yang terserang hama tungau
Gambar Lampiran 4. Tanaman kacang tanah terserang hama aphis
Gambar Lampiran 5. Pemberian Insektisida Curaccron pada 8 MST
70
Gambar Lampiran 6. Tinggi tanaman kacang tanah (12 MST)
Gambar Lampiran 7. Panjang akar tanaman kacang tanah pada setiap perlakuan kepadatan tanah (BI)
71
Gambar Lampiran 8. Hasil polong kacang tanah
Gambar Lampiran 9. Perlakuan percobaan 2