PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SD GUGUS DEWI SARTIKA DAN GUGUS HASANUDIN KOTA TEGAL
Skripsi disajikan sebagai salah satu syarat untuk memeroleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh Khoiru Nawawi 1401412507
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang. Hari, tanggal : Kamis, 2 Juni 2016 Tempat
: Tegal
iii
PENGESAHAN Skripsi dengan judul Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal, oleh Khoiru Nawawi 1401412507, telah dipertahankan di hadapan sidang panitia ujian skripsi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang pada tanggal 14 Juni 2016.
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN Motto 1.
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya (QS. Al Baqoroh: 286).
2.
Manakala kalian lewat taman-taman surga (majelis-majelis ilmu), maka berbahagialah! (HR.Imam Thabrani).
3.
Terkadang kesulitan harus kamu rasakan terlebih dulu sebelum kebahagiaan yang sempurna datang kepadamu (R.A. Kartini).
4.
Rumus 6x2 lebih baik daripada rumus 2x6, artinya enam kali belajar masingmasing dua topik lebih baik hasilnya daripada dua kali belajar masing-masing enam topik (Penulis).
Persembahan Untuk Ibu Shofi’ah dan Bapak Abdul Qodar, Adik-adikku Indah dan Salisa, serta keluarga besarku. Guru-guruku dan Dosen-dosenku, mahasiswa PGSD UPP Tegal FIP UNNES angkatan 2012, dan teman-teman di Kontrakan Abah Khoyir.
v
PRAKATA Puji Syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, sehingga dapat menyelesaikan pembuatan skripsi yang berjudul “Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal”. Tujuan dari penulisan skripsi ini untuk memenuhi sebagian syarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan. Penulisan skripsi ini tidak lepas dari hambatan, tetapi berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, kesulitan itu dapat teratasi. Maka dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menempuh pendidikan di Universitas Negeri Semarang. 2. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan izin dan dukungan dalam penyusunan skripsi ini. 3. Drs. Isa Ansori, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan untuk memaparkan gagasan dalam bentuk skripsi ini. 4. Drs. Utoyo, M.Pd., Koordinator PGSD UPP Tegal yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.
vi
5. Drs. Noto Suharto, M.Pd., sebagai dosen pembimbing 1 yang telah memberikan bimbingan pengarahan, saran, dan motivasi yang sangat bermanfaat bagi penulis, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 6. Drs. Utoyo, M.Pd., sebagai dosen pembimbing 2 yang telah memberikan bimbingan pengarahan, saran, dan motivasi yang sangat bermanfaat bagi penulis, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 7. Kesbangpolinmas, BAPPEDA Kota Tegal, Dinas Pendidikan Kota Tegal, dan UPPD Tegal Selatan yang telah memberikan izin penelitian. 8. Kepala Sekolah Dasar Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian. 9. Guru kelas V SD Negeri Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal yang telah memberikan kesempatan dan bantuan dalam mengadakan penelitian. 10. Segenap siswa kelas V SD Negeri Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal yang telah bersedia bekerjasama dalam penelitian. 11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini. Atas bantuan dan pengorbanan yang telah diberikan, semoga mendapat berkah dari Allah SWT. Penulis menerima kritik dan saran yang membangun untuk skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang terkait.
Tegal, 23 Mei 2016 Penulis vii
ABSTRAK Nawawi, Khoiru. 2016. Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal. Skripsi, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. Dosen Pembimbing: Drs. Noto Suharto, M.Pd dan Drs. Utoyo, M.Pd Kata Kunci: Hasil belajar; kebiasaan belajar; motivasi belajar Mutu pendidikan dapat diketahui salah satunya melalui hasil belajar siswa. Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami kegiatan belajar. Ada beberapa faktor yang memengaruhi hasil belajar diantaranya kebiasaan belajar dan motivasi belajar. Siswa yang mempunyai kebiasaan belajar yang teratur dan rutin akan memengaruhi hasil belajar yang diperoleh. Begitu pula siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi akan memengaruhi nilai hasil belajar yang tinggi juga. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh kebiasaan belajar dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal. Penelitian ini menggunakan metode ex post facto dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal yang berjumlah 197 siswa. Sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin dan Proporsional Random Sampling sehingga didapatkan sampel sebanyak 132 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan dokumentasi untuk hasil belajar dan angket tertutup dengan skala likert 4 untuk kebiasaan belajar serta motivasi belajar. Data penelitian dianalisis dengan menggunakan regresi linier sederhana dan analisis regresi ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Ada pengaruh yang signifikan antara kebiasaan belajar terhadap hasil belajar dengan hasil penelitian diperoleh thitung > ttabel yaitu 2,503 > 1,978 dan korelasi keduanya sebesar 0,214 atau rendah. Besar sumbangan kebiasaan belajar terhadap hasil belajar siswa sebesar 4,6%; (2) Ada pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar terhadap hasil belajar dengan hasil penelitian diperoleh diperoleh thitung > ttabel (3,522 > 1,978) dan korelasi keduanya dalam kategori rendah (0,295). Besar sumbangan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa sebesar 8,7%; (3) Ada pengaruh yang signifikan antara kebiasaan belajar dan motivasi belajar terhadap hasil belajar dengan hasil penelitian diperoleh Fhitung > Ftabel (6,171 > 3,066) dan korelasi ganda dalam kategori rendah (0,295). Besar sumbangan kebiasaan belajar dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa sebesar 8,7%. Saran peneliti adalah guru hendaknya membiasakan siswa suka membaca dan membantu menghadapi kesulitan belajar siswa seperti memberikan dorongan saat siswa dapat hasil belajar rendah. viii
DAFTAR ISI Halaman JUDUL ...............................................................................................................
i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .........................................................
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................... iii PENGESAHAN ................................................................................................. iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN .....................................................................
v
PRAKATA ......................................................................................................... vi ABSTRAK ......................................................................................................... viii DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix DAFTAR TABEL .............................................................................................. xii DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xv BAB 1.
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah .........................................................................
1.2
Identifikasi Masalah ............................................................................... 12
1.3
Pembatasan Masalah .............................................................................. 13
1.4
Rumusan Masalah .................................................................................. 13
1.5
Tujuan Penelitian .................................................................................... 14
1
1.5.1 Tujuan Umum ........................................................................................ 14 1.5.2 Tujuan Khusus ........................................................................................ 14 1.6
Manfaat Penelitian .................................................................................. 15 ix
1.6.1 Manfaat Teoritis ..................................................................................... 15 1.6.2 Manfaat Praktis ...................................................................................... 15 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1
Kerangka Teori ....................................................................................... 17
2.1.1 Hakikat Hasil Belajar ............................................................................. 17 2.1.2 Kebiasaan Belajar ................................................................................... 23 2.1.3 Motivasi Belajar ..................................................................................... 32 2.1.4 Hubungan antar Variabel ....................................................................... 44 2.2
Penelitian yang Relevan .......................................................................... 46
2.3
Kerangka Berpikir ................................................................................... 53
2.4
Hipotesis Penelitian ................................................................................. 56
3
METODE PENELITIAN
3.1
Desain Penelitian .................................................................................... 57
3.2
Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................ 59
3.2.1 Waktu Penelitian .................................................................................... 59 3.2.2 Tempat Penelitian ................................................................................... 59 3.3
Populasi dan Sampel .............................................................................. 59
3.3.1 Populasi .................................................................................................. 59 3.3.2 Sampel dan Teknik Sampling ................................................................ 60 3.4
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ......................... 62
3.4.1 Variabel Penelitian ................................................................................. 62 3.4.2 Definisi Operasional Variabel ................................................................ 63 x
3.5
Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 65
3.5.1 Wawancara .............................................................................................. 65 3.5.2 Angket atau Kuesioner ........................................................................... 66 3.5.3 Dokumentasi............................................................................................ 66 3.6
Instrumen Penelitian ................................................................................ 66
3.6.1 Instrumen Variabel Hasil Belajar ........................................................... 67 3.6.2 Instrumen Variabel Kebiasaan Belajar ................................................... 67 3.6.3 Instrumen Variabel Motivasi Belajar ..................................................... 68 3.6.4 Uji Validitas Instrumen .......................................................................... 70 3.6.5 Reliabilitas Instrumen ............................................................................ 72 3.7
Metode Pengolahan dan Analisis Data ................................................... 73
3.7.1 Analisis Deskriptif .................................................................................. 73 3.7.2 Teknik Prasyarat Analisis ....................................................................... 74 3.7.3 Analisis Akhir (Pengujian Hipotesis) ..................................................... 78 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian ...................................................................................... 83
4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................................ 83 4.1.2 Deskripsi Responden ............................................................................... 84 4.1.3 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian ................................................... 85 4.1.4 Hasil Uji Prasyarat Analisis .................................................................... 102 4.1.5 Hasil Analisis Akhir ................................................................................ 106 4.2
Pembahasan ............................................................................................. 116 xi
4.2.1 Pengaruh Kebiasaan Belajar Terhadap Hasil Belajar ............................. 186 4.2.1 Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar ............................... 128 5
PENUTUP
5.1
Simpulan ................................................................................................. 140
5.2
Saran ....................................................................................................... 141
5.2.1 Bagi Orang Tua ...................................................................................... 141 5.2.2 Bagi Guru ............................................................................................... 142 5.2.3 Bagi Kepala Sekolah .............................................................................. 142 Daftar Pustaka .................................................................................................... 143 Glosarium ........................................................................................................... 147 Lampiran ............................................................................................................ 151
xii
DAFTAR TABEL Tabel
Halaman
3.1
Populasi Penelitian ................................................................................
60
3.2
Proporsi Pengambilan Sampel Penelitian .............................................
62
3.3
Kisi-kisi Angket Kebiasaan Belajar (Uji Coba) ..................................... 68
3.4
Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar (Uji Coba) ....................................... 69
3.5
Hasil Uji Validitas Angket Kebiasaan Belajar ....................................... 71
3.6
Hasil Uji Validitas Angket Motivasi Belajar ......................................... 72
3.7
Pedoman Konversi Skala-5 .................................................................... 73
3.8
Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai R .................................................. 79
3.9
Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai R .................................................. 81
4.1
Data Responden Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin ........................
84
4.2
Data Responden Penelitian Berdasarka Usia ........................................
85
4.3
Hasil Analisis Deskriptif Variabel Penelitian .......................................
86
4.4
Rentang Nilai Indeks (Three Box Method) ............................................ 90
4.5
Pedoman Konversi Skala-5 .................................................................... 90
4.6
Frekuensi Hasil Nilai Rata-rata UTS Genap .......................................... 91
4.7
Nilai Indeks Kebiasaan Belajar .............................................................. 96
4.8
Nilai Indeks Motivasi Belajar ................................................................ 100
4.9
Rekapitulasi Rata-Rata Indeks Variabel ................................................ 101
4.10
Hasil Uji Normalitas Data ...................................................................... 102
4.11
Hasil Uji Linieritas Kebiasaan Belajar dengan Hasil Belajar ................ 103
4.12
Hasil Uji Linieritas Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar .................. 104
4.13
Hasil Uji Multikolinearitas Data ............................................................ 105
4.14
Hasil Uji Heteroskedastisitas Data ......................................................... 106
4.15
Hasil Uji Regresi Sederhana Variabel Kebiasaan Belajar ..................... 107
4.16
Hasil Uji Regresi Sederhana Variabel Motivasi Belajar ........................ 107
4.17
Hasil Uji Regresi Ganda ......................................................................... 111
4.18
Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai R .................................................. 114 xiii
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1
Halaman
Kerangka Berpikir Penelitian ................................................................. 48
xiv
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
Halaman
1
Daftar Nama Siswa Populasi Penelitian ................................................... 147
2
Daftar Nama Siswa Sampel Penelitian ..................................................... 151
3
Daftar Nama Siswa Sampel Uji Coba Angket .......................................... 155
4
Kisi-Kisi Angket Kebiasaan Belajar (Uji Coba) ...................................... 156
5
Kisi-Kisi Angket Motivasi Belajar (Uji Coba) ......................................... 157
6
Angket Uji Coba Kebiasaan Belajar dan Motivasi Belajar ...................... 158
7
Kisi-Kisi Angket Penelitian Kebiasaan Belajar (Setelah Uji Coba).......... 164
8
Kisi-Kisi Angket Penelitian Motivasi Belajar (Setelah Uji Coba) ............ 165
9
Angket Penelitian Kebiasaan Belajar dan Motivasi Belajar ..................... 166
10
Lembar Validasi Angket ............................................................................ 171
11
Tabel Pembantu Analisis Hasil Uji Coba Angket Kebiasaan Belajar ...... 176
12
Tabel Pembantu Analisis Hasil Uji Coba Angket Motivasi Belajar ......... 178
13
Uji Validitas dan Reabilitas Uji Coba Angket Kebiasaan Belajar ........... 180
14
Uji Validitas dan Reabilitas Uji Coba Angket Motivasi Belajar ............... 182
15
Rekapitulasi Uji Validitas Angket Penelitian ........................................... 184
16
Rekapitulasi Uji Reabilitas ....................................................................... 186
17
Data Hasil Penelitian Angket Kebiasaan Belajar ..................................... 187
18
Data Hasil Penelitian Angket Motivasi Belajar ........................................ 195
19
Rekapitulasi Skor Hasil Data Kebiasaan Belajar dan Motivasi Belajar ... 201
20
Daftar Nilai Rata-rata UTS pada Sampel Penelitian ................................ 205
21
Rekapitulasi Skor Hasil Belajar (Y), Kebiasaan Belajar (X1) dan Motivasi Belajar (X2) ................................................................................ 209
22
Tabel Kriteria Penilaian Hasil Belajar ...................................................... 213
23
Tabel Nilai Indeks Variabel Kebiasaan Belajar ........................................ 214
24
Tabel Nilai Indeks Variabel Kebiasaan Belajar ........................................ 216
25
Hasil Uji Normalitas Data ......................................................................... 218
26
Hasil Uji Linearitas Data ........................................................................... 220
27
Hasil Uji Multikolinearitas Data ................................................................ 225 xv
28
Hasil Uji Heteroskedastisitas Data ............................................................ 226
29
Hasil Analisis Regresi Sederhana Kebiasaan Belajar dengan Hasil Belajar ....................................................................................................... 227
30
Hasil Analisis Regresi Sederhana Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar ....................................................................................................... 228
31
Hasil Analisis Regresi Linier Ganda ........................................................ 229
32
Surat Rekomendasi Permohonan izin Penelitian dari BAPEDA .............. 230
33
Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian .................................... 232
34
Dokumentasi Penyebaran Angket ............................................................. 239
xvi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Masalah Perkembangan dan kemajuan pembangunan suatu negara sangat bergantung
dari kualitas sumber daya manusia yang dimilikinya. Suatu negara yang memiliki sumber daya manusia yang berkualitas tinggi, maka pembangunan negara tersebut akan berkembang secara pesat. Sebaliknya, kualitas sumber daya manusia yang rendah dapat menghambat pembangunan nasional suatu negara. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu wadah yang dapat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas tinggi dalam hal ini adalah pendidikan. Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu hak setiap individu anak bangsa untuk dapat menikmatinya. Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh manusia agar dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran. Keberadaan pendidikan yang sangat penting tersebut, telah diakui dan sekaligus memiliki legalitas yang sangat kuat sebagaimana yang tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1 yang menyebutkan bahwa: “Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan”. Selanjutnya pada ayat 3 dituangkan pernyataan yang berbunyi: “Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang”. Menurut Undang-Undang No. 20 tahun 2003 Bab I pasal 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa: 1
2
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi yang ada di dalam dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Langeveld dalam Munib (2012: 23) mengemukakan bahwa “pendidikan adalah suatu bimbingan yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai tujuan yaitu kedewasaan”. Manusia dikatakan dewasa apabila
sudah
mencakup
indikator
berikut:
manusia
yang
mandiri,
bertanggungjawab kepada perbuatannya dan dapat dimintai pertanggungjawaban atas perbuatannya tersebut, serta telah mampu memahami dan melaksanakan norma-norma atau moral dalam kehidupan. Manusia dapat menjadi manusia hanya melalui pendidikan, dalam konteks ini pendidikan dapat didefinisikan sebagai humanisasi (upaya memanusiakan manusia) artinya suatu upaya dalam rangka membantu manusia agar mampu hidup sesuai dengan martabat kemanusiaannya (Wahyudin, dkk, 2007: 1.29). Ada beberapa konsepsi dasar tentang pendidikan yang akan dilaksanakan, yaitu: pendidikan berlangsung seumur hidup, tanggungjawab pendidikan merupakan tanggungjawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah, serta pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia sebab dengan pendidikan, manusia akan memiliki kemampuan dan kepribadian yang berkembang (Munib, 2012: 24). Selama
berkembangnya
manusia
untuk
berusaha
meningkatkan
kehidupannya, seperti pengetahuan, kepribadian, dan kemampuan maka selama itulah pendidikan akan berjalan terus. Pendidikan mengemban tugas untuk
3
menghasilkan manusia yang berbudaya dan generasi yang baik. Pendidikan menyangkut kehidupan seluruh umat manusia yang digambarkan bahwa tujuan pendidikan adalah mencapai suatu kehidupan yang lebih baik. Tujuan pendidikan nasional yang sekarang berlaku mengacu berdasarkan Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II pasal 3 yang berbunyi: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Tujuan pendidikan nasional akan tercapai apabila didukung oleh semua komponen yang ada di dalam sistem yang bersangkutan. Unsur-unsur yang memengaruhi pendidikan meliputi: peserta didik, pendidik, tujuan, isi pendidikan, metode, dan lingkunagn (Munib, 2012 : 38). Demi terwujudnya tujuan pendidikan nasional, maka kegiatan pendidikan nasioanl dilaksanakan melalui tiga jalur sebagaimana yang tertuang dalam UU No. 20 tahun 2003 Bab 1 pasal 1 ayat 10 yang berbunyi: “Satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan”. Salah satu jalur pendidikan yang diselenggarakan pemerintah Indonesia adalah pendidikan formal. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang. Adapun yang dimaksud jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan siswa, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan. Pendidikan formal
4
terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi (UU No.20 tahun 2003 pasal 1 ayat 11). Jenjang pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah (BAB VI Pasal 17 ayat 1). Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau bentuk lain yang sederajat (BAB VI Pasal 17 ayat 2). Pendidikan dasar
berbentuk SD dapat diartikan sebagai proses
membimbing, mengajar, dan melatih siswa yang berusia 6-13 tahun untuk memberi bekal kemampuan dasar dalam aspek intelektual, sosial, dan personal yang sesuai dengan karakteristik perkembangannnya sehingga dia dapat melanjutkan pendidikan di SMP atau sederajat (Mikarsa, 2008: 1.13). Tujuan pendidikan di SD mencakup pembentukan dasar kepribadian siswa sebagai manusia Indonesia seutuhnya sesuai dengan tingkat perkembangan dirinya, pembinaan pemahaman dasar, dan seluk-beluk ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai landasan untuk belajar pada jenjang yang lebih tinggi serta hidup dalam masyarakat. Sementara fungsi pendidikan SD adalah fungsi edukatif daripada fungsi pengajaran, yaitu upaya bimbingan dan pembelajaran diorientasikan pada pembentukan landasan kepribadian yang kuat (Mikarsa, 2008: 1.17). Menurut Wahyudin, dkk (2007: 8.23) bahwa “kegiatan pendidikan hakikatnya belangsung sepanjang hayat, diselenggarakan di berbagai satuan pendidikan yang terdapat di jalur pendidikan informal, formal, dan nonformal”. Sekolah hanyalah sebagian saja dari keseluruhan kegiatan pendidikan, kegiatan
5
pendidikan berlangsung seumur hidup yang bisa diperoleh seseorang di lingkungan keluarga dan masyarakat. Maka peserta didik baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah tetap melaksanakan pendidikan diantaranya dengan cara belajar. Pengertian belajar Menurut Siregar dan Nara (2011: 3) adalah sebuah proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak masih bayi (bahkan dalam kandungan) hingga liang lahat. Sementara itu, Spears dalam Sardiman (2014: 20) mengatakan “Learning is to observe, to read, to imitate, to try something themselves, to listen, to follow direction (Belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu pada dirinya sendiri, mendengar, dan mengikuti aturan)”. Pendapat lain dikemukakan Ahmadi dan Supriyono (2013: 128), “belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memeroleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Belajar merupakan sebuah sistem yang di dalamnya terdapat berbagai unsur yang saling kait-mengait sehingga menghasilkan perubahan perilaku. Gagne (1997) dalam Rifa’i dan Anni (2012: 68) membagi unsur belajar menjadi empat, yaitu: peserta didik, rangsangan atau stimulus, memori, dan respon. Kegiatan belajar akan terjadi pada diri peserta didik apabila terdapat interaksi antara stimulus dan memori, sehingga perilakunya berubah dari waktu sebelum dan sesudah adanya stimulus tersebut. Siswa terpacu belajar karena ada berbagai faktor. Menurut Slameto (2013: 54) faktor-faktor yang memengaruhi belajar digolongkan menjadi dua, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern merupakan faktor yang ada dalam diri
6
individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor intern dibagi tiga golongan, yaitu: faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan. Faktor ekstern digolongkan menjadi tiga, yaitu: faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat. Senada dengan itu, Rifa’i dan Anni (2012: 80-81) membagi faktor-faktor yang memengaruhi belajar menjadi dua, yaitu kondisi internal dan kondisi eksternal. Kondisi internal mencakup kondisi fisik, psikis, dan sosial. Sedangkan kondisi eksternal seperti variasi dan tingkat kesulitan materi belajar yang dipelajari, tempat belajar, iklim, suasana lingkungan, dan budaya belajar masyarakat yang akan memengaruhi kesiapan, proses, dan hasil belajar. Hasil belajar menurut Winkel (1996) dalam Purwanto (2011: 45) adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Rifa’i dan Anni (2012: 69) berpendapat bahwa “hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami kegiatan belajar”. Hasil belajar merupakan realisasi tercapainya tujuan pendidikan sehingga hasil belajar yang diukur sangat tergantung pada tujuan pendidikannya. Hasil belajar peserta didik akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek tertentu (Hamalik, 2012: 30). Aspek-aspek tersebut adalah: pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, budi pekerti, dan sikap. Menurut Wasliman (2007) dalam Susanto (2013: 12), “hasil belajar yang dicapai oleh siswa merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang memengaruhi, baik faktor internal maupun faktor eksternal”. Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri siswa, seperti: kecerdasan,
7
kesehatan, ketekunan, sikap, kondisi fisik, perhatian, motivasi, minat, dan kebiasaan belajar. Faktor ekstern merupakan faktor yang berasal dari luar siswa, seperti: faktor lingkungan keluarga, faktor lingkungan sekolah, dan faktor masyarakat. Salah satu faktor penting yang dapat memengaruhi hasil belajar siswa yaitu kebiasaan belajar dan motivasi belajar. Faktor yang dapat memengaruhi hasil belajar adalah kebiasaan belajar. Aunurrahman (2013: 185) menyatakan “kebiasaan belajar adalah perilaku belajar seseorang yang telah tertanam dalam waktu yang relatif lama sehingga memberikan ciri dalam aktivitas belajar yang dilakukannya”. Hal ini berarti kebiasaan belajar merupakan perilaku belajar yang dilakukan siswa secara berulang-ulang dan lamakelamaan akan menjadi menetap dan bersifat otomatis. Menurut Djaali (2008: 128), “kebiasaan belajar dapat diartikan sebagai cara atau teknik yang menetap pada diri siswa pada waktu menerima pelajaran, membaca buku, mengerjakan tugas, dan pengaturan waktu untuk menyelesaikan kegiatan”. Setiap siswa memiliki kebiasaan belajar yang berbeda-beda yang disesuaikan dengan dirinya masing-masing. Kebiasaan belajar seseorang memengaruhi aktivitas belajarnya dan pada tujuannya dapat memengaruhi hasil belajar yang diperoleh. Tujuan adanya kebiasaan belajar pada siswa adalah agar memeroleh sikapsikap dan kebiasaan-kebiasaan perbuatan baru yang lebih tepat dan positif dalam arti selaras dengan kebutuhan ruang dan waktu (Syah, 2015: 128). Djaali (2008: 128) mengungkapkan kebiasaan belajar menjadi dua, yaitu: delay avodian (menghindari keterlambatan) dan work methods (cara kerja). Delay avodian menunjukkan menghindari diri dari hal-hal tertundanya penyelesaian tugas,
8
sedangkan work methods menunjukkan penggunaan cara belajar yang efektif dan efisien. Berdasarkan informasi yang diperoleh peneliti melalui wawancara yang dilakukan pada tanggal 13 Januari 2016 dan 6 Februari 2016 dengan kepala sekolah, guru kelas V, dan beberapa siswa di SD Negeri Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal, bahwa hasil belajar siswa masih rendah. Rendahnya hasil belajar siswa dipengaruhi adanya faktor kebiasaan belajar siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal yang masih buruk. Kebiasaan-kebiasaan buruk yang sering dilakukan siswa berupa belajar tidak teratur, siswa mudah jenuh atau cepat bosan saat belajar, belajar hanya menjelang ulangan atau ujian, sering mencontek teman, kurang memiliki catatan pelajaran yang lengkap, dan lain-lain. Ketidak teraturan belajar siswa saat di rumah merupakan hal yang dianggap biasa saja oleh siswa. Ketidak teraturan tersebut dipicu anak ingin melihat TV atau ingin bermain serta tidak mempunyai jadwal belajar yang teratur. Kebanyakan anak juga kurang perhatian atau bimbingan dari orang tua sehingga anak tidak terbiasa untuk belajar mandiri. Hal lain yang sering dialami siswa adalah mencontek saat ulangan berlangsung. Kegiatan seperti ini dilakukan siswa karena pada malam harinya tidak belajar sehingga saat ulangan berlangsung anak tidak memiliki pandangan jawaban yang berkaitan dengan soal serta kurang konsentrasi. Bentuk-bentuk perilaku yang buruk tersebut dapat memengaruhi aktivitas belajar siswa yang pada akhirnya menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa.
9
Seseorang akan berhasil dalam belajar kalau pada dirinya sendiri ada keinginan untuk belajar. Inilah prinsip dan hukum pertama dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran. Keinginan atau dorongan untuk belajar inilah yang disebut dengan motivasi (Sardiman, 2014: 40). Motivasi menurut Sardiman (2014: 73) diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif, motif menjadi aktif saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan atau mendesak. Menurut Wlodkowski (1985) dalam Siregar dan Nara (2011: 49) menyatakan “motivasi sebagai suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu dan memberi arah serta ketahanan pada tingkah laku tersebut”. Motivasi belajar menurut Uno (2014: 23) adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. “Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non-intelektual” (Sardiman, 2014: 75). Ali Imron (1996) dalam Siregar dan Nara (2013: 53-54) mengemukakan enam faktor yag memengaruhi motivasi belajar, sebagai berikut: cita-cita atau aspirasi pembelajar, kemampuan pembelajar, kondisi pembelajar, kondisi lingkungan pembelajar, unsur-unsur dinamis belajar, dan upaya guru dalam membelajarkan pembelajaran. Siregar dan Nara (2011: 51) menyatakan terdapat dua peranan penting motivasi dalam belajar yaitu: pertama, motivasi merupakan daya penggerak psikis dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin kelangsungan belajar demi mencapai satu tujuan. Kedua, motivasi memegang peranan penting dalam memberikan gairah, semangat, dan rasa senang dalam belajar sehingga siswa
10
yang mempunyai motivasi tinggi mempunyai energi yang banyak untuk melaksanakan kegiatan belajar. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa apabila anak mempunyai semangat atau motivasi belajar yang tinggi, maka akan terjadi kegiatan belajar sehingga menghasilkan hasil belajar siswa yang baik. Sebaliknya, jika anak tidak memiliki motivasi belajar, maka tidak akan terjadi kegiatan belajar pada diri anak tersebut. Apabila motivasi peserta didik rendah, maka diasumsikan bahwa hasil belajar siswa yang bersangkutan akan rendah. Berdasarkan informasi yang diperoleh peneliti melalui wawancara yang dilakukan pada tanggal 13 Januari 2016 dan 6 Februari 2016 dengan kepala sekolah, guru kelas V, dan beberapa siswa di SD Negeri Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal, diperoleh informasi bahwa hasil belajar siswa kelas V masih tergolong rendah. Hasil belajar siswa rendah selain disebabkan kebiasaan belajar, juga dipengaruhi motivasi belajar siswa yang masih kurang. Kurang termotivasinya belajar siswa dikarenakan berbagai faktor, baik dari dalam siswa maupun luar siswa. Faktor-faktor tersebut antara lain anggapan siswa yang penting masuk sekolah, kurang semangat mengikuti kegiatan proses belajarmengajar, kurang bimbingan belajar dari keluarga, banyak teman yang ganggu saat hendak belajar, kurang konsentrasi saat di kelas, kurangnya pujian dan hadiah dari guru, serta guru kurang variasi dalam pembelajaran. Hal ini dirasa siswa kurang bersemangat dalam belajar sehingga nilai hasil belajar siswa masih banyak yang kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Tanda siswa yang kurang motivasi belajar dapat dilihat saat mereka mengikuti pembelajaran, contohnya pasif saat pembelajaran, malu menjawab saat ditanya guru, kurang partisipasi dalam
11
kelompok, mudah mengeluh, susah menerima materi dari guru, dan sebagainya. Tanda semacam ini yang sangat dikeluhkan guru saat berlangsungnya pembelajaran. Jika guru menemui siswa yang seperti ini tidak dibiarkan begitu saja, namun guru memberikan pendekatan khusus agar mereka mau mengikuti pembelajaran dengan lebih giat. Kemampuan yang dimiliki setiap siswa berbeda-beda, baik tingkat kebiasaan belajar maupun motivasi belajar. Kebiasaan belajar siswa ada yang teratur dan ada yang kurang teratur. Guru hendaknya membangun kebiasaan belajar siswa yang teratur saat pembelajaran berlangsung. Orang tua juga dituntut agar lebih memerhatikan atau membimbing anak saat belajar di rumah. Tujuannya agar anak terbiasa melakukan belajar secara terus-menerus dan lama-kelamaan akan menjadi kebiasaan pada diri anak. Begitu pula motivasi belajar siswa, ada siswa yang motivasi belajar tinggi dan ada pula motivasi belajarnya rendah. Perbedaan tingkat motivasi ini dapat disikapi guru dengan cara membangkitkan motivasi siswa yang kurang motivasi belajarnya dan memuji siswa yang mempunyai motivasi tinggi. Orang tua juga perlu memotivasi anak agar lebih giat dalam belajarnya. Motivasi belajar yang tinggi dan seringnya siswa melakukan belajar setiap hari, secara tidak langsung akan berdampak pada tujuannya yaitu nilai hasil belajar yang memuaskan. Penelitian yang relevan dengan masalah tersebut yaitu penelitian yang dilakukan oleh Setyowati (2007) dengan judul penelitian “Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMPN 13 Semarang”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi belajar pada siswa kelas VII SMPN 13
12
Semarang dalam kategori cukup. Berdasarkan perhitungan diperoleh 29,766 dengan taraf signifikansi 5% yang berarti ada pengaruh yang signifikan motivasi belajar terhadap hasil belajar pada siswa kelas VII SMPN 13 Semarang. Besarnya motivasi belajar yang memengaruhi hasil belajar siswa kelas VII SMPN 13 Semarang sebesar 29,766 sedangkan 71,344 dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti oleh peneliti dikarenakan keterbatasan dana, waktu, serta kemampuan. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Abdul Rohman M.S (2012) dengan judul “Hubungan Kebiasaan Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas IV SD pada Mata Pelajaran Matematika di Gugus V Kecamatan Wonosari Kecamatan Gunung Kidul Tahun Ajaran 2011/2012”. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan positif dan signifikan kebiasaan belajar dengan prestasi belajar matematika, hal tersebut ditunjukkan dari harga rhitung yang diolah dengan bantuan SPSS versi 17 sebesar 0,300 sedangkan rtabel dengan N=89 (90) pada taraf signifikansi 5% sebesar 0,207, sehingga rhitung > rtabel (0,300 > 0,207). Berdasarkan pemaparan tersebut, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai kebiasaan belajar dan motivasi belajar siswa dengan judul “Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal”.
1.2
Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang, dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai
berikut: (1) Sebagian hasil belajar siswa masih kurang dari Kriteria Ketuntasan Mimimal (KKM).
13
(2) Kebiasaan belajar siswa yang kurang teratur atau kurang disiplin saat dirumah. (3) Kebiasaan belajar siswa yang masih buruk saat mengikuti pembelajaran di sekolah. (4) Orang tua siswa kurang membimbing saat anak belajar. (5) Siswa kurang termotivasi saat proses belajar mengajar. (6) Siswa masih perlu lebih banyak bentuk motivasi belajar dari luar siswa.
1.3
Pembatasan Masalah Dalam penelitian perlu adanya pembatasan masalah untuk menghindari
kesalahpahaman maksud dan tujuan penelitian serta agar lebih efektif dan efisien. Oleh karena itu, peneliti perlu membatasi masalah sebagai berikut: (1) Populasi penelitian ini adalah siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal. (2) Variabel yang akan diteliti yaitu kebiasaan belajar, motivasi belajar, dan hasil belajar siswa. (3) Hasil belajar siswa yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai Ulangan Tengah Semester (UTS) genap Tahun Ajaran 2015/2016.
1.4
Rumusan Masalah Rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut: (1) Bagaimanakah pengaruh kebiasaan belajar terhadap hasil belajar siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal Tahun Ajaran 2015/2016?
14
(2) Bagaimanakah pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal Tahun Ajaran 2015/2016? (3) Bagaimanakah pengaruh kebiasaan belajar dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal Tahun Ajaran 2015/2016?
1.5
Tujuan Penelitian Penelitian ini memiliki beberapa tujuan. Tujuan penelitian yang akan
diuraikan dalam bagian ini terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum merupakan tujuan penelitian dari sudut pandang secara luas. Tujuan khusus adalah tujuan penelitian dari sudut pandang yang lebih sempit. Berikut uraian tujuannya: 1.5.1
Tujuan Umum Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
kebiasaan belajar dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal Tahun Ajaran 2015/2016. 1.5.2
Tujuan Khusus
(1) Menganalisis dan mendeskripsikan pengaruh kebiasaan belajar terhadap hasil belajar siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal Tahun Ajaran 2015/2016. (2) Menganalisis dan mendeskripsikan pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal Tahun Ajaran 2015/2016.
15
(3) Menganalisis dan mendeskripsikan pengaruh kebiasaan belajar dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal Tahun Ajaran 2015/2016.
1.6
Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1.6.1
Manfaat Teoritis
(1) Memberikan gambaran tentang pengaruh kebiasaan belajar dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal Tahun Ajaran 2015/2016. (2) Menambah referensi bahan kajian penelitian yang relevan di bidang psikologi. 1.6.2
Manfaat Praktis
1.6.2.1 Bagi Siswa (1) Menumbuhkan kebiasaan belajar yang teratur dan baik. (2) Menumbuhkan motivasi kepada siswa agar giat belajar dan memiliki motivasi belajar yang tinggi. 1.6.2.2 Bagi Guru (1) Guru mampu membiasakan siswa agar memiliki kebiasaan belajar yang baik dalam kelas. (2) Hasil penelitian digunakan sebagai bahan masukan guru untuk meningkatkan keterampilan memberikan motivasi kepada siswa. (3) Pedoman guru untuk mengajak orang tua siswa untuk lebih memerhatikan anaknya.
16
1.6.2.3 Bagi Sekolah (1) Memberikan informasi bagi sekolah untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa. (2) Meningkatkan mutu pendidikan sekolah. 1.6.2.4 Bagi Orang Tua (1) Membiasakan anak agar teratur belajar saat di rumah. (2) Menambah pengetahuan dan menimbulkan kesadaran bagi orang tua untuk lebih memerhatikan dan memotivasi anaknya dalam belajar. 1.6.2.5 Bagi Peneliti (1) Meningkatkan kemampuan dan keterampilan peneliti untuk mengadakan penelitian dalam bidang psikologi pendidikan. (2) Meningkatkan wawasan peneliti dalam bidang psikologi pendidikan berkaitan dengan kebiasaan belajar dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa di sekolah dasar.
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1
Kerangka Teori Bagian ini berisi teori-teori yang berhubungan dengan penelitian. Teori
yang berhubungan dengan penelitian ini adalah hakikat hasil belajar, kebiasaan belajar, motivasi belajar, dan hubungan antar variabel. Uraian selengkapnya sebagai berikut: 2.1.1
Hakikat Hasil Belajar
2.1.1.1 Pengertian Belajar Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah. Belajar merupakan sebuah proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak masih bayi bahkan dalam kandungan hingga liang lahat (Siregar dan Nara, 2011: 3). Sementara itu, Spears dalam Sardiman (2014: 20) mengatakan “Learning is to observe, to read, to imitate, to try something themselves, to listen, to follow direction” (Belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu pada dirinya sendiri, mendengar, dan mengikuti aturan). Pendapat Gagne yang dikutip oleh Rifa’i dan Anni (2012: 66) menyatakan bahwa “belajar merupakan perubahan disposisi atau kecakapan manusia yang berlangsung selama periode waktu tertentu dan perubahan perilaku itu tidak berasal dari proses pertumbuhan”. Sementara Whittaker dalam Ahmadi dan Supriyono (2013: 126) mendefinisikan “belajar sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman”. 17
18
Pendapat lain dikemukakan Abdillah dalam Aunurrahman (2013: 35) menyatakan bahwa “belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik untuk memeroleh tujuan tertentu”. Menurut Slameto (2013: 2) “belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memeroleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Belajar merupakan suatu proses perubahan di dalam tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan tingkah laku ini mencakup perubahan dalam kebiasaan, sikap, dan keterampilan atau psikomotorik (Susanto, 2015: 4). Perubahan-perubahan tersebut akan dinyatakan dalam seluruh aspek tingkah laku. Seseorang yang telah melakukan belajar akan memiliki ciri-ciri perubahan tingkah lakunya. Ciri-ciri perubahan tingkah laku tersebut seperti diungkap oleh Slameto (2013: 3-7), diantaranya: perubahan yang terjadi secara sadar, perubahan dalam belajar bersifat fungsional, perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif, perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara, perubahan dalam belajar terarah, dan perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku. Perubahan terjadi secara sadar berarti seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu sekurang-kurangnya ia merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya. Perubahan dalam belajar bersifat fungsional, artinya satu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya.
19
Perubahan tingkah laku yang ketiga adalah perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif, maksudnya perubahan-perubahan itu senantiasa bertambah dan tertuju untuk memeroleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara, berarti seseorang yang telah belajar akan bersifat menetap atau permanen. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah, berarti perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. Perubahan tingkah laku yang terakhir adalah perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku. Aspek tingkah laku tersebut adalah sikap kebiasaan, keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya. Beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu pada dirinya sendiri, mendengar, dan mengikuti aturan yang berlangsung periode waktu tertentu demi perubahan kecakapan manusia dan perubahan perilaku. 2.1.1.2 Pengertian Hasil Belajar Proses pendidikan selalu ada input (masukan) berupa peserta didik kemudian dilakukan proses atau pembelajaran yang akhirnya menghasilkan output (keluaran) berupa lulusan yang memeroleh hasil belajar yang diinginkan. Hasil belajar menurut Winkel (1996) dalam Purwanto (2014: 45) adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Rifa’i dan Anni (2012: 69) berpendapat bahwa “hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami kegiatan belajar”. Nawawi dalam Susanto (2015: 5) menyatakan bahwa “hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam memelajari materi pelajararan
20
di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal jumlah materi pelajaran tertentu”. Sudjana (2011: 22) menyatakan bahwa “hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”. Pendapat lain oleh Karwati dan Priansa (2014: 216) mendefinisikan “hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai atau diperoleh siswa berkat adanya usaha atau pikiran yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan, dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga nampak perubahan tingkah laku pada diri individu”. Hasil belajar siswa akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek tertentu (Hamalik, 2012: 30). Aspek-aspek tersebut adalah: pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, budi pekerti, dan sikap. Berdasarkan pengertian para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah belajar sehingga tampak pada dirinya perubahan tingkah laku. Tingkah laku yang berubah bisa berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap. 2.1.1.3 Macam-Macam Hasil Belajar Penilaian hasil belajar siswa mencakup berbagai hal yang dipelajari di sekolah. Kingsley dalam Sudjana (2011: 22) membagi macam-macam hasil belajar menjadi tiga macam, yaitu: (1) keterampilan dan kebiasaan; (2) pengetahuan dan pengertian; (3) sikap dan cita-cita. Hampir sama yang diungkap oleh Gagne dengan mengklasifikasikan kategori hasil belajar menjadi lima, yaitu: (1) informasi verbal; (2) keterampilan intelektual; (3) strategi kognitif; (4) sikap; dan (5) keterampilan motoris.
21
Macam-macam hasil belajar menurut Susanto (2015: 6) meliputi pemahaman konsep (aspek kognitif), keterampilan proses (aspek psikomotor), dan sikap siswa (aspek afektif). Pemahaman dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari, sedangkan konsep merupakan sesuatu yang tergambar dalam pikiran, suatu pemikiran, gagasan, atau suatu pengertian. Jadi, pemahaman konsep adalah seberapa besar siswa mampu menerima, menyerap, dan memahami pelajaran yang diberikan guru atau seberapa jauh siswa mengerti tentang gagasan atau suatu pengertian berupa hasil penelitian atau observasi langsung yang telah dilakukan. Orang yang telah memiliki konsep, berarti orang tersebut telah memiliki pemahaman yang jelas tentang sesuatu konsep atau citra. Untuk mengukur hasil belajar siswa yang berupa pemahaman konsep, guru dapat melakukan evaluasi produk. Evaluasi produk dapat dilaksanakan dengan mengadakan berbagai macam tes, baik secara lisan maupun tertulis. Dalam pembelajaran di SD, umumnya tes diselenggarakan dalam berbagai bentuk ulangan, baik ulangan harian, ulangan semesteran, maupun ulangan umum. Bentuk atau macam hasil belajar yang kedua adalah keterampilan proses. Keterampilan
proses
merupakan
keterampilan
yang
mengarah
kepada
pembangunan kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa. Selain kedua macam hasil belajar tersebut, ada satu macam hasil belajar lagi yaitu sikap. Sikap merupakan kecenderungan untuk melakukan sesuatu dengan cara, metode, pola, dan teknik tertentu terhadap dunia sekitarnya baik berupa individu-individu maupun objek-objek tertentu. Sikap merujuk pada perbuatan, perilaku, atau
22
tindakan seseorang. Dalam hubungannya dengan hasil belajar siswa, maka domain yang sangat berperan adalah pemahaman konsep dengan domain kognitif. 2.1.1.4 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Hasil Belajar Peristiwa belajar yang dialami siswa dapat diamati dari perbedaan perilaku sebelum dan setelah berada dalam peristiwa belajar. Penentuan keberhasilan belajar siswa adalah dengan mendapat nilai hasil belajar yang baik. Rifa’i dan Anni (2012: 80) menjelaskan faktor-faktor yang memberikan kontribusi terhadap proses dan hasil belajar adalah kondisi internal dan eksternal siswa. Kondisi internal mencakup kondisi fisik (kesehatan organ tubuh), kondisi psikis (kemampuan intelektual dan emosional), serta kondisi sosial (kemampuan bersosialisasi dengan lingkungan), sedangkan kondisi eksternal mencakup variasi dan tingkat kesulitan materi belajar yang dipelajari, tempat belajar, iklim, suasana lingkungan, dan budaya belajar masyarakat. Belajar yang berhasil mempersyaratkan pendidik memperhatikan kemampuan internal siswa dan situasi stimulus di luar siswa. Pendapat yang senada dikemukakan oleh Wasliman (2007) dalam Susanto (2013: 12) bahwa “hasil belajar yang dicapai oleh siswa merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang memengaruhi baik internal maupun eksternal”. Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri siswa dalam memengaruhi belajarnya, meliputi kecerdasan, minat, perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan. Sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar siswa yang memengaruhi hasil belajar, meliputi keluarga, sekolah, dan masyarakat. Lebih lanjut Djaali (2009) dalam Karwati dan Priansa (2014: 217) menyatakan bahwa faktor yang
23
memengaruhi pencapaian hasil belajar bisa berasal dari dalam diri orang yang belajar dan ada dari luar dirinya. Faktor dari dalam misalnya kesehatan, intelegensi, minat, cara belajar, dan motivasi, sedangkan faktor dari luar misalnya keluarga, sekolah, masyarakat, dan lingkungan sekitar. Dengan demikian, semakin jelas bahwa hasil belajar siswa merupakan hasil dari suatu proses yang didalamnya terlibat sejumlah faktor yang saling memengaruhinya. Tinggi rendahnya hasil belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut bisa datang dari diri siswa maupun dari luar siswa. Faktor yang datang dari diri siswa jauh lebih berpengaruh besar terhadap pencapaian hail belajar siswa, seperti kecerdasan anak, minat, kondisi fisik, kebiasaan belajar, dan motivasi belajar. 2.1.2
Kebiasaan Belajar
2.1.2.1 Pengertian Kebiasaan Belajar Belajar bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan, sikap, kecakapan, dan keterampilan yang dilalui siswa agar menjadi kebiasaan (Slameto 2013: 82). Witherington dalam Djaali (2008: 128) mengartikan “kebiasaan adalah cara bertindak yang diperoleh melalui belajar secara berulang-ulang yang pada akhirnya menjadi menetap dan bersifat otomatis”. Sementara itu, Burghardt (1973) dalam Syah (2013: 121) berpendapat bahwa “kebiasaan itu timbul karena proses penyusutan kecenderungan respons dengan menggunakan stimulasi yang berulangulang”. Maksud dari penyusutan kecenderungan respons adalah pembiasaan pengurangan perilaku yang tidak diperlukan. Proses penyusutan atau pengurangan ini muncul suatu pola bertingkah laku baru yang relatif menetap dan otomatis.
