TUGAS AKHIR
PENGARUH KEBIJAKAN OWNER TERHADAP KINERJA KONTRAKTOR PADA PROYEK PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR CABANG CIBITUNG
Diajukan Sebagai Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Teknik Strata I (S-I)
Disusun oleh :
IMAM WAHYUDI 41105120044
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA, 2009
LEMBAR PENGESAHAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS MERCU BUANA
No. Dokumen
011 4234 41 00
Tgl. Efektif
7 MARET 2005
Q
Distribusi
Tugas akhir ini untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi persyaratan dalam Memperoleh gelar Sarjana Teknik, jenjang pendidikan Strata 1 (S-1). Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Mercu Buana, Jakarta.
Judul Tugas Akhir
: Pengaruh Kebijakan Owner Terhadap Kinerja Kontraktor Pada Proyek PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung.
Disusun oleh : Nama Nomor Induk Mahasiswa Jurusan/Program Studi
: Imam Wahyudi : 41105120044 : Teknik Sipil
Telah diperiksa dan disetujui untuk diajukan pada siding sarjana :
Pembimbing
Ir. Agus Suroso, MT
Jakarta,
Mei 2009 Mengetahui,
Koordinator Tugas Akhir
Ir. Sylvia Indriany, MT
Ketua Program Studi Teknik Sipil
Ir. Mawardi Amin, MT
Q
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Imam Wahyudi
NIM
: 41105120044
Jurusan
: Teknik Sipil
Fakultas
: Teknik Sipil dan Perencanaan
Menyatakan bahwa tugas akhir ini merupakan kerja asli, bukan jiplakan (dublikat) dari karya orang lain. Apabila ternyata pernyataan saya ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi berupa pembatalan gelar kesarjanaan saya
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya untuk dipertanggungjawabkan sepenuhnya.
Jakarta, 10 Mei 2009 Tertanda
Imam Wahyudi
Pengaruh Kebijakan Owner Terhadap Kinerja Kontraktor Pada Proyek PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung
ABSTRAK
Judul : Pengaruh Kebijakan Owner Terhadap Kinerja Kontraktor Pada Proyek
PT.
Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung; Nama : Imam Wahyudi; NIM : 41105120044; Pembimbing Ir. Agus Suroso, MT; Tahun 2009.
Dalam sebuah proyek konstruksi sebuah kebijakan yang diambil oleh pemilik (owner) pada tahap perencanaan sampai pelaksanaan proyek sangat bisa mempengaruhi kinerja proyek yang dimana kinerja proyek itu akan menjadi tolak ukur keberhasilan maupun kegagalan pekerjaan konstruksi pada umumnya. Oleh karena itu dalam penulisan tugas akhir ini bermaksud untuk mengetahui pengaruh kebijakan owner terhadap kinerja kontraktor. Penelitian tugas akhir ini menggunakan metoda analisis variant dengan indikator ACWP, BCWP, BCWS, dengan menggunakan indikator di atas dapat diperoleh varians biaya (CV), Varians jadwal terpadu (SV), indeks kinerja biaya (CPI) dan indeks kinerja jadwal (SPI). Hasil dari penulisan tugas akhir ini adalah menunjukkan adanya pengaruh kebijakan pemilik terhadap kinerja kontraktor yaitu ada yang bisa mempercepat seperti dimasukkannya material on site dalam progress dan ada juga yang bisa memperlambat kinerja kontraktor seperti perubahan design dan spek disaat berlangsungnya proyek dan juga kebijakan pembelian material Suplay By Owner (SBO) yang kurang koordinasi.
i
Pengaruh Kebijakan Owner Terhadap Kinerja Kontraktor Pada Proyek PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul Pengaruh Kebijakan Owner Terhadap Kinerja Kontraktor Pada Proyek PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung. Tugas akhir ini disusun sebagai syarat untuk meraih gelar sarjana teknik strata satu pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Universitas Mercu Buana, Jakarta. Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan ucapan tarima kasih kepada : 1. Ayah, Ibu, kakak, adik tercinta yang telah memberikan do’a dan dorongan moril maupun materiil dalam penyusunan tugas akhir ini. 2. Teman-teman kerja penulis di PT. Dasatria Utama dan Citra Garden City yang telah membantu dalam kelengkapan data Tugas Akhir ini. 3. Bapak Ir. Agus Suroso, MT. Selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dalam penyusunan Tugas Akhir ini. 4. Bapak Ir. Mawardi Amin, MT. Selaku Ketua Program Studi Teknik Sipil Universitas Mercu Buana. 5. Ibu Ir. Sylvia Indriany, MT. Selaku koordinator Tugas Akhir 6. Teman-teman seperjuangan Doni Yusra, Zainul Arifin, Bayu, Muntohar, Huda, Dwi Hartono dan Eko Ari tarima kasih atas segala bantuannya. 7. Semua teman-teman yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah memberikan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
ii
Pengaruh Kebijakan Owner Terhadap Kinerja Kontraktor Pada Proyek PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna baik dari segi isi maupun penyajiannya. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan. Semoga Allah AWT, melimpahkan rahmat-Nya serta balasan atas segala bantuan yang telah diberikan. Akhir kata dengan segala kerendahan hati penulis berharap agar tugas akhir ini dapat bermanfaat sebagai bahan masukan bagi yang membacanya khususnya rekan mahasiswa Teknik Sipil
Jakarta,
Mei 2009
Penulis,
Imam Wahyudi
iii
Pengaruh Kebijakan Owner Terhadap Kinerja Kontraktor Pada Proyek PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN ABSTRAK........................................................................................................ i KATA PENGANTAR....................................................................................... ii DAFTAR ISI..................................................................................................... iv BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Uraian Umum...................................................................................... I.1
1.2
Latar Belakang..................................................................................... I.1
1.3 Maksud dan Tujuan Penulisan............................................................. 1.2 1.4
Metoda Pengumpulan Data................................................................. 1.3
1.5
Pembatasan Masalah........................................................................... 1.3
1.6
Sistematika Penyusunan...................................................................... 1.3
BAB II STUDI PUSTAKA 2.1
Uraian Umum..................................................................................... II-1
2.2
Estimasi Biaya Proyek........................................................................ II-1
2.3
Fungsi Cost Engineering Dalam Proyek Konstruksi.......................... II-2
2.4
Konsep Nilai Hasil (Earned Value Concept)...................................... II-3
2.5
Indikator-indikator ACWP, BCWP, dan BCWS................................ II-3
2.6
Varians Biaya dan Varians Jadwal Terpadu....................................... II-5
2.7
Modal Tetap........................................................................................ II-6 2.7.1
Biaya Langsung (Direct Cost)................................................ II-6
2.7.2 Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost)................................... II-6 2.8
Pengendalian Proyek........................................................................... II-6
iv
Pengaruh Kebijakan Owner Terhadap Kinerja Kontraktor Pada Proyek PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung
2.9
2.8.1
Pengendalian Biaya................................................................. II-10
2.8.2
Pengendalian Jadwal............................................................... II-11
Prestasi Kontraktor.............................................................................. II-11
2.10 Jenis Kontrak....................................................................................... II-13 2.10.1 Kontrak dengan Harga Tetap................................................... II-15 2.10.2 Kontrak dengan Harga Tidak Tetap......................................... II-16 2.11 Change Order...................................................................................... II-18 2.12 Modal Kerja......................................................................................... II-19 2.13 Jadwal dan Rencana Kerja................................................................... II-21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN.......................................................... III-1 3.1
Uraian Umum...................................................................................... III-1
3.2 Metoda Penentuan Populasi dan Sample............................................ III-1 3.3
Teknik Pengukuran Data..................................................................... III-2
3.4
Metode Penelitian............................................................................... III-2
3.5
Pembahasan Hasil............................................................................... III-4
BAB IV ANALISIS DATA.............................................................................. IV-1 4.1
Uraian Umum..................................................................................... IV-1
4.2
Analisis Identifikasi Varians.............................................................. IV-1
4.3
Perhitungan Indikator ACWP, BCWS, dan BCWP........................... IV-2
4.4
4.3.1
Indikator ACWP..................................................................... IV-2
4.3.2
Indikator BCWS..................................................................... IV-3
4.3.3
Indikator BCWP..................................................................... IV-3
Varians Dengan Grafik “S“................................................................ IV-11
4.5 Analisis Perhitungan Varians Jadwal dan Biaya Terpadu................. IV-13 4.6
Pembahasan Hasil Analisis Indikator BCWP, BCWS, ACWP dan
v
Pengaruh Kebijakan Owner Terhadap Kinerja Kontraktor Pada Proyek PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung
SV, CV, SPI, serta CPI...................................................................... IV-26 BAB V PENUTUP.........................................................................................
V-1
5.1
Kesimpulan........................................................................................ V-1
5.2
Saran.................................................................................................. V-2
Daftar Pustaka................................................................................................... viii Daftar Lampiran................................................................................................ ix Lampiran 1
: Rincian Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Lampiran 2
: Time Schedule Perencanaan
Lampiran 3
: Time Schedule Pelaksanaan
vi
Pengaruh Kebijakan Owner Terhadap Kinerja Kontraktor Pada Proyek PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung
vii
Pengaruh Kebijakan Owner Terhadap Kinerja Kontraktor Pada Proyek PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Uraian Umum Perkembangan paling menonjol dalam bidang konstruksi adalah gejala
semakin membesarnya skala dari proyek serta organisasinya, semakin rumitnya teknologi proyek semacam itu, semakin kompleksnya saling ketergantungan antara yang satu dengan yang lainnya serta variasi-variasi dalam hubungan antara organisasi dan lembaganya, serta makin berkembangnya peraturan-peraturan dan persyaratanpersyaratan dari pemerintah. Dalam tingkat proyek, manajemen baru saja mulai memadukan desain, pengadaan dan konstruksi menjadi satu proses secara menyeluruh. Manajemen juga harus dapat menghadapi kenyataan baru di bidang ekonomi dan kebudayaan sebagai akibat dari adanya inflasi, kekurangan energi, polapola perkembangan dari dunia yang telah berubah dan norma masyarakat yang baru. Kecenderungan ini semakin meningkat dan kemungkinan akan meningkat terus dimasa yang akan datang.
1.2
Latar Belakang Kinerja proyek selalu menjadi acuan atau tolok ukur bagi keberhasilan
maupun kegagalan pekerjaan konstruksi pada umumnya, manajemen proyek yang kurang memperhatikan kinerja dapat berakibat tidak baik dan sangat merugikan. Kerugian yang diderita tidak hanya materi namun juga nama baik bahkan bisa berakibat fatal seperti tidak diperkenankannya suatu perusahaan konstruksi mengikuti tender untuk mendapatkan pekerjaan di lingkungan tertentu.
I-1
Pengaruh Kebijakan Owner Terhadap Kinerja Kontraktor Pada Proyek PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung
Kinerja kontraktor dapat dinilai baik apabila dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi tidak mengalami keterlambatan dan proyek yang dihasilkan memiliki mutu ataupun kualitas sesuai dengan kesepakatan yang tertuang dalam kontrak, serta bisa mendapatkan keuntungan sesuai yang diharapkan si kontraktor tersebut. Kinerja kontraktor tidak akan berhasil maksimal tanpa adanya dukungan owner, namun kebijakan owner tidak hanya memberi pengaruh positif tapi bisa juga memberi pengaruh negatif. Sistem pembayaran yang disepakati merupakan salah satu kebijakan owner yang dapat mempengaruhi kinerja kontraktor, semakin cepat prestasi pekerjaan tercapai maka akan semakin cepat pula termin pembayaran dapat tercapai karena pada kenyataannya kontraktor yang termasuk golongan kecil sangat tergantung pada faktor pendanaan atau modal kerja, selain faktor-faktor lain yang secara langsung maupun tidak langsung akan ikut terganggu sirkulasinya apabila faktor pendanaan terganggu maupun terhambat. Kekurangan biaya pelaksanaan ataupun biaya pelaksanaan yang sama sekali tidak mencukupi bisa berakibat penurunan kualitas pada produk yang dihasilkan. Kebijakan merubahan spek dan design dimasa konstruksi juga dapat mempengaruhi kinerja kontraktor
1.3
Maksud dan Tujuan Penulisan Maksud dan tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk mengetahui
pengaruh kebijakan Owner terhadap kinerja kontraktor pada proyek PT. Indofood Sukses Makmur cabang Cibitung yang berkaitan dengan material on site, material Supply By Owner (SBO), perubahan desain dan spesifikasi dengan metode analisis varians.
I-2
Pengaruh Kebijakan Owner Terhadap Kinerja Kontraktor Pada Proyek PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung
1.4
Metoda Pengumpulan Data Pengumpulan data-data yang diperlukan dalam penyusunan tugas akhir ini
diperoleh dari Rencana Anggaran Biaya (RAB) serta laporan keuangan proyek dan master schedule yang berasal dari kontraktor pelaksana yaitu PT. Dasatria Utama dimana penulis dulu bekerja. Data-data yang telah diperoleh kemudian diolah bersama literatur yang ada dalam daftar pustaka, sehingga diharapkan penyusunan tugas akhir ini dapat dipertanggungjawabkan baik secara teoritis maupun praktis.
1.5
Pembatasan Masalah Penelitian pada laporan tugas akhir ini mengevaluasi pengaruh kebijakan
owner terhadap kinerja kontraktor pada sebuah proyek Pengembangan Pabrik PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. cabang Cibitung, Jawa Barat. Titik berat peninjauan atas masalah kali ini adalah: 1. Kebikan owner dalam tugas akhir ini dititikberatkan pada masalah material on site, material supply by owner (SBO), perubahan desain & spek. 2. Teknik analisa dengan metode analisis varians berupa varians biaya dan varians jadwal. 3. Menganalisa penyimpangan nilai varians yang di akibatkan oleh kebijakan owner.
1.6
Sistematika Penyusunan Tugas akhir yang kami susun ini disajikan sesuai dengan format Pedoman
Pembuatan Laporan Tugas Akhir yang diterbitkan oleh jurusan Teknik Sipil Universitas Mercu Buana Jakarta. Tugas akhir ini disusun dalam lima bab, yang secara garis besar dapat ditulis sebagai berikut :
I-3
Pengaruh Kebijakan Owner Terhadap Kinerja Kontraktor Pada Proyek PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung
BAB I
PENDAHULUAN Berisi tentang judul Tugas Akhir, latar belakang, maksud dan tujuan, metode pengumpulan data, pembatasan masalah dan sistematika penyusunan.
BAB II
STUDI PUSTAKA Berisi tentang tinjauan umum, penjelasan mengenai prestasi pekerjaan kontraktor, pengendalian proyek, analisis varians, modal kerja serta jadwal & rencana kerja.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN Berisi tentang metode penentuan sample, pengumpulan data, teknik pengukuran data.
BAB IV
ANALISA DATA Analisis dari data ACWP, BCWP, BCWS, varians biaya, varians jadwal, indeks kinerja biaya serta indeks kinerja jadwal dan pembahasan hasil analisis.
BAB V
PENUTUP Kesimpulan dan saran hasil analisis
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
I-4
Pengaruh Kebijakan Owner Terhadap Kinerja Kontraktor Pada Proyek PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung
FLOW CHART DALAM PEMBUATAN TUGAS AKHIR “ PENGARUH KEBIJAKAN OWNER TERHADAP KINERJA KONTRAKTOR PADA PROYEK PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR CABANG CIBITUNG “ START
IDENTIFIKASI MASALAH - Kebijakan owner dapat mempengaruhi kinerja kontraktor, bisa berpengaruh positif dan negatif MAKSUD & TUJUAN - Mengetahui kinerja kontaktor akibat pengaruh kebijakan owner pada proyek PT. Indofood sukses makmur yang berkaitan dengan material on site, supply by owner, perubahan design dan spesifikasi.
STUDI PUSTAKA Penjelasan mengenai prestasi pekerjaan kontraktor, pengendalian proyek, Analisis varians (ACWP, BCWP,BCWS, Varians biaya & jadwal serta indeks kinerja
METODE PENELITIAN - Sample Pengembangan Pabrik PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Cabang Cibitung Jabar - Metode Analisis Varians, untuk mengetahui kinerja kontraktor dengan memperhatikan perbedaan antara lain biaya pelaksana dengan anggaran, waktu pelaksanaan dengan jadwal, tanggal mulai pelaksanaan dengan rencana, tanggal akhir pekerjaan dengan rencana.
