PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA di MTs AR-RAUDLOH SIDODADI SUKOSEWU BOJONEGORO DESI FAJARNINGRUM Dr. Hj. Adibah, M.Pd.I.
Abstrak, Penelitian ini menggambarkan bahwa lingkungan khususnya keluarga memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar anak di sekolah. Keharmonisan keluarga dapat memberi pengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Siswa yang memiliki keluarga yang harmonis akan mendapat perhatian, kasih sayang yang penuh dari orang tuanya, sehingga motivasi belajarnya di sekolah meningkat dan prestasinya pasti akan meningkat pula. Sebaliknya, keluarga yang tidak harmonis akan berdampak pada kurangnya perhatian dan kasih sayang, sehingga prestasi belajarnya akan menurun. Bagaimana keharmonisan keluarga Siswa di MTs Ar-Raudloh, Bagaimana prestasi siswa MTs Ar-Raudloh, Adakah pengaruh keharmonisan keluarga terhadap prestasi siswa MTs Ar-Raudloh. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif kuantitatif, dengan tujuan untuk memberikan gambaran tentang suatu gejala tertentu. Teknik pengambilan data melalui angket, interview, dan dokumentasi. Untuk menganalisis dan mengelola data yang diperoleh, penulis menggunakan tehnik kuantitatif yang akan diolah dengan rumus statistik. Selanjutnya data akan diambil kesimpulannya dengan analisis rumus Product moment. Dengan rancangan penelitian seperti yang dijelaskan, peneliti memperoleh hasil bahwa: Pertama, Motivasi guru di MTs Ar-Raudloh Sidodadi Sukosewu Bojonegoro yang rendah. Hal ini dibuktikan dengan penelitian angket yang menunjukkan nilai 21,6. Kedua, Prestasi belajar siswa di MTs Ar-Raudloh Sidodadi Sukosewu Bojonegoro dalam berbagai bidang studi adalah nilai rata-ratanya 7,0. Hal ini terbukti dengan nilai 4,105. Ketiga, Adanya Pengaruh Pemberian Motivasi Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada semua Mata Pelajaran Di MTs ArRaudloh Sidodadi Sukosewu Bojonegoro tahun 2015 – 2016. Hal ini dibuktikan dengan korelasi dari product moment yang agak rendah yaitu antara 0,800-1,000. Kata kunci : Keharmonisan Keluarga, Prestasi Belajar Absstract, This study illustrates that the environment, especially the family influence on learning achievement of children in school. Family harmony can make an impact on student achievement. Students who have a harmonious family will receive attention, affection full of parents, so the learning motivation in school increased and achievement will surely increase as well. Conversely, are not harmonious family will have an impact on the lack of attention and affection, so that their learning performance will decrease. How is family harmony Students at MTs Al-Roudloh, how student achievement junior high school of Ar-Raudloh, family harmony there any influence on student achievement MTs Ar-Roudloh. In this study the author using quantitative descriptive method, with an aim to provide an overview a particular symptom. Techniques of data collection through questionnaires, interviews, and documentation. Analyze and manage the data obtained, the author uses 38
quantitative techniques to be processed with statistical formulas. Further data will be conclusions drawn by the analysis of the statistical formula. With the design of the study as described, the researched obtained result that : First, low teacher motivation in Islamic Junior High School of Ar-Raudloh Sidodadi Sukosewu Bojonegoro. This is evidenced by the research questionnaire which showed the value of 21,6. Second, student achievement in Islamic Junior High School of Ar-Raudloh Sidodadi Sukosewu Bojonegoro in various areas of study are on average has a value of 7,0. This is evidenced by a value of 4,105. Third, the influence of motivation of teachers on student achievement in all subject in Islamic Junior High School of Ar-Raudloh Sidodadi Sukosewu Bojonegoro in 2015 – 2016. This is evidenced by the correlation of product moment rather low at between 0,800 – 