PENGARUH KEAHLIAN AUDIT DAN INDEPENDENSI AUDITOR EKSTERNAL TERHADAP TINGKAT MATERIALITAS DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Yang Terdapat di Jakarta)
Oleh : Muhamad Rosul NIM: 205082000230
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H/2010 M
PENGARUH KEAHLIAN AUDIT DAN INEPENDENSI AUDITOR EKSTERNAL TERHADAP TINGKAT MATERIALITAS DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta)
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh: Muhamad Rosul 205082000230
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I
Pembimbing II
Prof, Dr. Ahmad Rodoni NIP. 19690203 200112 1 003
Yessi Fitri, SE.,Ak.,M.Si NIP. 197609242006042002
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H/2010 M i
Hari ini Rabu, Tanggal Dua Bulan Februari Tahun Dua Ribu Sepuluh, telah dilakukan ujian komprehensif atas nama Muhamad Rosul NIM: 205082000230 dengan judul skripsi “PENGARUH KEAHLIAN AUDIT DAN INDEPENDENSI AUDITOR EKSTERNAL TERHADAP TINGKAT MATERIALITAS DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta)”. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 2 Februari 2010
Tim Penguji Ujian Komprehensif
Hepi Prayudiawan, SE.,Ak.,M.Si
Yessi Fitri, SE.,Ak.,M.Si
Ketua
Sekretaris
Prof. Dr. Ahmad Rodoni Penguji Ahli
ii
Hari ini Senin Tanggal Enam September Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan Ujian Skripsi atas nama Muhamad Rosul NIM: 205082000230 dengan judul Skripsi “PENGARUH KEAHLIAN AUDIT DAN INDEPENDENSI AUDITOR EKSTERNAL TERHADAP TINGKAT MATERIALITAS DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta)”. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 6 September 2010
Tim Penguji Ujian Skripsi
Prof.Dr.Ahmad Rodoni
Yessi Fitri,SE.,Ak.,M.S.i
Penguji I
Penguji II
Rahmawati,SE.,MM
Dr.Yahya Hamja,MM Penguji Ahli I
Penguji Ahli II
iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. DATA PRIBADI 1. Nama
: Muhamad Rosul
2. Tempat / Tanggal Lahir
: Jakarta, 21 Nopember 1986
3. Alamat
:Jl. Bungur Kemang No.38 RT 005/ RW 05 Kel: Bangka, Jakarta Selatan 12730
4. No. Telepon Rumah
: (021) 71790605
5. No. Telepon Handphone
: (021) 94555161
6. Agama
: Islam
7. Kewarganegaraan
: Indonesia
B. DATA PENDIDIKAN FORMAL 1. Tahun : 1993 – 1999
MI AHDI Jakarta
2. Tahun : 1999 – 2002
MTsN 1 Jakarta
3. Tahun : 2002 – 2005
MAN 4 Model Jakarta
4. Tahun : 2005 – 2010
FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
NON FORMAL 1. Tahun 2008
Pelatihan Bisnis Tanpa Suap kerjasama antara
Komisi
Pemberantasan
Korupsi
(KPK) dengan FEIS UIN Syarif Hidatullah Jakarta 2. Tahun 2010
Brevet
Pajak
A&B
Hidayatullah Jakarta
iv
FEB
UIN
Syarif
C. Praktik Kerja / Magang: 1. September – November 2008
PetroChina Indonesia
International at
our
Companies
Audit
in
Compliance
Department 2. Mei 2010
Tim Pemantau Independen Ujian Nasional SMA/SMK/MA
D. LATAR BELAKANG KELUARGA 1. Ayah
: H. Ishak
2. Pekerjaan : Dagang 3. Alamat
: Jl.Bungur Kemang No.38 RT 005/RW 05 Kel: Bangka, Jakarta
Selatan 12730
1. Ibu
: H. Roslaini
2. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga 3. Alamat
: Jl.Bungur Kemang No.38 RT 005/RW 05 Kel: Bangka, Jakarta
Selatan 12730
v
“INFLUENCE AUDIT EXPERTISE AND INDEPENDENCY EXTERNAL AUDITOR TO LEVEL OF MATERIALITY IN COURSE OF FINANCIAL STATEMENT AUDIT” (Empirical Study at Public Accountant Firm in Jakarta)
By: Muhamad Rosul NIM: 205082000230
ABTRACT The objectives of this research to examine empirically the influence of audit expertise and independency external auidtor to level of materiality in course of financial statement audit. The research was carried out of auditor at public accountant offices in Jakarta. Samples were taken using convenience sampling technique and quetionnairres were spreading to auditor by criteria. The analyzed by multiple linear regression method. The result of research shown that audit expertise influence significant to level of materiality, but also independency external auditor are didn’t significantly influence to level of materiality. Key words: audit expertise, independency external auditor and level of materiality
vi
“PENGARUH KEAHLIAN AUDIT DAN INDEPENDENSI AUDITOR EKSTERNAL TERHADAP TINGKAT MATERIALITAS DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN” (Studi Empiris Kantor Akuntan Publik di Jakarta)
Oleh: Muhamad Rosul NIM: 205082000230
ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris pengaruh keahlian audit dan independensi auditor eksternal terhadap tingkat materialitas dalam audit laporan keuangan. Penelitian ini dilakukan pada auditor Kantor Akuntan Publik di Jakarta. Metode pengambilan sampel dengan menggunakan teknik convenience sampling. Kuesioner telah disebarkan kepada auditor dengan kriteria responden. Uji yang digunakan adalah regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keahlian audit berpengaruh sinifikan terhadap tingkat materialitas, sedangkan independensi auditor eksternal tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat materialitas. Kata Kunci: keahlian audit, independensi auditor eksternal dan tingkat materialitas.
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam atas nikmat, karunia serta hidayah-NYA. Sholawat serta salam tidak lupa tercurahkan kepada junjungan kita baginda Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah ke zaman yang terang benderang yang penuh dengan orang-orang cerdas dan bertakwa. Tiada kata yang pantas terucap selain syukur Alhamdulillahi Robbil’alamin akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Keahlian Audit dan Independensi Auditor Eksternal Terhadap Tingkat Materialitas dalam Audit Laporan Keuangan (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta)”. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis juga tidak luput dari berbagai masalah dan sepenuhnya menyadari bahwa keberhasilan yang diperoleh bukanlah semata-mata hasil usaha penulis sendiri, melainkan berkat bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada: 1. Bapak dan Ibu ku yang selalu memberikan nasehat, memberikan dukungan, menjadi teman dikala susah maupun senang, dan selalu mendoakan saya 2. Kakak2 ku, adik ku, abang ipar ku, yang selalu memberikan motivasi, dukungan dan membantu dalam penulisan skripsi ini, terima kasih atas semuanya 3. Bapak Prof.Dr. Abdul Hamid,MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis 4. Bapak Prof.Dr.Ahmad Rodoni selaku pempimbing I sekaligus dosen penguji ujian komprehensif dan ujian skripsi yang senantiasa ikhlas untuk meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan dan arahan selama penyusunan skripsi 5. Ibu Yessi Fitri,SE.,Ak.,M.Si selaku pembimbing II sekaligus dosen penguji ujian komprehensif dan ujian skripsi yang dengan kesabaran hatinya memberikan penulis bimbingan dan semangat bahwa semua itu akan menjadi mudah jika terus berjuang dan berdoa
viii
6. Bapak Dr.Yahya Hamja,MM selaku dosen penguji ahli I ujian skripsi atas saran dan arahan serta kesempurnaan penulisan skripsi 7. Ibu Rahmawati,SE.,MM selaku dosen penguji ahli II ujian skripsi atas saran dan arahan serta kesempurnaan skripsi 8. Bapak Hepi Prayudiawan SE.,Ak.,M.Si selaku dosen penguji ujian komprehensif 9. Ibu Reskino,SE.,Ak.,M.Si selaku dosen penguji seminar skripsi yang memberikan bimbingan untuk memperbaiki skripsi 10. Pimpinan KAP dan para auditor yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan riset dan meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner untuk memperoleh data bagi penulis dalam penyusunan skripsi 11. Seluruh dosen serta karyawan yang telah memberikan pelayanan dan fasilitas bagi penulis khususnya mpo’ dan mba ani 12. Anis fachriyah yang selalu berdoa untuk aku dan memberi dukungan selama menyelesaikan skripsi ini (mudah2an Allah selalu meridhoi kita.amien) aku akan selalu cinta dan sayang kamu 13. Teman2 Akuntansi A 2005 terutama (Abdurrahman M.M a.k.a B-dul, Ferdy Anka S a.k.a bang Bopax’s, Ega Suganda dan Rizki Hidayat cepat2 lah kalian nyusul insyaAllah tangan dan pikiran ini selalu terbuka untuk membantu kalian. Serta teman2 yang laen: Ajij,Rendy(terima kasih banget udah membantu menyelesaikan ngolah data dan yang laennya),Teguh,Ardy a.k.a Sanwanie,Abe,Achiel(thanks udah bantuin dari awal ampe akhir),arya a.k.a Bandots,Mas Iwan,Adityo,dan para wanita Akuntansi A Yuli, Icha, Sari, Asti, Itha biar cepet pada kelar dah buat nyusul wisuda…hee..serta Devi, Aini, Bedha, Maya, Ana, Lena dll. Buat semuanya jangan lupa silaturrahmi harus di jaga sampai kapan pun semoga kita selalu di berkahi oleh Allah SWT.amien 14. Teman2 Akuntansi B: Dodi, Bayu, Taka, Fahrevi, Odji, Aryanto, Asep dll. Semoga terus terjalin tali silaturrahmi diantara kita semua ix
15. Teman2 seperjuangan waktu seminar dan sidang Muthe, Anggi. Akhirnya kesampaian juga kita wisuda Oktober…haaa, marilah sambut masa depan dengan keyakinan dan kepercayaan yang tinggi. Semoga Allah selalu memberikan kemudahan dan keberkahan untuk kita.amien 16. Teman2 Remaja Majlis Talim Musholla Al-Barkah al ustadz Shoffil Mundzir S.Hi, Bang Jack, Fauzan, Maulana Albiansyah (terima kasih atas doa dan dukungannya) serta Zulfakor, Yulman (kemane kita touring lagi neh). Semoga Majlis ini selalu diberkahi, dirahmati dan diridhoi Allah SWT serta diberikan hati yang Istiqomah kepada remaja untuk selalu menegakkan Asma Allah fi dunia wal akhirat. 17. Teman2 MAN 4 yang masih eksis kumpul sampai sekarang: Ipunk, Madhon, Haikal a.k.a Pahe, Om Gin, Rifky, Istianah dll. Jalin terus tali silaturrahmi sampai kapan pun
Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga besar harapan penulis bagi segenap pembaca agar dapat memberi masukan untuk perbaikan kedepan. Akhir kata penulis ucapkan terimakasih atas semua kerjasamanya dan mohon maaf atas segala salah dan khilaf.
Jakarta, September 2010
Muhamad Rosul
x
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI....................................................
i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF......................
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI.......................................
iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP................................................................
iv
ABSRTACT..............................................................................................
vi
ABSTRAK.................................................................................................
vii
KATA PENGANTAR..............................................................................
vii
DAFTAR ISI.............................................................................................
xi
DAFTAR TABEL....................................................................................
xiv
DAFTAR GAMBAR...............................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................
xv
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ......................................................
1
B. Perumusan Masalah .............................................................
8
C. Tujuan dan Manfaat .............................................................
8
TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Audit Secara Umum...........................................
11
1. Definisi Audit.................................................................
11
2. Jenis-jenis Auditor dan Profesi Auditor.........................
12
3. Tujuan dan Manfaat Audit .............................................
17
B. Kompetensi/Keahlian Auditor .............................................
18
1. Kompetensi/Keahlian Auditor .......................................
18
C. Indenpendensi Auditor.........................................................
20
1. Indenpendensi Auditor Ekternal ....................................
20
2. Aspek Indenpendensi .....................................................
22
xi
3. Faktor-faktor yang Mengganggu Indenpendensi Auditor Eksternal ........................................................................
23
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Indenpendensi Auditor
BAB III
Eksternal ........................................................................
27
5. Indikator Indenpendensi.................................................
30
D. Materialitas ..........................................................................
32
E. Kerangka Pemikiran.............................................................
36
F. Keterkaitan Antar Variabel..................................................
37
G. Kerangka Pemikiran.............................................................
39
METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian....................................................
41
B. Metode Penentuan Sampel...................................................
42
C. Metode Pengumpulan Data..................................................
42
1. Data Primer ....................................................................
42
2. Data Sekunder................................................................
43
D. Metode Analisis ...................................................................
43
1. Statistik Deskriptif .........................................................
43
2. Uji Kualitas Data............................................................
44
3. Uji Asumsi Klasik........................................................
45
a. Uji Normalitas...........................................................
45
b. Uji Multikolinearitas.................................................
46
c. Uji Heteroskedasitas..................................................
46
4. Uji Hipotesis....................................................................
47
xii
BAB IV
a. Koefesien Determinasi.............................................
48
b. Uji T .........................................................................
49
c. Uji F .........................................................................
49
E. Operasional Variabel Penelitian ..........................................
50
HASIL PENELITIAN DAN PEMBHASAN A. Gambaran Umum Responden .............................................
58
B. Karakteristik Reponden.......................................................
59
C. Hasil Uji Kualitas Data .......................................................
62
1. Hasil Uji Reliabilitas......................................................
62
2. Hasil Uji Validitas..........................................................
63
D. Hasil Uji Asumsi Klasik......................................................
66
1. Hasil Uji Normalitas......................................................
66
2. Hasil Uji Multikolinearitas............................................
68
3. Hasil Uji Heteroskedasitas............................................
69
E. Hasil Uji Hipotesis...............................................................
71
1. Hasil Uji Koefesien Determinasi ...................................
71
2. Hasil Uji F......................................................................
72
3. Hasil Uji T......................................................................
74
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan ..........................................................................
77
B. Impilikasi .............................................................................
77
C. Saran.....................................................................................
78
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................
80
xiii
DAFTAR TABEL No.
Keterangan
Halaman
3.1
Operasional Variabel…………………………………………
52
3.2
Pengukuran Terhadap Keahlian Audit………………………
56
3.3
Pengukuran Terhadap Independensi Auditor Eksternal……..
57
3.4
Pengukuran Terhadap Tingkat Materialitas………………….
57
4.1
Total Pengiriman dan Pengembalian Kuesioner……………..
58
4.2
Data Distribusi Sampel Penelitian…………………………...
59
4.3
Demografi Responden……………………………………….
60
4.4
Hasil Uji Reliabilitas…………………………………………
62
4.5
Hasil Uji Validitas Variabel Keahlian Audit………………..
64
4.6
Hasil Uji Validitas Variabel Independensi Auditor Eksernal..
64
4.7
HasilUji Validitas Variabel Tingkat Materialitas……………
65
4.8
Hasil Uji Multikolinearitas…………………………………..
69
4.8
Hasil Uji Koefisien Determinasi………………….…………
71
4.9
Hasil Uji F…………………………………………………...
72
4.10 Hasil Uji t……………………………………………………
74
DAFTAR GAMBAR No.
Keterangan
Halaman
2.1
Kerangka Berpikir…………………………………………...
40
4.1
Output Pengujian Normalitas Data………………………….
67
4.2
Output Pengujian Heterokedastisitas………………………..