-
ANALISA DATA Perhitungan indikator ACWP, BCWS, dan BCWP Perhitungan varians jadwal (CV) & varians biaya (SV) Perhitungan indeks produktifitas biaya (CPI) dan jadwal (SPI) Pembahasan hasil analisis indikator BCWP, BCWS, ACWP, SV, CV, SPI, & CPI
KESIMPULAN Kesimpulan dan saran dari hasil analisis data
I-5
Pengaruh Kebijakan Owner Terhadap Kinerja Kontraktor Pada Proyek PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung
BAB II STUDI PUSTAKA
2.1
Uraian umum Masa konstruksi adalah masa di mana dimulainya pembangunan fisik suatu
proyek konstruksi. Dengan dimulainya masa pembangunan fisik ini maka kontraktor pelaksana pembangunan mulai berperan dengan kegiatan-kegiatan fisik lapangan. Selama proses pekerjaan konstruksi unsur yang sangat berpengaruh terhadap berlangsungnya proyek konstruksi dikelompokkan menjadi 3 bagian, yaitu biaya, mutu, dan waktu. Keluaran yang diharapkan dari pengendalian oleh manajemen proyek adalah tercapainya kualitas pekerjaan sesuai persyaratan yang ditetapkan, proyek dapat diselesaikan dalam waktu yang ditentukan dan masih dalam batas anggaran yang disediakan. Ketiga aspek tersebut saling terkait satu sama lain, dan akhirnya bermuara pada biaya. Semula biaya dan waktu dalam suatu proyek konstruksi tidak terlalu dipikirkan yang menjadi prioritas adalah bangunan selesai berapapun waktu dan biayanya. Dalam perkembangannya kesadaran akan keterbatasan sumber daya melatar belakangi munculnya suatu rekayasa yang disebut cost engineering, teknik penjadwalan dan konsep pengendalian yang mengintegrasikan biaya dan waktu yakni earn value
2.2
Estimasi Biaya Proyek Estimasi biaya proyek yang dikenal sebagai bagian dari cost engineering
awalnya dikembangkan dalam lingkunagan terbatas dan dilakukan oleh sedikit orang
II-1
Pengaruh Kebijakan Owner Terhadap Kinerja Kontraktor Pada Proyek PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung
yang memilki latar belakang akademis dan pelatihan. Pada tahun 1956 terbentuklah assosiasi dari para engineer yang berkepentingan dalam bidang ini yang disebut The American Association of Cost Engineering disingkat dengan AACE. Menurut AACE, cost engineering adalah suatu bidang engineering yang meliputi penerapan prinsipprinsip ilmiah dan teknik dengan menggunakan pengalaman dan pertimbangan engineering dalam masalah-masalah hitungan perkiraan atau estimasi biaya (cost estimate), pengendalian biaya (cost control), dan ekonomi teknik termasuk akuntansi biaya (cost accounting) dan cost budget.
2.3.
Fungsi Cost Engineering Dalam Proyek Konstruksi Terdapat empat fungsi fundamental cost engineering dalam proyek konstruksi
pada umumnya, yaitu -
Construction Cost Estimate Adalah bagian dari cost engineering yang menjelaskan cara membuat perkiraan biaya secara layak sehingga dihasilkan jumlah yang akurat.
-
Construktion Cost Control Adalah bagian dari cost engineering yang menjelaskan cara pengendalain biaya yang efektif untuk mencapai sasaran proyek yang diharapkan.
-
Construction Cost Budget Adalah bagian dari cost engineering yang menjelaskan cara membuat anggaran biaya yang baik agar dapat dipergunakan sebagai pedoman yang realistis dalam pengeluaran selama konstruksi proyek berlangsung.
-
Construction Cost Accounting
II-2
Pengaruh Kebijakan Owner Terhadap Kinerja Kontraktor Pada Proyek PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung
Adalah bagian dari cost engineering yang menjelaskan cara pemakaian dasar-dasar akuntansi biaya dalam proyek dan menyelaraskan komunikasi yang terjadi antara cost engineering dan akuntan pada proyek.
2.4
Konsep Nilai Hasil (Earned Value Concept) Untuk meningkatkan efektifitas dalam memantau dan mengendalikan kegiatan
proyek, perlu dipakai metode yang mampu menunjukkan kinerja kegiatan proyek. Salah satu metode yang memenuhi tujuan ini adalah konsep nilai hasil (earned value concept). Dengan memakai dasar asumsi tertentu, metode tersebut dapat dikembangkan untuk membuat prakiraan atau proyeksi keadaan masa depan proyek, misalnya untuk menjawab pertanyaan berikut •
Dapatkah proyek diselesaikan dengan sisa dana yang ada ?
•
Berapa besar prakiraan biaya untuk menyelesaikan proyek ?
•
Berapa besar proyeksi keterlambatan pada akhir proyek, bila kondisi masih seperti saat pelaporan ?
Asumsi yang digunakan konsep nilai hasil adalah bahwa kecenderungan yang ada dan terungkap pada saat pelaporan akan terus berlangsung. Keterangan yang memberitahukan proyeksi masa depan penyelenggaraan proyek merupakan masukan yang sangat berguna bagi pengelola maupun pemilik, karena dengan demikian mereka memiliki cukup waktu untuk memikirkan cara-cara menghadapi segala persoalan dimasa yang akan datang.
2.5
Indikator-indikator ACWP, BCWP, dan BCWS Konsep dasar nilai hasil dapat digunakan untuk menganilis kinerja kontraktor
dan membuat prakiraan pencapaian sasaran. Untuk itu digunakan tiga indikator yaitu II-3
Pengaruh Kebijakan Owner Terhadap Kinerja Kontraktor Pada Proyek PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung
ACWP (Actual Cost Of Work Performed), BCWP (Budgeted Cost Of Work Performed), BCWS (Budgeted Cost Of Work Scheduled). -
ACWP (Actual Cost Of Work Performed) adalah jumlah biaya actual dari pekerjaan yang telah dilaksanakan. Biaya ini diperoleh dari data-data akuntansi atau keuangan proyek pada tanggal pelaporan (misalnya akhir bulan), yaitu catatan segala pengeluaran biaya aktual dari paket kerja atau kode akuntansi termasuk perhitungan overhead dan lain-lain. Jadi ACWP merupakan jumlah actual dari pengeluaran atau dana yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan pada kurun waktu tertentu.
-
BCWP (Budgeted Cost Of Work Performed), Indikator ini menunjukkan nilai hasil dari sudut pandang nilai pekerjaan yang telah diselesaikan terhadap anggaran yang disediakan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut. Bila angka ACWP dibandingkan dengan BCWP, akan terlihat perbandingan antara biaya yang telah dikeluarkan untuk pekerjaan yang telah terlaksana terhadap biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk maksud tersebut.
-
BCWS (Budgeted Cost Of Work Scheduled), angka ini menunjukkan anggaran untuk suatu paket pekerjaan, tetapi disusun dan dikaitkan dengan jadwal pelaksanaan. Disini terjadi perpaduan antara biaya, jadwal, dan lingkup kerja dimana pada setiap elemen pekerjaan telah diberi alokasi biaya dan jadwal yang dapat menjadi tolok ukur dalam pelaksanaan pekerjaan. Dengan menggunakan indikator di atas, dapat dihitung berbagai faktor yang menunjukkan kemajuan dan kinerja pelaksanaan proyek seperti : a. Varians biaya (CV) dan Varians jadwal terpadu (SV) b. Memantau perubahan varians terhadap angka standar c. Indeks produktivitas dan kinerja II-4
Pengaruh Kebijakan Owner Terhadap Kinerja Kontraktor Pada Proyek PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung
d. Prakiraan biaya penyelesaian proyek.
2.6
Varians Biaya dan Varians Jadwal Terpadu
Tabel. 2.1 Analisis varians terpadu
Varians Jadwal
Varians Biaya
SV=BCWP-BCWS
CV=BCWP-ACWP
Positif
Positif
Keterangan Pekerjaan terlaksana lebih cepat daripada jadwal dengan biaya lebih kecil dari pada anggaran Nol
Positif
Pekerjaan terlaksana tepat sesuai jadwal dengan biaya lebih kecil dari pada anggaran
Positif
Nol
Pekerjaan terlaksana sesuai anggaran dan Selesai lebih cepat daripada jadwal
Nol
Nol
Negatif
Negatif
Pekerjaan terlaksana sesuai jadwal dan anggaran Pekerjaan selesai terlambat dan menelan biaya lebih tinggi dari pada anggaran
Nol
Negatif
Pekerjaan terlaksana sesuai jadwal dengan menelan biaya diatas anggaran
Negatif
Nol
Pekerjaan selesai terlambat dan menelan biaya sesuai anggaran
Positif
Negatif
Pekerjaan selesai lebih cepat dari pada rencana dengan menelan biaya di atas anggaran
Angka negatif varians biaya terpadu yang menunjukkan bahwa biaya lebih tinggi dari anggaran, disebut cost overrun. Angka nol menunjukkan pekerjaan terlaksana sesuai biaya. Sementara angka positif berarti pekerjaan terlaksana dengan biaya kurang dari anggaran, yang disebut cost underrun. Demikian juga dengan jadwal angka negatif berarti terlambat, angka nol berarti tepat, dan positif berarti lebih cepat dari pada rencana.
II-5
Pengaruh Kebijakan Owner Terhadap Kinerja Kontraktor Pada Proyek PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung
2.7
Modal Tetap Modal tetap adalah bagian dari biaya proyak yang dipakai untuk membangun.
Biaya yang harus dikeluarkan dalam proyek konstruksi dibagi menjadi dua bagian yaitu biaya langsung dan biaya tidak langsung. 2.7.1
Biaya Langsung (Direct Cost) Biaya langsung adalah biaya yang secara langsung dialokasikan untuk
pelaksanaan pekerjaan pada item item yang tertuang dalam bill of item sebagai pay item. Biaya ini identik dengan biaya pokok atau biaya produksi pada indrustri manufaktur perbedaannya biaya produksi pada industri manufaktur relatif tetap, sedangkan pada proyek konstruksi besarnya nilai dari biaya langsung akan sangat fluktuatif. Komponen utama biaya langsung pada industri jasa konstruksi adalah biaya bahan atau material, upah tenaga kerja dan peralatan yang diperlukan pada pelaksanaan pekerjaan dan akan menjadi komponen permanen hasil akhir proyek. 2.7.2
Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost) Biaya tidak langsung adalah biaya pengeluaran untuk manajemen, supervisi,
dan pembayaran material serta jasa untuk pengadaan bagian proyek yang tidak akan menjadi instalasi atau produk permanent tetap tetapi diperlukan dalam proeses pembangunan proyek. Overhead seperti biaya untuk operasi perusahaan secara keseluruhan terlepas dari ada atau tidak adanya kontrak yang sedang ditangani misalnya biaya pemasaran, sewa kantor, telepon, atau komputer dan pajak-pajak juga merupakan salah satu biaya tidak langsung.
2.8 Pengendalian Proyek
II-6
Pengaruh Kebijakan Owner Terhadap Kinerja Kontraktor Pada Proyek PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung
“Pengendalian adalah usaha yang sistematis untuk menentukan standar yang sesuai dengan sasaran perencanaan, merancang sistem informasi, membandingkan pelaksanaan dengan standar menganalisis kemungkinan adanya pemyimpangan antara pelaksanaan dan standar, kemudian mengambil tindakan pembetulan yang diperlukan agar sumber daya digunakan secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai sasaran (Soeharto,1995).” Bertitik tolak dari definisi di atas maka pengendalian proyek dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Menentukan sasaran Sasaran pokok proyek adalah menghasilkan produk atau instalasi dengan batasan lingkup anggaran, jadwal dan mutu yang telah ditentukan. Sasaran ini dihasilkan dari satu perencanan dasar dan menjadi salah satu faktor pertimbangan utama dalam mengambil keputusan untuk melakukan investasi atau membangun proyek, sehingga sasaran tersebut merupakan tonggak tujuan dari kegiatan pengendalian. 2. Standar dan kriteria Pencapaian suatu sasaran yang efektif dan efisien, perlu disusun suatu standar, kriteria atau spesifikasi yang dipakai sebagai tolok ukur untuk membandingkan dan menganalisis hasil pekerjaan. Standar dan kriteria yang dipilih harus yang bersifat kuantitatif, demikian pula metode pengukuran dan perhitungannya harus dapat memberikan indikasi terhadap pencapaian sasaran. 3. Merancang sistem informasi
II-7
Pengaruh Kebijakan Owner Terhadap Kinerja Kontraktor Pada Proyek PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung
Proses pengendalian proyek memerlukan adanya suatu sistem informasi dan pengumpulan data yang mampu memberikan keterangan cepat, tepat dan akurat. 4. Mengumpulkan data dan informasi Pada suatu akhir proyek diadakan pelaporan, pemeriksaan, pengukuran dan pengumpulan data serta informasi hasil pekerjaan. 5. Mengkaji dan menganalisis hasil pekerjaan Pengkajian dan penganalisisan disini berarti mengkaji dan menganalisis data dan informasi yang telah dihasilkan sebelumnya. Hasil analisis ini sangat penting karena digunakan sebagai landasan dan dasar tindakan pembetulannya sehingga metode yang digunakan harus tepat dan peka terhadap adanya kemungkinan penyimpangan. 6. Mengadakan tindakan pembetulan Apabila terjadi adanya penyimpangan pada hasil analisis maka perlu diadakan langlah-langkah pembetulan: 1) Relokasi sumber daya 2) Menambah tenaga kerja 3) Mengubah metode, cara dan prosedur kerja, atau mengganti peralatan yang digunakan. Syarat
penting
untuk
menuntun
keberhasilan
suatu
proyek
adalah
pengendalian yang tergantung terhadap faktor-faktor waktu, biaya, dan mutu. Pengendalian perlu penanganan sungguh-sungguh dari pihak manajemen disamping juga butuh keterlibatan seluruh aparat dari berbagai tingkat organisasi dalam perusahaan. Pada dasarnya upaya pengendalian merupakan proses pengukuran,
II-8
Pengaruh Kebijakan Owner Terhadap Kinerja Kontraktor Pada Proyek PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung
evaluasi, dan membetulkan kinerja proyek. Untuk proyek konstruksi, ada tiga unsur yang perlu selalu dikendalikan dan diukur, yaitu: 1. Kemajuan (progress) yang dicapai dibandingkan terhadap kesepakatan kontrak, 2. Pembiayaan terhadap rencana anggaran, 3. Mutu hasil pekerjaan terhadap spesifikasi teknis (Dipohusodo, 1996). Suatu pengendalian proyek yang efektif ditandai oleh hal-hal sebagai berikut: 1. Tepat waktu dan peka terhadap penyimpangan. Metode atau cara yang digunakan harus cukup peka sehingga dapat mengetahui adanya penyimpangan selagi awal. Dengan demikian, dapat diadakan koreksi pada waktunya sebelum persoalan berkembang menjadi besar sehingga sulit diadakan perbaikan. 2. Bentuk tindakan yang tepat dan benar. Untuk maksud ini diperlukan kemampuan dan kecakapan menganalisis indikator secara akurat dan objektif. 3. Terpusat pada masalah atau titik yang sifatnya strategis, dilihat dari segi penyelenggaraan proyek. Dalam hal ini diperlukan kecakapan memilih titik atau masalah yang strategis agar penggunaan waktu dan tenaga dapat efisien. 4. Mampu
mengetengahkan
dan
mengkomunikasikan
masalah
dan
penemuan, sehingga dapat menarik perhatian pimpinan maupun pelaksana proyek yang bersangkutan, agar tindakan koreksi yang diperlukan dapat segera dilaksanakan. 5. Kegiatan pengendalian tidak lebih dari yang diperlukan. Biaya yang dipakai untuk kegiatan tidak boleh melampaui faedah atau hasil dari II-9
Pengaruh Kebijakan Owner Terhadap Kinerja Kontraktor Pada Proyek PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung
pekerjaan tersebut sehingga perlu dikaji suatu perencanaan pengendalian dan membandingkannya dengan hasil yang akan diperoleh. 6. Dapat memberikan petunjuk berupa perkiraan hasil pekerjaan yang akan datang yang sangat diperlukan oleh pengelola proyek untuk menentukan langkah pelaksanaan berikutnya Waktu
atau
jadwal
merupakan
salah
satu
sasaran
utama
proyek.
