Jurnal Keperawatan & Kebidanan – Stikes Dian Husada Mojokerto
PENGARUH KELAS IBU BALITA USIA 0-59 BULAN TERHADAP PENGETAHUAN PEMANFAATAN BUKU KIA
SEPTI FITRAH NINGTYAS Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Minat Studi Kesehatan Ibu dan Anak Program Studi IKM Universitas Airlangga Email :
[email protected]
ABSTRAK Ibu dan anak adalah kelompok yang paling rentan terhadap berbagai masalah kesehatan yang menyebabkan kematian. Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA buku pegangan) yang dimaksudkan untuk menjaga independensi keluarga di kesehatan, mencegah dan mengatasi masalah kesehatan ibu dan Anak. Buku KIA adalah alat untuk merekam dan pemantauan kesehatan ibu dan anak, berarti komunikasi antara tenaga kesehatan dan antara tenaga kesehatan dengan alat ibu dan keluarga konseling (pendidikan) kesehatan ibu dan anak, keluarga yang dimiliki, dan dapat digunakan di semua fasilitas kesehatan. Penelitian ini merupakan jenis observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan cluster random sampling dengan jumlah sampel masingmasing daerah dari sejumlah 75 responden di pusat-pusat kesehatan dan puskesmas Megaluh Jogoloyo. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada efek kelas ibu 0-59 bulan untuk perilaku pemanfaatan buku KIA oleh analisis statistik uji Chi-square p <(α) 0,05. Setiap puskesmas daerah di wilayah Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang harus melakukan kegiatan kelas ibu untun mengurangi angka kematian pada anak balita.
Kata kunci: buku ibu dan anak kesehatan dan pengetahuan ibu
Hal 63
Jurnal Keperawatan & Kebidanan – Stikes Dian Husada Mojokerto
PENDAHULUAN Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia di atas satu tahun atau lebih popular dengan pengertian usia anak di bawah lima tahun (Mauris. H, 2006). Manurut Sutomo. B. dan Anggraeni. DY, (2010), balita adalah istilah umum bagi anak usia 13 tahun (balita) dan anak prasekolah (3-5 tahun). Saat usia balita, anak masih tergantung penuh kepada orang tua untuk melakukan kegiatan penting, seperti mandi, buang air dan makan. Perkembangan berbicara dan berjalan sudah bertambah baik. Namun, kemampuan lain masih terbatas. Masa balita merupakan periode penting dalam proses tumbuh kembang manusia. Perkembangan dan pertumbuhan di masa itu menjadi penentu keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan anak di periode salanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini merupakan masa yang berlangsung cepat dan tidak akan pernah terulang, karena itu sering disebut golden age atau masa keemasan. Ibu dan anak merupakan kelompok yang paling rentan terhadap berbagai masalah kesehatan yang menyebabkan kematian. Buku Kesehatan Ibu dan Anak (Buku KIA) yaitu untuk tujuan kemandirian keluarga dalam memelihara kesehatan, mencegah serta menanggulangi masalah kesehatan ibu dan anak. Buku KIA merupakan alat pencatatan dan pemantauan kesehatan ibu dan anak, alat komunikasi antara tenaga kesehatan dan antara tenaga kesehatan dengan ibu dan keluarga, alat penyuluhan (edukasi) kesehatan ibu dan anak, milik keluarga, dan dapat digunakan di semua fasilitas kesehatan. Pemanfaatan buku KIA ini merupakan salah satu program prioritas di Indonesia, karena melalui penerapan buku KIA ini akan fokus catatan pada pelayanan kelompok pendudukan paling rawan (ibu hamil dan balita) berdampak positif bagi kesehatan dan perkembangan anak usia dini sejak dalam kandungan ibu sampai berumur lima tahun, dan mendukung upaya pencegahan dan deteksi dini masalah eksehatan dan gizi ibu dan anak ditingkat keluarga (Ernoviana, 2005). Berdasarkan pertimbangan ini, maka sangat perlu mengajari ibu – ibu tentang isi buku KIA dan cara menggunakan buku KIA, salah satu solusinya yaitu melalui penyelenggaraan Kelas Ibu Balita (KIB). KIB ditujukan bagi ibu yang mempunyai anak balita (0-59 bulan). KIB merupakan suatu