1,000. Keyword : Family Harmony, Students Learning Achievement sebagai figur utama proses pendidikan dan PENDAHULUAN pembentukan moral atau akhlak anak. Hidup berkeluarga dihayati oleh Selaras dengan pendapat Dr. Zakiyah hampir seluruh umat manusia. Bahkan Darajat, sebagai berikut : orang yang hidup sebatang karapun pernah “Orang tua adalah Pembina pribadi mengalami suasana hidup dalam keluarga. yang utama dalam hidup kepribadian orang Maka sudah selayaknya jika keharmonisan tua, sikap dan cara hidup mereka dalam sebuah keluarga memberikan warna merupakan unsur–unsur yang dengan atau kontribusi tersendiri dalam pencapaian sendirinya masuk kedalam pribadi yang prestasi belajar anak. tumbuh.2 Pada hakekatnya orang tua Dalam berbicara pendidikan paling merupakan pembimbing dan pendidik tidak ada dua sifat pendidikan yang dapat dalam keluarga yang pertama dan utama dikemukakan disini pendidikan selalu bagi anak–anaknya. Oleh karena itu, bersifat antisipataris artinya selalu mengacu merekalah yang mula–mula menerima kepada masa depan dan selaku kewajiban dan tanggung jawab atas mempersiapkan generasi muda untuk pemeliharaan dan pendidikan putra– kehidupan masa yang akan datang. Kondisi putrinya. Sabda Rasulullah SAW yang pendidikan pada waktu sekarang akan diriwayatkan Imam Tirmidzi: memberikan pengaruh kondisi kehidupan ْ علَى اْل ِف ط َرةِ فَأَبَ َواهُ يُ َه ِودَانِ ِه أ َ ْو َ ُُك ُّل َم ْولُ ْو ٍد ي ُْولَد pada masa depan, sehingga gambaran ( )رواه الترمذى.سانِ ِه ِ يُن َ َص َراِن ِه أ َ ْو يُ َم ِج kehidupan masa yang akan datang. Sesungguhnya sudah terlihat dengan jelas ”Anak yang dilahirkan itu telah oleh pendidikan yang diberikan pada masa membawa fitrah (kecenderungan untuk sekarang. percaya kepada Allah), maka Dalam rangka menanamkan nilai– orangtuanyalah yang menjadikan anak nilai moral atau akhlak pada anak tentu tersebut Yahudi, Nasrani atau Majusi. (HR. 1 membutuhkan sebuah proses yang cukup Imam Tirmidzi) panjang. Melibatkan banyak aspek dan Berhasil tidaknya, baik buruknya anak sangat tergantung pada orang tua 1
2
Beni Ahmad Saebani, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung, Pustaka Setia, 2009), Hlm. 219.
Zakiyah Darojat. Ilmu Jiwa Agama (Jakarta; Bulan Bintang, 1970) . Hlm. 56.
39
peran keluarga, sebagai lembaga pendidikan pertama bagi anak. Selain itu pendidikan merupakan segala usaha manusia dewasa dalam pergaulannya dengan anak–anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohani kearah kedewasaan.3 Sebagai sebuah lembaga pendidikan non formal, keharmonisan dalam keluarga sangat menentukan prestasi anak. Di era modern saat ini di kota besar atau metropolitan dalam keluarga cenderung bergaya hidup individual atau egois. Komunikasi mulai berkurang, yang menimbulkan kesalahpahaman, bahkan sampai terjadi “broken home”. Hubungan orang tua yang tidak harmonis menyebabkan anak akan merasa tidak diperhatikan dan diabaikan. Pendidikan anak dalam keluarga akan terhambat karena peran orang tua sebagai pendidik yang pertama tidak bisa berfungsi secara maksimal dikarenakan kondisi ketidak harmonisan dalam keluarga. Berbeda dengan keluarga yang harmonis didalamnya terdapat hubungan yang akrab antara anggota keluarga, perhatian orang tua terhadap anak–anaknya dan adanya sikap saling menghargai antara anggota keluarga, orang tua akan selalu berusaha untuk membantu kesulitan anak. Hal ini juga akan berdampak pada jiwa anak untuk selalu termotivasi melakukan akativitas–aktivitas belajar yang dapat meningkatkan kemampuan atau potensi yang dimilikinya secara optimal. Dengan latar belakang pada uraian diatas, penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian secara ilmiah untuk