Keterlambatan akan mengakibatkan berbagai bentuk kerugian antara lain penambahan biaya, denda akibat keterlambatan, kehilangan kesempatan produk yang dihasilkan memasuki pasaran, yang semuanya akan mempengaruhi pada biaya proyek keseluruhan dan berpengaruh langsung pada arus kas proyek tersebut. Sedangkan pengendalian biaya itu sendiri meliputi segala aspek yang berkaitan dengan hubungan antar dana dan kegiatan proyek, mulai dari proses memperkirakan jumlah kebutuhan dana, memilih sumber serta macam pembiayaan, pengendalian alokasi pemakaian biaya, sampai kepada akuntansi dan administrasi pinjaman. 2.8.1
Pengendalian Biaya Pengendalian biaya adalah merupakan langkah akhir dari suatu proyek, yaitu
mengusahakan agar penggunaan dan pengeluaran biaya sesuai dengan perencanaan, berupa anggaran yang telah ditetapkan. Dalam hubungannya dengan pendanaan, pengendalian biaya memegang peranan penting sehingga koreksi-koreksi pembiayaan harus dilaksanakan secara kontinyu agar pelaksanaan proyek dapat berjalan dengan lancar tanpa kendalakendala yang berarti, terselesaikan sesuai dengan tata kala yang direncanakan, serta menghasilkan suatu produk dengan mutu yang diharapkan. Salah satu bentuk pengendalian biaya pada pelaksanaan proyek dapat disajikan berupa laporan evaluasi koreksi sebagai alat pengendali
proyek dalam II-10
Pengaruh Kebijakan Owner Terhadap Kinerja Kontraktor Pada Proyek PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung
bidang keuangan berhubungan erat dengan tingkat likuiditas kontraktor. Penerimaan ini didasarkan pada uang muka dan angsuran, sedangkan pengeluaran adalah jumlah yang dikeluarkan kontraktor selama masa konstruksi, dibedakan atas biaya langsung dan biaya tak langsung. 2.8.2
Pengendalian Jadwal Seperti diketahui, waktu penyelesaian yang dibutuhkan untuk proses
konstruksi selalu diterakan dalam dokumen kontrak karena akan berpengaruh penting terhadap nilai pelelangan dan pembiayaan pekerjaannya sendiri. Penetapan jangka waktu proyek terikat erat dengan pembiayaannya bahkan saling tergantung. Sehingga pengendalian waktu pelaksanaan konstruksi umumnya dilakukan bersamaan dan tidak terlepas dari pengendalian biaya. Selama berlangsungnya tahap konstruksi fisik, kontraktor bertanggung jawab untuk menyiapkan jadwal rencana kerja yang menunjukkan kelayakan metode pelaksanaan terutama berkaitan dengan sumber daya, kemudian dicantumkan dalam dokumen kontrak. Jadwal yang ekonomis bagi suatu proyek, yang didasarkan atas biaya langsung untuk mempersingkat
waktu
penyelesaian komponen-komponennya.
2.9
Prestasi Kontraktor Peran utama kontraktor dalam daur konstruksi adalah sebagai manajer sumber
daya yang bertugas untuk mengubah dokumen perencanaan menjadi keluarankeluaran berupa bangunan fisik. Meningkatnya volume pekerjaan maupun kompleksitas kegiatan pada beberapa proyek besar memerlukan tata organisasi yang semakin besar dan rumit. Kontraktor dituntut untuk mengembangkan sistem dan metode pengelolaan pelaksanaan dengan menggunakan peralatan dan perlengkapan yang semakin bervariasi dan bersifat khusus untuk pekerjaan tertentu. Sebagai II-11
Pengaruh Kebijakan Owner Terhadap Kinerja Kontraktor Pada Proyek PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung
pengelola sumber daya, kontraktor harus benar-benar menyadari akan kedudukannya sebagai pemeran utama yang menentukan dalam tim konstruksi. Pekerjaan kontraktor dinilai sebagai prestasi yang merupakan kemampuan kerja kontraktor yang diukur melalui besar kecilnya hasil kerja yang dilakukan dilapangan yang dinilai dalam kurun waktu tertentu pada proses konstruksi. Setiap kontraktor
harus
memperlihatkan
kemampuannya
sebagai
kontraktor
yang
bertanggung jawab atas pekerjaan yang diterimanya dengan menghasilkan pekerjaan yang memiliki kualitas yang tidak mengecewakan pemberi tugas (owner). Prestasi pekerjaan kontraktor menjadi tolok ukur sebagai penentu kemampuan kerja dari kontraktor tersebut. Pada proses di lapangan pekerjaan kontraktor dapat diukur dengan melihat jadwal dan rencana kerja yang dibuat pada awal tahap konstruksi, selain untuk memantau kemajuan pekerjaan di lapangan dapat digunakan laporanlaporan proyek seperti laporan harian, mingguan dan bulanan. Suatu prestasi pekerjaan dapat dinilai baik apabila dalam pekerjaan konstruksi proyek tidak mengalami keterlambatan. Keterlambatan yang terjadi dapat mengakibatkan ketidaksesuaian antara jadwal kerja dengan keadaan yang sebenarnya di lapangan. Seorang kontraktor harus memiliki metode-metode yang digunakan untuk memecahkan permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam proyek konstruksi. Hal tersebut juga dapat dikatakan sebagai prestasi kerja yang dilakukan seorang kontraktor. Dalam manajemen proyek selalu diungkapkan bahwa suatu proyek dalam pelaksanaannya harus memenuhi 3 kriteria, yaitu : 1. Biaya Proyek Tidak melebihi batas yang telah direncanakan atau yang telah disepakati sebelumnya atau sesuai dengan kontrak pelaksanaan suatu pekerjaan II-12
Pengaruh Kebijakan Owner Terhadap Kinerja Kontraktor Pada Proyek PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung
2
Mutu Pekerjaan
Mutu hasil akhir pekerjaan dan proses / cara pelaksanaan pekerjaan harus memenuhi standar tertentu sesuai kesepakatan, perencanaan, ataupun dokumen kontrak pekerjaan. 3. Waktu Pelaksanaan Pekerjaan Harus memenuhi batas waktu yang telah disepakati dalam dokumen perencanaan atau dokumen kontrak
2.10
Jenis Kontrak Kontrak adalah dokumen yang setelah ditandatangani, menjadi kontrak resmi
mengikat kedua belah pihak. Sesudah dipersiapkan dan disusun oleh pemilik, rancangan tersebut ditambah dengan surat atau dokumen lain yang akan menjadi paket lelang. Paket ini dikirim kepada peserta lelang yang telah lulus prakualifikasi untuk diminta mengajukan proposal. Bila dalam proses lelang terjadi perubahan yang dianggap substansial terhadap isi atau materi rancangan kontrak, maka hal ini akan ditampung sebagai addendum, yang akan mejadi bagian dari kontrak resmi. Komponen-komponen rancangan kontrak menurut Iman Soeharto: 1) Komponen I = pokok-pokok persetujuan, yang memuat: a. Pernyataan persetujuan kedua belah pihak untuk bekerjasama dalam bentuk kontrak, b. Harga kontrak, c. Tanggal mulai berlaku (effective date), d. Jadwal penyelesaian pembangunan secara mekanikal (mechanical completion), e. Jaminan (bond) dan pertanggunggan (guaranties and warranty), II-13
Pengaruh Kebijakan Owner Terhadap Kinerja Kontraktor Pada Proyek PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung
f. Pajak asuransi dan royalty, g. Penghentian pekerjaan, h. Pengurangan dan penambahan pekerjaan, i. Keadaan force majeure, j. Pengaturan hak kepemilikan, k. Persengketaan, arbitrasi. 2) Komponen II = syarat-syarat umum, yang memuat: a. Desain engineering, b. Pengadaan material dan jasa, c. Konstruksi dan subkontrak, d. Perencanaan, pengendalian biaya dan jadwal, e. Pengendalian mutu, f. Laporan kemajuan proyek, g. Korespodensi dan sistem arsip, h. Prosedur persetujuan, keuangan dan pembayaran, i. Penyelesaian dan penutupan proyek. 3) Komponen III = syarat-syarat khusus, yang memuat : a. Pengadaan material dan jasa yang ditanggung oleh pemilik, b. Lingkup kerja khusus seperti pelatihan (training), c. Fasilitas sementara, d. Kondisi-kondisi lain yang diluar komponen II yang perlu diperhatikan oleh kontraktor. 4) Komponen IV = Uraian lingkup kerja, yang memuat : a. Rincian lingkup pekerjaan, b. Lingkup kerja desain dan engineering, II-14
Pengaruh Kebijakan Owner Terhadap Kinerja Kontraktor Pada Proyek PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung
c. Spesifikasi material dan peralatan, metode dan kriteria kerja, d. Standar, kode dan satuan ukuran, e. Gambar serta keterangan singkat. Nilai kontrak adalah jumlah kompensasi yang dijanjikan kepada kontraktor atas jasa dan material yang telah diberikan. Sifat dan sistem pembayaran angsuran dari pemilik (owner) kepada kontraktor ada beberapa macam, tergantung dari kontrak dan perjanjian jenis proyek yang ditangani. Berdasarkan cara pelaksanaan pekerjaan dan pengaturan pembayaran biaya pekerjaan yang harus disediakan oleh pemberi tugas, kontrak dibedakan beberapa macam: 2.10.1 Kontrak dengan Harga Tetap Kontrak harga tetap menekankan bahwa pengawasan dari pengendalian biaya menjadi perhatian utama dari pihak kontraktor, karena secara langsung berpengaruh terhadap untung-rugi harga borongan yang telah ditentukan. Dalam hal ini, pemilik mengawasi dan meneliti apakah pengajuan pembayaran sesuai dengan jumlah dan volume pekerjaan yang telah diselesaikan. Dalam hal waktu dan jadwal kedua belah pihak menaruh perhatian utama. Bagi kontraktor, keterlambatan merupakan penambahan biaya dan akan dikenakan denda dan kredibilitasnya akan menurun sewaktu-waktu. Sedangkan kerugian pemilik terutama berupa keterlambatan penyerahan produk hasil proyek yang sedang dibangun. Variasi kontrak harga tetap menurut Iman Soeharto diuraikan dalam penjelasan sebagai beriku. 1) Harga tetap dengan eskalasi
II-15
Pengaruh Kebijakan Owner Terhadap Kinerja Kontraktor Pada Proyek PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung
Pada kontrak jenis ini terdapat ketentuan bahwa harga harga kontrak dapat disesuaikan, naik atau turun, yang didasarkan atas suatu indeks eskalasi yang disetujui bersama 2) Harga tetap dengan perangsang Pada kontrak jenis ini kontraktor akan mendapat tambahan harga yang telah disetujui formulanya sebagai “perangsang”. Misalnya bila kontraktor dapat menyelesaikan proyek lebih awal dari rencana. 3) Kontrak dengan satuan harga tetap (unit price) Kontrak ini sering dijumpai dalam keadaan bilamana jenis pekerjaan dan spesifikasinya dapat secara jelas ditentukan, sedangkan jumlah atau besarnya pekerjaan belum dapat diketahui secara tepat. Misalnya, pada pekerjaan pembuatan jalan raya. Untuk ini kontrak dapat disusun berdasarkan harga satuan per kubik tanah yang dipindahkan, per kubik aspal yang harus dikerjakan dan lain-lain. Dalam proyek pembangunan industri biasanya jenis kontrak ini dipakai untuk pekerjaan pengerukan pelabuhan, dan pekerjaan tanah untuk lokasi 2.10.2 Kontrak dengan Harga Tidak Tetap Pada kontrak semacam ini, pihak pemilik membayar semua biaya (jasa dan material) yang dikeluarkan untuk melaksanakan proyek yang diatur dalam kontrak ditambah sejumlah uang dalam bentuk upah (fee). Dipihak lain kontraktor berjanji mengadakan usaha-usaha sebaik-baiknya untuk melaksanakan proyek sesuai sasaran yang ditentukan. Kontrak ini memberikan keluwesan yang besar bagi pemilik, karena dapat menentukan pekerjaan-pekerjaan yang perlu dan tidak perlu dilakukan, menyetujui atau menolak harga yang diajukan oleh kontraktor dalam pembelian barang tertentu. Dalam pada itu, pemilik menanggung resiko seluruhnya atas beban II-16
Pengaruh Kebijakan Owner Terhadap Kinerja Kontraktor Pada Proyek PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung
biaya proyek, termasuk hal-hal yang belum diketahui sewaktu penandatangan kontrak, misalnya eskalasi, perubahan nilai tukar mata uang, dan lain-lain. Variasi dari kontrak jenis ini adalah sebagai berikut. 1) Harga tidak tetap dengan upah tetap (Cost plus fixed fee-CFF) Pemilik membayar kembali semua biaya proyek yang dikeluarkan oleh kontraktor, ditambahkan fee yang jumlahnya tetap. 2) Harga tidak tetap dengan suatu batas maksimum Pemilik membayar kembali semua biaya yang dikeluarkan oleh kontraktor untuk merampungkan proyek ditambah upah, sampai suatu batas maksimum. Pengeluaran di atas batas maksimum menjadi tanggungan kontraktor. 3) Harga tidak tetap dengan resiko ditanggung bersama Disini jumlah upah akan naik sesuai dengan penghematan yang dihasilkan, tetapi akan mendapat hukuman denda sesuai dengan jumlah kelebihan biaya yang terjadi di atas sasaran. 4) Harga tidak tetap dengan upah berubah-ubah Kontrak harga tidak tetap dengan jumlah perangsang berubah-ubah. Pertama-tama diadakan persetujuan bersama mengenai sasaran biaya proyek dan jumlah upah yang diterima untuk sasaran tersebut. Bila pada akhir proyek ternyata biaya proyek yang sesungguhnya berada di bawah sasaran, maka jumlah upah akan naik, demikian pula sebaliknya. Tetapi disini kontraktor tidak dikenakan hukuman karena pemilik akan menbayar semua biaya proyek.
II-17
Pengaruh Kebijakan Owner Terhadap Kinerja Kontraktor Pada Proyek PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung
Mengenai cara pembayaran, ditentukan pada kontrak yaitu bahwa jumlah pembayaran dilakukan sesuai dengan pelaksanaan pekerjaan dan tidak dibenarkan melebihi prestasi pekerjaan yang diselesaikan atau jumlah barang yang diselesaikan. Sebagai contoh cara pembayaran dalam praktek perjanjian kontrak sebagai berikut: a. Termin pertama
:
dibayar 20% dari harga kontrak jika pekerjaan selesai 25%,
b. Termin kedua
:
dibayar 25% dari harga kontrak jika pekerjaan selesai 50%,
c. Termin ketiga
:
dibayar 25% dari harga kontrak jika pekerjaan selesai 75%,
d. Termin keempat :
dibayar 25% dari harga kontrak jika pekerjaan telah mencapai 100%,
e. Termin kelima
:
Retensi 5% dari harga kontrak dilakukan setelah masa pemeliharaan 3 (tiga) bulan selesai.
Dalam pelaksanaannya, pembayaran angsuran dari pemilik proyek kepada kontraktor sering mengalami beberapa kendala sehingga waktu yang digunakan untuk proses pengajuan, pengecekan administrasi sampai dengan realisasi keuangan menjadi panjang.
2.11
Change Order Yang dimaksud change order adalah perubahan (umumnya berupa
penambahan) lingkup proyek setelah kontrak ditandatangani. Hal ini mencerminkan seolah-olah kurang baiknya perencanaan dan kurang tepatnya usaha mengantisipasi berbagai faktor dan permasalahan teknis maupun komersial. Meskipun segala sesuatunya telah diusahakan secara optimal, catatan para pengelola proyek II-18
Pengaruh Kebijakan Owner Terhadap Kinerja Kontraktor Pada Proyek PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung
menunjukkan bahwa change order tidak dapat dihindari sehingga apa yang harus diusahakan adalah bagaimana mengelola change order dengan sebaik-baiknya. Perubahan lingkup proyek dimungkinkan oleh berbagai sebab, diantaranya yang sering terjadi adalah: -
Adanya informasi baru mengenai spesifikasi atau kriteria desain engineering. Pemilik bermaksud memasukkan hal tersebut karena ingin mengikuti kemajuan teknologi.