aktifitas belajar kelompok dalam kelas dengan anggota beberapa ibu yang mempunyai anak balita (usia 0-5 tahun) dibawah bimbingan satu atau beberapa fasilitator (pengajar) dengan memakai buku KIA sebagai alata pembelajaran (Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kemenkes RI, 2011). Tujuan KIB untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan, merubah sikap dan perilaku ibu hamil tentang kesehatan balita, gizi dan stimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak. Selain itu KIB ini merupakan satu program untuk memanfaatkan buku KIA dalam meningkatakan kesehatan ibu dan anak. Manfaatnya adalah bagi ibu balita dan keluarganya, KIB merupakan sarana untuk mendapatkan teman, bertanya dan memperoleh informasi penting yang harus dipraktekkan. Bagi petugas kesehatan penyelenggaraan kelas ibu balita, anak dan keluarganya serta dalam menjalin hubungan yang lebih erat dengan ibu balita serta keluarganya dan masyarakat (Direktorat jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kemenkes RI, 2011). Keberhasilan dari program KIB dipengaruhi oleh beberapa factor seperti fasilitator yang sudah mendapatkan pelatihan kelas ibubalita, sarana dan prasarana yang ada kemudian motivasi dari sasaran KIB yaitu para ibu-ibu yang memiliki balita sesuai pengelompokan usia balita. Tentunya semua factor diatas harus mendukung agar program balita dapat berjalan baik (Direktorat jenderal Bina Gizi dan kesehatan Ibu dan Anak Kemenkes RI, 2011). Di Provinsi Jawa Timur pelaksanaan KIB sudah mulai disosialisasikan sejak tahun 2010. Dinas kesehatan provinsi mulai melatih para fasilitator dari masing – masing perwakilan dari Dinas Kesehatan Kabupaten yang berada di wilayah kerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa timur. Masing–masing perwakilan Kebupaten dilatih untuk menjadi fasilitator dan memulai pelaksanaan KIBdi masing–masing kabupaten. Di wilayah Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang sendiri memulai pelaksanaan KIB tahun 2010 hingga sekarang (Kasi Kesga Dinkes Jombang, 2015). Menurut penelitian Abdul Basit (2012), di dalam penelitiannya yang berjudul “Intervensi pendidikan gizi dalam program kelas ibu – balita dengan pemberian zat gizi Hal 64
Jurnal Keperawatan & Kebidanan – Stikes Dian Husada Mojokerto
mikro (taburia) terhadap penibgkatan status gizi anak balita gizi buruk” dikatakan bahwa intervensi pendidikan gizi yang dilakukan di dalam KIB dapat memberikan hasil yang bermakna karena kelompok ibu balita tersebut dapat fokus terhadap materi dan pendampingan yang diberilah oleh fasilitator. Berdasarkan salah satu Trainer KIB di wilayah kerja Dinas Kesehatan Jombang mengatakan bahwa ada beberapa masalah yang mengakibatkan tidak semua puskesmas melaksanakan program Kelas Ibu Balita. Dari 34 Puskesmas di wilayah kabupaten Jombang ada 20 Puskesmas yang telah dilatih oleh Trainer dari Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang yang masing–masing puskesmas dilatih 2 orang tenaga kesehatan untuk menjadi fasilitator Kelas Ibu Balita. Kemudian 3 puskesmas lainnya dilatih langsung dari Dinas Kesehatan Proviansi Jawa Timur. Dan ada 11 Puskesmas yang belum diberikan pelatihan untuk menjadi fasilitator kelas ibu balita. Tetapi dari sebagian Puskesmas tahun 2014 hanya ada 5 puskesmas yang tidak melaksanakan kelas ibu balita. Kejadian tersebut menurut informasi dari Trainer Dinkes Jombang bisa disebabkan kemungkinan dari fasilitator yang dipindah tugaskan sehingga fasilitator bisa membentuk KIB yang baru meskipun puskesmas tersebut tercatat belum mendapatkan pelatihan kelas Ibu Balita. Menurut informasi dari Dinkes Jombang bahwa tidak semua Puskesmas di wilayah Kabupaten Jombang yang telah mendapatkan pelatihan KIB dapat melaksanakan kegiatan tersebut secara maksimal. Dan capaian yang di dapatkan dari target yang seharusnya di capai tidak 100 %. Hanya ada 4 (11,7%) puskesmas saja yang targetnya 100%, 73,5% puskesmas target pelaksanaan kelas ibu hamilnya tidak tercapai dan 14,7% puskesmas yang tidak melaksanakan program kelas ibu balita. Data tentang pemanfaatan buku KIA oleh ibu menurut Dinas Kesehatan Jombang dari 34 puskesmas hanya 7 puskesmas sebesar 21 % yang melaporkan tentang pemanfaatan buku KIA secara lengkap dan maksimal. Sedangkan untuk cakupan kepemilikan buku KIA sebesar 74% dari total seluruh jumlah anak balita yang ada di kabupaten Jombang. Angka ini masih dibawah target standart pelayanan minimal yang seharusnya mencapai 100%.