mengungkap pengaruh keharmonisan keluarga terhadap prestasi belajar siswa. Permasalahan dalam penelitian ini dapat di rumuskan sebagai berikut : Bagaimana keharmonisan keluarga Siswa di MTs Ar-Raudloh? Bagaimana prestasi siswa MTs Ar-Raudloh? Adakah pengaruh keharmonisan keluarga terhadap prestasi siswa MTs Ar-Raudloh? Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keharmonisan keluarga siswa MTs Ar-Raudloh, untuk mengetahui prestasi siswa MTs Ar-Raudloh, untuk mengetahui seberapa besar pengaruh keharmonisan keluarga terhadap prestasi siswa MTs Ar-Raudloh. Hipotesis Menurut Suharsimi Arikunto, hipotesis penelitian adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah penelitian sampai terbukti kebenarannya melalui data yang terkumpul.4 Penolakan dan penerimaan hipotesis dengan demikian sangat bergantung kepada hasil-hasil penelitian atau penyelidikan terhadap fakta-fakta yang terkumpul. Bertolak pada rumusan masalah diatas, maka hipotesa yang akan dijawab dan dibuktikan dalam penelitian ini adalah: 1. Hipotesis Kerja/Hipotesis Alternatif (Ha) yaitu hipotesis yang menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y.5 Dengan demikian hipotesis kerja dalam penelitian ini adalah:ada pengaruh yang signifikan antara keharmonisan keluarga dengan tingkat prestasi siswa MTs Ar-Roudloh.
4
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,Rineka Cipta, Jakarta, 2006, hal. 67. 5 Ibid.,70.
3
Ngalim Purwanto. Ilmu Pendidikan, (Bandung. Remaja Rosdakarya, 1989).hlm 44)
40
2. Hipotesis Nol/Nihil (Ho) yaitu hipotesis yang menyatakan tidak adanya pengaruh variabel X terhadap variabel Y.6 Dengan demikian hipotesis nol dalam penelitian ini adalah: Dengan demikian hipotesis nol dalam penelitian ini adalah: tidak ada pengaruh yang signifikan antarakeharmonisan keluarga dengan tingkat prestasi siswa MTs Ar-Roudloh.
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.9 Tingkat keberhasilan belajar pada prinsipnya pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa.10 Pengertian Keharmonisan Keluarga Keluarga merupakan satu organisasi sosial yang paling penting dalam kelompok sosial dan keluarga merupakan lembaga di dalam masyarakat yang paling utama bertanggung jawab untuk menjamin kesejahteraan sosial dan kelestarian biologis anak manusia.11 Keharmonisan keluarga itu akan terwujud apabila masingmasing unsur dalam keluarga itu dapat berfungsi dan berperan sebagimana mestinya dan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai agama kita, maka interaksi sosial yang harmonis antar unsur dalam keluarga itu akan dapat diciptakan.12 Dalam kehidupan berkeluarga antara suami istri dituntut adanya hubungan yang baik dalam arti diperlukan suasana yang harmonis yaitu dengan menciptakan saling pengertian, saling terbuka, saling menjaga, saling menghargai dan saling memenuhi kebutuhan. Setiap orangtua bertanggung jawab juga memikirkan dan mengusahakan agar senantiasa terciptakan dan terpelihara suatu hubungan antara orangtua dengan anak yang baik, efektif dan menambah
Penegasan Judul Untuk menghindari salah tafsir dalam memahami judul diatas, maka perlu adanya pembatasan dan penjelasan masalah istilah terlebih dahulu mengenai judul tersebut. Adapun penegasan istilah dan penjelasannnya adalah sebagai berikut: 1. Keharmonisan keluarga Keluarga yang dapat menciptakan perasaan damai, tenang, senang dan bahagia anggota-anggotanya, sehingga dapat dijadikan tempat beristirahat dari kesibukan sehari-hari. 7 Ciri-ciri keluarga yang harmonis : a. Memberikan rasa aman dan nyaman b. Memberikan keteladanan c. Saling mengasihi antar anggota keluarga d. Memberikan kesejahteraan anak e. Memberi keselamatan jiwa 2. Pengertian Prestasi Belajar Artinya prestasi dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah hasil yang telah dicapai.8 Sedangkan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
9
S. Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. (Jakarta, Rineka Cipta, 2002), Hlm.2 10 Made Pidarta, Landasan Pendidikan, (Jakarta, PT. Rineka Cipta ; 2000), Hlm. 172. 11 Kartini Kartono, Psikologi Perkembangan Keluarga, Jakarta, Graha Ilmu, 2003, Hlm. 62 12 M. Hawari, Membentuk Keluarga Sakinah, Surabaya, Mitra Ummat, 2004, Hlm. 84.