24
Kebiasaan belajar cenderung menguasai perilaku siswa pada setiap mereka melakukan kegiatan belajar. Djaali (2008: 128) mengungkapkan tentang “kebiasaan belajar diartikan sebagai cara atau teknik yang menetap pada diri siswa pada waktu menerima pelajaran, membaca buku, mengerjakan tugas, dan pengaturan waktu untuk menyelesaikan kegiatan”. Aunurrahman (2011: 185) mendefinisikan “kebiasaan belajar adalah perilaku belajar seseorang yang telah tertanam dalam waktu yang relatif lama sehingga memberikan ciri dalam aktivitas belajar yang dilakukannya”. Sementara itu, Syah (2013: 128) mengemukakan bahwa “kebiasaan belajar adalah proses pembentukan kebiasaan-kebiasaan baru atau perbaikan kebiasaan-perbaikan yang telah ada”. Tujuannya agar siswa memeroleh sikap-sikap dan kebiasaan-kebiasaan perbuatan baru yang lebih tepat dan positif dalam arti selaras dengan kebutuhan ruang dan waktu. Pendapat lain dikemukakan Sudjana (2014: 173) “keberhasilan siswa dalam mengikuti pelajaran banyak bergantung kepada kebiasaan belajar yang teratur dan berkesinambungan”. Berdasarkan pengertian para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa kebiasaan belajar adalah proses pembentukan kebiasaan-kebiasaan baru dalam aktivitas belajar siswa dengan waktu yang lama agar muncul suatu pola tingkah laku baru yang relatif menetap dan otomatis. Perbuatan menyenangkan dalam belajar cenderung untuk diulang. Oleh karena itu, tindakan kebiasaan belajar akan memengaruhi siswa dalam memraktikkan belajar dalam kehidupan sehari-hari. 2.1.2.2 Peranan Kebiasaan Belajar dalam Kegiatan Belajar Kebiasaan belajar cenderung menguasai perilaku siswa pada setiap mereka melakukan kegiatan belajar. Hal ini disebabkan kebiasaan sebagai cara yang mudah
25
dan tidak memerlukan konsentrasi dan perhatian yang besar. Suryabrata dalam Djaali (2008: 129) merumuskan cara belajar yang efisien adalah dengan usaha sekecil-kecilnya memberikan hasil yang sebesar-besarnya bagi perkembangan individu yang belajar. Mengenai cara belajar yang efisien belum menjamin keberhasilan dalam belajar. Namun, yang paling penting siswa mampu memraktikkannya dalam belajar sehari-hari, sehingga lama-kelamaan menjadi kebiasaan, baik di dalam kelas maupun di luar sekolah. Syah (2015: 128) mengungkapkan peranan kebiasaan belajar agar siswa memeroleh sikap-sikap perbuatan baru yang lebih positif dalam arti selaras dengan kebutuhan waktu dan ruang. Arti positif tersebut selaras dengan norma dan tata nilai moral yang berlaku, baik yang bersifat religius maupun tradisional dan kultural. Kebiasaan belajar dapat diberlakukan untuk menopang pendidikan karakter. Djaali (2008: 128) mengungkapkan peranan kebiasaan belajar menjadi dua, yaitu: delay avoidan dan work methods. Delay Avoidan (menghindari keterlambatan) merupakan kebiasaan belajar yang merujuk pada ketepatan waktu penyelesaian tugas-tugas akademis, menghindarkan diri dari hal-hal yang memungkinkan tertundanya penyelesaian tugas, dan menghilangkan rangsangan yang akan mengganggu konsentrasi dalam belajar. Work Methods (cara kerja) merupakan kebiasaan belajar yang menunjuk kepada penggunaan cara (prosedur) belajar yang efektif dan efisien dalam mengerjakan tugas akademik dan keterampilan belajar. 2.1.2.3 Kebiasaan Tidak Baik dalam Belajar dan Cara Mengatasi Melihat kondisi nyata yang ada dalam kegiatan sehari-hari ditemukan adanya kebiasaan belajar yang kurang baik pada diri siswa. Kebiasaan tersebut
26
antara lain berupa: (1) belajar pada akhir semester; (2) belajar tidak teratur; (3) menyia-nyiakan kesempatan belajar; (4) bersekolah hanya untuk bergengsi; (5) datang terlambat bergaya pemimpin; (6) bergaya jantan seperti merokok; (7) sok menggurui teman; dan (8) bergaya minta “belas kasihan” tanpa belajar (Dimyati dan Mudjiono, 2009: 246). Senada dengan pendapat tersebut, Aunurrahman (2011: 185) mengungkapkan ada beberapa bentuk perilaku yang menunjukkan kebiasaan tidak baik dalam belajar diantaranya: (1) belajar tidak teratur; (2) daya tahan belajar rendah (belajar secara tergesa-gesa); (3) belajar ketika menjelang ulangan atau ujian; (4) tidak memiliki catatan pelajaran yang lengkap; (5) tidak terbiasa membuat ringkasan; (6) tidak memiliki motivasi untuk memperkaya materi pelajaran; (7) senang menjiplak pekerjaan teman dan kurang percaya diri di dalam menyelesaikan tugas; (8) sering datang terlambat; dan (9) melakukan kebiasaan-kebiasaan buruk, seperti merokok. Jenis-jenis kebiasaan belajar tersebut merupakan bentuk-bentuk yang tidak baik dalam belajar karena akan memengaruhi aktivitas belajar siswa yang pada akhirnya menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa. Maka dibutuhkan cara mengatasi atau mengubah sikap siswa yang tidak baik dalam belajar menjadi caracara yang baik dalam belajar. Crow and Crow (t.t) dalam Purwanto (2011: 116-120) mengemukakan cara-cara belajar yang baik, diantaranya: (1) adanya tugas-tugas yang jelas dan tegas; (2) belajar membaca yang baik; (3) gunakan metode keseluruhan dan metode bagian; (4) pelajari dan kuasai bagian-bagian yang sukar dari bahan yang dipelajari; (5) buat catatan-catatan pada waktu belajar; (6) kerjakan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan; (7) hubungkan bahan-bahan baru dengan
27
bahan yang lama; (8) gunakan berbagai sumber belajar; (9) pelajari baik-baik tabel, peta, grafik, dan gambar; serta (10) membuat rangkuman. Cara yang pertama dalam perbaikan sikap siswa adalah dengan adanya tugas yang jelas dan tegas. Adanya tugas-tugas yang jelas dari guru akan membentuk kebiasaan belajar yang efektif. Tugas yang jelas membuat perhatian siswa dapat diarahkan kepada hal-hal khusus mana saja yang perlu dipelajari dengan baik dan bagaimana cara mempelajarinya. Semakin jelas tugas yang diberikan oleh guru, semakin besar pula perhatian dan kemauan siswa untuk mengerjakan atau mempelajarinya. Kemampuan membaca seseorang memengaruhi pencapaian hasil belajar yang baik. Kepandaian membaca sangat diperlukan untuk memeroleh pengetahuan dan benar-benar mengerti apa yang dibacanya. Bahan-bahan dalam buku bukan hanya untuk dimengerti kata demi kata atau kalimat demi kalimat, tetapi harus diusahakan mengetahui apa isi buku tersebut. Bahkan lebih baik lagi jika pembaca dapat mengerti apa dan bagaimana pandangan pengarang dengan tulisanya itu. Membaca cepat dan efektif dapat tercapai dengan latihan terus-menerus. Pemilihan metode yang tepat merupakan hal yang penting dalam belajar. Pemilihan metode belajar harus berdasarkan tingkat keluasan dan tingkat kesulitan materi atau bahan yang dipelajari. Misalnya untuk mempelajari materi yang luas mungkin kurang sesuai jika menggunakan metode keseluruhan. Namun, untuk mempelajari bab demi bab lebih sesuai menggunakan metode keseluruhan. Mempelajari sebuah bab kurang tepat jika menggunakan metode bagian karena pengertian yang kita peroleh menjadi terpecah-pecah sehingga tidak menjadi satu
28
kebulatan. Setelah bab demi bab dikuasai, baru kita gabungkan lagi menjadi keseluruhan isi buku tersebut. Pada tiap pelajaran biasanya terdapat bagian-bagian yang sukar dan membutuhkan perhatian dan pengerjaan yang lebih teliti. Bagian-bagian yang sukar itu harus dipelajari baik-baik agar dapat menguasai keseluruhan pengetahuan dari bahan pelajaran yang dipelajari. Pembuatan ringkasan (summary) dalam belajar sangat diperlukan. Selain itu, guru juga harus memberikan petunjuk atau pengarahan agar siswa mengetahui bagian-bagian yang penting. Catatan-catatan tentang materi bacaan atau pelajaran sangat membantu siswa itu sendiri. Catatan-catatan tersebut disusun ke dalam bentuk outline yang dapat menggambarkan garis besaar keseluruhan dari apa yang telah dipelajari. Outline dan catatan-catatan yang tersusun itu akan membantu siswa pada saat mereka akan mengulangi pelajaran ketika akan menghadapi ujian. Mereka tidak perlu lagi membaca seluruh buku yang akan memerlukan waktu lebih lama. Pada tiap akhir bab buku pelajaran terdapat beberapa pertanyaan yang bermaksud untuk mengingat kembali apa yang telah dipelajari serta memperluas pengetahuan mereka tentang sesuatu yang berhubungan dengan isi bab itu. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dikerjakan dengan sebaik-baiknya. Sebelum siswa mempelajari tugas untuk hari berikutnya, dia harus mengulangi pelajaran-pelajaran yang lampau yang ada hubungannya dengan bahan pelajaran yang akan dipelajarinya. Sumber yang digunakan dalam belajar tidak hanya satu saja. Berbagai macam sumber belajar akan dapat memperluas dan memperdalam pengetahuan mereka. Siswa tidak sekedar biasa membaca tabel, peta, grafik, dan
29
gambar tetapi siswa juga harus paham. Guru memiliki tugas untuk membimbing siswa bagaimana menginterpretasikan gambar, grafik, tabel, dan peta yang ada di dalam buku pelajaran serta bagaimana menyusun atau mengambil kesimpulan. Melalui penjelasan guru, siswa dapat membuat rangkuman yang baik dan mudah dipahami. Semakin pandai siswa membuat rangkuman, maka semakin mudah untuk melakukan review atau mengulang kembali pelajaran yang telah diterimanya. Rangkuman dan review berfungsi untuk merefleksikan, mengingat kembali, dan mengevaluasi isi pengetahuan yang telah dikuasai. 2.1.2.4 Aspek Kebiasaan Belajar Sudjana (2014: 165-173) mengemukakan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses belajar, yaitu: cara mengikuti pelajaran, cara belajar mandiri di rumah, cara belajar kelompok, mempelajari buku teks, dan menghadapi ujian. Hal pertama yang harus diperhatikan adalah cara mengikuti pelajaran. Cara mengikuti pelajaran di sekolah merupakan bagian penting dari proses belajar, siswa dituntut untuk dapat menguasai bahan pelajaran. Pada saat pembelajaran, siswa berkosentrasi menerima pelajaran, mencatat pokok-pokok materi, dan mencatat hal yang tidak jelas untuk ditanyakan guru. Cara belajar mandiri di rumah besar pengaruhnya dengan kebiasaan belajar. Belajar mandiri di rumah merupakan tugas pokok setiap siswa. Syarat utama belajar di rumah adalah keteraturan belajar yaitu memiliki jadwal belajar meskipun waktunya terbatas. Belajar bukan merujuk lamanya tetapi kebiasaan teratur dan rutin melakukan belajar setiap harinya meskipun dengan jam yang terbatas.
30
Cara belajar sendiri di rumah sering menimbulkan kebosanan dan kejenuhan. Perlu adanya variasi cara belajar lain seperti belajar bersama atau belajar kelompok dengan teman yang bisa dilakukan di sekolah, perpustakaan, di rumah teman ataupun tempat-tempat yang nyaman untuk belajar. Dengan belajar kelompok, siswa dapat memecahkan soal dengan kelompoknya. Mempelajari buku teks juga akan memengaruhi kebiasaan belajar siswa. Buku adalah sumber ilmu, oleh karena itu keharusan bagi siswa untuk membaca buku. Kebiasaan membaca buku harus dibudayakan oleh siswa agar lebih memahami bahan pelajaran dan dapat pula lebih tahu terlebih dahulu sebelum bahan pelajaran tersebut diberikan guru. Keadaan yang paling mencemaskan bagi siswa adalah saat menghadapi tes, ulangan, ataupun ujian. Cemas, sibuk, dan kurang istirahat karena mengejar belajar untuk ujian sehingga menimbulkan ketegangan psikologis yang berakibat kepercayaan diri menurun. Siswa yang memiliki kebiasaan belajar yang baik pada saat menghadapi ujian akan dapat menyelesaikannya dengan tenang. Belajar merupakan cara yang harus dilalui siswa demi mendapatkan pengetahuan, sikap, kecakapan, dan keterampilan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Cara atau jalan yang dipakai itu akan menjadi kebiasaan. Kebiasaan belajar juga akan memengaruhi hasil belajar itu sendiri. Slameto (2013: 82-91) mengungkapkan kebiasaan belajar yang dapat memengaruhi hasil belajar, meliputi: (1) pembuatan jadwal dan pelaksanaannya; (2) membaca dan membuat catatan; (3) mengulangi bahan pelajaran; (4) konsentrasi; dan (5) mengerjakan tugas.
31
Pembuatan jadwal dan melaksanakan dengan baik merupakan langkah awal yang tepat dalam membina kebiasaan belajar. Jadwal adalah pembagian waktu untuk sejumlah kegiatan yang dilaksanaakan oleh sesorang tiap harinya. Kegiatan belajar dapat berjalan dengan baik dan berhasil jika seorang siswa mempunyai jadwal yang baik dan melaksanakannya dengan teratur dan disiplin. Siswa yang mampu membuat jadwal dan melaksanakannya sesuai jadwal, menandakan siswa tersebut bisa membagi waktu untuk memilih kegiatan yang penting dan tidak penting. Kegiatan belajar yang sesuai dengan jadwal dan pelaksanaanya akan meningkatkan hasil belajar. Selain pembuatan jadwal dan pelaksanaanya, membaca dan membuat catatan juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Membaca merupakan alat belajar untuk mencapai hasil belajar yang baik. Sebelum membaca, sebaiknya mencari garis besar dari bab atau buku yang akan dibaca. Setelah itu, membuat pertanyaan terkait isi bab atau buku yang dibaca dengan harapan pertanyaan tesebut dapat dijawab setelah membaca. Kemudian menghafal pokok-pokok yang penting, mencatat pokok-pokok untuk membuat ringkasan atau kesimpulan tentang apa yang sudah dipelajari. Membuat catatan memiliki pengaruh besar dalam membaca. Catatan yang baik, rapi, lengkap, dan teratur akan menambah semangat dalam belajar, khususnya dalam membaca. Catatan tersebut tidak menimbulkan kebosanan dalam membaca. Mengulangi bahan pelajaran merupakan besar pengaruhnya dalam langkah membina kebiasaan belajar, karena dengan adanya pengulangan bahan yang belum dikuasai maka akan materi yang telah dipelajari tetap tertanam dalam otak siswa.
32
Ringkasan yang telah dibuat dapat digunakan untuk mengulang bahan pelajaran yang sudah dipelajari. Selain itu, dalam kegiatan belajar juga membutuhkan konsentrasi agar dapat menyerap apa yang telah dipelajari. Siswa yang sudah bisa berkonsentrasi dapat belajar dengan baik kapan saja dan dimana saja. Tidak hanya konsentrasi saja yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, agar siswa berhasil dalam belajarnya perlulah mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya. Tugas itu mencakup mengerjakan PR, menjawab soal latihan buatan sendiri, soal dalam buku pengayaan, tes atau ulangan harian, ulangan umum, dan ujian. 2.1.2.5 Dimensi dan Indikator Kebiasaan Belajar Dimensi dan indikator kebiasaan belajar yang digunakan dalam penelitian ini merupakan pengembangan pendapat Sudjana (2014: 165-173) dan pendapat Slameto (2013: 82-91). Dimensi dan indikator tersebut yaitu (1) pembuatan jadwal dan pelaksanaannya, indikatornya pembuatan jadwal belajar dan melaksanakan jadwal belajar secara teratur; (2) membaca dan membuat catatan dari buku teks, indikatornya membaca buku teks atau buku pelajaran dan membuat catatan atau rangkuman; (3) penyelesaian tugas, indikatornya mengerjakan tugas di sekolah dan menyelesaikan tugas PR; (4) cara mengikuti pelajaran, indikatornya konsentrasi mengikuti pelajaran dan aktif dalam proses pembelajaran; (5) cara belajar kelompok; serta (6) cara belajar mandiri di rumah. 2.1.3
Motivasi Belajar
2.1.3.1 Pengertian Motivasi Belajar Motivasi berasal dari bahasa latin “movere” yang berarti menggerakkan. Kata “motif” dapat diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk
33
melakukan sesuatu (Sardiman, 2014: 73). Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Berawal dari kata “motif” itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan atau mendesak. Berdasarkan pengertian ini, makna motivasi menjadi berkembang. Wlodkowski (1985) dalam Siregar dan Nara (2011: 49) menjelaskan “motivasi sebagai suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perlikau tertentu dan yang memberi arah serta ketahanan pada tingkah laku tersebut”. Menurut Slavin dalam Rifa’i dan Anni (2012: 135) “motivasi merupakan proses internal yang mengaktifkan, memandu, dan memelihara perilaku seseorang secara terus-menerus”. Sementara itu motivasi menurut Donald dalam Sardiman (2014: 73) adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Berdasarkan pengertian yang dikemukakan Donald, motivasi mengandung tiga elemen penting, diantaranya: motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia, motivasi ditandai dengan munculnya rasa atau feeling seseorang, dan motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Motivasi merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan keberhasilan anak di dalam belajar. Motivasi belajar menurut Uno (2014: 23) adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Sementara itu, Sardiman (2014: 75) menyatakan “motivasi belajar
34 adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual”. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang, dan semangat untuk belajar. Sumiati dan Asra (2011: 59) berpendapat “motivasi belajar adalah sesuatu yang mendorong siswa untuk berperilaku yang langsung menyebabkan munculnya perilaku dalam belajar”. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar merupakan perubahan energi dalam diri seorang siswa yang menimbulkan dorongan untuk mencapai tujuan belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat akan memiliki dorongan dan semangat yang besar dalam belajar, sebaliknya siswa yang memiliki motivasi rendah akan memiliki dorongan dan semangat yang rendah dalam belajar. 2.1.3.2 Prinsip-Prinsip Motivasi Belajar Motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas belajar seseorang. Tidak ada seorang pun yang belajar tanpa motivasi. Tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan belajar. Menurut Djamarah (2011: 152) ada beberapa prinsip motivasi dalam belajar, yaitu: motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar, motivasi intrinsik lebih utama daripada motivasi ekstrinsik dalam belajar, motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman, motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar, motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar, dan motivasi melahirkan prestasi belajar. Prinsip yang paling utama adalah motivasi sebagai dasar penggerak mendorong aktivitas belajar. Seseorang melakukan aktivitas belajar karena ada yang mendorongnya. Selanjutnya prinsip motivasi intrinsik lebih utama daripada
35
motivasi ekstrinsik dalam belajar. Peserta didik yang belajar berdasarkan motivasi intrinsik sangat sedikit terpengaruh dari luar. Semangat belajarnya sangat kuat. Peserta didik belajar bukan pengaruh dengan mendapat nilai tinggi, mengharap pujian, dan mengharap hadiah tapi karena memeroleh ilmu sebanyaknya. Maka motivasi intrinsik lebih utama dalam belajar. Motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman. Setiap orang senang dihargai dan tidak suka dihukum. Memuji orang lain berarti memberikan penghargaan. Hal ini memberikan semangat untuk lebih meningkatkan prestasi. Berbeda dengan pujian, hukuman diberikan kepada anak untuk memberhentikan perilaku negatifnya. Prinsip selanjutnya adalah motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar. Kebutuhan yang tidak bisa dihindari oleh anak adalah keinginannya untuk meguasai sejumlah ilmu pengetahuan. Maka anak butuh kebutuhan yang wajar dalam belajarnya. Selain itu, motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar. Siswa yakin dapat menyelesaikan setiap pekerjaan yang dilakukan. Sehingga menghasilkan prinsip motivasi yang terakhir yaitu melahirkan prestasi dalam belajar. Tinggi rendahmya motivasi selalu dijadikan indikator baik buruknya prestasi siswa atau tinggi rendahnya hasil belajar siswa. Hover dalam Hamalik (2015: 163) mengklasifikasikan prinsip-prinsip motivasi menjadi tujuh belas, sebagai berikut: (1) pujian lebih efektif daripada hukuman; (2) semua siswa mempunyai kebutuhan psikologis tertentu yang harus mendapat kepuasan; (3) motivasi yang berasal dari dalam individu lebih efektif daripada motivasi yang dipaksakan dari luar; (4) terhadap jawaban yang serasi, perlu dilakukan usaha pemantauan atau penguatan; (5) motivasi mudah tersebar
36
terhadap orang lain; (6) pemahaman yang jelas terhadap tujuan-tujuan akan merangsang motivasi; (7) tugas yang dibebankan pada diri sendiri akan menimbulkan motivasi yang lebih besar untuk mengerjakannya daripada apabila tugas itu dipaksakan guru; (8) pujian yang datangnya dari luar kadang diperlukan dan efektif untuk merangsang motivasi yang sebenarnya; (9) teknik mengajar yang bermacam-macam adalah efektif untuk memelihara motivasi siswa; (10) manfaat motivasi yang yang telah dimiliki siswa adalah bersifat ekonomis; (11) kegiatan yang akan dapat merangsang motivasi siswa yang lemah mungkin kurang berharga bagi para siswa yang tergolong pandai; (12) kecemasan yang besar akan menimbulkan kesulitasn belajar; (13) kecemasan yang lemah dapat membantu belajar; (14) apabila tugas tidak terlalu sukar maka frustasi cepat menuju demoralisasi; (15) setiap siswa mempunyai tingkat frustasi toleransi yang berlainan; (16) tekanan per kelompok kebanyakan lebih efekif dalam motivasi daripada tekanan dari orang dewasa; (17) motivasi yang besar erat kaitannya dengan kreativitas siswa. 2.1.3.3 Fungsi Motivasi Belajar Secara umum, terdapat dua fungsi atau peranan penting motivasi dalam belajar (Siregar dan Nara, 2011: 51). Pertama, motivasi merupakan daya penggerak psikis dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin kelangsungan belajar demi mencapai satu tujuan. Kedua, motivasi memegang peranan penting dalam memberikan gairah, semangat, dan rasa senang dalam belajar sehingga siswa yang mempunyai motivasi tinggi mempunyai energi yang banyak melaksanakan kegiatan belajar.
37
Sardiman (2014: 85) menyatakan bahwa ada tiga fungsi motivasi, yaitu: (1) mendorong manusia untuk berbuat, artinya motivasi merupakan daya penggerak dari kegiatan yang akan dikerjakan; (2) menentukan arah perbuatan, artinya motivasi memberi arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya; (3) menyelesaikan perbuatannya, artinya motivasi menentukan perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Dorongan adalah fenomena psikologis dari dalam yang melahirkan hasrat untuk bergerak dalam menyeleksi perbuatan yang akan dilakukan (Djamarah, 2011: 156). Lebih jelasnya fungsi motivasi belajar menurut Djamarah (2011: 157) yaitu: (1) motivasi sebagai pendorong perbuatan, maksudnya sesuatu yang belum diketahui mendorong peserta didik untuk belajar dalam rangka mencari tahu; (2) motivasi sebagai penggerak perbuatan, maksudnya peserta didik sudah melakukan aktivitas belajar dengan segenap jiwa dan raga; (3) motivasi sebagai pengarah perbuatan, maksudnya peserta didik dapat menyeleksi mana perbuatan yang harus dilakukan dan mana perbuatan yang diabaikan. Motivasi belajar berperan penting dalam memperlancar dan menentukan keberhasilan belajar. Motivasi belajar berperan menggerakkan psikis dalam diri siswa dan membuat rasa senang. Motivasi belajar berfungsi sebagai pendorong, menentukan arah tujuan belajar, dan menyelesaikan kegiatan belajar. Jadi kesimpulannya motivasi belajar berfungsi sebagai pendorong usaha belajar peserta didik dan pencapaian hasil belajar siswa.
38
2.1.3.4 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Motivasi Belajar Rifa’i dan Anni (2012: 137-143) menyatakan bahwa “terdapat enam faktor yang didukung oleh sejumlah teori psikologi dan penelitian terkait yang memiliki dampak terhadap motivasi belajar siswa”. Keenam faktor yang dimaksud yaitu: (1) sikap; (2) kebutuhan; (3) rangsangan; (4) afeksi; (5) kompetensi; (6) penguatan. Penjelasan tentang faktor motivasi yang awal adalah sikap. Sikap merupakan gabungan konsep, informasi, dan emosi yang dihasilkan dalam diri seseorang untuk merespon orang, kelompok, atau objek tertentu secara menyenangkan atau tidak menyenangkan. Sikap dapat berpengaruh kuat terhadap perilaku dan belajar siswa karena sikap membantu siswa dalam merasakan dunianya dan memberikan pedoman kepada perilaku yang dapat membantu dalam menjelaskan dunianya. Sikap merupakan produk dari kegiatan belajar. Sikap dapat tetap atau mengalami perubahan sesuai dengan apa yang dipelajari. Siswa akan belajar jika pada dirinya muncul kebutuhan sehingga akan memotivasi dirinya untuk beraktivitas belajar. Kebutuhan merupakan kondisi yang dialami oleh individu sebagai suatu kekuatan internal yang memandu siswa untuk mencapai tujuan. Teori kebutuhan yang terkenal yaitu teori hierarki kebutuhan dari Maslow. Hierarki kebutuhan atau tingkatan kebutuhan menurut Maslow merupakan pemenuhan kebutuhan sesuai tingkatannya. Tingkat kebutuhan fisik merupakan kebutuhan paling rendah, sementara kebutuhan aktualisasi diri merupakan kebutuhan paling tinggi. Rangsangan dan afeksi juga akan berpengaruh terhadap faktor seseorang termotivasi dalam belajar. Rangsangan merupakan perubahan pandangan di dalam
39
persepsi atau pengalaman dengan lingkungan yang membuat seseorang bersifat aktif. Rangsangan dapat membuat seseorang bersifat aktif dan terdorong untuk melakukan suatu kegiatan. Misalnya, rangsangan dengan media pembelajaran yang menarik dapat menimbulkan motivasi belajar siswa. Afeksi merupakan pengalaman emosional kecemasan, kepedulian, dan pemilikan dari individu atau kelompok pada waktu belajar. Emosi seseorang berkaitan dengan dorongan-dorongan pada dirinya. Oleh karena itu, afeksi dapat memengaruhi motivasi belajar. Afeksi menjadi motivator intrinsik. Selain itu, kompetensi akan berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa. Kompetensi mengasumsikan bahwa siswa secara alamiah berusaha keras untuk berinteraksi dengan lingkungannya secara efektif. Siswa secara intrinsik termotivasi untuk menguasai lingkungan dan mengerjakan tugas-tugas secara berhasil agar menjadi puas. Seseorang diharuskan memiliki kemampuan yang telah disepakati untuk mencapai tujuan itu. Faktor terakhir yang dapat termotivasinya belajar siswa adalah penguatan. Penguatan merupakan peristiwa yang mempertahankan atau meningkatkan kemungkinan respon. Penguatan dapat berupa nilai tes tinggi, pujian, penghargaan sosial, dan perhatian. Penguatan dapat berupa penguatan positif dan penguatan negatif. Penguatan positif dapat meningkatkan perilaku. Penguatan negatif merupakan stimulus aversif (perasan tidak setuju yang disertai dorongan untuk menahan diri) atau peristiwa yang harus diganti atau dikurangi intensitasnya. Perhatian orang tua termasuk penguatan positif yang dapat meningkatkan perilaku atau motivasi belajar.
40
Faktor-faktor yang memengaruhi motivasi juga di kemukakan Ali Imron (1996) dalam Siregar dan Nara (2011: 53-54) bahwa ada enam faktor yang mempengaruhi motivasi dalam proses pembelajaran. Keenam faktor tersebut adalah sebagai berikut: cita-cita atau aspirasi pembelajar, kemampuan pembelajar, kondisi pembelajar, kondisi lingkungan pembelajar, unsur-unsur dinamis belajar, dan upaya guru dalam membelajarkan pembelajaran. Senada dengan Karwati dan Priansa (2014: 181-183), mengklasifikasikan faktor-faktor yang memengaruhi motivasi siswa menjadi sepuluh faktor, diantaranya: konsep diri (berfikir tentang dirinya), jenis kelamin, pengakuan, cita-cita, kemampuan belajar, kondisi siswa, keluarga, kondisi lingkungan, upaya guru memotivasi siswa, dan unsr-unsur dinamis dalam belajar. 2.1.3.5 Macam-Macam Motivasi Belajar Djamarah (2011: 149-152) membagi motivasi menjadi dua macam, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Bila seseorang telah memiliki motivasi intrinsik dalam dirinya, maka ia akan sadar melakukam sesuatu kegiatan yang tidak memerlukan motivasi dari luar dirinya. Siswa termotivasi untuk belajar semata-mata untuk menguasai nilai yang terkandung dalam bahan pelajaran bukan keinginan lain, seperti pujian dan nilai tinggi. Berbeda dengan motivasi ekstrinsik, motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Motivasi ekstrinsik diperlukan agar siswa mau belajar.
41
Siswa belajar karena hendak mencapai tujuan yang terletak diluar hal yang dipelajarinya, seperti mencapai nilai tinggi dan kehormatan. Sardiman (2014: 86-91) menyebutkan empat macam motivasi, diantaranya: (1) motivasi dilihat dari dasar pembentukan; (2) macam motivasi menurut pembagian Woodworth dan Marquis; (3) motivasi jasmaniah dan motivasi rohaniah; (4) motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya, terdiri dari motif-motif bawaan dan motif-motif yang dipelajari. Motif-motif bawaan adalah motif yang sudah ada sejak lahir, jadi motivasi itu ada tanpa dipelajari, contohnya dorongan untuk makan, minum, seksual, dan tidur. Motif-motif yang dipelajari, adalah motif-motif yang timbul karena dipelajari, contohnya dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan. Macam motivasi menurut pembagian Woodworth dan Marquis, terdiri dari motif organis, motif darurat, dan motif objektif. Motif organis meliputi kebutuhan untuk makan, minum, bernapas, seksual, dan istirahat. Motif darurat yaitu motivasi timbul karena adanya rangsangan dari luar, contohnya dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk berusaha, dorongan untuk memburu. Motif objektif, yaitu motif yang muncul karena adanya dorongan untuk dapat menghadapi dunia luar secara efektif, contohnya dorongan untuk melakukan eksplorasi dan dorongan untuk menaruh minat. Macam motivasi selanjutnya adalah motivasi jasmaniah dan motivasi rohaniah. Motivasi jasmaniah berupa nafsu, insting otomatis, dan refleks, sementara motivasi rohaniah berupa kemauan. Macam motivasi yang lain adalah motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang
42
menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu, contohnya yaitu seseorang senang membaca, maka tidak usah ada yang menyuruh dia sudah rajin mencari buku-buku untuk dibacanya. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Contohnya belajar karena besok pagi akan ada ujian dengan harapan mendapat nilai baik sehingga akan dipuji. Berdasarkan macam-macam motivasi belajar dari pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa macam motivasi dibagi motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik, namun kedua motivasi tersebut tidak dapat berdiri sendiri. Hal ini karena motivasi terkait dengan banyak hal yang kompleks. Motivasi belajar dalam penelitian ini adalah keseluruhan daya penggerak dalam diri seseorang baik berasal dari dalam atau dari luar diri orang tersebut. 2.1.3.6 Ciri-ciri Motivasi Belajar Ciri-ciri motivasi belajar merupakan tanda khas atau indikator untuk menentukan tingkat motivasi seseorang. Marx dan Tombuch dalam Riduwan (2013: 31-32) menyebutkan lima ciri-ciri siswa yang memiliki motivasi belajar yaitu: (1) ketekunan dalam belajar; (2) ulet dalam menghadapi kesulitan; (3) minat dan ketajaman dalam belajar; (4) berprestasi dalam belajar; (5) mandiri dalam belajar. Selain itu, Sardiman (2014: 83-84) mengatakan bahwa “motivasi yang ada pada diri setiap orang itu memiliki ciri-ciri”. Tingkat motivasi belajar seseorang dapat dilihat melalui ciri-ciri sebagai berikut: (1) tekun menghadapi tugas (dapat
43
bekerja terus-menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai); (2) ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya); (3) Menunjukkan minat terhadap bermacammacam masalah; (4) lebih senang bekerja mandiri; (5) cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin; (6) dapat mempertahankan pendapatnya; (7) tidak mudah melepaskan hal yang sudah diyakininya; serta (8) senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal. Ciri-ciri motivasi belajar dalam penelitian ini mengacu pada pendapat Marx dan Tombuch dalam Riduwan (2013: 31-32). Ciri-ciri siswa yang mempunyai motivasi belajar yaitu sebagai berikut: (1) ketekunan dalam belajar; (2) ulet dalam menghadapi kesulitan; (3) minat dan ketajaman perhatian dalam belajar; (4) berprestasi dalam belajar; (5) mandiri dalam belajar. Ciri-ciri motivasi tampak dalam perilaku sehari-hari siswa, baik perilaku di rumah atau perilaku di sekolah. 2.1.3.7 Dimensi dan Indikator Motivasi Belajar Dimensi motivasi belajar yang digunakan dalam penelitian ini ada lima macam yang merupakan pendapat Marx dan Tombuch dalam Riduwan (2013: 3132), yaitu (1) ketekunan dalam belajar; (2) ulet dalam menghadapi kesulitan; (3) minat dan ketajaman perhatian dalam belajar; (4) berprestasi dalam belajar; (5) mandiri dalam belajar. Adapun indikator motivasi belajar yang digunakan dalam penelitian ini merupakan pengembangan dari dimensi motivasi belajar pendapat Marx dan Tombuch dalam Riduwan (2013: 31-32), yaitu (1) dimensi tekun dalam belajar, indikatornya kehadiran di sekolah, mengikuti KBM di kelas, dan belajar di
44
rumah; (2) dimensi ulet dalam menghadapi kesulitan, indikatornya sikap terhadap kesulitan dan usaha menghadapi kesulitan; (3) dimensi minat dan ketajaman dalam belajar, indikatornya kebiasaan dalam mengikuti pelajaran dan semangat dalam mengikuti KBM; (4) dimensi berprestasi dalam belajar, indikatornya keinginan untuk berprestasi dan kualifikasi hasil; (5) dimensi mandiri dalam belajar, indikatornya penyelesaian tugas atau PR dan menggunakan kesempatan di luar jam pelajaran. 2.1.4
Hubungan Antar Variabel
2.1.4.1 Hubungan Kebiasaan Belajar dengan Hasil Belajar Siswa Hasil belajar merupakan pertanda berhasil tidaknya siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah. Karwati dan Priansa (2014: 216) mendefinisikan “hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai atau diperoleh siswa berkat adanya usaha atau pikiran yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan, dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga nampak perubahan tingkah laku pada diri individu”. Usaha yang dimaksud tersebut adalah aktivitas belajar siswa yang berlangsung terus-menerus. Pengulangan aktivitas belajar secara terus menerus inilah yang disebut kebiasaan belajar. Wasliman (2007) dalam Susanto (2013: 12) menyatakan “hasil belajar yang dicapai oleh siswa merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang memengaruhi baik internal maupun eksternal”. Salah satu faktor internal yang dapat memengaruhi hasil belajar adalah kebiasaan belajar. Dalam prinsip belajar adalah dengan usaha sekecil-kecilnya namun memberikan hasil yang sebesar-besarnya.
45
Usaha sekecil-kecilnya yaitu dengan siswa melakukan rutinitas belajar. Sudjana (2014: 173) mengatakan “keberhasilan siswa dalam mengikuti pelajaran banyak bergantung kepada kebiasaan belajar yang teratur dan berkesinambungan”. Kebiasaan belajar besar pengaruhnya dengan hasil belajar. Siswa yang rutin melakukan belajar atau terbiasa belajar akan memengaruhi penguasaan dan konsentrasi materi sehingga mampu mengikuti ulangan atau tes dengan lancar yang pada akhirnya mendapatkan nilai yang memuaskan. Nilai inilah yang menjadi patokan keberhasilan siswa dalam mengikuti pembelajaran. 2.1.4.2 Hubungan Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar Siswa Tinggi rendahnya hasil belajar siswa banyak dipengaruhi berbagai faktor, baik dari dalam siswa maupun luar siswa. Faktor dari dalam siswa yang dapat memengaruhi hasil belajar siswa salah satunya motivasi belajar siswa. Aunurrahman (2012: 180) berpendapat “motivasi di dalam kegiatan belajar merupakan kekuatan yang menjadi pendorong siswa untuk mendayagunakan potensi pada dirinya dan diluar dirinya untuk mewujudkan tujuan belajar”. Tujuan belajar yang dimaksud adalah hasil belajar siswa. Sejalan dengan itu, Karwati dan Priansa (2014: 169) membagi motivasi siswa dalam belajar menjadi empat, yaitu: mendorong berbuat, menentukan arah perbuatan, menyeleksi perbuatan, serta pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Siswa yang memiliki motivasi akan mendorong pada dirinya untuk selalu giat belajar demi mendapatkan perubahan tingkah laku seperti pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Siswa akan berhasil dalam belajar jika pada dirinya sendiri ada keinginan atau dorongan untuk belajar. Apabila anak yang memiliki motivasi
46
atau keinginan belajar tinggi maka akan terjadi kegiatan belajar sehingga dapat diasumsikan bahwa hasil belajar siswa yang bersangkutan mendapat hasil belajar yang maksimal. Sebaliknya, jika siswa kurang termotivasi maka belajar menjadi malas sehingga diasumsikan hasil belajar yang bersangkutan akan rendah.
2.2
Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan dengan pengaruh kebiasaan belajar dan motivasi
belajar terhadap hasil belajar sudah pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Penelitian yang pertama oleh Mardiyatun Mugi Rahayu (2015) yang berjudul “Pengaruh Kebiasaan Belajar Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Negeri Daerah Binaan II Kecamatan Ajibarang Banyumas”. Berdasarkan hasil perhitungan analisis data, diperoleh data thitung = 9,134 dengan signifikansi = 0,05 dan ttabel = 1,973. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa thitung > ttabel (9,134 > 1,973) dan signifikansinya 0,00 < 0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kebiasaan belajar memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar matematika. Besarnya pengaruh kebiasaan belajar terhadap hasil belajar matematika sejumlah 32,3%. Hal ini dapat diartikan bahwa 32,3% hasil belajar matematika dipengaruhi oleh kebiasaan belajar, sedangkan 67,7% dipengaruhi oleh faktor lain di luar penelitian. Hampir sama penelitian yang dilaksanakan oleh Infirul Tati’ah (2010) yang berjudul “Pengaruh Kebiasaan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMPN 2 Rejotangan Tulungagung Tahun Ajaran 2009/2010”. Hasil penelitian : (1) Kebiasaan belajar siswa kelas VIII SMPN 2 Rejotangan Tulungagung Tahun Ajaran 2009/2010 adalah sedang dengan rentangan skornya
47
53,2 sampai 64,2 dengan prosentasi 42,5%. (2) Prestasi belajar siswa kelas VIII SMPN 2 Rejotangan Tulungagung Tahun Ajaran 2009/2010 adalah cukup dengan rentangan skornya 68,1 sampai 75,1 dengan prosentase 32,5%. (3) Ada pengaruh yang signifikan antara kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas VIII SMPN 2 Rejotangan Tulungagung Tahun Ajaran 2009/2010 pada taraf signifikan 5%. Dari analisis statistik diperoleh 0,37 dengan pengaruh sebesar 14%. Penelitian lain dilakukan oleh Meilina Eka Putri (2012) yang berjudul “Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Siswa Kelas X SMAN 1 Patuk Gunungkidul Tahun Ajaran 2011/2012”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Terdapat pengaruh positif dan signifikan kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar ekonomi siswa yang ditunjukkan dari hasil perhitungan nilai thitung sebesar 2,866 dengan signifikansi 0,005, (2) Terdapat pengaruh positif dan signifikan persepsi siswa tentang metode mengajar guru terhadap prestasi belajar ekonomi siswa yang ditunjukkan dari hasil perhitungan nilai thitung sebesar 3,398 dengan signifikansi 0,001, (3) Terdapat pengaruh positif dan signifikan kebiasaan belajar dan persepsi siswa tentang metode mengajar guru secara bersama-sama (simultan) terhadap prestasi belajar ekonomi siswa yang berdasarkan hasil pengujian analisis regresi ganda ditemukan harga Fhitung sebesar 13,596 dengan signifikansi 0,000. Sementara itu, Intan Kusuma Wardani (2013) dengan judul “Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Lingkungan Fisik Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Menangani Penggandaan Dokumen Siswa Kelas XI Administrasi Perkantoran SMK Wikarya Karanganyar Tahun Ajaran 2012/2013”. Hasil penelitian
48
menunjukan bahwa: (1) Kebiasaan belajar berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar mata pelajaran menangani penggandaan dokumen siswa kelas XI Administrasi Perkantoran SMK Wikarya Karanganyar Tahun Ajaran 2012/2013, di buktikan dengan nilai Rhitung (0,506) > Rtabel (0,276). (2) lingkungan fisik berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa, hal ini dijelaskan dengan nilai Rhitung (0,484) > Rtabel (0,276) pada taraf signifikansi 5%. (3) Kebiasaan belajar dan lingkungan fisik berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa, hal ini di buktikan dengan nilai Fhitung (15,742) > Ftabel (3,191). Persamaan regresi linier ganda Y = 26,769 + 0,547 X1 + 0,424 X2. Besarnya kontribusi variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat (R2) sebesar 39,6%. Sumbangan relatif kebiasaan belajar terhadap hasil belajar sebesar 52,85% dan sumbangan relatif lingkungan fisik terhadap hasil belajar sebesar 47,15%. Sumbangan efektif kebiasaan belajar terhadap hasil belajar sebesar 20,93% dan sumbangan efektif lingkungan fisik terhadap hasil belajar sebesar 18,68%. Penelitian yang dilaksanakan oleh Riky Taufik Afif (2013) dari Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia yang berjudul “Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Seni Budaya”. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara kebiasaaan belajar terhadap prestasi belajar siswa sebesar 64,8% dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar sebesar 40%. Sedangkan pengaruh kebiasaan belajar dan motivasi belajar siswa sebesar 65,4% dan sisanya yaitu 34,6% dipengaruhi oleh faktor lain baik internal maupun eksternal. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kebiasaan belajar dan motivasi
49
belajar siswa pada mata pelajaran seni budaya berada pada ketegori tinggi serta prestasi belajar siswa pada mata pelajaran seni budaya juga kategori tinggi. Selain itu, kebiasaan belajar dan motivasi belajar berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi siswa pada mata pelajaran seni budaya. Penelitian yang hampir sama dilakukan oleh Ahmad Yainuri (2012) yang berjudul “Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Motivasi Berprestasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V di Gugus Ki Hajar Dewantara Dabin I Karangpandan Karanganyar Tahun 2011/2012”. Hasil analisis regresi diperoleh persamaan garis regresi: Y = 60,414 + 0,156 X1 + 0,149 X2. Persamaan menunjukkan bahwa hasil belajar dipengaruhi oleh kebiasaan belajar dan motivasi berprestasi. Kesimpulan yang diambil adalah: 1) Kebiasaan belajar berpengaruh positif dan signifikan terhadap hasil belajar siswa kelas V di Gugus Ki Hajar Dewantara Dabin I Karangpandan Karanganyar Tahun 2011/2012, dapat diterima. Hal ini berdasarkan analisis regresi linier ganda (uji t) diketahui bahwa thitung > ttabel, yaitu 2,769 > 1,990 dan nilai signifikansi < 0,05, yaitu 0,007 dengan sumbangan efektif sebesar 15,8%; 2) Motivasi berprestasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap hasil belajar siswa kelas V di Gugus Ki Hajar Dewantara Dabin I Karangpandan Karanganyar Tahun 2011/2012, dapat diterima. Hal ini berdasarkan analisis regresi linier ganda (uji t) diketahui bahwa thitung > ttabel, yaitu 2,831 > 1,990 dan nilai signifikansi < 0,05, yaitu 0,006, dengan sumbangan efektif sebesar 16,4%; 3) Kebiasaan belajar dan motivasi berprestasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap hasil belajar siswa kelas V di Gugus Ki Hajar Dewantara Dabin I Karangpandan Karanganyar Tahun 2011/2012, dapat diterima. Hal ini berdasarkan analisis variansi regresi linier
50
ganda (uji F) diketahui bahwa Fhitung > Ftabel, yaitu 18,791 > 3,112 dan nilai signifikansi < 0,05, yaitu 0,000; 4) Hasil uji koefisien determinasi (R2) sebesar 0,322 menunjukkan bahwa besarnya pengaruh kebiasaan belajar dan motivasi berprestasi terhadap hasil belajar siswa kelas V di Gugus Ki Hajar Dewantara Dabin I Karangpandan Karanganyar Tahun 2011/2012 adalah sebesar 32,2% sedangkan 67,8% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti. Senada dengan itu, penelitian oleh Anita Anggraini (2012) yang berjudul “Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Motivasi Berprestasi Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMPN 1 Sidomulyo”. Berdasarkan analisis diperoleh hasil penelitian yang menunjukan bahwa: (1) ada pengaruh kebiasaan belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sidomulyo semester ganjil Tahun Ajaran 2012/2013 sebesar 23,1%, (2) ada pengaruh motivasi berprestasi terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sidomulyo semester ganjil Tahun Ajaran 2012/2013 sebesar 18,9%, (3) ada pengaruh kebiasaan belajar dan motivasi berprestasi terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sidomulyo semester ganjil Tahun Ajaran 2012/2013 sebesar 27,8%. Hampir sama penelitian yang dilakukan oleh Dhatin Nurul Millati (2011) yang berjudul “Pengaruh Perhatian Orang Tua, Motivasi Belajar, dan Disiplin Belajar Terhadap Prestasi Belajar IPS Ekonomi Kelas VIII SMP Negeri 2 Pegandon Kabupaten Kendal Tahun Ajaran 2009/2010“. Hasil analisis linier regresi berganda diperoleh persamaan regresi Y = 11,429 + 0,383 X1 + 0,471 X2 + 0,686 X3. Ada pengaruh signifikan perhatian orang tua, motivasi, dan disiplin belajar terhadap
51
prestasi belajar dilihat dari hasil analisis data uji F diperoleh Fhitung sebesar 33,933 dengan nilai probabilita sebesar 0,000 < 0,05. Besarnya pengaruh perhatian orang tua, motivasi belajar, dan disiplin belajar terhadap prestasi belajar secara simultan adalah sebesar 60,7% sedangkan 39,3% dipengaruhi faktor lain yang tidak dikaji dalam penelitian ini. Selanjutnya penelitian yang dilaksanakan oleh Muh. Yusuf Mappeasse (2009) dengan judul “Pengaruh Cara dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Programmable Logig Controller (PLC) Siswa Kelas XII Jurusan Listrik SMK Negeri 5 Makassar”. Hasil analisis ditemukan cara belajar memengaruhi hasil belajar kategori tinggi sebesar 43%. Motivasi belajar juga memengaruhi hasil belajar siswa dalam kategori sedang sebesar 50%. Terdapat pengaruh positif jika cara dan motivasi belajar secara bersama-sama terhadap hasil belajar PLC dalam kategori sedang sebanyak 73%. Selain penelitian yang dilakukan di dalam negeri, diluar negeri juga telah ada penelitian yang hampir sama, seperti penelitian oleh Fatemeh Mashayekhi (2014), dosen Fakultas Jiroft Universitas Ilmu Kedokteran, Jiroft, Iran. Judul penelitian ”The Relationship Between The Study Habits and The Academic Achievement Of Stutends In Islamic Azad University Of Jiroft Branch”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa “89% of students have relatively desirable study habits, between the two variables, study habits and academic achievement there was a correlation. Between the Score study habits there was a significant positive correlation with academic achievement (r=0.175, p=0.009)”. 89% dari siswa memiliki kebiasaan belajar yang relatif diinginkan, kebiasaan belajar dan prestasi
52
akademik memiliki kolerasi. Kebiasaan belajar memiliki kolerasi positif yang signifikan dengan prestasi akademik (r = 0,175, p = 0,009). Sementara itu, penelitian yang dilaksanakan oleh Dr. Suresh Chand (2013) dengan judul ”Study Habits Of Secondary School Students In Relation To Type Of School and Type Of Family” Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa “no significant difference between secondary school students belonging to nuclear and joint family on different components of study habits and total study habits”. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara siswa sekolah menengah milik keluarga inti dan sendi pada komponen yang berbeda dari kebiasaan belajar dan kebiasaan belajar keseluruhan. Penelitian lain dilakukan Atta dan Jamil (2012) dari Institute of Education & Research, Gomal University, Pakistan dengan judul “Effects of Motivation and Parental Influence on The Educational Attainments of Students at Secondary Level” (Pengaruh Motivasi dan Pengaruh Orang Tua pada Pencapaian Pendidikan Siswa di Tingkat Menengah). Penelitian Atta dan Jamil yaitu sebagai berikut: “Optimization of extrusion conditions is critical to the production of polyethylene films with good. This research work was focused on “the effect of motivation and parental influence on the educational attainments of students at secondary level”. A sample of 400 secondary school students from eight different schools was taken. A 20 items questionnaire was used to measure student’s level of motivation and parental influence. To analyze the results simple correlation was used. Correlation between parental influence and academic achievement was high and correlation between motivation and academic achievement was moderate”.