Dari hasil studi Pendahuluan di Puskesmas Jelak Ombo Kabupaten Jombang dengan teknik wawancara bahwa dari 10 ibu balita yang mengikuti KIB 100% memiliki buku KIA tetapi mereka tidak pernah membaca maupun membuka buku KIA dikarenakan 10 ibu tersebut mengatakan buku KIA disimpan oleh kader posyandu karena khawatir hilang. Dan ibu balita juga mengatakan tidak ada kesempatan untuk bisa membaca buku KIA. Buku KIA bisa dibaca jika hanya ada kegiatan KIB yang dilakukan 1 bulan sekali. Seribu hari pertama kehidupan manusia (Continuum of Care) adalah upaya perbaikan semua proses awal kehidupan manusia yang difokuskan sejak janin dalam kendungan hingga anak mencapai usia 24 bulan atau disebut periode emas kehidupan. Masa ini menjadi masa yang sangat penting dan butuh perhatian khusus jika menginginkan hasil yang maksimal untuk keturunan berikutnya. Maka upaya perbaikan gizi , pencegahan penyakit pada anak sejak dini, perawatan bayi, balita dan apras perlu dilakukan dengan tepat dan cepat (Banlitbangkes Kemenkes RI, 2013) METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian analitik yang jenis observasional. dengan desain penelitian Cross Sectional. Populasi pada penelitian ini adalah ibu Balita yang memilki anak usia 0-59 bulan yang berada di Puskesmas Megaluh dan Puskesmas Jogoloyo wilayah Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang sebanyak 462 Ibu. Sampel dalam penelitian ini adalah yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 150 ibu. Besar sampel ditentukan berdasarkan wilayah puskesmas, yaitu puskemas Megaluh sebagai kelompok perlakuan sebanyak 75 ibu dan Puskesmas Jogoloyo sebagai kelompok kontrol sebanyak 75 Ibu. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah: 1. Ibu yang memiliki Balita usia 0-59 bulan 2. Ibu Balita yang memiliki buku KIA dan di bawa sendiri 3. Bersedia menjadi responden 4. Ibu Balita yang bisa baca dan tulis Kriteria Eksklusi : Ibu Balita yang tidak memiliki Buku KIA. Variabel independen dalam penelitian ini adalah kelas Ibu Balita, sedangkan variabel dependent adalah pengetahuan dalam Pemanfaatan Buku KIA. Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder.Data primer Hal 65
Jurnal Keperawatan & Kebidanan – Stikes Dian Husada Mojokerto
diperoleh langsung dari ibu balita melalui kuesioner dan hasil observasi yang mencakup bagaimana pengetahuan pemanfaatan buku KIA. Sedangkan data sekunder dalam penelitian ini yaitu data jumlah ibu balita yang memiliki buku KIA dan yang mengikuti kelas
ibu balita. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan UJi Beda Chi Square karena dalam penelitian ini hanya melihat perbedaan antara kelompok yang ada KIB dan kelompok yang tidak ada KIB.