70
xiv
DAFTAR LAMPIRAN Nama
Keterangan
Lampiran 1
Kuesioner
Lampiran 2
Hasil Tabulasi
Lampiran 3
Hasil Uji Reliabilitas dan Validitas
xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Keberadaan entitas bisnis merupakan ciri dari sebuah lingkungan ekonomi, yang dalam jangka panjang bertujuan mempertahankan kelangsungan hidup usahanya melalui asumsi going concern. Sebuah perusahaan didirikan tentunya diharapkan agar bisa bertahan untuk jangka waktu yang lama dan panjang, tidak untuk jangka waktu yang pendek. Kelangsungan hidup usaha suatu entitas selalu dihubungkan dengan kemampuan manajemen dalam mengelola perusahaan agar terus dapat bertahan hidup. Ketika kondisi ekonomi merupakan sesuatu yang tidak pasti, para investor tentu mengharapkan auditor memberikan early warning akan kegagalan keuangan perusahaan (Chen dan Chruch, 1996). Oleh karena itu, evaluasi mengenai going concern perusahaan merupakan hal yang krusial bagi seorang auditor (Suartana, 2007). Auditor adalah pihak yang diyakini berperan sebagai pengontrol dan penjaga kepentingan publik di bidang yang terkait dengan keuangan. Auditor bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan yang memadai tentang apakah laporan keuangan bebas dari salah saji material baik yang disebabkan oleh kekeliruan atau kecurangan. Sebagai seorang ahli, auditor harus memiliki kemampuan yang memadai tentang teknik-teknik audit dan memahami kriteria yang digunakan. Hal ini
1
dapat diperoleh melalui pendidikan baik secara formal maupun informal, serta pengalaman dalam melakukan audit. Seorang auditor harus mampu menilai kemampuan perusahaan untuk bertahan hidup melalui investigasi yang komperhensif tentang kejadiankejadian dan kondisi-kondisi yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Auditor akan berhadapan dengan bukti-bukti yang kompleks dan bisa saja satu dengan yang lainnya saling berhubungan atau bahkan bertentangan. Bukti-bukti tersebut akan sangat menentukan opini audit atas laporan keuangan yang diperiksa. Auditor mempunyai peranan penting dalam menjembatani antara kepentingan investor dan kepentingan perusahaan sebagai pemakai dan penyedia laporan keuangan. Sebelum melakukan investasi, investor tentunya ingin mengetahui kondisi keuangan perusahaan terutama yang menyangkut kelangsungan hidup perusahaan tersebut melalui opini audit yang diberikan oleh auditor. Audit atas laporan keuangan menjadi sesuatu yang tidak dapat terhindarkan. Opini yang diberikan oleh akuntan publik atas laporan keuangan sangat mempengaruhi proses manajemen yang akan dijalankan oleh manajemen. Demikian juga proses manajemen dapat mempengaruhi kualitas opini akuntan publik (Sinaga, 2005). Opini auditor yang dikeluarkan atas laporan keuangan suatu perusahaan
merupakan
salah
satu
komponen
penting
yang
harus
dipertimbangkan oleh investor dalam pengambilan keputusan bisnis mereka. Auditor dituntut untuk dapat memberikan keyakinan yang memadai atas suatu 2
laporan keuangan perusahaan, bahwa laporan tersebut tidak mengandung salah saji material yang nantinya dapat menyesatkan penggunanya. Selain itu, dalam melakukan proses auditnya, auditor diharuskan mempertimbangkan kondisi going concern dari auditee. Going concern adalah asumsi dasar dalam melakukan
penyusunan
laporan
keuangan,
dimana
suatu
perusahaan
diasumsikan tidak bermaksud atau berkeinginan melikuidasi atau mengurangi secara material skala usahanya. Jika maksud atau keinginan itu timbul, laporan keuangan mungkin harus disusun dengan dasar yang berbeda dan dasar yang digunakan harus diungkapkan (IAI, 2009). Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) seksi 341 PSA No. 30 dinyatakan bahwa pertimbangan auditor atas perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya tergantung dari kesangsian dalam diri auditor itu sendiri terhadap kemapuan perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam periode waktu tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan keuangan auditan. Auditor harus mengungkapkan secara eksplisit apakah klien dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya atau tidak. Masalah timbul ketika banyak terjadi kesalahan opini (opini failures) yang dibuat auditor menyangkut going concern perusahaan (Mayangsari, 2003). Kondisi tersebut dapat terjadi karena pemberian pendapat tentang sesuatu yang bersifat prediktif sangat kompleks dan bukan hal yang mudah. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi auditor dalam memberikan pendapat terhadap kelangsungan hidup sebuah perusahaan, diantaranya 3
keahlian dan independensi yang dimiliki auditor. Bueres dan Huan (1991) dalam Mayangsari (2003). Menurut Ashton (1991) faktor pengalaman dan pengetahuan merupakan faktor penting yang berkaitan dengan pemberian pendapat audit dan kemapuan prediksi auditor. Selain itu, integritas dan kompetensi merupakan faktor yang mendukung kemampuan auditor untuk mendeteksi kecurangan, Pincus (1990) dalam Mayangsari (2003). Menurut Knapp (1985) dalam Mayangsari (2003) kemapuan auditor untuk tetap independen akan mempengaruhi pemberian pendapat audit, meskipun ada tekanan dan intervensi dari pihak manajemen. Faktor independesi ini merupakan salah satu faktor yang sangat sensitif terhadap profesi akuntan publik, karena banyak kasus manipulasi bisnis yang melibatkan profesi akuntan publik. Hal tersebut membuat kepercayaan publik terhadap profesi akuntan publik menjadi luntur. Beberapa faktor yang mempengaruhi independensi auditor, yaitu pemberian jasa konsultasi terhadap klien, persaingan antar kantor akuntan publik, ukuran kantor akuntan publik, dan lama hubungan audit Shockley (1981) dalam Wulandari (2008). Berdasarkan keterangan diatas, dapat disimpulkan bahwa keahlian dan independensi yang dimiliki auditor sangat mempengaruhi kinerja auditor dalam memberikan pendapat audit dan kualitas audit secara keseluruhan. Dua faktor tersebut merupakan faktor utama yang harus dipenuhi seorang auditor dalam melakukan tugas audit berkaitan dengan kualifikasi dan mutu pekerjaan auditor sesuai dengan standar audit yang berlaku umum (Boynton, et, al., 2003).
4
Hal ini juga berdampak pada peningkatan akan audit atas laporan yang dilakukan oleh auditor eksternal. Auditor eksternal sebagai auditor independen menjadi profesi yang semakin berkembang sejalan dengan perkembangan kebutuhan masyarakat akan jasa pihak yang kompeten dan dapat dipercaya untuk menilai kewajaran suatu laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan tanggung jawab manajemen, perlu diaudit oleh auditor eksternal yang merupakan pihak ketiga yang independen, karena dua alasan yaitu: Pertama, laporan keuangan ada kemungkinan mengandung kesalahan baik disengaja maupun tidak disengaja. Kedua, laporan keuangan yang sudah diaudit dan mendapat opini Unqualified (wajar tanpa pengecualian), diharapkan para pemakai laporan keuangan dapat yakin bahwa laporan keuangan tersebut bebas dari salah saji material (Wahyudi, 2006). Seorang akuntan publik dalam melaksanakan audit atas laporan keuangan tidak semata-mata bekerja untuk kepentingan klien, melainkan juga untuk pihak lain yang berkepentingan terhadap laporan auditan. Untuk dapat mempertahankan kepercayaan dari klien dan dari pemakai laporan keuangan lainnya, akuntan publik dituntut untuk memiliki kompetensi atau keahlian yang memadai. Nilai laporan keuangan auditan terletak pada asumsi bahwa auditor bersikap independen terhadap kliennya. Sikap independen auditor tidak hanya dijalankan dalam fakta pekerjaan dilapangan saja, akan tetapi harus ditujukan pada pengguna laporan keuangan. Disinilah sikap independen seorang auditor eksternal sangat berperan dalam menilai kualitas dari laporan keuangan auditor.
5
Selain
menjadi
seorang
profesional
yang
memiliki
sikap
profesionalisme, akuntan publik juga harus memiliki pengetahuan yang memadai dalam profesinya untuk mendukung pekerjaannya dalam melakukan setiap pemeriksaan. Setiap akuntan publik juga diharapkan memegang teguh etika profesi yang sudah ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), agar situasi penuh persaingan tidak sehat dapat dihindarkan. Selain itu, dalam perencanaan audit, akuntan publik harus mempertimbangkan masalah penetapan tingkat resiko pengendalian yang direncanakan dan pertimbangan awal tingkat materialitas untuk pencapaian tujuan audit (Herawaty, 2008). Dalam audit laporan keuangan seorang auditor eksternal harus mempunyai keahlian yang memadai dalam mengaudit laporan keuangan suatu perusahaan. Keahlian atau kompetensi auditor dapat ditentukan oleh tiga faktor yaitu: (1) pendidikan universitas formal untuk memasuki profesi, (2) pelatihan praktik dan pengalaman dalam auditing, dan (3) mengikuti pendidikan profesi berkelanjutan selama karir professional auditor. Auditor eksternal harus mempunyai pengetahuan audit yang cukup. Pengetahuan (knowledge) itu penting untuk dapat memahami relevansi dan keandalan informasi yang diperoleh. Selanjutnya informasi tersebut menjadi bukti yang kompeten dalam penentuan opini audit. Agar opini audit tidak biasa maka pihak auditor dituntut untuk bersikap bebas (independen) dari kepentingan manapun. Independensi adalah syarat utama agar laporan audit objektif. Kompetensi saja tidak cukup, karena auditor juga harus bebas dari pengaruh klien dalam melaksanakan audit serta dalam melaporkan temuan-temuannya (Boynton, 2003). 6
Kedua faktor tersebut yaitu keahlian dan independensi sangat dibutuhkan oleh seorang auditor dalam mengaudit, khususnya audit laporan keuangan. Karena untuk memudahkan auditor dalam menjalankan tugasnya dan untuk mencegah auditor agar tidak melakukan kecurangan dalam hal memberikan pendapat atau opini audit. Karena apabila seorang auditor tidak memiliki keahlian yang memadai, maka dalam menjalankan auditnya tidak akan maksimal, dan apabila seorang auditor tidak independen dalam hal memberikan opini audit maka akan sangat berpengaruh terhadap laporan keuangan yang disajikan, karena tidak mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Variabel penelitian ini meliputi keahlian audit dan independensi auditor eksternal yang diadopsi dari penelitian sebelumnya. Penelitian ini mengevaluasi hubungan antara keahlian audit,independensi auditor eksternal, dan tingkat materialitas dalam audit laporan keuangan. Berdasarkan latar belakang penelitian, penulis tertatik mengkaji lebih dalam lagi tentang hal-hal yang mempengaruhi keahlian audit serta independensi auditor eksternal dalam memberikan keterangan mengenai salah saji informasi akuntansi. Oleh karena itu, penulis mengambil judul: “Pengaruh Keahlian Audit dan Independensi Auditor Eksternal Terhadap Tingkat Materialitas dalam Audit Laporan Keuangan (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik yang Terdapat di DKI Jakarta ).” Penelitian
ini
merupakan
replikasi
gabungan
dari
penelitian
sebelumnya yaitu penelitian Wahyudi (2006) dan Megasari (2008), dimana 7
perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah: Pertama, tahun penelitian, dimana penelitian sebelumnya adalah di tahun 2006 dan 2008, sedangkan penelitian sekarang tahun 2010. Kedua pada penelitian sebelumnya objek penelitian adalah auditor dengan pengalaman kerja bervariasi dan bekerja di Kantor Akuntan Publik wilayah Jawa Timur dan Jabodetabek, sedangkan penelitian sekarang objek penelitian adalah auditor dengan pengalaman kerja 3 tahun dan bekerja di Kantor Akuntan Publik yang berada di Wilayah DKI Jakarta.
B. Perumusan Masalah 1.
Apakah keahlian audit dan independensi auditor eksternal secara bersamasama dan parsial berpengaruh signifikan terhadap tingkat materialitas dalam audit laporan keuangan?
2.
Berapa besar variabel keahlian audit dan independensi auditor eksternal mampu menjelaskan atau mengungkapkan variabel tingkat materialitas dalam audit laporan keuangan?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris yang menunjukan adanya: 1.
Secara
bersama-sama
dan
parsial
pengaruh
keahlian
audit
dan
independensi auditor eksternal berpengaruh signifikan terhadap tingkat materialitas dalam audit laporan keuangan. 8
2.
Variabel keahlian audit dan independensi auditor eksternal mampu menjelaskan atau mengungkapkan variabel tingkat materialitas dalam audit laporan keuangan. Sedangkan manfaat penelitian ini adalah penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi:
1.
Penulis Untuk memenuhi sebagian dari persyaratan akademis dalam menyelesaikan studi program strata satu (S-1) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Bagi Auditor Eksternal Auditor diharapkan dapat melakukan pengambilan keputusan yang etis berdasarkan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dan sebagai bahan masukan, bagaimana keahlian audit dan independensi auditor eksternal itu dapat dipengaruhi, dan untuk meningkatkan pemahaman auditor tentang audit laporan keuangan agar auditor dapat meningkatkan kualitas kerjanya.
3.
Bagi Pemakai Jasa Akuntan Agar klien auditor mengerti mengenai hal-hal yang berhubungan dengan keahlian audit dan independensi auditor eksternal yang mempengaruhi terhadap tingkat materialitas dalam audit laporan keuangan. Hal ini penting karena klien merupakan pihak terkait yang menggunakan laporan yang dibuat oleh auditor.
9
4.
Bagi Mahasiswa/Pembaca Bagi mahasiswa/pembaca, penelitian ini nantinya diharapakan akan memberikan manfaat, yaitu hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi di masa yang akan dating sebagai penambah wawasan bagi mahasiswa/pembaca.
5.
Bagi Masyarakat Manfaat bagi masayarakat umum atau pihak yang tidak terkait langsung adalah adanya harapan dari hasil penelitian ini untuk dapat dijadikan referensi dan dapat digunakan sebagai dokumentasi ilmiah yang berguna untuk pengembangan ilmu dan teknologi.
10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Auditing Secara Umum 1. Definisi Auditing Menurut Agoes (2009) auditing adalah jasa yang diberikan oleh auditor dalam memeriksa dan mengevaluasi laporan keuangan yang disajikan perusahaan. Pemeriksaan ini tidak dimaksudkan untuk mencari kesalahan atau menemukan kecurangan walaupun dalam pelaksanaannya sangat
memungkinkan
ditemukannya
kesalahan
atau
kecurangan.
Pemeriksaan atas alporan keuangan berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Konrath (2002) dalam Agoes (2009) auditing adalah: “Auditing is a systematic process of objectively obtaining and evaluating evidence regarding assertions about economic actions and events to ascertain the degree of correspondence between those assertions and established criteria and communicating the result to interested users.” Menurut Arens, et al (2009) dalam Agoes (2009) auditing adalah: “Auditing is the accumulation and evaluation of avidence about information to determine and report on the degree of correspondence between the information and established criteria. Auditing should be done by a competent, independent person.”
11
2. Jenis-jenis Audit dan Profesi Auditor Menurut Agoes (2009) jenis-jenis audit yaitu: a.
Financial atau General Audit Financial atau General Audit dilaksanakan untuk menentukan apakah seluruh laporan keuangan (informasi yang diuji) telah dinyatakan sesuai dengan kriteria tertentu. Umumnya kriteria tersebut adalah pernyataan standar akuntansi keuangan walaupun dimungkinkan untuk melaksanakan audit atas laporan keuangan yang dibuat dengan metode kas atau metode akuntansi lain yang cocok bagi organisasi tersebut. Laporan keuangan mencakup neraca, laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.
b.
Special Audit (Audit khusus) Audit khusus adalah audit yang dilakukan atas lingkup audit yang bersifat khusus. Dengan demikian, audit khusus yang bertujuan menilai kasus tidak lancarnya pelaksaan pembangunan dapat digunakan istilah audit khusus atas ketidak lancaran pelaksanaan pembangunan. Berkaitan dengan audit khusus yang bertujuan mengungkap kecurangan, digunakan istilah audit khusus atas kecurangan.
c.
Information Technology Audit Audit teknologi informasi (information technology-IT) atau information systems (IS) audit adalah bentuk pengawasan dan 12
pengendalian dari infrastruktur teknologi informasi secara menyeluruh. Audit teknologi informasi ini dapat berjalan bersama-sama dengan audit financial dan audit internal atau dengan kegiatan pengawasan dan evaluasi lain yang sejenis. d.
Government Audit (Audit Sektor Publik) Menurut Boynton dan Kell (2006) dalam Agoes (2009), auditor pemerintah adalah auditor professional yang bekerja di instansi pemerintah
yang
tugas
pokoknya
melakukan
audit
atas
pertanggungjawaban keuangan yang ditujukan pada pemerintah. e.
Compliance Audit Agoes (2004) dalam Agoes (2009) mendefinisikan Compliance Audit sebagai pemeriksaan untuk mengetahui apakah prosedur dan aturan yang telah ditetapkan otoritas berwenang sudah ditaati oleh personel di organisasi tersebut. Compliance Audit biasanya ditugaskan oleh otoritas berwenang yang telah menetapkan prosedur/peraturan dalam perusahaan sehingga hasil audit jenis ini tidak untuk dipublikasikan, tetapi untuk intern manajemen.
f.
Social (Environment) Audit Definisi Audit Lingkungan menurut Kep. Men. LH 42/1994 dalam Agoes (2009) adalah suatu alat manajemen yang meliputi evaluasi secara sistematik, terdokumentasi, periodik, dan objektif tentang bagaimana suatu kinerja organisasi sistem manajemen dan peralatan dengan tujuan memfasilitasi control manajemen 13
terhadap pelaksanaan upaya pengendalian dampak lingkungan dan pengkajian pemanfaatan kebijakan usaha atau kegiatan terhadap peraturan perundang-undangan tentang pengelolaan lingkungan. g.