Penelitian ini difokuskan pada pengaruh motivasi dan pengaruh orang tua pada pencapaian pendidikan siswa di tingkat menengah. Sampel penelitian yaitu
53
400 siswa sekolah menengah dari delapan sekolah yang berbeda. Dua puluh item kuesioner digunakan untuk mengukur tingkat motivasi siswa dan pengaruh orang tua. Hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan korelasi sederhana. Korelasi antara pengaruh orang tua dan prestasi akademik adalah tinggi dan korelasi antara motivasi dan prestasi akademik adalah sedang. Penelitian-penelitian tersebut digunakan sebagai bahan rujukan untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Motivasi Belajar Tehadap Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal”. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui besarnya pengaruh kebiasaan belajar terhadap hasil belajar siswa, mengetahui besarnya pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa, serta mengetahui besarnya pengaruh kebiasaan belajar dan motivasi belajar secara bersama-sama terhadap hasil belajar siswa.
2.3
Kerangka Berpikir Penelitian Hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam
mempelajari materi pelajararan di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal jumlah materi pelajaran tertentu. Tingkat keberhasilan siswa yang dinyatakan dalam skor biasanya terbagi bermacammacam, diantaranya berupa: ranah kognitif, ranah psikomotorik, dan ranah afektif. Wasliman (2007) dalam Susanto (2013:12) menyatakan bahwa “hasil belajar yang dicapai oleh siswa merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang memengaruhi baik internal maupun eksternal”. Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri siswa dalam memengaruhi belajarnya, meliputi
54
kecerdasan, minat, perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan. Sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar siswa yang memengaruhi hasil belajar, meliputi keluarga, sekolah, dan masyarakat. Salah satu faktor yang memengaruhi hasil belajar siswa adalah kebiasaan belajar dan motivasi belajar. Kebiasaan belajar merupakan perilaku belajar seseorang yang telah tertanam dalam waktu yang relatif lama sehingga memberikan ciri dalam aktivitas belajar yang dilakukannya. Hal ini berarti kebiasaan belajar merupakan perilaku belajar yang dilakukan siswa secara berulang-ulang dan lama-kelamaan akan menjadi menetap dan bersifat otomatis, sedangkan ciri yang yang tampak pada diri seseorang yang melakukan kebiasaan belajar adalah setiap saat, dimana saja, dan kondisi apa saja anak tetap melakukan belajar. Suryabrata dalam Djaali (2008:129) merumuskan cara belajar yang efisien adalah dengan usaha sekecil-kecilnya memberikan hasil yang sebesar-besarnya bagi perkembangan individu yang belajar. Mengenai cara belajar yang efisien, belum menjamin keberhasilan dalam belajar. Namun, yang paling penting siswa mampu mempraktikkannya dalam belajar sehari-hari, sehingga lama-kelamaan menjadi kebiasaan, baik di dalam kelas maupun di luar sekolah. Kebiasaan belajar besar pengaruhnya dengan hasil belajar. Siswa yang rutin melakukan belajar akan memengaruhi penguasaan dan konsentrasi materi sehingga akan mampu mengikuti ulangan atau tes dengan lancar yang pada akhirnya mendapatkan nilai yang maksimal. Seseorang akan berhasil dalam belajar kalau pada dirinya sendiri ada keinginan untuk belajar. Inilah prinsip dan hukum pertama dalam kegiatan
55
pendidikan dan pengajaran. Keinginan atau dorongan untuk belajar inilah yang disebut dengan motivasi (Sardiman, 2014: 40). Motivasi belajar merupakan suatu dorongan individu untuk melakukan suatu perubahan perilaku untuk mencapai suatu tujuan. Secara umum, ada empat fungsi motivasi siswa dalam belajar, yaitu: mendorong berbuat, menentukan arah perbuatan, menyeleksi perbuatan, serta pendorong usaha dan pencapaian prestasi (Karwati dan Priansa, 2014: 169). Secara sederhana dapat dikatakan bahwa apabila anak yang memiliki motivasi belajar tinggi maka akan terjadi kegiatan belajar sehingga dapat diasumsikan bahwa hasil belajar siswa yang bersangkutan mendapat hasil belajar yang maksimal. Begitu sebaliknya, apabila anak tidak memiliki motivasi belajar, maka tidak akan terjadi kegiatan belajar pada diri anak tersebut. Apabila motivasi siswa rendah, maka diasumsikan bahwa hasil belajar siswa yang bersangkutan akan rendah. Keterkaitan antara kebiasaan belajar dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa dapat digambarkan dalam kerangka berpikir yang tergambar dalam skema berikut ini: Kebiasaan Belajar (X1) Hasil Belajar (Y) Motivasi Belajar (X2)
Bagan 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian Keterangan: X1
: Kebiasaan belajar
56
X2
: Motivasi belajar
Y
: Hasil belajar
Skema di atas menunjukkan bahwa hasil belajar (Y) sebagai variabel terikat, kebiasaan belajar (X1) dan motivasi belajar (X2) sebagai varabel bebas. Kebiasaan belajar dan motivasi belajar merupakan faktor yang memengaruhi hasil belajar siswa.
2.4
Hipotesis Penelitian Menurut Sugiyono (2014: 99) yang dimaksud dengan “hipotesis adalah
jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, yang mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan”. Sejalan dengan itu, Riduwan (2013: 37) mendefinisikan “hipotesis adalah jawaban atau dugaan sementara yang harus diuji lagi kebenarannya melalui penelitian ilmiah”. Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Ho1 : Tidak ada pengaruh yang signifikan kebiasaan belajar terhadap hasil belajar siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal Tahun Ajaran 2015/2016. Ha1 : Ada pengaruh yang signifikan kebiasaan belajar terhadap hasil belajar siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal Tahun Ajaran 2015/2016. Ho2 : Tidak ada pengaruh yang signifikan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal Tahun Ajaran 2015/2016.
57
Ha2 : Ada pengaruh yang signifikan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal Tahun Ajaran 2015/2016. Ho3 : Tidak ada pengaruh yang signifikan kebiasaan belajar dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal Tahun Ajaran 2015/2016. Ha3 : Ada pengaruh yang signifikan kebiasaan belajar dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal Tahun Ajaran 2015/2016.
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1
Desain Penelitian Penelitian yang akan dilaksanakan menggunakan jenis penelitian
kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif diartikan Sugiyono (2014: 11) sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian ex post facto. Kerlinger (1973) dalam Thoifah (2015: 225) menyatakan “penelitian ex post facto adalah penyelidikan empiris yang sistematis dimana ilmuan tidak mengendalikan variabel bebas secara langsung karena eksistensi dari variabel tersebut telah terjadi atau karena variabel tersebut pada dasarnya tidak dapat dimanipulasi”. Hubungan diantara variabel dibuat berdasarkan perbedaan yang mengiringi variabel bebas dan variabel terikat tanpa intervensi langsung. Penelitian ini tidak ada manipulasi atau perlakuan langsung terhadap variabel bebas (independen). Penelitian dilakukan terhadap kegiatan dan kejadian yang telah berlangsung atau telah terjadi. Penelitian ini dikatakan ex post facto (dalam bahasa latin “setelah fakta”) karena pengaruh dan yang memengaruhi telah terjadi dan diteliti oleh peneliti dalam tinjauan ke belakang. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian explanatory survey. Hsia (2015: 111) berpendapat bahwa “explanatory survey searches for the causal relationship 58
59 of variable” artinya explanatory survey mencari hubungan kausal dari variabel. Explanatory survey (penelitian penjelasan) menyoroti hubungan antara variabelvariabel penelitian dan menguji hipotesa yang telah dirumuskan sebelumnya.
3.2
Waktu dan Tempat Penelitian Pada sub bab ini dijelaskan waktu dan tempat penelitian. Uraian
selengkapnya sebagai berikut: 3.2.1
Waktu Penelitian Pelaksanaan penelitian dimulai bulan Januari 2016 hingga Mei 2016.
3.2.2
Tempat Penelitian Tempat yang digunakan untuk melaksanakan penelitian adalah SD Negeri
di Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal yang berjumlah 7 SD. Ketujuh SD tersebut adalah SDN Tunon 1, SDN Tunon 2, SDN Debong Kulon, SDN Keturen, SDN Kalinyamat Wetan 1, SDN Kalinyamat Wetan 2, dan SDN Kalinyamat Wetan 3.
3.3
Populasi dan Sampel Populasi dan sampel dapat digunakan sebagai sumber data. Berikut
penjelasan mengenai populasi dan sampel. 3.3.1
Populasi Sugiyono (2014: 119) menyatakan bahwa “populasi adalah wilayah
generalisasi, terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Sementara itu, Riduwan (2013: 54) menyatakan “populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi
60 objek penelitian”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal dengan jumlah 197 siswa yang berasal dari 7 SD. Rinciannya sebagai berikut: Tabel 3.1 Populasi Penelitian No. 1 2 3 4 5 6 7
Nama Sekolah Jumlah Siswa Kelas V SD Negeri Tunon 1 27 siswa SD Negeri Tunon 2 34 siswa SD Negeri Debong Kulon 33 siswa SD Negeri Keturen 21 siswa SD Negeri Kalinyamat Wetan 1 26 siswa SD Negeri Kalinyamat Wetan 2 41 siswa SD Negeri Kalinyamat Wetan 3 15 siswa Jumlah 197 siswa Sumber: Data siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal Tahun Ajaran 2015/2016 (Lampiran 1). 3.3.2
Sampel dan Teknik Sampling Sampel merupakan bagian dari populasi. Sugiyono (2014: 120) menyatakan
“sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi”. Jika populasi besar dan peneliti tidak mungkin memelajari semua yang ada pada populasi, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Untuk itu, sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif. Arikunto (1998) dalam Riduwan (2013: 56) mengatakan “sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang diteliti)”. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah probability sampling dengan jenis simpel random sampling. Riduwan (2013: 57) menyatakan “probability sampling adalah teknik sampling untuk memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel”. Adapun simpel random sampling adalah cara pengambilan sampel dari anggota populasi
61
dengan menggunakan acak tanpa memerhatikan strata dalam anggota populasi. Teknik pengambilan jumlah sampel dari populasi menggunakan rumus slovin (Thoifah, 2015: 18), sebagai berikut: 𝑛=
𝑁 𝟐
𝑁. (𝒆) + 1
dimana : n
= jumlah sampel
N
= jumlah populasi
e2
= batas ketelitian yang diinginkan
Peneliti menggunakan rumus slovin dengan presisi atau taraf kesalahan 5% atau 0,05. Penerapan rumus untuk menghitung sampel dengan jumlah populasi 197, sebagai berikut: 𝑛=
𝑁 𝑁. (𝒆)𝟐 + 1
𝑛=
197 197. (0,05)𝟐 + 1
𝑛=
197 1,4925
𝑛 = 131,9 𝑛 = 132 Sugiyono
(2014:
133) berpendapat
“apabila perhitungan
sampel
menghasilkan pecahan (terdapat koma) sebaiknya dibulatkan ke atas agar sampel yang diambil lebih aman”. Oleh karena itu, sampel yang akan diambil adalah 132 siswa.
62
Proporsi pengambilan sampel tiap SD menggunakan rumus proporsional random sampling atau rumus pengambilan sampel bertingkat seperti yang diungkap Thoifah (2015: 18), yaitu: 𝑛𝑖 =
𝑁𝑖 .𝑛 𝑁
dimana : ni
= jumlah sampel menurut stratum (tingkatan)
n
= jumlah sampel seluruhnya
Ni
= jumlah populasi menurut stratum
N
= jumlah populasi seluruhnya
Berdasarkan rumus menggunakan rumus pengambilan sampel bertingkat tersebut yang telah diungkap Thoifah (2015: 18), maka dapat ditarik sampel masing-masing SD Negeri di Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal sebagai berikut: Tabel 3.2 Proporsi Pengambilan Sampel Penelitian No.
Nama Sekolah
1 2 3 4 5 6 7
SD Negeri Tunon 1 SD Negeri Tunon 2 SD Negeri Debong Kulon SD Negeri Keturen SDN Kalinyamat Wetan 1 SDN Kalinyamat Wetan 2 SDN Kalinyamat Wetan 3 Jumlah
Jumlah Siswa Kelas V 27 siswa 34 siswa 33 siswa 21 siswa 41 siswa 26 siswa 15 siswa 197 siswa
Jumlah sampel 27 / 197 x 132 = 18,09 = 18 34 / 197 x 132 = 22,78 = 23 33 / 197 x 132 = 22,11 = 22 21 / 197 x 132 = 14,07 = 14 41 / 197 x 132 = 27,47 = 28 26 / 197 x 132 = 17,42 = 17 15 / 197 x 132 = 10,05 = 10 132
Sumber: Lampiran 2
3.4
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Sub bab ini menjelaskan tentang variabel penelitian dan definisi
operasional. Berikut penjelasan selengkapnya mengenai variabel dan definisi operasional:
63
3.4.1
Variabel Penelitian Sugiyono (2014: 64) mendefinisikan “variabel penelitian sebagai suatu
atribut, sifat, atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”. Penelitian ini adalah penelitian regresi ganda yang mencermati hubungan tiga macam variabel, terdiri atas satu variabel terikat dan dua variabel bebas. Berikut ini penjelasan mengenai variabel bebas dan variabel terikat. 3.4.1.1 Variabel terikat Sugiyono (2014: 64) berpendapat “variabel terikat atau juga bisa disebut variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas”. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal yang mencakup nilai Ulangan Tengah Semester (UTS) genap Tahun Ajaran 2015/2016. 3.4.1.2 Variabel bebas Variabel bebas atau bisa juga disebut variabel independen. Sugiyono (2014: 64) berpendapat bahwa “variabel independen merupakan variabel yang memengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)”. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kebiasaan belajar (X1) dan motivasi belajar (X2). 3.4.2
Definisi Operasional Variabel Agar mendapat gambaran yang lugas tentang variabel yang diamati dalam
penelitian ini, maka perlu diberikan definisi operasional variabel terhadap fokus
64
amatan. Hal itu dimaksudkan untuk memudahkan dalam menganalisis data serta menginterpretasi secara akurat dan terfokus. 3.4.2.1 Definisi Operasional Hasil Belajar Siswa Hasil belajar merupakan hasil penilaian dari ranah kognitif, psikomotor, dan afektif yang diperoleh siswa selama mengikuti pembelajaran di sekolah. Penilaian dalam penelitian ini lebih menitikberatkan pada ranah kognitif yang diperoleh dari hasil tes/ujian. Hasil belajar siswa dalam penelitian ini adalah nilai rata-rata Ulangan Tengah Semester (UTS) siswa pada semua mata di semester genap tahun ajaran 2015/2016 pada siswa kelas V SD Negeri Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal. 3.4.2.2 Definisi Operasional Kebiasaan Belajar Kebiasaan belajar dalam penelitian ini merupakan proses pembentukan kebiasaan baru dalam aktivitas belajar siswa dengan waktu yang lama agar muncul suatu pola tingkah laku baru yang relatif menetap dan otomatis. Dengan kata lain, kebiasaan belajar terbentuk karena proses belajar yang dilakukan secara berulangulang pada diri siswa sehingga menjadi kebiasaan dalam pola belajarnya. Kebiasaan belajar dalam penelitian ini merupakan cara belajar yang dilakukan siswa selama menempuh pendidikan. Adapun bentuk atau indikator yang termasuk dalam kebiasaan belajar pada penelitian ini yaitu: (1) pembuatan jadwal dan pelaksanaannya; (2) membaca dan membuat catatan; (3) penyelesaian tugas; (4) cara mengikuti pelajaran; (5) cara belajar kelompok; dan (6) cara belajar mandiri di rumah.
65
3.4.2.3 Definisi Operasional Motivasi Belajar Motivasi belajar merupakan perubahan energi dalam diri seorang siswa yang menimbulkan dorongan untuk mencapai tujuan belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat akan memiliki dorongan dan semangat yang besar dalam belajar, sebaliknya siswa yang memiliki motivasi rendah akan memiliki dorongan dan semangat yang rendah pula dalam belajar. Motivasi belajar dalam penelitian ini merupakan persepsi siswa terhadap motivasi belajarnya, yang meliputi: (1) tekun dalam belajar; (2) ulet dalam menghadapi kesulitan; (3) minat dalam belajar; (4) berprestasi dalam belajar; dan (5) mandiri dalam belajar.
3.5
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang diperlukan adalah teknik yang paling tepat
sehingga benar-benar didapat data yang valid dan reliabel, tidak semua teknik pengumpulan data dicantumkan kalau sekiranya peneliti tidak dapat melaksanakan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara, angket, dan dokumentasi. 3.5.1
Wawancara Cristensen (2004) dalam Sugiyono (2014: 188) menyatakan “wawancara
merupakan teknik pengumpulan data pewawancara dalam mengumpulkan data mengajukan suatu pertanyaan kepada yang diwawancarai”. Penelitian ini menggunakan jenis wawancara tidak terstruktur. Wawancara tidak terstruktur menurut Sugiyono (2014: 191) adalah wawancara yang bebas dengan tidak menggunakan pedoman wawancara secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan data. Wawancara tidak terstruktur sering digunakan dalam penelitian
66
pendahuluan. Pada penelitian pendahuluan, peneliti mendapatkan informasi awal tentang isu atau permasalahan yang ada pada objek dan gambaran umum yang terjadi di tempat penelitian. 3.5.2
Angket atau Kuesioner Menurut Creswell dalam Sugiyono (2014: 192) “kuesioner merupakan
teknik pengumpulan data dimana partisipan atau responden mengisi pertanyaan atau pernyataan dengan lengkap kemudian mengembalikan kepada peneliti”. Penelitian ini menggunakan angket tertutup, yaitu responden diminta memilih jawaban sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda centang (√). Angket dalam penelitian ini digunakan untuk pernyataan berpedoman pada indikator kebiasaan belajar dan indikator motivasi belajar. 3.5.3
Dokumentasi Menurut Riduwan (2013: 77) bahwa “dokumentasi ditujukan untuk
memeroleh data langsung dari tempat penelitian atau data yang relevan dengan penelitian”. Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk memeroleh data berkaitan dengan jumlah siswa, nama siswa, dan nilai UTS genap siswa kelas V di Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Tahun Ajaran 2015/2016.
3.6
Instrumen Penelitian Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada
alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasa dinamakan instrumen penelitian. Instrumen dalam penelitian ini adalah menggunakan instrumen dokumentasi dan angket. Dokumentasi digunakan untuk mengukur hasil belajar
67
siswa, sementara angket digunakan untuk mengukur variabel kebiasaan belajar dan motivasi belajar. 3.6.1
Instrumen Variabel Hasil belajar Pengukuran hasil belajar siswa diperoleh dari hasil penilaian ranah kognitif
siswa selama mengikuti pembelajaran. Penilaian tersebut bisa berupa tes atau ujian. Penelitian ini menggunakan nilai rata-rata Ulangan Tengah Semester (UTS) genap pada semua mata pelajaran siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal pada Tahun Ajaran 2015/2016. 3.6.2
Instrumen Variabel Kebiasaan belajar Instrumen variabel kebiasaan belajar dalam penelitian ini menggunakan
angket. Jenis angket yang digunakan angket tertutup dengan skala likert. Angket yang diberikan pada responden berbentuk empat alternatif jawaban (pernyataan) dengan skala selalu diberi skor 4, sering diberi skor 3, kadang-kadang diberi skor 2, dan tidak pernah diberi skor 1 untuk jawaban positif. Sebaliknya untuk jawaban (pernyataan) negatif. Responden dalam menjawab memberikan tanda checklist (√) pada kolom yang tersedia sesuai keadaan yang dialami responden. Intrumen yang digunakan untuk mengukur variabel dikembangkan atas dasar definisi operasional variabel kebiasaan belajar dari pendapat Sudjana (2014: 165-173) dan pendapat Slameto (2013: 82-91). Variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi dimensi, dari dimensi dijabarkan menjadi indikator. Indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang berupa pertanyaan atau pernyataan. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel kisi-kisi instrumen variabel kebiasaan belajar, sebagai berikut:
68
Tabel 3.3 kisi-kisi Angket Kebiasaan Belajar (Uji Coba) Dimensi Kebiasaan Belajar (X1)
No Butir Soal Indikator Soal Negatif
1, 2, 3, 5
4
5
6, 7
8
3
9, 10
11, 12
4
2. Membuat catatan
13, 14, 15, 16, 17
-
5
1. Mengerjakan tugas di sekolah
18, 19, 20, 22, 24
21, 23
7
2. Mengerjakan PR
25, 26, 27, 29
28
5
1. Pembuatan jadwal Pembuatan belajar jadwal dan pelaksanaannya 2. Melaksanakan jadwal belajar Membaca dan membuat catatan
Penyelesaian tugas
Jumlah Positif
1. Membaca buku teks
1. Konsentrasi mengikuti pelajaran Cara mengikuti pelajaran 2. Aktif dalam proses pembelajaran
30, 31, 33
32
4
34, 35, 36, 37
38
5
Cara belajar kelompok
1. Melakukan belajar kelompok
39, 40, 42, 44, 45
41, 43
7
Cara belajar mandiri di rumah
1. Belajar mandiri di rumah
47, 48, 49, 50
46
5
38
12
50
Jumlah
Keterangan: kisi-kisi angket dikembangkan dari pendapat Sudjana (2014: 165-173) dan pendapat Slameto (2013: 82-91). 3.6.3
Instrumen Variabel Motivasi belajar Instrumen variabel motivasi belajar dalam penelitian ini sama dengan
instrumen kebiasaan belajar, yaitu menggunakan angket. Jenis angket yang digunakan angket tertutup dengan skala likert. Angket yang diberikan pada responden berbentuk empat alternatif jawaban (pernyataan) dengan skala selalu diberi skor 4, sering diberi skor 3, kadang-kadang diberi skor 2, dan tidak pernah diberi skor 1 untuk jawaban positif, sebaliknya untuk jawaban negatif. Responden
69 dalam menjawab memberikan tanda checklist (√) pada kolom yang tersedia sesuai keadaan yang dialami responden. Variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi dimensi, dimensi dijabarkan menjadi indikator. Indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang berupa pertanyaan atau pernyataan. Lebih jelas indikator variabel motivasi belajar, dapat dilihat pada tabel kisi-kisi instrumen variabel motivasi belajar, sebagai berikut: Tabel 3.4 Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar (Uji Coba) Dimensi Motivasi Belajar (X2)
Indikator Soal 1. Kehadiran di sekolah 2. Mengikuti PBM di kelas 3. Belajar di rumah 1. Sikap terhadap kesulitan 2. Usaha menghadapi kesulitan 1. Kebiasaan mengikuti pelajaran
Tekun dalam belajar
Ulet dalam menghadapi kesulitan Minat dan perhatian dalam belajar Berprestasi dalam belajar
Mandiri dalam belajar
2. Semangat dalam mengikuti PBM 1. Keinginan untuk berprestasi 2. Kualifikasi hasil 1. Penyelesaian tugas/PR 2. Menggunakan kesempatan di luar jam pelajaran Jumlah
No Butir Soal
Jumlah
Positif 1,3
Negatif 2,4
4
5, 7, 10
6, 8, 9
6
11, 12, 15
13, 14
5
17, 18, 19
16
4
20, 21, 23
22
4
24, 25, 26, 27
-
4
28, 29, 30
-
3
31, 32
-
2
33, 34, 35, 36
37
5
39, 40, 41
38, 42
5
43, 44, 45
46
4
33
13
46
Keterangan: Kisi-kisi angket dikembangkan dari pendapat Marx dan Tombuch dalam Riduwan (2013: 31-32) Sebelum melakukan pengambilan data, instrumen yang telah disusun diuji cobakan terlebih dahulu kepada 30 siswa dalam populasi di luar sampel penelitian (Lampiran 3). Hal ini sesuai dengan pendapat Sugiyono (2014: 172) bahwa
70 “instrumen diuji cobakan pada sampel dari mana populasi itu diambil, jumlah anggota sampel yang digunakan untuk pengujian sekitar 30 orang”. Instrumen uji coba berupa angket kebiasaan belajar dan motivasi belajar harus memenuhi persyaratan tertentu, yaitu validitas dan reliabilitas. 3.6.4
Uji Validitas Instrumen Riduwan (2013: 97) menjelaskan bahwa “validitas adalah suatu ukuran
yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur”. Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya angket yang digunakan. Untuk mengetahui apakah angket kebiasaan belajar dan motivasi belajar mampu menghasilkan data yang akurat sesuai dengan tujuan ukurnya, maka angket tersebut harus valid. Instrumen penelitian harus memiliki validitas internal dan eksternal, yaitu sebagai berikut: 3.6.4.1 Validitas Internal Validitas internal terdiri dari validitas kontruksi dan validitas isi. Menurut Sugiyono (2014: 170), untuk instrumen nontest yang digunakan untuk mengukur sikap cukup memenuhi validitas konstruksi. Validitas internal dalam instrumen penelitian ini diuji dengan pengujian konstruksi dari penilai ahli. Penilai ahli dalam penilaian ini yaitu Drs. Noto Suharto, M.Pd dan Drs. Utoyo, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi. 3.6.4.2 Validitas Eksternal Sugiyono (2014: 170) berpendapat bahwa “validitas eksternal dari suatu instrumen dikembangkan berdasarkan fakta empiris”. Instrumen diuji dengan cara membandingkan antara kriteria yang ada pada instrumen dengan fakta-fakta
71
empiris yang terjadi di lapangan. Dengan demikian, instrumen diuji cobakan terlebih dahulu kepada 30 siswa diluar sampel penelitian. Data uji coba angket tersebut kemudian ditabulasikan yang bertujuan untuk menghitung hasil uji coba. Dalam penelitian ini, perhitungan hasil uji coba menggunakan analisis Cronbach Alpha pada Statistical Product and Serice Solution (SPSS) versi 21. Langkah-langkah uji validitas yaitu pilih Analyze - Scale - Reliability Analysis - masukkan semua item pernyataan pada kotak Items - klik Statistics - pada Descriptives for pilih Scale if item deleted - klik Continue - klik OK. Hasil perhitungan uji validitas dikatakan valid apabila nilai Corrected Item-Total Correlation > nilai rtabel. Sampel uji coba berjumlah 30 siswa , derajat kebebasan (df) = n-3 = 30-3 = 27, dengan taraf signifikan 0,05, maka diperoleh nilai rtabel 0,381. Item pernyataan dikatakan valid apabila nilai Corrected Item-Total Correlation > 0,381. Berdasarkan rekap hasil uji validitas pada lampiran 15, terdapat 36 item pernyataan yang valid dari 50 item pernyataan pada angket kebiasaan belajar dan terdapat 22 item pernyataan yang valid dari 46 item pernyataan pada angket motivasi belajar. Berikut tabel rekap data hasil perhitungan validitas. Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Angket Kebiasaan Belajar Butir Soal
No
Jumlah
Valid 4, 6, 7, 10, 12, 13, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 23, 24, 25, 26, 27, 29, 30, 31, 33, 34, 35, 37, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50 36
Tidak Valid
Jumlah
1, 2, 3, 5, 8, 9, 11, 14, 22, 28, 32, 36, 38, 41
50
14
72
Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Angket Motivasi Belajar Butir Soal
Valid
2, 6, 7, 12, 13, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 25, 27, 28, 29, No 30, 31, 33, 39, 41, 42, 46 22 Jumlah
3.6.5
Tidak Valid
Jumlah
1, 3, 4, 5, 8, 9, 10, 11, 14, 15, 16, 23, 24, 26, 32, 34, 35, 36, 37, 38, 40, 43, 44, 45 24
46
Uji Reliabilitas Selain kuesioner harus valid, kuesioner juga harus reliabel. Reliabel artinya
ajeg atau mempunyai presisi yang tinggi. Menurut Trihendradi (2013: 277) menyatakan “instrumen harus andal, artinya instrumen tersebut menghasilkan ukuran yang konsisten apabila digunakan untuk mengukur berulang kali”. Instrumen angket dinyatakan andal/reliabel bila memiliki nilai Cronbach’s Alpha > 0,6. Dalam penelitian ini, perhitungan hasil uji reliabilitas menggunakan bantuan Statistical Product and Serice Solution (SPSS) versi 21 (Trihendradi, 2013: 277). Adapun langkah-langkah uji realibilitas dengan bantuan SPSS versi 21 adalah pilih Analyze - Scale - Realibility Analysis - klik Statistic > pada kotak Descriptive for pilih Scale if item deleted > klik Continue > klik OK. Hasil perhitungan uji reliabilitas dapat dilihat pada output Reability Statistic pada kolom Cronbach’s Alpha. Instrumen dikatakan reliabel jika nilai Cronbach’s Alpha pada kolom output Reability Statistic bernilai Cronbach’s Alpha > 0,6. Hasil perhitungan variabel kebiasaan belajar (dapat dilihat pada lampiran 16) didapatkan Cronbach’s Alpha sebesar 0,927. Variabel motivasi belajar
73 diperoleh Cronbach’s Alpha sebesar 0,864. Hal ini dapat diketahui bahwa data dalam penelitian ini dikatakan reliabel, karena hasil perhitungan 0,927 dan 0,864 lebih besar dari 0,6.
3.7
Metode Pengolahan dan Analisis Data Metode pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini meliputi analisis
deskriptif, uji prasyarat analisis, dan analisis akhir (uji hipotesis). 3.7.1
Analisis Deskriptif Trihendradi (2013: 77) mengatakan “analisis deskriptif membantu dalam
meringkas perbandingan beberapa variabel data skala dalam satu tabel dan dapat digunakan untuk melakukan pengamatan penyimpangan data”. Penjelasan analisis deskriptif, sebagai berikut: 3.7.1.1 Analisis Deskriptif Variabel Hasil Belajar Proses pengambilan data untuk hasil belajar dengan mengambil hasil dokumentasi nilai Ulangan Tengah Semester (UTS) genap tahun ajaran 2015/2016 pada siswa kelas V. Nilai didapatkan dari masing-masing guru kelas V pada SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal. Analisis deskriptif pada hasil belajar siswa akan merujuk kriteria penilaian hasil belajar siswa menurut Poerwanti (2009: 6.18), yaitu sebagai berikut: Tabel 3.7 Pedoman Konversi Skala-5 Tingkat Penguasaan 80 ke atas 70 – 79 60 – 69 50 – 59 49 ke bawah
Nilai A B C D E
Sumber: Poerwanti (2009: 6.18)
Hasil Penilaian Kualifikasi Sangat memuaskan Memuaskan Cukup Kurang Sangat Kurang
74
3.7.1.2 Analisis Deskriptif Variabel Kebiasaan Belajar Analisis deskriptif variabel kebiasaan belajar dilakukan dengan analisis indeks. Analisis indeks digunakan untuk mengetahui persepsi umum responden mengenai sebuah variabel yang diteliti. Jika instrumen menggunakan skala jawaban 4, maka rumus nilai indeks, yaitu: Nilai indeks = ((%F1x1) + (%F2x2) + (%F3x3)+ (%F4x4)) / 4 Keterangan: F1 = Frekuensi responden yang menjawab 1 F2 = Frekuensi responden yang menjawab 2 F3 = Frekuensi responden yang menjawab 3 F4 = Frekuensi responden yang menjawab 4 (Ferdinand, 2006: 292) 3.7.1.3 Analisis Deskriptif Variabel Motivasi Belajar Analisis deskriptif variabel motivasi belajar juga dilakukan dengan analisis indeks. Analisis indeks digunakan untuk mengetahui persepsi umum responden mengenai sebuah variabel yang diteliti (Ferdinand, 2006: 292). 3.7.2
Uji Prasyarat Analisis Uji prasyarat analisis dilakukan karena peneliti menggunakan analisis
parametrik (uji parameter populasi melalui statistik atau data sampel). Menurut Riduwan (2013: 119) bahwa “pengujian persyaratan analisis dilakukan apabila peneliti menggunakan analisis parametrik, maka harus dilakukan pengujian persyaratan analisis terhadap asumsi seperti homogenitas untuk uji perbedaan, normalitas, dan linieritas untuk uji korelasi dan regresi”.
75
Penelitian ini merupakan penelitian tentang pengaruh dua variabel bebas terhadap satu variabel terikat sehingga analisis akhir yang digunakan adalah analisis regresi ganda. Uji asumsi dasar yang digunakan untuk mengetahui analisis regresi ganda adalah uji normalitas dan uji linieritas. Kemudian pada uji asumsi klasik regresi, persyaratannya yaitu uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas. 3.7.2.1 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk memastikan bahwa data penelitian berdistribusi normal. Menurut Sugiyono (2014: 228) bahwa “penggunaan statistik parametris mensyaratkan bahwa data setiap variabel yang dianalisis harus berdistribusi normal. Oleh karena itu, sebelum pengujian hipotesis dilakukan, maka terlebih dulu akan dilakukan pengujian normalitas data”. Uji normalitas data dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya uji kertas peluang normal, uji lilliefors, dan uji chi-kuadrat. Peneliti menggunakan bantuan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 21 untuk menguji normalitas data. Peneliti dalam uji SPSS terhadap uji normalitas yang digunakan adalah metode uji Lilliefors. Langkahlangkah menguji normalitas data yaitu sebagai berikut: klik Analyze > Descriptive Statistics > Explore > klik Plots > kotak Explore: Plots beri tanda centang (√) pada Normality plots with test > klik Continue > OK. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada output Tests of Normality kolom Kolmogorov-Smirnov pada nilai Sig. (signifikansi). Data distribusi normal jika sig > α, untuk taraf signifikan (α) adalah 5% atau 0,05 (Trihendradi, 2013: 86).
76
3.7.2.2 Uji Linieritas Uji linearitas digunakan untuk melihat garis regresi antara variabel X dan variabel Y membentuk garis linier atau tidak. Jika tidak linier, maka analisis regresi tidak dapat dilanjutkan. Peneliti menggunakan bantuan program SPSS versi 21 untuk menguji linieritas. Priyatno (2010: 71) menyatakan bahwa “pengujian pada SPSS dengan menggunakan Test for Linierity pada taraf signifikansi 0,05”. Langkah-langkah uji linieritas dengan bantuan SPSS versi 21 yaitu sebagai berikut: klik Analyze > Compare Means > Means. Masukkan variabel motivasi belajar (Y) kedalam kotak Dependent List, sementara variabel kebiasaan belajar atau variabel motivasi belajar dimasukkan pada kotak Independent List. Klik kotak dialog options lalu pilih Test for Linearity. Pilih Continue lalu klik OK. Hasil uji linieritas dilihat pada output ANOVA Table pada kolom Sig. baris Linearity. Dua variabel dikatakan memiliki hubungan yang linier, apabila nilai signifikansinya (Linearity) kurang dari 0,05 (Priyatno, 2010: 73). 3.7.2.3 Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas adalah keadaan dimana terjadi hubungan linier yang sempurna atau mendekati sempurna antar variabel independen dalam model regresi (Priyatno, 2010: 81). Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan linier antar variabel independen dalam model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya multikolinearitas. Pada pembahasan ini akan dilakukan uji multikolinearitas dengan melihat nilai Inflation Factor (VIF) dengan bantuan program SPSS versi 21. Langkah-langkah uji multikolinearitas adalah klik Analyze ˃ Regression ˃ Linear. Pada kotak Linear
77
Regression, masukkan variabel hasil belajar ke kotak Dependent, sementara variabel kebiasaan dan motivasi belajar masukkan kotak Independent(s). Klik Statistics beri tanda centang pada Collinearity diagnostics > klik Continue > klik OK. Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat pada output Coefficients kolom VIF. Menurut Santoso (2001) dalam Priyatno (2010: 81), “pada umumnya jika VIF lebih besar dari 5, maka variabel tersebut mempunyai persoalan multikolinearitas dengan variabel bebas lainnya”. 3.7.2.4 Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas adalah keadaan dimana terjadi ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi (Priyatno, 2010: 83). Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya masalah heteroskedastisitas. Ada beberapa metode pengujian yang baik digunakan pada uji heteroskedastisitas, antara lain uji spearman’s rho, uji glesjer, uji park, dan melihat pola grafik regresi. Pada penelitian ini, uji heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji spearman’s rho yaitu mengorelasikan nilai residual (Unstandardized residual) dengan masing-masing variabel independen. Pengujian ini menggunakan bantuan program SPSS versi 21. Langkahlangkah uji heteroskedastisitas adalah klik Analyze ˃ Regression ˃ Linear. Pada kotak Linear Regression, masukkan variabel hasil belajar ke kotak Dependent, sementara variabel kebiasaan dan motivasi belajar masukkan kotak Independent(s). Klik Save, beri tanda centang pada Unstandardized > klik Continue > klik OK. Jika
78
signifikansi korelasi kurang dari 0,05 maka pada model regresi terjadi masalah heteroskedastisitas (Priyatno, 2010: 83). 3.7.3
Analisis Akhir (Pengujian Hipotesis) Dalam penelitian ini, analisis akhir yang digunakan adalah analisis regresi
linier sederhana dengan analisis regresi ganda. Berikut penjelasan selengkapnya. 3.7.3.1 Analisis Regresi Linier Sederhana Analisis regresi linier sederhana adalah hubungan secara linier antara satu variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y). Analisis ini bertujuan mengetahui arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen apakah positif atau negatif. Peneliti menggunakan program SPSS versi 21 untuk menghitung analisis regresi sederhana. Langkah-langkah analisis regresi yaitu: Klik Analyze – Regression – Linear. Untuk mengetahui regresi variabel kebiasaan belajar (X1) dengan variabel hasil belajar (Y), maka pada kota Linear Regression masukkan variabel kebiasaan belajar (X1) ke kotak Independent(s) dan masukkan variabel hasil belajar (Y) pada kotak Dependent lalu klik OK. Hal yang sama dilakukan untuk mengetahui analisis regresi motivasi belajar (X2) dengan variabel hasil belajar (Y). Masukkan variabel hasil belajar (Y) ke kotak Dependent dan variabel motivasi belajar (X2) pada kotak Independent(s) lalu klik OK (Priyatno, 2010: 56). Pengambilan keputusan pada analisis regresi sederhana meliputi: 3.7.3.1.1 Uji Koefisien Regresi Sederhana (Uji t) Hasil uji koefisien regresi sederhana atau uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (X) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
79
dependen (Y). Signifikan artinya pengaruh yang terjadi dapat berlaku untuk populasi (dapat digeneralisasikan). Pengambilan keputusan tentang signifikansi pengaruh variabel X terhadap variabel Y dapat dilihat pada output Coefficients pada kolom t. Jika nilai thitung ≤ ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel X terhadap variabel Y (Priyatno, 2010: 59). Apabila nilai thitung > nilai ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya, ada pengaruh yang signifikan antara variabel X terhadap variabel Y. 3.7.3.1.2 Analisis Korelasi (R) Analisis korelasi digunakan untuk menunjukkan seberapa besar hubungan yang terjadi antara variabel independen terhadap variabel dependen. Peneliti menggunakan program SPSS versi 21 dengan hasil analisis korelasi dapat dilihat dalam tabel Model Summary kolom R. Sugiyono (2014: 242) memberikan pedoman pada interpretasi koefisien korelasi dengan nilai R berkisar antara 0 sampai 1, seperti tabel berikut: Tabel 3.8 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai R Interval Koefisien 0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000 Sumber: Sugiyono (2014: 242)
Tingkat Hubungan sangat rendah rendah sedang kuat sangat kuat
3.7.3.1.3 Analisis Determinasi (R2) Analisis determinasi digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam menghitung koefisien determinasi, peneliti menggunakan program SPSS versi 21 dan besar
80
koefisien determinasi dapat dilihat pada output Model Summary kolom R Square. Untuk menentukan seberapa besar persentase koefisien determinasi, maka menguadratkan dari nilai koefisien R Square yang dikalikan dengan 100%. 3.7.3.2 Analisis Regresi Linier Ganda Riduwan (2013: 155) menyatakan bahwa “analisis regresi ganda merupakan suatu alat analisis peramalan nilai pengaruh dua variabel bebas atau lebih untuk membuktikan ada tidaknya hubungan fungsi atau kausal antara dua variabel bebas atau lebih dengan satu variabel terikat”. Pada penelitian ini, analisis digunakan untuk mengetahui pengaruh kebiasaan belajar dan motivasi belajar secara bersamasama terhadap hasil belajar siswa. Penghitungan analisis regresi ganda dalam penelitian ini menggunakan program SPSS versi 21. Menu yang digunakan sebagai berikut: Analyze ˃ Regression ˃ Linear. Pada kotak Linear Regression, masukkan variabel hasil belajar (Y) pada kotak Dependent dan masukkan variabel kebiasaan belajar (X1) serta variabel motivasi belajar (X2) ke kotak Independent(s) lalu klik OK (Priyatno, 2010: 63-64). Analisis akhir dalam penelitian ini untuk menguji hipotesis penelitian dengan menggunakan analisis korelasi ganda, analisis determinasi, dan uji koefisien regresi secara bersama-sama. 3.7.3.2.1 Analisis Korelasi Ganda Riduwan (2013: 141) menyatakan “analisis korelasi ganda berfungsi untuk mencari besarnya pengaruh atau hubungan antara dua variabel bebas (X) atau lebih secara simultan dengan variabel terikat (Y)”. Koefisien ini menunjukkan seberapa besar hubungan yang terjadi antara variabel independen dengan variabel dependen. Nilai korelasi memiliki rentang berkisar 0 sampai 1 (Priyatno, 2010: 65). Peneliti
81
menggunakan program SPSS versi 21 dengan hasil analisis korelasi ganda dapat dilihat pada hasil analisis regresi dalam tabel Model Summary kolom R. Sugiyono (2014: 242) memberikan pedoman pada interpretasi koefisien korelasi seperti tabel berikut: Tabel 3.9 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai R Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000 Sumber: Sugiyono (2014: 242)
Sangat rendah Rendah Sedang Kuat Sangat kuat
3.7.3.2.2 Analisis Determinasi Riduwan (2013: 224) menyatakan ”koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar variabel X mempunyai kontribusi atau ikut menentukan variabel Y”. Koefisien determinasi adalah kuadrat dari koefisien korelasi Pearson Product Moment (PPM) yang dikalikan dengan 100%. Persentase koefisien determinasi dapat ditentukan dengan rumus: KP = R2 x 100% Keterangan: KP
= nilai koefisien determinan
R
= nilai koefisien korelasi ganda (Riduwan, 2013: 224)
Dalam menghitung koefisien determinasi, peneliti menggunakan program SPSS versi 21 dan besar koefisien determinasi dapat dilihat pada output Model
82
Summary kolom R Square. Kriteria untuk analisis koefisien determinasi adalah Jika R2 sama dengan 0, maka tidak ada sedikitpun persentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen, atau variasi variabel independen yang digunakan dalam model tidak menjelaskan sedikitpun variasi variabel dependen, sebaliknya R2 sama dengan 1, maka persentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen adalah sempurna, atau variasi variabel independen yang digunakan dalam model menjelaskan 100% variasi variabel dependen (Priyatno, 2010: 66). 3.7.3.2.3 Analisis Regresi Secara Bersama-Sama Uji koefisien regresi secara bersama-sama digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh kebiasaan belajar dan motivasi belajar secara bersama-sama terhadap hasil belajar siswa. Penelitian ini dalam melakukan uji F dibantu dengan program SPSS versi 21 yang dapat dilihat pada output ANOVA pada kolom F. Dasar pengambilan keputusan adalah apabila Fhitung ≤ Ftabel, maka Ho diterima artinya tidak ada pengaruh bersama antara variabel bebas secara keseluruhan terhadap variabel terikat. Apabila Fhitung ˃ Ftabel, maka Ho ditolak artinya ada pengaruh bersama antara variabel bebas secara keseluruhan terhadap variabel terikat.