6
Ibid., 71. Hamim Ilyas dan Rachmad Hidayat, Membina Keluarga Barokah. (Yogyakarta: PSW, 2006) ,Hlm. 15. 8 Burhan MS dan Hasbi Lawrens, Kamus Ilmiah Populer, (Jombang. Lintas Media; 2008), Hlm. 178. 7
41
kebaikan dan keharmonisan hidup dalam keluarga sebab telah menjadi bahan kesadaran para orangtua bahwa hanya dengan hubungan yang baik kegiatan pendidikan dapat dilaksanakan dengan efektif dan dapat menunjang terciptanya kehidupan keluarga yang harmonis.13 Keluarga sebagai tempat pertama anak melakukan hubungan sosial menyebabkan keluarga disebut sebagai socialization agent. Jika anak mengalami masalah dalam perkembangan sosialnya maka keluargalah yang ditunjuk sebagai yang bertanggung jawab atas masalah anak tersebut.14 Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan persepsi keharmonisan keluarga adalah persepsi terhadap situasi dan kondisi dalam keluarga dimana di dalamnya tercipta kehidupan beragama yang kuat, suasana yang hangat, saling menghargai, saling pengertian, saling terbuka, saling menjaga dan diwarnai kasih sayang dan rasa saling percaya sehingga memungkinkan anak untuk tumbuh dan berkembang secara seimbang. Keluarga pada dasarnya terdiri dari keluarga inti dan keluarga besar. Keluarga inti terdiri dari ayah, ibu dan anak, sedangkan keluarga besar terdiri dari semua anggota keluarga berdasarkan 15 kekerabatan.
a. Menciptakan kehidupan beragama dalam keluarga. b. Mempunyai waktu bersama keluarga c. Mempunyai komunikasi yang baik antar anggota keluarga d. Saling menghargai antar sesama anggota keluarga e. Kualitas dan kuantitas konflik yang minim. f. Adanya hubungan atau ikatan yang erat antar anggota keluarga. Keenam aspek tersebut mempunyai hubungan yang erat satu dengan yang lainnya. Proses tumbuh kembang anak sangat ditentukan dari berfungsi tidaknya keenam aspek di atas, untuk menciptakan keluarga harmonis peran dan fungsi orangtua sangat menentukan, keluarga yang tidak bahagia atau tidak harmonis akan mengakibatkan persentase anak menjadi nakal semakin tinggi.17 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keharmonisan Keluarga a. Komunikasi interpersonal Komunikasi interpersonal merupakan faktor yang sangat mempengaruhi keharmonisan keluarga, karena menurut Hurlock komunikasi akan menjadikan seseorang mampu mengemukakan pendapat dan pandangannya, sehingga mudah untuk memahami orang lain dan sebaliknya tanpa adanya komunikasi kemungkinan besar dapat menyebabkan terjadinya kesalah pahaman yang memicu terjadinya konflik.18 b. Tingkat ekonomi keluarga. Menurut beberapa penelitian, tingkat ekonomi keluarga juga merupakan salah satu faktor yang menentukan keharmonisan keluarga. Semakin tinggi sumber ekonomi keluarga akan mendukung tingginya
Aspek-Aspek Keharmonisan Keluarga Enam aspek sebagai suatu pegangan hubungan perkawinan bahagia adalah: 16 13
Kartini Kartono, Hlm. 68. Dra. Budiandayani dkk, Peran Ayah Menuju Coparanting, (Sidoarjo, Laros. 2014), Hlm. 3. 15 M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan, (Jakarta, Balai Pustaka, 1991), Hlm. 24. 16 Meichiati, Membangun Keharmonisan Keluarga, (Bandung, Alfabeta, 2004), Hlm.61. 14