-
Perubahan karena terungkapnya kondisi baru yang berbeda dengan hasil pengkajian terdahulu. Perubahan ini sering dijumpai sewaktu pengerjaan tanah untuk mempersiapkan lahan lokasi pabrik.
-
Kurang jelasnya pasal-pasal kontrak, sehingga menimbulkan interpretasi yang berlainan antara kontraktor dan pemilik.
-
Keinginan mempercepat jadwal. Adanya kondisi baru mengenai keadaan pasar mendorong pemilik memilih mempercepat jadwal penyelesaian proyek meskipun harus menambah biaya.
Jadi, timbulnya change order dapat datang dari pemilik, kontraktor, bahkan dapat juga dari subkontraktor. Bila datangnya dari sub kontraktor, maka kontraktor utama harus mengkaji apakah perubahan tersebut adalah lingkup pemilik atau lingkupnya sendiri
2.12
Modal Kerja Kelancaran kegiatan operasional perusahaan jasa konstruksi sangat ditentukan
oleh modal kerja yang dimiliki atau tersedia untuk membiayai kegiatan tersebut. Kekurangan modal kerja akan mempengaruhi atau mempersulit aliran dana yang akan mengakibatkan tidak tercapainya waktu pelaksanaan sesuai yang direncanakan atau II-19
Pengaruh Kebijakan Owner Terhadap Kinerja Kontraktor Pada Proyek PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung
tidak tercapainya persyaratan kualitas produk yang dihasilkan, yang dampaknya akan membawa pengaruh negatif pada kontraktor yang bersangkutan. Dengan demikian, modal kerja untuk melaksanakan suatu pekerjaan mutlak diperlukan serta pengendaliannya harus selalu dilakukan secara kontinyu dan sistematis. Modal kerja juga merupakan dana yang disiapkan untuk pendanaan proyek. Suatu perusahaan atau badan usaha memperoleh modal untuk membiayai proyek tidak jauh berbeda dengan seseorang yang ingin membangun rumah, di mana dananya dapat berasal dari simpanan pribadi atau pinjaman atau sumber yang lain. Tersedia berbagai macam sumber pendanaan bagi suatu perusahaan yang dikelompokkan sebagai berikut: a. Modal sendiri Modal sendiri atau equity capital dapat berasal dari simpanan pribadi perusahaan atau laba yang ditahan. Bagi perusahaan yang besar dapat pula dicari dengan cara menerbitkan saham perusahaan kepada pihak lain. b. Sumber dari luar atau hutang Sumber pendanaan proyek yang lainnya adalah pinjaman atau hutang. Pinjaman ini berupa sejumlah uang dalam jangka waktu yang tertentu. Pemberi pinjaman atau kreditor akan membebankan bunga dengan presentase tertentu dan pembayaran kembali sesuai dengan perjanjian yang disetujui dan ditandatangani bersama. Syarat-syarat perjanjian umumnya meliputi: 1. Peraturan dan jadwal pengendalian, 2. Adanya jaminan bagi pihak pemberi hutang, 3. Pembayaran biaya administrasi, 4. Besar dan ketentuan bunga pinjaman. II-20
Pengaruh Kebijakan Owner Terhadap Kinerja Kontraktor Pada Proyek PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung
2.13
Jadwal dan Rencana Kerja Jadwal waktu proyek merupakan alat yang dapat menunjukkan kapan
berlangsungnya setiap kegiatan, sehingga dapat digunakan pada waktu merencanakan kegiatan-kegiatan
maupun
untuk
pengendalian
pelaksanaan
proyek
secara
keseluruhan. Sebenarnya tersedia bermacam-macam cara penjadwalan proyek tetapi dua yang lazim dipakai, yaitu cara jaringan kerja (network) dan bagan balok (bar chart). Rencana kerja dan jadwal waktu proyek merupakan tulang punggung keseluruhan proses konstruksi, sehingga harus dibuat berdasarkan pada sasaran dan pencapaian target yang jelas. Dengan memakai jadwal rencana kerja yang tepat, sumber daya yang memadai dapat tersedia pada saat yang tepat, setiap tahap proses mendapatkan alokasi waktu cukup dengan berbagai kegiatan dapat dimulai pada saat yang tepat pula. Dalam pelaksanaan konstruksi tersedia berbagai macam cara dan teknik meyusun rencana kerja dan jadwal waktu, sejak dari yang sederhana berupa bagan balok sampai bentuk analisis jaringan kerja atau metode jaringan kerja (network) dengan menggunakan komputer. Semua teknik-teknik tersebut didasarkan pada prinsip-prinsip penting, yaitu sebagai berikut: 1. Betapapun rumitnya proyek yang diuraikan, jadwal rencana kerja harus dapat memberikan informasi dalam bentuk yang mudah dipahami, 2. Jadwal rencana kerja harus realistis dan dapat menggambarkan keadaan sebenarnya yang dihadapi proyek, 3. Jadwal rencana kerja harus dapat dipakai sebagai alat untuk memantau dan mengendalikan berlangsungnya proyek,
II-21
Pengaruh Kebijakan Owner Terhadap Kinerja Kontraktor Pada Proyek PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung
4. Karena konstruksi merupakan proses yang dinamis, maka jadwal rencana kerja harus menyediakan kemungkinan untuk perubahan-perubahan komponen kegiatan tertentu tanpa merusak keseluruhan rencana, 5. Jadwal rencana kerja harus lengkap, menyeluruh, mencakup seluruh tahapan konstruksi sejak pekerjaan persiapan proyek sampai dengan penyerahan kerjaan termasuk operasi penggunaan bangunan. Secara garis besar, langkah-langkah dalam menyusun jadwal dan rencana kerja dengan metode bagan balok adalah sebagai berikut: 1. Menyusun daftar kegiatan seluruh pelaksanaan konstruksi fisik, 2. Mengestimasi waktu dan sumber daya yang diperlukan untuk masingmasing kegiatan, 3. Menggambarkan masing-masing sebagai estimasi kegiatan sebagai balok mendatar pada suatu skala waktu, 4. Berpijak pada perkiraan dan pengalaman mengatur kesesuaian satu sama lain kegiatan membentuk kesatuan bagan berdasar skala waktu yang sama. Cara bagan balok tidak memuaskan untuk diterapkan pada proyek kompleks di mana banyak mengandung saling ketergantungan diantara kegiatan-kegiatannya. Untuk memecahkan hal tersebut, upaya inovasi dengan cara jaringan kerja merupakan penyelesaian guna mendapatkan kejelasan mengenai saling ketergantungan kegiatan yang dimaksud. Selain itu cara jaringan kerja juga mampu menjelaskan lintasanlintasan kritis dalam proyek yang perlu selalu diperhatikan dalam upaya monitoring. Sehingga sejak mulai diperkenalkannya cara jaringan kerja, kedua bentuk penjadwalan tersebut bahkan berfungsi saling melengkapi satu sama lain. Bagan balok untuk suatu proyek, baru dibuat apabila telah tersedia jadwal jaringan kerjanya, atau dengan kata lain jadwal jaringan kerja merupakan prasyarat untuk dapat II-22
Pengaruh Kebijakan Owner Terhadap Kinerja Kontraktor Pada Proyek PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung
menyusun jadwal berbentuk bagan balok yang untuk selanjutnya dapat digunakan untuk menyusun jadwal kemajuan kumulatif proyek dikaitkan dengan pembiayaan yang mangkus. Akan tetapi, karena untuk menyusun jadwal jaringan kerja memang diperlukan upaya pemahaman yang lebih cermat, teliti, dan lebih sukar, sehingga tidak jarang timbul salah penafsiran bahwa jadwal bentuk bagan balok dinilai lebih sederhana dan luwes sehingga lebih enak dipakai, dengan tanpa menghiraukan kaitan diantara keduanya yang sebetulnya saling berhubungan dan menunujang. Kesalahan pengertian seperti tersebut sesungguhnya tidak perlu terjadi apabila perbedaan konseptual antara dua bentuk jadwal benar-benar dimengerti baik tujuan maupun masing-masing manfaatnya. Jaringan kerja merupakan cara gratis untuk menggambarkan kegiatan-kegiatan dan kejadian-kejadian yang diperlukan untuk mencapai harapan-harapan proyek. Jaringan menunjukkan susunan logis antar kegiatan, hubungan timbal balik antara pembiayaan dan waktu penyelesaian proyek, dan berguna dalam merencanakan urutan kegiatan-kegiatan yang saling tergantung dihubungkan dengan waktu penyelesaian proyek yang diperlukan. Jaringan kerja juga sangat membantu untuk menentukan kegiatan-kegiatan yang paling mendesak atau kritis dan pengaruh keterlambatan dari suatu kegiatan terhadap waktu pelaksanaan seluruh proyek. Terdapat beberapa macam sistem jaringan yang dikenal akan tetapi yang paling umum dipakai adalah CPM (Critical Path Method) dan PERT (Program Evaluation Review Technique) (Dipohusodo, 1996). Langkah-langkah pokok untuk menyusun jaringan adalah sebagai berikut: 2. Mempertimbangkan tentang adanya hubungan timbal balik antara kegiatan: a. Kegiatan mana yang harus mendahului kegiatan lain, II-23
Pengaruh Kebijakan Owner Terhadap Kinerja Kontraktor Pada Proyek PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung
b. Kegiatan mana yang harus mengikuti kegiatan tertentu, c. Kegiatan mana yang harus dilangsungkan secara bersama. 3. Membuat diagram jaringan sesuai dengan urutan kegiatan-kegiatan dan mengkaji hubungan satu sama lainnya, 4. Membuat daftar kelangsungan kegiatan-kegiatan yang berisi rincian kegiatan, sumber daya dan perkiraan biaya dilengkapi dengan waktu yang dibutuhkan.
II-24
Pengaruh Kebijakan Owner Terhadap Kinerja Kontraktor Pada Proyek PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Uraian Umum Metodologi merupakan cara atau langkah yang ditempuh dalam memecahkan
suatu masalah dengan cara mempelajari, mengumpulkan data, dan menganalisa data yang telah didapatkan. Sehingga dalam penelitian suatu kasus perlu adanya metodologi yang berfungsi sebagai dasar acuan untuk studi pustaka maupun pengumpulan data yang diperlukan. Penelitian dalam penyusunan tugas akhir ini adalah studi kasus dan penelitian untuk mengetahui pengaruh kebijakan owner terhadap kinerja kontraktor.
3.2
Metode Penentuan Populasi dan Sample Populasi penelitian ini adalah proyek konstruksi pengembangan pabrik.
Pengambilan sample dilakukan pada pembangunan bangunan produksi dan kantin & loker PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung dengan data umum proyek sebagai berikut : -
Nama Proyek
: Modifikasi Pabrik Pengembangan ke Mesin 800 MM W
-
Pemilik Proyek
: PT. Indofood Sukses Makmur Tbk,
-
Alamat Proyek
: Jl. Kampung Jarakosta, Ds Sukadanau, Cibitung Bekasi, Jawa Barat
-
Konsultan
: PT. Indoswissatama
-
Kontraktor
: PT Dasatria Utama
III-1
Pengaruh Kebijakan Owner Terhadap Kinerja Kontraktor Pada Proyek PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung
3.3
-
Biaya Proyek
: Rp. 4,925,000,000,-
-
Rencana Peleksanaan
: 4 bulan kalender
Teknik Pengukuran Data Pengumpulan data ini dilakukan dengan cara : 1
Studi pustaka Metode ini dilakukan untuk mendapatkan teori-teori, konsep-konsep dari teks book dan data-data yang diambil dari buku Manajemen Proyek (dari konseptual sampai operasional) edisi kedua karangan Iman Soeharto
2
Metode analisis varians Metode
ini
untuk
mengetahui
kinerja
dari
kontraktor
dengan
memperhatikan perbedaan antara hal-hal berikut :
3.4
-
Biaya pelaksanaan dengan anggaran
-
Waktu pelaksanaan dengan jadwal
-
Tanggal mulai pelaksanaan dengan rencana
-
Tanggal akhir pekerjaan dengan rencana
Metode Penelitian Berdasarkan data-data yang diperoleh dari proyek PT. Indofood Sukses
Makmur Cabang Cibitung diambil sample setiap dua minggu sekali dari schedule pelaksanaan, dengan membuat konsep dasar nilai hasil dapat digunakan untuk menganilis kinerja kontraktor dan membuat prakiraan pencapaian sasaran. Untuk itu digunakan tiga indikator yaitu : 1
ACWP / Pengeluaran
2
BCWS / Anggaran III-2
Pengaruh Kebijakan Owner Terhadap Kinerja Kontraktor Pada Proyek PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung
3
BCWP / Nilai Hasil
Nilai Hasil =
(% penyelesaian) X (anggaran)
Dengan menggunakan indikator di atas, dapat dihitung berbagai faktor yang menunjukkan kemajuan dan kinerja pelaksanaan proyek seperti : a. Varians biaya (CV) dan Varians jadwal terpadu (SV) b. Memantau perubahan varians terhadap angka standar c. Indeks produktivitas dan kinerja d. Prakiraan biaya penyelesaian proyek.
Rumus varians biaya dan varians jadwal adalah sebagai berikut,
Varians biaya (CV)
= BCWP – ACWP
Varians jadwal (SV)
= BCWP – BCWS
Angka negatif varians biaya terpadu yang menunjukkan bahwa biaya lebih tinggi dari anggaran, disebut cost overrun. Angka nol menunjukkan pekerjaan terlaksana sesuai biaya. Sementara angka positif berarti pekerjaan terlaksana dengan biaya kurang dari anggaran, yang disebut cost underrun. Demikian juga dengan jadwal angka negatif berarti terlambat, angka nol berarti tepat, dan positif berarti lebih cepat dari pada rencana Pengelolaan proyek seringkali ingin mengetahui efisiensi penggunaan sumber daya. Ini dinyatakan sebagai indeks produktivitas atau indeks kinerja. Adapun rumusrumusnya adalah sebagai berikut :
III-3
Pengaruh Kebijakan Owner Terhadap Kinerja Kontraktor Pada Proyek PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung
Indeks Kinerja Biaya
(CPI) = BCWP / ACWP
Indeks Kinerja Jadwal
(SPI) = BCWP / BCWS
Bila angka indeks kinerja ditinjau lebih lanjut akan terlihat hal-hal sebagai berikut : a. Angka indeks kinerja (CPI) kurang dari satu berarti pengeluaran lebih besar dari anggaran atau waktu pelaksanaan lebih lama dari jadwal yang direncanakan. Bila anggaran dan jadwal sudah dibuat secara realistis, maka berarti ada sesuatu yang tidak benar dalam pelaksanaan pekerjaan. b. Sejalan dengan pemikiran di atas, bila angka indeks kinerja lebih dari satu, maka kinerja penyelenggaraan proyek lebih baik dari perencanaan, dalam arti pengeluaran lebih kecil dari anggaran atau jadwal lebih cepat dari rencana. c.
Semakin besar perbedaannya dari angka 1 maka semakin besar penyimpangannya dari perencanaan dasar atau anggaran. Bahkan bila didapat angka yang terlalu tinggi, yang berarti prestasi pelaksanaan pekerjaan sangat baik, perlu diadakan pengkajian apakah justru perencanaan atau anggarannya tidak realistis.
3.4
Pembahasan Hasil Hasil dari analisis varians yang didapat kemudian akan diamati temuan-
temuan yang diperoleh untuk menjelaskan dan menguraikan lebih lanjut mengenai pengaruh kebijakan owner terhadap kinerja kontraktor pada proyek PT. Indofood Sukses Makmur cabang Cibitung.
