PENGARUH KEGIATAN PERTANIAN TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT KECAMATAN TORUE KABUPATEN PARIGI MOUTONG
ASTRI ABRAM A 351 09 026
JURNAL
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TADULAKO TAHUN 2014 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS. FKIP UNTAD Penerbit : E Journal Geo-Tadulako UNTAD
ABSTRAK
Masyarakat Kecamatan Torue sebagian besar bermatapencaharian sebagai petani untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Oleh karena itu, diperlukan pengkajian tentang pengaruh kegiatan pertanian terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat di Kecamatan Torue. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan pertanian dan mendeskripsikan kondisi kesejahteraan masyarakat Kecamatan Torue dalam memenuhi kebutuhan hidup untuk mencapai keluarga yang sejahtera. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Jenis data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dari 44 KK sampel petani sawah, serta data sekunder sebagai data pendukung dalam penelitian ini. Teknik pengambilan sampel wilayah dan sampel penduduk menggunakan Purposive Sampling dengan pertimbangan jumlah populasi yang begitu banyak sehingga membutuhkan waktu yang lama, biaya dan tenaga yang banyak. Hasil dari penelitian berdasarkan jawaban dari responden menunjukkan bahwa faktor kepemilikan lahan, pendapatan, dan pengalaman bertani mempunyai pengaruh dalam mendorong masyarakat bekerja di bidang kegiatan pertanian agar dapat memenuhi kebutuhan hidup untuk mencapai keluarga yang sejahtera. Begitu pula dengan faktor jumlah tanggungan, usia dan pendidikan oleh sebagian responden menyatakan mempunyai pengaruh dalam mendorong masyarakat bekerja di bidang kegiatan pertanian untuk memenuhi kebutuhan hidup dalam mencapai kesejahteraan. Kata Kunci: Kegiatan pertanian, Kesejahteraan, Masyarakat.
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS. FKIP UNTAD Penerbit : E Journal Geo-Tadulako UNTAD
ABSTRACT
Most of the villagers in Torue Subdistrict work as farmers to fulfill the needs of their family. Therefore, it is necessary to assess the effects of agricultural activities to the level of the people welfare in District Torue. The purpose of this study is to determine the factors affecting the agricultural activities and to describe the welfare condition of the villagers of Torue Subdistrict to fulfill their daily needs to become prosperous family. The method used in this study is qualitative method using descriptive approach. The type of data used is primary data collected from 44 families sample of rice farmers, as well as secondary data as the supporting data in this study. Sampling techniques and sample area residents used were purposive sampling with the consideration to the number of the population, so it would not take too much time, cost and effort. The results of the study were taken from the answers of the respondents. It showed that the factor of land lord, income, and farming experience have an influence in encouraging the villagers to work in the field of agricultural sector in order to fulfill their daily needs to become prosperous family. Furthermore, the number of the family members, age and educational background also claimed by the respondents to be the influencing factors to encourage the villagers to work in the field of agricultural sector to fulfill their daily needs to become prosperous family.