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1
Hasil Penelitian Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai gambaran umum objek
penelitian, analisis deskripsi variabel penelitian, hasil uji prasyarat analisis, dan hasil analisis akhir. 4.1.1
Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan terhadap siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika
dan Gugus Hasanudin Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal yang terdiri dari 7 SD dengan jumlah populasi mencapai 197 siswa. Rincian populasi siswa kelas V tersebut yaitu SD Negeri Tunon 1 terdiri dari 27 siswa, SD Negeri Tunon 2 terdiri dari 34 siswa, SD Negeri Keturen terdiri dari 21 siswa, SD Negeri Debong Kulon terdiri dari 33 siswa, SD Negeri Kalinyamat Wetan 1 terdiri dari 41 siswa, SD Negeri Kalinyamat Wetan 2 terdiri dari 26 siswa, serta SD Negeri Kalinyamat Wetan 3 terdiri dari 15 siswa (lampiran 1). Tidak semua populasi dijadikan responden dalam penelitian. Namun, dari populasi ditarik sampel untuk dijadikan responden. Sampel penelitian berjumlah 132 siswa. Nama siswa yang menjadi sampel penelitian tercantum pada lampiran 2. Sampel uji coba berjumlah 30 siswa di luar sampel tetapi masih dalam populasi penelitian (lampiran 3). Lokasi penelitian berada di Kecamatan Tegal Selatan yang berdekatan dengan perbatasan Kabupaten Tegal. SD Negeri Tunon 1 beralamat di Jalan Sutan Syahrir No. 1, SD Negeri Tunon 2 beralamat di Jalan Sultan Hasanudin 83
84
gang Makam Tunon, SD Negeri Keturen beralamat di Jalan Sultan Hasanudin No. 22, SD Negeri Debong Kulon beralamat di Jalan Dr. Samadikun No. 45, SD Negeri Kalinyamat wetan 1 beralamat di Jalan Ir. H. Juanda No. 128, SD Negeri Kalinyamat wetan 2 beralamat di Jalan Sultan Hasanudin No. 49, dan SD Negeri Kalinyamat wetan 3 beralamat di Jalan Ir. H. Juanda No.130. 4.1.2
Deskripsi responden Responden dalam penelitin ini berjumlah 132 siswa. Berdasarkan jenis
kelamin, responden terdiri dari 58 siswa laki-laki (43,94 %) dan 74 siswi perempuan (56,06 %). Secara terperinci jenis kelamin pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.1 Data Responden Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin
No. 1 2 3 4 5 6 7
Nama Sekolah
SD Negeri Tunon 1 SD Negeri Tunon 2 SD Negeri Keturen SD Negeri Debong Kulon SDN Kalinyamat Wetan 1 SDN Kalinyamat Wetan 2 SDN Kalinyamat Wetan 3 Jumlah Sumber: Data Penelitian 2016
Jenis Kelamin P L 9 9 10 13 7 7 16 6 17 11 8 9 7 3 74 58
Jumlah 18 23 14 22 28 17 10 132
Ditinjau dari usia, responden yang berusia 10 tahun terdapat 6 siswa (0,04%), terdapat 66 siswa (0,50%) yang berusia 11 tahun, terdapat 47 siswa (0,35%) yang berusia 12 tahun, terdapat 10 siswa (0,07%) yang berusia 13 tahun, terdapat 2 siswa (0,02%) yang berusia 14 tahun, dan terdapat 1 siswa (0,01%) yang
85
berusia 16 tahun. Secara rinci kondisi responden berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.2 Data Responden Penelitian Berdasarkan Usia
No.
Usia
1 2 3 4 5 6 7
10 tahun 11 tahun 12 tahun 13 tahun 14 tahun 15 tahun 16 tahun Jumlah Sumber: Data Penelitian 2016 4.1.3
Jenis Kelamin P L 5 1 37 29 27 20 4 6 1 1 0 0 0 1 74 58
Jumlah 6 66 47 10 2 0 1 132
Analisis Deskriptif Variabel Penelitian Analisis deskriptif statistik memberikan gambaran atau deskripsi suatu data.
Analisis deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, variansi, nilai maksimum, nilai minimum, sum, dan range. Analisis deskriptif penelitian ini menggunakan bantuan progam SPSS versi 21. Adapun langkah-langkahnya adalah Analyze Descriptive Statistic Descriptives masukkan variabel hasil belajar, kebiasaan belajar, dan motivasi belajar ke kotak variable(s) klik Option dan isikan statistik yang ingin dianalisis (Means, Std Dev, variance, Minimun, Maximum, Sum, Range) pilih Continue lalu klik Ok. Hasil perhitungan analisis deskriptif dapat dilihat dari output Descriptive Statistics. Berdasarkan perhitungan, hasil analisis deskriptif statistik variabel hasil belajar (Y), kebiasaan belajar (X1), dan motivasi belajar (X2) dapat disajikan pada tabel berikut.
86
Tabel 4.3 Hasil Analisis Deskriptif Variabel Penelitian Descriptive Statistics N
Range
Mini
Maxi
Mum
mum
Sum
Mean
Std.
Vari
Deviation
ance
Hasil Belajar
132
64,00
30,00
94,00
9076,00
68,7576
10,18015
103,635
Kebiasaan
132
73,00
70,00
143,00
15285,00
115,7955
16,94524
287,141
132
36,00
52,00
88,00
9757,00
73,9167
7,50577
56,337
Belajar Motivasi Belajar Valid N
132
(listwise)
Sumber: Data Penelitian 2016 Berdasarkan hasil perhitungan data yang telah disajikan dalam tabel 4.3, dapat dijelaskan selengkapnya sebagai berikut: 1)
Variabel hasil belajar dengan sampel 132 siswa diperoleh hasil rentang nilai (range) sebesar 64; nilai terendahnya (minimum) 30; nilai tertingginya (maximum) 94; penjumlahan keseluruhan (sum) sebesar 9076; dengan ratarata (mean) 68,75; simpangan (std. deviation) sebesar 10,18; dan varian data sebesar 103,63.
2)
Variabel kebiasaan belajar dengan sampel 132 siswa diperoleh hasil rentang nilai (range) sebesar 73; nilai terendahnya (minimum) 70; nilai tertingginya (maximum) 143; penjumlahan keseluruhan (sum) sebesar 15285; dengan rata-rata (mean) 115,79; simpangan (std. deviation) sebesar 16,94; dan varian data sebesar 287,14.
3)
Variabel motivasi belajar dengan sampel 132 siswa diperoleh hasil rentang nilai (range) sebesar 36; nilai terendahnya (minimum) 52; nilai tertingginya (maximum) 88; penjumlahan keseluruhan (sum) sebesar 9757; dengan rata-
87
rata (mean) 73,91; simpangan (std deviation) sebesar 7,5; dan varian data sebesar 56,33. Selanjutnya dilakukan analisis deskriptif dengan kriteria penilaian hasil belajar siswa berpedoman konversi skala 5 menurut Poerwanti (2009: 6.18) dan menggunakan teknik analisis indeks untuk variabel kebiasaan belajar dan motivasi belajar. Analisis indeks bertujuan untuk menggambarkan persepsi responden atas item-item pernyataan yang diajukan dalam penelitian (Ferdinand, 2006: 340). Perhitungan nilai indeks diperoleh melalui perhitungan nilai indeks tiap dimensi penelitian. Adapun langkah-langkah menentukan nilai indeks suatu variabel penelitian yaitu sebagai berikut: (1)
Menghitung skor pada jawaban responden dan membuat rekapitulasi data hasil penelitian angket (lampiran 17 dan lampiran 18). Tiap item pernyataan dihitung atau diberi skor sesuai dengan pedoman. Pada penelitian ini, pedoman skor item pernyataan positif, skor 4 diberikan pada responden yang mencentang “Selalu”, skor 3 diberikan pada responden yang mencentang “Sering”, skor 2 diberikan pada responden yang mencentang “Kadang-kadang”, dan skor 1 diberikan pada responden yang mencentang “Tidak Pernah”. Sebaliknya skor dengan item pernyataan negatif, skor 1 diberikan pada responden yang mencentang “Selalu” dan skor 4 diberikan pada responden yang mencentang “Tidak Pernah”.
(2)
Menghitung persentase frekuensi jawaban responden. Rumus persentase frekuensi jawaban responden yaitu: %Fa = na / N x 100 %
88
Keterangan: %Fa
= persentase frekuensi jawaban responden yang memberi skor 1, atau 2, atau 3, atau 4. Sehingga dapat ditulis %F1, %F2, %F3, dan seterusnya.
na
= jumlah responden yang memberi skor 1, atau 2, atau 3, atau 4. a = skor 1, atau 2, atau 3, atau 4.
N (3)
= total jumlah responden/sampel penelitian.
Menghitung nilai indeks item pernyataan dengan menggunakan rumus berikut: Nilai indeks pernyataan = ((%F1x1) + (%F2x2) + (%F3x3)+ (%F4x4)) / 4 Keterangan: F1 = Frekuensi responden yang menjawab 1 F2 = Frekuensi responden yang menjawab 2 F3 = Frekuensi responden yang menjawab 3 F4 = Frekuensi responden yang menjawab 4 (Ferdinand, 2006: 292)
(4)
Menghitung nilai indeks tiap indikator. Rumus nilai indeks indikator yaitu rata-rata nilai indeks pernyataan yang ada pada suatu indikator. Misalnya indikator “melaksanakan jadwal belajar” pada variabel kebiasaan belajar terdiri dari 2 item pernyataan, maka nilai indeks indikatornya ditentukan dengan
cara:
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑖𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑖𝑡𝑒𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎𝑎𝑛 2 + 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑖𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑖𝑡𝑒𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎𝑎𝑛 3
sehingga diperoleh hasil
2 74,62+85,61 2
= 80,11.
,
89
(5)
Menentukan nilai indeks tiap dimensi. Cara menentukan nilai indeks tiap dimensi yaitu merata-rata semua nilai indeks indikator yang ada pada suatu dimensi.
Nilai Indeks Dimensi = (Indeks Indikator 1) + (Indeks Indikator 2) + (Indeks Indikator 3) + …… (Indreks Indikator n)/ n
(6)
Menentukan nilai indeks suatu variabel. Cara menentukan nilai indeks tiap variabel yaitu merata-rata nilai indeks dimensi yang ada pada suatu variabel.
Nilai Indeks Variabel = (Indeks Dimensi 1) + (Indeks Dimensi 2) + (Indeks Dimensi 3) + …… (Indreks Dimensi n) / n
(7)
Menafsirkan nilai indeks variabel dengan kriteria Three Box Method. Penelitian ini menggunakan Skala Likert dengan angket tertutup sehingga alternatif jawaban hanya ada 4, yaitu jawaban 1, jawaban 2, jawaban 3, sampai jawaban 4, maka tidak ada alternatif jawaban 0 (nol). Menurut Ferdinand, 2006: 292), angket dengan angka jawaban tidak dimulai dari angka 0, maka angka indeks yang dihasilkan dimulai dari angka 10 sampai 100. Dengan demikian, rentang angka indeks yaitu 90. Rentang 90 tersebut dibagi menjadi tiga kotak (aturan Three Box Method), sehingga dihasilkan kriteria penafsiran nilai indeks sebagai berikut:
90
Tabel 4.4 Rentang Nilai Indeks (Three Box Method) Rentang Nilai 71,00 – 100,00 41,00 – 70,00 10,00 – 40,00 Sumber: Ferdinand (2006: 292)
Kategori Tinggi Sedang Rendah
4.1.3.1 Deskripsi Hasil Belajar Analisis deskripsi hasil belajar digunakan untuk menggambarkan data hasil rata-rata nilai Ulangan Tengah Semester (UTS) Genap Tahun Ajaran 2015/2016 pada kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal. Analisis deskriptif pada hasil belajar siswa akan merujuk pedoman konversi skala 5 menurut Poerwanti (2009: 6.18). Analisis ini akan merujuk tingkat penguasaan siswa dalam bentuk skor, hasil penilaian nilai siswa yang berbentuk huruf, dan hasil penilaian kualifikasi siswa yang berbentuk kata, yaitu sebagai berikut: Tabel 4.5 Pedoman Konversi Skala-5 Tingkat Penguasaan 80 ke atas 70 – 79 60 – 69 50 – 59 49 ke bawah Sumber: Poerwati (2009: 6.18)
Hasil Penilaian Nilai Kualifikasi A Sangat memuaskan B Memuaskan C Cukup D Kurang E Sangat Kurang
Hasil penelitian yang dilanjutkan dengan perhitungan jumlah siswa setiap tingkat penguasaannya, maka diperoleh hasil tingkat penguasaan siswa dari yang menguasai nilai 80 ke atas sampai siswa yang mendapat nilai 49 ke bawah, Analisis deskriptif kriteria hasil nilai rata-rata Ulangan Tengah Semester (UTS) genap kelas
91
V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Tahun Ajaran 2015/2016 beserta frekuensi atau jumlah siswa dapat disajikan melalui tabel berikut ini. Tabel 4.6 Frekuensi Hasil Nilai Rata-rata Ulangan Tengah Semeter Genap Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kriteria
Nilai UTS
80 - keatas 80, 81, 81, 84, 84, 85, 85, 85, 85, 86, 86, (A) 87, 88, 91, 92, 93, 94 70, 70, 70, 70, 70, 70, 70, 70, 71, 71, 71, 71, 71, 72, 72, 72, 72, 72, 72, 72, 73, 73, 70 - 79 73, 73, 74, 74, 74, 74, 74, 74, 75, 75, 75, (B) 75, 76, 76, 76, 76, 76, 76, 77, 78, 79, 79, 79 60, 60, 61, 61, 61, 62, 62, 63,63, 63, 63, 63, 63, 64, 64, 64, 64, 64, 64, 64, 64, 65, 60 - 69 65, 65 ,65, 65, 65, 65, 65, 65, 65, 66, 66, (C) 66, 66, 67, 67, 67, 67, 67, 68, 68, 69, 69, 69, 69, 69, 69, 69 50 - 59 51, 52, 53, 54, 54, 55, 56, 56, 56, 56, 57, (D) 57, 58, 58, 58, 58, 59 49 ke bawah (E) 30, 47, 48, 48 Jumlah 9076 Sumber: Data Penelitian 2016
Frekuensi
Persentase (%)
17
12,88
45
34,09
49
37,12
17
12,88
4
3,03
132
100
Berdasarkan tabel 4.6, dapat diketahui bahwa terdapat lima kualifikasi tingkat penguasaan hasil belajar siswa kelas V Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal. Kelima tingkat penguasaan tersebut yaitu sangat memuaskan (A), memuaskan (B), cukup (C), kurang (D), dan sangat kurang (E). Penjelasan selengkapnya yaitu: sangat memuaskan dengan tingkat penguasaan 80 ke atas (A). Terdapat 17 siswa yang mendapat kriteria sangat memuaskan dengan tingkat penguasaan 80 ke atas dengan persentase 12,88 %, yaitu satu siswa mendapat nilai 80, dua siswa mendapat nilai 81, dua siswa mendapat nilai 84, empat
92
siswa mendapat nilai 85, dua siswa mendapat nilai 86, serta nilai 87, 88, 91, 92, dan 93 yang masing-masing satu siswa. Kualifikasi memuaskan dengan tingkat penguasaan 70-79 (B). Terdapat 45 siswa yang mendapat kriteria memuaskan dengan tingkat penguasaan antara 70 sampai 79 dengan persentase 34,09 %, yaitu delapan siswa mendapat nilai 70, lima siswa mendapat nilai 71, tujuh siswa mendapat nilai 72, empat siswa mendapat nilai 73, enam siswa mendapat nilai 74, empat siswa mendapat nilai 75, enam siswa mendapat nilai 76, satu siswa mendapat nilai 77, satu siswa mendapat nilai 78, dan tiga siswa mendapat nilai 79. Kategori cukup dengan tingkat penguasaan 60-69 (C). Terdapat 49 siswa yang mendapat kriteria cukup dengan tingkat penguasaan antara 60 sampai 69 dengan persentase 37,12 %, yaitu dua siswa mendapat nilai 60, tiga siswa mendapat nilai 61, dua siswa mendapat nilai 62, enam siswa mendapat nilai 63, delapan siswa mendapat nilai 64, sepuluh siswa mendapat nilai 65, empat siswa mendapat nilai 66, lima siswa mendapat nilai 67, dua siswa mendapat nilai 68, dan enam siswa mendapat nilai 69. Kategori kurang dengan tingkat penguasaan 50-59 (D). Terdapat 17 siswa yang mendapat kriteria kurang dengan tingkat penguasaan antara 50 sampai 59 dengan persentase 12,88%, yaitu dua siswa mendapat nilai 54, empat siswa mendapat nilai 56, dua siswa mendapat nilai 57, dan empat siswa mendapat nilai 58, serta masing-masing satu siswa mendapat nilai 51, 52, 53, 55, dan 59. Kategori sangat kurang dengan tingkat penguasaan 49 ke bawah (E). Terdapat 4 siswa yang mendapat kriteria sangat kurang dengan tingkat penguasaan
93
49 ke bawah dengan persentase 3,03%, yaitu satu siswa mendapat nilai 30, satu siswa mendapat nilai 47, serta dua siswa mendapat nilai 48. Berdasarkan tabel tersebut, diperoleh jumlah nilai UTS siswa kelas V sebesar 9076 dengan jumlah responden 132. Maka rata-ratanya sebesar 68,75. Hal ini berarti nilai rata-rata siswa berada pada tingkat penguasan antara 60-69 sehingga termasuk dalam kualifikasi cukup (C). 4.1.3.2 Deskripsi Kebiasaan Belajar Berpedoman pada rumus nilai indeks, indeks variabel kebiasaan belajar dapat diukur dengan 6 dimensi, yaitu (1) pembuatan jadwal dan pelaksanaannya; (2) membaca dan membuat catatan; (3) penyelesaian tugas; (4) cara mengikuti pelajaran; (5) cara belajar kelompok; (6) cara belajar mandiri di rumah, serta 10 indikator yang meliputi: pembuatan jadwal belajar, melaksanakan jadwal belajar, membaca buku teks, membuat catatan, mengerjakan tugas di sekolah, mengerjakan PR, konsentrasi mengikuti pelajaran, aktif dalam proses pembelajaran, melakukan belajar kelompok, dan belajar mandiri di rumah. Rekapitulasi data angket kebiasaan belajar dapat dilihat secara lengkap pada lampiran 17. Nilai indeks variabel kebiasaan belajar dapat diketahui jika terlebih dahulu dihitung nilai indeks masing-masing dimensi yang digunakan untuk membangun kebiasaan belajar. Perhitungan nilai indeks dimensi dapat dilakukan jika sebelumnya telah diketahui distribusi frekuensi masing-masing indikator. Perhitungan nilai indeks indikator dapat diketahui jika sebelumnya tiap pernyataan telah dilakukan distribusi frekuensi masing-masing item pernyataan. Hasil deskripsi empiris dari sampel penelitian sejumlah 132 responden menggambarkan
94 distribusi frekuensi jawaban responden atas dimensi “pembuatan jadwal dan pelaksanaannya” pada indikator melaksanakan jadwal belajar yang terdapat pada item pernyataan nomor 2 dan 3. Langkah menghitung persentase frekuensi pernyataan pada jawaban responden terhadap item pernyataan nomor 2 menunjukkan: (i)
skor 1 sebanyak 8 siswa %F1 = n1/N x 100 = 8/132 x 100 = 6,06%
(ii)
skor 2 sebanyak 38 siswa %F2 = n2/N x 100 = 38/132 x 100 28,79%
(iii)
skor 3 sebanyak 34 siswa %F3 = n3/N x 100 = 34/132 x 100 = 25,76%
(iv)
skor 4 sebanyak 52 siswa %F4 = n4/N x 100 = 52/132 x 100 = 39,39% Langkah menghitung persentase frekuensi pernyataan pada jawaban
responden terhadap item pernyataan nomor 3 menunjukkan:
95
(i)
skor 1 sebanyak 5 siswa %F1 = n1/N x 100 = 5/132 x 100 = 3,79%
(ii)
skor 2 sebanyak 26 siswa %F2 = n2/N x 100 = 26/132 x 100 = 19,70%
(iii)
skor 3 sebanyak 34 siswa %F3 = n3/N x 100 = 34/132 x 100 = 25,76%
(iv)
skor 4 sebanyak 82 siswa %F4 = n4/N x 100 = 82/132 x 100 = 62,12% Berdasarkan angka-angka tersebut, dapat diperoleh nilai indeks indikator
“melaksanakan jadwal belajar” dengan cara menghitung nilai indeks masingmasing item pernyataan (terdapat 2 item pernyataan pada indikator melaksanakan jadwal belajar) seperti berikut ini: Nilai indeks pernyataan 2 = ((%F1x1) + (%F2x2) + (%F3x3)+ (%F4x4)) / 4 = (6,06% x 1) + (28,79% x 2) + (25,76% x 3) + (39,39% x 4) / 4
96
= 74,62% Nilai indeks pernyataan 3 = ((%F1x1) + (%F2x2) + (%F3x3)+ (%F4x4)) / 4 = (3,79% x 1) + (14,39% x 2) + (19,70% x 3) + (62,12% x 4) / 4 = 85,04% Selanjutnya untuk memeroleh nilai indeks indikator melaksanakan jadwal belajar pada dimensi membuat jadwal belajar dan pelaksanaannya dapat dilakukan dengan rumus hasil
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑖𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑖𝑡𝑒𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎𝑎𝑛 2+𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑖𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑖𝑡𝑒𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎𝑎𝑛 3 2
74,62 + 85,04 2
, sehingga diperoleh
= 79,83. Jadi, nilai indeks indikator melaksanakan jadwal belajar
sebesar 79,83%. Langkah yang sama dilakukan untuk menentukan nilai indeks masing-masing indikator. Penentuan nilai indeks dimensi dengan cara menghitung rata-rata nilai indeks indikator dengan menggunakan rumus sama dengan rumus penentuan indeks indikator di atas. Contohnya menentukan nilai indeks dimensi “membuat jadwal belajar” yang terdiri dari dua indikator yaitu: pembuatan jadwal belajar dan melaksanakan jadwal belajar. Nilai Indeks Dimensi 1 = ((Indeks indikator 1) + (Indeks Indikator 2)) / 2 = (81,63% + 79,83%) / 2 = 80,73% Langkah yang sama dilakukan untuk masing-masing dimensi yang terdapat dalam variabel kebiasaan belajar. Berikut ini dikemukakan terperinci masing-masing nilai indeks dalam tabel.
Tabel 4.7 Nilai Indeks Kebiasaan Belajar
No. 1.
Dimensi
Indikator
Pembuatan jadwal belajar Pembuatan jadwal dan Melaksanakan jadwal pelaksanaannya bealajr
2.
Membaca buku teks Membaca dan membuat catatan
Membuat catatan
3. Mengerjakan tugas di sekolah Penyelesaian tugas
Mengerjakan PR
No. Item
97
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
% Frekuensi Rata-rata Jawaban Indeks (%) Responden 1 2 3 4 Pernyataan Indikator Dimensi 6,82 12,12 28,79 52,27 81,63 81,63 80,73 6,06 28,79 25,76 39,39 74,62 79,83 3,79 14,39 19,70 62,12 85,04 15,91 41,67 21,97 20,45 61,74 65,06 21,21 18,18 26,52 34,09 68,37 0,76 21,21 18,94 59,09 84,09 70,67 6,06 24,24 22,73 46,97 77,65 76,28 9,09 28,79 25,00 37,12 72,54 14,39 21,97 29,55 34,09 70,83 1,52 19,70 23,48 55,30 83,14 0,00 28,79 21,97 49,24 80,11 7,58 16,67 22,73 53,03 80,30 83,14 6,06 12,88 32,58 48,48 80,87 4,55 7,58 31,82 56,06 84,85 82,03 2,27 9,09 16,67 71,97 89,58 3,03 13,64 18,18 65,15 86,36 2,27 23,48 21,21 53,03 81,25 80,92 3,79 13,64 18,94 63,64 85,61 14,39 26,52 21,97 37,12 70,45
No.
Dimensi
4. Cara mengikuti pelajaran
5. Cara belajar kelompok
6. Cara belajar mandiri di rumah
% Frekuensi Rata-rata Jawaban Indeks (%) Responden 1 2 3 4 Pernyataan Indikator Dimensi 20 2,27 24,24 23,48 50,00 80,30 Konsentrasi mengikuti 83,71 21 1,52 11,36 20,45 66,67 88,07 pelajaran 22 3,03 15,91 28,03 53,03 82,77 81,22 23 6,82 29,55 24,24 39,39 74,05 Aktif dalam proses 78,72 24 0,76 12,12 18,18 68,94 88,83 pembelajaran 25 9,85 25,00 27,27 37,88 73,30 26 4,55 9,85 14,39 71,21 88,07 27 5,30 29,55 19,70 45,45 76,33 28 3,03 28,79 29,55 38,64 75,95 Melakukan belajar 81,85 81,85 kelompok 29 2,27 12,88 28,03 56,82 84,85 30 1,52 18,18 21,21 59,09 84,47 31 3,03 20,45 24,24 52,27 81,44 32 3,79 9,09 29,55 57,58 85,23 33 4,55 15,15 29,55 50,76 81,63 Belajar mandiri di rumah 81,78 81,78 34 6,06 16,67 23,48 53,79 81,25 35 3,03 23,48 21,97 51,52 80,49 36 5,30 19,70 23,48 51,52 80,30 Nilai Indeks Variabel 79,71 Indikator
No. Item
Sumber: Lampiran 23
98
99
Berdasarkan hasil perhitungan nilai indeks terhadap 6 dimensi yang mencakup 10 indikator tersebut, maka dapat dihitung nilai indeks variabel kebiasaan belajar dengan mencari rata-ratanya, sehingga diperoleh nilai indeks variabel kebiasaan belajar sebesar 79,71%. Oleh karena angka jawaban tidak berangkat dari angka 0 (nol) tetapi mulai angka 1 hingga 4, maka dengan menggunakan rumus berikutnya, nilai indeks yang dihasilkan akan berangkat dari angka terendah 10 hingga angka tertinggi 100. Dengan menggunakan cara penentuan kriteria Three Box Method, maka rentang sebesar 90 dibagi menjadi tiga sehingga akan menghasilkan rentang sebesar 30 tanpa angka 0 (nol), dan selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar interpretasi nilai indeks dengan kriteria sebagai berikut : 10,00 – 40,00
= Rendah
41,00 – 70,00
= Sedang
71,00 – 100,00
= Tinggi
Dengan menggunakan kriteria tersebut, maka nilai indeks untuk variabel kebiasaan belajar sebesar 79,71% termasuk dalam kategori tinggi. Dengan demikian, dapat pula dikatakan bahwa persepsi responden terhadap item pernyataan juga tinggi. Berdasarkan Tabel 4.7 diketahui bahwa indeks dimensi variabel kebiasaan belajar yang paling dominan terletak pada dimensi “penyelesaian tugas” dengan nilai indeks sebesar 82,03%. Adapun nilai indeks dimensi variabel kebiasaan belajar yang paling rendah terletak pada dimensi “membaca dan membuat catatan” dengan nilai indeks sebesar 70,67%.
100
4.1.3.3 Deskripsi Motivasi Belajar Melalui cara yang sama dengan perhitungan nilai indeks variabel sebelumnya, maka untuk variabel motivasi belajar dengan 5 dimensi dapat diketahui memiliki rata-rata nilai indeks sebesar 85,40. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa indeks variabel motivasi belajar dalam kategori tinggi, yang berarti persepsi responden terhadap item pernyataan yang mendukung motivasi belajar juga tinggi. Hasil perhitungan nilai indeks variabel motivasi belajar terperinci disajikan dalam tabel berikut ini : Tabel 4.8 Indeks Motivasi Belajar No.
Dimensi
Indikator Kehadiran di sekolah
1.
Tekun dalam belajar
Mengikuti PBM di kelas Belajar di rumah
2.
3.
4.
Ulet dalam menghadapi kesulitan
Minat dan perhatian dalam belajar Berprestasi dalam belajar
Sikap terhadap kesulitan Usaha menghadapi kesulitan Kebiasaan mengikuti pelajaran Semangat dalam mengikuti PBM Keinginan untuk berprestasi Kualifikasi hasil Penyelesaian tugas/PR
5.
Mandiri dalam belajar
Menggunakan kesempatan di luar jam pelajaran Nilai indeks variabel
Sumber: Lampiran 24
No. Item
Indeks (%) Indi Dimensi kator 90,53
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Pernya taan 90,53 87,50 92,99 80,11 79,55 67,42 84,47 83,14 74,62 71,78 85,61 70,45 87,88 90,53 92,99 90,91
17
92,05
92,05
18 19 20 21
91,86 86,17 90,15 85,42
91,86
22
82,77
82,77
90,25
86,87
79,83 78,35 77,84 77,34 79,17 85,32 91,48
91,95
87,25 85,01
85,40
101
Berdasarkan tabel 4.8, diketahui bahwa nilai indeks variabel motivasi belajar sebesar 85,40%. Dilihat dari besarnya nilai indeks variabel ini dengan kriteria Three Box Method, nilai indeks 85,40% berada pada rentang interpretasi 71,00 – 100, 00. Nilai indeks untuk variabel motivasi belajar sebesar 85,40% termasuk dalam kategori tinggi. Artinya, responden memiliki persepsi yang tinggi terhadap item pernyataan pada variabel motivasi belajar. Berdasarkan tabel indeks tersebut, dapat diketahui bahwa indeks variabel motivasi belajar yang paling dominan terletak pada dimensi “berprestasi dalam belajar” dengan nilai indeks sebesar 91,95%. Sebaliknya, nilai indeks variabel motivasi belajar yang paling rendah pada dimensi “ulet dalam menghadapi kesulitan” dengan nilai indeks sebesar 77,84%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua nilai indeks variabel lebih dari 71,00, artinya semua nilai indeks variabel berada pada rentang interpretasi 71,00 – 100,00. Dengan demikian, responden memiliki derajat persepsi kategori “tinggi” atas variabel kebiasaan belajar dan variabel motivasi belajar. Berdasarkan perbandingan nilai indeks variabel kebiasaan belajar dengan variabel motivasi belajar, diketahui bahwa indeks variabel kebiasaan belajar sebesar 79,71%. Hal ini tidak jauh berbeda dengan indeks variabel motivasi belajar yaitu sebesar 85,40%. Rekapitulasi indeks untuk masing-masing variabel yaitu sebagai berikut: Tabel 4.9 Rekapitulasi Rata-rata Nilai Indeks Variabel N Kebiasaan belajar 132 Motivasi belajar 132 Sumber: Data Penelitian 2016
Rata-rata Indeks 79,71 85,40
102
4.1.4
Hasil Uji Prasyarat Analisis Hasil uji prasyarat analisis dalam penelitian ini terdiri dari uji normalitas
data, uji linieritas data, uji multikolinearitas data, dan uji heteroskedastisitas data. 4.1.4.1 Uji Normalitas Data Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui normal tidaknya suatu distribusi data. Normalitas data merupakan syarat pokok yang harus dipenuhi dalam analisis parametrik. Normalitas data merupakan hal yang penting karena dengan data yang terdistribusi normal, maka data tersebut dianggap dapat mewakili populasi. Peneliti menggunakan uji normalitas metode Lilliefors berbantuan program SPSS versi 21. Pengambilan keputusan hasil uji normalitas dapat dilihat pada output Tests of Normality kolom Kolmogorov-Smirnov kolom Sig. (signifikansi) pada ketiga data variabel penelitian. Suatu data disebut berdistribusi normal jika memiliki nilai signifikansi lebih dari 0,05; jika kurang dari 0,05 maka data tersebut tidak berdistribusi normal. Hasil uji normalitas dijelaskan pada tabel 4.10 berikut: Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Data Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic Hasil Belajar Kebiasaan Belajar Motivasi Belajar
,074 ,077 ,075
df 132 132 132
Shapiro-Wilk
Sig. ,075 ,052 ,062
Statistic ,980 ,972 ,972
Df 132 132 132
Sig. ,054 ,008 ,009
Sumber: Lampiran 25 Berdasarkan hasil perhitungan tabel 4.10 kolom Kolmogorov-Smirnov pada kolom Sig., diketahui bahwa data hasil belajar, kebiasaan belajar, dan motivasi belajar berdistribusi normal. Hal ini karena ketiga variabel memiliki nilai signifikansi lebih besar dari 0,05. Variabel hasil belajar memiliki nilai signifikansi
103
sebesar 0,075; variabel kebiasaan belajar memiliki nilai signifikansi sebesar 0,052; dan variabel motivasi belajar memiliki nilai signifikansi sebesar 0,62. 4.1.4.2 Uji Linieritas Data Uji linearitas digunakan untuk mengetahui linearitas data, yaitu apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Uji ini digunakan sebagai prasyarat dalam analisis regresi linear. Dalam penelitian ini pengujian dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 21 dengan menggunakan Test for Linearity pada taraf signifikansi 0,05. Pengambilan keputusan hasil uji linieritas dapat dilihat pada output ANOVA Table pada kolom Sig. baris Linearity. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linier bila signifikansi (Linearity) kurang dari 0,05. Hasil pengujian yang dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 21 dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.11 Hasil Uji Linieritas Kebiasaan Belajar dengan Hasil Belajar ANOVA Table
(Combined) Between Linearity Hasil Belajar Groups Deviation * Kebiasaan from Linearity Belajar Within Groups Total
Sum of Df Mean F Sig. Squares Square 6502,109 55 118,220 1,270 ,166 624,070
1 624,070 6,705 ,012
5878,039
54 108,853 1,169 ,262
7074,133
76
93,081
13576,242 131
Sumber: Lampiran 26 Berdasarkan perhitngan tabel tersebut, bahwa pada kolom Sig. baris Linearity diketahui nilai signifikansi sebesar 0,012. Hal ini menunjukkan bahwa
104
variabel hasil belajar dengan kebiasaan belajar memiliki hubungan yang linier, karena nilai signifikansi kurang dari 0,05. Tabel 4.12 Hasil Uji Linieritas Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar ANOVA Table Sum of df Squares (Combined) 3445,871 25 Linearity 1182,617 1 Between Hasil Deviation 2263,253 24 Groups Belajar * from Motivasi Linearity Belajar Within Groups 10130,372 106 Total 13576,242 131 Sumber: Lampiran 26
Mean F Square 137,835 1,442 1182,617 12,374 94,302 ,987
Sig. ,103 ,001 ,490
95,570
Berdasarkan perhitngan tabel tersebut, bahwa pada kolom Sig. baris Linearity diketahui nilai signifikansi sebesar 0,001. Hal ini menunjukkan bahwa variabel hasil belajar dengan motivasi belajar memiliki hubungan yang linier, karena nilai signifikansi kurang dari 0,05. 4.1.4.3 Uji Multikolinearitas Data Uji mltikolinearitas merupakan keadaan yang terjadi hubungan linier yang sempurna atau mendekati sempurna antar variabel independen dalam regresi. Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model analisis regresi berganda ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi berganda yang baik menuntut tidak adanya korelasi antar variabel bebas atau tidak adanya multikolinearitas. Ada tidaknya multikolinearitas di dalam penelitian ini dengan melihat output Coefficients pada kolom nilai Variance Inflation Factor (VIF). Apabila nilai VIF < 5, maka dapat disimpulkan tidak ada multikolinearitas antar
105
variabel bebas dalam model regresi. Berikut hasil perhitungan menggunakan program SPSS versi 21: Tabel 4.13 Uji Multikolinearitas Data Coefficientsa Model
Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients
B
1
(Constant) Kebiasaan Belajar
Motivasi Belajar Sumber: Lampiran 27
Std. Error 34,669 9,815 -,014 ,083 ,480
,199
T
Sig.
Beta
Collinearity Statistics Tole VIF rance
3,532 ,001 -,022 -,171 ,865
,425 2,352
,312 2,417 ,017
,425 2,352
Berdasarkan perhitungan tabel tersebut, dapat diketahui bahwa nilai VIF sebesar 2,352. Nilai tersebut menunjukkan nilai VIF < 5. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam regresi. 4.1.4.4 Akan Uji Heteroskedastisitas Data Heteroskedastisitas merupakan keadaan yang terjadi ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi adalah dalam model regresi tidak adanya masalah heteroskedastisitas. Dalam penelitia ini, peneliti yang dibantu dengan progam SPSS versi 21 menggunakan rumus uji Spearman’s Rho, yaitu mengkorelasikan nilai residual (Unstandardized Residual) dengan masing-masing variabel independen. Cara mengambil keputusan dapat diketahui pada output Correlations baris Sig. 2 tailed. Jika nilai signifikansinya > 0,05, maka tidak terjadi
106 masalah keteroskedastisitas. Berikut hasil pengolahan menggunakan Spearman’s Rho dengan progam SPSS versi 21. Tabel 4.14 Uji Heteroskedastisitas Data Correlations
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Spearman' Kebiasaan Sig. (2-tailed) s rho Belajar N Correlation Coefficient Motivasi Sig. (2-tailed) Belajar N Unstandar dized Residual
Unstandardi Kebiasaan Motivasi zed Residual Belajar Belajar 1,000 -,026 -,032 . ,768 ,717 132 132 132 -,026 1,000 ,748** ,768 . ,000 132 132 132 ** -,032 ,748 1,000 ,717 ,000 . 132 132 132
Sumber: Lampiran 28 Berdasarkan perhitungan diketahui korelasi antara kebiasaan belajar dengan Unstandardized Residual menghasilkan nilai signifikansi 0,768 dan korelasi antara motivasi belajar dengan Unstandardized Residual menghasilkan nilai signifikansi 0,717. Kedua nilai signifikansi korelasi lebih dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tidak ditemukan adanya masalah heteroskedastisitas. 4.1.5
Uji Analisis Akhir Hasil analisis akhir dalam penelitian ini terdiri atas hasil pengujian korelasi,
koefisien determinansi, koefisien regresi sederhana (uji t), dan uji koefisien regresi secara bersama-sama (uji F). 4.1.5.1 Analisis Regresi Linier Sederhana Analisis regresi linear sederhana adalah analisis regresi linear yang hanya melibatkan dua variabel, yaitu satu variabel independen dan satu variabel dependen.
107
Pengolahan data untuk analisis regresi dilakukan menggunakan bantuan program SPSS versi 21. Pengujian koefisien regresi menggunakan uji t. Hasil pengolahan regresi dapat dilihat sebagai berikut. Tabel 4.15 Hasil Uji Regresi Sederhana Variabel Kebiasaan Belajar Model Summaryb Model
R
R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
,214a ,046 ,039 1 a. Predictors: (Constant), Kebiasaan Belajar b. Dependent Variable: Hasil Belajar Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta
Model
1
9,98159
(Constant)
Kebiasaan Belajar Sumber: Lampiran 29
52,920
6,387
,137
,055
,214
T
Sig.
8,285
,000
2,503
,014
Tabel 4.16 Hasil Uji Regresi Sederhana Variabel Motivasi Belajar Model Summaryb Model
R
R Square Adjusted R Square
,295a ,087 1 a. Predictors: (Constant), Motivasi Belajar b. Dependent Variable: Hasil Belajar
Std. Error of the Estimate
,080
9,76399
Coefficientsa
Model
1
(Constant)
Motivasi Belajar Sumber: lampiran 30
Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta 34,955
9,635
,455
,129
,295
T
Sig.
3,628
,000
3,522
,001
108
Hasil uji koefisien regresi sederhana atau uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (X) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Y) serta menggambarkan seberapa besar pengaruh yang terjadi antara variabel independen terhadap variabel dependen. Signifikan artinya pengaruh yang terjadi dapat berlaku untuk populasi (dapat digeneralisasikan). Setelah persamaan regresi diketahui, maka hasil pengujian hipotesis dapat diketahui melalui uji t. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kebiasaan belajar (X1) berpengaruh terhadap hasil belajar (Y) secara signifikan atau tidak, serta mengetahui apakah motivasi belajar (X2) berpengaruh terhadap hasil belajar (Y) secara signifikan atau tidak. Sehingga dapat menentukan hipotesis antar variabel. Berikut hipotesis antar variabel: Ho1 : Tidak ada pengaruh yang signifikan kebiasaan belajar terhadap hasil belajar siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal Tahun Ajaran 2015/2016. Ha1 : Ada pengaruh yang signifikan kebiasaan belajar terhadap hasil belajar siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal Tahun Ajaran 2015/2016. Ho2 : Tidak ada pengaruh yang signifikan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal Tahun Ajaran 2015/2016. Ha2 : Ada pengaruh yang signifikan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal Tahun Ajaran 2015/2016.
109
Selanjutnya
peneliti
membandingkan
thitung
dengan
ttabel.
Uraian
selengkapnya sebagai berikut: (1) Pengujian hipotesis kebiasaan belajar terhadap hasil belajar Berdasarkan tabel 4.15, dapat diketahui nilai thitung sebesar 2,503. Tabel distribusi dicari dengan tingkat signifikansi 0,05 melalui uji dua sisi untuk derajat kebebasan (df) n-k-1 = 132–2-1 = 129 maka diperoleh ttabel sebesar 1,978. Kriteria pengujian jika thitung ≤ ttabel maka Ho1 diterima, jika thitung > ttabel maka Ho1 ditolak. Sehingga dapat diketahui bahwa 2,503 > 1,978, maka Ho1 ditolak dan Ha1 diterima. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan “Ada pengaruh yang signifikan kebiasaan belajar terhadap hasil belajar siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal Tahun Ajaran 2015/2016” terbukti atau Hipotesis diterima. Artinya temuan tersebut membuktikan bahwa melalui peningkatan pelaksanaan kebiasaan belajar akan mampu memengaruhi hasil belajar siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal Tahun Ajaran 2015/2016. Berdasarkan perhitungan tabel 4.15 pada Model Summary, dapat diketahui korelasi antar variabel pada kolom R. Korelasi antara variabel kebiasaan belajar terhadap hasil belajar diperoleh nilai korelasi sebesar 0,214. Berdasarkan pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi (Sugiyono, 2014: 242), maka nilai korelasi diantara 0,200 – 0,399 sehingga korelasi kebiasaan belajar terhadap hasil belajar dikategorikan rendah.
110
Berdasarkan perhitungan tabel 4.15 pada Model Summary, dapat diketahui hasil analisis determinasi (mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen) pada kolom R Square. Berdasarkan output diperoleh nilai R Square sebesar 0,046. Hal ini menunjukkan bahwa persentase sumbangan variabel kebiasaan belajar terhadap hasil belajar sebesar 4,6%. (2) Pengujian hipotesis motivasi belajar terhadap hasil belajar Berdasarkan tabel 4.16, dapat diketahui nilai thitung sebesar 3,522. Tabel distribusi dicari dengan tingkat signifikansi 0,05 melalui uji dua sisi untuk derajat kebebasan (df) n-k-1 = 132–2-1 = 129 maka diperoleh ttabel sebesar 1,978. Kriteria pengujian jika thitung ≤ ttabel maka Ho2 diterima, jika thitung > ttabel maka Ho2 ditolak. Sehingga dapat diketahui bahwa 3,522 > 1,978, maka Ho2 ditolak dan Ha2 diterima. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan “Ada pengaruh yang signifikan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal Tahun Ajaran 2015/2016” terbukti atau Hipotesis diterima. Artinya temuan tersebut membuktikan bahwa melalui peningkatan pelaksanaan motivasi belajar akan mampu memengaruhi hasil belajar siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal Tahun Ajaran 2015/2016. Berdasarkan perhitungan tabel 4.16 pada Model Summary, dapat diketahui korelasi antar variabel pada kolom R. Korelasi antara variabel motivasi belajar terhadap hasil belajar diperoleh nilai korelasi sebesar 0,295.