III-4
Pengaruh Kebijakan Owner Terhadap Kinerja Kontraktor Pada Proyek PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung
BAB IV ANALISIS DATA
4.1
Uraian Umum Pada bab ini akan dianalisa data yang telah diperoleh, yaitu data anggaran
biaya (Rencana Anggaran Biaya), data keuangan (cash & flow), master schedule serta progress realisasi proyek Pengembangan Ke Mesin High Speed 800 MM W, PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, Cabang Cibitung Jawa Barat. Dalam penelitian ini akan dianalisa setiap dua minggu sekali dari dua puluh tiga minggu kalender pelaksanaan proyek tersebut atau sebelas sample analisis varians, sehingga diharapkan dari sebelas sample yang diambil dapat mewakili dari proses pelaksanaan proyek tersebut. Nilai kontrak proyek PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung ini adalah Rp. 4.925.000.000,- dengan schedule pelaksanaan awal empat bulan pelaksanaan tetapi akibat adanya perubahan design dan spek akhirnya schedule dimundurkan menjadi lima bulan kalender.
4.2
Analisis Identifikasi Varians Pada setiap rapat yang membicarakan aspek pengendalian biaya dan jadwal
akan selalu ditanyakan bagaimana kemajuan pelaksanaan kegiatan terakhir, apakah pengeluaran melebihi anggaran atau kemajuan sesuai jadwal. Untuk itu, menjelang saat pelaporan dikumpulkan informasi mengenai status akhir kemajuan proyek dengan menghitung jumlah unit yang telah diselesaikan. Informasi ini kemudian dibandingkan dengan perencananan atau dengan melihat
IV-1
Pengaruh Kebijakan Owner Terhadap Kinerja Kontraktor Pada Proyek PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung
catatan penggunaan sumber daya, misalnya jam-orang dan membandingkannya dengan anggaran. Teknik demikian dikenal sebagai analisa varians.
4.3
Perhitungan Indikator ACWP, BCWS, dan BCWP
4.3.1 Indikator ACWP (Actual Cost of Work Performed) Berdasarkan data keuangan PT. Dasatria Utama pada proyek PT. Indofood Sukses Makmur, Cabang Cibitung adalah sebagai berikut : NO
Minggu
Uang keluar
Uang masuk
Saldo
1
21 Mei - 27 Mei 2007
(137,309,400)
(137,309,400)
2
28 Mei - 03 Juni 2007
(50,486,000)
(187,795,400)
3
04 Juni - 10 Juni 2007
(125,437,490)
(313,232,890)
4
11 Juni - 17 Juni 2007
(118,299,700)
(431,532,590)
5
18 Juni - 24 Juni 2007
(133,284,300)
(564,816,890)
6
25 Juni - 01 Juli 2007
(341,150,210)
(905,967,100)
7
02 Juli - 08 Juli 2007
(412,765,800)
(1,318,732,900)
8
09 Juli - 15 Juli 2007
(296,060,100)
9
16 Juli - 22 Juli 2007
(496,205,000)
(1,125,998,000)
10
23 Juli - 29 Juli 2007
(527,703,850)
(1,653,701,850)
11
30 Juli - 05 Agt 2007
(319,704,800)
12
06 Agt - 12 Agt 2007
(216,545,600)
(958,702,250)
13
13 Agt - 19 Agt 2007
(64,356,950)
(1,023,059,200)
14
20 Agt - 26 Agt 2007
(174,822,000)
(1,197,881,200)
15
27 Agt - 02 Sept 2007
(266,404,300)
16
03 Sept – 09 Sept 2007
(210,636,350)
(443,671,850)
17
10 Sept – 16 Sept 2007
(49,286,200)
(492,958,050)
18
17 Sept – 23 Sept 2007
(248,854,700)
(741,812,750)
19
24 Sept – 30 Sept 2007
(147,457,200)
(889,269,950)
20
01 Okt - 07 Okt 2007
(36,422,900)
(925,692,850)
21
08 Okt - 14 Okt 2007
(23,849,300)
(949,542,150)
22
15 Okt - 21 Okt 2007
(29,302,200)
(978,844,350)
23
22 Okt - 28 Okt 2007
(34,161,800)
24
12 Feb 2008
-
985,000,000
1,231,250,000
1,231,250,000
(629,793,000)
(742,156,650)
(233,035,500)
1,231,250,000
218,243,850
246,250,000
464,493,850
(Sumber data laporan keuangan PT. Dasatria Utama) Dari data tersebut dapat diketahui biaya aktual dari pekerjaan yang dilaksanakan.
IV-2
Pengaruh Kebijakan Owner Terhadap Kinerja Kontraktor Pada Proyek PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung
4.3.2
BCWS (Budgeted Cost of Work Sceduled ) Dari data Rencana Anggaran Biaya dan Master Schedule didapat angka
BCWS /anggaran perminggu sebagai berikut : Total Anggaran
4.3.3
Minggu
Bobot
Bobot
ke
Rencana
Komulatif
BCWS
4,925,000,000.00
1
0.8365
0.0084
41,196,071.39
4,925,000,000.00
2
1.1417
0.0114
56,229,647.57
4,925,000,000.00
3
2.2192
0.0222
109,297,883.45
4,925,000,000.00
4
3.5892
0.0359
176,769,066.68
4,925,000,000.00
5
6.0449
0.0604
297,712,080.42
4,925,000,000.00
6
15.0462
0.1505
741,023,210.13
4,925,000,000.00
7
23.7907
0.2379
1,171,691,893.37
4,925,000,000.00
8
34.1780
0.3418
1,683,264,945.65
4,925,000,000.00
9
46.6593
0.4666
2,297,970,764.29
4,925,000,000.00
10
58.6187
0.5862
2,886,972,150.64
4,925,000,000.00
11
67.1375
0.6714
3,306,523,149.54
4,925,000,000.00
12
70.4511
0.7045
3,469,714,455.84
4,925,000,000.00
13
76.5817
0.7658
3,771,649,889.84
4,925,000,000.00
14
80.7325
0.8073
3,976,073,375.74
4,925,000,000.00
15
86.4196
0.8642
4,256,163,781.25
4,925,000,000.00
16
93.1464
0.9315
4,587,462,229.03
4,925,000,000.00
17
95.6052
0.9561
4,708,556,516.55
4,925,000,000.00
18
97.7823
0.9778
4,815,777,520.29
4,925,000,000.00
19
100.0000
1.0000
4,925,000,000.00
4,925,000,000.00
20
100.0000
1.0000
4,925,000,000.00
4,925,000,000.00
21
100.0000
1.0000
4,925,000,000.00
4,925,000,000.00
22
100.0000
1.0000
4,925,000,000.00
4,925,000,000.00
23
100.0000
1.0000
4,925,000,000.00
BCWP (Budgeted Cost of Work Performed ) BCWP merupakan indikator yang menunjukkan nilai hasil dari sudut pandang
nilai pekerjaan yang telah diselesaikan terhadap anggaran yang disediakan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut.
IV-3
Pengaruh Kebijakan Owner Terhadap Kinerja Kontraktor Pada Proyek PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung
Asumsi yang digunakan konsep nilai hasil adalah kecenderungan yang ada dan terungkap pada saat pelaporan akan terus berlangsung. Keterangan yang memberitahukan proyeksi masa depan penyelenggaraan proyek merupakan masukkan yang sangat berguna bagi pengelola maupun pemilik, karena dengan demikian mereka memiliki cukup waktu untuk memikirkan cara-cara menghadapi segala persoalan dimasa yang akan datang. Berikut adalah perhitungan mencari nilai hasil/BCWP
Minggu ke-2 No P B 1.1
1.2
ME
Uraian Pekerjaan
Anggaran
Bobot
(Rp)
(%)
Penyelesaian Fisik Bagian
Konstruksi
Pekerjaan Persiapan
63,564,500
1.291
69.85
0.902
Pekerjaan Pembongkaran Modifikasi Bangunan Produksi A Pekerjaan Arsitektur C Pekerjaan Struktur S Pekerjaan Baja Kantin & Loker A Pekerjaan Arsitektur C Pekerjaan Struktur S Pekerjaan Baja Mekanikal – Elektrikal
55,608,000
1.129
42.60
0.481
897,413,385 614,193,111 474,864,998
18.222 12.154 9.642
8.60 -
1.046 -
781,466,690 401,163,571 292,906,179 1,343,820,470
15.867 8.073 5.947 27.675
-
-
Total
4,925,000,904
100.000
Pembulatan
4,925,000,000
2.428
Penyelesaian fisik total konstruksi pada minggu ke-2 = 2.428 % Nilai hasil
= Anggaran X % Penyelesaian = 4,925,000,000 X 2.428 % = 119,583,925
IV-4
Pengaruh Kebijakan Owner Terhadap Kinerja Kontraktor Pada Proyek PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung
Minggu ke-4 No P B 1.1
1.2
ME
Uraian Pekerjaan
Anggaran
Bobot
(Rp)
(%)
Penyelesaian Fisik Bagian
Konstruksi
Pekerjaan Persiapan
63,564,500
1.291
73.41
0.948
Pekerjaan Pembongkaran Modifikasi Bangunan Produksi A Pekerjaan Arsitektur C Pekerjaan Struktur S Pekerjaan Baja Kantin & Loker A Pekerjaan Arsitektur C Pekerjaan Struktur S Pekerjaan Baja Mekanikal – Elektrikal
55,608,000
1.129
80.50
0.909
897,413,385 614,193,111 474,864,998
18.222 12.154 9.642
37.56 -
4.566 -
781,466,690 401,163,571 292,906,179 1,343,820,470
15.867 8.073 5.947 27.675
25.57 0.71
2.064 0.195
Total
4,925,000,904
100.000
Pembulatan
4,925,000,000
8.682
Penyelesaian fisik total konstruksi pada minggu ke-4 = 8.682 % Nilai hasil
= Anggaran X % Penyelesaian = 4,925,000,000 X 8.682 % = 427,568,800
Minggu ke-6 No P B 1.1
1.2
ME
Uraian Pekerjaan
Anggaran
Bobot
(Rp)
(%)
Penyelesaian Fisik Bagian
Konstruksi
Pekerjaan Persiapan
63,564,500
1.291
76.39
0.986
Pekerjaan Pembongkaran Modifikasi Bangunan Produksi A Pekerjaan Arsitektur C Pekerjaan Struktur S Pekerjaan Baja Kantin & Loker A Pekerjaan Arsitektur C Pekerjaan Struktur S Pekerjaan Baja Mekanikal – Elektrikal
55,608,000
1.129
100.00
1.129
897,413,385 614,193,111 474,864,998
18.222 12.154 9.642
9.08 74.10 32.54
1.654 9.006 3.137
781,466,690 401,163,571 292,906,179 1,343,820,470
15.867 8.073 5.947 27.675
36.20 2.65
2.922 0.733
Total
4,925,000,904
100.000
Pembulatan
4,925,000,000
19.568
IV-5
Pengaruh Kebijakan Owner Terhadap Kinerja Kontraktor Pada Proyek PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung
Penyelesaian fisik total konstruksi pada minggu ke-6 = 19.568 % Nilai hasil
= Anggaran X % Penyelesaian = 4,925,000,000 X 19.568 % = 963,743,700
Minggu ke-8 No P B 1.1
1.2
ME
Uraian Pekerjaan
Anggaran
Bobot
(Rp)
(%)
Penyelesaian Fisik Bagian
Konstruksi
Pekerjaan Persiapan
63,564,500
1.291
78.77
1.017
Pekerjaan Pembongkaran Modifikasi Bangunan Produksi A Pekerjaan Arsitektur C Pekerjaan Struktur S Pekerjaan Baja Kantin & Loker A Pekerjaan Arsitektur C Pekerjaan Struktur S Pekerjaan Baja Mekanikal – Elektrikal
55,608,000
1.129
100.00
1.129
897,413,385 614,193,111 474,864,998
18.222 12.154 9.642
21.06 100.00 70.08
3.838 12.154 6.757
781,466,690 401,163,571 292,906,179 1,343,820,470
15.867 8.073 5.947 27.675
61.03 45.91 10.64
4.927 2.730 2.946
Total
4,925,000,904
100.000
Pembulatan
4,925,000,000
35.498
Penyelesaian fisik total konstruksi pada minggu ke-8 = 35.498 % Nilai hasil
= Anggaran X % Penyelesaian = 4,925,000,000 X 35.498 % = 1,748,261,725
IV-6
Pengaruh Kebijakan Owner Terhadap Kinerja Kontraktor Pada Proyek PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung
Minggu ke-10 No P B 1.1
1.2
ME
Uraian Pekerjaan
Anggaran
Bobot
(Rp)
(%)
Penyelesaian Fisik Bagian
Konstruksi
Pekerjaan Persiapan
63,564,500
1.291
81.65
1.054
Pekerjaan Pembongkaran Modifikasi Bangunan Produksi A Pekerjaan Arsitektur C Pekerjaan Struktur S Pekerjaan Baja Kantin & Loker A Pekerjaan Arsitektur C Pekerjaan Struktur S Pekerjaan Baja Mekanikal – Elektrikal
55,608,000
1.129
100.00
1.129
897,413,385 614,193,111 474,864,998
18.222 12.154 9.642
63.94 100.00 83.54
11.652 12.154 8.055
781,466,690 401,163,571 292,906,179 1,343,820,470
15.867 8.073 5.947 27.675
12.24 100.00 100.00 31.00
1.942 8.073 5.947 8.579
Total
4,925,000,904
100.000
Pembulatan
4,925,000,000
58.584
Penyelesaian fisik total konstruksi pada minggu ke-10 = 58.584 % Nilai hasil
= Anggaran X % Penyelesaian = 4,925,000,000 X 58.584 % = 2,885,271,850
Minggu ke-12 No P B 1.1
1.2
ME
Uraian Pekerjaan
Anggaran
Bobot
(Rp)
(%)
Penyelesaian Fisik Bagian
Konstruksi
Pekerjaan Persiapan
63,564,500
1.291
85.03
1.097
Pekerjaan Pembongkaran Modifikasi Bangunan Produksi A Pekerjaan Arsitektur C Pekerjaan Struktur S Pekerjaan Baja Kantin & Loker A Pekerjaan Arsitektur C Pekerjaan Struktur S Pekerjaan Baja Mekanikal – Elektrikal
55,608,000
1.129
100.00
1.129
897,413,385 614,193,111 474,864,998
18.222 12.154 9.642
88.35 100.00 90.36
16.100 12.154 8.712
781,466,690 401,163,571 292,906,179 1,343,820,470
15.867 8.073 5.947 27.675
17.98 100.00 100.00 52.82
2.852 8.073 5.947 14.618
Total
4,925,000,904
100.000
Pembulatan
4,925,000,000
70.682
IV-7
Pengaruh Kebijakan Owner Terhadap Kinerja Kontraktor Pada Proyek PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung
Penyelesaian fisik total konstruksi pada minggu ke-12 = 70.682 % Nilai hasil
= Anggaran X % Penyelesaian = 4,925,000,000 X 70.682 % = 3,481,093,425
Minggu ke-14 No P B 1.1
1.2
ME
Uraian Pekerjaan
Anggaran
Bobot
(Rp)
(%)
Penyelesaian Fisik Bagian
Konstruksi
Pekerjaan Persiapan
63,564,500
1.291
88.41
1.141
Pekerjaan Pembongkaran Modifikasi Bangunan Produksi A Pekerjaan Arsitektur C Pekerjaan Struktur S Pekerjaan Baja Kantin & Loker A Pekerjaan Arsitektur C Pekerjaan Struktur S Pekerjaan Baja Mekanikal – Elektrikal
55,608,000
1.129
100.00
1.129
897,413,385 614,193,111 474,864,998
18.222 12.154 9.642
88.35 100.00 99.51
16.100 12.154 9.595
781,466,690 401,163,571 292,906,179 1,343,820,470
15.867 8.073 5.947 27.675
32.47 100.00 100.00 61.33
5.153 8.073 5.947 16.972
Total
4,925,000,904
100.000
Pembulatan
4,925,000,000
76.263
Penyelesaian fisik total konstruksi pada minggu ke-14 = 76.263 % Nilai hasil
= Anggaran X % Penyelesaian = 4,925,000,000 X 76.263 % = 3,755,937,975
IV-8
Pengaruh Kebijakan Owner Terhadap Kinerja Kontraktor Pada Proyek PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung
Minggu ke-16 No P B 1.1
1.2
ME
Uraian Pekerjaan
Anggaran
Bobot
(Rp)
(%)
Penyelesaian Fisik Bagian
Konstruksi
Pekerjaan Persiapan
63,564,500
1.291
92.39
1.192
Pekerjaan Pembongkaran Modifikasi Bangunan Produksi A Pekerjaan Arsitektur C Pekerjaan Struktur S Pekerjaan Baja Kantin & Loker A Pekerjaan Arsitektur C Pekerjaan Struktur S Pekerjaan Baja Mekanikal – Elektrikal
55,608,000
1.129
100.00
1.129