17 18
42
M. Hawari, Hlm. 68. Elizabeth, Hlm.28.
stabilitas dan kebahagian keluarga, tetapi tidak berarti rendahnya tingkat ekonomi keluarga merupakan indikasi tidak bahagianya keluarga. c. Sikap orang tua Kita tidak dapat mengharapkan anakanak memiliki budi pekerti atau nilai-nilai tertentu,jika kita sebagai orangtua tidak pernah mencontohkannya. Pandangan inilah yang disampaikan oleh hanya dengan kata-kata,tetapi haruslah dicontohkan melalui perilaku orangtuanya sendiri (value is not taugh, but caught). (Tillman,2000).Orang tua merupakan cermin bagi anaknya,juga sebaliknya.19 d. Ukuran keluarga Jumlah anak dalam satu keluarga cara orangtua mengontrol perilaku anak, menetapkan aturan, mengasuh dan perlakuan efektif orangtua terhadap anak. Keluarga yang lebih kecil mempunyai kemungkinan lebih besar untuk memperlakukan anaknya secara demokratis dan lebih baik untuk kelekatan anak dengan orang tua.
Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya: dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya.20 Sardiman AM. Mengemukakan suatu rumusan bahwa belajar sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga, psikofisik menurut perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Menurut Drs. Slameto, bahwa belajar adalah suatu proses perubahan yaitu tingkah laku sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam proses interaksi dengan lingkungan. Dengan demikian belajar merupakan suatu kegiatan atau proses yang menghasilkan perubahan tingkah laku. Perubahan itu adalah didapatkannya kemampuan baru, yang berlaku dalam waktu yang relatif lama dan perubahan itu terjadi dikarenakan usaha. Prestasi belajar berasal dari kata “prestasi dan belajar”.Menurut Purwodarminto prestasi belajar diartikan sebagai hasil yang dicapai (dilakukan/dikerjakan).Jadi prestasi itu adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjukkan pada suatu tingkat keberhasilan tentang suatu hal, yang disebabkan oleh suatu hal yang telah dilakukan. Prestasi mencerminkan sejauhmana siswa telah dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan disetiap bidang studi. Gambaran prestasi siswa bisa dinyatakan dengan angka (0 s.d 10). Pengertian prestasi belajar adalah sebagai indikator kualitas dan kuantitas
Pengertian prestasi belajar a. Pengertian prestasi Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individu maupun kelompok. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak pernah melakukan suatu kegiatan. Pencapaian prestasi tidaklah mudah, akan tetapi kita harus menghadapi berbagai rintangan dan hambatan hanya dengan keuletan dan optimis dirilah yang dapat membantu untuk mencapainya. b. Pengertian Belajar
19
20
Dra. Anggraeni Dewi, Rani, M.A. 9 Jurus Menjadi Orang Tua Bijak (Bandung; Nuansa Cendekia, 2015), Hlm.52.
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Radja Grafindo Persada, 2004.Hlm.20.