Key Words: Agricultural Activities, Welfare, Community
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS. FKIP UNTAD Penerbit : E Journal Geo-Tadulako UNTAD
PENDAHULUAN Masyarakat yang bermata pencaharian sebagai petani sangat tergantung pada kepemilikan lahan dan sumberdaya lahan. Perekonomian masyarakat tersebut bergantung pada hasil panen dan kegiatan pertanian lainnya yang memanfaatkan sumberdaya lahan. Oleh sebab itu, lahan merupakan sumberdaya yang memegang peranan penting bagi kelangsungan hidup masyarakat tani yang ada di desa (Nuhung, 2007). Kondisi alam di Kecamatan Torue didominasi oleh areal persawahan pada dataran rendah, perbukitan, bahkan di daerah pegunungan. Kondisi alamnya menjadikan wilayah Kecamatan Torue sebagai daerah pertanian yang potensial, sehingga perekonomiannya banyak bertumpu di sektor pertanian (Kecamatan Torue dalam Angka 2012). Sebagian besar masyarakat Kecamatan Torue bermata pencaharian sebagai petani. Baik itu usaha tani pertanian, peternakan, perikanan dan pungutan hasil laut (Hernanto, 1989: 26). Mulai dari yang usia yang tergolong produktif sampai yang tergolong sudah tidak produktif lagi memiliki semangat yang tinggi untuk mengelola lahan pertanian yang mereka miliki. Penelitian ini bertujuan untuk (a) mengetahui faktor-faktor yang mendorong masyarakat dalam melakukan kegiatan pertanian di Kecamatan Torue kabupaten Parigi Moutong, (b) mendeskripsikan kondisi kesejahteraan masyarakat di Kecamatan Torue kabupaten Parigi Moutong. Kegunaan dan manfaat penelitian ini dalam (a) aspek keilmuan geografi pertanian dapat mengkaji yang berkaitan dengan aktivitas-aktivitas dalam konteks ruang, lokasi pertanian secara keseluruhan dan aktivitas-aktivitas di dalamnya. Selain itu, dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran dan referensi untuk menulis karya ilmiah. (b)Aspek praktis, diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat Kecamatan Torue mengenai faktor-faktor pendorong kegiatan pertanian. (c) Aspek pendidikan, dijadikan sumber informasi atau penunjang bahan materi yang berkaitan dengan materi IPS Geografi kelas XI Sekolah Menengah Atas. Adapun yang menjadi batasan istilah dalam penelitian ini yaitu kegiatan pertanian adalah suatu kegiatan manusia yang terdiri dari kegiatan bercocok tanam, peternakan, perikanan dan juga kehutanan dalam usaha pemenuhan kebutuhan hidupnya (Khaafidh,
2013: 27).
Kesejahteraan ialah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial material maupun spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan dan ketentraman lahir batin yang memungkinkan bagi setiap warga negara untuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri, keluarga serta masyarakat dengan menjunjung
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS. FKIP UNTAD Penerbit : E Journal Geo-Tadulako UNTAD
tinggi hak asasi serta kewajiban manusia sesuai dengan pancasila (Undang-Undang No.6 Tahun 1974 tentang kesejahteraan). Masyarakat adalah golongan besar atau kecil terdiri dari beberapa manusia, yang dengan atau karena sendirinya bertalian secara golongan dan pengaruh mempengaruhi satu sama lain (Hasan, 1983). Menurut Anim dalam Khaafidh (2013), faktor yang mendorong masyarakat untuk bekerja di kegiatan pertanian antara lain: pengalaman bertani, jenis kelamin, usia, jenis pertanian, luas lahan garapan, struktur organisasi pertanian, kepemilikan peralatan (mesin) untuk kegiatan pertanian, jumlah anggota rumah tangga yang bekerja diluar kegiatan pertanian, jumlah tanggungan rumah tangga, pendapatan (upah riil), jarak dengan pasar hasil pertanian, serta pengetahuan dan teknologi.
METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif, yaitu suatu penelitian yang menggambar dan mendeskripsikan hasil dari wawancara, catatan di lapangan, dokumen pribadi, catatan, memo dan dokumen resmi lainnya tentang pengaruh kegiatan pertanian terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat Kecamatan Torue Kabupaten Parigi Moutong. Secara administratif daerah penelitian terletak di Kecamatan Torue Kabupaten Parigi Moutong. Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian peneliti dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang ditentukan (Zuriah, 2006: 116). Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 3.034 KK petani. Sampel adalah sebagian anggota populasi yang diambil dengan menggunakan teknik tertentu yang disebut dengan teknik sampel (Usman dan Setiady, 2008: 43). Pengambilan sampel wilayah dan penduduk dilakukan dengan metode purposive sampling, yaitu pemilihan sampel yang ditentukan secara sengaja sesuai dengan permasalahan yang diteliti. Jumlah populasi yang begitu banyak, serta keterbatasan dana, tenaga, waktu peneliti, maka sampel wilayah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Desa Tolai, Tolai Timur dan Tolai Barat. Sedangkan jumlah sampel penduduk yang digunakan adalah 44 KK . Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder dengan teknik pengumpulan data observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data mengunakan analisis deskriptif dan kualitatif.