897,413,385 614,193,111 474,864,998
18.222 12.154 9.642
93.24 100.00 99.51
16.989 12.154 9.595
781,466,690 401,163,571 292,906,179 1,343,820,470
15.867 8.073 5.947 27.675
56.51 100.00 100.00 83.52
8.967 8.073 5.947 23.114
Total
4,925,000,904
100.000
Pembulatan
4,925,000,000
87.160
Penyelesaian fisik total konstruksi pada minggu ke-16 = 87.160 % Nilai hasil
= Anggaran X % Penyelesaian = 4,925,000,000 X 16.160 % = 4,292,605,375
Minggu ke-18 No P B 1.1
1.2
ME
Uraian Pekerjaan
Anggaran
Bobot
(Rp)
(%)
Penyelesaian Fisik Bagian
Konstruksi
Pekerjaan Persiapan
63,564,500
1.291
96.37
1.244
Pekerjaan Pembongkaran Modifikasi Bangunan Produksi A Pekerjaan Arsitektur C Pekerjaan Struktur S Pekerjaan Baja Kantin & Loker A Pekerjaan Arsitektur C Pekerjaan Struktur S Pekerjaan Baja Mekanikal – Elektrikal
55,608,000
1.129
100.00
1.129
897,413,385 614,193,111 474,864,998
18.222 12.154 9.642
93.24 100.00 99.54
16.989 12.154 9.598
781,466,690 401,163,571 292,906,179 1,343,820,470
15.867 8.073 5.947 27.675
81.86 100.00 100.00 93.35
12.989 8.073 5.947 25.836
Total
4,925,000,904
100.000
Pembulatan
4,925,000,000
93.958
IV-9
Pengaruh Kebijakan Owner Terhadap Kinerja Kontraktor Pada Proyek PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung
Penyelesaian fisik total konstruksi pada minggu ke-18 = 93.958 % Nilai hasil
= Anggaran X % Penyelesaian = 4,925,000,000 X 93.958 % = 4,627,441,350
Minggu ke-20 No P B 1.1
1.2
ME
Uraian Pekerjaan
Anggaran
Bobot
(Rp)
(%)
Penyelesaian Fisik Bagian
Konstruksi
Pekerjaan Persiapan
63,564,500
1.291
98.78
1.275
Pekerjaan Pembongkaran Modifikasi Bangunan Produksi A Pekerjaan Arsitektur C Pekerjaan Struktur S Pekerjaan Baja Kantin & Loker A Pekerjaan Arsitektur C Pekerjaan Struktur S Pekerjaan Baja Mekanikal – Elektrikal
55,608,000
1.129
100.00
1.129
897,413,385 614,193,111 474,864,998
18.222 12.154 9.642
99.45 100.00 100.00
18.122 12.154 9.642
781,466,690 401,163,571 292,906,179 1,343,820,470
15.867 8.073 5.947 27.675
90.42 100.00 100.00 99.08
14.348 8.073 5.947 27.421
Total
4,925,000,904
100.000
Pembulatan
4,925,000,000
98.110
Penyelesaian fisik total konstruksi pada minggu ke-20 = 98.110 % Nilai hasil
= Anggaran X % Penyelesaian = 4,925,000,000 X 98.110 % = 4,831,912,575
IV-10
Pengaruh Kebijakan Owner Terhadap Kinerja Kontraktor Pada Proyek PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung
Minggu ke-22 No P B 1.1
1.2
ME
Uraian Pekerjaan
Anggaran
Bobot
(Rp)
(%)
Penyelesaian Fisik Bagian
Konstruksi
Pekerjaan Persiapan
63,564,500
1.291
99.60
1.286
Pekerjaan Pembongkaran Modifikasi Bangunan Produksi A Pekerjaan Arsitektur C Pekerjaan Struktur S Pekerjaan Baja Kantin & Loker A Pekerjaan Arsitektur C Pekerjaan Struktur S Pekerjaan Baja Mekanikal – Elektrikal
55,608,000
1.129
100.00
1.129
897,413,385 614,193,111 474,864,998
18.222 12.154 9.642
100.00 100.00 100.00
18.222 12.154 9.642
781,466,690 401,163,571 292,906,179 1,343,820,470
15.867 8.073 5.947 27.675
95.81 100.00 100.00 99.63
15.202 8.073 5.947 27.573
Total
4,925,000,904
100.000
Pembulatan
4,925,000,000
99.227
Penyelesaian fisik total konstruksi pada minggu ke-22 = 99.227 % Nilai hasil
= Anggaran X % Penyelesaian = 4,925,000,000 X 99.227 % = 4,886,939,600
4.4
Varians Dengan Grafik ”S” Cara lain untuk memperagakan adanya varians adalah dengan menggunakan
grafik. Grafik dibuat dengan sumbu X sebagai nilai komulatif biaya atau jam – orang yang telah digunakan atau prosentase (%) penyelesaian biaya, sedangkan sumbu Y menunjukkan parameter waktu. Ini berarti menggambarkan kemajuan volume pekerjaan yang diselesaikan sepanjang siklus proyek. Bila grafik tersebut dibandingkan dengan grafik serupa yang disusun berdasarkan perencanaan dasar (kumulatif pengeluaran berdasarkan anggaran uang/jam - orang) maka akan segera terlihat jika terjadi penyimpangan.
IV-11
Pengaruh Kebijakan Owner Terhadap Kinerja Kontraktor Pada Proyek PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung
IV-12
Pengaruh Kebijakan Owner Terhadap Kinerja Kontraktor Pada Proyek PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung
4.5
Analisis Perhitungan Varians Jadwal dan Biaya Terpadu Perhitungan analisis varians jadwal dan biaya terpadu dilakukan setiap dua
minggu sekali, dengan hasil perhitungan sebagai berikut: ◘ Varians jadwal dan biaya terpadu, hasil analisis pada minggu ke-2 ¾ Terdapat tiga indikator yang dapat digunakan sebagai dasar perhitungan : -
ACWP = Rp.187,795,400.00
-
BCWP = Rp.119,583,925.00
-
BCWS = Rp. 56,229,647.57
¾ Perhitungan varians biaya dan varians jadwal : •
Varians biaya ( CV )
= BCWP - ACWP
= Rp. 119,583,925.00 – Rp. 187,795,400.00 = - 68,211,475.00 •
Varians jadwal ( SV ) = BCWP - BCWS = Rp. 119,583,925.00 – Rp. 56,229,647.57 = 63,354,277.43
Dari hitungan varians biaya dan jadwal di atas didapat nilai varians biaya (CV) negatif dan varians jadwal (SV) positif sehingga dapat disimpulkan bahwa pekerjaan selesai lebih cepat dari rencana dengan menelan biaya di atas anggaran. ¾ Perhitungan indeks produktifitas dan kinerja •
Indeks kinerja biaya ( CPI ) = BCWP / ACWP = Rp. 119,583,925.00 : Rp. 187,795,400.00 = 0.6368
•
Indeks kinerja jadwal ( SPI ) = BCWP / BCWS = Rp. 119,583,925,00 : Rp. 56,229,647,57 = 2.1267
IV-13
Pengaruh Kebijakan Owner Terhadap Kinerja Kontraktor Pada Proyek PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung
Dari perhitungan indeks produktifitas dan kinerja di atas didapat indeks kinerja biaya (CPI) kurang dari satu dan indeks kinerja jadwal (SPI) lebih dari satu, sehingga dapat disimpulkan pengeluaran lebih besar dari anggaran tetapi waktu pelaksanaan lebih cepat dari jadwal yang direncanakan.
◘ Varians jadwal dan biaya terpadu, hasil analisis pada minggu ke-4 ¾ Terdapat tiga indikator yang dapat digunakan sebagai dasar perhitungan : -
ACWP = Rp.431,532,590.00
-
BCWP = Rp.427,568,800.00
-
BCWS = Rp.176,769,066.68
¾ Perhitungan varians biaya dan varians jadwal : •
Varians biaya ( CV )
= BCWP - ACWP
= Rp. 427,568,800.00 – Rp. 431,532,590.00 = - 3,963,790.00 •
Varians jadwal ( SV ) = BCWP - BCWS = Rp. 427,568,800.00 – Rp. 176,769,066.68 = 250,799,733.32
Dari hitungan varians biaya dan jadwal di atas didapat nilai varians biaya (CV) negatif dan varians jadwal (SV) positif sehingga dapat disimpulkan bahwa pekerjaan selesai lebih cepat dari rencana dengan menelan biaya di atas anggaran. ¾ Perhitungan indeks produktifitas dan kinerja •
Indeks kinerja biaya ( CPI ) = BCWP / ACWP = Rp. 427,568,800.00 : Rp. 431,532,590.00 = 0.9908
•
Indeks kinerja jadwal ( SPI ) = BCWP / BCWS
IV-14
Pengaruh Kebijakan Owner Terhadap Kinerja Kontraktor Pada Proyek PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung
= Rp. 427,568,800.00 : Rp. 176,769,066.68 = 2.4188 Dari perhitungan indeks produktifitas dan kinerja di atas didapat indeks kinerja biaya (CPI) kurang dari satu dan indeks kinerja jadwal (SPI) lebih dari satu, sehingga dapat disimpulkan pengeluaran lebih besar dari anggaran tetapi waktu pelaksanaan lebih cepat dari jadwal yang direncanakan.
◘ Varians jadwal dan biaya terpadu, hasil analisis pada minggu ke-6 ¾ Terdapat tiga indikator yang dapat digunakan sebagai dasar perhitungan : -
ACWP = Rp.905,967,100.00
-
BCWP = Rp.963,743,700.00
-
BCWS = Rp.741,023,210.13
¾ Perhitungan varians biaya dan varians jadwal : •
Varians biaya ( CV )
= BCWP - ACWP
= Rp. 963,743,700.00 – Rp. 905,967,100.00 = 57,776,600.00 •
Varians jadwal ( SV ) = BCWP - BCWS = Rp. 963,743,700.00 – Rp. 741,023,210.13 = 222,720,489.87
Dari hitungan varians biaya dan jadwal di atas didapat nilai varians biaya (CV) positif dan varians jadwal (SV) positif sehingga dapat disimpulkan bahwa pekerjaan selesai lebih cepat dari rencana dengan menelan biaya lebih kecil dari pada anggaran. ¾ Perhitungan indeks produktifitas dan kinerja •
Indeks kinerja biaya ( CPI ) = BCWP / ACWP = Rp. 963,743,700.00 : Rp. 905,967,100.00
IV-15
Pengaruh Kebijakan Owner Terhadap Kinerja Kontraktor Pada Proyek PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung
= 1.0638 •
Indeks kinerja jadwal ( SPI ) = BCWP / BCWS = Rp. 963,743,700.00 : Rp. 741,023,210.13 = 1.3006
Dari perhitungan indeks produktifitas dan kinerja di atas didapat indeks kinerja biaya (CPI) lebih dari satu dan indeks kinerja jadwal (SPI) lebih dari satu, sehingga dapat disimpulkan pengeluaran lebih kecil dari anggaran dan waktu pelaksanaan lebih cepat dari jadwal yang direncanakan.
◘ Varians jadwal dan biaya terpadu, hasil analisis pada minggu ke-8 ¾ Terdapat tiga indikator yang dapat digunakan sebagai dasar perhitungan : -
ACWP = Rp.1,614,793,000.00
-
BCWP = Rp.1,748,261,725.00
-
BCWS = Rp.1,683,264,945.65
¾ Perhitungan varians biaya dan varians jadwal : •
Varians biaya ( CV )
= BCWP - ACWP
= Rp. 1,748,261,725.00 – Rp. 1,614,793,000.00 = 133,468,725.00 •
Varians jadwal ( SV ) = BCWP - BCWS = Rp. 1,748,261,725.00 – Rp. 1,683,264,945.65 = 64,996,779.35
Dari hitungan varians biaya dan jadwal di atas didapat nilai varians biaya (CV) positif dan varians jadwal (SV) positif sehingga dapat disimpulkan bahwa pekerjaan selesai lebih cepat dari rencana dengan menelan biaya lebih kecil dari pada anggaran.
IV-16
Pengaruh Kebijakan Owner Terhadap Kinerja Kontraktor Pada Proyek PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung
¾ Perhitungan indeks produktifitas dan kinerja •
Indeks kinerja biaya ( CPI ) = BCWP / ACWP = Rp. 1,748,261,725.00 : Rp. 1,614,793,000.00 = 1.0827
•
Indeks kinerja jadwal ( SPI ) = BCWP / BCWS = Rp. 1,748,261,725.00 : Rp. 1,683,264,945.65 = 1.0386
Dari perhitungan indeks produktifitas dan kinerja di atas didapat indeks kinerja biaya (CPI) lebih dari satu dan indeks kinerja jadwal (SPI) lebih dari satu, sehingga dapat disimpulkan pengeluaran lebih kecil dari anggaran dan waktu pelaksanaan lebih cepat dari jadwal yang direncanakan.
◘ Varians jadwal dan biaya terpadu, hasil analisis pada minggu ke-10 ¾ Terdapat tiga indikator yang dapat digunakan sebagai dasar perhitungan : -
ACWP = Rp.2,638,701,850.00
-
BCWP = Rp.2,885,271,850.00
-
BCWS = Rp.2,886,972,150.64
¾ Perhitungan varians biaya dan varians jadwal : •
Varians biaya ( CV )
= BCWP - ACWP
= Rp. 2,885,271,850.00 – Rp. 2,638,701,850.00 = 246,570,000.00 •
Varians jadwal ( SV ) = BCWP - BCWS = Rp. 2,885,271,850.00 – Rp. 2,886,972,150.64 = - 1,700,300.64
IV-17
Pengaruh Kebijakan Owner Terhadap Kinerja Kontraktor Pada Proyek PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung
Dari hitungan varians biaya dan jadwal di atas didapat nilai varians biaya (CV) positif dan varians jadwal (SV) negatif sehingga dapat disimpulkan bahwa pekerjaan selesai terlambat dari rencana dengan menelan biaya lebih kecil dari pada anggaran. ¾ Perhitungan indeks produktifitas dan kinerja •
Indeks kinerja biaya ( CPI ) = BCWP / ACWP = Rp. 2,885,271,850.00 : Rp. 2,638,701,850.00 = 1.0934
•
Indeks kinerja jadwal ( SPI ) = BCWP / BCWS = Rp. 2,885,271,850.00 : Rp. 2,886,972,150.64 = 0.9994
Dari perhitungan indeks produktifitas dan kinerja di atas didapat indeks kinerja biaya (CPI) lebih dari satu dan indeks kinerja jadwal (SPI) kurang dari satu, sehingga dapat disimpulkan pengeluaran lebih kecil dari anggaran tetapi waktu pelaksanaan lebih lama dari jadwal yang direncanakan.
◘ Varians jadwal dan biaya terpadu, hasil analisis pada minggu ke-12 ¾ Terdapat tiga indikator yang dapat digunakan sebagai dasar perhitungan : -
ACWP = Rp.3,174,952,250.00
-
BCWP = Rp.3,481,093,425.00
-
BCWS = Rp.3,469,714,455.84
¾ Perhitungan varians biaya dan varians jadwal : •
Varians biaya ( CV )
= BCWP - ACWP
= Rp. 3,481,093,425.00 – Rp. 3,174,952,250.00 = 306,141,175.00 •
Varians jadwal ( SV ) = BCWP - BCWS
IV-18
Pengaruh Kebijakan Owner Terhadap Kinerja Kontraktor Pada Proyek PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung
= Rp. 3,481,093,425.00 – Rp. 3,469,714,455.84 = 11,378,969.16 Dari hitungan varians biaya dan jadwal di atas didapat nilai varians biaya (CV) positif dan varians jadwal (SV) positif sehingga dapat disimpulkan bahwa pekerjaan selesai lebih cepat dari rencana dengan menelan biaya lebih kecil dari pada anggaran. ¾ Perhitungan indeks produktifitas dan kinerja •
Indeks kinerja biaya ( CPI ) = BCWP / ACWP = Rp. 3,481,093,425.00 : Rp. 3,174,952,250.00 = 1.0964
•
Indeks kinerja jadwal ( SPI ) = BCWP / BCWS = Rp. 3,481,093,425.00 : Rp. 3,469,714,455.84 = 1.0033
Dari perhitungan indeks produktifitas dan kinerja di atas didapat indeks kinerja biaya (CPI) lebih dari satu dan indeks kinerja jadwal (SPI) lebih dari satu, sehingga dapat disimpulkan pengeluaran lebih kecil dari anggaran dan waktu pelaksanaan lebih cepat dari jadwal yang direncanakan.