Agree Upon Procedurs (Prosedur yang Disepakati) Saat mengirimkan surat perikatan, akuntan harus memasukkan hal-hal berikut: 1) Sifat perikatan termasuk pernyataan bahwa audit dan review tidak dilakukan sehingga tidak ada assurance yang dinyatakan 2) Sifat informasi yang disediakan oleh klien 3) Sifat elemen, akun atau bagian dimana prosedur yang disepakati akan diterapkan 4) Prosedur tertentu yang dilakukan yang disepakati antara akuntan dan klien 5) Bentuk dan isi laporan atas penemuan fakta (factual findings) yang akan diterbitkan 6)
Pernyataan bahwa laporan penentuan fakta (factual findings) hanya terbatas pada pihak yang membuat kesepakatan terhadap prosedur yang dilakukan
Menurut Agoes (2009) Profesi Auditor pada dunia akuntansi yaitu: a.
Akuntan Publik (Public Accounting Firm) Akuntan publik adalah seseorang yang berhak menyandang gelar atau sebutan akuntan sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku dan memiliki izin dari Menteri Keuangan 14
atau
pejabat
berwenang
lainnya
untuk
memberikan
jasa
profesional kepada masyarakat umum sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik. Jasa profesional tersebut terutama ditujukan untuk memenuhi kebutuhan para pemakai informasi keuangan, sperti investor, kreditur dan calon investor, calon kreditur, dan instansi pemerintah. b.
Auditor Intern (Internal Auditor) Auditor yang bekerja dalam perusahaan yang tugas pokoknya menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan efisiensi dan efektifitas prosedur kegiatan organisasi, serta menentukan keandalan informasi yang dihasilkan berbagai bagian organisasi. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas dari kegiatan usahanya, suatu perusahaan sangat memerlukan adanya internal audit departemen yang efektif terutama diperusahaan menengah dan besar termasuk BUMN.
c.
Operational Audit (Management Auditor) Menurut Agoes (2004) dalam Agoes (2009) management auditdisebut juga operational audit, functional audit, systems audit adalah suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan,
termasuk
kebijakan
akuntansi
dan
kebijakan
operasional yang telah ditentukan oleh manajemen untuk 15
mengetahui apakah kegiatan operasi tersebut sudah dilakukan secara efektif, efisien, dan ekonomis. d.
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) adalah lembaga tinggi Negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang memilki wewenang memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan Negara.
e.
Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) adalah Lembaga Pemerintah Non Departemen Indonesia yang bertugas melaksanakan
tugas
pemerintahan
di
bidang
pengawasan
keuangan dan pembangunan. f.
Inspektorat Jenderal (Itjen) di Departemen Dalam Kementerian Negara Republik Indonesia, Inspektorat Jenderal (Itjen) adalah unsur pembantu yang ada di setiap Departemen/Kementerian pengawasan
terhadap
yang pelaksanaan
bertugas tugas
melaksanakan di
lingkungan
Departemen/Kementeriannya. Inspektorat Jenderal dipimpin oleh seorang Inspektur Jenderal. g.
Badan Pengawas Daerah (Bawasda) Badan Pengawas Daerah adalah sebuah badan/lembaga fungsional yang ada dalam Lingkungan Pemerintah Daerah di Indonesia baik pada tingkat profinsi maupun kabupaten/kota. Pelaksaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan atau keterampilan dibidang 16
pengawasan dan bersifat mandiri. Badan Pengawas Daerah dibentuk untuk melakukan pengawasan penggunaan anggaran Pemerintah Daerah Provonsi dan Kabupaten/Kota dalam rangka mendukung peningkatan kinerja instansi Pemerintah Daerah. 3. Tujuan dan Manfaat Audit Menurut Suharli (2008) audit dikembangkan dan dilaksanakan karena audit memberi banyak manfaat bagi dunia bisnis. Pelaksaanaan audit mempunyai tujuan yang berbeda, beberapa tujuan audit adalah : a.
Penilaian Pengendalian ( Appraisal of Control ) Pemeriksaan operasional berhubungan dengan pengendalian administratif pada seluruh tahap operasi perusahaan yang bertujuan untuk menentukan apakah pengendalian yang ada telah memadai dan terbukti efektif serta mencapai tujuan perusahaan.
b.
Penilaian Kinerja ( Appraisal of Performance ) Penilaian, Pelaksanaan dan Operasional serta hasilnya. Penilaian diawali dengan mengumpulkan informasi-informasi kuantitatif lalu melakukan penilaian efektifitas, efisiensi dan ekonomisasi kinerja. Penilaian selanjutnya menjadi informasi bagi manajemen untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
c.
Membantu Manajemen ( Assistance to Management ) Dalam pemeriksaan operasional dan ketaatan maka hasil audit lebih
diarahkan
performansnya.
bagi Dan
kepentingan hasilnya
manajemen
merupakan
untuk
rekomendasi17
rekomendasi atas perbaikan-perbaikan yang diperlukan pihak manajemen.
B. Keahlian Audit 1. Keahlian audit Definisi keahlian audit menurut Arens (2000): Keahlian audit atau kompetensi adalah pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas-tugas. Ahli menurut Trotter (1986) dalam artikel Chow dan Rice (1987) dikutip dari Mayangsari (2003): Orang yang dengan keterampilannya mengerjakan pekerjaan dengan mudah, sepat, intuitik, dan sangat jarang atau tidak pernah membuat kesalahan. Keahlian menurut Hayes-Roth et al, (1983) dikutip dari Mayangsari (2003): Keahlian sebagai keberadaan dari pengetahuan tentang suatu lingkungan tertentu. Pemahaman terhadap masalah yang timbul dalam lingkungan tersebut dan keterampilan untuk memecahkan masalah tersebut. Hasil penelitian Murtanto (1998) menunjukkan bahwa komponen keahlian untuk auditor di Indonesia terdiri atas: (a) komponen pengetahuan, yang merupakan komponen penting dalam suatu keahlian. Komponen ini meliputi pengetahuan terhadap fakta-fakta, prosedurprosedur dalam pengalaman, pengalaman akan memberikan hasil dalam 18
menghimpun dan memberikan kemampuan bagi pengetahuan. (b) ciri-ciri psikologi, seperti berkomunikasi, kreativitas, kemampuan bekerja samana dengan orang lain. Selain itu kepercayaan, komunikasi dan kemampuan untuk bekerja sama adalah unsur penting bagi keahlian auditor. Keahlian atau kompetensi berkaitan dengan pendidikan dan pengalaman memadai yang dimiliki akuntan publik dalam bidang auditing dan akuntansi. Dalam melaksanakan audit, akuntan publik harus bertindak sebagai seorang yang ahli dalam bidang auditing dan akuntansi. Pencapaian keahlian dimulai dengan pendidikan formal, yang selanjutnya diperluas melalui pengalaman dan bukti praktik audit. Selain itu, akuntan publik harus menjalani pelatihan teknis yang cukup yang mencakup aspek teknis maupun pendidikan umum. Asisten yunior untuk mencapai kompetensinya harus memperoleh pengalaman profesionalnya dengan mendapatkan supervisi memadai dan review atas pekerjaannya dari atasannya yang lebih berpengalaman. Akuntan publik harus secara terusmenerus mengikuti perkembangan yang terjadi dalam bisnis dan profesinya. Akuntan publik haru mempelajari, memahami dan menerapkan ketentuan-ketentuan baru dalam prinsip akuntansi dan standar audit yang ditetapkan oleh organisasi profesi (Yulius, 2002). Dalam audit laporan keuangan seorang auditor eksternal harus mempunyai keahlian yang memadai dalam mengaudit laporan keuangan suatu perusahaan. Keahlian atau kompetensi auditor dapat ditentukan oleh tiga faktor yaitu: (a) pendidikan universitas formal untuk memasuki 19
profesi (b) pelatihan praktik dan pengalaman dalam auditing, dan (c) mengikuti pendidikan profesi berkelanjutan selama karir professional auditor. Auditor eksternal harus mempunyai pengetahuan audit yang cukup. Pengetahuan (knowledge) itu penting untuk dapat memahami relevansi dan keandalan informasi yang diperoleh. Selanjutnya informasi tersebut menjadi bukti yang kompeten dalam penentuan opini audit.
C. Independensi Auditor 1. Independensi Auditor Eksternal Menurut Arens, Elder dan Beasley (2009) dalam Auditing and Assurance Service An Integrated Approach Tenth Edision, independensi dalam audit berarti cara pandang yang tidak memihak di dalam pelaksanaan pengujian, evaluasi hasil pemeriksaan, dan penyusunan laporan audit. Menurut Standar Audit Pemerintahan 1995, independensi merupakan suatu pendapat, kesimpulan, pertimbangan atau rekomendasi dari hasil audit yang dilaksanakan secara tidak memihak dan dipandang tidak memihak oleh pihak ketiga yang memiliki pengetahuan mengenai hal itu. Dalam SPKN independensi ditekankan dalam paragraph 14 Pernyataan standar umum kedua: “Dalam semua hal yang berkaitan dengan pekerjaan pemeriksaan, organisasi pemeriksa dan pemeriksa, harus bebas dalam sikap mental dan penampilan dari gangguan pribadi, eksternal, dan organisasi yang dapat mempengaruhi independensinya”.
20
Dari beberapa definisi independesi tersebut diatas, dapat kita tarik simpulan bahwa independensi merupakan suatu tindakan baik sikap perbuatan atau mental auditor dalam sepanjang pelaksanaan audit dimana auditor dapat memposisiskan dirinya dengan auditee nya secara tidak memihak dan dipandang tidak memihak oleh pihak-pihak yang berkepentingan terhadap hasil auditnya. Secara umum independensi terdiri dari dua yaitu Independensi dalam kenyataan dan dalam penampilan. Independensi dalam kenyataan merupakan sikap mental yang benar-benar ada dalam kenyataan ketika auditor dapat mempertahankan sikap yang tidak memihak sepanjang pelaksanaan audit. Independensi ini terutama ditujukan ke pribadi auditor dalam melaksanakan auditnya. Sehingga independensi dalam kenyataan ini sulit untuk dinilai oleh orang atau pihak lain selain auditor sendiri. Independensi dalam penampilan adalah hasil interprestasi atau presepsi orang atau pihak lain mengenai independensi auditor. Walaupun auditor dapat mempertahankan independensi dalam kenyataan, namun apabila pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan yakin bahwa auditor memihak kepada auditee maka opini dari hasil yang telah dibuat oleh auditor tidak akan credible lagi. Independensi merupakan dasar dari struktur filosofi profesi. Bagaimana kompetennya seorang CPA dalam melaksanakan audit dan jasa atestasi lainnya, pendapatnya akan menjadi kurang bernilai bagi mereka 21
yang mengandalkan laporan auditor apabila CPA tersebut tidak independen. Dalam memberikan jasa-jasa tersebut para anggota harus bersikap independen dalam segala hal, artinya para anggota harus bertindak dengan integritas dan objektivitas (Boynton, 2003). Dalam buku Professional Independence yang diterbitkan oleh The Institute of Chartered Accountants in Australia (1997) dijelaskan bahwa: ”Independence is a cornerstone of accountancy professional and one its most precious assets-nevertheless it is difficult to prove and easy to challenge”. Dalam buku Standar Profesi Akuntan Publik 1999 seksi 220 PSA No.04 Alinea 2, dijelaskan bahwa: ”Independensi itu berarti tidak mudah dipengaruhi, karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum (dibedakan dalam hal berpraktik sebagai auditor internal). Dengan demikian, ia tidak dibenarkan memihak kepada kepentingan siapapun, sebab bilamana tidak demikian halnya, bagaimanapun sempurnanya keahlian teknis yang ia miliki, ia akan kehilangan sikap tidak memihak yang justru paling penting untuk mempertahankan kebebasan pendapatnya.” 2. Aspek Independensi Menurut Taylor (1997), ada dua aspek independensi, yaitu: a. Independensi sikap mental (independence of mind/independence of mental attitude), independensi sikap mental ditentukan oleh pikiran akuntan publik untuk bertindak dan bersikap independen. b. Independensi penampilan (image projected to the public/appearance of independence), independensi penampilan ditentukan oleh kesan masyarakat terhadap independensi akuntan publik.
22
Pada
lampiran
Keputusan
Ketua
Bapepam
Nomor
Kep-
20/PM/2002 terdapat Peraturan nomor VIII.A.2 yang berisikan tentang independensi akuntan yang memberikan jasa audit di pasar modal. Peraturan tersebut diantaranya membatasi hubungan auditee dan auditor dalam jangka waktu tertentu, yaitu emiten harus mengganti kantor akuntan setiap lima tahun dan setiap tiga tahun untuk auditor. Selain itu, pemberian jasa non audit tertentu, seperti menjadi konsultan pajak, konsultan manajemen, disamping pemberian jasa audit pada seorang klien tidak diperkenankan karena dapat mengganggu independensi auditor. Menurut Supriyono (1988) yang dikutip dalam penelitian Mayangsari (2003), ada enam faktor yang mempengaruhi independensi akuntan publik, salah satunya adalah jasa-jasa lain selain audit yang dilakukan oleh auditor bagi klien. Seringkali manajemen klien meminta kantor akuntan publik untuk memberikan jasa lain selain jasa audit. Pemberian jasa lain selain jasa audit menimbulkan pertanyaan yang mendasar apakah akuntan publik tersebut dapat mempertahankan independensinya. 3. Faktor-faktor yang Menggangu Independensi Auditor Eksternal Secara garis besar, standar-standar pemeriksaan seperti GAAS dan SPKN menyatakan ada tiga faktor gangguan yang dapat mempengaruhi independensi pemeriksa yaitu gangguan yang bersifat pribadi, gangguan yang bersifat eksternal dan gangguan yang bersifat organisatoris. Para auditor, termasuk konsultan yang dipekerjakan dan tenaga ahli serta 23
spesialis internal yang melaksanakan tugas audit, perlu mempunyai pertimbangan terhadap tiga macam gangguan ini terhadap independensi yaitu sebagai berikut: a. Gangguan yang bersifat pribadi Gangguan yang bersifat pribadi merupakan suatu keadaan dimana auditor secara individual tidak dapat untuk tidak memihak, atau dianggap tidak mungkin tidak memihak. Gangguan yang bersifat pribadi ini dapat berlaku bagi auditor secara individual dan juga dapat berlaku bagi organisasi. Gangguan independensi yang bersifat pribadi, antara lain sebagai berikut: 1)
Hubungan dinas, profesi, pribadi, atau keuangan yang mungkin dapat menyebabkan seorang auditor membatasi pengungkapan temuan audit, memperlemah atau membuat temuan auditnya menjadi berat sebelah, dengan cara apapun
2)
Prasangka terhadap perorangan, kelompok, organisasi atau tujuan suatu program, yang dapat membuat pelaksanaan audit menjadi berat sebelah.
3)
Pada masa sebelumnya mempunyai tanggung jawab dalam pengambilan keputusan atau pengelolaan suatu entitas, yang berdampak pada pelaksanaan kegiatan atau program entitas yang sedang berjalan atau sedang diaudit.
24
4)
Kecenderungan untuk memihak, karena keyakinan politik atau sosial, sebagai akibat hubungan antar pegawai, kesetian kelompok, organisasi atau tingkat pemerintahan tertentu.
5)
Pelaksanaan audit oleh seorang auditor yang sebelumnya pernah sebagai pejabat yang menyetujui faktur, daftar gaji, klaim, dan pembayaran yang diusulkan olehsuatu entitas atau progam yang diaudit.
6)
Pelaksanaan audit oleh seorang auditor, yang sebelumnya pernah menyelenggarakan catatan akuntansi resmi atau lembaga/unit kerja atau program yang diaudit.
7)
Kepentingan keuangan secara langsung atau kepentigan keuangan yang besar, meskipun tidak secara langsung pada entitas atau program yang diaudit.
b. Gangguan yang bersifat eksternal. Gangguan yang bersifat eksternal bagi organisasi/lembaga audit dapat membatasi pelaksanaan audit atau mempengaruhi kemampuan auditor dalam menyatakan pendapat dan kesimpulan auditnya secara independen dan obyektif. Gangguan independensi yang bersifat eksternal, antara lain sebagai berikut: 1)
Campur tangan atau pengaruh pihak eksternal yang membatasi atau mengubah secara tidak semestinya atau secara gegabah, terhadap lingkup audit.
25
2)
Campur tangan pihak ekstern terhadap pemilihan dan penerapan prosedur audit, atau dalam pemilihan transaksi yang harus diperiksa.
3)
Pembatasan waktu yang tidak masuk akal untuk penyelesaian suatu audit.