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS. FKIP UNTAD Penerbit : E Journal Geo-Tadulako UNTAD
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Kepemilikan Lahan Luas kepemilikan lahan merupakan keseluruhan luas lahan yang diusahakan petani responden baik milik sendiri maupun menyewa. Luas kepemilikan lahan akan berpengaruh terhadap kegiatan seseorang. Hal ini disebabkan karena luas kepemilikan lahan akan mempengaruhi banyaknya pendapatan yang diterima oleh petani Tabel 1.1.
Tabel 1.1 Deskripsi Kepemilikan Lahan Berdasarkan Luas Lahan No
Jawaban Responden
Frekuensi
Persentase %
1
Sangat Luas
12
27
2
Luas
10
23
3
Cukup Luas
17
39
4
Sempit
3
7
5
Sangat Sempit
2
4
44
100
Total Sumber: Olah Data Primer, 2013
Berdasarkan Tabel 4.4 menunjukkan bahwa kepemilikan lahan berdasarkan luas lahan yang dimiliki oleh petani dalam hal ini responden sebanyak 27% (12 orang) yang memiliki lahan sangat luas dan yang memiliki lahan yang tergolong sangat sempit 4% (2 orang).
Tabel 1.2 Kepemilikan Lahan Berdasarkan Status Kepemilikan Lahan No
Jawaban Responden
Frekuensi 44
Persentase %
1
Milik Pribadi
2
Garapan
0
0
3
Sewa
0
0
4
Warisan
0
0
5
Kerja Sama
0
0
44
100
Total Sumber: Olah Data Primer, 2013
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS. FKIP UNTAD Penerbit : E Journal Geo-Tadulako UNTAD
100
Tabel 1.2 di atas menunjukkan bahwa kepemilikan lahan berdasarkan status kepemilikan lahan 100% (44 orang) merupakan lahan milik pribadi petani walaupun awalnya mereka bekerja dilahan sawah bersama atau warisan. Namun, setelah mereka mempunyai modal yang cukup untuk membeli, maka mereka membeli lahan sawah sendiri. Tabel 1.3 Tanggapan Faktor Kepemilikan Lahan dalam Mendorong Kegiatan Pertanian Di Kecamatan Torue No
Jawaban Responden
Frekuensi
Persentase %
1
Sangat Berpengaruh
22
50
2
Berpengaruh
21
48
3
Cukup Berpengaruh
1
2
4
Tidak Berpengaruh
0
0
5
Sangat Tidak Berpengaruh
0
0
44
100
Total Sumber: Olah Data Primer, 2013
Tabel 1.3 di atas menunjukkan bahwa tanggapan petani terhadap faktor kepemilikan lahan dalam mendorong mereka untuk bekerja sebagai petani sawah yakni sebanyak 50% (22 orang) yang mengatakan sangat berpengaruh karena bila lahan sawah ada pasti ada kemauan untuk bekerja dibidang tersebut. Sebanyak 2% (1 orang) mengatakan kepemilikan lahan cukup berpengaruh. 2. Pengalaman Bertani Semakin banyak pengalaman bertani seorang petani maka semakin baik kemampuan atau keahlian seorang petani dalam membaca kondisi alam seperti seperti perubahan musim yang dapat mempengaruhi jumlah hasil produksi. Tabel 1.4 Deskripsi Pengalaman Bertani Berdasarkan Lama Bertani No
Jawaban Responden
Frekuensi
Persentase %
1
Sangat Lama
26
59
2
Lama
10
23
3
Cukup Lama
4
9
4
Tidak Lama
4
9
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS. FKIP UNTAD Penerbit : E Journal Geo-Tadulako UNTAD
5
Sangat Tidak Lama Total
0
0
44
100