◘ Varians jadwal dan biaya terpadu, hasil analisis pada minggu ke-14 ¾ Terdapat tiga indikator yang dapat digunakan sebagai dasar perhitungan : -
ACWP = Rp.3,414,131,200.00
-
BCWP = Rp.3,755,937,975.00
-
BCWS = Rp.3,976,073,375.74
¾ Perhitungan varians biaya dan varians jadwal : •
Varians biaya ( CV )
= BCWP - ACWP
= Rp. 3,755,937,975.00 – Rp. 3,414,131,200.00
IV-19
Pengaruh Kebijakan Owner Terhadap Kinerja Kontraktor Pada Proyek PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung
= 341,806,775.00 •
Varians jadwal ( SV ) = BCWP - BCWS = Rp. 3,755,937,975.00 – Rp. 3,976,073,375.74 = - 220,135,400.74
Dari hitungan varians biaya dan jadwal di atas didapat nilai varians biaya (CV) positif dan varians jadwal (SV) negatif sehingga dapat disimpulkan bahwa pekerjaan selesai terlambat dari rencana dengan menelan biaya lebih kecil dari pada anggaran. ¾ Perhitungan indeks produktifitas dan kinerja •
Indeks kinerja biaya ( CPI ) = BCWP / ACWP = Rp. 3,755,937,975.00 : Rp. 3,414,131,200.00 = 1.1001
•
Indeks kinerja jadwal ( SPI ) = BCWP / BCWS = Rp. 3,755,937,975.00 : Rp. 3,976,073,375.74 = 0.9446
Dari perhitungan indeks produktifitas dan kinerja di atas didapat indeks kinerja biaya (CPI) lebih dari satu dan indeks kinerja jadwal (SPI) kurang dari satu, sehingga dapat disimpulkan pengeluaran lebih kecil dari anggaran tetapi waktu pelaksanaan lebih lama dari jadwal yang direncanakan.
◘ Varians jadwal dan biaya terpadu, hasil analisis pada minggu ke-16 ¾ Terdapat tiga indikator yang dapat digunakan sebagai dasar perhitungan : -
ACWP = Rp.3,891,171,850.00
-
BCWP = Rp.4,292,605,375.00
-
BCWS = Rp.4,587,462,229.03
¾ Perhitungan varians biaya dan varians jadwal :
IV-20
Pengaruh Kebijakan Owner Terhadap Kinerja Kontraktor Pada Proyek PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung
•
Varians biaya ( CV )
= BCWP - ACWP
= Rp. 4,292,605,375.00 – Rp. 3,891,171,850.00 = 401,433,525.00 •
Varians jadwal ( SV ) = BCWP - BCWS = Rp. 4,292,605,375.00 – Rp. 4,587,462,229.03 = - 294,856,854.03
Dari hitungan varians biaya dan jadwal di atas didapat nilai varians biaya (CV) positif dan varians jadwal (SV) negatif sehingga dapat disimpulkan bahwa pekerjaan selesai terlambat dari rencana dengan menelan biaya lebih kecil dari pada anggaran. ¾ Perhitungan indeks produktifitas dan kinerja •
Indeks kinerja biaya ( CPI ) = BCWP / ACWP = Rp. 4,292,605,375.00 : Rp. 3,891,171,850.00 = 1.1032
•
Indeks kinerja jadwal ( SPI ) = BCWP / BCWS = Rp. 4,292,605,375.00 : Rp. 4,587,462,229.03 = 0.9357
Dari perhitungan indeks produktifitas dan kinerja di atas didapat indeks kinerja biaya (CPI) lebih dari satu dan indeks kinerja jadwal (SPI) kurang dari satu, sehingga dapat disimpulkan pengeluaran lebih kecil dari anggaran tetapi waktu pelaksanaan lebih lama dari jadwal yang direncanakan.
◘ Varians jadwal dan biaya terpadu, hasil analisis pada minggu ke-18 ¾ Terdapat tiga indikator yang dapat digunakan sebagai dasar perhitungan : -
ACWP = Rp.4,189,312,750.00
-
BCWP = Rp.4,627,441,350.00
IV-21
Pengaruh Kebijakan Owner Terhadap Kinerja Kontraktor Pada Proyek PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung
-
BCWS = Rp.4,815,777,520.29
¾ Perhitungan varians biaya dan varians jadwal : •
Varians biaya ( CV )
= BCWP - ACWP
= Rp. 4,627,441,350.00 – Rp. 4,189,312,750.00 = 438,128,600.00 •
Varians jadwal ( SV ) = BCWP - BCWS = Rp. 4,627,441,350.00 – Rp. 4,815,777,520.29 = - 188,336,170.29
Dari hitungan varians biaya dan jadwal di atas didapat nilai varians biaya (CV) positif dan varians jadwal (SV) negatif sehingga dapat disimpulkan bahwa pekerjaan selesai terlambat dari rencana dengan menelan biaya lebih kecil dari pada anggaran. ¾ Perhitungan indeks produktifitas dan kinerja •
Indeks kinerja biaya ( CPI ) = BCWP / ACWP = Rp. 4,627,441,350.00 : Rp. 4,189,312,750.00 = 1.1046
•
Indeks kinerja jadwal ( SPI ) = BCWP / BCWS = Rp. 4,627,441,350.00 : Rp. 4,815,777,520.29 = 0.9609
Dari perhitungan indeks produktifitas dan kinerja di atas didapat indeks kinerja biaya (CPI) lebih dari satu dan indeks kinerja jadwal (SPI) kurang dari satu, sehingga dapat disimpulkan pengeluaran lebih kecil dari anggaran tetapi waktu pelaksanaan lebih lama dari jadwal yang direncanakan. ◘ Varians jadwal dan biaya terpadu, hasil analisis pada minggu ke-20 ¾ Terdapat tiga indikator yang dapat digunakan sebagai dasar perhitungan : -
ACWP = Rp.4,373,192,850.00
IV-22
Pengaruh Kebijakan Owner Terhadap Kinerja Kontraktor Pada Proyek PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung
-
BCWP = Rp.4,831,912,575.00
-
BCWS = Rp.4,925,000,000.00
¾ Perhitungan varians biaya dan varians jadwal : •
Varians biaya ( CV )
= BCWP - ACWP
= Rp. 4,831,912,575.00 – Rp. 4,373,192,850.00 = 458,719,725.00 •
Varians jadwal ( SV ) = BCWP - BCWS = Rp. 4,831,912,575.00 – Rp. 4,925,000,000.00 = - 93,087,425.00
Dari hitungan varians biaya dan jadwal di atas didapat nilai varians biaya (CV) positif dan varians jadwal (SV) negatif sehingga dapat disimpulkan bahwa pekerjaan selesai terlambat dari rencana dengan menelan biaya lebih kecil dari pada anggaran. ¾ Perhitungan indeks produktifitas dan kinerja •
Indeks kinerja biaya ( CPI ) = BCWP / ACWP = Rp. 4,831,912,575.00 : Rp. 4,373,192,850.00 = 1.1049
•
Indeks kinerja japdwal ( SPI )
= BCWP / BCWS
= Rp. 4,831,912,575.00 : Rp. 4,925,000,000.00 = 0.9811 Dari perhitungan indeks produktifitas dan kinerja di atas didapat indeks kinerja biaya (CPI) lebih dari satu dan indeks kinerja jadwal (SPI) kurang dari satu, sehingga dapat disimpulkan pengeluaran lebih kecil dari anggaran tetapi waktu pelaksanaan lebih lama dari jadwal yang direncanakan. ◘ Varians jadwal dan biaya terpadu, hasil analisis pada minggu ke-22 ¾ Terdapat tiga indikator yang dapat digunakan sebagai dasar perhitungan :
IV-23
Pengaruh Kebijakan Owner Terhadap Kinerja Kontraktor Pada Proyek PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung
-
ACWP = Rp.4,426,344,350.00
-
BCWP = Rp.4,886,939,600.00
-
BCWS = Rp.4,925,000,000.00
¾ Perhitungan varians biaya dan varians jadwal : •
Varians biaya ( CV )
= BCWP - ACWP
= Rp. 4,886,939,600.00 – Rp. 4,426,344,350.00 = 460,595,250.00 •
Varians jadwal ( SV ) = BCWP - BCWS = Rp. 4,886,939,600.00 – Rp. 4,925,000,000.00 = - 38,060,400.00
Dari hitungan varians biaya dan jadwal di atas didapat nilai varians biaya (CV) positif dan varians jadwal (SV) negatif sehingga dapat disimpulkan bahwa pekerjaan selesai terlambat dari rencana dengan menelan biaya lebih kecil dari pada anggaran. ¾ Perhitungan indeks produktifitas dan kinerja •
Indeks kinerja biaya ( CPI ) = BCWP / ACWP = Rp. 4,886,939,600.00 : Rp. 4,426,344,350.00 = 1.1041
•
Indeks kinerja jadwal ( SPI ) = BCWP / BCWS = Rp. 4,886,939,600.00 : Rp. 4,925,000,000.00 = 0.9923
Dari perhitungan indeks produktifitas dan kinerja di atas didapat indeks kinerja biaya (CPI) lebih dari satu dan indeks kinerja jadwal (SPI) kurang dari satu, sehingga dapat disimpulkan pengeluaran lebih kecil dari anggaran tetapi waktu pelaksanaan lebih lama dari jadwal yang direncanakan.
IV-24
Pengaruh Kebijakan Owner Terhadap Kinerja Kontraktor Pada Proyek PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung
IV-25
Pengaruh Kebijakan Owner Terhadap Kinerja Kontraktor Pada Proyek PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung
4.6
Pembahasan Hasil Analisis Indikator BCWP, BCWS, ACWP Dan SV, CV, SPI Serta CPI
◘
Pada minggu ke-2, indikator yang didapat : -
ACWP (pengeluaran)
= Rp.187,795,400.00
-
BCWP (nilai hasil)
= Rp.119,583,925.00
-
BCWS (alokasi anggaran)
= Rp. 56,229,647.57
-
CV (Varians biaya)
= - 68,211,475.00
-
SV (Varians jadwal)
= 63,354,277.43
-
CPI ( Indeks kinerja biaya)
= 0.6368
-
SPI (Indeks kinerja jadwal)
= 2.1267
Dari hitungan varians biaya dan jadwal didapat nilai varians biaya (CV) negatif dan varians jadwal (SV) positif, dari perhitungan indeks produktifitas dan kinerja didapat indeks kinerja biaya (CPI) kurang dari satu dan indeks kinerja jadwal (SPI) lebih dari satu. Dari analisis di atas dapat disimpulkan pengeluaran lebih besar dari anggaran tetapi waktu pelaksanaan lebih cepat dari jadwal yang direncanakan. Penyebab dari tingginya pengeluaran proyek dari anggaran disebabkan biaya awal untuk pekerjaan persiapan, pembelian material besi dan begisting yang lebih awal dari rencana untuk pekerjaan struktur, sedangkan prestasi pekerjaan lebih cepat dari jadwal yang direncanakan disebabkan adanya cepatnya pekerjaan struktur akibat diperhitungkannya material on site di dalam progress seperti material besi di lapangan yang dihitung 40 % dari progress. ◘
Pada minggu ke-4, indikator yang didapat : -
ACWP (pengeluaran)
= Rp.431,532,590.00
-
BCWP (nilai hasil)
= Rp.427,568,800.00
IV-26
Pengaruh Kebijakan Owner Terhadap Kinerja Kontraktor Pada Proyek PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung
-
BCWS (alokasi anggaran)
= Rp.176,769,066.68
-
CV (Varians biaya)
= - 3,963,790.00
-
SV (Varians jadwal)
= 250,799,733.32
-
CPI ( Indeks kinerja biaya)
= 0.9908
-
SPI (Indeks kinerja jadwal)
= 2.4188
Dari hitungan varians biaya dan jadwal didapat nilai varians biaya (CV) negatif dan varians jadwal (SV) positif, dari perhitungan indeks produktifitas dan kinerja didapat indeks kinerja biaya (CPI) kurang dari satu dan indeks kinerja jadwal (SPI) lebih dari satu. Dari analisis di atas dapat disimpulkan pengeluaran lebih besar dari anggaran tetapi waktu pelaksanaan lebih cepat dari jadwal yang direncanakan. Pengeluaran proyek lebih tinggi dari anggaran tetapi nilainya tidak terlalu besar ini disebabkan biaya untuk pembelian material besi lebih cepat dari rencana, sedangkan pekerjaan lebih cepat dari jadwal yang direncanakan disebabkan lebih cepatnya pekerjaan struktur dan diperhitungkannya material on site besi di dalam progress. ◘
Pada minggu ke-6, indikator yang didapat : -
ACWP (pengeluaran)
= Rp.905,967,100.00
-
BCWP (nilai hasil)
= Rp.963,743,700.00
-
BCWS (alokasi anggaran)
= Rp.741,023,210.13
-
CV (Varians biaya)
= 57,776,600.00
-
SV (Varians jadwal)
= 222,720,489.87
-
CPI ( Indeks kinerja biaya)
= 1.0638
-
SPI (Indeks kinerja jadwal)
= 1.3006
IV-27
Pengaruh Kebijakan Owner Terhadap Kinerja Kontraktor Pada Proyek PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung
Dari hitungan varians biaya dan jadwal didapat nilai varians biaya (CV) positif dan varians jadwal (SV) positif, dari perhitungan indeks produktifitas dan kinerja didapat indeks kinerja biaya (CPI) lebih dari satu dan indeks kinerja jadwal (SPI) lebih dari satu. Dari analisis di atas dapat disimpulkan pengeluaran lebih kecil dari anggaran dan waktu pelaksanaan lebih cepat dari jadwal yang direncanakan.. Pengeluaran proyek lebih kecil dari anggaran karena ada efisiensi pembelian besi dan penggunaan begisting pada pekerjaan struktur, sedangkan pekerjaan lebih cepat dari jadwal yang direncanakan disebabkan lebih cepatnya pekerjaan struktur dan mechanical elektrical adanya diperhitungkannya material on site
pada pekerjaan
mechanical elektrical di dalam progress. ◘
Pada minggu ke-8, indikator yang didapat : -
ACWP (pengeluaran)
= Rp.1,614,793,000.00
-
BCWP (nilai hasil)
= Rp.1,748,261,725.00
-
BCWS (alokasi anggaran)
= Rp.1,683,264,945.65
-
CV (Varians biaya)
= 133,468,725.00
-
SV (Varians jadwal)
= 64,996,779.35
-
CPI ( Indeks kinerja biaya)
= 1.0827
-
SPI (Indeks kinerja jadwal)
= 1.0386
Dari hitungan varians biaya dan jadwal didapat nilai varians biaya (CV) positif dan varians jadwal (SV) positif, dari perhitungan indeks produktifitas dan kinerja didapat indeks kinerja biaya (CPI) lebih dari satu dan indeks kinerja jadwal (SPI) lebih dari satu. Dari analisis diatas dapat disimpulkan pengeluaran lebih kecil dari anggaran dan waktu pelaksanaan lebih cepat dari jadwal yang direncanakan.