HASIL PENELITIAN Tabel 1 Skor Pengetahuan Ibu tentang Pemanfaatan Buku KIA di Puskesmas Megaluh dan Puskesmas Jogoloyo Wilayah Kerja Kab. Jombang Juni 2015 Standart No Variabel Mean Median 95% CI Min- Maks. Deviasi 1 Pengetahuan a. Megaluh 80,72 83 13,616 77,59 - 83,00 42-100 b. Jogoloyo 63,45 58 17,776 59,36 – 67,54 33-100 Berdasarkan tabel 1 pengetahuan tentang pemanfaatan buku KIA pada kelompok puskesmas Megaluh didapatkan pengetahuan dengan rerata (mean) sebesar 80,72 dengan standart deviasi sebesar 13,616 sedangkan kelompok puskesmas Jogoloyo didapatkan pengetahuan dengan rerata (mean) sebesar 63,45 dengan standart deviasi sebesar 17,776. Artinya nilai rata-rata pengetahuan kelompok ibu balita yang ada di Puskesmas Megaluh lebih baik dari kelompok ibu balita yang ada di Puskesmas Jogoloyo. Tabel 2
Perbedaan Pengetahuan Pemanfaatan Buku KIA Pada Ibu Balita 0-59 Bulan di Puskesmas Megaluh dan Puskesmas Jogoloyo Wilayah Kerja Kab. Jombang Juni 2015 Puskesmas Pengetahuan Ibu P value Megaluh Jogoloyo n % n % Kurang 8 10,6 37 49,3 Cukup 11 14,7 17 22,7 0,000 Baik 56 74,7 21 28 Total 75 100 75 100
Berdasarkan tabel 2 dapat dijelaskan bahwa ibu balita wilayah puskesmas Megaluh sebagian besar memiliki pengetahuan baik yaitu sebanyak 56 ibu (74,7%) sedangkan pada ibu balita wilayah puskesmas Jogoloyo sebagian besar berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 37 ibu (49,3%) Pengaruh KIB Terhadap Pengetahuan Pemanfaatan Buku KIA Pada Ibu Balita 0-59 Bulan di Puskesmas Megaluh dan Puskesmas Jogoloyo Wilayah Kerja Kab. Jombang Berdasarkan tabel 4 dijelaskan bahwa Pengetahuan Pemanfaatan Buku KIA Pada Ibu Balita 0-59 Bulan di Puskesmas Megaluh dan Puskesmas Jogoloyo Wilayah Kerja Kab. Jombang, pada ibu balita wilayah puskesmas Megaluh sebagian besar berpengetahuan baik yaitu sebanyak 56 ibu (74,7%) sedangkan pada ibu balita wilayah puskesmas Jogoloyo sebagian besar berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 37 ibu (49,3%). Berdasarkan Analisis uji chi square di dapatkan nilai p = 0,000 < α(0,05) yang berarti bahwa ada perbedaan pengetahuan dalam pemanfaatan buku KIA antara Puskesmas Megaluh yang melaksanakan KIB dengan Puskesmas Jogoloyo yang tidak melaksanakan kelas ibu balita.