4)
Campur tangan pihak luar terhadap organisasi/lembaga audit mengenai penugasan penunjukkan, dan promosi staff pelaksana audit.
5)
Pembatasan
terhadap
sumber
yang
disediakan
bagi
organisasi/lembaga audit tersebut dalam melaksanakan tugasnya. 6)
Wewenang untu menolak atau mempengaruhi peertimbangan auditor terhadap isi semetinya dari suatu laporan audit.
7)
Pengaruh yang membahayakan kelangsungan auditor sebagai pegawai, selain sebab-sebab yang berkaitan dengan kecakapan auditor atau dengan kebutuhan jasa audit.
c. Gangguan yang bersifat organisatoris. Independensi para auditor pemerintah dapat dipengaruhi oleh kedudukannya dalam struktur organisasi pemerintahan, tempat auditor tersebut
ditugaskan,
dan
juga
dipengaruhi
oleh
audit
yang
dilaksanakannya, yaitu apakah mereka melakukan audit internal atau audit terhadap entitas lain.
26
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Independensi Auditor Eksternal. Setiap auditor eksternal harus menjaga dan mempertahankan independensinya dengan cara menghindari faktor-faktor yang dapat merusak independensi. Oleh karena itu auditor eksternal harus mengetahui faktor-faktor yang mungkin dapat merusak independensinya. Ikatan akuntan Indonesia (IAI) sebagai organisasi tunggal profesi akuntan publik sampai saat ini belum mengeluarkan secara resmi mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi independensi auditor eksternal. Untuk memberikan gambaran secara rinci mengenai factorfaktor yang mempengaruhi independensi auditor eksternal akan dijelaskan dibawah ini: a. Komite Audit Komite audit adalah sejumlah anggota terpilih dari dewan direksi sebuah perusahaan yang tanggung jawabnya membantu auditor untuk tetap independen dari manajemen. Kebanyakan komite audit dibuat dari tiga hingga lima atau terkadang paling banyak tujuh direktur yang bukan dari manajemen ( Arens. Et. Al, 2003). Hasil riset yang dilakukan oleh Gul (1989) menunjukkan bahwa keberadaan komite audit tidak berpengaruh secara signifikan terhadap persepsi independensi auditor eksternal. Anggota komite audit terdiri dari non direktur eksekutif perusahaan dan bertanggung jawab untuk menunjuk auditor dan menetapkan Quasi judical body (seperti badan hukum) dalam masalah-masalah yang berhubungan 27
dengan keberadaan auditor independen yang respek terhadap beberapa jasa yang disediakan oleh manajemen (Mautz dan Neary, 1993). b. Kondisi Keuangan Perusahaan Klien. Temuan Gul (1989) menunjukan bahwa, menurut persepsi bankir kondisi keuangan perusahaan klien terhadap independensi auditor tidak berpengaruh secara signifikan. Akan tetapi, penelitian lain
menunjukan
bahwa
kondisi
keuangan
perusahaan
klien
berpengaruh terhadap sebagian besar auditor untuk dapat menghindari maupun tidak dapat menghindari dari tekanan kliennya. Shuctz dan Gustavon (1987) menemukan bukti bahwa aktuaris merasa bahwa resiko kewajiban hokum kantor akuntan berhubungan terbalik dengan kondisi keuangan klien. Apabila kondisi keuangan klien buruk maka auditor tidak mungkin menyerah pada tekanan kliennya sehingga merasa khawatir atau takut dalam tuntutan hukum. Hasil riset yang dilakukan oleh Knapp (1985) menemukan bukti bahwa pada saat kondisi keuangan klien buruk, persepsi bankir tentang independensi auditor meningkat. Kejadian seperti ini membuat auditor tidak mungkin menyerah pada tekanan kliennya walaupun tuntutan hokum meningkat. c. Jasa Konsultasi Manajemen Menurut Boynton (2003), jenis utama jasa-jasa yang diberikan oleh kantor akuntan publik adalah:
28
1) jasa akuntansi dan kompilasi 2) jasa atestasi seperti jasa audit, pemeriksaan, jasa review, prosedur yang disepakati 3) jasa-jasa lain seperti jasa teknologi, konsultasi manajemen, perencanaan keuangan, serta jasa internasional. Aktivitas kantor akuntan selain memberikan jasa audit, juga memberikan
jasa-jasa
lain,
pemberian
jasa
konsultasi
ini
memungkinkan hilangnya independensi akuntan publik karena akuntan publik akan cenderung memihak pada kepentingan kliennya. Menurut Supriono (1988), hal ini mungkin disebabkan oleh beberapa alasan misalnya: (a) kantor akuntan yang memberikan saran-saran kepada klien cenderung memihak kepada kepentingan kliennya sehingga auditor kehilangan independensinya dalam melaksanakan pekerjaan audit. (b) kantor akuntan merasa bahwa dengan pemberian jasa lain selain audit tersebut harga dirinya dipertaruhkan untuk keberhasilan kliennya,
sehingga
cenderung
tidak
independen
di
dalam
melaksanakan audit. (c) pemberian jasa lain selain audit mungkin menghasurkan kantor akuntan publik membuat keputusan tertentu untuk kliennya, sehingga posisi akuntan public menjadi tidak independent dalam melaksanakan audit. d. Tingkat Persaingan antar Kantor Akuntan Publik Persaingan antar kantor akuntan dapat diidentifikasi sebagai perubahan penting yang terjadi pada lingkungan pelayanan jasa audit 29
yang ditandai dengan adanya kantor akuntan lain yang memasuki market audit untuk mengambil manfaat dari kesempatan yang ada dan tidak dapat meniru siasat pemasaran agresif. Tajamnya persaingan antar kantor akuntan publik, kemungkinan mempunyai pengaruh besar terhadap independensi auditor eksternal, karena tiap kantor akuntan dihadapkan pada dua pilihan yakni kehilangan kliennya karena mencari kantor akuntan lain atau mengeluarkan opininya sesuai dengan keinginan klien. e. Lamanya Hubungan antara Kantor Akuntan Publik dengan Klien Lamanya hubungan antara kantor akuntan dengan kliennya adalah lamanya waktu yang digunakan oleh kantor akuntan dalam melayani kebutuhan audit yang disediakan untuk kliennya (Shockley, 1981). Tingkat lamanya hubungan antara KAP dengan kliennya diklasifikasikan menjadi dua kategori yaitu: lima tahun/kurang dan lebih dari lima tahun. Pembagian ini konsisten dengan ketentuan yang ditetapkan oleh AICPA bagian praktik SEC yang mensyaratkan bahwa seorang partner tidak boleh mengaudit kliennya lebih dari lima tahun secara berurutan karena hal ini akan melemahkan independensi auditor dalam melaksanakan audit (Shockley, 1981). 5. Indikator Independensi Mautz dan Sharaf (1993) memberikan beberapa indikator independensi professional. Indikator-indikatornya adalah:
30
a. Independensi dalam program audit 1) Bebas dari intervensi manajerial atas program audit 2) Bebas dari segala intervensi atas prosedur audit 3) Bebas dari segal persyaratan untuk penugasan audit selain yang memang disyaratkan untuk sebuah proses audit b. Independensi dalam verifikasi 1) Bebas dalam mengakses semua catatan, memeriksa aktiva, dan karyawan yang relevan dengan audit yang dilakukan 2) Mendapatkan kerjasama yang aktif dari karyawan manajemen selama verifikasi audit 3) Bebas dari segala usaha manajerial yang berusaha membatasi aktivitas yang diperiksa atau membatasi pemerolehan bahan bukti 4) Bebas dari kepentingan pribadi yang menghambat verifikasi audit c. Independensi dalam pelaporan 1) Bebas dari perasaan wajib memodifikasi dampak atau signifikasi dari fakta-fakta yang dilaporkan 2) Bebas dari tekanan untuk tidak melaporkan hal-hal yang signifikan dalam laporan audit 3) Menghindari penggunaan kata-kata yang menyesatkan baik secara sengaja maupun tidak sengaja dalam melaporkan fakta, opini, dan rekomendasi dalam interpretasi auditor 4) Bebas dari segala usaha untuk meniadakan pertimbangan auditor mengenai fakta atau opini dalam laporan audit. 31
D. Materialitas Menurut Boynton (2003) materialitas adalah besarnya suatu pengabaian atau salah saji informasi akuntansi yang diluar keadaan disekitarnya memungkinkan bahwa pertimbangan seseorang yang bergantung pada informasi tersebut akan berubah atau terpengaruh oleh pengabaian atau salah saji tersebut. Menurut Arens et al (2009) materialitas dalam kaitannya dengan akuntansi dan pelaporan audit adalah suatu salah saji dalam laporan keuangan dianggap material jika pengetahuan salah saji tersebut dapat mempengaruhi keputusan pemakai laporan keuangan yang rasional. Menurut FASB No.2 materialitas adalah jumlah atau besarnya kekeliruan atau salah saji informasi akuntansi yang kaitannya dengan kondisi yang bersangkutan, mungkin membuat pertimbangan pengambilan keputusan pihak yang berkepentingan berubah atau terpengaruh oleh salah saji tersebut. Tujuan dari penetapan materialitas adalah untuk membantu auditor merencanakan pengumpulan barang bukti yang cukup. Jika auditor menetapkan bahwa tingkat materialitas rendah maka akan lebih banyak lagi bukti yang harus dikumpulkan dan begitupun jika tingkat materialitas tinggi maka hanya sedikit bahan bukti yang harus dikumpulkan. Pertimbangan auditor mengenai materialitas merupakan pertimbangan profesional dan dipengaruhi persepsi auditor atas kebutuhan orang yang memiliki pengetahuan memadai dan yang akan digunakan auditor
32
dihubungakan dengan keadaan sekitarnya dan mencakup pedoman kuantitatif maupun pertimbagan kualitatif. Pedoman kuantitatif yang digunakan dalam praktek auditor dalam Boyton (2006), yaitu: 1. 5 % - 10 % dari laba bersih sebelum pajak 2. ½ % - 1 % dari total aktiva 3. 1% dari ekuitas 4. ½ % -1 % dari pendapatan kotor 5. Persentase didasarkan mana yang lebih besar antara total aktiva atau total pendapatan. Pertimbangan kualitatif dapat terjadi misalnya ketika salah saji diakibatkan oleh suatu ketidakberesan atau melanggar hukum klien. Dalam Pernyataan Standar Audit (PSA) No.25 dijelaskan bahwa terdapat pedoman dalam mempertimbangkan resiko dan materialitas dalam mengaudit laporan keuangan, yaitu: 1. Resiko audit dan materialitas, bersama dengan hal-hal ini perlu dipertimbangkan dalam menentukan sifat, saat dan luas prosedur audit serta dalam mengevaluasi hasil prosedur tersebut. 2. Laporan keuangan mengandung salah saji material apabila laporan keuangan tersebut mengadung salah saji yang dampaknya secara individual
atau
keseluruhan,
cukup
signifikan
sehingga
dapat
mengakibatkan laporan keuangan tidak disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, sesuai sengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Salah saji dapat terjadi sebagai akibat penerapan yang keliru
33
dengan
prinsip
akuntansi
tersebut,
penyimpangan
fakta,
atau
dihilangkannya informasi yang diperlukan. 3. Dalam mengambil kesimpulan mengenai dampak suatu salah saji, secara individual atau keseluruhan, auditor umumnya harus mempertimbangkan sifat dan jumlahnya dalam hubungan dengan sifat dan pos laporan keuangan yang sedang diaudit. 4. Pertimbangan auditor mengenai materialitas merupakan pertimbangan profesional dan dipengaruhi persepsi auditor atas kebutuhan orang yang memiliki pengetahuan yang memadai dan yang akan meletakan kepercayaan terhadap laporan keuangan. Penggabungan mengenai materialitas yang digunakan auditor dihubungkan dengan keadaan sekitarnya dan mencakup pertimbangan kuantitatif maupun kualitatif. Konsep materialitas diatas menunjukkan seberapa besar salah saji yang dapat diterima agar pemakai laporan keuangan terpengaruh oleh salah saji tersebut. Adapun konsep materialitas yang dapat digunakan dalam pertimbangan laporan keuangan sebagai berikut: 1. Jumlah yang tidak material Jika terdapat salah saji tetapi cenderung tidak mempengaruhi keputusan pemakai keuangan. 2. Jumlah yang material tetapi tidak mengganggu laporan keuangan secara keseluruhan Tingkat materialitas ini terjadi jika salah saji laporan keuangan dapat dipengaruhi
keputusan
pemakai
laporan
keuangan,
tetapi
secara 34
keseluruhan laporan keuangan tersebut tersaji benar sehingga tetap berguna. 3. Jumlah yang sangat material sehingga pengaruhya sangat meluas dan kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan laporan keuangan diragukan. Menurut Arens et al (2009) dalam menetapkan tingkat materialitas ada lima langkah yang dilakuakan yaitu: 1. Tentukan pertimbangan awal mengenai materialitas (set preliminary judgment about materiality). 2. Alokasi pertimbangan awal mengenai materialitas keadaan segmen (allocate preliminary judgment about materiality segment). 3. Estimasikan total salah saji dalam segmen (estimate total misstatement in segment). 4. Estimasikan salah saji gabungan (estimate combined misstatement). 5. Bandingkan estimasi gabungan denga pertimbangan awal mengenai materialitas (compare combained estimate preliminary about materiality). Dalam merencanakan suatu audit, auditor harus menilai materialitas pada dua tingkat berikut: 1. Tingkat laporan keuangan karena pendapat auditor mengenai kewajaran meluas sampai laporan keuangan secara keseluruhan. 2. Tingkat saldo akun karena auditor menguji saldo akun dalam memperoleh kesimpulan keseluruhan atas kewajaran laporan keuangan.
35
Standar yang tinggi dalam praktik akuntansi akan memecahkan masalah yang berkaitan dengan konsep materialitas. Pedoman materialitas beralasan, yang diyakini oleh sebagian besar anggota profesi akuntan adalah standar yang berkaitan dengan informasi laporan keuangan bagi para pemakai, akuntan harus menentukan berdasarkan pertimbangannya tentang besarnya suatu informasi yang dikatakan material. Peran konsep materialitas itu adalah untuk mempengaruhi kualitas dan kuantitas yang diperlukan oleh auditor dalam membuat keputusan yang berkaitan dengan bukti. Konsep materialitas menyatakan tidak semua informasi keuangan diperlukan atau tidak semua informasi seharusnya tidak dikomunikasikan. Dalam laporan akuntansi, hanya informasi yang material yang seharusnya disajikan. Informasi yang tidak material sebaiknya diabaikan atau dihilangkan. Materialitas seharusnya tidak hanya dikaitkan dengan keputusan investor, baik yang hanya berdasarkan tipe informasi tertentu maupun metode informasi yang disajikan. Beberapa peneliti tentang pertimbangan tingkat materialitas berfokus pada penemuan tentang jumlah konsisten yang ada diantara para profesional dalam membuat petimbangan tingkat materialitas.
E. Hasil Penelitian Terdahulu Sebagai acuan dari penelitian ini, maka peneliti akan menyebutkan beberapa penelitian terdahulu yang telah dilaksanakan sebelumnya. Penelitian ini didasarkan oleh penelitian yang dilakukan oleh Wahyudi (2006) bahwa 36
profesionalisme auditor berpengaruh terhadap tingkat materialits dalam audit laporan keuangan, sedangkan dalam penelitian Megasari (2008) menyatakan bahwa etika, keahhlian audit dan independensi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap opini audit dan Alim dkk (2007) menyatakan bahwa kompetensi independensi, dan etika auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Adapun penelitian yang dilakukan Antari (2007) menyatakan bahwa fee audit dan lamanya penugasan audit tidak berpengaruh terhadap independensi penampilan auditor, dan bahwa ukuran kantor akuntan publik berpengaruh signifikan terhadap independensi penampilan auditor, sedangkan Herawaty (2008) menyatakan bahwa profesionalisme, pengetahuan auditor dalam mendeteksi kekeliruan, dan etika profesi secara positif berpengaruh terhadap pertimbangan tingkat materialitas.