Sumber: Olah Data Primer, 2013 Tabel 1.4 menunjukkan sebanyak 59% (26 orang) yang memiliki pengalaman bertani yang sangat lama. Sebanyak 9,09% (4 orang) yang memiliki pengalaman yang tergolong tidak lama. Melihat persentase terbanyak dari pengalaman bertani tersebut yang sudah sangat lama menekuni pekerjaan sebagai petani sawah sebanyak 59% karena mereka sudah bertahuntahun menjadi petani, mulai dari mereka berumur 20 tahun sudah dikenal dengan pertanian. Tabel 1.5 Tanggapan Faktor Pengalaman Bertani dalam Mendorong Kegiatan Pertanian No
Jawaban Responden
Frekuensi
Persentase %
1
Sangat Berpengaruh
24
55
2
Berpengaruh
20
45
3
Cukup Berpengaruh
0
0
4
Tidak Berpengaruh
0
0
5
Sangat Tidak Berpengaruh
0
0
44
100
Total Sumber: Olah Data Primer, 2013
Tabel 1.5 mengenai tanggapan responden tentang faktor pengalaman bertani dalam mendorong kegiatan pertanian yang mereka tekuni saat ini. Sebanyak 55% (24 orang) mengatakan sangat berpengaruh pengalaman bertani terhadap kegiatan pertanian karena kalau sudah pengalaman pasti akan menarik untuk dikerjakan. Sebanyak 45% (20 orang) yang mengatakan bahwa pengalaman bertani berpengaruh terhadap terhadap kegiatan tani sawah yang mereka tekuni saat ini. Tabel 1.6 Tanggapan Mengikuti Penyuluhan Pertanian No
Jawaban Responden
Frekuensi
Persentase %
1
Sangat Terpaksa
0
0
2
Terpaksa
0
0
3
Cukup Terpaksa
0
0
4
Tidak Terpaksa
27
61
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS. FKIP UNTAD Penerbit : E Journal Geo-Tadulako UNTAD
5
Sangat Tidak terpaksa Total
17
39
44
100
Sumber: Olah Data Primer, 2013 Tabel 1.6 mengenai tanggapan responden memilih untuk mengikuti penyuluhan pertanian yang diadakan oleh pemerintah setempat. Sebanyak 61% (27 orang) mengatakan mereka mengikuti penyuluhan tidak terpkasa sama sekali karena mereka ingin menambah pengetahuan tentang pertanian lebih banyak. Sama halnya dengan 39% (17 orang) yang memilih untuk mengikuti penyuluhan sangat tidak terpaksa. Selain, menambah pengetahuan juga dapat menambah koneksi untuk tempat saling bertukar pendapat terkait tentang bidang pekerjaan yang mereka tekuni sampai saat ini. 3. Pendidikan Pendidikan merupakan lama pendidikan yang ditempuh responden pada bangku sekolah. Pendidikan akan berpengaruh terhadap suatu kegiatan pertanian seseorang. Adapun hasil deskripsi tingkat pendidikan petani dalam hal ini responden di Kecamatan Torue dapat dilihat pada Tabel 1.7. Tabel 1.7 Deskripsi Pendidikan Berdasarkan Lama Pendidikan yang ditempuh No
Jawaban Responden
Frekuensi
Persentase %
1
Sangat Tinggi
1
2
2
Tinggi
8
18
3
Cukup Tinggi
13
30
4
Rendah
22
50
5
Sangat Rendah
0
0
44
100
Total Sumber: Olah Data Primer, 2013
Tabel 1.7 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan berdasarkan lamanya pendidikan yang ditempuh oleh petani, sebanyak 50% (22 orang) memiliki tingkat pendidikan yang tergolong rendah yakni lulusan SD. Sebanyak 2% (1 orang) memiliki pendidikan yang sangat tinggi yakni sarjana lulusan D3.