Hal 66
Jurnal Keperawatan & Kebidanan – Stikes Dian Husada Mojokerto
PEMBAHASAN Pelaksanaan KIB di Pukesmas Megaluh Wilayah Kabupaten Jombang Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan KIB di Puskesmas Megaluh hampir semua posyandu melaksanakan kegiatan KIB. Dan hasil penelitian ini mengatakan bahwa ada perbedaan antara kelompok yang mengikuti KIB dengan kelompok yang tidak mengikuti KIB terhadap perilaku pemanfaatan buku KIA. Hasil tersebut dinyatakan dari hasil analisis di dapatkan nilai p = 0,000 < α(0,05) yang berarti bahwa ada perbedaan pengetahuan, sikap dan praktik (perilaku) antara Puskesmas Megaluh yang melaksanakan KIB dengan Puskesmas Jogoloyo yang tidak melaksanakan KIB. Sedangkan di Puskesmas Jogoloyo tidak ada yang melaksanakan KIB dikarenakan belum ada sarana dan prasarana yang memadai. Untuk sumber dayanya telah mendapatkan pelatihan KIB dan bisa menjadi fasilitator. Tetapi karena sarana dan prasarana seperti lembar balik, ruangan belajar untuk kegiatan KIB, dan sosialisasi terhadap masyarakat sekitar puskesmas jogoloyo belum dilaksanakan sehingga kegiatan KIB tidak dilaksanakan. Dari hasil penelitian ini, kelompok yang mengikuti KIB memiliki persepsi yang baik terhadap KIB, sebagian juga mengatakan bahwa kegiatan ini dapat menambah ilmu dan pertemanan, meskipun adapula yang mengatakan biasa saja. Sedangkan pada kelompok yang tidak mengikuti KIB, persepsi ibu balita kurang baik, ada yang mengatakan tidak perlu dan ada pula yang mengatakan kurang bagus atau biasa saja. Ibu balita yang memiliki persepsi cukup baik terhadap KIB dikarenakan ibu balita telah merasakan manfaat yang didapat dari mengikuti kegiatan ini. Ibu balita dapat belajar bersama, bertukar pengalaman, atau konsultasi langsung dengan bidan yang bertindak sebagai fasilitator. Namun bagi ibu balita yang memiliki persepsi kurang baik terhadap KIB, dikarenakan ibu balita merasa bahwa kegiatan ini tidak perlu. Disebutkan pula bahwa keengganan ibu balita mengikuti KIB dikarenakan saat ini pelaksanaan KIB berbeda dengan saat Posyandu. Pelaksanaan KIB tidak menyertakan pemeriksaan untuk balita didalamnya dan merasa bosan dengan mendengarkan ceramah materinya. Hal ini
menyebabkan motivasi dalam diri ibu balita kurang untuk mengikuti KIB. Terkait materi yang diberikan dalam KIB, hampir seluruh responden yang mengikuti KIB menyebutkan bahwa fasilitator mengajarkan kepada ibu balita seputar gizi untuk balita, tumbuh kembang balita, penyakit pada balita, imunisasi dan perilaku hidup bersih dan sehat dan sebagainya yang berkaitan dengan kesehatan anak. Sedangkan untuk kelompok yang tidak mengikuti KIB, hampir seluruhnya tidak mengetahui materi apa saja yang disampaikan pada saat KIB dilaksanakan. Menurut Lestari (2011), KIB diselenggarakan secara partisipatif artinya para ibu tidak diposisikan hanya menerima informasi karena posisi pasif cenderung tidak efektif dalam merubah perilaku. Oleh karena itu KIB dirancang dengan metode belajar partisipatoris, dimana ibu balita tidak dipandang sebagai murid melainkan sebagai warga belajar. Dalam praktiknya para ibu didorong untuk belajar dari pengalaman sesama, sementara fasilitator berperan sebagai pengarah kepada pengetahuan yang benar. Dalam Notoatmodjo (2007) mengungkapkan bahwa upaya yang dapat ditempuh agar masyarakat atau individu dapat berperilaku atau mengadopsi perilaku kesehatan adalah dengan cara persuasi, bujukan, himbauan, ajakan, memberikan informasi, memberikan kesadaran, dan sebagainya melalui kegiatan yang disebut dengan pendidikan kesehatan. Pelaksanaan KIB sebenarnya bisa berjalan dengan baik dan maksimal di dukung dengan adanya sarana dan prasarana yang memadai, sumber daya manusia yang telah mendapatkan pelatihan, dan motivasi dari ibu balita yang menginginkan balitanya bisa tumbuh dan berkembang secara optimal. KIB seharusnya bisa menjadi salah satu program yang mampu memaksimalkan penggunaan buku KIA. Karena media yang digunakan dalam KIB ini adalah buku KIA. Ibu balita dapat mendapatkan secara maksimal informasi mengenai kesehatan anak sekaligus dapat mengaplikasikan informasi yang ada di dalam buku KIA