F. Keterkaitan Antar Variabel 1. Pengaruh Keahlian Audit terhadap Tingkat Materialitas dalam Audit Laporan Keuangan Menurut Wahyudi (2006) dalam penelitiannya mengenai pengaruh profesionalisme auditor terhadap tingkat materialitas dalam pemeriksaan laporan keuangan menyatakan bahwa profesinalisme berpengaruh terhadap tingkat materialitas dalam pemeriksaan laporan keuangan, dimana profesionalisme seorang auditor dalam mengaudit laporan keuangan harus bebas dari bias terutama dalam mengaudit laporan keuangan, sehingga laporan tersebut dapat disajikan sesuai dengan standar audit yang berlaku. 37
Dalam perencanaan audit, auditor eksternal antara lain mempertimbangkan masalah penetapan tingkat resiko pengendalian yang direncanakan dan pertimbangkan awal tingkat materialitas untuk tujuan audit. Auditor eksternal yang memiliki pandangan profesionlisme yang tinggi akan memberikan kontribusi yang dapat dipercaya oleh para pengambil keputusan. Untuk menjalankan perannya auditor eksternal dituntut mempunyai tanggung jawab yang besar dan mempunyai wawasan yang luas tentang kompleksitas organisasi modern, sehingga diduga keahlian audit berpengaruh terhadap tingkat materialitas dalam audit laporan keuangan. Sehingga dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Ha1: Keahlian audit berpengaruh signifikan terhadap tingkat materialitas dalam audit laporan keuangan.
2. Pengaruh Independensi Auditor Eksternal terhadap Tingkat Materialitas dalam audit Laporan Keuangan Menurut Megasari (2008) dalam penelitiannya mengenai pengaruh etika, keahlian audit, dan independensi terhadap opini audit menyatakan bahwa terdapat pengaruh antara etika, keahlian audit, dan independensi terhadap opini audit. Sikap independensi seorang auditor harus selalu konsisten, karena semakin ahli seorang auditor dalam mengaudit, serta semakin independen sikap seorang auditor maka opini yang diberikan akan sesuai dengan yang seharusnya atau tidak bias. Pemahaman seorang auditor untuk bersikap independen juga diperlukan etika seorang auditor agar hasil pemeriksaan laporan keuangan yang dilakukan auditor berupa 38
opini audit dapat diandalakan, sehingga diduga independensi auditor eksternal berpengaruh terhadap tingkat materialitas dalam audit laporan keuangan. Sehingga dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Ha2: Independensi auditor eksternal berpengaruh signifikan terhadap tingkat materialitas dalam audit laporan keuangan.
G. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran merupakan sintesa dari serangkaian teori yang tertuang dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya merupakan gambaran sistematis dari kinerja teori dalam memberikan solusi atau alternatif solusi dari serangkaian masalah yang ditetapkan (Hamid, 2007). Berdasarkan hasil penelitian Wahyudi (2006) dalam pengaruh profesionalisme auditor terhdap tingkat materialitas dalam audit laporan keuangan
memperoleh
kesimpulan
bahwa
ada
pengaruh
antara
profesionalisme auditor terhadap tingkat materialitas dalam audit laporan keuangan. Sedangkan dari penelitian lainnya yaitu Megasari (2008) dalam pengaruh etika, keahlian audit, dan independensi terhadap opini audit memperoleh kesimpulan bahwa etika, keahlian audit, dan independensi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap opini audit. Dengan demikian variabel-variabel yang akan diuji dalam penelitian ini akan dikembangkan dalam sebuah kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut:
39
Gambar 2.1 Kerangka pemikiran Variabel Independen
Variabel Dependen
Keahlian Audit Independensi Keterangan: Auditor Eksternal
Tingkat Materialitas dalam Audit Laporan Keuangan
TM: Tingkat Materialitas dalam Audit Laporan Keuangan KA: Keahlian Audit atau Kompetensi ID:
Independensi Auditor Eksternal
40
BAB III METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian empiris dimana peneliti terlibat langsung dalam penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja di kantor akuntan publik yang berada di Pulau Jawa, sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja di kantor akuntan publik yang berada di wilayah DKI Jakarta. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis seberapa besar pengaruh keahlian audit dan independensi auditor eksternal terhadap tingkat materialitas dalam audit laporan keuangan. Objek penelitian ini adalah auditor yang bekerja di kantor akuntan publik yang berada di wilayah DKI Jakarta. Lokasi ini dipilih sebagai lokasi penelitian karena daerah-daerah tersebut mudah dijangkau, memiliki kondisi ekonomi yang relatif sama, serta diharapakan dengan menggunakan daerah tersebut sebgai lokasi penelitian, penulis dapat memperoleh jumlah responden yang lebih banyak sehingga kekuatan keseluruhannya lebih tinggi. Pihak yang menjadi responden pada setiap kantor akuntan publik adalah auditor yang mempunyai pengalaman kerja dan jabatan yang bervariasi antara lain: auditor senior, supervisor, manajer, dan auditor junior.
41
B. Metode Penentuan Sampel 1. Populasi dan Sampel Populasi adalah sekelompok orang, kejadian, atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu (Indriantoro dan Supomo, 2006). Sedangkan sebagian dari elemen-elemen populasi disebut sampel. Tehnik penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan tehnik convenience sampling. Metode ini memilih sampel dari elemen populasi (orang atau kejadian) yang datanya mudah diperoleh oleh peneliti. Elemen populasi yang dipilih sebagai subyek sampel adalah tidak terbatas sehingga peneliti memiliki kebebasan untuk memilih sampel yang paling cepat dan mudah (Indriantoro dan Supomo, 2006).
C. Metode Pengumpulan Data Untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan guna mendukung penelitian ini, maka metode pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah: 1. Data primer Yaitu sumber data yang diperoleh secara langsung dari sumber asli Indriantoro dan Supomo (2006). Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner dengan memberikan pertanyaan kepada responden mengenai pendapat mereka tentang pengaruh keahlian audit dan independensi auditor eksternal terhadap tingkat materialitas dalam audit laporan keuangan. Kuesioner disampaikan secara langsung oleh kepada kantor akuntan publik 42
yang berada di wilayah DKI Jakarta dan mengkonfirmasi langsung ke kantor akuntan publik untuk memperoleh tingkat pengembalian yang tinggi atas kuesioner tersebut. 2. Data sekunder Sumber data diperoleh dengan cara melakukan studi pustaka yaitu usaha yang dilakukan untuk memperoleh data-data sekunder yang diperoleh dengan cara membaca, mempelajari, menelaah, dan menganalisis sumber kepustakaan yang relevan seperti buku, serta catatan kuliah yang berkaitan dengan bahasan penelitian sebagai dasar perbandingan antara teori yang relevan praktek yang terjadi di lapangan dan dari beberapa jurnal yang mempunyai keterkaitan variabel dengan judul peneliti.
D. Metode Analisis Data Metode statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis yaitu dengan menggunakan regresi linier berganda dengan bantuan perangkat lunak SPSS, setelah semua data-data dalam penelitian ini terkumpul, maka selanjutnya dilakukan analisis data yang terdiri dari: 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan informasi mengenai karakteristik variabel penelitian dan demografi responden. Statistik deskriptif menjelaskan skala jawaban responden pada setiap variabel yang diukur dari minimum, rata-rata, dan standar deviasi. Disamping itu juga
43
untuk mengetahui demografi yang terdiri dari kategori, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan sebagainnya (Ghozali, 2005). a. Uji Kualitas Data Pengujian kualitas data yang dilakukan dengan penyebaran kuesioner, maka kesediaan dan ketelitian dari responden untuk menjawab setiap pertanyaan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam penelitian ini. Keabsahan suatu jawaban sangat ditentukan oleh alat ukur yang telah ditentukan. Untuk itu, dalam melakukan uji kualitas data atas data primer ini peneliti melakukan uji validitas dan reliabilitas. a. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan di ukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2005). Pengujian ini memastikan bahwa masing-masing item pertanyaan dalam kuesioner akan terklasifikasi pada variabel-variabel yang telah ditentukan (construct validity). Uji validitas ini dapat dilakukan dengan menggunakan korelasi antar skor butir pertanyaan dengan total skor konstruk atau variabel. Setelah itu tentukan hipotesis Ho: skor butir pertanyaan berkorelasi positif dengan total skor konstruk dan Ha: skor butir pertanyaan tidak berkorelasi positif dengan total skor konstruk. Setelah menentukan hipotesis Ho: dan Ha, kemudian uji dengan membandingkan r hitung 44
(tabel corrected item-total correlation) dengan r tabel (tabel Product Moment dengan signifikansi 0,05) untuk degree of freedom (df) = n-2. Suatu kuesioner dinyatakan valid apabila r hitung > r tabel (Ghazali, 2005). b. Uji reliabilitas Uji reliabilitas adalah alat untuk menguji konsistensi jawaban responden. Suatu kuesioner dikatakan reliabel jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten dari waktu ke waktu. Pengujian ini menggunakan metode statistik Cronbanch Alpha dengan nilai sebesar 0,6. Apabila Cronbach Alpha dari suatu variabel ≥ 0,6 maka butir pertanyaan didalam instrumen penelitian tersebut adalah reliabel atau dapat diandalakan. Dan sebaliknya jika Croncbach Alpha ≤ 0,6 maka butir pertanyaan tidak reliabel (Ghozali, 2005). 4. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk megetahui apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau paling tidak mendekati normal. Untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Jika data (titik) menyebar di sekitar 45
garis diagonal dan menngikuti arah garis diagonal, maka menunjukkan pola distribusi normal yang mengindikasikan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika data (titik) menyebar menjauh dari garis diagonal, maka tidak menunjukkan pola distribusi normal yang mengindikasikan bahwa model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2005). b. Uji Multikolinearitas Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen, jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabelvariabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas didalam model regresi adalah sebagai berikut apabila nilai tolerance kurang dari 0,10 atau sama dengan nilai Varance Inflation Factor (VIF) lebih dari 10, maka dapat menunjukan adanya multikolonieritas dan begitu pula sebaliknya (Ghozali,2005) c. Uji Heteroskedasitas Uji Heteroskedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi terdapat persamaan atau perbedaan varian yang dapat dilihat dari model t grafik scarterplot. Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: 46
1) Jika ada pola tertentu seperti titik-titik (point-point) yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. 2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan sibawah
angka
0
pada
sumbu
Y,
maka
tidak
terjadi
heteroskedastisitas (Ghozali, 2005). 5. Uji Hipotesis Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis regresi linier berganda yang bertujuan untuk menguji hubungan pengaruh antara variabel dengan variabel lain. Variabel yang dipengaruhi disebut variabel terikat atau dependen, sedangkan variabel yang mempengaruhi disebut variabel bebas atau independen. Model persamaanya dapat dinyatakan sebagai berikut: Y= a + b1 X1 + b2 X2 + e Dimana: Y:
Tingkat Materialitas
a:
Konstanta
X1:
Keahlian Audit
X2:
Independensi Auditor Eksternal
bx:
Koefesien Regresi
e:
Error
47
Dalam membuktikan kebenaran uji hipotesis yang diajukan, digunakan uji statistik terhadap output yang dihasilkan dari persamaan regresi, uji statistik ini meliputi: a. Koefisien Determinasi Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur seberapa jauh model variabel independen menjelaskan variansi variabel dependen. Dalam pengujian hipotesis pertama koefesien determinasi dilihat dari nilai R square (R2) untuk mengetahui seberapa jauh variabel independen
yaitu keahlian audit dan independensi auditor
eksternal mempengaruhi tingkat materialitas dalam audit laporan keuangan. Bila R2 mempunyai interval 0 samapi 1. Jika nilai R2 bernilai besar (mendekati 1) berarti variabel independen dapat memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen. Sedangkan jika R2 bernilai kecil maka berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas (Ghozali, 2005). Dalam pengujian hipotesis kedua koefesien determinasi dilihat dari besarnya nilai Adjusted R square. Kelemahan mendasar penggunaan R2 adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel independen maka R2 pasti meningkat tidak peduli apakah variabeltersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Tidak seperti R2, nilai Adjusted R square dapat naik atau turun apabila satu variabel 48
independen ditambahkan
ke dalam model (Ghozali, 2005). Oleh
karena itu, digunakanlah Adjusted R square pada saat model regresi linier berganda. b. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) Uji t dilakukan untuk mengetahui besarnya pengaruh masingmasing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen. Hasil uji t ini pada output SPSS dapat dilihat pada tabel Coefficientsa. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen, dilakukan dengan membandingkan p-value pada kolom Sig. Masing-masing variabel independen dengan tingkat signifikan yang digunakan 0,05. Jika p-value lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak. Sebaliknya jika p-value lebih besar dari 0,05 maka Ha ditolak dan Ho diterima (Nugroho, 2005). c. Uji Signifikansi Simultan (uji statistik f) Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel independen secara simultan (bersama-sama) terhadap variabel dependen. Hasil uji F pada output SPSS dapat dilihat pada tabel ANOVA. Untuk mengetahui variabel-variabel independen secara simultan mempengaruhi variabel dependen, dilakukan dengan membandingkan 49
p-value pada kolom Sig. Dengan tingkat signifikasi yang digunakan sebesar 0,05. Jika p-value lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak, sebaliknya jika p-value lebih besar dari 0,05 maka Ha ditolak dan Ho diterima (Nugroho, 2005).
E. Definisi Variabel Penelitian Menurut Sugiono (2005) variabel penelitian adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi, kemudian ditarik kesimpulannya. Operasional variabel penelitian adalah sebuah konsep yang mempunyai penjabaran dari variabel yang ditetapkan dalam suatu penelitian dan dimaksudkan untuk memastikan agar variabel yang diteliti secara jelas dapat ditetapkan indikatornya. Variabel penelitian tersebut dikemukakan sebagai berikut: 1. Variabel Dependen (Terikat) Variabel dependen diwakili oleh Tingkat Materialitas. Dimana tingkat materialitas
ini
peneliti
lebih
mengedepankan
wawasan
auditor.
Pengukuran tingkat materialitas dilakukan dengan memberikan tujuh pertanyaan yang disajikan dalam kuesioner yang didapat dari Putri (2010). Pengukuran variabel dependen menggunakan skala Likert dengan skala 1 (sangat tidak setuju) sampai dengan 5 (sangat setuju).
50
2. Variabel Independen (bebas) a. Keahlian Audit Keahlian seorang auditor dapat diukur dari lamanya auditor itu bekerja, tingkat pendidikan, sering melakukan program latihan, memiliki pengetahuan dan cakap dalam bidangnya. Pengukuran keahlian dilakukan dengan memberikan enam pertanyaan lewat kuesioner yang didapat dari Megasari (2008) dengan menggunakan skala likert, yaitu skala 1 (sangat tidak setuju) sampai dengan skala 5 (sangant setuju). b. Independensi Auditor Eksternal Independensi auditor eksternal dapat diukur dari seberapa dekat hubungan auditor dengan kliennya, apakah terdapat bisnis, besarnya audit fee dan jas non audit yang diberikan oleh Kantor Akuntan Publik kepada kliennya. Variabel independen diukur dengan memberikan sebelas pertanyaan mengenai independensi melaui kuesioner yang didapat dari Murtanto (1998), dengan menggunakan skala likert, yaitu terdiri dari skala 1 (sangat tidak setuju) sampai dengan skala 5 (sangat setuju). Pengaruh keahlian audit terhadap independensi auditor ekstrnal dapat dijabarkan dengan indikator pada tabel:
51
Tabel 3.1 Opersionalisasi Variabel Penelitian Variabel
Sub Variabel
Indikator
No
Skala
Pernyataan Keahlian Audit
1.Komponen Pengetahuan.
(X1)
a.Komponen
1
Ordinal
penting dalam pengetahuan.
Murtanto
b.Prosedur-prosedur 2
(1998)
dalam pengetahuan. c.Pengalaman
3
dalam menghimpun dan memberikan kemampuan bagi pengetahuan.
2.Ciri-ciri Psikologi.
a.Kemampuan
4
Ordinal
berkomunikasi. b.Kreativitas.
5
c.Kemampuan
6
bekerja sama dengan orang lain.
52
Independensi
1.Independensi
a.Bebas dari
(X2)
dalam program
intervensi
Mautz dan
audit.
manajerial. b.Bebas dari
Sharaf (1993)
7
Ordinal
8
intervensi dalam program audit. c.Bebas
9
Persyaratan. 2.Independensi dalam verifikasi.
a.Bebas mengakses
10
Ordinal
data. b.Dapat bekerja
11
sama. c.Bebas dari
12
pengaruh manajerial. d.Bebas dari
13
kepentingan pribadi. 3.Independensi dalam pelaporan.
a.Bebas dari
14
Ordinal
keinginan pribadi. b.Bebas dari
15
tekanan. c.Menghindari kata
16 53
yang Menyesatkan. d.Bebas
17
menggunakan judgement. Tingkat Materialitas
1.Tingkat materialitas
a.Materialitas
Ordinal
merupakan konsep
(Y)
vital dalam
Putri
mengaudit.