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS. FKIP UNTAD Penerbit : E Journal Geo-Tadulako UNTAD
Tabel 1.8 Tanggapan Faktor Pendidikan dalam Mendorong Kegiatan Pertanian Di Kecamatan Torue No
Jawaban Responden
Frekuensi
Persentase %
1
Sangat Berpengaruh
0
0
2
Berpengaruh
0
0
3
Cukup Berpengaruh
3
7
4
Tidak Berpengaruh
27
61
5
Sangat Tidak Berpengaruh
14
32
44
100
Total Sumber: Olah Data Primer, 2013
Tabel 1.8 mengenai tanggapan responden tentang faktor pendidikan dalam mendorong kegiatan pertanian. Sebanyak 61% (27 orang) mengatakan tidak ada pengaruhnya pendidikan terhadap kegiatan pertanian. Sebanyak 7% (3 orang) mengatakan mereka cukup berpengaruh pendidikan dalam bertani karena menurut mereka dengan memiliki pendidikan yang tinggi akan menambah pengetahuan bertani seseorang. 4. Usia Umur akan mempengaruhi seseorang dalam melakukan kegiatan pertanian dalam hal pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. Kriteria usia responden di Kecamatan Torue dapat dilihat pada Tabel 1.9. Tabel 1.9 Deskripsi Usia Petani dalam melakukan Kegiatan Pertanian No
Jawaban Responden
Frekuensi
Persentase %
1
Sangat Produktif
7
16
2
Produktif
22
50
3
Cukup Produktif
12
27
4
Tidak Produktif
3
7
5
Sangat Tidak Produktif
0
0
44
100
Total Sumber: Olah Data Primer, 2013
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS. FKIP UNTAD Penerbit : E Journal Geo-Tadulako UNTAD
Tabel 1.9 menunjukkan bahwa pada usia produktif responden memilih menjadi petani sebanyak 50% (22 orang) yaitu rentang usia dari 32 - 47 tahun. Sebanyak 7% (3 orang) menjadi petani berumur sangat tidak produktif dengan rentang usia 62 – 77 tahun. Tabel 1.10 Tanggapan Faktor Usia dalam Mendorong Kegiatan Pertanian di Kecamatan Torue No
Jawaban Responden
Frekuensi
Persentase %
1
Sangat Berpengaruh
0
0
2
Berpengaruh
0
0
3
Cukup Berpengaruh
10
23
4
Tidak Berpengaruh
26
59
5
Sangat Tidak Berpengaruh
8
18
Total
44
100
Sumber: Olah Data Primer, 2013 Tabel 1.10 menunjukkan bahwa tanggapan terhadap faktor usia dalam mendorong responden menjadi petani sawah sebanyak 59% (26 orang) mengatakan tidak ada pengaruh usia dalam bertani. Sebanyak 18% (8 orang) mengatakan sangat tidak berpengaruh usia pada kegiatan pertanian. Dimana menjadi petani membutuhkan tenaga yang besar serta fisik yang kuat. 5. Pendapatan Pendapatan usaha tani diperoleh dari total penerimaan usaha tani dikurangi biaya usaha tani. Penerimaan usaha tani dihitung dengan mengalikan produksi untuk tiap-tiap jenis usaha tani dengan harga tiap-tiap jenis pula. Penerimaan per panen responden pada penelitian ini dibedakan ke dalam lima kategori ukuran yaitu: 1. Penerimaan sangat rendah Rp.5.000.000 - Rp. 22.600.000, 2. Penerimaan rendah Rp. 22.600.000 - Rp. 40.200.000, 3. Penerimaan cukup tinggi Rp. 40.200.000 - Rp. 57.800.000 4. Penerimaan tinggi Rp. 57.800.000 - Rp. 75.400.000 5. Penerimaan sangat tinggi Rp. 75.400.000 - Rp.93.000.000
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS. FKIP UNTAD Penerbit : E Journal Geo-Tadulako UNTAD
Tabel 1.11 Deskripsi Penerimaan Petani Perpanen No
Jawaban Responden
Frekuensi
Persentase %
1
Sangat Tinggi
5
11
2
Tinggi
7
16
3
Cukup Tinggi
9
21
4
Rendah