111
Berdasarkan pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi (Sugiyono, 2014: 242), maka nilai korelasi diantara 0,200 – 0,399 sehingga korelasi variabel motivasi belajar terhadap hasil belajar dikategorikan rendah. Berdasarkan perhitungan tabel 4.16 pada Model Summary, dapat diketahui hasil analisis determinasi (mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen) pada kolom R Square. Berdasarkan output diperoleh nilai R Square sebesar 0,087. Hal ini menunjukkan bahwa persentase sumbangan variabel motivasi belajar terhadap hasil belajar sebesar 8,7%. 4.1.5.2 Analisis Regresi Linier Ganda Analisis regresi linier ganda adalah hubungan secara linier antara dua atau lebih variabel independen dengan variabel dependen. Analisis ini untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan dan untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah masing-masing variabel independen berhubungan positif atau negatif. Hasil pengolahan regresi linier ganda dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.17 Hasil Uji Regresi Ganda
Model
Variables Entered/Removeda Variables Entered Variables Removed
Motivasi Belajar, Kebiasaan Belajarb a. Dependent Variable: Hasil Belajar b. All requested variables entered. 1
Method . Enter
112
Model
Model Summaryb R Square Adjusted R Square
R
Std. Error of the Estimate
,295a ,087 ,073 1 a. Predictors: (Constant), Motivasi Belajar, Kebiasaan Belajar b. Dependent Variable: Hasil Belajar
Model
Sum of Squares 1185,417 12390,826
Regression Residual
1
ANOVAa Df 2 129
Mean Square 592,708 96,053
9,80066
F
Sig. ,003b
6,171
13576,242 131 Total a. Dependent Variable: Hasil Belajar b. Predictors: (Constant), Motivasi Belajar, Kebiasaan Belajar
Model
(Constant) 1 Kebiasaan Belajar Motivasi Belajar Sumber: Lampiran 31
Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta 34,669 9,815 -,014 ,083 -,022 ,480 ,199 ,312
T
Sig.
3,532 -,171 2,417
Berikut rumus persamaan regresi linier ganda, yaitu: Y’ = a + b1X1 + b2X2 + .... + bnXn Keterangan: Y’
= variabel dependen (nilai yang diprediksikan
A
= konstanta nilai (nilai Y’ apabila X1, X2, .... Xn = 0)
,001 ,865 ,017
113
b1, b2, bn
= koefisien regresi (nilai peningkatan atau penurunan)
X1, X2, Xn
= variabel independen
Berdasarakan hasil uji regresi ganda pada tabel Coefficients, dapat diperoleh persamaan regresi linier ganda sebagai berikut: Y’ = a + b1X1 + b2X2 + .... + bnXn Y’ = 34,669 + (-0,014)X1 + (0,480)X2 Y’ = 34,669 - 0,014X1 + 0,480X2 Persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: (1) Konstanta sebesar 34,669, artinya jika kebiasaan belajar (X1) dan motivasi belajar (X2) nilainya adalah 0, maka hasil belajar (Y’) nilainya adalah 34,669. (2) Koefisien regresi variabel kebiasaan belajar (X1) sebesar -0,014, artinya jika kebiasaan belajar mengalami kenaikan 1%, maka hasil belajar akan mengalami penurunan sebesar 0,014 dengan asumsi variabel independen lain nilainya tetap. Koefisien bernilai negatif artinya terjadi hubungan negatif antara kebiasaan belajar dengan hasil belajar, semakin naik kebiasaan belajar, maka semakin turun hasil belajar. (3) Koefisien regresi variabel motivasi belajar (X2) sebesar 0,480, artinya jika motivasi belajar mengalami kenaikan 1%, maka hasil belajar akan mengalami peningkatan sebesar 0,480 dengan asumsi variabel independen lain nilainya tetap. Koefisien bernilai potitif artinya terjadi hubungan positif
114
antara motivasi belajar dengan hasil belajar, semakin naik motivasi belajar, maka semakin turun hasil belajar. Persyaratan pada analisis regresi ganda menggunakan beberapa uji, diantaranya: analisis korelasi ganda (R), analisis korelasi determinasi (R2), dan uji koefisien regresi secara bersama-sama (uji F). Uraian selengkapnya sebagai berikut: 4.1.5.2.1 Analisis Korelasi Ganda (R) Analisis korelasi ganda digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen secara serentak. Peneliti menggunakan program SPSS versi 21 dengan hasil analisis korelasi ganda dapat dilihat dalam tabel Model Summary kolom R. Sugiyono (2014: 242) memberikan pedoman pada interpretasi koefisien korelasi dengan nilai R berkisar antara 0 sampai 1, seperti tabel berikut: Tabel 4.18 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai R Interval Koefisien 0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000 Sumber: Sugiyono (2014: 242)
Tingkat Hubungan sangat rendah rendah sedang kuat sangat kuat
Berdasarkan perhitungan hasil analisis korelasi ganda pada tabel Model Summary kolom R, dapat diketahui nilai R sebesar 0,295. Hal ini menunjukkan bahwa nilai tersebut berada pada interval koefisien 0,200 – 0,399, maka dapat disimpulkan bahwa terjadi hubungan yang rendah antara kebiasaan belajar dan motivasi belajar secara bersama-sama terhadap hasil belajar.
115 4.1.5.2.2 Analisis Korelasi Determinasi (R2) Analisis determinasi digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel independen secara serentak terhadap variabel dependen. Dalam menghitung koefisien determinasi, peneliti menggunakan program SPSS versi 21 dan besar koefisien determinasi dapat dilihat pada output Model Summary kolom R Square. Berdasarkan perhitungan analisis regresi ganda pada tabel Model Summary kolom R Square diketahui nilainya sebesar 0,087. Hal ini menunjukkan bahwa persentase sumbangan pengaruh kebiasaan belajar dan motivasi belajar secara bersama-sama terhadap hasil belajar sebesar 8,7%, sedangkan sisanya 91,3% dipengaruhi faktor lain yang tidak diteliti. 4.1.5.2.3 Uji Koefisien Regresi Secara Bersama-Sama (Uji F) Uji koefisien regresi secara bersama-sama digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Peneliti dalam melakukan uji F dibantu dengan program SPSS versi 21 yang dapat dilihat pada output ANOVA pada kolom F. Dasar pengambilan keputusan adalah apabila Fhitung ≤ Ftabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak ada pengaruh secara bersama-sama antara variabel bebas secara keseluruhan terhadap variabel terikat. Sebalikya, apabila Fhitung ˃ Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada pengaruh secara bersama-sama antara variabel bebas secara keseluruhan terhadap variabel terikat. Setelah perhitungan analisis regresi ganda dilakukan, langkah selanjutnya merumuskan hipotesis, yaitu:
116
Ho3 : Tidak ada pengaruh yang signifikan kebiasaan belajar dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal Tahun Ajaran 2015/2016. Ha3 : Ada pengaruh yang signifikan kebiasaan belajar dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal Tahun Ajaran 2015/2016. Berdasarkan perhitungan regresi ganda dengan signifikan 5% (0,05) pada tabel ANOVA kolom F, dapat diketahui nilai Fhitung sebesar 6,171. Cara menentukan Ftabel dengan menggunakan derajat kebebasan (df 1) yaitu jumlah variabel – 1 atau 3-1 = 2, serta df 2 (n-k-1) yaitu jumlah kasus dikurangi jumlah variabel independen dikurangi 1 atau 132-2-1 = 129. Hasil Ftabel diperoleh nilai sebesar 3,066 atau dapat dicari di Microsoft Excel dengan cara pada cell kosong ketik =finv(0,05.2.129) lalu tekan enter. Selanjutnya membandingkan Fhitung dengan Ftabel, sehingga diperoleh hasil Fhitung > Ftabel (6,171 > 3,066), maka Ho3 ditolak. Artinya, kebiasaan belajar dan motivasi belajar secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal Tahun Ajaran 2015/2016. Pengaruh kebiasaan belajar dan motivasi belajar secara bersama-sama terhadap hasil belajar siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal Tahun Ajaran 2015/2016 sebesar 8,7%.
4.2
Pembahasan Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk menganalisis dan
mendeskripsikan pengaruh kebiasaan belajar dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal.
117
Berdasarkan analisis data yang telah dipaparkan di atas, diperoleh temuan-temuan yang merupakan jawaban atas masalah-masalah penelitian. Permasalahan penelitian telah terjawab bahwa kebiasaan belajar dan motivasi belajar berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal. Temuan penelitian menunujukkan bahwa kebiasaan belajar dan motivasi belajar berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar. Hubungan korelasi dapat diketahui nilai R sebesar 0,295 atau dalam kategori hubungan yang rendah antara kebiasaan belajar dan motivasi belajar terhadap hasil belajar. Adapun persentase hubungan secara bersama-sama diperoleh hasil 8,7%. Hal ini berarti semakin terbiasa siswa melakukan belajar maka akan meningkatkan hasil belajar siswa serta semakin tinggi motivasi belajar maka akan meningkatkan hasil belajar siswa pula. Dengan demikian, jika ingin meningkatkan hasil belajar siswa maka kebiasaan belajar perlu diintensitaskan atau sering dilakukan dan motivasi belajar perlu ditingkatkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Wasliman (2007) dalam Susanto (2013: 12) bahwa hasil belajar yang dicapai oleh siswa merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang memengaruhi baik internal maupun eksternal, faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri siswa sedang faktor eksternal adalah faktor yang bersumber dari luar siswa. Faktor internal dalam memengaruhi hasil belajarnya meliputi kecerdasan, minat, perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan. Kebiasaan belajar dan motivasi belajar termasuk salah satu unsur faktor yang memengaruhi hasil belajar siswa.
118
4.2.1
Pengaruh Kebiasaan Belajar Terhadap Hasil Belajar Hasil penelitian terhadap siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus
Hasanudin Kota Tegal yang tersebar pada tujuh SD Negeri menunjukkan bahwa dari pengujian terhadap hipotesis pertama diperoleh nilai koefisien dari kebiasaan belajar terhadap hasil belajar bertanda positif. Besar pengaruhnya sebesar 4,6%. Meskipun hanya memberikan pengaruh rendah namun tidak hanya dipengaruhi oleh kebiasaan belajar saja. Akan tetapi, ada beberapa faktor lain yang memengaruhi timbulnya hasil belajar. Adanya hasil belajar yang memuaskan pada diri siswa dapat dilihat dari sikap siswa dalam kebiasaan atau pengulangan belajar dalam sehari-hari. Hal ini sesuai pendapat Suryabrata dalam Djaali (2008: 129) merumuskan cara belajar yang efisien adalah dengan usaha sekecil-kecilnya namun memberikan hasil yang sebesar-besarnya bagi perkembangan individu yang belajar. Mengenai cara belajar yang efisien belum menjamin keberhasilan dalam belajar. Namun, yang paling penting siswa mampu mempraktikkannya dalam belajar sehari-hari, sehingga lamakelamaan menjadi kebiasaan, baik di dalam kelas maupun di luar sekolah yang akhirnya akan didapati nilai atau hasil yang tinggi. Berdasarkan penelitian dapat diketahui dimensi yang paling dominan dari keenam dimensi dalam variabel kebiasaan belajar terdapat pada dimensi “penyelesaian tugas” sebesar 82,03%. Mengerjakan tugas adalah salah satu prinsip belajar siswa. Bagi seorang siswa mengerjakan tugas adalah suatu kewajiban, sedang bagi guru biasanya digunakan untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan yang telah dimiliki siswa. Siswa dituntut untuk menyelesaikan tugas tidak hanya
119
dalam sekolah, namun juga diberi latihan berbentuk soal atau tugas tertentu di luar sekolah, misalnya pekerjaan rumah (PR) yang dikerjakan siswa di luar jam pelajaran. Menurut Slameto (2010: 88) menyatakan agar siswa berhasil dalam belajarnya, perlulah mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya. Tugas itu mencakup mengerjakan PR, menjawab soal latihan buatan sendiri, soal dalam buku pegangan atau LKS, ulangan harian, ulangan umum, dan ujian (UTS, UAS, atau UN). Siswa yang memiliki kebiasaan belajar yang baik pada saat menyelesaikan tugas akan dapat menyelesaikannya dengan tenang dan tepat waktu. Pada dimensi ini sumbangsih terbesar pada indikator mengerjakan tugas di sekolah dengan nilai indeks sebesar 83,14%. Tugas-tugas yang ada di sekolah kaitannya dengan umpan balik setelah siswa belajar tertentu, latihan-latihan, tes, ulangan harian, ulangan semesteran, dan ujian. Jelaslah mengerjakan tugas akan memengaruhi hasil belajar. Seperti diungkap Uno (2014: 30) bahwa motif berprestasi (motif untuk hasil) sangat berpengaruh terhadap unjuk kerja seseorang, termasuk dalam belajar. Seseorang yang mempunyai motif untuk hasil tinggi cenderung berusaha mengerjakan tugasnya secara tuntas tanpa menunda-nunda pekerjaanya. Mengerjakan tugas semacam ini bukanlah karena dorongan dari luar diri, melainkan upaya pribadi. Dalam menghadapi tugas-tugas perlu adanya persiapan dari siswa, yaitu menghindari belajar terlalu banyak pada saat-saat terakhir menjelang tes, mempelajari kembali bahan yang sudah pernah didapat secara teratur, membuat suatu ringkasan atau garis besar tentang bahan yang sedang dipelajari kembali tadi, mempelajari latihan soal dan hasil tugas yang sudah pernah dikerjakan, menjaga kondisi kesehatan, konsentrasi penuh perhatian terhadap tugas
120
yang akan ditempuh, serta menyiapkan segala peralatan atau perlengkapanperlengkapan yang diperlukan dan syarat-syarat tertentu. Adapun sumbangsih indikator mengerjakan PR sebesar 80,92%. Sebagian besar persepsi siswa membuktikan bahwa siswa semangat dalam mengerjakan pekerjaan rumah, mengerjakan PR secara mandiri, serta menyelesaikan PR yang sulit dengan mencari di buku bacaan. Tugas pekerjaan rumah merupakan tugas yang diberikan guru dalam proses memberikan tanggung jawab kepada siswa yang harus dikerjakan di luar sekolah untuk melakukan kegiatan secara mandiri dan dapat mengevalusi kemampuan sendiri. Slameto (2010: 88-89) memberikan saran yang baik dalam mengerjakan PR, yaitu: menyiapkan peralatan dan buku-buku yang diperlukan, menentukan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan tugas PR, membaca petunjuk, membaca soal satu demi satu dari nomor satu sampai akhir, memulai mengerjakan dengan memilih nomor yang paling mudah dulu, melihat buku untuk mendapatkan tuntunan jika mengalami kesulitan mengerjakan, dan memeriksa kembali semua nomor jawaban. Pada dimensi “pembuatan jadwal dan pelaksanaannya” temuan hasil penelitian menunjukkan nilai indeks sebesar 80,73% siswa-siswi kelas V di SD Negeri Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal setelah membuat jadwal belajar akan melaksanakan jadwal belajar sesuai mata pelajaran dan waktu yang telah ditentukan. Jadwal merupakan sejumlah kegiatan yang dilaksanakan oleh seseorang setiap harinya. Jadwal yang sudah dibikin biasanya akan ditempelkan pada tembok atau papan yang terletak di ruang belajar siswa ataupun di kamarnya. Jadwal yang teratur akan berpengaruh terhadap belajar siswa. Slameto
121
(2010: 82) mengungkapkan bahwa agar belajar dapat berjalan dengan baik dan memeroleh hasil maksimal, maka seorang siswa harus mempunyai atau membikin jadwal yang baik serta melaksanakannya dengan teratur atau disiplin. Ada beberapa cara membuat jadwal yang baik, yaitu: (1) memperhitungkan waktu setiap hari untuk keperluan-keperluan aktivitas sehari-hari; (2) menyelidiki dan menentukan waktu-waktu yang tersedia setiap hari; (3) merencanakan penggunaan belajar dengan cara menentukan jenis mata pelajarannya dan urutan yang harus dipelajari; (4) mendahulukan mempelajari pelajaran yang dianggap sulit dan mempelajari pada jam belajar lain pelajaran yang dianggap mudah; (5) serta berhemat dengan waktu (jangan ragu-ragu untuk memulai pekerjaan). Jadwal yang disusun secara rapi dan menarik akan memacu siswa untuk rajin belajarnya. Supaya berhasil dalam belajar, setelah membuat jadwal, maka selanjutnya haruslah dikerjakan secara teratur, disiplin, dan efisien. Temuan hasil penelitian menunjukkan persepsi siswa-siswi kelas V di SD Negeri Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal yang berada di kategori sedang pada dimensi “membaca dan membuat catatan” dengan nilai indeks sebesar 70,67%. Persepsi siswa setelah melaksanakan membaca pada buku pelajaran atau bahan bacaan tertentu, mereka akan membuat dan mencatat hal-hal yang dianggap penting. Tujuan membaca adalah memahami bacaan yang dibacanya, sehingga pemahaman merupakan faktor yang amat penting dalam membaca. Pemahaman terhadap bacaan dapat dipandang sebagai suatu proses yang bergulir terus menerus dan berkelanjutan. Namun, kenyataannya keterampilan siswa dalam membaca masih rendah. Hal ini terbukti dengan nilai indeks indikator
122
membaca buku teks sebesar 65,06%. Proses membaca memang sangat kompleks dan rumit karena melibatkan beberapa aspek. Aspek ini dirasa butuh waktu untuk memahami sebuah bacaan dan sulit dicapai siswa sekolah dasar, sebab siswa SD masih dalam tahap membaca permulaan yaitu mengenali huruf, suku kata, kata, kalimat dan membaca dalam berbagai konteks. Aspek-aspek tersebut diungkapkan oleh Santosa (2008: 6.3) diantaranya (1) aspek sensori, memahami simbol tertulis; (2) aspek perseptual, menginterpretasi apa yang dilihat sebagai simbol; (3) aspek skemata, kemampuan menghubungkan informasi tertulis dengan struktur pengetahuan; (4) aspek berpikir, membuat inferensi dari materi yang dipelajari; serta (5) aspek afektif, berkenaan minat pembaca yang berpengaruh terhadap kegiatan membaca. Jadi, indikator membaca buku teks sangat rendah karena halhal tersebut. Membaca memang pokok utama yang ada pada belajar, sebab dengan membaca, siswa akan memeroleh pengetahuan atau ilmu yang dia baca. Setelah membaca buku, siswa membuat catatan besar atau isi pokok buku, tujuannya agar siswa mudah memahami dan mengingat materi yang telah dipelajari. Pada indikator membuat catatan ini besar nilai indeksnya adalah sudah tinggi yaitu 76,28%. Hal ini membuktikan catatan siswa terhadap mencatat yang disampaikan guru dan membuat catatan setelah membaca sudah komplit. Membuat catatan besar pengaruhnya dalam membaca. Siswa yang membuat catatan semrawut dapat menimbulkan kebosanan membaca, sebaliknya siswa yang membuat catatan rapi akan semangat dalam belajar khususnya membaca. Senada dengan Purwanto (2014: 117) bahwa catatan-catatan tentang materi bacaan atau pelajaran sangat membantu
123
siswa. Catatan yang tersusun itu akan dapat membantu siswa pada waktu mereka akan mengulangi pelajaran ketika akan menghadapi ujian. Mereka tidak perlu lagi membaca seluruh buku yang akan memakan waktu lebih lama, namun hanya bisa belajar dari catatan-catatan tersebut. Pada dimensi “cara mengikuti pelajaran” temuan hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam kategori yang tinggi dengan nilai indeks dimensi sebesar 81,22%. Mereka saat mengikuti pelajaran mempunyai rasa ingin mengikuti proses kegiatan belajar mengajar dari awal sampai akhir yang tinggi. Cara mengikuti pelajaran di sekolah merupakan bagian penting dari proses belajar. Siswa dituntut untuk dapat menguasai bahan pelajaran. Pada saat pembelajaran, siswa berkosentrasi menerima pelajaran, mencatat pokok-pokok materi, mencatat hal yang tidak jelas untuk ditanyakan guru, dan aktif mengikuti kegiatan belajar mengajar. Saat mengikuti pelajaran inilah siswa butuh pemusatan pikiran terhadap suatu hal (mata pelajaran ) dengan menyampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan dengan pelajaran. Konsentrasi besar pengaruhnya terhadap belajar. Slameto (2010: 87) berpendapat bahwa siswa yang sudah terbiasa berkonsentrasi akan dapat belajar sebaik-baiknya kapan dan dimana pun sebab kemampuan berkonsentrasi adalah kunci keberhasilan dalam belajar. Jadi kemampuan untuk konsentrasi akan menentukan hasil belajarnya. Ada beberapa cara mengembangkan kemampuan konsentrasi saat mengikuti pelajaran, yaitu siswa hendaknya punya minat dan motivasi yang tinggi terhadap pelajaran, ada tempat belajar tertentu dengan meja belajar yang bersih dan rapi, mencegah timbulnya kebosanan, menjaga
124
kesehatan dan memperhatikan kelelahan, menyelesaikan masalah-masalah yang mengganggu, dan bertekad untuk mencapai hasil terbaik setiap kali belajar. Tidak jauh berbeda dengan indikator konsentrasi mengikuti pelajaran, indikator aktif dalam proses pembelajaran juga tinggi, yaitu dengan nilai indeks sebesar 78,72%. Siswa saat mengikuti pelajaran aktif mendengarkan, bertanya, dan menjawab soal. Pembelajaran saat ini memang menekankan pembelajaran yang lebih berorientasi pada siswa. Aktif dalam belajar berarti adanya perubahan pengetahuan dan sikap siswa saat melakukan belajar. Belajar secara aktif berhubungan dengan segala aktivitas yang terjadi, baik mental maupun fisik siswa. Hal ini seperti diungkap Karwati dan Priansa (2014: 152) bahwa belajar yang aktif merupakan suatu sistem belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa baik fisik, mental intelektual, maupun emosional guna memeroleh hasil belajar yang berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Belajar siswa harus mengalami aktivitas mental, misalnya mengembangkan kemampuan intelektual, berpikir kritis, kemampuan menganalisa, dan tambah pengetahuannya. Belajar secara aktif berupa fisik seperti mengerjakan sesuatu, menyusun intisari pelajaran, membuat peta, dan lain-lain. Proses pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas merupakan aktivitas mentransformasi pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Maka dituntut keaktifan siswa, sebab siswa adalah subjek yang banyak melakukan kegiatan sedangkan guru lebih bnyak membimbing dan mengarahkan. Pada dimensi “cara belajar kelompok” temuan hasil penelitian menunjukkan nilai indeks sebesar 81,85% siswa-siswi kelas V di SD Negeri Gugus Dewi Sartika
125
dan Gugus Hasanudin Kota Tegal sudah melaksanakan rutinitas belajar kelompok di luar jam pelajaran atau di luar sekolah. Cara belajar sendiri di rumah sering menimbulkan kebosanan dan kejenuhan sehingga perlu adanya variasi cara belajar lain seperti belajar bersama atau belajar kelompok. Belajar kelompok dengan teman bisa dilakukan di perpustakaan, di rumah teman ataupun tempat-tempat yang nyaman untuk belajar. Dengan belajar kelompok, siswa dapat memecahkan soal dengan kelompoknya. Keuntungan yang didapat ketika siswa melakukan belajar kelompok adalah siswa dapat memecahkan soal yang sulit, bisa saling tukar pikiran, dan tentunya mengakrabkan diantara mereka. Hal ini seperti dikutip Sudjana (2014: 168) yang mengatakan belajar bersama atau belajar kelompok pada dasarnya memecahkan persoalan secara bersama, artinya setiap orang turut memberikan sumbangan pikiran dalam memecahkan persoalan tersebut sehingga diperoleh hasil yang lebih baik. Pikiran dari orang banyak biasanya lebih sempurna dari pada satu orang saja. Sumbangsih tertinggi pada dimensi cara belajar kelompok terletak pada item 26 yang menyatakan siswa jika ada kerja kelompok akan diskusi dengan teman-teman. Besar nilai indeksnya adalah 88,07%. Diskusi yang dimaksud adalah pembahasan penyelesaian masalah atau soal yang diberikan guru pada siswa agar dipecahkan atau diselesaikan secara bersama. Pembelajaran kelompok yang ada pada dalam kelas merupakan salah satu cara yang dilakukan guru agar siswa mampu bergaul, beradaptasi, memahami perbedaan, dan melatih kerjasama serta tanggungjawab dengan siswa lainnya. Siswa yang mempunyai motif keberhasilan belajar yang tinggi cenderung memilih rekan kerja dengan kemampuan kerja yang
126
tinggi dan tidak memerlukan teman kerja yang ramah. Hal yang perlu diperhatikan dalam belajar kelompok adalah fungsi integrasi dan fungsi perbedaan. Fungsi integrasi dalam pengelompokan siswa dilakukan berdasarkan umur, jenis kelamin, dan sebagainya. Sedangkan fungsi perbedaan dalam kelompok siswa dilakukan berdasarkan perbedaan individu, misalnya bakat, kemampuan, minat, dan sebagainya. Dari beberapa fungsi tersebut, Karwati dan Priansa (2014: 151) mengelompokkan belajar kelompok menjadi beberapa pengelompokan, yaitu (1) pengelompokan berdasarkan pertemanan, maksudnya kelompok yang berdasarkan kesukaan siswa dalam memilih teman sekelompoknya; (2) pengelompokan berdasarkan prestasi, kelompok siswa berdasarkan baik buruknya prestasi yang telah diperoleh siswa; (3) pengelompokan berdasarkan kemampuan dan bakat, kelompok siswa berdasarkan keseragaman kemampuan dan bakat yang dimiliki siswa; (4) pengelompokan berdasarkan perhatian dan minat; serta (5) pengelompokan berdasarkan kecerdasan, kelompok siswa didasarkan hasil tes intelegensi atau kemampuan yang telah dilakukan guru atau sekolah. Selain dimensi cara belajar kelompok, pada variabel kebiasaan belajar juga ada dimensi “cara belajar mandiri di rumah”. Pandangan siswa terhadap belajar tidak hanya dilakukan saat di sekolah saja, namun perlu diulangi lagi belajar saat di rumah. Tujuannya agar siswa mengetahui lebih dalam yang telah dipelajari dan mempersiapkan diri untuk pelajaran esoknya. Cara belajar mandiri di rumah besar pengaruhnya dengan kebiasaan belajar. Belajar mandiri di rumah merupakan tugas pokok setiap siswa. Syarat utama belajar di rumah adalah keteraturan belajar. Hal ini senada dengan pendapat Sudjana (2014: 168) yang menyatakan belajar bukan
127
merujuk lamanya tetapi kebiasaan teratur dan rutin melakukan belajar setiap harinya meskipun dengan jam yang terbatas. Ada beberapa cara yang dilakukan siswa dalam belajar mandiri di rumah, yaitu (1) mempelajari kembali catatan hasil mencatat pelajaran di sekolah; (2) merumuskan pertanyaan-pertanyaan dari bahan catatan tersebut; (3) menulis pokok-pokok jawaban; (4) melatih pertanyaan yang dibuat tadi sampai menguasai; (5) jika masih ragu dengan jawaban, maka tanyakan dengan guru saat pelajaran berlangsung; (6) belajar saat tertentu yang paling memungkinkan; (7) jangan memforsir belajar terus-menerus dalam waktu cukup lama. Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat dikemukakan bahwa kebiasaan belajar siswa yang dilaksanakan rutin setiap hari dengan jadwal yang sudah ditentukan dan waktu yang tepat akan dapat menghasilkan tujuan atau hasil belajar yang maksimal. Berkaitan dengan hal tersebut, tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran dapat dinyatakan dalam hasil nilai atau skor yang diperoleh dari hasil tes materi pelajaran tertentu. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan Hamalik (2015: 30) yang menyatakan bahwa hasil dan bukti seseorang telah belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut. Tingkah laku manusia terdiri dari sejumlah aspek. Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan aspek-aspek tertentu, diantaranya pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, budi pekerti, dan sikap. Salah satu bukti siswa telah mendapatkan hasil belajar yang baik adalah siswa tersebut telah melakukan kebiasaan belajar yang rutin. Sejalan dengan pendapat tersebut, Sudjana (2014: 173) mengatakan
128 “keberhasilan siswa dalam mengikuti pelajaran banyak bergantung kepada kebiasaan belajar yang teratur dan berkesinambungan”. Hal ini membuktikan bahwa semakin seseorang terbiasa melakukan belajar maka akan semakin meningkatkan hasil belajar. Keberhasilan siswa dalam mengikuti pelajaran banyak bergantung pada kebiasaan belajar yang teratur dan berkesinambungan. Kebiasaan belajar teratur dimulai dari cara siswa membuat jadwal dan melaksanakannya, membaca buku yang kemudian membuat catatan atau garis besar, cara mengikuti pelajaran, menyelesaikan tugas atau latihan, mengikuti kegiatan belajar kelompok, sampai belajar mandiri di rumah. Cara-cara belajar tersebut harus dimulai oleh diri sendiri tiap individu dengan membiasakan diri dan mendisiplinkan diri dalam belajar. Hindari belajar dalam tempo lama dan kadar belajar yang berat pada saat mau menghadapi ujian, sebab akan kurang membantu keberhasilan siswa. 4.2.2
Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Hasil penelitian terhadap siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus
Hasanudin Kota Tegal yang tersebar pada tujuh SD Negeri menunjukkan bahwa dari pengujian terhadap hipotesis kedua diperoleh nilai koefisien dari motivasi belajar terhadap hasil belajar bertanda positif. Besar pengaruhnya korelasi sebesar 8,7%. Meskipun hanya memberikan pengaruh 8,7% atau rendah, namun tidak hanya dipengaruhi oleh motivasi belajar saja. Akan tetapi, ada beberapa faktor lain yang memengaruhi timbulnya hasil belajar. Faktor yang memengaruhi hasil belajar siswa terdiri dari dua macam, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri seorang individu yang sedang belajar. Sedangkan
129
faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu. Motivasi belajar merupakan faktor keberhasilan belajar siswa yang berasal dari dalam diri individu siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Wasliman (2007) dalam Susanto (2013: 12), hasil belajar yang dicapai siswa merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang memengaruhi, baik faktor internal maupun eksternal. Faktor internal meliputi: kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan. Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar siswa yang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga sekolah, dan masyarakat. Hasil penelitian ini mengindikasikan adanya hasil belajar yang maksimal pada diri siswa dapat dilihat dari sikap siswa dalam motivasi atau hasrat untuk melakukan belajar yang tinggi. Hasrat untuk belajar berarti ada unsur kesengajaan siswa untuk belajar. Hal ini dianggap lebih baik dibanding dengan segala sesuatu kegiatan yang tanpa adanya maksud. Hasrat untuk belajar berarti pada diri siswa memang ada motivasi untuk belajar sehingga sudah tentu hasilnya akan lebih baik. Peranan motivasi dalam menentukan hasil belajar seperti yang diungkapkan oleh Sardiman dalam Rohmah (2012: 261) bahwa “kegiatan belajar melahirkan motivasi, kalau ada motivasi maka hasil belajar akan menjadi optimal”. Makin tepat motivasi yang diberikan, maka akan makin berhasil pula pelajaran yang dipelajarinya. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi siswa yang akhirnya akan menghasilkan tujuan yang memuaskan.
130
Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal sudah dalam kategori tinggi. Terbukti dari nilai rata-rata indeks variabel sebesar 85,40%. Hal ini dapat diartikan bahwa menurut respon dari siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal bahwa motivasi siswa sudah tinggi dalam semua mata pelajarannya. Maka dapat diartikan bahwa siswa-siswi kelas V di SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal memiliki ketekunan dalam belajar, ulet dalam menghadapi kesulitan, minat dan ketajaman perhatian dalam belajar, berprestasi dalam belajar, serta mandiri dalam belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat Rohmah (2012: 249) yang menyebutkan ada beberapa ciri orang memiliki motivasi, yaitu: (1) tekun menghadapi tugas; (2) ulet menghadapi kesulitan; (3) menunjukkan minat terhadap bermacam-macam; (4) lebih senang bekerja sendiri; (5) cepat bosan pada tugas rutin; (6) dapat mempertahankan pendapatnya; (7) tidak mudah melepaskan apa yang diyakini; dan (8) senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal. Penelitian pada variabel motivasi belajar terdiri dari lima dimensi dan sebelas indikator. Berdasarkan perhitungan, dapat diketahui bahwa dimensi yang paling dominan dalam motivasi belajar adalah dimensi “berprestasi dalam belajar”, yaitu keinginan siswa untuk berprestasi dan kualifikasi hasil. Bagi seorang siswa, prestasi belajar merupakan tujuan yang ingin diperoleh sebagai bukti bahwa mereka telah menguasai pelajaran atau keterampilan tertentu. Prestasi belajar sebetulnya hampir sama pengertiannya dengan hasil belajar, hanya saja kalau prestasi belajar selain mendapatkan nilai baik dalam bidang akademik juga mendapatkan hal lebih
131
atau plus dalam keterampilan dan bidang lain selain kependidikan. Hal ini sependapat dengan Gagne (1985) dalam Hamdani (2011: 138) yang menyatakan prestasi belajar dibedakan menjadi lima aspek, yaitu (1) kemampuan intelektual; (2) strategi kognitif; (3) informasi verbal; (4) sikap; dan (5) keterampilan. Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap siswa yang meliputi faktor kognitif, afektif, dan psikomotorik setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan tes atau instrumen yang relevan. Sedangkan, prestasi di luar bidang pendidikan seperti mendapatkan juara kesenian, olahraga, maupun lomba-lomba lain. Indikator yang menunjang nilai indeks dimensi berprestasi dalam belajar adalah indikator keinginan untuk berprestasi. Keinginan siswa untuk berprestasi dapat diketahui dengan nilai indeks sebesar 92,05%. Keinginan yang dimaksud merupakan hasrat dalam memahami pelajaran dan harapan mendapatkan hasil yang tinggi. Adanya keinginan atau hasrat berhasil, dorongan kebutuhan belajar, dan harapan akan cita-cita inilah yang tertanam dalam diri siswa sehingga memunculkan rasa ingin berprestasi. Hasrat dan keinginan untuk berhasil dalam belajar dalam kehidupan sehari-hari pada umumnya disebut motif berprestasi, yaitu motif untuk berhasil dalam melakukan suatu tugas dan pekerjaan atau motif untuk memeroleh kesempurnaan. Adapun ciri-ciri seseorang yang mempunyai semangat dalam berprestasi yang seperti diungkap Uno (2014: 10) adalah (1) adanya hasrat dan keinginan untuk melakukan kagiatan; (2) adanya dorongan dan kebutuhan melakukan kegiatan; (3) adanya harapan dan cita-cita; (4) penghargaan dan
132
penghormatan atas diri; (5) adanya lingkungan yang baik; dan (6) adanya kegiatan yang menarik. Pada dimensi “ketekunan dalam belajar” temuan hasil penelitian menunjukkan 86,87% siswa-siswi kelas V di SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal sudah tekun dalam belajarnya. Dalam dimensi ini, persepsi siswa dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama dan tidak pernah berhenti sebelum selesai. Siswa yang memiliki ketekunan dalam belajar akan mempunyai ciri kehadiran di sekolah yang lengkap atau jarang izin dan datang tepat waktu, semangat mengikuti proses belajar mengajar di kelas, serta setelah pulang sekolah akan mengulangi materi dengan belajar di rumah. Kehadiran siswa di kelas merupakan awal motivasi belajar. Guru profesional akan memberikan perhatian pada saat membelajarkan siswa agar siswa semangat. Setelah itu, siswa diberi arahan agar tidak lupa belajar di rumah. Hal ini sesuai dengan pendapat Iskandar dalam Rohmah (2012: 244) bahwa motivasi menentukan ketekunan dalam belajar, seseorang yang mempelajari sesuatu dengan baik dan tekun akan membuat seseorang termotivasi dalam belajarnya. Dengan kata lain, jika siswa belajar dengan tekun berarti pada dirinya mempunyai motivasi untuk belajar yang baik sehingga dia akan berharap memeroleh hasil yang baik dan lulus. Indikator siswa dalam dimensi tekun dalam belajar dengan nilai indeks tertinggi ada pada indikator kehadiran di sekolah dengan nilai indeks sebesar 90,53%. Mayoritas siswa sering berangkat sekolah, siswa jarang melakukan izin atau bahkan bolos sekolah. Kehadiran siswa tidak hanya jumlah kehadiran siswa dalam waktu tertentu (seperti jumlah kehadiran siswa dalam setahun), akan tetapi
133
juga kehadiran siswa waktu berangkat sekolah. Sebetulnya banyak sedikitnya kehadiran siswa dan jam masuk sekolah sudah diatur oleh suatu peraturan atau tata tertib sekolah. Peraturan ini tujuannya agar siswa bersikap disiplin. Hal ini seperti diungkap Murtini (2009: 11-15) yang mengatakan sikap disiplin di sekolah, yaitu berangkat sekolah tepat waktu, selalu bersikap hormat dan sopan santun terhadap guru, melaksanakan tugas yang diberikan guru, menegakkan kedisiplinan dan tata tertib, menjaga nama baik sekolah, belaja tejun dan penuh tanggung jawab, menanyakan materi pembelajaran yang belum jelas. Berangkat sekolah tepat waktu merupakan ciri siswa yang mempunyai antusias atau motivasi untuk mengikuti pelajaran. Mayoritas sekolah di Indonesia menerapkan jam masuk sekolah pukul 07.00 pagi. Persepsi siswa-siswi kelas V di SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal yang paling rendah terdapat pada dimensi “ulet dalam menghadapi tugas” yaitu sebesar 77,84%. Ulet dalam dimensi ini merujuk pada persepsi siswa tentang sikap siswa terhadap kesulitan tertentu dan usaha yang dilakukan demi mengatasi kesulitan tersebut. Dilihat dari kegiatan siswa, salah satunya adalah mengerjakan tugas yang diberikan guru. Tugas atau ulangan yang diberikan kadang dirasa sulit oleh siswa, maka dari itu perlu adanya usaha penyelesaian tugas. Ahmadi dan Supriyono (2013: 94) memberikan tanda adanya kesulitan belajar, yaitu: menunjukkan prestasi rendah, hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha, lambat melakukan tugas belajar, menunjukkan sikap kurang wajar, dan menunjukkan tingkah laku yang berlainan. Oleh karena itu perlu adanya usaha menghadapi kesulitan seperti diungkap Morgan dalam Rohmah
134
(2012: 247) menyatakan bahwa sikap siswa terhadap kesulitan atau hambatan sebenarnya banyak tergantung kepada keadaan dan sikap lingkungan. Sehubungan dengan hal-hal ini maka peranan motivasi sangat penting dalam upaya menciptakan kondisi-kondisi tertentu yang lebih kondusif bagi mereka untuk berusaha agar memeroleh keunggulan. Pada indikator usaha menghadapi kesulitan diketahui bahwa nilai indeks indikator ini merupakan yang terendah dibanding nilai indeks yang lain, yaitu sebesar 77,34%. Siswa jika menemui kesulitan sebagian saja yang mencoba untuk berusaha menyelesaikan masalahnya tersebut, sebagiannya lagi pasrah dengan kesulitan yang sedang dihadapi. Hal ini sependapat dengan Syarif dan Sumantri (2015: 387) bahwa konsep ketidakberdayaan atau kesulitan belajar diturunkan dari teori bahwa siswa dapat menjadi gagal akademik melalui proses pengkondisian berdasarkan umpan balik negatif guru, pengalaman sekolah, teman sejawat, dan siswa sendiri. Sejumlah studi membuktikan bahwa apabila siswa terus menerus gagal, mereka akhirnya menyerah sehingga mereka terkondisi tak berdaya. Ada beberapa prinsip yang dapat membantu siswa mengatasi siswa kesulitan belajar yang menunjukkan kecenderungan menerima kegagalan, yaitu dengan cara menonjolkan hal positif, menyingkirkan hal negatif, memulai dari hal yang dikenal menuju yang baru dikenal, menciptakan tantangan agar siswa secara aktif menemukan masalah dan memecahkannya dengan menggunakan pengetahuan dan keterampilan mereka sendiri, serta guru bisa mengkomunikasikan harapan-harapan positif.
135 Pada dimensi “minat dan perhatian dalam belajar”, temuan hasil penelitian menunjukkan persepsi yang termasuk dalam kategori tinggi diberikan siswa yaitu sebesar 85,32%. Minat siswa merupakan kecenderungan untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas. Siswa yang mempunyai minat belajar akan memerhatikan aktivitas belajarnya secara konsisten dengan rasa senang. Dengan kata lain, minat merupakan rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal tanpa ada yang menyuruh. Siswa yang berminat terhadap sesuatu cenderung untuk memberikan perhatian yag lebih besar (tajam) terhadap sesuatu yang diminati itu. Hurlock (1990) dalam Susanto (2013: 62) memberikan ciri minat, yaitu: minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental, minat tergantung pada kegiatan belajar, minat tergantung pada kesempatan belajar, perkembangan minat terbatas, dipengaruhi budaya, berbobot emosional, dan berbobot egosentris. Guru dalam membangkitkan minat siswa dapat melalui beberapa cara seperti yang diungkap Djamarah (2011: 167), yaitu dengan cara: membandingkan adanya suatu kebutuhan pada diri siswa sehingga dia rela belajar tanpa paksaan, menghubungkan bahan pelajaran yang diberikan dengan persoalan pengalaman yang dimiliki siswa, memberikan kesempatan pada siswa untuk mendapatkan hasil belajar yang baik dengan cara menyediakan lingkungan belajar yang kreatif dan kondusif, serta menggunakan berbagai macam bentuk dan teknik mengajar dalam konteks perbedaan individual siswa. Adapun perhatian dalam belajar merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang dalam hubungannya dengan pemilihan rangsangan yang datang dari lingkungannya. Siswa yang mempunyai perhatian tinggi dalam belajar akan
136
menghasilkan pemahaman terhadap apa yang telah dipelajari terebut. Perhatian dapat timbul secara langsung karena pada siswa sudah ada kesadaran akan tujuan dan kegunaan mata oelajaran yang diperolehnya. Perhatian tidak langsung baru timbul apabila dirangsang oleh guru, seperti penyajian pelajaran yang menarik, penggunaan media yang merangsang siswa, dan menghubungkan pengetahuan yang telah dimiliki siswa. Dalam dimensi minat dan perhatian dalam belajar ini, persepsi siswa terhadap semangat dalam mengikuti PBM jauh lebih tinggi dari pada kebiasaan mengikuti pelajaran. Nilai indeks indikator semangat dalam mengikuti PBM sebesar 91,48%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa-siswi kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal mempunyai semangat mengikuti proses belajar mengajar yang tinggi. Semangat siswa dapat dilihat dari semangat memperhatikan guru mengajar, mengikuti pelajaran dengan senang hati, dan fokus saat guru memberikan materi di kelas. Semangat siswa dalam hal ini adalah adanya hasrat atau keinginan besar dalam kegiatan belajar. Pendapat ini senada dengan yang diungkap Syarif dan Sumantri (2015: 379) bahwa motivasi memegang peranan penting dalam memberikan gairah atau semangat dalam belajar sehingga siswa yang termotivasi kuat memiliki energi banyak untuk melakukan kegiatan belajar. Berdasarkan temuan penelitian pada dimensi “mandiri dalam belajar”, didapati pandangan yang tinggi siswa-siswi kelas V di SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal terhadap belajar secara mandiri yaitu dengan nilai indeks sebesar 85,01%. Hal ini membuktikan bahwa siswa saat ini sudah bisa belajar sendiri tanpa dukungan atau disuruh orang lain. Belajar mandiri merupakan
137
pembelajaran yang bertujuan membangun inisiatif siswa, kemandirian, dan peningkatan diri. Siswa dalam mengatur progam belajar diorganisaikan sedemikian rupa sehingga siswa dapat memilih atau menentukan bahan dan kemajuan belajar sendiri. Hal ini senada dengan yang diungkapkan Majid (2013: 105) bahwa siswa dapat diharapkan mampu belajar di tempat yang ditentukan sendiri, pada waktu yang dipilihnya sendiri, dan dengan cara belajar sendiri tanpa bimbingan tatap muka dari orang lain. Pembelajaran mandiri dimaksudkan untuk mengatasi pengajaran klasikal sehingga memberikan kesempatan kepada siswa untuk maju sesuai dengan kecepatan masing-masing siswa untuk belajar lebih aktif. Adapun komponen sistem mandiri dalam belajar adalah falsafah dan teori, kebutuhan, organisasi, tenaga, sarana, prasarana, bantuan dan pengawasan, kegiatan belajar, dan penilaian. Pada dimensi ini, sumbangsih indikator penyelesaian tugas/PR nilai indeksnya lebih besar dari pada indikator menggunakan kesempatan di luar jam pelajaran. Besar nilai indeks penyelesaian tugas/PR sebesar 87,25%. Hal ini menujukkan bahwa siswa sangat antusias dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaan rumah. Adapaun tujuan siswa diberi tugas adalah merangsang kegiatan siswa, menemukan sebab-sebab kamajuan atau kegagalan, memberikan bimbingan yang sesuai dengan perkembangan siswa, memeroleh laporan tentang perkembangan siswa yang ada di lembaga pendidikan dan diperlakukan orang tuanya, serta memperbaiki cara belajar atau metode belajar (Ahmadi dan Supriyono, 2013: 200). Penyelesaian tugas atau PR merupakan cara kerja yang digunakan siswa mengerjakan tugas akademik dan keterampilan belajar secara efisien dan efektif.