Hal 67
Jurnal Keperawatan & Kebidanan – Stikes Dian Husada Mojokerto
Pengetahuan ibu balita melakukan pemanfaatan Buku KIA di Puskesmas Megaluh dan Jogoloyo wilayah Kerja Kabupaten Jombang Hasil pengolahan data penelitian diketahui bahwa tingkat pengetahuan ibu balita tentang buku kesehatan ibu dan anak (KIA) cenderung baik pada kelompok puskesmas Megaluh sebagian besar berpengetahuan baik yaitu sebanyak 56 ibu (74,7%) sedangkan pada ibu balita wilayah puskesmas Jogoloyo sebagian besar berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 37 ibu (49,3%). Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seorang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan terhadap objek terjadi melalui panca indera manusia, yakni: penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007). Menurut Laskmono (2009), dalam penelitiannya yang berjudul pemanfaatan buku KIA oleh kader posyandu mengatakan pengetahuan akan mendasari seseorang dalam melakukan perubahan perilaku, sehingga perilaku yang dilakukan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan dapat diartikan tahu atau mengerti sesudah melihat (menyaksikan, mengalami atau diajar). Kader yang memiliki pengetahuan yang baik diharapakan akan dapat memberikan layanan yang baik dan bermutu pada saat Posyandu dan penggunaan Buku KIA. Pengetahuan kader dapat meningkat seiring dengan lama manjadi kader, pengalaman di lapangan dalam menangani kasus dan pelatihan-pelatihan yang telah diikuti. Dengan pengetahuan yang bertambah diharapkan dapat memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat. Dapat disimpulkan pengetahuan ibu balita dalam pemanfaatan buku KIA dapat meningkat seiring dengan informasi yang didapatkan, pengalaman dalam mengasuh anak atau dari jumlah anak yang dimiliki. Dengan pengetahuan yang bertambah diharapkan dapat memberikan asuhan yang baik dan optimal terhadap balita yang dimiliki. Pengetahuan mempunyai pengaruh yang tinggi. Karena tingkat pengetahuan umumnya menjadi tolak ukur ibu balita dalam memberikan pengasuhan yang benar
terhadap anak balita. Pengasuhan di dampingi dengan tingkat pengetahuan yang baik maka akan menghasilkan balita-balita yang sehat berkualitas Pengaruh KIB Terhadap Pengetahuan Pemanfaatan Buku KIA Pada Ibu Balita 059 Bulan Berdasarkan Analisis uji chi square di dapatkan nilai perbedaan yang berarti bahwa ada perbedaan pengetahuan dalam pemanfaatan buku KIA antara Puskesmas Megaluh yang melaksanakan KIB dengan Puskesmas Jogoloyo yang tidak melaksanakan KIB. Sehingga hasil analisis tersebut dapat disimpulkan ada Pengaruh KIB Terhadap Pengetahuan dalam Pemanfaatan Buku KIA Pada Ibu Balita 0-59 Bulan di Wilayah Kerja Kabupaten Jombang. Dari hasil penelitian didapatkan hasil ada pengaruh antara KIB dengan pengetahuan terhadap pemanfaatan buku KIA. Pengetahuan tentang kesehatan ibu dan anak dalam buku KIA dapat meningkat dengan program KIB. Informasi mengenai kesehatan ibu dan anak yang terdapat dalam buku KIA sangat lengkap, sehingga dengan adanya buku KIA maka pengetahuan ibu semakin meningkat dan dapat meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak. Buku KIA adalah alat yang sederhana, tetapi ampuh sebagai alat Informasi, Edukasi dan Komunikasi (IEC) dalam menyebarkan informasi penting mengenai Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) kepada keluarga. Dengan adanya KIB pemanfaatan buku KIA akan terlaksana secara maksimal. Karena selain membaca untuk menambah pengetahuan dalam KIB mendapatkan