1
2
5
Sangat Rendah
22
50
44
100
Total Sumber: Olah Data Primer, 2013
Tabel 1.11 menunjukkan bahwa tingkat penerimaan petani setiap panen yang tergolong sangat tinggi sebanyak 11% (5 orang). Sebanyak 50% (22 orang) memiliki tingkat penerimaan tergolong sangat rendah. Pengeluaran per panen responden pada penelitian ini dibedakan ke dalam lima kategori ukuran : 1. Pengeluaran sangat rendah Rp.1.000.000 - Rp. 6.600.000, 2. Pengeluaran rendah Rp. 6.600.000 - Rp. 12.200.000, 3. Pengeluaran cukup tinggi Rp. 12.200.000 – Rp. 17.800.000 4. Pengeluaran tinggi Rp. 17.800.000 – Rp. 23.400.000 5. Pengeluaran sangat tinggi Rp. 23.400.000 - Rp. 29.000.000 Tabel 1.12 Deskripsi Biaya Pengeluaran Petani Perpanen No
Jawaban Responden
Frekuensi
Persentase %
1
Sangat Tinggi
9
21
2
Tinggi
0
0
3
Cukup Tinggi
12
27
4
Rendah
1
2
5
Sangat Rendah
22
50
44
100
Total Sumber: Olah Data Primer, 2013
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS. FKIP UNTAD Penerbit : E Journal Geo-Tadulako UNTAD
Tabel 1.12 menunjukkan bahwa tingkat pengeluaran petani yang tergolong sangat tinggi sebanyak 21% (9 orang). Sebanyak 50% (22 orang) memiliki tingkat pengeluaran yang sangat rendah. Pekerjaan responden sebagai petani sehingga pendapatan yang digunakan pendapatan perpanen usaha tani responden. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada Tabel 1.13. Tabel 1.13 Deskripsi Pendapatan Petani Perpanen No
Kisaran Pendapatan
Frekuensi
Persentase %
1
Rp. 3.000.000,00 – Rp. 15.200.000,00
27
61
2
Rp. 15.200.000,00 – Rp. 27.400.000,00
1
2
3
Rp. 27.400.000,00 – Rp. 39.600.000,00
4
9
4
Rp. 39.600.000,00 – Rp. 51. 800.000,00
10
23
5
> Rp. 51. 800.000
2
5
Total
44
100
Sumber: Olah Data Primer, 2013 Tabel 1.13 menunjukkan bahwa tingkat pendapatan petani yang tergolong sangat tinggi sebanyak 5% (2 orang). Sebanyak 61% (27 orang) memiliki tingkat pendapatan perpanen yang sangat rendah. Tabel 1.14 Tanggapan Faktor Pendapatan dalam Mendorong Kegiatan Pertanian di Kecamatan Torue No
Jawaban Responden
Frekuensi
Persentase %
1
Sangat Berpengaruh
31
70
2
Berpengaruh
13
30
3
Cukup Berpengaruh
0
0
4
Tidak Berpengaruh
0
0
5
Sangat Tidak Berpengaruh
0
0
44
100
Total Sumber: Olah Data Primer, 2013
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS. FKIP UNTAD Penerbit : E Journal Geo-Tadulako UNTAD
Tabel 1.14 menunjukkan bahwa jawaban responden terhadap faktor pendapatan sehingga mereka lebih memilih kegiatan pertanian khususnya sebagai petani sawah, cenderung mengatakan sangat berpengaruh sebanyak 70% (31 orang). 6. Jumlah Tanggungan dalam Keluarga Semakin banyak jumlah anggota keluarga maka akan semakin meningkat pula kebutuhan keluarga. Hal ini tentunya juga akan membuat biaya hidup yang dikeluarkan semakin besar. Walaupun demikian apabila dalam suatu keluarga terdapat beberapa orang yang bekerja maka penghasilan keluarga pun akan semakin meningkat. Adapun jumlah anggota keluarga responden di lihat pada Tabel 1.15: Tabel 1.15 Deskripsi Jumlah Tanggungan Dalam Keluarga No
Jawaban Responden
Frekuensi
Persentase %
1
Sangat Banyak
1
2
2
Banyak
5
11
3
Cukup Banyak
13
30
4
Sedikit
18
41
5
Sangat Sedikit
7
16
44
100
Total Sumber: Olah Data Primer, 2013