IV-28
Pengaruh Kebijakan Owner Terhadap Kinerja Kontraktor Pada Proyek PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung
Pengeluaran proyek lebih kecil dari anggaran karena ada efisiensi pekerjaan struktur dan tenaga pada pekerjaan baja, sedangkan pekerjaan lebih cepat dari jadwal yang direncanakan disebabkan lebih cepatnya pekerjaan struktur, baja dan mechanical elektrical karena diperhitungkannya material on site
pada pekerjaan baja dan
mechanical elektrical di dalam progress. Sehingga dapat menutupi keterlambatan pekerjaan atap, clading & calsiboard dikarenakan menunngu datangnya mesin highspeed 800 mmw dari jepang ◘
Pada minggu ke-10, indikator yang didapat : -
ACWP (pengeluaran)
= Rp.2,638,701,850.00
-
BCWP (nilai hasil)
= Rp.2,885,271,850.00
-
BCWS (alokasi anggaran)
= Rp.2,886,972,150.64
-
CV (Varians biaya)
= 246,570,000.00
-
SV (Varians jadwal)
= - 1,700,300.64
-
CPI ( Indeks kinerja biaya)
= 1.0934
-
SPI (Indeks kinerja jadwal)
= 0.9994
Dari hitungan varians biaya dan jadwal didapat nilai varians biaya (CV) positif dan varians jadwal (SV) negatif, dari perhitungan indeks produktifitas dan kinerja didapat indeks kinerja biaya (CPI) lebih dari satu dan indeks kinerja jadwal (SPI) kurang dari satu. Dari analisis di atas dapat disimpulkan pengeluaran lebih kecil dari anggaran tetapi waktu pelaksanaan lebih lama dari jadwal yang direncanakan. Pengeluaran proyek lebih kecil dari anggaran karena ada efisiensi pekerjaan struktur dan tenaga pada pekerjaan baja, sedangkan pekerjaan lebih lama dari jadwal yang direncanakan disebabkan terlambatnya pekerjaan lantai, partisi & penutup atap dikarenakan menunngu datangnya mesin highspeed 800 mmw dari jepang.
IV-29
Pengaruh Kebijakan Owner Terhadap Kinerja Kontraktor Pada Proyek PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung
◘
Pada minggu ke-12, indikator yang didapat : -
ACWP (pengeluaran)
= Rp.3,174,952,250.00
-
BCWP (nilai hasil)
= Rp.3,481,093,425.00
-
BCWS (alokasi anggaran)
= Rp.3,469,714,455.84
-
CV (Varians biaya)
= 306,141,175.00
-
SV (Varians jadwal)
= 11,378,969.16
-
CPI ( Indeks kinerja biaya)
= 1.0964
-
SPI (Indeks kinerja jadwal)
= 1.0033
Dari hitungan varians biaya dan jadwal didapat nilai varians biaya (CV) positif dan varians jadwal (SV) positif, dari perhitungan indeks produktifitas dan kinerja didapat indeks kinerja biaya (CPI) lebih dari satu dan indeks kinerja jadwal (SPI) lebih dari satu. Dari analisis di atas dapat disimpulkan pengeluaran lebih kecil dari anggaran dan waktu pelaksanaan lebih cepat dari jadwal yang direncanakan. Pengeluaran proyek lebih kecil dari anggaran karena ada efisiensi pekerjaan struktur, pekerjaan baja, dan pekerjaan arsitektur, sedangkan pekerjaan lebih cepat dari jadwal yang direncanakan disebabkan lebih cepatnya pekerjaan mechanical elektrical serta diperhitungkannya material on site
pada pekerjaan mechanical
elektrical di dalam progress sehingga dapat menutup keterlambatan pekerjaan lantai, partisi & atap yang disebabkan terlambatnya datangnya mesin highspeed 800 mmw dari jepang. ◘
Pada minggu ke-14, indikator yang didapat : -
ACWP (pengeluaran)
= Rp.3,414,131,200.00
-
BCWP (nilai hasil)
= Rp.3,755,937,975.00
-
BCWS (alokasi anggaran)
= Rp.3,976,073,375.74
IV-30
Pengaruh Kebijakan Owner Terhadap Kinerja Kontraktor Pada Proyek PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung
-
CV (Varians biaya)
= 341,806,775.00
-
SV (Varians jadwal)
= - 220,135,400.74
-
CPI ( Indeks kinerja biaya)
= 1.1001
-
SPI (Indeks kinerja jadwal)
= 0.9446
Dari hitungan varians biaya dan jadwal didapat nilai varians biaya (CV) positif dan varians jadwal (SV) negatif, dari perhitungan indeks produktifitas dan kinerja didapat indeks kinerja biaya (CPI) lebih dari satu dan indeks kinerja jadwal (SPI) kurang dari satu. Dari analisis di atas dapat disimpulkan pengeluaran lebih kecil dari anggaran tetapi waktu pelaksanaan lebih lama dari jadwal yang direncanakan. Pengeluaran proyek lebih kecil dari anggaran karena ada efisiensi pekerjaan struktur, pekerjaan baja, dan pekerjaan arsitektur, sedangkan pekerjaan lebih lama dari jadwal yang direncanakan disebabkan adanya keterlambatan pekerjaan lantai, partisi & atap yang disebabkan terlambatnya datangnya mesin highspeed 800 mmw dari jepang serta adanya perubahan design dan spesifikasi keramik pada bangunan kantin dan loker. ◘
Pada minggu ke-16, indikator yang didapat : -
ACWP (pengeluaran)
= Rp.3,891,171,850.00
-
BCWP (nilai hasil)
= Rp.4,292,605,375.00
-
BCWS (alokasi anggaran)
= Rp.4,587,462,229.03
-
CV (Varians biaya)
= 401,433,525.00
-
SV (Varians jadwal)
= - 294,856,854.03
-
CPI ( Indeks kinerja biaya)
= 1.1032
-
SPI (Indeks kinerja jadwal)
= 0.9357
IV-31
Pengaruh Kebijakan Owner Terhadap Kinerja Kontraktor Pada Proyek PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung
Dari hitungan varians biaya dan jadwal didapat nilai varians biaya (CV) positif dan varians jadwal (SV) negatif, dari perhitungan indeks produktifitas dan kinerja di atas didapat indeks kinerja biaya (CPI) lebih dari satu dan indeks kinerja jadwal (SPI) kurang dari satu. Dari analisis di atas dapat disimpulkan pengeluaran lebih kecil dari anggaran tetapi waktu pelaksanaan lebih lama dari jadwal yang direncanakan. Pengeluaran proyek lebih kecil dari anggaran karena ada efisiensi pekerjaan struktur, pekerjaan baja, dan pekerjaan arsitektur, sedangkan pekerjaan lebih lama dari jadwal yang direncanakan disebabkan adanya keterlambatan pekerjaan lantai, partisi & atap yang disebabkan terlambatnya datangnya mesin highspeed 800 mmw dari jepang serta adanya perubahan design dan spesifikasi keramik pada bangunan kantin dan loker. ◘
Pada minggu ke-18, indikator yang didapat : -
ACWP (pengeluaran)
= Rp.4,189,312,750.00
-
BCWP (nilai hasil)
= Rp.4,627,441,350.00
-
BCWS (alokasi anggaran)
= Rp.4,815,777,520.29
-
CV (Varians biaya)
= 438,128,600.00
-
SV (Varians jadwal)
=- 188,336,170.29
-
CPI ( Indeks kinerja biaya)
= 1.1046
-
SPI (Indeks kinerja jadwal)
= 0.9609
Dari hitungan varians biaya dan jadwal didapat nilai varians biaya (CV) positif dan varians jadwal (SV) negatif, dari perhitungan indeks produktifitas dan kinerja di atas didapat indeks kinerja biaya (CPI) lebih dari satu dan indeks kinerja jadwal (SPI) kurang dari satu.
IV-32
Pengaruh Kebijakan Owner Terhadap Kinerja Kontraktor Pada Proyek PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung
Dari analisis di atas dapat disimpulkan pengeluaran lebih kecil dari anggaran tetapi waktu pelaksanaan lebih lama dari jadwal yang direncanakan. Pengeluaran proyek lebih kecil dari anggaran karena ada efisiensi pekerjaan struktur, pekerjaan baja, dan pekerjaan arsitektur, sedangkan pelaksanaan pekerjaan melebihi jadwal pelaksanaan hal ini disebabkan adanya keterlambatan pekerjaan lantai, partisi & atap yang disebabkan terlambatnya datangnya mesin highspeed 800 mmw dari jepang serta adanya perubahan design dan spesifikasi keramik pada bangunan kantin dan loker. ◘
Pada minggu ke-20, indikator yang didapat : -
ACWP (pengeluaran)
= Rp.4,373,192,850.00
-
BCWP (nilai hasil)
= Rp.4,831,912,575.00
-
BCWS (alokasi anggaran)
= Rp.4,925,000,000.00
-
CV (Varians biaya)
= 458,719,725.00
-
SV (Varians jadwal)
= - 93,087,425.00
-
CPI ( Indeks kinerja biaya)
= 1.1049
-
SPI (Indeks kinerja jadwal)
= 0.9811
Dari hitungan varians biaya dan jadwal didapat nilai varians biaya (CV) positif dan varians jadwal (SV) negatif, dari perhitungan indeks produktifitas dan kinerja di atas didapat indeks kinerja biaya (CPI) lebih dari satu dan indeks kinerja jadwal (SPI) kurang dari satu. Dari analisis di atas dapat disimpulkan pengeluaran lebih kecil dari anggaran tetapi waktu pelaksanaan lebih lama dari jadwal yang direncanakan. Pengeluaran proyek lebih kecil dari anggaran karena ada efisiensi pekerjaan struktur, pekerjaan baja, dan pekerjaan arsitektur, sedangkan pelaksanaan pekerjaan melebihi jadwal pelaksanaan hal ini disebabkan adanya keterlambatan pekerjaan
IV-33
Pengaruh Kebijakan Owner Terhadap Kinerja Kontraktor Pada Proyek PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung
lantai, partisi & atap yang disebabkan terlambatnya datangnya mesin highspeed 800 mmw dari jepang serta adanya perubahan design dan spesifikasi keramik pada bangunan kantin dan loker. ◘
Pada minggu ke-22, indikator yang didapat : -
ACWP (pengeluaran)
= Rp.4,426,344,350.00
-
BCWP (nilai hasil)
= Rp.4,886,939,600.00
-
BCWS (alokasi anggaran)
= Rp.4,925,000,000.00
-
CV (Varians biaya)
= 460,595,250.00
-
SV (Varians jadwal)
= -38,060,400.00
-
CPI ( Indeks kinerja biaya)
= 1.1041
-
SPI (Indeks kinerja jadwal)
= 0.9923
Dari hitungan varians biaya dan jadwal didapat nilai varians biaya (CV) positif dan varians jadwal (SV) negatif, dari perhitungan indeks produktifitas dan kinerja di atas didapat indeks kinerja biaya (CPI) lebih dari satu dan indeks kinerja jadwal (SPI) kurang dari satu. Dari analisis di atas dapat disimpulkan pengeluaran lebih kecil dari anggaran tetapi waktu pelaksanaan lebih lama dari jadwal yang direncanakan. Pengeluaran proyek lebih kecil dari anggaran karena ada efisiensi pekerjaan struktur, pekerjaan baja, dan pekerjaan arsitektur, sedangkan pelaksanaan pekerjaan melebihi jadwal pelaksanaan hal ini disebabkan adanya keterlambatan pekerjaan lantai, partisi & atap yang disebabkan terlambatnya datangnya mesin highspeed 800 mmw dari jepang serta adanya perubahan design dan spesifikasi keramik pada bangunan kantin dan loker.
IV-34
Pengaruh Kebijakan Owner Terhadap Kinerja Kontraktor Pada Proyek PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung
IV-35
Pengaruh Kebijakan Owner Terhadap Kinerja Kontraktor Pada Proyek PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung
BAB V PENUTUP
5.1
Kesimpulan
5.1.1
Dari hasil analisis dan pembahasan pada bab IV di dapat data kejadian sebagai berikut : a) Terjadi penyimpangan varians biaya (CV) dan indeks kinerja biaya (CPI) cukup besar dari anggaran pada minggu ke-dua dan ke-empat yang disebabkan biaya persiapan yang dikeluarkan lebih besar dari anggaran dan dimasukkannya material on site di dalam progress sebesar 40 % membuat kontraktor membeli material besi dan baja diawal untuk dapat mendongkrak progressnya, b) Pada minggu ke-delapan terjadi on schedule, karena perbandingan ACWP. BCWS, BCWP tidak terlalu besar, di sini jadwal pelaksanaan proyek berjalan sesuai dengan jadwal perencanaan. c) Pada minggu ke 10, terjadi penyimpangan jadwal (SV) dan indeks kinerja jadwal (SPI) yang disebabkan keterlambatan kedatangan mesin highspeed 800 mmW dari Jepang yang di suplay sendiri oleh pihak owner (PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk.), sehingga menyebabkan terjadi keterlambatan di pekerjaan partisi. d) Pada minggu ke 14, 16, 18, 20 dan 22, terjadi penyimpangan jadwal (SV) dan indeks kinerja jadwal (SPI) yang disebabkan perubahan desain dan spesifikasi keramik pada bangunan kantin dan loker juga keterlambatan kedatangan mesin highspeed 800 mmW yang di suplay sendiri oleh pihak
V-1
Pengaruh Kebijakan Owner Terhadap Kinerja Kontraktor Pada Proyek PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung
owner (PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk.) dari Jepang, sehingga menyebabkan terjadi keterlambatan di pekerjaan lantai, partisi, dan atap yang mengakibatkan pekerjaan menjadi lima bulan lebih lama dari rencana awal yang hanya empat bulan. . 5.1.2
Dari kejadian-kejadian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : a) Dimasukkannya material on site dalam penghitungan progress sangat mempengaruhi kinerja kontraktor di samping dapat meningkatkan progress yang akan mempercepat tercapainya termin juga cash flow kontraktor akan tetap terjaga jika kontraktor harus membeli material di muka yang dikarenakan harga material terutama besi dan baja yang tidak stabil. b) Material Supply By Owner (SBO) seperti mesin highspeed 800 mmW bisa mempengaruhi kinerja kontraktor apalagi material tersebut sangat vital penempatannya, sehingga kerterlambatan kedatangan material SBO bisa mempengaruhi pekerjaan kontraktor dikarenakan harus menunggu alat tersebut terpasang. c) Perubahan spesifikasi material dan desain di saat pekerjaan sedang berjalan bisa mempengaruhi kinerja kontraktor. Adanya perubahan spesifikasi material dan desain akan membuat kontraktor menunggu sehingga kontraktor tidak bisa membeli dan mengerjakan pekerjaannya yang seharusnya dalam jadwal pelaksanaan harus sudah dibeli dan dikerjakan.
5.2
Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, kami mempunyai beberapa saran yang
berkaitan dengan kinerja kontraktor: V-2
Pengaruh Kebijakan Owner Terhadap Kinerja Kontraktor Pada Proyek PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung
a) Setiap kebijakan yang diambil pemilik bisa mempengaruhi kinerja kontraktor, oleh sebab itu segala kebijakan yang di ambil harus di perhitungkan
untung
ruginya
bagi
kontraktor,
pemilik
dan
keberlangsungan proyek tersebut. b) Dalam penentuan desain dan spesifikasi harus dimatangkan terlebih dahulu dalam perencanaan sehingga dalam masa konstruksi dapat diminimalkan perubahan desain dan spesifikasi tersebut. c) Dalam menentukan material Supply By Owner (SBO) diperlukan koordinasi antara pemilik, kontraktor dan suplayer yang ditunjuk sehingga pengirimannya tidak menghambat dari pekerjaan kontraktor.
V-3
Pengaruh Kebijakan Owner Terhadap Kinerja Kontraktor Pada Proyek PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung
DAFTAR PUSTAKA
1.
Iman Soeharto, Manajemen Proyek (Dari Konseptual sampai Operasional) Jilid 2, Erlangga, Jakarta 2001.
2.
Wulfram I. Ervianto, Manajemen Proyek Konstruksi, Edisi Revisi, Andi Yogyakarta, 2005.
3.
Barrie, D. S, Paulson, B. C dan Sudinarto, Manajemen Konstruksi Profesional, Erlangga, Jakarta, 1990
viii
Pengaruh Kebijakan Owner Terhadap Kinerja Kontraktor Pada Proyek PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung
DAFTAR LAMPIRAN
ix