(2010)
18
b.Materialitas
19
merupakan pendapat subyektif masing-masing auditor. c.Materialitas
20
Ordinal
pertimbangan utama menentukan kewajaran laporan keuangan. d.Penggunaan dasar
21
pengetahuan dan kecakapan dalam pelaksanaan audit. 54
e.Ketepatan
22
materialitas ditentukan oleh kemampuan auditor dalam membuat keputusan tanpa tekanan dari pihak lain. f.Ketepatan
23
materialitas ditentukan oleh komitmen auditor. g.Ketepatan
24
materialitas ditentukan oleh kesadaran auditor tentang peran profesi audit.
55
Adapun pengukuran variabel yang digunakan adalah skala Likert, yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sifat, pendapat, kondisi dan persepsi tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2005). Perangkat utama untuk mendapatkan data primer dari responden dan kuesioner. Dengan skala Likert memungkinkan responden menjawab dalam berbagai tingkat pada setiap butir pertanyaan. Dalam skala penilaian terlihat keragaman penilaian yang berkisar antara 1 sampai dengan 5. Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut: Tabel 3.2 Pengukuran Terhadap Keahlian Audit BOBOT
KRITERIA
5
Sangat Setuju (SS)
4
Setuju (S)
3
Netral (N)
2
Tidak Setuju (SS)
1
Sangat Tidak Setuju (STS)
56
Tabel 3.3 Pengukuran Terhadap Independensi Auditor Eksternal BOBOT
KRITERIA
5
Sangat Setuju (SS)
4
Setuju (S)
3
Netral (N)
2
Tidak Setuju (SS)
1
Sangat Tidak Setuju (STS)
Tabel 3.4 Pengukuran Terhadap Tingkat Materialitas dalam Audit Laporan keuangan BOBOT
KRITERIA
5
Sangat Setuju (SS)
4
Setuju (S)
3
Netral (N)
2
Tidak Setuju (SS)
1
Sangat Tidak Setuju (STS)
57
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Responden Objek penelitian ini adalah Kantor Akuntan Publik (KAP) yang terdapat di wilayah Jakarta dan yang menjadi subjek penelitian adalah akuntan publik. Pada dasarnya penulis menganalisis faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kualitas audit di KAP tersebut. Penyebaran kuesioner dimulai dari awal bulan Agustus 2010 dan pengumpulannya sampai dengan pertengahan bulan Agustus 2010, dalam penyebaran kuesioner peneliti mendatangi langsung Kantor Akuntan Publik. Jumlah kuesioner yang disebarkan adalah sebanyak 60 eksemplar, dengan jumlah pengembalian sebanyak 50 eksemplar, jadi respons rate pada penelitian ini adalah 83,33% dan sisanya 16,67% atau sekitar 10 eksemplar. Dari 50 eksemplar kuesioner yang dikembalikan semua kuesioner dapat diolah untuk penelitian. Pengiriman dan pengembalian kuesioner ditampilkan dalam tabel 4.1 berikut ini: Tabel 4.1 Total Pengiriman dan Pengembalian Kuesioner Keterangan Jumlah kuesioner yang dikirim Jumlah kuesioner yang tidak kembali Jumlah kuesioner yang kembali Jumlah kuesiner yang tidak dapat digunakan Jumlah kuesioner yang dapat digunakan Sumber: Data yang Diolah 2010
Frekuensi Presentase 60 10 50 0 50
100% 16,67% 83,33% 0 83,33%
58
Responden dari penelitian ini, dapat dibedakan berdasarkan ciri-ciri karakteristiknya. Gambaran mengenai karakteristik dari setiap responden yang ada di ukur berdasarkan nama KAP, usia, pendidikan terakhir, jenis kelamin, jabatan dan lamanya menduduki jabatan di KAP yang terdapat di Jakarta. Nama-nama Kantor Akuntan Publik yang dijadikan tempat penelitian dapat dilihat pada tabel 4.2 Tabel 4.2 Data Distribusi Sampel Penelitian No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Nama KAP
Wilayah
Sofwan & Rekan Jakarta Selatan Rachin,Ichwan & Jakarta Pusat Rekan Hasnil & Rekan Jakarta Selatan Abdul Jakarta Hamid,Khairunnas & Rekan Syarif Basyir & Jakarta Timur Rekan Riza Wahono & Jakarta Barat Rekan Sumber: Data yang Diolah 2010
Kuesioner dikirim 10 10
Kursioner dikembalikan 10 10
10 10
10 10
10
10
10
0
B. Karakteristik Responden Subjek penelitian ini adalah akuntan publik yang bekerja di KAP yang terdapat di Jakarta. Demografi responden dalam penelitian ini disajikan secara lengkap dalam tabel 4.3
59
Tabel 4.3 Demografi Responden Deskripsi
Jumlah
Presentase
Jumlah Kuesioner
50
100%
19-30 tahun 31-40 tahun >40 tahun
35 15 0
70% 30% 0
Pria Wanita D3 S1 S2 S3 Junior Auditor Senior Aditor Supervisor Manajer
21 29 0 40 10 0 37 8 5 0
42% 58% 0% 80% 20% 0 74% 16% 10% 0
< 3 tahun 3-5 tahun > 5 tahun
30 10 10
60% 20% 20%
Usia
Jenis Kelamin
Pendidikan Terakhir
Jabatan Lama Jabatan
Sumber: Hasil Kuesioner Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa usia responden yang paling banyak adalah antara 19-30 tahun sebanyak 35 orang (70%), kemudian yang berumur 31-40 tahun sebanyak 15 orang (30%). Hal ini disebabkan karena menurut peneliti usia yang paling muda biasanya diperintahkan untuk melakukan hal-hal non teknis sepeti mengisi kuesioner ini oleh karyawan yang usianya jauh diatas mereka, karena mungkin sebagian dari mereka yang usianya lebih tua menganggap bahwa hal tersebut dapat menggangu pekerjaan.
60
Jumlah responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat bahwa responden pria yaitu sebanyak 21 (42%), sedangkan responden wanita sebanyak 29 orang (58%). Artinya, sebagian besar responden yang mengisi kuesioner adalah wanita. Responden berdasarkan jenjang pendidikan terakhir yaitu tidak ada satu pun responden yang memiliki pendidikan D3, responden yang memilki pendidikan teakhir S1 sebanyak 40 (80%), responden yang memiliki pendidikan terakhir S2 sebanyak 10 orang (20%), dan tidak ada satu pun responden yang memiliki pendidikan terakhir S3. Menurut peneliti hal ini disebabkan karena untuk menjadi seorang akuntan publik biasanya Kantor Akuntan Publik memberikan persyaratan minimal lulus S1, sehingga yang melamar sebagai auditor kebanyakan adalah sarjana. Jumlah responden berdasarkan jabatan dapat dilihat pada tabel bahwa responden yang memiliki jabatan sebagai auditor junior sebanyak 37 orang (74%), responden yang memilki jabatan sebagai supervisor sebanyak 5 orang (10%). Sedangkan responden yang memiliki jabatan sebagai senior auditor sebanyak 8 orang (16%), hal ini karena menurut peneliti responden yang menjabat sebagai senior auditor lebih matang dalam melakukan sesuatu dan pengalaman yang mereka miliki sudah cukup banyak sehingga untuk melakukan hal-hal non teknis seperti mengisi kuesioner ini mereka lebih paham dan mengerti.
61
C. Hasil Uji Kualitas Data 1. Hasil Uji Reliabilitas Uji reliabilitas ini dilakukan untuk menguji konsistensi jawaban dari responden melalui pertanyaan yang diberikan. Hasil dari pengujian reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah instrumen penelitian yang dipakai dapat digunakan berkali-kali pada waktu yang berbeda. Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dapat dikatakan reliable atau handal jika jawaban responden terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Dalam pengujian reliabilitas ini, peneliti menggunakan metode statistik Cronbach Alpha dengan signifikansi yang digunakan sebesar 0,60 dimana jika nilai Cronbach Alpha dari suatu variabel lebih besar dari 0,60 maka butir pertanyaan yang diajukan dalam pengukuran instrument tersebut memiliki reliabilitas yang memadai. Sebaliknya, jika nilai Cronbach Alpha dari suatu variabel lebih kecil dari 0,60 maka butir pertanyaan tersebut tidak reliable. (Ghozali, 2005). Tabel 4.4 Hasil Uji Reliabilitas Variabel
Jumlah Butir Pertanyaan 6 11
Cronbach Alpha
7
0,820
Keahlian Audit Independensi Auditor Eksternal Tingkat Materialitas Sumber: Data yang Diolah, 2010
0,801 0,844
62
Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa instrumen untuk setiap variabel penelitian adalah reliabel, karena α hitung > 0,60. Pada variabel keahlian audit memiliki α hitung 0,801 > 0,60. Variabel independensi auditor eksternal tugas memiliki α hitung 0,844 > 0,60. Dan variabel tingkat materialitas memilki α hitung 0,820 > 0,60. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa instrument penelitian ini akan menghasilkan data yang sama walaupun digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama. 2. Hasil Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengetahui apakah item-item yang ada di dalam kuesioner mampu mengukur peubah yang didapatkan dalam penelitian ini (Ghozali, 2005). Maksudnya untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner dilihat jika pertanyaan dalam kuesioner tersebut mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas ini dapat dilakukan dengan menggunakan korelasi antar skor butir pertanyaan Setelah itu tentukan hipotesis H0: dengan total skor konstruk atau variabel. skor butir pertanyaan berkorelasi positif dengan total skor konstruk dan Ha: skor butir pertanyaan tidak berkorelasi positif dengan total skor konstruk. Setelah menentukan hipotesis H0 dan Ha, kemudian uji dengan membandingkan r hitung (tabel corrected item-total correlation) dengan r tabel (tabel Product Moment dengan signifikansi 0,05) untuk degree of freedom (df) = n-2, dimana “n” adalah jumlah sampel penelitian sebanyak 50 responden sehingga diperoleh nilai (df) = 63
50-2 atau nilai df dari 48 adalah 0,235. Suatu kuesioner dinyatakan valid apabila r hitung > r tabel (Ghozali, 2005). Hasil pengujian validitas ditunjukkan dalam tabel berikut: Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Variabel Keahlian Audit Pertanyaan Variabel Butir 1 Keahlian Audit Butir 2 Keahlian Audit Butir 3 Keahlian Audit Butir 4 Keahlian Audit Butir 5 Keahlian Audit Butir 6 Keahlian Audit Sumber: Data yang Diolah, 2010
r hitung 0,825 0,742 0,609 0,704 0,806 0,549
r tabel 0,235 0,235 0,235 0,235 0,235 0,235
Kesimpulan Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Tabel 4.5 diatas menjelaskan bahwa variabel keahlian audit mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan, karena nilai kolerasi semua item diatas r tabel yaitu > 0,235. Jadi dapat disimpulkan bahwa masing-masing item pertanyaan dapat disertakan dalam penelitian berikutnya. Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Variabel Independensi Auditor Eksternal Pertanyan
Variabel
r hitung
r tabel
Kesimpulan
Butir 1
Independensi Auditor Ekternal Independensi Auditor Ekternal Independensi Auditor Ekternal Independensi Auditor Ekternal Independensi Auditor Ekternal Independensi Auditor Ekternal
0,599
0,235
Valid
0,739
0,235
Valid
0,701
0,235
Valid
0,618
0,235
Valid
0,704
0,235
Valid
0,645
0,235
Valid
Butir 2 Butir 3 Butir 4 Butir 5 Butir 6
64
Lanjutan Tabel 4.6 Butir 7 Independensi Auditor 0,638 0,235 Valid Ekternal Butir 8 Independensi Auditor 0,621 0,235 Valid Ekternal Butir 9 Independensi Auditor 0,719 0,235 Valid Ekternal Butir 10 Independensi Auditor 0,557 0,235 Valid Ekternal Butir 11 Independensi Auditor 0,494 0,235 Valid Ekternal Sumber: Data yang Diolah, 2010 Tabel 4.6 diatas menjelaskan bahwa variabel independensi auditor eksternal mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan, karena nilai kolerasi semua item diatas r tabel yaitu > 0,235. Jadi dapat disimpulkan bahwa masing-masing item pertanyaan dapat disertakan dalam penelitian berikutnya. Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Variabel Tingkat Materialitas Pertanyaan Butir 1
Variabel
Tingkat Materialitas Butir 2 Tingkat Materialitas Butir 3 Tingkat Materialitas Butir 4 Tingkat Materialitas Butir 5 Tingkat Materialitas Butir 6 Tingkat Materialitas Butir 7 Tingkat Materialitas Sumber: Data yang Diolah, 2010
r hitung
r tabel
Kesimpulan
0,516
0,235
Valid
0,642
0,235
Valid
0,849
0,235
Valid
0,769
0,235
Valid
0,443
0,235
Valid
0,741
0,235
Valid
0,823
0,235
Valid
Tabel 4.7 diatas menjelaskan bahwa variabel tingkat materialitas dari semua item pertanyaan tersebut semua item adalah valid, karena nilai 65
kolerasi semua item diatas r tabel yaitu > 0,235. Jadi dapat disimpulkan bahwa masing-masing item pertanyaan dapat disertakan dalam penelitian berikutnya. D. Pengujian Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Data Uji normalitas ini dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau paling tidak mendekati normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Jika data (titik) menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka menunjukkan pola distribusi normal yang mengindikasikan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika data (titik) menyebar menjauh dari diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal maka tidak menunjukkan pola distribusi normal yang mengindikasikan bahwa model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. (Ghozali, 2005).
66
Pada gambar 4.1. menunjukkan adanya persebaran data (titik) pada sumbu diagonal yang mendekati garis diagonal. Berdasarkan pedoman uji normalitas mengatakan bahwa jika persebaran data (titik) mengikuti atau mendekati garis normal maka suatu penelitian dapat dikatakan normal. Pada gambar histogram juga menunjukkan adanya normalitas dalam penelitian ini. Melihat hal tersebut maka dapat disimpulkan penelitian ini memenuhi uji normalitas. Berikut ini adalah hasil dari uji analisis grafik normal P-P Plot: Gambar 4.1 Output Pengujian Normalitas Data
67
Sumber: Data diolah, 2010 Berdasarkan hasil normalitas data dengan menggunakan Normal Pplot dapat dilihat pada gambar 4.1. Pada gambar tersebut menunjukkan bahwa titik-titik data berada disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Maka dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini sudah terdistribusi normal atau sudah memenuhi asumsi normalitas. 2. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Jika variabel independen saling berkolerasi maka, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukan setiap variabel independen dan manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabel 68
independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tabel 4.8 dibawah ini menyajikan hasil multikolinearitas. Tabel 4.8 Uji Multikolinearitas Coefficients(a) Predictor Tollerance VIF Keahlian Audit 0,768 1,302 Independensi 0,768 1,302 Auditor Eksternal Sumber: Data yang Diolah, 2010
Keputusan Tidak Multikolonieritas Tidak Multikolonieritas
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa tidak ada problem multikolonieritas. Pada variabel keahlian audit nilai tollerance 0,768 > 0,10 sedangkan nilai VIF 1,302 < 10. Variabel independensi auditor eksternal memiliki nilai tollerance 0,768 > 0,10 sedangkan nilai VIF 1,302 < 10. Hasil perhitungan nilai tolerance tersebut menunjukan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukan hal yang sama tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antar variabel independen dalam model regresi. 3. Uji Heteroskedasitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi terdapat persamaan atau perbedaan varian yang dapat dilihat dari grafik plot. Deteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara 69
SRESID dan ZPRED, dimana sumbu Y adalah Y telah diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y prediksi - Y sesungguhnya) yang telah distudentized. Jika plot membentuk pola tertentu (bergelombang, melebar, kemudian menyempit) maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika plot tidak membentuk pola tertentu, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y maka mengindikasikan telah terjadi homokedastisitas.
Model
regresi
yang
baik
adalah
plot
yang
mengindikasikan homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. (Ghozali, 2005:105) Gambar 4.2 Output Pengujian Heteroskedasitas
Sumber: Data Diolah, 2010 Berdasarkan gambar 4.2 diatas terlihat bahwa titik menyebar secara acak, serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0. pada sumbu Y.
70
Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedasitas pada model regresi berganda.
E. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linear berganda dengan tingkat signifikansi
=0,05 yang terdiri dari :
pengujian korelasi atau koefisien determinasi, uji F, dan uji t. 1. Hasil Uji Koefesien Determinasi (R2) Uji ini dilakukan untuk mengukur kemampuan variabel-variabel independen, yaitu keahlian audit, dan independensi auditor eksternal dalam menjelaskan variasi variabel dependen, yaitu tingkat materialitas. Hasil uji koefisien determinasi dapat dilihat pada kolom adjusted R square, yang ditampilkan pada tabel berikut: Tabel 4.9 Koefisien Determinasi Model Summary(b) Adjusted Std. Error of the Model R R Square R Square Estimate 1 .641(a) .411 .386 2.29471 a Predictors: (Constant), Keahlian Audit, Independensi Auditor Eksternal b Dependent Variable: Tingkat Materialitas Sumber: Data Diolah, 2010 Pada tabel diatas menunjukkan nilai koefisien adjusted R square adalah sebesar 0,386 atau 38,6%. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel tingkat materialitas (Y) yang dapat dijelaskan oleh variabel keahlian audit (X1), independensi auditor eksternal (X2) adalah sebesar 38,6%. 71
Sedangkan sisanya 61,4% dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak dimasukkan dalam model regresi. Angka koefisien determinasi (R) pada tabel 4.9 sebesar 0,641 menunjukkan bahwa hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen adalah kuat, karena memiliki koefisien kolerasi diatas 0,5. Standar Error of Estimate (SEE) sebesar 2,29471. Makin kecil nilai SEE akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi variabel dependen. 2. Hasil Uji F Pengujian signifikansi simultan (uji F) dilakukan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang digunakan dalam model regresi mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.10 Hasil Uji F ANOVA(b) Mode Sum of l Squares df Mean Square F 1 Regression 173.013 2 86.506 16.428 Residual 247.487 47 5.266 Total 420.500 49 a Predictors: (Constant), Keahlian Audit, Independensi Auditor Eksternal b Dependent Variable: Tingkat Materialitas
Sig. .000(a)
Sumber: Data yang Diolah, 2010 Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 4.10 menunjukkan bahwa dari uji F test nilai F hitung sebesar 16,428 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 atau lebih kecil dari nilai probabilitas (p-value) 72
0,05 (0,000 < 0,05). Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa pengaruh keahlian audit, independensi auditor eksternal secara bersama-sama (simultan) mempunyai pengaruh signifikan terhadap tingkat materialitas (Ha diterima). Keahlian audit secara bersama-sama mempengaruhi tingkat materialitas. Semakin tinggi keahlian seorang auditor maka dapat mempengaruhi auditor dalam menentukan tingkat materialitas suatu laporan keuangan,
karena auditor dengan keahlian yang tinggi akan
mampu meminimalisasi tingkat kesalahan. Dalam SPAP dijelaskan tentang standar audit diantaranya adalah: a. Standar Umum: auditor harus memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang memadai, independepensi dalam sikap mental dan kemahiran profesional dengan cermat dan seksama b. Standar pelaksanaan pekerjaan lapangan: perencanaan dan supervisi audit, pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern, dan bukti audit yang cukup dan kompeten. c. Standar pelaporan: pernyataan apakah laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, pernyataan mengenai ketidak konsistensian penerapan prinsip akuntansi yang berlaku umum, pengungkapan informatif dalam laporan keuangan, dan pernyataan pendapat atas laporan keuangan secara keseluruhan.
73
3. Hasil Uji t Pengujian regresi secara parsial (uji t) berguna untuk menguji pengaruh dari masing-masing variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen dapat dilihat dengan membandingkan nilai probabilitas (p-value) dari masing-masing variabel dengan tingkat signifikansi yang digunakan sebesar 0,05. jika p-value lebih kecil dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa variabel-variabel independen secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Hasil uji regresi secara parsial (uji t) dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.11 Hasil Uji t Coefficients(a) Model
1
(Constant) Keahlian Audit Independensi Auditor Ekternal
Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Std. B Error Beta 10.182 4.187 .743 .144 .660 -.030
.097
-.040
t
Sig.
2.432 5.165
.019 .000
-.310
.758
a Dependent Variable: Tingkat materialitas Sumber: Data yang Diolah, 2010 Hasil pengujian hipotesis dengan uji t pada signifikansi a=5% adalah sebagai indikator berikut:
74
a. Variabel Keahlian Audit (X1) memiliki t hitung 5,165 dan signifikansi 0,000 yang lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian, pengujian menunjukkan bahwa Ha1 diterima atau variabel keahlian audit berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat materilitas. Dalam PSA No. 25 terdapat pedoman dalam mempertimbangkan resiko dan materialitas dalam mengaudit laporan keuangan, salah satunya
yaitu
pertimbangan
auditor
mengenai
materialitas
merupakan pertimbangan professional dan dipengaruhi persepsi auditor atas kebutuhan orang yang memiliki pengetahuan yang memadai dan yang akan meletakkan kepercayaan terhadap laporan keuangan. Maka dalam menetapkan tingkat materialitas dalam laporan keuangan, seorang auditor harus memiliki keahlian dan pengetahuan yang memadai. b. Variabel independensi auditor eksternal (X2) memiliki t hitung ,310 dan nilai signifikansi 0,758 lebih besar dari 0,05. Dengan demikian didapat pengujian menunjukkan bahwa Ha2 ditolak atau variabel independensi auditor eksternal tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat materialitas. Hasil penelitian ini berarti bahwa tingkat materialitas dipengaruhi oleh apa yang dijelaskan dalam Pernyataan Standar Audit (PSA) No.25 bahwa terdapat pedoman dalam mempertimbangkan resiko dan materialitas dalam mengaudit
laporan
keuangan,
yaitu:1.
Resiko
audit
dan
materialitas, bersama dengan hal-hal ini perlu dipertimbangkan 75
dalam menentukan sifat, saat dan luas prosedur audit serta dalam mengevaluasi hasil prosedur tersebut, 2. Laporan keuangan mengandung salah saji material apabila laporan keuangan tersebut mengadung salah saji yang dampaknya secara individual atau keseluruhan, cukup signifikan sehingga dapat mengakibatkan laporan keuangan tidak disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, sesuai sengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Salah saji dapat terjadi sebagai akibat penerapan yang keliru dengan prinsip akuntansi tersebut, penyimpangan fakta, atau dihilangkannya informasi yang diperlukan, 3. Dalam mengambil kesimpulan mengenai dampak suatu salah saji, secara individual atau keseluruhan, auditor umumnya harus mempertimbangkan sifat dan jumlahnya dalam hubungan dengan sifat dan pos laporan keuangan yang sedang diaudit, 4. Pertimbangan auditor mengenai materialitas merupakan pertimbangan profesional dan dipengaruhi persepsi auditor atas dasar pengetahuan yang memadai dan yang akan
meletakkan
kepercayaan
terhadap
laporan
keuangan.
Pertimbangan materialitas yang digunakan auditor dihubungkan dengan perusahaan yang diaudit dan mencakup pertimbangan kuantitatif maupun kualitatif.
76
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1.
Hasil uji regresi linear ditemukan bahwa variabel keahlian audit berpengaruh signifikan terhadap variabel tingkat materialitas, sedangkan independensi auditor eksternal tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel tingkat materialitas.
2.
Hasil uji regresi juga ditemukan bahwa koefisien determinasi antara variabel independen yaitu keahlian audit dan independensi auditor eksternal
mampu
menjelaskan
variabel
dependen
yaitu
tingkat
materialitas. Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak disebutkan dalam model regresi linear berganda.
B. Implikasi Berdasarkan kesimpulan diatas maka implikasi dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Keahlian audit merupakan aspek yang terdapat dalam diri seorang pekerja. Aspek tersebut terdiri dari mutu personal, pengetahuann umum, dan keahlian khusus. Seseorang yang memiliki keahlian tinggi akan menghasilkan kualitas kerja yang baik. Auditor selalu mengoptimalkan 77
keahliannya dalam setiap penugasan yang akan menghasilkan kualitas audit yang baik. 2. Independensi auditor eksternal tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat materialitas, hal ini menunjukkan bahwa tingkat materialitas salah satunya ditentukan oleh pertimbangan auditor. Materialitas merupakan pertimbangan profesional dan dipengaruhi persepsi auditor atas dasar pengetahuan yang memadai dan yang akan meletakkan kepercayaan terhadap laporan keuangan. Pertimbangan materialitas yang digunakan auditor dihubungkan dengan perusahaan yang diaudit yang mencakup pertimbangan kuantitatif dan kualitatif.
C. Saran Berdasarkan
hasil
penelitian
ini
dan
untuk
penelitian-penelitian
selanjutnya, penulis memberi saran antara lain: 1. Penelitian selanjutnya sebaiknya lebih memperbanyak responden dalam penelitian dan memperluas area survey tidak hanya pada satu wilayah saja, sehingga hasil penelitian lebih dapat digeneralisasi 2. Keahlian yang tidak didorong dengan kemauan dan keyakinan seorang pekerja mengenai tanggung jawab atas pekerjaannya tidak dapat dikatakan seorang yang kompeten. Oleh karena itu dibutuhkan kesadaran auditor utuk terus meningkatkan nilai-nilai kompetensi yang dimilki. 3. Pada penelitian selanjutnya bagi peneliti yang akan menguji variabel indepedensi auditor eksternal agar dalam meneliti menggunakan metode 78
sampel purposive sampling atau judgement sampling agar mendapat hasil yang signifikan dan positif. 4. Pada penelitian selanjutnya waktu penelitian untuk responden akuntan publik sebaiknya jangan dilakukan pada kurun waktu bulan Januari-April, karena pada kurun waktu tersebut merupakan waktu sibuk bagi akuntan publik untuk mengaudit sehingga tingkat pengembalian data dari akuntan publik dalam kurun waktu tersebut sangat minim.
79
DAFTAR PUSTAKA Agoes, Sukrisno, ”Auditing (Pemeriksaan Akuntan) Oleh Akuntan Publik Jilid 1”, Edisi 4, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 2004. , Jan Hoesada, “Bunga Rampai Auditing”, Salemba Empat. Jakarta, 2009. Arens, Alvin A dan Loebbecke, James K. “Auditing: An Integrated Approach”, 8th edition: Prentice-Hall, Ney Jersey, 2003. , Randal J. Elder, dan Mark S. Beasley, “Auditing and Assurance Service”, Pearson Education, Inc, 2009. , , dan , “Auditing and Assurance Service an Itegrated Approach”, Edisi 10, Indeks, Jakarta, 2009. Ashton, Howard. “Experience and Eror Frequency Knowledge Potential Determinan of Audit Experting”, The Accounting Review, April, 1991. Boynton, William C. Johnson, R.N., and Walter G. Kell. “Modern Auditing”. 7’th Edition John Wiley & Sons, Inc, Amerika, 2003. . dan Walter G. Kell. “Modern Auditing”, Edisi keenam. New York: John Wiley & Sons, Inc, 2006. Chen, K. C. W, and D. K. Chruch. “Going Concern Opinions and The Market’s Reaction to Rontegty Falings”, The Accounting Review, Vol 71, No. 1, January, 1996. Christiawan, Yulius Jogi. “Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik: Refleksi Hasil Penelitian Empiris”, Semarang, 2002. Ghozali, Imam., “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2005. Gul, Ferdinand, A. “Banker’s perceptions of factors affecting auditor independence accounting, auditing and accountancy journal vol. 2, no. 3”, 1989. Hamid, Abdul. “Panduan Penulisan Skripsi”, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, 2007.
80
Herawaty, Arleen dan Susanto, Yulius Kurnia, “Profesionalisme Pengetahuan Akuntan Publik dalam Mendeteksi Kekeliruan Etika Profesi dan Pertimbangan Tingkat Materialitas”, Jurnal Trisakti School of Management, Grogol, Jakarta, 2008. Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. “Metodelogi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen”, Edisi Pertama; Cetakan Kedua. BPFE UGM, Yogyakart, 2006. Knapp, M. “Audit Conflict an Empirical Study of the Perceived Ability of the Auditor to Resist Management Pressure”, The Accounting Review, april, 1985. Lasmahadi, A. “ Sistem Manajemen SDM Berbasis Kompetensi”. http://www.e-psikologi.com. Mayangsari, Sekar. “Pengaruh Keahlian Audit dan Independensi Terhadap Pendapat Auditor”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, 2003. Mautz, R.K. dan Neary, R.D. “Coorporate Audit Committee- Quo Vadis” the accounting review, Oktober 1993. Megasari, Devi. “Pengaruh Etika, Keahlian Audit, dan Independensi Terhadap Opini Audit”, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri, Jakarta, 2008. Murtanto dan Gudono, “Identifikasi Karakteristik-karakteristik Keahlian Audit: Profesi Akuntan Publik di Indonesia”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol 2:1, Januari, 1999. Nugroho, Bhuono Agung, “Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian dengan SPSS,” ANDI, Yogyakarta, 2005. Putri, Ria Permatasari Pratiwi. “Pengaruh Profesionalisme dan Pengetahuan Auditor Terhadap Pertibangan Tingkat Materialitas dalam Proses Audit”, Skripsi, Fakultas Eonomi dan Ilmu Sosial, UIN, Jakarta, 2010. Sawyer, Lawrence B. “Internal Auditing”, Edisi Kelima, Salemba Empat, Jakarta, 2005. Santoso, Singgih. “SPSS Versi 10.1”, PT Elex Media Komputindo, Erlangga, Jakarta, 2000. Schulz, J.J dan Gustavon, S.D. “Actuaries Perceptions Of Variables Affecting The Independent Auditors Legal Liability”, the accounting review, july, 1987. 81
Shockley, R.A. “Perceptions of Auditor Independency an Empirical Analysis The Acconting Review”, oktober, 1981. Sinaga, Timbul. “Audit Laporan Keuangan dan Proses Manajemen”, Jurnal Akuntansi, Vol 5, No. 2, 2005. Suartana, I Wayan, “Upaya Meningkatkan Kualitas Pertimbangan Audit Melalui Self Review”, Simposium Nasional Akuntansi IX, Makassar, 2007. Suharli, Michell, “Audit Finansial, Audit Manajemen dan Sistem Pengendalian Internal”, Jurnal. Jakarta, 2008. Supriyono , R. A. “Pemeriksaan Akuntansi (auditing): Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Independensi Penampilan Akuntan Publik”. 1988. Sugiono. “ Metode Penelitian Bisnis”, CV Alfabeta, Bandung, 2005. Wahyudi, Hendro dan Mardiyah, Aida Ainul, “Pengaruh Profesonalisme Auditor Terhadap Tingkat Materialitas Dalam Pemeriksaan Laporan Keuangan”. Simposium Akuntansi IX, Padang, 2006. Wulandari, Soliyah. “Anlisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Independensi Auditor Eksternal menurut Persepsi Bankir”, Skripsi UIN, Jakarta, 2008.
82
A. Identitas Responden Untuk keperluan keabsahan data penelitian ini, saya harapkan kepada Bapak/Ibu/Sdra/Sdri untuk mengisi data-data berikut ini: Nama Perusahaan
:
Umur responden
:
Jenis kelamin
: ( ) Pria
( ) Wanita
Pendidikan terakhir
: ( ) D3
( ) S1
Jabatan
:
Lama bekerja
: ( ) < 1 tahun ( ) 6-10 tahun
( ) S2
( ) 1-5 tahun ( ) 11-20 tahun
( ) 21 tahun atau lebih B. Cara Pengisian Kuesioner Pernyataan-pernyataan dibawah ini bertujuan untuk mengetahui pendapat anda tentang pengaruh keahlian audit dan independensi auditor eksternal terhadap tingkat materialitas dalam audit laporan keuangan. Pada setiap pertanyaan telah disediakan bagian lima poin skala disampingnya dengan keterangan sebagai berikut: 1. Sangat Tidak Setuju
(STS)
2. Tidak Setuju
(ST)
3. Netral
(N)
4. Setuju
(S)
5. Sangat Setuju
(SS)
Anda diminta untuk memberikan jawaban yang tersedia di samping pertanyaan sesuai dengan jawaban/keadaan anda dengan cara memberi tanda silang (X).
C. Daftar Pertanyaan Keahlian Audit No
Pertanyaan Semakin sering seorang auditor mengikuti diklat, seminar dan lokakarya dapat
1
meningkatkan pengetahuan dan keahlian seseorang auditor ketika melaksanakan pemeriksaan. Pengetahuan, prosedur dan pengalaman
2
auditor mempengaruhi auditor dalam mengambil keputusan. Keahlian dapat diperoleh seiring bertambahnya pengetahuan, pengalaman
3
dan jam terbang dalam melakukan pemeriksaan. Kemampuan berkomunikasi
4
mempengaruhi auditor dalam mengambil keputusan. Kemampuan kreativitas dalam mengaudit
5
mempengaruhi auditor dalam mengambil keputusan.
STS
TS
N
S
SS
Seorang auditor harus mampu bekerja sama dengan klien sehingga semua kegiatan audit dapat berjalan sesuai dengan 6
ketentuan yang berlaku.