Tabel 1.15 menunjukkan bahwa jumlah tanggungan dalam keluarga responden sebanyak 41% (18 orang) memiliki jumlah tanggungan tergolong sedikit. Sebanyak 2% (1 orang) yang memiliki jumlah tanggungan sangat banyak. Berdasarkan hasil penelitian rata-rata responden memiliki jumlah anggota sebanyak 3 - 4 orang. Hal ini berarti beban hidup yang ditanggung oleh responden relatif ringan. Tabel 1.16 Tanggapan Faktor Jumlah Tanggungan Keluarga dalam Mendorong Kegiatan Pertanian di Kecamatan Torue No
Jawaban Responden
Frekuensi
Persentase %
1
Sangat Berpengaruh
0
0
2
Berpengaruh
1
2
3
Cukup Berpengaruh
9
21
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS. FKIP UNTAD Penerbit : E Journal Geo-Tadulako UNTAD
4
Tidak Berpengaruh
23
52
5
Sangat Tidak Berpengaruh
11
25
44
100
Total Sumber: Olah Data Primer, 2013
Tabel 1.16 menunjukkan bahwa tanggapan responden terhadap faktor jumlah tanggungan keluarga dalam mendorong responden bekerja di kegiatan pertanian khusunya petani sawah, sebanyak 52% (23 orang) mengatakan tidak berpengaruh jumlah tanggungan keluarga terhadap kegiatan pertanian. Sebanyak 2% (1 orang) mengatakan berpengaruh terhadap kegiatan pertanian karena jumlah tanggungan yang banyak akan mendorong seseorang untuk bekerja di kegiatan pertanian khususnya petani sawah. 7. Jenis Kelamin Jenis kelamin menunjukkan kemampuan fisik dalam berusaha dalam kegiatan pertanian. Selain itu, jenis kelamin juga berpengaruh terhadap kemampuan memimpin dan mengambil keputusan dalam berbagai kegiatan termasuk dalam kegiatan usaha tani. Tabel 4.20 Tanggapan Faktor Jenis Kelamin dalam Mendorong Kegiatan Pertanian No
Jawaban Responden
Frekuensi
Persentase %
1
Sangat Berpengaruh
0
0
2
Berpengaruh
0
0
3
Cukup Berpengaruh
0
0
4
Tidak Berpengaruh
24
55
5
Sangat Tidak Berpengaruh
20
45
44
100
Total Sumber: Olah Data Primer, 2013
Tabel 4.20 menunjukkan bahwa tanggapan responden terhadap faktor jenis kelamin dalam mendorong responden untuk bekerja di bidang kegiatan pertanian khususnya petani sawah, sebanyak 55% (24 orang) mengatakan tidak ada pengaruhnya jenis kelamin terhadap kegiatan pertanian. Hal ini karena laki-laki dan perempuan sama-sama melakukan pekerjaan sebagai petani. Jenis kelamin bukan suatu penghalang bagi mereka untuk mengambil suatu pekerjaan.
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS. FKIP UNTAD Penerbit : E Journal Geo-Tadulako UNTAD
8. Kondisi Kesejahteraan Masyarakat Kecamatan Torue Kondisi masyarakat Kecamatan Torue untuk 3 bulan terakhir tidak mengalami keluhan sakit parah hanya mengalami sakit flu, panas dan batuk, ini berarti jumlah pengeluaran berkurang. Pengetahuan masyarakat mengenai kegiatan pertanian seperti mengolah sawah, melakukan pemupukan diperoleh petani dalam pendidikan non formal seperti dalam penyuluhan maupun perkumpulan kelompok tani. Oleh karena itu, walaupun petani memiliki pendidikan formal yang cukup tinggi akan tetapi tidak dibarengi dengan pendidikan non formal untuk menunjang maka pengetahuan yang mereka miliki hanya sebatas pengetahuan saja tanpa ada pengaplikasian dari pengetahuan ilmu tersebut dalam melakukan kegiatan pertanian
untuk
mewujudkan
keluarga
yang
sejahtera.