43
pengetahuan yang dikuasai anak didik dalam memahami mata pelajaran di sekolah.Sehingga dari pengertian di atas dapat diketahui yang dimaksud dengan prestasi belajar kewirausahaan adalah bukti keberhasilan siswa dalam penguasaan terhadap program diklat kewirausahaan melalui tahap-tahap evaluasi belajar yang dinyatakan dengan nilai.Untuk mengukur prestasi belajar program diklat kewira usahaan, guru harusmemberikan penilaian kepada siswa dalam bentuk angka dan ditulis sebagai laporan pendidikan yang biasanya tercantum dalam rapor. c. Tujuan prestasi belajar Tujuan belajar yang eksplisit diusahakan untuk dicapai dengan tindakan instruksional, yang lazim dinamakan dengan Instructional Effects, yang biasanya berbentuk pengetahuan dan keterampilan. Kalau dirangkum dan ditinjau secara umum pada intinya tujuan belajar itu adalah ingin mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan penanaman sikap mental atau nilainilai. Pencapaian tujuan belajar berarti akan menghasilkan, hasil belajar. d. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar Adapun faktor-faktor tersebut menurut Drs. H. Abu Ahmadi dan Drs. Widodo Supriyono adalah berasal dari dalam diri siswa (faktor intern) maupun dari diri luar siswa (faktor ekstern). 1) Faktor Intern Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri anak itu sendiri, menurut Ngalim Purwanto, faktor ini meliputi : a) Faktor fisiologis, yaitu bagaimana kondisi fisik, panca indra dan sebagainya.
b) Faktor psikologis yaitu minatnya, tingkat kecerdasannya, motivasi dan lain sebagainya.21 2) Faktor Intern Faktor ekstern adalah faktor yang sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa yang berasal dari luar diri anak seperti kebersihan rumah, udara yang panas, lingkungan dan sebagainya. Adapun faktor-faktor yang termasuk dalam faktor ekstern ini antara lain ada lah : faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat a) Faktor keluarga Adapun sebab-sebab yang mempengaruhi prestasi belajar anak yang ditimbulkan dari lingkungan keluarga antara lain : a). Status sosial ekonomi, b) Tingkat pendidikan orang tua, c) Bimbingan belajar orang tua, d) Suasana rumah tangga, e) Tersedianya fasilitas belajar. b) Faktor sekolah Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini antara lain mencakup : a) metode mengajar, b) kurikulum, c) relasi guru dengan siswa, d) relasi siswa dengan siswa, e) disiplin sekolah, f) alat pelajaran, g) waktu sekolah, h) standar pelajaran, i) keadaan gedung, j) metode belajar, k) tugas rumah. 3) Faktor masyarakat Abu Ahmadi mendefinisikan masyarakat dengan suatu kelompok yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, adat istiadat yang samasama ditaati dalam lingkungannya.22 Sedangkan Wahyu memberikan batasan masyarakat dengan setiap 21
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Hal. 122 Abu Ahmadi, Hlm. 97.
22
44
manusia yang telah hidup dan bekerja sama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas yang dirumuskan dengan jelas.23 Masyarakat merupakan faktor eksternal yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Yang termasuk dalam faktor masyarakat ini antara lain adalah: kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat. Selain itu, pengetahuan orang tua tentang gaya belajar membantu untuk menciptakan lingkungan belajar yang multi indrawi, yang melayani sebaik mungkin kebutuhan individual setiap anak dengan memanfaatkan konsep keragaman dan menerima gaya belajar berbeda.24
Sidodadi Kecamatan Sukosewu Kabupaten Bojonegoro sehingga total berjumlah 27 siswa. Dalam penentuan sampel penelitian ini menggunakan tabel Kreijcie dan menggunakan kriteria proportionate random sampling dengan taraf kesalahan 5% (Sugiyono, 2006:62). Sehingga yang menjadi sampel adalah seluruh jumlah populasi yang ada sebanyak 27 siswa kelas VII dan VIII di MTs Ar-Raudloh. Teknik analisis data yang digunakan adalah statistik inferensia untuk menjelaskan hubungan antar variable dalam penelitian, utnuk model yang digunakan adalah regresi sederhana (simpel regression) dengan mengguakan bantuan program komputer SPSS versi 17 dengan rumus :