138
Seseorang yang mempunyai motivasi tinggi cenderung berusaha menyelesaikan tugasnya secara tuntas tanpa menunda-nunda pekerjaanya. Penyelesaian tugas semacam ini bukanlah karena dorongan dari luar diri, melainkan upaya pribadi. Temuan indikator menggunakan kesempatan di luar jam pelajaran dalam kategori tinggi dengan nilai indeks 82,77%. Siswa dalam memanfaatkan waktu di luar jam pelajaran sangat baik. Siswa dapat memanfaatkan waktu di luar jam pelajaran dengan mengunjungi perpustakaan, melanjutkan pengerjaan tugas, melakukan kegiatan membaca buku, serta tetap tenang meskipun ditinggal guru. Salah satu kegiatan siswa yang dapat memanfaatkan di luar jam pelajaran adalah dengan mengunjungi perpus. Perpus merupakan tempat yang nyaman buat mencari referensi bahan bacaan atau sumber belajar bahkan sering digunakan siswa untuk belajar didalamnya. Karwati dan Priansa (2014: 272) mengatakan perpustakaan merupakan penyedia sumber informasi yang diperlukan siswa, keberadaanya menentukan tinggi rendah mutu pendidikan karena perpustakaan mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam mengelola dan menyediakan sumber belajar secara efektif dan efisien. Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat dikemukakan bahwa siswa yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi akan memengaruhi hasil belajar yang memuaskan, begitu pula sebaliknya. Tinggi rendahnya hasil belajar siswa banyak dipengaruhi berbagai faktor, baik dari dalam siswa maupun luar siswa. Faktor dari dalam siswa yang dapat memengaruhi hasil belajar siswa salah satunya motivasi belajar siswa. Aunurrahman (2013: 180) berpendapat “motivasi di dalam kegiatan belajar
merupakan
kekuatan
yang
menjadi
pendorong
siswa
untuk
139
mendayagunakan potensi pada dirinya dan diluar dirinya untuk mewujudkan tujuan belajar”. Tujuan belajar yang dimaksud adalah hasil belajar siswa. Sejalan dengan itu, Karwati dan Priansa (2014: 169) membagi motivasi siswa dalam belajar menjadi empat, yaitu: mendorong berbuat, menentukan arah perbuatan, menyeleksi perbuatan, serta pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Motivasi belajar tidak saja merupakan suatu energi yang menggerakkan siswa untuk belajar, tetapi juga sebagai suatu yang mengarahkan aktivitas siswa kepada tujuan atau hasil belajar. Tinggi rendahnya siswa selalu dijadikan indikator baik buruknya hasil belajar siswa. Tidaklah menjadi berarti betapapun baiknya potensi anak (seperti kemampuan intelektual atau bakat), lengkapnya sarana belajar, dan materi yang akan diajarkan, jika siswa tidak termotivasi dalam belajarnya, maka PBM tidak akan berlangsung optimal. Maka dari itu, siswa akan melakukan aktivitas belajar karena ada yang mendorongnya. Dasar penggerak yang mendorong siswa untuk belajar adalah motivasi. Hal ini membuktikan bahwa adanya pengaruh dari motivasi belajar mengakibatkan semakin meningkatnya nilai hasil belajar siswa.
BAB 5 PENUTUP 5.1
Simpulan Berdasarkan analisis data, pengujian hipotesis, serta hasil pembahasan yang
telah dikemukakan penulis di awal, menunjukkan bahwa pengujian hipotesis pertama yaitu thitung > ttabel (2,503 > 1,978). Hal ini dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara kebiasaan belajar terhadap hasil belajar siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal Tahun Ajaran 2015/2016. Persentase sumbangan pengaruh variabel kebiasaan belajar terhadap variabel hasil belajar tersebut sebesar 4,6%. Hasil penelitian ini membuktikan keberhasilan siswa dalam mengikuti pelajaran banyak bergantung pada kebiasaan belajar yang teratur dan berkesinambungan. Semakin sering siswa membiasakan belajar dalam kehidupan sehari-hari, maka akan memeroleh tujuan yang diinginkan atau meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal. Pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa hipotesis akhir diterima. Hasil uji koefisien regresi (uji t) yaitu thitung > ttabel (3,522 > 1,978). Hal ini dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal Tahun Ajaran 2015/2016. Persentase sumbangan pengaruh variabel motivasi belajar terhadap variabel hasil belajar tersebut sebesar 8,7% . Hasil dari penelitian 140
141
membuktikan bahwa melalui peningkatan pelaksanaan motivasi belajar akan mampu memengaruhi hasil belajar siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal. Tinggi rendahnya motivasi siswa selalu dijadikan indikator baik buruknya hasil belajar siswa. Motivasi belajar seperti energi yang menggerakkan atau mendorong siswa untuk belajar dan sebagai suatu yang mengarahkan aktivitas siswa kepada tujuan. Semakin tinggi motivasi siswa maka semakin tinggi pula tujuan atau hasil belajar yang akan diperoleh siswa. Adapun hasil pengujian variabel independen (X1 dan X2) secara bersamasama terhadap variabel dependen (hipotesis ketiga) diperoleh temuan hasil ada pengaruh. Hal ini sesuai perhitungan uji regresi ganda yaitu hasil Fhitung > Ftabel (6,171 > 3,066). Artinya, kebiasaan belajar dan motivasi belajar secara bersamasama berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal Tahun Ajaran 2015/2016. Pengaruh kebiasaan belajar dan motivasi belajar secara bersama-sama terhadap hasil belajar siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal Tahun Ajaran 2015/2016 sebesar 8,7%.
5.2
Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti
memberikan saran sebagai berikut: 5.2.1
Bagi Orang Tua
1) Orang tua hendaknya membiasakan anak belajar membaca yang teratur dengan menyediakan buku atau bahan bacaan yang lengkap dan membimbing anak saat sedang membaca.
142
2) Penelitian ini menunjukkan anak kurang ulet dalam menghadapi kesulitan sehingga orang tua perlu memberikan bentuk usaha-usaha nyata dalam menghadapi kesulitan belajar seperti menaruh anak pada bimbingan belajar atau les privat. 5.2.2
Bagi Guru
1) Guru hendaknya membiasakan siswa untuk suka membaca, seperti membiasakan siswa rutin membaca buku dan saat pembelajaran lebih menekankan siswa untuk membaca bahan bacaan terlebih dahulu. 2) Guru dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dengan memberikan penguatan seperti pujian, penghargaan, senyum, dan hadiah. 3) Guru dapat membantu menghadapi kesulitan belajar siswa dengan cara menyuruh siswa saat menemui soal yang sulit berusaha menemukan jawaban di buku dan guru memberikan semangat saat siswa dapat hasil belajar yang rendah. 5.2.3
Bagi Kepala Sekolah
1) Kepala sekolah hendaknya memfasilitasi siswa dengan perpustakaan agar siswa lebih memanfaatkan perpustakaan untuk sumber belajar (sumber bahan bacaan) dan tempat membaca. 2) Kepala sekolah hendaknya memfasilitasi guru untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, contohnya menyediakan kertas untuk membuat tanda penghargaan yang berupa smile. 3) Kepala sekolah berupaya mencarikan dan memberikan bantuan akademik kepada siswa yang sedang mengalami kesulitan biaya sekolahnya.
143
DAFTAR PUSTAKA Afif, Riky Taufik. 2013. Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Seni Budaya. Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia. Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. 2013. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Anggraini, Anita. 2012. Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Motivasi Berprestasi Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMPN 1 Sidomulyo. http://eprints.ums.ac.id/19144/1/HALAMAN_DEPAN.pdf. (Diakses 18 Februari 2016). Atta, Ame Malik dan Asif Jamil. 2012. “Effects of Motivation and Parental Influence on The Educational Attainments of Students at Secondary Level”. Academic Research International ISSN-L: 2223-9553, ISSN: 2223-9944 Vol. 2, No. 3, May 2012. http://www.savap.org.pk/journals/ARInt./ Vol.2(3)/2012(2.3-52).pdf. Diakses 29 Januari 2016. Aunurrahman. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Chand, Suresh. 2013. Study Habits of Secondary School Studentrs in Relation to Type of School and Type of Family. International Journal of social science & interdisciplinary Research. Vol 2 (7): 90-5. Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakrta: Rineka Cipta. Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Ferdinand, Augusty. 2006. Metode Penelitian Manajemen. Semarang: Universitas Diponegoro. Hamalik, Oemar. 2015. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia. Hsia, H. J. 2015. Mass Communications Research Methods: A Step-by-Step Approach. Tersedia di https://books.google.co.id/ (Diakses 16 Maret 2016). Karwati, Euis dan Donni Juni Priansa. 2014. Manajemen Kelas Classroom Management. Bandung: Alfabeta. Majid, Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
144
Mappeasse, Muh Yusuf. 2009. Pengaruh Cara dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Programmable Logig Controller (PLC) Siswa Kelas XII Jurusan Listrik SMK Negeri 5 Makassar. https://doc-0o-9gdocs.googleusercontent.com/docs/securesc/ha0ro937gcuc7l7deffksulhg5h 7mbp1/r0e18h56j1486hjv12uav0jp2kh7h47i/1455775200000/0738756432 2487384950/*/0B_xUvBIHrYIqUXZSVlQzRmpkM3c?e=download. (Diakses 18 Februari 2016). Mashayekhi, Fatemeh. 2014. The Relationship Between The Study Habits And The Academic Achievement Of Students In Islamic Azad University Of Jiroft Branch. International Journal of Current Research and Academic Review. Vol. 2 (6): 182-187. http://www.ijcrar.com/vol-2-6/Fatemeh%20 Mashayekhi,%20et%20al.pdf. (Diakses 13 Januari 2016). Mikarsa, Hera Lestari, dkk. 2007. Pendidikan Anak di SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Millati, Dhatin Nurul. 2011. Pengaruh Perhatian Orang Tua, Motivasi Belajar, dan Disiplin Belajar Terhadap Prestasi Belajar IPS Ekonomi Kelas VIII SMP Negeri 2 Pegandon Kabupaten Kendal Tahun Ajaran 2009/2010. http://lib.unnes.ac.id/1437/1/7083.pdf. (Diakses 2 Januari 2016). Munib, Achmad, dkk. 2012. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: UNNES Press. Murtini. 2009. Akhlak Siswa Terhadap Guru. Semarang: Sindur. Poerwati, Endang. dkk. 2009. Bahan Ajar Cetak Asesmen Pembelajaran SD 3 SKS. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS. Yogyakarta: Mediakom. Purwanto, Ngalim. 2011. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Purwanto. 2014. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Putri, Meilina Eka. 2012. Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Siswa Kelas X SMAN 1 Patuk Gunungkidul Tahun Ajaran 2011/2012. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta. Rahayu, Mardiyatun Mugi. 2015. Pengaruh Kebiasaan Belajar Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Negeri Daerah Binaan II Kecamatan Ajibarang Banyumas. http://lib.unnes.ac.id/22061/1/1401411150-s.pdf. (Diakses 19 Februari 2016).
145
Riduwan. 2013. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru - Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta. Rifa’i, Ahmad dan Catharina Tri Anni. 2012. Psikologi Pendidikan. Semarang: UNNES Press. Rohmah, Noer. 2012. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Teras. Rohman MS, Abdul. 2012. Hubungan Kebiasaan Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas IV SD pada Mata Pelajaran Matematika di Gugus V Kecamatan Wonosari Kabupaten Gunungkidul Tahun Ajaran 2011/2012. http://eprints.uny.ac.id/6465/. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta. (Diakses 12 Januari 2016). Santosa, Puji, Dkk. 2008. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Sardiman. 2014. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers. Setyowati. 2007. Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMPN 13 Semarang. http://lib.unnes.ac.id/1088/1/2668.pdf. Skripsi. Universitas Negeri Semarang. (Diakses 18 Februari 2016). Siregar, Eveline dan Hartini Nara. 2011. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta. Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. _____. 2014. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta. Sumiati dan Asra. 2011. Metode Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima. Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenadamedia Group. Syah, Muhibbin. 2015. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers. Syarif, Mohammad dan Sumantri. 2015. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press.
146 Tati’ah, Infirul. 2010. Pengaruh Kebiasaan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMPN 2 Rejotangan Tulungagung Tahun Ajaran 2009/2010. http://eprints.upnjatim.ac.id/4863/1/file1.pdf. (Diakses 19 Februari 2016). Thoifah, I’anatut. 2015. Statistika Pendidikan dan Metode Penelitian Kuantitatif. Malang: Madani Media. Trihendradi, Cornelius. 2013. Step By Step IBM SPSS 21 Analisis Data Statistik. Yogyakarta: Andi. Uno, Hamzah B. 2014. Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Wahyudin, Dinn, dkk. 2007. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Universitas Terbuka. Wardani, Intan Kusuma. 2013. Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Lingkungan Fisik Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Menangani Penggandaan Dokumen Siswa Kelas XI Administrasi Perkantoran SMK Wikarya Karanganyar Tahun Ajaran 2012/2013. http://journal.uny.ac.id/index.Php /jkpai/article/download/886/705. (Diakses 19 Februari 2016). Wibowo, Mungin Eddy, dkk. 2010. Panduan Penulisan Karya Ilmiah. Semarang: UNNES Press. Yainuri, Ahmad. 2012. Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Motivasi Berprestasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V di Gugus Ki Hajar Dewantara Dabin I Karangpandan Karanganyar Tahun 2011/2012. Naskah Publikasi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
147
GLOSARIUM Afektif
: berkaitan dengan sikap atau perilaku.
Analisis
: pemecahan persoalan yang dimulai dengan dugaan akan kebenarannya, penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan sebenarnya.
Aspek
: tanda, sudut pandang.
Bakat
: dasar (kepandaian, sifat, dan pembawaan) yang dibawa sejak lahir.
Deskripsi
: pemaparan dengan kata-kata secara jelas dan terperinci.
Dimensi
: ukuran.
Disiplin
: tata tertib; ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan, bidang studi yang memiliki objek, sistem, dan metode tertentu.
Dominan
: bersifat sangat menentukan, pengaruh kuat, tampak menonjol.
Edukatif
: bersifat mendidik; berkenaan dengan pendidikan.
Efektif
: membawa hasil atau berhasil guna.
Ekstrinsik
: berasal dari luar individu.
Falsafah
: anggapan, gagasan, dan sikap batin yang paling dasar yang dimiliki oleh orang atau masarakat; pandangan hidup.
Formal
: segenap bentuk pendidikan atau pelatihan yang diberikan secara terorganisasi dan berjenjang, baik yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus.
Generalisasi
: perihal membentuk gagasan atau simpulan umum dari suatu kejadian, perihal membuat sesuatu gagasan lebih sederhana.
148
Gugus
: rangkaian; kumpulan; kelompok.
Hipotesis
: sesuatu yang dianggap benar untuk alasan atau pengutaraan pendapat (teori, proporsi) meskipun kebenarannya masih harus dibuktikan; anggapan dasar.
Indeks
: daftar kata atau istilah penting yang terdapat di buku cetakan; daftar berita penting hari itu yang dimuat di halaman depan; rasio antara dua unsur kebahasan tertentu yang mungkin menjadi ukuran suatu ciri tertentu.
Indikator
: sesuatu yang menjadi petunjuk atau keterangan.
Informal
: pendidikan atau pelatihan yang terdapat di dalam keluarga atau masyarakat dalam bentuk yang tidak terorganisasi.
Intelektual
: cendekiawan; cerdas, berakal, dan berpikiran jernih berdasarkan ilmu pengetahuan; mempunyai kecerdasan tinggi.
Interaksi
: saling melakukan aksi, berhubungan, memengaruhi.
Interpretasi
: pemberian kesan, pendapat, atau pandangan teoritis terhadap sesuatu atau tafsiran.
Intrinsik
: berasal dari dalam diri.
Karakter
: sifat-sifat kejiwaan, akhlak.
Koefisien
: bagian suku yang berupa bilangan atau konstan.
Kognitif
: berkaitan dengan pengetahuan.
Kompleks
: himpunan kesatuan; kelompok.
Konsep
: rancangan.
Kriteria
: ukuran yang menjadi dasar penilaian atau penetapan sesuatu.
149
Linier
: terletak pada suatu garis lurus.
Minat
: kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu atau keinginan.
Nonformal
: segenap bentuk pelatihan yang diberikan secara terorganisasi di luar pendidikan formal, misalnya kursus keterampilan.
Norma
: aturan atau ketentuan yang mengikat warga kelompok dalam masyarakat, dipakai sebagai panduan, tatanan, dan pengendali tingkah laku yang sesuai dan berterima.
Optimal
: (ter)baik; tertinggi; paling menguntungkan.
Organisasi
: kesatuan (susunan dan sebagainya) yang terdiri atas bagianbagian (orang dan sebagainya) dalam perkumpulan dan sebagainya untuk tujuan tertentu.
Penguatan
: respon terhadap tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali suatu tingkah laku.
Permanen
: tetap.
Persentase
: bagian dari keutuhan yang dinyatakan dengan persen (perseratus).
Persepsi
: tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu.
Personal
: bersifat pribadi atau perseorangan.
Potensi
: kekuatan; kesanggupan; daya; kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan.
Prasyarat
: syarat yang harus dipenuhi sebelum melakukan, mengikuti, memasuki pendidikan atau sesuatu kegiatan.
Psikomotorik
: berkaitan dengan keterampilan.
150
Regresi
: hubungan rata-rata antara variabel.
Relevan
: kait-mengait; bersangkut-paut; berguna secara langsung.
Rekapitulasi
: ringkasan isi dari akhir perhitungan.
Responden
: penjawab pertanyaan yang diajukan untuk kepentingan penelitian.
Potensi
: kemampuan yang mungkin untuk dikembangkan; kekuatan; kesanggupan; daya.
Sarana
: segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan; alat; media.
Signifikan
: penting atau berarti.
Skala
: garis atau titik tanda yang berderet-deret yang sama jarak antaranya, lajur yang dipakai untuk menentukan tingkatan atau banyaknya sesuatu, perbandingan ukuran besarnya gambar dengan keadaan sebenarnya.
Skor
: angka perolehan dari hasil ujian, ulangan atau perhitungan.
Sosial
: berkenaan dengan masyarakat; suka memerhatikan kepentingan umum.
Statistik
: data yang berupa angka yang dikumpulkan, ditabulasikan, digolong-golongkan sehingga dapat memberi informasi yang berarti mengenai suatu masalah atau gejala.
Tuntas
: habis; selesai secara menyeluruh; sempurna; singkat dan jelas.
Variabel
: objek penelitian, atau apa yang menjadi fokus dalam penelitian.
Verbal
: ucapan atau perkataan.
151
Lampiran 1 DAFTAR NAMA SISWA POPULASI PENELITIAN SDN Tunon 1 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Nama Dian Safitri Diqi Fatuhroji Adnan Asyzhari A Akhmad Jailani Rifky Amar Filar Saputra Bagus Adi Prasetyo Bilqis Deta Nurhilda Catur Arditiyanto Dani Risky Mulyana Dheffy Nanta Zhyakyah Dinda Friska Helena Insani Laksmi S Julia Kartika Sari Kaerul Anam
L/P P L L L L L P L L P P P P L
No. 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Nama Mefi Aprilia Putri Miko Saputra Moh Abidzar Asshidiq Muhamad Fahri Putri Nurhaliza Reza Putra Ardiyansyah Ridlo Zaenun Risnanti Awalia Zulfa Rizkiana Ramadhani Shaoules Nabila Yusuf Iqbal An Najib Kusnanti Agung Pramono
L/P P L L L P L L P P P L P L
Nama Moh Indra Fauzi M. Daffa Khoirul Amr Moh Iwan Saputra Muh Nanda Ferdianto Muh Jauhar Muslim Nabila Viska Haenisa Nisa Romadhoni Rita Komalasari Rifky Yoga Pratama Roy Figo Hermansyah Sabila Dinar Nuraini Salsabila Dewi R Shifa Anggie Kusuma Tantri Umi Azizah Wildan Zharvan Trih Syaeif Elfa Yanza
L/P
SDN Tunon 2 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Nama Tiara Nurhikmah Anggi Anggraeni Dewi Nur Qomariah Dian Aji Sarah Dwi Gunawan Saputra Fakih Nunidin Fio Riskiana Guntur Pujiarto Hanif Azam Hafisyah Jilani Wildani Lukman Fauzi Mely Ayu Adibah Miftahudin Moh Azmi Faqih Moh Arif Maulana Moh Farhan Putra Dani Moh Salman Hakim
L/P P P P P L L P L L L L P L L L L L
No. 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
L L L L L P P P L L P P P P P L L
152
SDN Keturen No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Nama Dedi Purnomo Mudi Lukman H Kurniasih Candra Heru Priyanto Novi Puspitasari Akhmad Rianto Indriyani Jaya Dewata Julia Dwi Arsita Kaila Kairiah
L/P L L P L L P L P L P P
No. 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Nama Miftahul Janah M. Fahmi Fardiansyah Rizki Akbar Widianto Satrio Bayu Wijaksono Triono Azi Saputro Vivi Afidah M.Naufal Amarullah M. Safar Maulana Devi Angelica Rega Febriansyah
L/P P L L L L P L L P L
SDN Debong Kulon No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Nama Apriliani Laely Apriliani Putri Moh. Yusuf Asidik Syafia Ainul Hawa Uswatun Khasanah Dandi Sunan Drajat Aisyah Nur Azizah Alfiansyah Fathul A. Andi Pramana Dewi Sinta Dwi Fadilah Gilang Saputra Karlina Khaerul Dwi Saputra Mahfudin Mas Roro Tasya Yulia Mega Silvia Nirwanda
L/P P P L P P L P L L P P L P L L P P
No. 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Nama L/P Meliza Maratus Solecha P Merliana Nur H P Moh Samsul Arif L M. Alan Budiyono L M. Farkhan A. Y L Muthoharoh P Nurlaely Fauziyah P Nurul Amelia P Nurul Aulia P Sri Murni Lestari N P Tia Velyna P Tri Wulandari P Wulan Novelita P Amelina Nor Faiza P Renaldi Pranandi L Nur Setiawati P
153
SDN Kalinyamat Wetan 1 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Nama Dela Evi Listiyanti Izzatul Jannah Nandana Lasmana Oktavia Helandani David Mani Huruk Reza Pahlevi Ade Azirul Khafidh Ade Saputra Adelita May Zahra Asyif Maulana Fauzi Berliana Nurul Hidayah Devand Bayu Saputra Elitsa Effi Nur Cahyati Estrin Noventiar Hani Rahma Fadilah Kartika Ayuningrum Khoirun Nisa Linda Amaliyah M. Maulana Fatoni M. Toriq Aziz M. Wahyudi
L/P P P L L L L L L P L P L P P P P P P L L L
No. 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
Nama Nala Dwi Febriani Najwa Eryanda Nera Septi Melati Nihayatul Mahmudah Nur Fadilah Rifan Zaki Prasetyo Rifki Kurnawan Riski Dwi Ronaditon Siti Hajar Tamara Fara Natasya Tiyas Ayu S Yicha Alivia Zain Afif Syahrani Laela Nova Dwi Uswatun A Aqilatun Zuhriyah Yeti Widianti Ilham Aisyattussa’diyah Aisyah Rahmadani
L/P P P P P P L L L P P P P L P P P P L P P
154
SDN Kalinyamat Wetan 2 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Nama M Iqbal Al Fath Renaldi Ramadhan Rizka Putri Marlina Andika Wicaksono Maulid Salam Muh. Kiki Febriandi Nandari Susi Indarsih Sela Nur Azizah Amalia Khoirunnisa Angelika Shahira Dwi A Anis Mutia Azzahro Aristia Riyanti Ayudia Wulandari
L/P L L P L L L P P P P P P P
No. 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Nama Claudiana Sari Diana Rosyandah Eky Nur Afifah Imel Permatasari Lukman Nur Hakim Muhammad Alwi M. Anwar Noftafiana Nur Laelatul Qiftiyah Sada Fauzan Budiman Muh Ferdi Saputra Deny Mardiyanto Aji Saputra
L/P P P P P L L L P P L L L L
SDN Kalinyamat Wetan 3 No. 1 2 3 4 5 6 7 8
Nama Moh. Rudi Dewantara Revan Andrian Nurul H Rendi Santoso Ayu Ratnasari Dwi Safana Febriani Indah Setya Ningrum Lutfiyah Hana Nisa Ainun Rohmah
L/P L L L P P P P P
No. 9 10 11 12 13 14 15
Nama Sintya Putri Siti Khofifah Wulan Ramadini Zaki Ardiansyah Windriyani Dimas Tri Saputra Desi Puji Astuti
L/P P P P L P L P
155
Lampiran 2 DAFTAR NAMA SISWA SAMPEL PENELITIAN No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Nama Siswa Dian Safitri Diqi Fatuhroji Akhmad Jailani Rifky Amar Filar Saputra Bilqis Deta Nurhilda Catur Arditiyanto Dheffy Nanta Zhyakyah Dinda Friska Helena Julia Kartika Sari Kaerul Anam Miko Saputra Moh Abidzar Asshidiq Putri Nurhaliza Reza Putra Ardiyansyah Risnanti Awalia Zulfa Rizkiana Ramadhani Yusuf Iqbal An Najib Kusnanti Tiara Nurhikmah Dewi Nur Qomariah Dian Aji Sarah Fakih Nunidin Fio Riskiana Hanif Azam Hafisyah Jilani Wildani Mely Ayu Adibah Miftahudin Moh Arif Maulana Moh Farhan Putra Dani Moh Indra Fauzi M. Daffa Khoirul Amr Muh Nanda Ferdianto Muh Jauhar Muslim Nisa Romadhoni
Asal Sekolah SD Tunon 1 SD Tunon 1 SD Tunon 1 SD Tunon 1 SD Tunon 1 SD Tunon 1 SD Tunon 1 SD Tunon 1 SD Tunon 1 SD Tunon 1 SD Tunon 1 SD Tunon 1 SD Tunon 1 SD Tunon 1 SD Tunon 1 SD Tunon 1 SD Tunon 1 SD Tunon 1 SD Tunon 2 SD Tunon 2 SD Tunon 2 SD Tunon 2 SD Tunon 2 SD Tunon 2 SD Tunon 2 SD Tunon 2 SD Tunon 2 SD Tunon 2 SD Tunon 2 SD Tunon 2 SD Tunon 2 SD Tunon 2 SD Tunon 2 SD Tunon 2
156
No. 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72
Nama Siswa Rita Komalasari Roy Figo Hermansyah Sabila Dinar Nuraini Shifa Anggie Kusuma Tantri Wildan Zharvan Trih Syaeif Elfa Yanza Mudi Lukman H Kurniasih Heru Priyanto Novi Puspitasari Indriyani Jaya Dewata Kaila Kairiah Miftahul Janah Rizki Akbar Widianto Satrio Bayu Wijaksono Vivi Afidah M.Naufal Amarullah Devi Angelica Rega Febriansyah Laely Apriliani Putri Moh. Yusuf Asidik Syafia Ainul Hawa Dandi Sunan Drajat Aisyah Nur Azizah Alfiansyah Fathul A. Dewi Sinta Dwi Fadilah Karlina Khaerul Dwi Saputra Mas Roro Tasya Yulia Mega Silvia Nirwanda Merliana Nur H Moh Samsul Arif M. Farkhan A. Y Muthoharoh Nurul Amelia
Asal Sekolah SD Tunon 2 SD Tunon 2 SD Tunon 2 SD Tunon 2 SD Tunon 2 SD Tunon 2 SD Tunon 2 SD Keturen SD Keturen SD Keturen SD Keturen SD Keturen SD Keturen SD Keturen SD Keturen SD Keturen SD Keturen SD Keturen SD Keturen SD Keturen SD Keturen SD Debong Kulon SD Debong Kulon SD Debong Kulon SD Debong Kulon SD Debong Kulon SD Debong Kulon SD Debong Kulon SD Debong Kulon SD Debong Kulon SD Debong Kulon SD Debong Kulon SD Debong Kulon SD Debong Kulon SD Debong Kulon SD Debong Kulon SD Debong Kulon SD Debong Kulon
157
No. 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110
Nama Siswa Nurul Aulia Tia Velyna Tri Wulandari Amelina Nor Faiza Renaldi Pranandi Dela Evi Listiyanti Izzatul Jannah Nandana Lasmana Oktavia Helandani Reza Pahlevi Ade Azirul Khafidh Adelita May Zahra Asyif Maulana Fauzi Devand Bayu Saputra Elitsa Effi Nur Cahyati Hani Rahma Fadilah Kartika Ayuningrum Linda Amaliyah M. Wahyudi Nala Dwi Febriani Nera Septi Melati Nihayatul Mahmudah Rifan Zaki Prasetyo Rifki Kurnawan Siti Hajar Tamara Fara Natasya Tiyas Ayu Septianingsih Yicha Alivia Zain Afif Syahrani Laela Nova Dwi Uswatun A Ilham Aisyattussa’diyah M. Iqbal Al Fath Renaldi Ramadhan Andika Wicaksono Maulid Salam Nandari Susi Indarsih
Asal Sekolah SD Debong Kulon SD Debong Kulon SD Debong Kulon SD Debong Kulon SD Debong Kulon SD Kalinyamat Wetan 1 SD Kalinyamat Wetan 1 SD Kalinyamat Wetan 1 SD Kalinyamat Wetan 1 SD Kalinyamat Wetan 1 SD Kalinyamat Wetan 1 SD Kalinyamat Wetan 1 SD Kalinyamat Wetan 1 SD Kalinyamat Wetan 1 SD Kalinyamat Wetan 1 SD Kalinyamat Wetan 1 SD Kalinyamat Wetan 1 SD Kalinyamat Wetan 1 SD Kalinyamat Wetan 1 SD Kalinyamat Wetan 1 SD Kalinyamat Wetan 1 SD Kalinyamat Wetan 1 SD Kalinyamat Wetan 1 SD Kalinyamat Wetan 1 SD Kalinyamat Wetan 1 SD Kalinyamat Wetan 1 SD Kalinyamat Wetan 1 SD Kalinyamat Wetan 1 SD Kalinyamat Wetan 1 SD Kalinyamat Wetan 1 SD Kalinyamat Wetan 1 SD Kalinyamat Wetan 1 SD Kalinyamat Wetan 1 SD Kalinyamat Wetan 2 SD Kalinyamat Wetan 2 SD Kalinyamat Wetan 2 SD Kalinyamat Wetan 2 SD Kalinyamat Wetan 2
158
No. 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132
Nama Siswa Sela Nur Azizah Anis Mutia Azzahro Ayudia Wulandari Claudiana Sari Eky Nur Afifah Imel Permatasari Muhammad Alwi M. Anwar Nur Laelatul Qiftiyah Sada Fauzan Budiman Deny Mardiyanto Aji Saputra Revan Andrian Nurul H Rendi Santoso Dwi Safana Febriani Indah Setya Ningrum Nisa Ainun Rohmah Sintya Putri Wulan Ramadini Windriyani Dimas Tri Saputra Desi Puji Astuti
Asal Sekolah SD Kalinyamat Wetan 2 SD Kalinyamat Wetan 2 SD Kalinyamat Wetan 2 SD Kalinyamat Wetan 2 SD Kalinyamat Wetan 2 SD Kalinyamat Wetan 2 SD Kalinyamat Wetan 2 SD Kalinyamat Wetan 2 SD Kalinyamat Wetan 2 SD Kalinyamat Wetan 2 SD Kalinyamat Wetan 2 SD Kalinyamat Wetan 2 SD Kalinyamat Wetan 3 SD Kalinyamat Wetan 3 SD Kalinyamat Wetan 3 SD Kalinyamat Wetan 3 SD Kalinyamat Wetan 3 SD Kalinyamat Wetan 3 SD Kalinyamat Wetan 3 SD Kalinyamat Wetan 3 SD Kalinyamat Wetan 3 SD Kalinyamat Wetan 3
159
Lampiran 3 DAFTAR NAMA SISWA SAMPEL UJI COBA ANGKET No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nama Bagus Adi Prasetyo Insani Laksmi S Muhamad Fahri Shaoules Nabila Anggi Anggraeni Dwi Gunawan Saputra Moh Iwan Saputra Salsabila Dewi Rosalina Umi Azizah Julia Dwi Arsita Moh. Fahmi Ferdiansyah Triono Azi Saputro Andi Pramana Mahfudin Meliza Maratus Solecha Nurlaely Fauziyah Wulan Novelita David Mani Huruk Khoirun Nisa M. Maulana Fatoni M. Toriq Aziz Najwa Eryanda Yeti Widianti Aisyah Rahmadani Rizka Putri Marlina Amalia Khoirunnisa Diana Rosyandah Noftafiana Ayu Ratnasari Windriyani
Asal Sekolah SD Tunon 1 SD Tunon 1 SD Tunon 1 SD Tunon 1 SD Tunon 2 SD Tunon 2 SD Tunon 2 SD Tunon 2 SD Tunon 2 SD Keturen SD Keturen SD Keturen SD Debong Kulon SD Debong Kulon SD Debong Kulon SD Debong Kulon SD Debong Kulon SD Kalinyamat Wetan 1 SD Kalinyamat Wetan 1 SD Kalinyamat Wetan 1 SD Kalinyamat Wetan 1 SD Kalinyamat Wetan 1 SD Kalinyamat Wetan 1 SD Kalinyamat Wetan 1 SD Kalinyamat Wetan 2 SD Kalinyamat Wetan 2 SD Kalinyamat Wetan 2 SD Kalinyamat Wetan 2 SD Kalinyamat Wetan 3 SD Kalinyamat Wetan 3
160
Lampiran 4 Kisi-kisi Angket Kebiasaan Belajar (Uji Coba)
Dimensi Kebiasaan Belajar (X1)
No Butir Soal
Indikator Soal
3. Pembuatan jadwal Pembuatan belajar jadwal dan 4. Melaksanakan pelaksanaannya jadwal belajar 3. Membaca buku teks Membaca dan 4. Membuat catatan membuat catatan
Penyelesaian tugas
3. Mengerjakan tugas di sekolah 4. Mengerjakan PR
3. Konsentrasi mengikuti pelajaran Cara mengikuti pelajaran 4. Aktif dalam proses pembelajaran 2. Melakukan belajar Cara belajar kelompok kelompok Cara belajar mandiri di rumah
2. Belajar mandiri di rumah
Jumlah Butir Pernyataan Pernyataan Pernyataan Positif Negatif 1, 2, 3, 5
4*
5
6*, 7*
8
3
9, 10* 13*, 14, 15*, 16*, 17* 18*, 19*, 20*, 22, 24* 25*, 26*, 27*, 29* 30*, 31*, 33* 34*, 35*, 36, 37* 39*, 40*, 42*, 44*, 45*
11, 12*
4
-
5
21*, 23*
7
28
5
32
4
38
5
41, 43*
7
47*, 48*, 49*, 50*
46*
5
38
12
50
Jumlah Sumber
: Kisi-kisi angket dikembangkan dari pendapat Sudjana (2014: 165173) dan pendapat Slameto (2013: 82-91).
Keterangan : * nomor item soal yang valid.
161
Lampiran 5 Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar (Uji Coba)
Dimensi Motivasi Belajar (X2)
Tekun dalam belajar
Ulet dalam menghadapi kesulitan Minat dan perhatian dalam belajar Berprestasi dalam belajar
Mandiri dalam belajar
No Butir Soal
Indikator Soal 4. Kehadiran di sekolah 5. Mengikuti PBM di kelas 6. Belajar di rumah 3. Sikap terhadap kesulitan 4. Usaha menghadapi kesulitan 3. Kebiasaan mengikuti pelajaran 4. Semangat dalam mengikuti PBM 3. Keinginan untuk berprestasi 4. Kualifikasi hasil 3. Penyelesaian tugas/PR 4. Menggunakan kesempatan di luar jam pelajaran Jumlah
Jumlah Butir Pernyataan Pernyataan Pernyataan Positif Negatif 1, 3
2*, 4
4
5, 7*, 10
6*, 8, 9
6
13*, 14
5
16
4
22*
4
-
4
-
3
-
2
37
5
38, 42*
5
43, 44, 45
46*
4
33
13
46
11, 12*, 15 17*, 18*, 19* 20*, 21*, 23 24, 25*, 26, 27* 28*, 29*, 30* 31*, 32 33*, 34, 35, 36 39*, 40, 41*
Sumber : Kisi-kisi angket dikembangkan dari pendapat Marx dan Tombuch dalam Riduwan (2013: 31-32). Keterangan : * nomor item soal yang valid.
162
Lampiran 6 ANGKET UJI COBA KEBIASAAN BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR
INSTRUMEN PENELITIAN Nama
: ...............................
Nomor absen : ............................... Nama SD
: ...............................
Hari/tanggal : ...............................
Petunjuk Pengisian Angket: 1. Tulislah identitas diri pada kolom yang telah disediakan. 2. Berilah tanda centang ( √ ) pada kolom yang sesuai dengan pendapatmu. 3. Jawablah dengan jujur dan sebenar-benarnya. Perlu diingat bahwa tidak ada jawaban yang salah karena ini adalah pendapat, dan setiap orang bebas berpendapat. 4. Keterangan kolom : a. Selalu (Sl), berarti melakukan atau mengalami aktivitas 6 hari dalam seminggu. b. Sering (sr), berarti melakukan aktivitas yang disebutkan 3-5 kali dalam seminggu. c. Kadang-kadang (Kk), berarti melakukan aktivitas yang disebutkan 1-2 kali dalam seminggu. d. Tidak Pernah (TP), berarti tidak pernah melakukan aktivitas yang disebutkan dalam kehidupan sehari-hari.
Catatan : Angket ini hanya untuk mengambil data, sehingga tidak akan mempengaruhi nilai siswa di sekolah.
163
ANGKET KEBIASAAN BELAJAR (UJI COBA) No.
Pernyataan
1
Saya membuat jadwal belajar di rumah. Saya menempelkan jadwal belajar di ruang belajar. Saya membuat jadwal belajar baru setiap kenaikan kelas. Saya malas membagi waktu untuk belajar. Saya menentukan mata pelajaran yang dipelajari tiap malam hari. Saat di rumah, saya belajar secara teratur. Saya belajar sesuai mata pelajaran yang harus dipelajari. Saya menggunakan waktu belajar untuk bermain atau menonton TV. Saya membaca buku materi. Jika ada waktu luang, saya pergi ke perpustakaan untuk membaca buku. Saya membaca buku ketika akan ada ulangan. Saya membaca buku jika disuruh guru. Saya mencatat pokok-pokok materi yang dijelaskan guru. Setelah guru meninggalkan kelas, saya mencocokkan catatan saya dengan teman agar hasil catatanku benar. Setelah membaca materi, saya menandai pokokpokok pentingnya. Saya membuat ringkasan setelah mempelajari buku bacaan. Saya mempunyai catatan yang lengkap dari penjelasan guru. Saya mengerjakan tugas sendiri. Saya menyelesaikan tugas tepat waktu. Setelah menyelesaikan soal, saya mengoreksi kembali semua jawaban. Saya putus asa jika menemui soal yang sulit. Saya mengerjakan soal dari yang mudah dulu. Saya mencontek jawaban teman. Saya percaya diri saat menghadapi ulangan. Jika guru memberikan PR, saya semangat untuk mengerjakannya di rumah. Saya mengerjakan PR sendiri.
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Pilihan Jawaban (√) Sl Sr Kk TP
164
No.
Pernyataan
30
Jika ada soal PR yang sulit, maka saya berusaha mencari jawaban di buku bacaan. Jika saya lupa mengerjakan PR, maka saya akan kerjakan di dalam kelas sebelum bel masuk. Sebelum berangkat sekolah, saya mengecek kembali jawaban PR. Pada saat KBM, saya berkonsentrasi dengan baik.
31
Saya memperhatikan setiap penjelasan dari guru.
27 28 29
32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47
Pada saat pelajaran, saya merasa terganggu oleh teman yang ribut. Saya menyimak penjelasan guru secara seksama. Jika ada materi yang belum jelas, maka saya tanyakan ke guru. Saya semangat mengikuti kegiatan pembelajaran siapapun gurunya. Saya aktif mengikuti pembelajaran dari awal sampai akhir jam pelajaran. Jika guru memberikan soal latihan, maka saya mengajukan diri untuk menjawabnya. Saya merasa senang jika pelajarannya sudah berakhir. Jika ada kegiatan kerja kelompok, maka saya ikut berdiskusi dengan teman-teman. Saat belajar kelompok, saya dan teman-teman melakukan tanya jawab tentang materi yang dipelajari. Saya senang belajar kelompok karena bisa bermain dengan teman-teman. Saya mencatat kesimpulan hasil belajar kelompok untuk saya pelajari di rumah. Saya lebih suka bermain dari pada ikut belajar kelompok. Sebelum belajar kelompok, saya dan teman sekelompok menetukan materi yang akan dipelajari Bila ada persoalan yang sulit dipecahkan dalam kelompok, kami bertanya kepada guru. saya malas belajar jika orang tua tidak menyuruh untuk belajar. Saya tetap belajar dengan sungguh-sungguh meskipun peralatan belajar di rumah kurang lengkap.
Pilihan Jawaban (√) Sl Sr Kk TP
165
No. 48 49 50
Pernyataan Saya tetap belajar di rumah meskipun ulangan telah selesai. Saat di rumah, saya mempelajari kembali materi yang telah dijelaskan oleh guru. Saya belajar di rumah dengan cara mengerjakan soal latihan.
Pilihan Jawaban (√) Sl Sr Kk TP
166
ANGKET MOTIVASI BELAJAR (UJI COBA) No.
Pernyataan
1
Saya hadir di sekolah sebelum pukul 07.00 WIB. Jika keluarga sedang hajatan, maka saya membolos sekolah. Saya merasa senang ketika masih bisa berangkat sekolah. Jika terlambat masuk sekolah, maka saya memilih membolos. Jika ada kegiatan kerja kelompok di kelas, maka saya ikut berdiskusi dengan teman-teman. Saya bosan mendengarkan penjelasan dari guru pada saat pelajaran yang kurang saya senangi. Saya memperhatikan pelajaran dengan baik siapapun guru yang mengajar. Ketika bosan mengikuti pelajaran, saya keluar kelas. Saya asik bercerita dengan teman saat guru menerangkan pelajaran. Saya mengikuti pelajaran sampai jam pelajaran berakhir. Saya merasa perlu untuk belajar kembali di rumah Saat di rumah, saya tetap belajar meskipun tidak ada PR. Jika sudah di rumah, maka saya merasa malas untuk belajar Saya baru belajar di rumah jika ada tugas atau ulangan saja. Untuk lebih memahami materi, saya menyempatkan belajar di rumah. Saya akan mengabaikan pelajaran jika pelajaran itu sulit dipahami. Saya merasa tertantang untuk mampu mengerjakan tugas yang sulit. Saya berusaha menyelesaikan soal sulit yang saya temukan dalam belajar. Saya tetap giat belajar meskipun mengalami kesulitan dalam belajar. Jika saya kurang paham dengan penjelasan guru, maka saya bertanya. Saya mengajak teman untuk berdiskusi jika menemukan kesulitan belajar.
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Pilihan Jawaban (√) Sl Sr Kk TP
167
No. 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46
Pernyataan Jika saya sudah mencoba namun tetap gagal mengatasi kesulitan, maka saya malas berusaha lagi. Jika ada soal yang sulit, saya akan berusaha mencari jawabannya. Saya memperhatikan penjelasan yang diberikan guru dengan baik. Saya menyiapkan buku di atas meja saya sebelum pelajaran dimulai. Saya menyiapkan alat tulis di atas meja saya sebelum pelajaran dimulai. Saya mendengarkan penjelasan guru dari awal sampai akhir pelajaran. Saya bersemangat memperhatikan guru mengajar. Saya mengikuti pelajaran dengan senang hati. Saya fokus saat guru memberikan materi di kelas. Mencapai prestasi yang tinggi dalam belajar adalah keinginan saya. Saya ingin lebih berprestasi dari sebelumnya. Saya belajar sungguh-sungguh untuk mendapatkan nilai terbaik di kelas. Saya yakin mendapatkan nilai terbaik karena saya mengerjakan tugas dengan baik. Saya senang jika tanpa ada nilai yang kurang dari KKM. Saya puas jika hasil prestasi saya lebih baik dari sebelumnya. Saya pasrah dalam mencapai hasil belajar. Saya mencontek jawaban teman. Saya mengumpulkan tugas/PR tepat waktu. Saya mengerjakan tugas/PR sendiri. Saya mengerjakan tugas/PR dengan sungguhsungguh. Saya mengerjakan tugas/PR dengan asal-asalan yang penting selesai. Saat istirahat, saya pergi ke perpustakaan sekolah untuk membaca buku. Saya bertanya tentang hal yang belum saya pahami kepada teman saat istirahat. Jika ada jam pelajaran kosong, maka saya mempelajari kembali pelajaran sebelumnya. Saya malas untuk belajar di luar jam pelajaran.
Pilihan Jawaban (√) Sl Sr Kk TP
168
Lampiran 7 Kisi-kisi Angket Penelitian Kebiasaan Belajar (Setelah Uji Coba)
Dimensi Kebiasaan Belajar (X1) Pembuatan jadwal dan pelaksanaannya Membaca dan membuat catatan Penyelesaian tugas
Cara mengikuti pelajaran Cara belajar kelompok Cara belajar mandiri di rumah
No Butir Soal
Indikator Soal 1. Pembuatan jadwal belajar 2. Melaksanakan jadwal belajar 1. Membaca buku teks 2. Membuat catatan 1. Mengerjakan tugas di sekolah 2. Mengerjakan PR 1. Konsentrasi mengikuti pelajaran 2. Aktif dalam proses pembelajaran 1. Melakukan belajar kelompok 1. Belajar mandiri di rumah Jumlah
Sumber
Jumlah Butir Pernyataan Pernyataan Pernyataan Positif Negatif -
1
1
2, 3
-
2
4
5
2
6, 7, 8, 9 10, 11, 12, 15 16, 17, 18, 19
-
4
13, 14
6
-
4
20, 21, 22
-
3
23, 24, 25
-
3
26, 27, 28, 30, 31
29
6
33, 34, 35, 36
32
5
30
6
36
: Kisi-kisi angket dikembangkan dari pendapat Sudjana (2014: 165173) dan pendapat Slameto (2013: 82-91).