praktik langsung tentang informasi yang ada di dalam buku KIA. Buku KIA sangat potensial untuk meningkatkan pengetahuan dan perilaku keluarga/ibu mengenai kesehatan reproduksi dan kesehatan anak, karena buku KIA berisi informasi penting tentang pesan-pesan cara menjaga kesehatan ibu dan anak yang dapat dibaca setiap saat. Buku KIA juga merupakan catatan kesehatan lengkap yang disimpan ditingkat rumah tangga, sehingga keluarga/ibu dan petugas kesehatan baik formal maupun non formal bisa menggunakannya untuk memantau perkembangan intervensi pelayanan kesehatan dasar yang dirancang untuk menjamin kesehatan, keselamatan dan kelangsungan hidup ibu hamil dan anaknya (Muhammad AM, 2012) Hal 68
Jurnal Keperawatan & Kebidanan – Stikes Dian Husada Mojokerto
KESIMPULAN 1. Pelaksanaan KIB di Puskesmas Megaluh sudah berjalan dengan baik. Pelaksanaan KIB terdiri dari fasilitator yaitu bidan yang telah mendapatkan pelatihan, anggota KIB yaitu kelompok ibu balita yang memiliki balita usia 0-59 bulan. Kemudian adanya sarana dan prasarana seperti ruangan, lembar balik KIB dan Buku KIA. Metode pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran orang dewasa dengan cara langsung tanya jawab, praktik, penugasan, simulasi dan berbagi pengalaman. 2. Di Puskesmas Megaluh didapatkan pengetahuan ibu balita sebagian besar baik, sikap ibu balita sebagian besar positif dan praktik pemanfaatan buku KIA sebagian besar baik. Sedangkan di Puskesmas Jogoloyo didapatkan hasil bahwa pengetahuan ibu balita sebagian besar kurang, sikap ibu balita sebagian besar negatif dan praktik pemanfaatan buku KIA sebagian besar kurang. 3. Ada perbedaan pengetahuan pemanfaatan buku KIA antara Puskesmas Megaluh dan Puskesmas Jogoloyo wilayah kerja Kabupaten Jombang. SARAN Bagi Pemerintah 1. Mengadakan pelatihan Kelas Ibu Balita untuk semua bidan di Wilayah Kabupaten Jombang 2. Melengkapi sarana dan prasarana untuk menunjang keberhasilan pelaksanaan program Kelas Ibu Balita. Bagi peneliti selanjutnya Diharapkan dapat melanjutkan penelitian ini dengan jenis variabel yang lebih luas dan lebih mendalam. Dan menambah motivasi untuk lebih lanjut meneliti tentang buku KIA. Bagi Responden 1. Lebih sering meluangkan waktu untuk membaca buku KIA 2. Mengaplikasikan langsung informasi yang ada di dalam buku KIA di kehidupan sehari-hari terhadap anak balitanya. 3. Mempertahankan dan menambah keaktifan untuk selalu hadir dalam kegiatan kelas ibu balita.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. . 2006. Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. Chakraborty N, Islam MA, Chowdhury RI, Bari W, Akhter HH. Determinant of the use maternal health service in rural Bangladesh. Health Promotion Inernational Journal, 2003 ; 18 (4) : 3237 Colti S., Elvira G., Dyah Umiyarni., (2014) Fungsi Pemanfaatan Buku KIA terhadap Pengetahuan Kesehatan Ibu dan Anak pada Ibu. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan. Universitas Jenderal Soedirman. Vol. 8, No. 8, Mei 2014. Semarang. Colti S., Elviera G., Bambang Hariyadi. (2014) Analisis Kualitas Penggunaan Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Kemas 10 (1) 14-20. http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/k emas. Ernoviana M.H. 2005. Pemanfaatan Buku Kesehatan Ibu dan Anak di Dinas Kesehatan Kota Sawahlunto. http://www.lrckmpk.ugm.ac.id/id/UPPDF/ working/No.29 Ernoviana 07 06.pdf. diakses tanggal 20 Maret 2015 Dedeh W., Widodo W., Mubasysyir H. 2009. Implementasi Buku Kesehatan Ibu dan Anak di Kabupaten Mimika. Thesis. http://lrc-kmpk.ugm.ac.id/id/UPPDF/working/No.16 Dedeh 04 07.pdf. diakses tanggal 20 Maret 2015 Depkes RI. 2009. Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Balita. Jakarta : Depkes dan JICA. Depkes RI. 2009. Pegangan Fasilitator Kelas Ibu Balita.Jakarta : Depkes dan JICA.