METODE Penilitian ini bersifat ex-post facto, yaitu suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian merunut kebelakang untuk mengetahui factor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut. Penilitian ini tidak ada manipulasi langsung terhadap variabel independen. (Suharsimi Arikunto: 2008) Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Penggunaan dua pendekatan tersebut diharapkan dapat saling menutup kelemahan satu dengan yang lainnya. Populasi dalam penelitian ini seluruh siswa-siswi kelas VII (6 laki-laki dan 9 perempuan) dan VIII (6 laki0laki dan 6 perempuan) di MTs Ar-Raudloh Desa
Keterangan : b0 = Konstanta b1 = Koefisien Regresi
Ŷ = b0 + b1. X1
HASIL Hasil wawancara pada tanggal 1 April 2016 yang menanyakan tentang perekrutan guru yang ada di MTs Ar-Raudloh Sidodadi Sukosewu Bojonegoro, beliau mengatakan: "Dalam proses perekrutan tenaga kerja, MTs Ar-Raudloh Sidodadi Sukosewu Bojonegoro ini melakukan seleksi yang cukup ketat dengan standart kompetensi minimal Ijazah S-1, sehingga tenaga pengajar yang dimiliki MTs Ar-Raudloh Sidodadi Sukosewu Bojonegoro sesuai dengan kompetensi yang disyaratkan di bidang masing-masing. Dengan demikian diharapkan agar dengan kualitas keilmuan yang dapat dipertanggung jawabkan pada akhirnya diharapkan mampu meningkatkan kualitas pendidikan siswa serta tercipta suasana belajar yang kondusif di MTs Ar-
23
Wahyu, Hlm. 61 Pietono, Yan Djoko, Mendidik anak Sepenuh Hati.(Jakarta ; Gramedia, 2014). Hlm. 4. 24
45
143400 – 3841600)
Raudloh Sidodadi Sukosewu Bojonegoro ini".25 Dengan demikian maka dapat diketahui bahwa peranan guru di MTs ArRaudloh Sidodadi Sukosewu Bojonegoro sangat besar serta memiliki kompetensi pada bidangnya masing-masing dengan kompetensi yang sangat tinggi sebagaimana ditunjukan oleh keterangan di atas bahwa guru di MTs Ar-Raudloh Sidodadi Sukosewu Bojonegoro memiliki kreatifitas dalam pembelajaran dengan tetap mengacu pada kurikulum yang telah ditetapkan serta terdapat sebuah evalusi yang tidak hanya menilai siswa di kelas tetapi juga saat siswa berada di luar kelas dengan beberapa peraturan yang ada. Kebanyakan dari siswa MTs ArRaudloh Sidodadi ini mempunyai orang tua yang berprofesi sebagai pedagang di pasar jadi motivasi dari rang tua sangat kurang, mereka hanya lebih mementingkan dagangannya daripada anaknya, jadi dengan begitu motivasi hanya didapatkan dari guru di sekolah saja. PEMBAHASAN Dari data hasil penyebaran angket diperoleh data sebagai berikut : N = 27 ∑ X = 943 (∑ X) 2 = 889249 ∑ Y = 1960 (∑ Y) 2 = 3841600 ∑ X2 = 33063 ∑ Y2 = 143400 ∑ XY = 68610 Maka hasil perhitungan r hitung adalah sebagai berikut :
Rxy =
Rxy =
4190 √ (3452)(30200)
Rxy =
4190 √104250400
Rxy =
4190 10210.309
Rxy =
0.4103696
Dari perhitungan r hitung diatas maka akan dibandingkan dengan r tabel apabila r hitung lebih besar dari r tabel maka hipoteis alternatif diterima. Kita bahwa r hitung = 0.4104 dibandingkan dengan r tabel signifikansi 5% yaitu 0,3233 ternyata r hitung > dari r tabel maka pernyataan diterima, dan pernyataan yang berbunyi tidak ada pengaruhnya motivasi guru terhadap prestasi belajar siswa ditolak. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Sejalan dengan ini, tesis ini baik yang berupa kajian teoritis maupun empiris, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: Bahwa r hitung = 0.4104 dibandingkan dengan r tabel signifikansi 5% yaitu 0,3233 ternyata r hitung > dari r tabel maka pernyataan diterima, dan pernyataan yang berbunyi tidak ada pengaruhnya keharmonisan keluarga terhadap prestasi belajar siswa ditolak. Sehingga keharmonisan keluarga berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa pengaruh ini besarnya 0,4104 dan tentunya ada faktor lain yang berpengaruh lebih besar.