169
Lampiran 8 Kisi-kisi Angket Penelitian Motivasi Belajar (Setelah Uji Coba)
Dimensi Motivasi Belajar (X2)
No Butir Soal
Indikator Soal
1. Kehadiran di sekolah Tekun dalam 2. Mengikuti PBM di belajar kelas 3. Belajar di rumah 1. Sikap terhadap Ulet dalam kesulitan menghadapi 2. Usaha menghadapi kesulitan kesulitan 1. Kebiasaan Minat dan mengikuti pelajaran perhatian 2. Semangat dalam dalam belajar mengikuti PBM 1. Keinginan untuk Berprestasi berprestasi dalam belajar 2. Kualifikasi hasil 1. Penyelesaian tugas/PR Mandiri 2. Menggunakan dalam belajar kesempatan di luar jam pelajaran Jumlah
Jumlah Butir Pernyataan Pernyataan Pernyataan Positif Negatif -
1
1
2
3
2
4
5
2
6, 7, 8
-
3
9, 10
11
3
12, 13
-
2
14, 15, 16
-
3
17
-
1
18
-
1
19, 20
21
3
-
22
1
16
6
22
Sumber : Kisi-kisi angket dikembangkan dari pendapat Marx dan Tombuch dalam Riduwan (2013: 31-32).
170
Lampiran 9 ANGKET PENELITIAN KEBIASAAN BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR
INSTRUMEN PENELITIAN Nama
: ...............................
Nomor absen : ............................... Nama SD
: ...............................
Hari/tanggal : ...............................
Petunjuk Pengisian Angket: 1. Tulislah identitas diri pada kolom yang telah disediakan. 2. Berilah tanda centang ( √ ) pada kolom yang sesuai dengan pendapatmu. 3. Jawablah dengan jujur dan sebenar-benarnya. Perlu diingat bahwa tidak ada jawaban yang salah karena ini adalah pendapat, dan setiap orang bebas berpendapat. 4. Keterangan kolom : a. Selalu (Sl), berarti melakukan atau mengalami aktivitas 6 hari dalam seminggu. b. Sering (sr), berarti melakukan aktivitas yang disebutkan 3-5 kali dalam seminggu. c. Kadang-kadang (Kk), berarti melakukan aktivitas yang disebutkan 1-2 kali dalam seminggu. d. Tidak Pernah (TP), berarti tidak pernah melakukan aktivitas yang disebutkan dalam kehidupan sehari-hari.
Catatan : Angket ini hanya untuk mengambil data, sehingga tidak akan mempengaruhi nilai siswa di sekolah.
171
ANGKET KEBIASAAN BELAJAR Pilihan Jawaban (√) No.
Pernyataan Sl
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.
Saya malas membagi waktu untuk belajar. Saat di rumah, saya belajar secara teratur. Saya belajar sesuai mata pelajaran yang harus dipelajari. Jika ada waktu luang, saya pergi ke perpustakaan untuk membaca buku. Saya membaca buku jika disuruh guru. Saya mencatat pokok-pokok materi yang dijelaskan guru. Setelah membaca materi, saya menandai pokokpokok pentingnya. Saya membuat ringkasan setelah mempelajari buku bacaan. Saya mempunyai catatan yang lengkap dari penjelasan guru. Saya mengerjakan tugas sendiri. Saya menyelesaikan tugas tepat waktu. Setelah menyelesaikan soal, saya mengoreksi kembali semua jawaban. Saya putus asa jika menemui soal yang sulit. Saya mencontek jawaban teman. Saya percaya diri saat menghadapi ulangan. Jika guru memberikan PR, saya semangat untuk mengerjakannya di rumah. Saya mengerjakan PR sendiri.
20.
Jika ada soal PR yang sulit, maka saya berusaha mencari jawaban di buku bacaan. Sebelum berangkat sekolah, saya mengecek kembali jawaban PR. Pada saat KBM, saya berkonsentrasi dengan baik.
21.
Saya memperhatikan setiap penjelasan dari guru.
22.
Saya menyimak penjelasan guru secara seksama.
18. 19.
23. 24.
Jika ada materi yang belum jelas, maka saya tanyakan ke guru. Saya semangat mengikuti kegiatan pembelajaran siapapun gurunya.
Sr
Kk
TP
172
Pilihan Jawaban (√) No.
Pernyataan Sl
25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36.
Jika guru memberikan soal latihan, maka saya mengajukan diri untuk menjawabnya. Jika ada kegiatan kerja kelompok, maka saya ikut berdiskusi dengan teman-teman. Saat belajar kelompok, saya dan teman-teman melakukan tanya jawab tentang materi yang dipelajari. Saya mencatat kesimpulan hasil belajar kelompok untuk saya pelajari di rumah. Saya lebih suka bermain dari pada ikut belajar kelompok. Sebelum belajar kelompok, saya dan teman sekelompok menetukan materi yang akan dipelajari Bila ada persoalan yang sulit dipecahkan dalam kelompok, kami bertanya kepada guru. saya malas belajar jika orang tua tidak menyuruh untuk belajar. Saya tetap belajar dengan sungguh-sungguh meskipun peralatan belajar di rumah kurang lengkap. Saya tetap belajar di rumah meskipun ulangan telah selesai. Saat di rumah, saya mempelajari kembali materi yang telah dijelaskan oleh guru. Saya belajar di rumah dengan cara mengerjakan soal latihan.
Sr
Kk
TP
173
ANGKET MOTIVASI BELAJAR Pilihan Jawaban (√) No.
Pernyataan Sl
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Jika keluarga sedang hajatan, maka saya membolos sekolah. Saya bosan mendengarkan penjelasan dari guru pada saat pelajaran yang kurang saya senangi. Saya memperhatikan pelajaran dengan baik siapapun guru yang mengajar. Saat di rumah, saya tetap belajar meskipun tidak ada PR. Jika sudah di rumah, maka saya merasa malas untuk belajar Saya merasa tertantang untuk mampu mengerjakan tugas yang sulit. Saya berusaha menyelesaikan soal sulit yang saya temukan dalam belajar. Saya tetap giat belajar meskipun mengalami kesulitan dalam belajar. Jika saya kurang paham dengan penjelasan guru, maka saya bertanya. Saya mengajak teman untuk berdiskusi jika menemukan kesulitan belajar.
14.
Jika saya sudah mencoba namun tetap gagal mengatasi kesulitan, maka saya malas berusaha lagi. Saya menyiapkan buku di atas meja saya sebelum pelajaran dimulai. Saya mendengarkan penjelasan guru dari awal sampai akhir pelajaran. Saya bersemangat memperhatikan guru mengajar.
15.
Saya mengikuti pelajaran dengan senang hati.
16.
Saya fokus saat guru memberikan materi di kelas.
11. 12. 13.
17. 18. 19. 20.
Mencapai prestasi yang tinggi dalam belajar adalah keinginan saya. Saya belajar sungguh-sungguh untuk mendapatkan nilai terbaik di kelas. Saya mengumpulkan tugas/PR tepat waktu. Saya mengerjakan tugas/PR dengan sungguhsungguh.
Sr
Kk
TP
174
Pilihan Jawaban (√) No.
Pernyataan Sl
21. 22.
Saya mengerjakan tugas/PR dengan asal-asalan yang penting selesai. Saya malas untuk belajar di luar jam pelajaran.
Sr
Kk
TP
175
Lampiran 10 LEMBAR VALIDASI ANGKET Penilai : Drs. Noto Suharto, M.Pd Status : Dosen Pembimbing 1 Petunjuk: 1. Sebagai pedoman untuk mengisi tabel validitas isi, bahasa angket, dan kesimpulan yang perlu diperhatikan antara lain: a. Validitas isi 1) Angket sudah sesuai dengan kisi-kisi. 2) Angket dirumuskan dengan singkat dan jelas. b. Bahasa angket 1) Angket menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia. 2) Kalimat angket tidak menimbulkan penafsiran ganda. 3) Rumusan kalimat angket komunikatif, menggunakan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti dan menggunakan kata-kata yang dikenal siswa. 2. Berilah tanda centang ( √ ) pada kolom yang disediakan sesuai dengan pendapat Bapak. Keterangan: TR
: dapat digunakan tanpa revisi
R
: harus revisi kembali
176
LEMBAR VALIDASI KONTRUKSI ANGKET KEBIASAAN BELAJAR Validitas Isi No
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33.
Sesuai Kisikisi
Singkat dan Jelas
Ya
Ya
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Tidak
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Kesim pulan
Bahasa
Tidak
Sesuai Kaidah Ya
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Tidak
Menimbulkan Penafsiran Ganda Ya Tidak
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Komunikatif Ya
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
T R
Tidak
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
R
177
Validitas Isi No
34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50.
Sesuai Kisikisi
Singkat dan Jelas
Ya
Ya
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Tidak
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Kesim pulan
Bahasa
Tidak
Sesuai Kaidah Ya
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Tidak
Menimbulkan Penafsiran Ganda Ya Tidak
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Komunikatif Ya
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
T R
Tidak
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
R
178
LEMBAR VALIDASI KONTRUKSI ANGKET MOTIVASI BELAJAR Validitas Isi No
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33.
Sesuai Kisikisi
Singkat dan Jelas
Ya
Ya
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Tidak
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Kesim pulan
Bahasa
Tidak
Sesuai Kaidah Ya
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Tidak
Menimbulkan Penafsiran Ganda Ya Tidak
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Komunikatif Ya
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
T R
Tidak
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
R
179
Validitas Isi No
34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46.
Sesuai Kisikisi
Singkat dan Jelas
Ya
Ya
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Tidak
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Kesim pulan
Bahasa
Tidak
Sesuai Kaidah Ya
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Tidak
Menimbulkan Penafsiran Ganda Ya Tidak
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Komunikatif Ya
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
T R
Tidak
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
R
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
50 49 48 47 46 45 44 43 42 41 40 39 38 37 36 35 34 33 32 31 30 29 28 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1
No.
Lampiran 11
TABEL PEMBANTU ANALISIS HASIL UJI COBA ANGKET KEBIASAAN BELAJAR
To Tal
3 4 4 4 4 4 4 3 4 1 1 1 3 3 2 2 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 2 2 4 4 1 4 3 4 4 2 3 4 4 1 3 4 4 2 4 4 4 3 3 160 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 193 3 4 4 3 4 2 4 3 2 1 3 1 3 2 3 1 3 2 3 2 4 4 2 2 4 2 2 4 2 3 2 1 4 4 3 3 3 1 2 3 2 2 2 4 2 2 4 1 4 1 132 3 1 2 4 3 4 3 2 4 1 1 4 2 3 1 3 3 2 2 3 3 4 3 3 4 4 3 2 3 3 4 2 4 3 4 4 2 2 4 2 3 3 3 3 4 2 2 2 3 4 143 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 1 4 4 1 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 182 4 4 4 3 4 3 4 3 4 2 1 4 4 2 3 2 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 2 4 2 1 4 2 4 4 4 3 4 2 3 4 2 4 4 3 4 3 2 4 163 4 4 4 2 2 2 4 3 4 2 1 3 3 3 4 2 3 2 4 4 3 3 2 2 4 2 3 3 1 2 4 2 3 2 4 4 1 1 4 3 1 3 4 4 3 2 4 4 2 3 143 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 1 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 190 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 1 4 4 4 4 4 1 4 3 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 182 4 4 4 4 4 4 4 1 4 2 2 3 4 1 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 1 1 4 4 4 4 4 4 4 2 1 4 3 1 4 4 4 4 4 3 4 3 4 170 3 2 4 3 3 2 4 3 3 3 2 3 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 1 4 4 4 1 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 2 4 169 1 1 2 2 2 3 3 3 3 3 1 1 2 2 3 2 2 3 2 4 1 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 1 4 4 4 3 3 1 4 3 2 2 4 4 4 3 3 2 2 3 137
180
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
To tal
4 3 3 4 2 2 4 4 4 2 1 4 3 4 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 4 2 3 1 3 4 3 3 4 2 2 4 3 1 2 2 4 2 2 4 2 4 3 2 2 3 142 4 4 4 2 4 4 3 3 3 1 1 2 4 3 2 3 1 4 3 2 2 4 2 4 4 4 3 1 1 2 3 2 3 2 3 4 3 1 2 3 3 2 2 3 1 2 2 3 2 3 133 4 4 4 4 4 4 4 1 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 187 4 4 3 2 4 2 4 2 2 1 1 2 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 1 4 4 4 4 4 1 4 2 3 3 3 2 3 4 4 2 2 4 158 4 4 4 2 4 4 4 2 4 3 2 4 4 4 2 3 2 2 2 3 2 4 4 4 4 2 3 2 4 3 4 1 4 4 4 4 3 1 4 2 2 4 2 4 4 3 3 2 4 4 158 4 4 4 4 3 3 4 3 4 2 3 1 4 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 4 2 4 2 3 3 3 3 3 2 2 3 4 1 4 3 3 2 4 4 3 4 3 2 2 2 146 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 194 4 4 4 3 4 2 3 3 3 1 2 1 3 2 3 2 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 2 3 2 4 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 4 3 2 2 3 4 149 4 4 4 2 4 3 4 3 3 1 1 2 4 2 2 1 2 4 3 2 3 4 3 3 2 4 3 3 1 4 3 2 3 2 2 4 3 2 2 2 2 3 3 3 3 4 4 3 2 2 139 4 4 4 4 4 3 4 3 3 2 1 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 1 4 4 2 4 3 4 4 3 4 3 3 2 176 4 4 4 3 3 2 3 3 3 1 3 4 2 2 2 2 1 3 2 3 3 4 4 4 3 4 3 3 2 3 2 2 2 1 3 3 3 3 4 4 1 3 4 4 3 4 3 3 2 2 143 4 1 4 4 4 3 4 4 3 4 1 1 1 1 4 1 4 3 2 4 2 1 2 4 3 3 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 1 4 4 4 1 1 2 4 4 4 1 1 1 1 142 4 4 2 4 2 2 4 2 4 2 3 4 4 4 4 4 1 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 2 4 4 2 4 2 1 4 4 4 4 4 4 4 3 1 4 4 4 167 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 1 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 2 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 183 1 4 4 4 4 3 3 3 3 1 1 1 3 1 3 1 3 2 3 2 4 4 4 4 2 2 4 3 2 3 4 1 3 3 4 4 3 2 4 2 2 2 4 3 3 4 2 3 2 3 140 3 4 3 3 2 2 2 4 4 2 1 1 2 2 2 2 2 2 4 2 3 3 3 4 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 4 2 1 4 3 2 2 3 3 2 3 2 2 3 3 127 4 1 3 3 4 3 3 3 4 1 2 1 3 1 2 2 2 3 4 3 4 3 4 2 4 3 4 1 2 4 3 2 4 4 3 3 2 3 4 2 3 2 3 4 2 4 3 2 2 4 142 3 2 4 3 4 3 4 2 3 3 1 3 4 1 3 2 2 2 3 4 3 3 4 4 4 3 3 1 2 4 3 1 3 3 4 4 2 3 2 3 2 3 4 2 3 3 1 3 2 3 141
181
30
50 49 48 47 46 45 44 43 42 41 40 39 38 37 36 35 34 33 32 31 30 29 28 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1
No.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
46 45 44 43 42 41 40 39 38 37 36 35 34 33 32 31 30 29 28 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1
No.
To tal
Lampiran 12
TABEL PEMBANTU ANALISIS HASIL UJI COBA ANGKET MOTIVASI BELAJAR
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 1 3 4 3 4 4 1 4 3 4 170 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 1 4 4 179 4 4 4 4 4 3 1 4 4 4 4 3 3 1 4 3 2 1 2 3 3 2 2 4 4 4 2 3 4 2 3 2 2 3 4 3 3 2 4 2 2 3 1 2 4 3 135 1 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 2 3 4 3 2 4 3 4 2 4 4 4 3 3 4 3 4 4 2 3 1 3 4 3 4 4 3 3 3 4 155 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 2 4 4 2 4 2 4 167 4 4 2 4 4 4 4 4 4 1 4 2 3 3 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 2 3 2 3 160 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 2 4 2 4 4 4 2 4 3 4 2 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 3 1 3 2 3 156 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 172 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 1 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 170 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 1 4 1 3 3 4 4 3 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 2 3 2 4 4 4 2 2 4 3 155 4 3 4 3 4 1 4 4 4 4 2 3 2 1 2 4 4 3 3 4 1 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 2 4 3 2 4 3 2 4 2 3 150 1 1 1 2 4 4 4 4 3 4 2 2 2 3 4 2 3 3 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 2 4 3 2 2 2 2 144
182
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
To tal
4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 3 2 4 3 2 3 2 2 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 1 3 4 3 4 3 4 4 2 2 2 4
155
4 2 4 4 4 2 4 3 2 4 4 4 2 1 3 3 1 4 4 1 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 1 2 4 3 1 2 2 2 3 4 4 3 2 1 1 2
133
4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 3 4 4 4 4 1 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
173
2 4 4 4 4 3 4 4 2 4 3 2 2 2 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 2 2 2 3
155
4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 2 2 2 3 4 4 3 2 3 2 3 4 4 4 4 4 4 3 2 2 3 4 4 4 2 3 3 3 2 3 3
151
1 3 2 4 4 4 4 4 3 4 4 2 4 4 4 2 3 3 3 2 2 1 4 3 2 2 3 3 4 3 2 1 4 4 2 4 4 3 2 3 3 3 2 2 2 4
136
1 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4
164
1 3 2 2 3 3 3 4 3 4 3 2 2 3 4 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 4 3 3 3 3 1 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 1 2 3 3
130
1 1 2 4 3 3 3 4 3 4 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 1 3 3 3
130
1 2 2 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 1 4 4 3 4 4 4 4 2 4 3 3
159
1 2 2 2 4 2 4 4 3 4 3 3 3 2 3 2 3 4 4 1 3 1 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 4 4 4 4 2 4 3 3 3 3 1 4 2 3
130
4 2 4 1 4 4 4 4 3 4 4 4 3 2 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 3 4 4 3 4 3 4
162
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 1 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 2 2 1 1 3 4 4 4 4 2 2 4 4
158
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 1 4 3 4 4 4 2 1 3 4
171
4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 3 3 3 2 3 4 3 2 2 1 3 4 4 3 1 1 3 4 4 4 4 4 4 3 3 2 4 4 4 3 4 3 1 2 2 2
143
4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 3 3 3 2 2 2 3 3 4 2 2 2 2 2 2 4 4 2 3 4 4 1 3 2 3 3 3 2 2 2 3
137
4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 1 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 2 4 3 2 4 3 3 3 2 3
158
4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 2 3 4 4 1 3 2 3
160
183
30
46 45 44 43 42 41 40 39 38 37 36 35 34 33 32 31 30 29 28 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1
No.
184
Lampiran 13 Output Uji Validitas dan Reliabilitas Uji Coba Angket Kebiasaan Belajar
Case Processing Summary N % Valid 30 100,0 Cases Excludeda 0 ,0 Total 30 100,0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's N of Alpha Items ,927
50
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Pernyataan1 Pernyataan2 Pernyataan3 Pernyataan4 Pernyataan5 Pernyataan6 Pernyataan7 Pernyataan8 Pernyataan9 Pernyataan10 Pernyataan11 Pernyataan12 Pernyataan13 Pernyataan14 Pernyataan15 Pernyataan16
154,1000 154,2667 154,0333 154,3667 154,2000 154,6000 154,0000 154,7667 154,2000 155,5333 155,9667 155,0667 154,3000 155,3000 154,6333 154,9000
Scale Variance if Item Deleted 408,438 406,409 413,413 404,102 411,062 402,800 408,828 421,771 412,303 396,602 406,999 392,547 400,562 414,286 398,585 384,852
Corrected Item-Total Correlation ,357 ,297 ,260 ,499 ,291 ,511 ,542 -,048 ,318 ,551 ,301 ,505 ,571 ,114 ,592 ,785
Cronbach's Alpha if Item Deleted ,926 ,927 ,927 ,925 ,927 ,925 ,925 ,929 ,927 ,925 ,927 ,925 ,925 ,929 ,924 ,922
185
Scale Mean if Item Deleted Pernyataan17 Pernyataan18 Pernyataan19 Pernyataan20 Pernyataan21 Pernyataan22 Pernyataan23 Pernyataan24 Pernyataan25 Pernyataan26 Pernyataan27 Pernyataan28 Pernyataan29 Pernyataan30 Pernyataan31 Pernyataan32 Pernyataan33 Pernyataan34 Pernyataan35 Pernyataan36 Pernyataan37 Pernyataan38 Pernyataan39 Pernyataan40 Pernyataan41 Pernyataan42 Pernyataan43 Pernyataan44 Pernyataan45 Pernyataan46 Pernyataan47 Pernyataan48 Pernyataan49 Pernyataan50
154,8000 154,6000 154,3667 154,3000 154,5000 154,0333 154,2667 154,1000 154,0000 154,4667 154,1000 155,3333 154,8000 154,2000 154,2000 155,7333 154,0333 154,4333 154,1667 153,9667 154,7000 155,7000 154,0333 154,6333 155,1667 154,7000 154,3333 154,0333 154,3667 154,2667 154,6000 154,8000 154,8667 154,4667
Scale Variance if Item Deleted 400,993 398,248 404,378 399,666 401,983 412,516 402,409 407,334 409,931 404,395 405,197 422,023 393,476 408,097 404,579 405,306 407,757 399,564 408,006 417,757 399,597 412,148 407,413 406,585 406,489 394,424 406,161 410,999 398,240 408,133 400,041 393,890 395,775 401,637
Corrected Item-Total Correlation ,473 ,649 ,490 ,668 ,508 ,294 ,613 ,479 ,437 ,480 ,610 -,053 ,585 ,413 ,535 ,324 ,519 ,540 ,417 ,132 ,537 ,171 ,420 ,431 ,305 ,678 ,430 ,385 ,618 ,414 ,480 ,657 ,639 ,489
Cronbach's Alpha if Item Deleted ,925 ,924 ,925 ,924 ,925 ,927 ,925 ,926 ,926 ,925 ,925 ,930 ,924 ,926 ,925 ,927 ,925 ,925 ,926 ,927 ,925 ,928 ,926 ,926 ,927 ,924 ,926 ,926 ,924 ,926 ,925 ,924 ,924 ,925
186
Lampiran 14 Output Uji Validitas dan Reliabilitas Uji Coba Angket Motivasi Belajar Case Processing Summary N % Valid 30 100,0 Excludeda 0 ,0 Total 30 100,0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Cases
Reliability Statistics Cronbach's N of Alpha Items ,864 46 Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Pernyataan1 Pernyataan2 Pernyataan3 Pernyataan4 Pernyataan5 Pernyataan6 Pernyataan7 Pernyataan8 Pernyataan9 Pernyataan10 Pernyataan11 Pernyataan12 Pernyataan13 Pernyataan14 Pernyataan15 Pernyataan16
151,0333 150,7000 150,5000 150,3667 150,1333 150,4000 150,1333 150,0000 150,4333 150,0333 150,4667 150,6667 150,6667 151,0000 150,3000 150,9333
Scale Variance if Item Deleted 196,792 193,045 195,293 199,826 201,637 195,283 198,257 204,552 201,771 207,413 202,878 192,092 193,747 194,552 201,390 202,961
Corrected Item-Total Correlation ,181 ,440 ,354 ,232 ,290 ,460 ,421 ,171 ,158 -,118 ,118 ,570 ,526 ,336 ,179 ,052
Cronbach's Alpha if Item Deleted ,867 ,859 ,861 ,863 ,862 ,859 ,860 ,864 ,864 ,867 ,865 ,857 ,858 ,861 ,864 ,868
187
Scale Mean if Item Deleted Pernyataan17 Pernyataan18 Pernyataan19 Pernyataan20 Pernyataan21 Pernyataan22 Pernyataan23 Pernyataan24 Pernyataan25 Pernyataan26 Pernyataan27 Pernyataan28 Pernyataan29 Pernyataan30 Pernyataan31 Pernyataan32 Pernyataan33 Pernyataan34 Pernyataan35 Pernyataan36 Pernyataan37 Pernyataan38 Pernyataan39 Pernyataan40 Pernyataan41 Pernyataan42 Pernyataan43 Pernyataan44 Pernyataan45 Pernyataan46
150,8333 150,5667 150,4333 150,9667 150,9333 150,7667 150,4333 150,2333 150,8667 150,6667 150,2333 150,2000 150,1333 150,3000 150,5333 150,6667 150,2333 150,4000 150,9667 150,3667 151,0333 150,5333 150,5000 150,8333 150,1333 150,4333 152,0333 151,1667 151,2333 150,6000
Scale Variance if Item Deleted 195,109 195,013 191,082 188,033 193,444 192,047 198,875 200,461 191,637 197,333 194,323 196,579 198,878 195,803 190,120 194,920 197,909 200,869 213,895 202,240 203,137 198,740 196,052 198,764 199,223 194,737 198,861 198,006 197,633 194,386
Corrected Item-Total Correlation ,384 ,451 ,660 ,571 ,481 ,470 ,273 ,337 ,489 ,318 ,673 ,617 ,494 ,513 ,495 ,350 ,453 ,258 -,267 ,137 ,042 ,350 ,425 ,305 ,468 ,676 ,300 ,231 ,302 ,599
Cronbach's Alpha if Item Deleted ,860 ,859 ,855 ,856 ,858 ,858 ,862 ,862 ,858 ,861 ,857 ,858 ,860 ,859 ,857 ,861 ,860 ,862 ,877 ,865 ,869 ,861 ,860 ,862 ,860 ,857 ,862 ,864 ,862 ,857
188
Lampiran 15 Rekapitulasi Uji Validitas Angket Penelitian Rekapitulasi Uji Validitas Angket Kebiasaan Belajar dengan rtabel = 0,381 Taraf Signifikansi 0,05 dan n = 30, dk = n-3
Nomor Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Corrected Item-Total Correlation ,357 ,297 ,260 ,499 ,291 ,511 ,542 -,048 ,318 ,551 ,301 ,505 ,571 ,114 ,592 ,785 ,473 ,649 ,490 ,668 ,508 ,294 ,613 ,479 ,437
Valididtas
Nomor Item
Tidak valid Tidak valid Tidak valid Valid Tidak valid Valid Valid Tidak valid Tidak valid Valid Tidak valid Valid Valid Tidak valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak valid Valid Valid Valid
26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
Corrected Item-Total Correlation ,480 ,610 -,053 ,585 ,413 ,535 ,324 ,519 ,540 ,417 ,132 ,537 ,171 ,420 ,431 ,305 ,678 ,430 ,385 ,618 ,414 ,480 ,657 ,639 ,489
Valididtas Valid Valid Tidak valid Valid Valid Valid Tidak valid Valid Valid Valid Tidak valid Valid Tidak valid Valid Valid Tidak valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
189
Rekapitulasi Uji Validitas Angket Motivasi Belajar dengan rtabel = 0,381 Taraf Signifikansi 0,05 dan n = 30, dk = n-3
Nomor Item
Corrected Item-Total
Valididtas
Correlation
Nomor Item
Corrected Item-Total
Valididtas
Correlation
1
,181
Tidak Valid
24
,337
Tidak Valid
2
,440
Valid
25
,489
Valid
3
,354
Tidak Valid
26
,318
Tidak Valid
4
,232
Tidak Valid
27
,673
Valid
5
,290
Tidak Valid
28
,617
Valid
6
,460
Valid
29
,494
Valid
7
,421
Valid
30
,513
Valid
8
,171
Tidak Valid
31
,495
Valid
9
,158
Tidak Valid
32
,350
Tidak Valid
10
-,118
Tidak Valid
33
,453
Valid
11
,118
Tidak Valid
34
,258
Tidak Valid
12
,570
Valid
35
-,267
Tidak Valid
13
,526
Valid
36
,137
Tidak Valid
14
,336
Tidak Valid
37
,042
Tidak Valid
15
,179
Tidak Valid
38
,350
Tidak Valid
16
,052
Tidak Valid
39
,425
Valid
17
,384
Valid
40
,305
Tidak Valid
18
,451
Valid
41
,468
Valid
19
,660
Valid
42
,676
Valid
20
,571
Valid
43
,300
Tidak Valid
21
,481
Valid
44
,231
Tidak Valid
22
,470
Valid
45
,302
Tidak Valid
23
,273
Tidak Valid
46
,599
Valid
190
Lampiran 16 Rekapitulasi Uji Reabilitas Semua item pada angket kebiasaan belajar dinyatakan reliabel, hal ini dapat dilihat pada tabel berikut: Case Processing Summary N % Valid 30 100,0 a Cases Excluded 0 ,0 Total 30 100,0 a. Listwise deletion based on all ariables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's N of Alpha Items ,927 50
Semua item pada angket motivasi belajar dinyatakan reliabel, hal ini dapat dilihat pada tabel berikut: Case Processing Summary N % Valid 30 100,0 Excludeda 0 ,0 Total 30 100,0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Cases
Reliability Statistics Cronbach's N of Alpha Items ,864 46
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
4
4
4
4
4
4
4
4
2
3
4
4
4
4
4
2
2
2
4
4
4
4
3
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
4
4
To tal 4 132
3
2
3
1
2
4
3
4
3
2
3
4
2
2
4
4
2
3
2
3
4
4
4
3
4
4
1
4
4
4
2
4
1
2
3
1
105
3
4
4
2
3
3
3
4
2
3
3
2
3
3
3
3
4
3
4
2
4
3
4
2
3
4
3
3
3
3
4
3
3
2
3
4
112
2
2
2
2
2
4
3
2
4
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
2
3
3
2
3
2
3
3
2
2
3
2
2
3
94
3
2
4
1
3
4
4
3
4
2
2
3
4
3
2
2
2
2
2
2
2
2
3
4
2
4
2
3
3
4
4
3
2
2
2
2
98
3
4
2
1
2
2
3
3
4
2
2
2
3
3
2
2
2
4
4
2
4
3
2
2
2
4
4
2
3
2
3
3
2
2
4
2
96
3
2
4
2
4
4
4
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
1
4
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
132
4
3
4
2
3
4
3
2
2
3
3
3
4
4
4
4
4
3
2
4
4
4
2
4
4
3
3
3
4
4
2
4
4
4
3
3
120
4
2
3
2
4
3
3
3
3
4
4
4
3
1
4
3
3
4
4
3
3
3
2
4
1
4
3
3
4
3
4
4
2
3
2
2
111
4
3
4
2
1
2
1
3
2
3
3
2
4
3
4
3
3
3
2
4
4
2
2
2
4
2
2
2
4
4
4
3
3
4
4
4
106
3
3
2
2
3
3
2
3
2
3
3
2
2
3
2
2
3
2
2
3
3
2
3
3
2
3
3
2
2
2
2
2
3
2
2
3
89
2
1
1
2
2
4
2
1
4
2
2
1
2
2
4
2
2
4
4
4
3
4
4
4
2
4
3
4
3
4
3
3
4
3
4
2
102
4
4
3
4
3
4
3
2
2
3
3
2
4
4
4
4
4
4
3
4
4
3
2
4
2
1
3
2
4
4
2
4
4
4
3
4
118
2
2
3
1
2
4
1
2
2
3
2
1
2
2
4
3
4
4
1
3
2
3
2
3
1
4
2
2
3
2
3
1
1
2
3
4
86
3
4
4
2
3
2
2
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
2
2
4
4
4
4
4
4
4
2
2
4
4
4
4
4
4
2
4
125
4
4
4
2
1
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
134
36
17
191
16
16
15
15
14
14
13
13
12
12
11
11
10
10
9
9
8
8
7
7
6
6
5
5
4
4
3
3
2
2
1
1
No.
Lampiran 17
DATA HASIL PENELITIAN ANGKET KEBIASAAN BELAJAR
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
4
4
4
2
3
4
2
2
3
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
4
4
4
4
4
3
3
3
1
3
4
3
4
3
3
2
To Tal 3 115
4
2
3
1
4
2
2
1
1
2
4
3
4
3
3
3
2
2
2
4
3
2
1
2
3
4
4
2
3
3
4
3
3
3
2
2
96
4
4
1
2
1
4
4
1
1
4
4
4
4
4
4
4
2
4
4
3
4
4
2
4
4
4
2
3
4
4
2
4
4
4
4
4
120
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
1
137
4
2
4
4
1
4
2
2
2
4
4
4
3
3
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
127
1
3
4
2
1
3
4
3
4
3
2
4
2
2
1
4
4
4
1
4
4
4
3
4
1
4
2
4
2
2
4
1
3
2
1
3
100
4
4
4
2
3
4
2
2
3
2
2
3
4
4
4
4
2
3
3
4
4
3
2
3
2
4
2
4
4
4
1
4
4
4
4
4
116
4
4
4
2
1
4
4
4
4
2
4
4
3
3
4
4
2
4
4
4
4
4
2
4
2
4
4
2
4
4
2
4
4
4
4
4
125
1
2
1
1
1
2
2
1
1
4
2
1
3
3
4
2
2
2
1
2
4
2
2
4
2
4
4
2
4
4
4
3
4
1
1
2
85
4
4
4
3
3
4
4
3
2
4
4
4
4
3
4
4
3
4
4
4
4
4
3
4
2
4
4
3
4
4
4
4
4
4
3
4
132
1
4
2
2
2
2
4
1
4
4
4
4
4
3
4
4
2
4
2
4
4
4
2
4
3
4
4
4
3
4
2
4
4
2
2
3
114
2
3
3
3
3
4
3
2
3
3
3
3
4
3
4
4
3
4
4
3
3
3
3
4
3
3
4
3
3
3
4
3
3
3
3
3
115
3
2
3
1
2
3
2
2
2
4
4
2
3
3
3
4
4
3
2
2
3
4
1
4
1
3
1
3
2
3
4
2
3
2
2
3
95
1
2
4
3
2
3
3
4
2
3
4
4
4
4
3
4
4
2
4
3
4
4
3
3
1
3
2
4
4
2
2
4
3
4
3
2
111
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
143
3
2
3
2
3
4
4
2
3
4
2
2
3
3
4
2
3
4
2
2
2
3
2
4
2
4
3
2
3
3
3
4
3
4
2
3
104
4
4
4
2
1
4
4
4
2
2
4
4
4
3
4
4
2
4
2
4
4
4
4
4
4
4
2
4
3
3
4
4
4
3
3
4
124
3
4
4
2
1
4
4
4
1
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
2
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
3
130
36
19
192
34
18
33
17
32
16
31
15
30
14
29
13
28
12
27
11
26
10
25
9
24
8
23
7
22
6
21
5
20
4
19
3
18
2
17
1
No.
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
3
1
4
2
3
4
4
4
4
4
2
2
3
3
2
4
4
4
2
1
4
4
2
2
4
4
4
4
3
4
4
4
2
4
4
To Tal 4 117
4
4
4
2
1
4
4
4
4
2
4
4
2
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
3
4
4
4
4
132
4
3
4
4
4
4
4
2
1
3
4
4
4
4
3
4
3
4
4
4
4
4
4
4
2
4
4
2
4
4
4
4
4
4
4
4
131
4
3
4
3
4
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
2
4
2
4
3
2
4
4
4
4
4
4
4
4
133
1
4
4
3
4
4
2
4
4
4
2
4
4
3
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
133
4
4
4
1
4
4
4
1
4
3
4
3
3
3
4
3
3
4
1
4
4
4
2
4
1
4
4
1
3
4
3
4
4
4
3
4
118
3
3
4
2
2
3
3
3
1
2
3
3
3
4
4
3
3
3
3
2
4
3
3
3
3
3
2
3
4
2
3
4
3
3
4
3
107
3
3
3
2
1
3
2
2
3
3
3
3
2
2
3
4
3
3
2
2
3
3
3
3
4
3
2
2
3
2
3
2
3
3
2
3
96
4
1
4
3
4
4
4
1
4
1
4
1
1
1
1
4
4
4
4
1
4
4
1
4
4
1
4
4
4
4
1
1
4
1
4
4
104
3
2
2
3
4
4
4
3
4
4
4
3
4
4
4
4
3
4
3
4
4
4
4
4
3
4
3
3
4
4
4
4
3
3
4
3
128
4
4
4
4
1
4
1
1
1
4
4
1
4
4
4
1
4
4
4
4
4
4
4
4
1
4
4
4
4
4
3
4
1
4
4
4
119
4
4
4
2
3
4
3
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
2
4
4
4
4
3
4
4
135
2
4
4
4
2
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
2
4
4
4
4
137
4
4
4
3
1
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
139
4
4
4
4
3
4
4
2
3
4
2
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
3
4
4
4
4
135
3
2
3
2
1
3
4
3
1
3
2
1
1
2
4
3
4
4
3
2
4
4
4
3
2
3
4
3
4
2
3
4
2
3
3
2
101
3
1
2
2
3
3
4
2
3
2
2
1
3
2
2
2
2
2
1
2
4
3
4
4
2
1
4
3
3
3
4
3
2
2
1
2
89
2
4
4
2
1
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
136
36
19
193
52
18
51
17
50
16
49
15
48
14
47
13
46
12
45
11
44
10
43
9
42
8
41
7
40
6
39
5
38
4
37
3
36
2
35
1
No.
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
2
3
2
2
3
2
3
3
2
3
2
3
3
3
1
4
3
1
3
3
3
2
3
2
2
4
2
3
3
3
2
2
4
3
2
To Tal 3 94
4
4
4
4
3
4
4
2
2
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
1
4
4
4
4
4
4
4
135
3
2
3
2
4
2
1
3
4
2
2
4
3
4
3
3
3
2
4
3
2
4
4
4
4
2
1
2
4
3
2
2
4
3
4
4
106
3
2
2
1
1
1
1
2
3
3
2
1
3
4
3
3
3
1
2
2
2
1
1
2
3
1
2
2
4
1
1
4
2
1
2
2
74
4
4
4
2
1
4
4
4
4
4
4
2
3
4
4
4
4
2
4
2
4
4
4
4
4
4
2
4
4
4
2
4
1
4
4
4
125
1
2
4
4
4
4
4
3
3
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
2
4
4
4
4
4
4
4
2
4
4
3
130
4
2
2
1
4
4
1
1
1
2
2
2
3
3
2
1
2
1
1
2
2
2
2
2
1
1
2
1
3
1
2
4
2
1
2
1
70
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
2
4
4
4
4
3
4
4
4
4
139
4
2
4
2
4
3
3
3
2
2
3
3
4
4
3
4
2
3
3
4
4
4
2
4
3
2
2
2
4
2
2
4
3
2
2
3
107
4
2
4
2
3
4
2
3
1
2
2
2
1
4
4
3
2
3
2
3
3
3
2
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
2
2
2
98
4
3
4
3
4
4
3
4
4
2
3
3
4
4
4
4
2
4
3
4
3
3
4
3
3
4
3
3
4
3
4
4
4
3
3
3
124
3
3
3
3
2
2
2
3
1
2
3
3
3
3
3
4
3
2
1
2
3
2
1
3
2
2
3
3
4
3
2
2
2
2
3
2
90
3
2
2
3
3
3
2
3
3
2
2
4
4
3
4
2
2
3
2
2
2
3
3
3
2
2
2
2
3
2
3
3
3
2
2
3
94
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
143
4
4
4
2
4
4
4
2
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
2
4
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
135
4
2
2
2
4
2
2
2
3
4
2
4
4
4
4
4
4
4
3
3
4
4
3
4
3
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
123
3
2
4
3
3
2
2
2
2
2
4
2
4
3
4
2
2
4
2
2
2
3
2
2
2
3
2
2
2
2
3
3
2
3
2
2
91
4
3
3
3
3
3
3
2
1
3
4
3
4
4
4
3
3
4
3
3
4
3
4
3
1
3
4
3
4
3
3
3
3
4
3
3
114
36
19
194
70
18
69
17
68
16
67
15
66
14
65
13
64
12
63
11
62
10
61
9
60
8
59
7
58
6
57
5
56
4
55
3
54
2
53
1
No.
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
3
3
2
3
2
2
4
3
4
2
3
3
3
3
3
4
2
2
3
3
2
3
3
4
3
3
3
3
2
3
3
3
2
2
3
3
4
3
3
4
2
3
2
4
3
2
2
4
4
4
4
4
3
3
4
4
4
3
4
4
4
3
2
4
4
2
4
2
3
2
117
3
2
3
2
3
3
4
2
3
4
2
4
3
4
2
4
4
2
3
2
2
2
3
4
2
3
2
2
4
2
4
3
2
3
2
4
103
4
3
4
2
4
4
4
2
3
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
2
4
2
3
4
4
4
4
4
4
4
4
132
3
3
4
2
2
3
2
3
3
4
3
4
4
3
4
4
3
2
1
4
4
2
1
4
4
2
2
4
4
2
2
4
4
3
3
2
108
2
3
3
3
4
3
3
4
3
4
3
4
2
4
4
3
4
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
125
1
4
3
3
2
4
4
4
3
4
3
2
1
1
3
4
4
4
1
2
3
3
2
3
3
2
3
3
2
4
4
3
3
4
3
2
104
3
2
4
4
1
4
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
2
4
2
4
4
4
2
4
2
4
4
2
4
4
4
3
3
4
4
4
124
4
3
4
3
1
4
4
2
4
4
4
4
1
4
4
4
3
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
3
4
3
4
4
4
4
4
4
130
3
1
2
1
2
2
2
2
1
3
2
1
3
2
4
2
2
2
3
4
3
1
1
4
4
2
4
4
3
4
3
3
2
1
2
1
86
81
4
4
4
4
4
4
2
2
4
4
2
4
4
4
4
4
2
2
2
4
4
2
2
4
2
4
2
2
4
4
4
4
4
4
2
4
120
82
3
2
2
2
2
2
2
4
4
2
2
2
4
4
2
4
2
4
4
3
4
4
4
4
3
3
4
4
4
4
4
3
3
4
4
4
116
83
4
3
4
4
4
4
3
3
2
4
4
4
3
3
3
4
3
4
2
4
4
2
2
4
4
4
3
3
4
4
3
4
4
3
2
3
122
84
3
2
4
4
4
3
2
3
2
4
3
2
4
3
4
4
3
4
4
4
3
3
4
4
3
4
4
4
3
4
4
4
3
3
4
4
124
3
4
4
2
4
4
4
4
2
4
2
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
2
4
2
4
4
4
4
4
2
1
4
4
4
2
124
4
4
4
1
4
4
2
2
1
2
2
4
4
4
4
4
2
2
2
4
4
2
2
4
2
4
4
2
4
2
2
4
4
4
2
2
108
4
1
4
4
2
2
4
1
3
4
4
3
1
1
4
4
3
4
1
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
2
1
4
4
4
4
116
3
2
3
1
3
2
2
2
4
3
3
2
3
3
3
4
4
4
2
2
3
3
2
3
3
3
4
3
2
3
3
3
3
2
3
4
102
71 72 73 74 75 76 77 78 79 80
85 86 87
195
88
36
1 4
To Tal 3 103
No.
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
4
4
2
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
3
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
1
4
2
4
1
4
4
4
4
4
133
2
2
2
1
2
3
3
3
2
4
2
3
2
3
3
3
4
3
3
2
3
3
3
2
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
99
4
3
4
2
3
4
3
4
4
2
4
4
3
3
4
4
4
4
4
3
4
3
2
4
4
4
4
3
4
4
2
3
4
4
4
4
127
4
2
3
3
4
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
4
3
3
3
4
4
3
3
3
4
3
4
3
4
4
3
123
4
4
4
3
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
141
2
3
2
3
4
2
4
3
2
3
4
4
2
4
4
4
3
3
4
3
4
3
4
4
4
4
4
4
2
2
4
3
4
3
4
4
120
96
4
3
1
4
4
4
4
4
4
4
4
2
2
2
2
1
4
4
4
4
4
2
2
2
2
2
2
2
2
4
4
4
4
4
4
1
110
97
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
1
1
2
2
4
4
2
2
2
2
1
1
1
4
4
4
4
3
2
2
112
98
2
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
1
2
2
2
4
4
2
2
2
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
1
1
1
114
99
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
1
4
2
2
1
1
1
1
1
3
3
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
118
100
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
1
1
1
1
2
2
2
2
2
2
4
4
2
4
115
4
2
4
4
1
4
3
4
4
4
2
4
3
4
4
4
4
4
4
2
2
3
3
2
2
4
4
2
3
2
3
3
2
3
3
2
112
4
4
4
1
4
3
4
3
3
3
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
3
4
3
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
133
4
4
4
4
1
4
4
4
3
4
4
4
3
4
4
4
2
4
4
4
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
135
4
2
4
2
4
4
4
2
3
1
4
2
1
4
4
4
2
4
4
2
4
2
2
4
4
4
4
2
3
2
2
2
4
2
4
2
108
4
4
4
1
4
3
4
4
3
3
3
4
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
3
4
3
4
4
4
3
4
4
4
4
4
131
4
3
2
1
2
4
1
4
1
3
2
1
2
1
2
1
2
4
3
3
1
4
3
4
4
3
2
3
1
3
2
4
3
3
3
1
90
89 90 91 92 93 94 95
101 102 103 104 105
196
106
36
1 1
To Tal 4 138
No.
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
4
2
4
2
4
4
2
2
2
4
2
4
4
4
4
2
4
2
2
2
4
2
2
4
4
4
2
4
3
4
4
4
2
4
4
To tal 2 113
2
2
3
2
2
4
3
4
3
3
4
4
3
3
4
3
3
3
3
4
3
4
1
3
3
3
4
2
3
3
2
2
3
3
4
2
107
3
3
3
3
3
4
3
4
3
3
3
3
3
3
4
4
3
4
3
3
4
4
3
4
3
4
4
3
3
3
4
3
3
4
4
3
121
4
4
3
1
1
3
3
2
3
3
3
2
2
4
4
2
4
3
1
4
3
3
3
4
3
3
2
3
4
4
2
4
4
3
3
2
106
4
3
3
2
2
3
4
3
3
4
3
3
4
4
3
3
4
3
3
3
3
3
4
4
3
4
3
3
4
2
4
4
3
3
2
3
116
4
3
4
2
2
4
4
4
3
4
3
4
4
4
4
4
4
4
3
3
4
4
4
3
4
4
3
4
4
4
4
4
3
4
3
3
130
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
2
4
4
4
2
4
4
4
2
2
4
4
2
4
4
4
4
4
133
4
4
4
2
4
3
3
3
1
4
4
3
4
4
4
4
4
4
3
2
4
3
2
4
3
4
3
2
4
4
4
3
1
4
3
4
120
4
3
2
2
1
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
4
4
2
4
4
4
4
3
3
4
3
3
4
4
4
4
126
3
3
4
2
4
2
3
2
1
4
3
3
3
4
4
3
4
3
3
3
4
3
3
4
3
4
3
2
4
3
3
4
4
4
3
3
115
1
3
3
3
2
2
3
3
3
3
4
3
4
3
4
3
2
4
3
3
4
3
4
4
3
4
2
3
4
3
4
4
3
3
3
4
114
3
1
2
1
1
2
4
2
2
2
2
3
4
3
4
2
1
4
1
2
2
2
3
2
1
2
4
2
2
3
3
3
2
1
2
4
84
4
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
4
4
3
4
3
2
4
2
2
2
4
3
4
4
4
4
2
3
2
4
3
2
2
4
2
100
3
1
1
1
1
2
4
1
2
3
3
3
4
4
4
2
1
4
1
2
3
1
2
2
1
4
1
2
2
3
3
3
2
1
2
4
83
2
3
3
2
3
4
3
4
3
3
3
4
3
3
3
4
3
3
2
3
4
3
3
4
3
4
4
3
2
3
4
3
3
4
4
3
115
3
2
4
1
3
2
1
4
1
4
2
4
4
3
4
4
4
4
2
2
2
4
4
4
3
2
2
4
4
2
4
3
2
3
3
4
108
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
1
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
1
4
4
4
138
4
4
4
4
1
4
4
4
2
2
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
3
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
133
36
19
197
125
18
124
17
123
16
121
15
120
14
119
13
118
12
117
11
116
10
115
9
114
8
113
7
112
6
111
5
110
4
109
3
108
2
107
1
No.