Hal 69
Jurnal Keperawatan & Kebidanan – Stikes Dian Husada Mojokerto
Depkes RI. 2013. Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).Jakarta : Depkes dan JICA. . 2003. Petunjuk Teknis Penggunaan Buku Kesahatan Ibu dan Anak. Jakarta : Depkes dan JICA. . 2008. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta : Depkes dan JICA. .2007. Jumlah Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123 456789/28260/4Chaptr%201.pdf. Diakses tanggal 16 Maret 2015. .2004. Jumlah AKI dan AKB di Jawa Tengah. http//bataviase.co.id//contect/AKI Dan AKB Dijawa Tengah Tahun 2008. Diakses tanggal 16 Maret 2015. Hagiwara, A; Ueyema M., Ramlawi A; Sawada Y., 2012. Is The Maternal and Child Health (MCH) Handbook Effective In Improving Health Related Behavior. Evidence From Palestina. PubMed, 34 (1): 31-45. diakses tanggal 20 Maret 2015 Hidayat, A.A.A. 2007.Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data. Jakarta : Salemba Medika. . 2009. Metode Penelitian kebidanan dan Teknik Analisa Data.Jakarta :SalembaMedika. KepmenkesNomor 284/MENKES/SK/III/2004. Tentang Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Kepmenkes RI. 2011. Pedoman Penyelenggaraan Kelas Ibu Balita, Ibu Hamil dan Ibu Menyusui. Jakarta : Nice Project Kusindijah, Hubungan antara kepemilikan buku KIA dengan pengetahuan, sikap, dan praktik perawatan kehamilan di wilayah kerja Puskesmas Rangkah Surabaya. Embrio Jurnal Kebidanan. 2012; 1 (1): 42-6. diakses tanggal 20 Maret 2015 Mahayati N., Hernowo B., Judistiani R., 2012. Pengetahuan, Sikap, dan Praktik
Penggunaan Buku Kesehatan Ibu dan Anak Pada Anak Umur 3-5 tahun di Kota Denpasar. Artikel Penelitian Departemen Pendidikan Nasional Universitas Padjadjaran. diakses tanggal 22 Maret 2015 Ningtyas Septi F, 2015. Pengaruh Kelas Ibu Balita Usia 0-59 Bulan Terhadap Pengetahuan Pemanfaatan Buku Kia Di Puskesmas Megaluh Dan Puskesmas Jogoloyo Kabupaten Jombang. Universitas Airlangga Fakultas kesehatan Masyarakat Program Magister Program studi ilmu kesehatan masyarakat Surabaya Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka. . 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka. Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Sariani.2013. Angka Kematian Bayi http://www.academia.edu/5113636/Angk a Kematian Bayi di Indonesia. Di akses tanggal 10 Maret 2015 Sugiyono, 2012. Statistik untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta. SDKI. 2010. Angka Kematian Bayi Indonesia. Online (Available) http//bataviase.co.id//contect/angkakematian-bayi-di-indonesia. Diaksestanggal 15 Oktober 2014.
di :
Purnomo, W., Bramantoro, T., 2013. 36 Langkah Praktis Sukses Menulis Karya Tulis Ilmiah. Surabaya; Revka Petra Media. Riwidikdo, H. 2010. Statistik untuk Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Pustaka Rihama. . 2009. Statistik untuk Penelitian Kesehatan dengan Aplikasi program R dan SPSS. Yogyakarta : Pustaka Rihama.
Hal 70
Jurnal Keperawatan & Kebidanan – Stikes Dian Husada Mojokerto
Turner KE, Fuller S., Patient-eld maternal and child health record; meeting the information needs of patient and healthcare providers in developing countries. Journal of Public Health Informatics. 2011. 3 (2); 48. diakses tanggal 22 Maret 2015 Varney, H., Jan. M.Kriebs., Carolyn, L.G. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : ECG.
Wijaya, A.M. 2007. Angka Kematian Bayi di Indonesia. http :data jumlah kematian bayi index. Php. Htm diakses tanggal 16 Oktober 2014. Yasuhide N. 2012. Maternal and Child Health Handbook in Japan. International Medical Community, 53 (4): 259-265. diakses tanggal 20 Maret 2015
Hal 71