Independensi Auditor Eksternal No
Pertanyaan Penyusunan program audit bebas dari campur tangan untuk menentukan,
7
mengeliminasi atau memodifikasi bagianbagian tertentu yang diperiksa. Penyusunan program audit bebas dari campur tangan atau sikap tidak mau
8
bekerja sama mengenai penerapan prosedur audit. Penyusunan program audit bebas dari usaha-usaha pihak lain terhadap subyek
9
pekerjaan pemeriksaan selain untuk proses pemeriksaan yang disediakan. Dalam melakukan verifikasi, auditor memperoleh kebebasan dalam mengakses
10
semua informasi yang berhubungan dengan audit.
11
Selama melakukan verifikasi, auditor memperoleh dukungan dan kerjasama yang
STS
TS
N
S
SS
baik dengan pihak manajemen klien. Manajemen klien memberikan kebebasan kepada auditor dalam menentukan bahan 12
bukti yang diperlukan obyek yang akan diperiksa. Kegiatan verifikasi auditor harus bebas
13
dari kepentingan pribadi auditor. Auditor harus bebas dari keinginan pribadi
14
maupun pihak lain untuk memodifikasi bahan bukti selama aktivitas audit. Auditor diharuskan terbebas dari tekanan
15
manajemen dalam melakukan audit terhadap laporan keuangan. Auditor harus menghindari penggunaan kata-kata yang menyesatkan baik secara
16
sengaja maupun tidak sengaja dalam melaporkan fakta, opini dan rekomendasi dalam interprestasi auditor. Auditor harus bebas dalam menggunakan
17
judgement mengenai fakta dan opini dalam laporan audit.
Tingkat Materialitas No
Pertanyaan Materialitas merupakan konsep vital
18
dalam pengauditan. Materialitas merupakan pendapat subyektif
19
masing-masing auditor. Materialitas merupakan pertimbangan
20
utama menentukan kewajaran laporan keuangan. Penggunaan dasar pengetahuan dan
21
kecakapan dalam pelaksanaan audit. Ketepatan materialitas ditentukan oleh
22
kemampuan auditor dalam membuat keputusan tanpa tekanan dari pihak lain. Ketepatan materialitas ditentukan oleh
23
komitmen auditor. Ketepatan materialitas ditentukan oleh
24
kesadaran auditor tentang peran profesi audit.
STS
TS
N
S
SS
KUESIONER PENGARUH KEAHLIAN AUDIT DAN INDEPENDENSI AUDITOR EKSTERNAL TERHADAP TINGKAT MATERIALITAS DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik yang Terdapat di Jakarta)
Diajukan Oleh:
Nama
: Muhamad Rosul
NIM
: 205082000230
Konsentrasi
: Akuntansi/Audit
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010
Hal
: Permohonan Pengisian Kuesioner
Kepada Yth, Bapak/Ibu/Sdra/Sdri Di Tempat
Dengan hormat, Sehubungan dengan tugas akhir yang sedang saya tempuh, maka bersama ini saya: Nama
: Muhamad Rosul
NIM
: 205082000230
Jurusan
: Akuntansi/Audit
Fakultas
: Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Bermaksud menyampaikan kuesioner penelitian yang berkaitan dengan topik yang sedang saya teliti, yaitu “Pengaruh Keahlian Audit dan Independensi Auditor Eksternal Terhadap Tingkat Materialitas dalam Audit Laporan Keuangan”. Sehubungan
dengan
hal
tersebut,
maka
saya
meminta
kesediaan
Bapak/Ibu/Saudara/i untuk mengisi kuesioner tersebut dengan objektif. Semua informasi yang diberikan hanya digunakan untuk kepentingan akademik. Atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i, saya ucapkan terima kasih.
Mengetahui, Pembimbing I
(Prof.Dr.Ahmad Rodoni)
Hormat Saya, Pembimbing II
(Yessi Fitri,SE.,M.Si.,Ak.,)
Peneliti
(Muhamad Rosul)
a. Realibilitas Instrumen Keahlian Auditor
Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N % 50 100 Cases Valid 0 0 Excludeda 50 100 Total a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items 0.801 0.807
KA1 KA2 KA3 KA4 KA5 KA6
Mean 4.22 4.2 4.3 4.06 4.04 4.1
N of Items
6
Item Statistics Std. Deviation 0.86402 0.49487 0.50508 0.65184 0.60474 0.46291
N 50 50 50 50 50 50
KA1 KA1 KA2 KA3 KA4 KA5 KA6
1 0.515 0.454 0.483 0.608 0.25
Inter-Item Correlation Matrix KA2 KA3 KA4 0.515 0.454 0.483 1 0.572 0.468 0.572 1 0.068 0.468 0.068 1 0.382 0.294 0.719 0.356 0.393 0.25
Item-Total Statistics Scale Mean if Scale Variance if Item Deleted Item Deleted KA1 KA2 KA3 KA4 KA5 KA6
20.7 20.72 20.62 20.86 20.88 20.82
3.806 5.104 5.424 4.735 4.598 5.661
Corrected Item-Total Correlation 0.657 0.635 0.463 0.567 0.696 0.406
KA5 0.608 0.382 0.294 0.719 1 0.35
Squared Multiple Correlation 0.494 0.551 0.524 0.654 0.652 0.234
Mean 24.92
Scale Statistics Variance Std. Deviation 6.769 2.60173
N of Items
b. Realibilitas Instrumen Indenpedensi Auditor Eksternal
Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N % 50 100 Cases Valid 0 0 Excludeda 50 100 Total a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Cronbach' N of Items Alpha s Alpha Based on Standardiz ed Items 0.844 0.857 11
6
Item Statistics Mean
IAE7 IAE8 IAE9 IAE10 IAE11 IAE12 IAE13 IAE14 IAE15 IAE16 IAE17
IAE7 IAE8 IAE9 IAE10 IAE11 IAE12 IAE13 IAE14 IAE15 IAE16 IAE17
Std. Deviati on 0.61809 0.43519 0.5349 0.58029 0.46991 0.37307 0.51942 0.7709 0.60744 0.53031 0.60474
4.16 4.12 4.14 4.1 4.06 4.06 4.34 4.24 4.28 4.38 4.04
IAE7 1 0.61 0.486 0.011 0.458 0.4 0.081 0.432 0.367 -0.065 0.365
IAE8 0.61 1 0.628 0.356 0.363 0.583 0.448 0.338 0.334 0.241 0.447
IAE9 0.486 0.628 1 0.546 0.534 0.366 0.339 0.263 0.379 0.168 0.298
N
50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
IAE10 0.011 0.356 0.546 1 0.501 0.443 0.427 0.219 0.382 0.471 0.105
Inter-Item Correlation Matrix IAE11 IAE12 IAE13 0.458 0.4 0.081 0.363 0.583 0.448 0.534 0.366 0.339 0.501 0.443 0.427 1 0.445 0.249 0.445 1 0.314 0.249 0.314 1 0.354 0.233 0.251 0.44 0.195 0.468 0.152 0.398 0.707 0.494 0.441 0.281
IAE14 0.432 0.338 0.263 0.219 0.354 0.233 0.251 1 0.594 0.272 0.067
IAE15 0.367 0.334 0.379 0.382 0.44 0.195 0.468 0.594 1 0.613 0.08
IAE16 -0.065 0.241 0.168 0.471 0.152 0.398 0.707 0.272 0.613 1 0.015
IAE17 0.365 0.447 0.298 0.105 0.494 0.441 0.281 0.067 0.08 0.015 1
Item-Total Statistics Scale Mean if Scale Item Deleted Variance if Item Deleted 41.76 41.8 41.78 41.82 41.86 41.86 41.58 41.68 41.64 41.54 41.88
IAE7 IAE8 IAE9 IAE10 IAE11 IAE12 IAE13 IAE14 IAE15 IAE16 IAE17
Mean 45.92
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
0.48 0.681 0.619 0.51 0.634 0.582 0.547 0.472 0.628 0.45 0.361
0.705 0.702 0.618 0.652 0.651 0.678 0.665 0.437 0.745 0.808 0.505
0.835 0.821 0.823 0.832 0.823 0.83 0.829 0.84 0.821 0.836 0.845
12.268 12.449 12.134 12.314 12.409 13.021 12.453 11.651 11.745 12.743 12.802 Scale Statistics Variance Std. Deviation 14.728 3.83773
N of Items 11
c. Realibilitas Instrumen Tingkat Materialitas
Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N % 50 100 Cases Valid 0 0 Excludeda 50 100 Total a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items 0.82 0.813
TM18 TM19 TM20 TM21 TM22 TM23 TM24
Mean 4.02 3.76 3.92 4 4.1 3.74 3.76
Item Statistics Std. Deviation 0.42809 0.62466 0.72393 0.53452 0.4165 0.75078 0.65652
N of Items 7
N 50 50 50 50 50 50 50
TM18 TM19 TM20 TM21 TM22 TM23 TM24
TM18 1 0.247 0.335 0.268 0.217 0.27 0.38
TM19 0.247 1 0.453 0.428 0.094 0.343 0.454
TM20 0.335 0.453 1 0.738 0.365 0.449 0.689
Inter-Item Correlation Matrix TM21 TM22 0.268 0.217 0.428 0.094 0.738 0.365 1 0.275 0.275 1 0.509 0.215 0.465 0.239
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Scale Variance if Deleted Item Deleted TM18 TM19 TM20 TM21 TM22 TM23 TM24
Mean 27.3
23.28 23.54 23.38 23.3 23.2 23.56 23.54
7.471 6.621 5.506 6.459 7.673 5.884 5.845
Corrected Item-Total Correlation 0.396 0.489 0.751 0.676 0.318 0.586 0.726
Scale Statistics Variance Std. Deviation 8.582 2.92944
Squared Multiple Correlation 0.173 0.277 0.73 0.625 0.159 0.476 0.648
N of Items 7
TM23 0.27 0.343 0.449 0.509 0.215 1 0.616
Cronbach's Alpha if Item Deleted 0.82 0.808 0.758 0.779 0.828 0.795 0.765
TM24 0.38 0.454 0.689 0.465 0.239 0.616 1
d. Validitas Instrumen Keahlian Auditor
KA1
KA2
KA3
KA4
KA5
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N KA6 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N TOTALKA Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
KA1 1 50 .515** 0 50 .454** 0.001 50 .483** 0 50 .608** 0 50 0.25 0.08 50 .825** 0 50
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations KA2 KA3 .515** .454** 0 0.001 50 50 1 .572** 0 50 50 .572** 1 0 50 50 .468** 0.068 0.001 0.638 50 50 .382** .294* 0.006 0.038 50 50 .356* .393** 0.011 0.005 50 50 .742** .609** 0 0 50 50
KA4 .483** 0 50 .468** 0.001 50 0.068 0.638 50 1 50 .719** 0 50 0.25 0.08 50 .725** 0 50
KA5 .608** 0 50 .382** 0.006 50 .294* 0.038 50 .719** 0 50 1 50 .350* 0.013 50 .806** 0 50
KA6 0.25 0.08 50 .356* 0.011 50 .393** 0.005 50 0.25 0.08 50 .350* 0.013 50 1 50 .549** 0 50
TOTALKA .825** 0 50 .742** 0 50 .609** 0 50 .725** 0 50 .806** 0 50 .549** 0 50 1 50
e. Validitas Instrumen Indenpedensi Auditor Eksternal
Correlations
IAE7
IAE8
IAE9
IAE10
IAE11
IAE12
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
IAE7
IAE8
IAE9
IAE10
IAE11
IAE12
IAE13
IAE14
IAE15
IAE16
1
.610**
.486**
0.011
.458**
.400**
0.081
.432**
.367**
-0.065
50
0 50
0 50
0.937 50
0.001 50
0.004 50
0.574 50
0.002 50
0.009 50
0.655 50
.610**
1
.628**
.356*
.363**
.583**
.448**
.338*
.334*
0.241
0 50
50
0 50
0.011 50
0.01 50
0 50
0.001 50
0.016 50
0.018 50
0.092 50
.486**
.628**
1
.546**
.534**
.366**
.339*
0.263
.379**
0.168
0 50
0 50
50
0 50
0 50
0.009 50
0.016 50
0.065 50
0.007 50
0.243 50
0.011
.356*
.546**
1
.501**
.443**
.427**
0.219
.382**
.471**
0.937 50
0.011 50
0 50
50
0 50
0.001 50
0.002 50
0.127 50
0.006 50
0.001 50
.458**
.363**
.534**
.501**
1
.445**
0.249
.354*
.440**
0.152
0.001 50
0.01 50
0 50
0 50
50
0.001 50
0.081 50
0.012 50
0.001 50
0.291 50
.400**
.583**
.366**
.443**
.445**
1
.314*
0.233
0.195
.398**
0.004 50
0 50
0.009 50
0.001 50
0.001 50
50
0.026 50
0.104 50
0.176 50
0.004 50
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
1
0.251
.468**
.707**
0.026 50
50
0.079 50
0.001 50
0 50
.354*
0.233
0.251
1
.594**
0.272
0.127 50
0.012 50
0.104 50
0.079 50
50
0 50
0.056 50
.379**
.382**
.440**
0.195
.468**
.594**
1
.613**
0.018 0.007 Sig. (2-tailed) 50 50 N Pearson -0.065 0.241 0.168 IAE16 Correlation 0.655 0.092 0.243 Sig. (2-tailed) 50 50 50 N Pearson .365* .447** .298* IAE17 Correlation * 0.009 0.001 0.036 Sig. (2-tailed) 50 50 50 N TOTAL Pearson .599* .739** .701** IAE Correlation * 0 0 0 Sig. (2-tailed) 50 50 50 N **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
0.006 50
0.001 50
0.176 50
0.001 50
0 50
50
0 50
.471**
0.152
.398**
.707**
0.272
.613**
1
0.001 50
0.291 50
0.004 50
0 50
0.056 50
0 50
50
0.105
.494**
.441**
.281*
0.067
0.08
0.015
0.469 50
0 50
0.001 50
0.048 50
0.646 50
0.581 50
0.916 50
.618**
.704**
.645**
.638**
.621**
.719**
.557**
0 50
0 50
0 50
0 50
0 50
0 50
0 50
IAE13
IAE14
IAE15
0.081
.448**
.339*
.427**
0.249
.314*
0.574 50 .432* * 0.002 50 .367* * 0.009 50
0.001 50
0.016 50
0.002 50
0.081 50
.338*
0.263
0.219
0.016 50
0.065 50
.334*
f. Validitas Instrumen Tingkat Materialitas
TM18
TM19
TM20
TM21
TM22
TM23
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
TM18
TM19
Correlations TM20 TM21
1
0.247
.335*
0.268
0.217
0.27
.380**
.516**
50
0.083 50
0.018 50
0.06 50
0.129 50
0.057 50
0.006 50
0 50
0.247
1
.453**
.428**
0.094
.343*
.454**
.642**
0.083 50
50
0.001 50
0.002 50
0.516 50
0.015 50
0.001 50
0 50
.335*
.453**
1
.738**
.365**
.449**
.689**
.849**
0.018 50
0.001 50
50
0 50
0.009 50
0.001 50
0 50
0 50
0.268
.428**
.738**
1
0.275
.509**
.465**
.769**
0.06 50
0.002 50
0 50
50
0.053 50
0 50
0.001 50
0 50
0.217
0.094
.365**
0.275
1
0.215
0.239
.443**
0.129 50
0.516 50
0.009 50
0.053 50
50
0.133 50
0.095 50
0.001 50
0.27
.343*
.449**
.509**
0.215
1
.616**
.741**
0.057 50
0.015 50
0.001 50
0 50
0.133 50
50
0 50
0 50
TM22
TM23
TM24
TOTALTM
Pearson .380** .454** TM24 Correlation 0.006 0.001 Sig. (2-tailed) 50 50 N Pearson .516** .642** TOTALTM Correlation 0 0 Sig. (2-tailed) 50 50 N *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
.689**
.465**
0.239
.616**
1
.823**
0 50
0.001 50
0.095 50
0 50
50
0 50
.849**
.769**
.443**
.741**
.823**
1
0 50
0 50
0.001 50
0 50
0 50
50
g. Analisis Regresi Linear Variables Entered/Removed
Model 1
Variables Entered TOTALIAE, TOTALKAa
Variables Removed
Method
.
Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: TOTALTM
Model 1 a. Predictors: (Constant), TOTALIAE, TOTALKA
R .641a
Model Summary R Square 0,411
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
0,386
2,29471
Model 1
ANOVAb Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
173,013 247,487 420,500
2 47 49
86,506 5,266
16,428
.000a
t
Sig.
Regression Residual Total
a. Predictors: (Constant), TOTALIAE, TOTALKA b. Dependent Variable: TOTALTM
Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model B
1
a. Dependent Variable: TOTALTM
(Constant) TOTALKA TOTALIAE
10,182 0,743 -0,030
Std. Error 4,187 0,144 0,097
Standardized Coefficients Beta 0,660 -0,040
2,432 5,165 -0,310
0,019 0,000 0,758