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
4
4
4
4
4
2
2
2
4
4
4
4
3
3
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
4
4
2
2
3
4
4
4
4
4
4
To tal 4 129
2
4
4
3
2
2
4
3
3
4
4
3
3
4
3
4
4
4
1
4
4
3
4
2
4
4
1
3
4
4
2
3
3
4
3
4
117
4
4
4
3
3
3
2
2
2
4
2
3
3
4
4
3
4
4
2
2
3
2
2
4
4
4
2
3
4
4
3
4
3
2
4
3
113
4
4
4
3
1
4
2
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
1
4
4
4
2
4
4
4
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
130
4
4
4
3
3
2
3
3
3
4
4
3
4
4
3
4
4
3
3
3
4
3
3
3
3
4
3
3
2
3
3
4
3
3
3
3
118
3
3
3
2
3
4
2
2
3
4
3
3
3
4
3
3
4
3
4
3
4
4
3
4
3
4
2
3
3
3
4
3
3
3
3
3
114
2
2
4
2
2
4
4
1
1
4
4
4
2
4
4
3
4
4
1
3
3
4
4
4
2
4
2
2
3
2
4
3
2
2
2
4
106
36
8
132
7
131
6
130
5
129
4
128
3
127
2
126
1
No.
198
Lampiran 18
DATA HASIL PENELITIAN ANGKET MOTIVASI BELAJAR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
4 4 4 4 4 3 3 3 3 3
4 4 4 3 4 1 4 4 4 2
4 4 3 3 3 4 4 4 3 4
4 1 3 3 2 2 4 4 3 3
4 2 3 3 3 3 4 4 3 3
4 3 4 3 1 2 3 2 3 1
4 4 4 3 4 2 4 2 4 3
4 4 4 3 3 2 4 4 4 4
4 4 3 2 3 3 4 4 4 4
4 2 3 2 2 3 3 2 2 2
4 4 4 3 3 3 4 4 3 4
4 4 2 2 3 4 3 3 3 2
4 3 3 3 4 2 4 4 4 3
4 4 3 3 4 4 4 4 3 3
4 4 4 3 4 4 4 4 3 4
4 2 4 2 3 4 4 4 3 3
4 1 4 4 3 4 4 4 3 4
4 4 3 4 4 4 4 4 4 4
3 4 4 3 3 2 4 4 4 3
4 2 4 4 2 3 4 4 4 3
4 3 4 3 3 3 3 4 3 3
4 4 3 2 3 4 3 3 4 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 3 4
3 4 1 4 4 4 4 3 4
3 4 4 3 4 4 3 3 4
3 2 4 2 4 4 4 3 3
3 3 3 4 1 2 3 1 4
3 4 3 2 2 4 4 2 4
4 1 3 3 4 4 4 3 3
3 3 2 3 4 2 3 2 3
3 2 2 1 4 1 4 4 3
3 4 4 3 4 4 4 3 4
2 4 2 2 4 4 4 3 2
3 3 3 3 4 4 4 2 4
3 4 3 3 4 4 4 2 4
2 4 4 2 4 4 4 3 4
3 4 3 3 4 4 4 3 4
3 4 4 4 4 4 4 4 1
3 4 4 2 4 4 4 3 4
2 1 3 3 4 4 4 3 4
3 1 4 4 4 4 4 4 4
3 2 3 2 4 4 3 3 4
2 2 3 3 4 4 4 4 4
87 71 77 65 68 66 82 79 74 68 65 68 70 64 83 81 84 65 79
199
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
Total
20
3
4
4
4
4
1
4
4
4
2
2
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
1
76
21
3
3
2
4
3
2
2
4
4
4
4
4
1
4
4
4
4
4
4
4
4
4
76
22
4
1
4
1
4
3
4
4
2
3
3
2
4
3
4
4
1
4
4
4
4
2
69
23
4
4
4
4
4
2
3
2
4
2
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
80
24
4
3
4
4
4
4
4
2
2
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
80
25
4
4
4
1
1
2
4
4
2
4
4
2
4
4
4
4
4
4
2
4
3
1
70
26
1
4
4
4
3
1
4
2
2
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
76
27
4
1
4
2
3
2
4
4
2
3
4
2
4
4
3
2
4
4
4
4
3
3
70
28
3
4
4
2
3
3
4
4
2
3
3
3
3
4
3
3
4
4
4
3
3
2
71
29
3
4
2
2
4
3
2
2
3
3
3
1
2
3
3
4
3
4
3
4
2
4
64
30
4
4
4
2
3
4
3
3
4
4
3
3
3
3
4
4
4
4
4
3
4
3
77
31
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
88
32
3
3
4
4
3
2
3
4
2
2
3
2
3
4
4
4
4
4
3
3
4
4
72
33
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
87
34
3
4
4
4
4
2
4
4
4
2
4
2
4
4
4
4
4
4
4
1
2
4
76
35
4
1
4
4
1
4
4
4
2
4
1
2
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
73
36
4
3
4
2
2
3
2
4
4
4
2
4
4
4
4
4
2
4
2
4
4
4
74
37
4
4
4
4
4
2
4
4
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
81
38
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
4
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
83
39
3
4
4
4
4
1
4
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
81
40
4
4
4
4
4
3
4
4
2
4
4
4
4
4
4
4
2
3
4
3
4
1
78
41
4
4
4
2
4
3
3
3
4
2
4
2
3
3
4
3
2
4
2
3
4
4
71
200
No.
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
Total
42
3
4
4
4
3
4
4
4
4
3
3
4
3
4
4
3
2
4
4
4
3
3
78
43
4 4
4 4
4 2
1 2
4 3
1 3
4 3
1 4
4 2
4 4
1 4
1 4
4 4
1 4
4 4
1 4
2 4
4 4
4 4
4 4
4 2
65
44
4 4
45
4
4
4
4
4
1
4
1
4
1
1
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
1
73
46
4
4
4
4
1
3
4
4
3
1
1
4
4
4
4
4
4
4
2
4
4
3
74
47
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
84
48
4
4
4
4
4
1
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
85
49
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
1
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
84
50
4
4
4
4
4
3
4
3
2
1
4
4
4
4
2
3
4
3
4
4
3
4
76
51
4
4
4
2
2
4
2
2
2
2
3
4
4
3
4
4
4
2
2
2
3
4
67
52
4
4
4
4
4
1
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
83
53
3
3
3
2
3
3
3
4
4
2
4
2
3
2
4
2
2
3
2
3
2
3
62
54
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
1
4
4
4
4
4
4
4
1
4
4
81
55
4
3
3
4
3
3
3
1
3
2
3
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
3
74
56
4
3
4
3
4
2
2
3
1
1
4
1
3
3
4
3
2
2
2
3
4
3
61
57
4
3
4
4
3
2
4
1
2
2
3
2
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
72
58
3
2
4
4
3
2
4
4
4
2
3
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
77
59
3 1
2 4
1 2
3 2
3 2
1 2
4 4
4 3
4 4
4 2
2 3
4 4
4 4
2 4
2 4
4 4
4 4
2 4
2 4
3 4
4 2
65
60
3 4
61
4
4
4
3
4
3
2
3
2
2
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
78
62
4
3
4
2
3
4
4
4
3
3
2
2
2
3
4
4
4
4
3
4
4
4
74
63
4
4
4
3
4
2
3
4
3
3
4
2
3
4
3
4
4
4
3
4
3
4
76
77
71
201
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
Total
64
4
4
3
2
4
3
2
2
3
1
4
2
3
4
4
3
4
3
3
4
3
4
69
65
4
3
2
2
3
3
3
2
3
2
4
2
3
4
3
3
3
3
2
3
3
2
62
66
4
4
4
4
4
1
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
84
67
4
4
4
4
4
3
2
4
2
4
4
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
81
68
4
4
3
3
3
1
2
3
2
2
4
3
3
3
4
3
4
4
4
4
4
4
71
69
3 3
4 2
4 4
3 4
4 1
2 3
2 2
3 3
3 1
3 4
3 1
2 3
2 4
2 3
2 4
3 4
3 3
3 4
3 3
3 4
4 4
65
70
4 2
71
4
4
4
4
3
2
3
2
3
4
3
3
4
4
4
2
4
4
3
4
3
3
74
72
4
4
4
3
2
2
4
3
4
2
2
2
3
2
3
4
4
4
2
4
2
3
67
73
3
4
4
4
3
2
3
2
3
4
3
2
3
2
4
2
4
3
2
2
4
4
67
74
4
4
4
4
4
3
3
4
2
4
4
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
82
75
4
4
3
2
3
1
4
3
4
1
4
2
4
3
4
4
3
4
4
4
4
3
72
76
2
4
3
3
3
4
4
4
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
3
4
2
2
74
77
3
3
4
3
3
2
3
4
1
4
4
3
4
4
4
3
1
2
3
4
3
2
67
78
4
4
4
3
1
4
4
4
3
4
4
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
80
79
4
3
4
4
3
3
4
4
4
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
81
80
3 4
4 4
2 4
2 4
2 4
3 4
3 4
4 4
3 2
2 4
4 2
4 4
3 4
4 4
2 4
3 4
2 4
4 4
2 4
3 4
2 4
65
81
4 4
82
4
4
2
2
3
3
2
2
2
3
3
2
3
4
3
4
3
2
3
4
4
4
66
83
4
4
4
4
4
4
4
4
2
1
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
3
4
81
84
4
3
4
2
3
3
3
4
2
4
3
1
3
2
3
3
4
4
3
3
3
3
67
85
3
3
2
4
4
4
4
4
2
2
4
2
4
4
4
4
4
4
2
2
4
3
73
66
84
202
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
Total
86
4
4
4
4
4
4
4
4
2
2
4
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
82
87
2
4
4
4
2
3
3
4
2
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
4
77
88
4
2
4
2
3
3
4
3
2
3
3
4
3
4
4
3
4
4
3
4
3
3
72
89
3
3
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
83
90
1
1
4
3
4
4
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
79
91
3
2
3
2
2
3
2
2
2
4
1
3
4
4
3
3
3
3
4
3
3
3
62
92
3
4
4
3
4
4
4
4
2
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
82
93
4
4
4
3
4
2
3
3
2
2
4
4
4
4
3
3
4
3
4
3
3
4
74
94
4
4
4
4
4
1
3
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
83
95
4
2
4
3
3
4
3
4
3
2
2
4
3
4
4
4
4
3
4
4
3
3
74
96
4
4
4
2
4
4
3
3
2
2
4
2
3
4
2
4
4
4
2
4
3
4
72
97
4
3
3
3
3
2
4
3
2
4
3
4
3
3
3
4
4
3
3
4
3
3
71
98
4
4
4
3
3
1
4
4
2
3
2
3
4
4
4
4
4
4
2
4
2
2
71
99
3
3
4
3
3
2
3
3
3
4
3
4
3
3
4
3
4
3
3
3
3
3
70
100
4
4
4
3
3
2
3
3
4
4
3
4
4
3
4
4
4
4
3
3
3
3
76
101
4
2
2
3
2
3
4
2
1
4
3
4
2
3
4
4
4
4
4
4
3
4
70
102
4
4
4
4
4
3
4
4
3
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
2
4
83
103
4
4
4
4
3
4
4
4
3
2
4
3
2
4
4
4
4
4
3
4
4
4
80
104
4
3
4
4
4
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
2
2
4
3
3
79
105
4
4
4
4
1
4
4
4
3
3
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
2
4
80
106
1 4
2 3
4 3
1 4
1 4
1 4
4 2
4 3
2 4
4 2
3 4
4 2
3 4
2 4
4 3
4 4
4 4
4 4
4 2
2 2
4 4
3 4
65
107
74
203
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
Total
108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131
3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4
3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3
4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4
2 4 2 4 3 4 4 4 4 3 1 2 1 4 2 4 4 2 4 4 4 4 3 3
2 4 3 3 4 4 3 3 3 3 1 3 1 4 4 4 3 2 4 3 4 4 3 4
3 2 3 4 2 2 2 1 1 1 4 3 4 2 3 4 4 2 4 1 3 1 2 3
4 4 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 4 2 4 4 2 4
3 3 2 3 3 4 4 2 3 3 3 2 3 3 3 4 4 2 4 2 4 4 3 3
1 4 2 4 2 2 4 2 3 4 1 3 1 4 2 4 4 3 4 3 4 4 4 3
3 2 3 4 3 4 3 4 2 3 2 4 1 1 3 1 4 3 4 2 3 2 3 3
2 3 4 4 4 4 1 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4
2 3 1 3 4 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 1 2 2 4 2 3 4 2 3
4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 2 2 2 4 2 4 4 3 4 4 3 4 3 4
3 4 4 3 3 4 4 2 4 3 2 2 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4
4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4
3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4
3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4
3 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 3 4 4 3 1 4 4 4 4 4 4 3 4
3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 2 4 4 4 4 2 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 3 4
4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 2 3 4 4 4 1 4 4 3 4 4 3 4 3
2 2 2 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 2 3 4 4 2 4 4 3 4 2 3
65 78 69 77 77 81 77 73 76 75 65 68 66 75 70 76 85 64 85 70 79 78 67 79
132
4
3
4
3
2
1
4
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
4
4
4
2
4
77
204
No.
205
Lampiran 19 REKAPITULASI SKOR HASIL DATA KEBIASAAN BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR Nomor Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
Skor Kebiasaan belajar 132 105 112 94 98 96 132 120 111 106 89 102 118 86 125 134 115 96 120 137 127 100 116 125 85 132 114 115 95 111 143 104 124 130 117 132 131 133
Skor Motivasi Belajar 87 71 77 65 68 66 82 79 74 68 65 68 70 64 83 81 84 65 79 76 76 69 80 80 70 76 70 71 64 77 88 72 87 76 73 74 81 83
206
Nomor Responden 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81
Skor Kebiasaan belajar 133 118 107 96 104 128 119 135 137 139 135 101 89 136 94 135 106 74 125 130 70 139 107 98 124 90 94 143 135 123 91 114 103 117 103 132 108 125 104 124 130 86 120
Skor Motivasi Belajar 81 78 71 78 65 77 73 74 84 85 84 76 67 83 62 81 74 61 72 77 65 71 78 74 76 69 62 84 81 71 55 66 74 67 67 82 72 74 67 80 81 65 84
207
Nomor Responden 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124
Skor Kebiasaan belajar 116 122 124 124 108 116 102 138 133 99 127 123 141 120 110 112 114 118 115 112 133 135 108 131 90 113 107 121 106 116 130 133 120 126 115 114 84 100 83 115 108 138 133
Skor Motivasi Belajar 66 81 67 73 82 77 72 83 79 62 82 74 83 74 72 71 71 70 76 70 83 80 79 80 65 74 65 78 69 77 77 81 77 73 76 75 65 68 66 75 70 76 85
208
Nomor Responden 125 126 127 128 129 130 131 132
Skor Kebiasaan belajar 97 129 117 113 130 118 114 106
Skor Motivasi Belajar 64 85 70 79 78 67 79 77
209
Lampiran 20 DAFTAR NILAI RATA-RATA PADA SAMPEL PENELITIAN ULANGAN TENGAH SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2015/2016 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Nama Siswa Dian Safitri Diqi Fatuhroji Akhmad Jailani Rifky Amar Filar Saputra Bilqis Deta Nurhilda Catur Arditiyanto Dheffy Nanta Zhyakyah Dinda Friska Helena Julia Kartika Sari Kaerul Anam Miko Saputra Moh Abidzar Asshidiq Putri Nurhaliza Reza Putra Ardiyansyah Risnanti Awalia Zulfa Rizkiana Ramadhani Yusuf Iqbal An Najib Kusnanti Tiara Nurhikmah Dewi Nur Qomariah Dian Aji Sarah Fakih Nunidin Fio Riskiana Hanif Azam Hafisyah Jilani Wildani Mely Ayu Adibah Miftahudin Moh Arif Maulana Moh Farhan Putra Dani Moh Indra Fauzi M. Daffa Khoirul Amr Muh Nanda Ferdianto
Asal Sekolah SD Tunon 1 SD Tunon 1 SD Tunon 1 SD Tunon 1 SD Tunon 1 SD Tunon 1 SD Tunon 1 SD Tunon 1 SD Tunon 1 SD Tunon 1 SD Tunon 1 SD Tunon 1 SD Tunon 1 SD Tunon 1 SD Tunon 1 SD Tunon 1 SD Tunon 1 SD Tunon 1 SD Tunon 2 SD Tunon 2 SD Tunon 2 SD Tunon 2 SD Tunon 2 SD Tunon 2 SD Tunon 2 SD Tunon 2 SD Tunon 2 SD Tunon 2 SD Tunon 2 SD Tunon 2 SD Tunon 2 SD Tunon 2
Nilai 65 62 68 63 72 67 70 72 66 63 63 60 80 65 67 65 71 74 57 58 76 51 70 66 73 79 76 69 52 70 85 84
210
No. 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70
Nama Siswa Muh Jauhar Muslim Nisa Romadhoni Rita Komalasari Roy Figo Hermansyah Sabila Dinar Nuraini Shifa Anggie Kusuma Tantri Wildan Zharvan Trih Syaeif Elfa Yanza Mudi Lukman H Kurniasih Heru Priyanto Novi Puspitasari Indriyani Jaya Dewata Kaila Kairiah Miftahul Janah Rizki Akbar Widianto Satrio Bayu Wijaksono Vivi Afidah M.Naufal Amarullah Devi Angelica Rega Febriansyah Laely Apriliani Putri Moh. Yusuf Asidik Syafia Ainul Hawa Dandi Sunan Drajat Aisyah Nur Azizah Alfiansyah Fathul A. Dewi Sinta Dwi Fadilah Karlina Khaerul Dwi Saputra Mas Roro Tasya Yulia Mega Silvia Nirwanda Merliana Nur H Moh Samsul Arif M. Farkhan A. Y
Asal Sekolah SD Tunon 2 SD Tunon 2 SD Tunon 2 SD Tunon 2 SD Tunon 2 SD Tunon 2 SD Tunon 2 SD Tunon 2 SD Tunon 2 SD Keturen SD Keturen SD Keturen SD Keturen SD Keturen SD Keturen SD Keturen SD Keturen SD Keturen SD Keturen SD Keturen SD Keturen SD Keturen SD Keturen SD Debong Kulon SD Debong Kulon SD Debong Kulon SD Debong Kulon SD Debong Kulon SD Debong Kulon SD Debong Kulon SD Debong Kulon SD Debong Kulon SD Debong Kulon SD Debong Kulon SD Debong Kulon SD Debong Kulon SD Debong Kulon SD Debong Kulon
Nilai 75 73 61 57 88 81 69 86 87 65 30 69 48 56 76 75 61 47 53 63 48 56 55 58 62 64 63 65 72 67 72 65 64 74 68 72 64 71
211
No. 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108
Nama Siswa Muthoharoh Nurul Amelia Nurul Aulia Tia Velyna Tri Wulandari Amelina Nor Faiza Renaldi Pranandi Dela Evi Listiyanti Izzatul Jannah Nandana Lasmana Oktavia Helandani Reza Pahlevi Ade Azirul Khafidh Adelita May Zahra Asyif Maulana Fauzi Devand Bayu Saputra Elitsa Effi Nur Cahyati Hani Rahma Fadilah Kartika Ayuningrum Linda Amaliyah M. Wahyudi Nala Dwi Febriani Nera Septi Melati Nihayatul Mahmudah Rifan Zaki Prasetyo Rifki Kurnawan Siti Hajar Tamara Fara Natasya Tiyas Ayu Septianingsih Yicha Alivia Zain Afif Syahrani Laela Nova Dwi Uswatun A Ilham Aisyattussa’diyah M. Iqbal Al Fath Renaldi Ramadhan Andika Wicaksono
Asal Sekolah SD Debong Kulon SD Debong Kulon SD Debong Kulon SD Debong Kulon SD Debong Kulon SD Debong Kulon SD Debong Kulon SD Kalinyamat Wetan 1 SD Kalinyamat Wetan 1 SD Kalinyamat Wetan 1 SD Kalinyamat Wetan 1 SD Kalinyamat Wetan 1 SD Kalinyamat Wetan 1 SD Kalinyamat Wetan 1 SD Kalinyamat Wetan 1 SD Kalinyamat Wetan 1 SD Kalinyamat Wetan 1 SD Kalinyamat Wetan 1 SD Kalinyamat Wetan 1 SD Kalinyamat Wetan 1 SD Kalinyamat Wetan 1 SD Kalinyamat Wetan 1 SD Kalinyamat Wetan 1 SD Kalinyamat Wetan 1 SD Kalinyamat Wetan 1 SD Kalinyamat Wetan 1 SD Kalinyamat Wetan 1 SD Kalinyamat Wetan 1 SD Kalinyamat Wetan 1 SD Kalinyamat Wetan 1 SD Kalinyamat Wetan 1 SD Kalinyamat Wetan 1 SD Kalinyamat Wetan 1 SD Kalinyamat Wetan 1 SD Kalinyamat Wetan 1 SD Kalinyamat Wetan 2 SD Kalinyamat Wetan 2 SD Kalinyamat Wetan 2
Nilai 65 64 65 69 64 64 65 69 58 64 61 65 79 86 58 85 78 92 76 85 56 93 71 79 69 67 94 81 76 91 70 84 70 74 75 66 73 63
212
No. 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132
Nama Siswa Maulid Salam Nandari Susi Indarsih Sela Nur Azizah Anis Mutia Azzahro Ayudia Wulandari Claudiana Sari Eky Nur Afifah Imel Permatasari Muhammad Alwi M. Anwar Nur Laelatul Qiftiyah Sada Fauzan Budiman Deny Mardiyanto Aji Saputra Revan Andrian Nurul H Rendi Santoso Dwi Safana Febriani Indah Setya Ningrum Nisa Ainun Rohmah Sintya Putri Wulan Ramadini Windriyani Dimas Tri Saputra Desi Puji Astuti Jumlah Rata-rata
Asal Sekolah SD Kalinyamat Wetan 2 SD Kalinyamat Wetan 2 SD Kalinyamat Wetan 2 SD Kalinyamat Wetan 2 SD Kalinyamat Wetan 2 SD Kalinyamat Wetan 2 SD Kalinyamat Wetan 2 SD Kalinyamat Wetan 2 SD Kalinyamat Wetan 2 SD Kalinyamat Wetan 2 SD Kalinyamat Wetan 2 SD Kalinyamat Wetan 2 SD Kalinyamat Wetan 2 SD Kalinyamat Wetan 2 SD Kalinyamat Wetan 3 SD Kalinyamat Wetan 3 SD Kalinyamat Wetan 3 SD Kalinyamat Wetan 3 SD Kalinyamat Wetan 3 SD Kalinyamat Wetan 3 SD Kalinyamat Wetan 3 SD Kalinyamat Wetan 3 SD Kalinyamat Wetan 3 SD Kalinyamat Wetan 3
Nilai 73 71 70 74 72 70 76 85 74 70 75 67 71 74 56 59 69 72 54 66 54 64 77 60 9076 68,76
213
Lampiran 21 REKAPITULASI SKOR HASIL BELAJAR (Y), KEBIASAAN BELAJAR (X1), DAN MOTIVASI BELAJAR (X2) Nomor Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
Skor Hasil Belajar 65 62 68 63 72 67 70 72 66 63 63 60 80 65 67 65 71 74 57 58 76 51 70 66 73 79 76 69 52 70 85 84 75 73 61 57 88 81
Skor Kebiasaan Belajar 132 105 112 94 98 96 132 120 111 106 89 102 118 86 125 134 115 96 120 137 127 100 116 125 85 132 114 115 95 111 143 104 124 130 117 132 131 133
Skor Motivasi Belajar 87 71 77 65 68 66 82 79 74 68 65 68 70 64 83 81 84 65 79 76 76 69 80 80 70 76 70 71 64 77 88 72 87 76 73 74 81 83
214
Nomor Responden 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81
Skor Hasil Belajar 69 86 87 65 30 69 48 56 76 75 61 47 53 63 48 56 55 58 62 64 63 65 72 67 72 65 64 74 68 72 64 71 65 64 65 69 64 64 65 69 58 64 61
Skor Kebiasaan Belajar 133 118 107 96 104 128 119 135 137 139 135 101 89 136 94 135 106 74 125 130 70 139 107 98 124 90 94 143 135 123 91 114 103 117 103 132 108 125 104 124 130 86 120
Skor Motivasi Belajar 81 78 71 78 65 77 73 74 84 85 84 76 67 83 62 81 74 61 72 77 65 71 78 74 76 69 62 84 81 71 65 66 74 67 67 82 72 74 67 80 81 65 84
215
Nomor Responden 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124
Skor Hasil Belajar 65 79 86 58 85 78 92 76 85 56 93 71 79 69 67 94 81 76 91 70 84 70 74 75 66 73 63 73 71 70 74 72 70 76 85 74 70 75 67 71 74 56 59
Skor Kebiasaan Belajar 116 122 124 124 108 116 102 138 133 99 127 123 141 120 110 112 114 118 115 112 133 135 108 131 90 113 107 121 106 116 130 133 120 126 115 114 84 100 83 115 108 138 133
Skor Motivasi Belajar 66 81 67 73 82 77 72 83 79 62 82 74 83 74 72 71 71 70 76 70 83 80 79 80 65 74 65 78 69 77 77 81 77 73 76 75 65 68 66 75 70 76 85
216
Nomor Responden 125 126 127 128 129 130 131 132 Jumlah
Skor Hasil Belajar 69 72 54 66 54 64 77 60 9076
Skor Kebiasaan Belajar 97 129 117 113 130 118 114 106 15240
Skor Motivasi Belajar 64 85 70 79 78 67 79 77 9815
Tingkat Penguasan 80 ke atas (A)
Kualifikasi Sangat memuaskan Memuaskan
70 - 79 (B) Cukup 60 - 69 (C) 50 - 59 (D) 49 ke bawah (E)
Kurang Sangat kurang
Nilai UTS Sampel 80, 81, 81, 84, 84, 85, 85, 85, 85, 86, 86, 87, 88, 91, 92, 93, 94 70, 70, 70, 70, 70, 70, 70, 70, 71, 71, 71, 71, 71, 72, 72, 72, 72, 72, 72, 72, 73, 73, 73, 73, 74, 74, 74, 74, 74, 74, 75, 75, 75, 75, 76, 76, 76, 76, 76, 76, 77, 78, 79, 79, 79 60, 60, 61, 61, 61, 62, 62, 63,63, 63, 63, 63, 63, 64, 64, 64, 64, 64, 64, 64, 64, 65, 65, 65 ,65, 65, 65, 65, 65, 65, 65, 66, 66, 66, 66, 67, 67, 67, 67, 67, 68, 68, 69, 69, 69, 69, 69, 69, 69 51, 52, 53, 54, 54, 55, 56, 56, 56, 56, 57, 57, 58, 58, 58, 58, 59 30, 47, 48, 48 Jumlah
Lampiran 22
TABEL KRITERIA PENILAIAN HASIL BELAJAR
Frekuensi
Persentase (%)
17
12,88
45
34,09
49
37,12
17
12,88
4
3,03
132
100
217
No. 1.
Dimensi
Indikator
Pembuatan jadwal belajar Pembuatan jadwal dan Melaksanakan jadwal pelaksanaannya bealajr
2.
Membaca buku teks Membaca dan membuat catatan
Membuat catatan
3. Mengerjakan tugas di sekolah Penyelesaian tugas Mengerjakan PR
No. Item
218
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
% Frekuensi Rata-rata Jawaban Indeks (%) Responden 1 2 3 4 Pernyataan Indikator Dimensi 6,82 12,12 28,79 52,27 81,63 81,63 6,06 28,79 25,76 39,39 74,62 80,73 79,83 3,79 14,39 19,70 62,12 85,04 15,91 41,67 21,97 20,45 61,74 65,06 21,21 18,18 26,52 34,09 68,37 0,76 21,21 18,94 59,09 84,09 70,67 6,06 24,24 22,73 46,97 77,65 76,28 9,09 28,79 25,00 37,12 72,54 14,39 21,97 29,55 34,09 70,83 1,52 19,70 23,48 55,30 83,14 0,00 28,79 21,97 49,24 80,11 7,58 16,67 22,73 53,03 80,30 83,14 6,06 12,88 32,58 48,48 80,87 4,55 7,58 31,82 56,06 84,85 82,03 2,27 9,09 16,67 71,97 89,58 3,03 13,64 18,18 65,15 86,36 2,27 23,48 21,21 53,03 81,25 80,92 3,79 13,64 18,94 63,64 85,61 14,39 26,52 21,97 37,12 70,45
Lampiran 23
TABEL NILAI INDEKS VARIABEL KEBIASAAN BELAJAR
No.
Dimensi
4. Cara mengikuti pelajaran
5. Cara belajar kelompok
6. Cara belajar mandiri di rumah
% Frekuensi Rata-rata Jawaban Indeks (%) Responden 1 2 3 4 Pernyataan Indikator Dimensi 20 2,27 24,24 23,48 50,00 80,30 Konsentrasi mengikuti 83,71 21 1,52 11,36 20,45 66,67 88,07 pelajaran 22 3,03 15,91 28,03 53,03 82,77 81,22 23 6,82 29,55 24,24 39,39 74,05 Aktif dalam proses 78,72 24 0,76 12,12 18,18 68,94 88,83 pembelajaran 25 9,85 25,00 27,27 37,88 73,30 26 4,55 9,85 14,39 71,21 88,07 27 5,30 29,55 19,70 45,45 76,33 28 3,03 28,79 29,55 38,64 75,95 Melakukan belajar 81,85 81,85 kelompok 29 2,27 12,88 28,03 56,82 84,85 30 1,52 18,18 21,21 59,09 84,47 31 3,03 20,45 24,24 52,27 81,44 32 3,79 9,09 29,55 57,58 85,23 33 4,55 15,15 29,55 50,76 81,63 Belajar mandiri di rumah 81,78 81,78 34 6,06 16,67 23,48 53,79 81,25 35 3,03 23,48 21,97 51,52 80,49 36 5,30 19,70 23,48 51,52 80,30 Nilai Indeks Variabel 79,71 Indikator
No. Item
219
No.
Dimensi
1. Tekun dalam belajar
Indikator Kehadiran di sekolah Mengikuti PBM di kelas Belajar di rumah
2.
Sikap terhadap kesulitan
Ulet dalam menghadapi kesulitan Usaha menghadapi kesulitan 3.
Kebiasaan mengikuti pelajaran Semangat dalam mengikuti PBM
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
% Frekuensi Rata-rata Jawaban Responden 1 2 3 4 2,27 4,55 0,76 5,30 6,82 17,42 1,52 3,03 5,30 9,85 3,79 6,82 1,52 0,00 0,76 0,00
3,79 5,30 6,82 20,45 11,36 24,24 17,42 15,15 29,55 28,03 8,33 37,12 8,33 9,09 6,06 7,58
23,48 25,76 12,12 22,73 38,64 29,55 22,73 28,03 26,52 27,27 29,55 23,48 27,27 19,70 13,64 21,21
70,45 64,39 80,30 51,52 43,18 28,79 58,33 53,79 38,64 34,85 58,33 32,58 62,88 71,21 79,55 71,21
Indeks (%) Pernyataan Indikator 90,53 87,50 92,99 80,11 79,55 67,42 84,47 83,14 74,62 71,78 85,61 70,45 87,88 90,53 92,99 90,91
Dimensi
90,53 90,25
86,87
79,83 78,35 77,84 77,34 79,17 85,32 91,48
220
Minat dan perhatian dalam belajar
No. Item
Lampiran 24
TABEL NILAI INDEKS VARIABEL MOTIVASI BELAJAR
No. 4.
Dimensi Berprestasi dalam belajar
5. Mandiri dalam belajar
Indikator Keinginan untuk berprestasi Kualifikasi hasil Penyelesaian tugas/PR Menggunakan kesempatan di luar jam pelajaran
No. Item
% Frekuensi Rata-rata Jawaban Responden 1 2 3 4
Indeks (%) Pernyataan Indikator
17
3,79
6,06
8,33
81,82
92,05
92,05
18 19 20 21
0,76 0,76 2,27 0,76
6,82 16,67 8,33 9,09
16,67 19,70 15,91 37,88
75,76 62,88 73,48 52,27
91,86 86,17 90,15 85,42
91,86
22
3,03
13,64
32,58
50,76
82,77
82,77
Nilai Indeks Variabel
Dimensi
91,95
87,25 85,01
85,40
221
222
Lampiran 25 Hasil Uji Normalitas Data Case Processing Summary Cases Valid N
Missing
Percent
N
Total
Percent
N
Percent
Hasil Belajar
132
100,0%
0
0,0%
132
100,0%
Kebiasaan Belajar
132
100,0%
0
0,0%
132
100,0%
Motivasi Belajar
132
100,0%
0
0,0%
132
100,0%
Descriptives Statistic Mean 95% Confidence Interval for Mean
Hasil Belajar
68,7576 Lower Bound
67,0047
Upper Bound
70,5104
5% Trimmed Mean
68,7845
Median
69,0000
Variance
103,635
Std. Deviation
Std. Error ,88607
10,18015
Minimum
30,00
Maximum
94,00
Range
64,00
Interquartile Range
11,00
Skewness
-,126
,211 ,419 1,38493
5% Trimmed Mean Median Kebiasaan Variance Belajar Std. Deviation Minimum Maximum
1,174 115,4545 112,7148 118,1943 115,9983 116,0000 253,181 15,91167 70,00 143,00
Range Interquartile Range
73,00 25,75
Kurtosis Mean 95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound Upper Bound
223
Skewness Kurtosis Mean 95% Confidence Interval for Mean
Motivasi Belajar
-,449
,211
-,390 74,3561
,419 ,57526
Lower Bound
73,2181
Upper Bound
75,4941
5% Trimmed Mean
74,3620
Median
74,0000
Variance
43,681
Std. Deviation
6,60919
Minimum
61,00
Maximum
88,00
Range
27,00
Interquartile Range
11,00
Skewness
-,055
,211
Kurtosis
-,967
,419
Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
Hasil Belajar
,074
132
,075
,980
132
,054
Kebiasaan Belajar
,077
132
,052
,972
132
,008
Motivasi Belajar
,075
132
,062
,972
132
,009
a. Lilliefors Significance Correction
224
Lampiran 26 Hasil Uji Linieritas Data Uji Linieritas Kebiasaan Belajar Terhadap Hasil Belajar
Case Processing Summary Cases Included N
Percent
Excluded N
Total
Percent
N
Percent
Hasil Belajar * Kebiasaan Belajar
132
100,0%
0
0,0%
132
100,0%
Hasil Belajar * Motivasi Belajar
132
100,0%
0
0,0%
132
100,0%
Report Hasil Belajar Kebiasaan Belajar 70,00 74,00 83,00 84,00 85,00 86,00 89,00 90,00 91,00 94,00 95,00 96,00 97,00 98,00 99,00 100,00 101,00 102,00 103,00 104,00 105,00 106,00
Mean 63,0000 58,0000 67,0000 70,0000 73,0000 64,5000 58,0000 65,5000 64,0000 58,3333 52,0000 68,6667 69,0000 69,5000 56,0000 63,0000 47,0000 76,0000 65,0000 59,6667 62,0000 62,2500
N
Std. Deviation 1 1 1 1 1 2 2 2 1 3 1 3 1 2 1 2 1 2 2 3 1 4
. . . . . ,70711 7,07107 ,70711 . 8,96289 . 4,72582 . 3,53553 . 16,97056 . 22,62742 ,00000 27,39221 . 6,70199
225
Kebiasaan Belajar 107,00 108,00 110,00 111,00 112,00 113,00 114,00 115,00 116,00 117,00 118,00 119,00 120,00 121,00 122,00 123,00 124,00 125,00 126,00 127,00 128,00 129,00 130,00 131,00 132,00 133,00 134,00 135,00 136,00 137,00 138,00 139,00 141,00 143,00 Total
Mean 74,0000 74,2500 67,0000 68,0000 77,3333 69,5000 75,8000 77,4000 70,7500 59,6667 76,5000 48,0000 65,8000 73,0000 79,0000 71,5000 72,0000 64,7500 76,0000 84,5000 69,0000 72,0000 64,6000 81,5000 68,0000 75,0000 65,0000 62,2000 63,0000 67,0000 66,0000 70,0000 79,0000 79,5000 68,7576
N 3 4 1 2 3 2 5 5 4 3 4 1 5 1 1 2 5 4 1 2 1 1 5 2 5 6 1 5 1 2 2 2 1 2 132
Std. Deviation 12,12436 8,57807 . 2,82843 14,46836 4,94975 3,70135 9,93982 5,37742 5,13160 9,29157 . 6,45755 . . ,70711 10,12423 2,21736 . 12,02082 . . 8,87694 9,19239 8,00000 10,17841 . 6,57267 . 12,72792 14,14214 7,07107 . 7,77817 10,18015
226
ANOVA Table Sum of
df
Mean
Squares (Combined) Hasil Belajar *
F
Sig.
Square
6502,109
55 118,220
1,270 ,166
Between
Linearity
624,070
1 624,070
6,705 ,012
Groups
Deviation
5878,039
54 108,853
1,169 ,262
7074,133
76
13576,242
131
Kebiasaan
from Linearity
Belajar Within Groups Total
Measures of Association R R Squared Hasil Belajar * Kebiasaan Belajar ,214 ,046
93,081
Eta ,692
Eta Squared ,479
227
Uji Linieritas Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Report Hasil Belajar Motivasi Belajar 61,00 62,00 64,00 65,00 66,00 67,00 68,00 69,00 70,00 71,00 72,00 73,00 74,00 75,00 76,00 77,00 78,00 79,00 80,00 81,00 82,00 83,00 84,00 85,00 87,00 88,00 Total
Mean 58,0000 56,0000 62,0000 62,0000 67,5000 66,1667 67,5000 62,3333 71,8571 75,7143 73,8000 60,7500 64,3000 72,5000 70,7778 69,2222 70,0000 71,8333 70,0000 69,3750 79,2500 75,0000 68,6000 68,6667 70,0000 85,0000 68,7576
N
Std. Deviation 1 3 3 10 4 6 4 3 7 7 5 4 10 2 9 9 5 6 5 8 4 6 5 3 2 1 132
. 8,00000 8,88819 11,83216 2,51661 10,75949 7,14143 10,26320 8,45436 11,91238 13,38656 11,58663 6,34298 2,12132 14,40293 5,19080 11,72604 9,57949 3,24037 10,52802 11,72959 8,27043 7,16240 8,50490 7,07107 . 10,18015
228
ANOVA Table Sum of
df
Mean
Squares (Combined)
25
1182,617
1
2263,253
24
94,302
Within Groups
10130,372
106
95,570
Total
13576,242
131
Linearity
Hasil Belajar Groups * Motivasi
Deviation
Belajar
from Linearity
Sig.
Square
3445,871
Between
F
Measures of Association R R Squared Hasil Belajar * Motivasi Belajar ,295 ,087
137,835
1,442 ,103
1182,617 12,374 ,001
,987 ,490
Eta Eta Squared ,504 ,254
229
Lampiran 27 Hasil Uji Multikolinearitas Data Variables Entered/Removeda Model Variables Entered Variables Removed Method b 1 Motivasi Belajar, Kebiasaan Belajar . Enter a. Dependent Variable: Hasil Belajar b. All requested variables entered.
Model
Model Summaryb R Square Adjusted R Square
R
Std. Error of the Estimate
1 ,295a ,087 ,073 a. Predictors: (Constant), Motivasi Belajar, Kebiasaan Belajar b. Dependent Variable: Hasil Belajar
9,80066
ANOVAa Model
Sum of Squares
Regression 1
Df
Mean Square
1185,417
2
592,708
Residual
12390,826
129
96,053
Total
13576,242
131
F
Sig.
6,171
,003b
a. Dependent Variable: Hasil Belajar b. Predictors: (Constant), Motivasi Belajar, Kebiasaan Belajar
Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients B
Std. Error
(Constant)
34,669
9,815
Kebiasaan 1 Belajar
-,014
,083
Motivasi Belajar
,480
,199
a. Dependent Variable: Hasil Belajar
Standardized Coefficients
t
Sig.
Beta
Collinearity Statistics Tolerance
VIF
3,532 ,001 -,022
-,171 ,865
,425 2,352
,312 2,417 ,017
,425 2,352
230
Lampiran 28 Hasil Uji Heteroskedastisitas Data Correlations
Correlation Coefficient Unstandardized Residual
rho
Belajar
Belajar
zed Residual
Belajar
Belajar -,032
.
,768
,717
132
132
132
-,026
1,000
,748**
Sig. (2-tailed)
,768
.
,000
N
132
132
132
-,032
**
1,000
Sig. (2-tailed)
Correlation Coefficient Motivasi
Motivasi
-,026
Correlation Coefficient Kebiasaan
Kebiasaan
1,000
N Spearman's
Unstandardi
,748
Sig. (2-tailed)
,717
,000
.
N
132
132
132
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
231
Lampiran 29 Hasil Analisis Regresi Sederhana Kebiasaan Belajar dengan Hasil Balajar Variables Entered/Removeda Model Variables Variables Method Entered Removed Kebiasaan . Enter 1 b Belajar a. Dependent Variable: Hasil Belajar b. All requested variables entered.
Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Std. Error of Square the Estimate a 1 ,214 ,046 ,039 9,98159 a. Predictors: (Constant), Kebiasaan Belajar b. Dependent Variable: Hasil Belajar ANOVAa Model Sum of df Mean Square Squares Regression 624,070 1 624,070 1 Residual 12952,172 130 99,632 Total 13576,242 131 a. Dependent Variable: Hasil Belajar b. Predictors: (Constant), Kebiasaan Belajar
Model
Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta
52,920 (Constant) Kebiasaan ,137 Belajar a. Dependent Variable: Hasil Belajar 1
6,387 ,055
F
Sig.
6,264
t
8,285 ,214 2,503
,014b
Sig.
,000 ,014
232
Lampiran 30 Hasil Analisis Regresi Sederhana Motivasi Belajar dengan Hasil Balajar
Model 1
Variables Entered/Removeda Variables Variables Method Entered Removed Motivasi Belajarb . Enter
a. Dependent Variable: Hasil Belajar b. All requested variables entered. Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Std. Error of Square the Estimate a 1 ,295 ,087 ,080 9,76399 a. Predictors: (Constant), Motivasi Belajar b. Dependent Variable: Hasil Belajar
Model
ANOVAa df
Sum of Mean Square Squares Regression 1182,617 1 1182,617 1 Residual 12393,625 130 95,336 Total 13576,242 131 a. Dependent Variable: Hasil Belajar b. Predictors: (Constant), Motivasi Belajar
Model
Unstandardized Coefficients B Std. Error 34,955 9,635 ,455 ,129
(Constant) 1 Motivasi Belajar a. Dependent Variable: Hasil Belajar
Coefficientsa Standardized Coefficients Beta ,295
F 12,405
t
3,628 3,522
Sig. ,001b
Sig.
,000 ,001
233
Lampiran 31 Hasil Analisis Regresi Linier Ganda Variables Entered/Removeda Model
1
Variables Entered
Variables Removed
Motivasi Belajar, Kebiasaan Belajarb
Method
. Enter
a. Dependent Variable: Hasil Belajar b. All requested variables entered. Model Summary Model
R
R Square
,332a
1
Adjusted R Square
,110
Std. Error of the Estimate
,096
9,67732
a. Predictors: (Constant), Motivasi Belajar, Kebiasaan Belajar ANOVAa Model
Sum of Squares Regression
1
Df
Mean Square
1495,318
2
747,659
Residual
12080,924
129
93,651
Total
13576,242
131
F 7,983
Sig. ,001b
a. Dependent Variable: Hasil Belajar b. Predictors: (Constant), Motivasi Belajar, Kebiasaan Belajar Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients B (Constant)
1
Std. Error
35,694
8,375
Kebiasaan Belajar
,023
,072
Motivasi Belajar
,411
,162
a. Dependent Variable: Hasil Belajar
Standardized Coefficients
t
Sig.
Beta 4,262
,000
,038
,320
,750
,303
2,532
,013
234
Lampiran 32 Surat Rekomendasi Permohonan Izin Penelitian dari BAPPEDA
235
236
Lampiran 33 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian
237
238
239
240
241
242
243
Lampiran 34 Dokumentasi Pengisian Angket SDN Tunon 1
SDN Tunon 2
244
SDN Keturen
SDN Debong Kulon
245
SDN Kalinyamat Wetan 1
SDN Kalinyamat Wetan 2
246
SDN Kalinyamat Wetan 3