Kondisi
rumah
sebagian
penduduk/masyarakat Kecamatan Torue berupa semi permanen maupun permanen. Kondisi lantai rumah penduduk berlantaikan bukan tanah dan mayoritas menggunakan seng sebagai atap rumah. Hal ini disebabkan daerah Sulawesi Tengah merupakan daerah rawan gempa bumi sehingga penggunaan atap seng tidak membahayakan anggota keluarga seandainya tertimpa atap. Tingkat pengeluaran yang rendah, membuktikan bahwa tingkat pendapatan masyarakat tergolong cukup tinggi. Pendapatan yang besar akan memberi peluang seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya baik kebutuhan materi meliputi kebutuhan primer (sandang, pangan dan papan) maupun kebutuhan sekunder. Selain itu juga kebutuhan immateri misalnya kebutuhan akan memperkaya wawasan dan pengetahuan seseorang melalui pendidikan formal maupun informal. Begitu pula dengan pakaian yang dikenakan oleh anggota keluarga umumnya memperoleh satu stel atau lebih pakaian baru dalam setahun. Hal ini dibuktikan dengan melihat banyaknya hari raya baik itu hari raya agama islam, agama kristen, maupun agama hindu masyarakat berbondong-bondong membeli pakaian baru untuk anggota keluarga mereka. Selain itu, masih banyak moment-moment masyarakat membeli pakaian misalnya setelah panen sawah. Berdasarkan hasil penelitian, kegiatan pertanian khususnya tani sawah sudah lama di tekuni oleh masyarakat Kecamatan Torue sebagai objek dalam penelitian ini. Faktor-faktor yang sangat mendorong masyarakat memilih kegiatan pertanian di Kecamatan Torue ialah faktor kepemilikan lahan, pengalaman bertani, pendapatan, sedangkan faktor usia, pendidikan, dan jumlah tanggungan hanya sebagian kecil yang menyatakan sangat mendorong
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS. FKIP UNTAD Penerbit : E Journal Geo-Tadulako UNTAD
untuk memilih kegiatan pertanian, sehingga akan berpengaruh terhadap tingat kesejahteraan masyarakat dalam upaya pemenuhan kebutuhan hidupnya. Masyarakat Kecamatan Torue memiliki tingkat kesejahteraan yang tergolong keluarga sejahtera I sampai keluarga sejahtera III +. Oleh karena itu, tingkat kesejahteraan masyarakat Kecamatan Torue tergolong baik. Hal menunjukkan bahwa kegiatan pertanian sangat mempengaruhi masyarakat Kecamatan Torue khususnya yang mempunyai matapencaharian sebagai petani dalam memenuhi kebutuhan hidup keluarga mereka sehingga mencapai tingkat kesejahteraan.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mendorong masyarakat untuk melakukan kegiatan pertanian di wilayah Kecamatan Torue adalah faktor kepemilikan lahan, pengalaman bertani, pendapatan, jumlah tanggungan, usia dan pendidikan. Kondisi kesejahteraan masyarakat Kecamatan Torue termasuk dalam keluarga sejahtera tahap I sampai tahap III+. Saran Bagi Pemerintah setempat lebih mengembangkan pendidikan pertanian, melakukan pemberdayaan kelembagaan pertanian dan mengupayakan petani yang mandiri. Bagi petani diharapkan dapat mengusahakan tanaman lain di lahan sawahnya selain padi untuk ekonomi tambahan selama menunggu waktu untuk panen padi dan untuk mengantisipasi terjadinya kegagalan panen padi. Bagi pendidikan diharapkan skripsi ini dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya seperti implementasi pengukuran pengaruh dari kegiatan pertanian terhadap kesejahteraan masyarakat petani dan evaluasi kegiatan pertanian terhadap kesejahteraan masyarakat dapat dijadikan tema dalam penelitian selanjutnya dalam ruang lingkup penelitian geografi. DAFTAR PUSTAKA Anonimus. (1974). Undang-Undang No.6 Tahun 1974 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial. Jakarta: Sekretariat Negara RI. Badan Pusat Statistik. (2011). Kecamatan Torue Dalam Angka 2012. Parigi Moutong: BPS.
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS. FKIP UNTAD Penerbit : E Journal Geo-Tadulako UNTAD
Hasan, Shadily. (1983). Sosiologi untuk Masyarakat Indonesia. Jakarta : Bina Aksara. Hernanto, F. (1989). Ilmu Usahatani. Jakarta: Penebar Swadaya Khaafidh, Muhammad. (2013). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Tenaga Kerja Untuk Berkerja Di Kegiatan Pertanian. Skripsi Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Semarang: Universitas Diponegoro. Nuhung, I.A . 2007. Membangun Pertanian Masa Depan. Semarang. Aneka Ilmu. Usman, Husaini dan Setiady, Purnomo. (2008). Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Zuriah, Nurul. (2006). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS. FKIP UNTAD Penerbit : E Journal Geo-Tadulako UNTAD