27 . 68610 – 943 . 1960 √(27 . 33063 – 889249)(27 .
25
Wawancara dengan Bapak M. Basuni, S.Pd.I, Kepala Madrasah, tanggal tanggal 1 April 2016
46
Kartini Kartono, Psikologi Perkembangan Keluarga, Jakarta, Graha Ilmu, 2003.
Saran Berdasarkan kenyataan yang diketahui penulis, khususnya yang berkaitan dengan motivasi guru, maka penulis perlu menyampaikan saran-saran sebagai berikut: 1. Untuk lebih meningkatkan keberhasilan siswa dalam belajar, hendaknya guru melakukan usaha untuk dapat menumbuhkan dan memberikan motivasi agar anak didik melakukan aktifitas belajar dengan baik. 2. Kepala sekolah hendaknya mengangkat para dewan guru yang profesional bukan fungsional. 3. Perlu melengkapi alat-alat sekolah sebagai penunjang untuk membantu kesuksesan belajar siswa.
Lester D. Crow dan Alice Crow , Psikology Pendidikan, Buku I, Bina Ilmu Made
M. Hawari, Membentuk Keluarga Sakinah, Surabaya, Mitra Ummat, 2004. M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan, Jakarta, Balai Pustaka, 1991. Meichiati, Membangun Keharmonisan Keluarga, Bandung, Alfabeta, 2004.Prof. Dr. Gunarsa Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1989. Ngalim Purwanto. Ilmu Pendidikan, Bandung. Remaja Rosdakarya, 1989
DAFTAR PUSTAKA AW. Suranto, Komunikasi Interpersonal, Yogyakarta ; Graha Ilmu, 2011.
Pietono, Yan Djoko, Mendidik anak Sepenuh Hati.(Jakarta ; Gramedia, 2014).
Beni Ahmad Saebani, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung, Pustaka Setia, 2009.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,Rineka Cipta, Jakarta, 2006
Burhan MS dan Hasbi Lawrens, Kamus Ilmiah Populer, Jombang. Lintas Media; 2008.
S. Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta, Rineka Cipta, 2002
Dr. Kartono Kartini, Patologi Sosial 2 Kenakalan Remaja, Jakarta ; PT. Raja Grafindo Persada, 2014.
Singgih D, Dasar dan Teori Perkembangan Anak, Jakarta: Libri, 2012, Hlm. 193.
Dra. Anggraeni Dewi, Rani, M.A. 9 Jurus Menjadi Orang Tua Bijak, Bandung; Nuansa Cendekia, 2015. Dra.
Pidarta, Landasan Pendidikan, Jakarta, PT. Rineka Cipta ; 2000.
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Radja Grafindo Persada,
Budiandayani dkk, Peran Ayah Menuju Coparanting,Sidoarjo, Laros. 2014.
Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar,
Elizabeth T. Hurlock, Psikologi Perkembangan, Jakarta, Gramedia, 2000
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Penerbit Reneka Cipta Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,Rineka Cipta, Jakarta, 2006
Hamim Ilyas dan Rachmad Hidayat, Membina Keluarga Barokah. Yogyakarta: PSW, 2006 47
Wina
Sanjaya, Strategi Pembelajaran, Kencana,Jakarta,2007.
Winarno Surachnad, Metodologi Pengajaran Nasional, Bandung Jemmars, 1980 Zakiyah Darojat. Ilmu Jiwa Agama Jakarta; Bulan Bintang, 1970 Zakiyah Darajad, Peranan Agama Dalam Kesehatan Mental, Jakarta: PT Gunung Agung, 1995. Zuhairini, dkk.Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, , 1995 Zuhairini,Abdul Ghofir, Slamet AS. Yusuf, Methodik Khusus Pendidikan Agama, Surabaya: Usaha Nasional, , 1983.
48